Download - BAB II (Hal 7-32).pdf
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 1/26
7
2.1 Ruang Lingkup Fokus Area
Fokus area Sukorejo Raya terdiri dari 6 desa, yaitu Desa Ngadiwarno, Desa Selokaton, Desa
Tampingwinarno, Desa Kebumen, dan Desa Sukorejo dengan luas wilayah 2.053,289 Ha. Berikut ini
batas wilayah fokus area Sukorejo Raya :
Sebelah Utara : Desa Gondoharum, Parakansebaran, Petung, Krikil, Kalibogor, Sukomangli,
dan Kalilumpang
Sebelah Barat : Desa Jurangagung
Sebelah Timur : Desa Curug Sewu dan Kalices
Sebelah Selatan : Desa Mlatiharjo, Kalipakis, Trimulyo, Mulyosari, Damarjati, dan Peron
Fokus area perencanaan memiliki keterkaitan dengan wilayah makronya yaitu Sukorejo Raya.Ke enam desa ini merupakan pusat kegiatan perdagangan, industri pengolahan, serta daerah basis di
sektor pertanian dan peternakan.
Karakteristik keterkaitan setiap desa terhadap wilayah Sukorejo Raya, sebagai berikut:
- Desa Ngadiwarno, Desa Selokaton, dan Desa Tampingwinarno sebagai basis pertanian bagi Sukorejo
Raya, ketiga desa tersebut memiliki sawah irigasi yang kontribusinya cukup besar daripada mayoritas
sawah tadah hujan yang terdapat di Sukorejo Raya.
- Desa Tampingwinarno, Desa Sukorejo, dan Desa Gedong berkontribusi sebagai basis peternakan bagi
Sukorejo Raya.
-
Desa Sukorejo sebagai pusat perdagangan di Sukorejo Raya yang menjadi pusat penyedia kebutuhan
sehari-hari dan segala aktivitas jual beli terdapat di pasar Sukorejo.
- Desa Kebumen memiliki terminal dan memiliki kontribusi dalam pelayananan transportasi di Sukorejo
Raya.
Sumber: Bappeda Kab. Kendal, 2011
Gambar 2. 1Peta Konstelasi Fokus Area
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 2/26
8
2.2 Kondisi Fisik Alam
Kondisi fisik alam fokus area terdiri dari kondisi topografi, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi,
kondisi hidrogeologi, kondisi litologi, dan kondisi sumber mata air.
1) Kondisi Topografi
Topografi yang ada di fokus area ada dua macam. Pada bagian utara ke barat landai(kelerengan 8-15%) dan bagian selatan ke timur sangat landai (kelerengan 0-8%). Topografi
landai ini sangat potensial jika dikembangkan sebagai lahan terbangun dan memaksimalkan lahan
untuk kegiatan perdagangan dan industri pengolahan pangan.
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011
Gambar 2. 2Peta Kelerengan Fokus Area
2)
Kondisi Klimatologi
Curah hujan yang
terdapat di fokus area
didominasi oleh curah hujan
klasifikasi sedang yaitu
curah hujan 2500mm/tahun. Hanya sebagian
kecil yang curah hujannnya
3500mm/tahun. Dominasi
curah hujan yang sedang
hingga tinggi ini merupakan
suatu keuntungan bagi fokus
area dimana sumber air
untuk pengairan pertanian
cukup melimpah.Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011
Gambar 2. 3Peta Curah Hujan Fokus Area
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 3/26
9
3)
Kondisi Hidrologi
DAS yang terdapat di fokus area Sukorejo Raya adalah sub DAS Lutut. Cakupan dari Sub DAS Lutut ini
meliputi seluruh desa yang ada di fokus area. Adanya sub DAS Lutut ini dapat menjadi potensi untuk fokus
area Sukorejo Raya. Sub DAS Lutut digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat
setempat.
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011
Gambar 2. 4Peta Hidrologi Fokus Area
4) Kondisi Hidrogeologi
Hidrogeologi merupakan bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan pergerakan
air tanah dan bantuan di kerak bumi (umumnya dalam akuifer). Karakteristik hidrogeologi di fokus
area dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011
Gambar 2. 5Peta Hidrogeologi Fokus Area
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 4/26
10
Hidrogeologi yang terdapat di fokus area adalah akuifer produktifitas tinggi. Akuifer dengan
produktivitas tinggi mengartikan air tanah di fokus area akan menyembur ke permukaan tanah
dengan aliran kencang dan cukup banyak sehingga bisa dimanfaatkan sebagai mata air.
5) Kondisi Litologi
Jenis tanah yang ada di fokus area didominasi oleh latosol yang cocok untuk pertanian danperkebunan. Pada sebagian besar didominasi oleh jenis tanah latosol coklat dan sebagian lainnya
didominasi oleh latosol merah. Jenis tanah yang terdapat di fokus area bisa dimanfaatkan sebagai
pertanian dan perkebunan.
