bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori 2.2 pengertian

12
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian Pembelajaran IPA Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Hamzah B. Uno (2006: 2). Menurut Trianto (2010: 51), pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Menurut Yatno (2012: 7), Mengkombinasikan beragam pendekatan/ strategi/ metode/ teknik pembelajaran IPA untuk mencapai tujuan pembelajaran (produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu, kemudian melakukan proses penyerapan pengetahuan dari pengetahuan berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Perolehan di dapat melalui percobaan, didukung oleh fakta, menggunakan metode perpikir yang sitematik sehingga dapat diterima secara universal. Ilmu pengathuan yang diperoleh ini untuk selanjutnya dnamakan produk. Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan merupakan suatu proses. Dimulai dengan adanya masalah, kemudian berupaya untuk mengumpulkan informasi yang relevan, mencari beberapa alternatif jawaban, memilih jawaban yang paling mungkin benar, melakukan percobaan, dan memperoleh kesimpulan. Tahapan akhirnya, dimana proses pembuktian ilmiah telah terselesaikan, maka timbullah sikap ilmiah. Dalam pembelajaran IPA, guru perlu menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan sehingga memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal. Tujuan pembelajaran IPA tidak terbatas memberikan pengetahuan, tetapi juga berupaya mendorong agar siswa memiliki keinginan untuk meningkatkan hasil belajar IPA secara aktif. Dalam mencapai tujuan guru perlu menciptakan strategi pembelajaran untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Oleh karena itu perlu dirancang

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.2 Pengertian Pembelajaran IPA

Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.

Dalam pengertian secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih,

menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang

diinginkan. Hamzah B. Uno (2006: 2).

Menurut Trianto (2010: 51), pembelajaran adalah suatu perencanaan atau

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.

Menurut Yatno (2012: 7), Mengkombinasikan beragam pendekatan/

strategi/ metode/ teknik pembelajaran IPA untuk mencapai tujuan pembelajaran

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

kemudian melakukan proses penyerapan pengetahuan dari pengetahuan

berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Perolehan di dapat melalui percobaan,

didukung oleh fakta, menggunakan metode perpikir yang sitematik sehingga dapat

diterima secara universal. Ilmu pengathuan yang diperoleh ini untuk selanjutnya

dnamakan produk. Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan merupakan suatu

proses. Dimulai dengan adanya masalah, kemudian berupaya untuk

mengumpulkan informasi yang relevan, mencari beberapa alternatif jawaban,

memilih jawaban yang paling mungkin benar, melakukan percobaan, dan

memperoleh kesimpulan. Tahapan akhirnya, dimana proses pembuktian ilmiah

telah terselesaikan, maka timbullah sikap ilmiah.

Dalam pembelajaran IPA, guru perlu menciptakan situasi dan kondisi yang

menyenangkan sehingga memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal.

Tujuan pembelajaran IPA tidak terbatas memberikan pengetahuan, tetapi juga

berupaya mendorong agar siswa memiliki keinginan untuk meningkatkan hasil

belajar IPA secara aktif.

Dalam mencapai tujuan guru perlu menciptakan strategi pembelajaran

untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Oleh karena itu perlu dirancang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

6

media pembelajaran melalui pengalaman belajar yang menyenangkan. Siswa

diajak mengamati kejadian-kejadian alam dalam kehidupan sehari-hari yang

disebabkan oleh adanya benda-benda langit.

Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi

siswa untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran

mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu,

hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian

kegiatan pembelajaran perlu: 1) berpusat pada siswa; 2) mengembangkan

kreativitas siswa; 3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; 4)

bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan menyediakan

pengalaman belajar yang beragam (Puskur, 2004).

2.3 Hakikat IPA (Sains)

IPA merupakan mata pelajaran yang penting. IPA dalam standar isi

(BSNP, 2006) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan.

Pada kurikulum 2006 lebih menekankan pembelajaran IPA sebaiknya

dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan

kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya

sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pada kurikulum 2006 lebih menekankan

pada pemberian pengalaman secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (BSNP, 2006).

Bukti bahwa IPA adalah pelajaran yang penting adalah IPA diberikan dari

tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Selain itu IPA juga

merupakan salah satu mata pelajaran yang diujinasionalkan.

2.4 Hakikat Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, yang dapat mengarah

kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada

tingkah laku yang buruk. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui

latihan dan pengalaman.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

7

Berhasil atau tidaknya belajar tergantung pada beberapa faktor. Dari

beberapa faktor itu dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :

1) Faktor individu ( kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan pribadi).

2) Faktor sosial (keluarga, guru dan cara mengajar, lingkungan dan

kesempatan yang tersedia).

2.5 Hasil Belajar IPA

Hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar sedangkan prestasi

belajar merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku anak. Hasil

belajar menggambarkan kemajuan, kegagalan, dan kesulitan masing masing

siswa. Berdasarkan data jenis kesulitan apa yang dirasa siswa dapat dicarikan

alternatif cara mengatasinya melalui proses bimbingan dan pengajaran remedial.

Hasil belajar IPA lebih menekankan pada proses dalam pambelajaran, bukan

hanya hasil akhir yang diperoleh.

2.6 Keaktifan Siswa

Dalam proses belajar mengajar terjadi aktivitas guru dan siswa. Hal ini

yang memotivasi siswa untuk cenderung aktif dalam belajar, keaktifan siswa

dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami,

dan dikembangkan setiap guru dalam proses pembelajaran. Sehingga keaktifan

siswa perlu digali dari potensi-potensinya, yang mereka aktualisasikan melalui

aktivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005 : 31) menyatakan : belajar

aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa

secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar

berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.

Menurut Sardiman (2001:98) menyatakan : aktivitas belajar adalah

kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai

suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.

Rohani (2004:6-7) berpendapat : belajar yang berhasil mesti melalui

berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah

siswa giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun

bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

8

yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja

sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Saat

siswa aktif jasmaninya dengan sendirinya ia juga aktif jiwanya, begitu juga

sebaliknya.

2.6.1. Keaktifan Belajar IPA

Belajar bukan hanya menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar

adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Menurut Dimyati, (2009: 114) bahwa keaktifan siswa dalam

pembelajaran mengambil beraneka kegiatan, dari kegiatan fisik hingga kegiatan

psikis. Belajar aktif adalah suatu usaha manusia untuk membangun pengetahuan

dalam dirinya (Martinis Yamin, 2007: 82).

Dalam belajar, siswa menemukan suatu situasi dimana situasi tersebut

dapat mempengaruhi keaktifan belajar yang dilakukan berikutnya. Keaktifan

siswa dalam pembelajaran merangsang dan mengembangkan bakat yang dimiliki

siswa, berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam

kehidupan seharihari (Martinis Yamin,2007:77).

Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran merupakan salah satu

indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Siswa dikatakan aktif apabila

memiliki ciri-ciri seperti:sering bertanya kepada atau siswa lain, bersedia

mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan dari guru,

senang dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu perlu dibutuhkan metode yang

dapat mengaktifkan siswa diantaranya eksperimen, demonstrasi, diskusi, inkuiri,

discovery maupun pemecahan masalah (Syaiful Bahri, 2008: 116).

Belajar aktif dapat membantu menumbuhkan kemampuan keaktifan siswa

untuk berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan serta pengalaman

(Martinis Yamin, 2007: 83). Menurut Dimyati (2009: 118) bahwa keaktifan

belajar siswa merupakan derajat/rentang keaktifan siswa dari pembelajaran.

Rentang/derajat terjadi sebagai akibat pembelajaran yang berorientasi pada guru

dan berorientasi pada siswa.

Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang mengajak siswa

untuk belajar secara aktif. Siswa belajar aktif berarti mendominasi aktivitas

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

9

pembelajaran. Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan secara jasmani

maupun rohani. Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar sedangkan

kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar yaitu

mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan

mengkomunikasikan. Keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi

variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik,

menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data,

menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara

operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.Paul B.

Diedrich (dalam Martinis Yasmin, 2007: 84), membagi kegiatan/ aktivitas belajar

dalam delapan kelompok antara lain:

1) Kegiatan visual seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,

percobaan, mengamati pekerjaan orang lain.

2) Kegiatan lisan (oral) seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi.

3) Kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato dan mendengarkan radio

4) Kegiatan menulis seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,

menyalin.

5) Kegiatan menggambar seperti menggambar, membuat grafik, peta

diagram, pola.

6) Kegiatan metrik seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang.

7) Kegiatan mental seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Kegiatan emosional seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

berani, tenang, gugup.

Ada beberapa unsur yang ditekankan dalam hal keaktifan siswa pada saat

mengikuti kegiatan belajar IPA. Dalam penelitian ini unsur-unsur keaktifan siswa

dalam mengikuti kegiatan belajar IPA yaitu:

a) Persiapan siswa dalam mengikuti pelajaran (Kegiatan emosional).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

10

Keaktifan siswa mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran tentunya berkaitan erat dengan minat dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran.

b) Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar (Kegiatan

metrik).

Keaktifan siswa dalam proses belajar mencakup keterlibatan siswa andil

dalam proses belajar mengajar seperti gembira, menaruh minat dan

melakukan percobaan terlibat dalam permainan membentuk benda-benda

langit.

c) Keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat baik pertanyaan/

jawaban (Kegiatan lisan)

Keaktifan siswa mengemukakan pendapat dalam pembelajaran merupakan

kegiatan oral seperti menyatakan, bertanya.

d) Kerjasama dalam mengerjakan soal-soal dalam satu kelompok (Kegiatan

lisan, mental dan diskusi)

Keaktifan siswa di dalam kelompok menunjukkan bahwa siswa aktif

berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas kelompok seperti memecahkan

soal, menganalisa, mengambil keputusan.

e) Kemauan kesungguhan untuk bisa mengerti dan menguasai materi yang

diajarkan (Kegiatan mental dan emosional)

Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, rasa ingin tahu

berkesungguhan untuk belajar dan keinginan menguasai materi serta aktif

dalam melakukan kegiatan belajar seperti menanggapi, mengingat,

memecahkan soal.

Berdasarkan teori-teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan

belajar siswa adalah keterlibatan siswa secara aktif yang mencakup keterlibatan

secara sikap, pikiran maupun perhatian dalam pembelajaran.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

11

2.7 Penggunaan Metode Observasi (pengamatan langsung) dalam

pembelajaran IPA.

2.7.1 Pengkajian Metode

Menurut Joni C1992 (1993) strategi pembelajaran di SD hal 1.25,

menggemukakan bahwa metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif

umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu.

2.7.2 Pengertian Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan

pengamatan langsung suatu objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan

pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. (desailmu.

blogspot. com ) .

Sebelum observasi dilaksanakan, hendaknya siswa telah diberi petunjuk

aspek-aspek apa yang akan diobservasi. Keterampilan mengobservasi menurut

Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan yang dikembangkan dengan

menggunakan semua indra yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan

memberikan nama sifat-sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian. Definisi

serupa disampaikan oleh Abruscato (1988) yang menyatakan bahwa

mengobservasi artinya menggunakan segenap pancaindera untuk memperoleh

informasi atau data mengenai benda atu kejadian. Sejalan dengan Esler dan Eler

serta Abruscato, Carin (1992) mengemukakan bahwa mengobservasi adalah

menjadi dasar akan suatu objek atau kejadian dengan menggunakan segenap

pancaindera ( atau alat bantu dari panca indera ) untuk mengidentifikasi sifat dan

karakteristik.

Mengobservasi merupakan keterampilan proses IPA yang paling dasar.

Observasi-observasi sederhana dapat mencetuskan hampir setiap inkuiri yang kita

buat tentang lingkungan kita. Observasi yang terorganisasi merupakan dasar bagi

penyelidikkan yang lebih terarah. (buku pendidikan IPA di SD, Noehi Nasution,

dkk. Hal 1.8 – 1.9).

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

12

2.7.3 Metode Observasi

Metode observasi adalah cara kerja untuk mengumpulkan data melalui

pengamatan langsung, sesuai dengan tujuan tertentu yang menggunakan segenap

pancaindera.

Cara menyajikan pelajaran melalui metode observasi dengan

menghubungkan sebanyak pengetahuan yang telah diperoleh siswa dengan

pengalaman atau pengamatan langsung terhadap lingkungan sekitar siswa dalam

hal ini benda-benda langit yang terlihat di siang hari.

2.7.3.1 Keunggulan dan kelemahan metode observasi

1) Metode observasi memiliki keunggulan karena:

(a) Siswa dapat belajar secara menyeluruh menggunakan pancaindera

sehingga hasil belajarnya menjadi berarti dan tahan lama.

(b) Pembelajaran ini menimbulkan suasana yang menyenangkan, siswa dapat

menggunakan sumber-sumber belajar di lingkungan sekitar.

(c) Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan

abstrak jika disertai contoh konkret, contoh yang sesuai situasi dan kondisi

yang dihadapi, dengan mempraktikkan sendiri upaya menemuan konsep

melalui kegiatan fisik dan mental.

2) Kelemahan metode observasi ialah :

(a) Penafsiran terhadap hasil-hasil observasi berbeda – beda.

(b) Penemuan ilmu pengetahuan bersifat relative, jika tidak mutlak benar

seratus persen. Suatu teori dapat tidak berlaku lagi dengan adanya data

baru yang mampu membuktikan bahwa teori tersebut keliru.

(c) Teori ini ditemukan melalui penyelidikan ilmiah yang sifat terbuka untuk

dipertanyakan, dipersoalkan dan diperbaiki.

Untuk memahami sifat ilmiah kepada siswa maka perlu suatu latihan

agar siswa mempunyai kebiasaan selalu bertanya, berfikir kritis dan

mengusahakan kemungkinan berbagai alternatif jawaban untuk suatu masalah.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

13

2.7.3.2 Langkah-langkah Menggunakan Metode Observasi.

Rummel (dalam Aiken, L.R & Groth-Marnat, G, 2009:7) telah

merumuskan petunjuk-petunjuk penting bagi mereka yang menggunakan

metode observasi untuk mengumpulkan fakta-fakta seperti berikut ini :

a) Peroleh dahulu pengetahuan apa yang akan diobservasi. Penyelidik

akan dapat mengobservasi dan mengingat lebih banyak sifat-sifat

khusus dari sesuatu, jika dia telah mempunyai pengetahuan tentang apa

yang akan diobservasi dan jenis fenomena apa yang perlu dicatat.

Sebab itu, ketahui dan tentukan lebih dahulu apa yang perlu

diobservasi.

b) Dari problem-problem research, selidiki tujuan-tujuannya, baik secara

umum maupun khusus untuk menentukan apa yang harus diobservasi.

Perumusan masalah dan aspek-aspek khusus dari penyelidikan akan

menentukan apa yang harus diobservasi. Selidiki secara mendalam

(gunakan penyelidikan-penyelidikan terdahulu, yang mempunyai

hubungan dengan problematik research yang kan dilakukan) untuk

memperoleh petunjuk-petunjuk tentang apa yang harus diobservasi dan

dicatat.Buatlah suatu cara untuk mencatat hasil-hasil observasi.

Merupakan hal, untuk menetapkan lebih dahulu symbol-simbol

statistik atau rumusan-rumusan deskriptif yang akan digunakan untuk

mencatat hasil-hasil observasi. Cara ini akan menghemat waktu, dan

menyeragamkan tata kerja observasi yang dilakukan terhadap banyak

peristiwa. Banyak orang perlu mencatat hasil observasi, tetapi tidak

berhasil, karena tidak ada cara pencatatan yang efisien. Untuk

melakukan cara itu umumnya digunakan check list. Check list akan

menghemat waktu pencatatan, dan jika dibuat secara cermat, akan

memungkinkan penyelidik mencatat secara teliti unsur-unsur khusus

dari gejala yang akan diselidiki.

c) Adakan dan batasi dengan tegas macam-macam kategori yang akan

digunakan. Kecuali mencatat jumlah frekuensi dari suatu jenis tingkah

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

14

laku, seringkali penyelidik perlu mengetahui besar kecilnya jenis

tingkah laku yang muncul.

d) Adakan observasi secermat-cermatnya.

e) Catatlah tiap gejala secara terpisah.

f) Ketahuilah dengan baik alat-alat pencatatan dan tata cara mencatat

sebelum melakukan observasi.

Secara singkat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam observasi, yaitu:

1) Mengetahui / memperoleh pengetahuan yang akan diobservasi.

Peneliti menentukan subjek yang akan diteliti yaitu 41 Siswa kelas 1 SD

Negeri Salatiga 12, Kelurahan Salatiga Kecamatan Sidorejo Salatiga.

Untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan yang akan diobservasi,

peneliti secara langung mengamati dan mengambil data dari siswa-siswi

sebagai subjek yang diteliti, bekerja sama dengan guru dan sekolah.

2) Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.

Secara umum peneliti menentukan tujuan penelitian yaitu Peningkatan

hasil belajar siswa SD Salatiga 12 pada mata pelajaran IPA. Dan secara

khusus bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa

dalam mata pelajaran IPA dengan metode observasi bagi siswa kelas 1

semester II SD Negeri 12 Salatiga.

3) Membuat tata cara observasi (metode apa, alatnya apa).

Tata cara yang digunakan peneliti dalam penelitian yaitu metode

observasi dengan tata cara yang peneliti susun berikut ini :

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, manfaat pembelajaran

b) Guru membuat kelompok

c) Guru menempelkan gambar benda-benda langit dan bukan benda langit,

siswa di minta menyebutkan nama-nama benda kemudian menunjukkan

mana yang ada di langit

d) Secara berkelompok siswa mengamati secara langsung benda-benda langit

yang tampak pada siang hari di luar kelas

e) Secara berkelompok siswa berbaris dan berjabat tangan membentuk

benda-benda langit yang di tugaskan oleh guru

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

15

f) Siswa kembali ke kelas secara tertib dengan berbaris sesuai kelompok

g) Evaluasi

4) Membatasi dengan tegas hal-hal yang akan diobservasi.

Peneliti membuat batasan menengenai data yang akan dikumpulkan yaitu

41 siswa kelas 1 SD Negeri Salatiga 12, diantaranya : data siswa, data

nilai siswa, data analisis keaktifan siswa dan data-data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini.

5) Melakukan observasi dengan secermat-cermatnya.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal maka peneliti secara

cermat mengamat, mencatat setiap temuan dan hasil yang diperoleh

dalam proses penelitian.

6) Membuat hasil catatan / observasi.

Peneliti mencatat mulai dari perencanaan hingga hasil yang diperoleh

dalam penelitian ini, membuat laporan , mempresentasikan dan

menjilidkan hasil laporan penelitian skripsi.

7) Memahami pencatatan dan penggunaan alat.

Peneliti baik dalam melakukan penelitian maupun pencatatan tidak lepas

dari kesalahan sehingga, dukungan serta bantuan pembimbing, buku dan

orang yang lebih ahli, peneliti dapat memahami penggunaan alat dan tata

cara dalam penelitian.

2.8 Kerangka berpikir

Pada kondisi awal guru belum menggunakan metode observasi dalam

pembelajaran IPA, meskipun sudah digunakan alat peraga berupa gambar-gambar

benda langit, sehingga hasil belajar siswa masih rendah.

Berdasarkan permasalahan proses pembelajaran yang dihadapi pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas I SD Negeri 12 Salatiga yaitu

masih ada 14 siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan

Supaya hasil belajar IPA materi benda-benda langit mengikat maka perlu

diadakan tindakan yang dilakukan guru dengan menggunakan metode observasi

atau pengamatan langsung.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian

16

Diduga melalui penggunaan metode observasi atau pengalaman langsung

dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPA

materi benda-benda langit bagi siswa kelas I semester II SDN Salatiga 12 Tahun

pelajaran 2011/2012.

2.9 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan dan kerangka berpikir yang dikemukakan di muka,

penulis mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut melalui penggunaan

metode observasi dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam

mata pelajaran IPA materi benda-benda langit bagi siswa kelas I SDN Salatiga 12

Semester II Tahun pelajaran 2011/2012.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir