bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.2. ilmu ... ii.pdfbab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori...

16
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian ini teori yang akan dikaji adalah sebagai berikut: (1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); (2) Pembelajaran IPA di SD; (3) Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD; (3) Metode pembelajaran; (4) Metode discovery; (5) Pendekatan scientifik; (6) Belajar; (7) Hasil belajar; (8) Kajian penelitian yang relevan; (9) Sintak Pembelajaran Metode Discovery 2.2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan usaha manusia untuk memahami alam semesta dengan melakukan pengamatan yang benar dan dapat dijelaskan dengan penalaran yang sahih, sehingga mendapatkan kesimpulan. Dalam IPA terdiri atas tiga hal yaitu IPA sebagai proses, IPA sebagai prosedur, dan IPA sebagai produk. IPA sebagai proses merujuk pada aktivitas ilmiah yang dilakukan para ahli IPA yang sesuai dengan rasional, kognitif dan tujuan. Biasanya aktivitas ini disebut dengan penelitian. IPA sebagai prosedur, merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut berupa, 1) observasi, melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar hingga menemukan sebuah topik dan mengidentifikasinya menjadi masalah. 2) menyusun hipotesis, hipotesis merupakan suatu gagasan solusi dari suatu masalah yang berdasarkan pengetahuan dan penelitian. 3) Percobaan, merupakan pengujian hipotesis. 4) Membuat kesimpulan yangb berupa pernyataan hubungan antara hasil dan hipotesis. IPA sebagai produk ilmiah, merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli IPA. Produk tersebut merupakan pengetahuan IPA yang

Upload: others

Post on 18-Mar-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

��

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Dalam penelitian ini teori yang akan dikaji adalah sebagai berikut: (1) Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA); (2) Pembelajaran IPA di SD; (3) Ruang lingkup

pembelajaran IPA di SD; (3) Metode pembelajaran; (4) Metode discovery; (5)

Pendekatan scientifik; (6) Belajar; (7) Hasil belajar; (8) Kajian penelitian yang

relevan; (9) Sintak Pembelajaran Metode Discovery

2.2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan usaha manusia untuk memahami alam

semesta dengan melakukan pengamatan yang benar dan dapat dijelaskan dengan

penalaran yang sahih, sehingga mendapatkan kesimpulan. Dalam IPA terdiri atas

tiga hal yaitu IPA sebagai proses, IPA sebagai prosedur, dan IPA sebagai produk.

IPA sebagai proses merujuk pada aktivitas ilmiah yang dilakukan para ahli IPA

yang sesuai dengan rasional, kognitif dan tujuan. Biasanya aktivitas ini disebut

dengan penelitian.

IPA sebagai prosedur, merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk

memahami sesuatu. Tindakan tersebut berupa, 1) observasi, melakukan

pengamatan terhadap lingkungan sekitar hingga menemukan sebuah topik dan

mengidentifikasinya menjadi masalah. 2) menyusun hipotesis, hipotesis

merupakan suatu gagasan solusi dari suatu masalah yang berdasarkan

pengetahuan dan penelitian. 3) Percobaan, merupakan pengujian hipotesis. 4)

Membuat kesimpulan yangb berupa pernyataan hubungan antara hasil dan

hipotesis.

IPA sebagai produk ilmiah, merupakan hasil dari penelitian yang

dilakukan oleh para ahli IPA. Produk tersebut merupakan pengetahuan IPA yang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

��

dapat ditemukan di dalam buku ajar, majalah ilmiah, buku teks, artikel ilmiah

serta pernyataan-pernyataan para ahli IPA. Produk IPA dapat berupa fakta,

konsep, lambang, konsepsi/ penjelasan dan teori.

Menurut Usman dalam bukunya Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, IPA

merupakan terjemahan dari kata-kata dalam bahasa Inggris yang dapat disebut

sebagai ilmu alam yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Peristiwa tersebut dapat berupa gejala-gejala alam yang kemudian diamati oleh

manusia. Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang disusun secara

sistematis manusia dapat menemukan hal yang dapat dibahas dalam IPA.

