bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 pengertian...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Komunikasi Matematika
Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicare atau Communis yang
berarti sama atau menjadikan milik bersama, secara umum komunikasi adalah
kegiatan pengoperan lambang atau penyampaian pesan dari satu orang kepada orang
lain yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (dalam Ambarjaya 2012:110). Dalam
matematika, komunikasi mencakup keterampilan / kemampuan untuk membaca,
menulis, menelaah dan merespon suatu informasi, Komunikasi juga merupakan cara
berbagi ide dan memperjelas pemahaman. Melalui kominikasi, ide dapat diperbaiki,
di diskusikan dan dikembangkan.
Matematika bukan hanya sekedar alat bagi ilmu tetapi lebih dari itu
matematika adalah bahasa, menurut Alisah (dalam Lasadi 2012:17 ) matematika
adalah sebuah bahasa artinya matematika merupakan cara mengungkapkan atau
menerangkan dengan cara tertentu, dalam hal ini yang dipakai oleh bahasa
matematika adalah dengan menggunakan simbol – simbol. Nasional Council of
Techer of Mathematics menyatakan bahwa komunikasi matematika merupakan suatu
tantangan bagi siswa dikelas untuk mampu berfikir dan bernalar tentang matematika,
yang merupakan sarana pokok dalam mengekspresikan hasil pikiran siswa baik
secara lisan maupun tertulis. Selanjutnya menurut Sullivan dan Mousley (dalam
6
7
Lasadi 2012:19) Komunikasi matematik bukan hanya sekedar menyatakan ide
melalui tulisan tetapi lebih luas lagi yaitu kemampuan siswa dalam hal mencakap,
menanyakan, klarifikasi, bekerja sama (sharing), menulis dan akhirnya melaporkan
apa yang telah di pelajari. Jadi komunikasi matematika adalah kegiatan seseorang
dalam menggunakan lambang – lambang, grafik, diagram, simbol dan notasi untuk
menyatakan ide – ide baik lisan maupun tulisan serta hubungan matematika dari satu
orang ke orang lain. Dalam pembelajaran matematika ketika sebuah konsep
matematika di berikan oleh guru kepada siswanya maka siswa tersebut secara aktif
dalam memikirkan ide mereka, menulis atau berbicara dan mendengar siswa lain
dalam berbagi ide maka pada saat itu terjadi transformasi informasi dari satu orang ke
orang lain.
2.1.2 Kemampuan Komunikasi Matematika
kemampuan komunikasi matematika perlu ditumbuh kembangkan karena
komunikasi matematika merupakan salah satu tujuan utama dalam pendidikan di
Indonesia, selain itu matematika juga merupakan kajian yang berjenjang yang dimulai
dari kajian konkret sampai abstrak. Oleh karena itu metematika perlu di
interpretasikan lebih dalam lagi melalui kemampuan komunikasi, membangun
kemampuan komunikasi matematik dimulai dari guru yang memberikan stimulus
kepada siswa, dan siswa meresponnya maka terbangun kemampuan komunikasi
matematika siswa.
8
Guru memiliki peran penting dalam membangun kemampuan komunikasi
matematika siswa. Aktifitas guru yang dapat menumbuh kembangkan kemampuan
komunikasi matematika siswa antara lain (dalam Latifa,2011:15)
1. Mendengarkan dan melihat dengan penuh perhatian ide – ide siswanya
2. Menyelidiki pertanyaan dan tugas – tugas yang di berikan, menarik hati dan
menantang siswa untuk berfikir
3. Meminta siswa untuk merespon dan menilai ide mereka seecara lisan dan
tertulis
4. Menilai kedalaman pemahaman atau ide yang di kemukakan siswa dalam
diskusi
5. Memutuskan kapan dan bagaimana untuk menyajikan notasi matematika
dalam bahasa matematika pada siswa
6. Memonitor partisipasi siswa dalam diskusi, memutuskan kapan dan
bagaimana untuk memotifasi masing – masing siswa untuk berpartisipasi
Menurut NCTM kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan
siswa menggunakan matematika (bahasa matematika) dan kemampuan siswa
mengkomunikasikan matematika yang di pelajari sebagai isi pesan yang harus di
sampaikan (dalam prastiti 2007:202). Sedangkan menurut Sudjarat (2001:18)
kemampaun komunikasi matematika merupakan kemampuan yang dapat
menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk :
(1) merefleksikan benda – benda nyata, gambar atau ide – ide matematika; (2)
membuat model situasi atau persoalan menggunakan lisan, tertulis konkret, grafik dan
9
aljabar; (3) menggunakan keahlian membaca, menulis dan menelaah untuk
menginterpretasi dan mengevaluasi ide – ide, simbol, istilah serta informasi
matematika; (4) merespon suatu pernyataan / persoalan dalam bentuk argumen yang
meyakinkan
Kemampuan komunikasi matematika ( NCTM, dalam prastiti 2007:202-203)
meliputi.
1. Penggunaan bahasa matematika yang di wujudkan dalam bentuk lisan, tulisan
dan visual
2. Penggunaan representasi matematika yang di wujudkan dalam bentuk tulisan
atau visual
3. Kejelasan presentasi yakni menginterpretasikan ide – ide matematika,
penggunaan istilah matematika atau notasi matematika dalam
mempresentasikan ide – ide matematika serta menggambarkan hubungan atau
model matematika
Jadi kemampuan komunikasi matematika adalah kemampuan menyampaikan
ide – ide atau gagasan menggunakan simbol – simbol, gambar, grafik, notasi dan
lambang – lambang matematika. Cara lain yang di pandang tepat untuk
mengembangkan kemampuan komunikasi matematika siswa adalah dengan
berdiskusi kelompok (LACOE, dalam mahmudi 2006:179). Kemampuan komunikasi
dapat di kembangkan dengan menggunakan metode pembelajaran dan diskusi
kelompok. Hal ini memungkinkan siswa berlatih untuk mengekspresikan
pemahaman, memverbalkan proses berfikir dan mengklarifikasi pemahaman atau
10
ketidakpahaman mereka. Dalam proses diskusi kelompok, akan terjadi pertukaran
ide, dan pemikiran antar siswa, hal ini akan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membangun pengetahuan matematikanya. Ketika siswa berfikir, merespon,
berdiskusi, mengelaborasi, menulis, membaca, mendengarkan dan menemukan
konsep – konsep matematika mereka mempunyai beberapa keuntungan yaitu
berkomunikasi untuk belajar matematika dan belajar untuk berkomunikasi secara
matematika (NCTM, dalam mahmudi 2006:179)
2.1.3 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematika
Indikator – indikator untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika
yang di utarakan oleh beberapa pakar di antaranya
Sumarmo (dalam Hasan 2009:11) mengungkapkan indikator – indikator
kemampuan komunikasi matematik yaitu
1. Menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika
2. Menjelaskan suatu situasi, ide secara tulisan dengan gambar, grafik atau
diagram
3. Menyatakan peristiwa sehari – hari dalam bahasa atau simbol matematika
4. Mendengarkan, berdiskusi dan menulis matematika
5. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis
6. Membuat konjektur, mengurus argumen, merumuskan definisi dan
argumentasi
7. Menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang telah di pelajari
11
Sedangkan menurut NCTM (dalam Hasan 2009:11) indikator kemampuan
komunikasi matematik yaitu: (1) kemampuan mengekspresikan ide – ide matematika
melalui lisan dan tulisan dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara
visual; (2) kemampuan memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi ide – ide
matematis baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk visual lainnya; (3)
kemampuan dalam menggunakan istilah – istilah,notasi – notasi matematika dan
struktur – strukturnya untuk menyatakan ide – ide, hubungan – hubungan dengan
model – model situasi
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kemampuan menghubungkan gambar, grafik atau diagram ke dalam ide
matematika
2. Kemampuan Menjelaskan suatu situasi, ide secara tulisan dengan gambar,
grafik atau diagram
3. Kemampuan menyatakan peristiwa sehari – hari dalam bahasa atau simbol
matematika
2.2 Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Materi Statistika
Statistika adalah cabang ilmu terapan yang mengkaji/membahas,
mengumpulkan, menyusun, mengolah dan menganalisis data, menyajikan data dalam
bentuk kurva atau diagram, serta menarik kesimpulan dan menguji hipotesa yang
didasarkan pada pengolahan data. Dalam kehidupan sehari – hari kita sering
menjumpai peranan statistika dalam beberapa aspek kehidupan, misalnya
pengumpulan data tentang minat siswa dalam pemilihan jurusan, jumlah kepadatan
12
penduduk dan lain sebagainya. Data tersebut biasanya disajikan dalam tabel atau
diagram. Dengan statistika data – data yang diperoleh dapat disajikan dalam tabel dan
diagram sehingga mempermudah untuk membacanya.
Kemampuan komunikasi matematika pada siswa dapat dilihat ketika siswa
menyampaiakan ide atau suatu gagasan dalam bentuk gambar, grafik atau diagram.
Misalnya disajikan jumlah lulusan sekolah SD X dalam diagram batang berikut.
Dari diagram batang tersebut siswa dapat menentukan jumlah lulusan sekolah SD X
dari tahun 2001 sampai 2005, rata – rata jumlah lulusan SD X selama lima tahun serta
dapat diketahui perubahan jumlah lulusan SD X dari tahun 2001 sampai 2005
2.3 Tinjauan Materi
A. Membaca dan menyajikan data dalam bentuk diagram
1. Diagram garis
Penyajian data statistika dengan menggunakan daigram berbentuk garis lurus
disebut dagram garis lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan
untuk menayajikan data statistika yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu
0
50
100
150
200
2001 2002 2003 2004 2005
Jumlah lulusan sekolah SD X
Jumlah siswa
13
kewaktu secara berurutan. Sumbu X menunjukan waktu – waktu pengamatan,
sedangkan sumbu Y menunjukan nilai data pengamatan untuk suatu waktu tertentu.
Kumpulan waktu dan pengamatan membentuk titik-titik pada bidang XY, selanjutnya
kolom dari tiap dua titik yang berdekatan tadi dihubungkan dengan garis lurus
sehingga akan diperoleh diagram garis atau garfik garis.
Contoh diagram garis jumlah kelahiran tiap tahun desa Suka makmur
Diagram diatas menunjukan pada tahun 2001 terdapat 7 kelahiran, tahun 2002
sebanyak 10 kelahiran, tahun 2003 sebanyak 13 kelahiran, 2004 sebanyak 17, 2005
sebanyak 20, 2006 sebanyak 22, 2007 sebanyak 24 dan 2008 sebanyak 25 kelahiran
2. Diagram lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistika dengan menggunakan
gambar yang berbentuk lingkaran. Bagian – bagian dari daerah lingkaran menunjukan
bagian – bagian atau persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan besarnya
sudut pusat sektor lingkaran
14
Contoh diagram lingkaran kegemaran olahraga siswa
Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa olahraga yang paling digemari
adalah basket, sedangkan peminatnya yang paling sedikit adalah lari. dari diagram
tersebut daapat diketahui berapa jumlah siswa yang gemar olahraga
3. Diagram batang
Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan
nilai suatu objek penelitiandalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukan
keterangan – keterangan dengan batang – batang tegak atau mendatar dan sama lebar
dengan batang – batang terpisah
Contoh diagram batang hasil perikanan tahun 2003-2008
15
Dari diagram tersebut dapat dapat dilihat bahwa hasil perikanan terendah
dicapai pada tahun 2004 yaitu sebanyak 2000 ton, sedangkan hasil perikanan tertinggi
dicapai pada tahun 2007 yaitu sebanyak 5000 ton, kenaikan tertinggi dicapai pada
tahun 2006 – 2007 yaitu mencapai 2500 ton
B. Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
1. Distribusi frekuensi tunggal
Data tunggal sering kali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, Tabel
distribusi frekuensi tunggal merupakan cara untuk menyusun data yang relatif
ssedikit
2. Distribusi frekuensi tergolong
Tabel ditribusi frekuensi tergolong biasa digunakan untuk menyusun data
yang memilki kuantitas yang besar dengan mengelompokkan kedalam interval –
interval kelas yang sama panjang
Istilah – istilah yang digunakan dalam distribusi frekuensi tergolong atau distribusi
frekuensi berkelompok antara lain
a. Interval kelas d. Lebar kelas
b. Batas kelas e. Titik tengah
c. Tepi kelas (batas nyata kelas)
3. Distribusi frekuensi kumulatif
Daftar distribusi kumulatif ada dua macam, yaitu sebagai berikut
a. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas)
b. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah)
16
4. Histogram
\Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan
disajikan dalam bentuk diagram yang disebut histigram. Jika diagram batang, gambar
batang – batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang – batangnya
berimpit. Histogram dapat disajikan dari distribusi frekuensi tunggal maupun
distribusi frekuensi tergolong.
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8
Banyaknya siswa absen 5 15 10 15 20 25 15 10
Berdasarkan data diatas dapat dibentuk histogram sebagai berikut
5. Poligon frekuensi
Apabila pada titik – titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan
batang – batangnya dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan
contoh diatas dapat dibuat poligon frekuensinya sebagai berikut
17
C. Ukuraan Pemusatan Data
Ukuran pemusatan data terdiri dari tiga bagian yaitu mean, median dan modus
1. Rataan hitung (Mean)
Rataan hitung juga dikenal dengan istilah mean diberi lambang 𝑥
a. Rataan data tunggal
Rataan dari sekumpulan data yang banyaknya n adalah jumlah data dibagi banyaknya
data
Rataan = 𝑥1+𝑥2+𝑥3+⋯+𝑥𝑛
𝑛 atau 𝑥 = 𝑥𝑖
𝑛𝑖=0
Keterangan : 𝑥 = jumlah data 𝑥𝑖 = data ke i
n = Banyaknya data
b. Rataan dari data distribusi frekuensi
Apabila disajikan dalam tabel distribusi frekuensi maka rataan dirumuskan
sebagai berikut
𝑥 = 𝑓1𝑥1+𝑓2𝑥2+𝑓3𝑥3+⋯𝑓𝑛𝑥𝑛
𝑓1+𝑓2+⋯𝑓𝑛 atau
𝑓𝑖𝑥𝑖𝑛𝑖=0
𝑓𝑖𝑛𝑖=0
18
Keterangan :
𝑓𝑖= frekuensi nilai untuk 𝑥𝑖
𝑥𝑖 = data ke i
2. Median
Median untuk data tunggalMedian adalah suatu nilai tengah yang telah di
urutkan. Median di lambangkan Me. Untuk menentukan nilai median tunggal dapat
dilakukan dengan cara mengurutkan data kemudian mencari nilai datanya
1. Median untuk data tergolong
Jika data yang tersedia merupakan data tergolong artinya data itu di
kelompokkan kedalam interval – interval kelas yang sama panjang. Untuk
mengetahui nilai mediannya dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Me = 𝑏2 + 𝑐 1
2𝑛−𝐹
𝑓
Keterangan : 𝑏2 = tepi bawah kelas median
c = lebar kelas
N = banyak data
F = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas median
f = ferkuensi kelas median
3. Modus
Modus adalah data yang banyak muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi
tertinggi. Modus dilambangkan dengan Mo
1. Modus data tunggal
Modus dari data tunggal adalah data yang banyak muncul atau data dengan
frekuensi tertinggi
19
2. Modus data tunggal
Modus data tergolong dapat dirumuskan sebagai berikut
Mo =𝑏0 + 𝑙 𝑑1
𝑑1+𝑑2
Keterangan
𝑏0 = Tepi bawah kelas median
l = Lebar kelas
𝑑1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
𝑑2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya