bab ii kajian pustaka - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/t1... ·...

16
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Mata Pelajaran IPA Pada subbab mata pelajaran IPA akan dibahas tentang ilmu pengetahuan alam untuk sekolah dasar, tujuan mata pelajaran IPA di SD, ruang lingkup mata pelajaran IPA di SD, yang akan di jabarkan dibawah ini secara jelas. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD) Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehizngga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Sementara itu, Powler (dalam Winataputra, 1999: 122) mengatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan sistematis, yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SD/MI dijelaskan mengenai pembelajaran IPA, yaitu (BNSP: 13):Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta

Upload: vodan

Post on 23-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Mata Pelajaran IPA

Pada subbab mata pelajaran IPA akan dibahas tentang ilmu pengetahuan

alam untuk sekolah dasar, tujuan mata pelajaran IPA di SD, ruang lingkup mata

pelajaran IPA di SD, yang akan di jabarkan dibawah ini secara jelas.

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

(MI) dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan

IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehizngga dapat membantu

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam

sekitar.

Sementara itu, Powler (dalam Winataputra, 1999: 122) mengatakan bahwa

IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan

sistematis, yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan

dari hasil observasi dan eksperimen.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SD/MI

dijelaskan mengenai pembelajaran IPA, yaitu (BNSP: 13):Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

6

fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan proses

penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekita, serta prospek pembangunan lebih lanjut

dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat, sehingga dapat membantu

peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

2.1.2 Tujuan Mata Pelajaran IPA di SD/MI

Menurut Depdiknas (2003: 3), pada prinsipnya, pembelajaran IPA harus

dirancang dan dilaksanakan sebagai cara “mencari tahu dan cara

mengerjakan/melakukan yang dapat membantu siswa memahami fenomena alam

secara mendalam. Pada tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran

Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat) yang diarahkan pada

pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan

konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Berdasarkan fungsi yang demikian, maka menurut Depdiknas (2006: 27)

tujuan pembelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut:

1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam

kehidpuan sehari-hari.

2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan teknologi;

3) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan;

4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;

5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi

antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan

6) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan

Tuhan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

7

Selanjutnya menurut BNSP (2007: 13), Mata Pelajaran IPA di SD/MI

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1)

Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; 2) Mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 3) Mengembangkan rasa ingin tahu,

sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi

antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; 4) Mengembangkan

keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan

membuat keputusan; 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; 6) Meningkatkan

kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu

ciptaan Tuhan; 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.3 Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA di SD/MI

Berdasarkan KTSP 2006, ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI

meliputi aspek-aspek berikut: 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu

manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas; 3)

Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan

pesawat sederhana; 4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya,

dan benda-benda langit lainnya.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

8

2.2 Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD

Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD akan dibahas

tentang pengertian model pembelajaran, cooperative learning, cooperative

learning tipe STAD, langkah-langkah cooperative tipe STAD,dan kelebihan dan

kelemahan cooperative tipe STAD yang akan di jabarkan dibawah ini:

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model mengajar dapat dipahami

sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur

yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran

untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi

perencanaan bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran

(Sagala,2008: 175- 176).

Mills berpendapat (dalam Suprijono 2009: 45-46) bahwa “model adalah

bentuk representasi akurat sebagai proses actual yang memungkinkan seseorang

atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu”. Model

merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang dipeoleh

dari sistem.Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada

tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai

pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan

memberi petunjuk kepada guru di kelas. Model pembelajaran ialah pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun

tutorial. Menurut Arends, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang

akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap

dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

9

Joyce dan Weil (dalam Sagala 2008: 176) menambahkan bahwa model

mengajar adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan

perencanaan kurikulum, kursus-kursus, buku-buku pelajaran, buku-buku kerja,

program multimedia dan bantuan belajar melalui komputer. Selanjutnya Wahab

(2008: 52), memaparkan bahwa model mengajar adalah suatu perencanaan

pengajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar

mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa seperti yang

diharapkan.

2.2.2 Cooperative Learning

Cooperative learning merupakan salah satu pembelajaran yang

dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur

kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional

(Rustamanet al., 2003: 206). Cooperative learning bergantung pada kelompok-

kelompok kecil si pebelajar. Meskipun isi dan petunjuk yang diberikan oleh

pengajar mencirikan bagian dari pengajaran, namun pembelajaran kooperatif

secara berhati-hati menggabungkan kelompok-kelompok kecil sehingga anggota-

anggotanya dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan pembelajaran

dirinya dan pembelajaran satu sama lainnya. Masing-masing anggota kelompok

bertanggungjawab untuk mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman

anggotanya untuk belajar. Ketika kerjasama ini berlangsung, tim menciptakan

atmosfir pencapaian, dan selanjutnya pembelajaran ditingkatkan (Karen

L.Medsker and Kristina M. Holdsworth, 2001: 287).

Cooperative Learning mengacu pada metode pengajaran dimana siswa

bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam

belajar.Kebanyakan melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4

(empat) siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda (Slavin, 1994: 19),

dan ada yang menggunakan ukuran kelompok yang berbeda-beda (Johnson &

Johnson, 1994; Kagan, 1992; Sharan & Sharan, 1992).

Model pembelajaran cooperative learning didasarkan atas falsafah

manusia sebagai homohomini socius, yang menekankan bahwa manusia adalah

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

10

makhluk sosial (Lie, 2008: 28). Slavin (dalam Solitahin dan Raharjo, 2008: 5),

menambahkan bahwa cooperative learning berangkat dari asumsi mendasar

dalam kehidupan manusia, yaitu getting better together atau raihlah yang lebih

baik secara bersama-sama.Kerjasama dalam kelompok merupakan kebutuhan

yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Oleh karena itu, tidak

dapat dipungkiri lagi pada kenyataan bahwa manusia tidak dapat hidup secara

individual tanpa bantuan dari orang lain. Sehingga dalam proses belajar juga

manusia diusahakan dapat saling bekerja sama untuk memperoleh tujuan belajar

yang sesuai dengan harapan.

2.2.3 Cooperative Learning tipe STAD

Stundent Teams Achievement Divisions atau STAD merupakan salah satu

dari beberapa jenis pembelajaran kooperatif. Dalam STAD siswa akan

dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil. Kelompok terdiri dari

individu-individu yang mempunyai latar belakang berbeda-beda baik dari tingkat

prestasi, jenis kelamin maupun suku. Pada kelompok tersebut, siswa akan belajar

bekerjasama.

Mesikpun sama dengan pembelajaran cooperative learning pada

umumnya, ada perbedaan antara pembelajaran tipe STAD ini dengan lainnya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, langkah pertama yang dilakukan adalah

penyampaian materi pembelajaran kepada siswa, selanjutnya siswa diminta untuk

berlatih bekerjasama dengan anggota lain dalam kelompoknya. Selanjutnya

seluruh siswa diberikan tes untuk dikerjakan masing-masing.Skor siswa tersebut

dibandingkan dengan skor siswa terdahulu.Poin diberikan pada siswa yang

mampu menyamai atau melampaui skor yang diperoleh sebelumnya.

Seperti dipaparkan oleh Nurhadi (2004: 49) bahwa cooperative learning

tipe STAD merupakan model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi

ke dalam beberapa kelompok atau tim yang masing-masing terdiri atas 4 sampai

5 orang anggota kelompok yang memiliki latar belakang kelompok yang

heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual (tinggi,

rendah, sedang). Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

11

kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau

diskusi antar sesama anggota tim.

Seperti yang dipaparkan oleh Nuhardi (2004:49), dapat ditarik

kesimpulan bahwa yang dimaksudkan dengan cooperative learning tipe STAD

adalah salah satu dari beberapa jenis pembelajaran kooperatif dimana siswa akan

dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen; dimana setelah

pembagian kelompok tersebut, guru memberikan materi dan meminta siswa

bekerjasama dengan cara berdiskusi dan bertanya jawab dengan anggota dalam

satu kelompok; selanjutnya siswa diminta untuk mengerjakan soal yang

diberikan guru. Siswa yang mendapat poin adalah siswa yang mampu menyamai

atau melampaui skor yang telah diperoleh sebelumnya.

