bab ii fix

13
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kantor Kesehatan Pelabuhan yang selanjutnya disebut KKP adalah unit pelaksana di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung j Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Organisasi dan t KKP diatur dalam PerMenKes RI No.356/Menkes/PER/IV/2008. KKP terbagi tiga kelas I, II, dan kelas III. Penentuan kelas ini didasarkan pada beban kerja di band dan lintas batas darat negara. KKP Pekanbaru merupakan KKP kelas II. 1 KKP mempunyai tugasmelaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengalaman terha penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biolog pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat nega 2 KKP Pekanbaru memiliki enam wilayah kerja (Wilker), yaitu: pelabuhan Dalam, pelabuhan Sungai Duku, pelabuhan Selat Panjang, pelabuhan Buatan, Siak dan pelabuhan Tanjung Buton serta satu wilayah yang tergabung dengan KKP induk yaitu ba sultan Syarif Qasim II. KKP Pekanbaru memiliki 3 seksi, yaitu: seksi Pen dan Surveilens Epidemiologi (Kar & SE), seksi Pengendalian Resiko Lingkung seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah (UKLW). 2 2.1 Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan (PRL) Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiap perencanaan, evaluasi dan koordinasi pelaksanaan pengendalian vektor dan bi penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan, jejaring kerja, kemitraan, kajian teknologi serta pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian risiko lingkungan di w pelabuhan/bandara dan lintas batas darat. 3

Upload: bintang-utara

Post on 21-Jul-2015

116 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kantor Kesehatan Pelabuhan yang selanjutnya disebut KKP adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Organisasi dan tata kerja KKP diatur dalam PerMenKes RI No.356/Menkes/PER/IV/2008. KKP terbagi tiga kelas, yaitu kelas I, II, dan kelas III. Penentuan kelas ini didasarkan pada beban kerja di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. KKP Pekanbaru merupakan KKP kelas II.1 KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengalaman terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.2 KKP Pekanbaru memiliki enam wilayah kerja (Wilker), yaitu: pelabuhan Kampung Dalam, pelabuhan Sungai Duku, pelabuhan Selat Panjang, pelabuhan Buatan, Siak dan pelabuhan Tanjung Buton serta satu wilayah yang tergabung dengan KKP induk yaitu bandara sultan Syarif Qasim II. KKP Pekanbaru memiliki 3 seksi, yaitu: seksi Pengendalian Karantina dan Surveilens Epidemiologi (Kar & SE), seksi Pengendalian Resiko Lingkungan (PRL) dan seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah (UKLW).2

2.1 Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan (PRL) Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, evaluasi dan koordinasi pelaksanaan pengendalian vektor dan binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan, jejaring kerja, kemitraan, kajian dan pengembangan teknologi serta pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian risiko lingkungan di wilayah kerja pelabuhan/bandara dan lintas batas darat.3

1

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh seksi PRL yaitu:3,4 1. Pengawasan sanitasi lingkungan yaitu meliputi pengawasan penyediaan air bersih, serta pengamanan makanan dan minuman, higiene dan sanitasi kapal laut dan pesawat, higiene dan sanitasi gedung/bangunan, pengawasan pencemaran udara, air, dan tanah. 2. Pengendalian vektor dan binatang penular penyakit yaitu meliputi pelaksanaan pemberantasan vektor nyamuk Aedes aegypti, pengendalian nyamuk Anopheles, pengendalian lalat, pengendalian kecoa, pengendalian tikus, pengendalian pinjal dan fumigasi, pengamanan pestisida, pengukuran kebisingan. Adapun usaha-usaha pengendalian resiko lingkungan di pelabuhan meliputi :5 1. Sanitasi lingkungan a. Pengawasan penyediaan air: Pengawasan penyediaan air terdiri dari pemetaan jaringan air bersih, inspeksi sanitasi PAB, pengambilan dan pemeriksaan sampel air bersih, pembinaan perbaikan sarana PAB dan kualitas air (dalam situasi khusus), dan diseminasi informasi hasil pengawasan.5 b. Pengawasan makanan dan minuman Pengamanan makanan dan minuman dapat dilakukan dengan cara inspeksi sanitasi TPM, pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan dan minuman, pembinaan perbaikan hygiene sanitasi TPM, grading, diseminasi hasil pengamanan TPM, audit hygiene sanitasi TPM dan sertifikasi layak sehat TPM, pengawasan suplai bahan makanan ke kapal.5 c. Pengawasan hygiene sanitasi gedung atau bangunan dan perusahaan (GBP) Inspeksi sanitasp GBP, pengambilan dan pemeriksaan sampel lingkungan (air dan tanah), pembinaan perbaikan hygiene sanitasi GBP, dan diseminasi hasil pengawasan.5 d. Hygiene sanitasi kapal/pesawat/alat angkut Terdiridari hygiene sanitasi kapal/pesawat/alat angkut dan tinda lanjut hasil pemeriksaan (sertifikat atau pemberian tindakan).5 e. Pengawasan pencemaran udara, air dan tanah. Dapat dilakukan dengan cara pengawasan pencemaran udara (kajian), pengawasan air dan pengawasan pencemaran tanah.5 2

