bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. prestasi belajar a.repository.ump.ac.id/5069/3/bab...

19
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar Pengertian belajar diungkapkan oleh Slameto (2010: 2) bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar juga diartikan oleh Hariyanto (2014: 9) bahwa belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Teori Gestalt dalam Susanto (2013: 12) bahwa belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati, jiwa raga individu mengalami perkembangan. Belajar terus menerus akan mengalami perkembangan, berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah usaha sadar seseorang untuk melakukan suatu proses perubahan tingkah laku, menjadi lebih baik pada pribadi individu, karena berinteraksi dengan individu lain dan lingkungannya. Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

Upload: vohuong

Post on 10-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Pengertian belajar diungkapkan oleh Slameto (2010: 2) bahwa

belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Belajar juga diartikan oleh Hariyanto (2014: 9)

bahwa belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Teori Gestalt dalam

Susanto (2013: 12) bahwa belajar merupakan suatu proses

perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati, jiwa raga individu

mengalami perkembangan.

Belajar terus menerus akan mengalami perkembangan,

berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa belajar adalah usaha sadar seseorang untuk melakukan suatu

proses perubahan tingkah laku, menjadi lebih baik pada pribadi

individu, karena berinteraksi dengan individu lain dan lingkungannya.

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

8

Teori yang mendukung untuk perubahan tingkah laku menjadi

lebih baik pada pribadi individu pada model pembelajaran Problem

Based Learning yaitu teori kontruktivisme, karena menurut Slavin

dalam Trianto (2011: 74) sesuai dengan penelitian, siswa dapat

memahami dan bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu

untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide, sehingga

hasil belajar PKn akan meningkat. Pernyataan tersebut diperkuat

dalam Richard (2008: 43) bahwa PBL membantu siswa untuk

mengembangkan keterampilan mengatasi masalah, mempelajari

peran-peran orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri. Jadi

dengan model PBL siswa akan memahami memecahkan masalah dan

mengembangkan keterampilan mengatasi masalah, sehingga siswa

mempunyasi hasil belajar yang meningkat.

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar Slameto (2010:27-28) yaitu prinsip

belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang

berbeda oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip dalam

belajar diantaranya:

1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a) Dalam belajar setiap peserta didik diusahakan berpartisipasi

aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai

tujuan instruksional.

b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi

yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan

instruksional.

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

9

Belajar perlu lingkungan yang menantang, dapat

mengembangkan kemampuan, bereksplorasi dan belajar

dengan efektif.

c) Belajar perlu ada interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya.

2) Sesuai hakikat belajar

a) Belajar itu proses kontinyu, maka perlu melewati tahap demi

tahap menurut perkembangannya.

b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan

discovery.

c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian

yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan

pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan

menimbulkan respons yang diharapkan.

3) Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari

a) Balajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memililki

struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah

menangkap pengertiannya.

b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu

sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

4) Syarat keberhasilan belajar

a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik

dapat belajar dengan tenang.

b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada peserta

didik.

c. Faktor – faktor yang memperngaruhi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor

tersebut, menurut Slameto (2010: 54) yaitu:

1. Faktor internal a) Faktor jasmani merupakan faktor yang berasal dari fisik

siswa, faktor jasmani meliputi faktor kesehatan dan cacat

tubuh.

b) Faktor Psikologis, antara lain: intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motivasi siswa, kematangan siswa,

kesiapan siswa.

c) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada individu dibedakan menjadi dua macam,

yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan

jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh,

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

10

sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya

kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan

untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

siswa. Faktor internal dapat menjadikan motivasi yang baik pada siswa

dalam belajar. Faktor internal sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa, apabila siswa mempunyai faktor internal yang baik maka

hasil belajar siswa akan maksimal. Sebaliknya, hasil belajar yang tidak

maksimal dikarenakan siswa tidak mempunyai faktor internal yang

baik.

2. Faktor Eksternal

a) Faktor Keluarga

Faktor keluarga sangat penting, karena keluarga yang

sudah mendidik kita mulai kita lahir di dunia. Faktor

yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi beberapa

macam, yaitu: (1) Cara orang tua mendidik. (2) Relasi

antaranggota keluarga. (3) Suasana rumah. (4) keadaan

ekonomi keluarga. (5) Pengertian orang tua. (6) Latar

belakang kebudayaan.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah terjadi dari dalam sekolah dan sanagat

mempengaruhi perkembangan pengetahuan pada siswa.

Faktor sekolah dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:

(1) Metode Mengajar. (2) Kurikulum. (3) Relasi Guru

dengan Siswa. (4) Relasi Siswa dengan Siswa. (5)

Disiplin Sekolah. (6) Alat Peraga. (7) Waktu Sekolah.

(8) Standar Pelajaran di Atas Ukuran. (9) Keadaan

Gedung. (10) Metode Belajar. (11) Tugas Rumah.

c) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu

terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat,

meliputi dari kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

masyarakat.

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersalah dari luar diri

siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor eksternal

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

11

dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut muncul

dari dalam diri siswa (intern) atau pengaruh dari luar diri siswa

(ekstern). Faktor-faktor tersebut, akan memberikan kemudahan dalam

tercapainya tujuan suatu proses belajar. Proses belajar tidak berjalan

dengan baik, apabila faktor-faktor tersebut tidak memenuhi, bahkan

akan memperlambat atau menyulitkan proses belajar.

d. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi yang berupa hasil usaha seseorang diraih berdasarkan

dukungan dari dalam diri sendiri dan lingkungan. Prestasi menurut

Arifin (2013:12) bahwa kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda

yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi”

yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement test)

berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar

pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil

belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Hal ini

sependapat dengan Mulyasa (2014:189) prestasi belajar adalah hasil

yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar,

sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang

dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan

belajar yang dilakukan peserta didik akan menghasilkan prestasi

belajar, berupa perubahan perubahan perilaku yang oleh Bloom

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

12

dikelompokkan ke dalam kawasan kognitif, afektif, psikomotor.

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri tertentu.

Ciri-ciri perubahan perilaku hasil belajar adalah bersifat intensional,

positif, dan efektif. Prestasi yang baik diperoleh dengan usaha yang

sungguh-sungguh seperti pendapat dari Gunarso dalam Hamdani

(2011:138) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha

maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-

usaha belajar.

Prestasi merupakan usaha dari seseorang, selain itu prestasi

merupakan pengalaman sejarah seseorang sepanjang hidupnya seperti

dalam pendapat menurut Arifin (2013:12) prestasi belajar merupakan

suatu masalah yang ada dalam sejarah kehidupan manusia, karena

sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi

menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Prestasi belajar dapat disimpulkan berdasarkan pendapat di atas,

yaitu suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah

dilakukan oleh individu melalui kegiatan dan mengakibatkan

perubahan tingkah laku yang positif melalaui interaksi dengan

lingkungannya.

e. Fungsi Prestasi Belajar

Belajar sebagai acuan kualitas dan kuantitas seseorang. Menurut

Arifin (2013 : 12) prestasi belajar memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

13

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin

tahu, yang merupakan kebutuhan umum manusia

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan, dengan asumsi bahwa prestasi belajar dapat

dijadikan sebagai pendorong bagi siswa dalam

meningkatkn ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan

sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari

suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti

bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat

produktifitas suatu institusi pendidikan. Indikator

eksterndalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar

dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan siswa

dimasyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap

(kecerdasan) siswa. Proses pembelajaran, siswa menjadi

fokus utama yang harus diperhatikan karena siswa yang

diharapkan menyerap seluruh materi pokok pelajaran.

Disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha

belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan atau hasil

yang telah diperoleh dari suatu proses pembelajaran dengan

penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang ditunjukan dengan

nilai dari kegiatan belajar bidang akademik disekolah pada jangka

waktu tertentu yang dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses

belajar mengajar

2. Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan menurut Zamroni dalam

Tukiran (2009: 3) adalah:

Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis,

melalui aktifitas menanamkan kesadaran pada generasi baru

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

14

bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang

paling menjamin hak-hak warga masyarakat.

PKn dalam penjelasan tersebut, merupakan pendidikan yang

mengajarkan tentang sikap maupun perilaku dalam kehidupan

sehari-hari. Menuntun siswa untuk dapat berfikir kritis dalam

menyelesaikan suatu permalasalahan dengan menanamkan kesadaran

bahwa hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia. Eryaman

(2012: 7) mengemukakan “citizenship education deals with the

relationship beetwen the individual and political society, between the

self and other”. Artinya PKn berhubungan antara individu dan

masyarakat politik, dan antara diri dengan orang lain.

PKn dapat disimpulkan sebagai mata pelajaran yang

mempelajari sikap, perilaku generasi muda dalam rangka

mempersiapkan warga negara yang mampu berpartisipasi politik

secara demokratis dengan mempunyai keterampilan dan kemampuan

berpolitik, tingkah laku yang baik, dan mampu berfikir kritis dalam

bertindak demokratis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Hal ini mengidentifikasikan bahwa mata pelajaran

PKn itu diharapkan bermakna bagi kehidupan siswa dan akan

menghasilkan tumbuhnya individu yang berkemampuan,

berkeyakinan diri, dan berkomitmen untuk berbakti dan

mengabdikan diri.

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

15

b. Tujuan mata pelajaran PKn

Mata pelajaran PKn menurut Zubaedi (2011: 280) bertujuan

agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi

isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan

bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk

diri berdasarkan karater-karakter bangsa-bangsa lainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.

Tujuan PKn dalam penjelasan tersebut, yaitu siswa dapat

berfikir kritis, berpartisipasi secara aktif, berkembang secara positif

dalam menanggapi berbagai isu kewarganegaraan. Tujuan Pkn

sangat baik, karena siswa dituntut untuk berinteraksi dengan

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencari

berbagai informasi untuk menanggapi masalah isu kewarganegaraan.

Tujuan Pkn juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang akan

ditingkatkan pada mata pelajaran PKn.

c. Materi PKn Kelas IV Globalisasi

Penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian

tindakan kelas ini, yaitu materi globalisasi di kelas IV semester 2.

Materi globalisasi sangat penting dipelajari, salah satunya untuk

memahami era globalisasi.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran

PKn sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

16

Tabel 2.1 Materi pembelajaran Pkn kelas IV

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

4. Menunjukkan sikap

terhadap globalisasi di

lingkungannya.

4.1 Memberikan contoh

sederhana pengaruh

globalisasi di

lingkungannya

4.2 Mengidentifikasi jenis

budaya Indonesia yang

pernah ditampilkan dalam

misi kebuadayaan

Internasional

3. Model Problem Based Learning

a. Pengertian Model Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode

pembelajaran, dan teknik pembelajaran merupakan model-model

pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan

atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan

pembelajaran. Menurut Arend dalam Trianto (2010: 51) bahwa

model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang

akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran,

tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran

dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran merupakan landasan hasil pembelajaran

yang baik, seperti dalam Suprijono (2014: 45) bahwa landasan

praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan

teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap

implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

17

di kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce dalam Trianto (2010:

51) bahwa setiap model mengarahkan dalam merancang

pembelajaran untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang di dalamnya terdapat pendekatan, strategi,

metode, dan teknik pembelajaran yang melukiskan prosedur

sistematik dalam mengorgnisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi

perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran.

b. Pengertian Model Pembelajaran PBL

Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

atau biasa disebut PBL dalam penelitian ini, menurut Arend (2008:

43) PBL adalah proses yang membantu siswa mengembangkan

keterampilan berfikir, dan keterampilan mengatasi masalah,

mempelajari peran-peran orang dewasa dan menjadi pelajar yang

mandiri. PBL dikatakan oleh Taufiq Amir (2010: 23) bahwa:

Informasi tertulis yang berupa masalah diberikan sebelum

kelas dimulai. Fokusnya adalah bagaimana pemelajar

mengidentifikasikan isu pembelajaran sendiri untuk

memecahkan masalah. Materi dan konsep yang relevan

ditemukan oleh pemelajar sendiri.

PBL dijelaskan dalam pengertian tersebut, dalam proses

pembelajarannya siswa akan memahami suatu fenomena

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

18

permasalahan, dan guru akan merangsang siswa untuk berfikir kritis

dalam menyelesaiakan masalah tersebut yang telah dipahaminya.

Problem Based Learning menurut O’Grady et al (2012)

mengemukakan bahwa PBL pada pendapat tokoh tersebut

merupakan strategi pembelajaran yang ditekankan pada masalah.

Masalahnya dapat menjadi tantangan atau deskripsi kesulitan, hasil

penasaran, atau terjadi tak terduga. Masalah tersebut dapat berupa

peristiwa yang menarik atau sesuatu yang membutuhkan

penyelesaian atau solusi. PBL sebagai teori belajar menyatakan

bahwa siswa tidak belajar dengan hanya mengumpulkan

pengetahuan, tetapi perlu membangun pemahaman pribadi konsep.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran PBL dimulai dengan memberikan suatu permasalahan

kepada siswa, dan siswa dirangsang untuk mempelajari masalah

dalam kehidupan nyata berdasarkan pengetahuan dan pengalaman

yang telah ditemukan sebelumnya agar terbentuk pengetahuan yang

baru. Peran guru dalam pembelajaran ini adalah mengajukan

masalah, mengelola kelas dan memfasilitasi untuk kegiatan

penyelidikan, membantu siswa melaporkan hasil kerja, mengevaluasi

proses dan hasil penyelidikan yang telah dilakukan. Model ini

menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran

untuk menyelesaikan suatu masalah.

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

19

c. Langkah-langkah proses Problem Based Learning

Model pembelajaran PBL mempunyai langkah-langkah agar

proses pembelajaran berjalan dengan baik, menurut Arend (2008:

57) PBL juga dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Langkah-Langkah PBL Menurut Arend (2008: 57)

Fase Langkah-langkah Aplikasi guru dalam pembelajaran

Fase 1 Memberikan orientasi

suatu masalah kepada

siswa.

Guru membahas tujuan pembelajaran,

mendeskripsikan berbagai kebutuhan

logistik penting, dan memotivasi siswa

untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi

masalah.

Fase 2 Mengorganisasi siswa

untuk meneliti.

Guru membantu siswa mendefinisikandan

dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar

yang terkait dengan permasalahan tersebut.

Fase 3 Membantu investigasi

mandiri dan kelompok.

Guru mendorong siswa mendapatkan

informasi yang tepat, melaksanakan

eksperimen, dan mencari penjelasan dan

solusi.

Fase 4 Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil

(artefak dan exhibit).

Guru membantu siswa dalam merencanakan

dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat,

seperti laporan, rekaman video, dan model-

model dan membantu mereka untuk

menyampaikan kepada orang lain.

Fase 5 Menganalisis dan

mengevaluasi dari

proses mengatasi

masalah.

Guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi terhadap investigasinya dan proses-

proses yang siswa gunakan.

Guru dalam model PBL sangat berperan penting berjalannya proses

belajar, karena dari kegiatan awal sampai akhir guru mempunyai tugas

dalam setiap fase pada PBL. Sehingga pembelajaran menggunakan model

PBL akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

20

d. Tujuan Model Problem Based Learning (PBL)

Tujuan PBL membantu siswa dalam ketrampilan berpikir dan

pemecahan masalah. Menurut Trianto (2009 : 95) model PBL memiliki

tujuan sebagai berikut:

1) Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan

ketrampilan pemecahan masalah. Memberikan dorongan

kepada siswa untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang

bersifat konkret, tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide

yang abstrak dan komplek

2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik

Mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas, memiliki

elemen-elemen belajar magang. Hal ini mendorong pengamat

dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa

mampu memahami peran orang yang diamati atau yang diajak

dialog. Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri,

sehingga memungkinkan mereka menginterprestasikan dan

menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun

pemahaman terhadap fenomena tersebut secara mandiri

3) Menjadi pembelajar yang mandiri.

Siswa menjadi pembelajar yang mandiri dengan bimbingan

guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan

mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencarai penyelesaian

terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar

untuk menyesuaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam

hidupnya kelak.

Dari penjelasan tujuan dari model PBL tersebut dapat diketahui

bahwa model pembelajaran ini sangat baik untuk melatih siswa belajar

pemahaman mengenai sebuah pemecahan masalah, sehingga siswa akan

terbiasa untuk berpikir aktif dalam menyelesaikan permasalahannya dan

menjadi mandiri dalam melakukan berbagai hal. Model PBL sangat tepat

dalam pembelajaran PKn ini, karena pelajaran PKn materi globalisasi

dapat memunculkan permasalahan yang nyata dan siswa dapat berfikir

reatif untuk memecahkan masalah.

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

21

e. Keuntungan dan Kelemahan model PBL

Model PBL juga mempunyai keuntungan dan kelemahan,

menurut Warsono dan Hariyanto (2013: 152) keuntungan model

PBL adalah sebagai berikut:

1) Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan

merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya

terkait dengan pembelajaran yang ada dalam kehidupan sehari-

hari (real world).

2) Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan

teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-

teman sekelasnya.

3) Semakin mengakrabkan guru dengan siswa.

4) Karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan

siswa melalui eksperimen hal ini juga akan membiasakan

siswa dalam menerapkan metode eksperimen.

Kelebihan model PBL tersebut menjelaskan bahwa PBL merupakan

model yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor. Kelebihan model PBL menjadikan siswa

menjadi terbiassa untuk berdiskusi dan menerima pendapat siswa lain.

PBL selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan.

Kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning antara lain:

1) Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada

pemecahan masalah.

2) Seringkali memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang.

3) Aktivitas siswa yang dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau

guru.

