bab ii kajian pustakaeprints.umm.ac.id/55048/3/bab ii.pdfhasil penelitian siregar & muanas...

21
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai sistem informasi akuntansi penjualann tunai dan kredit sebelumnya telah diteliti oleh peneliti terdahulu, berikut beberapa penelitian terdahulu yang digunakan oleh penulis sebagai refrensi pada penelitian ini: Hasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka meningkatkan efektivitas penerimaan kas studi kasus pada PT. Aldy Pradipta. Dalam penelitiannya peneliti menggunakan analisis studi deskriptif. Sistem informasi akuntansi penjualan yang diterapkan oleh PT. Aldy Pradipta sudah efektif meskipun terdapat beberapa kelemahan yang ditemukan, yaitu adanya tindakan rangkap pekerjaan yang dilakukan oleh fungsi gudang yang bertugas menyiapkan barang juga harus mengirimkan pesanan kepada konsumen dan hal yang sama juga di lakukan oleh fungsi penjualan yang harusnya bertugas untuk mengkoordinir penjualan merangkap sebagai orang yang memberikan otorisasi kredit, dan menentukan jumlah piutang yang dapat diberikan dalam satu periode serta dalam setiap transaksi penjualannya kurang didukung oleh dokumen yang memadai. Tentu kelemahan ini akan dapat memberikan resiko buruk dalam berjalan kegiatan perusahaan. Hasil penelitian Wulan, dkk (2017) tentang evaluasi sistem informasi akuntansi atas sistem penjualan pada perusahaan keramik dinding dalam rangka meningkatkan produktivitas perusahaan studi kasus PT. Hankorindo Surya Abadi Sidoarjo. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan metode

Upload: others

Post on 30-Sep-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai sistem informasi akuntansi penjualann tunai dan kredit

sebelumnya telah diteliti oleh peneliti terdahulu, berikut beberapa penelitian

terdahulu yang digunakan oleh penulis sebagai refrensi pada penelitian ini:

Hasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi

akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka meningkatkan efektivitas

penerimaan kas studi kasus pada PT. Aldy Pradipta. Dalam penelitiannya peneliti

menggunakan analisis studi deskriptif. Sistem informasi akuntansi penjualan yang

diterapkan oleh PT. Aldy Pradipta sudah efektif meskipun terdapat beberapa

kelemahan yang ditemukan, yaitu adanya tindakan rangkap pekerjaan yang

dilakukan oleh fungsi gudang yang bertugas menyiapkan barang juga harus

mengirimkan pesanan kepada konsumen dan hal yang sama juga di lakukan oleh

fungsi penjualan yang harusnya bertugas untuk mengkoordinir penjualan

merangkap sebagai orang yang memberikan otorisasi kredit, dan menentukan

jumlah piutang yang dapat diberikan dalam satu periode serta dalam setiap transaksi

penjualannya kurang didukung oleh dokumen yang memadai. Tentu kelemahan ini

akan dapat memberikan resiko buruk dalam berjalan kegiatan perusahaan.

Hasil penelitian Wulan, dkk (2017) tentang evaluasi sistem informasi

akuntansi atas sistem penjualan pada perusahaan keramik dinding dalam rangka

meningkatkan produktivitas perusahaan studi kasus PT. Hankorindo Surya Abadi

Sidoarjo. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan metode

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

7

penelitian kualitatif yang hanya untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subyek penelitian. Dapat disimpulakan bahwa sistem pengendalian

atas penjualan tunai pada PT. Hankorindo Surya Abadi cukup baik dengan beberapa

kekurangan seperti terdapat pada bagian sales marketing yang bertugas dalam

mengkoordinir penjualan hanya berjumlah 3 orang dan hal tersebut berimbas pada

produktivitas perusahaan dengan adanya penurunan omset perusahan dalam kurun

waktu tertentu.

Hasil Penelitian Gracesia, dkk (2017) tentang analisis sistem informasi

akuntansi penjualan kredit pada CV. Putra Tunas Mandiri Padang. Jenis penelitian

ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dan data yang digunakan adalah data

primer dan sekunder. Dapat disimpulkan bahwa masih terdapat perangkapan tugas

dalam satu bidang tentu hal ini tidak sesuai dengan teori akuntansi yang yang

diungkapkan oleh Mulyadi. Seperti bagian administrasi yang melakukan pekerjaan

yang seharusnya dilakukan oleh fungsi penjualan serta masih terdapat kekurangan

pada sistem informasi akuntansi CV. Putra Tunas Mandiri Padang, seperti tidak

adanya persetujuan direktur pada faktur penjualan kredit, fungsi gudang tidak

membuat kartu gudang guna mengecek ketersedian barang, dokumen faktur

penjualan kredit kurang lengkap seperti tidak adanya dokumen surat penagihan

kepada peanggan.

Hasil penelitian Prasetiyati, dkk (2014) tentang analisis sistem informasi

akuntansi penjualan kredit pada PT. Eka Timur Raya Purwodadi Pasuruan.

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dan memakai jenis data kualitatif

yang merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

8

Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan yang terdapat pada

PT. Eka Timur Raya Purwodadi Pasuruan belum berjalan dengan baik, hal ini

dikarenakan sumber daya manusia (SDM) belum sesuai kualitas dan tanggung

jawabnya yaitu seperti pada bagian produksi bukanlah lulusan sarjana akuntansi

jadi hal ini tidak sesuai dengan bidangnya dan dalam prosedur penerimaan pesanan

penjualan masih di anggap belum cocok untuk melanjutkan ke aktivitas proses

pembuatan faktur penjualan, apabila order tidak disetujui karena persediaan tidak

mencukupi atau harga yang tidak disepakati biasanya perusahaan akan

mengembalikan surat order yang dikirimkan oleh konsumen dan memintanya untuk

merevisi order sesuai prosedur dan kesepakatan.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wulandari (2015) tentang evaluasi

sistem informasi akuntansi dengan pendekatan siklus dengan penjualan tunai dan

kredit pada PT.So Good Food Depo Solo. Peneliti menggunakan analisis diskriptif

kualitatif dan juga menggunakan jenis data kualitatif, yaitu data yang merupakan

kumpulan dari data non angka yang bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan.

Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi dengan pendekatan siklus

untuk penjualan tunai dan kredit sudah sangat efektif dengan ditunjukkannya

penilaian jawaban responden terhadap sistem yang sudah dijalankan perusahaan

dengan skor 15 yang menunjukan bahwa prosedur sistem akuntansi penjualan tunai

dan kredit telah berjalan dengan baik.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

9

B. Tinjauan Pustaka

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney & Steinbart (2016) mendefinisikan sistem informasi

akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan

mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan, sistem ini

meliputi orang, prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur

teknololgi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan. Menurut

bodnar & Hopwood (2003) sistem informasi akuntansi adalah komponen sumber

daya, yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna. Maka

dapat dinyatakan sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan

yang dikordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi,

2016).

Komponen Utama Sistem Informasi

Sistem akuntansi merupakan salah satu sistem informasi dari berbagai sistem

informasi yang digunakan oleh pihak manajemen dalam dalam melakukan

pengelolalan terhadap perusahaan.

Menurut Romney & steinbart (2016) ada 6 komponen utama dalam sistem

informasi akuntansi:

1. Orang yang menggunakan sistem

2. Prosedur dan instruktur yang digunakan untuk mengumpulkan,

memproses dan menyimpan data

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

10

3. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya

4. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data

5. Infrastruktur teknologi informasi, meliputi computer, perangkat

peripheral, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam

SIA

6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan menyimpan data SIA

Enam komponen utama yang telah disebutkan di atas mengharuskan SIA untuk

dapat memenuhi tiga fungsi penting, yaitu:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data terkait segala aktivitas-aktivitas,

sumber daya, dan personel organisasi. Organisasi memiliki beberapa

proses kegiatan bisnis, seperti melakukan kegiatan transaksi penjulan

atau melakukan transaksi pembelian bahan baku, yang mana kegiatan

tersebut akan selalui di ulang-ulang oleh organisasi.

2. Merubah data menjadi sebuah informasi agar manajemen dapat

merencanakan dan mengelola, hingga mengevaluasi segala macam

aktivitas sumber daya, dan personil organisasi.

3. Membagikan pengendalian yang layak untuk dapat menjaga aset-aset

yang di miliki organisasi dan data terkait organisasi.

Dikarenakan data akuntasi bersumber dari SIA, pengetahuan dan kemampuan

terkait dengan SIA sangat berguna untuk kesuksesan pencapaian karir seorang

akuntan. Berinteraksi dengan SIA adalah salah satu kegiatan yang penting yang

dijalankan akuntan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

11

Unsur-Unsur sistem informasi akuntansi menurut Mulyadi (2016) ada 5:

a. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam

terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen,

karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi

direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Contoh formulir

adalah: faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek. Dalam sistem

akuntansi secara manual, media yang digunakan untuk merekam pertama

kali data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas.

Dalam sistem akuntansi dengan computer digunakan berbagai macam

media untuk memasukkan data ke dalam sistem pengelolaan data seperti:

papan ketik (keyboard), optical and magnetic characters and code, mice,

voice, touch sensors, and cats.

b. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk

mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data

lainnya. Seperti telah disebutkan diatas, sumber informasi pencatatan

dalam jurnal ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data keuangan untuk

pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai

dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal

ini pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya

(berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian di-posting yang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

12

terkait dalam buku besar. Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas,

jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum.

c. Buku Besar

Buku besar (general leader) terdiri dari akun-akun yang digunakan untuk

meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

Akun-akun dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Akun buku besar ini

di satu pihak dapat dipandang sebagai wadah untuk menggolongkan data

keuanga, di pihak lain dapat di pandang pula sebagai sumber informasi

keuangan untuk penyajian laporan keuangan.

d. Buku pembantu

Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan

rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary

ledger). Buku pembantu ini terdiri dari akun-akun pembantu yang

merinci data keuangan yang tercantum dalam akun tertentu dalam buku

besar. Sebagai contoh, jika akun piutang dagang yang tercantum dalam

laporan posisi keuangan perlu dirinci lebih lanjut menurut nama debitur

yang jumlahnya 60 orang, dapat dibentuk buku pembantu piutang yang

berisi akun-akun pembantu piutang kepada tiap-tiap debitur tersebut.

Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansio terakhir

(books of final entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi

sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku

besar dan buku pembantu.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

13

e. Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan berupa laporan

posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, laporan

harga pokok produksi, laporan beban pemasaran, laporan beban pokok

penjualan, daftar umur panjang, daftar utang yang akan dibayar, daftar

saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan yang berisi

informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat

berbentuk hasil cetak computer dan tayangan pada layar monitor

computer.

Prosedur Penjualan Tunai

Sistem penjualan tunai yang digunakan oleh perusahaan dapat mendukung

aktivitas produksinya. Terdapat sejumlah fungsi yang berkaitan dengan penjualan

tunai. Menurut Mulyadi (2016) terkait fungsi penjualan tunai:

1. Fungsi penjualan.

Dalam melakukan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini kan

bertanggung jawab utnuk menerima order dari konsumen, dengan cara

mengisis faktur penjualan tunai, dan menyerahkan fraktur tersebut kepada

konsumen untuk keperluan pembayaran harga barang ke fungsi kas.

2. Fungsi kas.

Dalam melakukan aktivitas transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

fungsi ini akan bertanggung jawab sebagai penerima kas dari konsumen.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

14

3. Fungsi gudang.

Dalam melakukan aktivitas transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

fungsi ini akan bertanggung jawab untuk menyediakan barang yang dipesan

oleh konsumen, serta memberikan barang tersebut kepada fungsi pengiriman.

4. Fungsi pengiriman.

Dalam melakukan aktivitas transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

fungsi ini akan bertanggung jawab untuk membungkus dan memberikan

barang yang telah dibayar harganya kepada konsumen.

5. Fungsi akuntansi.

Dalam melakukan aktivitas transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

fungsi ini akan bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan,

penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.

Jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi

Keseluruhan jaringan prosedur yang ada dalam sistem akuntansi penjualan

tunai sangatlah berbeda satu dengan lainnya. Tetapi menurut Mulyadi (2016)

terdapat sejumlah jaringan prosedur yang membentuk sebuah sistem akuntansi

penjualan tunai, yaitu:

1. Prosedur order penjualan. Pada prosedur ini, fungsi penjualan menampung

order yang dilakukan oleh konsumen dan membuatkan faktur menjualan tunai

untuk mengharuskan consumen melakukan transaksi pembayaran terkait harga

barang ke fungsi kas untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

15

pengiriman memproses serta menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada

konsumen.

2. Prosedur penerimaan kas. Pada prosedur ini, fungsi kas akan memperoleh

pembayaran harga barang dari konsumen dan akan memberikan tanda

pembayaran (berupa pita register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan

tunai) kepada konsumen untuk memungkinkan konsumen tersebut melakukan

pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.

3. Prosedur penyerahan barang. Pada prosedur ini, fungsi pengiriman nantinya

akan menyerahkan barang yang telah dibeli kepada konsumen.

4. Prosedur pencatatan penjualan tunai. Pada prosedur ini, fungsi akuntansi akan

melakukan pencatatan terkait transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan

dan jurnal penerimaan kas. Disisi lain fungsi akuntansi juga akan mencatat

berkurangnya persediaan barang yang telah dijual didalam kartu persediaan.

5. Prosedur penyetoran kas ke bank. Didalam sistem pengendalian intern terhadap

kas memungkinkan penyetoran harus dilakukan segera ke bank yang diperoleh

dalam satu periode tertentu. Dalam prosedur ini fungsi kas akan meyetorkan

kas yang diperoleh dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.

6. Prosedur penerimaan pencatatan kas. Pada prosedur ini, fungsi akuntansi akan

mencatatat penerimaan kas kedalam jurnal penerimaan kas atas dasar bukti

setoran bank yang diperoleh dari bank melewati fungsi kas.

7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan. Pada prosedur ini, fungsi

akuntansi akan membuat rekapitulasi harga pokok penjualan atas dasar data

yang telah dicatat didalam kartu persediaan. Atas dasar penjualan rekapitulasi,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

16

harga pokok penjualan fungsi akuntansi akan membuat sebuah bukti memorial

menjadi dokumen sumber untuk keperluan pencatatan harga pokok penjualan

ke dalam jurnal umum.

Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan tunai menurut

Mulyadi (2016) adalah:

1. Faktur penjualan tunai. Dokumen ini dipakai untuk merekam beragam

informasi yang dibutuhkan oleh manajemen terkait transaksi penjualan tunai.

2. Pita register kas (cash register tape). Dokumen ini didapat dari fungsi kas

dengan cara mengoperasikan mesin register kas. Pita register kas adalah bukti

penerimaan kas yang dilakukan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen

pendukung faktur penjualan tunai yang telah dicatat didalam jurnal penjualan.

3. Bill of leading. Dokumen ini ialah bukti penyerahan barang dari perusahaan

penjualan barang kepada perusahaan moda angkutan umum.

4. Bukti setor bank. Dokumen ini diproses oleh fungsi kas sebagai bukti

penyetoran ke ke bank pada suatu periode.

5. Faktur penjualan COD. Dokumen ini digunakan apabila terjadi transaksi

penjualan secara COD (cash on delivery).

6. Credit card sales slip. Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang

menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi

anggota kartu kredit.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

17

7. Rekap harga pokok penjualan. Dokumen ini dibutuhkan oleh fungsi akuntansi

untuk meringkas harga pokok produk yang dijual dalam satu periode tertentu.

Catatan akuntansi

Catatan akuntansi yang akan digunakan dalam sistem penerimaan kas yang

dihasilkan dari transaksi penjualan tunai menurut Mulyadi (2016) yaitu:

1. Jurnal penjualan. Jurnal penjualan dibutuhkan oleh fungsi akuntansi untuk

mencatat dan meringkas data penjualan.

2. Jurnal penerimaan kas. Dalam jurnal penerimaan kas dibutuhkan oleh fungsi

akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari beragam sumber, salah satunya

dari penjualan tunai.

3. Jurnal umum. Pada transaksi penerimaan kas yang diperoleh dari penjualan

tunai, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok

produk yang akan dijual.

4. Kartu persediaan. Pada transaksi penerimaan kas yang didapat dari penjualan

tunai, kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat

berkurangnya harga pokok produk yang dijual.

5. Kartu gudang. Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena

hanya berisikan data jumlah persediaan yang disimpan didalam gudang.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

18

Sumber: Mulyadi (2016)

Gambar 2.1. Sistem Penerimaan Kas dari COD Sale

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

19

Sumber: Mulyadi (2016)

Gambar 2.2. Sistem Penerimaan Kas dari COD Sale (Lanjutan)

Prosedur Penjualan Kredit

Sistem penjualan kredit yang digunakan oleh perusahaan dapat mendukung

aktivitas produksinya. Terdapat sejumlah fungsi yang berkaitan dengan penjualan

kredit. Menurut Mulyadi (2016) terkait fungsi penjualan kredit:

1. Fungsi penjualan.

Pada transaksi penjualan kredit, fungsi ini nantinya akan bertanggung jawab

untuk surat order dari konsumen, menambahkan informasi yang belum ada

pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

20

pengiriman serta mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga akan

bertanggung jawab untuk membuat “back order” pada saat diketahui tidak

tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.

2. Fungsi kredit.

fungsi ini ada dibawah fungsi keuangan yang dalam praktiknya untuk

penjualan kredit, bertanggung jawab meneliti status kredit konsumen dan

memberikan otorisasi pemberian kredit kepada konsumen.

3. Fungsi gudang.

Pada transaksi penjualan kredit nantinya fungsi ini akan bertanggung jawab

untuk menyimpan dan menyiapkan barang yang telah dipesan oleh konsumen,

serta menyerahkan barang kepada fungsi pengiriman.

4. Fungsi pengiriman.

Pada transaksi penjualan kredit, fungsi ini akan bertanggung jawab untuk

menyerahkan barang berdasarkan surat order pengiriman yang diterima dari

fungsi penjualan.

5. Fungsi penagihan.

Pada transaksi penjualan kredit, fungsi ini akan bertanggung jawab untuk

membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada konsumen, serta

menyediakan copy faktur untuk keperluan pencatatan transaksi penjualan oleh

fungsi akuntansi.

6. Fungsi akuntansi.

Pada transaksi penjualan kredit, fungsi ini akan bertanggung jawab untuk

mencatat piutang yang muncul dari kegiatan transaksi penjualan kredit dan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

21

membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur, hingga

membuat laporan penjualan.

Jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi

Keseluruhan jaringan prosedur yang ada dalam sistem akuntansi penjualan

kredit sangatlah berbeda satu dengan lainnya. Tetapi menurut Mulyadi (2016)

terdapat sejumlah jaringan prosedur yang membentuk sebuah sistem akuntansi

penjualan kredit, yaitu:

1. Prosedur order penjualan. Pada prosedur ini, fungsi penjualan menerima order

dari konsumen dan menambahkan informasi yang belum ada pada surat order

dari konsumen. Lalu fungsi penjualan akan membuat surat order pengiriman

dan mengirimkannya kepada fungsi-fungsi yang lain untuk mengharuskan

fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari konsumen.

2. Prosedur persetujuan kredit. Pada prosedur ini, fungsi penjualan akan meminta

persetujuan penjualan secara kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.

3. Prosedur pengiriman. Pada prosedur ini, fungsi pengiriman akan mengirimkan

barang yang telah dibeli kepada konsumen sesuai dengan informasi yang telah

terdapat pada surat order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.

4. Prosedur penagihan. Pada prosedur ini, fungsi penagihan alan membuat faktur

penjualan dan mengirimkannya kepada konsumen.

5. Prosedur pencatatan pitang. Pada prosedur ini, fungsi akuntansi akan mencatat

tembusan faktur penjualan kedalam kartu piutang atau dalam metode

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

22

pencatatan tertentu menyimpan dokumen tembusan tersebut menurut abjad

yang bebrfungsi sebagai catatan piutang.

6. Prosedur distribusi penjualan. Pada prosedur ini, fungsi akuntansi akan

mendistribusikan terkait data penjualan menurut informasi yang diperlukan

oleh manajemen.

7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan. Pada prosedur ini, fungsi

akuntansi nantinya akan mencatat secara periodic total harga pokok produk

yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit menurut

Mulyadi (2016) adalah:

1. Surat order pengiriman dan tembusannya.

2. Faktur dan tembusannya.

3. Rekapitulasi harga pokok penjualan.

4. Bukti memorial.

Catatan akuntansi

Catatan akuntansi yang akan digunakan dalam sistem penerimaan kas yang

dihasilkan dari transaksi penjualan kredit menurut Mulyadi (2016) yaitu:

1. Jurnal penjualan. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi

penjualan baik secara tunai maupun kredit.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

23

2. Kartu piutang. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisikan

rincian mutasi piutang perusahaan kepada masing-masing debiturnya.

3. Kartu persediaa. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang

berisikan rincian mutasi untuk setiap jenis perusahaan.

4. Kartu gudang. Catatan ini diciptakan oleh fungsi gudang untuk mencatat

mutasi dan persediaan fisik barang yang masih disimpan didalam gudang.

5. Jurnal umum. Catatan akuntansi yang digunakan unutuk mencatat harga pokok

produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

Sumber: Mulyadi (2016)

Gambar 2.3. Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

24

Sumber: Mulyadi (2016)

Gambar 2.4. Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan)

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

25

Sumber: Mulyadi (2016)

Gambar 2.5. Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan)

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/55048/3/BAB II.pdfHasil penelitian Siregar & Muanas (2018) tentang analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan kredit dalam rangka

26

Sumber: Mulyadi (2016)

Gambar 2.6. Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan)