bab ii kajian referensi kab siak

78
KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK 201 2 BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Siak Tahun 2010-2030 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Siak Tahun 2010-2030 merupakan salah satu referensi yang akan dijadikan acuan dalam penyusunan Kajian Ekonomi dan Teknis Pengembangan Angkutan Umum di Kabupaten Siak. Aspek-aspek yang akan dijadikan referensi berdasarkan RTRW Kabupaten Siak adalah rencana struktur ruang dan pola ruang yang terkait dengan pengembangan angkutan umum di kabupaten Siak. 2.1.1 Rencana Struktur Ruang 2.1.1.1 Rencana Distribusi Penduduk Pada tahun 2008 penduduk Kabupaten Siak sebesar 315.685 jiwa. Dari hasil proyeksi didapat jumlah penduduk Kabupaten Siak pada akhir tahun perencanaan (2030) mencapai 540.924 jiwa. Perkiraan penduduk ini didapat dengan menggunakan regresi linier untuk tahun 2010 – 2015 dan untuk tahun 2016 – 2030 menggunakan bunga berganda. Asumsi pada tahun 2015 terjadi peningkatan penduduk LAPORAN AKHIR | BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-1

Upload: iwanwiyatna

Post on 06-Dec-2014

142 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

teori mrngenai transportasi darat

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

BAB 2 KAJIAN REFERENSI

2.1Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Siak Tahun 2010-2030

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Siak Tahun 2010-2030

merupakan salah satu referensi yang akan dijadikan acuan dalam

penyusunan Kajian Ekonomi dan Teknis Pengembangan Angkutan Umum di

Kabupaten Siak. Aspek-aspek yang akan dijadikan referensi berdasarkan

RTRW Kabupaten Siak adalah rencana struktur ruang dan pola ruang yang

terkait dengan pengembangan angkutan umum di kabupaten Siak.

2.1.1 Rencana Struktur Ruang

2.1.1.1 Rencana Distribusi Penduduk

Pada tahun 2008 penduduk Kabupaten Siak sebesar 315.685 jiwa. Dari hasil

proyeksi didapat jumlah penduduk Kabupaten Siak pada akhir tahun

perencanaan (2030) mencapai 540.924 jiwa. Perkiraan penduduk ini didapat

dengan menggunakan regresi linier untuk tahun 2010 – 2015 dan untuk

tahun 2016 – 2030 menggunakan bunga berganda. Asumsi pada tahun

2015 terjadi peningkatan penduduk karena pada tahun tersebut Tanjung

Buton diharapkan telah selesai dibangun dan mulai dioperasikan.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-1

Page 2: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Tabel 2.1 Proyeksi Penduduk Kabupaten Siak Tahun 2010-2030

N

o Kecamatan 2008 2010 2015 2020 2025 2030

1 Minas 18.779 20.315 21.009 22.691 24.508 26.470

2 Kandis 46.572 49.921 56.044 75.000100.36

8

134.31

5

3 Siak 15.810 15.462 16.548 21.881 28.933 38.259

4 Mempura 12.094 13.053 13.429 14.436 15.518 16.681

5 Sungai Apit 24.460 24.225 25.489 28.054 30.877 33.985

6 Sabak Auh 9.416 9.503 9.801 10.084 10.374 10.673

7Sungai

Mandau4.925 4.906 5.253 6.396 7.787 9.481

8Kerinci

Kanan19.241 19.163 19.832 21.893 24.168 26.680

9Lubuk

Dalam15.451 14.835 15.356 17.763 20.548 23.769

1

0Tualang 85.372 99.551

107.15

6

119.66

7

133.63

8

149.24

1

1

1Koto Gasib 16.628 16.450 16.848 17.963 19.153 20.421

1

2Dayun 24.269 24.041 25.010 28.032 31.420 35.217

1

3Bunga Raya 16.064 16.330 17.571 21.521 26.360 32.287

1

4Pusako 6.604 6.898 7.361 8.566 9.963 11.590

Kabupaten Siak315.68

5

334.65

2

356.70

7

409.81

4

470.82

7

540.92

4

Sumber: Hasil Analisis, 2009 dalam Penyusunan (Review) RTRW kabupaten Siak Tahun 2010-2030

Dilihat dari hasil analisis yang dilakukan dan fungsi perkotaan yang berlaku

di Kabupaten Siak, ciri kekotaan suatu daerah dilihat dari kepadatan

penduduk berdasarkan NUDS dan juga memperhatikan fungsi kecamatan

tersebut.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-2

Page 3: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Berdasarkan NUDS, ciri kekotaan suatu daerah dilihat dari kepadatan

penduduk. Klasifikasi kepadatan penduduk tersebut adalah sebagai berikut:

Penduduk perkotaan lebih dari 25 jiwa/Ha

Penduduk semi kota 10-25 jiwa/Ha

Penduduk pedesaan kurang dari 10 jiwa/Ha

Bila dilihat ciri kekotaan menurut NUDS, untuk Kabupaten Siak tidak dapat

diaplikasikan dengan menggunakan standar tersebut, karena pada

kenyataannya kepadatan penduduk yang ada sekarang melebihi dari

standar tersebut. Untuk itu dibuatlah standar kepadatan penduduk dengan

ciri perkotaan dengan melihat kepada arahan fungsi yang telah ditetapkan.

Klasifikasi kepadatan penduduk tersebut adalah sebagai berikut:

Penduduk perkotaan lebih dari 50 jiwa/Ha

Penduduk semi kota 25-50 jiwa/Ha

Penduduk pedesaan kurang dari 25 jiwa/Ha

Rencana distribusi penduduk sampai akhir tahun perencanaan (2030) akan

diselaraskan dengan arahan fungsi yang diemban oleh masing-masing

kecamatan yang terdapat di Kabupaten Siak.

− Rencana pengembangan penduduk perkotaan (kepadatan tinggi),

diarahkan di Kecamatan Sungai Apit, Siak dan Tualang.

− Rencana pengembangan penduduk semi perkotaan (kepadatan sedang),

diarahkan di Kecamatan Kandis, Dayun, Mempura, Minas, dan Kerinci

Kanan.

− Rencana pengembangan penduduk perdesaan (kepadatan rendah),

diarahkan di Kecamatan Sungai Mandau, Lubuk Dalam, Koto Gasib,

Pusako, Sabak Auh dan Bunga Raya.

Arahan kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2Arahan Kepadatan dan Daya Tampung Penduduk Kabupaten Siak

Tahun 2030

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-3

Page 4: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

No Kecamatan

Kepadatan Penduduk Eksisting (jiwa/Ha)

Arahan kepadatan penduduk (jiwa/ha)

Rencana Luas

Kawasan Permukima

n (ha)

Arahan Daya

Tampung Penduduk

1 Minas 48 48 5.038,13 241.830

2 Sungai Mandau

28 25 1.962,18 49.055

3 Kandis 47 47 4.568,66 214.727

4 Siak 31 50 4.903,74 245.187

5 Kerinci Kanan 47 47 7.574,51 356.002

6 Tualang 69 70 4.803,78 336.265

7 Dayun 21 35 7.062,96 247.204

8 Lubuk Dalam 28 25 6.064,29 151.607

9 Koto Gasib 16 25 6.006,42 150.161

10 Mempura 10 35 4.214,13 147.495

11 Sungai Apit 42 60 5.434,85 326.091

12 Bunga Raya 15 25 2.638,83 65.971

13 Sabak Auh 22 25 2.222,55 55.564

14 Pusako 13 20 562,13 11.243Sumber: Hasil Analisis, 2009 dalam Penyusunan (Review) RTRW kabupaten Siak Tahun 2010-2030

2.1.1.2 Rencana Sistem Perkotaan

Rencana pengembangan sistem pusat perkotaan direncanakan secara

bertahap hingga akhir kurun waktu perencanaan RTRW Kabupaten Siak

(2010-2029) disinergikan dengan rencana program pengembangan sektoral

baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten.

Dalam lingkup wilayah yang lebih luas, sistem pusat perkotaan diarahkan

untuk berperan sebagai pintu-pintu keluar (outlet) dalam proses distribusi

dan pemasaran hasil-hasil produksi (komoditas) wilayah Kabupaten Siak

dengan mendayagunakan potensi dan peluang yang dimiliki oleh masing-

masing pusat-pusat perkotaan yang ada di wilayah Kabupaten Siak.

Dengan mempertimbangkan dinamika tingkat perkembangan yang terjadi

saat ini, kecenderungan perkembangan masa mendatang, potensi yang

dimiliki, serta peluang yang dapat dimanfaatkan baik berupa dukungan

arahan kebijakan pembangunan ataupun dampak positif pembangunan di

wilayah sekitar yang dapat menjadi peluang pengembangan wilayah

Kabupaten Siak, maka di wilayah Kabupaten Siak terdapat 3(tiga) pusat

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-4

Page 5: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

perkotaan yang memiliki ekspektasi yang sangat besar untuk mengemban

fungsi dan peran sebagai pusat koleksi dan distribusi sekaligus menjadi

pintu-pintu keluar (outlet) dalam sistem tata niaga. Ketiga pusat perkotaan

tersebut, yaitu :

Tanjung Buton. Rencana penetapan Tanjung Buton sebagai pintu keluar

(outlet) dalam sistem distribusi pola aliran barang dengan lingkup

nasional dan internasional sejalan dengan rencana pengembangan

Kawasan Industri Buton (KIB) dan pelabuhan Tanjung Buton. Dalam

konteks kerjasama ekonomi regional SIJORI; segitiga kawasan

pertumbuhan sub regional Indonesia-Malaysia-Singapura (IMS-GT), maka

peluang Tanjung Buton cukup besar untuk menjadi alternatif

persinggahan kapal-kapal niaga atau menangkap peluang relokasi

industri di kawasan ini;

Minas. Perkembangan Minas tidak terlepas dari adanya kegiatan

pertambangan minyak dan gas bumi di wilayah ini, sehingga memiliki

tingkat perkembangan wilayah khususnya perkotaan yang cukup

signifikan. Perkembangan Minas kedepan memiliki ekspektasi yang

cukup besar dengan adanya 3(tiga) prasarana transportasi yang

melintasi wilayah ini, baik yang sudah ada saat ini maupun yang

direncanakan untuk dibangun, yaitu jaringan jalan arteri primer (jalan

nasional) yang merupakan Jalan Lintas Timur Sumatera (Jalintim);

rencana pembangunan jalan bebas hambatan (tol) Pekanbaru – Dumai;

dan rencana peningkatan jaringan rel kereta api. Posisi strategis Minas

yang berada pada jalur perlintasan dua PKN, yaitu PKN Pekanbaru dan

PKN Dumai ini menjadi satu peluang strategis bagi perkembangan Minas

mendatang;

Lubuk Dalam – Kerinci Kanan. Posisi strategis yang dimiliki, yaitu berada

pada jalur utama (poros tengah) yang menjadi jalur penghubung wilayah-

wilayah di bagian selatan dengan wilayah di bagian utara melalui

Simpang Buatan. Posisi aglomerasi kota Lubuk Dalam-Kerinci Kanan

yang berada di wilayah perbatasan dengan wilayah Kabupaten Pelalawan

serta relatif dekat dengan PKN Pekanbaru, maka aglomerasi kota Lubuk

Dalam-Kerinci Kanan kedepan perlu diberikan peran dan fungsi yang

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-5

Page 6: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

lebih besar, yaitu sebagai pintu keluar (outlet) dalam sistem distribusi

pola aliran barang khususnya dengan wilayah di bagian selatan.

Didasarkan arahan penetapan peran dan fungsi pusat-pusat kota, hingga

akhir tahun perencanaan RTRW Kabupaten Siak, pusat-pusat perkotaan di

wilayah Kabupaten Siak, yaitu :

Terdapat 1 (satu) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu Kota Siak Sri

Indrapura yang meliputi Kecamatan Siak dan Kecamatan Mempura;

Terdapat 1(satu) Pusat Kegiatan Nasional yang dipromosikan (PKNp)

dengan pertimbangan prediksi perkembangan pada masa mendatang

terkait dengan fungsi dan peran yang diembannya yaitu sebagai pusat

koleksi dan distribusi skala nasional dan internasional, serta sebagai

implikasi dari pengembangan kawasan industri di kawasan ini, maka

Tanjung Buton yang didalam RTRW Provinsi Riau ditetapkan sebagai

Pusat Kegiatan Lokal (PKL), perlu diberikan peran yang lebih besar,

sehingga perlu diusulkan (dipromosikan) untuk ditetapkan sebagai Pusat

Kegiatan Nasional;

Terdapat 1(satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu Kota Perawang

sebagaimana telah ditetapkan didalam RTRW Provinsi Riau;

Terdapat 3(tiga) Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp), yaitu

Minas, Koto Gasib dan aglomerasi Lubuk Dalam – Kerinci Kanan.

Pertimbangan promosi ketiga kota tersebut dilandaskan pada dinamika

yang terjadi saat ini, potensi yang dimiliki maupun rencana program

pembangunan yang berdampak positif terhadap pengembangan wilayah

yang bersangkutan;

Minas. Dengan potensi sumberdaya alam (minyak bumi) yang telah

dieksplorasi, maka eksternalitas positif terhadap wilayah yang

bersangkutan adalah tingkat perkembangan dan pembangunan

wilayah yang lebih cepat dibanding wilayah lainnya. Selain itu,

dengan adanya rencana pembangunan jalan bebas hambatan (tol)

Pekanbaru – Dumai yang melintasi Minas, akan berdampak positif

terhadap perkembangan pembangunan di wilayah ini;

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-6

Page 7: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Koto Gasib. Dengan adanya rencana pembangunan bandar udara di

wilayah ini; sekalipun bandara tersebut diarahkan untuk mendukung

peran dan fungsi Siak Sri Indrapura sebagai Pusat Kegiatan Wilayah,

namun dampak dari lokasi bandara yang berada di wilayah Koto

Gasib, secara otomatis akan memberikan pengaruh terhadap

perkembangan fisik yang akan terjadi di wilayah sekitar bandara

sebagai dampak ikutan, seperti kegiatan komersial, jasa perhotelan

serta jasa lainnya.

Aglomerasi Lubuk Dalam-Kerinci Kanan. Jarak antarpusat kota kedua

kecamatan yang relatif dekat serta berada pada jalur utama

pergerakan lintas wilayah kabupaten, memberikan pengaruh positif

terhadap perkembangan kedua wilayah ini. Kecenderungan pola

perkembangan linier (ribbon development) sepanjang koridor jalan

provinsi ini secara bertahap kedua pusat kegiatan perkotaan ini akan

membentuk aglomerasi perkotaan Lubuk Dalam-Kerinci Kanan

menjadi satu pusat perkotaan yang lebih besar.

Terdapat 7 (tujuh) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang memiliki tingkat

pelayanan skala kecamatan, yaitu Sungai Apit, Dayun, Kandis, Sabak

Auh, Bunga Raya, Sungai Mandau, dan Pusako. Terkait dengan Kota

Sungai Apit, dengan adanya pengembangan kawasan industri dan

pelabuhan nasional bahkan diproyeksikan menjadi pelabuhan

internasional di Tanjung Buton, menjadikan Tanjung Buton masa yang

akan datang akan menjadi pusat pertumbuhan baru di Kecamatan

Sungai Apit. Adapun Kota Sungai Apit yang ada saat ini diarahkan untuk

berfungsi sebagai pusat pendukung fungsi dan peran PKNp Tanjung

Buton.

Tabel 2.3Rencana Arahan Fungsi Sistem Pusat Perkotaan

No

Klasifikasi Fungsi

Kota Arahan Fungsi

1 PKW Siak Sri Indrapura

Pelayanan jasa perkotaan skala regional Pelayanan pemerintahan Kabupaten

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-7

Page 8: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

No

Klasifikasi Fungsi

Kota Arahan Fungsi

(Siak-Mempura)

Pelayanan jasa perhubungan transportasi udara (bandara tersier)

Pelayanan jasa perhubungan transportasi sungai Pelayanan jasa perhubungan transportasi darat

(antar kota dalam provinsi-AKDP) Pengembangan pariwisata budaya Pengembangan perumahan skala besar Pelayanan fasilitas umum dan sosial skala regional

2 PKNp Tanjung Buton

Pengembangan Kawasan Industri berbasis agro Pusat Koleksi dan Distribusi di bagian Timur (Outlet

Timur) skala nasional dan internasional Pelayanan perhubungan laut (pelabuhan barang dan

penumpang) skala nasional dan internasional Pelayanan jasa perhubungan transportasi darat

(antar kota dalam provinsi-AKDP) Pelayanan komersial dan jasa skala regional Pelayanan fasilitas umum dan sosial skala regional Pengembangan perumahan skala besar Pelayanan pemerintahan skala kecamatan

3

PKL Perawang Pengembangan Kawasan Industri berbasis kehutanan dan perkebunan

Pelayanan jasa perhubungan transportasi sungai dan penyeberangan (barang & penumpang) skala nasional

Pelayanan jasa perhubungan transportasi darat (antar kota dalam provinsi-AKDP)

Pelayanan jasa & komersial dengan skala pelayanan beberapa kecamatan

Pelayanan fasilitas umum dan sosial yang mampu melayani beberapa kecamatan

Pengembangan perumahan terstruktur Pelayanan pemerintahan skala kecamatan

4

PKLp

Minas

Pengembangan kawasan pertambangan minyak bumi

Perlindungan dan pelestarian Kawasan Lindung Nasional (THR Sultan Syarif Kasim)

Pusat Koleksi dan Distribusi di bagian Barat (Outlet Barat) skala regional

Pelayanan jasa dan komersial mencakup lebih dari beberapa kecamatan

Pelayanan fasilitas umum dan sosial mencakup beberapa kecamatan

Pelayanan jasa perhubungan transportasi darat (angkutan dalam kota dan perdesaan)

Pelayanan pemerintahan skala kecamatan5 Lubuk Dalam-

Kerinci Kanan Pengembangan kawasan perkebunan Pusat Koleksi dan Distribusi di bagian

Tengah/Selatan (Outlet Tengah/Selatan) skala Regional

Pelayanan jasa dan komersial mencakup beberapa kecamatan

Pelayanan fasilitas umum dan sosial mencakup beberapa kecamatan

Pelayanan jasa perhubungan transportasi darat

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-8

Page 9: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

No

Klasifikasi Fungsi

Kota Arahan Fungsi

(angkutan dalam kota dan perdesaan) Pelayanan pemerintahan skala kecamatan

6 Koto Gasib

Pengembangan kegiatan industri berbasis kehutanan Pelayanan jasa perhubungan transportasi udara

(bandara tersier) Pelayanan jasa dan komersial mencakup beberapa

kecamatan Pelayanan fasilitas umum dan sosial mencakup

beberapa kecamatan Pelayanan jasa perhubungan transportasi darat

(angkutan dalam kota dan perdesaan) Pelayanan jasa pelabuhan khusus Pelayanan pemerintahan skala kecamatan

7

PPK

Dayun

Pengembangan kawasan perkebunan Pengembangan kawasan hutan produksi Perlindungan dan pelestarian kawasan lindung

(Taman Nasional Zamrud/SM Danau Pulau Besar/Danau Pulau Bawah)

Pelayanan jasa dan komersial mencakup beberapa kecamatan

Pelayanan fasilitas umum dan sosial mencakup beberapa kecamatan

Pelayanan jasa perhubungan transportasi darat (angkutan kota dan perdesaan)

Pelayanan pemerintahan skala kecamatan

8 Sungai Apit

Pengembangan kawasan perkebunan Pengembangan kawasan hutan produksi Pengembangan budidaya walet Pengembangan obyek dan daya tarik wisata alam Perlindungan dan pelestarian kawasan lindung

nasional (SM. Tasik Belat) Pelayanan jasa dan komersial mencakup beberapa

kecamatan mendukung fungsi pengembangan Tanjung Buton

Pelayanan fasilitas umum dan sosial mendukung fungsi pengembangan Tanjung Buton

Pelayanan perhubungan transportasi darat (terminal antar kota dalam provinsi)

Pelayanan pemerintahan tingkat kecamatan

9 Kandis

Pengembangan kawasan perkebunan Pengembangan eksplorasi gas bumi Pelayanan jasa dan komersial skala kecamatan Pelayanan fasilitas umum dan sosial skala

kecamatan Pelayanan pemerintahan tingkat kecamatan

10 Sabak Auh

Pengembangan kawasan perkebunan Pelayanan jasa dan komersial skala kecamatan Pelayanan fasilitas umum dan sosial skala

kecamatan Pelayanan perhubungan transportasi penyeberangan Pelayanan pemerintahan tingkat kecamatan

11 Bunga Raya Pengembangan kawasan pertanian lahan basah Perlindungan dan pelestarian daerah tangkapan air

(catchment area)

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-9

Page 10: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

No

Klasifikasi Fungsi

Kota Arahan Fungsi

Pelayanan jasa dan komersial skala kecamatan Pelayanan fasilitas umum dan sosial skala

kecamatan Pelayanan pemerintahan tingkat kecamatan

12 Sungai Mandau

Perlindungan dan pelestarian kawasan lindung nasional dan kawasan strategis kabupaten dari perspektif lingkungan hidup (Cagar Biosfer Giam Siak Kecil)

Perlindungan kawasan lindung gambut Pengembangan kawasan hutan produksi Pelayanan jasa dan komersial skala kecamatan Pelayanan fasilitas umum dan sosial skala

kecamatan Pelayanan pemerintahan tingkat kecamatan

13 Pusako

Pengembangan kawasan perkebunan Pengembangan kawasan hutan produksi Pelayanan jasa dan komersial skala kecamatan Pelayanan fasilitas umum dan sosial skala

kecamatan Pelayanan pemerintahan tingkat kecamatan

Sumber : Analisis dan Rencana Tim RTRW Kabupaten Siak, 2009Keterangan :

PKW : Pusat Kegiatan WilayahPKNp : Pusat Kegiatan Nasional promosiPKL : Pusat Kegiatan LokalPKLp : Pusat Kegiatan Lokal promosiPPK : Pusat Pelayanan Kawasan

2.1.1.3 Rencana Pusat Pertumbuhan

Didalam sistem wilayah kabupaten, yang dimaksud pusat permukiman

adalah kawasan perkotaan yang merupakan pusat-pusat kegiatan sosial

ekonomi masyarakat, baik pada kawasan perkotaan maupun pada kawasan

perdesaan. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan yang perlu

diwujudkan didalam penataan ruang wilayah kabupaten mencakup

keserasian antara struktur ruang dan pola ruang; keselarasan antara

kehidupan manusia dengan lingkungannya; keseimbangan pertumbuhan

dan perkembangan antardaerah serta antara kawasan perkotaan dan

perdesaan. Keterkaitan penataan ruang kawasan perkotaan dengan

kawasan perdesaan ini secara tegas disebutkan didalam Pasal 26 ayat (1)

butir b Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Perencanaan dan pembangunan kawasan perkotaan dan perdesaan, sudah

selayaknya dilaksanakan secara seimbang, terpadu dan berkesinambungan.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-10

Page 11: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Hal ini terkait dengan keterbatasan infrastruktur pelayanan publik; relatif

jauhnya jangkauan dari pelayanan perkotaan; serta rendahnya tingkat

aksesibilitas masyarakat terhadap pusat-pusat pelayanan, serta belum

adanya program pembangunan yang terencana dan terpadu, merupakan

persoalan klasik dan mendasar pada kawasan perdesaan secara umum.

Kegiatan yang menjadi ciri kawasan perdesaan meliputi tempat

permukiman perdesaan, kegiatan pertanian, kegiatan terkait pengelolaan

tumbuhan alami, kegiatan pengelolaan sumber daya alam, kegiatan

pemerintahan, kegiatan pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi secara

umum belum didukung oleh program pengembangan infrastruktur yang

mendukung iklim yang kondusif bagi pengembangan potensi kawasan

perdesaan.

Pembangunan prasarana perdesaan secara lengkap dan merata di wilayah

Kabupaten Siak yang terdiri atas 113 desa yang tersebar di 14 kecamatan,

tentunya sulit dilaksanakan dalam kerangka jangka pendek karena

membutuhkan investasi yang sangat besar, sehingga perlu dilakukan

dengan pertimbangan skala prioritas.

Upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendekatan pembangunan

sistem kewilayahan (cluster system), yaitu melalui penentuan desa-desa

tertentu yang diharapkan akan dapat melayani desa-desa lain disekitarnya

yang berada dalam wilayah pelayanannya (hinterland), atau dengan kata

lain menjadi Desa Pusat Pertumbuhan (DPP). Pola pendekatan Desa Pusat

Pertumbuhan ini diharapkan mampu mendorong laju percepatan

pembangunan dan pertumbuhan perekonomian perdesaan yang berbasis

pengembangan sektor agobisnis, agrowisata, agroindustri di wilayah

Kabupaten Siak sesuai dengan visi pembangunan jangka panjang

Kabupaten Siak. Melalui pola pengembangan Desa Pusat Pertumbuhan

(DPP) ini, rentang jarak dan akses terhadap pusat pelayanan fasilitas publik

(fasilitas umum dan fasilitas sosial), khususnya koleksi dan distribusi

produksi dari kawasan perdesaan dapat diperpendek.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-11

Page 12: Bab II Kajian Referensi kab siak

Pusat Kota KecamatanDesa Pusat PertumbuhanDesa

Pusat Kota KecamatanDesa

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Dengan kondisi seperti

ilustrasi disamping yang

menggambarkan kondisi

interaksi saat ini, dimana

lokasi desa-desa yang

tersebar,jarak antarpusat

desa yang relatif berjauhan

serta jarak ke pusat

pelayanan skala kecamatan

juga relatif jauh dan kurang

ditunjang oleh sarana

pelayanan dan aksesibilitas,

maka sulit untuk

mengembangkan potensi

yang dimiliki oleh kawasan

perdesaan, yang akhirnya

kawasan perdesaan tetap

kurang berkembang bahkan

beberapa desa cenderung

terisolir.

Dengan pola

pengembangan Desa Pusat

Pertumbuhan (DPP), maka

DPP difungsikan sebagai pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil

produksi selain berperan dalam hal pelayanan fasilitas umum dan sosial

pada skala pelayanan lokal (desa). Pengembangan infrastruktur yang

diprioritaskan antara lain peningkatan aksesibilitas dari Desa Induk (desa

yang menjadi pusat pertumbuhan) ke pusat kota kecamatan serta akses

dari desa-desa yang menjadi hinterland ke desa induk (DPP).

Kriteria-kriteria dalam penentuan suatu desa menjadi desa pusat

pertumbuhan, antara lain :

Merupakan satu kesatuan kawasan perdesaan yang mempunyai

potensi andalan untuk cepat tumbuh dan berkembang;

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-12

Page 13: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Merupakan kawasan prioritas dan kawasan strategis pada skala lokal;

Memiliki lokasi yang strategis, baik terhadap pusat kota kecamatan,

maupun terhadap desa-desa yang akan menjadi hinterland-nya;

Dukungan dari masyarakat yang bersifat terbuka, partisipatif serta

dapat menerima pembaharuan yang bersifat konstruktif untuk

kemajuan dan perkembangan desanya;

Dukungan aspek perhubungan/transportasi dan aksesibilitas yang

cukup baik atau potensial untuk dibangun

Dengan kriteria-kriteria di atas, ditentukan desa-desa yang memiliki

karakteristik tersebut di wilayah Kabupaten Siak, yaitu :

Tabel 2.4Desa Pusat Pertumbuhan di Wilayah Kabupaten Siak

No Kecamatan DPP Desa Hinterland Potensi Kawasan

1 Siak Kampung Rempak

Langkai Tumang Merempan Hulu Buantan Besar

Obyek wisata Kaw. waterfront

city

2 Mempura Sungai Mempura

Kampung Tengah

Merempan Hilir Benteng Hilir

Obyek wisata

3 Dayun Sialang Sakti

Sawit Permai Merangkai Teluk Merbau Banjar Seminai

Perkebunan sawit Tanaman

hortikultura Industri rumah

tangga Industri meubel

4 Bunga Raya Tuah Indrapura Jati Baru Kemuning Muda Buantan Lestari

Tanaman pangan padi

Tanaman hortikultura

Industri rumah tangga

Perikanan dan peternakan

5 Pusako Benayah Dosan Pebedaran Dusun Pusako

Perkebunan sawit

6 Sungai Mandau

Sei Selodang Muara Bengkal Lubuk Jering Muara Kelantan

Tanaman pangan padi

Perikanan air tawar7 Sungai Apit Tanjung Kuras Teluk Batil

Sungai Kayu Ara Tanaman

hortikultura

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-13

Page 14: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

No Kecamatan DPP Desa Hinterland Potensi Kawasan

Sungai Apit Industri rumah

tangga Perikanan laut

8 Sabak Auh Rempak Laksamana Belading Bandar Sungai

Perkebunan sawit Tanaman pangan

padi Industri rumah

tangga Perikanan laut &

darat

9 Minas Rantau Bertuah Minas Barat Minas Timur Minas Jaya

Perkebunan sawit

10 Kandis Belutu Kandis Sam Sam Simpang Belutu

Perkebunan sawit

11 Tualang

Pinang Sebatang Timur

Pinang Sebatang Barat

Maredan Pinang Sebatang

Perkebunan sawit Perikanan dan

peternakan Penangkaran walet

12 Koto Gasib Buantan II

Kuala Gasib Teluk Rimba Sengkemang Rantau Panjang

Perkebunan sawit dan karet

Perdagangan

13 Kerinci Kanan Buana Bakti

Kerinci Kanan Bukit Harapan

SP3 Maredan Barat

Perkebunan sawit Peternakan lele Peternakan lobster

air tawar

14 Lubuk Dalam Sialang Baru Sialang Palas Empang Baru Lubuk Dalam

Perkebunan sawit

Sumber : Identifikasi dan Masterplan Desa Pusat Pertumbuhan Kabupaten Siak 2009

Dengan ditentukannya desa-desa yang menjadi Desa Pusat Pertumbuhan,

akan menjadi langkah awal dalam perencanaan yang terintegrasi antara

pengembangan kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan dengan

berbasis pada pengembangan sektor agrobisnis, agroindustri, agrowisata

yang menjadi pilar pokok pembangunan wilayah Kabupaten Siak melalui

pendekatan konsep agropolitan.

Kawasan agropolitan merupakan kawasan yang terdiri atas satu atau lebih

pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian

dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya

keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman

dan sistem agrobisnis.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-14

Page 15: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Kawasan agropolitan merupakan embrio kawasan perkotaan yang

berorientasi pada pengembangan kegiatan pertanian, kegiatan penunjang

pertanian, dan kegiatan pengolahan produk pertanian. Pengembangan

kawasan agropolitan merupakan pendekatan dalam pengembangan

kawasan perdesaan.

Pengembangan kawasan agropolitan dimaksudkan untuk meningkatkan

efisiensi pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan pertanian,

baik yang dibutuhkan sebelum proses produksi, dalam proses produksi,

maupun setelah proses produksi. Upaya tersebut dilakukan melalui

pengaturan lokasi permukiman penduduk, lokasi kegiatan produksi, lokasi

pusat pelayanan, dan peletakan jaringan

prasarana.

2.1.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Transportasi

2.1.2.1 Transportasi darat, Sungai dan Penyeberangan

A. Transportasi Darat

1. Jalan

Sistem pembagian/penetapan fungsi dan peranan masing-masing

ruas jalan di Kabupaten Siak belum mencerminkan suatu kondisi yang

kompak. Khususnya pada jalan-jalan di sekitar pusat kota

memberikan kesan kecenderungan perkembangan yang tidak teratur

di masa datang. Dalam kaitannya dengan penetapan PP Nomor 34

Tahun 2006 tentang pengklasifikasian jalan, maka secara

keseluruhan sistem jaringan jalan Kabupaten Siak akan mengalami

redefinisi fungsi sesuai dengan ketentuan PP tersebut.

Berdasarkan Permen PU No.16 Tahun 2009 tentang Pedoman

Penyusunan RTRW Kabupaten, jalan yang diatur didalamnya adalah

jalan dengan klasifikasi primer. Dengan demikian sistem jaringan

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-15

Page 16: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

jalan hanya terdiri atas jalan arteri primer, jalan kolektor primer, dan

jalan lokal primer. Klasifikasi jalan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Jalan arteri primer menghubungkan antarpusat kegiatan nasional

atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan

wilayah.

b) Jalan kolektor primer menghubungkan antara pusat kegiatan

nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan

wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat

kegiatan lokal.

c) Jalan lokal primer menghubungkan pusat kegiatan nasional

dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah

dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal,

atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta

antarpusat kegiatan lingkungan.

Klasifikasi Fungsi Jaringan Jalan di Kabupaten Siak adalah sebagai

berikut:

- Arteri Primer (AP) yaitu :

o ruas Duri – Kandis – Minas – Pekanbaru

o ruas Pekanbaru – Kerinci Kanan - Pelalawan

o ruas Pekanbaru – Simpang Meredan – Simpang Buatan –

Simpang Siak – Simpang Pusako – Simpang Mengkapan –

Tanjung Buton (jalan freeway)

- Kolektor Primer yaitu:

o ruas jalan penghubung antara Kecamatan Kandis dengan

Kecamatan Bunga Raya melalui Sungai Mandau

o ruas jalan penghubung antara Kecamatan Minas dengan

Kecamatan Mempura melalui Kecamatan Tualang, Koto Gasib

dan Siak

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-16

Page 17: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

o ruas jalan penghubung antara Kecamatan Minas dengan

Sungai Apit melalui Kecamatan Tualang, Koto Gasib, Dayun,

Mempura, Pusako

o ruas jalan penghubung Kecamatan Kerinci Kanan dengan Koto

Gasib melalui Kecamatan Lubuk Dalam

- Lokal Primer yaitu:

o ruas jalan penghubung antara Kecamatan Sungai Mandau

dengan Kecamatan Tualang

o ruas jalan penghubung antara Kecamatan Sungai Mandau

dengan Kecamatan Siak

o ruas jalan Sei Apit – Tanjung Buton – Teluk Lanus

2. Rencana Pembangunan Jalan Baru

Pengembangan jalan baru dirinci sebagai berikut:

Rencana pengembangan jalan tol yang sesuai dengan RTRWN dan

RTRWP Riau adalah Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru - Dumai.

Jalan Freeway

Trase jalan freeway : Pekanbaru – Simpang Perawang – Simpang

Buatan – Simpang Siak – Simpang Pusako – Simpang Mengkapan.

Jalan freeway dibangun untuk mendukung kegiatan Kawasan

Industri Buton, Pelabuhan Buton dan rencana pembangunan

bandara di Koto Gasib.

Jalan Kolektor:

- Jalan penghubung antara Kecamatan Kandis dengan

Kecamatan Sungai Mandau

- Jalan penghubung antara Kecamatan Minas dengan

Kecamatan Mempura melalui Kecamatan Koto Gasib dan Siak

- Jalan Penghubung antara Kecamatan Sungai Mandau menuju

Kecamatan Bunga Raya

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-17

Page 18: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Jalan Lokal:

- Jalan penghubung antara Kecamatan Tualang menuju Sungai

Mandau

- Jalan penghubung Sungai Mandau – Siak

- Jalan Penghubung Tanjung Buton - Teluk Lanus

3. Terminal

Ketentuan Mengenai Terminal Angkutan

Terminal wilayah terdiri dari terminal penumpang dan terminal

barang. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor

41/1995 tentang klasifikasi terminal. Terminal angkutan Penumpang

berdasarkan fungsi pelayanannya dibagi menjadi:

Terminal Penumpang Tipe A, adalah terminal yang berfungsi

melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara

(bagi wilayah yang memiliki batas darat dengan negara tetangga),

angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), angkutan Antar Kota

Dalam Propinsi (AKDP), angkutan dalam perkotaan dan angkutan

pedesaan. Berdasarkan tingkat pelayanan yang dinyatakan dengan

jumlah arus minimum kendaraan persatu-satuan waktu, terminal

ini biasanya menampung 50-100 kendaraan/jam.

Terminal Penumpang Tipe B, adalah terminal yang berfungsi

melayani kendaraan umum untuk angkutan antar perkotaan dalam

propinsi, angkutan dalam perkotaan dan angkutan perdesaan.

Terminal ini menampung 25-50 kendaraan/jam.

Terminal Penumpang Tipe C, adalah terminal yang berfungsi

melayani kendaraan umum untuk angkutan perdesaan. Terminal

ini biasanya manampung kurang dari 25 kendaraan/jam.

Terminal barang menurut fungsi pelayanan, penyebaran atau

distribusinya dibedakan atas :

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-18

Page 19: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Terminal Utama, berfungsi melayani penyebaran antar Pusat

Kegiatan Nasional (PKN) bagi wilayah yang memiliki PKN di

dalamnya, dari Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) ke Pusat Kegiatan

Nasional (PKN), antar Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), serta

angkutan barang perpindahan antar moda di simpul-simpul utama

kegiatan transportasi terutama pelabuhan laut dan

penyeberangan.

Terminal Pengumpan, berfungsi melayani penyebaran dari Pusat

Kegiatan Lokal (PKL) Perkotaan ke Pusat Kegiatan Wilayah (PKW),

dan antar Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

Terminal Lokal, berfungsi melayani penyebaran dari Sub Pusat

Kegiatan Lokal Pedesaan (Sub PKL) ke Pusat Kegiatan Lokal (PKL),

antar Sub Pusat Kegiatan Lokal (Sub PKL, serta ke kawasan-

kawasan produksi di dalam wilayah kabupaten/kota).

Persyaratan Lokasi Terminal

Penentuan lokasi terminal secara umum harus memperhatikan:

Rencana kebutuhan lokasi simpul atau merupakan; bagian dari

rencana umum jaringan transportasi jalan;

Rencana umum tata ruang;

Kepadatan lalu-lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal;

Keterpaduan moda transportasi baik intra mapun antar moda;

Kondisi topografi lokasi terminal; dan

Kelastarian lingkungan.

Untuk membangun sebuah terminal dibutuhkan syarat-syarat yang

mendukung. Berikut akan dijelaskan persyaratan lokasi terminal

berdasarkan tipenya.

Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-19

Page 20: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Terletak di Ibukota propinsi, kota atau kabupaten dalam jaringan

trayek antar kota antar propinsi dan/atau lintas negara;

Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya

Kelas IIIA;

Jarak antara dua terminal penumpang tipe A sekurang-kurangnya

30 Km (Pulau Sumatera). Luas lahan yang tersedia sekurang-

kurangnya 5 Ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera dan 3

Ha di pulau lainnya.

Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari

terminal, sekurang-kurangnya berjarak 100 meter di Pulau Jawa

dan 50 meter di pulau lainnya.

Persyaratan Lokasi Terminal Tipe B

Terletak di Ibukota kota atau kabupaten dalam jaringan trayek

antar kota dalam propinsi

Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang-

kurangnya Kelas IIIB

Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau terminal tipe A

sekurang-kurangnya 15 Km di Pulau Jawa dan 30 Km di pulau

lainnya.

Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 3 Ha untuk terminal

di Pulau Jawa dan Sumatera dan 2 Ha di pulau lainnya.

Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari

terminal, sekurang-kurangnya berjarak 50 meter di Pulau Jawa dan

30 meter di pulau lainnya.

Persyaratan Lokasi Terminal Tipe C

Terletak di wilayah kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan

perdesaan.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-20

Page 21: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi

Kelas IIIA.

Luas lahan yang tersedia sesuai dengan permintaan angkutan.

Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari

terminal, sesuai kebutuhan kelancaran lalu-lintas terminal.

Rencana Pengembangan Terminal:

Terminal Tipe A:

Perawang, Kecamatan Tualang,

Terminal Tipe B:

Kota Siak Sri Indrapura Kecamatan Siak

KITB Kecamatan Sungai Apit

Terminal Tipe C:

Kecamatan Kandis,

Kecamatan Minas,

Kecamatan Sungai Mandau,

Kecamatan Kerinci Kanan,

Kecamatan Lubuk Dalam,

Kecamatan Koto Gasib,

Kecamatan Dayun,

Kecamatan Mempura,

Kecamatan Sungai Apit,

Kecamatan Pusako,

Kecamatan Bunga Raya, dan

Kecamatan Sabak Auh.

4. Sistem Jaringan Kereta Api

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-21

Page 22: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Kondisi eksisting sistem transportasi Kabupaten Siak memang belum

memanfaatkan jaringan kereta api sebagai salah satu moda

transportasi. Namun demikian substansi RTRWP dan Rencana

Metropolitan Pekanbaru menyebutkan bahwa dalam rentang waktu

yang akan datang terdapat rencana pembangunan jaringan kereta

api yang melewati wilayah Kabupaten Siak. Dalam penjelasannya

disebutkan bahwa jaringan kereta api yang melewati Kabupaten Siak

merupakan jaringan kereta api yang akan menjangkau sampai

dengan kawasan Negara ASEAN lainnya (Trans Sumatra Railway

System). Rencana sistem jaringan kereta api perkotaan meliputi:

Pengembangan stasiun pembantu di Kecamatan Minas.

B. Transportasi Sungai dan Penyeberangan

Pelabuhan sebagai elemen transportasi sungai memainkan peranan yang

penting dalam menunjang visi dan misi Kabupaten Siak dalam mendorong

ekonomi daerah, mengingat perdagangan internasional dan nasional lebih

banyak dilakukan melalui transportasi sungai. Adapun peran pelabuhan

yang diharapkan ada:

Melayani kebutuhan perdagangan internasional (ekspor/impor);

Membantu kelancaran perputaran roda perdagangan regional (antar

pulau);

Menampung pangsa pasar lalu lintas internasional yang semakin

meningkat;

mendorong perekonomian daerah yang masih belum berkembang.

Berdasarkan Master Plan Kawasan Industri Tanjung Buton, pengembangan

Pelabuhan Buton akan membawa manfaat secara ekonomi yang juga dapat

dirasakan secara tidak langsung oleh masyarakat, disamping keuntungan

lain yang akan diperoleh dengan dibukanya Pelabuhan Buton yaitu:

Keuntungan yang diperkirakan secara kuantitatif akan diperoleh dari

intensifikasi pemanfaatan jalan untuk lalu lintas angkutan bahan baku

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-22

Page 23: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

dan hasil produksi industri akan lebih cepat sehingga lebih ekonomis

dibanding sungai;

Keuntungan yang diperkirakan secara kualitatif akan diperoleh dari

penghindaran dampak negatif terhadap lingkungan, yaitu:

Berkurangnya pencemaran air sungai;

Berkurangnya kecelakaan kapal;

Berkurangnya kerusakan tepi sungai karena erosi.

Sementara itu pengembangan dermaga-dermaga yang terdapat di

sepanjang Sungai Siak lebih ditujukan untuk peningkatan aksesibilitas

transportasi lokal penduduk. Upaya yang diperlukan adalah peningkatan

konstruksi dan penambahan fasilitas-fasilitas untuk dermaga-dermaga yang

sudah ada.

Saat ini pelabuhan penyeberangan yang terdapat di Kabupaten Siak

terletak di Kecamatan Perawang dan Koto Gasib. Pelabuhan ini berfungsi

sebagai pelabuhan khusus milik PT.RAPP dan PT Indah Kiat.

Pelabuhan Lokal terletak di Perawang dan Buatan.

Pelabuhan regional terletak di Kecamatan Siak.

2.1.2.2 Transportasi Udara

Dalam konstelasi pengembangan bandar udara sebagai simpul transportasi

udara akan direncanakan pembangunan bandara baru di Koto Gasib.

Bandara ini merupakan bandara dengan fungsi Internasional.

Untuk mendukung fungsi bandara menjadi bandara internasional, maka

diperlukan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung.

Selain itu perlu adanya perencanaan terhadap detail Kawasan Keselamatan

Operasional Penerbangan, yang akan lebih baik jika sejak awal

diakomodasikan pula di dalam substansi RTRW Kabupaten Siak. Hal ini

dimaksudkan agar perkembangan di sekitar kawasan dapat dikendalikan

dengan lebih tegas mengingat substansi di dalam RTRW akan memiliki

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-23

Page 24: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

kekuatan hukum yang harus ditaati oleh setiap stakeholder Kabupaten Siak.

Ketentuan detail dari KKOP memiliki fungsi yang tergantung atas detail

masterplan pengembangan bandara, namun pada umumnya zona-zona

yang akan ada pada KKOP dan berpengaruh terhadap (menjadi limitasi)

guna lahan di sekitar bandara dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Permukaan Pendaratan dan Lepas Landas , adalah permukaan dibawah

lintasan pesawat udara setelah lepas landas atau akan mendarat, yaitu

sejauh 15 km, dan ujung landasan dengan kemiringan 2%;

2. Permukaan Transisi, adalah bidang miring sejajar poros landasan

sampai 315 m dari sisi landasan, dengan kemiringan 14,3%, sampai

memotong permukaan horizontal dalam.

3. Permukaan Horizontal Dalam , adalah bidang datar diatas dan di sekitar

bandara dengan radius 4 km dari ujung landasan/permukaan utama

dengan ketinggian + 51 m di atas ketinggian ambang landasan.

Ketinggian ambang landasan yang ditetapkan adalah ambang landasan

29.

4. Permukaan Kerucut , adalah bidang miring antara jarak 4 km sampai 6

km dari ujung landasan/permukaan utama, dengan kemiringan 5%,

yang menghubungkan tepi luar permukaan horizontal dalam dengan

tepi dalam permukaan horizontal luar.

2.1.2.3 Transportasi Laut

Untuk mendukung kegiatan di Kawasan Industri Buton dibutuhkan

pelabuhan barang dan penumpang. Didalam RTRWP Riau, Tanjung Buton

diarahkan menjadi pelabuhan nasional hingga tahun 2015, dan jangka

panjang akan ditingkatkan menjadi Pelabuhan Internasional (perwujudan

tahun 2020) yang melayani angkutan penumpang dan barang. Selain itu,

Tanjung Buton diarahkan pula menjadi pelabuhan khusus industri sejalan

dengan rencana pengembangan Kawasan Industri Buton.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-24

Page 25: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Gambar 2.1

Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan

Sumber : Departemen Perhubungan

2.1.3 Rencana Pola Ruang

2.1.3.1 Rencana Kawasan Lindung

Rencana pola pemanfaatan ruang kawasan lindung bertujuan untuk

mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya

dukung lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah

guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan.

Rencana penetapan kawasan lindung merupakan bagian dasar dari proses

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-25

Page 26: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

penataan ruang wilayah Kabupaten Siak. Berdasarkan UU No. 26 Tahun

2007, yang dimaksud dengan kawasan lindung adalah wilayah yang

ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup

yang mencakup sumber daya alam dan sumberdaya buatan.

A. Kawasan Lindung yang Memberikan Perlindungan Terhadap

Kawasan Bawahannya

1. Kawasan Lindung Gambut

Kawasan gambut yang termasuk dalam kawasan lindung adalah rawa

gambut dalam, yang biasanya merupakan kubah gambut, yang memiliki

kedalaman lebih dari atau sama dengan 3 meter. Untuk mendukung fungsi

kubah gambut sebagai penyimpan air (reservoir), disarankan minimal 30%

dari total luas kawasan dijadikan kawasan lindung.

Beberapa kriteria yang dipertimbangkan pada kasus kawasan budidaya

yang berada pada kawasan gambut adalah jika pemanfaatan lahannya

berupa hutan, perkebunan, pertanian, atau pertambangan. Penentuan

arahan lokasi kawasan budidaya di kawasan gambut ini didasarkan pada

status kegiatan budidaya yang sudah berlangsung saat ini dan karakteristik

fisik (kedalaman, tingkat kematangan, muka air tanah dan lainnya), dan

sifat kimia (kesuburan).

Untuk kawasan hutan, dengan pertimbangan bahwa HTI tersebut sudah

berjalan dengan baik, maka sesuai arahan rancangan Peraturan Presiden

tentang pengelolaan gambut, kawasan budidaya tersebut tetap

dipertahankan sebagai kawasan budidaya kehutanan meskipun berada

pada kawasan gambut dalam.

Sama halnya untuk budidaya perkebunan kelapa sawit yang sudah ditanam

dan sudah berproduksi, maka kawasan tersebut dipertahankan sebagai

areal budidaya perkebunan meskipun berada pada kawasan gambut dalam.

Namun, untuk areal budidaya kehutanan atau perkebunan yang masih

memiliki tutupan lahan berupa hutan alam (primer atau sekunder) dan

berada pada kawasan gambut dalam > 3 meter, agar dipertahankan dan

dialokasikan sebagai kawasan perlindungan/konservasi.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-26

Page 27: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan pada tahun 2009 antara BPPT

bekerja sama dengan Bappeda Kabupaten Siak, diperoleh bahwa total luas

kawasan gambut di Kabupaten Siak adalah sebesar 461,527 Ha. Kawasan

gambut seluas itu, tidak semuanya dijadikan kawasan lindung. Kawasan

gambut yang direkomendasikan untuk dikonservasi adalah sebesar 136.597

Ha; yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kawasan gambut yang

direkomendasikan menjadi kawasan lindung dan kawasan gambut dalam

yang terdapat di kawasan budidaya yang direkomendasikan untuk

dipertahankan fungsi ekologisnya. Kawasan gambut yang direkomendasikan

menjadi kawasan lindung adalah seluas 101.730 Ha. Sedangkan, kawasan

gambut dalam yang terdapat di kawasan budidaya yang direkomendasikan

untuk dipertahankan fungsi ekologisnya adalah seluas 34.867 Ha. Rincian

usulan areal perlindungan di kawasan kubah gambut di Kabupaten Siak

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5

Usulan Areal Perlindungan di Kawasan Kubah Gambut di Kabupaten Siak

NoKawasan Gambut

Luas Total Area (Ha)

30% luas (Ha)

Luas Area Dikonservasi (Ha)

Keterangan Status Saat Ini

1 Buatan 6.725 2.018 2.011 Areal merupakan perkebunan sawit

2 Tasik Betung*)

33.597 10.079 14.785 SM Giam Siak Kecil

3 Kandis 58.211 17.463 17.462 Areal merupakan perkebunan dan hutan alam sekunder

4 Merempan 14.094 4.228 4.228 Areal merupakan perkebunan

5 Bunga Raya**)

70.992 21.298 21.292 SM Giam Siak Kecil 13.324 Ha dan Usulan Baru 7.968 Ha

6 Sungai Mandau

37.223 11.167 11.166 Areal merupakan areal hutan tanaman

7 Zamrud***) 218.946 65.684 65.653 SM Danau Pulau Besar dan Danau Bawah 28.237 Ha dan Usulan Baru 37.416 Ha

Sumber: Kajian Pengelolaan Lahan Gambut kerja sama Bappeda Kab.Siak & BPPT, 2009Keterangan:Untuk memudahkan kajian, BPPT membagi lahan gambut menjadi 9 kawasan. Kawasan gambut Kerinci Kanan dan Teluk Lanus tidak dibahas karena luasnya relatif kecil. Pemberian nama semata-mata karena disesuaikan dengan nama lokasi yang terdekat dengan kawasan tersebut.*) = SM Giam Siak Kecil**) = termasuk kawasan SM Giam Siak Kecil**) = termasuk kawasan SM Danau P.Besar dan Danau Bawah

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-27

Page 28: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Areal yang direkomendasikan untuk dijadikan kawasan lindung adalah:

a) Kawasan kubah gambut Tasik Betung sebagai kawasan suaka

margasatwa sesuai status saat ini;

b) Kawasan kubah Bunga Raya yang mana sebagian areal konservasi

tersebut sudah merupakan kawasan suaka margasatwa, ditambah

dengan areal yang diusulkan; dan

c) Kawasan kubah Zamrud yang mana sebagian areal konservasi tersebut

sudah merupakan Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar dan Danau

Bawah, ditambah areal yang diusulkan.

Sedangkan, areal lainnya yaitu kawasan kubah gambut Buatan, Kandis,

Merempan dan Sungai Mandau. Status peruntukkannya sesuai dengan

kondisi saat ini, tetapi dari aspek pengelolaannya harus menerapkan

kegiatan perlindungan kawasan kubah gambut.

Dengan mengadaptasikan hasil kajian BPPT tersebut dengan data-data

lainnya yang dimiliki, diperoleh bahwa rencana kawasan lindung gambut di

Kabupaten Siak adalah sebesar 56.600 Ha atau 6,62% dari luas Kabupaten

Siak. Persebaran kawasan lindung gambut terdapat di Kecamatan Sungai

Mandau, Kecamatan Dayun, Kecamatan Mempura, dan Kecamatan Sungai

Apit.

2. Resapan Air

Berdasarkan Keppres No. 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung,

kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi

untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi

(akuifer) yang berguna sebagai sumber air. Perlindungan terhadap kawasan

resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan

air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air

tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya

maupun kawasan yang bersangkutan. Kriteria kawasan resapan air adalah

kawasan yang memiliki curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang mudah

meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air

hujan secara besar-besaran.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-28

Page 29: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Menurut Pedoman Pengelolaan Kawasan Resapan Air, Departemen

Pekerjaan Umum, kawasan resapan air di Kabupaten Siak merupakan

tipologi kawasan resapan air di daerah dataran dengan karakteristik sebagai

berikut:

- Curah hujan yang tinggi, > 2000 mm/tahun;

- Struktur tanah yang mendorong penyerapan air hujan secara besar-

besaran, diantaranya yang mempunyai sifat fisik tanah permeabilitas

tinggi;

- Mempunyai bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan

secara besar-besaran;

- Mempunyai kelerengan kurang dari 5%;

- Permeabilitas tanah > 27,7 mm/jam;

Persebaran kawasan resapan air di Kabupaten Siak terdapat di Kecamatan

Bungaraya, dengan luas sebesar 2.428 Ha atau sekitar 0,28% dari luas

Kabupaten Siak.

B. Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam

Berdasarkan PP No. 26/2008, kawasan suaka alam, pelestarian alam terdiri

dari suaka alam/suaka alam laut, suaka margasatwa/suaka margasatwa

laut, cagar alam/cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman

wisata alam, taman nasional/taman nasional laut, dan taman hutan raya.

1. Kawasan Suaka Margasatwa

Suaka margasatwa adalah kawasan yang merupakan tempat hidup dan

perkembangbiakan dari suatu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya

konservasi; memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi;

merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu; dan

memiliki luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.

Ada tiga kawasan suaka margasatwa yang terdapat di Kabupaten Siak, yaitu

SM Giam Siak Kecil (pada saat penyusunan rencana, telah diusulkan

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-29

Page 30: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

menjadi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil) yang terdapat di Kecamatan Sungai

Mandau; SM Zamrud (pada saat penyusunan rencana, telah diusulkan

menjadi Taman Nasional Zamrud) yang terdapat di Kecamatan Dayun, Kec.

Mempura, dan Kec. Sungai Apit dengan; dan SM Tasik Belat yang terletak di

Kecamatan Sungai Apit. Total luas Kawasan Suaka Margasatawa ini adalah

sekitar 66.443 hektar atau sekitar 7,77% dari total luas Kabupaten Siak.

2. Kawasan Taman Hutan Raya

Taman Hutan Raya adalah kawasan yang terutama dimanfaatkan untuk

tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa alami atau buatan, jenis asli dan

atau bukan asli pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikkan,

kebudayaan, pariwisata dan rekreasi. Kabupaten Siak memiliki satu taman

hutan raya yang bernama Sultan Syarif Hasyim yang terdapat di Kecamatan

Minas dengan luas 1.568 ha (0,18%).

3. Kawasan Pantai Berhutan Bakau

Kawasan pantai berhutan bakau adalah kawasan pesisir laut yang

merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi

perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan. Perlindungan

terhadap kawasan pantai berhutan bakau dilakukan untuk melestarikan

hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat

berkembangnya berbagai biota laut di samping sebagai pelindung pantai

dari pengikisan air laut serta pelindung usaha budidaya di belakangnya.

Kawasan pantai berhutan bakau terletak di Kecamatan Sungai Apit dengan

luas 555 ha atau 0,06% dari luas Kabupaten Siak.

C. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat terdiri dari sempadan pantai, sungai, dan

danau. Sempadan pantai adalah kawasan di sepanjang pantai yang

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-30

Page 31: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

pantai. Kriteria sempadan pantai yaitu daratan sepanjang tepian yang

lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100

meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat. Kawasan sempadan

pantai ini terdapt di Kecamatan Sungai Apit yang merupakan satu-satunya

kecamatan pesisir di Kabupaten Siak. Total luas sempadan pantai adalah

1.188 hektar atau sekitar 0,14% dari luas Kabupaten Siak.

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai termasuk

sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat

penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Kriteria

sempadan sungai adalah :

- Sekurang-kurangnya 100 meter kiri-kanan sungai besar dan 50 meter di

kiri kanan sungai yang berada di luar permukiman

- Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang

diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 meter.

Kabupaten Siak merupakan kabupaten yang cukup banyak dilewati sungai

besar dan kecil. Total kawasan sempadan sungai di Kabupaten Siak adalah

18.884 hektar atau sekitar 2,21% dari luas Kabupaten Siak.

Sempadan danau/waduk adalah kawasan tertentu di sekeliling danau/waduk

yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian

fungsi danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi

fisik danau/waduk, yaitu antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke

arah darat. Di Kabupaten Siak seluruh danau berada dalam kawasan suaka

margasatwa yang merupakan kawasan lindung, sehingga kawasan lindung

sempadan danau ini secara otomatis masuk kawasan lindung

suakamargasatwa yang ada di Kabupaten Siak.

Selain sempadan pantai dan sungai direkomendasikan juga kawasan

peruntukan untuk penyangga atau buffer kawasan konservasi. Kawasan ini

juga direkomendasikan sebagai kawasan lindung agar fungsi penyangga

yang diberikan menjadi optimal. Kawasan ini terutama merupakan kawasan

penyangga SM Giam Siak Kecil yang umumnya merupakan lahan Gambut.

Total luas kawasan buffer ini adalah 3.784 hektar atau sekitar 0.44% dari

luas Kabupaten Siak.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-31

Page 32: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

2.1.3.2 Rencana Kawasan Budidaya

Rencana pola ruang kawasan budidaya bertujuan untuk mewujudkan

kesesuaian pengembangan kegiatan perekonomian dengan daya dukung

lingkungan, mengarah pada tercapainya kesejahteraan masyarakat dan

mencapai peran yang diarahkan dalam lingkup lokal, regional dan nasional.

Pola ruang kawasan budidaya menggambarkan rencana pemanfaatan ruang

untuk kegiatan budidaya di Kabupaten Siak sampai tahun 2030.

Berdasarkan Undang-undang nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang, disebutkan bahwa Kawasan Budidaya adalah kawasan yang

ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi

dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya

buatan. Klasifikasi fungsi penggunaan lahan di kawasan budidaya terbagi

menjadi beberapa hirarki, seperti yang tertuang dalam Peraturan

Pemerintah nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional. Pemanfaatan lahan pada hirarki kedua (Hirarki pertama adalah

kawasan lindung dan kawasan budidaya) terdiri dari kawasan hutan,

kawasan pertanian, kawasan pertambangan, kawasan peruntukan industri,

kawasan pariwisata dan kawasan permukiman. Selanjutnya, masing-masing

kawasan tersebut terbagi lagi ke dalam hirarki yang lebih rendah sebagai

kegiatan yang dapat dikembangkan di tiap kawasan yang ada. Untuk

penyusunan (review) RTRW Kabupaten Siak tahun 2010-2030, kawasan

budidaya di Kabupaten Siak dibedakan menjadi tujuh kawasan, yaitu hutan

produksi (hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, dan hutan produksi

yang dapat dikonversi), perkebunan, pertanian lahan basah, industri,

pertambangan, perikanan air payau (tambak), dan permukiman.

A. Kawasan Hutan Produksi

Kawasan hutan produksi terbagi menjadi tiga, yaitu hutan produksi tetap,

hutan produksi terbatas, dan hutan produksi yang dapat dikonversi.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-32

Page 33: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Kawasan hutan produksi tetap adalah hutan yang diperuntukkan bagi

kegiatan eksploitasi yang dilakukan dengan tebang pilih atau tebang habis

dan tanam. Kawasan hutan produksi terbatas adalah hutan yang

diperuntukkan bagi kegiatan eksploitasi yang hanya dapat dilakukan

dengan tebang pilih dan tanam. Sedangkan, kawasan hutan produksi yang

dapat dikonversi adalah kawasan yang apabila dikonversi mampu

mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Kriteria dan pertimbangan yang digunakan untuk menentukan kawasan

budidaya hutan ini antara lain :

- Keberadaan kawasan hutan produksi dan hutan rakyat saat ini

- Kesesuaian lahan/daya dukung lingkungan

- Produktivitas hutan produksi saat ini dan kebijakan pengembangan

produksi

Dari hasil analisis kesesuaian lahan, diperoleh luasan lahan potensial untuk

hutan produksi di Kabupaten Siak, yaitu sebesar 331.374 Ha (38,73%). Dari

keseluruhan kawasan yang dinyatakan sesuai/dapat dikembangkan sebagai

kawasan hutan produksi tersebut, yang digolongkan menjadi hutan produksi

tetap adalah sebesar 129.507 Ha (15,14%). Sementara, yang dikategorikan

menjadi hutan produksi terbatas/hutan tanaman industri adalah sebesar

180.931 Ha (21.15%). Sedangkan, yang dikategorikan menjadi hutan

produksi yang dapat dikonversi adalah sebesar 20.937,0 Ha (2,45%).

Kawasan hutan produksi ini banyak tersebar di beberapa kecamatan di

Kabupaten Siak, antara lain di Kecamatan Sungai Apit, Mempura, Dayun,

Minas, Kandis dan Koto Gasib. Namun luasan terbesar kawasan hutan

produksi terkonsentrasi di Kecamatan Sungai Apit, yang juga berdekatan

dengan pusat kegiatan agroindustri Tanjung Buton.

Terkait dengan perkembangan sektor ekonomi yang akan diarahkan untuk

mendukung agroindustri dan agrobisnis, maka pemanfaatan kawasan

budidaya sebagai kawasan hutan memiliki peran yang sangat penting.

B. Kawasan Perkebunan

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-33

Page 34: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Kawasan perkebunan di Kabupaten Siak didominasi oleh komoditas kelapa

sawit dan karet; tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Siak (bisa

dilihat pada peta rencana pola ruang), dengan total luas perkebunan besar

sebesar 229.879 Ha atau 26,87% dari luas wilayah Kabupaten Siak.

C. Kawasan Pertanian Lahan Basah

Kawasan pertanian adalah kawasan yang fungsi utamanya berupa

pengembangan tanaman pertanian padi sawah. Berdasarkan hasil

pengamatan dan analisis, potensi pertanian lahan basah di Kabupaten Siak

adalah sebesar 8.075 Ha (0,94%). Pusat-pusat pengembangan budidaya

pertanian lahan basah diarahkan di Kecamatan Bunga Raya.

D. Kawasan Pertambangan

1. Kawasan Pertambangan Minyak

Penentuan kawasan pertambangan dilakukan berdasarkan kriteria dalam

Keputusan Menteri Pertambangan sebagai berikut, berdasarkan PP No.26

Tahun 2008 tentang RTRWN:

- kawasan yang mengandung bahan tambang yang dapat dieksploitasi,

serta kegiatan penambangannya tidak mengganggu kelestarian fungsi

lingkungan hidup;

- kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan pertambangan secara

ruang akan memberikan manfaat dalam:

1. Meningkatkan produksi pertambangan;

2. Meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub

sektor serta kegiatan ek onomi sekitarnya;

3. Tidak mengganggu fungsi lindung;

4. Tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan sumber daya

alam;

5. Meningkatkan pendapatan masyarakat:

6. Meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-34

Page 35: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

7. Meningkatkan kesempatan kerja;

8. Meningkatkan ekspor;

9. Meningkatkan perkembangan masyarakat.

Kawasan pertambangan minyak di Kabupaten Siak terpusat di Kecamatan

Kandis, Minas dan Sabak Auh, dengan total luas kawasan sebesar19.377 Ha

(2,26%). Dengan adanya kebijakan pemusatan kegiatan industri di Tanjung

Buton, maka dalam perkembangan selanjutnya perusahaan industri di

wilayah Kandis dan Minas akan diarahkan ke kawasan industri Buton

tersebut, terutama untuk kegiatan industri hilir. Berbeda dengan

perusahaan industri lainnya, perusahaan yang bergerak di bidang

pertambangan memiliki keterkaitan dengan lokasi bahan tambang,

sehingga sampai akhir tahun perencanaan atau hingga akhir masa konsesi

kuasa pertambangan mendatang kegiatan ini masih akan berkembang di

tiga kecamatan tersebut.

2. Kawasan Pertambangan Gambut

Di Kabupaten Siak terdapat kawasan pertambangan gambut yang

dimanfaatkan sebagai untuk pengganti kayu bakar sebagai bahan bakar.

Kawasan ini dialokasikan seluas 2.123 hektar atau sekitar 0.25% dari luas

Kabupaten Siak. Area penambangan ini diarahkan di Kecamatan Sungai

Mandau.

E. Kawasan Industri

Guna lahan industri di Kabupaten Siak terbagi menjadi dua, yaitu kawasan

industri dan peruntukan industri. Kawasan industri adalah kawasan tempat

pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana

penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan

Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri (berdasarkan

Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1996 tanggal 4 Juni 1996 dan Surat

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 50/MPP/Kep/2/1997

tanggal 20 Pebruari 1997). Sedangkan peruntukan industri adalah lahan

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-35

Page 36: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

yang diperuntukkan untuk kegiatan industri dalam skala kecil (lebih kecil

dari kawasan industri)

Kriteria penetapan kawasan industri antara lain sebagai berikut:

- luas kawasan minimal 20 ha

- Ketinggian < 1000 m dpl

- Kemiringan lahan < 8 %

- Tersedia sumber air baku yang cukup

- Adanya sistem pembuangan air limbah

- Tidak menimbulkan dampak sosial yang berat

- Tidak berlokasi di sekitar guna lahan permukiman

- kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan industri secara ruang

dapat memberikan manfaat dalam:

1. Meningkatkan produksi hasil industri dan meningkatkan peluang

investasi yang ada di daerah sekitarnya;

2. Meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub

sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;

3. Meningkatkan pendapatan masyarakat;

4. Meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;

5. Meningkatkan peluang ekspor;

6. Meningkatkan perkembangan masyarakat.

Sedangkan kriteria penetapan lahan peruntukan industri hanya berbeda

dalam hal luasan, yaitu kurang dari 20 ha.

Berdasarkan hasil analisis, kawasan industri yang direkomendasikan di

Kabupaten Siak adalah Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB). Luas KITB

yang direncanakan dengan luas mencapai 6.500 ha atau 0,8% dari luas

Kabupaten Siak. Terkait dengan adanya kebijakan pengembangan kawasan

industri Buton di Kabupaten Siak (dengan lahan seluas 6.500 ha), maka

pada tahun 2030 mendatang diarahkan telah tercipta orientasi

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-36

Page 37: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

pengembangan kawasan industri di wilayah tersebut, dengan prioritas

pengembangan awal seluas 1.500 ha.

Kawasan industri lain yang direkomendasika adalah kawasan industri di

daerah Perawang, Kecamatan Tualang. Kawasan industri ini merupakan

daerah yang sudah berkembang sebagai kawasan industri terutama industri

pengolahan kayu. Luas peruntukan kawasan industri di Perawang adalah

sebesar 1.975 ha (0,23).

F. Kawasan Perikanan

Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan,

pertambakan/kolam dan perikanan darat lainnya. Kawasan perikanan yang

diarahkan di Kabupaten Siak ini adalah berupa kawasan perikanan air payau

atau pertambakan di wilayah pesisir Kabupaten Siak yaitu di Kecamatan

Sungai Apit. Peruntukan kawasan perikanan di Kabupaten Siak ini dengan

luas luas sebesar 11.530 Ha (1,35%).

G. Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman adalah kawasan di luar kawasan lindung yang

diperlukan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan yang berada

di daerah perkotaan atau perdesaan. Kawasan permukiman terdiri dari

permukiman perkotaan dan perdesaan yang terkonsentrasi di lokasi-lokasi

khusus dan strategis terhadap fasilitas pelayanan yang tersedia.

Pertimbangan terhadap penetapan kawasan permukiman antara lain:

- memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan

permukiman baru, akibat pertumbuhan penduduk;

- memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan

fasilitas/prasarana yang dibutuhkan.

Dari hasil analisis dan perencanaan, kawasan permukiman di Kabupaten

Siak adalah sebesar 86.134 Ha (9,95%).

Sebaran peruntukan ruang Kabupaten Siak 2030 dapat dilihat pada Tabel

2.6 dan Gambar 2.2 berikut.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-37

Page 38: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Tabel 2.6

Rencana Pola Ruang Kabupaten Siak Tahun 2010-2030

No Rencana Peruntukan Luas (ha) Proporsi

A. Kawasan LindungA.1 Kawasan Lindung yang Memberikan Perlindungan Kawasan di Bawahnya

1 Kawasan Lindung Gambut 56.600 6,62%

2 Resapan Air 2.428 0,28%

A.2 Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam

3 Kawasan Suaka Margasatwa 66.443 7,77%

4 Tahura Sultan Syarif 1.568 0,18%

5 Kawasan Pantai Berhutan Bakau 555 0,06%

A.3 Kawasan Perlindungan Setempat

6 Sempadan Pantai 1.188 0,14%

7 Sempadan Sungai 18.884 2,21%

8 Buffer Area Konservasi 3.784 0,44%

Jumlah Kawasan Lindung 151.450 17,70%

B. Kawasan Budidaya

9 Hutan Produksi Terbatas 180.931 21,15%

10 Hutan Produksi Tetap 129.507 15,14%

11 Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi 20.937 2,45%

12 Perkebunan 229.879 26,87%

13 Arahan Pertanian Lahan Basah 8.075 0,94%

14 Perikanan Air Payau ( Tambak ) 11.530 1,35%

15 Industri 8.457 0,99%

16 Kawasan Pertambangan Minyak 19.377 2,26%

17 Tambang Gambut 2.123 0,25%

18 Permukiman 85.134 9,95%

19 Calon Alternatif Lokasi Bandara 8.210 0,96%

Jumlah Kawasan Budidaya 704.159 82,30%

20 Total Luas Kabupaten Siak 855.609 100,00%Sumber : RTRW Kabupaten Siak Tahun 2010-2030

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-38

Page 39: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-39

Page 40: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK 2012

Gambar 2.2

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-1

Page 41: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

2.2 Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Siak

2.2.1 Konsep Pengembangan Sistem Transportasi

Tujuan pengembangan sistem transportasi di Kabupaten Siak antara lain:

a) Memfasilitasi perkembangan wilayah timur dengan adanya Kawasan

Industri Buton;

b) Menghubungkan masing-masing wilayah sehingga dapat memacu

tumbuhnya pusat-pusat kegiatan wilayah baru;

c) Membuka wilayah yang terpencil; dan

d) Memperlancar distribusi barang dan jasa dari pusat-pusat produksi ke

pasar.

Sasaran pengembangan sistem transportasi Kabupaten Siak adalah:

a) Mengembangkan jaringan jalan lokal, kolektor dan jalan arteri.

b) Meningkatkan fasilitas transportasi sungai yang menjamin keterpaduan

dengan moda angkutan darat.

c) Membangun Pelabuhan Laut Tanjung Buton sebagai pelabuhan laut

internasional yang dapat menopang pembangunan Kawasan Industri

Buton dan sebagai outlet wilayah Kabupaten Siak.

d) Meningkatkan pelyanan transportasi dalam skala regional dengan

wilayah-wilayah kabupaten di sekitarnya.

2.2.2 Arah Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi

2.2.2.1 Transportasi Darat

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-37

Page 42: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Untuk itu guna lebih meningkatkan pertumbuhan di semua daerah di

wilayah Kabupaten Siak, maka perlu pengembangan prasarana transportasi

dengan cara memprioritaskan pada :

a) Pemantapan jaringan jalan nasional dan propinsi yang telah ada dan

mempertimbangkan kemungkinan pengembangan akibat beberapa titik

terputus sungai Siak.

b) Pembangunan/peningkatan Jalan yang menghubungkan daerah industri

dan dan pertambangan, pariwisata, pertanian dan perkebunan terutama

untuk mencapai keseimbangan spasial dan meningkatkan aksesibilitas

wilayah dan mobilitas masyarakat.

c) Pembangunan Jalan akses yang membuka daerah terisolir dan menjadi

alternatif lintasan terpendek yang menghubungkan antar desa atau

wilayah di Kabupaten Siak

Berdasarkan langkah-langkah di atas maka usulan rencana pembangunan

jalan baru secara fungsional dalam kurun waktu 10 tahun mendatang dapat

dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini.

