bab ii kajian pustaka dan kerangka pikirabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0212068_bab2.pdf ·...

19
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka pada penelitian ini sebagai media pembanding dengan penelitian yang dilakukan peneliti, agar dapat diketahui perbedaan dan kebaruan penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka pada penelitian ini terbagi menjadi tiga jenis. Pertamatinjauan pustaka berdasarkan penelitian terdahulu terhadap naskah-naskah Abu Laits As-Samarqandi yang bertemakan akidah. Kedua‚ tinjauan pustaka berdasarkan penelitian filologi terdahulu yang mengkaji sastra kitab. Ketigatinjauan pustaka berdasarkan penelitian filologi terdahulu yang menggunakan teori pengkajian akidah. 1. Tinjauan Pustaka Berdasarkan Penelitian Terdahulu terhadap Naskah-Naskah Abu Laits As-Samarqandi yang Bertemakan Akidah Penelitian yang dilakukan dalam mengkaji naskah-naskah karangan Abu Laits As-Samarqandi telah banyak ditemukan‚ di antaranya adalah sebagai berikut. Pertamapenelitian yang dilakukan oleh Alfan Firmanto yang diterbitkan Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Jakarta. Judul penelitiannya adalah Corak Pemikiran Kalam dalam Naskah Bahjah Al-Ulum. Naskah sebagai objek penelitiannya menggunakan bahasa Arab dan tulisan Arab. Fokus dalam penelitian dibatasi hanya pada masalah-masalah yang berhubungan dengan pokok-pokok keimanan. Sebagaimana umumnya penelitian terhadap manuskrip‚ penelitian ini juga

Upload: vodien

Post on 30-Jan-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka pada penelitian ini sebagai media pembanding dengan

penelitian yang dilakukan peneliti, agar dapat diketahui perbedaan dan kebaruan

penelitian yang dilakukan.

Tinjauan pustaka pada penelitian ini terbagi menjadi tiga jenis. Pertama‚

tinjauan pustaka berdasarkan penelitian terdahulu terhadap naskah-naskah Abu

Laits As-Samarqandi yang bertemakan akidah. Kedua‚ tinjauan pustaka

berdasarkan penelitian filologi terdahulu yang mengkaji sastra kitab. Ketiga‚

tinjauan pustaka berdasarkan penelitian filologi terdahulu yang menggunakan

teori pengkajian akidah.

1. Tinjauan Pustaka Berdasarkan Penelitian Terdahulu terhadap

Naskah-Naskah Abu Laits As-Samarqandi yang Bertemakan Akidah

Penelitian yang dilakukan dalam mengkaji naskah-naskah karangan Abu

Laits As-Samarqandi telah banyak ditemukan‚ di antaranya adalah sebagai berikut.

Pertama‚ penelitian yang dilakukan oleh Alfan Firmanto yang diterbitkan

Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama Jakarta. Judul penelitiannya adalah Corak Pemikiran Kalam

dalam Naskah Bahjah Al-„Ulum. Naskah sebagai objek penelitiannya

menggunakan bahasa Arab dan tulisan Arab. Fokus dalam penelitian dibatasi

hanya pada masalah-masalah yang berhubungan dengan pokok-pokok keimanan.

Sebagaimana umumnya penelitian terhadap manuskrip‚ penelitian ini juga

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

14

melalui proses inventarisasi‚ deskripsi‚ dan suntingan. Metode suntingan yang

digunakan dalam penelitian Alfan adalah metode landasan. Metode landasan

dipilih untuk mendapatkan satu naskah dengan kualitas yang terbaik dari segi

fisik dan teksnya. Analisis teks dilakukan dengan membandingkan konsep-

konsep keimanan yang ada dalam teks dengan konsep-konsep keimanan dalam

aliran ilmu kalam.

Simpulan dari penelitian Alfan adalah isi kandungan teks naskah Bahjah

Al-„Ulum merupakan penjelasan atau penjabaran (syarakh) dari teks ”Aqidah al-

Ushul” karya Abu Laits Nasr bin Muhammad bin Abi Ahmad bin Ibrahim

As-Samarqandi (983 M) atau lebih dikenal dengan As-Samarqandi. Naskah ini

merupakan kitab akidah yang berisi pokok-pokok ajaran keimanan yang enam,

yaitu iman kepada Allah, iman kepada para malaikat, iman kepada kitab-kitab-

Nya, iman kepada para nabi dan rasu l -Nya, iman kepada Takdir, iman kepada

hari akhir, dan penjabaran tentang makna iman. Teks matan disajikan dalam

bentuk tanya-jawab dalam bahasa dan konsep pemikiran yang sederhana dengan

maksud agar pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dicerna, sedangkan

syarakh-nya disajikan dengan tafsir per kalimat, yang dimaksudkan untuk

memudahkan pembaca.

Bentuk kitab syarakh dalam naskah Bahjah Al-„Ulum ini banyak dan

lazim digunakan dalam berbagai macam kitab atau naskah keagamaan Islam.

