bab ii (hal 7-32).pdf

26
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 1/26  7 2.1 Ruang Lingkup Fokus Area Fokus area Sukorejo Raya terdiri dari 6 desa, yaitu Desa Ngadiwarno, Desa Selokaton, Desa Tampingwinarno, Desa Kebumen, dan Desa Sukorejo dengan luas wilayah 2.053,289 Ha. Berikut ini batas wilayah fokus area Sukorejo Raya : Sebelah Utara : Desa Gondoharum, Parakansebaran, Petung, Krikil, Kalibogor, Sukomangli, dan Kalilumpang Sebelah Barat : Desa Jurangagung Sebelah Timur : Desa Curug Sewu dan Kalices Sebelah Selatan : Desa Mlatiharjo, Kalipakis, Trimulyo, Mulyosari, Damarjati, dan Peron Fokus area perencanaan memiliki keterkaitan dengan wilayah makronya yaitu Sukorejo Raya. Ke enam desa ini merupakan pusat kegiatan perdagangan, industri pengolahan, serta daerah basis di sektor pertanian dan peternakan. Karakteristik keterkaitan setiap desa terhadap wilayah Sukorejo Raya, sebagai berikut: - Desa Ngadiwarno, Desa Selokaton, dan Desa Tampingwinarno sebagai basis pertanian bagi Sukorejo Raya, ketiga desa tersebut memiliki sawah irigasi yang kontribusinya cukup besar daripada mayoritas sawah tadah hujan yang terdapat di Sukorejo Raya. - Desa Tampingwinarno, Desa Sukorejo, dan Desa Gedong berkontribusi sebagai basis peternakan bagi Sukorejo Raya. - Desa Sukorejo sebagai pusat perdagangan di Sukorejo Raya yang menjadi pusat penyedia kebutuhan sehari-hari dan segala aktivitas jual beli terdapat di pasar Sukorejo. - Desa Kebumen memiliki terminal dan memiliki kontribusi dalam pelayananan transportasi di Sukorejo Raya. Sumber: Bappeda Kab. Kendal, 2011 Gambar 2. 1 Peta Konstelasi Fokus Area 

Upload: studio-perencanaan-sukorejo-raya

Post on 17-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 1/26

 

7

2.1  Ruang Lingkup Fokus Area

Fokus area Sukorejo Raya terdiri dari 6 desa, yaitu Desa Ngadiwarno, Desa Selokaton, Desa

Tampingwinarno, Desa Kebumen, dan Desa Sukorejo dengan luas wilayah 2.053,289 Ha. Berikut ini

batas wilayah fokus area Sukorejo Raya :

Sebelah Utara : Desa Gondoharum, Parakansebaran, Petung, Krikil, Kalibogor, Sukomangli,

dan Kalilumpang

Sebelah Barat : Desa Jurangagung

Sebelah Timur : Desa Curug Sewu dan Kalices

Sebelah Selatan : Desa Mlatiharjo, Kalipakis, Trimulyo, Mulyosari, Damarjati, dan Peron

Fokus area perencanaan memiliki keterkaitan dengan wilayah makronya yaitu Sukorejo Raya.Ke enam desa ini merupakan pusat kegiatan perdagangan, industri pengolahan, serta daerah basis di

sektor pertanian dan peternakan.

Karakteristik keterkaitan setiap desa terhadap wilayah Sukorejo Raya, sebagai berikut:

-  Desa Ngadiwarno, Desa Selokaton, dan Desa Tampingwinarno sebagai basis pertanian bagi Sukorejo

Raya, ketiga desa tersebut memiliki sawah irigasi yang kontribusinya cukup besar daripada mayoritas

sawah tadah hujan yang terdapat di Sukorejo Raya.

-  Desa Tampingwinarno, Desa Sukorejo, dan Desa Gedong berkontribusi sebagai basis peternakan bagi

Sukorejo Raya.

Desa Sukorejo sebagai pusat perdagangan di Sukorejo Raya yang menjadi pusat penyedia kebutuhan

sehari-hari dan segala aktivitas jual beli terdapat di pasar Sukorejo.

-  Desa Kebumen memiliki terminal dan memiliki kontribusi dalam pelayananan transportasi di Sukorejo

Raya.

Sumber: Bappeda Kab. Kendal, 2011

Gambar 2. 1Peta Konstelasi Fokus Area 

Page 2: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 2/26

 

8

2.2  Kondisi Fisik Alam

Kondisi fisik alam fokus area terdiri dari kondisi topografi, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi,

kondisi hidrogeologi, kondisi litologi, dan kondisi sumber mata air.

1)  Kondisi Topografi

Topografi yang ada di fokus area ada dua macam. Pada bagian utara ke barat landai(kelerengan 8-15%) dan bagian selatan ke timur sangat landai (kelerengan 0-8%). Topografi

landai ini sangat potensial jika dikembangkan sebagai lahan terbangun dan memaksimalkan lahan

untuk kegiatan perdagangan dan industri pengolahan pangan.

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011

Gambar 2. 2Peta Kelerengan Fokus Area

2) 

Kondisi Klimatologi

Curah hujan yang

terdapat di fokus area

didominasi oleh curah hujan

klasifikasi sedang yaitu

curah hujan 2500mm/tahun. Hanya sebagian

kecil yang curah hujannnya

3500mm/tahun. Dominasi

curah hujan yang sedang

hingga tinggi ini merupakan

suatu keuntungan bagi fokus

area dimana sumber air

untuk pengairan pertanian

cukup melimpah.Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011

Gambar 2. 3Peta Curah Hujan Fokus Area

Page 3: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 3/26

 

9

3) 

Kondisi Hidrologi

DAS yang terdapat di fokus area Sukorejo Raya adalah sub DAS Lutut. Cakupan dari Sub DAS Lutut ini

meliputi seluruh desa yang ada di fokus area. Adanya sub DAS Lutut ini dapat menjadi potensi untuk fokus

area Sukorejo Raya. Sub DAS Lutut digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat

setempat.

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011

Gambar 2. 4Peta Hidrologi Fokus Area

4)  Kondisi Hidrogeologi

Hidrogeologi merupakan bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan pergerakan

air tanah dan bantuan di kerak bumi (umumnya dalam akuifer). Karakteristik hidrogeologi di fokus

area dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011

Gambar 2. 5Peta Hidrogeologi Fokus Area

Page 4: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 4/26

 

10

Hidrogeologi yang terdapat di fokus area adalah akuifer produktifitas tinggi. Akuifer dengan

produktivitas tinggi mengartikan air tanah di fokus area akan menyembur ke permukaan tanah

dengan aliran kencang dan cukup banyak sehingga bisa dimanfaatkan sebagai mata air.

5)  Kondisi Litologi

Jenis tanah yang ada di fokus area didominasi oleh latosol yang cocok untuk pertanian danperkebunan. Pada sebagian besar didominasi oleh jenis tanah latosol coklat dan sebagian lainnya

didominasi oleh latosol merah. Jenis tanah yang terdapat di fokus area bisa dimanfaatkan sebagai

pertanian dan perkebunan. 

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011

Gambar 2. 6Peta Jenis Tanah Fokus Area

6)  Kondisi Sumber Mata Air

Terdapat 14 titik sumber

mata air di fokus area yang

tersebar di 6 desa fokus

area. Sedangkan, terdapat

4 titik pengolahan air di 2

desa. Titik-titik sumber mata

air tersebut termasuk sumber

mata air golongan sedang

dan kecil. Mata air sedang

memiliki kapasitas sebesar

10 l/det, sedangkan mata

air kecil memiliki kapasitas

sebesar 8,5 l/det. Sehingga,

warga di fokus area jugaSumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011

Gambar 2. 7Peta Sumber Mata Air Fokus Area

Page 5: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 5/26

 

11

memanfaatkan sumur pompa dan sumur galian sebagai sumber mata air mereka. Ada beberapa

permasalahan yang terkait dengan sumber mata air ini yaitu kurangnya konservasi yang dilakukan

sehingga menyebabkan kurangnya air dimusim kemarau. Selain itu, litologi tanah di fokus area yaitu

latosol memiliki infiltrasi air yang rendah sehingga sulit terjadinya penyerapan air.  

2.3  Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian terdiri dari PDRB ADHK, sektor ekonomi unggulan, komoditas unggulan,

dan aktivitas perdagangan.

1) 

PDRB ADHK Fokus Area Tahun 2002-2006 

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi perekonomian di fokus area antara lain

adalah melalui nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data yang digunakan adalah data time series 

dari tahun 2002-2006. Adapun data PDRB dibawah ini merupakan gabungan dari nilai PDRB Kecamatan

Sukorejo dan Kecamatan Patean dimana terdapat 6 desa yang menjadi fokus area. Berikut ini dapat dilihat

PDRB ADHK fokus area.Tabel II. 1

PDRB ADHK Per Sektor Fokus Area Tahun 2002-2006

Lapangan UsahaFokus Area

2002 2003 2004 2005 2006

Sektor Pertanian 49787,44 132246,72 137570,64 149290,30 154874,06

Sektor Pertambangan dan Galian 303,74 761,66 869,18 798,23 767,09

Sektor Industri Pengolahan 24667,89 117797,16 130282,01 140440,31 156162,38

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 2742,09 5063,48 4910,90 4679,38 4868,34

Sektor Bangunan 2886,38 8243,04 9970,24 7463,24 7035,21

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 13273,35 89760,01 94470,96 102973,53 109347,64Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 6126,05 15569,15 16060,82 16252,96 16602,36

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4083,46 5758,14 7273,26 7524,27 7972,00

Sektor Jasa-jasa 3205,54 24127,03 26646,34 27232,62 26961,79

Total 107075,94 399326,39 428054,35 456654,84 484590,87

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal, 2015

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015 

Gambar 2. 8PDRB ADHK Per Sektor Kawasan Perkotaan Sukorejo Raya Tahun 2002-2006

Page 6: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 6/26

 

12

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa sektor yang mendominasi kegiatan perekonomian di

kawasan fokus area adalah sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Sedangkan sektor

perdagangan, hotel, dan restoran juga cukup tinggi dibandingkan dengan kelima sektor yang lain. Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan pada sektor pertanian, industri pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel,

dan restoran mampu menggerakkan perekonomian pada kawasan fokus area yaitu di Kecamatan Sukorejo

dan Kecamatan Patean. Melihat nilai PDRB ADHK fokus area yang unggul dalam sektor pertanian, industri

pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan salah satu faktor yang membuat

kawasan fokus area ini sesuai untuk dikembangkan sebagai daerah pusat perdagangan dan industri

pertanian.

Tabel II. 2Kontribusi PDRB ADHK Per Sektor Fokus Area Tahun 2002-2006

Lapangan Usaha Kontribusi (%)

Sektor Pertanian 35,281

Sektor Pertambangan dan Galian 0,202Sektor Industri Pengolahan 29,190

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 1,401

Sektor Bangunan 2,035

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,412

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 4,071

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,050

Sektor Jasa-jasa 5,358

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Tabel di atas merupakan nilai yang menunjukkan rata-rata besar kontribusi tiap sektor pada PDRB tahun

2002-2006. Kontribusi terbesar PDRB ADHK fokus area adalah sektor pertanian yaitu sebesar 35,281%. Hal

ini menunjukkan kegiatan pada sektor pertanian masih mendominasi Kecamatan Sukorejo dan Kecamatan

Patean, begitu juga pada desa-desa yang menjadi fokus area yaitu Desa Sukorejo, Desa Kebumen, Desa

Tampingwinarno, Desa Ngadiwarno, Desa Gedong, dan Desa Selokaton.

2)  Analisis Sektor Ekonomi Unggulan

Berikut ini dapat dilihat hasil analisis sektor ekonomi unggulan berdasarkan nilai LQ dan Shift

Share.

Tabel II. 3

Gabungan Hasil Analisis LQ dan Shift Share Fokus Area Tahun 2002-2006

Lapangan Usaha LQ Keterangan KPPW Keterangan

Sektor Pertanian 1,477 Basis 2,40 Mempunyai Daya Saing

Sektor Pertambangan Dan Galian 0,822 Non Basis 11,09 Mempunyai Daya Saing

Sektor Industri Pengolahan 0,795 Non Basis 2,66 Mempunyai Daya Saing

Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih 1,153 Basis 1,13 Mempunyai Daya Saing

Sektor Bangunan 0,898 Non Basis 3,12 Mempunyai Daya Saing

Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran 1,172 Basis 6,54 Mempunyai Daya Saing

Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi 1,427 Basis 1,72 Mempunyai Daya Saing

Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan 1,115 Basis -0,02 Tidak Mempunyai Daya Saing

Sektor Jasa-Jasa 0,739 Non Basis 5,26 Mempunyai Daya Saing

Page 7: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 7/26

 

13

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Dari tabel di atas dapat dilihat fokus area Sukorejo Raya memiliki lima sektor yang menjadi sektor basis

yaitu sektor pertanian; sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor

pengangkutan dan komunikasi; serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Sektor tersebut

merupakan sektor yang berperan sebagai penggerak utama dalam pertumbuhan di fokus area  SukorejoRaya. Analisis shift-share merupakan salah satu model pertumbuhan ekonomi wilayah yang bertujuan untuk

mengetahui faktor penentu pertumbuhan ekonomi pada wilayah studi. Berikut ini dapat dilihat tipologi sektor

ekonomi unggulan.

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 9Analisis Sektor Ekonomi Unggulan

Berdasarkan tipologi sektor di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 4 sektor basis yang

berdaya saing di Kabupaten Kendal, antara lain adalah sektor pertanian; listrik, gas, dan air

bersih; pengangkutan dan komunikasi; serta perdagangan, hotel, dan restoran. Hal ini sesuai

dengan yang ditemui di lapangan dimana pada fokus area Sukorejo Raya berupa kegiatan

pertanian, perdagangan, pengangkutan, dan penyediaan air bersih.

3)  Komoditas Unggulan Fokus Area

Berdasarkan perhitungan LQ komoditas pertanian dan peternakan di fokus area Sukorejo Raya,

dihasilkan komoditas basis pertanian berupa padi dan jagung. Sedangkan komoditas basis

peternakan berupa ayam kampung, ayam pedaging, bebek atau itik, burung puyuh, angsa, sapi

potong, kambing, dan domba. Dengan komoditas mayoritas yang terdapat di fokus area yaitupadi dan ayam kampung. Desa yang memilliki hasil produksi komoditas padi tertinggi yaitu Desa

Ngadiwarno sejumlah 1361.9 ton pada tahun 2013 dan desa yang memiliki hasil produksi

komoditas ayam kampung tertinggi yaitu Desa Sukorejo sejumlah 6617 ton pada tahun 2013.

Page 8: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 8/26

 

14

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015 

Gambar 2. 10Peta Persebaran Komoditas Pertanian Unggulan di Fokus Area

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015 

Gambar 2. 11

Peta Persebaran Komoditas Peternakan Unggulan di Fokus Area

4) 

Aktivitas Perdagangan Fokus Area

Kegiatan perdagangan mendominasi pusat kota Kecamatan Sukorejo. Di pusat kota Kecamatan

Sukorejo terdapat sebuah pasar tradisional yaitu pasar Sukorejo. Pasar Sukorejo merupakan pasar

terpanjang di Daerah Kendal dimulai dari alun-alun kota sampai ke terminal. Sukorejo merupakan

pusat perekonomian dari tiga kecamatan di sekitarnya, seperti Plantungan, Pageruyung, dan

Patean. Jenis barang yang dijual di pasar Sukorejo terdiri dari barang hasil pertanian dan

peternakan, barang kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan sandang.

