filsafat-perkembangan rasa ingin tahu

30
PERKEMBANGAN RASA INGIN TAHU PADA MAKHLUK HIDUP (Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu) MAKALAH Oleh Alvian Budiman 270110130007 Teknik Geologi C FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

Upload: alvianbudiman

Post on 28-Jan-2016

256 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

PERKEMBANGAN RASA INGIN TAHU PADA MAKHLUK HIDUP

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu)

MAKALAH

Oleh

Alvian Budiman

270110130007

Teknik Geologi C

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2014

Page 2: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan, kesempatan, karunia, beserta rahmatnya sehingga penyusun

dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Ilmu berupa makalah yang berjudul

“Perkembangan Rasa Ingin Tahu Pada Makhluk Hidup”.

Dengan dapat diselesaikannya makalah ini, penyusun berterima kasih kepada

dosen pengampu, dosen pembimbing, serta pihak lain yang ikut mendukung proses

penyelesaian makalah ini. Penyusun berharap makalah ini dapat menjadi salah satu

bahan pembelajaran untuk pengembangan ilmu filsafat. Penyusun menyadari bahwa

materi yang disampaikan masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun sangatlah penyusun harapkan.

Jatinangor, September 2014

Penyusun

i

Page 3: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1

1.3 Tujuan ........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

2.1 Pengertian Rasa Ingin Tahu (Kuriositas)……………................................3

2.2 Hakekat Manusia dan Sifat Keingintahuannya....................................3

2.3 Sejarah Ilmu Pengetahuan Manusia …….………………………...…..5

2.3.1 Perkembangan Pola Pikir Manusia…………………………….5

2.3.2 Perkembangan Fisik Manusia…………………………………..12

BAB III PENUTUP...................................................................................................14

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................14

3.2 Saran ........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................16

1

Page 4: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling berhasil dalam

persaingan hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan fisik, seperti ukuran,

kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan penghuni bumi

lainnya. Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki kemampuan otak yang

lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan lebih mudah untuk

beradaptasi dengan lingkungannya.

Meskipun beberapa binatang sudah mempunyai otak seperti halnya manusia

dan mempunyai daya pikir, namun terbatas pada insting (naluri) dan upaya

mempertahankan diri serta turunannya. Insting tersebut terutama ditujukan untuk

kelangsungan hidupnya seperti memperoleh makanan, perlindungan diri dan

perkembangbiakan. Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke

masa dan dinyatakan sebagai idle curiousity.

Sedangkan manusia di samping mempunyai naluri dan nurani, manusia juga

memiliki nalari. Dengan nalari itu, manusia menggunakan kemampuan otaknya

untuk melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan

tersebut maka pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya

rasa ingin tahu manusia tersebut selalu berkembang (curiousity). Dengan nurani,

manusia selalu ingin berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.

Oleh karena itu, untuk lebih memperdalam dan lebih mengetahi mengenai

perkembangan rasa ingin tahu pada makhluk hidup, khususnya manusia maka

disusunlah makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah yang dimaksud dengan rasa ingin tahu?

2. Bagaimanakah rasa ingin tahu pada manusia dan pada hewan?

1

Page 5: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

3. Bagaimanakah sejarah terbentuknya rasa ingin tahu dan perkembangan ilmu

pengetahuan?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian rasa ingin tahu.

2. Mengetahui dan memahami rasa ingin tahu pada manusia dan hewan serta

perkembangannya.

3. Mengetahui dan memahami sejarah terbentuknya rasa ingin tahu dan

perkembangan ilmu pengetahuan.

2

Page 6: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rasa Ingin Tahu (Kuriositas)

Berbeda dengan mahluk lainnya manusia selalu serba ingin tahu terhadap

berbagai fenomena alam yang dialaminya, manusia selalu bertanya ada apa ? (jika

terjadi gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang atau gejala alam lainnya

khususnya membuat mereka cemas) hal ini merupakan daya rangsang yang

diteruskan pada daya fikir sehingga munculah pertanyaan ada apa?, setelah tahu

bahkan manusia terus bertanya lebih jauh lagi, Bagaimana ? dan seterusnya akan

bertanya mengapa ? pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pisau-pisau untuk

menoreh pengetahuan walaupun secara sederhana dan bersifat indrawi.