Konsep-konsep keimanan yang terkandung dalam naskah Bahjah Al-„Ulum,

meliputi antara lain: makna iman yang berarti tasdiq, taqrir, dan amal, Iman

kepada Allah dengan semua sifat-sifatnya, Allah Maha Kuasa dan Berkehendak.

Konsepsi iman dalam naskah Bahjah Al-„Ulum, merupakan konsepsi keimanan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

15

pada aliran dan paham Asy‟ariah. Hal ini menunjukan bahwa kemungkinan

paham yang dianut oleh pengarang naskah juga beraliran Asy‟ariah.

Kedua‚ penelitian yang dilakukan oleh Saiful Mu‟min yang berjudul

Pembelajaran Tauhid dalam Kitab Bayan „Aqidah Al-Usul Karya Abu Laits As-

Samarqandi yang diterbitkan Jurnal Pendidikan Islam El-Hayah Volume I No.2

Desember 2011‚ Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Bayan „Aqidah Al-Usul‟ merupakan matan dari kitab Bahjah Al-Ulum.

Saiful Mu‟min mengungkapkan isi dari kitab Bayan Aqidah Al-Usul yang

bertemakan akidah. Saiful beranggapan bahwa Kitab Bayan Aqidah Al-Usul

merupakan kitab yang sangat cocok bagi para awam untuk mempelajari agama

Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori

terciptanya kitab Bayan Aqidah Al-Usul yang dikaitkan dengan pengarang kitab,

yaitu Abu Laits As-Samarqandi. Ditemukan kesimpulan bahwa kitab Bayan

Aqidah Al-Usul merupakan kitab yang tergolong ke dalam kitab-kitab Ahlu `s-

Sunnah wa `l-Jamaa‟ah. Saiful menyatakan bahwa sebenarnya kitab ini berisi

tentang materi-materi yang berat dalam akidah, artinya dibutuhkan pemahaman

yang lebih dalam memahami kitab tersebut. Akan tetapi, Saiful menjelaskan

secara detail bahwa kitab ini sangat cocok untuk pendidikan modern karena

bentuk materinya berupa tanya-jawab. Penelitian Mu‟min bertujuan agar teks

yang dikarang oleh Abu Laits dapat dipelajari oleh khalayak saat ini‚ khususnya

dalam bidang akidah Islam.

Secara garis besar penelitian Saiful sudah lengkap. Ia memaparkan semua

aspek, baik dari aspek dalam kitab (intrinsik) maupun aspek di luar kitab

(ekstrinsik). Saiful juga berusaha mengungkapkan isi dan mengajak pembaca

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

16

secara tidak langsung untuk mempelajari objek kajian penelitiannya karena ia

menemukan hal yang tidak biasa dari kitab-kitab tauhid lainnya. Kekurangan yang

ditemukan oleh peneliti dalam penelitian yang dilakukan Saiful ialah belum

adanya deskripsi tentang kitab yang ditelitinya. Selain itu, Saiful juga tidak

menjelaskan sistematika pemilihan objek dan tempat penyimpanan objek.

Penelitian-penelitian tersebut merupakan penelitian yang mengkaji tentang

kitab karangan Abu Laits As-Samarqandi dan semuanya membahas tentang

akidah. Kebaruan dalam penelitian ini adalah diberikannya suntingan yang

disertai dengan kritik teks agar dapat mudah dibaca oleh khalayak. Perbedaan dan

kebaruan yang lain ialah objek penelitian, objek pada penelitian ini ialah teks

dalam bahasa Arab yang diberi syarakh (keterangan) dalam bahasa Melayu,

sedangkan pada penelitian Alfan hanya menggunakan bahasa Arab dan pada

penelitian Saiful tidak dijelaskan. Selain bahasa, kebaruan dan perbedaan

mengenai objek penelitian adalah adanya judul yang tersurat atau tertulis jelas

pada objek naskah Alfan dan Saiful, sedangkan objek pada penelitian ini tidak

tertulis secara tersurat sehingga diberikan judul baru oleh peneliti.

2. Tinjauan Pustaka Berdasarkan Penelitian Filologi Terdahulu dengan

Kajian Sastra Kitab

Penelitian-penelitian yang menggunakan kajian sastra kitab masih jarang

ditemukan dalam khalayak umum pada saat ini. Hal tersebut dikarenakan isi atau

kandungan yang ada dalam sastra kitab berbeda dengan sastra-sastra lampau yang

bersifat imajinatif, seperti syair, hikayat, sejarah, dan lain-lain. Kandungan sastra

kitab tidak berisikan imajinasi, melainkan pengetahuan dan doktrin-doktrin

mengenai agama Islam sehingga peminatnya pun hanya segelintir orang saja.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

17

Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan kajian sastra kitab di antaranya

sebagai berikut.

Pertama penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan Nurhayati

Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa (2013) dengan judul

“Luqthata `l-„Ajlani Fi Bayani Haidlin wa Istihadlatin wa Nifasi `n-Niswan:

Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Isi Berdasarkan Fikih Wanita Mazhab

Syafi‟i”. Penelitian yang dilakukan Nurhayati bertujuan agar didapatkan hasil

suntingan teks yang baik dan benar, deskripsi struktur teks, dan kandungan isi

ajaran dalam teks. Secara umum, isi kandungan penelitian Nurhayati ialah tentang

ihwal-ihwal kewanitaan, yaitu haid, istihadlah, dan nifas menurut mazhab Imam

Syafi‟i dari sebuah teks yang berjudul Luqthata `l-„Ajlani Fi Bayani Haidlin wa

Istihadlatin wa Nifasi `n-Niswan. Ketiganya adalah masalah wanita tentang

keluarnya darah dari kemaluan wanita, tetapi memiliki arti yang berbeda. Haid

adalah keluarnya darah dari kemaluan wanita setelah berumur sembilan tahun dan

keluar pada waktu tertentu. Istihadlah adalah darah yang mengalir bukan pada

waktunya dari kemaluan wanita. Nifas adalah darah yang keluar dari kemaluan

wanita setelah melahirkan. Pengkajian kandungan dalam penelitian Nurhayati

dilanjutkan dengan beberapa aturan bagi wanita yang sedang haid atau nifas, di

antaranya ialah larangan salat, puasa, tawaf, sujud tilawah, sujud syukur,

menyentuh mushaf, membaca Alquran, berhenti di dalam masjid, lewat dalam

masjid jika ditakutkan darahnya menetes, mandi besar atau mandi membersihkan

hadas ketika haid dan nifas belum selesai, dan bersetubuh. Bagi suami yang

memiliki istri haid atau nifas dilarang untuk mencerai istrinya, menyentuh organ-

organ di antara pusar, dan lutut dan menyetubuhi istri. Larangan-larangan di atas

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

18

tidak berlaku bagi wanita yang istihadlah kecuali bersetubuh. Istihadlah

disamakan dengan kencing dan wadi, yaitu berupa hadas sehingga perlu

dibersihkan terlebih dahulu sebelum melakukan ibadah.

Kajian struktur sastra kitab dalam penelitian Nurhayati terbagi menjadi

empat hal, yaitu struktur penyajian teks Luqthata `l-„Ajlani Fi Bayani Haidlin wa

Istihadlatin wa Nifasi `n-Niswan, gaya penyajian teks Luqthata `l-„Ajlani Fi

Bayani Haidlin wa Istihadlatin wa Nifasi `n-Niswan, pusat penyajian teks

Luqthata `l-„Ajlani Fi Bayani Haidlin wa Istihadlatin wa Nifasi `n-Niswan, dan

gaya bahasa teks Luqthata `l-„Ajlani Fi Bayani Haidlin wa Istihadlatin wa Nifasi

`n-Niswan. Struktur penyajian isi teks Luqthata `l-„Ajlani Fi Bayani Haidlin wa

Istihadlatin wa Nifasi `n-Niswan adalah pendahuluan, isi, dan penutup. Gaya

penyajian teks Luqthata `l-„Ajlani Fi Bayani Haidlin wa Istihadlatin wa Nifasi `n-

Niswan adalah menggunakan bentuk interlinier, yaitu kalimat bahasa Arab ditulis

terlebih dahulu kemudian diikuti dengan tafsir dalam bahasa Melayu. Pusat

penyajian teks Luqthata `l-„Ajlani Fi Bayani Haidlin wa Istihadlatin wa Nifasi `n-

Niswan menggunakan metode orang ketiga; pengarang serba tahu. Gaya bahasa

teks Hifzhu `l-Iman berupa kosa kata bahasa Arab, baik yang sudah diserap ke

dalam bahasa Indonesia maupun belum, ungkapan dalam bahasa Arab, sintaksis

berupa konjungsi „dan‟ dan „maka‟, dan sarana retorika yang terdiri dari gaya

penguraian, gaya pengulangan, gaya paralelisme, gaya penguatan, dan gaya

penyimpulan.

Kedua, penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Pipit Niken

Susilo Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS (2014)

dengan judul skripsi “Kitab Hifzhu `l-Iman: Suntingan Teks, Analisis Struktur,

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

19

dan Analisis Isi Berdasarkan Ajaran Teologi Islam”. Penelitian yang dilakukan

Pipit bertujuan agar didapatkan hasil suntingan teks yang baik dan benar,

deskripsi struktur sastra kitab, dan kandungan isi ajaran dalam teks. Secara umum,

isi penelitian Pipit ialah ajaran teologi Islam perihal keyakinan golongan yang

sesat dan keyakinan terhadap golongan Ahlu `s-Sunnah wa `l-Jamaa‟ah dari

sebuah naskah yang berjudul Hifzhul `l-Iman. Golongan sesat yang dimaksud

ialah golongan paham filsafat, itikad rabath „adi, itikad jahil murakkab,

Muktazilah, Khawarij, Musyabbihah, Antropomorfisme, Jabariah, dan Qadariah.

Kajian struktur sastra kitab dalam penelitian Pipit terbagi menjadi empat

hal, yaitu struktur penyajian teks Hifzhu `l-Iman, gaya penyajian teks Hifzhu `l-

Iman, pusat penyajian teks Hifzhu `l-Iman, dan gaya bahasa teks Hifzhu `l-Iman.

