peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

123
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia di tingkat pendidikan dasar dan menengah lebih banyak ditekankan pada kemampuan menghafal dibandingkan dengan memahami. Hal tersebut dirasakan kurang mendukung dalam mempersiapkan seseorang untuk dapat menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasi dengan orang lain dan untuk urusan akademis. Hal ini dapat dilihat dampaknya ketika para siswa melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Para mahasiswa kurang mampu memberikan penjelasan atas pemilihan kata, tenses/bentuk waktu dan konstruksi kalimat yang baik dan benar yang sesuai dengan tata bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat pada hasil nilai Structure II mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Mahasaraswati tahun akademik 2012/2013 menunjukkan bahwa dari 317 orang mahasiswa yang terbagi dalam sebelas kelas terdapat 98 orang mahasiswa yang memeroleh nilai di bawah standar ketuntasan minimum yang ditetapkan yaitu 55. Kenyataan itu merupakan suatu hal yang cukup memprihatinkan karena pembelajaran bahasa Inggris sudah dilakukan sejak pendidikan menengah dan, bahkan sekarang ini telah dilakukan dari pendidikan dasar. Kurangnya pemahaman para peserta didik juga tampak ketika mereka mengikuti tes yang dibakukan/standardized test seperti TOEFL (Test of English as Foreign Language), IELTS (International English Language Test System) dan TOEIC

Upload: tranngoc

Post on 31-Dec-2016

257 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia di tingkat pendidikan dasar dan

menengah lebih banyak ditekankan pada kemampuan menghafal dibandingkan

dengan memahami. Hal tersebut dirasakan kurang mendukung dalam

mempersiapkan seseorang untuk dapat menggunakan bahasa Inggris dalam

komunikasi dengan orang lain dan untuk urusan akademis. Hal ini dapat dilihat

dampaknya ketika para siswa melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan

tinggi. Para mahasiswa kurang mampu memberikan penjelasan atas pemilihan

kata, tenses/bentuk waktu dan konstruksi kalimat yang baik dan benar yang sesuai

dengan tata bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat pada hasil nilai Structure II

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Mahasaraswati

tahun akademik 2012/2013 menunjukkan bahwa dari 317 orang mahasiswa yang

terbagi dalam sebelas kelas terdapat 98 orang mahasiswa yang memeroleh nilai di

bawah standar ketuntasan minimum yang ditetapkan yaitu 55.

Kenyataan itu merupakan suatu hal yang cukup memprihatinkan karena

pembelajaran bahasa Inggris sudah dilakukan sejak pendidikan menengah dan,

bahkan sekarang ini telah dilakukan dari pendidikan dasar. Kurangnya

pemahaman para peserta didik juga tampak ketika mereka mengikuti tes yang

dibakukan/standardized test seperti TOEFL (Test of English as Foreign

Language), IELTS (International English Language Test System) dan TOEIC

Page 2: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

2

(Test of English for International Communication) yang menggunakan jenis tes

pilihan ganda dan uraian.

Data dari daftar nilai tes masuk mahasiswa baru Program Profesi dan

Pascasarjana Angkatan 2011 Universitas Udayana menunjukkan dari 67 calon

mahasiswa strata dua (S2) linguistik hanya 11 orang yang memeroleh nilai

TEOFL 500 atau lebih dan ada 56 orang yang memeroleh nilai kurang dari 500.

Dari 13 orang calon mahasiswa strata tiga (S3) linguistik, ada 7 orang yang

memeroleh nilai TOEFL 500 atau lebih dan 6 orang lainnya nilainya kurang dari

500. Nilai terendah dan tertinggi calon mahasiswa strata dua (S2) linguistik

adalah 333 dan 577. Nilai terendah dan tertinggi calon mahasiswa strata tiga (S3)

linguistik adalah 373 dan 550. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari 80 calon

mahasiswa program pascasarjana tersebut ada 62 orang yang memeroleh nilai

TOEFL kurang dari 500 dan hanya 18 orang yang memeroleh nilai TOEFL 500

atau lebih.

Menurut Sharpe (2000:11) secara umum ada empat keterampilan yang

diuji dalam tes TOEFL yaitu mendengarkan, tata bahasa, menulis dan membaca.

Keempat keterampilan ini dibagi ke dalam tiga sesi yaitu sesi 1: mendengarkan,

sesi 2: tata bahasa dan sesi 3: membaca. Lebih lanjut, sesi 1 (mendengarkan)

dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pertama, percakapan pendek (details, idiomatic

expressions, suggestions, assumptions, predictions, implications, problems dan

topics). Kedua, percakapan yang lebih panjang (informal conversation dan

academic conversation). Ketiga, perbincangan dan materi pengajaran (class

discussion, radio program, tours, academic tasks dan lectures). Sesi tata bahasa

Page 3: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

3

terdiri dari dua bagia yaitu pola kalimat (pattern) dan gaya penulisan (style).

Materi pada pola kalimat adalah verbs, pronouns, nouns, comparatives,

prepositions, conjuctions dan adverbs and adverb – related structure. Materi

pada gaya penulisan adalah point of view, agreement, introductory verbal

modifiers, parallel structure, redundancy dan word choice.

Dalam tes tersebut jenis soal yang digunakan adalah jenis soal pilihan

ganda, di mana ada kecenderungan para peserta didik untuk berspekulasi atau

menebak jawaban yang benar tanpa mengetahui alasan teoretis dari pilihan

tersebut. Tingkat spekulasi yang tinggi dalam menentukan jawaban yang benar

merupakan satu kelemahan dari jenis soal pilihan ganda ini. Hal ini juga tampak

dalam tes uraian yakni pilihan kata/diksi mereka kurang sesuai dengan konteks

yang dimaksudkan.

Hal lainnya yang perlu dikaji adalah kurangnya perhatian pendidik akan

pentingnya sebuah proses evaluasi yang merupakan kunci dari sebuah perbaikan

metode dan pendekatan untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Menurut

Brown (2004:4), evaluasi adalah sebuah proses yang berkelanjutan yang

mencakup banyak domain yang lebih luas. Setiap kali seorang siswa menanggapi

pertanyaan, memberikan komentar, atau mencoba kata baru dalam suatu bahasa,

guru diharapkan memberikan suatu evaluasi atas kerja siswa tersebut. Evaluasi

pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah kurikulum

meskipun dalam tatanan kurikulum evaluasi berada di urutan terakhir. Evaluasi

berperan penting untuk menentukan sukses atau tidaknya proses pembelajaran

Page 4: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

4

yang dilakukan selama ini sekaligus memengaruhi proses pembelajaran

selanjutnya.

Evaluasi adalah sebuah proses penilaian di mana berdasarkan fungsinya di

dalam proses pembelajaran, evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan

tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-

keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran. Hal ini

menjadi penting untuk mempersiapkan mahasiswa dari program studi bahasa

Inggris yang merupakan calon guru agar memiliki tingkat pemahaman tata bahasa

Inggris yang baik dan benar.

Lebih lanjut Brown (2004:5) mengatakan evaluasi yang dimaksud meliputi

tiga hal yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap (1) pendidik, (2) siswa, dan (3)

bahan ajar. Evaluasi menjadi penting bagi guru agar mampu mengembangkan

kompetensinya dan bagi peserta didik agar mampu berpikir kritis serta penilaian

apakah bahan ajar yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan siswa atau tidak.

Dalam evaluasi itu sendiri, diharapkan tes-tes yang digunakan untuk mengukur

keberhasilan pembelajaran mampu mencerminkan tidak hanya kemampuan

berbahasa (linguistic competence), tetapi juga kemampuan kecakapan berbahasa

(language proficiency). Dari implementasi evaluasi yang dilakukan diharapkan

pendidik memeroleh informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka

pelaksanaan program pendidikan dan terbukanya kemungkinan untuk dapat

diketahui relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan dengan

tujuan yang hendak dicapai.

Page 5: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

5

Lembaga pendidikan tinggi diharapkan mampu memberikan kontribusi

dalam hal mendidik calon guru yang memiliki kompetensi yang tinggi dalam

bidang mereka masing-masing. Universitas Maharaswati merupakan salah satu

perguruan tinggi swasta yang ada di Kota Denpasar yang memiliki program studi

Pendidikan Bahasa Inggris yang mendidik para calon guru bahasa Inggris yang

diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengajaran bahasa Inggris

sebagai bahasa asing di Indonesia. Ada satu kenyataan di lapangan yang

memprihatinkan, yaitu pemahaman bahasa Inggris mahasiswa dalam mata kuliah

Structure II yang masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai akhir

mahasiswa. Pada semester II ada 11 kelas dengan keseluruhan jumlah mahasiswa

387 orang dan nilai ketuntasan minimum yang dipersyaratkan dari program studi

bahasa Inggris adalah 55. Ada 246 mahasiswa yang mencapai nilai ketuntasan

minimum dan ada 141 mahasiswa yang tidak mencapai nilai ketuntasan minimum

tersebut. Hal ini berarti bahwa lebih dari 30 persen mahasiswa belum memahami

tata bahasa Inggris dengan baik dan hal ini perlu dikaji lagi melalui suatu evaluasi

yang baik untuk mengetahui penyebab rendahnya tingkat pemahaman mahasiswa

tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ada dua masalah penelitian yang perlu

dirumuskan sebagai berikut.

Page 6: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

6

1) Faktor apa sajakah yang memengaruhi rendahnya kemampuan mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Mahasaraswati

dalam memahami tata bahasa bahasa Inggris?

2) Sejauh manakah pengaplikasian error recognition with reason test dalam

proses pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman tata bahasa Inggris

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas

Mahasaraswati secara kualitatif dan kuantitatif?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangsih dan

informasi yang tepat tentang pengaplikasian jenis tes yang dapat meningkatkan

pemahaman peserta didik dalam memahami tata bahasa Inggris khususnya melalui

desain error recognition with reason test. Desain tes ini adalah sebuah

pengembangan dari error recognition test yang sering dipakai dalam tes yang

dibakukan seperti TOEFL, IELTS, dan TOEIC.

1.3.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan di atas, tujuan khusus

penelitian ini adalah

1) mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi pemahaman tata bahasa

Inggris mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas

Maharaswati;

Page 7: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

7

2) menganalisis pengaplikasian error recognition with reason test dalam

proses pembelajaran peningkatkan pemahaman tata bahasa Inggris

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas

Maharaswati secara kualitatif dan kuantitatif.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dan manfaat

akademis, baik secara teoretis maupun praktis, yang dapat diuraikan sebagai

berikut.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian adalah sebagai referensi bagi peneliti lain yang

berminat untuk mengkaji pengaplikasian error recognition with reason test dalam

meningkatkan pemahaman tata bahasa Inggris peserta didik, khususnya bagi

mahasiswa program studi pendidikan bahasa Inggris yang merupakan para calon

guru. Di samping itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan satu bentuk evaluasi

yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu proses

pembelajaran.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan

sumbangsih bagi pengelola lembaga pendidikan dan para pendidik secara khusus

dosen bahasa Inggris yang tertarik menggunakan error recognition with reason

test dalam meningkatkan pemahaman bahasa Inggris peserta didiknya.

Penggunaan jenis tes ini tidak hanya meningkatkan pemahaman tata bahasa

Page 8: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

8

Inggris peserta didik, tetapi juga meningkatkan kemampuan menulis mereka yang

tampak lewat alasan yang dituliskan pada kolom reason/alasan yang juga dapat

meningkatkan kemampuan menuangkan gagasan melalui tulisan. Selain itu,

pengkajian dengan ERWRT dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan

peserta didik.

Page 9: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORETIS

DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian aplikasi tes dalam meningkatkan pemahaman tata bahasa

Inggris melalui error recognition with reason test adalah hal yang baru karena

jenis tes ini adalah hasil desain penulis yang pernah diujicobakan selama 3

semester pada sebuah perguruan tinggi swasta di Kupang – Nusa Tenggara Timur

yang hasilnya dapat meningkatkan pemahaman tata bahasa Inggris peserta didik.

Monny (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Hasil Kajian Nilai

Kelas E Program Studi Bahasa Inggris Universitas PGRI Kupang – NTT”

menggunakan jenis tes ini untuk meningkatkan pemahaman tata bahasa Inggris

mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris pada Universitas PGRI NTT Kupang

tahun akademik 2009/2010 selama satu semester. Dalam penelitian yang

dilakukan pada kelas E pada semester satu yang terdiri dari 35 mahasiswa tersebut

hasil tes awal menunjukkan bahwa hanya 5 mahasiswa yang memeroleh nilai di

atas 55 yang merupakan nilai ketuntasan minimum dan 30 mahasiswa memeroleh

nilai di bawah 55. Setelah proses belajar mengajar untuk satu pokok bahasan

dilakukan dan pengaplikasian error recognition with reson test dilakukan kembali

dalam tes akhir diketahui peningkatan pemahaman tata bahasa karena ada 25

mahasiswa yang memeroleh nilai di atas 55 dan hanya 10 mahasiswa yang

memeroleh nilai di bawah 55.

Page 10: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

10

Pada pokok bahasan yang kedua hasil tes awal pada 35 mahasiswa

menunjukkan ada 7 mahasiswa yang memeroleh nilai lebih dari 55, sedangkan 28

mahasiswa memeroleh nilai di bawah 55. Setelah proses belajar mengajar

dilakukan, diadakan tes akhir dan hasil tes tersebut menunjukkan 23 mahasiswa

memeroleh nilai di atas 55 dan 10 mahasiwa memeroleh nilai di bawah 55 dan ada

2 mahasiswa yang tidak mengikuti tes akhir. Pada pokok bahasan yang ketiga,

hasil tes awal menunjukkan 10 mahasiswa yang memeroleh nilai di atas 55 dan 25

mahasiswa memeroleh nilai di bawah 55. Setelah kegiatan belajar mengajar

dilakukan dan diadakan tes akhir hasilnya menunjukkan 20 mahasiswa memeroleh

nilai di atas 55 dan 15 mahasiswa di bawah nilai 55. Penelitian yang dilakukan ini

mengalami kendala sumber bahan ajar dan rendahnya tingkat pemahaman tata

bahasa Inggris yang dimiliki oleh mahasiswa yang umumnya berasal dari daerah

yang minim sarana dan prasarana pendidikan dan akses komunikasi.

Penelitian error recognition test telah dilakukan oleh Yuniarti (2008)

dalam bentuk tesis berjudul “Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Kesalahan

dalam Error Recognition Test dengan Menggunakan Media Board Game bagi

siswa SMK Negeri 3 Purwakarta Tahun Pembelajaran 2007/2008”. Hasil

observasi dari nilai ulangan yang dilakukan beberapa kali menunjukkan bahwa

siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal error recognition. Hal ini

disebabkan oleh pemahaman tata bahasa Inggris siswa yang kurang sehingga

pemahaman mereka terhadap soal yang diberikan rendah, khususnya dalam

menganalisis soal error recognition. Untuk meningkatkan pemahaman siswa

Page 11: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

11

dalam menganalisis soal-soal error recognition tersebut, digunakan media board

game.

Prosedur yang digunakan dalam menganalisis kesalahan adalah

(1) mengidentifikasi kesalahan; (2) merekonstruksi bentuk; (3) menjelaskan

kesalahan; (4) mengevaluasi kesalahan; dan (5) menghindari kesalahan. Dalam

proses pengajarannya digunakan media board game yang memotivasi siswa untuk

memahami kalimat yang muncul dalam game tersebut. Adapun keuntungan dari

menggunakan permainan di dalam kelas adalah (1) permainan memberikan situasi

yang berbeda dari kebisaaan rutin; (2) permainan memotivasi dan menantang

siswa; (3) belajar bahasa memerlukan upaya yang besar dan permainan dapat

membantu siswa agar betah dalam belajar; (4) permainan menyediakan latihan

bahasa dalam berbagai bentuk keterampilan, seperti berbicara, menuliskan,

mendengarkan dan membaca; (5) permainan memotivasi siswa untuk saling

berinteraksi dalam berkomunikasi; dan (6) permainan menciptakan konteks yang

berarti dalam penggunaan bahasa.

Secara terperinci hasil penelitian mampu meningkatkan persentase

ketuntasan siswa dengan indikator keberhasilan nilai minimal enam adalah

sebagai berikut. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada tes awal hanya mencapai

61,29% dengan jumlah siswa 19 orang. Pada siklus I meningkat menjadi 71,0%

dengan jumlah siswa 22 orang, pada siklus II menjadi 80% dengan jumlah siswa

25 orang dan pada siklus III menjadi 93,5% dengan jumlah siswa 29 orang. Rata-

rata nilai siklus I adalah 5,33; siklus II 6,5; dan siklus III 7,65.

Page 12: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

12

Hal yang membedakan penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh

Yuniarti adalah objek penelitian, cakupan penilaian, dan pencapaian yang hendak

diukur. Objek penelitian sebelumnya adalah siswa SMK Negeri 3 Purwakarta,

sedangkan objek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa Inggris Universitas Mahasaraswati tahun ajaran 2012-2013 yang tentunya

membedakan penilain dan pencapaiannya. Di samping itu, penelitian sebelumnya

hanya terfokus pada tataran kata dan kalimat sederhana, sedangkan penelitian ini

terfokus kepada konstruksi kalimat yang erat kaitannya dengan pemahaman tata

bahasa Inggris. Hal ini dipandang penting karena objek penelitian adalah para

calon guru bahasa Inggris yang harus dipersiapkan dengan baik kompetensi

bahasa Inggris mereka agar mampu menjelaskan secara ilmiah kaidah tata bahasa

Inggris yang baik dan benar.

Hal lainnya yang membedakan kedua penelitian ini adalah prosedur yang

digunakan. Pada penelitian Endar, prosedur yang digunakan dalam menganalisis

kesalahan adalah (1) mengidentifikasi kesalahan; (2) merekonstruksi bentuk;

(3) menjelaskan kesalahan; (4) mengevaluasi kesalahan; dan (5) menghindari

kesalahan. Sebaliknya, dalam penelitian ini prosedur yang digunakan adalah

(1) memilih jawaban yang salah; (2) menentukan jawaban yang benar; dan

(3) memberikan alasan teoretis atas pilihan jawaban salah dan benar tersebut.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Dastgoshadeh, Birjandi, dan Jalilzadeh

dengan judul “Error Recognition Test as a Predictor of EFL Learners’ Writing

Ability” yang dilakukan pada tahun 2011. Penelitian ini dilakukan pada 34 orang

mahasiswa berkebangsaan Iran dari jumlah keseluruhan 125 orang yang sedang

Page 13: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

13

menempuh pendidikan strata satu yang diseleksi dari 2 universitas di Sanandaj

yaitu Universitas Kurdistan dan Universitas Islam Azad. Instrumen yang

digunakan adalah tes TOEFL yang terdiri atas 150 pertanyaan yang terbagi atas

empat bagian, yaitu listening, structure, reading dan writing essay. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa performa pada error recognition test bukanlah

persoalan menghasilkan bahasa sebagai tugas utama peserta tes melainkan sebagai

bentuk penguraian informasi menurut cara pikir mereka dan karena menganalisis

struktur bahasa yang terorganisasi adalah hal yang sesuai dengan tujuannya.

Selain itu, menulis adalah keterampilan produktif, artinya penulis harus

menghasilkan sebuah pesan yang komunikatif dengan mempertimbangkan semua

faktor bukanlinguistik yang memengaruhi proses penulisan tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Dastgoshadeh, Birjandi, dan Jalilzadeh

memiliki persamaan dengan penelitian ini karena mengkaji keterampilan menulis.

Perbedaannya adalah penelitian sebelumnya hanya terfokus pada kegiatan menulis

sangat terbatas pada topik yang diberikan. Sedangkan penelitian ini terfokus pada

pemahaman bahasa Inggris yang diuji melalui tes yang membutuhkan analisis

teoretis tata bahasa Inggris yang benar.

Penelitian tentang error recognition test juga dilakukan oleh Feng Shi dan

Morozova (2012) dengan judul “Understanding Native Russian Listeners’ Error

on an English Word Recognition Test: Model-based Analysis of Phoneme

Confusion”. Penelitian ini dilakukan pada orang Rusia yang tinggal di Amerika

yaitu 7 orang dewasa yang mempunyai pendengaran yang baik yang merupakan

penutur asli bahasa Inggris (monolingual English native/NM), 16 orang dewasa

Page 14: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

14

yang secara dominan menuturkan bahasa Inggris (English Dominant/ED), dan 15

orang dewasa penutur asli bahasa Rusia (Russian Dominant/RD). Data yang

terkumpul dianalisis dengan menggunakan Perpeptual Assimilation Model (PAM)

dan Speech Learning Model (SLM).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan SLM, NM mengungguli

pendengaran ED dan ED mengungguli pendengar RD. Kata-kata atau fonem NM

dan pendengaran ED dalam berbagai pola fonem memiliki kesalahan yang sama,

sedangkan kesalahan pendengaran RD memiliki pola unik yang dapat dipahami

sebagian besar melalui PAM. RD pendengar mengalami kesulitan tertentu

membedakan kontras vokal / i-I /, / æ-ε /, dan / ɑ-Λ /, kata-awal kontras konsonan

/ p-h / dan / b-f /, dan kata-akhir kontras / f / - / v /. Dapat disimpulkan bahwa

kedua fonologi bahasa, baik bahasa pertama maupun kedua memengaruhi

pemerolehan kata dan pengucapan fonem.

Penelitian sebelumnya memiliki kesamaan dengan penelitian ini karena

mengkaji kesalahan yang dilakukan oleh penutur bahasa Inggris sebagai bahasa

kedua karena objek penelitiannya adalah orang Rusia dan orang Indonesia.

Sebaliknya perbedaannya adalah bidang kajiannya, yaitu penelitian sebelumnya

terfokus pada keterampilan mendengarkan yang merupakan keterampilan reseptif,

sedangkan penelitian ini terfokus pada keterampilan menulis yang merupakan

keterampilan produktif melalui sebuah tes yang mengukur pemahaman bahasa

Inggris dari objek penelitian.

