bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. prestasi belajar a.repository.ump.ac.id/5069/3/bab...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Pengertian belajar diungkapkan oleh Slameto (2010: 2) bahwa
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Belajar juga diartikan oleh Hariyanto (2014: 9)
bahwa belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Teori Gestalt dalam
Susanto (2013: 12) bahwa belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati, jiwa raga individu
mengalami perkembangan.
Belajar terus menerus akan mengalami perkembangan,
berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa belajar adalah usaha sadar seseorang untuk melakukan suatu
proses perubahan tingkah laku, menjadi lebih baik pada pribadi
individu, karena berinteraksi dengan individu lain dan lingkungannya.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
8
Teori yang mendukung untuk perubahan tingkah laku menjadi
lebih baik pada pribadi individu pada model pembelajaran Problem
Based Learning yaitu teori kontruktivisme, karena menurut Slavin
dalam Trianto (2011: 74) sesuai dengan penelitian, siswa dapat
memahami dan bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu
untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide, sehingga
hasil belajar PKn akan meningkat. Pernyataan tersebut diperkuat
dalam Richard (2008: 43) bahwa PBL membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan mengatasi masalah, mempelajari
peran-peran orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri. Jadi
dengan model PBL siswa akan memahami memecahkan masalah dan
mengembangkan keterampilan mengatasi masalah, sehingga siswa
mempunyasi hasil belajar yang meningkat.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar Slameto (2010:27-28) yaitu prinsip
belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang
berbeda oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip dalam
belajar diantaranya:
1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a) Dalam belajar setiap peserta didik diusahakan berpartisipasi
aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai
tujuan instruksional.
b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi
yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan
instruksional.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
9
Belajar perlu lingkungan yang menantang, dapat
mengembangkan kemampuan, bereksplorasi dan belajar
dengan efektif.
c) Belajar perlu ada interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya.
2) Sesuai hakikat belajar
a) Belajar itu proses kontinyu, maka perlu melewati tahap demi
tahap menurut perkembangannya.
b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery.
c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan
pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan
menimbulkan respons yang diharapkan.
3) Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari
a) Balajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memililki
struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya.
b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
4) Syarat keberhasilan belajar
a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik
dapat belajar dengan tenang.
b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada peserta
didik.
c. Faktor – faktor yang memperngaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor
tersebut, menurut Slameto (2010: 54) yaitu:
1. Faktor internal a) Faktor jasmani merupakan faktor yang berasal dari fisik
siswa, faktor jasmani meliputi faktor kesehatan dan cacat
tubuh.
b) Faktor Psikologis, antara lain: intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motivasi siswa, kematangan siswa,
kesiapan siswa.
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada individu dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh,
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
10
sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
siswa. Faktor internal dapat menjadikan motivasi yang baik pada siswa
dalam belajar. Faktor internal sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, apabila siswa mempunyai faktor internal yang baik maka
hasil belajar siswa akan maksimal. Sebaliknya, hasil belajar yang tidak
maksimal dikarenakan siswa tidak mempunyai faktor internal yang
baik.
2. Faktor Eksternal
a) Faktor Keluarga
Faktor keluarga sangat penting, karena keluarga yang
sudah mendidik kita mulai kita lahir di dunia. Faktor
yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi beberapa
macam, yaitu: (1) Cara orang tua mendidik. (2) Relasi
antaranggota keluarga. (3) Suasana rumah. (4) keadaan
ekonomi keluarga. (5) Pengertian orang tua. (6) Latar
belakang kebudayaan.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah terjadi dari dalam sekolah dan sanagat
mempengaruhi perkembangan pengetahuan pada siswa.
Faktor sekolah dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
(1) Metode Mengajar. (2) Kurikulum. (3) Relasi Guru
dengan Siswa. (4) Relasi Siswa dengan Siswa. (5)
Disiplin Sekolah. (6) Alat Peraga. (7) Waktu Sekolah.
(8) Standar Pelajaran di Atas Ukuran. (9) Keadaan
Gedung. (10) Metode Belajar. (11) Tugas Rumah.
c) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu
terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat,
meliputi dari kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat.
Faktor eksternal merupakan faktor yang bersalah dari luar diri
siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor eksternal
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
11
dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut muncul
dari dalam diri siswa (intern) atau pengaruh dari luar diri siswa
(ekstern). Faktor-faktor tersebut, akan memberikan kemudahan dalam
tercapainya tujuan suatu proses belajar. Proses belajar tidak berjalan
dengan baik, apabila faktor-faktor tersebut tidak memenuhi, bahkan
akan memperlambat atau menyulitkan proses belajar.
d. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi yang berupa hasil usaha seseorang diraih berdasarkan
dukungan dari dalam diri sendiri dan lingkungan. Prestasi menurut
Arifin (2013:12) bahwa kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda
yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi”
yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement test)
berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar
pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil
belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Hal ini
sependapat dengan Mulyasa (2014:189) prestasi belajar adalah hasil
yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar,
sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang
dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan
belajar yang dilakukan peserta didik akan menghasilkan prestasi
belajar, berupa perubahan perubahan perilaku yang oleh Bloom
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
12
dikelompokkan ke dalam kawasan kognitif, afektif, psikomotor.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri tertentu.
Ciri-ciri perubahan perilaku hasil belajar adalah bersifat intensional,
positif, dan efektif. Prestasi yang baik diperoleh dengan usaha yang
sungguh-sungguh seperti pendapat dari Gunarso dalam Hamdani
(2011:138) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-
usaha belajar.
Prestasi merupakan usaha dari seseorang, selain itu prestasi
merupakan pengalaman sejarah seseorang sepanjang hidupnya seperti
dalam pendapat menurut Arifin (2013:12) prestasi belajar merupakan
suatu masalah yang ada dalam sejarah kehidupan manusia, karena
sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi
menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Prestasi belajar dapat disimpulkan berdasarkan pendapat di atas,
yaitu suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah
dilakukan oleh individu melalui kegiatan dan mengakibatkan
perubahan tingkah laku yang positif melalaui interaksi dengan
lingkungannya.
e. Fungsi Prestasi Belajar
Belajar sebagai acuan kualitas dan kuantitas seseorang. Menurut
Arifin (2013 : 12) prestasi belajar memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
13
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin
tahu, yang merupakan kebutuhan umum manusia
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan, dengan asumsi bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan sebagai pendorong bagi siswa dalam
meningkatkn ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan
sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari
suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti
bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
produktifitas suatu institusi pendidikan. Indikator
eksterndalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar
dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan siswa
dimasyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap
(kecerdasan) siswa. Proses pembelajaran, siswa menjadi
fokus utama yang harus diperhatikan karena siswa yang
diharapkan menyerap seluruh materi pokok pelajaran.
Disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha
belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan atau hasil
yang telah diperoleh dari suatu proses pembelajaran dengan
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang ditunjukan dengan
nilai dari kegiatan belajar bidang akademik disekolah pada jangka
waktu tertentu yang dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses
belajar mengajar
2. Pendidikan Kewarganegaraan
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan menurut Zamroni dalam
Tukiran (2009: 3) adalah:
Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis,
melalui aktifitas menanamkan kesadaran pada generasi baru
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
14
bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
paling menjamin hak-hak warga masyarakat.
PKn dalam penjelasan tersebut, merupakan pendidikan yang
mengajarkan tentang sikap maupun perilaku dalam kehidupan
sehari-hari. Menuntun siswa untuk dapat berfikir kritis dalam
menyelesaikan suatu permalasalahan dengan menanamkan kesadaran
bahwa hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia. Eryaman
(2012: 7) mengemukakan “citizenship education deals with the
relationship beetwen the individual and political society, between the
self and other”. Artinya PKn berhubungan antara individu dan
masyarakat politik, dan antara diri dengan orang lain.
PKn dapat disimpulkan sebagai mata pelajaran yang
mempelajari sikap, perilaku generasi muda dalam rangka
mempersiapkan warga negara yang mampu berpartisipasi politik
secara demokratis dengan mempunyai keterampilan dan kemampuan
berpolitik, tingkah laku yang baik, dan mampu berfikir kritis dalam
bertindak demokratis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Hal ini mengidentifikasikan bahwa mata pelajaran
PKn itu diharapkan bermakna bagi kehidupan siswa dan akan
menghasilkan tumbuhnya individu yang berkemampuan,
berkeyakinan diri, dan berkomitmen untuk berbakti dan
mengabdikan diri.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
15
b. Tujuan mata pelajaran PKn
Mata pelajaran PKn menurut Zubaedi (2011: 280) bertujuan
agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karater-karakter bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Tujuan PKn dalam penjelasan tersebut, yaitu siswa dapat
berfikir kritis, berpartisipasi secara aktif, berkembang secara positif
dalam menanggapi berbagai isu kewarganegaraan. Tujuan Pkn
sangat baik, karena siswa dituntut untuk berinteraksi dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencari
berbagai informasi untuk menanggapi masalah isu kewarganegaraan.
Tujuan Pkn juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang akan
ditingkatkan pada mata pelajaran PKn.
c. Materi PKn Kelas IV Globalisasi
Penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian
tindakan kelas ini, yaitu materi globalisasi di kelas IV semester 2.
Materi globalisasi sangat penting dipelajari, salah satunya untuk
memahami era globalisasi.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
PKn sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
16
Tabel 2.1 Materi pembelajaran Pkn kelas IV
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Menunjukkan sikap
terhadap globalisasi di
lingkungannya.
4.1 Memberikan contoh
sederhana pengaruh
globalisasi di
lingkungannya
4.2 Mengidentifikasi jenis
budaya Indonesia yang
pernah ditampilkan dalam
misi kebuadayaan
Internasional
3. Model Problem Based Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, dan teknik pembelajaran merupakan model-model
pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan
pembelajaran. Menurut Arend dalam Trianto (2010: 51) bahwa
model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran
dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran merupakan landasan hasil pembelajaran
yang baik, seperti dalam Suprijono (2014: 45) bahwa landasan
praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan
teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap
implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
17
di kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce dalam Trianto (2010:
51) bahwa setiap model mengarahkan dalam merancang
pembelajaran untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang di dalamnya terdapat pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang melukiskan prosedur
sistematik dalam mengorgnisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran.
b. Pengertian Model Pembelajaran PBL
Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)
atau biasa disebut PBL dalam penelitian ini, menurut Arend (2008:
43) PBL adalah proses yang membantu siswa mengembangkan
keterampilan berfikir, dan keterampilan mengatasi masalah,
mempelajari peran-peran orang dewasa dan menjadi pelajar yang
mandiri. PBL dikatakan oleh Taufiq Amir (2010: 23) bahwa:
Informasi tertulis yang berupa masalah diberikan sebelum
kelas dimulai. Fokusnya adalah bagaimana pemelajar
mengidentifikasikan isu pembelajaran sendiri untuk
memecahkan masalah. Materi dan konsep yang relevan
ditemukan oleh pemelajar sendiri.
PBL dijelaskan dalam pengertian tersebut, dalam proses
pembelajarannya siswa akan memahami suatu fenomena
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
18
permasalahan, dan guru akan merangsang siswa untuk berfikir kritis
dalam menyelesaiakan masalah tersebut yang telah dipahaminya.
Problem Based Learning menurut O’Grady et al (2012)
mengemukakan bahwa PBL pada pendapat tokoh tersebut
merupakan strategi pembelajaran yang ditekankan pada masalah.
Masalahnya dapat menjadi tantangan atau deskripsi kesulitan, hasil
penasaran, atau terjadi tak terduga. Masalah tersebut dapat berupa
peristiwa yang menarik atau sesuatu yang membutuhkan
penyelesaian atau solusi. PBL sebagai teori belajar menyatakan
bahwa siswa tidak belajar dengan hanya mengumpulkan
pengetahuan, tetapi perlu membangun pemahaman pribadi konsep.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran PBL dimulai dengan memberikan suatu permasalahan
kepada siswa, dan siswa dirangsang untuk mempelajari masalah
dalam kehidupan nyata berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang telah ditemukan sebelumnya agar terbentuk pengetahuan yang
baru. Peran guru dalam pembelajaran ini adalah mengajukan
masalah, mengelola kelas dan memfasilitasi untuk kegiatan
penyelidikan, membantu siswa melaporkan hasil kerja, mengevaluasi
proses dan hasil penyelidikan yang telah dilakukan. Model ini
menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran
untuk menyelesaikan suatu masalah.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
19
c. Langkah-langkah proses Problem Based Learning
Model pembelajaran PBL mempunyai langkah-langkah agar
proses pembelajaran berjalan dengan baik, menurut Arend (2008:
57) PBL juga dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Langkah-Langkah PBL Menurut Arend (2008: 57)
Fase Langkah-langkah Aplikasi guru dalam pembelajaran
Fase 1 Memberikan orientasi
suatu masalah kepada
siswa.
Guru membahas tujuan pembelajaran,
mendeskripsikan berbagai kebutuhan
logistik penting, dan memotivasi siswa
untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi
masalah.
Fase 2 Mengorganisasi siswa
untuk meneliti.
Guru membantu siswa mendefinisikandan
dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar
yang terkait dengan permasalahan tersebut.
Fase 3 Membantu investigasi
mandiri dan kelompok.
Guru mendorong siswa mendapatkan
informasi yang tepat, melaksanakan
eksperimen, dan mencari penjelasan dan
solusi.
Fase 4 Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil
(artefak dan exhibit).
Guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat,
seperti laporan, rekaman video, dan model-
model dan membantu mereka untuk
menyampaikan kepada orang lain.
Fase 5 Menganalisis dan
mengevaluasi dari
proses mengatasi
masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi terhadap investigasinya dan proses-
proses yang siswa gunakan.
Guru dalam model PBL sangat berperan penting berjalannya proses
belajar, karena dari kegiatan awal sampai akhir guru mempunyai tugas
dalam setiap fase pada PBL. Sehingga pembelajaran menggunakan model
PBL akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
20
d. Tujuan Model Problem Based Learning (PBL)
Tujuan PBL membantu siswa dalam ketrampilan berpikir dan
pemecahan masalah. Menurut Trianto (2009 : 95) model PBL memiliki
tujuan sebagai berikut:
1) Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan
ketrampilan pemecahan masalah. Memberikan dorongan
kepada siswa untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang
bersifat konkret, tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide
yang abstrak dan komplek
2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik
Mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas, memiliki
elemen-elemen belajar magang. Hal ini mendorong pengamat
dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa
mampu memahami peran orang yang diamati atau yang diajak
dialog. Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri,
sehingga memungkinkan mereka menginterprestasikan dan
menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun
pemahaman terhadap fenomena tersebut secara mandiri
3) Menjadi pembelajar yang mandiri.
Siswa menjadi pembelajar yang mandiri dengan bimbingan
guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan
mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencarai penyelesaian
terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar
untuk menyesuaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam
hidupnya kelak.
Dari penjelasan tujuan dari model PBL tersebut dapat diketahui
bahwa model pembelajaran ini sangat baik untuk melatih siswa belajar
pemahaman mengenai sebuah pemecahan masalah, sehingga siswa akan
terbiasa untuk berpikir aktif dalam menyelesaikan permasalahannya dan
menjadi mandiri dalam melakukan berbagai hal. Model PBL sangat tepat
dalam pembelajaran PKn ini, karena pelajaran PKn materi globalisasi
dapat memunculkan permasalahan yang nyata dan siswa dapat berfikir
reatif untuk memecahkan masalah.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
21
e. Keuntungan dan Kelemahan model PBL
Model PBL juga mempunyai keuntungan dan kelemahan,
menurut Warsono dan Hariyanto (2013: 152) keuntungan model
PBL adalah sebagai berikut:
1) Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan
merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya
terkait dengan pembelajaran yang ada dalam kehidupan sehari-
hari (real world).
2) Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan
teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-
teman sekelasnya.
3) Semakin mengakrabkan guru dengan siswa.
4) Karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan
siswa melalui eksperimen hal ini juga akan membiasakan
siswa dalam menerapkan metode eksperimen.
Kelebihan model PBL tersebut menjelaskan bahwa PBL merupakan
model yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. Kelebihan model PBL menjadikan siswa
menjadi terbiassa untuk berdiskusi dan menerima pendapat siswa lain.
PBL selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan.
Kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning antara lain:
1) Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada
pemecahan masalah.
2) Seringkali memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang.
3) Aktivitas siswa yang dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau
guru.
Kelemahan model PBL dalam penjelasan di atas, tidak semua guru
mampu mengantarkan siswa dalam pemecahan masalah. PBL ini dapat
dilakukan di luar ruangan sehingga pembelajaran akan sulit jika dipantau.
Model PBL tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan seperti yang
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
22
telah dijelaskan di atas, bahwa kelebihan model ini siswa akan
menghadapi fenomena permasalahan terlebih dahulu dan guru merangsang
siswa untuk bertanya. Siswa akan merasa tertantang untuk menyelesaikan
masalah tersebut, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.
B. Penelitian yang relevan
Hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Gunantara (2014) dengan
judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah yakni dari siklus I ke siklus II sebesar 16,42% dari kriteria sedang
menjadi tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
pada mata pelajaran matematika.
Penelitian menggunakan model PBL selanjutnya dilakukan oleh Tri
Wulin Permatasari (2015) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Diri
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)”.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, pada penelitian ini
ditunjukan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan prestasi diri siswa. Penelitian dilakukan di kelas IX.A SMP N 1
Kajen dengan jumlah subyek penelitian 30 siswa. Metode pengumpulan
datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Metode analisis data
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
23
menggunakan tindakan deskriptif kuantitatif dan analisis observasi. Hasil
penelitian ini dapat meningkatkan prestasi diri siswa.
Penelitian di atas, terdapat kesamaan model pembelajaran yang
digunakan yaitu model pembelajaran problem based learning terhadap hasil
belajar siswa, namun yang membedakan penelitian di atas dengan penelitian
ini adalah, tujuan penelitian, dan subjek penelitian. Penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar
PKn materi globalisasi melalui model Problem Based Learning di SD N
Bulupayung 02 dan hanya menggunakan satu kelas sebagai subjek penelitian
yaitu kelas IV yang berjumlah 23 siswa.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian tindakan kelas “Upaya meningkatkan prestasi belajar PKn
materi Globalisasi dengan model problem based learning” ini dilaksanakan
untuk melakukan serangkaian tindakan yang terangkum dalam siklus I dan
siklus II. Hal ini dapat dilihat berdasarkan permasalahan yang terdapat pada
latar belakang, diketahui bahwa kondisi awal prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran PKn masih rendah. Kondisi awal siswa kelas IV di SD N
Bulupayung 02 pembelajaran pada mata pelajaran PKn masih berpusat pada
guru (teacher centered) sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang
menarik, sehingga pembelajaran menjadi membosankan. Salah satu upaya
meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn
di sekolah, perlu adanya penelitian yang lebih bersifat inovatif agar
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
24
pembelajaran PKn lebih bermakna dan penuh semangat sehingga siswa dapat
berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Model yang inovatif perlu diterapkan untuk melakukan proses
pembelajaran, salah satunya model pembelajaran yang sesuai untuk
pembelajaran PKn adalah pembelajaran Problem Based Learning. Model
pembelajaran Problem Based Learning atau yang disingkat PBL adalah
pembelajaran berbasis masalah yang dimulai dengan guru menyajikan suatu
masalah yang sesuai kenyaataan dan bermakna kepada siswa untuk diselidiki
secara terbuka dan ditemukan solusi penyelesaiannya.
PBL ini memacu peserta didik untuk dapat berpikir kritis dalam
memecahkan masalah yang diberikan guru, masalah tersebut adalah materi
yang akan dipelajari. Siswa dilatih untuk menemukan sendiri solusi dari
permasalahannya sehingga hal ini dapat meningkatkan kerja keras siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, siswa dapat mempelajari PKn,
dan pada akhirnya kemampuan kognitif siswa akan meningkat. Penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Gunantara
(2014) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Kelas V”.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016
25
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian pada kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka
dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu melalui model Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran PKn materi globalisasi di kelas IV SD Negeri Bulupayung 02.
Kondisi Awal
1. Siswa pasif
2. Siswa tidak bersemangat
3. Siswa lebih banyak belajar
tentang, dari pada belajar
menjadi
4. Siswa kurang berpartisipasi
dalam pembelajaran
5. Penugasan materi kurang
Hasil belajar
Pkn msih
rendah
Tindakan:
Guru menerapkan
model pembelajaran
PBL pada materi
globalisasi
Siklus I
Guru menerapkan
model pembelajaran
PBL pada materi
globalisasi
Siklus II
Guru menerapkan
model pembelajaran
PBL pada materi
globalisasi
Penerapan model pembelajaran PBL
dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran PKn
materi globalisasi.
Kondisi
Akhir
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016