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011
Gambar 2. 6Peta Jenis Tanah Fokus Area
6) Kondisi Sumber Mata Air
Terdapat 14 titik sumber
mata air di fokus area yang
tersebar di 6 desa fokus
area. Sedangkan, terdapat
4 titik pengolahan air di 2
desa. Titik-titik sumber mata
air tersebut termasuk sumber
mata air golongan sedang
dan kecil. Mata air sedang
memiliki kapasitas sebesar
10 l/det, sedangkan mata
air kecil memiliki kapasitas
sebesar 8,5 l/det. Sehingga,
warga di fokus area jugaSumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011
Gambar 2. 7Peta Sumber Mata Air Fokus Area
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 5/26
11
memanfaatkan sumur pompa dan sumur galian sebagai sumber mata air mereka. Ada beberapa
permasalahan yang terkait dengan sumber mata air ini yaitu kurangnya konservasi yang dilakukan
sehingga menyebabkan kurangnya air dimusim kemarau. Selain itu, litologi tanah di fokus area yaitu
latosol memiliki infiltrasi air yang rendah sehingga sulit terjadinya penyerapan air.
2.3 Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian terdiri dari PDRB ADHK, sektor ekonomi unggulan, komoditas unggulan,
dan aktivitas perdagangan.
1)
PDRB ADHK Fokus Area Tahun 2002-2006
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi perekonomian di fokus area antara lain
adalah melalui nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data yang digunakan adalah data time series
dari tahun 2002-2006. Adapun data PDRB dibawah ini merupakan gabungan dari nilai PDRB Kecamatan
Sukorejo dan Kecamatan Patean dimana terdapat 6 desa yang menjadi fokus area. Berikut ini dapat dilihat
PDRB ADHK fokus area.Tabel II. 1
PDRB ADHK Per Sektor Fokus Area Tahun 2002-2006
Lapangan UsahaFokus Area
2002 2003 2004 2005 2006
Sektor Pertanian 49787,44 132246,72 137570,64 149290,30 154874,06
Sektor Pertambangan dan Galian 303,74 761,66 869,18 798,23 767,09
Sektor Industri Pengolahan 24667,89 117797,16 130282,01 140440,31 156162,38
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 2742,09 5063,48 4910,90 4679,38 4868,34
Sektor Bangunan 2886,38 8243,04 9970,24 7463,24 7035,21
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 13273,35 89760,01 94470,96 102973,53 109347,64Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 6126,05 15569,15 16060,82 16252,96 16602,36
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4083,46 5758,14 7273,26 7524,27 7972,00
Sektor Jasa-jasa 3205,54 24127,03 26646,34 27232,62 26961,79
Total 107075,94 399326,39 428054,35 456654,84 484590,87
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal, 2015
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 8PDRB ADHK Per Sektor Kawasan Perkotaan Sukorejo Raya Tahun 2002-2006
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 6/26
12
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa sektor yang mendominasi kegiatan perekonomian di
kawasan fokus area adalah sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Sedangkan sektor
perdagangan, hotel, dan restoran juga cukup tinggi dibandingkan dengan kelima sektor yang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan pada sektor pertanian, industri pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel,
dan restoran mampu menggerakkan perekonomian pada kawasan fokus area yaitu di Kecamatan Sukorejo
dan Kecamatan Patean. Melihat nilai PDRB ADHK fokus area yang unggul dalam sektor pertanian, industri
pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan salah satu faktor yang membuat
kawasan fokus area ini sesuai untuk dikembangkan sebagai daerah pusat perdagangan dan industri
pertanian.
Tabel II. 2Kontribusi PDRB ADHK Per Sektor Fokus Area Tahun 2002-2006
Lapangan Usaha Kontribusi (%)
Sektor Pertanian 35,281
Sektor Pertambangan dan Galian 0,202Sektor Industri Pengolahan 29,190
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 1,401
Sektor Bangunan 2,035
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,412
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 4,071
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,050
Sektor Jasa-jasa 5,358
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Tabel di atas merupakan nilai yang menunjukkan rata-rata besar kontribusi tiap sektor pada PDRB tahun
2002-2006. Kontribusi terbesar PDRB ADHK fokus area adalah sektor pertanian yaitu sebesar 35,281%. Hal
ini menunjukkan kegiatan pada sektor pertanian masih mendominasi Kecamatan Sukorejo dan Kecamatan
Patean, begitu juga pada desa-desa yang menjadi fokus area yaitu Desa Sukorejo, Desa Kebumen, Desa
Tampingwinarno, Desa Ngadiwarno, Desa Gedong, dan Desa Selokaton.
2) Analisis Sektor Ekonomi Unggulan
Berikut ini dapat dilihat hasil analisis sektor ekonomi unggulan berdasarkan nilai LQ dan Shift
Share.
Tabel II. 3
Gabungan Hasil Analisis LQ dan Shift Share Fokus Area Tahun 2002-2006
Lapangan Usaha LQ Keterangan KPPW Keterangan
Sektor Pertanian 1,477 Basis 2,40 Mempunyai Daya Saing
Sektor Pertambangan Dan Galian 0,822 Non Basis 11,09 Mempunyai Daya Saing
Sektor Industri Pengolahan 0,795 Non Basis 2,66 Mempunyai Daya Saing
Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih 1,153 Basis 1,13 Mempunyai Daya Saing
Sektor Bangunan 0,898 Non Basis 3,12 Mempunyai Daya Saing
Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran 1,172 Basis 6,54 Mempunyai Daya Saing
Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi 1,427 Basis 1,72 Mempunyai Daya Saing
Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan 1,115 Basis -0,02 Tidak Mempunyai Daya Saing
Sektor Jasa-Jasa 0,739 Non Basis 5,26 Mempunyai Daya Saing
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 7/26
13
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Dari tabel di atas dapat dilihat fokus area Sukorejo Raya memiliki lima sektor yang menjadi sektor basis
yaitu sektor pertanian; sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor
pengangkutan dan komunikasi; serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Sektor tersebut
merupakan sektor yang berperan sebagai penggerak utama dalam pertumbuhan di fokus area SukorejoRaya. Analisis shift-share merupakan salah satu model pertumbuhan ekonomi wilayah yang bertujuan untuk
mengetahui faktor penentu pertumbuhan ekonomi pada wilayah studi. Berikut ini dapat dilihat tipologi sektor
ekonomi unggulan.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 9Analisis Sektor Ekonomi Unggulan
Berdasarkan tipologi sektor di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 4 sektor basis yang
berdaya saing di Kabupaten Kendal, antara lain adalah sektor pertanian; listrik, gas, dan air
bersih; pengangkutan dan komunikasi; serta perdagangan, hotel, dan restoran. Hal ini sesuai
dengan yang ditemui di lapangan dimana pada fokus area Sukorejo Raya berupa kegiatan
pertanian, perdagangan, pengangkutan, dan penyediaan air bersih.
3) Komoditas Unggulan Fokus Area
Berdasarkan perhitungan LQ komoditas pertanian dan peternakan di fokus area Sukorejo Raya,
dihasilkan komoditas basis pertanian berupa padi dan jagung. Sedangkan komoditas basis
peternakan berupa ayam kampung, ayam pedaging, bebek atau itik, burung puyuh, angsa, sapi
potong, kambing, dan domba. Dengan komoditas mayoritas yang terdapat di fokus area yaitupadi dan ayam kampung. Desa yang memilliki hasil produksi komoditas padi tertinggi yaitu Desa
Ngadiwarno sejumlah 1361.9 ton pada tahun 2013 dan desa yang memiliki hasil produksi
komoditas ayam kampung tertinggi yaitu Desa Sukorejo sejumlah 6617 ton pada tahun 2013.
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 8/26
14
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 10Peta Persebaran Komoditas Pertanian Unggulan di Fokus Area
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 11
Peta Persebaran Komoditas Peternakan Unggulan di Fokus Area
4)
Aktivitas Perdagangan Fokus Area
Kegiatan perdagangan mendominasi pusat kota Kecamatan Sukorejo. Di pusat kota Kecamatan
Sukorejo terdapat sebuah pasar tradisional yaitu pasar Sukorejo. Pasar Sukorejo merupakan pasar
terpanjang di Daerah Kendal dimulai dari alun-alun kota sampai ke terminal. Sukorejo merupakan
pusat perekonomian dari tiga kecamatan di sekitarnya, seperti Plantungan, Pageruyung, dan
Patean. Jenis barang yang dijual di pasar Sukorejo terdiri dari barang hasil pertanian dan
peternakan, barang kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan sandang.
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 9/26
15
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 12Peta Lokasi Pasar di Fokus Area
2.4 Kondisi Kependudukan
1) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk
merupakan suatu hal penting
dalam menyusun perencanaan
pemenuhan kebutuhan dasarbagi penduduk sehingga
kebutuhan dapat terpenuhi
untuk seluruh penduduk.
Gambar 2.13 menunjukkan
jumlah penduduk di kawasan
fokus area pada tahun 2009
hingga tahun 2013. Terlihat
dari jumlah penduduk setiap tahunnya, bahwa terjadi peningkatan dan penurunan laju
pertumbuhan penduduk yang dapat diakibatkan oleh tingginya migrasi keluar maupun angka
kematian pada kawasan fokus area.
2)
Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk memiliki peranan penting dalam perencanaan pembangunan di masa
mendatang. Hasil dari proyeksi penduduk digunakan sebagai salah satu acuan untuk perencanaan
pembangunan yang bertujuan untuk menyediakan barang dan jasa terhadap perkembangan
penduduk di masa depan dan berkaitan dengan kebijakan pengendalian penduduk.
Sumber : BPS Data diolah, 2015
Gambar 2. 13Jumlah Penduduk di Fokus Area Sukorejo Raya
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 10/26
16
Sumber : BPS Data diolah, 2015
Gambar 2. 14Proyeksi Penduduk Fokus Area Sukorejo Raya
Prediksi penduduk berdasarkan hasil proyeksi menunjukkan bahwa fokus area Sukorejo Raya
akan terus mengalami peningkatan penduduk hingga tahun 2035 dengan prediksi jumlah penduduk
mencapai 32.475 jiwa.
3) Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk tiap satuan luas wilayah tertentu.
Kepadatan penduduk digunakan untuk mengetahui konsentrasi penduduk di suatu wilayah dan
sebagai acuan untuk mewujudkan pemerataan dan persebaran penduduk. Indikator yang
digunakan adalah rasio yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap
luas wilayah.
Tabel II. 4Kepadatan Penduduk Fokus Area Sukorejo Raya Tahun 2013
Desa/KelurahanLuas Wilayah
(km2)Jumlah
Penduduk
KepadatanPenduduk(jiwa/km2)
Sukorejo 2.99 10.337 3471
Kebumen 2.02 4.554 2254
Ngadiwarno 4.87 4.040 830
Tampingwinarno 2.90 2.073 715
Selokaton 2.01 1.902 946
Gedong 5.61 4.801 856Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2015
Luas wilayah fokus area Sukorejo Raya adalah 20,4 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak
27.707 jiwa . Pada tahun 2013 desa dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Desa
Sukorejo yaitu sebesar 3.471 jiwa/km², sedangkan desa dengan kepadatan penduduk terendah
adalah Desa Tampingwinarno dengan kepadatan 715 jiwa/km². Untuk melihat persebaran
kepadatan penduduk di fokus area Sukorejo Raya dapat dilihat pada gambar 2.15.
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 11/26
17
Sumber : BPS Data diolah, 2015
Gambar 2. 15Peta Kepadatan Penduduk Fokus Area Sukorejo Raya
4) Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk memperlihatkan pada penduduk berdasarkan jenis kelamin, penduduk berdasarkan
kelompok umur, penduduk berdasarkan agama, penduduk berdasarkan mata pencaharian, dan penduduk
berdasarkan tamatan pendidikan untuk melihat karakteristik wilayah.
a. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut
jenis kelamin adalah
pengelompokan penduduk
berdasarkan jenis kelaminnya,
yaitu penduduk laki-laki dan
perempuan. Komposisi ini untuk
mengetahui perbandingan antara
jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan dalam satu wilayah
tertentu. Komposisi penduduk
menurut jenis kelamin berguna
untuk pengembangan
perencanaan pembangunan
yang berwawasan gender,
terutama yang berkaitan dengan
keseimbangan pembangunan
laki-laki dan perempuan secara adil. Adanya ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan (rasio jenis kelamin) dapat mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka
pertumbuhan penduduk.
Sumber : BPS Data diolah, 2015
Gambar 2. 16Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kawasan Fokus Area
Sukorejo Raya 2013
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 12/26
18
Berdasarkan grafik 2.16 dapat diketahui bahwa komposisi penduduk kawasan fokus area
Sukorejo Raya pada tahun 2013 adalah seimbang antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah
penduduk perempuan, yaitu 50 persen penduduk laki – laki yang terdiri dari 13.979 jiwa dan 50
persen penduduk perempuan yang terdiri dari 13.728 jiwa.
b.
Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Jika komposisi dilihat berdasarkan kelompok umur pada kawasan fokus area, dapat diketahui
bahwa kelompok umur didominasi oleh kelompok umur produktif yaitu 15-64 tahun dan untuk
kelompok umur terbanyak adalah kelompok umur 10-14 tahun sehingga fokus area dikategorikan
sebagai penduduk golongan muda.
Sumber : BPS Data Diolah, 2015
Gambar 2. 17Penduduk Berdasarkan Kategori Umur Fokus Area Sukorejo Raya Tahun 2013
Kawasan fokus area terdiri dari penduduk usia produktif dan penduduk usia muda, namun
komposisi usia produktif ini didominasi oleh umur 15-19 tahun yang merupakan usia anak sekolah
sehingga perlu adanya program pembangunan berupa pendidikan untuk meningkatkan sumber
daya manusia khususnya di kawasan fokus area.
c.
Penduduk Berdasarkan Agama
Data penduduk berdasarkan agama sangat penting dalam penentuan kebutuhan ruang yang
kaitannya dengan infrastruktur peribadatan. Berikut merupakan komposisi penduduk berdasarkan
agama di kawasan fokus area Sukorejo
Raya.
Gambar 2.18 menunjukkan penduduk
kawasan fokus area Sukorejo Raya yang
didominasi oleh pemeluk agama Islam
sehingga perlu adanya infrastrukturpenunjang berupa masjid dan mushola
yang mampu menampung dan menjangkau
masyarakat pemeluk agama islam. Selain
itu, perlu adanya gereja bagi pemeluk
agama Katholik dan Kristen dengan
keterjangkauan yang mudah dijangkau
begitu pula, perlu adanya penyediaan pura untuk pemeluk agama Hindu dan vihara untuk pemeluk
agama Budha.
Sumber : BPS Data Diolah, 2015
Gambar 2. 18Penduduk Berdasarkan Agama Fokus Area Sukorejo
Raya 2013
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 13/26
19
d. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Penduduk berdasarkan mata
pencaharian berkaitan dengan
aktivitas penduduk. Berdasarkan mata
pencahariannya, kawasan fokus area
memiliki mata pencharian dominan
pada sektor pertanian.
Adanya pertanian yang menjadi
mata pencaharian dengan aktivitas
terbanyak dan sektor basis kawasan,
tentu tenaga kerja di sektor pertanian
sangat berperan dalam peningkatan
daya saing dan spesialisasi untuk
mendukung potensi ekonomi.
e. Penduduk Berdasarkan Tamatan Pendidikan
Pendidikan tertinggi yang
ditamatkan merupakan salah satu
indikator dalam melihat kualitas
pendidikan formal suatu wilayah,
karena akan mencerminkan kualitas
sumber daya manusia yang terdapat
pada suatu wilayah.
Berdasarkan pendidikan tertinggi
yang ditamatkan, mayoritas penduduk
di kawasan fokus area di Sukorejo Raya
merupakan tamatan SD, sedangkan tingkat pendidikan tertinggi untuk perguruan tinggi masih
sangat minim. Hal ini mengindikasikan sumber daya manusia yang rendah dan memicu adanya
pengangguran.
5)
Dinamika Penduduk
a.
Angka Kelahiran
Angka kelahiran di suatu daerah dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut.
Angka kelahiran =Jumlah bayi dalam 1 tahun
x 1.000Jumlah Penduduk
Dalam penggolongan angka kelahiran, diketahui bahwa jika angka kelahiran menunjukkan lebih
dari 30, maka angka kelahiran di tempat tersebut tergolong tinggi. Sedangkan, jika angka
kelahiran menunjukkan angka 20 – 30, maka angka kelahiran di tempat tersebut tergolong
sedang. Selain itu, jika angka kelahiran menunjukkan angka kurang dari 20, maka angka kelahiran
di tempat tersebut tergolong rendah.
Sumber : BPS Data Diolah, 2015
Gambar 2. 19Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Sumber : BPS Data Diolah, 2015
Gambar 2. 20Penduduk Berdasarkan Tamatan Pendidikan
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 14/26
20
Sumber :BPS Data Diolah, 2015
Gambar 2. 21Angka Kelahiran Penduduk Kawasan Perkotaan Sukorejo Raya
Gambar 2.21 menunjukkan perubahan angka kelahiran di fokus area, yang cenderung
mengalami penurunan dari tahun ke tahunnya. Hal ini diindikasikan bahwa rendahnya tingkat
kesejahteraan penduduk yang ada, atau tingkat kesadaran penduduk akan program KB yang
semakin meningkat tiap tahunnya.
b. Angka Kematian
Angka kematian atau mortalitas menunjukkan jumlah kematian per 1.000 penduduk di suatu
daerah setiap tahun. Angka kematian di suatu tempat dapat dihitung berdasarkan rumus berikut.
Angka kematian =Jumlah penduduk meninggal dalam 1 tahun
x 1.000Jumlah Penduduk
Sedangkan kriteria atau penggolongan angka kematian meliputi jika angka kematian
menunjukkan lebih dari 18, maka angka kematian di tempat tersebut tergolong tinggi. Selain itu,
jika angka kematian menunjukkan angka 14 – 18, maka angka kematian di tempat tersebut
tergolong sedang. Sedangkan jika angka kematian menunjukkan angka kurang dari 14, maka
angka kematian di tempat tersebut tergolong rendah
Sumber : BPS Data Diolah, 2015
Gambar 2. 22Angka Kematian Penduduk Kawasan Perkotaan Sukorejo Raya
Gambar 2.22 menunjukkan perubahan angka kematian penduduk di fokus area yaitu memiliki
nilai yang stagnan pada tahun 2009 sampai tahun 2013. Rendahnya angka kematian pada fokus
area diindikasikan dengan tingkat kesejahteraan pada fokus area yang berada di kawasan
perkotaan sudah cukup terpenuhi.
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 15/26
21
c. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain
Sumber : BPS Data Diolah, 2015
Gambar 2. 23Migrasi Penduduk Kawasan Perkotaan Sukorejo Raya Tahun 2009 – 2013
Gambar 2.23 menunjukkan migrasi masuk dan migrasi keluar di fokus area dari tahun 2009
sampai tahun 2013. Adanya migrasi masuk diindikasikan karena adanya potensi ekonomi yang
dikembangkan pada fokus area yang merupakan titik simpul di Sukorejo Raya. Sedangkan
terjadinya migrasi keluar diindikasikan karena wilayah pada fokus area yang berada di kawasan
perkotaan sudah tidak nyaman lagi untuk ditinggali karena peningkatan kepadataan, ataupun
karena banyaknya warga yang pindah akibat bekerja.
2.5 Kondisi Sarana dan Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana fokus area, sebagai berikut :
2.5.1
Kondisi Sarana
Kondisi sarana prasarana suatu kawasan menunjukkan tingkat kesejahteraan dan kemajuan
yang dapat ataupun telah dicapai oleh kawasan tersebut. Sarana eksisting yang terdapat di kawasan
fokus area sudah dapat dikatakan cukup lengkap untuk menunjang kawasan pada saat ini. Sarana
yang tersedia diantaranya berupa sarana kesehatan, pendidikan, perdagangan dan jasa, serta
peribadatan. Walau begitu tetap diperlukannya peningkatan sarana agar dapat terwujudnya konsep
agricultural trade and agro-based industry center. Peningkatan sarana tersebut dapat terwujud setelah
diketahuinya kondisi sarana eksisting, agar dapat menjadi acuan kedepannya. Kondisi sarana eksisting
yang terdapat di kawasan fokus area dirinci sebagaimana berikut.1) Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di kawasan fokus area meliputi puskesmas, praktek dokter
umum, praktek dokter gigi, apotik/toko obat, dan pos kesehatan desa. Sarana kesehatan ini
tersebar di seluruh desa kawasan fokus area, kecuali Desa Gedong yang mayoritas penggunaan
lahannya masih berupa lahan pertanian dengan sedikit permukiman (lihat pada gambar 2.24).
Sarana kesehatan yang ada, sudah dapat menjangkau desa-desa di kawasan fokus area kecuali
Desa Gedong. Sebagian kawasan Desa Gedong sudah cukup terlayani sarana kesehatan tersebut,
namun sebagian lagi kurang terlayani. Hal ini dikarenakan sulitnya akses akibat masih kurangnya
kualitas infrastruktur berupa jaringan jalan yang ada pada Desa Gedong, ditambah lagi letak desa
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 16/26
22
Gedong yang tidak di lewati jalan kolektor yang merupakan jalan utama wilayah, sehingga
minimnya akses yang dimiliki.
Tabel II. 5Jumlah Sarana Kesehatan di Fokus Area
Desa/Kelurahan Puskesmas
Pos
KesehatanDesa
Praktek
DokterUmum
Praktek
DokterGigi
Apotik/
TokoObat
Selokaton 0 1 0 0 0
Ngadiwarno 1 1 1 0 0
Tampingwinarno 0 1 0 0 0
Kebumen 0 1 1 0 1
Sukorejo 1 1 5 2 4
Gedong 0 0 0 0 0
Sumber : BPS Kabupaten Kendal, 2014
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 24Peta Persebaran Sarana Kesehatan Fokus Area
2) Sarana Pendidikan
Dalam upaya meningkatkan dan mewujudkan sumber daya manusia serta masyarakat yangberkualitas dan mandiri, maka dilakukannya pengembangan pendidikan, berorientasi pada
peningkatan sarana pendidikan, serta sarana penunjang dari pendidikan tersebut. Sarana
pendidikan eksisting yang tersebar merata di kawasan fokus area meliputi TK, SD, SMP, dan SMA
(lihat gambar 2.25). Namun sarana pendidikan berupa SMP dan SMA hanya terdapat di
beberapa desa yaitu di Desa Sukorejo, Desa Kebumen, dan Desa Ngadiwarno. Jangkauan
pelayanan dari sarana pendidikan sudah tergolong baik untuk kawasan fokus area. Hal ini
didukung dengan banyaknya jumlah sarana pendidikan yang terdapat di fokus area dan
meratanya persebaran yang ada.
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 17/26
23
Tabel II. 6Jumlah Sarana Pendidikan di Fokus Area
Desa/Kelurahan TK SD SMP SMA
Selokaton 2 3 0 0
Ngadiwarno 3 4 1 0
Tampingwinarno 1 1 0 0Kebumen 3 3 1 1
Sukorejo 6 5 1 1
Gedong 3 3 0 0
Sumber : BPS Kabupaten Kendal, 2014
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 25Peta Persebaran Sarana Pendidikan Fokus Area
3)
Sarana Perdagangan dan Jasa
Sistem perekonomian kawasan fokus area terdiri dari sektor perdagangan dan jasa serta sektor
industri rumah tangga. Diketahui bahwa sarana perdagangan dan jasa yang terdapat di fokus
area berupa bank, pasar umum, dan terminal bus (lihat gambar 2.26). Sarana perdagangan dan
jasa yang ada terpusat di sepanjang jalan kolektor yang melalui Desa Sukorejo dan Desa
Kebumen yang menjadi pusat kawasan di fokus area. Walau begitu ada pula perdagangan dan
jasa yang terdapat di Desa Gedong. Hal ini menjadikan jangkauan pelayanan sarana
perdagangan dan jasa, cukup dapat dijangkau masyarakat setempat karena mudahnya akses
menuju pusat kawasan dari desa-desa fokus area lainnya.
Tabel II. 7Jumlah Sarana Perdagangan Jasa di Fokus Area
Desa/Kelurahan Pasar Umum Mini market Pasar Hewan Bank Umum Terminal Bus
Selokaton 0 0 0 0 0
Ngadiwarno 0 0 0 0 0
Tampingwinarno 0 0 0 0 0
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 18/26
24
Desa/Kelurahan Pasar Umum Mini market Pasar Hewan Bank Umum Terminal Bus
Kebumen 0 0 0 1 1
Sukorejo 1 4 1 3 0
Gedong 0 1 0 0 0Sumber : BPS Kabupaten Kendal, 2014
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 26Peta Persebaran Sarana Perekonomian Fokus Area
4)
Sarana Peribadatan
Keberadaan sarana peribadatan dalam suatu kawasan kehidupan bermasyarakat berfungsi
untuk menampung segala bentuk aktivitas agamis masing-masing pemeluk agama yang terdapat
pada kawasan tersebut. Sarana peribadatan yang terdapat di kawasan fokus area diantaranya
mushola, masjid, dan gereja (lihat gambar 2.27). Jumlah sarana peribadatan tersebut selalu
meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan akan sarana peribadatan yang semakin
meningkat berdasarkan pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya. Sarana peribadatan
tersebut menyebar merata di seluruh kawasan fokus area, dengan mudahnya akses menuju sarana
karena umumnya terletak disekitar jalur transportasi seperti jalan. Sehingga jangkauan
pelayanannya telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Tabel II. 8Tabel Jumlah Sarana Peribadatan di Fokus Area
Desa/Kelurahan Masjid Mushola Gereja
Selokaton 1 12 0
Ngadiwarno 5 26 0
Tampingwinarno 5 10 0
Kebumen 5 26 0Sukorejo 11 47 4
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 19/26
25
Desa/Kelurahan Masjid Mushola Gereja
Gedong 9 32 1
Sumber : BPS Kabupaten Kendal, 2014
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 27Peta Persebaran Sarana Peribadatan Fokus Area
2.5.2 Kondisi Prasarana
1)
Jaringan Jalan
Sumber: Dokumentasi Survei Kelompok 1A
Gambar 2. 28Kondisi Jalan Kolektor, Jalan Lokal, dan Jalan Lingkungan di Fokus Area Sukorejo Raya
Jaringan jalan eksisting di fokus area Sukorejo Raya meliputi jalan kolektor, lokal, dan
lingkungan. Secara umum kondisi jalan kolektor dan lokal kondisinya masih bagus. Semua jalan
kolektor dan lokal memiliki perkerasan jalan berupa aspal dan beberapa yang berupa beton.
Hanya saja kondisi jalan lingkungan rata-rata masih dalam kondisi yang tidak baik, mulai hanya
memiliki perkerasan jalan berupa batu atau kondisi aspal yang sudah mengelupas.
Tabel II. 9Panjang Jalan Fokus Area Menurut Fungsi
Fungsi Jalan Panjang Jalan (km)
Jalan Kolektor 10,5Jalan Lokal 48,8Jalan Lingkungan 31,2
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kendal
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 20/26
26
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 29Gambar Penampang Jalan Eksisting Fokus Area
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 30Peta Eksisting Jaringan Jalan Fokus Area
2)
Jaringan Drainase
Fokus area Sukorejo Raya dialiri oleh lima aliran sungai dengan lebar rata-rata 5-7 m dengan
kedalaman sungai antara 2-3 m. Disamping terdapatnya sungai-sungai kecil di fokus area, juga
terdapat aliran-aliran drainase yang terdapat di sisi badan jalan. Jaringan drainase ini, terbagi
sesuai dengan hirarki yang ada, seperti drainase primer untuk aliran sungai utama, drainase
sekunder berada pada jalur di sisi jalan kolektor, sedangkan drainase tersier berada di sepanjang
jalan local serta drainase kuarter berada pada jalan lingkungan.
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 21/26
27
Sumber: Dokumentasi Survei Kelompok 1A
Gambar 2. 31Kondisi Saluran Drainase di Desa Kebumen dan Desa Ngadiwarno Fokus Area Sukorejo Raya
Sumber: Dokumentasi Survei Kelompok 1A
Gambar 2. 32Gambar Penampang Sungai Eksisting Fokus Area
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 33Peta Eksisting Jaringan Drainase Fokus Area
3)
Jaringan Listrik
Pemenuhan kebutuhan listrik di fokus area dilayani oleh PT. PLN dengan gardu listrik yang
terletak di Weleri. Pelayanan listrik di fokus area Sukorejo Raya sudah menjangkau semua
kawasan. Sistem jaringan listrik di fokus area dengan perkabelan di udara dan disalurkan melaluitiang-tiang listrik di sepanjang jalan.
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 22/26
28
Tabel II. 10Jumlah Pelanggan Listrik PLN Tahun 2014 Di Fokus Area Sukorejo Raya
Desa Jumlah Pelanggan
Sukorejo 2.214Kebumen 1.119Tampingwinarno 565
Ngadiwarno 960Selokaton 501Gedong 1.357
Sumber: BPS Kabupaten Kendal
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 34Peta Eksisting Jaringan Listrik Fokus Area
4) Jaringan Telekomunikasi
Prasarana telekomunikasi di fokus area Sukorejo Raya dilayani oleh dua macam jaringan.
Perkembangan telekomunikasi telah menjangkau ke semua pelosok dan berkembang semakin
canggih dan lebih efisien. Masyarakat banyak memilih menggunakan telepon selular yang
dianggap lebih efisien dan praktis. Selain itu, jaringan telepon kabel juga masih tersedia dengan
skala pelayanan hanya berada pada koridor jalan kolektor di fokus area.
Tabel II. 11Jumlah Pelanggan Telepon Tahun 2014 di Fokus Area Sukorejo Raya
Desa Jumlah Pelanggan
Sukorejo 748Kebumen 258Tampingwinarno 8Ngadiwarno 28Selokaton 69Gedong 24
Sumber: BPS Kabupaten Kendal
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 23/26
29
Sumber: Dokumentasi Survei Kelompok 1A
Gambar 2. 35Menara BTS di Desa Ngadiwarno Fokus Area Sukorejo Raya
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 36Peta Eksisting Tekomunikasi Fokus Area
5) Jaringan Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan air bersih fokus area Sukorejo Raya, masyarakat memperolehnya dengan
dua macam. Masyarakat secara swadaya menyalurkan air dari tuk atau sumber mata air lokal
yang terdapat di desa masing-masing dengan sistem perpipaan yang sederhana. Ada pula yang
menggunakan layanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam pemenuhan air bersih untuk
kebutuhan rumah tangga atau untuk keperluan pendukung aktivitas lainnya, seperti perekonomian.
Tabel II. 12Banyaknya Sarana Air Bersih Tahun 2014 di Fokus Area Sukorejo Raya
Desa Sumur Gali Pelanggan PDAM
Sukorejo 320 930
Kebumen 211 251
Tampingwinarno 160 37
Ngadiwarno 188 225
Selokaton 115 79
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 24/26
30
Desa Sumur Gali Pelanggan PDAM
Gedong 943 368
Sumber: BPS Kabupaten Kendal
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 37Peta Eksisting Air Bersih Fokus Area
6) Jaringan Persampahan
Pengelolaan sampah di fokus area Sukorejo Raya saat ini masih dibakar. Pengelolaan sampah
warga ini belum ada pengolahan lanjut dan hanya diletakkan di sebuah lobang khusus untuk
menampung sampah kemudian dibakar dan diuruk kembali dengan tanah. Ketersediaan bak
sampah sebagai tempat penampungan sampah sementara di fokus area Sukorejo Raya terdapat di
pasar Sukorejo serta di terminal Sukorejo yang keduanya terletak di Desa Kebumen. Pengangkutan
sampah yang tertampung di TPS, selanjutnya akan diangkut menuju ke TPA yang terdapat di Desa
Pagergunung, Kecamatan Pageruyung yang masih merupakan wilayah Sukorejo Raya.
Sumber: Dokumentasi Survei Kelompok 1A
Gambar 2. 38Tempat Penampungan Sampah Sementara di Terminal Sukorejo
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 25/26
31
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 39Peta Eksisting Persampahan Fokus Area
2.6 Penggunaan Lahan
Tata guna lahan di fokus area Sukorejo Raya dibagi berdasarkan penggunaan lahan atau
tutupan lahannya. Diagram dibawah dapat menjelaskan pembagian penggunaan lahan pada fokus
area Sukorejo Raya.
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2015
Gambar 2. 40Peta Tata Guna Lahan Fokus Area
Berdasarkan diagram diatas, diketahui bahwa penggunaan lahan di fokus area masih di
dominasi oleh non terbangun yaitu perkebunan dengan luas lahan sebesar 3768032 m 2. Sedangkan
7/23/2019 BAB II (Hal 7-32).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hal-7-32pdf 26/26
untuk luas lahan permukiman hanya 25% dengan luas sebesar 3516809 m 2. Untuk persebaran
penggunaan lahan di fokus area dapat dilihat pada peta tata guna lahan fokus area.
Sumber : Bappeda Kabupaten Kendal, 2011
Gambar 2. 41Peta Tata Guna Lahan Fokus Area
Tata guna lahan juga dapat diklasifikasikan menjadi lahan terbangun dan non terbangun
dimana guna lahan terbangun berupa guna lahan permukiman dan industri. Sedangkan guna lahan
non terbangun berupa perkebunan, sawah, dan sebagainya.
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 Gambar 2. 42
Peta Lahan Terbangun dan Non terbangun Fokus Area
Lahan non terbangun di fokus area yakni sekitar 70% dari luas total wilayah sedangkan sisanya
yakni 30% merupakan lahan terbangun. Hal ini mengindikasikan bahwa kesempatan untuk
mengembangkan dan membangun wilayah di fokus areas angat besar.