Sementara mahluk lain dalam memenuhi kebutuhan dan kelangsungan

hidupnya hanya mengandalkan naluriah (instink) belaka sementara Asimov

menyebutnya idle curiosity yang sifatnya tetap tidak berkembang sepanjang jaman

contohnya sarang burung manyar mungkin yang tercanggih dibanding burung

lainnya, tetapi sejak dulu sampai saat ini sarang burung manyar konstruksi dan

motivnya tetap begitu saja, berbeda dengan manusia dulu pada zaman primitif

manusia hidup di gua-gua, berubah menjadi rumah sederhana, dengan ilmu dan

teknologi manusia dapat membangun rumah-rumah modern pencakar langit, artinya

manusia memiliki rasa ingin tahu yang berubah menjadi daya pikir yang dapat

berkembang sepanjang jaman sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya yang tidak

pernah puas maka manusia terus berupaya mencari dan menemukan sesuatu yang

dapat memudahkan dan menyenangkan dalam hidupnya.

2.2 Hakekat Manusia dan Sifat Keingintahuannya

Manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan

penghuni bumi lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya

antara lain :

3

Page 7: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

a) Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana ( Homo sapiens ) yang

dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.

b) Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.

c) Manusia dapat berbicara ( Homo Langues ) baik secara lisan maupun tulisan.

d) Manusia dapat hidup bermasyarakat ( Homo sosius ) dan berbudaya ( Homo

Humanis ).

e) Manusia dapat mengadakan usaha ( Homo Economicus )

f) Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama ( Homo religious )

Sebagimana mahluk hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik secara

morfologis maupun anatomis termasuk mekanisme organis yang secara signifikan

memiliki kesamaan proses biologis, seperti kebutuhan makan/minim (nutrisi),

kebutuhan bernapas (respirasi), berkembang biak (reprodukksi), menerima rangsang

(iritabilitasi), bergerak dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk hidup (biotis).

Tetapi dibanding mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh

mahluk lainnya yakni rasa ingin tahuannya (kutriositas) mengalami perkembangan

yang signifikan yaitu apa yang disebut dengan daya fikir (budi daya).

Secara fisik manusia memiliki banyak kelemahan disbanding mahluk lain,

seperti gajah dapat mengangkat benda yang berat yang tidak dapat diangkat oleh

manusia, kuda, harimau dapat berlari kencang, bahkan dengan nyamuk yang kecil

sekalipun manusia masih lebih lemah karena hanya dengan gigitannya ( nyamuk

anofeles/malaria) manusia bisa sakit bahkan dapat mengakibatkan kematian. Tetapi

karena manusia dilengkapi radar berfikir maka manusia dengan kekuatan fikirnya

mampu mengembangklan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu dan

teknologi itulah manusia dapat menaklukan berbagai kekuatan yang dimilki oleh

mahluk lain (hewan), teknologi dapat mengangkat beban yang lebih berat, gerak lari

mobil, pesawat lebih kencang dibanding kuda dan harimau. Dengan demikian

keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan mahluk lainnya adalah terletak

pada daya fikirnya.

4

Page 8: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar, selalu berusaha mencari

keteranga tentang fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab pertanyaan atau

rasa ingin tahunya, manusia sering mereka-reka sendiri jawabannya. Jawaban

semacam ini sering tidak logis, tetapi sering diterima masyarakat awam sebagai suatu

kebenaran. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu

pengetahuan yang mirip sains tetapi bukan sains.

