bab ii kajian teori 2.1 konsep dasar evaluasi kinerja...

40
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Evaluasi Kinerja Pengawas Sekolah 2.1.1 Pengertian evaluasi Evaluasi berasal dari kata evaluation(bahasa inggris). Kata tersebut diserap kedalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”. Dalam kamus Oxford Advanced Learner’s dictionary of Current English (AS Hornby, 1986) seperti yang dikutip oleh Arikunto dan Jabar (2010: 1) bahwa Evaluasi adalah to find out, decide the amount or value yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Selain arti berdasarkan terjemahan, kata-kata yang terkandung didalam definisi tersebut pun menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggungjawabkan.Senada dengan pendapat tersebut Suchman (dalam Arikunto dan Jabar2004:1),memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Defnisi lain dikemukakan oleh Stutflebeam dalam Arikunto dan Jabar (2010:2), mengatakan bahwa, “evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatife keputusan”.

Upload: nguyenliem

Post on 08-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Evaluasi Kinerja Pengawas Sekolah

2.1.1 Pengertian evaluasi

Evaluasi berasal dari kata evaluation(bahasa inggris). Kata tersebut diserap

kedalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan

kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”. Dalam

kamus Oxford Advanced Learner’s dictionary of Current English (AS Hornby, 1986)

seperti yang dikutip oleh Arikunto dan Jabar (2010: 1) bahwa Evaluasi adalah to find

out, decide the amount or value yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai

atau jumlah. Selain arti berdasarkan terjemahan, kata-kata yang terkandung didalam

definisi tersebut pun menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara

hati-hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat

dipertanggungjawabkan.Senada dengan pendapat tersebut Suchman (dalam Arikunto

dan Jabar2004:1),memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang

telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya

tujuan. Defnisi lain dikemukakan oleh Stutflebeam dalam Arikunto dan Jabar

(2010:2), mengatakan bahwa, “evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian

dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam

menentukan alternatife keputusan”.

Dari pengertian-pengertian evaluasi yang telah dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa evaluasi sifatnya lebih luas daripada pengukuran. Evaluasi

meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran hanya terbatas pada deskripsi

kuantitatif, sedagkan evaluasi selain menyangkut pengukuran tersebut berlanjut

dengan pemberian nilai (valuing) berupa keputusan-keputusan maupun nilai tingkah

laku yang diukur. Istilah pengukuran (measurement) menunjuk pada segi kuantitas

(how much), istilah penilaian menunjuk pada segi kualitas (what value), istilah

evaluasi berkenaan dengan keduanya, yaitu pengukuran dan penilaian. Evaluasi tidak

hanya menyangkut gambaran tingkah laku secara kuantitatif, tetapi juga secara

kualitatif. Dalam evaluasi terkandung makna pengukuran yang sifatnya kuantitatif

dan penilaian bersifat kualitatif.

2.1.2 Model evaluasi

Dalam menentukan apakah sebuah model tepat bagi suatu jenis program,

maka perlu dianalisis masing-masing pihak yang akan dipasangkan. Dalamhal ini

yang dipasangkan adalah program dengan jenis model evaluasi. Ada banyal model

yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Meskipun anatara satu dgn

yang liannya berbeda, namun maksudnya sama yaitu melakukan kegiatan

pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, yang

tujuannya menyediakan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan tindak

lanjut suatu program. Beberapa ahlu evaluasi program yang dikenal sebagai penemu

model evaluasi prpgram adalah stufflebeam, Metfessel, Michael sriven, dan GGlaser.

Model-model evaluasi anatara lain yaitu:

Model Goal oriented Evaluasi, adalah model yang dikemukakan oleh tyler,

yaitu goal oriented evalution atau evaluasi yang berorentasi pada tujuan,yaitu sebuah

model evaluasi yang menekankan peninjaun pada tujuan sejak awal kegiatan dan

berlangsung secara berkesinambungan. Karena Model evaluasi yang berorientasi

pada tujuan cocok diterapkan untuk mengevaluasi program yang jenisnya pemrosesan

dalam bentuk pembelajaran. Peninjauan atas keterlaksanaan tujuan, dilakukan secara

terus menerus dan berkesinambungan.

2.1.3 Tujuan evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan sesuai dengan objek

evaluasinya. Menurut Wirawan (2001 : 22) tujuan dalam melaksanakan evaluasi

anatara lain : mengukur pengaruh program terhadap masyarakat, menilai apakah

program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, mengukur apakah pelaksanaan

program sesuai dengan standar, evaluasi program dapat mengidebtifikasikan dan

menemukan mana dimensi program yang jalan dan mana program yan g tidak

berjalan, pengembangan staf serta memberikan masukan kepada pimpinan/manajer

program mengenai kinerja staf dalam melayani masyarakat, jika terjadi staf

kompetensinya rendah maka perlu dilakukan pengembangan dengan segera, tujuan

evaluasi lainnya adalah untuk memenuhi ketentuan undang-undang, akreditasi

program, mengambil keputusan mengeani program, memberikan balikan kepada

pimpinan dari staf program.

Senada dengan tujuan sebelumnya nada beberapa tujuan evaluasi juga

disebutka yaitu : (1) untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode

kerja, apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu mendapat

perhatian khusus, (2) untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien dan

ekonomis, (3) untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan

dilihat dari aspek-aspek tertentu.

Dalam organisasi pendidikan kegiatan evaluasi ini sering disama artikan

dengan supervise. Secara singkat, supervise diartikan sebagai upaya mengadakan

peninjauan untuk memberikan pembinaan, maka evaluasi program adalah langkah

awal dalam supervise, yaitu mengum

2.1.4 Prosedur Pelaksanaan Evaluasi

Melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara sistematis dan

terstruktur. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa evaluasi pendidikan

secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan out put. Apabila

prosesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut makas dikhawatirkan

hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran

yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam

melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut : 1)

perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan

evaluasi, teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi, kapan,

dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali, 2)

pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan,

3) verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, 4) pengolahan data (

memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak di olah

dengan statistikatau non statistik, apakah dengan parametrik atau non parametrik,

apakah dengan manual atau dengan software (misal : SAS, SPSS ), 5) penafsiran

data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak

atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa taraf

signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan tujuan

evaluasi sehingga akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab

akibat tersebut muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.

2.1.5 Standar Pengukuran dan Penilaian Dalam Evaluasi Kinerja Pengawas

sekolah Dasar

Standar penilaian yang digunakan dalam evaluasi jaminan kinerja pengawas

sekolah adalah Standar Pengawas satuan pendidikan. Sebagaimana telah diatur

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Hal ini kemudian dikembangkan aturan pelaksanaannya dalam Peraturan

Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 19, ayat (3) menyatakan, ”Setiap satuan

pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran

untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.” Pada pasal 23

ditegaskan, ”Pengawasan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal

19 ayat (3) meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan

langkah tindak lanjut yang diperlukan.

2.2 Pengertian kinerja pengawas sekolah

2.2.1 Pengertian kinerja

Istilah Kinerja berasal dari kata job performane atau actual performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Menurut

Mangkunegara “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya”.

Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris work performance atau

job performance. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja

atau prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh

pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Masalah

kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat berkaitan dengan

produktivitas lembaga atau organisasi. Hal ini sebagaimana pendapat Keith Davis

bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor

kemampuan (abality) dan faktor motivasi (motivation).

Dalam kamus besar Indonesia (2005:503) dikemukakan bahwa kinerja berarti

sesuatu yang di capai,kemampuan kerja,atau prestasi yang diperlihatkan . Artinya

kinerja merupakan hasil penilaian kinerja memperlihatkan tingkat pertanggung

jawaban seseorang dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan Menurut Sulistiyani

(2003,223), kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan

kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.

Menurut Whitmore (1997 : 104)“Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi

yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu

pameran umum ketrampikan”.

Menurut Rivai (2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah :“ merupakan

perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang

dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.

Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang capai oleh

seseorang dalam menjalankan tugas dan fungsi yang dibebankan padanya.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan

bahawa kinerja adalah prestasi kerja, atau hasil kerja (output) baikkualitas maupun

kuantitas yang dicapai dalam periode waktu tertentu dalam melaksanakan tugas

kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja pengawas satuan pendidikan juga tampak dampaknya pada

bagaimana guru menerapkan PAKEM (pembelajaran siswa yang aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan), bagaimana pemahaman guru tentang implikasi dari

implementasi MBS, penilaian portofolio dalam penilaian (Masdjudi, 2002). Selain itu

kinerja pengawas satuan pendidikan juga berkaitan dengan kiprah dan keberadaan

komite sekolah dan peran serta orang tua dan masyarakat dalam pendidikan.