Struktur penyajian isi teks Hifzhu `l-Iman adalah pendahuluan, isi, dan penutup.

Gaya penyajian teks Hifzhu `l-Iman adalah menggunakan bentuk interlinier, yaitu

kalimat bahasa Arab ditulis terlebih dahulu kemudian diikuti dengan tafsir dalam

bahasa Melayu. Pusat penyajian teks Hifzhu `l-Iman pengarang merupakan orang

yang lebih paham dari pembaca. Gaya bahasa teks Hifzhu `l-Iman berupa kosa

kata bahasa Arab, baik yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia maupun

belum, ungkapan dalam bahasa Arab, sintaksis berupa konjungsi, dan sarana

retorika yang terdiri dari gaya penguraian, gaya pengulangan, gaya paralelisme,

gaya penguatan, dan gaya penyimpulan.

Penelitian tersebut merupakan beberapa penelitian yang menggunakan

kajian sastra kitab. Kebaruan dan perbedaan dengan penelitian ini adalah gaya

penyajian teks sebagai objek penelitian Nurhayati dan Pipit adalah menggunakan

bentuk interlinier, yaitu bahasa Arab tertulis terlebih dahulu kemudian arti dalam

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

20

bahasa Melayu ditulis sesudahnya, sedangkan gaya penyajian teks sebagai objek

penelitian ini menggunakan bentuk jenggot atau gantung, yaitu bahasa Arab di

tulis di atas kemudian syarah atau keterangan arti berada di bawah tiap kata.

Selain itu, metode yang digunakan dalam teks adalah metode tanya-jawab.

Meskipun pada akhirnya jawaban telah disiapkan oleh pengarang, tetapi metode

tersebut dapat memancing pembaca untuk berpikir terlebih dahulu mengenai

masalah yang ditanyakan sebelum mendapat keterangan dari pengarang.

3. Tinjauan Pustaka Berdasarkan Penelitian Filologi Terdahulu dengan

Penggunaan Teori Pengkajian Akidah

Penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Muhammad Yanuar

Rulis Ardianto Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS

(2009) dengan judul skripsi “‟Aqidatun Fii Maa Laa Budda Li `l-Mukallafin:

Suntingan Teks, Analisis Struktur Teks, dan Tinjauan Ajaran Tauhid”. Penelitian

yang dilakukan Yanuar bertujuan agar didapatkan hasil suntingan teks yang baik

dan benar, deskripsi struktur sastra kitab, dan kandungan isi ajaran dalam teks.

Penelitian yang dilakukan mengungkapkan isi kandungan teks Aqidatun

Fii Maa Laa Budda Li `l-Mukallafin. Pokok bahasan teks tersebut ialah

pengenalan hak Allah berdasarkan ajaran Alquran dan hadis. Dari hal tersebut

dapat diketahui bahwa teks klasik yang berisikan ajaran agama tidak semata

bersumber dari pengarang saja, tetapi juga berdasarkan sumber rujukan dalam

Islam, yaitu Alquran dan hadis. Selain penjelasan mengenai hak-hak Allah,

penelitian Yanuar juga mengungkapkan mengenai makrifat dengan dalil aqli atau

dalil akal dan dalil naqli atau dalil Alquran dan hadis. Dijelaskan pula sifat-sifat

wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah disertai dalil-dalil dari Alquran dan hadis.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

21

B. Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan beberapa teori. Teori yang digunakan terbagi

menjadi dua jenis‚ yaitu teori filologi dan teori pengkajian teks.

1. Teori Filologi

Tugas seorang penyunting naskah adalah membuat teks mudah dimengerti

dan dibaca. Dua hal yang harus dilakukan dalam penyuntingan, yaitu menyajikan

dan menafsirkan sebuah teks. Agar dua kegiatan tersebut terlaksana, diperlukan

metode penyuntingan yang tepat untuk menghasilkan suatu teks yang dapat

dipertanggungjawabkan. Sholeh Dasuki (1996:59-60) menyatakan tugas utama

dalam penelitian filologi adalah mendapatkan kembali teks yang bersih dari

kesalahan‚ berarti memberikan teks yang sebaik-baiknya dan dapat

dipertanggungjawabkan. Filolog diharuskan menyediakan teks yang baik dan

benar. Baik, berarti mudah dibaca dan dipahami karena telah ditransliterasikan ke

dalam bahasa sasaran, serta ejaannya telah disesuaikan dengan ejaan bahasa

sasaran. Benar, berarti bahwa kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan

karena sudah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan yang ada.

