bab ii kajian pustaka a. deskripsi teori 1. karakter rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/armi...

26
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Karakter Menurut Kemendiknas (wibowo,2012:35) karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, dan bertindak. Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (Zubaedi, 2011:8) karakter adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Dalam grand desain pendidikan karakter, pendidikan karakter merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan nilai-nilai luhur dalam lingkungan satuan pendidikan (sekolah), lingkungan keluarga, 6 Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Upload: lyhanh

Post on 03-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Karakter Rasa Ingin Tahu

a. Pengertian Karakter

Menurut Kemendiknas (wibowo,2012:35) karakter adalah

watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari

hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan

digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, dan

bertindak. Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan yang

mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik,

sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,

menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai

anggota masyarakat, dan warga yang religius, nasionalis, produktif dan

kreatif.

Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (Zubaedi, 2011:8) karakter

adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,

personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter

adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”.

Dalam grand desain pendidikan karakter, pendidikan karakter

merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan nilai-nilai luhur

dalam lingkungan satuan pendidikan (sekolah), lingkungan keluarga,

6

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

7

dan lingkungan masyarakat. Nilai-nilai luhur ini berasal dari teori-teori

pendidikan, psikologi pendidikan, nilai-nilai social budaya, ajaran

agama, Pancasila dan UUD 1945, dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, serta pengalaman terbaik dan praktik

nyata dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembudayaan dan

pemberdayaan nilai-nilai luhur ini juga perlu didukung oleh komitmen

dan kebijakan pemangku kepentingan serta pihak-pihak terkait lainnya

termasuk dukungan sarana dan prasarana yang diperlukan.

Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang

mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga

mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,

menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai

anggota masyarakat dan warga Negara yang religius, nasionalis,

produktif, dan kreatif. Zubaedi, (2011:17-18). Menurut Fraenkel,

(1977:6) nilai dapat diartikan sebagai berikut.

“A value is an idea-a concept- about what someone thinks is

important in life. When a person values something, he or she

deems it worthwhile-worth having, worth doing, or worth trying

to obtain. The studi of values usually is divided into the areas of

aesthetics and ethics. Aesthetics refers to the study and

justification of what human beings considers beautiful-what the

enjoy. Ethics refers to the study and justification of conduct-how

people behave. At the base of study of ethics is the question of

morals-the reflective consideration of what is rigt and wrong.

Though some comments will be made about the teaching of

aesthetic values in this book, our primary concern will be the

teaching of ethics”.

Nilai menurut Fraenkel dapat disimpulkan bahwa suatu ide konsep

tentang cara berpikir seseorang mengenai sesuatu hal yang penting

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

8

dalam kehidupannyan. Seseorang menganggap nilai sesuatu itu

berharga dan layak dilakukan maka pastas pula untuk

mendapatkannya. Nilai terbagi menjadi dua yaitu ada estetika dan

etika. Estetika mengacu pada justifikasi dari apa yang dianggap

manusia memunculkan keindahan. Etika mengacu pada justifikasi

perilaku dan berperilaku.

Menurut pemikiran Benninga (1991:264) berpendapat bahwa:

“Advocates of moral education have relied on these

developmental theories to provide the basis for pedagogical

programs, arguing that an understanding of how individuals

develop over time has direct bearing on the processes

implemented in those programs. The advocates of character

education, on the other hand, have not relied on these findings,

arguing that the purposes of moral education are well

established historically and in need only of consistent

implementation”.

Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-

teori perkembangan sebagai dasar pada program pedagogis.

Pemahaman yang dimunculkan tersebut diharapkan tiap individu dapat

mengembangkannya dari waktu ke waktu melalui proses

implementasi. Pada dasarnya yang dibutuhkan dari pendidikan moral

adalah adanya implementasi yang berkelanjutan dan konsisten.

Berdasarkan pengertian beberapa ahli, tentang pendidikan

karakter dapat disimpulkan bahwa suatu karakter terbentuk dari nilai,

norma, moral, dan karakter. Moral dapat mehasilkan suatu mental daan

watak yang nantinya akan membentuk suatu karakter.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

9

Pendidikan masih dilakukan secara sporadis dan terpisah-pisah.

Hasil riset menunjukkan bahwa hanya di beberapa sekolah saja yang

telah mengembangkan pendidikan karakter. Hal tersebut terjadi bukan

karena adanya program ini, melainkan merupakan kultur yang sudah

terbangun sejak lama. Walaupun demikian, dari 18 yang

disosialisasikan untuk dikembangkan di sekolah, hanya terdapat 5

sampai 7 nilai yang benar-benar diajarkan dan terinternalisasi pada

siswa di Sekolah Dasar.

b. Pengertian Rasa InginTahu

Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajari, dilihat, dan didengar (Wibowo 2012:102). Lingkup rasa

ingin tahu lebih luas dalam mempelajari suatu ilmu yang baru atau

pengalaman baru. Rasa ingin tahu adalah emosi yang dihubungkan

dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti eksplorasi,

investigasi, dan belajar (Mustari, 2011:104-105). Rasa ingin tahu juga

dapat dideskripsikan sebagai suatu eksplorasi dalam menerima

pengetahuan baru.

Rasa ingin tahu terdapat pada pengalaman mausia dan hewan.

Istilah itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan perilaku itu

sendiri yang disebabkan oleh emosi ingin tahu. Walaupun manusia itu

seringkali bersifat ingin tahu, namun tetap saja ada yang terlewati dari

perhatian mereka. Apa yang dapat dicatat adalah rasa ingin tahu

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

10

manusia tentang rasa ingin tahu itu sendiri (di balik-rasa ingin tahu),

digabungkan dengan kemampuan untuk berpikir abstrak, membawa

pada peniruan (mimesis), fantasi dan imajinasi – yang akhirnya

membawa pada cara manusia berpikir (menalar), yaitu abstrak, sadar-

diri atau secara sadar.

Menurut Berlyne (Gulten 2011:249) mengemukakan :

“…Perceptive curiosity contains (seeing, hearing) directed

sensual conceptions which are used for getting information

about complex or undetermined objects in kind a ways such

visual inspection with awakening of curiosity. Epistemic

curiosity examines the questions and proposition to get true

information that is activated by conceptual undetermined or

complex ideas such as (theories of knowledge, mental cross

words (Berlyne, 1957 cited in Ünal, 2005)… They defend an

appetitive account of curiosity, viewing curiosity as a

motivationally original desire to know that arises from having

one's attention drawn to the object and that in turn sustains

one's attention to it. Distinguishing curiosity from wonder, they

explore several sources of the epistemic value of curiosity. First,

curiosity is tenacious: Curiosity whether a proposition is true

leads to curiosity about related issues. Second, it is related to

our field of interest. Last, and most important, curiosity is

largely independent of our interests. It fixes our attention on

objects in which we have no antecedent interest, thereby

broadening our knowledge on it…”

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perspektif rasa ingin tahu

berupa melihat dan mendengar yang diarahkan kepada suatu konsep

yang digunakan dalam rangka memperoleh informasi melalui

timbulnya rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu yang dieksplorasikan akan

membentuk beberapa sumber nilai yaitu rasa ingin tahu yang ulet dari

beberapa hal terkait dengan bidang yang diminatinya. Rasa ingin tahu

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

11

sebagian besar independen dari kepentingan kita sehingga akan

mendapatkan pengetahuan yang luas dari yang telah kita dapatkan.

Pengertian rasa ingin tahu dari beberapa definisi para ahli,

dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu sikap,

perilaku, dan tindakan dalam mencari pengetahuan baru yang meluas

dari apa yang dilihat, didengar, maupun yang akan dipelajari.

c. Sejarah ingin tahu

Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia

alam mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan

penggunaan pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara

memuaskan Mustari, (2011:106). Rasa ingin tahu makhluk lain selain

manusia lebih didasarkan oleh naluri (instinct) atau idle curiosity.

Naluri ini didasarkan pada upaya mempertahankan kelestarian hidup

dan sifatnya tetap sepanjang zaman.

Panca indera akan memberikan tanggapan terhadap semua

rangsangan dimana tanggapan itu menjadi suatu pengalaman.

Pengalaman yang diperoleh terakumulasi oleh karena adanya

kuriositas manusia. Pengalaman merupakan salah satu cara

terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta. Pengalaman

akan bertambah terus seiring berkembangnya manusia dan hal itu

diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Pada dasarnya,

pertambahan pengetahuan didorong oleh:

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

12

1) Hasrat untuk memuaskan diri, yang bersifat non praktis atau

teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami hakekat alam

dan isinya. Dorongan ini melahirkan Ilmu Pengetahuan Murni

(Pure Science).

2) Dorongan praktis yang memanfaatkan pengetahuan itu untuk

meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Dorongan kedua ini

menimbulkan Ilmu Pengetahuan Terapan (Applied Science).

d. Indikator Rasa Ingin Tahu

Menurut Hasan dkk (Fitri, 2012:39), ada dua jenis indikator

yang dikembangkan dalam pedoman ini. Pertama, indikator untuk

sekolah dan kelas. Kedua, indikator untuk mata pelajaran. Indikator

sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah,

guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya

dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan

sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari. Indikator

mata pelajaran mengambarkan perilaku afektif seorang peserta didik

berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Indikator rasa ingin tahu

menurut Fitri (2012: 41) meliputi :

1) Sistem pembelajaran diarahkan untuk mengeksplorasi

keingintahuan siswa.

2) Sekolah memberikan fasilitas, baik melalui media cetak maupun

elektronik, agar siswa dapat mencari informasi yang baru.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

13

e. Pendidikan Rasa Ingin Tahu

Dalam mengembangkan rasa ingin tahu pada anak, kebebasan

anak itu sendiri harus ada untuk melakukan dan melayani rasa ingin

tahunya. Menurut Jean Piaget (Mustari, 2011:110), belajar merupakan

kegiatan bebas untuk memuaskan rasa ingin tahu, tidak heran jika

setiap anak pun mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang

berbeda-beda. Tidak ada dua anak yang menjalani jalan yang sama.

Adalah sedikit yang hampir sama. Setiap anak itu begitu unik, begitu

berbeda.

Belajar bisa dilakukan di bangku sekolah, ada juga yang

dilakukan di lapangan. Bagi orang-orang yang cocok untuk mengamati

dan praktek di lapangan, belajar yang berhubungan dengan buku

mungkin tidak cocok. Tetapi bisa jadi orang tersebutlah yang membuat

inovasi, yaitu penemuan baru.

2. Hakekat Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak

akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.

(Hamdani, 2011:137-138). Purwadaminta berpendapat bahwa prestasi

adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan

sebagainya). Merujuk pada beberapa pernyataan di atas, maka prestasi

dapat dimaknai sebagai hasil yang diperoleh dari suatu aktifitas.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

14

Menurut Harahap (Hamdani, 2011:138) bahwa ia memberikan

penilaian pendidikan temtang perkembangan dan kemajuan siswa yang

berkenan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada

mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

b. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar tidak hanya

mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan,

persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian social, bermacam-

macam keterampilan lain, dan cita-cita. Dengan demikian, seseorang

dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya

latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan,

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut

pendapat Cronbach, dkk (Hamdani, 2011:20-21) mengungkapkan

bahwa definisi belajar yaitu sebagai berikut :

1) Cronbach memberikan definisi, “Learning is shown by a change in

behavior as a result of experience”. (belajar adalah

memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari

pengalaman).

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

15

2) Harold Spears memberikan batasan, “Learning is to observe, to

read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow

direction”. (belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi,

mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk).

3) Geoch mengatakan, “Learning is a change in performance as a

result of practice”. (belajar adalah perubahan dalam penampilan

sebagai hasil praktik).

Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah

adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, yang menyangkut

perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan

(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar,

maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar

maka responnya akan menurun.

Dari berbagai pernyataan di atas, belajar merupakan perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Belajar

dapat diwujudkan melalui membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru, dll. Belajar akan lebih baik jika subyek belajarnya itu

mengalami sendiri atau melakukannya sendiri, sehingga belajar

sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan suatu rangsangan-

rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

16

c. Ciri dan Prinsip Belajar

Darsono (Hamdani, 2011:22) mengemukakan ciri belajar yaitu

sebagai berikut:

1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini

digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolok ukur keberhasilan

belajar.

2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan

kepada orang lain. Jadi, belajar bersifat individual.

3) Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan.

Hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan pada

lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu

memiliki berbagai potensi untuk belajar.

4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang

belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan

dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan

satu dengan yang lain.

Adapun prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran adalah :

a) Kesiapan belajar

b) Perhatian

c) Motivasi

d) Keaktifan siswa

e) Mengalami sendiri

f) Pengulangan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

17

g) Meteri pelajaran yang menantang

h) Balikan dan penguatan

i) Perbedaan individu

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk

meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan

instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatakan prestasi belajar

siswa, guru harus memerhatikan kondisi internal dan eksternal siswa.

d. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang akan dicapai oleh seorang individu,

merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya

baik faktor internal maupun eksternal (Ahmadi dan Supriyono,

1991:130). Faktor internal terdiri atas faktor jasmaniah, psikologis,

kematangan fisik maupun psikis. Prestasi belajar dapat diartikan pula

sebagai suatu kepemahaman terhadap suatu konsep pengetahuan yang

dikembangankan dengan melihat dari hasil tes atau nilai tes yang

didapatkan.

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari usaha

belajar siswa pada suatu pelajaran tertentu dan dapat diukur

menggunakan tes. Prestasi belajar dapat diperoleh seseorang setelah

mengalami proses belajar. Pestasi belajar itu berupa pengetahuan atau

keterampilan yang sifatnya tetap dan dapat digunakan dalam situasi

tertentu dapat diukur dengan tes.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

18

Menurut Gagne (Hamdani, 2011:136) menyatakan bahwa

prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu kemampuan

intelektual, strategi kognitif, informasi herbal, sikap, dan ketrampilan.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik

setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari

penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf

maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh

setiap anak pada periode tertentu.

3. Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi

yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis

dan bertindak demokratis, melalui aktifitas menanamkan kesadaran

kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan

masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.

Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu saja

meniru dan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Pendidikan

Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga

pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan

perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

19

knowledge, awarenes, attitude, political efficacy, dan political

participation, serta kemampuan mengambil keputusan politik secara

rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan

bangsa Zamroni (Taniredja, 2009:3).

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk

membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar

berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta

pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat

diandalkan oleh bangsa dan negara (Pasal 39 Undang-Undang No 2

Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional).

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum ketika Pendidikan Kewarganegaraan dikaitkan

dengan pendidikan demokrasi mempunyai tujuan untuk

mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia.

Winataputra (Taniredja, 2009:17). Oleh karena itu, diharapkan setiap

individu memiliki wawasan, watak, serta ketrampilan intelektual dan

sosial yang memadai sebagai warga negara.

Keputusan Ditjen Dikti Depdiknas RI Pasal 3 No.

267/DIKTI/2000 tentang penyempurnaan garis besar proses

pembelajaran mata kuliah pengembangan kepribadian (MKPK)

pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi di Indonesia,

bahwa PKn dirancang dengan maksud untuk memberikan pengertian

kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

20

berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan Negara serta

pendidikan pendahuluan bela Negara sebagai bekal agar menjadi

warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.

Sedangkan pasal 4 menyebutkan bahwa PKn di perguruan tinggi

bertujuan untuk:

1) Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban

secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warga

Negara terdidik dalam kehidupannya selaku warga Negara

Republik Indonesia yang bertanggung jawab.

2) Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah

dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang

hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan

Pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan nasional secara kritis

dan tanggung jawab.

3) Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

kejuangan serta pratiotisme yang cinta tanah air, rela berkorban

bagi nusa dan bangsa.