Jadi kinerja pengawas diartikan sebagai unjuk kerja atau prestasi kerja yang

dicapai oleh pengawas yang tercermin dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya,

kreativitas dan aktivitasnya dalam proses kepengawasan, komitmen dalam

melaksanakan tugas, karya tulis ilmiah yang dihasilkan serta dampak kiprah terhadap

peningkatan prestasi sekolah yang menjadi binaannya.

Harapan yang demikian itu didasari adanya kenyataan pengawas dilapang

menunjukan kinerja pengawas sebagaimna dilaporkan subijanti (2003) bahwa

pelaksanaan supervise,sebagian besar pengawas satuan pendidikan tidak melakukan

supervise kelas. Namun sebaliknya,pengawas satuan pendidikancenderung

melakukan supervise dalam hal-hal yang berkaitan dengan kelengkapan administrasi

proses belajar mengajar. Pelaksanaa supervise semacam ini hanya dilakukan diruang

kepala sekolah dan atau diruang KKG. Hal ini terjadi karena pengawas satuan

pendidikan tidak menguasai substansi. Selanjutnya fakta menunjukan bahwa

supervise kelas oleh pengawas satuan pendidikan kesekolah: Taman kanak-kanak

(TK) dan sekolah dasar luar biasa (SDLB) btidak pernah dilakukan. Sehinnga wajar

keberadaan pengawas satuan pendidikan kurang dipertimbangkan oleh pihak cabang

dinas pendidikan dan pendidkan kabupaten. Padahal hasil penilaian yang dibuat oleh

pengawas satuan pendidikan sebagai bagian dari tugas pokok dan fungsinya dapat

memberikan infprmasi yang dapat digunakan untuk memberikan masukan bterhadap

keseluruhan system dengan seluruh komponen yang saling terkait secara sistematis

satu degan lainnya, yaitu komponen input,proses,output dan outcome serta konteks

sekolah.

2.3 Penyusunan Program Pengawasan

Berdasarkan jangka waktunya atau periode kerjanya, program pengawasan

sekolah terdiri atas: (a) program pengawasan tahunan, (b) program pengawasan

semester (c) rencana kepengawasan akademik (RKA) dan (d) rencana kepengawasan

manajerial (RKM). Program pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan

pengawasan pada semua sekolah di tingkat kabupaten/kota dalam kurun waktu satu

tahun. Program pengawasan tahunan disusun dengan melibatkan sejumlah pengawas

dalam satu Kabupaten/Kota untuk setiap jenjang pendidikan. Program pengawasan

semester merupakan penjabaran program pengawasan tahunan pada masing-masing

sekolah binaan selama satu semester yang disusun oleh masing-masing pengawas.

Program pengawasan semester disusun oleh setiap pengawas sesuai kondisi obyektif

sekolah binaanya masing-masing.

Program pengawasan sekolah adalah rencana kegiatan pengawasan yang

akan dilaksanakan oleh pengawas sekolah dalam kurun waktu (satu periode) tertentu.

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, pengawas sekolah harus mengawali

kegiatannya dengan menyusun program kerja pengawasan yang jelas, terarah, dan

berkesinambungan dengan kegiatan pengawasan yang telah dilakukan pada periode

sebelumnya. Dalam konteks manajemen, program kerja pengawasan sekolah

mengandung makna sebagai aplikasi fungsi perencanaan dalam bidang pengawasan

sekolah.

Secara umum, program pengawasan sekolah sekurang-kurangnya memuat

komponen pokok sebagai berikut: (1)Aspek/masalah, berupa identifikasi hasil

pengawasan sebelumnya sebagai prioritas dalam rencana pengawasan (pembinaan,

pemantauan, penilaian). (2)Tujuan pengawasan yang hendak dicapai. (3)Indikator

keberhasilan, berupa target yang ingin dicapai. (4)Strategi/metode kerja/teknik

supervisi, seperti monitoring dan evaluasi, refleksi dan Focused Group Discussion,

metode delphi, workshop, kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual,

kunjungan antar kelas, supervisi kelompok, dll). (1)Skenario kegiatan, berupa

langkah atau tahapan supervisi yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan

jadwal dan waktu.. (2)Sumber daya yang diperlukan, dapat berupa bahan, fasilitas,

manusia. (3)Penilaian dan instrumen, jenis dan bentuk disesuaikan dengan

aspek/masalah yang akan diselesaikan. (4)Rencana tindak lanjut, dapat berupa

pemantapan, perbaikan berkelan-jutan disesuaikan dengan metode pengawas.

2.4 Prosedur Penyusunan Program Pengawas

2.4.1 Prinsip Penyusunan

Penyusunan program kerja pengawas hendaknya memperhatikan kriteria

yang disingkat dengan ”SMART” (Specific, Measurable, Achievable, Realistic and

Time Bound). (1)Specific, artinya program yang disusun memiliki fokus yang jelas

dan mencakup bidang tertentu secara khusus. (2)Measureable, artinya program-

program dan kegiatan-kegiatan yang dipilih dapat diukur pencapaiannya.

(3)Achieveable, artinya program-program yang dirancang terjangkau untuk dicapai,

baik dari segi waktu, biaya maupun kondisi yang ada. (4)Realistics artinya program-

program benar-benar didasarkan pada data atau kondisi dan kebutuhan riil sekolah-

sekolah binaan serta tidak mengada-ada. (5)Time Bound, artiya program yang

dirancang memiliki batasan waktu pencapaian atau pelaksanaan yang jelas.

Sebagai suatu bentuk perencanaan, program pengawasan sekolah berkaitan

dengan rangkaian tindakan atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai

tujuan pengawasan. Dengan memperhatikan langkah pokok perencanaan (Stoner,

1992), terdapat empat tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam penyusunan

program pengawasan sekolah meliputi: (1)Menetapkan tujuan atau seperangkat

tujuan. (2)Menentukan situasi pada saat ini. (3)Mengidentifikasi pendukung dan

penghambat tujuan. (4)Mengembangkan seperangkat tindakan untuk mencapai

tujuan.

2.4.2 Isi Pokok dan Alur Penyusunan Program

Isi pokok kegiatan yang akan dituangkan dalam program kerja pengawasan

tahunan ada empat macam, yaitu: (1)Identifikasi hasil pengawasan pada tahun

sebelumnya dan kebijaksanaan di bidang pendidikan. (2)Pengolahan dan analisis

hasil dan evaluasi pengawasan tahun sebelumnya. (3)Perumusan rancangan program

pengawasan tahunan. (4)Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program

pengawasan tahunan. Keempat hal tersebut secara skematis dapat digambarkan

sebagai berikut.

Penyusunan program pengawasan agar lebih terfokus dapat dituangkan dalam bentuk

matriks, sebelum diuraikan secara naratif. Salah satu model format adalah

sebagaimana contoh berikut ini.

2.4.3 Sistematika Program Pengawasan Sekolah

Program pengawasan tahunan pengawas sekolah merupakan hasil kerja

kelompok pada setiap jenjang di kabupaten/kota seyogyanya dituangkan dalam

bentuk dokumen yang lengkap. Sistematika program pengawasan tahunan dan

semester dapat disusun sesuai dengan contoh sistematika sebagai berikut.

2.4.4 Program Tahunan Pengawasan Sekolah

Program kerja pengawasan sekolah tahunan dapat disusun dalam bentuk

(makalah dengan sistematika penulisan dan isi pokok sebagai berikut. (1) kondisi

pendidikan yang diungkapkan dalam indikator-indikator pencapaian mutu pendidikan

di wilayah kerja Dinas Pendidikan setempat; (2) harapan tentang peningkatan mutu

pendidikan yang ingin dicapai pada satu tahun berikutnya, (3) masalah-masalah yang

mungkin timbul dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang dapat dipecahkan

melalui kegiatan pengawasan sekolah. Visi dan misi, memuat rumusan tentang: (1)

visi pengawasan yang merupakan penjabaran visi Dinas Pendidikan setempat yang

relevan dengan tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah; (2) misi pengawasan

sebagai acuan pelaksanaan kegiatan pengawasan; serta (3) strategi pengawasan yang

akan diterapkan dalam melaksanakan kegiatan pengawasan.

Tujuan, berisi uraian tujuan dan sasaran spesifik yang ingin dicapai melalui

kegiatan pengawasan selama satu tahun. Tercapainya tujuan tersebut merupakan

indikator keterlaksanaan misi pengawasan dan ketercapaian visi pengawasan.

