bab ii fix
DESCRIPTION
jalanTRANSCRIPT
II- 1
Bab II
Gambaran Umum
2.1 Gambaran Umum Kabupaten Bireuen
Kabupaten Bireuen merupakan salah satu dari 23 Kabupaten/Kota yang berada di bawah
wilayah administrasi Provinsi Aceh. Posisi geografis Bireuen sangat strategis dibanding kabupaten
lain, karena berada di bagian Timur Provinsi Aceh yang menghubungkan ke bagian tengah sampai
ke bagian barat dengan berbatasan dengan laut lepas (Selat Malaka), menjadi hilir dari sungai-
sungai besar yang mengalir perairan lepas serta mempunyai topografi yang sangat fluktuatif, mulai
dari datar (pantai) sampai begelombang (gunung dan perbukitan).
Nilai strategis dari kabupaten ini adalah bahwa sebagian wilayah selatan merupakan
perbukitan dan wilayah utara didominasi oleh kawasan pesisir pantai. Sementara itu jalan utama
dalam kabupaten Bireuen ditetapkan sebagai jalan provinsi dan Jalan akses antar Kabupaten ke
jalur tengah. Dari jumlah penduduk Kabupaten Bireuen pada tahun 2011 berjumlah 361.932 jiwa,
sebagian besar adalah petani dan Pegawai negeri Sipil. Dari sisi struktur ekonomi juga bersesuaian
dengan komposisi mata pencaharian dimana 18,4 % PDRB kabupaten ini berasal dari sektor
pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,7%. Untuk lebih lengkapnya gambaran
umum Kabupaten Bireuen dapat dilhat pada paparan di bawah ini.
2.2 Kondisi Fisik
2.2.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Bireuen merupakan salah satu Kabupaten dalam Provinsi Aceh yang letaknya
sangat strategis dan dilintasi oleh Jalan Nasional serta diapit oleh beberapa Kabupaten dan
merupakan pusat perdagangan di wilayahnya. Secara geografis, Kabupaten Bireuen terletak pada
posisi 40 54’ - 50 21’ Lintang Utara (LU) dan 960 20’ - 970 21’ Bujur Timur (BT) dengan luas
wilayahnya 179.631 Ha dan berada pada ketinggian 0 sampai 800 M Dari Permukaan Laut (DPL).
Batas-batas Administratif Kabupaten Bireuen adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara Berbatas dengan Selat Malaka
Sebelah Selatan Berbatas dengan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah
Sebelah Barat Berbatas dengan Kabupaten Pidie Jaya dan Pidie
Sebelah Timur Berbatas dengan Kabupaten Aceh Utara
Secara geografis wilayah Kabupaten Bireuen memiliki posisi strategis, karena terletak sebagai
berikut.
1. Kawasan pantai Timur pulau Sumatera yang merupakan kawasan cepat berkembang di pulau
Sumatera, dibandingkan dengan kawasan tengah dan kawasan pantai Barat Sumatera.
2. Berdekatan dengan kota pusat pertumbuhan Lhokseumawe dan Medan yang merupakan Pusat
Kegiatan Nasional (PKN). Disamping itu, di Kota Medan juga terdapat Pelabuhan dan Bandar
Udara Internasional. Adapun waktu tempuh antara kota Bireuen dengan Kota Lhokseumawe
hanya sekitar 45 menit perjalalan, sedangan dengan Kota Medan sekitar 8 – 9 jam perjalanan.
3. Berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan Zona Ekonomi Eksklusif dan jalur
pelayaran perdagangan internasional yang padat.
4. Dilintasi oleh jalan Nasional Lintas Timur (Jalintim) Sumatera, yang merupakan jalur
perdagangan yang padat di Pulau Sumatera. Di masa mendatang, Jalintim Sumatera pada ruas
antara Medan sampai Bandar Lampung direncanakan untuk dikembangkan sebagai jalan
internasional Trans Asia dan Trans Asean.
Wilayah Kabupaten Bireuen berkembang menjadi kabupaten Bireuen sebagai hasil dari
pemekaran Kabupaten Aceh Utara menjadi kabupaten baru, berdasarkan Undang-Undang Nomor
48 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue, sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2000.
II- 2
Gambar 2.1
Peta Orientasi Kabupaten Bireuen
II- 3
Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Bireuen
II- 4
2.2.2 Topografi
Topografi Kabupaten Bireuen memiliki daerah yang datar dan bergelombang ( 0-8%)
terutama pada wilayah pesisir utara sedangkan pada daerah bagian Selatan memiliki topografi
berbukit dengan kemiringan 15% sampai dengan 30%.