Tabel 2.7 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Berdasarkan Hierarkinya

Di Kabupaten Siak

No HIRARKI DAN FUNGSI DAMIJA (m)

RUAS JALAN

I. Jalan Highway 80 – 100 Pekanbaru - Tanjung Buton Pekanbaru – Minas – Kandis

- Duri - DumaiII. Jalan Arteri Primer

Peningkatan Ruas Jalan Minas-Perawang- Buton

Peningkatan Ruas Jalan Simpang Lago - Simpang Buatan - Tanjung Buton

50 – 60

50 – 60

Jalan Perawang Jalan Siak Sri Indrapura -

Tanjung Buton Jalan Simpang lago -

Simpang BuatanIII. Jalan Arteri Sekunder

Peningkatan Ruas Jalan Perawang - Siak

Peningkatan Ruas Jalan Buatan – Pangkalan Kerinci

Peningkatan Ruas Jalan Siak – Sungai Apit

30 – 4030 – 40

30 – 40

Jalan Buatan - Pangkalan Kerinci

Jalan Siak - Sungai Apit

IV. Jalan Kolektor Primer

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-38

Page 43: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

No HIRARKI DAN FUNGSI DAMIJA (m)

RUAS JALAN

Peningkatan 14 ruas jalan (multiyears)

Pembangunan 2 Jembatan (multiyears)

20 – 30 Jalan Mengkapan - Sungai Rawa

Jalan Jembatan Siak - Dayun I

Jalan Dayun I – Dayun II Jalan Dayun II – Dayun III Jalan Dayun III – Dayun IV Jalan Akses Jembatan Siak Jalan Siak Raya –

Merempan Hulu Jalan Merempan Hulu –

Buatan II Jalan Tumang – Muara

Kelantan I Jalan Muara Kelantan I –

Muara Kelantan II Jalan Simpang Kualian –

Bunga Raya Jalan Bunga Raya – Bandar

Sungai Jalan Simpang Meredan –

Jembatan Perawang Jalan Jembatan Perawang –

Jl Raya Perawang Km 11 Jembatan Sungai Rawa Jembatan Sungai Sengketo Koridor Sabak Auh – Bunga

Raya – Benteng Hulu – Muara Kelantan - Perawang

V Jalan Kolektor Sekunder Peningkatan jalan-jalan di kota

Siak Sri Indrapura15-20

Seluruh ruas jalan di Kota Siak Sri Indapura

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Siak dan Laporan Akhir-Penyusunan

Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Siak Tahun 2006-2016

Pembangunan highway yang melintasi Kabupaten Siak dimaksudkan untuk

mempercepat akses pergerakan eksternal dari Kota Pekanbaru menuju

Tanjung Buton dan sebaliknya dalam rangka pengangkutan barang/orang,

hal ini terkait dengan dijadikannya Tanjung Buton sebagai kawasan Industri.

Selain itu, pembangunan highway ini juga dimaksudkan memperlancar

angkutan barang/orang dan kegiatan lainnya dari Pekanbaru ke Dumai

maupun sebaliknya, sehingga dengan dibangunnya highway ini diharapkan

akan meningkatkan akses.

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-39

Page 44: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Selain pengembangan jaringan jalan, juga dilakukan pembangunan

jembatan yang berfungsi untuk meningkatkan aksesibilitas antar dua

wilayah yang dipisahkan oleh sungai yaitu:

a) Jembatan Sungai Siak di Kota Perawang, Siak Sri Indrapura dan Teluk

Masjid;

b) Jembatan Sungai Mandau dalam rangka membuka isolasi wilayah

Kecamatan Sungai Mandau (termasuk dalam pengembangan ruas Jalan

Perawang - Siak).

c) Jembatan Sungai Rawa

d) Jembatan Sungai Sengketo

Rencana pengembangan jaringan jalan internal di wilayah Kabupaten Siak

meliputi pengembangan jalan baru, peningkatan kondisi jalan, peningkatan

fungsi jalan, dan perbaikan kondisi jalan.

Pengembangan jalan baru baru di wilayah Kabupaten Siak dilakukan untuk

mengatasi beberapa permasalahan transportasi dan meningkatkan

aksesibilitas antar wilayah (kelurahan) yang memiliki kegiatan/aktivitas

yang semakin meningkat.

Peningkatan Fungsi Jalan yang terdapat di Kabupaten Siak bertujuan untuk

meningkatkan aksesibilitas kota-kota: Siak Sri Indrapura, Perawang

dan Tanjung Buton. Ketiga kota ini merupakan pusat-pusat

pertumbuhan, maka diperlukan adanya peningkatan fungsi jalan pada ruas

jalan yang menghubungkan ketiga kota tersebut agar terdapat interaksi

yang semakin meningkat sehingga dapat lebih memacu perkembangan

wilayah.

Peningkatan Kondisi Jalan di Kabupaten Siak merupakan perbaikan kondisi

dari jalan batu/tanah menjadi jalan aspal. Adanya peningkatan kondisi jalan

ini akan meningkatkan aksesibilitas pada dua wilayah yang dihubungkan

oleh ruas jalan tersebut. Peningkatan kondisi jalan ini berada di:

Peningkatan Ruas Jalan Minas – Perawang – Buton.

a) Peningkatan Ruas Jalan Buatan – Pangkalan Kerinci

b) Peningkatan Ruas Jalan menuju Kota Siak

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-40

Page 45: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

c) Peningkatan Ruas Jalan menuju Kota Sungai Apit

d) Peningkatan 14 Ruas Jalan (Multiyears)

Kategori Penanganan

Program Penanganan Pembangunan Jaringan Jalan, disusun dalam beberapa

kategori penanganan sebagai berikut :

a. Pembangunan jalan baru

Progaram ini meliputi pwmbangunan jalan baru dari kondisi sebelum ada

jalan sampai dengan menjadi jalan dalam arti struktural dan fungsional.

Pelaksanaan program ini berupa pembangunan jalan baru dengan jenis

konstruksi penetrasi macadam, lebar 6,0 meter

b. Peningkatan jalan

Program ini meliputi peningkatan struktural dan fungsional dari suatu ruas

jalan. Peningkatan struktural meliputi penambahan tebal perkerasan

dengan bhan perkerasa sesuai standar yang ada dapat meningkatkan

kualitas pelayanan jalan. Program peningkatan jalan berupa pneingkatan

jenis konstruksi dari penetrasi macadam menjadi AC dan peningkatan lebar

dari kurang dari 6,0 meter menjadi lebar 6,0 meter.

c. Pemeliharaan/rehabilitasi jalan

Program ini meliputi kegiatan pemeliharaan berkala/rehabilitasi perbaikan

struktural dan pemeliharaan rutin tiap tahun. Perawatan berkala berupa

overlay dan untuk perawatan rutin berupa penambalan retak-retak dan

lubang serta pembersihan dan pemadatan bahu jalan

Untuk merencanakan pembangunanan jaringan jalan yang

berkesinambungan maka program penanganan jaringan di Kabupaten Siak

dibagi dalam 2 periode, yaitu jangka pendek tahun 2006 – 2011 dan jangka

menengah tahun 2011 – 2016. Rencana/usulan penanganan jaringan jalan

tersebut secara garis besar berisi program pembangunan jalan baru,

peningkatan jalan dan pemeliharaan/rehabilitasi jalan, secara lengkap

disajikan pada tabel 2.4 berikut ini.

Tabel 2.8

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-41

Page 46: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Tabel Usulan Program Penanganan Jaringan Jalan Kabupaten Siak

No Nama RuasPanjan

g(Km)

Periode (2006 – 2011)

Periode (2011– 2016)

Konstruksi

Lebar (m)

Konstruksi Lebar (m)

1 Duri – Sebanga 14,97 Macadam 6,00 AC 6,00

2 Sebanga – Balai Pungut 13,71 Macadam 6,00 AC 6,00

3 Sebanga – Bagan Mence 29,93 Macadam 6,00 AC 6,00

4 Balai Pungut – Kandis 7,46 Macadam 6,00 AC 6,00

5 Kandis – Belutu 6,63 Macadam 6,00 AC 6,00

6 Belutu – Simp.Petapahan

8,66 Macadam 6,00 AC 6,00

7 Belutu – Garut 23,61 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

8 Simp.Petapahan – Simp.Rantau Bertuah

17,34 Macadam 6,00 AC 6,00

9 Simp.Petapahan – Sikijang

24,11 Macadam 6,00 AC 6,00

10 Simp.Rantau Bertuah – Simp.140

28,91 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

11 Simp.Rantau Bertuah – Minas

23,31 Macadam 6,00 AC 6,00

12 Garut - Simp.140 14,72 AC 6,00 Peraatan Rutin 6,00

13 Simp.140 – Bagan Mence

30,73 AC 6,00 Peraatan Rutin 6,00

14 Simp.140 – Mandi Angin 4,66 AC 6,00 Peraatan Rutin 6,00

15 Simp Betung – Betung 4,59 AC 6,00 Peraatan Rutin 6,00

16 Simp Betung – Bencah Umbai

4,54 AC 6,00 Peraatan Rutin 6,00

17 Bencah Umbai – Sinp 162

12,88 Macadam 6,00 AC 6,00

18 Bencah Umbai – Sinp 165

4,90 AC 6,00 Peraatan Rutin 6,00

19 Sinp 162 - Olak 828, Macadam 6,00 AC 6,00

20 Simp. 162-Tumang 16,93 Macadam 6,00 AC 6,00

21 Olak – Simp 187 11,82 Macadam 6,00 Macadam 6,00

22 Simp 165 – Muara Bungkai

15,90 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

23 Simp 165 – Muara Kelantan

24,94 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

24 Muara Bungkai - Mandi Angin

10,40 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

25 Mandi Angin – Simp 180 21,70 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

26 Simp 180 - Muara Kelantan

16,83 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

27 Simp 180 – Perawang 11,91 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

28 Muara Kelantan – Teluk Lancang

14,37 Macadam 6,00 AC 6,00

29 Muara Kelantan – Simp 22,23 Macadam 6,00 AC 6,00

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-42

Page 47: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

No Nama RuasPanjan

g(Km)

Periode (2006 – 2011)

Periode (2011– 2016)

Konstruksi

Lebar (m)

Konstruksi Lebar (m)

18730 Simp 187 – Buatan 10,10 Macadam 6,00 AC 6,00

31 Simp 187 – Simp Merempan

14,94 Macadam 6,00 AC 6,00

32 Perawang - Kualaasin 9,63 Macadam 6,00 AC 6,00

33 Perawang - Minas 29,06 Macadam 6,00 AC 6,00

34 Perawang – Simp 222 24,09 Macadam 6,00 AC 6,00

35 Perawang – Simp Buatan 25,82 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

36 Kualaasin – Teluk Rimba 14,57 Macadam 6,00 AC 6,00

37 Teluk Rimba – Buatan 11,91 Macadam 6,00 AC 6,00

38 Minas – Pekanbaru 28,91 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

39 Pekanbaru – Simp 205 3,96 Macadam 6,00 AC 6,00

40 Simp 205 – Simpang Tiga

8,24 Macadam 6,00 AC 6,00

41 Simp 205 – Simp 222 19,49 Macadam 6,00 AC 6,00

42 Lubuk Dalam - Simp 222 17,53 Macadam 6,00 AC 6,00

43 Lubuk Dalam - Simp.Lubuk Dalam

9,52 Macadam 6,00 AC 6,00

44 Sikijang - Simpangtiga 91,51 Macadam 6,00 AC 6,00

45 Simpangtiga - Desabaru 20,32 Macadam 6,00 AC 6,00

46 Desabaru - Simp.225 41,95 Macadam 6,00 AC 6,00

47 Simp.225 - Kedrinci Kanan

10,79 Macadam 6,00 AC 6,00

48 Simp.225 - Kerinci (Arah Jambi)

3,73 Macadam 6,00 AC 6,00

49 Smp.225 - Pelalawan 33,86 Macadam 6,00 AC 6,00

50 Simp.Buatan - Simp.232 20,74 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

51 Simp Buatan - Buatan 10,79 Macadam 6,00 AC 6,00

52 Simp.Buatan - Simp.Lubuk Dalam

14,54 Macadam 6,00 AC 6,00

53 Simp. Buatan - Dayun 30,36 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

54 Simp. 232 - Rantau Panjang

16,60 Macadam 6,00 AC 6,00

55 Smp.232 - Dayun 9,62 AC 6,00 Perawatan Rutin

6,00

56 Buatan - Singkemang 7,32 Macadam 6,00 AC 6,00

57 Singkemang - Rantaupanjang

11,01 Macadam 6,00 AC 6,00

58 Rantaupanjang - Mempura

8,58 Macadam 6,00 AC 6,00

59 SimpLubuk Dalam - Kerinci Kanan

11,44 Macadam 6,00 AC 6,00

60 Pelalawan - Dayun 35,62 Macadam 6,00 AC 6,00

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-43

Page 48: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Sumber: Laporan Akhir-Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Siak Tahun 2006-2016

Catatan : Untuk ruas jalan tertentu perlu dikaji penggunaan rigid pavement

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-44

Page 49: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

2.2.2.2 Transportasi Sungai dan Laut

Pengembangan pelabuhan yang ada di Kabupaten Siak sangat berkaitan

dengan rencana pengembangan Pelabuhan Samudera di Tanjung Buton.

Kawasan ini terletak 112 kilometer Internasional Marine Line dan

merupakan salah satu kawasan yang paling dekat dengan kawasan paling

sibuk di Singapura, yakni Selat Philips. Rencana ini memiliki konsekuensi

bahwa industri yang ada di sepanjang Sungai Siak diharapkan dapat

ditempatkan di Kawasan Industri Buton yang memang terintegrasi dengan

Pelabuhan Tanjung Buton. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Buton ini

diharapkan dapat mengembangkan kegiatan lalu lintas barang dari luar

Kabupaten Siak dengan kapasitas yang lebih besar. Pengembangan

pelabuhan yang lebih kecil lainnya diharapkan dapat mendukung

pengembangan pelabuhan Buton. Pengaktifan pelabuhan Perawang tetap

dilakukan mengingat masih banyaknya industri yang berada di sekitarnya,

sedangkan untuk pelabuhan penumpang, yang selama ini sudah berfungsi

seperti Pelabuhan Siak dan Sungai Apit masih tetap difungsikan bahkan

apabila lalu lintas penumpang melalui Sungai Siak maka perlu adanya

peningkatan pelabuhan penumpang.

2.2.2.3 Transportasi Udara

Pemerintah Kabupaten Siak belum memiliki rencana berkaitan dengan

pengadaan bandar udara karena lokasinya yang memang tidak jauh dari

Kota Pekanbaru. Namun ada rencana dari pihak Propinsi Riau dalam

rangka pemindahan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II. Pemkab Siak

mulai menyiapkan area didaerah Koto Gasib sebagai daerah

pengembangan transportasi udara.

Dengan posisi ini akan sangat mendukung aktivitas masyarakat maupun

kalangan bisnis untuk memanfaatkan fasilitas bandara. Selain itu, bila

relokasi bandara ini ditempatkan di salah satu titik yang dipersiapkan

Pemerintah Kabupaten Siak, juga akan berdampak pada perkembangan

kawasan di sekitarnya

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-45

Page 50: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Mengingat banyaknya usaha – usaha dalam skala besar di wilayah Siak

maupun Riau serta tingginya pendapatan masyarakat dan trend – trend

perjalanan yang meningkat akibat dari otonomi daerah, moda udara bisa

memiliki peluang untuk dikembangkan, disini mungkin kuantitas tidak

harus besar artinya tidak diperlukan pesawat besar, namun cukup

tersedianya jaringan penerbangan yang yang menghubungkan simpul –

simpul ekonomi yang penting di wilayah Siak atau Riau.

2.2.3 Arah Pengembangan Jaringan Pelayanan Transportasi

2.2.3.1 Jaringan Pelayanan Transportasi Darat

Secara hirarkhi model pelayanan transportasi darat dapat dibedakan

menjadi tiga kelompok seperti tabel di bawah ini.

Tabel 2.9 Jaringan Pelayanan Angkutan Darat

No Jenis Rute

1 AKAP Jalur lintas timur Sumatera

2 AKDP Tanjung Buton - Mengkapan – Sungai Apit -

Bengkalis

Tanjung Buton – Mengkapan - Siak – Perawang –

Pekanbaru

Siak – Kerinci – Pelalawan

Siak – Rengat

Perawang – Kandis – Duri - Dumai

3 Angkutan Pedesaan Siak – Perawang

Perawang – Kerinci

Sungai Apit – Kerinci

Kerinci – Perawang – Siak – Sungai Apit

Minas – Perawang – Siak – Bunga Raya – Sungai

Apit – Sabak Auh – Sungai Mandau

Mempura – Dayun – Lubuk Dalam – Perawang/Siak

Kerinci – Perawang – Siak

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-46

Page 51: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

No Jenis Rute

Perawang – Siak – Koto Gasib – Bunga Raya –

Sungai Mandau.

Sumber: Laporan Akhir-Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Siak Tahun 2006-2016

2.2.3.2 Jaringan Pelayanan Transportasi Air (Sungai/Laut)

Dengan dibangunnya tiga jembatan di Sungai Siak, kemungkinan besar

akan terjadi perpindahan penggunaan moda dari moda transportasi

Sungai ke moda transportasi darat. Hal ini akan terjadi kemungkinan

hanya untuk angkutan orang. Sedangkan untuk angkutan barang moda

sungai masih menjadi andalan karena kebanyakan industri berada di

sepanjang sungai Siak.

Tabel 2.10

Jalur Trayek Transportasi Sungai

No Asal Tujuan Via/Lewat1

2

3

4

5

6

Pekanbaru

Pekanbaru

Siak

Siak

Perawang

Tanjung Buton

Siak

Muara Kelantan

Sei Apit

Muara Kelantan

Siak

Pekanbaru

Perawang

Teluk Lancang

(bisa ke Bengkalis)

Teluk Lancang

Teluk Lancang

Perawang

Sumber: Laporan Akhir-Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Siak Tahun 2006-

2016

2.2.3.3 Jaringan Pelayanan Udara

Pemda Kabupaten Siak belum mempunyai rencana untuk membangun

bandara sendiri, karena secara geografis Kabupten Siak dekat dengan

Pekanbaru. Tetapi untuk mengantisipasi rencana relokasi Bandara Syarif

Kasim di Pekanbaru telah disiapkan titik area yaitu di Koto Gasib sebagai

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-47

Page 52: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

area pengembangan transportasi udara. Lokasi ini dinilai sangat aksesibel

karena mudah dijangkau dari daerah sekitarnya.

2.2.4 Simpul-simpul Pada Jaringan Transportasi

2.2.4.1 Transportasi Jalan Raya/Darat

Untuk transportasi darat/jalan raya, dibutuhkan adanya sejumlah terminal,

lokasi penempatan maupun kapasitasnya pelayanan angkutan yang

disediakan disajikan pada tabel 2.11.

Tabel 2.11 Rencana Lokasi TerminalLokasi Ukuran

Kandis SedangPerawang BesarSiak Sedang/besarSungai Apit SedangButon (Mengkapan) Sedang/besar

Sumber: Laporan Akhir-Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Siak Tahun 2006-

2016

Selain penyediaan fasilitas berupa terminal, untuk keperluan pergantian

moda ataupun untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, di tempat-

tempat tertentu dari pada jaringan transportasi darat juga perlu dibangun

shelter. Shelter – shelter ini dibuat di tempat-tempat pemberhentian

angkutan umum/bus yang merupakan daerah-daerah konsentrasi kegiatan

masyarakat ataupun tempat tinggal penduduk. Kapasitas shelter cukup

untuk menampung 1 – 2 bus dan apabila dimungkinkan shelter ini dibuat

berpasangan pada masing – masing sisi jalan pada tiap lokasi. Di daerah

perkotaan yang merupakan konsentrasi pemukiman, jarak antar shelter

dapat diperpendek yaitu antara 0,5 km – 1 km sedangkan di luar kota

yang jumlah penduduknya relative tidak terkonsentrasi, jarak antar shelter

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-48

Page 53: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

dapat lebih jauh yaitu antara 3 km – 5 km atau disesuaikan dengan

konsentrasi penduduk yang ada disepanjang jalur jalan. Lokasi

penempatan fasilitas transfer dapat dilihat pada tabel 2.12.

Tabel 2.12 Fasilitas Transfer diperlukan pada :

Lokasi UkuranSimpang MinasSimpang BuatanSimpang SiakTeluk MasjidSimpang ke MengkapanSimpang Sungai TengahLubuk Dalam

3 – 6 bus3 – 6 bus2 – 4 bus2 – 4 bus2 – 4 bus2 – 4 bus2 – 4 bus

Sumber: Laporan Akhir-Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Siak Tahun 2006-

2016

Untuk memberikan informasi yang lebih jelas kepada para pengguna jasa

transportsi, maka disetiap terminal ataupun fasilitas transfer/shelter perlu

dilengkapi dengan papan informasi perjalanan, bahkan lebih dari itu

apabila dimungkinkan penyediaan fasilitas telekomunikasi (misal telepon

umum) akan memberikan pelayanan yang lebih baik, sehingga orang

merasakan nyaman menggunakan angkutan umum.

2.2.4.2 Transportasi Air/Sungai

Sebagai bentuk simpul-simpul jaringan transportasi pada jalur transportasi

air/sungai ialah dermaga dengan berbagai ukuran ataupun fasilitasnya.

Jaringan transportasi air/sungai di Kabupaten Siak, dengan melihat

keadaan yang ada maka dibutuhkan adanya sejumlah dermaga. Dermaga

yang dibutuhkan tersebar di sejumlah lokasi, dan disajikan pada tabel

2.13.

Tabel 2.13 Rencana Lokasi Dermaga SungaiLokasi Ukuran Keterangan

PerawangTeluk LancangBuatanSiakBunga RayaTeluk MasjidSungai Apit

Sedang/besarSedang

KecilSedang/besar

KecilKecil

Sedang

4 – 6 kapal3 – 5 kapal2 – 3 kapal4 – 6 kapal2 – 3 kapal2 – 3 kapal3 – 5 kapal

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-49

Page 54: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

Sumber: Laporan Akhir-Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Siak Tahun 2006-

2016

Agar dapat melayani penumpang dengan baik, maka dermaga-dermaga

ini sebaiknya dilengkapi dengan bangunan terminal untuk pemrosesan

penumpang dengan luas sekitar 1m2/penumpang. Tempat-tempat lain di

luar tabel 5.4 yang berpotensi untuk tempat henti ataupun berganti moda

cukup dilengkapi dengan dermaga kecil dengan ukuran 1 – 2 kapal dan

bangunan shelter antara 10 – 20 m2 lengkap dengan informasi perjalanan

kapal serta informasi perjalanan bus/transportasi darat.

2.2.4.3 Fasilitas Intermoda

Pada beberapa lokasi, utamanya di Siak dan Perawang diperlukan adanya

fasilitas penting sebagai bagian dari fasilitas transportasi yakni dermaga

dan terminal angkutan umum/bus. Untuk memberikan kemudahan

pelayanan bagi penumpang, maka baik terminal angkutan penumpang

maupun dermaga yang melayani baik penumpang keduanya perlu

direncanakan secara terpadu, sehingga perpindahan antar moda yang

dalam istilah transportasi disebut interchange dapat dilakukan dengan

mudah. Jika dimungkinkan, kedua fasilitas tersebut secara fisik disatukan

lokasinya, atau setidaknya berdekatan, dan dihubungkan dengan fasilitas

penghubung yang memadai bagi penumpang yang akan berganti moda.

Diusulkan fasilitas intermoda berlokasi di Mengkapan, Siak, dan di

Perawang

2.2.5 Penetapan Outlet Wilayah

Sebagai pintu masuk/keluar Kabupaten Siak ditetapkan dua titik outlet

yaitu: Pelabuhan Tanjung Buton dan terminal intermoda di Perawang.

Pelabuhan Tanjung Buton dapat mengakomodasi pergerakan melalui jalur

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-50

Page 55: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK

2012

laut dalam skala nasional, regional, dan internasional. Sedangkan untuk

outlet di Perawang mengakomodasi pergerakan melalui jalur darat dan

sungai dalam skala lokal dan nasional.

Untuk lebih jelasnya rencanan pengembangan transportasi di Kabupaten

Siak berdasarkan Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Siak Tahun 2006-

2016, dapat dilihat pada Gambar 2.3

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-51

Page 56: Bab II Kajian Referensi kab siak

KAJIAN EKONOMIS DAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIAK 2012

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-52

Page 57: Bab II Kajian Referensi kab siak

2.3 Rencana Induk Jaringan Trayek di Kabupaten Siak

Dalam melakukan penataan jaringan trayek, lintasan trayek utama

diusahakan melayani jalan utama yang memiliki permintaan angkutan dan

pola perjalanan penumpang jarak jauh.

Tahapan yang dapat dilakukan dalam penataan jaringan trayek di

Kabupaten Siak adalah sebagai berikut :

a. Mengecek panjang trayek serta jalan-jalan atau lintasan yang dilalui

tiap trayek menurut hasil kenyataan di lapangan;

b. Membuat gambaran mengenai jaringan trayek ke dalam sebuah peta

tematik yang sefanjutnya dilakukan penggabungan peta jaringan

trayek yang satu dengan yang lainnya;

c. Menentukan titik-titik simpul, tempat dimana penumpang naik dan

turun dari kendaraan;

Jaringan trayek Kabupaten Siak yang ditetapkan haruslah mampu

mengakomodir pergerakan penumpang dari asal ke tujuan, selain itu juga

harus mampu menjangkau wilayah-wilayah yang mempunyai potensi

kantong-kantong penumpang. Jaringan trayek angkutan umum juga

mempunyai hirarki yang ditetapkan berdasarkan jenis pelayanannya serta

fungsi dan kelas jalan yang dilalui. Dalam penentuan jenis pelayanan

angkutan umum, dapat digunakan ketentuan dari Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat tentang penataan jaringan trayek angkutan umum di

perkotaan.

Pada kondisi saat ini, jaringan trayek Kabupaten Siak sudah belum

mencakup hampir semua wilayah yang ada di Kabupaten Siak.

Kenyataannya di lapangan dan hasil survey tidak sesuai dengan izin yang

diterbitkan.

Tahapan yang dapat dilakukan dalam mengusulkan Pola Jaringan Trayek

baru di Kabupaten Siak adalah sebagai berikut :

a. Pola asal-tujuan penumpang angkutan umum;

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-51

Page 58: Bab II Kajian Referensi kab siak

Jumlah penumpang per-hari dapat didistribusikan dengan menggunakan

trayek yang melayani membentuk suatu pola asal - tujuan penumpang

angkutan umum.

b. Pola tata guna lahan umum

Wilayah perkotaan merupakan wilayah yang menjadi simpul penggerak

ekonomi bagi daerah sekitarnya. Dalam konteks transportasi, simpul

perkotaan ini baik secara nasional, wilayah/regional dan/atau lokasi

akan menentukan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan

transportasi yang akan dibentuk.

Penentuan hirarki pusat-pusat kegiatan akan sangat tergantung pada

hubungan spasial antar-wilayah dan/atau intra-wilayah tersebut,

demikian juga dalam melakukan pengembangan prasarana

infrastruktur/transportasi, baik yang telah terbangun dan rencana

pengembangan kedepan.

c. Pola penyebaran penduduk

Tabel 2.14

Banyaknya Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Siak

NoNama

Kecamatan

Luas Wilayah (KM2)

Laki – laki

Perempuan

Jumlah (Lk+Pr

)

Kepadatan (Jiwa /

KM2)KK

1 Siak 894,17 11.187 10.335 21.522 24,07 5.3052 Sungai Apit 1.346,3

314.437 13.448 27.885 20,71 6.975

3 Minas 346,35 12.676 11.267 23.943 69,13 5.5524 Tualang 343,6 53.954 49.809 102.763 299,13 24.82

45 Sungai

Mandau1705 2.823 2.663 5.486 3,22 1.374

6 Dayun 232,24 15.172 13.501 28.673 123,46 7.1757 Kerinci Kanan 128,66 12.344 10.971 23.315 181,21 5.9958 Bunga Raya 151 11.848 10.564 22.412 148,42 5.1409 Koto Gasib 704,7 9.441 8.806 18.247 25,89 4.546

10 Kandis 1.493,65

33.957 31.300 65.257 43,69 15.377

11 Lubuk dalam 155,09 9.285 8.497 17.782 114,66 4.36712 Sabak Auh 73,38 5.875 5.448 11.323 154,31 2.72513 Mempura 437,45 7.282 6.704 13.986 31,97 3.55814 Pusako 544,47 3.113 2.799 5.912 10,86 1.596

JUMLAH 8.556,0 203.394 185.112 388.50 45,41 94.50

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-52

Page 59: Bab II Kajian Referensi kab siak

NoNama

Kecamatan

Luas Wilayah (KM2)

Laki – laki

Perempuan

Jumlah (Lk+Pr

)

Kepadatan (Jiwa /

KM2)KK

9 6 9Sumber: Rencana Induk Jaringan Trayek Kabupaten Siak

Dari pola asal-tujuan penumpang, pola tata guna lahan umum dan pola

penyebaran penduduk selanjutnya ditetapkan poia jaringan trayek.

Langkah awal yang harus diambil dalam penetapan poda jaringan trayek

baru yaitu menetapkan simpul transportasi.

2.3.1 Evaluasi Usulan Rute Angkutan Umum

Melihat kondisi pelayanan angkutan umum yang ada saat ini di Kabupaten

Siak sangat memprihatinkan yaitu banyak rute angkutan umum yang tidak

beroperasi lagi karena permintaan penumpang yang berkurang. Oleh sebab

itu, berdasarkan wawancara kepada masyarakat, kondisi jalan dan

ketersediaan kantung penumpang akan diusulkan beberapa rencana trayek

Utama (melewati jalur utama), Trayek Cabang (sebagai feeder dari trayek

utama) dan Trayek Ranting yang melayani kebutuhan angkutan bagi warga

yang ada di dalam lingkup satu kecamatan saja.

a. Trayek Utama

Dalam menentukan trayek utama berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 35

Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan

Kendaraan Umum disebutkan bahwa trayek utama memiliki ciri-ciri :

1) Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam

perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan;

2) Meiayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama dan

pendukung dengan ciri-ciri melakukan perjalanan ulang-alik secara

tetap;

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-53

Page 60: Bab II Kajian Referensi kab siak

3) Rute Perawang - Dayun - Siak.

Rute ini juga melalui jalan arteri yang menghubungkan Kecamatan

Tualang dengan Kecamatan Dayun dan Ibukota Kabupaten di

Kecamatan Siak. Panjang lintasan trayek yang diusulkan sepanjang

376,7 km. Jumlah perjalanan dari Kecamatan Tualang ke Dayun

diperkirakan sebanyak 19.808 perjalanan orang per hari dan

perjalanan dari Dayun menuju ke Tualang sebanyak 13.552

perjalanan orang per hari. Sedangkan perjalanan dari Tualang Ke Siak

diperkirakan sebanyak 9.587 perjalanan orang per hari dan perjalanan

dari Siak ke Tualang sebanyak 11.339 perjalanan orang per hari.

b. Trayek Cabang

Trayek Cabang yang diusulkan dimaksudkan untuk menyanggah atau

sebagai leeder bagi rute pelayanan angkutan umum pada Trayek Utama

sehingga penumpang yang tidak berada pada jalur utama dapat

didistribusikan ke jalur utama untuk menggunakan fasilitas pelayanan

angkutan umum pada Trayek Utama. Selain itu, trayek cabang juga

ditujukan untuk saling mendukung pelayanan dengan trayek cabang yang

lain.

Sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan Menteri Nomor 35 Tahun 2003

tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan

Umum, trayek cabang yang diusulkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Berfungsi sebagai trayek penunjang terhadap trayek utama;

2) Mempunyai jadwal tetap sebagaimana tercantum dalam jam

perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan;

3) Melayani angkutan pada kawasan pendukung dan antara kawasan

pendukung dan pemukiman;

4) Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada

tempat-tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang

telah ditetapkan untuk angkutan kota.

Dalam kajian ini diusulkan sebanyak 6 (enam) rute pelayanan untuk

Jaringan Trayek Cabang, yaitu :

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-54

Page 61: Bab II Kajian Referensi kab siak

1) Siak - Bunga Raya (Melewati Kec. Siak dan Bunga Raya)

Usulan trayek ini ditujukan untuk lebih memaksimalkan kembali

trayek Siak - Bunga Raya yang sudah ada. Dengan strategi

manajemen permintaan yang baik serta perbaikan kondisi sarana dan

prasarana angkutan umum yang baik diharapkan trayek ini dapat

lebih memaksimalkan operasional nya kembali.

Panjang lintasan trayek ini sepanjang 24,1 Km dengan perkiraan

perjalanan orang dari Siak ke Bunga Raya sebanyak 15.120

perjalanan per hari dan perjalanan dari Bunga Raya ke Siak sebanyak

19.365 perjalanan per hari.

2) Siak - Sungai Mandau - Perawang (MeSewati Kec. Siak, Sungai Mandau

dan Tualang)

Trayek ini adalah trayek yang cukup panjang dengan panjang lintasan

sepanjang 77,6 Km. Sepanjang jalur ini masih merupakan lahan

kosong sehingga potensi penumpang yang diharapkan masih sedikit.

Namun hal ini tidak bisa dijadikan sebagai halangan untuk merintis

trayek ini. Mengingat perkembangan Kabupaten Siak yang semakin

pesat. Kondisi jalan yang buruk juga perlu diperhatikan agar nantinya

operasional trayek ini dapat lebih dimaksimalkan.

Berdasarkan data matrik asal tujuan, diketahui bahwa jumlah

perjalanan orang dari Kecamatan Siak menuju Kecamatan Sungai

Mandau sebanyak 9.547 perjalanan per hari dan perjalanan dari

Kecamatan Sungai Mandau ke Siak sebanyak 9.905 perjalanan per

hari. Sedangkan perjalanan dari Sungai Mandau ke Perawang

sebanyak 3.406 perjalanan per hari dan perjaianan dari Perawang ke

Sungai Mandau sebanyak 3.768 perjalanan per hari.

3) Kerinci Kanan - Lubuk Dalam - Koto Gasib (Melewati Kecamatan

Kerinci Kanan, Lubuk Dalam dan Kato Gasib)

Panjang lintasan trayek yang diusulkan ini sepanjang 24,8 Km. Untuk

tahap persiapan pelaksanaan usulan trayek ini, perlu diperhatikan

kondisi sarana dan prasarana pendukung seperti jafan dan

perlengkapannya. Dari hasil pengamatan di lapangan, kondisi ruas

jalan pada rute ini cukup memprihatinkan dimana permukaan jalan

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-55

Page 62: Bab II Kajian Referensi kab siak

yang buruk sehingga dikhawatirkan dapat menghambat kelangsungan

operasional angkutan.

Potensi penumpang apabila dilihat dari matrik asal tujuan perjalanan

diketahui bahwa perjalanan dari Kerinci Kanan dan Lubuk Dalam ke

Koto Gasib sebanyak 9.356 perjaianan per hari dan dari Koto Gasib Ke

Kerinci Kanan dan Lubuk Dalam sebanyak 8.240 perjalanan per hari.

4) Sei Apit - Sabak Auh - Bunga Raya (Melewati Kecamatan Sei Apit,

Sabak Auh dan Bunga Raya)

Trayek ini akan lebih maksimal apabila pengoperasian jembatan baru

yang menghubungkan Kecamatan Sabak Auh dan Sei Apit telah

berjalan. Rute ini merupakan rute yang cukup potensial, mengingat

sefama ini masyarakat yang ingin mefakukan perjalanan ke

Kecamatan Sabak Auh, Bunga Raya dan Bengkalis harus melalui

penyeberangan sungai agar lebih mempersingkat jarak tempuh. Rute

ini diharapkan dapat menjadi angkutan yang baik bagi masyarakat

untuk melakukan kegiatan seharihari.

5) Pusako - Mempura - Dayun - KM 11 (Melewati Kecamatan Pusako,

Mempura, Dayun dan Koto Gasib.)

Panjang lintasan trayek pada rute ini adalah sepanjang 70,2 km.

Potensi penumpang apabila dilihat dari data matrik asal tujuan dari

arah Pusako menuju ke KM 11 di Koto Gasib sebanyak 14.905

perjalanan orang per hari sedangkan dari arah sebaliknya sebanyak

7.078 perjalanan per hari.

6) Sei Apit- Pelabuhan Buton (Kecamatan Sei Apit)

Rute ini diusulkan untuk mendukung rencana pengembangan

Pelabuhan Buton sebagai pelabuhan internasional sehingga

diharapkan rute ini dapat memadukan transportasi darat dan perairan

yang efektif dan efisien. Panjang lintasan yang direncanakan

sepanjang 45,85 km.

7) Pelabuhan Buton - Mempura - Dayun - KM 11 di Koto Gasib (Melewati

Kecamatan Sei Apit, Mempura, Dayun dan Kota Gasib)

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-56

Page 63: Bab II Kajian Referensi kab siak

Maksud yang sama juga ditujukan untuk perencanaan rute angkutan

ini, yaitu untuk mendukung rencana pengembangan Pelabuhan Buton

sebagai pelabuhan internasional sehingga diharapkan rute ini dapat

memadukan transportasi darat dan perairan yang efektif dan efisien.

Panjang lintasan trayek yang diusulkan sepanjang 72,5 km.

c. Trayek Ranting

Dalam Keputusan Menteri Nomor 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan

Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, trayek ranting harus

memiliki ciri-ciri :

1) Tidak mempunyai jadwal tetap;

2) Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-

tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah

ditetapkan untuk angkutan;

3) Melayani angkutan dalam kawasan pemukiman.

Dalam hal ini, trayek ranting bertujuan untuk melayani kebutuhan angkutan

umum dalam lingkup satu kecamatan saja. Trayek ranting yang diusulkan

dalam kajian ini hanya pada 4 (empat) kecamatan yaitu :

1) Trayek Ranting pada Kecamatan Siak

a) CBD - Perumaha Pemda

b) CBD-Kwalian

c) CBD - Pelabuhan LLASDP

d) CBD - Balai Kayang

e) Kwalian-KompIek Perkantoran

f) Kwalian - Pelabuhan LLASDP

g) Perumahan Pemda - Komplek Perkantoran

2) Trayek Ranting pada Kecamatan Tualang

a) Terminal- PelabuhanFerryPerawang

b) Terminal - Bunut

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-57

Page 64: Bab II Kajian Referensi kab siak

c) Terminal- Surya Dumai

3) Trayek Ranting pada Kecamatan Minas

a) Minas- Pasar Bunut (Kandis)

b) Minas- Muara Fajar(Perbatasan)

4) Trayek Ranting pada Kecamatan Sei Apit

a) CBD - Ds. Bunsur

b) CBD - SMAN 3 Siak

c) CBD -Teluk Mesjid

2.3.2 Evaluasi Usulan Sub-sub Terminal Angkutan Umum

Sub-terminal angkutan umum juga memegang peranan penting seperti

terminal utama, dalam sistem transportasi menjadi asal - tujuan perjalanan

disamping juga menjadi tempat transfer atau penggantian moda angkutan.

Dimana fungsi subterminal angkutan umum ini meliputi sebagai berikut :

Bagi penumpang adalah menjadi tempat menunggu dan tempat

perpindahan moda.

- Bagi pemerintah merupakan bagian dari manajemen lalu lintas dan

angkutan umum sehingga dapat terselenggara dengan baik, selain itu

menjadi sumber pendapatan daerah melalu retribusi serta sebagai

pengendali operasional angkutan umum.

- Bagi operator sebagai pengaturan operasi angkutan umum, tempat

istirahat awak kendaraan.

Mengingat fungsinya yang sangat vital, maka sub-terminal angkutan umum

harus direncanakan dengan baik mulai dari lokasi, struktur dan desain,

kebutuhan luas sampai dengan operasionalnya.

Faktor yang dipengaruhi dalam menentukan lokasi sub-terminal adalah :

- Aksesibilitas, yaitu tingkat pencapaian kemudahan yang dapat

dinyatakan dengan jarak, waktu atau biaya angkutan;

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-58

Page 65: Bab II Kajian Referensi kab siak

- Struktur wilayah, yaitu pelayanan terminal terhadap elemen-elemen

wilayah yang mempunyai fungsi primer dan sekunder sehingga tercapai

efisiensi dan efektifitas dari terminal;

- Lalu lintas, penentuan lokasi sub-terminal diusahakan tidak

menimbulkan dampak lalu lintas;

- Biaya, penentuan lokasi sub-terminal perlu memperhatikan biaya

yang dikeluarkan oleh pemakai jasa, ini bertujuan untuk dapat

menyelenggarakan angkutan umum yang cepat, aman dan murah.

Usulan rekomendasi berkaitan dengan penyediaan sub-terminal angkutan

umum di Kabupaten Siak dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.15

Usulan Lokasi Sub-terminal

No Lokasi Usulan Rekomendasi

Trayek Baru Yang Melalui

1 Perawang, KecamatanTualang

sebagai Terminal Utama di Kabupaten Siak.

a. Terminal Perawang- Kandisb. Terminal Perawang -Minasc. Terminal Perawang - Dayun - Siakd. Terminal Perawang - Bunute. Terminal Perawang- Pelabuhan Ferry Perawangf. Terminal Perawang-Surya Dumai

2 CBD Kota Siak Srilndrapura KecamatanSiak

Sebagai Sub TerminalRanting

a. CBD - Kwalianb. CBD-Perumahan Pemdac. CBD-Pelabuhan LLASDPd. CBD-Balai Kayang

3 Kwalian, KecamatanSiak

Sebagai Sub TerminalUtama, Cabang danRanting

a. Terminal Perawang - Dayun - Siakb. Siak-Bunga Rayac. Siak-Sungai Mandau Perawangd. Kwalian-Komplek Perkantorane. Pelabuhan LLASDP

4 Kecamatan SungaiApit

Sebagai Sub TerminalCabang dan Ranting

a. Sei Apit-Sabak Auh – Bunga Rayab. Sei Apit-Teluk Mesjid-Pusakoc. Sei Apit- Ds. Bunsurd. Sei Apit - SMAN 3e. Sei Apit-Teluk Mesjid

5 Kecamatan Kandis Sebagai Sub TerminalUtama dan Ranting

a. Terminal Perawang - Kandisb. Minas - Pasar Bunut

6 Kecamatan Minas Sebagai Sub TerminalUtama dan Ranting .

a. Terminal Perawang - Minasb. Minas- Pasar Bunutc. Minas -Muara Fajar (Perbatasan)

7 Kecamatan Kerinci Kanan

Sebagai Sub TerminalCabang

Kerinci Kanan - Lubuk Dalam – Koto Gasib

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-59

Page 66: Bab II Kajian Referensi kab siak

No Lokasi Usulan Rekomendasi

Trayek Baru Yang Melalui

8 Kecamatan Lubuk Dalam

Sebagai Sub TerminalCabang

Kerinci Kanan - Lubuk Dalam – Koto Gasib

9 Kecamatan Koto Gasib

Sebagai Sub TerminalUtama dan Cabang

a. Terminal Perawang - Dayun - Siakb. Kerinci Kanan - Lubuk Dalam - Koto Gasibc. Pusako - Mempura - Dayun - KM 11

10 Kecamatan Bunga Raya

Sebagai Sub TerminalCabang

a. Sei Apit - Sabak Auh – Bunga Rayab. Siak-Bunga Raya

11 Kecamatan Dayun Sebagai Sub TerminalUtama dan Cabang

a. Terminal Perawang - Dayun - Siakb. Pusako - Mempura - Dayun - KM 14

12 Kecamatan Sabak Auh

Sebagai Sub TerminalCabang

Sei Apit - Sabak Auh - Bunga Raya

13 Kecamatan Pusako Sebagai Sub TerminalCabang

a. Pusako -Teluk Mesjid - Sei Apitb. Pusako - Mempura - Dayun - KM 14

14 Kecamatan Sungai Mandau

Sebagai Sub TerminalCabang

Siak - Sungai Mandau - Perawang

Sumber : RTRW Kabupaten Siak 2011 - 2031

| BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2-60