Page 15: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

15

2.2 Konsep

Konsep yang dipaparkan di sini adalah batasan komponen-komponen

penelitian yang terdiri atas (1) peningkatan kemampuan, (2) pemahaman, (3) tata

bahasa, dan (4) error recoginition with reason test.

2.2.1 Peningkatan Kemampuan

Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2009:145), peningkatan

kemampuan adalah perubahan struktur dan fungsi karateristik manusia.

Perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam kemajuan yang mantap dan menuju

pada suatu kematangan diri melalui interaksi antara potensi bawaan dan potensi

lingkungan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:909), kemampuan

adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan.

2.2.2 Pemahaman

Menurut Amran (2002:427), pemahaman adalah suatu hal yang kita

pahami dan kita mengerti dengan benar. Menurut Suharsimi (2009:118),

pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seseorang mempertahankan,

membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan,

menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan

memperkirakan. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa

mereka memahami hubungan yang sederhana di antara fakta – fakta atau konsep.

2.2.3 Tata Bahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1458), tata bahasa adalah

kumpulan kaidah tentang struktur gramatikal bahasa. Menurut Hornby

(1995:517), tata bahasa adalah kaidah dari suatu bahasa untuk mengubah bentuk

Page 16: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

16

kata-kata dan meamadukannya menjadi sebuah kalimat. Menurut Dykes (2007:7),

pengertian tata bahasa yang paling sederhana dan mungkin definisi paling benar

adalah bahasa untuk berbicara tentang bahasa.

Setiap tata bahasa menurut Chomsky dalam Chaer (2003:364) merupakan

teori dari bahasa itu sendiri. Tata bahasa harus memenuhi syarat

(1) kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa tersebut harus dapat diterima oleh

pemakai bahasa tersebut sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat dan

(2) tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa sehingga satuan istilah

yang digunakan tidak berdasarkan gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini

harus sejajar dengan linguistik tertentu.

Chomsky dalam Chaer (2003:368) selanjutnya menambahkan bahwa tata

bahasa terdiri atas tiga komponen, yaitu sebagai berikut. Pertama, komponen

sintaksis yang merupakan pusat tata bahasa karena di dalamnya terdapat

komponen dasar dan transformasional. Komponen dasar terdiri atas subkomponen

kategorial dan leksikon tertentu. Kaidah subkategorisasi yang menggambarkan

aspek kreativitas bahasa, menghasilkan pola-pola kalimat dasar dan deskripsi

struktur untuk setiap kalimat yang disebut penanda frasa dasar. Kedua, komponen

semantik yang memberikan interpretasi semantik pada deretan unsur yang

dihasilkan oleh subkomponen dasar. Arti sebuah morfem dapat digambarkan

dengan memberikan unsur makna atau ciri semantik yang membentuk arti morfem

tersebut. Ketiga, komponen fonologis yang memberikan interpretasi fonologi pada

deretan unsur yang dihasilkan oleh kaidah transformasi. Dengan memakai kaidah

fonologi deretan sehingga unsur tersebut dapat diucapkan.

Page 17: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

17

2.2.4 Error Recognition with Reason Test

Error recognition adalah salah satu bentuk soal pilihan ganda. Menurut

Burn (1991:191), error berbeda dengan mistake. Error disebabkan oleh

kemampuan siswa. Hal ini berarti bahwa siswa belum paham betul tentang

penggunaan kemampuan linguistiknya, sedangkan mistake disebabkan oleh

penampilan siswa. Hal ini berarti bahwa siswa hanya lupa dalam menerapkan

suara tertentu, kata atau susunan kata, tekanan kata atau kalimat. Error

recognition with reason test ini adalah sebuah desain tes yang dikembangkan oleh

peneliti dari jenis error recognition test dengan menambahkan dua kolom, yaitu

kolom jawaban yang benar yang merupakan jenis tes pilihan ganda dan kolom

alasan yang merupakan jenis tes uraian.

2.3 Landasan Teori

Teori-teori yang dibahas dan digunakan dalam penelitian terdiri atas teori

utama dan teori pendukung. Teori utama untuk pembelajaran bahasa adalah teori

pembelajaran bahasa kedua dan teori pendukungnya adalah (1) tes bahasa, (2)

kognitisme, dan (3) tata bahasa deskriptif.

2.3.1 Teori Pembelajaran Bahasa Kedua

Menurut Yule (2006:165), ada tiga pendekatan yang dilakukan dalam

pengajaran bahasa yang diuraikan berikut ini.

1. The grammar translation method. Pendekatan ini merupakan pendekatan

yang paling tradisional dalam pengajaran bahasa asing yang dalam

penerapannya ada daftar kosakata dan aturan tata bahasa digunakan untuk

Page 18: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

18

memberikan pemahaman kepada target belajar, mendorong upaya

menghafal, dan bahasa tertulis lebih ditekankan daripada bahasa lisan.

Metode ini bersumber dari pengajaran tradisional bahasa Latin dan

digambarkan sebagai metode tata bahasa-terjemahan.

2. The audiolingual method. Pendekatan ini sangat berbeda dengan the

grammar translation method. Pendekatan ini memberikan penekankan

pada bahasa lisan, menjadi populer pada pertengahan abad kedua puluh

yang melibatkan presentasi sistematis struktur bahasa kedua, bergerak dari

yang sederhana hingga yang lebih kompleks, dan dilakukan dalam bentuk

latihan di mana siswa harus mengulang. Pendekatan ini sangat dipengaruhi

oleh keyakinan bahwa penggunaan fasih bahasa pada dasarnya satu set

'kebiasaan' yang dapat dikembangkan dengan banyak latihan.

3. Communicative approach. Pendekatan ini merupakan pembaruan dari

pengalaman belajar bahasa kedua yang merupakan reaksi terhadap 'pola-

praktik' dan juga keyakinan bahwa mempelajari secara sadar

aturan tata bahasa dari bahasa tentu akan menghasilkan kemampuan untuk

menggunakan bahasa. Pendekatan ini berkeyakinan pengalaman

komunikatif pembelajar bahasa kedua didasarkan pada keyakinan bahwa

fungsi bahasa (apa yang digunakan untuk) harus ditekankan daripada

bentuk bahasa (struktur tata bahasa atau fonologis yang benar).

Kegayutan communicative approach dengan penelitian ini adalah

mahasiswa diharapkan mampu memelajari tata bahasa kedua yang selanjutnya

Page 19: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

19

memiliki kemampuan menggunakan bahasa tersebut. Dengan pendekatan yang

lebih terfokus kepada fungsi bahasa dari pada struktur bahasa itu sendiri,

mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikannya dalam menjalankan tanggung

jawab mereka sebagai guru bahasa Inggris kelak dan dalam kehidupan mereka

sehari-hari. Melalui penelitian tindakan kelas, communicative approach

diaplikasikan untuk memberikan penjelasan logis tata bahasa Inggris dalam

menganalisis kesalahan tata bahasa yang ada di dalam soal tes.

2.3.2 Tes Bahasa

2.3.2.1 Pengertian Tes

Pengertian tes menurut Arikunto (2010:53) merupakan alat atau prosedur

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan

cara atau aturan-aturan yang sudah ditentukan. Brown (2004:3) mengatakan

bahwa tes dalam suatu istilah yang sederhana adalah sebuah metode untuk

mengukur kemampuan, pengetahuan, atau performa seseorang dalam suatu

domain tertentu. Pertama, tes adalah sebuah metode. Tes adalah sebuah instrumen

-seperangkat teknik, prosedur atau item- yang memerlukan performa dari

penyelengara tes. Kedua, tes harus mengukur. Beberapa tes mengukur

kemampuan umum, sementara yang lainnya fokus kepada kompetensi atau

objektif yang lebih spesifik. Selanjutnya tes mengukur kemampuan, pengetahuan,

dan performa individu. Penyelenggara tes perlu memahami siapakah peserta tes

mereka. Suatu tes mengukur performa. Akhirnya, sebuah tes mengukur domain

yang ditentukan.

Page 20: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

20

Menurut Sudijono (2011:67), tes adalah cara (yang dapat digunakan) atau

prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian dalam

bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik

berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), maupun perintah-perintah

(yang harus dikerjakan) oleh peserta tes sehingga (atas dasar data yang diperoleh

dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah

laku atau prestasi peserta tes, nilai itu yang dapat dibandingkan dengan nilai-nilai

yang dicapai oleh peserta tes lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar

tertentu.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat atau

prosedur yang digunakan untuk mengevaluasi, baik individu maupun kelompok,

yang mempunyai standar objektif untuk mengamati satu atau lebih karateristik

seseorang atau kelompok yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan. Adapun beberapa istilah yang terkait dengan tes adalah

(1) tes: alat atau prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan sebuah tes;

(2) testee (peserta tes): responden atau individu yang mengikuti tes, dan (3) tester:

orang yang melaksanakan tes terhadap testee/peserta tes .

2.3.2.2 Fungsi Tes

Menurut Djaali dan Muljono (2008:7), ada empat fungsi tes dalam dunia

pendidikan, sebagai berikut.

(1) Alat ukur untuk prestasi belajar siswa. Tes dimaksudkan untuk mengukur

tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai siswa setelah

menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

Page 21: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

21

(2) Motivator dalam pembelajaran. Dalam pengertian ini tes dianggap sebagai

motivator ekstrinsik, yaitu siswa akan belajar lebih giat dan berusaha keras

untuk memeroleh nilai dan prestasi yang baik.

(3) Upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Tes dilakukan dalam rangka

perbaikan kualitas pembelajaran. Ada tiga jenis tes yang perlu dibahas,

yaitu tes penempatan, tes diagnostik, dan tes formatif.

(4) Penentu berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan melaksanakan tes sumatif.

Pada bagian lainnya, Sudjiono (2009:67) mengatakan bahwa secara

umum, ada dua fungsi yang dimiliki sebuah tes. Pertama, sebagai alat pengukur

terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat

perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka

menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Kedua, sebagai

alat pengukur keberhasilan program pengajaran sebab melalui tes tersebut akan

dapat diketahui sudah berapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan

dapat dicapai.

2.3.2.3 Jenis-Jenis Tes

Ada enam jenis tes ditinjau dari fungsi dan aspeknya, seperti di bawah ini.

1) Berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau

kemajuan siswa, yaitu sebagai berikut.

a. Tes seleksi, tes ini digunakan untuk memilih atau menyeleksi siswa

yang terbaik dari semua peserta tes. Materinya berupa materi prasyarat

untuk mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh calon

Page 22: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

22

siswa. Tes seleksi dapat dilakukan secara lisan, tes tertulis, dengan tes

perbuatan, dan dapat juga ketiganya dikombinasikan secara serempak.

b. Tes awal, adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran

diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh

manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat

dipahami oleh siswa.

c. Tes akhir, adalah tes yang akan dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting

sudah dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh siswa. Pada dasarnya

materi tes awal sama dengan materi tes akhir.

d. Tes diagnostik, adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara

tepat jenis kesukaran yang dihadapi oleh para siswa dalam mata

pelajaran tertentu. Tes diagnostik dapat dilaksanakan secara lisan,

tertulis, perbuatan, atau kombinasi dari ketiganya.

e. Tes formatif, adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui

sudah sejauh manakah siswa sudah memahami pelajaran setelah

jangka waktu tertentu dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Tes

formatif bisa dilaksanakan di tengah-tengah pelaksanaan program

pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau

subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan dan dikenal dengan

istilah ulangan harian.

f. Tes sumatif, adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah

sekumpulan materi pelajaran atau satuan program pengajaran selesai

Page 23: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

23

diberikan. Tes sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan

nilai yang menjadi lambang keberhasilan siswa setelah mereka

menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

2) Menurut Sudjiono (2009:73) berdasarkan aspek psikis yang ingin

diungkapkan tes dibedakan menjadi lima, yaitu sebagai berikut.

a. Tes intelegensi, adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengungkapkan atau memprediksi kecerdasan seseorang.

b. Tes kemampuan, adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengungkapkan kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki

oleh peserta tes.

c. Tes sikap, adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengungkapkan predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk

melakukan suatu respons tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik

berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.

d. Tes kepribadian, adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan

mengungkapkan ciri khas seseorang yang banyak sedikitnya bersifat

lahiriah seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi, bentuk

tubuh, cara bergaul, cara mengatasi masalah, kesenangan, dan

sebagainya.

e. Tes hasil belajar, adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengungkapkan tingkat pencapaian terhadap tujuan pembelajaran atau

prestasi belajar.

Page 24: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

24

3) Berdasarkan jumlah peserta yang mengikuti tes, tes dibedakan sebagai

berikut.

a. Tes individu, tes ini merupakan tes di mana tester/pelaksana tes hanya

berhadapan dengan satu orang peserta tes.

b. Tes kelompok, tes ini merupakan tes di mana tester/pelaksana tes

berhadapan dengan lebih dari satu orang peserta tes.

4) Berdasarkan waktu yang disediakan bagi peserta tes untuk melaksanakan

tes adalah sebagai berikut.

a. Power test, adalah suatu kegiatan tes di mana waktu yang disediakan

bagi peserta tes untuk menyelesaikan tes tidak berbatas.

b. Speed test, adalah suatu kegiatan tes di mana waktu yang disediakan

bagi peserta tes untuk menyelesaikan tes dibatasi.

5) Berdasarkan bentuk responsnya, tes diklasifikasikan seperti di bawah ini.

a. Tes verbal, tes ini menghendaki jawaban yang tertuang dalam bentuk

kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun tertulis.

b. Tes bukanverbal, tes ini menghendaki jawaban yang bukan berupa

ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau

tingkah laku.

6) Dilihat dari cara penyusunannya, tes dibagi menjadi dua jenis, yakni

seperti berikut ini.

a. Tes buatan guru (teacher-made test) adalah tes yang disusun sendiri

oleh guru yang akan menggunakan tes tersebut. Tes ini bisaanya untuk

ulangan harian, formatif, dan ulangan umum (sumatif). Tes buatan

Page 25: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

25

guru ini dibedakan menjadi dua, yaitu (1) tes subjektif adalah tes

kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan

atau uraiann kata-kata, seperti uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana,

bandingkan, simpulkan, dan sebagainya dan (2) tes objektif yaitu tes

yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif, seperti

menandai setiap pernyataan dengan melingkari huruf B jika pernyataan

itu benar dan melingkari huruf S jika pernyataan itu salah (Arikunto,

2009:162).

b. Tes yang dibakukan (standardized test) adalah tes yang sudah

memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi berdasarkan

percobaan-percobaan terhadap sampel yang cukup besar dan

representatif (Arifin, 2011:119).

2.3.2.4 Karakteristik Tes yang Baik

Menurut Brown (2008:19--28), ada empat prinsip evaluasi bahasa.

Pertama, sebuah tes adalah sesuatu yang praktis. Hal ini berarti (1) tes itu tidak

terlalu mahal, (2) berada dalam batasan waktu tertentu, (3) mudah dilaksanakan,

(4) mempunyai prosedur penilain/evaluasi, yaitu spesifik dan efisiensi waktu.

Kedua, sebuah tes yang baik adalah tes yang konsisten dan dapat diandalkan.

Ketiga, tes yang baik harus memiliki kesasihan, yaitu sebuah ekstensi di mana

interferensi yang dibuat dari suatu hasil evaluasi sesuai, bermakna, dan

bermanfaat dalam hal tujuan dari evaluasi itu sendiri. Prinsip yang keempat adalah

autensitas atau keaslian, sebuah tingkatan koresponden karateristik sebuah tes

Page 26: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

26

bahasa pada fitur sebuah tes bahasa target dan untuk mentransformasinya ke

dalam tes item yang valid.

Suatu tes dapat dikatakan sebagai alat pengukur yang baik jika memenuhi

lima karakertistik sebagai berikut.

1) Memiliki validitas

Tes dikatakan memiliki kesasihan jika tes tersebut dengan secara tepat,

secara benar, secara sahih, atau secara absah dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur, yaitu mengukur hasil belajar yang telah dicapai oleh

siswa setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka

waktu tertentu. Untuk mengetahui kesasihan suatu tes dapat dianalisis

secara logika dan empiris.

2) Memiliki reliabilitas

Tes dikatakan memiliki reliabilitas jika hasil-hasil pengukuran yang

dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang-ulang

terhadap subjek yang sama senantiasa menunjukkan hasil yang tetap dan

sifatnya ajek dan stabil. Dengan kata lain tes memiliki reliabel jika nilai-

nilai yang diperoleh para peserta tes adalah stabil kapan saja, di mana saja,

dan oleh siapa saja ujian itu dilaksanakan, diperiksa, dan dinilai.

3) Memiliki objektivitas

Tes dikatakan memiliki objektivitas jika tes tersebut disusun dan

dilaksanakan menurut tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan,

bukan atas kemauan dan kehendak dari tester/pelaksana tes, serta dalam

Page 27: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

27

pemberian skor dan penentuan nilai harus terhindar dari unsur-unsur

subjektivitas tester/pelaksana tes.

4) Memiliki kepraktisan

Tes dikatakan memiliki kepraktisan jika tes tersebut praktis (mudah

dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-

petunjuk yang jelas) dan mudah pengadministrasiannya.

5) Memiliki ekonomis

Tes dikatakan memiliki ekonomis jika pelaksanaannya tes tersebut tidak

membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang

lama.

Adapun beberapa kelemahan dalam pelaksanaan tes menurut Sax dalam

Arikunto (2010) adalah seperti di bawah ini.

1) Ada kalanya tes (secara psikologis terpaksa) menyinggung pribadi

seseorang (walaupun tidak disengaja demikian), misalnya dalam

perumusan soal, pelaksanaan, dan pengumuman hasil.

2) Tes menimbulkan kecemasan sehingga memengaruhi hasil belajar yang

murni.

3) Tes menkategorikan siswa secara tetap.

4) Tes tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa.

5) Tes hanya mengukur aspek tingkah laku yang sangat terbatas.

Page 28: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

28

2.3.2.5 Bentuk - Bentuk Tes, Keunggulan dan Kelemahan Tes, dan Petunjuk

Penyusunannya

Ditinjau dari cara menjawab soal yang diujikan, tes dibagi menjadi dua

bentuk.

1) Tes uraian, tes ini sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan

jwaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata dengan tujuan ingin

mengungkapkan daya ingat dan pemahaman testee terhadap materi pelajaran yang

ditanyakan dalam tes. Di samping itu ingin mengungkapkan daya ingat testee

dalam memahami berbagai macam konsep dan aplikasinya. Ciri-ciri pertanyaan

tes uraian adalah didahului dengan kata-kata, seperti uraikan, jelaskan, mengapa,

bagaimana, bandingkan, simpulkan dan lain sebagainya. Jumlahnya soal pada soal

uraian tidak banyak, yaitu sekitar 5--10 soal dalam waktu kira-kira 90--120 menit.

Menurut Brown (2004:206), tes uraian adalah tes yang dirancang untuk

mengukur tingkat pemahaman peserta didik berupa pertanyaan-pertanyaan atau

tugas yang harus dijawab dengan menggunakan bahasa sendiri. Jawaban diberikan

dengan cara menjelaskan, menguraikan, mendiskusikan, membandingkan,

memberikan alasan, atau bentuk lain yang sejenis. Tes ini dapat menunjukkan

kemampuan dan kecakapan siswa dalam mengintegrasikan berbagai buah pikiran

atau ide dan berbagai sumber informasi ke dalam suatu pola berpikir tertentu

disertai dengan pemecahan masalahnya.

Ada dua jenis tes uraian. Pertama tes uraian bebas (extended response) di

mana jawaban yang diberikan peserta didik tidak memiliki batas, tergantung

kemampuan analisis dan sintesis serta pandangan siswa terhadap suatu masalah

Page 29: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

29

dengan kelemahannya, yaitu sulit menentukan kriteria dan cenderung subjektif.

Kedua, tes uraian terbatas (restricted response) di mana bentuk tes ini menggiring

jawaban peserta didik pada hal-hal tertentu yang batasannya telah pasti yaitu dapat

berupa (a) ruang lingkup, (b) arah sudut pandang jawabannya, dan (c) indikator-

indikator jawabannya.

Kelebihan tes uraian adalah (1) mendorong meningkatkan motivasi belajar

peserta didik, (2) menuntut penguasaan bahan ajar secara komprehensif, dan

(3) mendorong peserta didik belajar lebih mampu menyatakan ide-idenya dalam

bentuk tulisan. Sebaliknya kelemahan tes ini adalah (1) reliabilitas tes rendah

karena item tes sebagai sampel dari materi ajar yang terbatas dan subjektivitas

penskoran, (2) waktu yg dibutuhkan untuk menyelesaikan item tes uraian relatif

lama termasuk waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa hasil tes, dan

(3) jawaban peserta didik kadang penuh karangan, terutama yang tidak menguasai

materi dengan baik.

Adapun petunjuk penyusunan tes uraian adalah sebagai berikut.

a. Hendaknya soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan

yang diteskan. Dan kalau mungkin, disusun soal yang sifatnya

komprehensif.

b. Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin

langsung dari buku atau catatan.

c. Pada waktu menyusun soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci

jawaban serta pedoman penilaiannya.

Page 30: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

30

d. Hendaknya diusahakan agar pertanyaannya bervariasi agar dapat

diketahui lebih jauh penguasaan siswa terhadap bahan ajar.

e. Hendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah

dipahami oleh siswa.

f. Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh

penyusun tes. Oleh karena itu, pertanyaan tidak boleh terlalu

umum, tetapi harus spesifik.

