bab ii kajian pustaka dan landasan teori 2.2 …

17
18 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 Penelitian Terdahulu Kajian pustaka menguraikan mengenai beberapa konsep yang mengacu pada judul yang diangkat. Beberapa konsep yang di uraikan terdapat beberapa penelitian terdahulu. Penelitian-penelitian terdahulu dipakai untuk sebagai bahan rujukan atau bahan pertimbangan yang mendukung dalam penelitian ini. Selain penelitian terdahulu peneliti juga menguraikan tentang landasan teori yang digunakan untuk menganalis hasil penelitian di lapangan yang sesuai dengan judul yang diangkat yaitu “Strategi Bertahan Hidup Keluarga Pedagang Kaki Lima di Kawasan Alun-Alun Kota Wisata Batu”. Peneliti akan mengambil beberapa referensi yaitu 1 skripsi dan 4 jurnal. Yang pertama adalah skripsi dari Zainal Abidin (2014) yang berjudul “Strategi bertahan hidup petani kecil di desa sandetlami kecamatan besuk kabupaten probolinggo”. Selanjutnya jurnal yang pertama adalah dari sri endang kornita dan yusbar yusuf yang berjudul “strategi bertahan hidup (life survival strategy) penduduk miskin kelurahan batu teritip kecamatan sungai sembilan” yang kedua adalah dari Tedi sofyan (2017) yang berjudul ”strategi berdagang pedagang kaki lima di kawasan anjung cahaya tepi laut kota tanjung pinang”. Yang ketiga adalah dari Sugeng hariyanto yang berjudul “Strategi bertahan hidup rumah tangga miskin di perdesaan“. Yang ke empat adalah dari Rinel fitlayeni 2009 yang berjudul “Strategi bertahan hidup perempuan di sektor

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.2 Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka menguraikan mengenai beberapa konsep yang mengacu

pada judul yang diangkat. Beberapa konsep yang di uraikan terdapat beberapa

penelitian terdahulu. Penelitian-penelitian terdahulu dipakai untuk sebagai

bahan rujukan atau bahan pertimbangan yang mendukung dalam penelitian

ini. Selain penelitian terdahulu peneliti juga menguraikan tentang landasan

teori yang digunakan untuk menganalis hasil penelitian di lapangan yang

sesuai dengan judul yang diangkat yaitu “Strategi Bertahan Hidup Keluarga

Pedagang Kaki Lima di Kawasan Alun-Alun Kota Wisata Batu”.

Peneliti akan mengambil beberapa referensi yaitu 1 skripsi dan 4 jurnal.

Yang pertama adalah skripsi dari Zainal Abidin (2014) yang berjudul “Strategi

bertahan hidup petani kecil di desa sandetlami kecamatan besuk kabupaten

probolinggo”. Selanjutnya jurnal yang pertama adalah dari sri endang kornita

dan yusbar yusuf yang berjudul “strategi bertahan hidup (life survival

strategy) penduduk miskin kelurahan batu teritip kecamatan sungai sembilan”

yang kedua adalah dari Tedi sofyan (2017) yang berjudul ”strategi berdagang

pedagang kaki lima di kawasan anjung cahaya tepi laut kota tanjung pinang”.

Yang ketiga adalah dari Sugeng hariyanto yang berjudul “Strategi bertahan

hidup rumah tangga miskin di perdesaan“. Yang ke empat adalah dari Rinel

fitlayeni 2009 yang berjudul “Strategi bertahan hidup perempuan di sektor

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

19

informal pasca gempa 2009”. Yang kelima adalah dari Finna kumesan,

Charles R, ngangi, Melissa L. G. Tarore, Paulus A. Pangemanan yang

berjudul “strategi bertahan hidup (life survival strategy ) buruh tani di desa

tombatu dua utara kecamatan tombatu utara”. Dan kesimpulan dari berbagai

kutipan yang peneliti ambil adalah mengetahui penerapan strategi dalam

kondisi minim yang mana harus memanfaatkan jaringan yang dimulai dari

keluarga ataupun orang sekitar, mengencangkan ikat pinggang yang mana

harus memnimalisir pengeluaran mulai dari sandang dan pangan, dan mencari

sumber penghasilan lain mulai dari mitra dengan ojek online, atau

mengerjakan sawah orang lain guna menambah pemasukan.