Menurut Wilkipedia, IPA adalah sebuah mata pelajaran yang membahas

beberapa cabang ilmu IPA untuk siswa Sekolah Dasar (SD) dan siswa Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Cabang-cabang ilmu IPA adalah biologi, fisika, kimia,

ilmu bumi dan astronomi. Dengan mempelajari cabang-cabang ilmu tersebut

siswa diharapkan dapat memahami alam semesta.

Beberapa alasan yang menyebabkan Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan di

Sekolah Dasar. Pertama, IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kekayaan alam suatu

bangsa dapat terkelola dengan baik jika masyarakatnya memiliki pengetahuan

alam yang terus berkembang. Sehingga masyarakat mampu menjaga dan

memanfaatkan kekayaan alam bangsa seiring dengan perkembangan teknologi.

Karena pengetahuan dasar teknologi adalah IPA. Kedua, IPA merupakan suatu

mata pelajaran yang memberikan kesempatan berfikir kritis. Dalam mempelajari

IPA siswa diajak untuk melakukan beberapa proses, misalnya mengamati. Dalam

proses mengamati suatu hal siswa akan dituntut pemikiran yang rasional sehingga

memunculkan pemikiran yag kritis. Ketiga, IPA bukan mata pelajaran yang

bersifat hafalan belaka. Hal ini dapat dilihat dengan bahan ajar IPA yang

mencakup tentang gejala-gejala alam yang memerlukan percoaan untuk

memahaminya. Jadi belajar IPA tidak bisa hanya dengan menghafal tapi haru

dengan melakukan percobaan. Keempat, Mata pelajaran IPA memiliki nilai-nilai

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

��

pendidikan, yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak

secara keseluruhan. (Usman 2011: 4)

Berdasarkan pendapat para ahli tentang IPA, dapat disimpulkan bahwa

IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam yang dilakukan

dengan melalui beberapa proses untuk menemukan sebuah kesimpulan yang

diharapkan dapat membentuk pribadi siswa secara utuh sehingga dapat menjadi

modal kemajuan suatu bangsa.

2.2.1 Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran di sekolah sekarang ini sudah semakin berkembang, dari

pengajaran yang bersifat tradisional menjadi pengajaran yang modern. Kegiatan

pembelajaran bukan lagi sekadar menyampaikan pelajaran atau materi ajar. Akan

tetapi, kegiatan pembelajaran lebih kompleks dengan kegiatan yang bervareasi

dan aktif. Kegiatan pembelajaran juga tidak lagi berpusat pada guru tetapi

berpusat pada siswa.

Pembelajaran merupakan proses aktif siswa yang mengembangkan

potensi dirinya (Utomo, 2013: 27). Siswa terlibat dalam pengalaman belajar yang

bermakna yang memerluan pikiran, emosi, dan aktivitas yang menyenangkan,

menantang serta mendorong kretifitas. Menurut Usman (2011: 5) Pembelajaran

IPA yang cocok bagi siswa Indonesia adalah pembelajaran yang menggunakan

pendekatan yang mencakup kesesuaian antara situasi dan belajar siswa dengan

situasi kehidupan nyata di masyarakat.

Penerapan pembelajaran IPA di masyarakat membuat pendidikan IPA

menjadi penting. Karena itu, siswa perlu diberikan kesempatan memperoleh

pengalaman secara indrawi maupun non indrawi. Misalnya, dalam pembelajaran

pertulangan daun siswa diajak untuk mengamati tanaman yang ada di taman

sekolah. Kemudian siswa diminta mengelompokkan tanaman berdasarkan bentuk

daunnya. Dengan pembelajaran secara langsung melalui pengalam, siswa akan

lebih memahami dan mengingatnya.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

��

2.2.2 Ruang Lingkup Bahan Kajian IPA di SD

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Salah satu Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dipelajari di

kelas IV semester 2 adalah:

8. Memahami berbagai

bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam

kehidupan sehari-hari

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang

terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-

sifatnya

2.3 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah langkah operasional atau cara yang

digunakan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang dipilih (Ridwan 2013:9).

Metode pembelajaran berfungsi untuk menciptakan lingkungan belajar dan

mendasari aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Metode pembelajaran

dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan metode

yang tepat diharapkan siswa mampu berkembang maksimal.

Menurut lathifah (2012) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan

guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode berperan sebagai alat motvasi

strategi pembelajaran. Metode pembelajaran dalam pelaksanaanya bersifat

prosedural dan berisi tahap-tahap tertentu.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

��

Dari dua pendapat tentang metode pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menerapkan strategi

pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan

materi pembelajaran sehingga mampu membawa siswa berkembang secara

optimal.

2.3.1 Metode Discovery

Discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau

informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan (Ridwan 2013:

220).

Menurut pendapat Dwijaya (2012: 10) metode discovery diartikan sebagai

prosedur pembelajaran yang mementingkan perorangan, manipulasi objek,

melakukan percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Dalam metode

discovery mengutamakan cara belajar siswa aktif dengan berorientasi pada proses.

Sedangkan menurut pratiknjo (2012: 7) metode discovery adalah metode

pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar

pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri, melihat sendiri dan mencoba

sendiri, agar anak dapat menemukan sendiri

Dari beberapa pendapat tentang metode discovery dapat disimpulan bahwa

metode discovery adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk memecahkan masalah dengan menemukan konsep melalui

serangkaian data atau informasi melalui pengamatan atau percobaan dengan

pengawasan guru.

Dalam pelaksanaan metode discovery bukan hanya siswa saja yang aktif,

melainkan guru juga dituntut lebih kreatif dalam penyajian pembelajaran. Guru

harus mampu memodifikasi pembelajaran sehingga siswa tertarik dan tertantang

untuk melakukan percobaan. Selain itu guru juga perlu membangun situasi belajar

yang membuat siswa aktif berusaha menemukan pengetahuan sendiri.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

���

2.3.2 Langkah dan Tahap Pembelajaran Discovery

Langkah-langkah pembelajaran discovery menurut Ridwan (2013:221)

adalah:

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b. Guru membagi petunjuk praktikum eksperimen

c. Peserta didik melaksanakan eksperimen dibawah pengawasan guru.

d. Guru menunjukkan gejala yang diamati

e. Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen

Tahap pembelajaran menggunakan discovery secara umum dapat

digambarkan sebagai berikut. (Ridwan 2013: 222)

Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan

memberikan penjelasan ringkas.

Guru mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik

yang dikaji

Kelompok merumuskan hipotesis dan merancang percobaan atau mempelajari

tahapan percobaan yang dipaparkan oleh guru, LKS, atau buku. Guru

membimbing dalam perumusan hipotesis dan merencanakan percobaan

Guru memfasilitasi kelompok dalam melaksanakan percobaan/ investigasi

Kelompok melakukan percobaan atau pengamatan untuk mengumpulkan data

yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis

Kelompok mengorganisasikan dan menganalisis data serta membuat laporan

hasil percobaan atau pengamatan

Kelompok memaparkan hasil investigasi (percobaan atau pengamatan) dan

mengemukakan konsep yang ditemukan. Guru membimbing peserta didik

dalam mengkonstruksi konsep berdasarkan hasil investigasi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

���

2.3.3 Kelebihan Metode Discovery

Kelebihan metode discovery menurut Roestiyah (2008: 21) adalah:

(1) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan;

memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/

pengenalan siswa. (2) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat

pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa

tersebut. (3) dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa. (4) Teknik ini

mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju

sesuai dengan kemampuannya masing-masing. (5) Mampu mengarahkan cara

siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih

giat. (6) Membuat siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada

diri sendiri dengan proses penemuan sendiri. (7) strategi itu berpusat pada

siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar: membantu bila

diperlukan

2.3.4 Kelemahan Metode Discovery

Kelemahan metode discovery menurut Widdiharto (2004)

(a) Untuk materi tertentu waktu yang tersita lebih lama. (b) Tidak semua siswa

dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan beberapa siswa masih

terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah. (c) Tidak semua topik

cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik-topik yang

berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan model ini.

2.4 Pendekatan Scientific (Ilmiah)

Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran menggunakan pendekatan

Scientific. Proses pembelajaran dengan scientific diharpakan mampu memenuhi

tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap merupakan

proses mengamati materi ajar supaya siswa tahu tentang ‘mengapa’. Ranah

pengetahuan merupakan proses mengamati materi ajar supaya siswa tahu tentang

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

��

‘apa’. Sedangkan ranah keterampilan merupakan proses mengamati materi ajar

supaya peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’.

Pembelajaran dengan pendekatan scientific lebih efektif hasilnya

dibandingkan dengan pembelajaran secara tradisional. Pendekatan ini bercirikan

menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, menggolah data

atau informasi, menyajikan data atau informasi, menganalisis, menalar, dan

menyimpulkan. Hasil belajar dapat membentuk siswa yang produktif, kreatif,

inovatif, dan efektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

terintregasi.

Pendekatan scientific memiliki beberapa kriteria antaralain, pertama materi

pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelasakan dengan

logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau

dongeng. Kedua mendorong dan menginspirasi siswa berfikir secara kritis,

analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan

mengaplikasikan materi pembelajaran. Ketiga mendorong dan menginspirasi

siswa untuk mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola piiikir

yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. Keeempat

berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kelima tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun

menarik penyajiannya.

2.4.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Scientific

Menurut kementrian pendidikan dan kebudayaan pembelajaran scientific

terdiri atas 5 langkah yaitu:

1. Mengamati

Mengamati merupakan proses pembelajaran yang mengutamakan

kebermaknaan pembelajaran. Keunggulan kegiatan mengamati antara lain objek

tersaji secara nyata sehingga siswa senang dan tertantang, dan pelaksanaanya

murah. Namun kegiatan megamati memerlukan waktu dan persiapan yang lama

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

��

dan matang, biaya dan tenaga yang relatif banyak, bahkan dapat mengaburkan

makna dan tujuan pembelajaran jika kondisi tidak terkendali.

Langkah-langkah kegiatan mengamati yaitu, (1) menentukan objek apa yang

akan diamati, (2) membuat pedoman pengamatan yang sesuai dengan lingkungan

yang diamati, (3) menentukan secara jelas data yang diperlukan, (4) menentukan

tempat yang akan diamati, (5) menentukan secara jelas langkah yang akan

dilakukan untuk mengumpulkan data, (6) menentukan cara dan mencatat hasil

pengamatan. Untuk itu praktik mengamati dalam pembelajaran akan efektif ketika

guru dan siswa melengkapi diri dengan alat-alat pencatatan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan guru dan siswa selama kegiatan

pengamatan adalah cermat, objektif, jujur dan fokus pada objek yang diamati

untuk kepentingan pembelajaran. Homogenitas atau heterogenitas subjek, objek,

atau situasi yang diamati sebaiknya ditentukan terlebih dahulu sebelum dilakukan

pengamatan. Memahami apa yang hendak dicatat juga harus diperhatikan sebagai

catatan perolehan pengamatan. Jika semua hal diatas terlaksana dengan baik akan

memudahkan proses selanjutnya.

2. Menanya

Menanya merupakan kegiatan dimana siswa terangsang untuk mengeluarkan

pertanyaan atau pernyataannya berdasarkan hasil pengamatan. Pertanyaan

dimaksudkan untuk mendapatkan tanggapan verbal. Beberapa fungsi pertanyaan

dalam kegiatan ini yaitu, (1) membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian

siswa tentang hasil pengamatan, (2) mendorong dan menginspirasi siswa untuk

aktif belajar, dan mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri; (3)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan sikap, keterampilan,

dan pemahamannya terhadap hasil pengamatan; (4) membangkitak keterampilan

siswa dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara

logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar; (5) mendorong

partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan

berfikir, dan menarik simpulan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

���

Kriteria pertanyaan yang baik adalah singkat, jelas, menginspirasi jawaban,

memiliki fokus, bersifat penguatan, memberi kesempatan siswa berfikir ulang,

merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses

interaksi. Pertanyaan guru yang baik akan mampu menginspirasi siswa untuk

menjawab dengan baik dan benar. Untuk itu guru harus memahami kualitas

pertanyaan.