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan yaitu untuk membekali

dan memantapkan siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar

hubungan warga negara Indonesia yang Pancasilais dengan Negara

dan sesama warga negara (Dwiyatmi dkk, 2012:5). Setiap warga

negara dapat berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab

dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

21

Indonesia serta dunia. Oleh karena itu, bahwa dalam setiap jenjang

pendidikan diperlukan Pendidikan Kewarganegaraan yang akan

mengembangkan kecerdasan peserta didik melalui pemahaman dan

pelatihan ketrampilan intelektual.

4. Metode Diskusi

a. Pengertian Metode Diskusi

Diskusi merupakan bentuk tukar pikiran antara dua orang atau

lebih tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Metode

diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan

guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali, atau

memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Hardini (2012:19).

Dari pengertian tersebut maka metode diskusi di dalamnya terdapat

suatu pembicaraan ataupun pembahasan terhadap sesuatu, sehingga

dalam pelaksanaannya diskusi dapat berlangsung secara aktif. Metode

diskusi dapat digunakan sebagai suatu cara mengelola pembelajaran

denganpenyajian materimelalui pemecahan masalah, atauanalisis Suatu

diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan

semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah,

maka dari itu diskusi akan berpengaruh untuk menggali potensi siswa

dalam menyampaikan pendapatnya masing-masing.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

22

b. Kelebihan dan Kekurangan

Menurut Hardini (2012:20) menyatakan bahwa metode

pembelajaran diskusi memiliki beberapa manfaat, yaitu sebagai

berikut:

a. Peserta didik memperoleh kesempatan untuk berpikir

b. Peserta didik mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat,

sikap, dan aspirasinya secara bebas

c. Peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya

d. Diskusi dapat mengubah perilaku efektif siswa secara konkret

e. Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan

peserta didik

f. Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratis dan dapat

menghargai pendapat orang lain

Kelemahan-kelemahan dalam metode diskusi adalah sebagai

berikut:

a. Diskusi membutuhkan waktu yang lama

b. Siswa disyaratkan untuk memiliki pengetahuan yang cukup

mengenai topik atau masalah yang didiskusikan

c. Kadang-kadang guru tidak memahami cara-cara melaksanakan

diskusi, maka kecenderungannya diskusi menjadi tanya jawab

d. Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses

belajar saat siswa diperkenalkan bahan pembelajaran baru

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

23

Kelemahan yang ada pada metode ini dapat diminimalisir

dengan cara memberi waktu pengerjaan tugas dalam diskusi

kelompok. Siswa dalam pelaksanaan diskusi ini harus dituntut

mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai materi, maka sebelum

guru memberikan instruksi untuk berdiskusi siswa diberikan

penjelasan terkait materi yang akan didiskusikan terlebih dahulu.

Siswa akan mendapatkan bekal dalam diskusi kelompok setelah guru

memberikan topik dalam materi.

c. Langkah-langkah Metode Diskusi

Menurut Hamdani (2011:159) langkah-langkah dalam

pelaksanaan metode diskusi adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan bahan, topik, atau masalah yang akan

didiskusikan

b. Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau

memberikan penugasan studi khusus kepada siswa sebelum

menyelenggarakan diskusi

c. Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis, dan

meringkas

d. Membimbing diskusi, tidak memberi ceramah

e. Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam

mendiskusikannya

f. Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau

berjalan dengan tidak menentu

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

24

g. Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain

Metode diskusi ini akan dapat menunjang pembelajaran dalam

kelas serta cocok digunakan untuk memancing keatifan siswa dalam

menanggapi sesuatu. Melalui diskusi maka anak akan lebih mudah

mengeksplor wawasan atau pengetahuan siswa terhadap kegiatan

sehari-hari.

5. Media Audio Visual

a. Pengertian Media Audio Visual

Media Audio adalah media yang hanya mengandalkan

kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.

Media Visual adalah media yang hanya mngendalkan indra

penglihatan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau

simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartu Djamarah

(2010:124).

Media audio visual yaitu media yang merupakan kombinasi

audio dan visual atau bias disebut media pandang-dengar. Contoh dari

media audio visual adalah program video/televisi pendidikan,

video/televise instruksional, dan program slide suara (sound slide)

Rusman dkk (2011:63). Menurut Arsyad (2007:148-152) Media audio

dan audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah

dan terjangkau. Sekali membeli tape dan peralatan seperti tape

recorder, hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan karena tape

dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

25

kembali. Audio dapat menampilkan pesan yang memotivasi. Selain

dapat menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih

banyak, materi audio dapat digunakan untuk mengembangkan

ketrampilan mendengar dan mengevaluasi yang telah didengar,

mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan

mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari

lokasi, menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa, dan

menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat

kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu

masalah.

Menurut Rusman dkk (Arsyad, 2007:36) mengemukakan video

merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang

membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan

pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang

disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk.

Media video pembelajaran dapat digolongkan ke dalam jenis media

audio visual aids (AVA), yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat.

Media menurut Heinich, Molena, Russel (1993:188) video

diartikan sebagai berikut :

“The primary meaning of video is the display of picture on a

television type screen (the latin word literally means “I see” any

media format that employs a chatode-ray to present the picture

portion of the message can be reffered to as video”.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

26

Apabila diterjemahkan dapat diartikan sebagai tampilan dari berbagai

gambar dalam sebuah televisi atau sejenis layar. Setiap format media

yang menggunakan sinar katoda untuk menampilkan bagian gambar

dan sebuah pesan dapat dikategorikan sebagai video.

Media video pembelajaran termasuk ke dalam media video

cassette recorder (VCR) yaitu media audio visual gerak yang

perekamannya dilakukan dengan menggunakan kaset video, dan

penayangannya melalui pesawat televisi. Jadi dapat disimpulkan

bahwa media audio visual merupakan suatu media yang lebih

cenderung pada penggunaan teknologi dengan memadukan antara

audio dan juga visual atau dapat diartikan sebagai media yang dapat

didengar dan dilihat.

b. Kelebihan Kekurangan

Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dapat

memotivasi serta menarik perhatian siswa terhadap materi yang akan

diajarkan. Kelebihan media tersebut, yaitu sebagai berikut :

1) Memberi pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.

2) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.

3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

4) Lebih realistis, dapat diulang dan dihentikan sesuai dengan

kebutuhan.

5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat memengaruhi

sikap siswa

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

27

Kelemahan media video dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu

sebagai berikut :

1) Jangkauannya terbatas

2) Sifat komunikasinya satu arah

3) Gambarnya relative kecil

4) Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan

atau gangguan magnetik.

Merujuk pada kelemahan di atas maka pada pelaksanaannya,

kelemahan tersebut akan diminimalisir melalui penyempurnaan.

Usaha meminimalisir dapat dilakukan dengan menciptakan

pembelajaran menjadi berbagai arah dengan mengadakan diskusi,

sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan terjadi komunikasi

kesegala arah. Pada saat tayangan materi, maka ukuran yang

ditampilkan lebih dimaksimalkan, sehingga siswa yang duduk di

belakang dapat melihat dengan jelas. Siswa dalam mendapatkan

pembelajaran akan lebih maksimal dengan cara tersebut.

c. Langkah-Langkah Media Audio Visual

Langkah-langkah dalam penyajian materi melalui media audio

maupun audio visual tidak terpaku pada satu prosedur, namun hal

tersebut dapat dirancang sesuai pada kebutuhan materi yang akan

disajikan. Menurut Arsyad, (2007:150-152) mengemukakan bahwa

langkah-langkahnya yaitu mempersiapkan diri. Guru merencanakan

dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi; Membangkitkan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

28

kesiapan siswa. Siswa dituntun agar memiliki kesiapan untuk

mendengar, misalnya dengan cara memberikan komentar awal dan

pertanyaan-pertanyaan; Mendengarkan materi audio. Tuntun siswa

untuk menjalani pengalaman mendengar dengan waktu yang tepat atau

dengan sedikit penundaan antara pengantar dan mulainya proses

mendengar; Diskusi (membahas) materi program audio. Sebaiknya

setelah mendengar program itu, diskusi dimulai secara informal

dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat umum; Menindaklanjuti

program. Pada umumnya, diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan

program mengakhiri kegiatan mendengar.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Suwarto WA mahasiswa Universitas