Sejak berdirinya Kabupaten Bireuen berdasarkan Undang-Undang No.48 tahun 1999 telah
terjadi perkembangan yang cukup signifikan dalam bidang pemerintahan, dimana pada awalnya
terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan. Pada tahun 2001 dimekarkan menjadi 10 Kecamatan selanjutnya
pada tahun 2004 dimekarkan kembali menjadi 17 Kecamatan. Adapun Kecamatan, serta luas
wilayahnya seperti Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Jumlah dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bireuen
No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase (%)
1 2 3 4
1 Samalanga 14.087,19 7,84
2 Simpang Mamplam 15.772,05 8,78
3 Pandrah 11.396,78 6,34
4 Jeunieb 11.237,49 6,26
5 Peulimbang 12.774,66 7,11
6 Peudada 31.283,90 17,42
7 Jeumpa 10.886,02 6,06
8 Kota Juang 1.690,87 0,94
9 Juli 23.118,35 12,87
10 Kuala 1.724,56 0,96
11 Peusangan 5.907,63 3,29
12 Jangka 3.748,92 2,09
13 Peusangan Selatan 9.414,70 5,24
14 Peusangan Siblah
Krueng
11.205,35 6,24
15 Kuta Blang 3.870,13 2,15
16 Makmur 6.857,36 3,82
17 Gandapura 4.655,82 2,59
Jumlah 179.631,77 100,00
II- 5
Gambar 2.3
Peta Topografi Kabupaten Bireuen
II- 6
2.2.3 Penggunaan Lahan Kabupaten Bireuen
Berdasarkan sebarannya, pola penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen terbagi atas tiga
wilayah yaitu wilayah pantai, wilayah tengah dan wilayah pedalaman. Wilayah pantai didominasi
kegiatan tambak dan sawah, wilayah tengah kegiatan perdagangan dan jasa serta sawah dan
wilayah pedalaman kegiatan dominan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan.
Penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen tahun 2004, terdiri dari sawah seluas 22.948 Ha
(12,07%), pekarangan seluas 16.625 Ha (8,74%), tegalan/kebun seluas 21.216 Ha (11,16%),
ladang/humus seluas 36.309 Ha (19,10%), padang rumput seluas 3.030 Ha (1,59%), hutan rakyat
seluas 14.405 Ha (7,58%), hutan negara seluas 20.105 Ha (10,57 %), perkebunan seluas 43.166 Ha
(22,70%), rawa-rawa seluas 564 Ha (0,30%), tambak seluas 5.059 Ha (2,66 %), kolam/empang seluas
51 Ha (0,04%) dan sisanya digunakan untuk penggunaan lainnya seluas 6.643 Ha (3,49%). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Gambar 2.4.
TABEL 2.2 Luas dan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bireuen Tahun 2011
No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase %
1 Pertanian Lahan Kering 1.717,75 0,96
2 Hutan Lahan Kering Sekunder 55.034,42 30,64
3 Semak/Belukar 22.313,63 12,42
4 Hutan Primer 18.694,49 10,41
5 Sawah 13.990,00 7,79
6 Tambak 4.814,43 2,68
7 Permukiman 1.146,62 0,64
8 Tanah Terbuka/kosong 742,03 0,41
9 Air 418,18 0,23
10 Rawa 310,00 0,17
11 Pertanian Lahan Kering Campur 59.525,16 33,14
12 Sungai 925,06 0,51
Total Penggunaan Lahan 179.631,77 100
Sumber : Hasil Digitasi Data Geospasial, 2011
2.3 Prasarana dan Sarana Transportasi
2.3.1 Jaringan Jalan
Prasarana jaringan jalan di Kabupaten Bireuen terdiri dari jalan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten, dengan total panjang 985,46 Km, terdiri dari jalan Nasional sepanjang 72,8 Km, jalan
Provinsi sepanjang 35,8 Km, dan Jalan Kabupaten sepanjang 876,9 Km. Jenis permukaan jalan untuk
jalan Nasional dan Provinsi seluruhnya telah diperkeras dengan aspal, sementara ruas jalan
Kabuapaten, terdiri dari jalan aspal, kerikil dan tanah. Untuk lebih jelasnya pada Tabel 2.11 disajikan
data panjang jalan menurut status, jenis permukaan, dan kondisi jalan yang ada di Kabupaten
Bireuen.
Dalam sistem IRMS, ruas jalan Nasional yang melintasi Kabupaten Bireuen, meliputi : ruas Bts.
