bab ii kajian pustaka 2.1 belajar -...

14
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Darman Syah dalam Miftakhul Janah (2010:4) hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Sedangkan menurut Nasution (1996) hasil belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Selain itu menurut Oemar Hamalik (2001) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Bloom dalam Astuti Lisna Binti (2010) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, psikomotorik. Selanjutnya menurut Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni, keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Kemudian Gagne membagi lima kategori hasil belajar yakni, informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil kecakapan manusia dari tiga aspek yang dimiliki manusia yaitu kognitif,afektif dan psikomotorik yang membuat manusia berhasil dalam mencapai keberhasilan dalam segala pekerjaannya melalui kapasitasnya tersebut yang ditunjukkan dengan perolehan angka dan perubahan perilaku pada diri seseorang. Cara mengukur hasil belajar dari teori-teori di atas adalah dengan menggunakan penilaian dalam Nana Sudjana (2010) ada penilaian yang bisa digunakan dalam menilai tercapai tidaknya Kriteria Ketuntasan Minimal belajar siswa yaitu dengan adanya hasil belajar siswa, di bawah ini ada satu penilaian yang akan digunakan peneliti yaitu :

Upload: phungngoc

Post on 04-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hasil Belajar

2.1.1 Hasil Belajar

Menurut Darman Syah dalam Miftakhul Janah (2010:4) hasil belajar

adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk

angka. Sedangkan menurut Nasution (1996) hasil belajar adalah kesempurnaan

yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Selain itu menurut

Oemar Hamalik (2001) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan

terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Bloom dalam Astuti Lisna

Binti (2010) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

afektif, psikomotorik. Selanjutnya menurut Horward Kingsley membagi tiga

macam hasil belajar yakni, keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan

pengertian, sikap dan cita-cita. Kemudian Gagne membagi lima kategori hasil

belajar yakni, informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap,

dan keterampilan motoris.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah hasil kecakapan manusia dari tiga aspek yang dimiliki manusia yaitu

kognitif,afektif dan psikomotorik yang membuat manusia berhasil dalam

mencapai keberhasilan dalam segala pekerjaannya melalui kapasitasnya tersebut

yang ditunjukkan dengan perolehan angka dan perubahan perilaku pada diri

seseorang. Cara mengukur hasil belajar dari teori-teori di atas adalah dengan

menggunakan penilaian dalam Nana Sudjana (2010) ada penilaian yang bisa

digunakan dalam menilai tercapai tidaknya Kriteria Ketuntasan Minimal belajar

siswa yaitu dengan adanya hasil belajar siswa, di bawah ini ada satu penilaian

yang akan digunakan peneliti yaitu :

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

7

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir

program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-

mengajar. Penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar-mengajar. Melalui

penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan

strategi pelaksanaannya. Dari segi alatnya,penilaian hasil belajar dapat dibedakan

menjadi tes dan bukan tes (nontes).

1. Tes

Tes yang digunakan penulis adalah tes tulisan (menuntut jawaban secara

tulisan), tes tindakan(menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal tes

disusun dalam bentuk objektif, bentuk esai dan uraian.

2. Nontes

Dalam nontes alat penilaian yang digunakan penulis adalah observasi

langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses

yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh

pengamat.

2.1.2 Pengertian Belajar

Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Selanjutnya Skinner (1958), belajar adalah merupakan suatu

proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Kemudian Hintzman dalam Muhibbinsyah (2010) dalam bukunya the psychology

of learning and memory berpendapat leraning is a change in organism due to

experience which can affact the organism’s behavior. Artinya belajar adalah suatu

perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan

oleh pengalaman yang dapat memenuhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi,

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

8

dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman

tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila memengaruhi organisme.

Menurut Witting dalam Muhibbinsyah (2010),”belajar sebagai : any

relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs

as a result of experience. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang

terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai

hasil pengalaman”. Selanjutnya menurut Hamali (1992 : 28) belajar adalah suatu

pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-

cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan pelatihan.

Dari definisi-definisi belajar di atas dapat ditarik kesimpulan, belajar

adalah proses perubahan tingkah laku yang berasal dari pengalaman yang sudah di

lewati dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan.

