bab ii gambaran umum perusahaan - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/bab_ii.pdf · 2.1...

19
8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun (PNS dan ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus di lingkungan Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr. G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai cikal-bakal Asuransi Kesehatan Nasional. Pada Ttahun1984, untuk lebih meningkatkan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan agar dapat dikelola secara profesional, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil,Penerima Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota keluarganya. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984, status badan penyelenggara diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti. Pada tahun1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991, kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola Perum Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke badan usaha dan badan lainnya sebagai peserta sukarela. Pada tahun1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status Perum diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan pertimbangan fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah dapat dinegosiasi untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen lebih mandiri.

Upload: dinhtruc

Post on 17-Jul-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

8

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan

Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang

secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima

Pensiun (PNS dan ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan

Presiden Nomor 230 Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus

di lingkungan Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana

Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada

waktu itu (Prof. Dr. G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai cikal-bakal Asuransi

Kesehatan Nasional.

Pada Ttahun1984, untuk lebih meningkatkan program jaminan

pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan agar dapat dikelola secara profesional,

Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang

Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil,Penerima Pensiun (PNS,

ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota keluarganya. Dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984, status badan penyelenggara diubah menjadi

Perusahaan Umum Husada Bhakti.

Pada tahun1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991,

kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola Perum Husada

Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota

keluarganya. Disamping itu, perusahaan diijinkan memperluas jangkauan

kepesertaannya ke badan usaha dan badan lainnya sebagai peserta sukarela.

Pada tahun1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992

status Perum diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan

pertimbangan fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah

dapat dinegosiasi untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen

lebih mandiri.

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

9

UU No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 19

Oktober 2004, banyak pihak berharap tudingan Indonesia sebagai ”negara tanpa

jaminan sosial” akan segera luntur. Munculnya UU SJSN ini juga dipicu oleh UUD

Tahun 1945 dan perubahannya Tahun 2002 dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal

28H ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2)

mengamanatkan untuk mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Hingga

disahkan dan diundangkan UU SJSN telah melalui proses yang panjang, dari tahun

2000 hingga tanggal 19 Oktober 2004.

Pada tahun2005, PT. Askes (Persero) diberi tugas oleh Pemerintah melalui

Departemen Kesehatan RI, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1241/MENKES/SK/XI/2004 dan Nomor 56/MENKES/SK/I/2005, sebagai

Penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin

(PJKMM/ASKESKIN).

Pada tahun 2011, dari dasar hukum Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011

tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Bahwa berdasarkan Pasal 5 ayat (1)

dan Pasal 52 UndangUndang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional, harus dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dengan Undang-

Undang yang merupakan transformasi keempat Badan Usaha Milik Negara untuk

mempercepat terselenggaranya sistem jaminan sosial nasional bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Lalu mulai tanggal 1 Januari 2014, PT Askes Indonesia (Persero) berubah

nama menjadi BPJS Kesehatan sesuai dengan Undang-Undang no. 24 tahun 2011

tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sejak tanggal 1 Januari 2014,

PT Askes (Persero) berubah, baik nama, bentuk dan fungsinya menjadi BPJS

Kesehatan. Perubahan tersebut merupakan tindak lanjut dan implementasi Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

yang antara lain mengamanatkan dapat dilaksanakannya jaminan dan perlindungan

kesehatan secara semesta bagi seluruh penduduk dan rakyat Indonesia.

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

10

2.2 Gambaran Umum BPJS Kesehatan Divisi Regional VI

BPJS Kesehatan Divisi Regional VI yang dulunya bernama PT Askes

(Persero) Divisi Regional VI merupakan wilayah operasional dari BPJS Kesehatan

yang mencakup area Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). BPJS

Kesehatan Divisi Regional VI beralamatkan di Jalan Teuku Umar no 43 Semarang.

BPJS Kesehatan Divisi Regional VI ini dibagi menjadi 10 Kantor Cabang dan

beberapa Kantor Layanan Operasional Kabupaten (KLOK) yang tersebar di seluruh

wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut adalah daftar

Kantor Cabang dan KLOK yang ada di BPJS Kesehatan Divisi Regional VI:

1. Kantor Cabang Utama Semarang

a. KLOK Demak

2. Kantor Cabang Pekalongan

a. KLOK Pemalang

b. KLOK Pekalongan

c. KLOK Batang

3. Kantor Cabang Utama Purwokerto

a. KLOK Cilacap

b. KLOK Purbalingga

c. KLOK Banjarnegara

4. Kantor Cabang Magelang

a. KLOK Magelang

b. KLOK Temanggung

5. Kantor Cabang Boyolali

a. KLOK Klaten

6. Kantor Cabang Utama Surakarta

a. KLOK Karanganyar

b. KLOK Wonogiri

c. KLOK Sukoharjo

d. KLOK Sragen

7. Kantor Cabang Kudus

a. KLOK Grobogan

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

11

b. KLOK Jepara

8. Kantor Cabang Yogyakarta

a. KLOK Bantul

b. KLOK Gunung Kidul

9. Kantor Cabang Tegal

a. KLOK Tegal

b. KLOK Brebes

10. Kantor Cabang Kebumen

a. KLOK Purworejo

2.3 Visi dan Misi BPJS Kesehatan

2.3.1 Visi BPJS Kesehatan :

CAKUPAN SEMESTA 2019

Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki

jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan

dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang

diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

2.3.2 Misi BPJS Kesehatan :

1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong

partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan JaminanKesehatan

Nasional (JKN).

2. Menjalankan dan memantapkan sistem pelayanan kesehatan yang efektif,

efisien, dan bermutu melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas

kesehatan.

3. Mengoptimalkan pengelolaan dana jaminan sosial dan dana BPJS

Kesehatans ecaraef ektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk

mendukung kesinambungan program.

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

12

4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip

tatakelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai

untuk mencapai kinerja unggul.

5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan

evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh

operasionalisasi BPJS Kesehatan.

6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk mendukung keseluruhan operasionalisasi BPJS Kesehatan.

2.4 Elemen Identitas

2.4.1 Slogan

BPJS Kesehatan mempunyai slogan, “Dengan Gotong Royong Semua

Tertolong”. Slogan tersebut mempunyai arti bahwa, setiap iuran yang dibayarkan

peserta BPJS Kesehatan digunakan untuk membiayai peserta yang sedang sakit dan

membutuhkan pertolongan.

2.4.2 Konsep dan Makna Logo

Gambar 2.1 Konsep Logo

Sumber : BPJS Kesehatan

Konsep:

Bentuk dasar logo adalah simbol dari 4 elemen penting yang saling

berkaitan erat di dalam pembentukan BPJS Kesehatan. Keempat elemen ini

divisualisasikan dengan 4 orang yang saling bergandengan, gotong royong, dan

merangkul sebagai wujud sikap perlindungan atas jaminan kesehatan.

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

13

Panah warna hijau sebanyak 4 buah yang berputar :

Mencerminkan sebuah lembaga yang mementingkan kesehatan seluruh

masyarakat Indonesia yang dilakukan secara terus menerus (kontinuitas) serta

menumbuhkan sebuah kepercayaan kepada peserta.

4 Elemen Warna Hijau:

1. Pemerintah

2. FasilitasKesehatan

3. Peserta BPJS Kesehatan

4. Instansi/Penyelenggara BPJS Kesehatan

Makna:

4 elemen yang saling merangkul (gotong royong) mencerminkan sebuah

kepedulian, kebersamaan, serta kepercayaan dalam memberikan kepastian

pelayanan, perlindungan dan jaminan kesehatan sebagai dasar kebaikan untuk

seluruh masyarakat Indonesia.

BPJS Kesehatan merupakan sebuah kepedulian yang berkontribusi pada

pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan masyarakat Indonesia.

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

14

2.4.3 Filosofi Bentuk Logo

Gambar 2.2 Logo BPJS Kesehatan

Sumber : BPJS Kesehatan

Makna Visual Logo

Terdiri dari 4 elemen:

1. Pemerintah

2. Fasilitas Kesehatan

3. Peserta BPJS Kesehatan

4. Instansi/Penyelenggara BPJS Kesehatan

Divisualisasikan dengan 4 orang yang saling berpelukan, merangkul, mengitari

4 panah berputarwhitecross yang membentuk siklus escher (sebuah seni visual yang

ketika di putar kekanan-kekiri, dibolak-balik tetap tidak merubah bentuknya.

Simbolisasi dari kontinuitas, yang mempunyai makna tidak berhenti - terus

menerus. Secara terus menerus dan tidak pernah berhenti dalam melayani-

melindungi-menjamin kesehatan nasional yang berkualitas. Sehingga BPJS

Kesehatan menjadi badan penyelenggara yang handal, unggul dan terpercaya.

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

15

Makna Warna Logo

Gambar 2.3 Warna dasar logo

Sumber : BPJS Kesehatan

Biru : Melambangkan kejujuran dan kedamaian

Hijau : Melambangkan kemurnian dan kesehatan

Itu artinya, BPJS Kesehatan senantiasa menciptakan masyarakat yang sehat

sehingga tercipta suasana kedamaian dan kesejahteraan.

2.5 Dasar Hukum BPJS Kesehatan

Kehadiran Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang tertuang dalamUU

No. 40 Tahun 2004 merupakan instrumen negara untuk mewujudkan cita – cita

bangsa ini guna meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Lalu

sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT Askes Indonesia (Persero)

berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak 1 Januari 2014.

Pemikiran mendasar atau dasar yang melandasi transformasi

penyelenggaraan jaminan sosial BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan jaminann sosial berbasis kepada hak konstitusinal

setiap orang dan sebagai wujud tanggung jawab Negara sebagaimana

diamanatkan dalam UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28 H ayat (3)

dan Pasal 34 ayat (2)

Pasal 28 H ayat (3) menentukan Setiap orang berhak atas

jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya

secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat.

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

16

Pasal 34 ayat (2) menentukan Negara mengembangkan sistem

jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan

martabat kemanusiaan.

2. Program jaminan sosial ditujukan untuk memungkinkan setiap orang

mampu mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang

bermanfaat. (UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28H ayat (3))

3. Penyelenggaraan sistem jaminan sosial berdasarkan asas antara lain asas

kemanusiaan yang berkaitan dengan martabat manusia.

Pasal 2 UU No. 40 tahun 2004 mennetukan Sistem Jaminan

Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan,

asas manfaat, asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pasal 2 UU No. 40 Tahun 2004 mengatur bahwa asas

kemanusiaan berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat

manusia.

4. SJSN menggunakan pendekatan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup

yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.

Pasal 3 UU No. 40 Tahun 2004 menentukan Sistem Jamninan

Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan

terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap

peserta dan/atau anggota keluarganya.

Penjelasan Pasal 3 UU No. 40 Tahun 2004 mengatur bahwa

yang dimaksud dengan kebutuhan dasar hidup adalah

kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak, demi

terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

17

2.6 Struktur Organisasi BPJS Kesehatan Divisi Regional VI

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan

dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan

bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang

baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.

Ada beberapa jenis struktur organisasi dan perusahaan harus memilih mana

yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya.

1. Struktur Tradisional

Struktur ini berdasarkan fungsi divisi dan departemen. Ini adalah jenis

struktur yang mengikuti aturan dan prosedur organisasi. Dicirikan dengan

memberikan garis otoritas yang jelas di seluruh level manajemen.

2. Struktur Lini

Adalah jenis struktur yang memiliki lini perintah yang sangat spesifik.

Persetujuan dan perintah dari jenis struktur ini berasal dari atas ke lini yang

bawah. Struktur ini sesuai untuk organisasi yang kecil seperti kantor

akunting atau kantor hukum. Jenis struktur seperti ini memudahkan

pengambilan keputusan, dan bersifat informatif. Mereka memiliki

departemen yang lebih sedikit, yang membuat seluruh organisasi sangat

desentralisasi.

3. Struktur Lini dan Staff

Meskipun struktur lini sesuai untuk kebanyakan organisasi, khususnya

organisasi yang kecil, tapi tidak efektif untuk organisasi yang lebih besar.

Dimana struktur organisasi lini dan staff memainkan perannya. Lini dan

struktur menggabungkan struktur lini dimana informasi dan persetujuan

berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan spesialisasi staf

departemen. Stuktur organisasi lini dan staff lebih terpusat. Manajer lini dan

staff memiliki otoritas pada bawahannya. Pada jenis stuktur organiasai ini,

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

18

proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena lapisan dan

panduan yang tipikal, dan jangan melupakan formalitas didalamnya.

4. Struktur fungsional

Jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi

yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi

yang dilakukan dalam organisasi. Bagan organisasi untuk organisasi

berbasis fungsional terdiri dari Vice President, Sales department, Customer

Service Department, Engineering atau departemen produksi, departemen

Akunting dan Administratif

5. Struktur Matrix

Merupakan struktur, yang menggabungkan struktur fungsi dan produk.

Kedua gabungan ini merupakan gabungan terbaik untuk membuat struktur

organisasi yang efisien. Ini adalah struktur organisasi yang paling kompleks.

Penting untuk menemukan struktur organisasi yang terbaik untuk

organisasi, karena penetapan yang keliru akan merusak fungsi organisasi

Pada Struktur organisasi BPJS Kesehatan Divisi Regional IV memakai

struktur organisasi fungsional, seperti pada gambar di bawah ini:

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

19

Gambar 2.4 Struktur Organisasi BPJS Kesehatan Divisi Regional VI

Sumber : BPJS Kesehatan Divisi Regional VI

2.7 Tugas dan Wewenang Jabatan pada BPJS Kesehatan Divisi

Regional VI

1. Kepala BPJS Kesehatan Divisi Regional VI

Tugas dan Wewenang:

a. Memimpin dan bertanggung jawab atas jalannya operasional

semua Kantor Cabang yang ada di Divisi Regional VI

b. Memimpin jalannya operasional di Kantor Divisi Regional

VI

Kepala BPJS Kesehatan Divre VI

Ka. Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4

Staff Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4

Staff Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4

Staff Unit Manajemen

Kepesertaan dan UPMP4

Staff Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4

Ka. Unit Teknologi Informasi

Staff Unit Teknologi Informasi

Staff Unit Teknologi Informasi

Staff Unit Teknologi Informasi

Staff Unit Teknologi Informasi

Ka. Unit Penagihan dan

Keuangan

Staff Unit Penagihan dan

Keuangan

Staff Unit Penagihan dan

Keuangan

Staff Unit Penagihan dan

Keuangan

Staff Unit Penagihan dan

Keuangan

Ka. Unit Manajemen

Pelayana Kesehatan

Primer

Staff Unit Manajemen

Pelayana Kesehatan Primer

Staff Unit Manajemen

Pelayana Kesehatan Primer

Staff Unit Manajemen

Pelayana Kesehatan Primer

Staff Unit Manajemen

Pelayana Kesehatan Primer

Ka. Unit SDM dan Umum

Staff Unit SDM dan Umum

Staff Unit SDM dan Umum

Staff Unit SDM dan Umum

Staff Unit SDM dan Umum

Sekretaris

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

20

c. Melakukan penyetujuan atau penetapan semua kegiatan

yang dilakukan oleh seluruh Kantor Cabang yang ada di

wilayah Divisi Regional VI

d. Membuat Peraturan yang bersifat menyeluruh bagi Kantor

Cabang Divisi Regional VI

e. Sebagai perwakilan Divisi Regional VI jika ada kegiatan

atau keperluan di BPJS Pusat

2. Sekretaris

a. Melakukanpengelolaankeprotokoleran

b. Melakukan administrasi kantor

c. Menyampaikan informasi yang diberikan langsung dari

Kepala Divisi Regional VI kepada seluruh pegawai kantor

d. Menerima dan melayani tamu yang berkunjung ke Kantor

e. Menerima dan melayani telepon

f. Menyusun dan membuat jadwal Kepala Divisi Regional VI

g. Membuat arsip surat keluar dan surat masuk

3. Kepala Unit Manajemen Kepesertaan dan Unit Pengendali Mutu

Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Peserta (UPMP4)

a. Mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja Staff Unit

Manajemen Kepesertaan dan UPMP4 di Divisi Regional VI

b. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan Unit Manajemen

Kepesertaan dan UPMP4 di Divisi Regional VI

c. Melakukan persetujuan atas semua kegiatan yang akan

dilakukan oleh Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4 di

Divisi Regional VI

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

21

d. Menganalisa dan mengesahkan Laporan Kepesertaan dan

laporan lain yang berkaitan dengan Unit Manajemen

Kepesertaan dan UPMP4 di Divisi Regional VI

e. Sebagai perwakilan Unit Manajemen Kepesertaan dan

UPMP4 Divisi Regional VI jika ada kegiatan atau keperluan

dengan pihak lain atau dengan Grup Unit Manajemen

Kepesertaan dan UPMP4 Pusat

f. Sebagai penerus informasi yang didapatkan dari Kepala

Divisi Regional VI atau Grup Manajemen Pelayanan

Kesehatan Pusat

4. Kepala Unit Teknologi Informasi

a. Mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja Staff Unit

Teknologi Informasi di Divisi Regional VI

b. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan Unit Teknologi

Informasi di Divisi Regional VI

c. Sebagai perwakilan Unit Teknologi Informasi di Divisi

Regional VI jika ada kegiatan atau keperluan dengan pihak

lain atau dengan Grup Unit Teknologi Informasi Pusat

d. Menganalisa dan mengesahkan laporan - laporan yang

berkaitan dengan Unit Teknologi Informasi di Divisi

Regional VI

e. Melakukan persetujuan atas semua kegiatan yang akan

dilakukan oleh Unit Teknologi Informasi di Divisi Regional

VI

f. Sebagai penerus informasi yang didapatkan dari Kepala

Divisi Regional VI atau Grup Manajemen Pelayanan

Kesehatan Pusat

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

22

5. Kepala Unit Penagihan dan Keuangan

a. Mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja Staff Unit

Penagihan dan Keuangan di Divisi Regional VI

b. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan Unit Penagihan

dan Keuangan di Divisi Regional VI

c. Sebagai perwakilan Unit Penagihan dan Keuangan di Divisi

Regional VI jika ada kegiatan atau keperluan dengan pihak

lain atau dengan Grup Unit Penagihan dan Keuangan Pusat

d. Menganalisa dan mengesahkan Laporan Keuangan, Laporan

Penagihan, Laporan Kas, dan laporan lain yang berkaitan

dengan Unit Teknologi Informasi di Divisi Regional VI

e. Melakukan persetujuan atas semua kegiatan yang akan

dilakukan oleh Unit Penagihan dan Keuangan di Divisi

Regional VI

f. Sebagai penerus informasi yang didapatkan dari Kepala

Divisi Regional VI atau Grup Manajemen Pelayanan

Kesehatan Pusat

6. Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan

a. Mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja Staff Unit

Manajemen Pelayanan Kesehatan di Divisi Regional VI

b. Membuat kebijakan yang berkaitan denganUnit Manajemen

Pelayanan Kesehatan di Divisi Regional VI

c. Sebagai perwakilan Unit Penagihan dan Keuangan di Divisi

Regional VI jika ada kegiatan atau keperluan dengan pihak

lain atau dengan Grup Unit Manajemen Pelayanan

Kesehatan Pusat

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

23

d. Menganalisa dan mengesahkan Laporan Fasilitas Kesehatan,

dan laporan lain yang berkaitan dengan Unit Manajemen

Pelayanan Kesehatan di Divisi Regional VI

e. Melakukan persetujuan atas semua kegiatan yang akan

dilakukan oleh Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan di

Divisi Regional VI

f. Sebagai penerus informasi yang didapatkan dari Kepala

Divisi Regional VI atau Grup Manajemen Pelayanan

Kesehatan Pusat

7. Kepala Unit SDM dan Umum

a. Mengawasi dan bertanggung jawab atas kinerja Staff Unit

SDM dan Umum di Divisi Regional VI

b. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan Unit Membuat

kebijakan yang berkaitan dengan Unit Penagihan dan

Keuangan di Divisi Regional VI

c. Melakukan tahapan wawancara dan memilih calon pegawai

yang tepat dalam proses rekruitmen pegawai

d. Menetapkan pemindahan atau perekruitan pegawai ke

tempat yang baru

e. Menganalisa dan mengesahkan laporan – laporan yang

berkaitan dengan Unit SDM dan Umum di Divisi Regional

VI

f. Membuat keputusan persetujuan bagi pihak yang ingin

melakukan Kerja Praktik atau Kerja Sama lain yang ingin

bekerja sama dengan Kantor Divisi Regional VI

8. Staff Unit ManajemenKepesertaandan UPMP4

a. Membuat Laporan Kepsertaan dalam periode minggu, bulan

dan tahun

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

24

b. Meneruskan PKS (Perjanjian Kerja Sama) yang didapat dari

Kantor Cabang untuk kemudian disetujui oleh Kepala Divisi

Regional VI yang nantinya akan diberikan dengan pihak

terkait

c. Menjawab keluhan peserta BPJS Kesehatanatas masalah

kepesertaan

d. Membuat suatu kegiatan atau acara yang berkaitan dengan

sosialisasi kepesertaan BPJS Kesehatan

e. Mengubah data kepesertaan peserta sesuai dengan

permintaan peserta (penambahan peserta, pengurangan

peserta, dll)

f. Melakukan kerja sama dengan bergabagi media untuk

membuat iklan BPJS KesehatanStaff Unit Teknologi

Informasi

a. Melakukan pengembangan, dan pemeliharaan aplikasi yang

berkaitan dengan operasional BPJS Kesehatan

b. Manajemen semua data yang berkaitan dengan BPJS

Kesehatan

c. Membuat gambar, animasi, atau iklan yang bertujuan untuk

menyampaikan informasi terkait dengan BPJS Kesehatan

d. Mengatasi keluhan dari pegawai jika ada komputer atau alat

kantor lain yang bermasalah

9. Staff Unit Penagihan dan Keuangan

a. Membuat Laporan Keuangan per minggu, bulan, triwulan,

dan tahun

b. Membuat Laporan Pembayaran Iuran dan Denda Peserta

c. Melakukan manajemen kas

d. Melakukan kerja sama dengan beberapa bank yang sudah

dipilih oleh BPJS Kesehatan untuk pembayaran iuran peserta

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

25

10. Staff Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan

a. Memastikanpelayanan yang diterimapeserta BPJS

Kesehatansesuaidengan prosedur

b. Menjaga hubungna baik dengan peserta maupun

provider BPJS Kesehatan (Dokter, Puskesmas, Klinik,

RS, dll)

c. Merekap data Fasilitas Kesehatan Pertama dan Fasilitas

Kesehatan Lanjutan yang sudah bekerja sama dengan

BPJS Kesehatan

d. Membuat laporan validasi klaim dari provider BPJS

Kesehatan serta validasi data pelayanan kesehatan dari

provider yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan

11. Staff Unit SDM dan Umum

a. Membuat laporan pengadaan gedung, kendaraan dinas, dan

alat tulis kantor

b. Melakukan rekruitmen pegawai

c. Manajemen SDM Pegawai BPJS Kesehatan

d. Merekap semua data yang berkaitan dengan pegawai BPJS

Kesehatan

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/58876/2/BAB_II.pdf · 2.1 Sejarah Singkat BPJS Kesehatan Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia mengeluarkan

26

2.8 Lokasi BPJS Kesehatan Divisi Regional VI

Kuliah Kerja Praktik dilaksanakan pada Kantor BPJS Kesehatan Divisi

Regional VI yang beralamatkan di Jalan Teuku Umar no 43 Semarang

Gambar 2.5 Lokasi Kantor BPJS Kesehatan Regional VI

Sumber : Google Maps