bab ii kajian teori a. deskripsi teori 1. rasa ingin tahurepository.ump.ac.id/6563/3/ratih hayu...

23
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa ingin tahu merupakan salah satu bagian dari 18 nilai karakter Bangsa yang terkandung dalam pendidikan karakter yang di dalamnya terkandung pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral. Di SD Muhammadiyah Cipete siswa masih kurang melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran berakibat pada kurangnya rasa ingin tahu siswa yang akan berdampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Rasa ingin tahu menurut Hasan (2010 : 10) adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Rasa ingin tahu (curiosity) merupakan keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam sedangkan menurut Samani (2012:104) rasa ingin tahu akan memotivasi diri untuk terus mencari dan mengetahui hal-hal yang baru sehingga akan memperbanyak ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan belajar. Rasa ingin tahu menurut Mustari (2011:103) yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. Suyadi mengemukakan (2013 : 89- 7 Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Upload: dinhkhanh

Post on 06-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu merupakan salah satu bagian dari 18 nilai

karakter Bangsa yang terkandung dalam pendidikan karakter yang di

dalamnya terkandung pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan moral. Di SD Muhammadiyah Cipete siswa masih kurang

melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran berakibat pada kurangnya

rasa ingin tahu siswa yang akan berdampak pada kurangnya pemahaman

siswa terhadap materi yang disampaikan.

Rasa ingin tahu menurut Hasan (2010 : 10) adalah sikap dan

tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan

meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Rasa ingin

tahu (curiosity) merupakan keinginan untuk menyelidiki dan mencari

pemahaman terhadap rahasia alam sedangkan menurut Samani

(2012:104) rasa ingin tahu akan memotivasi diri untuk terus mencari dan

mengetahui hal-hal yang baru sehingga akan memperbanyak ilmu

pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan belajar. Rasa ingin tahu

menurut Mustari (2011:103) yaitu sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang

dipelajarinya, dilihat dan didengar. Suyadi mengemukakan (2013 : 89-

7

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

8

90) bagi peserta didik yang belajar dengan strategi pembelajaran

kontekstual, menguasai materi pelajaran yang diberikan guru di kelas

saja tidak cukup. Secara alamiah peserta didik akan terus mencari tahu,

apa dan bagaimana materi tersebut berhubungan dan dapat digunakan

sebagai pemecah masalah. Memang banyak ide maupun gagasan yang

muncul, tetapi dalam prakteknya tidak sedikit peserta didik yang gagal

dan harus mencari ide lain untuk menghubungkan dan menggunakan

materi yang telah dikuasai tersebut sebagai problem solver. Kegagalan

demi kegagalan tidak akan menyurutkan peserta didik untuk

memecahkan masalah, karena peserta didik akan terus berusaha mencari

cara lain yang dapat ditempuh. Hal ini menunjukkan bahwa strategi

pembelajaran kontekstual mampu menanamkan nilai karakter, khususnya

menumbuhkan rasa ingin tahu.

Pengertian rasa ingin tahu dapat disimpulkan bahwa suatu

perasaan yang dapat membangkitkan rasa penasaran manusia untuk

mengetahui sesuatu yang baru. Dengan adanya rasa ingin tahu, manusia

dapat menyelidiki atau memecahkan masalah yang membuatnya ingin

memperluas pengetahuan yang dimiliki. Berikut indikator rasa ingin tahu

dapat dilihat pada tabel 2.1:

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

9

Tabel 2.1. Indikator Rasa Ingin Tahu

NILAI INDIKATOR

4-6

Rasa ingin tahu: Sikap dan

tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas

dari sesuatu yang dipelajari,

dilihat, dan didengar.

Bertanya atau membaca sumber di luar

buku teks tentang materi yang terkait

dengan pelajaran.

Membaca atau mendiskusikan gejala

alam yang baru terjadi.

Bertanya tentang beberapa peristiwa

alam, sosial, budaya, ekonomi, politik,

teknologi yang baru didengar.