2) Tes objektif, tes ini dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara

objektif. Banyaknya soal pada tes objektif (pilihan ganda, benar salah,

menjodohkan dan tes isian) lebih banyak daripada soal uraian, yaitu 30--40 soal

dalam waktu kira-kira 60 menit. Brown (2004:56) mendefinisikan tes pilihan

ganda sebagai jenis tes yang memiliki semua hal yang dapat dimengerti atau

selektif, opsi pilihan yang dipilih oleh peserta tes dari sebuah set jawaban

(umumnya disebut jenis jawaban yang diberikan), dan tidak membuat jawaban.

Menurut Brown (2004:55), tes ini memiliki sebuah batang soal atau stem

yang memiliki sebuah stimulus dan beberapa (bisaanya tiga sampai dengan lima)

pilihan atau alternatif yang harus dipilih. Salah satu dari pilihan ini adalah

jawaban yang benar atau kunci jawabannya sedangkan yang lainnya adalah

pengecoh.

Keunggulan-keunggulan tes objektif adalah (a) mengandung lebih banyak

segi-segi yang positif, misalnya dengan representatif mewakili isi dan luas bahan,

lebih objektif, dapat dihindari adanya unsur-unsur subjektif, baik dari segi siswa

maupun dari guru yang memeriksa; (b) lebih mudah dan cepat cara memeriksanya

Page 31: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

31

karena dapat menggunakan kunci tes, bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi;

(c) pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain; dan (d) dalam

pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang memengaruhi.

Jenis tes ini adalah jenis tes yang mudah dirancang tetapi memiliki enam

kelemahan, yaitu (1) teknik tes hanya untuk pengenalan pengetahuan;

(2) menebak adalah efek yang cukup memengaruhi nilai tes; (3) item yang dites

sangat terbatas; (4) sangat sulit untuk menulis item yang baik; (5) koreksi menjadi

sulit dilakukan; dan (6) menyontek dapat dengan mudah dilakukan.

Adapun cara mengatasi kelemahan-kelemahan pada soal objektif adalah

(a) kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih

terus menerus sehingga betul-betul mahir; (b) menggunakan tabel spesifikasi

untuk mengatsi kesalahan pada persiapan penyusunan soal dan pengukuran proses

mental; dan (c) menggunakan norma (standar) penilaian yang memperhitungkan

faktor tebakan yang bersifat spekulatif.

Ada empat jenis tes objektif, yaitu sebagai berikut.

1) Tes Benar Salah (True False Test).

Tes benar salah merupakan tes yang berupa pernyataan-pernyataan

(statement) yang mengandung dua kemungkinan jawaban yaitu benar

atau salah. Di samping itu, peserta tes diminta menentukan

pendapatnya mengenai pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan

petunjuk pengerjaannya.

Page 32: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

32

2) Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

Tes pilihan ganda merupakan tes yang terdiri atas pertanyaan atau

pernyataan yang sifatnya belum selesai dan untuk menyelesaikannya

harus dipilih salah satu (atau lebih) untuk menyelesaikan beberapa

kemungkinan jawaban yang disediakan.

3) Tes Menjodohkan. (Matching Test)

Tes menjodohkan merupakan tes yang terdiri atas satu seri pertanyaan

dan satu seri jawaban. Setiap pertanyaan mempunyai jawabannya yang

tercantum dalam seri jawaban. Tugas peserta tes adalah mencari dan

menentukan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan

pertanyaannya.

4) Tes Isian (Completion Test)

Tes isian merupakan tes yang terdiri atas kalimat-kalimat yang ada

bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan ini harus

diisi oleh peserta tes.

2.3.2.6 Error Recognition with Reason Test

Menurut Heaton (1990:79), pertanyaan pilihan ganda pada dasarnya

hanya untuk menguji pemerolehan kosakata. Akan tetapi, tes ini juga baik

digunakan untuk tes tata bahasa dan keterampilan mendengarkan dan membaca.

Menurut Sharpe (2000:357), error recognition test adalah jenis tes yang

digunakan dalam tes TOEFL pada Section 2 pada Written Expression yang

merupakan soal nomor soal 16 -- 40. Petunjuk soalnya adalah pada pertanyaan

16--40 setiap kalimat memiliki empat kata atau frasa yang digarisbawahi.

Page 33: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

33

Keempat kata atau frasa yang digarisbawahi ditandai dengan pilihan (A), (B), (C),

dan (D). Identifikasikan satu kata atau frasa yang digarisbawahi yang harus

diubah agar kalimat tersebut menjadi benar.

Menurut Sharpe (2000:77) cakupan error recognition test dalam written

expression pada TOEFL adalah pola kalimat yang mengkaji lima belas

permasalahan dalam tata bahasa Inggris, yaitu permasalahan pada (1) verba

utama, (2) pronominal, (3) nomina, (4) adjektiva, (5) komparatif, (6) preposisi,

(7) konjungsi, (8) adverbial, (9) cara pandang (point of view), (10) kesepakatan

(subyek dan kata kerja), (11) keterangan verba, (12) kalimat dan klausa,

(13) struktur paralel, (14) pengulangan, dan (15) pemilihan kata. Berdasarkan

kelemahan error recognition test yang merupakan salah satu bentuk soal pilihan

ganda yang memiliki unsur spekulatif yang tinggi maka peneliti mendesain error

recognition with reason test yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman

tata bahasa Inggris mahasiswa dengan menambahkan kolom 4 untuk jawaban

yang benar dan kolom 5 untuk alasan teoretisnya.

Contoh soal :

Petunjuk soal : Pilihlah salah satu jawaban yang salah pada opsi A, B, C, atau D.

Tuliskan jawaban salah tersebut pada kolom 3 dan tuliskan jawaban yang benar

pada kolom 4. Selanjutnya tuliskan alasan mengapa jawaban yang Anda tuliskan

pada kolom 4 tersebut Anda anggap benar pada kolom 5.

Page 34: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

34

No Soal Jawaban yang Salah

Jawaban yang Benar

Alasan

1 2 3 4 5 1. The development of photographic

techniques and equipment provided A an important aid to industry, medical B C D and research.

2. The novels of Pearl S. Buck show a A B keen understanding of China and the Chinese people, knowledge which learned by living there for C many years. D

Dengan jenis tes ini mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan

menulis mereka dan mempertajam daya analisis mereka dan ke depannya kendala

dalam pemahaman tata bahasa Inggris dapat berkurang. Tes ini dapat menguji

kemampuan pemahaman tata bahasa bahasa Inggris pada kolom 3 dan 4 dan

kemampuan menulis pada kolom 5.

2.3.3 Kognitivisme

Menurut Thobroni (2011:93), teori kognitif dikembangkan oleh Jean

Piaget, seorang psikolog Swiss, yang hidup tahun 1896--1980. Teori ini

memberikan banyak konsep utama dalam psikologi perkembangan dan

berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Teori ini membahas

munculnya dan diperolehnya schemata (skema bagaimana seseorang

Page 35: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

35

memersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan dan saat

seseorang memeroleh cara baru dalam mempresentasikan informasi secara mental.

Selanjutnya Thobroni (2011:94) menambahkan bahwa prinsip kognitif

banyak dipakai di dunia pendidikan, khususnya terlibat dalam suatu perancangan

suatu sistem instruksional, prinsip-prinsipnya adalah (1) seseorang yang belajar

akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut

disusun pola dan logika tertentu, (2) penyusunan materi pelajaran harus dari

sederhana ke kompleks, dan (3) belajar dengan memahami akan jauh lebih baik

daripada hanya dengan menghafal tanpa pengertian penyajian.

2.3.4 Tata Bahasa Deskriptif

Tata bahasa deskriptif adalah tata bahasa yang mencoba menggali sistem

kaidah yang terpola dalam benak seorang penutur, sedangkan tata bahasa

pendidikan tujuannya agar bagaimana seseorang penutur lebih mudah dan cepat

dalam menguasai sistem kaidah tersebut. Menurut Greenbaum (1996:37), tata

bahasa deskriptif adalah tata bahasa yang berupaya menggambarkan aturan bahasa

secara objektif dengan perhitungan tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Selanjutnya Nelson (2006:146) menambahkan bahwa dalam linguistik, sebuah

tata bahasa deskriptif melibatkan sejauh mungkin tujuan bahasa dan tidak

menghakimi penggunaan bahasa. Menurut Biber dkk. (1998:55), tata bahasa

deskriptif menggambarkan cara bagaimana kata-kata yang dikombinasikan

menjadi klausa dan kalimat, yang terfokus pada tata urutan kata dan berbagai jenis

subordinasi.

Page 36: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

36

2.4 Model Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian

yang dilakukan oleh peneliti pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Universitas Mahasaraswati Denpasar. Desain penelitian ini dirancang menurut

model John Eliot (1991:70) yang dalam pelaksanaannya mencakup empat

tahapan, yaitu (1) merumuskan masalah dan merencanakan tindakan,

(2) melaksanakan tindakan, (3) pengamatan atau monitoring, dan (4) refleksi

hasil pengamatan untuk pengembangan selanjutnya.

Gambar 2.1 Model Penelitian

Peningkatan pemahaman bahasa Inggris melalui error recognition with reason test

Teori Pembelajaran Bahasa Kedua / TEFL

Siklus PTK dalam proses pembelajaran melalui empat tahapan menurut model John Eliot

Communicative Approach Method

Hasil Penelitian

Deskriptif kuantitatif Deskriptif kualitatif

Tabel dan persentase yang disajikan

secara deskriptif

Linguistik terapan Linguistik

Deskriptif interpretatif

Pemahaman tata bahasa dan diksi

Peningkatan keterampilan menulis

Page 37: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

37

Model penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

mengkaji aspek linguistik dan linguistik terapannya dalam hal ini pembelajaran

dan pengajaran bahasa. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan metode

deskriptif kuantitatif yaitu penyajian datanya berupa tabel dan presentase yang

disajikan secara deskriptif yang mengukur tingkat pemahaman mahasiswa tentang

tata bahasa Inggris, ejaan, dan diksi. Metode deskriptif kualitatif disajikan melalui

deskriptif interpretatif yang mengukur tingkat pemahaman kemampuan menulis

mahasiswa dalam bahasa Inggris melalui error recognition with reason test.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada communicative approach

method dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.

Page 38: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

38

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan action

research dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Kelas adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah

dalam pembelajaran secara bersiklus. Dalam setiap siklus terdapat empat tahapan

yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan tindakan (acting), tahap

observasi (observing), dan tahap refleksi (reflection) (Arikunto, 2006:16).

Keempat tahapan ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Keempat tahapan ini membentuk sebuah siklus yang dilakukan berulang-

ulang sesuai dengan kebutuhan selama penelitian dilakukan. Siklus ini dihentikan

pelaksanaannya jika telah berhasil dipecahkan masalah penelitian sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tindakan

Perencanaan

Refleksi Observasi

Page 39: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

39

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Universitas Mahasaraswati Denpasar dengan waktu pelaksanaan penelitian selama

lebih kurang 2 bulan, dari bulan Februari sampai Maret 2013. Kegiatan observasi

awal dilaksanakan selama dua kali pertemuan di kelas pada Jumat, 8 Februari

2013 dan Jumat, 15 Februari 2013. Pelaksanaan siklus I dilakukan pada Jumat, 22

Februari 2013 dan siklus II pada Jumat, 1 Maret 2013. Pada dua minggu

selanjutnya penelitian difokuskan pada diskusi dengan dosen pengampu terkait

silabus dan SAP serta rekomendasi pokok bahasan pada proses belajar mengajar

selanjutnya.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ada dua yaitu jenis data primer dan data

sekunder.

1) Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari mahasiswa dan dosen Program Studi Pendidikan

Bahasa Inggris Universitas Mahasaraswati Denpasar. Dalam penelitian ini

data ini diambil dengan metode observasi, wawancara, dan melalui tes,

baik dalam kegiatan tes awal maupun tes akhir, pada tahapan tindakan

yang ada di dalam siklus.

2) Data pendukung adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Mahasarawati

Page 40: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

40

Denpasar berupa daftar hadir mahasiswa, lembar kerja mahasiswa, daftar

nilai, silabus, Satuan Acara Perkuliahan (SAP), dan bahan ajar yang ada.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah mahasiswa semester IV Program Studi

Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Mahasarawati tahun akademik 2012/2013.

Pemilihan sumber data ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada semester tiga

mahasiswa yang telah mempelajari mata kuliah Structure I dan Structure II masih

mempunyai pemahaman yang rendah tentang tata bahasa Inggris. Ada sebelas

kelas semester IV dengan total jumlah mahasiswa 317 orang.

Kelas yang dijadikan sumber data adalah kelas K dengan jumlah

mahasiswa 35 orang mahasiwa. Kelas ini dipilih karena mempunyai tingkat

pemahaman bahasa Inggris yang paling rendah. Data yang dipeoleh dari daftar

nilai mata kuliah Structure II menunjukkan bahwa dari 35 orang mahasiswa

tersebut, ada 22 orang mahasiswa yang nilainya tidak memenuhi standar

ketuntasan minimum, yaitu 55, yang dipersyaratkan oleh Program Studi

Pendidikan Bahasa Inggris.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat perilaku mahasiswa dalam

proses pembelajaran.

Page 41: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

41

LEMBAR OBSERVASI

HARI/TANGGAL : JUMAT, 15 FEBRUARI 2013

PUKUL : 18.30--20.00 WITA

TEMPAT : RUANG 115

No. Lingkup Pengamatan :

1. Penyampaian materi ajar oleh dosen : A. Sangat Baik B. Baik

C. Kurang Baik

2. Kesesuain penjelasan dengan materi ajar yang disampaikan oleh dosen :

A. Sangat Baik B. Baik C. Kurang Baik

3. Tingkat keaktifan dosen A. Sangat Baik B. Baik C. Kurang Baik

4. Jumah mahasiswa yang hadir : A. Semua hadir B. Ada yang tidak hadir

5. Jumlah mahasiswa yang tidak hadir A. 1--5 orang B. 6--10 orang

C. Lebih dari 10 orang

6. Sikap mahasiswa dalam menanggapi penjelasan dosen : A. Sangat Baik

B. Baik C. Kurang Baik

7. Keinginan mahasiswa untuk bertanya jika mereka belum memahami materi

ajar : A. Sangat Baik B. Baik C. Kurang Baik

8. Interaksi antarmahasiswa : A. Sangat Baik B. Baik C. Kurang Baik

9. Sikap dosen ketika memperbaiki kesalahan tata bahasa mahasiswa :

A. Sangat Baik B. Baik C. Kurang Baik

10. Sikap mahasiswa ketika memperbaiki kesalahan tata bahasa mereka :

A. Sangat Baik B. Baik C. Kurang Baik

11. Sikap mahasiswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan dosen kepada

mereka : A. Sangat Baik B. Baik C. Kurang Baik

2) Lembar Soal

Lembar soal adalah lembar kerja mahasiswa yang digunakan untuk

mengukur tingkat pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa. Lembar soal

Page 42: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

42

yang berisi sepuluh nomor soal ini diberikan kepada siswa pada tahapan

tindakan.

STRUCTURE IV - TASK THREE

ERROR RECOGNITION WITH REASON TEST

Instruction:

Find the error based on the options A, B, C or D in column 2, then write it in

column 3. In column 4 you have to write the correct answer. In column 5 you

have to write the theoretical reason of the answers in columns 3 and 4.

No. Soal Jawab

an

Salah

Jawab

an

Benar

Alas

an

1 2 3 4 5

1. After being indicted for his part in a bank robbery,

A B

the reputed mobster decided find another attorney.

C D

2. Harry’s advisor persuaded his taking several courses

A

which did not involve

B C

much knowledge of mathematics.

D

3. The only teachers who were required to attend the

A B C

meeting were George, Betty, Jill and me.

D

4. The work performed by these officers are not

A B

Page 43: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

43

worth our paying them any longer.

C D

5. The president went fishing after he has finished with

A B C D

the conferences.

6. Peter and Tom plays tennis every afternoon with

A B C

Mary and me.

D

7. There were a time that I used to swim five laps

A B

every day, but now I do not have enough time.

C D

8. He was drink a cup of coffee when the telephone

A B C

rang.

D

9. We called yesterday our friends in Boston to tell

A B C

them about the reunion that we are planning.

D

10. The children were playing last night outdoors when it

A B

began to rain very hard.

C D

Page 44: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

44

3) Kuesioner

Kuesioner adalah instrumen yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan kepada mahasiswa untuk memeroleh data tentang kesulitan-

kesulitan yang mereka alami dalam memahami tata bahasa Inggris.

KUESIONERS

NAMA :………………………………………………..

NIM :………………………………………………..

KELAS :……………………………………………….

TANGGAL :………………………………………………

1. Menurut Anda faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam memahami tata bahasa Inggris, baik dalam hal pengajaran di kampus maupun motivasi anda sendiri? a……………………………………………………………………

b…………………………………………………………………..

c……………………………………………………………………

d……………………………………………………………………

2. Hal apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman bahasa Inggris tersebut? a……………………………………………………………………

b……………………………………………………………………

c……………………………………………………………………

d……………………………………………………………………

3. Menurut Anda apakah penerapan jenis tes Error Recognition with Reason Test dapat membantu Anda dalam memahami tata bahasa Inggris? Sejauh mana hal itu membantu Anda?

………………………………………………………………………

….…………………………………………………………………

Page 45: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

45

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode simak dan pengamatan langsung. Peneliti melakukan pengamatan dan

melihat langsung ke lokasi penelitian untuk memeroleh data. Menurut Sudaryanto

(1993:133), metode simak ini dapat disejajarkan dengan metode observasi.

Tahapan-tahapan dalam pengumpulan data adalah seperti di bawah ini.

1) Mengamati kelas dan staf pengajar yang dipilih diamati selama ± dua

bulan.

2) Mengamati dan mencatat teknik mengajar dan tingkat keaktifan

mahasiswa selama proses pembelajaran.

3) Memberikan lembar soal kepada mahasiswa untuk dikerjakan.

4) Menanyakan kesulitan yang dialami oleh mahasiswa.

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data

Menurut Sudaryanto (1993:6), analisis data adalah upaya peneliti

menangani langsung masalah yang terkandung dalam data. Metode analisis adalah

cara yang ditempuh peneliti untuk memahami permasalahan pemahaman tata

bahasa Inggris yang menjadi objek penelitian. Metode analisis data yang

digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Menurut

Cohen dkk (2007: 461), metode kuantitatif adalah metode yang menggunakan

analisis angka (numerical analysis), sedangkan metode kualitatif adalah

pengorganisasian dan penjelasan data terkait situasi, pola, tema, kategori dan

kebisaaan.

Page 46: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

46

Hasil tes dianalisis sebagai berikut.

Untuk kolom 3 dan 4 bernilai 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk

jawaban yang salah. Untuk menganalisis hasil tes dan pemahaman tata bahasa

Inggris mahasiswa dilakukan hal-hal berikut.

1) Nilai setiap mahasiswa dihitung dengan rumus:

untuk nilai pilihan ganda kolom 3 dan 4 (jawaban benar bernilai 1 dan

jawaban bernilai 0) untuk kajian pembelajaran dan pengajaran bahasa.

Rumusnya:

Jumlah jawaban benar X = x 100% Jumlah pertanyaan

2) Nilai rata-rata seluruh mahasiswa yang diteliti dihitung dengan rumus :

∑X

x = n

Keterangan : x : rata-rata

∑ : jumlah

X : nilai setiap siswa

n : jumlah siswa

Page 47: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

47

Adapun kategori tingkat kemampuan mahasiswa dapat dilihat pada tabel

berikut.

No. Skor (%) Tingkat kemampuan

1 80% -- 100% Excellent (sangat baik)

2 65% -- 79% Good (baik)

3 56% -- 65% Fair (cukup)

4 40% -- 55% Poor (kurang)

5 0% -- 39% Very poor (sangat kurang)

Tabel 3.1 Kriteria Kemampuan Mahasiswa (Hamalik, 2001:120)

Data yang dikumpulkan pada kolom 5 selanjutnya dianalisis secara

kualitatif yang mengkaji bidang lingusitik. Pengajian data kualitatif disajikan

secara deskriptif interpretatif.

3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penyajian informal dan formal. Menurut Sudaryanto (1993:146),

metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata bisaa atau

menggunakan bahasa sejelas-jelasnya, sedangkan metode formal adalah

perumusan dengan tanda dan lambang-lambang.

Page 48: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pra-tindakan

Observasi pada tahap pra-tindakan dilakukan pada Jumat, 15 Februari

2013 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi dan pemahaman tata

bahasa Inggris pada mahasiswa kelas IV K dalam mata kuliah Structure IV,

sebelum diaplikasikannya Error Recognition with Reason Test (ERWRT).

Mahasiswa di kelas ini berjumlah 35 orang dan semuanya hadir pada pra-tindakan

ini. Selama kegiatan ini peneliti bertindak sebagai pengamat dan menuliskan hasil

pengamatan pada lembaran observasi yang telah dipersiapkan.

Dari lembar observasi yang ada dapat dicatat bahwa penyampaian materi

yang diberikan oleh dosen dilakukan dengan baik dan ada kesesuaian penjelasan

dengan materi ajar yang disampaikan. Tingkat keaktifan mahasiswa kurang baik

yang dapat dilihat dari mahasiswa di bagian belakang kelas ada yang bercerita dan

hanya akan menjawab jika ditanya oleh dosen mereka. Sikap mahasiswa dalam

menanggapi penjelasan dosen dan keinginan mereka untuk bertanya jika belum

memahami materi ajar serta interaksi antarmahasiswa tergolong kurang baik

karena ada mahasiswa yang aktif dan ada pula yang kurang aktif dalam menyimak

penjelasan dosen. Sikap dosen ketika memperbaiki kesalahan tata bahasa

mahasiswa dan sikap mahasiswa ketika memperbaiki kesalahan tata bahasa

Inggris mereka tergolong baik. Sikap mahasiswa dalam mengerjakan tugas yang

diberikan oleh dosen masih kurang baik yang tampak dari adanya mahasiswa yang

belum mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan dan akhirnya dosen

Page 49: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

49

memberikan waktu kepada mereka untuk menyelesaikannya sebelum soal tersebut

dibahas di dalam kelas. Mahasiswa mampu memberikan argumentasi atas pilihan

jawaban mereka, tetapi ketepatan jawaban itu sulit diukur karena tidak dituliskan

pada lembar jawaban dan hanya dituturkan/disampaikan secara lisan bersama-

sama sehingga sulit mengukur kemampuan per individu.