Kegiatan penyuntingan teks disertai dengan kritik teks. Kritik teks (textual

criticism) dapat diartikan sebagai pengkajian dan analisis terhadap naskah dan

karangan terbitan untuk menetapkan umur naskah, identitas pengarang, dan

keotentikan karangan. Kegiatan kritik teks adalah memberikan evaluasi atau

menilai, meneliti, dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat. Kritik teks

bertujuan untuk menghasilkan teks yang dianggap paling dekat dengan teks

aslinya sehingga berguna untuk memurnikan teks. Teks yang sudah dibersihkan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

22

dari kesalahan-kesalahan dapat dipertanggungjawabkan sebagai sumber untuk

kepentingan berbagai penelitian (Baried, 1994:61).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kritik teks

merupakan suatu upaya perbaikan teks-teks dalam suatu naskah dengan

membersihkannya dari kesalahan-kesalahan serta membetulkannya. Pembetulan

disesuaikan dengan kondisi zaman dan pengetahuan yang dimiliki peneliti. Hal

tersebut dicatat dalam aparat kritik sebagai wujud pertanggungjawaban ilmiah.

Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penelitian filologi, yaitu

inventarisasi naskah, deskripsi naskah, perbandingan naskah (pada naskah jamak),

dasar-dasar penentuan naskah yang akan ditransliterasikan, singkatan naskah, dan

transliterasi naskah (Djamaris, 2002:9).

Langkah pertama adalah inventarisasi naskah. Setelah menentukan pilihan

naskah‚ maka tugas peneliti filologi ialah menginventarisasi sejumlah naskah

dengan judul yang sama di mana pun berada‚ baik dalam negeri maupun luar

negeri. Nabilah Lubis (1996:65) menyatakan bahwa naskah dapat dicari melalui

katalogus perpustakaan‚ museum‚ masjid‚ gereja‚ dan tempat-tempat lainnya yang

menyimpan naskah-nasakah klasik. Di samping itu, perlu dicari naskah-naskah

koleksi perseorangan yang dimungkinkan sama. Inventarisasi dilakukan dengan

mencari judul naskah di dalam katalogus, termasuk mencari naskah dengan judul

dan isi yang sama, tetapi termuat dalam katalogus yang berbeda.

Naskah yang sudah berhasil dikumpulkan segera diolah berupa deskripsi

naskah. Pendeskripsian naskah perlu kiranya menyebutkan hal-hal yang terdapat

dalam naskah. Edward Djamaris (2002:11) menyatakan metode yang digunakan

dalam deskripsi naskah adalah metode deskriptif. Djamaris berpendapat hal-hal

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

23

yang perlu dideskrpsikan oleh peneliti filologi dalam proses pendeskripsian

naskah ialah menyebutkan nomor naskah, tempat penyimpanan naskah, ukuran

naskah, jenis huruf pada naskah, bagian pembukaan atau akhir dalam naskah,

kolofon (jika ada), penyalin atau pemilik naskah, ringkasan isi teks, watermark,

naskah lain atau artikel ilmiah yang bersangkutan (jika naskah pernah dikerjakan)‚

dan keadaan naskah (Djamaris‚ 2002:11).

Transliterasi artinya penggantian jenis tulisan‚ huruf demi huruf‚ dari

abjad satu ke abjad yang lain. Transliterasi sangat penting untuk memperkenalkan

teks-teks lama yang tertulis dengan huruf daerah karena kebanyakan orang sudah

tidak mengenal dengan tulisan daerah (Baried‚ 1994:64). Edward Djamaris

(2002:19) menyatakan terdapat dua tugas pokok filologi dalam tahapan

transliterasi. Pertama‚ menjaga kemurnian teks, khususnya penulisan kata.

Penulisan kata yang menunjukkan ciri ragam bahasa lama dipertahankan bentuk

aslinya‚ tidak disesuaikan dengan EBI agar data mengenai bahasa lama tidak

hilang. Kedua‚ menyajikan teks sesuai dengan pedoman ejaan yang berlaku

sekarang.

2. Teori Pengkajian Teks

a) Sastra Kitab

Sastra kitab adalah salah satu jenis karya sastra Melayu bercorak Islam.

Jenis karya sastra kitab berisi ajaran agama‚ terutama tasawuf‚ fikih‚ dan tauhid.

Liaw Yock Fang menyebut jenis sastra ini sebagai sastra keagamaan‚ sedangkan

Siti Chamamah Soeratno menyebutnya sebagai sastra kitab (Taufiq‚ 2007:13).

Siti Chamamah dalam Taufiq (2007:13) menyatakan penyebutan kitab

sebagai ragam kitab pertama kali disebutkan oleh Hooykass‚ Emeis‚ dan Brakel.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

24

Namun‚ A. Majid Ibrahim yang pertama kali secara tegas menyebutkan dan

memberi nama sastra kitab.

Ahmad Taufiq (2007:19) berpendapat sastra kitab memiliki beberapa ciri.

Pertama‚ sastra kitab memiliki isi ajaran agama Islam. Meskipun dikategorikan

sebagai karya sastra yang notabene adalah karya imajinasi (bersifat fiktif)‚ tetapi

sastra kitab merupakan karya yang memegang teguh pada kerasionalan. Banyak

dijumpai dalam karya-karya sastra kitab ayat-ayat Alquran dan hadis. Kedua‚ oleh

karena sastra kitab berisi tentang hal-hal yang rasional‚ maka bahasa yang

digunakan pun menggunakan ciri bahasa yang ilmiah‚ yaitu objektif‚ denotatif‚

dan rasional. Diksi yang digunakan tidak menyebabkan adanya keambiguan‚

seperti karya sastra pada umumnya. Ketiga‚ karya sastra kitab sebagai karya

ilmiah memiliki format khusus‚ yaitu penyebutan nama pengarang‚ format karya

ilmiah‚ dan memberikan acuan dan rujukan.

Penyebutan nama pengarang dalam karya sastra kitab menyebabkan

pergeseran pakem. Sastra kitab yang merupakan produk karya sastra lama

mengubah pakem karya sastra lama yang notabene adalah anonim. Hal tersebut

karena sastra kitab berisi tentang ajaran-ajaran agama Islam yang bersifat ilmiah

sehingga terdapat tanggung jawab terhadap isi yang terkandung dalam karya

karena telah disebutkan nama pengarang.

Format karya ilmiah yang dimaksud adalah format yang biasanya

digunakan sastra kitab meliputi‚ pendahuluan‚ isi‚ dan penutup. Seperti karya-

karya ilmiah pada umumnya‚ format sederhana yang digunakan adalah mencakup

pendahuluan‚ isi‚ dan penutup.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

25

Penyebutan rujukan dan acuan dalam sastra kitab memperkuat pandangan

bahwa sastra kitab bersifat ilmiah. Adanya rujukan dan acuan menandai bahwa

sebuah karya ditulis dan dikarang dengan serius‚ tidak hanya sekedar

mengungkapkan ekspresi perasaan pengarang saja. Oleh karena isi yang

terkandung dalam sastra kitab adalah ajaran-ajaran agama Islam‚ maka adanya

rujukan dan acuan dari kitab-kitab yang telah ada atau penyebutan pengarang-

pengarang terdahulu menjadikan sastra kitab sebagai karya sastra ilmiah yang

penting dalam pengajaran agama di masyarakat. Ahmad Taufiq (2007:61)

berpendapat bahwa sastra kitab memiliki tujuan menanamkan ajaran Islam dan

meluruskan ajaran yang menyimpang dari Islam sehingga dapat menguatkan

iman. Ahmad Taufiq (2007:62) menambahkan bahwa sastra kitab memiliki ciri-

ciri khusus, baik dari segi isi maupun gaya ekspresinya. Dari segi isi, sastra kitab

bertujuan mengajarkan ajaran-ajaran agama Islam‚ meluruskan paham-paham

yang menyimpang sehingga terjadi penguatan dalam diri muslim.

Pada umumnya sastra kitab mengisahkan ajaran dan memaparkan hasil

diskusi mempergunakan pusat pengisahan orang ketiga (omniscient author) yang

bersifat romantik-ironik sehingga pengarang terlihat menonjol. Adapun sastra

kitab yang berhubungan dengan sejarah mempergunakan pusat pengisahan orang

ketiga yang bersifat objektif sehingga peranan pengarang tidak terlalu menonjol.

(Taufiq‚ 2007:63).

Sastra kitab adalah model sastra lama yang khusus karena bersifat ilmiah‚

maka bahasa yang digunakan pun khusus. Kekhususan itu dapat dilihat dalam

kosa kata‚ istilah‚ dan kalimat yang dipergunakan‚ yaitu berasal dari istilah Islam

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

26

dan Arab. Kosa kata‚ istilah‚ dan kalimat tasawuf dan fikih juga muncul karena isi

yang dibahasanya mengenai bidang tersebut.

b) Akidah

Akidah secara etimologi berakar dari kata „aqadla-ya‟qidu-„aqdan-

„aqiidatan. „Aqdan memiliki beberapa arti di antaranya ialah‚ kokoh‚ ikatan‚ dan

perjanjian. Setelah kata „aqdan, terbentuklah kata „aqidah yang berarti keyakinan.

Kaitan antara „aqdan dan „aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di

dalam hati‚ bersifat mengikat‚ dan mengandung perjanjian. (Shobron‚ 2006:1).

Akidah sering digunakan dalam ungkapan akad jual beli atau akad nikah. Hal

tersebut menunjukkan bahwa adanya sebuah usaha atau proses untuk menjalin

sebuah ikatan antara kedua pihak dan selanjutnya terjadi kesepakatan di antara

keduanya. Dengan demikian‚ akidah di sini diartikan sebagai ikatan antara

manusia dan Tuhan (Nurdin‚ 1995:78).

Dalam Alquran tidak ada satu ayat pun yang secara literal menyebutkan

kata akidah (aqidah)‚ tetapi terdapat beberapa istilah dengan akar kata yang sama

dengan akidah‚ yaitu „aqadla. Istilah-istilah tersebut yaitu sebagai berikut.

1) „Aqadlat yang tercantum pada surat An-Nisa ayat 33. Kata ini digunakan

untuk menyebut sumpah setia.

2) „Aqadtum tercantum pada surat Al-Maidah ayat 89. Kata ini digunakan

untuk menyebut sumpah‚ yaitu sumpah yang disengaja.