Bertanya tentang sesuatu yang terkait

dengan materi pelajaran tetapi di luar

yang dibahas di kelas.

Sumber : Hasan, 2010 : 34

Berdasarkan berbagai uraian tentang rasa ingin tahu maka dapat

disimpulkan bahwa sikap rasa ingin tahu perlu ditanamkan kepada siswa.

Pembiasaan dapat dilakukan dengan memulai bertanya kepada guru jika

ada materi yang belum dipahami, berdiskusi dengan siswa lain terkait

materi pelajaran dan senantiasa mempelajari hal-hal yang baru untuk

memperdalam ilmu pengetahuannya.

2. Prestasi Belajar

Dalam Aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak

pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang

melaksanakan Aktivitas sendiri, baik ketika seseorang melaksanakan

aktivitas sendiri, maupun dalam kelompok tertentu. James O. Whittaker

dalam Aunurrahman (2011 : 35) mengemukakan belajar adalah proses

dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

10

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Howard L. Kingskey dalam Djamarah (2008 : 13) mengatakan

bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense)

is originated or changed trough practice or training. Belajar adalah

proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah

melalui praktek atau latihan. Cronbach dalam Djamarah (2008: 13)

berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result

of experience. Belajar suatu Aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar menurut Syah (201 :

63) adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan

itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika

berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Menurut J. Bruner dalam Slameto (2010 : 11) belajar tidak untuk

mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum

sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih

banyak dan mudah. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan

partisipasi aktif dari setiap siswa dan mengenal dengan baik adanya

perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan proses belajar perlu

lingkungan yang dinamakan “discovery learning environment”, ialah

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

11

lingkungan di mana siswa dapat melakukan explorasi, penemuan-

penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan

yang sudah diketahui. Teori belajar Bruner dapat digolongkan menjadi 3

yaitu (a) enactive, seperti belajar naik sepeda yang harus didahului

dengan bermacam keterampilan motorik; (b) iconic, seperti mengenal

jalan yang menuju ke pasar mengingat dimana bukunya yang penting

diletakkan; (c) symbolic, seperti menggunakan kata-kata menggunakan

formula. Jadi dapat disimpulkan, belajar merupakan kegiatan sadar

secara jasmani dan rohani oleh seseorang untuk memperoleh ilmu

pengetahuan yang dibuktikan dengan adanya perubahan tingkah laku

yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.

a. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto (2010 : 27-28) yaitu

prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi

yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip

dalam belajar diantaranya:

1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai

tujuan instruksional.

b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi

yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

12

c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar

dengan efektif.

d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2) Sesuai hakikat belajar

a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap

menurut perkembangannya.

b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan

discovery.

c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara

pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga

mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang

diberikan menimbulkan respon yang diharapkan.

3) Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari

a) Balajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memililki

struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah

menangkap pengertiannya.

b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu

sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

13

4) Syarat keberhasilan belajar

a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa

dapat belajar dengan tenang.

b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.

b. Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukkan

watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai

bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan

pendidikan, khususnya pembelajaran.

Prestasi belajar menurut Arifin (2013 : 12-13) merupakan

suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan

manusia, karena sepanjang rentan kehidupannya manusia selalu

mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa

menurut Syah (2011 : 216) adalah mengetahui garis-garis besar

indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis

prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur

Prestasi belajar (achievement) menurut Arifin (2013 : 12-13)

mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

14

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap

(kecerdasan) pada peserta didik.

Fungsi prestasi belajar yang telah disebutkan dapat dilihat

bahwa betapa pentingnya kita mengetahui dan memahami prestasi

belajar peserta didik, baik secara perseorangan maupun secara

kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai

indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga

sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Prestasi belajar

bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu

melakukan diagnosis, penempatan atau bimbingan terhadap peserta

didik. Kesimpulan dari beberapa pendapat ahli bahwa prestasi

belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa

setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik

berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan

kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam

angka atau pernyataan.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

15

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di

permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang

dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indra.

Menurut Aly (2010: 18) memaparkan bahwa IPA merupakan suatu ilmu

teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan, percobaan-

percobaan terhadap gejala-gejala alam. Suatu teori dirumuskan tidaklah

dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan

atau observasi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan atau alam diselediki

dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan (eksperimen),

kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan

ilmiahnya (teorinya). IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang

diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu

melakukan observasi eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori,

eksperimen, observasi dan demikian seterusnya kait-mengait antara yang

satu dengan yang lain. Menurut Jasin (2000 : 1) ilmu alam merupakan

ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam

semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan

prinsip-prinsip dasar yang esensial saja. Dari definisi yang telah

disebutkan dapat disimpulkan bahwa pengertian IPA adalah ilmu

pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep,

prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian

kegiatan dalam metode ilmiah.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

16

a. Tujuan IPA

IPA mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Secara khusus tujuan

IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi menurut Depdiknas

(2013 : 2) dalam Trianto (2010 : 138) adalah sebagai berikut:

1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.

3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains

dan teknologi.

4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan

melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

b. Ruang lingkup Pembelajaran IPA di SD

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana

agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat sekolah

dasar diharapkan ada penekanan pembelajaran yang diarahkan pada

pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya

melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara

bijaksana.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI

Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar tingkat Sekolah Dasar, ruang lingkup bahan kajian IPA untuk

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

17

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair,

padat dan gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya.

c. Materi IPA

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya,

gerak, dan energi, serta fungsinya.

Kompetensi Dasar : 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang

dapat membuat pekerjaan lebih mudah

dan lebih cepat.

Indikator :

- Siklus I Pertemuan 1

5.2.1 Pesawat sederhana jenis pengungkit atau tuas dan

kegunaannya

- Siklus I Pertemuan 2

5.2.2 Pesawat sederhana jenis bidang miring dan kegunaannya

- Siklus II Pertemuan 1

5.2.3 Pesawat sederhana jenis katrol dan kegunaannya

- Siklus II Pertemuan 2

5.2.4 Pesawat Sederhana jenis roda berporos dan kegunaannya

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

18

1) Pesawat sederhana

Pesawat adalah alat-alat yang dapat memudahkan

pekerjaan manusia. Pesawat ada yang rumit dan ada yang

sederhana. Pesawat rumit tersusun atas pesawat-pesawat

sederhana. Pada prinsipnya, pesawat sederhana terbagi menjadi

empat macam, yaitu pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda

berporos.

2) Jenis-jenis pesawat sederhana

a) Pengungkit atau Tuas

(1) Pengungkit Golongan I

Tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak

di antara beban dan kuasa. Contoh tuas golongan

pertama ini di antaranya adalah gunting, linggis,

jungkat-jungkit, palu, dan linggis.

(2) Pengungkit Golongan II

Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di

antara titik tumpu dan kuasa. Contoh tuas golongan

kedua ini diantaranya adalah gerobak beroda satu, alat

pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka

tutup botol.

(3) Pengungkit Golongan III

Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di

antara titik tumpu dan beban. Contoh tuas golongan

ketiga ini adalah sekop yang biasa digunakan untuk

memindahkan pasir, alat pancing, pinset dan steples.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

19

b) Bidang Miring

Bidang miring dalam kehidupan sehari-hari

digunakan untuk menaikan benda yang berat dari tempat

rendah ke lebih tinggi. Tujuan menggunakan bidang

miring adalah untuk mengurangi tenaga yang dibutuhkan

untuk memindahkan benda tersebut. Bidang miring juga

memiliki kelemahan, yaitu jarak yang di tempuh untuk

memindahkan benda menjadi lebih jauh. Prinsip kerja

bidang miring dapat ditemukan temukan pada beberapa

perkakas, contohnya kapak, pisau, pahat, obeng, dan sekrup.