2.3 Sejarah Ilmu Pengetahuan Manusia

2.3.1 Perkembangan Pola Pikir Manusia

Bila dibandingkan dengan hewan, maka tubuh manusia lemah, sedangkan

rohaninya, yaitu akal budi dan kemauannya sangat kuat. Manusia tidak dapat

terbang seperti burung, tidak dapat berenang secepat buaya, tidak mampu

mengangkat benda berat seperti gajah, dan sebagainya, tetapi dengan akal

budinya dan kemauannya, manusia dapat menjadi makhluk yang lebih dari

makhluk lain. Kelebihan manusia itu karena memiliki akal budi dan kemauan

yang keras sehingga dapat mengendalikan jasmaninya.

Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan

peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya

sendiri. Rasa ingin tahu inilah mendorong manusia untuk memahami dan

menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) mapun alam

kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi.

Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah

yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.

Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini menyebabkan pengetahuan

mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati

benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya.

Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca indera-nya merupakan

objek rasa ingin tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum

memperoleh jawaban mengenai hal-hal yang diamatinya. Mereka berusaha

mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin tahunya

terus berlanjut. Bukan hanya “apa”-nya saja yang ingin diketahui jawabannya,

5

Page 9: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

tetapi juga jawaban dari “bagaimana” dan kemudian berlanjut “mengapa” tentang

hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang

diamati.

Rasa ingin tahu manusia terus berkembang memalui pengamatan dan

pengalaman indrawi sehingga mampu menemukan apa yang diinginkannya,

tetapi karena memang manusia adalah mahluk yang tidak mudah puas dengan

apa yang telah mereka ketahui bahkan sering menemukan jawaban-jawaban yang

tidak dapat memecahkan masalah dan tidak memuaskan dirinya, pada masa kuno

sering mereka mencoba mencari-cari jawaban dengan me-reka- reka bahasa

untuk memuaskan dirinya terhadap fenomena alam yang dilihat, dirasakan,

didengar maupun dicium oleh mereka. Misalnya apa pelangi itu ? Sebenarnya

mereka tidak mampu menjawab atas pertanyaan itu, tetapi untuk kepuasan maka

mereka mencoba mencari-carai jawaban yang sekiranya dapat memuaskan baik

bagi dirinya maupun orang lain, sehingga mereka menjawab bahwa pelangi itu

adalah selendang bidadari yang sedang mandi, dari jawaban tersebut muncul

pengetahuan baru yakni bidadari.

Selanjutnya tetang pertanyaan mengapa gunung meletus ? Sekali lagi

mereka tidak mampu menjawab tapi dengan alasan kepuasan mereka menjawab

gunung itu meletus karena yang punya gunung sedang marah, dari jawaban itu

munculah pengetrahuan baru yang punya gunung, sehingga mereka memperluas

pengetahuannya dengan anggapan segala sesuatu itu ada yang punya, mereka

percaya kalau laut itu ada yang punya, angin ada yang punya, pohon besar ada

yang punya dan lain-lain. Oleh karenanya untuk menghilangkan rasa kecemasan

dari yang punya gunung, laut, pohon besar dan lainnya tidak marah maka mereka

melakukan upacara ritual baik dengan cara membaca mantera-mantera, gerakan-

gerakan tarian, penyajian sesajen dan lain-lain. Pengetahuan-pengetahuan itu

merupakan penggabungan dari pengalaman-pengalaman indrawi dan

kepercayaan dan disebut dengan mitos. Cerita-cerita mitos itu disebut legenda.

Mengapa mitos dapat diterima pada saat itu sebagai suatu kebenaran hal ini

6

Page 10: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

karena dilatarbelakangi oleh keterbatasan indrawi keterbatasan penalaran dan

hasrat ingin tahunya yang segera ingin dipenuhi.

Beberapa keterbatasan alat indra manusia sebagai penyebab munculnya

mitos adalah :

a. Alat Penglihatan

Banyak benda yang bergerak sangat cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata,

mata tak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda berada pada

tempat yang jauh mata kita tak dapat melihat dengan jelas.

a. Alat Pendengaran

Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekwensi dari

30 sampai 30.000 per detik. Getaran di bawah tiga puluh atau diatas tiga

puluh ribu per detik tak terdengar.

a. Alat Pencium dan Pengecap

Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa, yakni manis, masam, asin,

dan pahit. Bau parfum dan bau-bauan yang laindapat dikenal oleh hidung kita

bila konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian.

a. Alat Perasa

Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun

sangat relatif atau tergantung pada kondisi sehingga tidak dapat digunakan

sebagai alat observasi yang tepat.

Mengapa mitos dapat diterima kebenarannya pada masa itu disebabkan

beberapa factor di bawah ini ;

7

Page 11: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

a. Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan keterbatasan pengindraan baik

langsung mmaupun dengan alat.

b. Keterbatasan penalaran manusia pada saat itu.

c. Hasrat ingin tahunya terpenuhi

Sementara berdasarkan sejarah perkembangan jiwa manusia baik secara

individu maupun kelompok, menurtut Auguste Comte (1798 – 1857 M )

menjelaskan akan berlangsung dalam tiga tahap, Yaitu ;

1. Tahap teologi/fiktif

2. Tahap filsafat/metafisik/abstrak

3. Tahap positif atau ilmiah ril

Pada tahap teologi atau fiktif, manusia berusaha untuk mencari dan

menemukan sebab pertama dn tujuan akhir dari segala sesuatu, dan selalu

diohubungkan dengan kekuatan gaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya

selalu diletakan dalammkaitannya dengan sumber yang mutlak. Mempunyai

anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasai dan diatur oleh para dewa

atau kekuatan gaib lainnya.

Tahap metafisika atau abstrak, merupakan tahapan manusia masih tetap

mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusioa tidak lagi menyandarkan

diri pada kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan kepada akalnya

sendiri, akal yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakikat

sesuatu.

Tahap positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu

berpikir secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang

dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan, dan perbandingan.

Puncak perkembangan pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia

yaitu kira-kira 700 – 500 SM pada zaman ini mereka sudah mampu menelaah

bentuk bumi sehingga mereka berpendapat bahwa bumi ini berbentuk setengah

8

Page 12: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

bola, bumi sebagai hamparan dan langit beserta bintang-bintang sebagai atap,

bahkan yang lebih menakjubkan mereka sudah mengenal bidang edar matahari

sehingga mereka tahu bahwa dalam setiap 365,25 hari matahari beredar kembali

pada titik semula dan ini yang disebut waktu tahun.

Pengamatan terhadap angkasa raya memiliki daya tarik tersendiri pada

masa itu, sehingga pengetahuan dalam bidang ini cukup pesat, maka munculah

pengetahuan rasi-rasi perbintangan yang sekarang kita kenal yakni; rasi scorpio,

rasi virgo, rasi pisces, rasi leo dan sebagainya rasi-rasi ini erat kaitannya dengan

peramalan nasib manusia dan dikenalah dengan astrologi. Karena pengetahuan ini

hanya bersifat peramalan, imajiner, dugaan dan kepercayaan maka pengetahuan

ini disebut Pseudo science (sain palsu) yakni pengetahuan mitos yang dikaitkan

dengan fenomena alam yang sebenarnya (mirip sebenarnya tetapi bukan

sebenarnya).

Sain palsu tersebut sangat berpengaruh pada para pemikir filosuf yunani

seperti Thales ( 624-549) ia berpendapat bahwa bumi ini adalah sebuah piring

yang terapung di atas air, ia pula yang pertama kali menggagas asal mula benda

dan menurutnya semua kehidupan berawal dari air, hal ini merupakan awal

pemikiran yang sangat besar karena mampu mengalihkan pemikiran mitos yang

menganggap semua yang ada dibumi ini adalah ciptaan dewa, pengaruh pemikiran

Thales ini telah menggiring pemikiran bangsa yunani untuk meninggalkan berfikir

mitos secara perlahan-lahan. Generasi filosuf Yunani yang telah berhasil

menyumbangkan buah pikiurannya diantaranya adalah :

a. Anaximander, Seorang pemikir kontemporer pada masa Thales. Dia

berpendapat bahwa langit yang kita lihat sebenarnya hanya separuh saja.

Langit dan segala isinya itu beredar mengelilingi bumi, Ia berhasil membuat

jam matahari yang menggunakan tongkat yang tegak lurus dipermukaan

bumi, bayangan tongkat dijadikan petunjuk waktu (jam tongkat) pada tahun

70-an sering kita temukan jenis ini di masjid untuk pedoman waktu shalat.

9

Page 13: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

b. Anaximenes, (560-520) Ia berpendapat unsure dasar pembentuk benda adalah

air, hal ini sependapat dengan Thales. Yang dikembaqngkan bahwa air

merupakan wujud benda yang dapat berubah merenggang menjadi api, dan

memadat menjadi tanah konsep ini menjadi awal kansep transmutasi benda.

c. Herakleitos ( 560-470 ), Ia menyangkal konsep anaximenes, menurutnya

apilah yang menjadi dasar transmutasi benda, karena tanpa api benda akan

tetap seperti adanya.

d. Phytagoras (500 SM), Ia berpendapat bahwa sebenarnya yang menjadi unsure

dasar pembentuk benda adalah terdiri empat unsure dasar yaitu tanah, api,

udara dan air. Phytagoras sangat terkenal sebagai ahli matematika dan

penemu Dalil Phytagoras

e. Demokritos (460-370), Pendapatnya adalah bahwa suatu benda dibelah secara

terus menerus akan menghasilkan bagian terkecil yang tidak dapat dibagi-

bagi lagi. Bagian terkecil itu disebutnya Atomos atau atom, istilah atom ini

sampai saat ini masih dipergunakan sekalipun konsepnya tidak seperti lagi

Demokritus.

f. Empedokles (480-430 SM), Ia tergolong pendukung Phytagoras tentang

empat unsure dasar pembentuk benda ; tanah,air ,api dan udara. Dia

mengembangkan konsep tersebut dengan mengenalkan tentang tenaga

penyekat atau daya tarik-menarik dan daya tolak-menolak, kedua gaya

tersebut dapat memisahkan atau menyatukan unsure dasar pembentuk benda

tersebut.

g. Plato (427-345 SM), Ia memiliki cara berpikir yang berbeda dengan filosuf

sebelumnya, sebagai seorang sastrawan, ia tidak berpikir yang bersifat

materialistic sebagaimana para filosuf sebelumnya. Menurutnya bahwa

keanekaraman yang terlihat sekarang ini hanyalah sesuatu duplikat saja dari

semua yang kekal dan immaterial. Gajah yang bertubuh besar yang kita lihat

hanyalah cofy atau duplikat belaka yang tidak sempurna, maka yang benar

adalah idea gajah. Selanjutnya konsep ini dikenal dengan konsep alam idea

plato.

10

Page 14: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

h. Ariestoteles ( 384-322 SM), Ia seorang pemikir besar pada jamannya dan

dikenal sebagai perangkum intisari konsep-konsep filosuf sebelumnya dan

memperbaiki konsep-konsep yang dianggap tidak benar menurut

pemikirannya yang selalu rasional dan Ia menjelaskan tentang Zat tunggal

yang disebut Hule sebagai pembentuk dasar benda yang keberadaannya

tergantung pada kondisi, sehingga ia dapat berubah menjadi tanah, air, udara

dan api yang mengalami transmutasi akibat kondisi dingin, lembab,panas dan

kering. Dalam kondisi lembab dan panas hule akan berwujud api, sedang

dalam kondisi kering dan dingin hule akan berwujud tanah, Ia pun

berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada ruang yang hampa menurutnya jika

ada ruang yang hampa maka dengan sendirinya akan terisi ether yang bersifat

immaterial. Ajaran yang penting dari Aristoteles adalah bahwa untuk mencari

kebenaran harus didasarkan logika sehingga ia dikenal sebagai rasionalisme.

Konsep pentingnya adalah orang yang pertamakali melakukan

pengklasifikasian hewan dan mengemukakan konsep abiogenenis (generatio

spontanea).

i. Ptolemeus (127-151 SM), Ia seorang filosuf besar setelah Aristoteles

kopnsepnya adalah ; Bumi itu bulat daim seimbang tanpa tiang penyangga

dan bumi sebagai pusat tatasurya ( mata hari dan benda lainnya berputar

mengelilingi bumi ) dikenal dengan teori Geosentris.

j. Ibnu Shina (abad 11) dikenal sebagai ahli kedokteran

k. Ibnu Choldun ahli sosiologi

l. Al Jebra ahli matematika

m. Al Razi, seorang rasionalisme murni yang tidak percaya pada wahyu dan nabi

karena menurutnya dengan akal sudah cukup untuk dapat membedakan baik

dan buruk, yang berguna dengan yang tidak berguna dengan akal pula kita

dapat mengenal Tuhan sehingga menurutnya tidak perlu ada wahyu dan nabi.

Ia dikenal sebagai ahli kimia (penemu air raksa) dan pengobatan/kedokteran

diakhir hayatnya matanya buta karena terlalu banyak baca dan pengaruh dari

reaksi kimia.

11

Page 15: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

n. Ibnu Rusdy ahli filsafat muslim yang menerjemahkan buku-buku yunani

kedalam bahasa Arab sehingga Arab menjadi pusat ilmu internasional yang

kemudian alih bahasa kedalam bahasa latin dan berkembang ke dunia barat

sehingga terkenal dengan pusat perpustakaan masjid Al Hamra Cordoba

(spanyol).

o. Abu Musa Jabir Bin Hayyan, dikenal sebagai Bapak Kimia

p. Omar Khayyam, dikenal sebagai seorang ahli matematika dan astronomi.

2.3.2 Perkembangan Fisik Manusia

Fisik manusia mengalami proses pertumbuhan sedikit demi sedikit.

Tubuh manusia mulai berkembang sejak dari rahim ibunya sampai manusia

tersebut dilahirkan dan terus berkembang sampai masa dewasa. Perkembangan

fisik tubuh manusia ini dapat mengarah ke bentuk tubuh pria dan wanita,

tergantung pada tipe kromosom sel tubuhnya. Perubahan Morfologis wanita

pada masa fubertas berbeda dengan laki –laki ,seperti pinggul

membesar,pinggang meramping ,terbentuknnya payudara serta datangnya siklus

haid. Perbedaan bentuk dan genital itu dapat dimaklumi, ini diciptakan karena

masing-masing mempunyai peran biologis yang berbeda.

Manusia sebagai makhluk memiliki ciri-ciri :

1. Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.

2. Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.

3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan.

4. Memiliki potensi berkembang biak

5. Tumbuh dan bergerak.

6. Berinterkasi dengan lingkungan

7. Mati

Tegaknya jalan manusia, dengan kepalanya tertonggok di atas badannya

dengan baik, maka perkembangan otaknya baik. Tempurung kepala manusia

relatif lebih besar dibandingkan dengan binatang menyusui lainnya yang

jalannya masih horizontal. Manusia memiliki sistem syaraf sentral yang

12

Page 16: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

berpusat di otaknya, di samping sistem syaraf periferi yang ada di seluruh

tubuh. Selain secara biologis keadaan otak manusia demikian, otak perlu selalu

memperoleh latihan berpikir terus menerus , sehingga memiliki ketajaman.

Dalam kondisi otak demikianlah, manusia memiliki sifat ingin tahu.