Page 9: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 9/26

 

15

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 12Peta Lokasi Pasar di Fokus Area 

2.4  Kondisi Kependudukan

1)  Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk

merupakan suatu hal penting

dalam menyusun perencanaan

pemenuhan kebutuhan dasarbagi penduduk sehingga

kebutuhan dapat terpenuhi

untuk seluruh penduduk.

Gambar 2.13 menunjukkan

jumlah penduduk di kawasan

fokus area  pada tahun 2009

hingga tahun 2013. Terlihat

dari jumlah penduduk setiap tahunnya, bahwa terjadi peningkatan dan penurunan laju

pertumbuhan penduduk yang dapat diakibatkan oleh tingginya migrasi keluar maupun angka

kematian pada kawasan fokus area.

2) 

Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk memiliki peranan penting dalam perencanaan pembangunan di masa

mendatang. Hasil dari proyeksi penduduk digunakan sebagai salah satu acuan untuk perencanaan

pembangunan yang bertujuan untuk menyediakan barang dan jasa terhadap perkembangan

penduduk di masa depan dan berkaitan dengan kebijakan pengendalian penduduk. 

Sumber : BPS Data diolah, 2015

Gambar 2. 13Jumlah Penduduk di Fokus Area Sukorejo Raya  

Page 10: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 10/26

 

16

Sumber : BPS Data diolah, 2015

Gambar 2. 14Proyeksi Penduduk Fokus Area Sukorejo Raya

 

Prediksi penduduk berdasarkan hasil proyeksi menunjukkan bahwa fokus area Sukorejo Raya

akan terus mengalami peningkatan penduduk hingga tahun 2035 dengan prediksi jumlah penduduk

mencapai 32.475 jiwa.

3)  Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk tiap satuan luas wilayah tertentu.

Kepadatan penduduk digunakan untuk mengetahui konsentrasi penduduk di suatu wilayah dan

sebagai acuan untuk mewujudkan pemerataan dan persebaran penduduk. Indikator yang

digunakan adalah rasio yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap

luas wilayah.

Tabel II. 4Kepadatan Penduduk Fokus Area Sukorejo Raya Tahun 2013 

Desa/KelurahanLuas Wilayah

(km2)Jumlah

Penduduk

KepadatanPenduduk(jiwa/km2)

Sukorejo 2.99 10.337 3471

Kebumen 2.02 4.554 2254

Ngadiwarno 4.87 4.040 830

Tampingwinarno 2.90 2.073 715

Selokaton 2.01 1.902 946

Gedong 5.61 4.801 856Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2015

Luas wilayah fokus area Sukorejo Raya adalah 20,4 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak

27.707 jiwa . Pada tahun 2013 desa dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Desa

Sukorejo yaitu sebesar 3.471 jiwa/km², sedangkan desa dengan kepadatan penduduk terendah

adalah Desa Tampingwinarno dengan kepadatan 715 jiwa/km². Untuk melihat persebaran

kepadatan penduduk di fokus area Sukorejo Raya dapat dilihat pada gambar 2.15.

Page 11: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 11/26

 

17

Sumber : BPS Data diolah, 2015

Gambar 2. 15Peta Kepadatan Penduduk Fokus Area Sukorejo Raya

 

4)  Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk memperlihatkan pada penduduk berdasarkan jenis kelamin, penduduk berdasarkan

kelompok umur, penduduk berdasarkan agama, penduduk berdasarkan mata pencaharian, dan penduduk

berdasarkan tamatan pendidikan untuk melihat karakteristik wilayah.

a.  Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut

jenis kelamin adalah

pengelompokan penduduk

berdasarkan jenis kelaminnya,

yaitu penduduk laki-laki dan

perempuan. Komposisi ini untuk

mengetahui perbandingan antara

jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan dalam satu wilayah

tertentu. Komposisi penduduk

menurut jenis kelamin berguna

untuk pengembangan

perencanaan pembangunan

yang berwawasan gender,

terutama yang berkaitan dengan

keseimbangan pembangunan

laki-laki dan perempuan secara adil. Adanya ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan (rasio jenis kelamin) dapat mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka

pertumbuhan penduduk.

Sumber : BPS Data diolah, 2015

Gambar 2. 16Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kawasan Fokus Area

Sukorejo Raya 2013

Page 12: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 12/26

 

18

Berdasarkan grafik 2.16 dapat diketahui bahwa komposisi penduduk kawasan fokus area

Sukorejo Raya pada tahun 2013 adalah seimbang antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah

penduduk perempuan, yaitu 50 persen penduduk laki  –  laki yang terdiri dari 13.979 jiwa dan 50

persen penduduk perempuan yang terdiri dari 13.728 jiwa.

b. 

 Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jika komposisi dilihat berdasarkan kelompok umur pada kawasan fokus area, dapat diketahui

bahwa kelompok umur didominasi oleh kelompok umur produktif yaitu 15-64 tahun dan untuk

kelompok umur terbanyak adalah kelompok umur 10-14 tahun sehingga fokus area dikategorikan

sebagai penduduk golongan muda.

Sumber : BPS Data Diolah, 2015

Gambar 2. 17Penduduk Berdasarkan Kategori Umur Fokus Area Sukorejo Raya Tahun 2013

Kawasan fokus area terdiri dari penduduk usia produktif dan penduduk usia muda, namun

komposisi usia produktif ini didominasi oleh umur 15-19 tahun yang merupakan usia anak sekolah

sehingga perlu adanya program pembangunan berupa pendidikan untuk meningkatkan sumber

daya manusia khususnya di kawasan fokus area.

c. 