Kelemahan model PBL dalam penjelasan di atas, tidak semua guru

mampu mengantarkan siswa dalam pemecahan masalah. PBL ini dapat

dilakukan di luar ruangan sehingga pembelajaran akan sulit jika dipantau.

Model PBL tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan seperti yang

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

22

telah dijelaskan di atas, bahwa kelebihan model ini siswa akan

menghadapi fenomena permasalahan terlebih dahulu dan guru merangsang

siswa untuk bertanya. Siswa akan merasa tertantang untuk menyelesaikan

masalah tersebut, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.

B. Penelitian yang relevan

Hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Gunantara (2014) dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah yakni dari siklus I ke siklus II sebesar 16,42% dari kriteria sedang

menjadi tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

pada mata pelajaran matematika.

Penelitian menggunakan model PBL selanjutnya dilakukan oleh Tri

Wulin Permatasari (2015) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Diri

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)”.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, pada penelitian ini

ditunjukan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan prestasi diri siswa. Penelitian dilakukan di kelas IX.A SMP N 1

Kajen dengan jumlah subyek penelitian 30 siswa. Metode pengumpulan

datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Metode analisis data

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

23

menggunakan tindakan deskriptif kuantitatif dan analisis observasi. Hasil

penelitian ini dapat meningkatkan prestasi diri siswa.

Penelitian di atas, terdapat kesamaan model pembelajaran yang

digunakan yaitu model pembelajaran problem based learning terhadap hasil

belajar siswa, namun yang membedakan penelitian di atas dengan penelitian

ini adalah, tujuan penelitian, dan subjek penelitian. Penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar

PKn materi globalisasi melalui model Problem Based Learning di SD N

Bulupayung 02 dan hanya menggunakan satu kelas sebagai subjek penelitian

yaitu kelas IV yang berjumlah 23 siswa.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian tindakan kelas “Upaya meningkatkan prestasi belajar PKn

materi Globalisasi dengan model problem based learning” ini dilaksanakan

untuk melakukan serangkaian tindakan yang terangkum dalam siklus I dan

siklus II. Hal ini dapat dilihat berdasarkan permasalahan yang terdapat pada

latar belakang, diketahui bahwa kondisi awal prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran PKn masih rendah. Kondisi awal siswa kelas IV di SD N

Bulupayung 02 pembelajaran pada mata pelajaran PKn masih berpusat pada

guru (teacher centered) sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang

menarik, sehingga pembelajaran menjadi membosankan. Salah satu upaya

meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn

di sekolah, perlu adanya penelitian yang lebih bersifat inovatif agar

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

24

pembelajaran PKn lebih bermakna dan penuh semangat sehingga siswa dapat

berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Model yang inovatif perlu diterapkan untuk melakukan proses

pembelajaran, salah satunya model pembelajaran yang sesuai untuk

pembelajaran PKn adalah pembelajaran Problem Based Learning. Model

pembelajaran Problem Based Learning atau yang disingkat PBL adalah

pembelajaran berbasis masalah yang dimulai dengan guru menyajikan suatu

masalah yang sesuai kenyaataan dan bermakna kepada siswa untuk diselidiki

secara terbuka dan ditemukan solusi penyelesaiannya.

PBL ini memacu peserta didik untuk dapat berpikir kritis dalam

memecahkan masalah yang diberikan guru, masalah tersebut adalah materi

yang akan dipelajari. Siswa dilatih untuk menemukan sendiri solusi dari

permasalahannya sehingga hal ini dapat meningkatkan kerja keras siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, siswa dapat mempelajari PKn,

dan pada akhirnya kemampuan kognitif siswa akan meningkat. Penelitian ini

mendukung penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Gunantara

(2014) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Kelas V”.

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016

25

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka

dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu melalui model Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran PKn materi globalisasi di kelas IV SD Negeri Bulupayung 02.

Kondisi Awal

1. Siswa pasif

2. Siswa tidak bersemangat

3. Siswa lebih banyak belajar

tentang, dari pada belajar

menjadi

4. Siswa kurang berpartisipasi

dalam pembelajaran

5. Penugasan materi kurang

Hasil belajar

Pkn msih

rendah

Tindakan:

Guru menerapkan

model pembelajaran

PBL pada materi

globalisasi

Siklus I

Guru menerapkan

model pembelajaran

PBL pada materi

globalisasi

Siklus II

Guru menerapkan

model pembelajaran

PBL pada materi

globalisasi

Penerapan model pembelajaran PBL

dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran PKn

materi globalisasi.

Kondisi

Akhir

Upaya Meningkatkan Prestasi..., Nita Susanti, FKIP, UMP, 2016