Cabdin Pidie-Bireuen (No. 01.003.2) dan ruas Bireuen-Lhokseumawe (No. 01.004), dimana
berdasarkan data yang ada memiliki volume LHR (Lalu-lintas Harian Rata-rata) cukup besar (+/-
3.500 kendaraan/hari). Adapun ruas jalan Provinsi yang ada di Kabupaten Bireuen adalah jalan yang
menghubungkan antara kota Bireuen-Teupin Mane-menuju Takengon dengan fungsi Kolektor
Primer, dan memiliki volume LHR sedang (+/- 1.500 kendaraan/hari), yakni ruas Bireuen-Bts. Aceh
Tengah (No. 01.011.1), serta jalan provinsi ruas Sp.Samalanga-Salamalanga (No ruas 01.040).
TABEL 2.3 – Panjang, Jenis dan Kondisi Jalan Menurut Status Jalan di Kabupaten Bireuen Tahun 2008-2009
II- 7
2.3.2 Prasarana Transportasi
Kabupaten Bireuen memiliki 1 Terminal Bus AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) yang terletak
di kota Bireuen, serta 6 Terminal lokal yang melayani angkutan antar perdesaan, yang terletak di
Kec. Samalanga, Jeumpa/ Peusangan, Gandapura, Kr. Simpo, Peudada, dan Matang Glp. Dua. Di
Kota Bireuen terdapat 1 unit terminal angkutan penumpang tipe B. Untuk angkutan udara terdapat
1 lapangan udara eks pendaratan tentara Jepang yang sudah tidak difungsikan di Kecamatan Juli
Gampong Bunyeut, jika status tersebut di aktifkan kembali akan menjadi sarana pendukung
perekonomian baru.
2.3.3 Moda Angkutan dan Aksesibilitas
Adapun trayek angkutan umum yang ada secara umum telah dapat menjangkau kecamatan-
kecamatan yang ada. Jumlah armada angkutan umum menurut trayek yang ada di Kabupaten
Bireuen berjumlah 56 unit armada angkutan. Dengan rincian angkutan AKAP 92 unit/hari, AKDP 75
unit/hari, angkutan Kota 173 unit/hari dan Angkutan Perdesaan 61 unit/hari. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.4.
TABEL 2.4 : Jumlah Moda Angkutan dan Trayek Kabupaten Bireuen Tahun 2010
2.4 Demografi (Kependudukan)
2.4.1 Jumlah, Sebaran dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Bireuen dalam rengkan waktu 2005-2009 terus
meningkat, yaitu jumlah penduduk tahun 2005 sebesar 351,835 jiwa dan ditahun 2009 menjadi
peningkatan sebesar 359,032 jiwa. Selain itu pada tahun 2005 juga dilakukan pemekaran
kecamatan dari 10 kecamatan menjadi 17 kecamatan yang masuk dalam wilayah Bireuen.
Kepadatan penduduk Kabupaten Bireuen ditahun 2009 adalah sebesar 7,648 jiwa/km2 dengan
tingkat kepadatan tertinggi di Kecamatan Kotajuang sebesar 2,771 jiwa/km2 dan tingkat kepadatan
terendah di Kecamatan Pandrah sebesar 63 jiwa/km2. Selama 5 (lima) tahun terakhir rata-rata
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bireuen rata-rata sebesar 2.03 % per tahun. Pertumbuhan
penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Peusangan yaitu sebesar 12.3 % per tahun, sedangkan di
Kecamatan Pandrah sebesar 2.09 % per tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai Jumlah, Sebaran dan
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bireuen tahun 2009-2029 dapat dilihat pada Tabel 2.5, dan
Gambar 2.8 berikut.
TABEL 2.5 Jumlah Proyeksi Penduduk Kabupaten Bireuen Tahun 2011-2031
II- 8
TABEL 2.6 Jumlah Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten BireuenTahun 2011-2031
2.4.2 Struktur Penduduk
Kabupaten Bireuen memiliki 99% penduduk pemeluk agama Islam dengan perbandingan laki-
laki dan perempuan (sex ratio) adalah sebesar 1,0 dimana jumlah penduduk laki-laki pada tahun
2009 adalah 176,650 jiwa dan perempuan 182,382 jiwa. Struktur penduduk berdasarkan kelompok
usia menggambarkan bentuk piramid dengan jumlah kelompok usia rendah paling banyak dan
semakin mengecil menuju usia tua. Jumlah penduduk pada kelompok 5-35 tahun dengan interval 5
tahun relatif hampir sama.
II- 9
Gambar 2.5 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Bireuen Tahun 2012