Berbeda dengan bidang miring lainnya, pada perkakas yang

bergerak adalah alatnya.

c) Katrol

Ada beberapa jenis katrol sebagai berikut.

(1) Katrol tetap : katrol yang tidak berubah posisinya

ketika digunakan untuk memindahkan

benda.

(2) Katrol bebas : katrol yang berubah posisinya ketika

digunakan untuk memindahkan

benda.

(3) Katrol rangkap : katrol yang terdiri dari lebih dari satu

katrol yang disusun berjajar.

(4) Katrol ganda : katrol yang terdiri dari beberapa

katrol yang disatukan dengan tali.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

20

d) Roda Berporos

Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat

sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti

setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan

bermotor, dan gerinda.

4. Learning Cycle 7E

Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat

pada siswa (student centered). Model pembelajaran Learning Cycle

merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivis, pengetahuan dibangun dari pengetahuan siswa itu sendiri.

Learning Cycle menurut Ngalimun (2014 : 145) merupakan

rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa

sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus

dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif

A Learning Cycle comes from the discipline itself; it represents

science. If science is to be taught in a manner that leads students

to construct knowledge, they must make a quest. The Learning

Cycle leads students on that quest for knowledge. Renner and

Marek (1988, p. 170) dalam Moyer (2007 : 23)

Dapat diartikan belajar siklus berasal disiplin ilmu itu sendiri.

Jika sains diajarkan dengan cara yang mengarahkan siswa untuk

membangun pengetahuan, maka mereka harus mencari pengetahuan.

Kegiatan siklus belajar siswa mengarah pada pencarian untuk ilmu

pengetahuan.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

21

Menurut Warsono (2012 : 100-101) ada tahapan model Learning

Cycle 7E adalah sebagai berikut :

a Engage (melibatkan), pokok pembelajaran bertumpu pada upaya

bagaimana meningkatkan minat siswa sambil menilai pemahaman

awal para siswa terhadap topik yang dibahas, misalnya melaui suatu

kegiatan apersepsi. Fase ini siswa membuat hubungan antara

pengalaman belajar masa lalunya dengan pengalaman belajarnya

sekarang. Hal ini dapat dilaksanakan melalui suatu diskusi kelas.

b. Explore (eksplorasi), pada tahap ini kegiatan pokok pembelajaran

adalah melibatkan siswa dalam pokok bahsan atau topik

pembelajaran, memberikan kesempatan kepada mereka untuk

membangun pemahaman sendiri. Pada tahap ini siswa terlibat secara

langsung dengan fenomena yang diselidiki dan bahan-bahan kajian.

Siswa bekerja sama dalam satu tim, lalu mengalami pengalaman

bersama dengan saling berbagi dan berkomunikasi tentang esensi

pokok pembelajaran.

c. Explain (menjelaskan), pada kesempatan ini siswa diberi kesempatan

untuk mengkomunikasikan apa yang telah dipelajarinya sejauh ini

dan menjelaskan maksudnya.

d. Evaluate (evaluasi), pada fase ini siswa maupun guru menilai sejauh

mana terjadi pembelajaran dan pemahaman. Dalam hal ini guru

menilai sejauh mana para siswa memperoleh pemahaman tentang

konsep-konsep pokok bahan ajar dan memperoleh pengalaman baru.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

22

e. Extend (memperluas), pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk

menerapkan pengetahuan barunya dan secara berkesinambungan

melakukan explorasi dari implikasi ini. Pada tahap ini siswa

mengembangkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya, membuat

jalinan dengan konsep terkait lainnya, kemudian mengaplikasikan

pemahamannya ini dalam dunia nyata.

Tahapan selanjutnya dipaparkan oleh Paramita dkk, (2012) yaitu :

f. Elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa), memperoleh

informasi, guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa. Fase ini dimulai dengan pertanyaan

mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari

dengan mengambil contoh mudah yang diketahui siswa seperti

kejadian sehari-hari secara umum memang terjadi.

g. Elaborate (menerapkan), pengetahuan yang sudah dibangun oleh

siswa dielaborasi dengan konsep awal siswa dan menyimpulkan

konsep baru dengan pemahaman sendiri.

Langkah-langkah model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Elecit

Guru berusaha mendatangkan pengetahuan awal siswa.

Tahap ini guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan awal

siswa terhadap materi yang akan dipelajari, merangang pengetahuan

awal siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

23

b. Engage

Kegiatan pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan

perhatian siswa, mendorong kemampuan berpikirnya, dan membantu

siswa meningkatkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.

c. Explore

Tahap eksplorasi siswa diberi kesempatan untuk belajar

baik secara mandiri maupun secara berkelompok. Siswa melakukan

kegiatan seperti percobaan, melakukan pengamatan, mengumpulkan

data, sampai pada membuat kesimpulan dari percobaan yang

dilakukan. Dalam kegiatan ini guru berperan sebagai fasilitator.

d. Explain

Kegiatan pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan atau menyampaikan pendapat apa yang telah

dipelajarinya dengan membuat ringkasan-ringkasan.

e. Elaboration

Dalam kegiatan elaborasi, guru mendorong siswa membaca,

menuliskan atau menyampaikan hasil diskusi, mendengar pendapat,

untuk lebih mendalami materi yang dipelajarinya.

f. Evaluate

Evaluasi merupakan tahap dimana guru mengevaluasi dari

hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Guru menilai sejauh mana

siswa memperoleh pemahaman-pemahaman dalam proses

pembelajaran

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

24

g. Extend

Tahapan akhir ini, siswa dituntut untuk berpikir, mencari,

menemukan, dan menjelaskan contoh penerapan konsep dan

keterampilan yang telah dipelajari.

Lingkungan belajar yang perlu diupayakan agar model Learning

Cycle 7E berlangsung kontruktivis seperti yang dipaparkan Hudojo

(2011) dalam Ngalimun (2014 : 152) adalah:

a. Tersedianya pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan

yang telah dimiliki siswa.

b. Tersedianya berbagai alternatif pengalaman belajar jika

memungkinkan.

c. Terjadi transmisi sosial, yakni interaksi dan kerjasama individu

dengan lingkungannya.

d. Tersedianya media pembelajaran

e. Kaitkan konsep yang dipelajari dengan fenomena sedemikian rupa

sehingga siswa terlibat secara emosional dan sosial yang menjadikan

pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan.

Adapun kekurangan dan kelebihan menurut Soebagyo (2000)

dalam Ngalimun (2014 : 150)

a. Kelebihan model pembelajaran Learning Cycle 7E

1) meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar dilibatkan secar

aktif dalm proses pembelajran

2) membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa

3) pembelajaran lebih bermakna.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

25

b. Kekurangan model pembelajaran Learning Cycle 7E

1) efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran.

2) menunut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang

dan melaksanakan proses pembelajaran.

Cara untuk mengatasi kekurangan model pembelajaran Learning

Cycle 7E yaitu, sebelum guru menerapkan model pembelajaran Learning

Cycle 7E guru hendaknya sudah mempelajari secara mendalam tentang

penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E. Guru berupaya mencari

banyak informasi dari berbagai sumber terkait dengan model, karena

penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E guru dituntut kreatif dan

dapat mengelola pembelajaran dengan baik.

B. Penelitian Yang Relevan

Berbagai penelitian telah dilakukan kaitannya dengan penerapan

menggunakan model pembelajaran Learning Cycle Rachman dalam

penelitian tentang “Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7e

Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 Smk N

2 Pengasih” menunjukkan hasil bahwa penerapan model pembelajaran

learning cycle 7E pada mata pelajaran PLC dengan standar kompetensi

mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC di kelas XI TITL 2

SMK Negeri 2 Pengasih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa baik dari

penilaian afektif siswa maupun dari penilaian hasil tes belajar siswa.