Dalam benaknya manusia selalu bertanya karena keingintahunan : apa

sesungguhnya (know why). Seseorang merasa kurang puas, bila apa yang ingin

diketahui tidak terjawab. Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu

anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak pada

usia dua tahun adalah “apa” nama benda tersebut, misalnya benda tersebut

adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul pada usia menjelang

masuk TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa

lagi maka mungkin akan muncul pertanyaan lain yaitu “mengapa” pensil dapat

digunakan untuk menulis. Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan

usia saat pertanyaan itu diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan

pengetahuan baru dan sekaligus hasrat ingin tahunya terjawab.

Pada anak remaja rasa ingin tahu membuatnya gelisah dan berusaha

keras dan akhirnya ia dapat tahu, sedangkan di kalangan ilmuwan

keingintahuannya mendorongnya terus, sehingga teka-teki yang ada dalam

otaknya dapat terjawab.

13

Page 17: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ilmu Pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu (curiousity). Perasaan ini

merupakan salah satu ciri khas manusia. Rasa ingin tahu berkembang, baik tentang

dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya dan rasa yang seperti itu tidak

dimiliki oleh makhluk hidup lainnya kecuali manusia.

Hewan pun sebenarnya memiliki rasa ingin tahu, akan tetapi rasa ingin tahu

pada hewan tidak berkembang seperti manusia (idle-curiousity). Rasa ingin tahu

pada hewan didasarkan pada suatu hal yang disebut instinct. Instinct pada hewan

hanyalah berguna untuk mempertahankan hidup dan melestarikan hidup spesiesnya.

Pada manusia, rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang dan seolah-

olah tanpa batas menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu

sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya

sehari-hari seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing yang lebih

efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan manusia juga berkembang sampai kepada

hal-hal yang menyangkut keindahan.

Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih

nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup

yang berakal serta mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan

atau makhluk lainnya. Manusia mempunyai rasa ingin tahu (curiousity) yang tinggi

dan selalu berkembang.

Meskipun makhluk lainnya juga memiliki rasa ingin tahu tetapi itu hanya

sebatas digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan saja. Perkembangan rasa

ingin tahu pada manusia dimulai dengan timbulnnya pertanyaan dari sesuatu yang

dilihat dan diamatinya. Adanya kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan

terus berkembangnya rasa ingin tahu manusia terhadap alam semesta ini. Jawaban

14

Page 18: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

tehadap berbagai banyak pertanyaan manusia terhadap peristiwa dan gejala yang

terjadi di alam semesta ini akhirnya menjadi ilmu pengetahuan.

3.2 Saran

Diharapkan pembuatan makalah ini dapat menginspirasi dalam

pengembangan maupun pengkajian ilmu dan pengaplikasian filsafat berikutnya.

15

Page 19: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

DAFTAR PUSTAKA

Dictionary. 1975. Jakarta: PT. Gramedia,

http://stai-kuliahku.blogspot.com/2012/06/perkembangan-pola-pikir-manusia.html

http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/20/peranan-ilmu-pengetahuan-alam-dan

teknologi-dalam-memenuhi-kebutuhan-kehidupan-manusia/

http://harisbanjarmasin.blogspot.com/2011/11/iad-manusi-berpikir-dari-zaman

dulu.html

http://khairinnisaedogawa.blogspot.com/2011/07/iad-perkembangan-dan

pengembangan-ilmu.html

Juhji. PROSES PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA. html

Mawardi, dkk. 2007. IAD, ISD, IBD. Bandung: Pustaka Setia.

Mawardi, Hidayati, Nur. 2000. IAD-ISD-IBD. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Mawardi, 2007 : 15 – 20 ;Hendro Darmojo, 1999 : 11-15 ; Maskoeri Jasin, 1999 : 5-9

Paryono, Joko, dkk. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: Pustaka Setia.

Rizal, dkk.. 2006. Antroposentris, Geosentris, Heliosentris, Galaktosentris,

Asentris. Jakarta: Hijri Pustaka Utama.

16

Page 20: Filsafat-Perkembangan Rasa Ingin Tahu

17