 Penduduk Berdasarkan Agama

Data penduduk berdasarkan agama sangat penting dalam penentuan kebutuhan ruang yang

kaitannya dengan infrastruktur peribadatan. Berikut merupakan komposisi penduduk berdasarkan

agama di kawasan fokus area Sukorejo

Raya.

Gambar 2.18 menunjukkan penduduk

kawasan fokus area Sukorejo Raya yang

didominasi oleh pemeluk agama Islam

sehingga perlu adanya infrastrukturpenunjang berupa masjid dan mushola

yang mampu menampung dan menjangkau

masyarakat pemeluk agama islam. Selain

itu, perlu adanya gereja bagi pemeluk

agama Katholik dan Kristen dengan

keterjangkauan yang mudah dijangkau

begitu pula, perlu adanya penyediaan pura untuk pemeluk agama Hindu dan vihara untuk pemeluk

agama Budha.

Sumber : BPS Data Diolah, 2015

Gambar 2. 18Penduduk Berdasarkan Agama Fokus Area Sukorejo

Raya 2013

Page 13: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 13/26

 

19

d.  Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Penduduk berdasarkan mata

pencaharian berkaitan dengan

aktivitas penduduk. Berdasarkan mata

pencahariannya, kawasan fokus area

memiliki mata pencharian dominan

pada sektor pertanian. 

Adanya pertanian yang menjadi

mata pencaharian dengan aktivitas

terbanyak dan sektor basis kawasan,

tentu tenaga kerja di sektor pertanian

sangat berperan dalam peningkatan

daya saing dan spesialisasi untuk

mendukung potensi ekonomi.

e.  Penduduk Berdasarkan Tamatan Pendidikan

Pendidikan tertinggi yang

ditamatkan merupakan salah satu

indikator dalam melihat kualitas

pendidikan formal suatu wilayah,

karena akan mencerminkan kualitas

sumber daya manusia yang terdapat

pada suatu wilayah. 

Berdasarkan pendidikan tertinggi

yang ditamatkan, mayoritas penduduk

di kawasan fokus area di Sukorejo Raya

merupakan tamatan SD, sedangkan tingkat pendidikan tertinggi untuk perguruan tinggi masih

sangat minim. Hal ini mengindikasikan sumber daya manusia yang rendah dan memicu adanya

pengangguran.

5) 

Dinamika Penduduk

a. 

 Angka Kelahiran

Angka kelahiran di suatu daerah dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut.

Angka kelahiran =Jumlah bayi dalam 1 tahun

x 1.000Jumlah Penduduk

Dalam penggolongan angka kelahiran, diketahui bahwa jika angka kelahiran menunjukkan lebih

dari 30, maka angka kelahiran di tempat tersebut tergolong tinggi. Sedangkan, jika angka

kelahiran menunjukkan angka 20  –   30, maka angka kelahiran di tempat tersebut tergolong

sedang. Selain itu, jika angka kelahiran menunjukkan angka kurang dari 20, maka angka kelahiran

di tempat tersebut tergolong rendah.

Sumber : BPS Data Diolah, 2015

Gambar 2. 19Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 

Sumber : BPS Data Diolah, 2015 

Gambar 2. 20Penduduk Berdasarkan Tamatan Pendidikan 

Page 14: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 14/26

 

20

Sumber :BPS Data Diolah, 2015

Gambar 2. 21Angka Kelahiran Penduduk Kawasan Perkotaan Sukorejo Raya

Gambar 2.21 menunjukkan perubahan angka kelahiran di fokus area, yang cenderung

mengalami penurunan dari tahun ke tahunnya. Hal ini diindikasikan bahwa rendahnya tingkat

kesejahteraan penduduk yang ada, atau tingkat kesadaran penduduk akan program KB yang

semakin meningkat tiap tahunnya.

b.  Angka Kematian

Angka kematian atau mortalitas menunjukkan jumlah kematian per 1.000 penduduk di suatu

daerah setiap tahun. Angka kematian di suatu tempat dapat dihitung berdasarkan rumus berikut.

Angka kematian =Jumlah penduduk meninggal dalam 1 tahun

x 1.000Jumlah Penduduk

Sedangkan kriteria atau penggolongan angka kematian meliputi jika angka kematian

menunjukkan lebih dari 18, maka angka kematian di tempat tersebut tergolong tinggi. Selain itu,

jika angka kematian menunjukkan angka 14 – 18, maka angka kematian di tempat tersebut

tergolong sedang. Sedangkan jika angka kematian menunjukkan angka kurang dari 14, maka

angka kematian di tempat tersebut tergolong rendah

Sumber : BPS Data Diolah, 2015

Gambar 2. 22Angka Kematian Penduduk Kawasan Perkotaan Sukorejo Raya

Gambar 2.22 menunjukkan perubahan angka kematian penduduk di fokus area yaitu memiliki

nilai yang stagnan pada tahun 2009 sampai tahun 2013. Rendahnya angka kematian pada fokus

area diindikasikan dengan tingkat kesejahteraan pada fokus area yang berada di kawasan

perkotaan sudah cukup terpenuhi.

Page 15: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 15/26

 

21

c.   Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain

Sumber : BPS Data Diolah, 2015

Gambar 2. 23Migrasi Penduduk Kawasan Perkotaan Sukorejo Raya Tahun 2009 – 2013

Gambar 2.23 menunjukkan migrasi masuk dan migrasi keluar di fokus area dari tahun 2009

sampai tahun 2013. Adanya migrasi masuk diindikasikan karena adanya potensi ekonomi yang

dikembangkan pada fokus area yang merupakan titik simpul di Sukorejo Raya. Sedangkan

terjadinya migrasi keluar diindikasikan karena wilayah pada fokus area yang berada di kawasan

perkotaan sudah tidak nyaman lagi untuk ditinggali karena peningkatan kepadataan, ataupun

karena banyaknya warga yang pindah akibat bekerja.

2.5  Kondisi Sarana dan Prasarana

Kondisi sarana dan prasarana fokus area, sebagai berikut :

2.5.1 

Kondisi Sarana

Kondisi sarana prasarana suatu kawasan menunjukkan tingkat kesejahteraan dan kemajuan

yang dapat ataupun telah dicapai oleh kawasan tersebut. Sarana eksisting yang terdapat di kawasan

fokus area sudah dapat dikatakan cukup lengkap untuk menunjang kawasan pada saat ini. Sarana

yang tersedia diantaranya berupa sarana kesehatan, pendidikan, perdagangan dan jasa, serta

peribadatan. Walau begitu tetap diperlukannya peningkatan sarana agar dapat terwujudnya konsep

agricultural trade and agro-based industry center. Peningkatan sarana tersebut dapat terwujud setelah

diketahuinya kondisi sarana eksisting, agar dapat menjadi acuan kedepannya. Kondisi sarana eksisting

yang terdapat di kawasan fokus area dirinci sebagaimana berikut.1)  Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang terdapat di kawasan fokus area meliputi puskesmas, praktek dokter

umum, praktek dokter gigi, apotik/toko obat, dan pos kesehatan desa. Sarana kesehatan ini

tersebar di seluruh desa kawasan fokus area, kecuali Desa Gedong yang mayoritas penggunaan

lahannya masih berupa lahan pertanian dengan sedikit permukiman (lihat pada gambar 2.24). 

Sarana kesehatan yang ada, sudah dapat menjangkau desa-desa di kawasan fokus area kecuali

Desa Gedong. Sebagian kawasan Desa Gedong sudah cukup terlayani sarana kesehatan tersebut,

namun sebagian lagi kurang terlayani. Hal ini dikarenakan sulitnya akses akibat masih kurangnya

kualitas infrastruktur berupa jaringan jalan yang ada pada Desa Gedong, ditambah lagi letak desa

Page 16: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 16/26

 

22

Gedong yang tidak di lewati jalan kolektor yang merupakan jalan utama wilayah, sehingga

minimnya akses yang dimiliki.

Tabel II. 5Jumlah Sarana Kesehatan di Fokus Area 

Desa/Kelurahan Puskesmas

Pos

KesehatanDesa

Praktek

DokterUmum

Praktek

DokterGigi

Apotik/

TokoObat

Selokaton 0 1 0 0 0

Ngadiwarno 1 1 1 0 0

Tampingwinarno 0 1 0 0 0

Kebumen 0 1 1 0 1

Sukorejo 1 1 5 2 4

Gedong 0 0 0 0 0

Sumber : BPS Kabupaten Kendal, 2014

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 24Peta Persebaran Sarana Kesehatan Fokus Area 

2)  Sarana Pendidikan

Dalam upaya meningkatkan dan mewujudkan sumber daya manusia serta masyarakat yangberkualitas dan mandiri, maka dilakukannya pengembangan pendidikan, berorientasi pada

peningkatan sarana pendidikan, serta sarana penunjang dari pendidikan tersebut. Sarana

pendidikan eksisting yang tersebar merata di kawasan fokus area meliputi TK, SD, SMP, dan SMA

(lihat gambar 2.25). Namun sarana pendidikan berupa SMP dan SMA hanya terdapat di

beberapa desa yaitu di Desa Sukorejo, Desa Kebumen, dan Desa Ngadiwarno. Jangkauan

pelayanan dari sarana pendidikan sudah tergolong baik untuk kawasan fokus area. Hal ini

didukung dengan banyaknya jumlah sarana pendidikan yang terdapat di fokus area dan

meratanya persebaran yang ada.

Page 17: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 17/26

 

23

Tabel II. 6Jumlah Sarana Pendidikan di Fokus Area 

Desa/Kelurahan TK SD SMP SMA

Selokaton 2 3 0 0

Ngadiwarno 3 4 1 0

Tampingwinarno 1 1 0 0Kebumen 3 3 1 1

Sukorejo 6 5 1 1

Gedong 3 3 0 0

Sumber : BPS Kabupaten Kendal, 2014

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 25Peta Persebaran Sarana Pendidikan Fokus Area 

3) 

Sarana Perdagangan dan Jasa

Sistem perekonomian kawasan fokus area terdiri dari sektor perdagangan dan jasa serta sektor

industri rumah tangga. Diketahui bahwa sarana perdagangan dan jasa yang terdapat di fokus

area berupa bank, pasar umum, dan terminal bus (lihat gambar 2.26). Sarana perdagangan dan

jasa yang ada terpusat di sepanjang jalan kolektor yang melalui Desa Sukorejo dan Desa

Kebumen yang menjadi pusat kawasan di fokus area. Walau begitu ada pula perdagangan dan

jasa yang terdapat di Desa Gedong. Hal ini menjadikan jangkauan pelayanan sarana

perdagangan dan jasa, cukup dapat dijangkau masyarakat setempat karena mudahnya akses

menuju pusat kawasan dari desa-desa fokus area lainnya.

Tabel II. 7Jumlah Sarana Perdagangan Jasa di Fokus Area 

Desa/Kelurahan Pasar Umum Mini market Pasar Hewan Bank Umum Terminal Bus

Selokaton 0 0 0 0 0

Ngadiwarno 0 0 0 0 0

Tampingwinarno 0 0 0 0 0

Page 18: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 18/26

 

24

Desa/Kelurahan Pasar Umum Mini market Pasar Hewan Bank Umum Terminal Bus

Kebumen 0 0 0 1 1

Sukorejo 1 4 1 3 0

Gedong 0 1 0 0 0Sumber : BPS Kabupaten Kendal, 2014

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 26Peta Persebaran Sarana Perekonomian Fokus Area 

4) 

Sarana Peribadatan

Keberadaan sarana peribadatan dalam suatu kawasan kehidupan bermasyarakat berfungsi

untuk menampung segala bentuk aktivitas agamis masing-masing pemeluk agama yang terdapat

pada kawasan tersebut. Sarana peribadatan yang terdapat di kawasan fokus area diantaranya

mushola, masjid, dan gereja (lihat gambar 2.27). Jumlah sarana peribadatan tersebut selalu

meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan akan sarana peribadatan yang semakin

meningkat berdasarkan pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya. Sarana peribadatan

tersebut menyebar merata di seluruh kawasan fokus area, dengan mudahnya akses menuju sarana

karena umumnya terletak disekitar jalur transportasi seperti jalan. Sehingga jangkauan

pelayanannya telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

Tabel II. 8Tabel Jumlah Sarana Peribadatan di Fokus Area 

Desa/Kelurahan Masjid Mushola Gereja

Selokaton 1 12 0

Ngadiwarno 5 26 0

Tampingwinarno 5 10 0

Kebumen 5 26 0Sukorejo 11 47 4

Page 19: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 19/26

 

25

Desa/Kelurahan Masjid Mushola Gereja

Gedong 9 32 1

Sumber : BPS Kabupaten Kendal, 2014

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 27Peta Persebaran Sarana Peribadatan Fokus Area 

2.5.2  Kondisi Prasarana

1) 

Jaringan Jalan

Sumber: Dokumentasi Survei Kelompok 1A

Gambar 2. 28Kondisi Jalan Kolektor, Jalan Lokal, dan Jalan Lingkungan di Fokus Area Sukorejo Raya

Jaringan jalan eksisting di fokus area Sukorejo Raya meliputi jalan kolektor, lokal, dan

lingkungan. Secara umum kondisi jalan kolektor dan lokal kondisinya masih bagus. Semua jalan

kolektor dan lokal memiliki perkerasan jalan berupa aspal dan beberapa yang berupa beton.

Hanya saja kondisi jalan lingkungan rata-rata masih dalam kondisi yang tidak baik, mulai hanya

memiliki perkerasan jalan berupa batu atau kondisi aspal yang sudah mengelupas.

Tabel II. 9Panjang Jalan Fokus Area Menurut Fungsi

Fungsi Jalan Panjang Jalan (km)

Jalan Kolektor 10,5Jalan Lokal 48,8Jalan Lingkungan 31,2

Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kendal 

Page 20: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 20/26

 

26

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 29Gambar Penampang Jalan Eksisting Fokus Area 

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 30Peta Eksisting Jaringan Jalan Fokus Area 

2) 

Jaringan Drainase

Fokus area Sukorejo Raya dialiri oleh lima aliran sungai dengan lebar rata-rata 5-7 m dengan

kedalaman sungai antara 2-3 m. Disamping terdapatnya sungai-sungai kecil di fokus area, juga

terdapat aliran-aliran drainase yang terdapat di sisi badan jalan. Jaringan drainase ini, terbagi

sesuai dengan hirarki yang ada, seperti drainase primer untuk aliran sungai utama, drainase

sekunder berada pada jalur di sisi jalan kolektor, sedangkan drainase tersier berada di sepanjang

jalan local serta drainase kuarter berada pada jalan lingkungan.

Page 21: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 21/26

 

27

Sumber: Dokumentasi Survei Kelompok 1A

Gambar 2. 31Kondisi Saluran Drainase di Desa Kebumen dan Desa Ngadiwarno Fokus Area Sukorejo Raya

Sumber: Dokumentasi Survei Kelompok 1A

Gambar 2. 32Gambar Penampang Sungai Eksisting Fokus Area

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 33Peta Eksisting Jaringan Drainase Fokus Area 

3) 

Jaringan Listrik

Pemenuhan kebutuhan listrik di fokus area dilayani oleh PT. PLN dengan gardu listrik yang

terletak di Weleri. Pelayanan listrik di fokus area Sukorejo Raya sudah menjangkau semua

kawasan. Sistem jaringan listrik di fokus area dengan perkabelan di udara dan disalurkan melaluitiang-tiang listrik di sepanjang jalan.

Page 22: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 22/26

 

28

Tabel II. 10Jumlah Pelanggan Listrik PLN Tahun 2014 Di Fokus Area Sukorejo Raya

Desa Jumlah Pelanggan

Sukorejo 2.214Kebumen 1.119Tampingwinarno 565

Ngadiwarno 960Selokaton 501Gedong 1.357

Sumber: BPS Kabupaten Kendal

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 34Peta Eksisting Jaringan Listrik Fokus Area 

4)  Jaringan Telekomunikasi

Prasarana telekomunikasi di fokus area Sukorejo Raya dilayani oleh dua macam jaringan.

Perkembangan telekomunikasi telah menjangkau ke semua pelosok dan berkembang semakin

canggih dan lebih efisien. Masyarakat banyak memilih menggunakan telepon selular yang

dianggap lebih efisien dan praktis. Selain itu, jaringan telepon kabel juga masih tersedia dengan

skala pelayanan hanya berada pada koridor jalan kolektor di fokus area.

Tabel II. 11Jumlah Pelanggan Telepon Tahun 2014 di Fokus Area Sukorejo Raya

Desa Jumlah Pelanggan

Sukorejo 748Kebumen 258Tampingwinarno 8Ngadiwarno 28Selokaton 69Gedong 24

Sumber: BPS Kabupaten Kendal

Page 23: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 23/26

 

29

Sumber: Dokumentasi Survei Kelompok 1A

Gambar 2. 35Menara BTS di Desa Ngadiwarno Fokus Area Sukorejo Raya

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 36Peta Eksisting Tekomunikasi Fokus Area 

5)  Jaringan Air Bersih

Pemenuhan kebutuhan air bersih fokus area Sukorejo Raya, masyarakat memperolehnya dengan

dua macam. Masyarakat secara swadaya menyalurkan air dari tuk atau sumber mata air lokal

yang terdapat di desa masing-masing dengan sistem perpipaan yang sederhana. Ada pula yang

menggunakan layanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam pemenuhan air bersih untuk

kebutuhan rumah tangga atau untuk keperluan pendukung aktivitas lainnya, seperti perekonomian.

Tabel II. 12Banyaknya Sarana Air Bersih Tahun 2014 di Fokus Area Sukorejo Raya

Desa Sumur Gali Pelanggan PDAM

Sukorejo 320 930

Kebumen 211 251

Tampingwinarno 160 37

Ngadiwarno 188 225

Selokaton 115 79

Page 24: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 24/26

 

30

Desa Sumur Gali Pelanggan PDAM

Gedong 943 368

Sumber: BPS Kabupaten Kendal

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 37Peta Eksisting Air Bersih Fokus Area 

6)  Jaringan Persampahan

Pengelolaan sampah di fokus area Sukorejo Raya saat ini masih dibakar. Pengelolaan sampah

warga ini belum ada pengolahan lanjut dan hanya diletakkan di sebuah lobang khusus untuk

menampung sampah kemudian dibakar dan diuruk kembali dengan tanah. Ketersediaan bak

sampah sebagai tempat penampungan sampah sementara di fokus area Sukorejo Raya terdapat di

pasar Sukorejo serta di terminal Sukorejo yang keduanya terletak di Desa Kebumen. Pengangkutan

sampah yang tertampung di TPS, selanjutnya akan diangkut menuju ke TPA yang terdapat di Desa

Pagergunung, Kecamatan Pageruyung yang masih merupakan wilayah Sukorejo Raya.

Sumber: Dokumentasi Survei Kelompok 1A

Gambar 2. 38Tempat Penampungan Sampah Sementara di Terminal Sukorejo

Page 25: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 25/26

 

31

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 39Peta Eksisting Persampahan Fokus Area 

2.6  Penggunaan Lahan

Tata guna lahan di fokus area Sukorejo Raya dibagi berdasarkan penggunaan lahan atau

tutupan lahannya. Diagram dibawah dapat menjelaskan pembagian penggunaan lahan pada fokus

area Sukorejo Raya.

Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015

Gambar 2. 40Peta Tata Guna Lahan Fokus Area

Berdasarkan diagram diatas, diketahui bahwa penggunaan lahan di fokus area masih di

dominasi oleh non terbangun yaitu perkebunan dengan luas lahan sebesar 3768032 m 2. Sedangkan

Page 26: BAB II (Hal 7-32).pdf

7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 26/26

 

untuk luas lahan permukiman hanya 25% dengan luas sebesar 3516809 m 2. Untuk persebaran

penggunaan lahan di fokus area dapat dilihat pada peta tata guna lahan fokus area.

Sumber : Bappeda Kabupaten Kendal, 2011

Gambar 2. 41Peta Tata Guna Lahan Fokus Area

Tata guna lahan juga dapat diklasifikasikan menjadi lahan terbangun dan non terbangun

dimana guna lahan terbangun berupa guna lahan permukiman dan industri. Sedangkan guna lahan

non terbangun berupa perkebunan, sawah, dan sebagainya.

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 Gambar 2. 42

Peta Lahan Terbangun dan Non terbangun Fokus Area

Lahan non terbangun di fokus area yakni sekitar 70% dari luas total wilayah sedangkan sisanya

yakni 30% merupakan lahan terbangun. Hal ini mengindikasikan bahwa kesempatan untuk

mengembangkan dan membangun wilayah di fokus areas angat besar.