bab ii kajian pustaka -...

12
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Siswa belajar dengan aktif berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Hal tersebut dapat menjadikan siswa berperan secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok dari setiap materi belajar, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam dunia nyata (Zaini, dkk; 2006). Pembelajaran aktif harus dapat menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi siswa (Suprijono, 2012). Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran (Machmudah, 2008). Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai apabila siswa mampu mengajarkan kepada siswa lain. Menurut Silberman (2009: 165), mengajar teman sebaya (peer teaching) memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama saat ia menjadi narasumber bagi yang lain. Strategi pembelajaran aktif ini juga memungkinkan guru untuk memberi tambahan (bila dirasa perlu) pada pengajaran yang dilakukan oleh siswa. Strategi pembelajaran aktif tipe ETH adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif (active learning) yang termasuk dalam bagian mengajar teman sebaya (peer teaching).

Upload: others

Post on 19-Sep-2019

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

5

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH)

a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH)

Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak

siswa untuk belajar secara aktif. Siswa belajar dengan aktif berarti mereka

yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Hal tersebut dapat menjadikan

siswa berperan secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide

pokok dari setiap materi belajar, memecahkan persoalan, atau

mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan

yang ada dalam dunia nyata (Zaini, dkk; 2006).

Pembelajaran aktif harus dapat menumbuhkan suasana sedemikian

rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan

gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam

membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima

kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah

proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi siswa (Suprijono,

2012).

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa,

sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai

dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran

aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar

tetap tertuju pada proses pembelajaran (Machmudah, 2008).

Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai

apabila siswa mampu mengajarkan kepada siswa lain. Menurut Silberman

(2009: 165), mengajar teman sebaya (peer teaching) memberikan

kesempatan pada siswa untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu

yang sama saat ia menjadi narasumber bagi yang lain. Strategi pembelajaran

aktif ini juga memungkinkan guru untuk memberi tambahan (bila dirasa

perlu) pada pengajaran yang dilakukan oleh siswa. Strategi pembelajaran

aktif tipe ETH adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif (active

learning) yang termasuk dalam bagian mengajar teman sebaya (peer

teaching).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

6

Menurut Machmudah (2008: 72), secara umum dengan melakukan

pembelajaran aktif (Active Learning) akan diperoleh hal-hal sebagai berikut:

1) Interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan

positive interdependence dimana pengetahuan yang dipelajari hanya dapat

diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar, 2)

Setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar

harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat

individual accountability, 3) Proses pembelajaran aktif ini agar berjalan

dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga dapat

memupuk social skill.

Everyone Is Teacher Here (setiap orang adalah guru) merupakan cara

tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun

individu. Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk

berperan aktif sebagai guru bagi kawan-kawannya (Suprijono, 2012: 110).

Menurut Wulandari, dkk (2012: 2), tipe Everyone Is Teacher Here (ETH)

ini menuntut siswa yang berperan aktif sebagai guru bagi teman-temannya.

Penyampaian materi yang disampaikan oleh temannya sendiri dianggap akan

lebih mudah dipahami karena latar belakang pengalaman dan pengetahuan

yang sama serta bahasa yang digunakan juga mudah dimengerti, selain

membuat temannya mengerti dengan yang dijelaskan maka siswa yang

menjelaskan juga akan bertambah paham terhadap materi yang sedang

dipelajari.

Penelitian ini sependapat dengan Suprijono (2012: 110) yang

menyatakan bahwa ETH merupakan suatu strategi yang tepat untuk

membuat siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. ETH merupakan

cara yang tepat pula untuk mendapatkan partisipasi secara keseluruhan

serta strategi ini mampu memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk

berperan aktif menjadi seorang guru bagi kawan-kawannya.

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Aktif Tipe ETH

Setiap orang, bahan ajar cetak atau elektronik adalah sumber belajar.

Strategi pembelajaran aktif tipe ETH diterapkan dengan memandang bahwa

siswa sudah memiliki pengetahuan tentang sebuah topik yang akan dipelajari

sekalipun kadarnya berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, untuk menggali

pengetahuan atau kemampuan siswa, guru dapat meminta siswa menuliskan

pertanyaan tentang topik yang akan dipelajari diatas kertas kemudian

pertanyaan diacak untuk dijawab temannya sendiri (Marno dan Idris, 2008:

152).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

7

Menurut Zaini, dkk (2007: 63), langkah-langkah pembelajaran aktif tipe

ETH sebagai berikut: a) Bagikan secarik kertas / kartu pada seluruh siswa.

Mintalah siswa untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran

yang sedang dipelajari di kelas atau topik khusus yang akan didiskusikan di

dalam kelas. b)Kumpulkan kertas / kartu, acak kertas tersebut kemudian

bagikan pada setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima

kertas / kartu pertanyaan yang ditulis sendiri. Mintalah mereka untuk

membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas / kartu tersebut kemudian

memikirkan jawabannya. c) Mintalah kepada siswa secara suka rela

membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya dengan menjelaskan

kepada teman-teman yang lain. Setelah jawabannya disampaikan, mintalah

kepada siswa lainnya untuk menambahkan jawabannya.

Marno dan Idris (2008: 152) menyatakan langkah-langkah dalam ETH

adalah a) bagikan kertas pada siswa dan mintalah mereka untuk menuliskan

pertanyaan tentang materi atau hasil belajar yang harus didiskusikan atau

dipelajari, b) kumpulkan kertas tersebut, acak, dan bagikan kembali kepada

siswa secara acak, c) undang sukarelawan (seorang siswa) untuk ke depan

dan membacakan pertanyaan, serta memberikan jawaban / tanggapan atas

pertanyaan tersebut, d) kembangkan diskusi yang berangkat dari pertanyaan

tersebut, e) klarifikasi materi / hasil belajar dari setiap pertanyaan yang

didiskusikan agar seluruh siswa memperoleh pemahaman tentang materi /

hasil belajar.

Perlu diperhatikan, dalam pembelajaran ini setelah mengumpulkan

kertas/ kartu harus ada panelis yang akan menjawab pertanyaan. Bacakan

setiap kertas dan diskusikan. Gantilah panelis secara bergantian. Mintalah

salah seorang siswa untuk menuliskan dalam kertas tentang jawaban,

penjelasan dan hasil pengamatan mereka tentang materi pelajaran yang

diberikan (Zaini, dkk; 2007: 64).

Bagan proses pembelajaran tipe ETH adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Denah kelas sebelum proses belajar

Guru

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

8

Gambar 2.2

Siswa menulis pertanyaan dalam kertas/ kartu yang telah disediakan

Gambar 2.3

Siswa menjelaskan jawaban pada temannya

Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif tipe ETH yang akan

diterapkan terdapat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4

Sintak pembelajaran dengan ETH

TAHAP KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA

Tahap 1 1. Memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa

2. Menjelaskan indikator yang harus dikuasai siswa.

3. Memotivasi siswa akan pentingnya materi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

1. Mengerjakan pretest. 2. Mengingat mengenai

pentingnya mempelajari bangun segiempat

Tahap 2 Bersama siswa mengulang kembali

pelajaran tentang sifat-sifat bangun

Mulai membangun dan

mengingat pemahaman

Guru

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

Guru 9

1 2

6

3

7 8

4 5

10

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

9

segiempat. tentang materi segiempat.

Tahap 3 1. Membagikan kartu kepada setiap siswa.

2. Meminta siswa untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi segiempat pada kartu yang telah diberikan.

3. Meminta siswa mengumpulkan kartu dan mengacak kartu tersebut.

4. Membagikan kembali kartu secara acak (tidak ada siswa yang mendapat kartu milik sendiri)

5. Meminta salah satu siswa untuk berperan menjadi guru.

1. Siswa menerima kartu dan mulai berfikir.

2. Siswa berfikir untuk membuat pertanyaan dan menuliskan pertanyaan pada kartu.

3. Siswa mengumpulkan kartu yang telah ditulis pertanyaan.

4. Siswa menerima kartu dari teman mereka dan memikirkan jawaban dari setiap pertanyaan yang ada pada kartu soal.

5. Siswa dengan sukarela/ ditunjuk menjawab pertanyaan dan berperan menjadi guru.

6. Siswa lain boleh mengajukan pertanyaan, menambahkan jawaban, memberi saran.

7. Proses diskusi antar siswa terjalin.

8. Terdapat 1 siswa menjadi panelis.

Tahap 4 1. Membimbing dan melakukan pembenaran-pembenaran jika terjadi kesalahan yang dialami siswa.

2. Memberi penguatan kembali tentang materi yang dipelajari.

3. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.

1. Melakukan pembenaran dari setiap penjelasan siswa.

2. Membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.

Tahap 5 Memberikan posttest sebagai evalusi

pembelajaran dan angket minat

belajar matematika pada siswa

Mengerjakan posttest dan

angket minat belajar

matematika

c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe ETH

Tujuan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone Is Teacher Here (ETH)

dalam suatu proses belajar mengajar adalah: a) Mengecek pemahaman

para siswa sebagai dasar perbaikan proses belajar mengajar, b)

Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

10

kognitif maupun sosial, c) Memberikan rasa senang pada siswa, d)

Merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, e) Memotivasi

siswa agar terlibat dalam interaksi, f) Melatih kemampuan mengutarakan

pendapat, g) Mencapai tujuan belajar.

Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran aktif

tipe Everyone Is Teacher Here (ETH). Kelebihan penerapan Everyone Is

Teacher Here (ETH) adalah: a) Siswa mendapat kesempatan baik secara

individu maupun kelompok untuk menjawab pertanyaan yang dibuat oleh

teman-temannya, b) Guru dapat mengetahui penguasaan siswa terhadap

materi yang disampaikan, c) Mendorong siswa untuk berani mengajukan

pendapatnya (Silberman, 2009).

Kelemahan penerapan Everyone Is Teacher Here (ETH) adalah: a)

Pertanyaan pada hakekatnya sifatnya hanya hafalan, b) Proses tanya jawab

yang berlangsung secara terus menerus akan menyimpang dari pokok

bahasan yang sedang dipelajari, c) Guru tidak mengetahui secara pasti

apakah anak yang tidak mengajukan pertanyaan ataupun menjawab telah

memahami dan menguasai materi yang telah diberikan.

2. Minat Belajar Matematika

a. Pengertian Minat Belajar

Proses belajar yang dilakukan siswa pada suatu mata pelajaran tertentu

tidak hanya sekedar membaca, menulis, berhitung dan mengerjakan soal

saja. Hal tersebut juga harus diikuti dengan adanya minat ingin belajar dan

mengikuti pelajaran untuk keberhasilan siswa itu sendiri. Minat belajar dapat

diartikan sebagai kecenderungan untuk mempelajari sesuatu dengan

perasaan senang (Slameto, 2003: 180). Salah satu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh adalah

pengertian minat menurut Djamarah dan Bahri (2002: 132).

Baharudin dan Wahyuni (2007: 24) mengemukakan, minat berarti

kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi karena

memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Jika seseorang tidak memiliki

minat untuk belajar, ia tidak akan bersemangat bahkan tidak mau belajar.

Menurut Djamarah dan Bahri (2008: 132-132), minat adalah

kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan

memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Minat

merupakan perasaan yang didapat karena berhubungan dengan sesuatu.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

11

Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar

selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Minat

terhadap sesuatu dapat diartikan sebagai hasil belajar dan cenderung

mendukung aktivitas belajar berikutnya. Oleh karena itu minat besar

pengaruhnya terhadap aktivitas belajar.

Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, suatu situasi

yang mengandung sangkut paut dengan dirinya. Teori ini mengemukakan

bahwa keberhasilan siswa dilandasi oleh keinginan siswa itu sendiri

(Arikunto, 2009: 217).

Beberapa definisi tentang minat belajar yang dikemukakan oleh para

ahli, penelitian ini mengacu pada pengertian minat belajar yang

dikemukakan oleh Baharudin dan Wahyuni (2007: 24) yang menyatakan

bahwa minat berarti kecenderungan dan gairah seseorang yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Slameto (2010: 54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar siswa yaitu: 1) Faktor Intern: faktor jasmaniah,

seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor psikologi, seperti

intelegensi, perhatian, bakat, kematangan dan kesiapan. 2) Faktor Ekstern:

faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antaranggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua

dan latar belakang kebudayaan; faktor sekolah, seperti metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian diatas ukuran,

keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah.