2.1.3 faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Muhibbin Syah (2010), Secara global,faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam,yaitu:

1. Faktor internal (faktor dalam diri siswa) yaitu keadaan jasmani dan

rohani siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), kondisi lingkungan disekitar

siswa.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

1. Faktor Internal Siswa

Ada dua aspek yang ada di dalam diri siswa yaitu : 1 ) aspek

fisiologis(bersifat jasmaniah); 2 ) aspek psikologis (bersifat rohaniah).

a. Aspek Fisiologis

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

9

Kesehatan siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam

menyerap informasi dalam belajar.

b. Aspek Psikologis

1. Inteligensi Siswa

Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) sangat menentukn tingkat

keberhasilan belajar siswa.

2. Sikap Siswa

Sikap (attitude) siswa yang positif dalam merespon dengan cara yang

relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya merupakan

pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa.

3. Bakat Siswa

Kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak

bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan.

4. Minat Siswa

Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu.

5. Motivasi Siswa

Keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu.

2. Faktor Eksternal Siswa

a. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial siswa yaitu sekolah seperti guru-guru, para tenaga

kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman

sekelas,orang tua (keluarga) dan masyarakat dapat mempengaruhi

semangat belajar siswa.

b. Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung

sekolah,dan letaknya,rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

10

belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-

faktor ini turut menentukan tingkat kebrhasilan belajar siswa.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar adalah keefektifan segala cara atau strategi yang

digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar

materi tertentu.

Menurut piaget dalam Widianto (2011),”siswa SD mempunyai

karakteristik berada pada tahap operasional konkret dimana siswa

memasukkan informasi melalui operasi benda-benda konkret”. Diharapkan

melalui pendekatan matematika realistik hasil belajar siswa pada pelajaran

matematika dapat meningkat.

Proses berpikir manusia berkembang dari nyata ke maya pernyataan ini

sesuai dengan pendapat Piaget dalam Bell (1981),”berpendapat bahwa

proses berpikir manusia merupakan suatu perkembangan yang bertahap

dari berpikir intelektual kongkret ke abstrak berurutan melalui tahap

perkembangan”. Berikut tahap perkembangan menurut Piaget :

1. Periode Sensori Motor (0-2) tahun.

Karakteristik periode ini merupakan gerakkan-gerakkan sebagai akibat

reaksi langsung dari rangsangan. Rangsangan itu timbul karena anak

melihat dan meraba-raba objek. Anak belum mempunyai kesadaran

adanya konsep objek yang tetap.

2. Periode pra-operasional (2-7) tahun.

Proses berpikir atau logik, merupakan aktivitas mental, bukan aktivitas

sensori motor. Anak berpikir didasarkan kepada keputusan yang dapat

dilihat seketika. Periode ini disebut juga periode pemberian simbol.

3. Periode operasi kongkret (7-12) tahun.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

11

Anak mulai berpikir operasional. Periode ini juga disebut operasi kongkret

sebagai berpikir logiknya didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-

objek.

4. Periode operasi formal (> 12) tahun.

Pada tahap ini anak-anak mulai memberikan alasan dengan menggunakan

lebih banyak simbol atau gagasan dalam cara berpikir.

2.2 Pendekatan Matematika Realistik (PMR)

Menurut Hans Freudenthal dalam Nyimas Aisyah dkk (2011) Matematika

adalah kegiatan manusia (human activity) itu artinya bahwa Pendekatan

Matematika Realistik merupakan pembelajaran yang berhubungan dengan

kehidupan nyata. Matematisasi dibedakan menjadi dua, yaitu matematisasi

horizontal dan matematisasi vertikal. Dalam istilah Freudenthal (dalam van den

Heuvel-Panhuisen, 1996) matematisasi horizontal berarti bergerak dari dunia

nyata ke dalam dunia simbol, sedangkan matematisasi vertikal berarti bergerak di

dalam dunia simbol itu sendiri.

Alur pelaksanaan matematika realistic menurut oleh de Lange

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

12

2.2.1. Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik

Terdapat lima karakteristik Pendekatan Matematika Realistik menurut

Nyimas Aisyah, dkk (2010) sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran

matematika. Kelima karakteristik itu adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran harus dimulai dari masalah kontekstual yang diambil dari

dunia nyata. Masalah yang digunakan sebagai titik awal pembelajaran harus

nyata bagi siswa agar mereka dapat langsung terlibat dalam situasi yang

sesuai dengan pengalaman mereka.

2. Dunia abstrak dan nyata harus dijembatani oleh model. Model harus sesuai

dengan tingkat abstraksi yang harus dipelajari siswa. Di sini model dapat

berupa keadaan atau situasi nyata dalam kehidupan siswa, seperti cerita-

cerita lokal atau bangunan-bangunan yang ada di tempat tinggal siswa.

Model dapat berupa alat peraga yang dibuat dari bahan-bahan yang juga ada

disekitar siswa.

3. Siswa dapat menggunakan strategi, bahasa, atau simbol mereka sendiri

dalam proses mematematikakan dunia mereka. Artinya, siswa memiliki

kebebasan untuk mengekspresikan hasil kerja mereka dalam menyelesaikan

masalah nyata yang diberikan oleh guru.

4. Proses pembelajaran harus interaktif. Interaksi baik antara guru dan siswa

maupun antara siswa dengan siswa merupakan elemen yang penting dalam

pembelajaran matematika. Disini siswa dapat berdiskusi dan bekerja sama

dengan siswa lain, bertanya dan menanggapi pertanyaan, serta mengevaluasi

pekerjaan mereka.

5. Hubungan di antara bagian-bagian dalam matematika, dengan disiplin ilmu

lain, dan dengan masalah dari dunia nyata diperlukan sebagai satu kesatuan

yang saling kait mengait dalam penyelesaian masalah.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

13

2.2.2. keunggulan dan kelemahan Pendekatan Matematika Realistik

Menurut Mustaqimah dalam Dewi Kusuma (2010) kelemahan dan

Kelebihan pendekatan Matematika Realistik adalah sebagai berikut:

1. Keunggulan

a. Karena siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa

tidak mudah lupa dengan pengetahuannya

b. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena

menggunakan realitas kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan

untuk belajar matematika

c. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap jawaban

siswa ada nilainya

d. Memupuk kerjasama dalam kelompok

e. Melatih keberanian siswa karena harus menjelaskan jawabannya

f. Pendidikan budi pekerti

2. Kelemahan

a. karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka siswa

masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya

b. membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah

c. siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar untuk menanti

temannya yang belum selesai

d. belum ada pedoman penilaian, sehingga merasa kesulitan dalam

evaluasi/memberi nilai.

2.2.3. Langkah-langkah Pendekatan Matematika Realistik

Menurut Zulkardi (2002) dalam Nyimas Aisyah,dkk (2007), secara umum

langkah-langkah pembelajaran matematika realistik dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

14

1. Persiapan

Selain menyiapkan masalah kontekstual, guru harus benar-benar memahami

masalah dan memiliki berbagai macam strategi yang mungkin akan

ditempuh siswa dalam menyelesaikannya.

2. Pembukaan

Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan strategi pembelajaran yang

akan dipakai dan diperkenalkan kepada masalah dari dunia nyata. Kemudian

siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara mereka

sendiri.

3. Proses pembelajaran

Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah sesuai

dengan pengalamannya, dapat dilakukan secara perorangan maupun secara

kelompok. Kemudian setiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya didepan siswa atau kelompok lain dan siswa atau kelompok lain

memberi tanggapan sambil mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi

terbaik serta menemukan aturan atau prinsip yang bersifat lebih umum.

4. Penutup

Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui diskusi kelas,

siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir

pembelajaran siswa harus mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk

matematika formal.

2.3 Matematika

“Matematika” berasal dari bahasa yunani,”mathein” atau “manthenein”

yang berarti mempelajari. Menurut Jujun S (2007 : 190) dalam Widianto (2011)

matematika merupakan bahasa yang eksak, cermat, dan terbebas dari emosi.

Matematika sebagai bahasa merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

15

makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Selanjutnya menurut Kline

(1973) dalam Widianto (2011), matematika bukan pengetahuan tersendiri yang

dapat sempurna karena dirinya sendiri tetapi beradanya untuk membantu manusia

memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Kemudian

menurut Subarinah (2006) matematika merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Hal

ini berarti belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur

konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Jadi, dari beberapa definisi matematika di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah pelajaran yang mempelajari suatu makna yang ingin

disampaikan baik berupa konsep strukutur keterhubungan pola yang ada di

dalamnya.

2.4 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Amanah (2010) tentang Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dalam Konsep Satuan Panjang Melalui

Pendekatan Matematika Realistik Bagi Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri

Muneng 1 Tahun Pelajaran 2009/2010. Amanah memilih melakukan penelitian di

kelas III SDN Muneng 1 karena hasil belajar siswa masih rendah rata-rata nilai

mencapai 55,71, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa dari 21 siswa kelas

III. Berdasarkan hasil analisa data tingkat ketuntasan hasil belajar setelah

melakukan penelitian diperoleh hasil belajar Siklus I 47,61% atau sekitar 10 siswa

mencapai ≥KKM dari 21 siswa kelas III. Pada Siklus II ada 86% atau sekitar 18

siswa siswa mencapai ≥KKM dari 21 siswa kelas III. Amanah berhasil melakukan

penelitian karena hasil penelitian ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai ≥

Indikator kinerja yang ditentukan Amanah yaitu 80% dan KKMnya 65, sedangkan

ketuntasan yang diperoleh 86%. Dapat dirumuskan Melalui Pendekatan

Matematika Realistik dengan Menggunakan Media Alat Ukur Panjang dapat

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

16

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dalam Konsep Menentukan Hubungan

antar Satuan Panjang dikelas III Sekolah Dasar Negeri Muneng 1 Kecamatan

Pakis Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009./2010.

Penelitian Sri Suwarni (2011) yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa melalui Pendekatan Matematika Realistik dengan Menggunakan

Kartu Pecahan pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Sugihan Semester II

Tahun Pelajaran 2010/2011. Sri Suwarni memilih melakukan penelitian pada

siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Sugihan karena hasil belajar matematika

siswa kelas IV masih rendah, siswa kelas IV SDN 3 Sugihan berjumlah 25

siswa,laki-laki 14 orang dan perempuan 11 orang. Indikator kinerja yang

ditentukan oleh Sri Suwarni 80% siswa harus tuntas dengan KKM 65. Diperoleh

hasil belajar siswa pada Pra Siklus 44% atau sekitar 11 siswa mencapai ≥KKM,

Siklus I 60% atau sekitar 15 siswa mencapai ≥KKM dan Siklus II 84% atau

sekitar 21 siswa mencapai ≥KKM. Penelitian Sri Suwarni berhasil karena

ketuntasan yang diperoleh telah memenuhi Indikator kinerja yang Sri Suwarni

harapkan yaitu 80% sedangkan hasil prosentase siswa yang tuntas pada

penelitiannya adalah 84%. Melalui Pendekatan Matematika Realistik dapat

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri

3 Sugihan tentang Pecahan dan Urutannya.

Penelitian Miftakhul Janah (2010) yang berjudul Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Matematika Realistik dalam

Menyelesaikan Soal Cerita pada Pokok bahasan Satuan Panjang Siswa Kelas IV

Sekolah Dasar Negeri Gejayan. Adanya hasil belajar matematika siswa kelas IV

Sekolah Dasar Negeri Gejayan masih rendah yang menjadi penyebab rendahnya

hasil belajar siswa kelas IV adalah siswa mengalami kesulitan dalam rangka

memahami pokok bahasan satuan panjang dalam bentuk soal cerita. Hasil analisis

penelitian yang dilakukan oleh Miftakhul Janah memperlihatkan adanya

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

17

peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri

Gejayan. Pada Pra Siklus jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa atau sekitar

32% dari 22 siswa kelas IV, Siklus I 54% atau sekitar 12 siswa kelas IV mencapai

KKM dan Siklus II 82% atau sekitar 18 siswa dari 22 siswa kelas IV mencapai

KKM. Penelitian Miftakhul Janah berhasil karena hasil penelitian melebihi

indikator kinerja yang ditentukan oleh Miftakhul Janah yaitu 80% dan KKMnya

58, sedangkan jumlah siswa yang tuntas diperoleh 82% siswa kelas IV atau

sekitar 18 siswa tuntas. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan Pendekatan

Matematika Realistik dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas

IV dalam Menyelesaikan Soal Cerita.

Berdasarkan hasil penelitian para peneliti di atas disimpulkan pendekatan

matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran

matematika.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

18

2.5 Kerangka Berpikir

Kondisi awal

Guru :

Mengajar dengan

model ceramah

Siswa :

Hasil belajar

siswa rendah

Tindakan

Menerapkan

Pendekatan

Matematika

Realsitik

Siklus I:

Pendekatan

Matematika

Realistik dengan

menggunakan

beberapa bangun

datar.

Siklus II:

Menerapkan

Pendekatan

Matematika

Realistik dengan

menggunakan

bahan-bahan

sederhana.

Kondisi Akhir

Diduga melalui pendekatan Pendekatan

matematika realistik pada materi pelajaran

Matematika tentang bangun datar simetri

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/956/3/T1... · ... bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,

19

2.6 Hipotesis Tindakan

Kerangka berpikir diatas dapat menjadi hipotesis tindakan bahwa

Pendekatan Matematika Realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V

di SDN Mangunsari 05 Salatiga semester II pada materi bangun datar.