bab ii kajian teoritik a. kemampuan pemahaman konseprepository.ump.ac.id/740/3/febriyanti bab...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Kemampuan Pemahaman Konsep
1. Pengertian Pemahaman Konsep
Pemahaman dapat diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi
yang dipelajari. Menurut Van de Walle (Yohana et all,2012) berpendapat
bahwa pemahaman dapat didefinisikan sebagai ukuran kualitas dan
kuantitas hubungan suatu pengetahuan yang sudah ada, maksudnya
semakin mengerti hubungan pengetahuan yang lama dengan yang baru
maka semakin baik pula pemahamannya. Menurut Schunk (2012) konsep
dapat dilabeli serangkaian objek, simbol, atau kejadian yang memiliki
karakteristik sama, atau sifat-sifat yang penting sehingga orang-orang
mampu mengenali contoh-contoh dan bukan contoh. Menurut Eggen &
Kauchak (2009) konsep adalah gagasan yang merunjuk pada sebuah
kelompok atau katagori di mana anggota-anggotanya memiliki
karakteristik yang umum. Kurniawan (Yohana et all, 2012) berpandangan
bahwa pemahaman konsep merupakan suatu kemampuan untuk
membedakan sejumlah konsep yang terpisah dan mampu mengkaitkannya
serta dapat melakukan perhitungan permasalahan yang lebih luas. Menurut
Kilpatrick (Afrilianto,2012) pemahaman konsep adalah kemampuan dalam
memahami konsep, operasi dan relasi dalam matematika. Jadi pemahaman
konsep adalah kemampuan menyampaikan kembali pengetahuan yang
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
7
telah diperolehnya baik secara lisan maupun tulisan serta dapat
membedakan, mengoperasikan, merelasikan dan mengaplikasikannya.
2. Indikator Pemahaman Konsep
Menurut Kilpatrick (Afrillianto,2012) pemahaman konsep
(conceptual understanding) adalah kemampuan dalam memahami konsep,
operasi dan relasi dalam matematika. Adapun indikator pemahaman
konsep matematis siswa menurut Kilpatrick adalah sebagai berikut; (a)
menyatakan ulang secara verbal konsep yang telah dipelajari, (b)
mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya
persyaratan untuk membentuk konsep tersebut, (c) menerapkan konsep
secara algoritma, (d) menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk
representasi matematika, (e) mengaitkan berbagai konsep.
Menurut Depdiknas (Yohanna et all,2012) terdapat beberapa
indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain adalah; (a)
menyatakan ulang sebuah konsep, (b) mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, (c) memberi contoh dan bukan
contoh dari konsep, (d) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis, (e) mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup
suatu proses, (f) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau
operasi tertentu, (g) mengaplikasikan konsep dan algoritma pemecahan
masalah.
Berdasarkan penjabaran dari Kilpatrick dan Depdiknas, peneliti
menggunakan indikator pemahaman konsep antara lain :
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
8
a) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari
b) Menyajikan suatu konsep dengan berbagai bentuk representasi
matematika
c) Mengaplikasikan konsep secara algoritma
d) Menerapkan konsep secara logis
e) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi
tertentu
f) Mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun di luar
matematika
Peneliti memilih indikator tersebut karena disesuaikan dengan materi yang
akan diajarkan yaitu program linier. Program linier tersebut membahas
mengenai pertidaksamaan linier dua variabel, sistem pertidaksamaan linier
dua variabel, titik optimum, menuliskan soal ke dalam model matematika
dan cara penyelesaiannya.
B. Discovery Learning (Penemuan Terbimbing)
1. Pengertian Discovery Learning
Menurut Gulo (Trianto,2009) discovery adalah suatu rangkaian
kegiatan belajar yang mendorong siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga dapat merumuskan sendiri
penemuannya sendiri. Menurut Sund (Roestiyah, 2012) discovery adalah
proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau
prinsip. Proses mental tersebut antara lain ialah: mngamati, mencerna,
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
9
mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, dan membuat kesimpulan.
Menurut Dr.J.Richard (Roestiyah, 2012) Discovery adalah suatu
cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental
melalui belajar sendiri seperti bertukar pendapat, diskusi, membaca serta
mencoba sendiri. Bruner (Dahar, 2011) berpendapat bahwa belajar
menggunakan metode penemuan terbimbing dengan mencari sendiri
pemecahan masalah dapat menghasilkan pengetahuan yang bermakna bagi
siswa. Penemuan yang dimaksud yaitu dengan bimbingan guru sebagai
fasilitator. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, jadi Discovery
Learning adalah proses kegiatan mental yang dimana siswa dalam
bimbingan guru menemukan suatu konsep atau pengetahuan. Discovery
Learning mendorong siswa untuk mencari sendiri suatu konsep, guru
hanya sebagai fasilitator dengan membimbing siswa melalui pertanyaan-
pertanyaan yang mengarah pada suatu konsep. Siswa didorong untuk
berpikir serta menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan konsep,
prinsip, ataupun prosedur berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan
guru. Model ini memerlukan waktu yang banyak dalam pelaksanaannya,
akan tetapi hasil belajar yang dicapai akan sebanding dengan waktu yang
digunakan. Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila siswa
dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan mengkontruksi
sendiri konsep atau pengetahuan baru tersebut.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
10
Menurut Hanafiah (2010) terdapat tiga fungsi Discovery Learning
yaitu:
1) Membangun komitmen diantara siswa untuk belajar yang diwujudkan
dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan
menemukan konsep
2) Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovaktif
3) Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya
2. Langkah – langkah Discovery Learning
Menurut Gulo (Trianto,2009) langkah-langkah pelaksanaan
Discovery Learning sebagai berikut:
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan atau permasalahan yang
menimbulkan kebingungan pada siswa sehingga timbul rasa ingin
menyelidiki. Guru menganjurkan siswa untuk membaca buku atau
bahan ajar lainnya sebagai pedoman penyelidikan.
b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
11
c) Data collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada
para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
d) Data Processing (Pengolahan Data)
Pada tahap ini siswa melakukan pengolahan berdasarkan hasil yang ia
peroleh dari pengumpulan data, pengelohan ini dapat berupa
perhitungan.
e) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,
teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya.
f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan
pembuktian.
3. Kelebihan kekurangan Discovery Learning
Menurut Roestiyah (2012) discovery memiliki kelebihan dan
kekurangan, kelebihan tersebut antara lain: (1) membantu siswa untuk
mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
12
kognitif, (2) siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga
mudah dimengerti, (3) meningkatkan motivasi belajar, (4) meningkatkan
kepercayaan pada diri sendiri, (4) berpusat pada siswa, guru hanya sebagai
teman belajar. Discovery Learning selain mempunyai kelebihan juga
mempunyai kekurangan antara lain: (1) siswa harus memiliki kesiapan
mental seperti berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan
sekitarnya dengan baik, (2) bila kelas terlalu besar penggunaan model ini
kurang berhasil, (3) bagi guru dan siswa yang terbiasa dengan cara
konvensional, mungkin akan kecewa dengan model penemuan ini, (4) ada
yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses
pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap
dan keterampilan siswa, (5) mungkin tidak memberikan kesempatan untuk
berfikir secara kreatif.
C. Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama
atau menomori orang bersama adalah suatu metode dalam kerja kelompok.
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dan untuk mengecek
pemahaman siswa. Menurut Russ Frank (Slavin, 2008) menomori orang
bersama adalah sebuah varian dari group discussion, pembelokannya yaitu
pada hanya satu siswa yang mewakili kelompoknya dan orang tersebut tidak
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
13
diberi tahu terlebih dahulu sebagai wakil kelompok. Strategi ini memastikan
setiap siswa ikut terlibat total dalam kelompoknya.