Ruang lingkup, memuat uraian tentang lingkup kegiatan pengawasan yang

dijadikan dasar dalam menyusun program kerja pengawasan selama satu tahun.

Ruang lingkup pengawasan disusun dalam skala prioritas berdasarkan latar belakang

yang telah dikemukakan sebelumnya.

Deskripsi hasil pengawasan berisi uraian tentang hasil yang telah dicapai

dalam kegiatan pengawasan tahun sebelumnya mencakup: (1) hasil penilaian, (2)

hasil pembinaan, dan (3) hasil pemantauan terhadap setiap komponen pendidikan

pada semua sekolah binaan. Deskripsi hasil pengawasan dinyatakan secara kuantitatif

ataupun kualitatif sesuai dengan sasaran program.

Permasalahan Berisi uraian tentang sejumlah masalah atau kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan pengawasan sekolah tahun sebelumnya meliputi masalah

dan kendala dalam melaksanakan penilaian, pembinaan, serta pemantauan. Masalah

tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai aspek-aspek yang harus dipecahkan melalui

kegiatan pengawasan pada tahun berikutnya.

Kebijakan dalam pengawasan, Berisi uraian tentang kebijakankebijakan di

bidang pendidikan baik itu yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah

daerah yang relevan dengan kegiatan pengawasan sekolah. Uraian tersebut

merupakan hasil analisis terhadap landasan (dasar hukum) serta isu-isu pendidikan

yang berkembang baik di tingkat pusat ataupun di daerah.

2.4.5. Program Semester Pengawasan Sekolah

Program pengawasan semester mencakup rincian teknis kegiatan yang akan

dilakukan pengawas sekolah pada setiap sekolah binaan. Kegiatan tersebut diarahkan

untuk meningkatkan kualitas input, proses, dan hasil pendidikan pada setiap sekolah

binaannya dalam jangka pendek (selama satu semester). Untuk kepentingan praktis,

program pengawasan semester dapat disusun dalam bentuk matrik kegiatan yang

akan dilaksanakan oleh pengawas pada setiap sekolah binaannya. Substansi yang

dikembangkan dalam program pengawasan semester meliputi aspek-aspek sebagai

berikut. (1)Aspek/ Identifikasi masalah yang dihadapi oleh sekolah binaan serta

upaya pemecahannya. Atau hasil dentifikasi masalah yang ditetapkan sebagai

prioritas dalam rencana pengawasan (pembinaan, pemantauan, penilaian), Atas dasar

masalahan tersebut, ditetapkan tujuan spesifik kegiatan pengawasan yang hendak

dicapai sejalan dengan visi dan misi sekolah binaan. (2)Sasaran pengawasan yaitu

komponen sistem pendidikan di sekolah yang dianggap paling penting mendapatkan

perhatian khusus berdasarkan hasil pengawasan pada tahun sebelumnya dan indikator

keberhasilan berupa target yang ingin dicapai, (3)Deskripsi strategi/metode

kerja/teknik supervisi meliputi, metode kerja/teknik yang akan digunakan, serta

langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pengawasan., seperti monitoring dan evaluasi,

refleksi dan Focused Group Discussion, metode dhelpi, workshop, kunjungan kelas,

observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, supervisi kelompok,

dll), skenario kegiatan berupa langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pengawasan

atau tahapan supervisi yang sistematis dan logis. (1)Sumber daya yang diperlukan

dapat berupa bahan, fasilitas, manusia.,(2)Penilaian dan instrumen jenis dan bentuk

disesuaikan dengan aspek/masalah yang akan diselesaikan. (3)Rencana tindak lanjut

dapat berupa pemantapan, perbaikan berkelanjutan disesuaikan dengan metode

pengawasan. (4)Jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan, dapat disusun dalam format time

schedule tersendiri untuk semua sekolah binaan. Dalam upaya menghasilkan progam

yang baik, kriteria SMART dapat digunakan sebagai acuan penyusunan program

kerja dengan kepanjangan sebagai berikut: (1) Specific, artinya pokok masalah yang

dijadikan program dalam penyusunan program kerja secara spesifik, jelas, dan

terfokus pada pencapaian tujuan; (2) Measureable, artinya program-program dan

kegiatan-kegiatan yang dipilih dapat diukur pencapaiannya; (3) Achieveable, artinya

program-program dan kegiatan-kegiatan selain dapat diukur juga harus dapat dicapai

disesuaikan dengan berbagai kondisi di sekolah; (4) Realistics, artimya program-

program dan kegiatan-kegiatan yang dipilih realistis, tidak mengada-ada, sesuai

dengan kebutuhan dan keadaan sekolah dalam pencapaian hasilnya; (5) Time Bound,

artinya jelas target waktu pencapaian dalam setiap langkah kegiatan.

2.4.6 Rencana Kepengawasan Akademik (RKA)

Rencana kepengawasan akademik merupakan penjabaran dari program

semester yang rinci dan sistematis, agar pengawasan lebih terarah dengan

menggunakan kriteria SMART dari ruang lingkup supervisi akademik dan sasarannya

adalah guru, dan dirancang untuk dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau

lebih.

2.4.7 Rencana Kepengawasan Manajerial (RKM)

Rencana kepengawasn manajerial merupakan penjabaran dari program

semester pengawasan sekolah yang rinci dan sistematis, agar pengawasan lebih

terarah dengan menggunakan kriteria SMART dari ruang lingkup supervisi

manajerial dan sasarannya adalah kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya di

sekolah, serta dirancang untuk dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau

lebih.

Komponen-komponen dalam program tahunan, program semestre, RKA dan

RKM sekurang-kurangnya memuat: aspek/masalah, tujuan/sasaran, indikator

keberhasilan, strategi/metode verja (teknik supervisi), skenario kegiatan, sumberdaya

yang diperlukan, penilaian dan insrumen pengawasan dan jadwal/waktu yang

diperlukan.

2.5 Pelaksanaan Pengawasan dan Tugas Pokok Pengawas

2.5.1 Pengertian Pengawasan

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan

sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.

Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan

oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil

yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan

fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang

diinginkan”. Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan

dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah

perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.

Kegiatan pengawasan adalah kegiatan Pengawas Satuan Pendidikan dalam

melaksanakan penyusunan program pengawasan satuan pendidikan, pelaksanaan

pembinaan akademik dan administrasi, pemantauan delapan standar nasional

pendidikan, penilaian administrasi dan akademik, dan pelaporan pelaksanaan

program pengawasan.

Pengawas satuan pendidikan berkedudukan sebagai pelaksana teknis

fungsional di bidang pengawasan akademik dan manajerial pada sejumlah satuan

pendidikan yang ditetapkan yang pada kakekatnya adalah memberi bantuan

profesional kesejawatan yang dilaksanakan melalui dialog kajian masalah pendidikan

dan atau pengembangan serta implementasinya dalam upaya meningkatkan

kemampuan profesional dan komitmen guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan

lainnya di sekolah guna mempertinggi prestasi belajar peserta didik dan kinerja

sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, relevansi, efisiensi, dan akuntabilitas

pendidikan. Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas kepengawasan seorang

pengawas sekolah hendaknya memahami tugas pokok yang meliputi pembinaan,

pemantauan dan penilaian terhadap sekolah yang menjadi tanggung jawab binaannya

secara utuh dan keseluruhan dalam rangka meningkatkan kinerja sekolah sebagai

upaya peningkatan mutu pendidikan. Tugas pokok tersebut diimplementasikan

kedalam bentuk supervisi, baik supervisi manajerial maupun supervisi akademik.

2.5.2 Tugas Pokok Pengawas Sekolah

Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah (Direktorat

Tenaga Kependidikan, 2009: 20), Tugas pokok pengawas sekolah/ madrasah

mencakup enam dimensi utama, yakni mensupervisi (supervising), memberi nasehat

(advising), memantau (monitoring), membuat laporan (reporting), mengkoordinir

(coordinating), dan memimpin (performing leadership).

2.6 Kinerja Pengawas dalam Mengevaluasi Program Kepengawasan

Evaluasi kepengawasan dalam penelitian ini mencakup kegiatan kepengawas

sekolah dalam hal:(1) penilaian terhadap program kepengawasan, (2) penyusunan

tindak lanjut atau revisi program kepengawasan dan (3) penyusunan laporan

kepengawasan.

Evaluasi pelaksanaan program kepengawasan (K3)harus memperhatikan:(1)

laporan hasil evaluasi pelaksanaan program pembinaan guru yang ditunjukan dengan

empat bukti:(a) Data hasil pembinaan guru, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d)

Tindak lanjut; (2) laporan hasil evaluasi pelaksanaan pembinaan kepala sekolah yang

dibuktikan dengan empat bukti:(a) Data hasil pembinaan kepala sekolah, (b) Hasil

analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; (3) laporan hasil evaluasi pelaksanaan

program pemantauan delapan SNP yang ditunjukkan dengan empat bukti:(a) Data

hasil pemantauan delapan SNP, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut;

(4) laporan hasil evaluasi pelaksanaan program penilaian kinerja guru yang

ditunjukkan dengan empat bukti:(a) Data hasil penilaian kinerja guru, (b) Hasil

analisis, (c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; (5) laporan hasil evaluasi pelaksanaan

program penilaian kinerja kepala sekolah yang ditunjukkan dengan empat bukti:(a)

Data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, (b) Hasil analisis, (c) Kesimpulan, (d)

Tindak lanjut; (6) Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat

kecamatan/kabupaten/kota/provinsi:(a) Ada laporan hasil evaluasi pelaksanaan

program pengawasan tingkat kecamatan/kabupaten/kota/provinsi, (b) Hasil analisis,

(c) Kesimpulan, (d) Tindak lanjut; (7) dokumen laporan, minimal mencakup:(a)

Pendahuluan sampai dengan metodelogi relatif sama dengan proposal penilitian (ada

penyesuaian), (b) Pembagasan tiap langkah penelitian, (c) Kesimpulan, (d)

Rekomendasi-rekomendasi; (8) dokumen laporan tahunan hasil pengawasan yang

sesuai dengan tujuh aspek sistematika dan isi:(a) Identitas (halaman judul halaman

pengesahan, kata pengantar, daftar isi), (b) Pendahuluan (latar belakang, fokus

masalah, tujuan dan sasaran, tugas pokok/ruang lingkup), (c) Kerangka pikir

pemecahan masalah, (d) Pendekatan dan metode pengawasan, (e) Hasil pengawasan

pada sekolah binaan (pembinaan guru dan kepala sekolah pemantauan SNP, penilaian

kinerja guru dan kepala sekolah, pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru

dan kepala sekolah), (f) Penutup (simpulan saran dan rekomendasi), (g) Lampiran

(RPA/RPM/RPBK, jadwal, surat tugas, instrumen hasil pengawasan).

2.7 Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah

2.7.1 Pentingnya Pembinaan dan Pengembangan Karir

Pengawas satuan pendidikan diangkat dengan tugas melakukan pembinaan

dan pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan atau sekolah yang menjadi

binaannya. Pengawasan satuan pendidikan meliputi pengawasan akademik dan

pengawasan manajerial. Pengawasan akademik bertujuan membantu atau membina

guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar

siswa yang lebih optimal. Sedangkan pengawasan manajerial bertujuan membantu

dan membina kepala sekolah dalam upayanya meningkatkan mutu pendidikan

melalui optimalisasi kinerja sekolah. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai pengawas satuan pendidikan/sekolah, diperlukan kemampuan-

kemampuan dasar yang dipersyaratkan sebagai pengawas professional. Oleh sebab

itu, kompetensi pengawas sekolah perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara

bekelanjutan. Tanpa memiliki kompetensi profesional dalam hal kepengawasan, para

pengawas akan sulit meningkatkan kinerjanya sehingga langsung maupun tidak

langsung tidak akan berdampak terhadap mutu kinerja sekolah atau satuan pendidikan

yang dibinanya.

Pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional pengawas satuan

pendidikan harus terus dilakukan agar mereka dapat melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya sebagai pengawas satuan pendidikan. Pembinaan menjadi tanggung jawab

Kepala Dinas Pendidikan setempat. Pembinaan pengawas satuan pendidikan

mencakup pembinaan profesi dan pembinaan karir. Pembinaan profesi diarahkan

untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesionalnya agar dapat

melaksanakan fungsi kepengawasan baik pengawasan akademik maupun pengawasan

manajerial. Sedangkan pembinaan karir pengawas diarahkan untuk meningkatkan

pangkat dan jabatan fungsionalnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pembinaan pengawas satuan pendidikan atau pengawas sekolah harus

dirancang dan dikembangkan secara terpola dan bersinambungan agar kemampuan

profesional dan karir pengawas satuan pendidikan mendorong peningkatan

kinerjanya. Pembinaan dilaksanakan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan dan oleh

Kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dan atau Dinas Pendidikan tingkat

propinsi melalui program-program yang jelas, terarah serta dievaluasi secara

terencana. Penempatan tugas pengawas satuan pendidikan menjadi tanggung jawab

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan atau Kabupaten/Kota dengan

mempertimbangkan tipe dan kondisi geografis letak sekolah selaras dengan bidang

dan jenjang jabatan pengawas. Selanjutnya pembinaan dan pengembangan pengawas

satuan pendidikan dilaksanakan secara berkelanjutan agar kemampuan profesional

serta karirnya sebagai pengawas satuan pendidikan meningkat sejalan dengan prestasi

yang dicapainya. Dengan kata lain pembinaan dan pengembangan pengawas

diarahkan untuk memelihara, mempertahankan serta mempertinggi kinerjanya

sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah binaannya. Pembinaan

pengawas dimaksudkan sebagai upaya yang terencana dalam memelihara dan

meningkatkan kemampuan profesi dan karirnya sehingga mempertinggi kinerjanya

sebagai pengawas satuan pendidikan yang professional.

Ruang lingkup pembinaan mencakup pembinaan kualifikasi, profesi dan

pembinaan karir. Pembinaan kualifikasi ditujukan agar para pengawas dapat

meningkatkan tingkat pendidikan formal sampai minimal berpendidikan Sarjana (SI)

bagi yang berpendidikan diploma, dan berpendidikan S2 bagi pengawas yang

berpendidikan S1. Pengembangan profesi diarahkan pada peningkatan kompetensi

pengawas mencakup kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik

dan kompetensi professional. Sedangkan pembinaan karir pengawas diarahkan untuk

mempercepat kenaikan pangkat dan jabatan pengawas sesuai dengan ketentuan yang

berlaku melalui pengumpulan angka kredit. Jenjang jabatan pengawas mulai dari

pengawas pratama sampai pada pengawas utama.

2.7.2 Tujuan Pembinaan

Tujuan umum dari pembinaan dan pengembangan karir pengawas satuan

pendidikan/sekolah adalah meningkatnya kemampuan dan karir pengawas sehingga

dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas satuan

pendidikan/sekolah yang profesional. Tujuan tersebut mengaplikasikan pentingnya

pembinaan kualifikasi, kompetensi dan peningkatan karir pengawas sebagai jabatan

fungsional. Kualifikasi dan kompetensi profesional diharapkan berdampak terhadap

peningkatan kinerja dan hasil kerjanya. Sedangkan pengembangan karir diharapkan

berdampak terhadap kesejahteraannya.

Tujuan umum pembinaan dan pengembangan karir pengawas satuan

pendidikan sebagaimana dikemukakan di atas perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi

tujuan-tujuan yang lebih khusus agar memudahkan dalam menetapkan program

pembinaan. Adapun tujuan khusus pembinaan pengawas satuan pendidikan adalah

agar para pengawas satuan pendidikan/sekolah: (1)Mampu melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan

manajerial pada satuan pendidikan yang dibinanya. (2)Meningkatnya kompetensi

pribadi, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional

sehingga dapat mempertinggi kinerjanya. (3)Mampu bekerjasama dengan guru,

kepala sekolah, staf sekolah dan komite sekolah dalam meningkatkan kinerja satuan

pendidikan/sekolah binaannya. (4)Mampu melakukan berbagai inovasi pendidikan

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaannya. (5)Berjalannya

jenjang karir jabatan pengawas melalui angka kredit jabatan fungsional. (6)Hasil yang

diharapkan dari pembinaan dan pengembangan karir pengawas satuan

pendidikan/sekolah adalah diperolehnya pengawas yang profesional sehingga dapat

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah binaannnya.

Keberhasilannya pembinaan dan pengembangan karir pengawas satuan

pendidikan/sekolah harus terlihat dalam indikator-indikator sebagai berikut:

(1)Meningkatnya kualifikasi pengawas minimal berpendidikan sarjana (SI) terutama

bagi pengawas yang berpendidikan Diploma. (2)Meningkatnya motivasi kerja para

pengawas dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengawas

profesional. (3)Meningkatnya kinerja dan hasil kerja pengawas yang ditunjukkan oleh

kamjuan-kemajuan mutu pendidikan pada sekolah binaannya. (4)Meningkatnya

pangkat dan jabatan pengawas setelah memenuhi angka kredit sesuai dengan

ketentuan yang berlaku serta kesejahteraan materil dan non-material sesuai dengan

jabatan dan prestasi yang dicapainya. (5)Meningkatnya citra positif para pengawas

satuan pendidikan dikalangan stakeholder sekolah. (6)Meningkatnya kemauan

pengawas untuk studi lanjut dan atau meningkatkan pengetahuan dan

keterampilannya sebagai pengawas professional.

2.7.3 Pembinaan Kemampuan Profesioanal

Pembinaan kemampuan profesional pengawas satuan pendidikan bertujuan

untuk meningkatkan kompetensi pengawas baik kompetensi pribadi, kompetensi

sosial, kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional. Dengan meningkatnya

kompetensi pengawas diharapkan terjadi peningkatan kinerjanya sehingga berdampak

terhadap mutu pendidikan pada satuan pendidikan yang dibinanya. Pembinaan

diberikan kepada para pengawas satuan pendidikan untuk semua kategori jabatan

pengawas yakni pengawas pratama, pengawas muda, pengawas madya dan pengawas

utama. Program pembinaan yang dilakukan antara lain adalah sbb :

2.7.4 Program Pendampingan Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas

Program Pendampingan Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas ditujukan bagi

pengawas pratama dan atau pengawas muda kurang dari 3 tahun. Pendampingan

dilaksanakan oleh pengawas utama atau pengawas Samapta (Golongan IV/d atau

IV/e), dan bila tidak ada maka dibina oleh pengawas yang Golongannya berada

setingkat di bawahnya. Pendampingan terutama difokuskan pada pelaksanaan tugas

kepengawasan di sekolah binaannya. Melalui pendampingan diharapkan pengawas

pratama dan pengawas muda memperoleh keterampilan dan kemampuan

melaksanakan tugas pokok kepengawasan. Pendampingan pengawas dilaksanakan

dengan melaksanakan tugas kepengawasan di satuan pendidikan/sekolah binaannya

minimal satu semester.

Pengawas utama selain mengarahkan tugas-tugas pokok pengawas satuan

pendidikan yang menjadi bimbingannya juga memberikan penilaian terhadap

kemajuan dan prestasi pengawas yang didampinginya. Kelebihan dan kekurangan

pengawas bimbingannya didiskusikan dan dipecahkan bersama-sama. Pengawas

pratama dan pengawas muda dilatih dan dimbimbing membuat program kerja

kepengawasan, metode dan tehnik melaksanakan program pengawasan serta menilai

keberhasilan tugas kepengawasan. Program pendampingan ini mirip dengan program

magang yang selama ini dilaksanakan. Pendamping diangkat melalui SK Kepala

Dinas Pendidikan. Tugas melaksanakan program pendampingan ini merupakan

salahsatu pelaksanaan Tupoksi Pengawas Samapta.

2.7.5 Diskusi Terprogram

Diskusi terprogram antar pengawas dilakukan secara berkala minimal dua kali

setiap semester. Diskusi dikoordinir oleh Korwas. Tujuan diskusi terprogram adalah

meningkatkan kemampuan profesional di bidang kepengawasan agar para pengawas

satuan pendidikan dapat mempertinggi kinerjanya di bidang kepengawasan. Materi

yang dibahas berkisar pada: (a) peningkatan kompetensi pengawas, (b) tugas pokok

dan fungsi pengawas, (c) kinerja dan hasil kerja pengawas, (d) penyusunan program

kerja pengawas, (e) pelaporan hasil kerja, (g) inovasi pendidikan dan

pembelajaran/bimbingan, (h) sistem evaluasi, (i) pengembangan kurikulum, (j)

manajemen sekolah, (k) administrasi sekolah dan (l) kegiatan akademik lainnya

sesuai dengan kebutuhan. Setiap pengawas bisa bertukar pikiran berdasarkan

pengalamannya masing-masing. Hasil-hasil diskusi dicatat dan didesiminasikan

kepada seluruh pengawas. Direktorat Tenaga Kependidikan dan Dinas Pendidikan

memfasilitasi dan memberikan dukungan sumberdaya untuk terselenggaranya

kegiatan diskusi terprogram. Fasilitas dan dukungan yang diberikan meliputi: (a)

dana, (b) alat tulis, dan (c) fasilitas kerja serta (d) sumberdaya lainnya yang

diperlukan.

2.7.6 Monitoring dan Evaluasi.

Pembinaan dan pengembangan kemampuan professional pengawas satuan

pendidikan/ sekolah ditangani langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan melalui

monitoring dan evaluasi secara berkala. Tujuan monitoring dan evaluasi ini adalah

untuk melihat pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawas satuan pendidikan/

sekolah dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan pada sekolah yang

dibinanya.

Hasil-hasil monitoring dan evaluasi dijadikan bahan guna melakukan

pembinaan lebih lanjut. Monitoring dan evaluasi minimal mencakup tiga komponen

yakni: (a) kegiatan yang dilakukan pengawas pada saat melakukan pembinan dan

pengawasan, (b) kinerja dan hasil kerja pengawas, (c) keberhasilan dan kemajuan

pendidikan pada sekolah binaannya.

2.8 Pembinaan profesionalisme dan standarisasi kompetensi

Mengingat beratnya tugas kepengawasan tersebut maka sudah menjadi suatu

keharusan bahwa pengawas sekolah harus menjadi seorang yang profesional dalam

bidangnya, dan untuk mencapainya diperlukan upaya untuk meningkatkan

profesionalisme pengawas ini. Selain berbagai alasan pentingnya peningkatan

profesionalisme pengawas sekolah seperti di atas maka peningkatan profesionalisme

pengawas sekolah juga harus dilakukan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan

yang semakin komplek, serta untuk lebih mengarahkan sekolah ke arah pencapaian

tujuan pendidikan nasional secara efisien. Dalam rangka peningkatan profesionalisme

ini maka diperlukan standarisasi kompetensi pengawas sekolah sebagai jaminan

kesamaan penguasaan kompetensi yang diperlukan dalam hal pengawasan sekolah

sehingga sekolah dapat lebih dilayani dan dibina secara efektif, efisien dan produktif.

Alasan disusunnya standar kompetensi pengawas ini terutama karena masih adanya

beberapa permasalahan dalam hal kepengawasan yaitu : (1) masih adanya keragaman

kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya; (2) belum

adanya alat ukur untuk mengetahui kemampuan pengawas sekolah, dan (3) belum

adanya pembinaan pengawas sekolah yang terarah.

Tujuan disusunnya standar kompetensi pengawas sekolah adalah: (1)

Sebagai acuan untuk mengukur kemampuan dan kinerja pengawas sekolah dalam

pelaksanaan tugas kepengawasannya di sekolah; (2) pembinaan dan peningkatan

mutu pengawas sekolah; (3) peningkatan kinerja pengawas sekolah sesuai dengan

profesinya.

Standar kompetensi pengawas sekolah terdiri dari 4 komponen, yaitu : (1)

pengawasan sekolah; (2) pengembangan profesi; (3) teknis operasional; (4)

penguasaan wawasan kependidikan. Pada komponen kompetensi pengawasan sekolah

pada intinya kompetensi yang harus dikuasai adalah dalam hal menyusun program,

menilai hasil belajar dan kemampuan guru, mengumpulkan dan mengolah data

sumber daya pendidikan, pembelajaran dan lainnya. Komponen pengembangan

profesi pada intinya adalah kompetensi yang harus dimiliki dalam upaya

mengembangkan profesinya seperti menulis karya ilmiah, menyusun pedoman dan

lainnya yang mendukung program kepengawasan. Komponen teknis operasional

intinya penguasaan substansi materi pembelajaran. Untuk komponen penguasaan

wawasan kependidikan pada intinya penguasaan atas aturan, kebijakan maupun

program-program yang ada di bidang pendidikan. Untuk mengukur pencapaian

kompetensi yang sesuai standar maka akan diselenggarakan uji kompetensi bagi

pengawas, yang bertujuan untuk mengetahui kesenjangan atau “gap” yang terjadi

antara kompetensi yang seharusnya dimiliki dengan kompetensi nyata yang dimiliki

pengawas sekolah yang ada.

Hasil uji kompetensi pada dasarnya akan dikelompokkan pada 3 kriteria,

yaitu masih butuh peningkatan (di bawah standar), sesuai standar (minimal tercapai)

dan perlu dipertahankan (di atas/melebihi standar). Dengan 3 kriteria ini akan dapat

ditentukan treatment yang sesuai pada tiap kriteria tersebut. Jadi apabila masih belum

mencapai standar maka pengawas sekolah tersebut harus mengikuti program

peningkatan kompetensi melalui pelatihan atau cara lain. Sedangkan bagi yang telah

mencapai standar maka dilanjutkan dengan program peningkatan profesi lain atau

penghargaan lain.

2.8.1 Pengembangan karir pengawas sekolah

Jabatan sebagai pengawas sekolah merupakan suatu jabatan penting dijajaran

pendidikan nasional, terlebih dalam era otonomi daerah karena dengan adanya

pengawasan maka akan lebih menjamin tercapainya standar kompetensi peserta didik

yang mengacu pada Standar Kompetensi Nasional. Untuk itu jabatan pengawas

sekolah membutuhkan kemampuan sepenuhnya atau pekerjaan yang harus dilakukan

secara all out dari seorang pegawai. Selain itu dengan mengingat tuntutan kompetensi

yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah maka pengangkatan seorang

pengawas dilakukan selektif dan dipilih dari personil yang memiliki kemampuan

mumpuni, bukan sekedar karena sudah mendekati masa pensiun dan tinggal sisa-sisa

tenaga. Dengan demikian jabatan pengawas sekolah merupakan jabatan karir yang

perlu ditekuni dan dikembangkan secara berkelanjutan. Karir kepengawasan sekolah

seperti diatur dalam Kepmen PAN No. 118 tahun 1996 pasal 6 mengikuti jenjang

jabatan Pengawas Sekolah Pratama, Pengawas Sekolah Muda, Pengawas Sekolah

Madya dan Pengawas Sekolah Utama. Namun demikian apabila dibutuhkan

berdasarkan kepentingan dinas ataupun untuk menambah pengetahuan, pengalaman

dan pengembangan karir sendiri maka pengawas sekolah dapat dipindahkan ke

jabatan struktural atau fungsional lainnya sepanjang memenuhi peraturan perudang-

undangan yang berlaku (Kepmen PAN No. 118/1996 pasal 27). Jadi alur karir

seorang pengawas sekolah bisa bersifat linier atau lurus mengikuti jenjang jabatan

pengawas sekolah atau bisa berjalan zig-zag ke jabatan struktural atau fungsional

lainnya. Seringkali alur jenjang yang tidak linier ini diperlukan untuk lebih

memotivasi kerja seorang pengawas sekolah, dengan motivasi kerja yang tinggi maka

akan diperoleh hasil kerja yang optimal pula. Mengingat alur karir yang demikian tadi

maka seorang pengawas sekolah dan pejabat struktural yang membawahinya juga

dituntut untuk memikirkan dan merancang pengembangan karir seorang pengawas

sekolah. Dengan menjadi pengawas sekolah maka seseorang tetap dapat

menunjukkan prestasinya yang akan menumbuhkan kebanggaan tersendiri bagi

dirinya, bagi korpsnya maupun bagi nusa dan bangsa.

Adapun Kriteria Indicator yang di gunakan adalah sebagai berikut :

1.1 PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN

No Indikator Kriteria indicator

Kriteria evaluasi

4 3 2 1

1

Menyusun

program

pengawasan

tahunan

Ada dokumen program pengawasan

tahunan yang memenuhi enam

aspek sistematika:

1. Identitas

2. Pendahuluan

3. Identifikasi dan analisis hasil

pengawasan

Program

pengawasan

tahunan

memenuhi

enam aspek

sistematika

Program

pengawasan

tahunan

memenuhi

lima aspek

sistematika

Program

pengawasan

tahunan

memenuhi

empat aspek

sistematika

Program

pengawasan

tahunan

memenuhi

tiga aspek

sistematika

2

3

4.

Matriks

program

pembinaan

guru

Matriks

program

pembinaan

kepala

sekolah

Matriks

program

pemantauan

pelaksanaan

SNP

4. Matriks Program Pengawasan

5. Penutup

6. Lampiran

Ada matriks program pembinaan

guru yang dibuktikan dengan:

1. Materi pembinaan guru

meliputi kompetensi:

pedagogik, profesional,

kepribadian dan sosial

2. Program pembinaan guru

dilengkapi dengan RPA

3. Program pembinaan guru

mempertimbangkan hasil

penilaian kinerja guru dan

program induksi

4. Guru yang dibina memenuhi

jumlah beban kerja minimal

Ada matriks program pembinaan

kepala sekolah yang dibuktikan

dengan:

1. Materi pembinaan kepala

sekolah tentang kompotensi:

kepribadian dan sosial,

kepemimpinan pembelajaran,

pengembangan sekolah,

manajemen sumber daya,

kewirausahaan, dan supervisi

pembelajaran.

2. Program pembinaan kepala

sekolah disertai dengan RPM

3. Program pembinaan kepala

sekolah mempertimbangkan

hasil penilaian kinerja kepala

sekolah

4. Kepala sekolah yang dibina

memenuhi jumlah beban kerja

minimal

Ada matriks program pemantauan

delapan SNP yang dibuktikan

dengan:

Program pemantauan delapan SNP

terdiri dari:

1. standar isi

Matriks

program

pembinaan

guru

memenuhi

empat bukti.

Matriks

program

pembinaan

kepala

sekolah

memenuhi

empat bukti.

Matriks

program

pemantauan

SNP

memenuhi

Matriks

program

pembinaan

guru

memenuhi

tiga bukti.

Matriks

program

pembinaan

kepala

sekolah

memenuhi

tiga bukti.

Matriks

program

pemantauan

SNP

limamemen

Matriks

program

pembinaan

guru

memenuhi

dua bukti.

Matriks

program

pembinaan

kepala

sekolah

memenuhi

dua bukti.

Matriks

program

pemantauan

SNP

memenuhi

Matriks

program

pembinaan

guru

memenuhi

satu bukti.

Matriks

program

pembinaan

kepala

sekolah

memenuhi

satu bukti.

Matriks

program

pemantauan

SNP

memenuhi

5.

6.

Matriks

program

penilaian

kinerja guru

Matriks

penilaian

kinerja kepala

sekolah

2. SKL,

3. Standar Proses

4. Satandar Penilaian,

5. Standar Pengelolaan,

6.Standar Pembiayaan,

7.Standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

8 Standar Sarana.

Ada matriks program penilaian

kinerja guru yang dibuktikan

dengan:

1. Aspek penilaian terdiri dari

empat kompetensi (pedagogik,

profesional, kepribadian dan

sosial).

2. Program penilaian kinerja guru

dilampiri instrumen yang baku

(Permendiknas No. 35/2010).

Program penilaian kinerja guru

memenuhi beban jumlah guru

minimal.

Ada matriks program penilaian

kinerja kepala sekolah yang

dibuktikan dengan:

1. Aspek penilaian kepala

sekolah terdiri dari

kompotensi kepribadian dan

sosial, kepemimpinan

pembelajaran, pengembangan

sekolah, manajemen sumber

daya, kewirausahaan, dan

supervisi pembelajaran.

2. Program penilaian kepala

sekolah dilampiri instrumen

yang baku. (Permendiknas No.

35/2010).

Program penilaian kinerja

kepala sekolah memenuhi

jumlah kepala sekolah binaan

minimal.

tujuh aspek

Matriks

program

penilaian

kinerja

guru yang

meliputi

empat

kompetensi

dan

dilampiri

instrumen

yang baku

serta

memenuhi

100% beban

jumlah guru

minimal.

Matriks

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

yang

meliputi

enam

kompetensi

dan

dilampiri

instrumen

yang baku

serta

memenuhi

100%

jumlah

kepala

uhi aspek

Matriks

program

penilaian

kinerja

guru yang

meliputi

empat

kompetensi

dan

dilampiri

instrumen

yang baku

serta

memenuhi

75% beban

jumlah guru

minimal.

Matriks

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

yang

meliputi

enam

kompetensi

dan

dilampiri

instrumen

yang baku

serta

memenuhi

75% jumlah

kepala

sekolah

tiga aspek

Matriks

program

penilaian

kinerja

guru yang

meliputi

empat

kompetensi

dan

dilampiri

instrumen

yang baku

serta

memenuhi

25% beban

jumlah guru

minimal.

Matriks

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

yang

meliputi

enam

kompetensi

dan

dilampiri

instrumen

yang baku

serta

memenuhi

25% jumlah

kepala

sekolah

satu aspek

Matriks

program

penilaian

kinerja

guru yang

meliputi

empat

kompetensi

dan

dilampiri

instrumen

yang baku

serta

memenuhi

10% beban

jumlah guru

minimal.

Matriks

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

yang

meliputi

enam

kompetensi

dan

dilampiri

instrumen

yang baku

serta

memenuhi

10% jumlah

kepala

sekolah

7.

8.

9.

Menyusun

program

pengawasan

semesteran

Menyusun

Rencana

Pengawasan

Akademik

(RPA)/

Rencana

Pengawasan

Bimbingan

Konseling

(RPBK) dan

Rencana

Pengawasan

Manajerial

(RPM)

Membuat

rencana

penelitian

pengembanga

Ada dokumen program pengawasan

semesteran dengan sistematika dan

enam aspek deskripsi kegiatan:

1. Identitas sekolah

2. Visi dan misi

3. Identifikasi masalah

4. Deskripsi kegiatan:

tujuan

sasaran

target keberhasilan

indikator

metode kerja

jadwal

Ada dokumen RPA/RPBK dan

RPM yang berisi sepuluh aspek:

1. Sekolah/sasaran/tempat

2. Aspek pembinaan

3. Tujuan

4. Indikator keberhasilan

5. Strategi/metode/teknik

6. Skenario kegiatan

7. Sumber daya yang digunakan

8. Penilaian dan instrumen

9. Rencana tindak lanjut

10. Waktu

1 Judul

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat Penelitian

5. Kajian Pustaka

6. Metode Penelitian

7. Daftar Pustaka

sekolah

binaan

minimal.

Program

pengawasan

semesteran

terdiri dari

empat aspek

sistematika

dan enam

deskripsi

kegiatan.

Dokumen

RPA/RPBK

dan RPM

yang berisi

sepuluh

aspek

Membuat

rencana

penelitian

pengembang

an ada 7

identitas

binaan

minimal.

Program

pengawasan

semesteran

terdiri dari

empat aspek

sistematika

dan lima-

empat

deskripsi

kegiatan.

Dokumen

RPA/RPBK

dan RPM

yang berisi

sembilan

aspek

Membuat

rencana

penelitian

pengembang

an ada 6

identitas

binaan

minimal.

Program

pengawasan

semesteran

terdiri dari

empat aspek

sistematika

dantiga-dua

deskripsi

kegiatan.

Dokumen

RPA/RPBK

dan RPM

yang berisi

delapan

aspek

Membuat

rencana

penelitian

pengembang

an ada 5

identitas

binaan

minimal.

Program

pengawasan

semesteran

terdiri dari

empat aspek

sistematika

dan satu

deskripsi

kegiatan.

Dokumen

RPA/RPBK

dan RPM

yang berisi

tujuh aspek

Membuat

rencana

penelitian

pengembang

an ada 4

identitas

1.2 PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN

No Indikator Kriteria indicator

Kriteria evaluasi

4 3 2 1

1

2.

3

Melaksanaka

n pembinaan

guru

Melaksanaka

n pembinaan

kepala

sekolah

Memantau

pelaksanaan

delapan SNP

Ada dukumen laporan pelaksanaan

program pembinaan guru yang

ditunjukkan dengan enam bukti:

1. Surat keterangan pelaksanaan

pembinaan guru

2. Daftar hadir pembinaan guru

(memenuhi jumlah minimal

guru)

3. Jadwal pelaksanaan

pembinaan guru

4. Kesimpulan hasil pembinaan

guru

5. Tindak lanjut hasil pembinaan

guru

6. Materi pembinaan guru

meliputi kompetensi

pedagogik, profesional,

kepribadian dan social

Ada dukumen laporan pelaksanaan

program pembinaan kepala sekolah

yang memenuhi enam bukti:

1. Surat keterangan pembinaan

2. Daftar hadir pembinaan

(memenuhi jumlah beban kerja

minimal)

3. Jadwal pelaksanaan pembinaan

4. Kesimpulan hasil pembinaan

5. Tindak lanjut hasil pembinaan

6. Materi pembinaan kepala sekolah

(kompetensi kepribadian dan

sosial, kepemimpinan

pembelajaran, pengembangan

sekolah, manajemen sumber

daya, kewirausahaan, dan

supervisi pembelajaran).

Ada dukumen laporan pelaksanaan

pemantauan pelaksanaan delapan

SNP yang ditunjukkan dengan

enam bukti:

1. Surat keterangan pelaksanaan

pemantauan delapan SNP

Laporan

pelaksanaan

program

pembinaan

guru

memenuhi

enam bukti.

Laporan

pelaksanaa

n program

pembinaan

kepala

sekolah

memenuhi

enam bukti.

Laporan

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja guru

ditunjukkan

Laporan

pelaksanaa

n program

pembinaan

guru

memenuhi

lima-empat

bukti.

Laporan

pelaksanaa

n program

pembinaan

kepala

sekolah

memenuhi

lima-empat

bukti.

Laporan

pelaksanaan

pemantauan

pelaksanaan

tujuh-

delapan

Laporan

pelaksanaa

n program

pembinaan

guru

memenuhi

tig-dua

bukti.

Laporan

pelaksanaa

n program

pembinaan

kepala

sekolah

memenuhi

tiga-dua

bukti.

Laporan

pelaksanaan

pemantauan

pelaksanaan

tujuh-

delapan

Laporan

pelaksanaa

n program

pembinaan

guru

memenuhi

satu bukti.

Laporan

pelaksanaa

n program

pembinaan

kepala

sekolah

memenuhi

satu bukti.

Laporan

pelaksanaan

pemantauan

pelaksanaan

tujuh-

delapan

4.

5

6.

Melaksanaka

n penilaian

kinerja guru

Melaksanaka

n penilaian

kinerja kepala

sekolah

Melaksanaka

n Penelitian

Pengembanga

n

2. Daftar sekolah yang dipantau

3. Instrumen yang telah diisi

4. Hasil pengolahan pemantauan

5. Kesimpulan temuan

pemantauan

6. Rekomendasi/Tindak lanjut

Ada dokumen laporan pelaksanaan

program penilaian kinerja guru yang

ditunjukkan dengan enam bukti:

1. Surat keterangan pelaksanaan

penilaian kinerja guru

2. Instrumen penilaian kinerja

yang telah diisi

3. Daftar hadir guru yang dinilai

(memenuhi beban jumlah guru

minimal)

4. Hasil pengolahan penilaian

kinerja guru

5. Kesimpulan penilaian kinerja

guru

6. Rekomendasi/Tindak lanjut

Ada dokumen laporan program

penilaian kinerja kepala sekolah

yang ditunjukkan dengan enam

bukti:

1. Surat keterangan pelaksanaan

penilaian kinerja kepala

sekolah,

2. Instrumen penilaian kinerja

yang telah diisi

3. Daftar hadir kepala sekolah

yang dinilai (memenuhi

jumlah minimal kepala

sekolah binaan)

4. Hasil pengolahan penilaian

kinerja kepala sekolah

5. Kesimpulan penilaian kinerja

kepala sekolah

6. Rekomendasi/Tindak lanjut

1. Surat Keterangan Melakukan

penelitian pengembangan

2. Melakukan pengembangan

3. Melakukan uji coba terbatas

4. Melakukan analisis uji coba

model

dengan

enam bukti

Laporan

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja guru

ditunjukkan

dengan

lima-empat

bukti

Laporan

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

ditunjukkan

dengan

enam bukti

Melaksanak

an penelitian

pengembang

an yang

terdiri dari 6

indikator

SNP

ditunjukkan

lima-empat

bukti

pemantauan

Laporan

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja guru

ditunjukkan

dengan

lima-empat

bukti

Laporan

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

ditunjukkan

dengan

lima-empat

bukti

Melaksanak

an penelitian

pengembang

an yang

terdiri dari

5-4 indikator

SNP

ditunjukkan

tiga-dua

bukti

pemantauan

Laporan

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja guru

ditunjukkan

dengan tiga-

dua bukti

Laporan

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

ditunjukkan

dengan tiga-

dua bukti

Melaksanak

an penelitian

pengembang

an yang

terdiri dari

3-2 indikator

SNP

ditunjukkan

satu bukti

pemantauan

Laporan

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja guru

ditunjukkan

dengan satu

bukti

Laporan

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

ditunjukkan

dengan satu

bukti

Melaksanak

an penelitian

pengembang

an yang

terdiri dari 1

indikator

5. Melakukan uji coba Meluas

6. Melakukan analisis ujicoba

Meluas.

1.3 EVALUASI PROGRAM PENGAWASAN

No

Indicator Kriteria indicator

Kriteria evaluasi

4 3 2 1

1

2.

3.

Mengevaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pembinaan guru

Mengevaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pembinaan

kepala sekolah

Mengevaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pemantauan

delapan SNP

Ada laporan hasil evaluasi

pelaksanaan program pembinaan

guru yang ditunjukkan dengan

empat bukti:

1. Data hasil pembinaan guru

2. Hasil analisis

3. Kesimpulan

4. Tindak lanjut

Ada laporan hasil evaluasi

pelaksanaan pembinaan kepala

sekolah yang ditunjukkan dengan

empat bukti:

1. Data hasil pembinaan kepala

sekolah

2. Hasil analisis

3. Kesimpulan

4. Tindak lanjut

Ada laporan hasil evaluasi

pelaksanaan program pemantauan

delapan SNP yang ditunjukkan

dengan empat bukti:

1. Data hasil pemantauan

delapan SNP

2. Hasil analisis

3. Kesimpulan

4. Tindak lanjut

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaa

n program

pembinaan

guru

memenuhi

empat

bukti.

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pembinaan

kepala

sekolah

yang

memenuhi

empat bukti.

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pemantauan

delapan SNP

memenuhi

empat bukti.

Laporan

pelaksanaa

n program

pembinaan

guru

memenuhi

tiga bukti.

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pembinaan

kepala

sekolah

yang

memenuhi

tiga bukti.

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pemantauan

delapan SNP

memenuhi

tiga bukti.

Laporan

pelaksanaan

program

pembinaan

guru

memenuhid

ua bukti.

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pembinaan

kepala

sekolah yang

memenuhi

dua bukti.

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pemantauan

delapan SNP

memenuhi

dua bukti.

Laporan

pelaksanaan

program

pembinaan

guru

memenuhi

satu bukti.

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pembinaan

kepala

sekolah

yang

memenuhi

satubukti.

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pemantauan

delapan SNP

memenuhi

satu bukti.

4.

5.

6.

7.

Mengevaluasi

hasil

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja guru

Mengevaluasi

hasil

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja kepala

sekolah

Mengevaluasi

hasil

pelaksanaan

program

pengawasn

tingkat

kabupaten/kota/

provinsi

Membuat

laporan

pengawasan

tahunan

Ada laporan hasil evaluasi

pelaksanaan program penilaian

kinerja guru yang ditunjukkan

dengan empat bukti:

1. Data hasil penilian kinerja

guru

2. Hasil analisis

3. Kesimpulan

4. Tindak lanjut

Ada laporan hasil evaluasi

pelaksanaan program penilaian

kinerja kepala sekolah yang

ditunjukkan dengan empat bukti:

1. Data hasil penilaian kinerja

kepala sekolah

2. Hasil analisis

3. Kesimpulan

4. Tindak lanjut

1. Ada laporan hasil evaluasi

pelaksanaan

2. Hasil analisis

3. Kesimpulan

4. Tindak lanjut

Ada dokumen laporan tahunan

hasil pengawasan yang sesuai

dengan tujuh aspek sistematika

dan isi:

1. Identitas (halaman judul,

halaman pengesahan, kata

pengantar, daftar isi)

2. Pendahuluan (latar belakang,

fokus masalah, tujuan dan

sasaran, tugas pokok/ruang

lingkup)

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaa

n program

penilaian

kinerja guru

memenuhi

empat

bukti.

Laporan

hasil

evaluasi

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

memenuhi

empat bukti.

Mengevalua

si hasil

pelaksanaan

program

pengawasn

tingkat

kabupaten/k

ota/provinsi

ada 4 bukti

Laporan

pengawasan

terdiri dari

tujuh aspek

sistematika

dan isinya

lengkap.

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaa

n program

penilaian

kinerja guru

memenuhi

tiga bukti.

Laporan

hasil

evaluasi

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

memenuhi

tiga bukti.

Mengevalua

si hasil

pelaksanaan

program

pengawasn

tingkat

kabupaten/k

ota/provinsi

ada 3 bukti

Laporan

pengawasan

terdiri dari

enam-lima

aspek

sistematika

dan isinya

lengkap.

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja guru

memenuhi

dua bukti.

Laporan

hasil

evaluasi

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

memenuhi

dua bukti.

Mengevalua

si hasil

pelaksanaan

program

pengawasn

tingkat

kabupaten/k

ota/provinsi

ada 2 bukti

Laporan

pengawasan

terdiri dari

empat-tiga

aspek

sistematika

dan isinya

lengkap.

Laporan

evaluasi

hasil

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja guru

memenuhi

satu bukti.

Laporan

hasil

evaluasi

pelaksanaan

program

penilaian

kinerja

kepala

sekolah

memenuhi

satu bukti.

Mengevalua

si hasil

pelaksanaan

program

pengawasn

tingkat

kabupaten/k

ota/provinsi

ada 1 bukti

Laporan

pengawasan

terdiri dari

dua-satu

aspek

sistematika

dan isinya

lengkap.

3. Kerangka pikir pemecahan

masalah

4. Pendekatan dan metode

pengawasan

5. Hasil pengawasan pada

sekolah binaan (pembinaan

guru dan kepala sekolah,

pemantauan SNP, penilaian

kinerja guru dan kepala

sekolah, pembimbingan dan

pelatihan profesionalisme

guru dan kepala sekolah)

6. Penutup (simpulan saran

dan rekomendasi)

Lampiran (RPA/RPM/RPBK,

jadwal, surat tugas, instrumen

hasil pengawasan)

1.4 PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU

No Indikator Kriteria indikator

Kriteria evaluasi

4 3 2 1

1.

2.

3.

Menyusun program pembimbingan dan

pelatihan

profesional guru di MGMP/KKG /MGP

Melaksanakan

pembimbingan dan

pelatihan profesionalisme

guru di

MGMP/KKG/MGP

Mengevaluasi hasil

pelaksanaan pembimbingan dan

pelatihan guru di

MGMP/KKG/ MGP

Ada matriks program pembimbingan dan pelatihaan profesional guru di

MGMP/KKG meliputi empat aspek:

1. Penguasaan kompetensi guru 2. Pengembangan diri

3. Publikasi ilmiah

4. Karya Inovatif

Ada dokumen laporan pelaksanaan

pembimbingan dan pelatihan

profesionalisme guru di MGMP/KKG/MGP yang ditunjukkan

dengan enam bukti:

1. Surat keterangan 2. Daftar hadir guru

3. Jadwal pelaksanaan

4. Materi pembimbingan dan pelatihan (pengembangan diri, publikasi

ilmiah, karya Inovatif)

5. Kesimpulan 6. Tindak lanjut

Ada laporan hasil evaluasi pelaksanaan

program pembimbingan dan pelatihan guru di MGMP/KKG/MGP yang

ditunjukkan dengan empat bukti:

1. Data hasil pembimbingan dan pelatihan guru

2. Hasil analisis

3. Kesimpulan 4. Tindak lanjut

Matriks program

pembimbingan

dan pelatihan profesional

guru di

MGMP/KKG/MGP meliputi

empat aspek

Laporan program

pembimbingan

dan pelatihan profesionalisme

guru di

MGMP/KKG/MGP

ditunjukkan

dengan enam bukti.

Laporan hasil

evaluasi pelaksanaan

program

pembimbingan dan pelatihan

guru di

MGMP/KKG/MGP

memenuhi empat bukti.

Matriks program

pembimbingan

dan pelatihan profesional

guru di

MGMP/KKG/MGP meliputi

tiga aspek

Laporan program

pembimbingan

dan pelatihan profesionalisme

guru di

MGMP/KKG/MGP

ditunjukkan

dengan lima-empat bukti.

Laporan hasil

evaluasi pelaksanaan

program

pembimbingan dan pelatihan

guru di

MGMP/KKG/MGP

memenuhi tiga bukti.

Matriks program

pembimbingan

dan pelatihan profesional

guru di

MGMP/KKG/MGP dua

empat aspek

Laporan program

pembimbingan

dan pelatihan profesionalisme

guru di

MGMP/KKG/MGP

ditunjukkan

dengan tiga-dua bukti.

Laporan hasil

evaluasi pelaksanaan

program

pembimbingan dan pelatihan

guru di

MGMP/KKG/MGP

memenuhi tiga bukti

Matriks program

pembimbingan

dan pelatihan profesional

guru di

MGMP/KKG/MGP meliputi

satu aspek.

Laporan program

pembimbingan

dan pelatihan profesionalisme

guru di

MGMP/KKG/MGP

ditunjukkan

dengan satu bukti.

Laporan hasil

evaluasi pelaksanaan

program

pembimbingan dan pelatihan

guru di

MGMP/KKG/MGP

memenuhi satu bukti.