bab ii gambaran umum perusahaan - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/bab_ii.pdf · 2.1...
TRANSCRIPT
8
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan
Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang
secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima
Pensiun (PNS dan ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 230 Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus
di lingkungan Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana
Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada
waktu itu (Prof. Dr. G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai cikal-bakal Asuransi
Kesehatan Nasional.
Pada Ttahun1984, untuk lebih meningkatkan program jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan agar dapat dikelola secara profesional,
Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang
Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil,Penerima Pensiun (PNS,
ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota keluarganya. Dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984, status badan penyelenggara diubah menjadi
Perusahaan Umum Husada Bhakti.
Pada tahun1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991,
kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola Perum Husada
Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota
keluarganya. Disamping itu, perusahaan diijinkan memperluas jangkauan
kepesertaannya ke badan usaha dan badan lainnya sebagai peserta sukarela.
Pada tahun1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992
status Perum diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan
pertimbangan fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah
dapat dinegosiasi untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen
lebih mandiri.
9
UU No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 19
Oktober 2004, banyak pihak berharap tudingan Indonesia sebagai ”negara tanpa
jaminan sosial” akan segera luntur. Munculnya UU SJSN ini juga dipicu oleh UUD
Tahun 1945 dan perubahannya Tahun 2002 dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal
28H ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2)
mengamanatkan untuk mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Hingga
disahkan dan diundangkan UU SJSN telah melalui proses yang panjang, dari tahun
2000 hingga tanggal 19 Oktober 2004.
Pada tahun2005, PT. Askes (Persero) diberi tugas oleh Pemerintah melalui
Departemen Kesehatan RI, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1241/MENKES/SK/XI/2004 dan Nomor 56/MENKES/SK/I/2005, sebagai
Penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin
(PJKMM/ASKESKIN).
Pada tahun 2011, dari dasar hukum Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Bahwa berdasarkan Pasal 5 ayat (1)
dan Pasal 52 UndangUndang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, harus dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dengan Undang-
Undang yang merupakan transformasi keempat Badan Usaha Milik Negara untuk
mempercepat terselenggaranya sistem jaminan sosial nasional bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Lalu mulai tanggal 1 Januari 2014, PT Askes Indonesia (Persero) berubah
nama menjadi BPJS Kesehatan sesuai dengan Undang-Undang no. 24 tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sejak tanggal 1 Januari 2014,
PT Askes (Persero) berubah, baik nama, bentuk dan fungsinya menjadi BPJS
Kesehatan. Perubahan tersebut merupakan tindak lanjut dan implementasi Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
yang antara lain mengamanatkan dapat dilaksanakannya jaminan dan perlindungan
kesehatan secara semesta bagi seluruh penduduk dan rakyat Indonesia.
10
2.2 Gambaran Umum BPJS Kesehatan Divisi Regional VI
BPJS Kesehatan Divisi Regional VI yang dulunya bernama PT Askes
(Persero) Divisi Regional VI merupakan wilayah operasional dari BPJS Kesehatan
yang mencakup area Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). BPJS
Kesehatan Divisi Regional VI beralamatkan di Jalan Teuku Umar no 43 Semarang.
BPJS Kesehatan Divisi Regional VI ini dibagi menjadi 10 Kantor Cabang dan
beberapa Kantor Layanan Operasional Kabupaten (KLOK) yang tersebar di seluruh
wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut adalah daftar
Kantor Cabang dan KLOK yang ada di BPJS Kesehatan Divisi Regional VI:
1. Kantor Cabang Utama Semarang
a. KLOK Demak
2. Kantor Cabang Pekalongan
a. KLOK Pemalang
b. KLOK Pekalongan
c. KLOK Batang
3. Kantor Cabang Utama Purwokerto
a. KLOK Cilacap
b. KLOK Purbalingga
c. KLOK Banjarnegara
4. Kantor Cabang Magelang
a. KLOK Magelang
b. KLOK Temanggung
5. Kantor Cabang Boyolali
a. KLOK Klaten
6. Kantor Cabang Utama Surakarta
a. KLOK Karanganyar
b. KLOK Wonogiri
c. KLOK Sukoharjo
d. KLOK Sragen
7. Kantor Cabang Kudus
a. KLOK Grobogan
11
b. KLOK Jepara
8. Kantor Cabang Yogyakarta
a. KLOK Bantul
b. KLOK Gunung Kidul
9. Kantor Cabang Tegal
a. KLOK Tegal
b. KLOK Brebes
10. Kantor Cabang Kebumen
a. KLOK Purworejo
2.3 Visi dan Misi BPJS Kesehatan
2.3.1 Visi BPJS Kesehatan :
CAKUPAN SEMESTA 2019
Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki
jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.
2.3.2 Misi BPJS Kesehatan :
1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong
partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan JaminanKesehatan
Nasional (JKN).
2. Menjalankan dan memantapkan sistem pelayanan kesehatan yang efektif,
efisien, dan bermutu melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas
kesehatan.
3. Mengoptimalkan pengelolaan dana jaminan sosial dan dana BPJS
Kesehatans ecaraef ektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk
mendukung kesinambungan program.
12
4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip
tatakelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai
untuk mencapai kinerja unggul.
5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan
evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh
operasionalisasi BPJS Kesehatan.
6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk mendukung keseluruhan operasionalisasi BPJS Kesehatan.
2.4 Elemen Identitas
2.4.1 Slogan
BPJS Kesehatan mempunyai slogan, “Dengan Gotong Royong Semua
Tertolong”. Slogan tersebut mempunyai arti bahwa, setiap iuran yang dibayarkan
peserta BPJS Kesehatan digunakan untuk membiayai peserta yang sedang sakit dan
membutuhkan pertolongan.
2.4.2 Konsep dan Makna Logo
Gambar 2.1 Konsep Logo
Sumber : BPJS Kesehatan
Konsep:
Bentuk dasar logo adalah simbol dari 4 elemen penting yang saling
berkaitan erat di dalam pembentukan BPJS Kesehatan. Keempat elemen ini
divisualisasikan dengan 4 orang yang saling bergandengan, gotong royong, dan
merangkul sebagai wujud sikap perlindungan atas jaminan kesehatan.
13
Panah warna hijau sebanyak 4 buah yang berputar :
Mencerminkan sebuah lembaga yang mementingkan kesehatan seluruh
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara terus menerus (kontinuitas) serta
menumbuhkan sebuah kepercayaan kepada peserta.
4 Elemen Warna Hijau:
1. Pemerintah
2. FasilitasKesehatan
3. Peserta BPJS Kesehatan
4. Instansi/Penyelenggara BPJS Kesehatan
Makna:
4 elemen yang saling merangkul (gotong royong) mencerminkan sebuah
kepedulian, kebersamaan, serta kepercayaan dalam memberikan kepastian
pelayanan, perlindungan dan jaminan kesehatan sebagai dasar kebaikan untuk
seluruh masyarakat Indonesia.
BPJS Kesehatan merupakan sebuah kepedulian yang berkontribusi pada
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat Indonesia.
14
2.4.3 Filosofi Bentuk Logo
Gambar 2.2 Logo BPJS Kesehatan
Sumber : BPJS Kesehatan
Makna Visual Logo
Terdiri dari 4 elemen:
1. Pemerintah
2. Fasilitas Kesehatan
3. Peserta BPJS Kesehatan
4. Instansi/Penyelenggara BPJS Kesehatan
Divisualisasikan dengan 4 orang yang saling berpelukan, merangkul, mengitari
4 panah berputarwhitecross yang membentuk siklus escher (sebuah seni visual yang
ketika di putar kekanan-kekiri, dibolak-balik tetap tidak merubah bentuknya.
Simbolisasi dari kontinuitas, yang mempunyai makna tidak berhenti - terus
menerus. Secara terus menerus dan tidak pernah berhenti dalam melayani-
melindungi-menjamin kesehatan nasional yang berkualitas. Sehingga BPJS
Kesehatan menjadi badan penyelenggara yang handal, unggul dan terpercaya.
15
Makna Warna Logo
Gambar 2.3 Warna dasar logo
Sumber : BPJS Kesehatan
Biru : Melambangkan kejujuran dan kedamaian
Hijau : Melambangkan kemurnian dan kesehatan
Itu artinya, BPJS Kesehatan senantiasa menciptakan masyarakat yang sehat
sehingga tercipta suasana kedamaian dan kesejahteraan.
2.5 Dasar Hukum BPJS Kesehatan
Kehadiran Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang tertuang dalamUU
No. 40 Tahun 2004 merupakan instrumen negara untuk mewujudkan cita – cita
bangsa ini guna meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Lalu
sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT Askes Indonesia (Persero)
berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak 1 Januari 2014.
Pemikiran mendasar atau dasar yang melandasi transformasi
penyelenggaraan jaminan sosial BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan jaminann sosial berbasis kepada hak konstitusinal
setiap orang dan sebagai wujud tanggung jawab Negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28 H ayat (3)
dan Pasal 34 ayat (2)
Pasal 28 H ayat (3) menentukan Setiap orang berhak atas
jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat.
16
Pasal 34 ayat (2) menentukan Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
2. Program jaminan sosial ditujukan untuk memungkinkan setiap orang
mampu mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermanfaat. (UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28H ayat (3))
3. Penyelenggaraan sistem jaminan sosial berdasarkan asas antara lain asas
kemanusiaan yang berkaitan dengan martabat manusia.
Pasal 2 UU No. 40 tahun 2004 mennetukan Sistem Jaminan
Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan,
asas manfaat, asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pasal 2 UU No. 40 Tahun 2004 mengatur bahwa asas
kemanusiaan berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat
manusia.
4. SJSN menggunakan pendekatan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup
yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.
Pasal 3 UU No. 40 Tahun 2004 menentukan Sistem Jamninan
Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap
peserta dan/atau anggota keluarganya.
Penjelasan Pasal 3 UU No. 40 Tahun 2004 mengatur bahwa
yang dimaksud dengan kebutuhan dasar hidup adalah
kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak, demi
terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
17
2.6 Struktur Organisasi BPJS Kesehatan Divisi Regional VI
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang
baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Ada beberapa jenis struktur organisasi dan perusahaan harus memilih mana
yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya.
1. Struktur Tradisional
Struktur ini berdasarkan fungsi divisi dan departemen. Ini adalah jenis
struktur yang mengikuti aturan dan prosedur organisasi. Dicirikan dengan
memberikan garis otoritas yang jelas di seluruh level manajemen.
2. Struktur Lini
Adalah jenis struktur yang memiliki lini perintah yang sangat spesifik.
Persetujuan dan perintah dari jenis struktur ini berasal dari atas ke lini yang
bawah. Struktur ini sesuai untuk organisasi yang kecil seperti kantor
akunting atau kantor hukum. Jenis struktur seperti ini memudahkan
pengambilan keputusan, dan bersifat informatif. Mereka memiliki
departemen yang lebih sedikit, yang membuat seluruh organisasi sangat
desentralisasi.
3. Struktur Lini dan Staff
Meskipun struktur lini sesuai untuk kebanyakan organisasi, khususnya
organisasi yang kecil, tapi tidak efektif untuk organisasi yang lebih besar.
Dimana struktur organisasi lini dan staff memainkan perannya. Lini dan
struktur menggabungkan struktur lini dimana informasi dan persetujuan
berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan spesialisasi staf
departemen. Stuktur organisasi lini dan staff lebih terpusat. Manajer lini dan
staff memiliki otoritas pada bawahannya. Pada jenis stuktur organiasai ini,
18
proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena lapisan dan
panduan yang tipikal, dan jangan melupakan formalitas didalamnya.
4. Struktur fungsional
Jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi
yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi
yang dilakukan dalam organisasi. Bagan organisasi untuk organisasi
berbasis fungsional terdiri dari Vice President, Sales department, Customer
Service Department, Engineering atau departemen produksi, departemen
Akunting dan Administratif
5. Struktur Matrix
Merupakan struktur, yang menggabungkan struktur fungsi dan produk.
Kedua gabungan ini merupakan gabungan terbaik untuk membuat struktur
organisasi yang efisien. Ini adalah struktur organisasi yang paling kompleks.
Penting untuk menemukan struktur organisasi yang terbaik untuk
organisasi, karena penetapan yang keliru akan merusak fungsi organisasi
Pada Struktur organisasi BPJS Kesehatan Divisi Regional IV memakai
struktur organisasi fungsional, seperti pada gambar di bawah ini:
19
Gambar 2.4 Struktur Organisasi BPJS Kesehatan Divisi Regional VI
Sumber : BPJS Kesehatan Divisi Regional VI
2.7 Tugas dan Wewenang Jabatan pada BPJS Kesehatan Divisi
Regional VI
1. Kepala BPJS Kesehatan Divisi Regional VI
Tugas dan Wewenang:
a. Memimpin dan bertanggung jawab atas jalannya operasional
semua Kantor Cabang yang ada di Divisi Regional VI
b. Memimpin jalannya operasional di Kantor Divisi Regional
VI
Kepala BPJS Kesehatan Divre VI
Ka. Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4
Staff Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4
Staff Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4
Staff Unit Manajemen
Kepesertaan dan UPMP4
Staff Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4
Ka. Unit Teknologi Informasi
Staff Unit Teknologi Informasi
Staff Unit Teknologi Informasi
Staff Unit Teknologi Informasi
Staff Unit Teknologi Informasi
Ka. Unit Penagihan dan
Keuangan
Staff Unit Penagihan dan
Keuangan
Staff Unit Penagihan dan
Keuangan
Staff Unit Penagihan dan
Keuangan
Staff Unit Penagihan dan
Keuangan
Ka. Unit Manajemen
Pelayana Kesehatan
Primer
Staff Unit Manajemen
Pelayana Kesehatan Primer
Staff Unit Manajemen
Pelayana Kesehatan Primer
Staff Unit Manajemen
Pelayana Kesehatan Primer
Staff Unit Manajemen
Pelayana Kesehatan Primer
Ka. Unit SDM dan Umum
Staff Unit SDM dan Umum
Staff Unit SDM dan Umum
Staff Unit SDM dan Umum
Staff Unit SDM dan Umum
Sekretaris
20
c. Melakukan penyetujuan atau penetapan semua kegiatan
yang dilakukan oleh seluruh Kantor Cabang yang ada di
wilayah Divisi Regional VI
d. Membuat Peraturan yang bersifat menyeluruh bagi Kantor
Cabang Divisi Regional VI
e. Sebagai perwakilan Divisi Regional VI jika ada kegiatan
atau keperluan di BPJS Pusat
2. Sekretaris
a. Melakukanpengelolaankeprotokoleran
b. Melakukan administrasi kantor
c. Menyampaikan informasi yang diberikan langsung dari
Kepala Divisi Regional VI kepada seluruh pegawai kantor
d. Menerima dan melayani tamu yang berkunjung ke Kantor
e. Menerima dan melayani telepon
f. Menyusun dan membuat jadwal Kepala Divisi Regional VI
g. Membuat arsip surat keluar dan surat masuk
3. Kepala Unit Manajemen Kepesertaan dan Unit Pengendali Mutu
Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Peserta (UPMP4)
a. Mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja Staff Unit
Manajemen Kepesertaan dan UPMP4 di Divisi Regional VI
b. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan Unit Manajemen
Kepesertaan dan UPMP4 di Divisi Regional VI
c. Melakukan persetujuan atas semua kegiatan yang akan
dilakukan oleh Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4 di
Divisi Regional VI
21
d. Menganalisa dan mengesahkan Laporan Kepesertaan dan
laporan lain yang berkaitan dengan Unit Manajemen
Kepesertaan dan UPMP4 di Divisi Regional VI
e. Sebagai perwakilan Unit Manajemen Kepesertaan dan
UPMP4 Divisi Regional VI jika ada kegiatan atau keperluan
dengan pihak lain atau dengan Grup Unit Manajemen
Kepesertaan dan UPMP4 Pusat
f. Sebagai penerus informasi yang didapatkan dari Kepala
Divisi Regional VI atau Grup Manajemen Pelayanan
Kesehatan Pusat
4. Kepala Unit Teknologi Informasi
a. Mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja Staff Unit
Teknologi Informasi di Divisi Regional VI
b. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan Unit Teknologi
Informasi di Divisi Regional VI
c. Sebagai perwakilan Unit Teknologi Informasi di Divisi
Regional VI jika ada kegiatan atau keperluan dengan pihak
lain atau dengan Grup Unit Teknologi Informasi Pusat
d. Menganalisa dan mengesahkan laporan - laporan yang
berkaitan dengan Unit Teknologi Informasi di Divisi
Regional VI
e. Melakukan persetujuan atas semua kegiatan yang akan
dilakukan oleh Unit Teknologi Informasi di Divisi Regional
VI
f. Sebagai penerus informasi yang didapatkan dari Kepala
Divisi Regional VI atau Grup Manajemen Pelayanan
Kesehatan Pusat
22
5. Kepala Unit Penagihan dan Keuangan
a. Mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja Staff Unit
Penagihan dan Keuangan di Divisi Regional VI
b. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan Unit Penagihan
dan Keuangan di Divisi Regional VI
c. Sebagai perwakilan Unit Penagihan dan Keuangan di Divisi
Regional VI jika ada kegiatan atau keperluan dengan pihak
lain atau dengan Grup Unit Penagihan dan Keuangan Pusat
d. Menganalisa dan mengesahkan Laporan Keuangan, Laporan
Penagihan, Laporan Kas, dan laporan lain yang berkaitan
dengan Unit Teknologi Informasi di Divisi Regional VI
e. Melakukan persetujuan atas semua kegiatan yang akan
dilakukan oleh Unit Penagihan dan Keuangan di Divisi
Regional VI
f. Sebagai penerus informasi yang didapatkan dari Kepala
Divisi Regional VI atau Grup Manajemen Pelayanan
Kesehatan Pusat
6. Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan
a. Mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja Staff Unit
Manajemen Pelayanan Kesehatan di Divisi Regional VI
b. Membuat kebijakan yang berkaitan denganUnit Manajemen
Pelayanan Kesehatan di Divisi Regional VI
c. Sebagai perwakilan Unit Penagihan dan Keuangan di Divisi
Regional VI jika ada kegiatan atau keperluan dengan pihak
lain atau dengan Grup Unit Manajemen Pelayanan
Kesehatan Pusat
23
d. Menganalisa dan mengesahkan Laporan Fasilitas Kesehatan,
dan laporan lain yang berkaitan dengan Unit Manajemen
Pelayanan Kesehatan di Divisi Regional VI
e. Melakukan persetujuan atas semua kegiatan yang akan
dilakukan oleh Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan di
Divisi Regional VI
f. Sebagai penerus informasi yang didapatkan dari Kepala
Divisi Regional VI atau Grup Manajemen Pelayanan
Kesehatan Pusat
7. Kepala Unit SDM dan Umum
a. Mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja Staff Unit
SDM dan Umum di Divisi Regional VI
b. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan Unit Membuat
kebijakan yang berkaitan dengan Unit Penagihan dan
Keuangan di Divisi Regional VI
c. Melakukan tahapan wawancara dan memilih calon pegawai
yang tepat dalam proses rekruitmen pegawai
d. Menetapkan pemindahan atau perekruitan pegawai ke
tempat yang baru
e. Menganalisa dan mengesahkan laporan – laporan yang
berkaitan dengan Unit SDM dan Umum di Divisi Regional
VI
f. Membuat keputusan persetujuan bagi pihak yang ingin
melakukan Kerja Praktik atau Kerja Sama lain yang ingin
bekerja sama dengan Kantor Divisi Regional VI
8. Staff Unit ManajemenKepesertaandan UPMP4
a. Membuat Laporan Kepsertaan dalam periode minggu, bulan
dan tahun
24
b. Meneruskan PKS (Perjanjian Kerja Sama) yang didapat dari
Kantor Cabang untuk kemudian disetujui oleh Kepala Divisi
Regional VI yang nantinya akan diberikan dengan pihak
terkait
c. Menjawab keluhan peserta BPJS Kesehatanatas masalah
kepesertaan
d. Membuat suatu kegiatan atau acara yang berkaitan dengan
sosialisasi kepesertaan BPJS Kesehatan
e. Mengubah data kepesertaan peserta sesuai dengan
permintaan peserta (penambahan peserta, pengurangan
peserta, dll)
f. Melakukan kerja sama dengan bergabagi media untuk
membuat iklan BPJS KesehatanStaff Unit Teknologi
Informasi
a. Melakukan pengembangan, dan pemeliharaan aplikasi yang
berkaitan dengan operasional BPJS Kesehatan
b. Manajemen semua data yang berkaitan dengan BPJS
Kesehatan
c. Membuat gambar, animasi, atau iklan yang bertujuan untuk
menyampaikan informasi terkait dengan BPJS Kesehatan
d. Mengatasi keluhan dari pegawai jika ada komputer atau alat
kantor lain yang bermasalah
9. Staff Unit Penagihan dan Keuangan
a. Membuat Laporan Keuangan per minggu, bulan, triwulan,
dan tahun
b. Membuat Laporan Pembayaran Iuran dan Denda Peserta
c. Melakukan manajemen kas
d. Melakukan kerja sama dengan beberapa bank yang sudah
dipilih oleh BPJS Kesehatan untuk pembayaran iuran peserta
25
10. Staff Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan
a. Memastikanpelayanan yang diterimapeserta BPJS
Kesehatansesuaidengan prosedur
b. Menjaga hubungna baik dengan peserta maupun
provider BPJS Kesehatan (Dokter, Puskesmas, Klinik,
RS, dll)
c. Merekap data Fasilitas Kesehatan Pertama dan Fasilitas
Kesehatan Lanjutan yang sudah bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan
d. Membuat laporan validasi klaim dari provider BPJS
Kesehatan serta validasi data pelayanan kesehatan dari
provider yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
11. Staff Unit SDM dan Umum
a. Membuat laporan pengadaan gedung, kendaraan dinas, dan
alat tulis kantor
b. Melakukan rekruitmen pegawai
c. Manajemen SDM Pegawai BPJS Kesehatan
d. Merekap semua data yang berkaitan dengan pegawai BPJS
Kesehatan
26
2.8 Lokasi BPJS Kesehatan Divisi Regional VI
Kuliah Kerja Praktik dilaksanakan pada Kantor BPJS Kesehatan Divisi
Regional VI yang beralamatkan di Jalan Teuku Umar no 43 Semarang
Gambar 2.5 Lokasi Kantor BPJS Kesehatan Regional VI
Sumber : Google Maps