Menurut Trianto (2009) terdapat 4 tahap dalam Numbered Head
Together (NHT) yaitu: 1) penomoran, guru membagi siswa ke dalam 3-5 orang
dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5, 2) Guru
mengajukan pertanyaan, guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa, 3)
berfikir bersama, siswa mengajukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan
tersebut dan meyakinkan tiap anggota dalam kelompoknya mengetahui
jawaban kelompok, 4) menjawab, guru memanggil suatu nomor tertentu,
kemudian yang nomornya sesuai menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti mengembang
Numbered Head Together (NHT) ke dalam strategi dengan langkah sebagai
berikut:
1) Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan maksimal 4 orang.
Pembagian kelompok dilaksanakan secara acak, di mana masing-masing
siswa menyebutkan satu nomor urut dari pojok depan atau belakang.
2) Siswa yang memiliki nomor urut sama bergabung menjadi satu
kelompok
3) Setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 4
4) Pada saat memaparkan hasil diskusi, guru memanggil suatu nomor
sebagai wakil kelompoknya untuk memaparkan hasil diskusi.
Misal jumlah siswa 24, maka ada 6 kelompok dengan masing-
masing anggota 4 orang. Setelah itu setiap siswa menyebutkan satu nomor
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
14
urut dari pojok depan atau belakang. Siswa yang mendapat nomor urut yang
sama bergabung menjadi satu kelompok. Misal siswa yang mendapat nomor
urut 1 maka bergabung dengan siswa lainnya yang mendapat nomor urut 1.
Setelah masing-masing bergabung dengan kelompoknya dan menggunakan
nomor anggota yang diberikan oleh guru, kemudian siswa bekerjasama
memecahkan masalah yang telah disediakan guru. Pada saat memaparkan
hasil diskusi, guru memanggil suatu nomor sebagai wakil kelompoknya
untuk memaparkan hasil diskusi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
meminimalisir ketergantungan terhadap teman sehingga semua siswa siap
dalam memaparkan hasil diskusi kelompoknya.
D. Discovery Learning dengan strategi Numbered Head Together (NHT)
Discovery Learning dengan strategi Numbered Head Together
(NHT) merupakan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah
Discovery Learning dan siswa menemukan suatu konsep melalui
berkelompok dengan strategi Numbered Head Together (NHT) yang dimana
cara pengelompokan tersebut dengan penomoran. Siswa yang memiliki
nomor yang sama bergabung menjadi satu kelompok. Kemudian guru
memberikan nomor anggota untuk masing-masing anggota kelompok. Pada
saat presentasi siswa yang nomornya dipanggil guru, dialah yang mewakili
kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya. Tahapan-tahapan dari
Discovery Learning dengan strategi Numbered Head Together (NHT)
sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
15
Tabel 2.1. Tahapan Discovery Learning dengan strategi NHT
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan
a. Guru menyapa siswa memberi salam, doa, dan menanyakan kabar
serta mengecek kehadiran siswa
b. Guru memberi motivasi kemanfaatan belajar program linier
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru menyampaikan rencana kegitan belajar
Kegiatan Inti
(Pemberian Rangsang)
e. Guru menyampaikan materi yang terkait dengan
materi yang akan diajarkan
f. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan maksimal anggota
kelompok 4 orang, dengan guru meminta masing-masing siswa untuk
menyebutkan satu nomor urut tertentu dari pojok depan atau
belakang.
g. Siswa yang memiliki nomor urut sama bergabung menjadi satu
kelompok
h. Setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 4
(Identifikasi Masalah)
i. Guru memberikan pertanyaan untuk memancing siswa agar timbul
rasa ingin tahu
(Pengumpulan data)
j. Siswa bersama kelompoknya mengumpulkan data yang terdapat pada
permasalahan tersebut
(Pengolahan data)
k. Siswa bersama kelompoknya mengolah data yang telah dikumpulkan
(Pembuktian)
l. Siswa bersama kelompoknya melakukan pembuktian penyelesaian
masalah
(Kesimpulan) m. Guru memanggil suatu nomor anggota kelompok sebagai wakil
kelompoknya untuk memaparkan hasil diskusi
n. Siswa yang nomornya disebutkan, mewakili kelompoknya
memaparkan hasil diskusi
o. Setelah semua memaparkan hasil diskusi, guru mengkonfirmasi
tentang kepahaman siswa
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
16
Penutup
p. Guru membimbing siswa dengan tanya jawab merangkum isi
pembelajaran
q. Guru memberi arahan mempelajari materi berikut untuk pertemuan
selanjutnya
r. Guru memberikan salam penutup kepada siswa
E. Perbedaan Discovery Learning dengan Discovery Learning Strategi
Numbered Head Together (NHT)
Discovery Learning dengan Discovery Learning Strategi Numbered
Head Together (NHT) memiliki perbedaan pada kegiatan inti khususnya pada
strategi berkelompok. Berikut perbedaannya:
Tabel 2.2. Perbedaan Discovery Learning dengan Discovery Learning
Strategi Numbered Head Together (NHT)
Discovery Learning Discovery Learning strategi Numbered
Head Together (NHT)
Kegiatan Inti
Pemberian ransang
a. Guru menyampaikan materi
yang terkait dengan materi yang
akan diajarkan dan
menampilkan suatu
permasalahan
b. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok
Identifikasi masalah
c. Guru memberikan pertanyaan
untuk memancing siswa agar
Kegiatan Inti
Pemberian ransang
a. Guru menyampaikan materi yang
terkait dengan materi yang akan
diajarkan dan menampilkan suatu
permasalahan
b. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok dengan maksimal
anggota 4 orang, dengan guru
meminta masing-masing siswa
untuk menyebutkan satu nomor
urut tertentu dari pojok depan atau
belakang.
c. Siswa yang memiliki nomor urut
sama bergabung menjadi satu
kelompok
d. Setiap anggota kelompok diberi
nomor 1 sampai 4
Identifikasi masalah
e. Guru memberikan pertanyaan
untuk memancing siswa agar
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
17
timbul rasa ingin tahu
Pengumpulan data
d. Siswa bersama kelompoknya
mengumpulkan data yang
terdapat pada permasalahan
tersebut
Pengolahan data
e. Siswa bersama kelompoknya
mengolah data yang telah
dikumpulkan
Pembuktian
f. Siswa bersama kelompoknya
melakukan pembuktian
penyelesaian masalah
Kesimpulan
g. Guru mempersilahkan
kelompok yang akan
memaparkan hasil diskusi
h. Setelah semua memaparkan
hasil diskusi, guru
mengkonfirmasi tentang
kepahaman siswa
timbul rasa ingin tahu
Pengumpulan data
f. Siswa bersama kelompoknya
mengumpulkan data yang terdapat
pada permasalahan tersebut
Pengolahan data
g. Siswa bersama kelompoknya
mengolah data yang telah
dikumpulkan
Pembuktian
h. Siswa bersama kelompoknya
melakukan pembuktian
penyelesaian masalah
Kesimpulan
i. Guru memanggil suatu nomor
anggota kelompok sebagai wakil
kelompoknya untuk memaparkan
hasil diskusi
j. Siswa yang nomornya disebutkan,
mewakili kelompoknya
memaparkan hasil diskusi
k. Setelah semua memaparkan hasil
diskusi, guru mengkonfirmasi
tentang kepahaman siswa
F. Materi Pokok Program Linier
Program linier merupakan salah satu pokok bahasan matematika di
SMK. Pokok bahasan ini diajarkan pada siswa kelas XI semester dua. Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat segera menyelesaikan persoalan yang
berhubungan dengan program linier, baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun pada pelajaran lain yang melibatkan program linier di dalamnya.
Pada mata pelajaran matematika SMK kelas XI semester dua, membahas
tentang:
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
18
a. Pertidaksamaan liner 2 variabel
b. Sistem pertidaksamaan linier
c. Titik optimum dari sistem pertidaksamaan linier
d. Menuliskan model matematika dan cara penyelesaiannya
e. Menentukan titik optimum
f. Menentukan nilai optimum dengan metode uji titik pojok
g. Menentukan nilai optimum dengan bantuan garis selidik
G. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya Sholeh (2012), dalam
penelitiannya diperoleh hasil bahwa penggunaan model Discovery Learning
(penemuan terbimbing) dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
siswa. Sugesti (2010) dalam penelitiannya diperoleh hasil model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep dan partisipasi siswa. Berdasarkan penelitian yang pernah
dilakukan, pembelajaran discovery tidak dipadukan dengan model
pembelajaran yang lain dan hanya menggunakan media pelengkap saja seperti
Lembar Kerja Kelompok. Pada Penelitian yang akan dilaksanakan ini yaitu
perpaduan antara discovery learning dengan strategi Numbered Head Together
(NHT) disertai media Lembar Kerja Kelompok (LKK) dalam upaya
meningkatkan pemahaman konsep.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
19
H. Kerangka Pikir
Masalah yang dihadapi:
1. Siswa masih kesulitan dalam menafsirkan soal cerita
2. Siswa masih kurang tepat dalam membuat diagram
3. Siswa masih kurang tepat dapat menggunakan, memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau operasi tertentu
4. Siswa belum bisa menggunakan konsep secara runtut
5. Siswa masih kesulitan mengkaitkan konsep sebelumnya dengan konsep
yang sekarang
Discovery Learning dengan strategi Numbered Head Together (NHT)
Tahapan Discovery Learning dengan strategi NHT:
1. Pemberian ransang : Guru menjelaskan materi yang terkait dengan
materi yang akan diajarkan. Kemudian dibentuk kelompok maksimal 4
orang. Siswa menyebutkan satu nomor sesuai urutan. Siswa yang
memiliki nomor sama bergabung menjadi 1 kelompok. Guru
memberikan nomor 1 – 4 untuk masing-masing anggota setiap
kelompok
2. Identifikasi masalah : Guru memberikan pertanyaan untuk memancing
siswa agar timbul rasa ingin tahu serta membagikan LKK kepada
masing-masing kelompok
3. Pengumpulan data : Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan
pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam pengumpulan data
4. Pengolahan data : Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan pada
kelompok yang mengalami kesulitan dalam pengolahan data
5. Pembuktian : Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan pada
kelompok yang mengalami kesulitan dalam pembuktian data
6. Kesimpulan: Guru memanggil suatu nomor anggota sebagai wakil dari
kelompoknya untuk memaparkan hasil diskusi. Setelah semua
memaparkan hasil diskusi, guru mengkonfirmasi tentang kepahaman
siswa
Model Discovery Learning dengan strategi Numbered Head Together
(NHT) diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
20
Pada Model Discovery Learning siswa bersama kelompoknya
menemukan sendiri suatu konsep dan guru hanya memberikan arahan,
sehingga dengan model ini siswa menjadi lebih paham proses terbentuknya
suatu konsep karena mengetahui akar dari suatu konsep tersebut dan bukan
sekedar menghafal rumus. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahamn
konsep siswa. Pada strategi Numbered Head Together (NHT) mendorong
siswa untuk bekerjasama serta mengetahui hasil diskusi karena yang menjadi
wakil kelompoknya untuk presentasi tidak diberi tahu terlebih dahulu. Jadi
model Discovery Learning dengan strategi Numbered Head Together (NHT)
merupakan pembelajaran yang di mana siswa menemukan suatu konsep
bersama kelompoknya dengan arahan dari guru dan yang menjadi wakil
presentator kelompok tidak diberi tahu terlebih dahulu sehingga mendorong
siswa untuk bekerjasama dan mengetahui hasil diskusi kelompok. Model
Discovery Learning dengan strategi Numbered Head Together (NHT)
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
I. Hipotesis Penelitian
Melalui strategi Numbered Head Together (NHT) dengan model
Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
kelas XI AP 1 SMK Swagaya Purwokerto pada semester 2 tahun ajaran
2014/2015.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Febrianti Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015