Suparyun (2003) memandang minat sebagai pemusatan perhatian yang

tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantungan dari

bakat dan kemampuan. Liang Gie (2007) mengemukanan bahwa dalam

hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat mempunyai peranan,

yaitu: a) melahirkan perhatian yang serta merta, b) memudahkan terciptanya

pemusatan perhatian, c) mencegah gangguan perhatian dari luar.

Indikator minat belajar adalah 1) Perasaan Senang: belajar tanpa adanya

paksaan, perasaan siswa saat belajar matematika dengan model yang

ditentukan guru, mengerjakan soal dengan senang hati; 2) Perhatian:

perhatian siswa dalam memahami materi pelajaran, kesadaran siswa untuk

bertanya; 3) Konsentrasi: konsentrasi siswa saat mengikuti palajaran

matematika di sekolah, konsentrasi saat mengerjakan soal-soal matematika.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

12

3. Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar didefinisikan sebagai kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

sering diwujudkan dalam bentuk perubahan perilaku dan perubahan pribadi

seseorang setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar

merupakan hasil kegiatan dari belajar dalam bentuk pengetahuan sebagai

akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan siswa (Sudjana,

2011: 22). Menurut Hamalik (2003: 155) hasil belajar adalah sebagai

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati

dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Suprijono (2012: 7) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja. Hasil belajar juga merupakan hasil dari pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap, apresiasi dan

keterampilan. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para

pakar pendidikan tidak terlihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan

komprehensif.

Penelitian ini mengacu pada definisi hasil belajar yang dikemukakan

oleh Sudjana (2011: 22) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil

kegiatan dari belajar dalam bentuk pengetahuan sebagai suatu akibat dari

sebuah perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan siswa.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Kingsley dalam Sudjana (2011: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar

dibagi menjadi tiga, yaitu: a) keterampilan dan kebiasaan, b) pengetahuan

dan pengertian, c) sikap dan cita-cita. Merujuk pemikiran Gagne dalam

Suprijono (2012: 5), hasil belajar dibagi menjadi lima, yaitu: a) informasi

verbal, b) keterampilan intelektual, c) strategi kognitif, d) keterampilan

motorik, e) sikap. Menurut Bloom dalam Suprijono (2012: 6), hasil belajar

mencakup: a) kemampuan kognitif, b) afektif, c) psikomotorik.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari

dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan. Menurut Slameto (2003: 54-72), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar adalah: 1) faktor-faktor internal yang meliputi

jasmaniah, psikologis dan kelelahan; 2) faktor-faktor eksternal yaitu keluarga

(cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), sekolah (metode

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

13

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas

ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), masyarakat

(kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk

kehidupan masyarakat). Menurut Caroll dalam R. Angkowo & A. Kosasih

(2007: 51) bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu: 1)

bakat belajar, 2) waktu yang tersedia untuk belajar, 3) kemampuan individu,

4) kualitas pengajaran, 5) lingkungan.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang

optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut: (a)

kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

intrinsik pada diri siswa; (b) menambah keyakinan akan kemampuan dirinya;

(c) hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan

lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari

aspek lain, minat dan kemampuan untuk belajar sendiri; (d) hasil belajar

diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif); (e) kemampuan siswa

untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam

menilai hasil belajar yang dicapainya maupun menilai, mengendalikan proses

dan usaha belajarnya (Sudjana, 2011: 56).

c. Ranah Hasil Belajar

Menurut Bloom dalam Sudjana (2011: 22), hasil belajar secara garis

besar dibagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotorik. a) Ranah kognitif yakni tentang hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif

tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat

tinggi; b) ranah afektif yakni tentang sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi; c)

ranah psikomotorik yakni tentang hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Terdapat enam aspek dalam ranah psikomotorik

yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan

ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Ranah

kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan

dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Sudjana,

2011: 23).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

14

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Bili (2010) tentang “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Every

One Is Teacher Here (ETH) Untuk Topik Listrik Statis” menyatakan bahwa

aktivitas belajar mahasiswa dengan rata-rata prosentase keterlibatan

mahasiswa untuk semua jenis aktivitas yang dinilai yaitu sebesar 84,6%, dan

hasil belajar mahasiswa diperoleh nilai rata-rata kelas 83,02% dan mahasiswa

mahasiswa yang memiliki nilai diatas 70 adalah 84,6%.

Penelitian Pratomo, dkk (2011) yang berjudul “Hasil Belajar Biologi Ranah

Kognitif Ditinjau dari Model Everyone Is Teacher Here dan Minat Belajar Siswa

Kelas XI Di SMA Negeri 1 Sukoharjo” menunjukkan bahwa ada pengaruh secara

signifikan tentang penerapan model pembelajaran ETH terhadap hasil belajar

biologi ranah kognitif di SMA Negeri 1 Sukoharjo. Penelitian ini juga menemukan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara minat dan hasil belajar biologi

ranah kognitif, serta tidak ada interaksi antara model model pembelajaran dan

minat terhadap hasil belajar.

Sependapat dengan penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh

Wulandari, dkk (2012) tentang “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran

Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Terhadap Pemahaman Konsep

Matematika Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 1 Linggo Sari Baganti”. Penelitian

tersebut menyimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa yang

menerapkan pembelajaran aktif tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) lebih baik

daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran

konvensional di kelas VIII SMPN 1 Linggo Sari Baganti. Hal ini terlihat dari nilai

rata-rata kelas eksperimen (63,22) lebih tinggi dari nilai rata-rata pada kelas

control (54,81).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, dkk (2012),

penelitian yang dilakukan oleh Firdahri, dkk (2012) dengan judul “Pengaruh

Penerapan Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Disertai Kuis Terhadap

Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 1 Hilirang Gumanti”

menyimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan

strategi Everyone Is Teacher Here (ETH) disertai kuis lebih baik dari pada

pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. Hal

ini terlihat dari hasil tes siswa di kelas eksperimen sebesar 66,44 yang lebih

tinggi daripada kelas kelas control yaitu 55,81.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini dibuat untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe ETH yang

diterapkan pada kelas VIIA terhadap hasil belajar matematika dan mengetahui

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

15

seberapa jauh pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe ETH terhadap minat

belajar matematika siswa.

C. Kerangka Berpikir

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa diantaranya strategi

pembelajaran yang digunakan guru. Guru seharusnya dapat membuat strategi

yang mampu melibatkan seluruh siswa dalam proses pembelajaran matematika.

Strategi yang digunakan guru tentunya harus harus dapat membuat siswa aktif

di kelas agar pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru dan menjadikan

siswa merasa suka cita mengikuti pelajaran matematika.

Kondisi awal pada siswa kelas VIIA SMP Kristen Satya Wacana Salatiga

mempunyai hasil belajar yang tergolong masih rendah. Kegiatan pembelajaran

yang dilakukan guru di kelas lebih pada berpusat pada guru (teacher center) dan

menjadikan siswa pasif dalam mengikuti pelajaran. Kondisi seperti ini

berpengaruh terhadap minat belajar yang dimiliki siswa dalam mengikuti

pelajaran dan pencapaian hasil belajar siswa pada suatu mata pelajaran. Kondisi

tersebut perlu adanya tindak lanjut tentang jalannya proses mengajar, sehingga

diperlukan suatu strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Strategi

pembelajaran tersebut adalah strategi pembelajaran aktif tipe Everyone Is

Teacher Here (ETH).

Berdasarkan uraian yang ada maka kerangka berfikir penelitian ini dapat

diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 2.4

Kerangka Berpikir Penelitian

Gambar 2.4 menunjukkan bahwa bila strategi pembelajaran aktif tipe ETH

ini berhasil menjadikan siswa aktif dikelas maka akan berpengaruh pada minat

belajar siswa dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Strategi pembelajaran aktif tipe Everyone Is

Teacher Here (ETH) (X)

Minat belajar matematika (Y1)

Hasil belajar matematika (Y2)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3624/3/T1_202009042_BAB II.pdf · c. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

16

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui strategi pembelajaran aktif

tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) dapat mempengaruhi minat dan hasil

belajar matematika pada siswa kelas VIIA SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.