2. Pemberantasan vektor dan binatang penular penyakit. Pemberantasan vektor dan binatang penular penyakit terdiri dari pengendalian lalat yang dilakukan dengan cara pengamatan atau survey kepadatan lalat, pengendalian kecoak, pengendalialan tikus dan pinjal, pengendalian nyamuk dilakukan dengan cara survei jentik dan nyamuk dewasa, pengawsan diseksi pesawat, kapal, alat angkut, pengamanan pestisida, bahan kimia dan bahan berbahaya lainnya.5

2.2. Sarana air bersih Air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi hidup dan kehidupan manusia. Kualitas air yang dikonsumsi sangat menentukan tingkat kesehatan masyarakat di suatu kawasan. Untuk dapat dikonsumsi dengan aman dan sehat, air harus mempunyai standar kualitas tertentu. Sumber daya air atau water resources harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pemberdayaan air berguna untuk memenuhi berbagai tujuan yang luas di antaranya adalah untuk penyediaan air bersih suatu wilayah kota. Kebutuhan air bersih di suatu wilayah kota harus sesuai dengan syarat kuantitas yaitu dapat mencukupi kebutuhan hidup masyarakat dan juga sesuai syarat kualitas yaitu memenuhi sebagai air yang layak dikonsumsi manusia. Disamping hal tersebut, juga harus diperhatikan tentang ruang (tempat) dan waktu.6,7 2.2.1. Syarat-Syarat Mutu Air Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis, sehingga apabila dikosumsi tidak menimbulkan efek samping.8Air harus memenuhi syarat-syarat agar air tersebut layak dikonsumsi dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan air pada masa sekarang dan pada masa mendatang. Syarat-syarat tersebut adalah:9 Syarat kuantitas air bersih Syarat kualitas air bersih Syarat kontinuitas air bersih

3

2.2.2. Syarat Kuantitas Air BersihSyarat kuantitas air bersih artinya air bersih harus memenuhi standar yang disebut standar kebutuhan air. Standar kebutuhan air adalah kapasitas air yang dibutuhkan secara normal oleh manusia untuk memenuhi hajat hidupnya seharihari. Standar kebutuhan air diperhitungkan berdasarkan pengamatan pemakaian air bersih dalam kehidupan sehari-hari para konsumen. Kuantitas air bersih harus dapat dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada masa sekarang dan masa mendatang. Standar kebutuhan air ada dua macam. Standar kebutuhan air domestik dan standar kebutuhan air nondomeatik. Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air bersih yang digunakan pada tempat- tempat hunian pribadi untuk memenuhi hajat hidup seharihari, seperti pemakaian air untuk minum, mandi, dan mencuci. Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari. Standar kebutuhan air non domestik yaitu kebutuhan air bersih di luar keperluan rumah tangga.9

2.2.3. Syarat Kualitas Air Bersih

Syarat kualitas air bersih artinya air harus memenuhi syarat-syarat yang mencakup sifatsifat fisika dan sifat-sifat kimia. Persyaratan kualitas air bersih dapat dilihat pada tabel 2.1. Syarat kualitas air bersih yang mencakup sifat-sifat biologis tidak dicantumkan dengan anggapan bahwa bakteri dan kuman penyakit dapat dihilangkan dengan memasak air hingga 100 oC. Adapun syarat mutu/ kualitas air berdasarkan kelasnya dapat dilihat pada tabel 2.2.9

4

Tabel 2.1. Daftar persyaratan air bersih

Keterangan : Bq : Bequerel NTU : Nephelometrik Turbidity Unit TCU : True Colour Limits

5

Tabel 2.2. syarat mutu/kualitas air berdasarkan kelasnya.

2.2.4. Sumber Air Bersih Air Hujan

Sifat-sifat air hujan: Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat mineral. Air hujan umumnya bersifat bersih Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti NH3, CO2 agresif, ataupun SO2. adanya konsentrasi SO2 yang tinggi di udara yang bercampur dengan air hujan akan menyebabkan terjadinya hujan asam (acid rain). Dari segi kuantitas, air hujan tergantung pada besar kecilnya curah hujan. Sehingga hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena jumlahnya berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat diambil secara terus menerus, karena tergantung pada musim.9 Mata Air Dari segi kualitas, mata air adalah sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk tertentu. Begitu pula bila mata air tersebut terus- menerus di ambil maka semakin lama akan habis.9

6

Air Permukaan Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau bahan baku air bersih

adalah : Air Waduk (berasal dari air hujan) Air Sungai (berasal dari air hujan dan mata air) Air danau (berasal dari air hujan, air sungai, atau mata air)

Di daerah hulu pemenuhan kebutuhan air secara kuantitas dan kualitas dapat disuplai oleh air sungai, tetapi di daerah hilir pemenuhan kebutuhan air sudah tidak dapat disuplai secara kualitas lagi karena pengaruh lingkungan seperti sedimentasi serta kontaminasi oleh zat-zat pencemar seperti Total Suspended Oil (TSS) yang berpengaruh pada kekeruhan,serta limbah industri.9 Air Tanah (Ground Water) Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melalui lapisan tanah. Air tanah biasanya mempunyai kualitas yang baik karena zat-zat pencemar air tetahan oleh lapisan tanah. Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal mempunyai kualitas lebih rendah dibanding kualitas air tanah dalam. Hal ini disebabkan air tanah dangkal lebih mudah terkontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai penyaring lebih sedikit.9

2.3. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang.10

2.3.1 Tingkatan Pengetahuan Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif, yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

7

keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.10

8

2.3.2. Sumber-Sumber Pengetahuan 1. Kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan agama, adalah berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber ini biasanya berbentuk norma-norma dan kaidah-kaidah baku yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam norma dan kaidah itu terkandung pengetahuan yang kebenarannya boleh jadi tidak dapat dibuktikan secara rasional dan empiris, tetapi sulit dikritik untuk diubah begitu saja. Jadi, harus diikuti dengan tanpa keraguan, dengan percaya secara bulat. Pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan cenderung bersifat tetap (mapan) tetapi subjektif.10 2. Pengetahuan yang yang berdasarkan pada otoritas kesaksian orang lain, juga masih diwarnai oleh kepercayaan. Pihak-pihak pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang dapat dipercayai adalah orangtua, guru, ulama, orang yang dituakan, dan sebagainya. Apa pun yang mereka katakana benar atau salah, baik atau buruk, dan indah atau jelek, pada umumnya diikuti dan dijalankan dengan patuh tanpa kritik. Karena, kebanyakan orang telah mempercayai mereka sebagai orang-orang yang cukup berpengalaman dan berpengetahuan lebih luas dan benar. Boleh jadi sumber pengetahuan ini mengandung kebenaran, tetapi persoalannya terletak pada sejauh mana orang-orang itu bisa dipercaya. Lebih dari itu, sejauh mana kesaksian pengetahuannya itu merupakan hasil pemikiran dan pengalaman yang telah teruji kebenarannya. Jika kesaksiannya adalah kebohongan, hal ini akan membahayakan kehidupan manusia dan masyarakat itu sendiri.10 3. Pengalaman indriawi. Bagi manusia, pengalaman indriawi adalah alat vital penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit, orang bisa menyaksikan secara langsung dan bisa pula melakukan kegiatan hidup.10 4. Akal pikiran. Berbeda dengan panca indera, akal pikiran memiliki sifat lebih rohani. Karena itu, lingkup kemampuannya melebihi panca indera, yang menembus batas-batas fisis sampai pada hal-hal yang bersifat metafisis. Kalau panca indera hanya mampu menangkap hal-hal yang fisis menurut sisi tertentu, yang satu persatu, dan yang berubah-ubah, maka akal pikiran mampu menangkap hal-hal yang metafisis, spiritual, abstrak, universal, yang seragam dan yang bersifat tetap, tetapi tidak berubah-ubah. Oleh sebab itu, akal pikiran senantiasa bersikap meragukan kebenaran pengetahuan indriawi sebagai pengetahuan semu dan menyesatkan. Singkatnya, akal pikiran cenderung memberikan pengetahuan yang lebih umum, objektif dan pasti, serta yang bersifat tetap, tidak berubah-ubah. 9

5. Intuisi. Sumber ini berupa gerak hati yang paling dalam. Jadi, sangat bersifat spiritual, melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran dan kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung. Artinya, tanpa melalui sentuhan indera maupun olahan akal pikiran. Ketika dengan serta-merta seseorang memutuskan untuk berbuat atau tidak berbuat dengan tanpa alasan yang jelas, maka ia berada di dalam pengetahuan yang intuitif. Dengan demikian, pengetahuan intuitif ini kebenarannya tidak dapat diuji baik menurut ukuran pengalaman indriawi maupun akal pikiran. Karena itu tidak bisa berlaku umum, hanya berlaku secara personal belaka. 2.3.3. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan.10 2.3.4. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Pendidikan Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya.10 2. Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.10 3. Usia Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun, menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

10

4. Informasi Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.10

2.4. Kerangka Teori Metode yang digu.1nakan pada proyek peningkatan mutu ini melalui metode Plan, Do, Check, and Action (PDCA cycle) yang didasari atas masalah yang dihadapi (problem faced) ke arah penyelesaian masalah (problem solving).6 Ada beberapa tahap yang dilakukan pada PDCA: 1) Plan a. Mengidentifikasi output pelayanan, siapa pelanggannya dan harapan pelanggan tersebut melalui analisis suatu proses tertentu. b. Mendeskripsikan proses yang dianalisis saat ini Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang terlibat dalam proses tersebut Teknik yang digunakan : brainstorming, wawancara, data sekunder. c. Mengukur dan menganalisis situasi tersebut Menemukan data apa yang dikumpulkan dalam proses tersebut Bagaimana mengolah data tersebut agar membantu memahami kinerja dan dinamika proses Teknik yang digunakan : observasi dan wawancara d. Fokus pada peluang peningkatan mutu Pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan. Kriteria masalah : menyatakan efek atas ketidakpuasan, adanya gap antara kenyataan dengan yang diinginkan, spesifik, dapat diukur.

11

e. Mengidentifikasi akar penyebab masalah Menyimpulkan penyebab. Teknik yang digunakan : Hanlon. Alat yang digunakan : fishbone analysis Ishikawa. f. Menemukan dan memilih penyelesaian Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah. Teknik yang digunakan: diskusi. 2) Do a. Merencanakan suatu proyek uji coba Merencanakan sumber daya manusia, sumber dana, dan sebagainya. Merencanakan rencana kegiatan (plan of action). b. Melaksanakan Pilot Project Pilot project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat. 3) Check a. Evaluasi hasil proyek Bertujuan untuk efektifitas proyek tersebut Membandingkan target dengan hasil pencapaian proyek (data yang dikumpulkan dan teknik pengumpulan harus sama) b. Target yang ingin dicapai 60% c. Membuat kesimpulan proyek Hasil menjanjikan namun perlu perubahan Jika proyek gagal, cari penyelesaian lain Jika proyek berhasil, selanjutnya dibuat rutinitas

12

4) Action a. Standarisasi perubahan Pertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan Revisi proses yang sudah diperbaiki Modifikasi standar, prosedur, dan kebijakan yang ada Komunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan, supplier, atas perubahan yang dilakukan Mengembangkan rencana yang jelas Dokumentasikan proyek b. Memonitor perubahan yaitu melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur.

13