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Hasil Penelitian Relevansi

1. Strategi bertahan hidup

petani kecil di desa

sandetlami kecamatan

besuk kabupaten

probolinggo.

Oleh Zainal Abidin

2014.

Berdasarkan hasil

penelitian Zainal

abidin bahwa, petani

kecil di desa

sindetlami

menerapkan 3 strategi

yang mereka lakukan

untuk bertahan hidup,

yaitu strategi aktif,

pasif, dan jaringan

Relevansi skripsi ini

adalah menjelaskan

tentang bertahan

hidup dalam suatu

aspek kemiskinan di

dalam perkembangan

ekonomi suatu

wilayah, dan juga.

Menjelaskan

bagaimana strategi-

strategi yang di

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

20

lakukan dalam

bertahan hidup yang

mana bertujuan untuk

memenuhi

kebutuhan.

Perbedaan pada

skripsi ini adalah

target sasaran ada

pada pedagang kaki

lima.

2. Sri Endang Kornita dan

Yusbar Yusuf yang

berjudul “strategi

bertahan hidup (life

survival strategy)

penduduk miskin

kelurahan batu teritip

kecamatan sungai

sembilan.

Oleh Sri endang

kornita dan yusbar

yusuf

Strategi survival

(bertahan hidup)

untuk memenuhi

kebutuhan dasar yaitu

memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari

dengan cara pinjam

tauke kayu

bakau/tauke

penampung penjualan

ikan. Kemudian

dengan cara dicukup-

cukupkan dengan apa

yang ada. Sedangkan

berkaitan dengan

strategi bertahan

hidup menghadapi

kondisi alam (angin

utara dan musim

hujan) maka

responden pada

umumnya

mempunyai cara atau

strategi untuk tetap

bertahan di daratan

(tidak mencari ikan

Relevansi di dalam

jurnal ini adalah

membahas tentang

perekonomian kelas

menengah kebawah,

yang dimana juga

menerapkan strategi-

strategi guna bertahan

hidup, dikarenakan

mengandalkan mata

pencaharian yang

relatif sedikit dan

memiliki pendapatan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

21

atau bertani) tetapi

mencari kayu bakau

di pesisir pantai yang

lebih ke arah darat

sebagai sumber

nafkah.

yang kurang

memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

Perbedaanya dalam

skripsi ini pada

subyek penelitian

yaitu nelayan..

3. Strategi bertahan hidup

rumah tangga miskin di

perdesaan

oleh sugeng Hariyanto

Kehidupan yang

subsisten dan

menghadapi berbagai

macam kebutuhan

pokok

memaksa

rumahtangga miskin

harus bertahan hidup.

Rumahtangga miskin

mengembangkan pola

yang tidak seragam

sebagai mekanisme

bertahan hidup

(survival mechanism).

Mekanisme bertahan

yang dikembangkan

antara lain:

mengatur pola makan

dalam hal kualitas

dan kuantitas;

mengembangkan

ekonomi

atau produksi

subsisten, baik

ekonomi subsisten

rumahtangga maupun

ekonomi

subsisten lingkungan;

mengembangkan

strategi utang

(strategi gali lubang

tutup

relevansi dalam

jurnal ini adalah

bagaimana cara

menerapkan strategi

yang di bentuk guna

bertahan hidup. Dan

menjelaskan

bagaimana sistem

atau mekanisme yang

dilakukan masyarakat

menengah kebawah

dalam

menerapkannya.

Perbedaannya adalah

ada pada rumah

tangga.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

22

lubang);

ketergantungan pada

bantuan pemerintah;

dan menjadikan

institusi

pendidikan sebagai

penitipan anak.

4. Strategi bertahan hidup

perempuan di sektor

informal pasca gempa

2009

oleh Rinel fitlayeni

Dalam kondisi

ekonomi yang serba

sulit ini, banyak

wanita harus berperan

dalam mengatasi

kesulitan ekonomi

yang mereka hadapi.