4.1.1 Hasil Tes Pra-tindakan

Pada pra-tindakan jenis tes yang diberikan adalah jenis tes Error

Recognition yang sering dipakai dalam Test of English as Foreign Language

(TOEFL). Jenis tes error recognition ini digunakan oleh dosen untuk melihat

pokok bahasan apa saja yang belum dipahami oleh mahasiswa setelah

mempelajari mata kuliah Structure I - III. Soal yang diujikan diambil dari buku

Advance Grammar in Use by Martin Hewings. Ada sepuluh nomor soal diujikan

yang meliputi pokok bahasan (1) singular verbs; (2) bukan count noun;

(3) preposition for; (4) reflexive pronoun; (5) embedded question: question word

+ subject + verb; sn 6 subject + auxiliary verb (negative) + either); (7) subject +

verb + complement + modifier; sn 8 other is an adjective when it appears before

a noun and can not be plural; (9) use simple past with the past perfect for two

activities that happened not at once; dan (10) have been that agrees with the

plural subject many theories or the agreement between subject and verb.

Jenis soal sebelum aplikasi Error Recognition with Reason Test (ERWRT)

No. Soal 1. Buying clothes are often a very-consuming practice

A B because those clothes that a person likes are rarely the ones that fit him C D or her.

Page 50: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

50

2. Because they had spent too many time considering A B C the new contract, the students lost the opportunity to lease the apartment. D

3. These televisions are all too expensive for we to buy A B C at this time, but perhaps we will return later. D

4. After she had bought himself a new automobile, A B she sold her bicycle. C D

5. The next important question we have to decide A B is when do we have to submit the proposal. C D

6. George has not completed the assignment yet, and A B C Maria hasn’t neither. D

7. John decided to buy in the morning a new car, A B but in the afternoon he changed his mind. C D

8. Some of the plants in this store require very A little care, but this one needs much more sunlight B C than the others ones. D

9. After George had returned to his house, he was reading a book. A B C D

10. Many theories on conserving the purity of water A has been proposed, but not one has been as widely accepted at this one. B C D

Setelah jawaban mahasiswa diperiksa, nilai yang diperoleh pada kegiatan

pra-tindakan menunjukkan bahwa ada 11 orang mahasiswa yang memeroleh nilai

di bawah 55, atau belum mencapai nilai minimum sesuai dengan Standar

Page 51: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

51

Ketuntasan Minimum (SKM) yang dipersyaratakan oleh Program Studi. Adapun

nilai pra-tindakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Tingkat Pemahaman Bahasa Inggris pada

Kegiatan Pra-tindakan

No.

No. Induk

Nama Mahasiswa

Nilai

2 4121 Servinus Supar 67,5 3 4169 Ni Putu Yeni Maharani 67,5 4 4298 I Wayan Wiranata 67,5 5 4456 Atika Fatimawati 60 6 4457 Ayu Wadnyani Diah Setyawati 55 7 4458 Fransiskus Sanur 75 8 4459 Gedi Ambeg Paramantani 35 9 4461 I Gede Budi Artawan 62,5 10 4462 I Gusti A Nym Nita Setia Dewi 27,5 11 4463 I Gusti Ngurah Putu Arya Suta Wiranatha 67.5 12 4464 I Made Sariyanta 92,5 13 4465 I Made Wahyu Pradana 92,5 14 4466 I Made Yogi Wahyu Semaradana 87,5 15 4467 I Putu Sinar Widnyana 92,5 16 4468 Ida Ayu Putu Sukrantari 45 17 4469 Ida Ayu Sasri Dewi 85 18 4470 Kadek Abdi Juana 60 19 4471 Kadek Edi Sumartha 79,5 20 4472 Luh Caka Fitri Nadiantari 75 21 4473 Luh Mari Yanti Dewi 45 22 4475 Ni Luh Putu Ning Septyarini 95 23 4476 Ni Kadek Elik Mandasari 47,5 24 4477 Ni Kadek Juliani 62,5 25 4478 Ni Komang Arini 90 27 4480 Ni Luh Ayu Putri R S 42,5 28 4481 Ni Luh Prihatini 90 29 4483 Ni Made Putu Eka Ariningsih 35 30 4484 Ni Nengah Maryanti 42,5 31 4485 Ni Putu Ayu Rikawati 66 32 4486 Ni Putu Linda Sundari Cintya Dewi 30,5 33 4487 Ni Putu Mas Aryani 85

Page 52: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

52

34 4488 Ni Wayan Maya Minarti 33 35 4489 Ni Wayan Suci Andriani 55 36 4490 Ni Wayan Suwartini Muliadana 90 38 4574 Putu Ayuning January Punia Putri 50

Nilai rata-rata 64,4

Pada pra-tindakan nilai tertinggi 97,5 diperoleh 1 orang mahasiswa dan

nilai terendah 27,5 diperoleh 1 orang mahasiswa. Standar Nilai Ketuntasan

Minimum (SKM) yang dipersyaratkan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa

Inggris Universitas Mahasaraswati adalah 55. Hasil tes menunjukkan bahwa dari

35 orang mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Structure IV, 24 orang

mahasiswa yang nilainya melampaui SKM dan 11 orang mahasiswa yang nilainya

di bawah SKM. Nilai rata-rata dari pra-tindakan ini adalah 64,4. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa masih

rendah karena ada 30% mahasiswa yang nilainya belum memenuhi SKM. Sepuluh

soal yang dibahas pada kegiatan pra-tindakan ini sebelumnya diberikan sebagai

pekerjaan rumah dan dikumpulkan sebelum dibahas di dalam kelas. Kelemahan

dari pemberian tugas rumah ini adalah dosen tidak bisa menjamin bahwa tugas

tersebut dikerjakan oleh mahasiswa sendiri.

Hasil pra-tindakan juga menunjukkan bahwa tingkat pemahaman tidak

bisa diukur dengan baik karena jawaban soal hanya dituturkan dan hasil ini belum

bisa dijadikan acuan dalam mengukur tingkat pemahaman mahasiswa dalam

memahami tata bahasa Inggris. Dikatakan demikian karena jawaban dari soal

bentuk pilihan ganda ini tidak dapat sepenuhnya mencerminkan tingkat

pemahaman mahasiswa karena memiliki unsur spekulasi yang tinggi.

Page 53: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

53

4.1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Mahasiswa dalam Memahami Tata

Bahasa Bahasa Inggris

Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi mahasiswa dalam

memahami tata bahasa Inggris, mahasiswa diberikan kuesioner dengan pertanyaan

terbuka (seperti terlihat pada instrumen penelitian) untuk diisi berdasarkan

pengalaman mereka selama belajar bahasa Inggris. Berdasarkan hasil 32

kuesioner yang dikumpulkan dari mahasiswa secara umum ada lima faktor yang

memengaruhi tingkat pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa. Selanjutnya

kelima faktor tersebut dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan

eksternal. Ada tiga faktor internal yaitu (1) kurangnya kegiatan praktik berbahasa

yang dilakukan secara langsung dengan penutur asli/native speaker dan waktu

terbatas dalam me-review bahan ajar yang diberikan dosen; (2) kurangnya

penguasaan kosakata bahasa Inggris serta perubahan kata kerja yang sangat

membingungkan khususnya dalam tenses; (3) kurangnya rasa percaya diri karena

takut melakukan kesalahan saat berkomunikasi dan kesadaran dan upaya belajar

mahasiswa tentang pentingnya bahasa Inggris bagi masa depan. Ada dua faktor

eksternal yaitu (1) kurangnya fasilitas yang disiapkan oleh kampus misalnya

laboratorium bahasa dan (2) penyampaian materi ajar oleh dosen yang kurang

baik.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, ada dua laboratorium

bahasa yang telah disiapkan oleh kampus, setiap ruangnya mampu menampung 20

orang mahasiswa. Jumlah mahasiswa per kelas adalah 30 sampai 35 orang.

Laboratorium ini biasanya digunakan seminggu sekali khususnya pada matakuliah

Page 54: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

54

Listening. Jumlah mahasiswa semester II dan IV adalah 915 orang. Ada dua

jadwal perkuliahan yang dilakukan di Unmas yaitu perkuliahan di pagi dan sore

hari. Ada sebelas kelas pada semester IV yang terdiri dari enam kelas pagi (Kelas

A--F) dan lima kelas sore (Kelas G--K). Hal ini menunjukkan bahwa dua ruang

laboratorium bahasa kurang mampu digunakan secara maksimal oleh 915 orang

mahasiswa. Dalam penyampaian materi di kelas, dosen pengampu telah

menyiapkan sepuluh nomor soal yang akan dibahas di dalam kelas. Soal-soal

tersebut diberikan kepada mahasiswa sebagai pekerjaan rumah dan akan

dikumpulkan dan dibahas pada pertemuan berikutnya. Setiap soal terdiri dari satu

pokok bahasan. Penyampaian materi di dalam kelas hanya dilakukan dengan

menggunakan soal-soal. Tidak tersedia buku sumber atau bahan ajar yang

diberikan kepada mahasiswa.

Dari faktor internal dan eksternal yang ada, dapat diurutkan sebagai

berikut : kurangnya pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa adalah kurangnya

penguasaan kosakata bahasa Inggris serta perubahan kata kerja yang sangat

membingungkan khususnya dalam tenses (55%), kurangnya kegiatan praktik

berbahasa yang dilakukan secara langsung dengan penutur asli/native speaker dan

waktu terbatas dalam me-review bahan ajar yang diberikan dosen (18%),

kurangnya rasa percaya diri karena takut melakukan kesalahan saat berkomunikasi

dan kesadaran dan upaya belajar mahasiswa tentang pentingnya bahasa Inggris

bagi masa depan (11%), kurangnya fasilitas yang disiapkan oleh kampus misalnya

laboratorium bahasa (10%), dan penyampaian materi ajar oleh dosen yang kurang

baik (6%).

Page 55: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

55

Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman

tata bahasa Inggris adalah (1) melakukan praktik komunikasi langsung dengan

penutur asli/native speaker; (2) memanfaatkan waktu lebih banyak lagi untuk me-

review pelajaran sebelumnya; (3) lebih sering membaca kamus dan bacaan dalam

bahasa Inggris; (4) mempraktikkan langsung ke dunia kerja misalnya bidang

pariwisata; dan (5) harus memahami pola kalimat dalam bahasa Inggris dengan

baik dan benar.

4.2 Tindakan Siklus I

Setelah dilakukan pra-tindakan dapat ditemukan kendala yang ada dalam

mengukur tingkat pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa karena alasan hanya

dituturkan dan tidak dituliskan. Selanjutnya, untuk meningkatkan pemahaman tata

bahasa Inggris ini diterapkan ERWRT. Dengan penerapan ERWRT, alasan akan

ditulis dan dapat dijadikan data yang dapat dianalisis tata bahasanya.

4.2.1 Rencana Tindakan Siklus I

Setelah memeroleh hasil pra-tindakan diadakan diskusi dengan dosen

pengampu Structure IV untuk membicarakan persiapan pelaksanaan siklus I. Dari

hasil diskusi tersebut diputuskan untuk melaksanakan siklus I pada Jumat, 22

Februari 2013 dengan memberikan 10 nomor soal untuk diujikan pada tes awal

dan tes akhir. Jumlah soal yang diujikan dan dibahas meliputi pokok bahasan

(1) penggunaan simple present tense untuk present time with stative (linking)

verbs); (2) penggunaan past perfect untuk kejadian yang terjadi lebih dahulu pada

waktu lampau; (3) penggunaan simple past untuk waktu yang spesifik pada masa

Page 56: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

56

lampau; (4) penggunaan reflexive pronoun; (5) penggunaan bukan count noun;

(6) penggunaan gerund (verb + ing) sesudah preposition; (7) penggunaan

possessive adjective sebelum gerund; (8) agreement of verbs antara kalimat utama

dan anak kalimat; (9) bentuk dari affirmative agreement rule; dan (10)

penggunaan gerund.

Pada pra-tindakan dosen memberikan 10 soal dengan pokok bahasan yang

berbeda sebagai pekerjaan rumah yang selanjutnya dibahas pada pertemuan

berikutnya. Seperti yang telah disinggung di depan, kelemahan dari pemberian

pekerjaan rumah ini adalah dosen tidak bisa menjamin bahwa pekerjaan yang

diberikan tersebut dikerjakan sendiri oleh mahasiswa. Di samping itu jawaban

yang diberikan hanya berupa pemilihan opsi tanpa penjelasan teoretis tentang

pemilihan opsi tersebut. Melihat kelemahan tersebut maka pada pelaksanaan

siklus I diputuskan bersama bahwa diujikan 10 buah soal menggunakan ERWRT

dengan pokok bahasan yang berbeda. Soal ini diberikan kepada mahasiswa pada

proses belajar mengajar, pada kegiatan tes awal dan tes akhir.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada Jumat, 22 Februari 2013 diawali dengan tes

awal mengaplikasikan jenis tes ERWRT. Ada 29 orang mahasiswa yang hadir

pada pelaksaanan siklus I dari total 35 orang. Pelaksanaan kegiatan tes awal

dilakukan selama 20 menit. Setelah waktu yang ditentukan selesai lembaran soal

dikumpulkan kembali untuk diperiksa. Selanjutnya adalah kegiatan pembelajaran

dan pada kegiatan ini peneliti mengobservasi pelaksanaan tindakan, mencatat hal-

Page 57: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

57

hal yang mendukung penilaian. Setelah kegiatan pembelajaran berakhir diadakan

kegiatan tes akhir selama 25 menit yang hasilnya dijadikan pembanding

peningkatan pemahaman mahasiswa. Hasil tindakan siklus I terdiri atas tiga

bagian yaitu hasil observasi siklus I, hasil tes siklus I dan refleksi siklus I.

4.2.2.1 Hasil Observasi Siklus I

Hasil observasi menunjukkan bahwa materi yang disampaikan oleh dosen

dilakukan dengan baik dan ada kesesuaian penjelasan dengan materi ajar yang

disampaikan. Tingkat keaktifan mahasiswa mulai membaik karena mahasiswa

yang duduk di bagian belakang kelas mulai memerhatikan penjelasan dosen

mereka. Sikap mahasiswa dalam menanggapi penjelasan dosen dan keinginan

mereka untuk bertanya mulai terlihat dan mereka menjadi lebih aktif dalam

menyimak penjelasan dosen. Sikap dosen ketika memperbaiki kesalahan tata

bahasa mahasiswa dan sikap mahasiswa ketika memperbaiki kesalahan tata

bahasa Inggris mereka tergolong baik. Mahasiswa mampu memberikan

argumentasi atas pilihan jawaban yang dituliskan pada kolom 5.

4.2.2.2 Hasil Tes Siklus I

Hasil tes awal dan tes akhir yang dilakukan terhadap mahasiswa setelah

merujuk pada kunci jawaban tes menunjukkan adanya peningkatan pemahaman

tata bahasa Inggris mahasiswa. Peningkatan pemahaman tata bahasa ini dianalisis

berdasarkan kesalahan pemilihan opsi jawaban salah pada kolom 3, jawaban benar

pada kolom 4, dan penulisan alasan teoretis pada kolom 5. Pemilihan opsi

jawaban yang salah pada kolom 3 dan penulisan jawaban benar pada kolom 4

terdiri atas empat kemungkinan yaitu: (1) opsi benar - jawaban benar; (2) opsi

Page 58: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

58

benar – jawaban salah; (3) opsi salah – jawaban benar dan (4) opsi salah –

jawaban salah. Setiap jawaban benar pada kolom 3 bernilai 1 dan yang salah

bernilai 0, demikian juga dengan penulisan jawaban pada kolom 4, jawaban yang

benar memeroleh nilai 1 dan jawaban yang salah bernilai 0. Alasan pada kolom 5

dianalisis berdasarkan dua dimensi, yaitu isi dan tata bahasa. Kegiatan tes awal

dilakukan selama 20 menit dan kegiatan tes akhir selama 25 menit. Hasil tes awal

dan tes akhir siklus I adalah sebagai berikut.

Soal nomor 1 : K3 : K4 : The food that Mark is cooking in A B the kitchen is smelling delicious C D

C (is smelling) smells

Pada soal nomor 1 tidak ada kesalahan pada kolom 3, baik pada hasil tes awal

maupun tes akhir. Pada kolom 4 ada 4 jawaban yang salah yang dilakukan oleh 15

orang mahasiswa pada kegiatan tes awal dengan menuliskan jawaban: (1)

smelling; (2) smelled, (3) is smell, dan (4) smell. Pada kegiatan tes akhir ada 2

jawaban salah dan dilakukan oleh 3 orang mahasiswa dengan menuliskan jawaban

smell dan small.

Soal nomor 2 : K3 : K4 : After John eaten dinner, he wrote A B several letters, and went to bed. C D

A (eaten) had eaten

Pada soal nomor 2 tidak ada yang menjawab salah pada kolom 3 pada tes awal

dan tes akhir. Pada kolom 4 hasil tes awal menunjukkan ada 2 jawaban salah

Page 59: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

59

yakni had ate dan ate yang dilakukan oleh 11 orang mahasiswa. Pada hasil tes

akhir juga ada 2 jawaban salah yang sama dan dilakukan oleh 3 orang mahasiswa.

Soal nomor 3 : K3 : K4 : The manager has finished working A B on the report last night, and now she begin C to write the proposal. D

A (has finished) finished

Pada soal nomor 3 tidak ada kesalahan pada kolom 3 pada hasil tes awal dan tes

akhir. Pada kolom 4 hasil tes awal menunjukkan ada 1 jawaban salah yang

dilakukan oleh 2 orang mahasiswa dengan jawaban has finish. Pada hasil tes akhir

kesalahan penulisan jawaban tidak ditemukan.

Soal nomor 4 : K3 : K4 : Because Sam and Michelle had done all the A B work theirselves, they were unwilling to give C D the result to Joan.

C (theirselves) themselves

Pada jawaban soal nomor 4, ada 1 kesalahan pemilihan opsi kolom 3 pada

kegiatan tes awal, tetapi tidak ditemukan kesalahan pada hasil tes akhirnya. Pada

kolom 4 ada 5 jawaban salah pada kegiatan tes awal dilakukan oleh 13 orang

mahasiswa dengan jawaban (1) them selves; (2) themselve; (3) themself; (4) by

themself; dan (5) unwell. Pada hasil tes akhir ada 2 jawaban salah dan dilakukan

oleh 2 orang mahasiswa dengan jawaban them selves dan themself.

Page 60: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

60

Soal nomor 5 : K3 : K4 : Daniel said that if he had to do another homework A B tonight, he would not be able to attend the concert. C D

B (another) anymore

Pada soal nomor 5 pada hasil tes awal ada 2 kesalahan pada kolom 3, tetapi

kesalahan ini tidak ditemukan pada hasil tes akhir. Pada kolom 4 ditemukan 4

jawaban salah yang dilakukan oleh 9 orang mahasiswa pada kegiatan tes awal

dengan jawaban (1) other; (2) will; (3) any more dan (4) if only he had done.

Pada hasil tes akhir ditemukan 1 jawaban salah yang dilakukan oleh 3 orang

mahasiswa dengan jawaban any more.

Soal nomor 6 : K3 : K4 : After to take the medicine, the patient A B became drowsy and more manageable. C D

A (to take) taking

Pada soal nomor 6 ini tidak ada jawaban yang salah pada kolom 3 dan 4 yang

dilakukan oleh mahasiswa, baik pada kegiatan tes awal maupun tes akhir.

Soal nomor 7: K3 : K4 : We insist on you leaving the meeting before any A B C further outbursts take place D

(A) you your

Jawaban soal nomor 7 pada kolom 3 ada 2 kesalahan pemilihan opsi pada hasil

kegiatan tes awal, tetapi tidak ditemukan pada hasil tes akhir. Pada kolom 4 ada 2

jawaban salah yang dilakukan oleh 2 orang mahasiswa pada kegiatan tes awal

dengan menuliskan jawaban leaving dan to leave. Pada hasil kegiatan tes akhir

kesalahan ini tidak ditemukan.

Page 61: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

61

Soal nomor 8: K3 : K4 : It has been a long time since we have talked to John, isn’t it? A B C D

D (isn’t it)

hasn’t it

Pada soal nomor 8 tidak ditemukan jawaban salah pada kolom 3 dan 4 baik pada

kegiatan tes awal maupun tes akhir.

Soal nomor 9 : K3 : K4 : Henry objects to our buying this house without the approval A B of the attorney and John does so. C D

D (John does so)

John does so or so does John

Pada soal nomor 9 tidak ada jawaban salah pada kolom 3 pada hasil tes awal dan

tes akhir. Pada hasil tes awal di kolom 4 ditemukan 1 jawaban salah yang

dilakukan oleh 10 orang mahasiswa dengan jawaban John does too dan jawaban

salah yang sama masih dituliskan oleh 4 orang mahasiwa pada hasil tes akhir.

Soal nomor 10 : K3 : K4 : Rita enjoyed to be able to meet several Congress members A B C during her vacation. D

A (to be)

being

Pada soal nomor 10 ini tidak ada jawaban yang salah yang diberikan oleh

mahasiswa baik pada kolom 3 maupun kolom 4, baik pada kegiatan tes awal

maupun tes akhir.

Dari pembahasan di atas dapat dilihat adanya kemajuan yang cukup berarti

dari tes awal ke tes akhir. Hal ini dapat dilihat pada perbandingan dari hasil tes

awal dan akhir pada kolom 3 dan 4 siklus I.

Page 62: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

62

Tabel 4.2 Daftar Nilai Tes Awal dan Tes Akhir K3 dan K4 Siklus I

No absen

Tes awal Tes akhir K3 K4 K3 K4

2 100 80 100 100 3 100 90 100 90 5 100 80 100 100 7 100 70 100 90 8 100 70 100 100 9 80 70 100 100 10 100 70 100 100 11 100 100 100 90 12 100 80 100 100 13 100 70 100 100 14 100 90 100 90 17 80 50 100 90 18 100 70 100 100 19 100 80 100 100 21 100 70 100 100 22 100 90 100 100 23 100 80 100 100 24 100 70 100 90 27 100 90 100 100 28 80 70 100 100 29 100 90 100 100 30 100 90 100 100 31 100 80 100 100 32 100 90 100 100 33 100 80 100 100 34 100 80 100 100 35 100 80 100 100 36 100 90 100 90 38 100 100 100 100

Nilai rata-rata

97,9 80 100 97,5

Dari daftar nilai siklus I yang diikuti oleh 29 orang mahasiswa hasil

kegiatan tes awal kolom 3 tampak ada 3 orang mahasiswa yang memeroleh nilai

80 dan 26 orang mahasiswa memeroleh nilai 100. Pada kolom 4 ada 1 orang

mahasiswa yang memeroleh nilai 50; 9 orang mahasiswa yang memeroleh nilai

Page 63: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

63

70; 9 orang mahasiswa yang memeroleh nilai 80; 8 orang mahasiswa memeroleh

nilai 90; dan 2 orang mahasiswa yang memeroleh nilai 100. Hal ini menunjukkan

bahwa berdasarkan hasil tes awal diketahui ada 1 orang mahasiswa yang

memeroleh nilai di bawah SKM yang dipersyaratkan, yaitu 55.

Hasil kegiatan tes akhir menunjukkan pada kolom 3 semua mahasiswa

memeroleh nilai 100. Pada kolom 4 menunjukkan ada 7 orang mahasiswa yang

memeroleh nilai 90; dan 22 orang mahasiswa yang memeroleh nilai 100. Hal ini

menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tes akhir diketahui tidak ada mahasiswa

yang memeroleh nilai di bawah nilai ketuntasan minimum. Nilai rata-rata kolom 3

pada hasil kegiatan tes awal adalah 97,9 meningkat menjadi 100 pada hasil tes

akhir. Nilai rata-rata kolom 4 pada hasil tes awal adalah 80 meningkat menjadi

97,5 pada hasil tes akhir. Lebih lanjut nilai yang diperoleh mahasiswa pada

kegiatan tes awal dan tes akhir baik nilai pada kolom 3 dan 4 serta nilai rata-rata

kolom 3 dan 4. Pemaparan melalui grafik dipisahkan menjadi tiga bagian yaitu

nilai tes awal, nilai tes akhir dan nilai rata-rata tes awal dan tes akhir sehingga

dapat dilihat secara rinci adanya peningkatan pemahaman tata bahasa Inggris.

Lebih lanjut dapat dilihat pada tiga grafik di bawah ini.

Page 64: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

64

Grafik 4.1 Hasil Tes Awal Siklus I K3 dan K4

Grafik 4.2 Hasil Tes Akhir Siklus I K3 dan K4

0

5

10

15

20

25

30

50 60 70 80 90 100

K3

K4

0

5

10

15

20

25

30

35

90 100

K3

K4

Page 65: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

65

Grafik 4.3 Nilai Rata-rata K3 dan K4 (Hasil Tes Awal dan Tes Akhir)

Dari hasil pra tindakan dari 35 orang mahasiswa ditemukan ada 11 orang

mahasiswa yang tidak memenuhi SKM dan nilai rata-ratanya adalah 64,4. Pada

tes akhir kolom 3 dan 4 siklus I, nilai dari 29 mahasiswa yang mengikuti tes

memenuhi SKM. Nilai rata-rata kolom 3 dan 4 adalah 100 dan 97,5. Untuk

mengetahui perbedaan nilai tes dan nilai rata-rata pra-tindakan serta hasil tes akhir

kolom 3 dan 4 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

0

20

40

60

80

100

120

Tes Awal Tes Akhir

K3

K4

Page 66: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

66

Grafik 4.4 Perbandingan Nilai dan Nilai rata-rata Pra-tindakan dan Siklus I

Selanjutnya kesalahan yang ada pada kolom alasan (kolom 5) dianalisis

dari aspek lingusitiknya, yang terdiri dari 2 dimensi yaitu isi dan tata bahasa

dengan tiga kemungkinan jawaban: (1) Isi Salah – Tata Bahasa Salah (IS-TBS);

(2) Isi Benar – Tata Bahasa Salah (IB-TBS); dan (3) Isi Benar – Tata Bahasa

Benar (IB-TBB). Kesalahan tata bahasa selanjutnya dilihat dari kesalahan

berdasarkan pattern (verbs, pronouns, nouns, adjectives) atau style (parallel

structure, agreement). Ada pula tiga kesalahan non tata bahasa yaitu Kesalahan

Ejaan (KE), Kesalahan Diksi (KD) dan Tidak Menuliskan Jawaban (TMJ). Jenis

kesalahan yang ditemukan pada siklus I adalah sebagai berikut.

1) IS-TBS

Contoh kesalahan ini dapat dilihat pada soal nomor 5 “Daniel said that if

he had to do another homework tonight, he would not be able to attend the

concert”. Pilihan jawaban salah adalah another dan harus digantikan dengan

0

20

40

60

80

100

120

Pra-tindakan Kolom 3 Kolom 4

< SKM (orang)

>SKM (orang)

Nilai Rata-rata

Page 67: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

67

anymore dengan alasan “ another can not be used with bukan count noun such

as homework’. Contoh jawaban salah adalah

(1) We change because that was wrong and change the meaning.

(2) Because the next sentence continue by simple past and haven’t happened

yet.

(3) Because if same like negative sentence so should be use ‘any’.

2) IB-TBS

Ada enam kesalahan IB-TBS yang ditemukan pada siklus I.

a) Ketidaksesuaian Subyek dan Verba.

Contoh kesalahan ini adalah

(1) Smelled link verb.

(2) Because it use lingking verb in the sentences.

(3) Smell don’t need –ing form.

(4) It use past perfect tense.

(5) If there are two events happen in the past, the first event should use

past perfect tense.

(6) That use simple past.

Menurut Ehrlich (2004:36), verba (verb) adalah kata atau kata-kata yang

menggambarkan tindakan atau keadaan subjek dari sebuah kalimat. Kata kerja

tersebut membuat sebuah pernyataan tentang subjeknya. Pola kalimat dalam

simple present tense bahasa Inggris adalah ‘subject + verb 1 + object’, kalimat

dengan subyek I, you, we, they + verb 1, contohnya ‘I eat some bread’, dan pada

kalimat dengan subjek diri ketiga tunggal atau dengan pronomina ketiga tunggal

Page 68: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

68

atau benda, misalnya Hendry, Sue, he, she, dan it, kata kerja harus ditambahkan

s/es, contohnya She eats some bread atau Hendry teaches English. Jawaban

benar adalah

(1a) The word “smells” is a linking verb.

(2a) Because it uses linking verb in the sentences.

(3a) The word “smells” does not need –ing form.

(4a) It uses past perfect tense because it tells about the activity or event that

happened first.

(5a) If there were two events happened in the past, the first event should be in

past perfect tense.

(6a) That uses simple past because it has specific adverb of time ‘last night’

b) Kesalahan Penggunaan Preposisi.

Contoh kesalahan ini adalah

(1) Because it must be changed by possessive adjective.

(2) Because the reflective pronoun.

(3) In question tag the aux (has) must in the end of the sentence.

Menurut Ehrlich (2004:119-126) preposisi (kata depan) adalah kata yang

mengandung posisi, arah, waktu, dan hal abstrak yang lain, berfungsi

menghubungkan obyeknya dengan elemen kalimat yang lain. Ada sepuluh

preposisi yang paling sering digunakan yaitu at, by, for, from, in, of, on, to, with

dan because of. Contoh penggunaan peposisi dalam kalimat adalah: I will be home

at 10 tonigh, we bought a new book for her, dan because of the cold weather, we

stayed home. Jawaban benar adalah sebagai berikut.

Page 69: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

69

(1b) Because it must be changed with possessive adjective which is followed

by noun.

(2b) It is because of reflexive pronoun.

(3b) In question tag the auxiliary verb (has) must be at the end of the

sentence.

c) Kesalahan Penggunaan Artikel.

Contoh kesalahan ini adalah

(1) Because that is an linking verb.

(2) Because this sentence is kind of elliptical construction.

Menurut Ehrlich (2004:33) ada dua jenis kata sandang (article): definite

(penentu) dan indefinite (tak tentu). Kata sandang adalah modifiers nomina (kata

benda) dan pronomina (kata ganti). Kata sandang penentu adalah the, yang

digunakan untuk menunjukkan kelompok khusus kata benda atau pronomina,

contohnya George Bush is the president of USA. Kata sandang tak tentu adalah a

dan an. Kata sandang a digunakan di depan kata yang dimulai dengan

konsonan/berbunyi konsonan, contohnya He used a hammer to nail the board atau

He graduated from a university in USA. Kata sandang an digunakan di depan kata

yang dimulai dengan vokal/berbunyi vokal contohnya I bought an apple atau He

is an honest man. Jawaban benar adalah

(1c) Because that is a linking verb.

(2c) Because this sentence is a kind of elliptical construction.

Page 70: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

70

d) Kesalahan dalam Pembentukan Kalimat Pasif.

Contoh kesalahan ini adalah

(1) Because after is preposition and the word after have to follow by gerund.

(2) After preposition ‘after’ must followed by gerund.

(3) Because after anymore should followed by uncountable noun.

(4) Because homework is uncountable noun must be follow by any more.

Menurut Eirlich (2004:45) bentuk kalimat pasif adalah bentuk kalimat

yang memiliki be/modals+be yang diikuti oleh past participle, contohnya

politicians are perceived by the voters in various ways, atau the meals will be

delivered to the homeless when they are ready. Jawaban benar adalah sebagai

berikut.

(1d) Preposition must be followed by gerund.

(2d) After preposition ‘after’ must be followed by gerund.

(3d) Because anymore should be followed by uncountable noun.

(4d) Because homework is uncountable noun, so it must be followed by

anymore.

e) Kesalahan Penggunaan to be.

Contoh kesalahan ini adalah sebagai berikut.

(1) Because gerund always beside preposition.

(2) It is a kind of question tag so the first auxiliary should same with the next

negative auxiliary.

(3) The word is uncountable noun it must anymore.

Page 71: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

71

Menurut Eirlich (2004:38) to be adalah kata kerja kopulatif yang

fungsinya menghubungkan subyek dan obyek contohnya ‘now you are a man’,

‘are’ adalah kata kerja kopulatif yang menghubungkan you dan man. Kata kerja

be, dalam semua bentuknya adalah kopulatif kecuali jika digunakan sebagai

auxiliary verb/kata kerja bantu, contohnya she is helping her parents. Jawaban

benar adalah sebagai berikut.

(1e) Because gerund is always after preposition.

(2e) It is a kind of question tag so the first auxiliary should be the same with

the next negative auxiliar.

(3e) ‘Homework‘ is uncountable noun, so it must be anymore.

f) Penggunaan Verba Ganda.

Contoh kesalahan ini adalah

(1) The sentence should be use past tense.

(2) Because it is should be in simple past tense.

Menurut Ehrlich (2004:40) kata kerja bantu (auxiliary verb) digunakan

bersama kata kerja lain untuk membentuk perubahan waktu, kalimat aktif/pasif,

dan suasana (moods) kata kerja tersebut. Auxiliary verbs yang paling umum

adalah be, do, dan have. The auxiliary verbs yang lainnya adalah can, may, will,

shall, must, ought, might, could, should, dan would yang bisaa disebut modals.

Modals selalu diikuti oleh kata kerja bentuk pertama (verb 1) contohnya I can

play guitar. Jawaban benar adalah sebagai berikut.

(1f) It should be in simple past because ’last night’ is specific adverb of time

(2f) Because it should be in simple past tense.

Page 72: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

72

3) IB-TBB

Jenis jawaban ini adalah jawaban benar menurut isi dan tata bahasanya.

Contoh jawaban ini dapat dilihat pada soal nomor 4 “Because Sam and Michelle

had done all the work theirselves, they were unwilling to give the result to Joan”.

Jawaban yang salah adalah theirselves dan jawaban yang benar adalah themselves

dengan alasan themselves is the correct reflexive pronoun of they. Contoh jawaban

yang dituliskan mahasiswa adalah sebagai berikut.

(1) Because ‘themselves’ is the appropriate form of reflexive pronoun of they.

(2) It uses reflexive pronoun ‘themselves’ and refers to Sam and Michelle.

(3) Because that is reflexives pronoun. So it supposed to be themselves.

KE pada siklus I dapat dilihat pada kalimat berikut ini (1) ‘it must be in

geround form, (2) Because it is elipstical construction when we use so the

sentence is so does John, dan (3) ‘enjoyed is one of the lingking verb that has to

use gerund after using this word’. Jawaban benar adalah (1) after preposition it

must be in gerund form, (2) because it is elliptical construction/affirmative

agreement when we us so the sentence is so does John, dan (3) ‘enjoyed’ is one of

the linking verbs that must be followed by gerund.

KD adalah kesalahan pemilihan kata dalam kalimat. KD yang ditemukan

pada siklus I adalah (1) because there are two past events so one of them should

be past perfect, (2) because the first sentence is in the past perfect tense,

(3) possessive pronoun of they is themselves, dan (4) the word is uncountable

noun. Jawaban benar adalah (1) ‘because there are two past events so first event

must be in past perfect tense, (2) ‘because the first activity must be in the past

Page 73: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

73

perfect tense, (3) reflexive pronoun of they is themselves, dan (4) ‘homework’ is

uncountable noun.

Jenis kesalahan TMJ siklus I dari sepuluh buah soal yang dikerjakan oleh

29 orang mahasiswa, pada tes awal kesalahan TMJ ditemukan pada 14 nomor soal

dan berkurang menjadi 1 nomor soal pada hasil tes akhir. Hal ini menunjukkan

bahwa adanya peningkatan pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa dengan

mulai mencoba menuliskan jawaban mereka pada kolom 5 dan memanfaatkan

waktu tes dengan sebaik-baiknya.

Lebih lanjut, hasil jenis kesalahan pada kolom 5 dipilah per nomor soal

untuk mengetahui pokok bahasan mana yang perlu mendapatkan perhatian pada

proses belajar mengajar selanjutnya. Selain itu dapat pula dilihat peningkatan

pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa melalui jumlah kesalahan baik

kesalahan tata bahasa maupun bukan tata bahasa pada tes awal dan tes akhir. Hal

ini perlu dilakukan agar proses belajar mengajar menjadi lebih komunikatif dan

efektif. Adapun hasil siklus I kolom 5 dapat dilihat tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Jumlah Kesalahan Kolom 3 dan 4 serta Jenis Jawaban K5-SI

No. Soal

Pokok Bahasan Jumlah kesalahan

K3

Jumlah kesalahan

K4

Jumlah Jenis Jawaban - K5

Tes awal

Tes akhir

Tes awal

Tes akhir

Jenis Jawaban

Tes awal

Tes akhir

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Penggunaan

simple present tense untuk present time with stative (linking) verbs)

0 0 15 3 IS-TBS 7 6 IB-TBS 10 7 IB-KTB 6 16

KE 1 1 KD 1 1 TMJ 0 0

Page 74: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

74

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2. Penggunaan past

perfect untuk kejadian yang terjadi lebih dahulu pada waktu lampau

0 0 11 3 IS-TBS 15 13 IB-TBS 12 9 IB-KTB 2 6

KE 1 0 KD 1 0 TMJ 0 0

3. Penggunaan simple past untuk waktu yang spesifik pada masa lampau

0 0 2 0 IS-TBS 21 18 IB-TBS 8 5 IB-KTB 2 5

KE 0 0 KD 3 1 TMJ 0 0

4. Penggunaan reflexive pronoun

1 0 13 2 IS-TBS 15 12 IB-TBS 9 7 IB-KTB 1 9

KE 1 0 KD 0 0 TMJ 1 0

5. Penggunaan bukan count noun

2 0 9 3 IS-TBS 17 15 IB-TBS 8 3 IB-KTB 1 13

KE 1 1 KD 0 1 TMJ 1 0

6. Penggunaan gerund (verb + ing) sesudah preposition

0 0 0 0 IS-TBS 12 9 IB-TBS 11 6 IB-KTB 6 15

KE 1 0 KD 3 0 TMJ 1 0

7. Penggunaan possessive adjective sebelum gerund

2 0 2 0

IS-TBS 17 15 IB-TBS 6 3 IB-KTB 2 7

KE 2 1 KD 0 0 TMJ 6 0

Page 75: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

75

1 2 3 4 5 6 7 8 9 8. Agreement of

verbs antara kalimat utama dan anak kalimat

0 0 0 0 IS-TBS 12 10 IB-TBS 10 3 IB-KTB 2 6

KE 1 1 KD 1 1 TMJ 2 0

9. Bentuk dari affirmative agreement rule

0 0 10 4 IS-TBS 10 8 IB-TBS 10 3 IB-KTB 6 15

KE 1 0 KD 2 1 TMJ 2 0

10. Penggunaan gerund

0 0 0 0 IS-TBS 10 8 IB-TBS 8 6 IB-KTB 1 6

KE 1 1 KD 0 1 TMJ 1 1

Dari hasil jenis jawaban pada kolom 5 dapat disimpulkan bahwa pokok

bahasan yang harus mendapat perhatian untuk proses belajar mengajar selanjutnya

adalah penggunaan simple past untuk waktu yang spesifik pada masa lampau (soal

nomor 3). Dari tabel di atas dapat dilihat adanya perkembangan yang kurang

signifikan, contohnya pada jenis kesalahan IS-TBS berkurang dari 21 kesalahan

menjadi 18, kesalahan IB-TBB berkurang dari 8 kesalahan menjadi 5, dan KE

berkurang dari 3 menjadi 1. Demikian pula jenis jawaban IB-TBB, bertambah

dari 2 jawaban benar menjadi 5. Pokok bahasan yang menunjukkan peningkatan

pemahaman tata bahasa Inggris adalah Pengunaan bukan count noun (nomor 5).

Pada soal ini ditemukan 17 kesalahan IS-TBS pada tes awal, berkurang menjadi

15 kesalahan, demikian juga kesalahan IB-TBS berkurang dari 8 kesalahan

Page 76: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

76

menjadi 3. Bahkan pada jawaban IB-TBB meningkat dari 1 jawaban benar

menjadi 13. Lebih lanjut, analisis per pokok bahasan difokuskan pada analisis

kesalahan tata bahasa IB-TBS untuk mengetahui jenis kesalahan tata bahasa yang

lebih banyak dilakukan oleh mahasiswa untuk dijadikan rujukan sebagai fokus

pembahasan pada proses belajar mengajar selanjutnya. Jenis dan tingkat kesalahan

IB-TBS dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Analisis Kesalahan Tata Bahasa IB-TBS – Siklus I

No Jenis Kesalahan Jumlah Jawaban Tes Awal Tes Akhir

1 Ketidaksesuaian Subject dan Verba 45 30 2 Kesalahan dalam Pembentukan Kalimat Pasif 15 9 3 Kesalahan Penggunaan Preposisi 9 6 4 Kesalahan Penggunaan to be 12 5 5 Penggunaan Verba Ganda 5 3 6 Kesalahan Penggunaan Artikel 4 1

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kesalahan Ketidaksesuaian Verba dan

Kata Kerja perlu mendapat perhatian lebih pada proses pembelajaran selanjutnya

karena merupakan jenis kesalahan tata bahasa yang paling sering dilakukan

mahasiswa (30 kesalahan pada tes akhir) dibandingankan jenis kesalahan lainnya.

4.2.2.3 Refleksi Siklus I

Hasil siklus I menunjukkan adanya peningkatan pemahaman tata bahasa

Inggris mahasiswa yang dapat dilihat dari perbandingan hasil tes awal dan tes

akhir. Nilai terendah tes awal K3 dan K4 adalah 80 dan 50 meningkat menjadi

100 dan 90 pada hasil tes akhir. Nilai rata-rata tes awal K3 dan K4 adalah 97,9

dan 80, meningkat menjadi 100 dan 97,5 pada hasil tes akhir. Dari hasil tindakan

siklus I dari aspek pembelajaran dapat disimpulkan bahwa semua mahasiswa telah

Page 77: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

77

melampaui nilai 55 sebagai nilai SKM. Akan tetapi dari aspek linguistik masih

perlu dilakukan pelaksanaan siklus II karena hasil siklus I menunjukkan ada enam

kesalahan tata bahasa, serta kesalahan non tata bahasa yaitu KE, KD dan TMJ.

Dari enam kesalahan tata bahasa yang dituliskan pada kolom 5, ketidaksesuaian

subjek dan verba merupakan jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh

mahasiswa. Refleksi peningkatan pemahaman tata bahasa Inggris dapat perbedaan

tingkat kesalahan dan jawaban benar K3, K4 dan K5 dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.5 Perbedaan Tingkat Kesalahan dan Jawaban Benar K3, K4 dan K5

( Tes Awal/1 dan Tes Akhir/2 - Siklus I)

K3 K4 K5 1 2 1 2 IS-TBS IB-TBS IB-TBB KE KD TMJ

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 5 0 62 15 136 114 90 54 29 105 10 5 11 7 14 5

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada peningkatan pemahaman tata

bahasa Inggris, contohnya pada kolom 4 pada tes awal ditemukan 62 kesalahan

penulisan jawaban meningkat hanya 15 kesalahan pada tes akhir. Contoh

lainnya, pada kolom 5 jenis jawaban IB-TBB pada tes awal ditemukan 29

jawaban benar meningkat menjadi 105 pada hasil tes akhir. Demikian pula dengan

kesalahan bukan tata bahasa seperti KE, pada tes awal ditemukan 10 kesalahan

berkurang menjadi 5 kesalahan. Berdasarkan data tabel 4.4 kesalahan tata bahasa

yang perlu mendapat perhatian lebih pada proses belajar mengajar selanjutnya

adalah Ketidaksesuaian Verba dan Kata Kerja.

Page 78: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

78

4.3 Tindakan Siklus II

4.3.1 Rencana Tindakan Siklus II

Setelah memeroleh hasil siklus I yang menunjukkan ada enam kesalahan

tata bahasa khususnya Ketidaksesuaian Subjek dan Verba yang merupakan

kesalahan yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa, serta kesalahan non tata

bahasa (KE, KD dan TMJ) maka dipandang perlu melaksanakan siklus II. Oleh

karena itu diadakan diskusi dengan dosen pengampu untuk membicarakan

persiapan pelaksanaan siklus II. Dari hasil diskusi tersebut diputuskan untuk

melaksanakan siklus II pada Jumat, 1 Maret 2013 dengan memberikan 10 nomor

soal untuk diujikan pada tes awal dan tes akhir. Pokok bahasan yang mendapat

perhatian dan pengulangan pembahasan adalah kesesuaian antara subjek dan

verba. Pengulangan pokok bahasan ini dilakukan dengan memberikan tiga nomor

soal pada bahan yang akan diujikan. Pada diskusi tersebut dipersiapkan bahan

ajar, review pokok bahasan yang perlu diajarkan kembali dan memperbanyak soal

tes. Soal yang diujikan meliputi pokok bahasan (1) penggunaan to infinite; (2)

penggunaan verb 1 + complement pronoun + infinitive; (3) penggunaan subject

pronoun sesudah verb be; (4) kesesuaian subject dan verb; (5) penggunaan past

perfect for the past action that happened first; (6) dan (7) adalah kesesuaian

subject dan verb; (8) penggunaan past progressive/past continuous (was/were +

(verb + ing); (9) urutan yang benar dalam kalimat subject/verb/

complement/modifier; dan (10) urutan modifier yang benar dalam kalimat yaitu

modifier of place + modifier of time.

Page 79: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

79

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Siklus II dilakukan pada Jumat, 1 Maret 2013. Jumlah mahasiswa yang

hadir pada pelaksaanan siklus II adalah 32 orang dari total 35 orang mahasiswa.

Pelaksaan kegiatan tes awal dilakukan selama 25 menit. Setelah waktu yang

ditentukan selesai lembaran soal dikumpulkan kembali dan dilanjutkan dengan

diskusi dan tanya jawab yang membahas tentang pokok bahasan dari setiap soal.

dalam proses belajar mengajar ini dosen dan mahasiswa mulai terbiasa

menggunakan ERWRT. Setelah selesai membahas semua soal dilanjutkan dengan

tes akhir yang dilakukan selama 25 menit.

4.3.2.1 Hasil Observasi Siklus II

Pada pelaksaan siklus II, mahasiswa lebih aktif dan mulai terbisaa dengan

jenis tes ERWRT. Mereka lebih aktif bertanya dan memberikan alasan atas

jawaban mereka jika jawaban mereka berbeda dengan mahasiswa lainnya atau

mereka berani bertanya kepada dosen jika mereka merasa ragu atas jawaban yang

dianggap benar tersebut. Dosen memberikan kesempatan kepada setiap

mahasiswa untuk memberikan pendapat mereka jika merasa jawaban yang

diberikan dianggap benar dan selanjutnya dosen memberikan penjelasan teoretis

tentang pokok bahasan tersebut. Dalam kegiatan proses belajar mengajar ini

mahasiswa mulai antusias memberikan pendapat mereka.

4.3.2.2 Hasil Tes Siklus II

Hasil tes awal dan tes akhir yang dilakukan terhadap mahasiswa setelah

merujuk kepada kunci jawaban tes menunjukkan adanya peningkatan pemahaman

tata bahasa Inggris. Peningkatan pemahaman tata bahasa ini dilihat berdasarkan

Page 80: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

80

kesalahan pemilihan opsi jawaban salah pada kolom 3, penulisan jawaban benar

pada kolom 4, dan penulisan alasan teoretis pada kolom 5. Penilain atas pilihan

jawaban pada kolom 3 dan penulisan jawaban benar pada kolom 4 dilakukan sama

seperti pada pelaksaan pada siklus I. Jawaban kolom 3 dan 4 adalah sebagai

berikut.

Soal nomor 1: K3 : K4 : After being indicated for his part in a bank robbery, A B the reputed mobster decided find another attorney. C D

D (find) to find

Pada soal nomor 1 pada hasil tes awal di kolom 3 tidak ditemukan jawaban yang

salah. Namun pada kolom 4 terdapat dua kesalahan yang dilakukan oleh tujuh

orang mahasiswa, yaitu jawaban ‘found’ dan ‘to find/finding’. Pada hasil kegiatan

tes akhir tidak ditemukan kesalahan pada kolom 3 dan kolom 4.

Soal nomor 2: K3 : K4 : Harry’s advisor persuaded his taking several A courses which did not involve B C much knowledge of mathematics. D

A (his taking) him to take

Pada soal nomor 2 pada hasil tes awal di kolom 3 tidak ditemukan pilihan

jawaban yang salah pada hasil tes awal dan tes akhir. Pada kolom 4 terdapat 6

kesalahan yang dilakukan oleh dua puluh orang mahasiswa, yaitu jawaban (1) him

in taking, (2) him take, (3) him taking, ( 4) to take, (5) to take his, dan (6) his to

take. Pada hasil kegiatan tes akhir ditemukan dua kesalahan di kolom 4 yang

Page 81: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

81

dilakukan oleh dua orang mahasiswa dengan menuliskan jawaban (1) his to take;

dan (2) his to talk.

Soal nomor 3: K3 : K4 : The only teachers who were require to attend the meeting A B C were George, Betty and me. D

D (me) I

Pada soal nomor 3 pada hasil tes awal di kolom 3 ada 22 orang mahasiswa yang

memilih opsi yang salah yaitu 13 orang yang memilih opsi A, 5 orang mahasiswa

memilih opsi B, dan 4 orang mahasiswa memilih opsi C. Pada kolom 4 ada

sembilan kesalahan yaitu (1) who, (2) the, (3) who were, (4) to attended, (5) the

only , (6) only, (7) the without only , (8) to attending, dan (9) teachers. Pada hasil

kegiatan tes akhir tidak ditemukan kesalahan pada kolom 3. Pada hasil tes akhir

kolom 4 ditemukan 1 orang mahasiswa tidak menuliskan jawaban.

Soal nomor 4: K3 : K4 : The work performed by these officers are not A B worth our paying them any longer. C D

B (are) Is

Pada soal nomor 4 pada hasil tes awal di kolom 3 ada 5 orang mahasiswa yang

memilih opsi yang salah dimana 2 orang yang memilih opsi A, dan 3 orang

mahasiswa memilih opsi C. Pada kolom 4 ada 5 kesalahan yang dilakukan oleh 27

orang mahasiswa dengan menuliskan jawaban (1) those officers; (2) worth us

paying; (3) worth of us paying; (4) were; dan (5) was. Pada hasil kegiatan tes

akhir ditemukan 1 kesalahan pilihan opsi pada kolom 3 yaitu pilihan opsi A, dan

ada 1 orang mahasiswa tidak menuliskan jawaban di kolom 4.

Page 82: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

82

Soal nomor 5: K3 : K4 : The president went fishing after he has finished A B C D with the conferences.

C (has finished)

had finished

Pada soal nomor 5 pada hasil tes awal dan tes akhir di kolom 3 tidak ada

mahasiswa yang memilih opsi yang salah. Pada kolom 4 ada dua kesalahan yang

dilakukan oleh 25 orang mahasiswa dengan menuliskan jawaban ‘ finished’ dan

‘to finished’. Pada hasil kegiatan tes akhir ada empat orang mahasiswa masih

menuliskan jawaban salah pada kolom 4 yaitu ‘finished’.

Soal nomor 6: K3 : K4 : Peter and Tom plays tennis every afternoon with A B C Mary and me D

A (plays) Play

Pada soal nomor 6 pada hasil tes awal di kolom 3 ada tiga orang mahasiswa yang

memilih opsi yang salah yaitu pilihan opsi D. Pada kolom 4 ada satu kesalahan

yang dilakukan oleh tiga orang mahasiswa dengan menuliskan jawaban ‘Mary

and I’. Pada hasil kegiatan tes akhir tidak ditemukan kesalahan pilihan opsi pada

kolom 3 dan jawaban yang salah pada kolom 4.

Soal nomor 7: K3: K4: There were a time that I used to swim five laps every day, A B C but now I do not have enough time. D

A (were) Was

Pada soal nomor 7 pada hasil tes awal di kolom 3 ada sebelas orang mahasiswa

yang memilih opsi yang salah, yaitu pilihan opsi C. Pada kolom 4 ada tiga

kesalahan yang dilakukan oleh sebelas orang mahasiswa dengan menuliskan

Page 83: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

83

jawaban (1) every day, (2) everyday, dan (3) day. Pada hasil kegiatan tes akhir

ditemukan satu kesalahan pilihan opsi pada kolom 3, yaitu opsi C dan kesalahan

penulisan jawaban oleh satu orang mahasiswa dengan jawaban ‘everyday’ pada

kolom 4.

Soal nomor 8: K3: K4: He was drink a cup of coffee when the telephone rang. A B C D

A (was drink)

was drinking

Pada soal nomor 8 pada hasil tes awal di kolom 3 ada lima orang mahasiswa yang

memilih opsi yang salah, yaitu pilihan opsi D. Pada kolom 4 ada delapan

kesalahan yang dilakukan oleh 21 orang mahasiswa dengan menuliskan jawaban

(1) was dringking, (2) drank, (3) ringing, (4) were drinking, (5) were dringking,

(6) were drunk, (7) drunk, dan (8) was drink. Pada hasil kegiatan tes akhir tidak

ditemukan kesalahan pilihan opsi pada kolom 3, tetapi pada kolom 4 ada enam

orang mahasiswa yang menuliskan jawaban yang salah, yaitu (1) were drinking,

(2) were dringking, (3) was dan (4) was drank.

Soal nomor 9: K3: K4: We called yesterday our friends in Boston A B to tell them about the reunion that we C D are planning.

B (yesterday our friends in Boston)

our friends in Boston yesterday

Pada soal nomor 9 pada hasil tes awal di kolom 3 ada empat orang mahasiswa

yang memilih opsi yang salah yaitu pilihan opsi C. Pada kolom 4 ada empat

kesalahan yang dilakukan oleh delapan orang mahasiswa dengan menuliskan

jawaban (1) our friend, (2) to told, (3) ringing, dan (4) our friend yesterday. Pada

hasil kegiatan tes akhir tidak ditemukan kesalahan pilihan opsi pada kolom 3,

Page 84: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

84

tetapi pada kolom 4 ada satu orang mahasiswa yang menuliskan jawaban salah,

yaitu ‘our friend yesterday’.

Soal nomor 10: K3: K4: The children were playing A last night outdoors when it B began to rain very hard. C D

B (last night outdoors) outdoors last night

Pada soal nomor 10 pada hasil tes awal di kolom 3 ada tiga orang mahasiswa yang

memilih opsi yang salah yaitu pilihan opsi A dan D. Pada kolom 4 ada dua

kesalahan yang dilakukan oleh tiga orang mahasiswa dengan menuliskan jawaban

‘raining very hard’ dan ‘were played’. Pada hasil kegiatan tes akhir tidak

ditemukan kesalahan pilihan opsi pada kolom 3 dan kesalahan penulisan jawaban

pada kolom 4. Selanjutnya hasil tes awal dan tes akhir K3 dan K4 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Daftar Nilai Tes Awal dan Tes Akhir K3 dan K4 Siklus II

No Absen

Tes Awal Tes Akhir K3 K4 K3 K4

1 2 3 4 5 2 80 50 100 100 3 80 40 90 80 4 90 50 100 80 5 80 50 100 80 6 90 70 100 100 7 90 80 100 90 8 90 60 100 90 9 90 50 100 100 11 80 40 100 100 12 80 60 100 90 13 80 40 100 100 14 70 50 100 100 15 90 70 100 100

Page 85: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

85

1 2 3 4 5 17 70 40 100 100 18 70 50 100 100 19 80 40 100 90 21 80 50 100 90 22 80 60 100 100 23 100 70 100 100 24 80 50 100 100 25 90 60 100 100 27 100 70 100 100 28 80 40 90 60 29 100 80 100 100 30 90 60 100 100 31 80 40 100 100 32 100 60 100 90 33 80 50 100 100 34 90 50 100 100 35 70 40 100 90 36 80 50 100 90 38 80 40 90 90

Nilai rata-rata

84 53,4 99 94

Dari daftar nilai siklus II yang diikuti oleh 32 orang mahasiswa, pada hasil

kegiatan tes awal pada kolom K3 ada 4 orang mahasiswa memeroleh nilai 70; 15

orang mahasiswa memeroleh nilai 80; 9 orang mahasiswa memeroleh nilai 90;

dan 4 orang mahasiswa memerolah nilai 100. Pada kolom 4 ada 9 orang

mahasiswa memeroleh nilai 40; 11 orang mahasiswa memeroleh nilai 50; 6 orang

mahasiswa yang memeroleh nilai 60; 4 orang mahasiswa memeroleh nilai 70; dan

2 orang mahasiswa memeroleh nilai 80. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan

hasil tes awal ada dua puluh orang mahasiswa memeroleh nilai di bawah nilai

ketuntasan minimum yang dipersyaratkan, yaitu 55.

Hasil kegiatan tes akhir pada kolom 3 ada 3 orang mahasiswa memeroleh

nilai 90 dan 29 orang mahasiswa memeroleh nilai 100. Pada kolom 4 ada 1 orang

Page 86: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

86

mahasiswa memeroleh nilai 60; 1 orang mahasiswa memeroleh nilai 70; dan 3

orang mahasiswa memeroleh nilai 80; 9 orang mahasiswa memeroleh nilai 90;

dan 19 orang mahasiswa memeroleh nilai 100. Berdasarkan hasil tes akhir

diketahui tidak ada mahasiswa yang memeroleh nilai di bawah nilai ketuntasan

minimum. Nilai rata-rata kolom 3 pada kegiatan tes awal adalah 84 dan meningkat

menjadi 99 pada hasil tes akhir. Nilai rata-rata 53,5 pada tes awal kolom 4

meningkat menjadi 94 pada hasil tes akhir. Lebih lanjut nilai yang diperoleh

mahasiswa pada kegiatan tes awal dan tes akhir yang menunjukkan peningkatan

pemahaman tata bahasa Inggris dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.5 Hasil Tes Awal Siklus II K3 dan K4

0

2

4

6

8

10

12

14

16

40 50 60 70 80 90 100

K3

K4

Page 87: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

87

Grafik 4.6 Hasil Tes Akhir Siklus II K3 dan K4

Grafik 4.7 Perbandingan Nilai Rata-rata Siklus II K3 dan K4

0

5

10

15

20

25

30

35

60 70 80 90 100

K3

K4

0

20

40

60

80

100

120

Tes Awal Tes Akhir

K3

K4

Page 88: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

88

Sama seperti pada pelaksanaan siklus I, kesalahan yang ada pada kolom 5

(kolom alasan) dianalisis dari aspek linguistiknya yang terdiri dari 2 dimensi yaitu

isi dan tata bahasa dengan tiga kemungkinan jawaban: (1) Isi Salah – Tata Bahasa

Salah (IS-TBS); (2) Isi Benar – Tata Bahasa Salah (IB-TBS); dan (3) Isi Benar –

Tata Bahasa Benar (IB-TBB). Kesalahan tata bahasa selanjutnya dilihat dari

kesalahan berdasarkan pattern (verbs, pronouns, nouns, adjectives) atau style

(parallel structure, agreement). Ada pula tiga kesalahan non tata bahasa yaitu

Kesalahan Ejaan (KE), Kesalahan Diksi (KD) dan Tidak Menuliskan Jawaban

(TMJ). Jenis Kesalahan yang ditemukan pada siklus II adalah sebagai berikut.

1) IS-TBS.

Contoh jawaban ini berdasarkan soal nomor 6 “Peter and Tom

plays tennis every afternoon with Mary and me’. Jawaban salah adalah

plays, dan jawaban yang benar adalah play. Alasan dari jawaban tersebut

adalah : play (the plural form of the verb) agrees with the plural subjects,

Peter and Tom. Jawaban yang diberikan ini salah karena tidak sesuai

dengan pokok bahasan yang dimaksudkan yaitu kesesuaian antara subjek

dan verba. Contoh jawaban salah yang dituliskan oleh mahasiswa adalah

sebagai berikut.

(1). The form of the sentence is present continuous tense.

(2) It is subject.

(3) No need to put ‘s’ because there is word ‘every’ to show it is simple

present tense.

(4) ‘me’ suppose to be ‘I’ because it is a subject not an object.

Page 89: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

89

2) IB-TBS.

Ditemukan enam kesalahan tata bahasa pada siklus II.

a) Kesalahan Penggunaan to be.

Contoh kesalahan ini adalah sebagai berikut.

(1) Because there two verbs so, it must separate the verb in to

infinitive.

(2) Because the subject more than one person so should be answer

(they) play.

(3) Because there is word ‘a time’ which mean singular word so we

have to change were to was.

(4) Adverb of time must put at the end of the sentence.

(5) If we use past progressive the verb must in ‘ing’ form.

(6) Because adverb ‘yesterday’ incorrect place and we have to change

and put it at the end of the sentence.

Jawaban benar adalah sebagai berikut.

(1a) Because there are two verbs, ‘decided’ (linking verb) must be

followed by ‘to find’ (infinitive).

(2a) Because the subject more is than one person so should be

answer (they) play (the verb is in plural form)

(3a) Because there is word ‘ a time’ which is a singular noun so we

Have to change ‘were’ to ‘was’.

(4a) Adverb of place and time must be after a verb/object.

(5a) If we use past progressive tense the verb must be in ‘ing’ form

Page 90: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

90

which tells about one activity that happened first before other

activity interrupted/occurred.

(6a) Because adverb ‘yesterday’ is incorrect place and we have to

change and put it at the end of the sentence after adverb of place.

b) Kesalahan dalam Pembentukan Kalimat Pasif.

Contoh kesalahan ini adalah sebagai berikut.

(1) Because after decided should follow by verb to infinitive.

(2) After verb must followed by pronoun.

(3) Because verb should be follow by pronoun and to infinitive.

(4) Because the sentence is past continuous tense so was drink is not

correct and should be change.

Jawaban benar adalah sebagai berikut.

(1b) Because after ‘decided’ (linking verb) should be followed by to

infinitive

(2b) After verb must be followed by complement pronoun and infinitive.

(3b) Because verb should be followed by complement pronoun and to

infinitive.

(4b) Because the sentence is in past continuous tense so ‘was drink’ is

not correct and should be changed into ‘was drinking’ which

means this activity happened first in the past.

c) Penggunaan Verba Ganda.

Contoh kesalahan ini adalah sebagai berikut.

(1) That is must use to infinitive = to + V1.

Page 91: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

91

(2) Because ‘time’ is refers to uncountable noun’.

(3) Should be use past continuous

(4) Because that is use simple past continuous into two events

Jawaban benar adalah sebagai berikut.

(1c) It must use infinitive because ‘decided’ is one linking verb that

must be followed by infinitive ‘to find’.

(2c) Because ‘a time’ as subject is an uncountable noun (singular noun).

(3c) It should be in past continuous tense to tell about the activity that

happened first in the past before other activity interrupted/occurred.

(4c) It uses past continous tense to tell about the activity that happened

first in the past before other activity interrupted/occurred.

d) Ketidaksesuaian Subjek dan Verba.

Contoh kesalahan ini adalah sebagai berikut.

(1) After link in verb the subject stands for objective pronoun and the

verb that follow it must be in bare infinitive’.

(2) It act as a subject.

(3) It is past perfect tense. There are two events happen in the past.

(4) It use past perfect.

(5) Cause it describe about time can not put in the middle of sentence.

Jawaban benar adalah sebagai berikut.

(1d ) After linking verb the subject stands as complement pronoun and it

is followed by infinitive.

(2d) It acts as a subject pronoun and we should use subject pronoun

Page 92: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

92

after the verb be.

(3d) Because there are two events happened in the past, use past perfect

for the action that happened first and past tense for second action.

(4d) It uses past perfect to tell about past action that happened first.

(5d) Because it describes about adverb of place and time after a verb or

object.

e) Ketidaksesuaian Jumlah dan Nomina.

Contoh kesalahan ini adalah sebagai berikut.

(1) Because there are two past event.

(2) Because there are two person stands for subject so the verb must be

in v1.

(3) Because the subject 2 person so should answer (they) play.

Menurut Eirlinch (2002:18), nomina dapat merupakan nama orang, tempat,

benda, kualitas, aktivitas, konsep dan kondisi. Dilihat dari jumlahnya nomina

terdiri dari nomina tunggal dan nomina jamak. Umumnya nomina membentuk

jamaknya dengan menambahkan ‘s’ pada bentuk tunggalnya. Contohnya girl –

two girls, bear – four bears. Namun ada beberapa pengecualian yaitu tambahkan

‘es’ jika nomina tersebut berakhiran –s (glass-glasses), -z (quiz-quizes), -sh (flash-

flashes), -ch (bunch-bunches), dan -x (box-boxes). Jika nomina tersebut

berakhiran –y namun didahului konsonan, ubahlah -y menjadi –i dan tambahkan –

es, contohnya harmony-harmonies. Jawaban benar adalah sebagai berikut.

(1e) Because there are two past events, use past perfect for the event that

happened first and past tense for second even’.

Page 93: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

93

(2e) Because there are two persons as the subject of the sentence so the

verb must be in v1 or plural form.

(3e) Because the subject is 2 persons so should answer (they) play, (the

verb is in plural form).

f) Kesalahan Penggunaan Preposisi.

Contoh kesalahan ini adalah sebagai berikut.

1) Because the adverb of time should be put in front of or in the last

sentence.

2) Because should be put adverb of time in front of sentences or the last of

the sentences.

3) The adverb of place must be put on the end of the sentence.

Jawaban benar adalah sebagai berikut.

(1f) Because the adverb of place and time should be put after a verb or

object in a sentence.

(2f) Because it should be adverb of place and adverb of time after a verb or

object.

(3f) Adverb of place and time must be put after object/complement.

KE pada siklus II adalah (1) Because verb should be followed by pronoun

and infitive dan (2) Because a time is a oncauntable noun. Jawaban benar

adalah (1) Because linking verb should be followed by complement pronoun and

infinitive dan (2) Because a time is an uncountable noun.

Page 94: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

94

KD yang ditemukan pada siklus II adalah (1) Time is uncountable thing so

use ‘was’, (2) Because time is uncountable thing so it should be was, (3) Past

continuous tense (formulation) : s + to be (was/were) + verb (ing),dan (4) It is

suppose to be the complement of place in front of the complement of time.

Jawaban benar adalah (1) A time’ as the subject is uncountable noun so use

‘was’, (2) Because time is uncountable noun so it should be ‘was’, (3) Past

continuous tense (formula/pattern) is: s + to be (was/were) + verb (ing) which

tells about one activity that happened first before other activity

interrupted/occurred, dan (4) In a sentence after object/complement it is

supposed to be the adverb of place in front of the adverb of time’.

Jenis kesalahan TMJ pada tes awal siklus II dari 10 buah soal yang

dikerjakan oleh 32 orang mahasiswa ditemukan 30 nomor soal dengan kesalahan

TMJ dan berkurang menjadi 8 nomor soal pada hasil tes akhir. Hal ini

menunjukkan peningkatan pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa sehingga

mereka berupaya menuliskan jawaban pada kolom 5. Di samping itu mereka

mulai mampu memanfaatkan waktu tes akhir dengan lebih baik sehingga peluang

untuk tidak menuliskan jawaban pada kolom 5 berkurang.

Lebih lanjut, hasil tes awal dan tes akhir siklus II dianalisis berdasarkan

jumlah kesalahan pada kolom 3 dan kolom 4 serta jenis jawaban pada kolom 5

untuk mengetahui pokok bahasan mana yang perlu mendapatkan perhatian pada

proses belajar mengajar selanjutnya. Hal ini perlu dilakukan agar proses belajar

mengajar menjadi lebih komunikatif dan efektif. Adapun hasil siklus II tersebut

dapat dilihat tabel di bawah ini.

Page 95: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

95

Tabel 4.7 Jumlah Kesalahan K3 dan K4 serta Jenis Jawaban K5 - Siklus II

No. Soal

Pokok Bahasan Jumlah kesalahan

K3

Jumlah kesalahan

K4

Jumlah Jenis Jawaban - K5

Tes awal

Tes akhir

Tes awal

Tes akhir

Jenis Jawaban

Tes awal

Tes akhir

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Penggunaan to

infinite 0 0 7 0 IS-TBS 18 16

IB-TBS 7 5 IB-KTB 12 24

KE 0 0 KD 1 1 TMJ 5 0

2. Penggunaan verb 1 + complement pronoun + infinitive

0 20 0 2 IS-TBS 13 11 IB-TBS 4 0 IB-KTB 11 21

KE 1 1 KD 1 1 TMJ 5 1

3. Penggunaan subject pronoun sesudah verb be

22 0 9 1 IS-TBS 9 8 IB-TBS 3 0 IB-KTB 14 20

KE 2 1 KD 2 1 TMJ 4 0

4. kesesuaian subject dan verb

5 1 27 1 IS-TBS 8 6 IB-TBS 6 2 IB-KTB 16 29

KE 2 1 KD 2 1 TMJ 1 1

5. Penggunaan past perfect for the past action that happened first

0 0 25 4 IS-TBS 13 11 IB-TBS 6 2 IB-KTB 4 9

KE 1 1 KD 1 1 TMJ 1 1

6. Kesesuaian subject dan verb

3 0 3 0 IS-TBS 3 2 IB-TBS 10 4 IB-KTB 11 23

KE 2 1 KD 2 1 TMJ 2 1

Page 96: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

96

1 2 3 4 5 6 7 8 9 7. Kesesuaian

subject dan verb 11 1 11 1 IS-TBS 8 7

IB-TBS 11 7 IB-KTB 7 20

KE 1 1 KD 1 1 TMJ 4 2

8. Penggunaan past progressive/past continuous (was/were + (verb + ing)

5 0 21 6 IS-TBS 10 9 IB-TBS 6 1 IB-KTB 5 8

KE 2 1 KD 2 1 TMJ 4 2

9. Urutan yang benar dalam kalimat subject/verb/complement/modifier

4 0 8 1 IS-TBS 7 6 IB-TBS 5 2 IB-KTB 12 20

KE 0 0 KD 1 2 TMJ 4 2

10. Urutan modifier yang benar dalam kalimat yaitu modifier of place + modifier of time

3 0 3 0 IS-TBS 1 1 IB-TBS 6 0 IB-KTB 18 20

KE 1 0 KD 1 1 TMJ 1 0

Dari hasil jenis jawaban pada kolom 5 dapat disimpulkan bahwa pokok

bahasan yang harus mendapat perhatian untuk proses belajar mengajar selanjutnya

adalah penggunaan past perfect for the past action that happened first (soal

nomor 5) dan soal nomor 8 yaitu penggunaan past progressive/past continuous

(was/were + (verb + ing). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari dua nomor

soal tersebut dapat dilihat jawaban IB-TBB menunujukkan perkembangan yang

kurang sigfikan dari 4 jawaban benar menjadi 9 dan 5 jawaban benar menjadi 8.

Peningkatan yang signifikan ditemukan pada soal nomor 4, 6 dan 7 di mana soal-

soal ini diujikan dengan tujuan untuk mengurangi kesalahan ketidaksesuaian

Page 97: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

97

verba dan kata kerja yang paling banyak terjadi pada siklus I. Hasil tes akhir

menunjukkan peningkatan jawaban IB-TBB dari ketiga soal tersebut masing-

masing 16 menjadi 29, 11 menjadi 23 dan 7 menjadi 20.

Sama seperti pada pelaksanaan siklus I, selanjutnya analisis per pokok

bahasan difokuskan pada analisis kesalahan tata bahasa IB-TBS untuk mengetahui

jenis kesalahan tata bahasa yang lebih banyak dilakukan oleh mahasiswa untuk

dijadikan rujukan sebagai fokus pembahasan pada proses belajar mengajar

selanjutnya. Jenis dan tingkat kesalahan IB-TBS dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 4.8 Analisis Kesalahan Tata Bahasa IB-TBS – Siklus II

No Jenis Kesalahan Jumlah Jawaban Tes Awal Tes Akhir

1 Ketidaksesuaian Subject dan Verba 8 3 2 Kesalahan Penggunaan Preposisi 5 1 3 Penggunaan Verba Ganda 3 0 4 Kesalahan dalam Pembentukan Kalimat Pasif 16 3 5 Kesalahan Penggunaan to be 7 1 6 Ketidaksesuaian Jumlah dan Nomina 20 15

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa kesalahan Ketidaksesuaian Subjek dan

Verba yang ditemukan pada siklus I sudah jauh berkurang. Hasil tes awal

menunjukkan ada 8 kesalahan dan berkurang menjadi 3 pada tes akhir. Kesalahan

yang perlu mendapat perhatian pada proses belajar mengajar selanjutnya adalah

Ketidaksesuaian Jumlah dan Nomina karena ditemukan 20 kesalahan pada tes

awal namun hanya mengalami sedikit peningkatan menjadi 15 kesalahan pada tes

akhir.

Page 98: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

98

4.3.1.3 Refleksi Siklus II

Hasil siklus II menunjukkan adanya peningkatan pemahaman tata bahasa

Inggris mahasiswa yang dapat dilihat dari perbandingan hasil tes awal dan tes

akhir. Nilai terendah tes awal K3 dan K4 adalah 70 dan 40 meningkat menjadi 90

dan 60 pada hasil tes akhir. Nilai rata-rata tes awal K3 dan K4 adalah 84 dan 53,4

meningkat menjadi 99 dan 94 pada hasil tes akhir. Dari hasil tindakan siklus II

dari aspek pembelajaran dapat disimpulkan bahwa semua mahasiswa telah

melampaui nilai 55 atau nilai SKM. Dari aspek linguistik menunjukkan

peningkatan pemahaman khususnya kesalahan ketidaksesuaian subjek dan verba

yang banyak terjadi pada siklus I. Pada silkus I prosentase kesalahan ini adalah

41% dan berkurang menjadi 13% pada siklus II. Ada lima kesalahan tata bahasa

yang sama seperti pada siklus I kecuali Kesalahan Penggunaan Artikel. Kesalahan

tata bahasa lainnya yang ditemukan pada siklus II adalah Ketidaksesuaian Jumlah

dan Nomina. Selanjutnya kesalahan tata bahasa pada siklus I dan II dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Perbandigan Kesalahan Tata Bahasa pada Siklus I dan II

K3 K4 K5 1 2 1 2 IS-TBS IB-TBS IB-TBB KE KD TMJ

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 43 22 114 16 90 77 64 23 110 194 12 7 14 11 30 8

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada peningkatan pemahaman tata

bahasa Inggris, contohnya pada kolom 4 pada tes awal ditemukan 114 kesalahan

penulisan jawaban benar meningkat menjadi 16 kesalahan pada tes akhir.

Contoh lainnya, pada kolom 5 jenis jawaban IB-TBB pada tes awal ditemukan

Page 99: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

99

110 jawaban benar meningkat menjadi 194 jawaban benar pada hasil tes akhir.

Demikian pula dengan kesalahan bukan tata bahasa seperti KE, pada tes awal

ditemukan 12 kesalahan berkurang menjadi 7 kesalahan pada tes akhir. Hasil

pelaksanaan siklus I dan II menunjukkan bahwa pengaplikasian ERWRT terbukti

dapat meningkatkan pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa dapat juga

meningkatkan keterampilan menulis mereka yang tampak pada kolom 5.

4.4 Perbandingan Hasil Pra-tindakan, Siklus I dan Siklus II

Selanjutnya hasil pra-tindakan (p-t), Siklus I (S I) dan Siklus II (S II)

dianalisis sebagai berikut.

Tabel. 4.10 Hasil Pra-tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Bobot

P-t K3 SI

(tes awal) K4 SI

(tes awal) K3 SII

(tes akhir) K4 SII

(tes akhir) Jumlah Mahasiswa: 35 orang

Jumlah Mahasiswa : 29 orang

Jumlah Mahasiswa: 32 orang

0—44 7 0 0 0 0 45—54 4 0 0 0 0 55—69 11 0 0 0 1 70—84 3 0 0 0 3 85--100 10 29 29 32 28

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada hasil pra-tindakan, dari 35 orang

mahasiswa ada 11 orang mahasiswa memeroleh nilai di bawah nilai 55 sebagai

nilai SKM. Pada kolom 3 dan kolom 4 siklus I dan II semua mahasiswa

memenuhi SKM. Perbandingan nilai tersebut dapat dilihat dengan lebih jelas

pada grafik di bawah ini.

Page 100: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

100

Grafik 4.8 Perbandingan Nilai Pra-tindakan, K3- K4 Siklus I dan II

Perbandingan peningakatan pemahaman melalui pemilihan opsi pada

kolom 3 dan penulisan jawaban benar pada kolom 4 dapat dilihat pada grafik 4.9

di bawah ini.

Grafik 4.9 Perbandingan Peningkatan Pemahaman Tata Bahasa Inggris

(Tes Awal dan Tes Akhir - Kolom 3 dan 4 pada Siklus I dan II)

0

5

10

15

20

25

30

35

0-44 45-54 55-69 70-84 85-100

P-t

K3 SI Tes Awal

K4 SI Tes Awal

K3 SI Tes Akhir

K4 SII Tes Akhir

0

20

40

60

80

100

120

140

Siklus I Siklus II

Tes Awal K3

Tes Akhir K3

Tes Awal K4

Tes Akhir K4

Page 101: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

101

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pada pelaksanaan siklus I

ditemukan 5 kesalahan pemilihan opsi tes awal kolom 3 namun pada hasil tes

akhir kesalahan ini tidak ditemukan. Pada kolom 4 hasil tes awal menunjukkan

ada 62 kesalahan penulisan jawaban dan kesalahan ini berkurang pada tes akhir

menjadi 15. Pada siklus II, hasil tes awal kolom menunjukkan bahwa ada 43

kesalahan pemilihan opsi dan berkurang menjadi 22 kesalahan pada hasil tes

akhir. Sedangkan pada kolom 4 ditemukan 121 kesalahan penulisan jawaban pada

tes awal dan berkurang menjadi 16 kesalahan pada hasil tes akhir. Selanjutnya

untuk melihat peningkatan pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa khususnya

pada kajian linguistik baik kesalahan tata bahasa dan bukan tata bahasa dapat

dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.10 Perbandingan Peningkatan Pemahaman Tata Bahasa Inggris

(Kesalahan Tata Bahasa – Tes Awal dan Tes Akhir Siklus I dan II)

0

50

100

150

200

250

IS-TBS IB-TBS IB-TBB

K5 SI Tes Awal

K5 SI Tes Akhir

K5 SII Tes Awal

K5 SII Tes Akhir

Page 102: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

102

Pada grafik di atas tergambar peningkatan pemahaman tata bahasa Inggris

dari aspek linguistiknya di mana ada tiga jenis kesalahan tata bahasa dari dimensi

isi dan tata bahasa. Kesalahan IS-TBS, contohnya pada grafik di atas

menunjukkan bahwa hasil kegiatan tes awal siklus I ditemukan 136 kesalahan

dan berkurang menjadi 54. Jumlah kesalahan IB-TBS pada tes awal adalah 29,

bertambah menjadi 105. Peningkatan yang lebih baik ada pada jenis jawaban IB-

TBB, ditemukan peningatan dari 29 jawaban benar pada tes awal menjadi 105

pada tes akhir. Demikian pula pada hasil siklus II perbandingan hasil tes awal

dan akhir tampak pada 90 kesalahan IS-TBS yang berkurang menjadi 77 dan

jumlah kesalahan IB-TBS berkurang dari 64 kesalahan menjadi 23. Peningkatan

yang signifikan ditemukan pada jenis jawaban IB-TBB karena dari 110 jawaban

benar meningkat menjadi 194.

Kesalahan IB-TBS pada siklus I dan II selanjutnya dianalisis guna

mengetahui secara detil peningkatan pemahaman berdasarkan hasil tes yang ada.

Hasil analisis IB-TBS dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11 Perbandingan Kesalahan IB-TBS Siklus I dan II

No

Jenis Kesalahan SI SII Tes

Awal Tes

Akhir Tes

Awal Tes

Akhir 1 Ketidaksesuaian Subject dan Verba 45 30 8 3 2 Kesalahan Penggunaan Preposisi 15 9 5 1 3 Penggunaan Verba Ganda 9 6 3 0 4 Kesalahan dalam Pembentukan Kalimat

Pasif 12 5 16 3

5 Kesalahan Penggunaan to be 5 3 7 1 6 KesalahanPenggunaan Artikel 4 1 0 0 7 Ketidaksesuaian Jumlah dan Nomina 0 0 20 15

Page 103: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

103

Pada siklus I kesalahan IB-TBS yang paling sering dilakukan mahasiswa

adalah ketidaksesuain Subjek dan Verba, namun kesalahan ini berkurang pada

siklus II. Pada hasil siklus II kesalahan IB-TBS yang paling sering dilakukan

mahasiswa adalah Ketidaksesuaian Jumlah dan Nomina sehingga perlu menjadi

fokus penjelasan pada proses belajar mengajar selanjutnya. Perbandingan

kesalahan IB-TBS siklus I dan II lebih jelasnya ditampilkan pada grafik 4.11 di

bawah ini di mana nomor pada tabel 4.11 merupakan representasi dari kesalahan-

kesalahan tersebut.

Grafik 4.11 Perbandingan Kesalahan IB-TBS Siklus I dan II

Perbandingan kesalahan non tata bahasa dapat dilihat pada grafik 4.12 di

bawah ini.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

KSdV KPPrep PVG KdPKPas KPtb KPArt KJdN

Tes Awal SI

Tes Akhir SI

Tes Awal SII

Tes Akhir SII

Page 104: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

104

Grafik 4.12 Perbandingan Peningkatan Pemahaman Tata Bahasa Inggris

(Kesalahan Non Tata Bahasa – Tes Awal dan Tes Akhir Siklus I dan II)

Pada grafik 4.12 di atas dapat dilihat peningkatan pemahaman tata bahasa

Inggris dari kesalahan non tata bahasa. Perbandingan kesalahan ini dilihat

berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir. Pada siklus I KE berkurang dari 10

kesalahan menjadi 5, KD berkurang dari 11 kesalahan menjadi 7, dan kesalahan

TMJ berkurang dari 14 menjadi 5. Hasil tes awal dan tes akhir siklus II juga

menunjukkan berkurangnya kesalahan KE, KD dan TMJ. KE berkurang dari 12

kesalahan menjadi 7, KD berkurang dari 14 kesalahan menjadi 7, dan TMJ

berkurang dari 30 kesalahan menjadi 8.

Berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh mahasiswa, tanggapan

terhadap penerapan jenis tes ERWRT dalam membantu pemahaman tata bahasa

Inggris mereka adalah (1) ERWRT sangat membantu dalam memahami tata

bahasa Inggris karena harus memberikan alasan yang benar atas pilihan;

(2) membantu dalam pemilihan kata yang tepat sehingga jawaban yang diberikan

0

5

10

15

20

25

30

35

KE KD TMJ

K5 SI Tes Awal

K5 SI Tes Akhir

K5 SII Tes Awal

K5 SII Tes Akhir

Page 105: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

105

tidak dipahami secara salah; (3) tidak boleh asal menjawab karena jawaban yang

salah akan merugikan; dan (4) lebih teliti dalam menganalisis kesalahan yang ada

di dalam kalimat karena jika salah menganalisis maka alasan yang diberikan pun

akan salah.

Dengan memperhatikan peningkatan nilai dan tanggapan mahasiswa maka

dapat disimpulkan bahwa ERWRT sangat efektif untuk meningkatkan

pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa dari baik kesalahan tata bahasa

maupun kesalahan non tata bahasa. Secara tidak langsung model evaluasi ini juga

meningkatkan kemampuan menulis mahasiwa. Analisis per pokok bahasan

merupakan upaya untuk mengetahui pokok bahasan yang belum dipahami secara

baik oleh mahasiswa. Di samping itu, analisis kesalahan tata bahasa dari aspek isi

dan tata bahasa sangat membantu dosen dalam menyiapkan bahan ajar untuk

proses belajar mengajar selanjutnya.

Page 106: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

106

BAB V KURIKULUM, SILABUS, SATUAN ACARA PERKULIAHAN

DAN EVALUASI

5.1 Kurikulum

Menurut Sukmadinata (2003:1), kurikulum merupakan inti dari proses

pendidikan. Sebab di antara bidang-bidang pendidikan, yaitu manajemen

pendidikan, kurikulum, dan layanan siswa. Kurikulum merupakan bidang yang

paling langsung berpengaruh terhadap hasil pendidikan. Dalam pengembangan

kurikulum, minimal dapat dibedakan antara “desain kurikulum atau kurikulum

tertulis (design, written, ideal, official, formal, document curriculum) dan

implementasi kurikulum atau kurikulum perbuatan (curriculum implementation,

curriculum in action, aktual curriculum, real curriculum)”.

Kurikulum perguruan tinggi yang ada di Universitas Maharaswati

(Unmas) merupakan pengembangan dari kurikulum yang ada sebelumnya yaitu

Kurikulum 1994, Kurikulum 2000, Kurikulum 2004, Kurikulum 2006 dan

Kurikulum 2008. Unmas Denpasar menggunakan Kurikulum 2008 untuk Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) disusun dengan memerhatikan (1) Undang

Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

(2) Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, (3) Keputusan Mendiknas RI No. 232/U/2000 tentang Pedoman

Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa,

dan (4) Keputusan Mendiknas RI No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti

Perguruan Tinggi yang berlaku saat ini.

Page 107: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

107

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru,

yang pada prinsipnya memberikan otonomi, peluang, dan kesempatan sekaligus

tantangan bagi setiap perguruan tinggi untuk mengatur dan mengembangkan

kurikulumnya sesuai dengan standar nasional dan kebutuhan masyarakat yang

bersifat aktual. Dengan adanya peraturan tersebut, setiap perguruan tinggi dan

struktur yang berada di dalamnya diharapkan memiliki misi, visi, tujuan, dan

sasaran yang jelas serta memiliki kekhasan sendiri.

Kebutuhan akan dunia pendidikan yang ada si dalam masyarakat melandasi

pengembangan Kurikulum 2008 di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.

Dunia pendidikan secara umum dan khususnya masyarakat sangat membutuhkan

guru profesional dan ahli di bidangnya. Sejalan dengan hal tersebut kurikulum

yang berlaku di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris memerlukan

penyempurnaan dan perubahan dari kurikulum sebelumnya. Selain perubahan dan

penyempurnaan kurikulum, hal lain yang memengaruhinya adalah tuntutan

kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan

profesional.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing lulusan

di dunia kerja, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris rnenyajikan mata kuliah

yang dipandang dapat mendukung maksud tersebut dalam bentuk mata kuliah

keterampilan praktik mengajar, mata kuliah praktik keterampilan berbahasa, dan

mata kuliah pendukung yang disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan

sekolah dasar dan menengah. Selain peningkatan keterampilan akademik di atas,

mahasiswa juga dibekali dengan seperangkat keterampilan lainnya berupa

program sertifikasi dan pelatihan.

Page 108: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

108

5.1.1 Profil Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Universitas Mahasaraswati adalah sebuah universitas swasta yang

berlokasi di Jalan Kamboja No. 11A Denpasar. Universitas Mahasaraswati

Denpasar yang selanjutnya disingkat Unmas Denpasar adalah salah satu

perguruan tinggi yang ada di lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta

(Kopertis) Wilayah VIII, di bawah pengelolaan Yayasan Rakyat Saraswati

Denpasar. Unmas Denpasar bermula dari didirikannya Institut Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (IKIP) Saraswati pada 8 Desember 1963 dengan status terdaftar

Nomor: 134/B/Swt/P/65; pada 2 Desember 1965 yang terdiri atas Jurusan

Sejarah/Antropologi dan Bahasa Inggris.

Situasi politik tahun 1965, yaitu meletusnya G.30.S/PKI mengakibatkan

IKIP Saraswati pada tahun 1965 tidak aktif sampai dengan tahun 1979. Pada 23

Agustus 1979 IKIP Saraswati diaktifkan kembali dan dikembangkan dengan

membuka Fakultas Sastra dan Seni dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Fakultas Keguruan Jurusan Eksakta terdiri atas Jurusan Matematika dan Ilmu

Hayat serta Fakultas Ilmu Pendidikan dengan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

(BP) dan Jurusan Pendidikan Umum (PU).

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, IKIP Saraswati ditetapkan kembali dengan status terdaftar

Nomor:039/0/1981, 22 Januari 1981 yang memiliki Fakultas Keguruan dengan

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Biologi, Jurusan

Page 109: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

109

Sejarah/Antropologi, Jurusan Matematika, dan Jurusan Bahasa Inggris dan

Fakultas Ilmu Pendidikan dengan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan (BP) dan

Jurusan Pendidikan Umum (PU). Program Studi Bahasa Inggris Unmas

berdasarkan Izin Operasional Dikti berakreditasi B tertanggal 4 Maret 2003

sampai dengan 15 Juni 2013.

Mahasiswa yang menempuh pendidikan di Unmas berasal dari Provinsi

Bali dan dari luar provinsi seperti Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara

Timur. Keberagaman mahasiswa ini menunjukkan bahwa Unmas memiliki

kredibiltas yang baik di mata masyarakat. Agar dapat diterima di Unmas calon

mahasiswa harus mengikuti tes masuk perguruan tinggi. Mahasiswa pada

semester IV Kelas K, Program Studi Bahasa Inggris umumnya adalah pegawai

yang bekerja pada pagi hari dan mengikuti kuliah pada sore hari. Hal ini

merupakan suatu tantangan tersendiri di mana mereka harus lebih disiplin

mengatur waktu kerja dan belajar.

5.1.2 Manfaat Penelitian bagi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Berdasarkan hasil penelitian ini yang bermanfaat bagi pengembangan

kurikulum bahasa Inggris adalah proses evaluasi. Evaluasi ini berkaitan dengan

pengembangan jenis tes. Selama ini jenis tes yang digunakan untuk mengevaluasi

hasil proses belajar mengajar masih terbatas pada jenis tes pilihan ganda.

Peningkatana pemahaman yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur tingkat

Page 110: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

110

pemahaman tata bahasa mahasiswa masih terbatas pada pemilihan opsi bukan

pada penjelasan.

Dengan memberikan pemahaman tata bahasa yang baik dan benar sejak

dini khusunya lewat mata kuliah Structure I – IV, mahasiswa diharapkan mampu

mengembangkan pemahaman dan kompetensi bahasa Inggris mereka sehingga

memiliki daya saing yang kompetitif di dunia kerja. Selain itu, dengan

pemahaman tata bahasa Inggris yang baik dan benar mereka akan lebih mampu

memberikan penjelasan teoretis kepada anak didik.

Jenis tes ERWRT ini direkomendasikan untuk digunakan pada mata kuliah

Structure karena dapat meningkatkan pemahaman tata bahasa Inggris dan

keterampilan menulis mahasiswa. Mahasiswa dapat mengurangi kesalahan tata

bahasa mereka baik kesalahan diksi, ejaan, maupun pola tata bahasa itu sendiri.

Jenis tes ini juga dapat dikombinasikan lewat bahan bacaan bahasa Inggris, di

mana mahasiswa diminta untuk menganalisis kesalahan tata bahasa yang ada dan

memberikan alasan teoretisnya. Disamping itu melalui analisis kesalahan per

nomor soal dapat dikaji pokok bahasan yang akan menjadi fokus pengajaran pada

proses belajar mengajar selanjutnya.

5.2 Silabus

Silabus merupakan pengembangan atau jabaran dari kurikulum yang

berisikan sinopsis mata kuliah, kompetensi mata kuliah, indikator kompetensi,

topik/subtopik, dan referensi. Agar kurikulum dapat diimplementasikan dengan

baik dalam perkuliahan di kelas, maka silabus perlu dijabarkan/dikembangkan

Page 111: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

111

menjadi Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Penyusunan dan pengembangan silabus

merupakan bagian integral dari pengembangan kurikulum dan sekaligus menjadi

tugas penting dosen di perguruan tinggi. Dalam silabus dimuat kerangka materi

kuliah (bahan ajar) yang harus disampaikan dosen kepada mahasiswa. Adapun

silabus yang digunakan di Unmas untuk mata kuliah Structure IV adalah sebagai

berikut.

SILABUS MATA KULIAH STRUCTURE IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

1. Identitas Mata Kuliah

Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris

Mata Kuliah : Structure IV

Kode Mata Kuliah : MKB53

Jenjang/SKS : S1 / 2 SKS

Semester : Genap

Nama Dosen/Kode Dosen : Bonari, S.Pd / 152

2. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini memberikan pemahaman dan pengalaman kepada para

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris tentang

keterampilan berbahasa secara terpadu dengan memerhatikan kepentingan

mahasiswa dalam dunia kerja nantinya sebagai calon sarjana berbasis

pendidikan bahasa Inggris. Mata kuliah ini meliputi pola-pola kalimat

dasar dan utama yang mutlak harus dikuasai dalam bahasa Inggris dan

gramatika lanjutan terutama yang menunjang profesi kesarjanaannya.

3. Tujuan Umum Mata Kuliah Structure IV (MKB53)

a. Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris yang tercakup dalam aspek

–aspek keterampilan penggunaan bahasa secara terpadu dengan

Page 112: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

112

penekanan utama pada keterampilan membaca dan memahami tata

bahasa pada bacaan dengan tepat, sebagai alat untuk memeroleh dan

meningkatkan ilmu pengetahuan mereka.

b. Mengantar mahasiswa kepada peningkatan kemampuan penggunaan

bahasa melalui kegiatan praktikum dalam upaya mengembangkan

pemahaman tata bahasa Inggris mereka.

4. Pendekatan Pengajaran

a. Pendekatan pengajaran yang diterapkan lebih mengarah keterampilan

menggunakan bahasa melalui pemberian pengajaran keterampilan

secara terpadu dan komprehensif dengan memberikan bobot

pengajaran keterampilan berbahasa yaitu 60% untuk keterampilan tata

bahasa dan keterampilan menulis 40%.

b. Proses belajar-mengajar ditetapkan dengan cara menetapkan pokok

bahasan, cakupan dan judul-judul materi pelajaran yang tercakup

minimal dalam enam belas kali pertemuan pengajaran meliputi bahan

pelajaran dan latihan.

5. Media dan Sumber Pembelajaran

a. Media Pembelajaran: Bahan Ajar Structure IV

b. English Text- Book

6. Tugas dan Latihan

- Tugas dan latihan di kelas diberikan, baik untuk perorangan maupun

kelompok, dalam setiap pertemuan.

- Setiap pertemuan diberikan tugas rumah yang harus dikumpulkan pada

pertemuan berikutnya dan dibahas dalam proses belajar mengajar.

7. Evaluasi

- Evaluasi terhadap kemampuan mahasiswa secara formal dilakukan

dengan memberikan tes melalui ujian tengah semester dan ujian ahir

semester.

Page 113: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

113

8. Materi Pengajaran

1. Pertemuan Pertama : Simple Present Tense with linking verbs

2. Pertemuan Kedua : Reflexive pronoun, possessive adjectives

3. Pertemuan Ketiga : Infinite, complement pronoun + infinite

4. Pertemuan Keempat : Agreement between subject and verb

5. Pertemuan Kelima : Modifier

6. Pertemuan Keenam : Auxiliary verbs

7. Pertemuan Ketujuh : Past perfect tense

8. Pertemuan Kedelapan : Ujian Tengah Semester

9. Pertemuan Kesembilan : Gerund

10. Pertemuan Kesepuluh : Uncount noun

11. Pertemuan Kesebelas : Modals

12. Pertemuan Kedua belas : Affirmative agreement rule

13. Pertemuan Ketiga belas : Noun phrase

14. Pertemuan Keempat belas : Conjunction

15. Pertemuan Kelima belas : Preposition

16. Pertemuan Keenam belas : Ujian Semester

9. Buku Sumber

1. Utama : TOEFL Preparation Test

2. Rujukan :

Hewings, Martin. Advanced Grammar In Use

Denpasar, Januari 2013

Ketua Program Studi Bahasa Inggris Dosen Pengampu

I Komang Budiarta, S.Pd. Bonari, S.Pd.

Page 114: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

114

Kelemahan dari silabus di atas adalah penggunaan bahan ajar yang

terbatas dan lemahnya evaluasi karena evaluasi hanya diadakan melalui ujian

tengah semester dan ujian semester. Di samping itu pengalokasian pengembangan

keterampilan sebesar 40% tidak bisa dilakukan secara maksimal karena dalam

proses belajar mengajar yang dilakukan keterampilan menulis lebih cenderung

dilakukan dalam bentuk ujaran bukan dalam bentuk tulisan. Dalam diskusi di

dalam kelas tidak ditemukan bentuk keterampilan menulis dalam bentuk tulisan

mahasiswa.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut di atas, lewat penelitian ini

direkomendasikan silabus yang memadukan evaluasi ERWRT untuk peningkatan

pemahaman tata bahasa Inggris dan keterampilan menulis mahasiswa yang dapat

dilakukan melalui tes dan materi bacaan berbahasa Inggris. Pada silabus yang

direkomendasikan penggunaan sumber bahan ajar lebih dari tiga buku. Dari segi

evaluasi yang awalnya hanya dilakukan melalui ujian tengah semester dan ujian

semester ditambahkan dengan pemberian tes awal dan tes akhir pada setiap proses

belajar mengajar. Pengalokasian pengembangan keterampilan sebesar 40% bisa

dilakukan secara maksimal karena dalam proses belajar mengajar karena melalui

penerapan ERWRT, alasan pemilihan opsi pada kolom 3 dan penulisan jawaban

benar pada kolom 4 dituliskan pada kolom 5. Dari penulisan alasan ini dapat

dikaji tingkat pemahaman tata bahasa mahasiswa dan juga kemampuan menulis

mereka.

Page 115: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

115

5.3 Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

SAP terdiri dari 8 komponen yaitu (1) standar kompetensi, (2) kompetensi

dasar, (3) indikator kompetensi, (4) materi perkuliahan dan uraiannya, (5)

pengalaman belajar (strategi pembelajaran), (6) media/alat pembelajaran,

(7) sistem penilaian, dan (8) referensi. SAP merupakan proyeksi kegiatan atau

aktivitas yang akan dilakukan oleh dosen dalam perkuliahan. Untuk mata kuliah

Structure IV penyusunan SAP dibuat sebagai berikut.

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

( S A P )

Mata kuliah : Structure IV

Kode mata kuliah : MKB53

SKS : 2

Semester : IV

Tahun Ajaran : 2012/2013

Jurusan/Program Studi : S1 Pendidikan Bahasa Inggris

Waktu Pertemuan : 2 x 45 menit

Pertemuan ke : 2

Pengajar : Bonari, S.Pd.

A. Tujuan Instruksional :

1. TIU : Setelah mengikuti mata ajaran ini maka

mahasiswa akan dapat memahami tata

bahasa Inggris dengan baik dan benar.

2. TIK : Setelah mengikuti pokok bahasan ini

mahasiswa dapat berkomunikasi dengan tata

bahasa Inggris yang baik dan benar.

B. Pokok Bahasan : Review Structure I to Structure III

Page 116: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

116

C. Subpokok Bahasan : Simple Present Tense untuk present time with

stative (linking) verbs); past perfect; simple

past untuk waktu yang spesifik pada masa

lampau); reflexive pronoun); penggunaan

bukan count noun); penggunaan gerund (verb

+ ing) sesudah preposition); penggunaan

possessive adjective sebelum gerund);

agreement of verbs antara kalimat utama dan

anak kalimat); affirmative agreement rule) dan

penggunaan gerund).

D. Kegiatan Belajar dan Mengajar

hTahap Kegiatan Pengajar Kegiatan

Mahasiswa

Alokasi

waktu

Media

Pendahuluan • Mengumpulkan

tugas rumah

sebelum

dibahas

• Mereview

pokok bahasan

sebelumnya

Tanya jawab

5 menit

20

menit

Lembar

pekerjaan

mahasiswa

Penyajian Menjelaskan setiap

pokok bahasan yang

ada pada setiap soal.

Diskusi 60

menit

Lembar

soal

Penutup • Memberikan

tugas rumah

5 menit Lembar

soal

E. Evaluasi :

Page 117: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

117

- Memberikan tugas pekerjaan rumah

- Buku Sumber : Bahan Ajar Structure IV

Denpasar, Januari 2013

Ketua Program Studi Bahasa Inggris Dosen Pengampu

I Komang Budiarta, S.Pd Bonari, S.Pd

Berdasarkan hasil obeservasi, SAP yang dibuat oleh dosen pengampu

memiliki kelemahan karena pada proses belajar mengajar yang dilakukan,

mahasiswa diberikan 10 nomor soal pilhan ganda (error recognition test) sebagai

tugas rumah untuk dikerjakan dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Pada

pertemuan tersebut setelah tugas rumah dikumpulkan, dibahas per nomor soal

melalui proses diskusi. Kelemahan dari pemberian tugas rumah dan error

recognition test adalah ketidakpastian apakah mahasiswa sendiri yang

mengerjakan tugas rumah tersebut dan jenis tespilihan ganda memiliki kelemahan

karena memiliki tingkat spekulasi yang tinggi sehingga tidak dapat dipakai

sebagai tolak ukur tingkat pemahaman mahasiswa. Selain itu pada proses belajar

mengajar tidak ada buku bahan ajar yang diberikan. Bahan ajar yang diberikan

hanya 10 nomor soal sebagai tugas rumah. Untuk mengatasi kelemahan SAP di

atas, direkomendasikan SAP yang memuat pengaplikasian ERWRT dan

pelaksanaan tes awal dan tes akhir pada proses belajar mengajar yang lebih pasti

menggambarkan tingkat pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa.

Page 118: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

118

5.4 Evaluasi

Evaluasi digunakan untuk mengetahui proses dan hasil akhir belajar yang

dicapai oleh mahasiswa. Pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris informasi

sistem evaluasi dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Berkala melalui hasil ujian, penyelesaian tugas, dan secara berlanjut

melalui pengamatan aktivitas mahasiswa dalam mengikuti proses

belajar mengajar.

2) Bentuk ujian terdiri atas kuis, ujian tengah semester, ujian akhir

semester, unjuk kerja, penugasan, portofolio, sikap, dan ujian

skripsi.

3) Penilaian dengan huruf A, B, C, D dan E , yang masing - masing

bernilai 4, 3, 2, 1, dan 0. Nilai ini dapat digunakan untuk menentukan

kelulusan dalam menempuh mata kuliah.

SKOR NILAI BOBOT NILAI

85 –100 A 4,00

70 – 84 B 3,00

55—69 C 2,00

45 – 54 D 1,00

0 – 44 E 0 Tabel 5.1 Perincian Pembobotan

Page 119: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

119

Selanjutnya syarat kelulusan dan penilaian dijabarkan sebagai berikut.

1) Kelulusan dan suatu program studi didasarkan pada pemenuhan jumlah

satuan kredit semester yang telah ditetapkan, yaitu 154 sks.

2) Kelulusan mahasiswa ditentukan dengan predikat sebagai berikut.

a. 1K 2,00 -- 2,75 = memuaskan

b. IPK 2,76 -- 3,50 sangat memuaskan

c. IPK 3,51-- 4,00 = dengan pujian

Page 120: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

120

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut.

1) Ada tiga faktor internal dan dua faktor eksternal yang berpengaruh

terhadap rendahnya tingkat pemahaman tata bahasa Inggris mahasiswa.

Faktor internalnya adalah (1) kurangnya kegiatan praktik berbahasa yang

dilakukan secara langsung dengan penutur asli/native speaker dan waktu

terbatas dalam me-review bahan ajar yang diberikan dosen; (2) kurangnya

penguasaan kosakata bahasa Inggris serta perubahan kata kerja yang

sangat membingungkan khususnya dalam tenses; dan (3) kurangnya rasa

percaya diri karena takut melakukan kesalahan saat berkomunikasi dan

kesadaran dan upaya belajar mahasiswa tentang pentingnya bahasa Inggris

bagi masa depan. Faktor eksternalnya, yakni (1) kurangnya fasilitas yang

disiapkan oleh kampus misalnya laboratorium bahasa yang tidak

sebanding dengan jumlah mahasiswa dan (2) penyampaian materi ajar oleh

dosen yang kurang baik karena tidak tersedianya modul/bahan ajar.

2) Penerapan ERWRT telah berhasil meningkatkan kemampuan tata bahasa

Inggris mahasiswa yang dapat dilihat dari pencapaian mahasiswa pada

kegiatan pra-tindakan, siklus I dan II.

a) Perbandingan hasil pra-tindakan, siklus I, dan II menunjukkan bahwa

pada hasil pra-tindakan ada dari 35 orang mahasiswa ditemukan 11

Page 121: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

121

orang tidak mencapai nilai 55 yang merupakan SKM yang ditetapkan

oleh program studi. Pada kolom 3 siklus I dan II tampak bahwa semua

mahasiswa memenuhi SKM. Pada kolom 4 siklus I dari 29 orang

mahasiswa ditemukan 1 orang memeroleh nilai di bawah SKM. Nilai

rata-rata kolom 3 tes awal siklus I adalah 98 meningkat menjadi 99

pada hasil tes akhir. Nilai rata-rata tes awal kolom 4 adalah 77

meningkat menjadi 97 pada tes akhir. Nilai rata-rata teas awal kolom 3

adalah 84 dan meningkat menjadi 98 pada tes akhir. Nilai rata-rata tes

awal kolom 4 adalah 53 meningkat menjadi 92 pada tes akhir.

b) Pada siklus I ditemukan enam KTB yaitu (1) Ketidaksesuaian subjek

dan verba, (2) Kesalahan penggunaan preposisi, (3) Kesalahan

penggunaan artikel, (4) Kesalahan dalam pembentukan kalimat pasif,

(5) Kesalahan penggunaan to be, dan (6) Penggunaan verba ganda.

Ada tiga KNTB yaitu KE, KD dan TMJ. Pada siklus II masih

ditemukan tiga KNTB yang sama serta enam KTB. Ada lima KTB

pada siklus II yang sama seperti KTB pada siklus I kecuali Kesalahan

penggunaan artikel. KTB baru yang ditemukan pada siklus II adalah

Ketidaksesuain jumlah dan nomina. Pada siklus II frekuensi kesalahan-

kesalahan yang ditemukan pada siklus I sudah jauh berkurang.

c) Tes ini dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman tata bahasa

dan keterampilan menulis. Tes ini juga dapat dipadukan dalam

menganalisis kesalahan tata bahasa melalui bahan bacaan tetapi tes ini

Page 122: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

122

belum dapat diaplikasikan dalam meningkatkan keterampilan

mendengarkan dan berbicara.

d) Tanggapan mahasiswa terhadap penerapan jenis tes ERWRT dalam

membantu pemahaman tata bahasa Inggris mereka adalah (1) ERWRT

sangat membantu dalam memahami tata bahasa Inggris karena harus

memberikan alasan yang benar atas pilihan; (2) membantu dalam

pemilihan kata yang tepat sehingga jawaban yang diberikan tidak

dipahami secara salah; (3) tidak boleh asal menjawab karena jawaban

yang salah akan merugikan; dan (4) lebih teliti dalam menganalisis

kesalahan yang ada di dalam kalimat karena jika salah menganalisis

maka alasan yang diberikan pun akan salah.

6.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1) Penelitian dengan menerapkan model evaluasi ERWRT telah berhasil

berhasil meningkatkan pemahaman tata bahsa Inggris mahasiswa. Oleh

karena itu, dosen atau staf pengajar dapat mengembangkan evaluasi

belajar melalui pengaplikasian jenis tes ERWRT untuk mengukur

tingkat pemahaman peserta didik secara lebih tepat khususnya dalam

pemahaman tata bahasa dan peningkatan keterampilan menulis.

Peningkatan pemahaman tata bahasa Inggris ini erat kaitannya dengan

Page 123: peningkatan kemampuan pemahaman tata bahasa inggris melalui

123

peningkatan kognitif dan memperkuat daya saing mereka di dunia kerja

nantinya.

2) Kolom 5/kolom alasan, dapat juga digunakan untuk meningkatkan

kompentensi mahasiswa melalui bahan bacaan berbahasa Inggris yang

telah disusun sebagai tes yang diberikan kepada mahasiswa untuk

melakukan analisis kesalahan tata bahasa, ejaan, dan diksi. Kesalahan

tata bahasa dapat digunakan sebagai acuan penyusunan bahan ajar dan

fokus pembahasan dalam proses belajar mengajar.

3) Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menerapkan metode lain

yang dapat meningkatkan kemampuan keterampilan mendengarkan dan

berbicara.