Diperoleh hasil bahwa peningkatan Prestasi ditunjukkan dengan persentase

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

26

nilai ketuntasan siswa saat post test siklus I yaitu 77,42% dan post test siklus

II 87,10% jadi peningkatan prestasi dari siklus I ke siklus II yaitu meningkat

9,68%. Selain itu, peningkatan juga dapat dilihat dari hasil perhitungan

evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran

learning cycle 7E mengalami peningkatan dengan ditunjukkan oleh nilai

rerata sebesar 78,11 pada siklus I dan 84,01 pada siklus II. Dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajarannya menggunakan learning

cycle dapat meningkatkan kemampuan afektif dan hasil belajar siswa.

Penelitian lain oleh Pebriana, Drs. Asim, M.Pd, Drs. Bambang Tahan

S., M.Pd dalam penelitiannya tentang “Penerapan Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika Dan Hasil

Belajar Siswa Kelas X-2 Man 2 Malang Kota Batu”Penerapan pembelajaran

pembelajaran LC 7E melalui tujuh tahapan elicit, engagement, exploration,

explanation, elaboration, evaluation, dan extand pada siklus I belum

terlaksana secara maksimal, yaitu dengan persentase sebesar 59,36%, pada

siklus II penerapan pembelajaran tersebut telah terlaksana dengan persentase

sebesar 81,00%. Penerapan pembelajaran LC 7E dapat meningkatkan.

Penerapan pembelajaran LC 7E dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

dari siklus I ke siklus II dengan persentase sebesar 14,39%. Penerapan

pembelajaran LC 7E yang dilakukan pada siklus I dan siklus II terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan hasil belajar kognitif sebesar

1,97%, peningkatan hasil belajar afektif sebesar 3,24%, hasil belajar

psikomotorik dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 3,17%.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

27

Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

menggunakan model pembelajaran siklus belajar 7E memberikan pengaruh

baik terhadap motivasi belajar siswa dan hasil belajar Fisika. Dari hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran

Learning Cycle 7E dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga

memberikan dasar yang kuat pemilihan model Learning Cycle untuk

diterapkan dalam PTK ini.

C. Kerangka Berpikir

Dari hasil observasi ditemukan masalah yang terjadi dalam

pembelajaran IPA pada umumnya dan materi pesawat sederhana pada

khususnya. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan

dalam latar belakang, diharapkan dengan penerapan model Learning Cycle

7E dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran di SD Muhammadiyah

Cipete serta dapat meningkatkan rasa ingin tahu pada siswa dan prestasi

belajar siswa dapat meningkat. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan

selama 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.

Kerangka berpikir penelitian untuk meningkatkan rasa ingin tahu

siswa dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui model

Learning Cycle 7E. K.D 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat

membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat dapat dilihat pada gambar

2.1 berikut :

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

28

Bagan 2.1. Gambar Kerangka Berpikir

Kondisi

Awal.

Kondisi

Akhir.

Tindakan.

Sebelum

pelaksanaan

pembelajaran

dengan model

Learning Cycle

7E

Rendahnya rasa

ingin tahu dan

prestasi belajar

siswa

Guru menerapkan model

Learning Cycle 7E

Diduga melalui model

Learning Cycle 7E dapat

meningkatkan rasa ingin

tahu dan prestasi belajar

siswa

Siklus I.

Siklus II.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/6563/3/RATIH HAYU ANGGOROWATI BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Rasa

29

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir penelitian yang telah

disebutkan dapat dirumuskan hipotesis tindakan penelitian sebagai berikut :

1. Melalui penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E, maka rasa

ingin tahu siswa SD Muhammadiyah Cipete dapat meningkat.

2. Melalui penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E, maka

prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Cipete dapat meningkat.

Peningkatan Rasa Ingin..., Ratih Hayu Anggorowati, FKIP UMP, 2016