2.2.4 Langkah-langkah Cooperative Learning tipe STAD

Menurut Slavin (2009: 34) langkah-langkah cooperative learning tipe

STAD terdiri dari lima langkah, yaitu: penyajian kelas, belajar kelompok, kuis,

skor, perkembangan individu dan penghargaan kelompok. Kelima langkah

pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut diuraikan dalam kegiatan

pembelajaran sebagai berikut:

a) Kegiatan pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan, hal-hal yang perlu dilakukan guru antara

lain:

1) Guru memberikan apersepsi dan motivasi tentang materi pelajaran

yang akan diberikan

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan diberikan

3) Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang heterogen

b) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:

1) Guru memberikan materi pelajaran yang dibahas pada hari itu

2) Guru memberikan tugas untuk dibahas secara berkelompok oleh

masing-masing kelompok

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

12

3) Masing-masing kelompok diberikan tugas untuk menemukan

jawaban pada tugas yang diberikan

4) Kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

5) Tanggapan dari kelompok lain (tanya jawab)

c) Kegiatan penutup

1) Guru menyimpulkan materi pelajaran yang diberikan

2) Guru memberikan tes yang dikerjakan secara individual.

3) Guru memberikan penghargaan terhadap individu ataupun kelompok

yang aktif di dalam berdiskusi pada tugas yang diberikan

Dari penjelasan menurut Slavin (2009:34) maka dapat disimpulkan

bahwa cooperative learning tipe STAD menempuh 5 langkah

pembelajaran yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor,

perkembangan individu dan penghargaan kelompok.

2.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Cooperative Learning tipe STAD

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahannya

masing-masing. Pembelajaran cooperative learning tipe STAD memiliki

kelebihan antara lain:

1) Aktivitas belajar siswa dalam kelas meningkat

2) Melatih siswa berbicara dan mengajukan pendapat di depan

umum dan kelompok.

3) Terciptanya interaksi antar siswa, dan antar siswa dengan guru.

4) Proses belajar yang diperoleh dalam kelompok mudah diingat

kembali karena merupakan hasil berpikir dan bekerjasama.

5) Prestasi belajar lebih bermakna, karena siswa belajar memecahkan

persoalannyya melalui diskusi dalam kelompok.

6) Memotivasi siswa yang cemas untuk belajar secara aktif

7) Membantu siswa yang lemah atau kurang menguasai pelajaran oleh

siswa yang pandai.

Selain itu, model pembelajaran ini memiliki kekurangan antara

lain:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

13

1) membutuhkan banyak waktu, sehingga seringkali tujuan utama

pembelajaran tidak tercapai.

2) kerja kelompok sering hanya melibatkan siswa yang pandai, sebab

mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang

menguasai topik yang dibahas.

3) keberhasilan belajar bergantung kepada kemampuan siswa

memimpin kelompok atau bekerja mandiri dan kekompakan antar

kelompok.

4) Keberhasilan dari tiap-tiap individu juga berbeda-beda, karena

motivasi dan semangatnya juga tidak sama.

Adapun solusi dari kelemahan model pembelajaran STAD tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Atur waktu yang cukup

2) Bagi peran dalam pembagian kelompok: Misalnya siswa yang

pandai supaya tidak dominan dan diberi peran sebagai moderator

atau pencatat, jadi pendamping rekan atau siswa yang lain.

3) Guru memberi motivasi/penguatan atau memperhatikan karakter

tiap siswa. Misalnya: Siswa yang pendiam diberi tugas tujuanya

agar siswa tersebut lebih banyak berbicara

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

14

2.3 Alat Peraga

Pada kajian teori ini akan dijabarkan berbagai landasan atau teori yang

menjadi pendukung alat peraga dalam penelitian ini. Untuk penjelasan lebih rinci

dapat dilihat di bawah ini:

2.3.1 Pengertian Alat Peraga

Menurut KBBI, alat peraga ialah alat bantu untuk mendidik atau mengajar

supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik (KBBI 1988 : 21).

Menurut Nasution (1985: 100) “alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar

agar efektif”. Pendapat lain dari pengertian alat peraga adalah media yang

pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran (Suhardi, 1978: 11).

Sejalan dengan itu Sumadi (1972: 4) mengemukakan bahwa alat peraga adalah

alat untuk memberikan pelajaran ata yang dapat diamati melalui panca indera.

Menurut Ali (1992: 89) alat peraga diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Sedangkan Rustiyah

(1986: 61) alat peraga adalah alat metode dan teknik yang digunakan dalam

rangka meningkatkan efektifitas

komunikasi dan interaksi educatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan

danpengajaran di sekolah.

Dari beberapa pengertian tentang alat peraga, maka penulis dapat

mengambil suatu kesimpulan bahwa alat peraga ialah suatu alat yang digunakan

untuk membantu dalam mendidik atau mengajar, sehingga materi yang diajarkan

mudah dimengerti dan dipahami oleh anak didik secara efektif.

2.3.2 Manfaat Alat Peraga

Menurut Rustiyah (1986: 64), mengemukakan bahwa manfaat alat peraga antara

lain :

1) Memperbesar atau meningkatkan perhatian siswa.

2) Mencegah verbalisme.

3) Memberikan pengalaman yang nyata dan langsung.

4) Membantu menumbuhkan pemikiranyang teratur dan sistematis.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

15

5) Mengembangkan sikap eksploratif.

6) Dapat berorientasi langsung dengan lingkungan dan dapat memberi kesatuan

(kesamaan) dalam pengamatan.

7) Membangkitkan motivasi kegiatan belajar dan memberikan pengalaman

yang menyeluruh.

Sementara itu, Nasution (1986 : 100), mengemukakan bahwa manfaat alat peraga

adalah sebagai berikut:

1) Menambah kegiatan belajar siswa.

2) Menghemat waktu belajar.

3) Menyebabkan agar hasil belajar lebih permanen dan mantap.

4) Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajarannya.

5) Memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat

perhatian (motivasi) dan aktivitas pada siswa.

6) Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.

2.4 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

Ada berbagai pendapat yang mencoba membuat definisi dan batasan-

batasan tentang belajar. Sudjana (1989: 5), mengatakan bahwa belajar adalah

suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditinjau dari berbagai

bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,

keterampilan, kecakapan, aspek-aspek lain yang ada pada individu yang

belajar.

Sementara itu, Slameto (2003: 2), mencoba membuat batasan tentang

pengertian belajar bahwa, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Masih dalam batasan tentang perubahan yang terjadi akibat

aktivitas tertentu, Gagne (Suprijono, 2009:2), mendefinisikan belajar sebagai

perubahan disposisi atau kemampuan melalui aktivitas. Hampir sependapat

dengan Gagne, Travers dan Cronbach (Suprijono, 2009: 2), mengatakan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

16

bahwa belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku, atau

dalam definisi yang dibuat Cronbach sebagai perubahan perilaku sebagai

hasil dari pengalaman.

Sedikit berbeda dengan beberapa pernyataan pengertian belajar dan

hasil belajar,Harold Spears (Suprijono 2009: 2), mencoba memberi

pemahaman bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba

sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Belajar merupakan proses

manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan

sikap belajar. Burhanudin (2007:11) melengkapi berbagai pernyataan di atas

dengan mengatakan bahwa belajar merupakan aktivitas manusia sejak

manusia lahir sampai akhir hayat.

Dari pengertian belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seumur

hidup oleh manusia yang menghasilkan perubahan tingkah laku, sikap,

kebiasaan melalui proses penyesuaian akibat hasil interaksi antara dirinya

dengan lingkungannya

2.4.1 Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2009: 5) hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009: 6) hasil belajar

berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam pemecahan masalah.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

17

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan

menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Menurut Bloom (Suprijono, 2009: 6), hasil belajar adalah

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.Sedangkan

menurut Lindgren (dalam Suprijono, 2009: 7), hasil belajar meliputi

kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.

Ketiga aspek yang disebut Bloom inilah yang menjadi ukuran

dalam menilai hasil belajar siswa.Meskipun demikian, dalam penelitian

ini, peneliti memilih menggunakan aspek kognitif sebagai ukuran dalam

menilai hasil belajar siswa. Aspek ini digunakan atas pertimbangan

bahwa, pada umumnya di sekolah, aspek ini yang paling sering

digunakan guru dalam menilai hasil belajar siswa.

2.4 Hubungan Antara Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe

STAD Berbantuan Alat Peraga dengan Hasil Belajar IPA

Dalam penjelasan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD

telah dipaparkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatifadalah pencapaian

hasil belajar individu melalui kerjasama kelompok.Pembelajaran kooperatif

memiliki falsafah “getting better together”.Sementara itu, diketahui bahwa

salah satu faktor yang ikut mempengaruhi hasil belajar siswa adalah model

pembelajaran, juga bagaimana interaksi siswa dengan teman-teman lainnya

dalam kelas.Melalui pembelajaran kooperatif, teman-teman siswa disetting

menjadi sumber belajar siswa. Asumsinya adalah dengan belajar dengan rekan

seusianya, siswa menjadi lebih mudah untuk terbuka belajar pada hal-hal yang

tidak diketahui, ataupun siswa lebih mudah berbagi apa yang diketahuinya,

dibandingkan jika itu dilakukan terhadap gurunya.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

18

Dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement

Division atau STAD,dimana model pembelajaran ini merupakan model

pembelajaran yang mengeksplorasi kemampuan individu dari masing-masing

siswa dalam bekerja sebagai kelompok, maka dengan demikian dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

2.5 Hasil Kajian Penelitian yang Relevan

Asbullah.2005. Efektivitas Penerapan Model Cooperative Learning Tipe

STAD dalam Pembelajaran Sains pada Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa

dan Penguasaan Konsep Pencemaran Lingkungan.Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui peningkatan aktiviats belajar dan penguasaan konsep

siswa.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep pencemaran lingkungan

efektif meningkatkan aktivitas belajar siswa dan penguasaan konsep

pencemaran lingkungan.

Wulandari, 2005.Peningkatan Hasil Belajar Menerapkan Dasar-dasar

Elektronika Melalui Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD (Student

Team Achievement Divisions) di SMKN 5 Jakarta. Tujuan penelitian ini

adalah meningkatkan hasil belajar pada pokok pembahasan kompetensi dasar

menjelaskan sifat-sifat elektronik pasif dan aktif di SMNK 5.Penelitian ini

menggunakan strategi Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD.Dalam

pelaksanaan Pelaksanaan tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa

pendekatan peningkatan hasil belajar melalui pembelajaran cooperative

learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.Karena itu,

strategi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat

diterapkan sebagai variasi strategi pembelajaran mata pelajaran menerapkan

dasar-dasar elektronik

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

19

2.7 Kerangka Pikir

Kerangka berpikir model pembelajaran Cooperative learning tipe STAD

dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2.1

Kerangka berpikir Penelitian

Siswa menjadi bosan dan malas serta

tidak termovitasi dalam belajar

diajarkan

Pembelajaran menggunakan

metodekonvensional

Hasil belajar IPA

siswa rendah di

bawah KKM <70

Diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam

pembelajaran IPA

Guru kurang

memaksimalkan kegiatan

siswa di kelas

Kelebihan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD:

1) aktivitas belajar siswa dalam kelas meningkat

2) melatih siswa berbicara dan mengajukan pendapat di depan umum dan kelompok.

3) terciptanya interaksi antar siswa, dan antar siswa dengan guru.

4) proses belajar yang diperoleh dalam kelompok mudah diingat kembali karena

merupakan hasil berpikir dan bekerjasama.

5) prestasi belajar lebih bermakna, karena siswa belajar memecahkan persoalannyya

melalui diskusi dalam kelompok.

6) memotivasi siswa yang cemas untuk belajar secara aktif.

7) membantu siswa yang lemah atau kurang menguasai pelajaran oleh siswa yang

pandai.

Hasil belajar IPA siswa

kelas 5 meningkat di atas

KKM >70

Kegiatan

pembelajaran lebih

bermakna

Siswa lebih termotivasi

dalam pembelajaran

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3833/3/T1... · sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP ... dan proses kehidupan, yaitu

20

2.6 Hipotesis Tindakan

Mengacu pada keseluruhan pemaparan kajian pustaka dan kerangka

berfikir,maka yang menjadi hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

“Model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas 5 SDN Dukuh 02 Salatiga semester II tahun pelajaran

2012/2013.