3) „Uqud tercantum pada surat Al-Maidah ayat 1. Kata tersebut dalam ayat

ini berarti perjanjian.

4) „Uqdah tercantum pada surat Al-Baqarah ayat 235. Kata tersebut berarti

akad atau ikatan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

27

5) „Uqad tercantum dalam surat Al-Falaq ayat 4. Kata ini berarti simpul‚

yaitu simpul atau buhul yang dihembus oleh oleh tukang sihir. (Shobron‚

2006:5-6)

Penyebutan asal kata akidah dalam Alquran seperti tercantum di atas

secara garis besar menunjukkan adanya ikatan kedua belah pihak yang berupa

perjanjian‚ sumpah setia‚ atau sumpah yang disengaja. Dalam kaitannya dengan

akidah dalam Islam‚ akidah didefinisikan sebagai perjanjian manusia dengan

Tuhan yang berisi tentang kesediaan manusia untuk tunduk dan patuh secara suka

rela pada kehendak Allah (Sudrajat‚ 2008:73).

Hamka dalam Muslim Nurdin (1995:78) berpendapat akidah adalah

pengikatan hati dan perasaan kepada suatu kepercayaan, tidak dapat ditukar atau

ditawar dengan yang lain sehingga jiwa, raga‚ pikiran, dan pandangan hidup

terikat kuat pada hal tersebut. Terdapat istilah yang semakna dengan akidah‚ yaitu

iman. Beberapa mendefinisikan keduanya adalah sama dan ada pula yang

mendefinisikannya berbeda. Bagi yang membedakan‚ mereka beralasan bahwa

akidah hanyalah bagian dalam (aspek hati) dari iman‚ sedangkan iman

menyangkut aspek luar dan dalam. Aspek dalamnya berupa keyakinan dan aspek

luarnya berupa pengakuan lisan dan pembuktian dengan amal. Bagi yang

menyamakan‚ seperti iman menurut Asy‟ariyah.

Selain iman, pada ranah keilmuan terdapat istilah lain dalam penyebutan

ilmu Akidah‚ di antaranya adalah Ilmu Usuluddin. Usuluddin adalah pokok

agama, maka ilmu Usuluddin artinya ilmu pokok-pokok agama. Dalam ilmu

usuluddin, tema pembicaraan menyangkut soal kepercayaan yang menjadi pokok

agama. Ilmu Usuluddin sendiri kadang diberi nama Ilmu Kalam atau Kalam

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

28

Tuhan karena dalam ilmu ini banyak dibicarakan sifat-sifat Tuhan dan ulama

dalam ilmu Kalam disebut mutakallimun. Penyebutan lain ilmu Usuluddin‚ yaitu

ilmu Tauhid atau ilmu keesaan Tuhan karena banyak dibicarakan tentang keesaan

Tuhan. Meskipun banyak istilah untuk penyebutan akidah, semuanya sama-sama

membicarakan tentang kepercayaan tentang ketuhanan‚ kenabian‚ dan

keakhiratan.

Penyebutan akidah dalam penelitian ini akan disamakan dengan

penyebutan iman. Definisi iman sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti

kepercayaan. Definisi iman menurut nabi dalam salah satu hadis, yaitu “Iman

ialah engkau percaya kepada Allah‚ malaikat-Nya‚ kitab-Nya‚ para utusan-Nya‚

hari kemudian‚ dan engkau percaya kepada takdir baik dan buruk-Nya” (Hadis

dalam Zuhdi‚1988:4).

c) Ahlu `s-Sunnah wa `l-Jamaa’ah

Ahlu `s-Sunnah wa `l-Jamaa‟ah adalah salah satu aliran teologi dalam

Islam yang timbul karena reaksi terhadap paham-paham golongan muktazilah.

Istilah Ahlu `s-Sunnah wa `l-Jamaa‟ah dinisbatkan kepada aliran teologi

Asy‟ariyah dan Maturidiah karena mereka berpegang teguh pada sunah Nabi

Muhammad saw. dan juga merupakan kelompok mayoritas dalam masyarakat

agama Islam. Sunnah di sini diartikan sebagai hadis. Ahlu `s-Sunnah wa `l-

Jamaa‟ah percaya kuat dan menerima hadis-hadis sahih tanpa memilih dan

melakukan interpretasi. Sesuai dengan pengertian Ahlu `s-Sunnah wa `l-Jamaa‟ah

‚ aliran Muktazilah‚ Khawarij‚ Murji‟ah‚ dan Syiah tidak termasuk sebagai Ahlu

`s-Sunnah wa `l-Jamaa‟ah. Aliran ini juga sering disebut dengan aliran Suni

(Dasuki‚ 1993:79-78).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

29

Ahlu `s-Sunnah ialah penganut Sunah Nabi Muhammad‚ sedangkan wal

Jama‟ah adalah penganut iktikad sebagai iktikad Jama‟ah atau sahabat-sahabat

Nabi Muhammad saw. Ahlu `s-Sunnah wa `l-Jamaa‟ah adalah kaum yang

menganut iktikad yang dianut oleh Nabi Muhammad saw. dan sahabat-

sahabatnya. Iktikad Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya tersebut telah

tertulis dalam Alquran dan Sunah rasul secara terpencar‚ belum tersusun rapi‚ dan

teratur. Setelah itu dikumpulkan dan disusun secara rapi oleh seorang ulama

Usuluddin‚ Syeikh Abu Hasan ‟Ali al Asy‟ari. Oleh karena itu‚ terdapat julukan

pengikut Ahlu `s-Sunnah wa `l-Jamaa‟ah sebagai kaum Asy‟ariyah jamak dari

Asy‟ari yang dikaitkan dengan Syeikh Abu Hasan ‟Ali al Asy‟ari

(Abbas:1994:16).

Dalam Sirajuddin Abbas (1994) disebutkan bahwa kitab Ihtihaf Sadatu `l-

Muttaqin karangan Imam Muhammad bin Muhammad al Husni az Zabidi‚ yaitu

kitab syarah dari kitab Ihya‟ ‟Ulumu `d-Diin karangan Imam Ghazali menyatakan

bahwa disebut kaum Ahlu `s-Sunnah wa `l-Jamaa‟ah, maka maksudnya ialah

orang-orang yang mengikuti rumusan (paham) Asy‟ari dan paham Abu Manshur

al Maturidi. Abu Manshur al Maturidi adalah seorang ulama Usuluddin yang

paham dan iktikadnya sama atau hampir sama dengan Abu Hasan Al Asy‟ari. Abu

Manshur al Maturidi wafat di Maturidi Samarqand pada 333 H‚ sembilan tahun

setelah Imam Abu Hasan Al- Asy‟ari (Abbas:1994:16).

Hasil galian dari Alquran dan hadis oleh Imam Abu Hasan Al Asy‟ari

dinamai mazhab Asy‟ari. Penggunaan istilah mazhab merupakan suatu kebiasaan

dalam dunia Islam‚ yaitu hukum-hukum agama yang digali dari Alquran dan

Hadis oleh seorang imam. Contoh seperti hasil ijtihad Imam Malik dinamai

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

30

mazhab Maliki‚ Imam Syafi‟i dinamai mazhab Syafi‟i‚ Imam Ahmad bin Hambal

dinamai mazhab Hambali‚ Imam Hanafi dinamai mazhab Hanafi. Mazhab Asy‟ari

yang merupakan hasil ijtihad oleh Abu Hasan Al Asy‟ari pada hakikatnya

merupakan galian‚ rumusan‚ fatwa‚ dan syiar yang ada dalam Alquran dan Hadis‚

serta iktikad Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya (Abbas‚ 1994:17)

Iktikad Ahlu `s-Sunnah wa `l-Jamaa‟ah yang telah disusun oleh Abu

Hasan Al Asy‟ari terbagi atas beberapa bagian‚ yaitu iktikad tentang ketuhanan,

iktikad tentang para malaikat, iktikad tentang kitab-kitab suci, iktikad tentang

rasul-rasul, iktikad tentang hari akhirat atau hari kiamat, dan iktikad tentang qadla

dan kadar (Abbas‚ 1994:36)

Hal tersebut di atas, sesuai dengan hadis riwayat Muslim (Sahih Muslim

juz 1) sebagai berikut. “Maka beritahulah kami (Hai Rasulullah) tentang iman.

Nabi Muhammad saw. menjawab: Engkau percaya kepada adanya Allah‚

malaikat-malaikat-Nya‚ kitab-kitab suci-Nya‚ rasul-rasul-Nya‚ hari akhir‚ dan

Qadla Qadlar” (Tafsir hadis riwayat Muslim).

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212068_bab2.pdf · Islam. Permasalahan yang diteliti oleh Saiful Mu‟min dimulai dari histori ... hadas

31

C. Kerangka Pikir

Skema 1

Kerangka Pikir

F. Sistematika Penulisan

Teks “Masaaila „Aqiidatu `l-

Islam”

Suntingan Analisis Struktur Sastra

Kitab

Analisis Isi

a. Inventarisasi

Naskah

b. Deskripsi Naskah

c. Ikhisar Isi Teks

d. Kritik Teks

e. Pedoman

Suntingan

f. Suntingan Teks

g. Daftar Kata Sukar

a. Struktur

Penyajian

b. Gaya

Penyajian

c. Pusat

Penyajian

d. Gaya Bahasa

a. Kodifikasi/Pengkode

an/Pengklasifikasian

b. Deskripsi/Penjabaran

c. Penarikan Pesan

Menyediakan suntingan teks “Masaaila ‟Aqiidatu `l-Islam”

(“MAI”) yang baik dan benar

Mendeskripsikan struktur sastra kitab dalam teks “Masaaila

‟Aqiidatu `l-Islam” (“MAI”)

Menjelaskan isi teks “Masaaila ‟Aqiidatu `l-Islam” (“MAI”)

berdasarkan Ahlu `s-Sunnah wa `l-Jamaa‟ah

Menjelaskan manfaat mempelajari akidah dari teks “MAI”