Sebelas Maret Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan judul Penggunaan Media Audio

Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn menghasilkan data pada siklus

I diperoleh jumlah rata-rata sebesar 72,42, pada siklus II meningkat menjadi

85,93. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60) pada tes awal 46,51%,

tes siklus pertama 86,95%, dan pada tes siklus kedua siswa belajar tuntas

mencapai 100%. Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan melalui penggunaan media audio-visual dapat

meningkatkan pemahaman siswa khususnya pada materi aturan-aturan yang

berlaku di masyarakat.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

29

C. Kerangka Berfikir

Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari,

dilihat, dan didengar. Rasa ingin tahu yang patut ditumbuhkan kepada siswa

adalah agar siswa mampu merespon positif segala ilmu yang didapat untuk

lebih peka terhadap wawasan-wawasan baru dalam kehidupan sehari-harinya.

Dalam kehidupan nyata, banyak siswa yang masih kurang tanggap dalam

menerima ilmu ataupun pengetahuan baru, hal itu dikarena kurangya

ketertarikan siswa terhadap pengetahuan tersebut. Permasalahan ini harus

segera ditanggapi oleh guru dengan cara mencari alternative tindakan untuk

segera memaksimalkan dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Sehingga

esensi dari pengetahuan yang diberikan dapat tersampaikan dengan maksimal

kepada siswa, maka tujuan dari suatu pembelajaran dalam pemberian

pengetahuan pun dapat tersampaikan.

Prestasi belajar merupakan sebuah pembuktian keberhasilan yang telah

dicapai dalam melaksanakan suatu usaha-usaha belajar. Memahami atau

tidaknya sebuah materi dapat dilihat melalui hasil prestasi belajarnya,

sehingga prestasi juga dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam pencapaian

ketuntasan dalam sebuah pembelajaran. Prestasi belajar di bidang pendidikan

merupakan suatu hasil pengukuran terhadap siswa yang meliputi factor

kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat diberikan melalui

penerapan pada kehidupan sehari-hari, karena pendidikan kewarganegaraan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

30

adalah pendidikan yang lebih mengarah pada pembiasaan sikap yang

mengarah pada suatu nilai dalam kehidupan sehari-hari. Merujuk pada

pernyataan bahwa pendidikan kewarganegaraan menitik beratkan pada sikap

dan nilai yang cenderung kurang mudah dipahami oleh siswa secara konkret

maka dalam pembelajarannya pun harus dapat lebih menarik agar siswa

tertarik dan termotivasi untuk merespon positif terhadap materi yang

disajikan.

Cara untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan ketertarikan siswa

terhadap materi dan pembelajaran ini maka dapat melalui metode diskusi

dengan menggunakan media pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu dengan

menggunakan media audio visual. Diskusi akan memancing siswa untuk lebih

aktif dan kritis pemberian pengetahuan baru. Diskusi juga akan memberikan

pengaruh kepada siswa untuk dapat berbagi pengalaman baru. Penggunaan

media audio visual diharapkan dapat lebih memicu rasa ingin tahu siswa

sehingga siswa akan lebih termotivasi dan tertarik dalam penyajian materi,

khususnya materi mengenai memahami sistem pemerintahan desa dan

pemerintah kecamatan.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat dirumuskan hipotesis

tindakan, meliputi:

1. Melalui metode diskusi menggunakan media Audio Visual dapat

meningkatkan rasa ingin tahu siswa mata pelajaran Pendidikan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa ...repository.ump.ac.id/2713/3/ARMI AFRIYANI BAB II.pdf · Benninga menjabarkan bahwa pendidikan moral mengandalkan teori-teori

31

Kewarganegaraan pada materi . Mengenal lembaga lembaga dalam

pemerintahan desa dan Pemerintahan Kecamatan kelas IV SD Negeri 2

Grendeng.

2. Melalui metode diskusi menggunakan media Audio Visual dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan pada materi . Mengenal lembaga lembaga dalam

pemerintahan desa dan Pemerintahan Kecamatan kelas IV SD Negeri 2

Grendeng.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Armi Afriyani, FKIP UMP, 2013