Salah satu

alternatifnya

adalah dengan

bejualan. Melihat

adanya kesempatan

yang dipaparkan di

atas

banyak dari para

wanita mengatasi

kesulitan ekonomi

mereka dan berusaha

memberikan

kontribusi pada

pendapatan rumah

tangga dengan

berjualan di pasar.

Masalah penting yang

dihadapi perempuan

pekerja, termasuk

yang terlibat

dalam sektor informal

adalah peran ganda

mereka yang harus

berjalan serasi dan

seimbang satu sama

lain. Mereka

diharapkan tetap

Relevansi dengan

jurnal ini adalah

kondisi dimana

masyarakat kelas

menengah kebawah

harus menerapkan

konsistensi dalam

bertahan hidup, yang

mana konsistensi

tersebut mempunyai

strategi-strategi

dalam bertahan hidup

di dalam kondisi di

bawah.

Perbedaan adalah

pada aspek kondisi

dimana jurnal

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

23

membagi waktu

antara tugas

mencari nafkah

dengan tugas sebagai

pengelola rumah

tangga.

tersebut bertahan

hidup pasca gempa

5. Strategi bertahan hidup

(life survival strategy)

buruh tani di desa

tombatu dua utara

kecamatan tombatu

utara.

Oleh Finna kumesan,

Charles R, ngangi,

Melissa L. G. Tarore,

Paulus A. Pangemanan

Hasil Penelitian

Menunjukan bahwa

sebanyak 32KK yang

berprofesi sebagai

buruh tani di Desa

Tombatu Dua Utara.

Pada umumnya para

buruh tani sudah

mampu melakukan

berbagai strategi

untuk bertahan hidup

yang jika dilihat dari

penghasilannya

tidaklah cukup untuk

memenuhi berbagai

kebutuhan yang ada

namun mereka bisa

memanfaatkan

berbagai sumber daya

yang ada untuk

menekan

pengeluaran. Strategi

paling dominan yang

dilakukan petani yaitu

pengontrolan

konsumsi dan

pengeluaran pangan.

relevansi dengan

jurnal ini adalah

menekankan pada

titik bagaimana cara

bertahan hidup, yang

mana mitik beratkan

pada pola perilaku

sehari-hari

masyarakat, dan gaya

hidup masyarakat

untuk meminimalisir

keuangan dan dapat

memenuhi kebutuhan

hidup.

2.3 Tinjauan Puskata

2.3.1 Pedagang Kaki Lima (PKL)

Pedagang kaki lima (PKL) masuk dalam sentral informal. Sektor informal

menurut Breman (1991) adalah kumpulan penjual jasa kecil dan pedagang yang

dari segi produksi secara ekonomi telah begitu menguntungkan, meskipun mereka

menunjang kehidupan bagi penduduk yang terbelenggu kemiskinan. PKL

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

24

merupakan kelompok tenaga kerja yang banyak di sektor informal, pekerjaan PKL

merupakan jawaban terakhir yang berhadapan dengan proses urbanisasi yang

berangkai dengan migrasi desa ke kota yang besar, pertumbuhan kesempatan kerja

yang lambat di sektor industry, pertumbuhan penduduk yang pesat dan

keberadaan tenaga kerja yang berlebihan serta penerapan teknologi yang padat

moral (Bromley, 1991).

Pedagang kaki lima (PKL) adalah pedagang strata ekonomi rendah yang

berjualan kebutuhan sehari-hari, modal sendiri atau modal lain, makanan atau jasa

relatif kecil, baik mempunyai tempat berdagang tetap atau tidak tetap (fakultas

hukum unpar dalam sudaryanti 2000).

PKL selalu memanfaatkan tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan

atau pengunjung karena dapat memberikan keuntungan yang besar terhadap

income (pendapatan) mereka seperti pusat kota, objek wisata, tempat keramaian,

alun-alun kota arau taman kota. Dilihat dari sisi sosiologis, PKL merupakan

entitas sosial yang didalamnya terdapat atribut-atribut atau karakteristik tertentu

seperti suku, bahasa, etnik, atat istiadat, jenis kegiatan, asal daerah dan juga

agama. Dalam tata letak kota untuk melakukan aktivitas sosial den ekonomi

entitas-entitas berdagang ditempat yang tidak semestinya (Sarjono: 2005:2).

Keuntungan dan kerugian sektor informal dalam sisi ekonomi, sosial dan

politik:

2.2.1.1 Keuntungan

Ekonomi

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

25

1) Memberi sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.

2) Menjamin tingkat kompetisi dan fleksibilitas produksi.

3) Sektor ini mendorong upah di sektor informal untuk bergerak ke

bawah.

4) Memberi pendapatan yang cukup untuk individu tertentu.

5) Menyediakan harga barang dan jasa yang murah.

6) Upah tenaga kerja sangat murah.

7) Pengalaman beberapa negara menunjukkan bahwa penurunan GDP

dapat ditutupi dengan kenaikan yang cepat.

8) Upah yang murah dengan biaya administrasi/birokrasi yang murah

mengakibatkan produktivitas modal sektor ini cukup tinggi.

Sosial

1) Sektor informal memberi kebebasan untuk berinisiatif dan berkreasi.

2) Walaupun pendapatan dari sektor ini mungkin kecil namun lebih baik

dari pada tergantung pada tunjangan subsidi pemerintah atau mati

kelaparan.

3) Kegiatan sektor informal memberi peluang pekerjaan kepada keluarga,

memungkinkan mereka memenuhi kebutuhan dasar dan peluang

meningkatkan kesejahteraan rumah tangga mereka.

Politik

1) Kegiatan sektor informal sering didorong dan dimanfaatkan para

politisi untuk meningkatkan pengaruh politik mereka.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

26

2) Kegiatan sektor informal sering didorong dan dimanfaatkan para

politisi untuk meningkatkan pengaruh politik mereka.

3) Kehadiran sektor informal dapat berperan sebagai katup pengaman

terhadap ketidakpuasan masyarakat luas atau ketegangan social

(Nurvina Prasdika, 2017)

2.2.1.2 Kerugian

Ekonomi

1) Muncul distorsi dari sektor informal terhadap indikator tingkat

kesempatan kerja, tingkat inflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi.

2) Sektor informal tidak mempunyai kemampuan mendorong

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

3) Lebih jauh dari itu sektor informal menekan kenaikan pajak.

4) Sektor informal jarang membayar pajak sehingga pendapatan negara

menurun akibatnya terjadi difisit anggaran belanja.

5) Jika sektor informal tersebar secara meluas di sebuah negara maka

akan memicu kesenjangan teknologi antar negara.

6) Kehadirannya memicu persaingan yang tidak sehat terhadap

pengusaha yang bergerak sektor informal baik nasional maupun

internaisional.

7) Kehadiran sektor informal mempunyai korelasi terbalik dengan

pelayanan umum karena pendapatan pemerintah yang kurang.

8) Mereka yang berkiprah di sektor ini mempunyai produktivitas dan

pendapatan rendah.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

27

Sosial

1. Penduduk lain mendapat informasi yang keliru tentang pendapatan

nasional karena mereka yang terlibat di sektor informal memperoleh

keuntungan karena tidak membayar pajak atau kewajiban lain. ini tidak

adil untuk mereka yang bekerja di sektor formal.

2. Mereka yang etrlibat di sektor informal lebih melarat dari mereka yang

terlibat di sektor formal. Hal ini tercermin dari kondisi tempat kerja yang

buruk dan mereka tidak menerima tunjangan sosial apa pun.

Politik

1) Kehadiran mereka mendorong korupsi dan lobi politik yang

membawa akibat negatif.

2) Oleh karena kegiatan ekonomi sektor informal tidak tercatat sehingga

tidak dimasukan dalam perhitungan statistik pendapatan. Ini akan

mengurangi penilaian terhadap kinerja pemerintah sebagai pembuat

keputusan.

2.3.2 Strategi Bertahan Hidup

Suatu ilmu untuk mempertahankan diri dari berbagai bahaya atau ancaman

di alam terbuka atau alam bebas dengan menggunakan perlengkapan seadanya

dengan tujuan untuk menjaga kelangungan hidup disebut bertahan hidup.

Bertahan hidup secara bahasa berasal dari bahasa inggris yaitu Survive yang

berarti bertahan hidup (Mintzberg, 1998).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

28

Scott menyebutkan teori mekanisme survival bagi petani apa yang

dilakukan merupakan suatu upaya subsistensi dan pada titik aman agar dapat

bertahan hidup. Strategi yang ditrapkan oleh petani untuk bertahan hidup dikenal

dengan ‘safety first’ atau yang berarti dahulukan selamat. Kesimpulan dari teori

ini bahwa terdapat beberapa cara yang dilakukan masyarakat miskin untuk

bertahan hidup, yaitu:

a. Mencari sumber penghasilan lain untuk menambah pemasukan meskipun

jumlah yang didapatkan tidak begitu besar.

b. Meminta bantuan dari jaringan sosial yang ada di sekitar, seperti meminta

tolong pada orang tua, anak maupun teman. Bentuk hubungan patron dan

solidaritas sosial yang kuat membantu proses adaptasi keluarga penduduk

miskin dalam menghadapi tekanan ekonomi. Dimana hubungan patron

klien yang terjadi merupakan bentuk asuransi di kalangan petani

c. Mengencangkan ikat pinggang dengan mengurangi pengeluaran untuk

kebutuhan makanan sehari-hari dan menurunkan mutu makanan yang

lebih rendah serta hanya makan sehari sekali (Scott, 1983:40).

2.3.3 Kelompok Miskin Perkotaan

Kemiskinan adalah permasalahan yang sangat kompleks yang dipengaruhi

oleh beberapa faktor yang saling berelasi dengan pendidikan, tingkat pendapatan,

lokasi geografis, akses terhadap barang dan jasa, kondisi lingkungan dan gender.

Kemiskinan tidak dapat diajukan sebagai acuan dari ketidak mampuan ekonomi,

tetapi juga kegagalan atas pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan

bagi individu atau kelompok dalam menjalani hidupnya secara bermartabat.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

29

Perkembangan kota dipengaruhi oleh proses terjadinya urbanisasi yang

dapat dilihat berdasarkan ekonomi, sosial dan aspek geografis. Berkaitan dengan

aspek geografis kota Batu mengalami pertumbuhan penduduk dan perubahan

ekonomi yang dapat dilihat dari adanya pergeseran lapangan pekerjaan dari sektor

pertanian ke non pertanian seperti perdagangan dan industri.

Sedangkan dari aspek sosial perkembangan wilayah perkotaan dapat

dilihat dari adanya perubahan pola pikir dan gaya hidup masyarakatnya. Wilayah

perkotaan yang semakin tumbuh dan berkembang juga menyebabkan

berkembangnya heterogenitas yang menunjukan perbedaan sosial penduduknya.

Heterogenitas dapat terlihat jelas dari sektor informal dan non informal perkotaan.

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan perkotaan akibat

urbanisasi yang diperparah dengan fragmentasi perkotaan. Hal ini terkait dengan

peningkatan kebutuhan – kebutuhan yang muncul sebagai konsekuensi dari proses

urbanisasi yang terjadi, seperti kebutuhan pemenuhan fasilitas-fasilitas perkotaan

baik yang berupa fasilitas perumahan, kebutuhan penciptaan lapangan kerja,

fasilitas-fasilitas penunjangnya maupun fasilitas ekonomi.

Pembangunan dan perbaikan kota pada umumnya masih di pecahkan

melalui tindak tradisional, konvensional dan cara berfikir atau boleh dikatakan

simtematis yaitu perbaikan atau pembangunan yang dikerjakan ketika timbul

kerusakan atau muncul permasalahan. Maka dari itu untuk melakukan

pembangunan atau perbaikan daerah atau kota di indonesia perlu pemikiran baru

baru yang memadukan cara-cara bertindak yang kreatif, inovatif serta dengan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

30

gagasan segar, agar kota-kota di indonesia dapat betul betul berkelanjutan. Lebih

lanjut pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan masa kini tanpa

mengabaikan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan

mereka, dan juga perlu adanya integrasi yang efektif dari pertumbuhan,

pemberdayaan yang menciptakan kemandirian serta pemerataan dan lingkungan

yang tidak rusak.

Urbanisasi merupakan kunci permasalahan dari kelompok miskin

perkotaan yang sangat kompleks dan tidak bisa dilihat dari satu angka yang

absolut, penyebab urbanisasi yang hebat adalah seiring perkembangan kota yang

menjadi daya tarik untuk menetap di wilayah tersebut, dengan simbol destinasi

wisata, kota wisata batu terkena dampak dari urbanisasi yang cukup deras dan

menyebabkan ketimpangan dalam sektor ekonomi, pendidikan maupun fasilitas

kota, dengan simbol destinasi wisata juga meningkatkan perekonomian yang

cukup menyulitkan kalangan kelas bawah dalam bertahan hidup di wilayah

tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan maraknya pedagang kaki lima untuk

meningkatkan atau bahkan hanya untuk bertahan hidup dalam hari harinya.

2.3.4 Landasan Teori

Menurut (Scott 1983:3) Etika Subsistensi (etika untuk bertahan hidup di

kondisi minimal) yang mendasari segala perilaku kaum tani dalam hubungan

sosial mereka di pedesaan, termasuk pembangkangan terhadap inovasi yang

datang dari penguasa mereka. Diantara para petani yang pra-kapitalis, ketakutan

akan mengalami kekurangan pangan telah menimbulkan apa yang disebut dengan

etika subsistensi. Konsekuesnsi dari suatu kehidupan yang telah mencapai batas

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

31

akhirnya disebut etika subsistensi, seperti contoh gagal panen yang dialami petani

tidak hanya berarti akan terjadi kekurangan pangan tetapi juga mengorbankan rasa

harga dirinya, menjual sebagian dari tanahnya atau ternaknya sehingga

memperkecil kemungkinan baginya untuk mencapai subsistensi ditahun

berikutnya dan menjadi beban bagi orang lain . Jadi dapat disimpulkan bahwa

masalah yang dihadapi keluarga petani adalah bagaimana dapat memanen beras

yang cukup yang digunakan untuk makan sehari-sehari sekeluarga, untuk

membeli beberapa kebutuhan-kebutuhan pokok dan lain sebagainya dan

memenuhi beban tagihan-tagihan yang dimiliki kepada pihak luar (Scott: 1983: 3).

Banyaknya hasil panen yang didapat oleh suatu keluarga berhantung pada

nasib akan tetapi tradisi yang sudah terbentuk selama berabad-abad pada keluarga

petani mengenai pemilihan atau pengolahan jenis bibit, cara bercocok tanam, dan

penetapan waktu yang sudah diwariskan sejak dulu dengan tujuan menghasilkan

panen yang baik dan dapat diandalkan berdasarkan keadaan.

Moral ekonomi petani di dasarkan atas norma resiprositas dan norma

subsistensi karena apabila seorang petani mengalami suatu permasalahan yang

dapat berdampak merugikan kelangsungan hidupnya, maka mereka akan menjual

dan menggadai harta benda mereka. Hal ini disebabkan oleh norma subsistensi.

Sedangkan resiprositas akan timbul apabila ada sebagian dari anggota masyarakat

menghendaki adanya bantuan dari anggota masyarakat yang lain. Hal ini akan

menyebabkan berbagai etika dan perilaku dari para petani. Petani adalah manusia

yang terikat sangat statis dan aktivitasnya sangat tergantung pada norma-norma

yang cenderung menghindari resiko dan rasionalitas (Scott: 1983: 3).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

32

Survival of the fittest merujuk pada seleksi makhluk hidup secara alami

yang menghadapi evolusi, terlihat masih relevan saat ini dalam konteks yang

berbeda. Bukan yang paling kuat dalam menahan hempasan musim atau bahkan

adu otot melainkan mereka yang peka terhadap perubahan sosial dan teknologi

yang tanpa batas yang dapat membaca peluang untuk mendapatkan keuntungan.

Seperti contoh perusahaan besar yang mengalami kemunduran yaitu perusahaan

taksi di hajar oleh perusahaan digital dan komunitas tanpa armada satupun.

Inti dari teori ini adalah bagaimana memposisikan diri dalam menghadapi

perubahan ekonomi atau sosial dan tetap bisa bersaing di dalamnya. Atau hanya

staknan dalam kondisi tertentu tanpa adanya inovasi yang dibuat dan tinggal

menikmati sisa-sisa kejayaan yang pernah dicapai.

1.1 Skema: Moral Ekonomi Petani menurut James Scott yang dikembangkan oleh

1.2 peneliti

Petani

Etika Subsistensi

Kekhawatiran akan

Kekurangan Pangan Eksploisitas dan

Keadilan Ekonomi

Nilai Moral

Subsistensi

Nilai Moral

Resiprositas

Bertahan hidup demi

tercapainya kebutuhan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

33

Teori Scott juga banyak mengalami pro dan kontra, adapun Samuel L.

Popkin seorang antropolog sejarah yang menentang teori scott dengan

menunjukan contoh respon-respon petani selama periode kolonial vietnam.

Menurutnya kerangka scott tidak dapat di aplikasikan terhadap petani pada

umumnya. Para petani tetap mempunyai pandangan kedepan, memimpin dan

dipimpin dengan baik, berdiri secara mapan, terinstitusionalisasi, mempunyai

institusi supra lokal, dan melibatkan para petani kaya serta anggota-anggota elit

pedesaan lainya (scott 1979:322).

Ada juga yang mendukung dan membenarkan tentang pandangan Scott

adalah Dieter Ever yang membenarkan tentang pandangan Scott, dia mengatakan

masyarakat petani pada umumnya dicirikan dengan tingkat solidaritas yang tinggi

dan dengan suatu sistem nilai yang menekankan tolong menolong, pemilikan

bersama sumber daya dan keamanan subsistensi. Dalam kondisi seperti ini

pedagang menghadapi dilema, yaitu memilih antara memenuhi kewajiban moral

kepada kerabat-kerabat dan tetangga-tetangga untuk menikmati bersama

pendapatan yang di perolehnya sendiri disatu pihak dan untuk mengakumulasikan

modal dalam wujud barang dan uang di pihak lain (Ever 1994:10).

Teori ini direlevansikan terhadap kalangan pedagang kaki lima yang

peneliti ambil yang mana terdapat juga subsistensi dan norma resiprositas yang

dimana apabila dagangan dalam keadaan rugi maka mereka akan menggadaikan

hartanya atau menjual. Para pedagang kaki lima juga termasuk dalam keadaan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.2 …

34

atau merugikan dan harus hidup dalam keadaan dibawah apabila tidak sanggup

mengikuti persaingan dagang dan pasar kapitalistik merusak moral ekonomi.

Scott menjelaskan bahwa keluarga petani harus dapat bertahan melalui

tahun-tahun dimana hasil panennya atau sumber-sumber lainnya tidak mencukupi

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya. Maka mereka dapat mengikat

sabuk mereka lebih kencang lagi dengan makan hanya sekali dalam sehari dan

beralih ke makanan dengan mutu lebih rendah (Scott,1989: 40-41).

Dalam teori ini James Scott menyimpulkan bahwa terdapat beberapa cara

yang dilakukan masyarakat miskin untuk bertahan hidup, yaitu:

1) Mencari sumber penghasilan lain untuk menambah pemasukan meskipun

jumlah yang didapatkan tidak begitu besar. Menggunakan alternatif subsistem

yaitu swadaya yang mencakup kegiatan seperti berjualan kecil-kecilan,

bekerja sebagai tukang, sebagai buruh lepas, atau melakukan migrasi untuk

mencari pekerjaan

2) Mengencangkan ikat pinggang dengan mengurangi pengeluaran untuk

kebutuhan makanan sehari-hari dan menurunkan mutu makanan yang lebih

rendah serta hanya makan sehari sekali.

3) Meminta bantuan dari jaringan sosial yang ada di sekitar, seperti meminta

tolong pada orang tua, anak maupun teman. Bentuk hubungan patron dan

solidaritas sosial yang kuat membantu proses adaptasi keluarga penduduk

miskin dalam menghadapi tekanan ekonomi. Dimana hubungan patron klien

yang terjadi merupakan bentuk asuransi di kalangan petani (Scott, 1983:40).