bab ii kajian pustaka -...

12
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berdasarkan pada argumetasi yang dimiliki oleh beberapa ilmuan atau pakar. Pembahasan kajian pustaka meliputi (1) pembelajaran, (2) buku teks pelajaran, (3) menulis, dan (4) puisi rakyat. Kajian teoritis dalam penelitan pemanfaatan buku teks dalam pembelajaran keterampilan menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 06 Batu sebagai berikut: 2.1.1 Pembelajaran Istilah “pembelajaran” tidak hanya ada dalam konteks guru dan peserta didik di kelas formal, tetapi meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar yang dapat dihadiri oleh pendidik secara fisik (Arifin, 2009: 10). Iskandarwassid (2008: 25) mengartikan bahwa pembelajaran adalah wujud interaksi di dalam kelas yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Interaksi yang dilakukan oleh keduanya tidak jauh dari peran yang dimiliki oleh pendidik dan peserta didik. Cronbach (dalam M.Thobroni, 2015:19) menyatakan bahwa learning is shown by a change in behavior as result of experience yang berarti belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Peran dari pendidik dalam kegiatan pembelajaran yakni untuk menggali potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Strategi dan komponen pembelajaran merupakan faktor penting dalam menunjang proses pembelajaran di kelas. Unsur penting dalam proses belajar menurut Sanjaya (2006: 59) terdiri atas

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab kajian pustaka berdasarkan pada argumetasi yang dimiliki oleh

beberapa ilmuan atau pakar. Pembahasan kajian pustaka meliputi (1)

pembelajaran, (2) buku teks pelajaran, (3) menulis, dan (4) puisi rakyat. Kajian

teoritis dalam penelitan pemanfaatan buku teks dalam pembelajaran keterampilan

menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 06 Batu sebagai berikut:

2.1.1 Pembelajaran

Istilah “pembelajaran” tidak hanya ada dalam konteks guru dan peserta

didik di kelas formal, tetapi meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

peserta didik di luar jam belajar yang dapat dihadiri oleh pendidik secara fisik

(Arifin, 2009: 10). Iskandarwassid (2008: 25) mengartikan bahwa pembelajaran

adalah wujud interaksi di dalam kelas yang dilakukan oleh pendidik dan peserta

didik. Interaksi yang dilakukan oleh keduanya tidak jauh dari peran yang dimiliki

oleh pendidik dan peserta didik. Cronbach (dalam M.Thobroni, 2015:19)

menyatakan bahwa learning is shown by a change in behavior as result of

experience yang berarti belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari

pengalaman.

Peran dari pendidik dalam kegiatan pembelajaran yakni untuk menggali

potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Strategi dan komponen

pembelajaran merupakan faktor penting dalam menunjang proses pembelajaran di

kelas. Unsur penting dalam proses belajar menurut Sanjaya (2006: 59) terdiri atas

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

8

komponen pembelajaran yang terdiri dari tujuan, isi atau materi, metode, media,

dan evaluasi. Komponen-komponen terstruktur dengan baik guna menunjang

pembelajaran yang efektif.

Tujuan dalam komponen pembelajaran merupakan salah satu kunci dalam

proses pembelajaran. Pembelajaran akan terstruktur dengan baik apabila tujuan

yang dimiliki oleh pendidik sesuai dengan pembelajaran yang berlangsung.

Tujuan pembelajaran dalam kurikulum merupakan harapan untuk tercapainya

sebuah kompetensi dasar atau standart kompetensi. Gulo (dalam Sanjaya, 2006:

59) menyatakan bahwa kompetensi sebagai kemampuan. Kemampuan yang

dimiliki oleh setiap anak berbeda, ada kemampuan anak yang tampak dan ada

kemampuan anak yang tidak tampak. Adanya kemampuan yang tampak

(performance) dan kemampuan kognitif bertujuan untuk membimbing dan

mendukung kemampuan peserta didik.

Komponen kedua pembelajaran, yaitu isi atau materi. Sanjaya (2006: 60)

menjelaskan bahwa kegiatan utama dalam pembelajaran yaitu materi pelajaran.

Pada saat kegiatan pembelajaran guru menyampaikan materi pembelajaran kepada

siswa. Isi atau materi pelajaran yang disampaikan oleh guru bersumber dari buku

teks, sehingga penyampaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersumber

dari buku teks. Komponen pembelajaran selanjutnya adalah strategi atau metode.

Iskandarwassid (2008: 2) menjelaskan strategi dalam artian secara umum sebagai

salah satu bentuk seni yang merancang, mengatur dalam suatu peperangan. Di sisi

lain, Gagne (dalam Iskandarwassid, 2008: 3) menjelaskan bahwa strategi dalam

konteks pengajaran adalah sebagai bentuk kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang dalam berpikir, memecahkan masalah, serta mengambil sebuah

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

9

keputusan. Melalui proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, guru

dituntut untuk memberikan sebuah pemikiran kepada siswa dalam memecahkan

sebuah permasalahan. Melalui adanya permasalahan yang ada, siswa dapat

berpikir secara tajam, akurat, dan bisa mengontrol emosi yang dimilikinya.

Alat dan sumber memiliki peranan yang aktif dalam komponen pembelajaran.

Sanjaya (2006: 60) menjelaskan bahwa alat dan sumber dijadikan salah satu

perkembangan pembelajaran yang berbasis teknologi. Pada proses pembelajaran, guru

yang awalnya dijadikan sebagai peran sumber belajar, namun untuk saat ini bergeser

sebagai pengelola sumber belajar bagi peserta didik. Komponen terakhir, yaitu

mengenai evaluasi. Evaluasi tidak hanya berpusat pada peserta didik, tetapi juga bagi

guru, yaitu sebagai umpan balik bagi guru atas kinerja yang telah dilakukan selama

proses pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran bahasa Indonesia dalam penelitian ini, merupakan pembelajaran

mengenai keterampilan menulis. Pembelajaran keterampilan menulis dalam kurikulum

2013 merupakan kompetensi dasar yang telah dikembangkan dan berhubungan dengan

literasi. Literasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013 merupakan

perluasan kompetensi berbahasa Indonesia dalam berbagai tujuan khususnya yang

berkaitan dengan membaca dan menulis. Pembelajaran literasi bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami, menafsirkan, dan menciptakan

teks yang tepat, akurat, fasih dan penuh percaya diri selama belajar.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

10

2.1.2 Buku Teks

Sitepu (2012: 12) menjelaskan definisi buku berasal dari Yunani yang

sering disebut “biblos”, pengertian buku dalam kamus memiliki pengertian yakni

kumpulan kata yang dijilid. Di sisi lain, dalam Ensiklopedia Indonesia (dalam

Sitepu, 2012: 12), buku memiliki arti yang secara luas yang mencakup semua

tulisan, gambar yang ditulis dan dilukis atas segala macam lembaran papirius,

lontar perkamen.

Tulisan yang ada dalam buku, menjadi salah satu kunci untuk mengarah

pada tujuan pembelajaran. Menurut Tarigan (dalam Jannah, 2015: 10) buku teks

diartikan sebagai bidang studi tertentu yang merupakan buku standar, disusun

oleh pakar dalam bidang pendidikan yang dilengkapi dengan sarana pengajaran

yang serasi dan mudah dipahami.

Jenis-jenis buku teks dalam Sitepu (2012: 14) dapat dikelompokkan

sebagai berikut (1) buku yang mengandung kebenaran faktual, (2) buku sebagai

sasaran pembacanya, (3) tampilan fisiknya, misalnya buku teks, buku gambar.

Buku ini biasanya digunakan oleh anak-anak yang sudah dapat membaca pada

tahap awal, (4) peruntukkannya, buku jenis ini mengenai kepentingan pendidikan.

Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan.

Melalui jenis-jenis buku yang ada, buku memiliki sifat untuk membaca

suatu kondisi yang ada. Sifat pokok buku teks, yaitu (1) berisi informasi, (2)

informasi yang ditampilkan disajikan berupa cetak, (3) media yang digunakan

yaitu media kertas, (4) lembaran-lembaran yang ada dijilid dan dibentuk dalam

kesatuan. Sitepu (2012: 16) menjelaskan mengenai perubahan yang terjadi dalam

penggunaan buku teks. Buku teks sendiri telah mengalami perubahan, perubahan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

11

pertama terjadi pada tahun 1992. Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah No. 262/C/Kep/R.1992 (dalam Sitepu, 2012: 16) telah menggolongkan

buku teks berdasarkan dengan buku pelajaran pokok, buku pelajaran pelengkap,

buku bacaan, dan buku sumber.

Perubahan kedua mengenai penggolongan buku teks terjadi pada tahun

2008 melalui PERMENDIKNAS (Peraturan Menteri Pendidikan dan Nasional)

nomor 2 tahun 2008 (dalam Sitepu, 2012: 16). Penggolongan terbaru terdiri dari

buku teks pelajaran, buku panduan guru, buku pengayaan, dan buku referensi.

Buku yang dijumpai dalam lembaga formal (sekolah) disebut buku teks pelajaran.

Buku teks pelajaran yang berada dalam lingkup formal telah disusun berdasarkan

dengan kurikulum yang digunakan. Adanya buku teks sebagai buku acuan wajib

untuk digunakan disatuan pendidikan yang memuat materi pembelajaran dalam

rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian dalam

Sitepu (2012: 17)

Buku dalam kegiatan pembelajaran dijadikan sebuah sumber insiprasi bagi

pembacanya dalam Sitepu (2012: 11). Buku teks menganut beberapa materi untuk

memberikan sebuah inspirasi kepada siswa untuk merubah suatu keadaan. Pada

saat pembelajaran, guru memiliki peranan yaitu merencanakan dan melaksanakan

buku teks yang terkait dalam pembelajaran puisi rakyat. Perencanaan yang

dilakukan oleh guru berbentuk pilihan.

Harjanto (2000: 2) mengartikan perencanaan atau rencana (planning)

sebagai penentuan yang akan dilakukan, melalui perencanaan maka akan

diketahui proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasi

persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

12

Terdapat beberapa kriteria dalam melakukan perencanaan pemanfaatan

buku teks. Pertama, Esti (2012) menjelaskan bahwa perencanaan dalam buku

teks dapat dilihat berdasarkan dengan pengkajian dan kualitas buku. Kualitas buku

teks dapat dilihat berdasarkan dengan (1) buku teks harus menarik minat siswa

yang mempelajarinya, (2) buku teks yang digunakan harus menarik minat siswa

yang memanfaatkannya, (3) buku teks mempertimbangkan linguistik yang

dimiliki oleh siswa (Greene dan Petty dalam Esti, 2012: 13)

Pengkajian dalam buku teks bermanfaat sebagai kumpulan materi yang

digunakan oleh siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran di mana dalam materi

tersebut telah mencakup indikator yang telah ditelaah. Selain itu, manfaat yang

terkandung dalam kriteria buku disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Kedua,

Buku teks dalam kebutuhan siswa dapat dilihat berdasarkan dengan aspek

kebutuhan siswa. Aspek kebutuhan siswa meliputi aspek penyajian materi dan

aspek kebahasaan. Aspek penyajian materi diharapkan sistematis dan dapat

memberikan pengetahuan yang sesuai dengan usia perkembangan siswa. Aspek

bahasa diharapkan menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh siswa,

pemilihan kata-kata dalam penyajian materi dan menyajikan materi yang tidak

monoton dalam (Esti, 2012: 12)

Setelah melakukan sebuah perencanaan pemanfaatan, guru melakukan

langkah selanjutnya yakni pemanfaatan. Pertama, Husen dkk menyatakan bahwa

di dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat sebuah keefektifan. Keefektifan yang

ada dalam buku teks diharapkan tidak hanya berperan sebagai sumber belajar,

tetapi dapat juga dijadikan sebuah media pembelajaran, pemberian motivasi, dan

penyampaian materi.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

13

Kedua, ketersediaan buku teks menjadi salah satu pemanfaatan dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Memanfaatkan buku teks tidak hanya berada

dalam sekolah saja melainkan pada saat berada diluar sekolah (rumah), siswa

masih memerlukan buku teks (dalam Husen dkk. (2013: 6). Jika pembelajaran

berpusat pada buku teks, siswa akan merasa bosan. Oleh sebab itu, guru harus

pandai dalam mencari buku referensi untuk dijadikan bahan tambahan dalam

kegiatan pembelajaran.

Ketiga, ketercapaian tujuan menurut Husen dkk. (2013: 6) menyatakan

bahwa pemanfaatan buku teks mengalami keberhasilan apabila guru

memanfaatkannya sebagai bahan referensi selama kegiatan pembelajaran. Tujuan

tersebut terdapat pada materi yang digunakan pada saat kegiatan pembelajaran

dan disusun sesuai dengan silabus terdapat dalam buku teks.

Keempat, menurut Tarigan (dalam Jannah, 2015: 14) buku teks memiliki

manfaat bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat digunakan

sebagai pelatihan dalam membaca intensif. Di sisi lain, menurut Muslich (dalam

Jannah, 2015: 14) melalui memanfaatkan buku teks siswa akan memiliki

perubahan dalam kepribadian (berpikir secara positif). Selain itu, siswa dapat

belajar secara mandiri dan dapat memecahkan permasalahan yang ia alami ketika

memanfaatkan buku teks.

Melalui kegiatan pembelajaran, buku teks merupakan salah satu sumber

belajar yang masih dipergunakan dan dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.

Buku teks memuat sekumpulan materi yang telah tersusun sesuai dengan

kompetensi dasar dan kurikulum yang digunakan. Secara umum, buku teks

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

14

memiliki beberapa jenis, namun dalam kegiatan pembelajaran formal buku teks

telah disediakan oleh pemerintah pusat untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

2.1.3 Menulis

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia online (KBBI), menulis berasal dari

kata dasar “tulis” yang berarti melakukan kegiatan secara langsung dengan

menggunakan huruf. Selain itu, menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa

yang dimiliki oleh seseorang bagian terakhir. Urutan dalam keterampilan berbahasa

meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam Iskandarwassid (2008:

226).

Menulis secara aktif dimulai dari pemerolehan bahasa kedua. Melalui

bahasa kedua seseorang dapat mengerti tata cara dalam menulis yang baik dan

benar. Alasan menulis dijadikan sebagai keterampilan terakhir dalam

keterampilan berbahasa menurut Iskandarwassid (2008: 248) sebab dalam menulis

seseorang akan menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di

luar bahasa akan menjadi sebuah tulisan. Kemampuan menulis selalu

mengandalkan kemampuan-kemampuan berbahasa sebelumnya, yaitu

kemampuan berbicara, menyimak, dan mendengarkan.

Menulis bahasa kedua berbeda dengan menulis bahasa pertama.

Pembelajaran keterampilan berbahasa di bahasa pertama, seseorang hanya

diajarkan pengenalan abjad, maka dalam penulisan dalam bahasa kedua lebih

banyak menggunakan atau mempraktikan struktur-struktur linguistik atau

mengungkapkan hal-hal secara personal bagi siswa. Scot (dalam Ghazali, 2010:

295) menyebutkan bahwa menulis patut diajarkan pada siswa pada sejak awal

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

15

proses belajar. Siswa harus diberi tugas yang bermakna yang memperhitungkan

tujuan, isi, dan aspek-aspek linguistik.

Britton dan kawan-kawan (dalam Ghazali, 2010: 297) menyebutkan bahwa

jenis-jenis dalam menulis didasarkan dengan peran penulis dan berdasarkan

dengan tiga aspek tulisan yaitu ekspresif, transaksional, dan puitik. Pada saat

melakukan kegiatan menulis, pembelajar ditekankan untuk mengendalikan

beberapa aspek dalam waktu yang bersamaan. Menulis pada proses pembelajaran

dilakukan pada waktu siswa berada di lingkungan formal. Kegiatan yang bisa

dijadikan sebagai tulisan dalam pembelajaraan adalah dengan menceritakan

pengalaman dengan menggunakan teori perspektif komunikatif. Cara pendidik

untuk mengkoreksi menulis yang dilakukan oleh siswa tersebut bisa

menggunakan aturan-aturan sederhana dalam hal kepenulisan.

Dvorak (dalam Ghazali, 2010: 310) mengklasifikasikan kemampuan

menulis yang di peroleh oleh peserta didik yakni kemampuan menulis tahap

perkembangan awal, tingkat kemampuannya, dan kemampuan tingkat

kebahasaan. Ketiga jenis kemampuan menulis tersebut memiliki perbedaan

tingkat dalam keterampilan menulis. Kemampuan menulis tahap awal mulai

digerakkan pada siswa yang masih berada pada tahap awal pembelajaran bahasa.

Kemampuan menulis tingkat kemampuannya atau pemula-lanjut diberikan kepada

siswa yang sedang mengenali struktur wacana. Kemampuan menulis tahap

pengayaan bahasa, diberikan kepada peserta didik yang sedang menempuh gaya

penulisan mereka sendiri (voice, tone, and style).

Sumber belajar yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sumber

belajar buku teks. Pemanfaatan buku teks memiliki perananan penting dalam

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

16

keterampilan menulis pantun. Melalui pemanfaatan buku teks, siswa akan

merespon dalam bentuk pemahaman materi. Respon yang didapatkan oleh siswa

dalam kaitannya keterampilan menulis yakni siswa mampu menulis puisi rakyat

jenis pantun. Siswa dapat memperluas ide yang telah diberikan oleh guru, ide

tersebut bersifat merangsang kemampuan siswa untuk lebih kreatif dalam

menentukan ide. Penulisan pantun menggunakan tahap menulis pemula-lanjut.

Melalui menulis pantun diharapkan siswa mampu menulis pantun sesuai dengan

struktur pantun.

2.1.4 Pantun

Menurut Aminudin (2011: 134), puisi berasal dari bahasa Yunani poeima

yang memiliki arti ‘membuat’. Puisi diartikan ‘membuat’ dan ‘pembuatan’ karena

lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang

mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun

batiniah. Seiring dengan perkembangan zaman, puisi memiliki jenis puisi lama

dan puisi baru.

Puisi dikatakan sebagai salah satu bentuk sastra lama. Menurut Sugiarto

(2015: 1) sastra lama merupakan salah satu warisan nenek moyang yang sudah

sepatutnya mendapatkan perhatian. Sastra lama yang berkaitan dengan warisan

nenek moyang dikatakan sebagai puisi rakyat. Puisi rakyat memiliki jenis-jenis

seperti pantun, syair, gurindam, karmina, talibun, dan mantra.

Pantun dalam Sugiarto (2015: 3) menyatakan bahwa pantun bentuk puisi

asli Indonesia (Melayu). Pantun terbagi atas dua bagian, yaitu bagian sampiran

dan isi. Sampiran (dua larik pertama) dijadikan sebagai pengantar menuju isi

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

17

pantun. Larik-larik dalam dua larik pertama (sampiran) hanya memiliki hubungan

persamaan bunyi dengan larik ketiga dan keempat dan tidak memiliki hubungan

makna.

Ciri-ciri dalam pantun terdiri dari (1) setiap bait terdiri atas empat larik, (2)

banyaknya suku kata tiap larik sama atau hampir sama (biasa terdiri atas 8-12

suku kata), (3) pola sajak akhirnya adalah ab-ab, (3) larik pertama dan kedua

dinamakan sebagai sampiran, sedangkan larik ketiga dan keempat dinamakan isi.

Sutan Takdir (dalam Sugiarto, 2015: 7) menyatakan bahwa hubungan antara

sampiran dan isi hendaknya dipandang dalam kaitannya dengan cara manusia

mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Berdasarkan maksud atau isi dan

temanya pantun dibedakan menjadi pantun anak-anak, pantun remaja, dan pantun

orang tua.

Multafifin (2015) memaparkan bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan

dalam menulis pantun yaitu tema. Melalui penentuan tema, siswa akan lebih

terarah dalam pembuatan pantun. Selain tema, isi dalam pembuatan pantun bisa

diajarkan kepada siswa agar siswa tidak kesulitan untuk menentukan huruf akhir

dalam pantun. Untuk membuat isi harus diingat bahwa pantun terdiri dari empat

baris. Dua baris pertama sampiran, dan dua baris berikutnya ialah isi.

Pantun terdiri dari empat baris. Dua baris pertama sampiran, dan dua baris

berikutnya ialah isi. Kalimat yang disajikan pada tiap barisnya berkisar antara 8

sampai 12 suku kata. Sebuah pantun yang baik, suku kata keempat dari sampiran

pertama bersajak dengan suku akhir kata keempat isi pertama, karena disinilah

nilai persajakan dalam pantun yaitu terletak pada baris pertama sama dengan baris

ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat. Misalnya:

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35978/3/jiptummpp-gdl-egaizzaulk-49166-3-babii.p… · Buku jenis ini dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan

18

Tak akan lari kanci dikejar (a)

Ke dalam pasar dia berlari (b)

Sejak kecil tekun belajar (a)

Sudah besar pintarlah nanti… (b)

Sesuai dengan panduan yang ada dalam buku teks guru pada KD 4.10

indikator mnegenai menulis pantun. Melalui kegiatan menulis pantun, siswa

diharapkan mampu menulis pantun sesuai dengan struktur dan kaidah penyusunan

yang benar. Belajar mengenai pantun merupakan salah satu bentuk pelestarian

yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia kepada siswa mengenai salah satu

bentuk sastra lama yang semakin hari keberadannya semakin ditinggalkan oleh

siswa. Alasan menggunakan pantun sebagai fokus pusat dalam keterampilan

menulis disebabkan, pantun menjadi salah satu karya sastra Melayu yang masih

sering digunakan dan dilestarikan oleh masyarakat dalam berbagai kegiatan

misalnya berpantun dalam acara pernikahan dan komedi. Alasan lainnya melalui

menulis puisi rakyat (pantun) siswa dapat melestarikan puisi rakyat yang

mengandung nilai-nilai positif di tengah-tengah kemajuan globalisasi.