3. Menalar

Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta

empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Penalaran dalam kegiatan ini yang diharapkan adalah penalaran ilmiah.

Diharapkan siswa memiliki kemampuan mengelompokkan beragam ide dan

mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi

pengalaman memori.

Terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.

Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari hal-hal

yang bersifat nyata secara individu menjadi simpulan yang bersifat umum.

Penalaran ini lebih berpijak pada observasi indrawi atau pengalam empirik.

Penalaran deduktif adalah cara menalar dengan menarik simpulan dari

pernyataan yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Penalaran

ini dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja penalaran deduktif adalah dengan

menerapkan menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu baru

menghubungkannya ke dalam bagian yang khusus.

4. Mencoba

Mencoba atau melakukan percobaan merupakan aktivitas siswa untuk

memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik. Mencoba dalam kegiatan ini

dimaksudkan untuk mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa.

Siswa melakukan kegiatan dari mengenal alat atau bahan yang digunakan sampai

mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data, serta

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

���

menarik simpulan atas percobaan yang dilakukan. Selain itu siswa juga membuat

laporan dan menyampaikan hasil percobaannya.

Guru perlu memahami beberapa hal supaya percobaan dapat berjalan dengan

baik, diantaranya: (1) guru merumuskan tujuan percobaan yang akan dilakukan

siswa; (2) guru bersama siswa mempersiapkan perlengkapan yang digunakan

dalam percobaan; (3) guru perlu memperhitungkan tempat dan waktu percobaan;

(4) guru menyediakan kertas kerja sebagai pengarah kegiatan siswa; (5) guru

menyampaikan masalah yang akan dijadikan percobaan; (6) guru membagi kertas

kerja pada siswa; (7) siswa melaksanakan percobaan dengan bimbingan guru; (8)

siswa mengumpulkan hasil percobaan dan guru mengevaluasinya, jika dianggap

perlu dapat didiskusikan secara klasikal.

5. Membentuk jejaring

Membentuk jejaring dilakukan siswa untuk menempatkan dan memaknai

kerjasama baik dengan guru maupun dengan teman yang lain. Dalam kegiatan ini

siswa harus lebih aktif berinteraksi secara empati, saling menghormati, dan

menerima kekurangan serta kelebihan masing-masing. Sehingga diharapkan akan

tumbuh rasa aman yang memungkinkan siswa menghadapi aneka perubahan dan

tuntutan belajar secara bersama-sama. Selain itu kegiatan membentuk jejaring ini

juga dapat membuat guru dan siswa saling berbagi informasi, berbagi tugas dan

kewenangan, dan memunculkan keseragaman di dalam heterogenitas siswa dalam

kelas, serta membuat guru berperan menjadi mediator dalam pembelajaran.

2.5 Belajar

Menurut Wulandari (2013,25) belajar merupakan sebuah proses perubahan

tingkah laku dan pencapaian kompetensi serta kepandaian yang diperoleh melalui

pengalaman dan berinteraksi dengan lingkungan.

Sedangkan menurut Slameto (Syaiful Bahri, 2011: 13) belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

���

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pendapat Syaiful Bahri (2011: 13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa

raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut

kogitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Watson (Ridwan, 2013: 6) belajar adalah proses interaksi anatara

stimulus (S) dan respo (R), namun S-R harus berbentuk tingkah laku yang dapat

diamati (observable) dan dapat diukur.

Dari beberapa pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

aktivitas jiwa raga dengan proses perubahan tingkah laku melalui latihan yang

merupakan hasil dari pengalaman dalam interaksi individu dengan lingkungan

yang dapat diamati dan diukur.

2.5.1 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kapasitas terukur dan perubahan individu yang

dinginkan berdasarkan ciri-ciri atau variabel-variabel bawaannya melalui

perlakuan pembelajaran tertentu. Hasil belajar juga merupakan hasil kegiatan dari

belajar dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari pembelajaran yang

dilakukan siswa (Wulandari, 2013: 26)

Sedangkan menurut Mardiyah (2012: 6), hasil belajar merupakan proses

perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditujukkan dalam bentuk angka-angka

seperti yang dapat dilihat pada nilai rapor. Selain itu Mardiyah juga berpendapat

bahwa hasil belajar juga dapat diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai

oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program

pendidikan yang ditetapkan.

Hasil belajar siswa dipengaruhi dua faktor utama yaitu faktor dari luar diri

siswa dan faktor dari dalam diri siswa. Faktor dari luar diri siswa berasal dari dua

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

���

hal yaitu lingkungan dan instrumental. Faktor lingkungan berupa lingkungan

alami dan lingkungan sosial. Sedangkan faktor instrumental berupa kurikulum,

program, sarana dan fasilitas, serta guru.

Faktor dari dalam diri siswa terbagi menjadi dua yaitu faktor fisiologis dan

faktor psikologis. Faktor fisiologis berupa kondisi fisiologis siswa dan kondisi

panca indra. Sedang faktor psikologis siswa berupa minat, kecerdasan, bakat,

motivasi, dan kemampuan kognitif (syaiful Bahri, 2011: 177).

Berdasarkan kajian tentang hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri siswa yang mencakup aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat diamati dan diukur sebagai akibat

dari pencapaian penguasaan materi dalam pembelajaran di sekolah dengan

dipengaruhi beberapa faktor dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa,

yang dapat didokumentasikan dalam buku raport.

2.6 Kajian Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Dwijaya Putri Iriany (2010) yang melakukan penelitian dengan

judul Penggunaan Media Gambar Dalam Penerapan Metode Discovery Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas 3 SD Negeri 3 Purwodadi

Lecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran

2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembelajaran pada pra

tindakan masih menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan siswa

dalam pembelajaran, (2) hasil belajar IPA pada pra tindakan memperoleh

presentase 52% siswa yang tuntas, (3) penerapan metode pembelajaran sesuai

dengan metode discovery, (4) hasil belajar siswa pada siklus I memperoleh

presentase 74% siswa yang tuntas sedang siklus II 89%, (5) siklus I presentase

keberhasilan dari 52% menjadi 74% dengan peningkatan 22%. Sedangkan pada

siklus II dari 74% menjadi 89% dengan peningkatan 15%. Meskipun penelitian

tersebut menggunakan media gambar namun tetap menunjukkan bahwa dengan

menggunakan metode discovery hasil belajar IPA mengalami kenaikan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

���

Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajara

discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD Negeri 3

Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Berdasarkan penelitian

ini, disarankan hendaknya guru dapat memilih dan menggunakan metode

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan.

Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pratiknjo (2012)

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode

Discovery Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Grobogan Semester I Tahun Pelajaran

2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkanbahwa hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dengan ditandai bertambahnya jumlah siswa yang tuntas dari pra

siklus dengan siklus 1 sebesar 29,5%. Begitu pula pada siklus 2 ketuntasan belajar

siswa naik 11% dari siklus 1. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan

yaitu pra siklus 56,43 dengan ketuntasan klasikal 40,5% meningkat pada siklus 1

menjadi 70,22 dengan ketuntasan klasikal 70%. Hasil belajar siswa meningkat

lagi pada siklus 2 yaitu 75,54 dengan ketuntasan klsikal 81%. Berdasarkan

pembahasan, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajara discovery dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri 1 Sugihan Kecamatan

Toro Kabupaten Grobogan.

2.7 Kerangka Berfikir

Adapun kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

���

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

Kondisi

awal

Hasil belajar siswa rendah

Tindakan

Kondisi

akhir

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

kelas 4 SD Negeri Barukan 01meningkat.

Guru ceramah

Penerapan Metode

Discovery dengan

Penedakatan Scientific

Siklus I Penerapan metode discovery dengan pendekatan scientific pada meteri pengertian, sumber, sifat, perpindahan dan kegunaan energi panas.

Siklus II Penerapan metode discovery dengan pendekatan scientific pada meteri Termometer dan pengaruh energi panas

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.2. Ilmu ... II.pdfBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memahami sesuatu. Tindakan tersebut

��

2.8 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Dengan

penggunaan metode discovery dan pendekatan scientific dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA SK memahami berbagai bentuk

energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari”.