bab ii erik
TRANSCRIPT
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 1/16
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Defenisi Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan dan pemeliaharaan meruapakan fungsi yang penting dalam suatu
pabrik. sebagai suatu usaha mengguankan fasilitas/peralatan produksi agar kontinuitas
dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan
sesuai dengan rencana. Selain itu fasilitas/peralatan produksi tersebut tidak
mengalami kerusakan selama diperguankan sebelum jangka waktu yang ditentukan.
Perawatan dan pemeliharaan menurut The American Management Association inc
(1971) adalah kegiatan rutin, pekerjaan yang berulang yang dilakukan untuk menjaga
kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan kapasitas
sebenarnya. Di Indonesia istilah ini dimodifikasi oleh kementrian Teknologi
(Sekarang Departemen Perdagangan dan Industri) pada bulan april 1970 menjadi
Teroteknologi. Kata ini diambil dari bahasa Yunani yang artinya merawat,
memelihara dan menjaga. Teroteknologi merupakan kombinasi dari menejemen,
keuangan, perekayasa dan kegiatan lain yang diterapkan bagi asset fisik untuk
mendapatkan siklus yang ekonomis.
B.Tujuan Pearawatan dan Pemeliharaan
Menurut Corder tujuan dari perawatan dan pemeliaharaan yang utama dapat
didefenisikan sebagai berikut :
1. memperpanjang usia kegunaan aset
2. menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan
mendapatkan laba investasi semaksimum mungkin.
3. menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang dipergunakan.
4. menjamin keselamatan orang yang dipergunakan sarana tersebut.
C.Tugas dan Kegiatan Perawatan dan Pemeliharaan.
Menurut Assauri, semua tugas dan kegiatan dapat digolongkan ke dalam salah
satu dari lima tugas pokok, yaitu : (1) inspeksi, (2) kegiatan teknik , (3) kegiatan
produksi, (4) kegiatan administrasi.
5
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 2/16
1. Inspeksi
Kegiatan ini meliputi kegiatan pengecekan atau pemerikasaan secara berkala, sesuai
dengan rencana yang disusun. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah mengetahui
apakah pabrik selalu mempunyai peralatan/fasilitas produksi yang baik untuk
menjamin kelancaran produksi.
2. Kegiatan Teknik.
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang baru dibeli,
pengembangan peralatan atau komponen yang perlu diganti.
3. Kegiatan Produksi.
Kegiatan ini meruapakn kegiatan yang sebenernya, yaitu perawatan dan
pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan , secara fisik melaksanakan kegiatan yang
disarankan inspeksi dan teknik. Kegiatan ini dimaksudkan agar kegiatan produksi
dapat berjalan dengan lancar
4. kegiatan adminstrasi.
Kegiatan ini mengacu pada kagiatan yang lainnya yang menjamin adanya catatan
mengenai kegiatan atau kejadian penting lainya.
D.Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi tiga fasa merupakan suatu alat atau pesawat yang dapat mengubah
energi listrik AC tiga fasa menjadi energi mekanik. Penamaannya berasal dari
kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperolah dari sumber tertentu, tetapi
merupakan arus yang terinduksi akibat adanya fluks magnet yang terinduksi ke batang
rotor sangkar maka timbul GGL induksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif
antara putaran rotor dengan medan putar yang dihasilkan arus stator ( Zuhal 2000:
101). Besarnya arus rotor adalah:
( ) ( ) 22
2
2
2
2
S
S
X R
E I
+
=
( ) ( ) 22
2
2
2
2
SX R
SE I
+
=
6
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 3/16
( ) 22
2
2
2
2
X S
R
E I
+
=
Dimana: I2 = arus rotor (A)S = Slip (%)
E2 = GGL induksi (Volt)
R 2 = hambatan rotor (Ω)
X2 = reaktansi rotor perpase (Ω)
Motor induksi tiga fasa sangat banyak digunakan dalam industri atau dalam
penggunaanya. Hampir 80% konversi energi yang ada didunia ini dilakukan oleh
motor induksi tiga fasa (Kumar, K Murugesh, Hal 3). Keuntungannya dari memakai
motor induksi tiga fasa dibandingkan dengan yang lain membuatnya menjadi pilihan
yang baik untuk berbagai pemakaian. Belitan stator yang dihubungkan dengan sumber
tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan
kecepatan sinkron (ns = 120 f/p). Berputarnya rotor pada motor induksi disebabkan
oleh adanya medan putar yang dihasilkan oleh arus yang melewati masing- masing
kumparan stator.
Medan putar ini terjadi apabila kumparan stator pada motor induksi dihubungkan
dengan sumber jala- jala tiga fasa. Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor
disebut slip. Besarnya slip adalah:
( )%100×
−
=
S
r S
N
N N S
( )S N N S r −= 1
( )S P
fs N r −×= 1
.120
( )S P
f N r −×= 1120
Kecepatan slip adalah: r S N N −
Dimana: NS = Putaran stator (rpm)
Nr = Putaran rotor (rpm)
f s = Frekuensi arus stator (Hz)
P = jlh kutub
Dengan bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor, yang olehkarenanya akan memperbesar arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan
7
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 4/16
putar stator dan putaran rotor akan bertambah besar. Jadi bila beban motor
bertambah, maka putaran rotor akan cenderung menurun.
Ada beberapa keuntungan dan kerungian dalam pemakaian motor induksi.tiga fasa
rotor sangkar yaiti:
Keuntungan pada motor induksi yaitu:
1. Sruktur sederhana dan memiliki konstruksi yang kokoh.
2. Pengaturan start yang sederhana.
3. Mudah dioperasikan.
4. Perawatanya sederhana.
5. Mudah diperbaiki.
Kerugian pada motor induksi yaitu:
1. Memiliki torsi yang rendah.
2. Kecepatan yang menurun seiring bertambah beban.
3. Dibutuhkan peralatan tambahan untuk mengatur kecepatan motor yang
harganya mungkin lebih mahal dari motor itu sendiri, misalnya gear box.
Prinsip kerja motor induksi (Zuhal 2000: 105) yaitu:
1. Apabila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka akan
timbul medan putar dengan kecepatan ns = 120f/p.
2. Medan putar stator tersebut akan melalui batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada batang konduktor akan timbul GGL induksi.
3. Karena batang penghantar rotor merupakan rangkaian tertutup maka GGL
akan menghasilkan arus (I).
4. Adanya arus (I) didalam medan magnet akan menimbulkan gaya (f) pada
rotor.
5. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (f) pada rotor cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
6. GGL induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan
putar stator, artinya agar GGL induksi itu timbul, diperlukan adanya
perbedaan relative antara kecepatan medan putar (ns) dengan kecepatan
berputar rotor (nr).
7. Perbedaan kecepatan itu dikatakan dengan slip (S) dan dinyatakan dengan:
S = %100
ns
nr ns −
8
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 5/16
8. Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada
batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
9. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga motor tak serempak atau
sinkron.
E. Prinsip Kerja Motor Induksi
Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. listrik yang diubah adalah listrik 3 phasa. Motor induksi sering juga disebut
motor tidak serempak atau motor asinkron. Prinsip kerja motor induksi lihat gambar.
Gambar 2.1 prinsip kerja motor induksi
Ketika tegangan phasa U masuk ke belitan stator menjadikan kutub S (south =
selatan), garis-garis gaya magnet mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub
lainnya adalah N (north = utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling
tarik-menarik dengan kutub S.
Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas berputar 120°, dilanjutkan kutub
S pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar.
Buktinya kompas akan memutar lagi menjadi 240°. Kejadian berlangsung silih
berganti membentuk medan magnet putar sehingga kompas berputar dalam satu
putaran penuh, proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor induksi kompas
digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar pada porosnya. Karena ada
perbedaan putaran antara medan putar stator. dengan putaran rotor, maka disebut
motor induksi tidak serempak atau motor asinkron.
Susunan belitan stator motor induksi dengan duakutub, memiliki tiga belitan yang
masing-masing berbeda sudut 120° dapat dilihat dari gambar dibawah ini . Ujung
belitan phasa pertama U1-U2, belitan phasa kedua V1-V2 dan belitan phasa ketiga
W1-W2.
9
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 6/16
Gambar 2.2 Belitan motor induksi
Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan gelombang sinusoidal. terbentuknya
medan putar pada stator motor induksi. Tampak stator dengan dua kutub, dapat
diterangkan dengan empat kondisi.dapat dilihat dari gambar berikut ini :
Gambar 2.3 prinsip kerja motor
1. Saat sudut 0° . Arus I 1 bernilai positip dan arus I 2 dan arus I 3 bernilai
negatip alam ini belitan V 2, U 1 dan W 2 bertanda silang (arus meninggalkan
pembaca), dan belitan V 1, U 2 dan W 1 bertanda titik (arus listrik menuju
pembaca). Terbentuk fluk magnet pada garis horizontal sudut 0°. Kutub S
(south = selatan) dan kutub N (north = utara).2. Saat sudut 120°. Arus I 2 bernilai positip sedangkan arus I 1 dan arus I 3
bernilai negatip, dalam hal ini belitan W 2, V 1, dan U 2 bertanda silang ( arus
meninggalkan pembaca), dan kawat W 1, V 2, dan U 1 bertanda titik (arus
menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120° dari
posisi awal.
3. Saat sudut 240°. Arus I 3 bernilai positip dan I 1 dan I 2 bernilai negatif,
belitan U 2, W 1, dan V 2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan
10
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 7/16
kawat U 1, W 2, dan V 1 bertandatitik (arus menuju pembaca). Garis fluk
magnit kutub S dan N bergeser 120° dari posisi kedua.
4. Saat sudut 360°. posisi ini sama dengan saat sudut 0°, di mana kutub S dan
N kembali keposisi awal sekali.
Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0° , 120° , 240° , dan 360° , dapat dijelaskan
terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan memotong
belitan rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut kecepatan sinkron, tidak
dapat diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara teoritis besarnya
p
f ns
120×= putaran per menit.
Rotor ditempatkan di dalam rongga stator, sehingga garis medan magnet putar
stator akan memotong belitan rotor. Rotor motor induksi adalah beberapa batang
penghantar yang ujung-ujungnya dihubungsingkatkan menyerupai sangkar tupai,
maka sering disebut rotor sangkar tupai kejadian ini mengakibatkan pada rotor
timbul induksi elektromagnetis. Medan magnet putar dari stator saling berinteraksi
dengan medan magnet rotor, terjadilah torsi putar yang berakibat rotor berputar.
Kecepatan medan magnet putar pada stator:
%100
120
×−
=
×=
ns
nr nsSlip
Rpm p
f ns
ns = kecepatan sinkron medan stator (rpm)
f = frekuensi (Hz)
nr = kecepatan poros rotor (rpm)
slip = selisih kecepatan stator dan rotor
11
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 8/16
F. Konstruksi Motor Induksi.
Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian stator
dan bagian rotor . Stator adalah bagian motor yang diam terdiri: badan motor , inti
stator , belitan stator , bearing , dan terminal box. Bagian rotor adalah bagian motor
yang berputar, terdiri atas rotor sangkar , dan poros rotor . Konstruksi motor induksi
tidak ada bagian rotor yang bersentuhan dengan bagian stator, karena dalam motor
induksi tidak komutator dan sikat arang.
Gambar2.4 fisik motor induksi.
1.Stator
Stator merupakan bagian yang tidak berputar dari motor. Pada prinsipnya stator
pada motor induksi sama dengan stator pada generator, stator dibuat sedemikian rupa
yang mempunyai alur-alur sebagai tempat kawat-kawat kumparan. Gulungan stator
adalah gulungan tiga fasa dan dengan mengatur gulungan ini dapat menentukan
jumlah kutub, dan menentukan kecepatan sinkron.
Gambar 2.5 Stator
12
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 9/16
2. Belitan Stator
Motor induksi tiga fasa merupakan motor yang paling banyak digunakan pada
industri. Motor induksi tiga fasa mempunyai tiga belitan pada statornya sehingga
ujung-ujung belitannya pada terminal ada enam. Berikut gambar belitan stator.
Gbr. 2. 6 Notasi Belitan Stator
Untuk menjalankan motor tiga fasa belitan stator motor dapat dihubungkan secara
bintang (Y) atau segitiga (Δ). Untuk motor dengan daya yang kecil biasanya hanya
dihubungkan bintang, sedangkan motor yang besar(> 5 Pk) dihubungkan bintang
segitiga (hubungan Y untuk start dan hubungan segitiga untuk running dengan alasan
untuk memperkecil arus start). Selain itu dengan rangkaian ini motor dapat dibalik
arah putaran rotornya dengan hanya menukar salah satu fasa saja.
Hubungan Y dan Δ dari belitan stator motor dapat dilihat seperti gambar dibawah.
Gbr.2.7
(a) Hubungan bintang (Y) (b) Hubungan Segitiga (Δ)
3. Rotor
Rotor bagian yang berputar dari motor. Pada motor terdapat kawat tembaga atau
aluminium. Hampir 90 % kumparan rotor dari motor induksi menggunakan jenis rotor
sangkar, karena rotor sangkar bentuk kumparannya sederhana dan tahan terhadap
goncangan (Rijono 1997: 311). Rotor pada motor induksi terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Rotor sangkar
13
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 10/16
Rotor jenis ini mempunyai rotor dengan batang penghantar yang terdiri dari
beberapa konduktor yang dipasang sedemikian rupa sehingga harganya murah. Rotor
sangkar ini terdiri dari inti rotor berbentuk silinder terlaminasi dengan slot-slot dalam
inti secara berlapis-lapis. Dan sebagai tempat konduktor merupakan batagan
aluminium.
Gbr 2.8. Rotor Sangkar
b. Rotor Belitan
Rotor jenis ini tersedia untuk tiga fasa, dimana belitan pada rotor sama seperti
kumparan pada stator. Jumlah kutub pada kumparan rotor sama dengan jumlah kutub
pada kumparan stator.
Gbr 2.9. Rotor Lilit
14
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 11/16
Konstruksi motor induksi lebih sederhana dibandingkan dengan motor DC, karena
tidak ada komutator dan tidak ada sikat arang . Sehingga pemeliharaan motor induksi
hanya bagian mekanik saja, dan konstruksinya yang sederhana motor induksi sangat
handal dan jarang sekali rusak secara elektrik. Bagian motor induksi yang perlu
dipelihara rutin adah pelumasan bearing, dan pemeriksaan kekencangan baut-baut
kabel pada terminal box karena kendor atau bahkan lepas akibat pengaruh getaran
secara terusmenerus. Rumus mengitung daya input motor induksi:
cos..31 U P = (watt)
P1 = daya Input (watt)
U = Tegangan (volt)
I = Arus (Amper)
ϕ cos = faktor kerja
G. Putaran Motor Induksi
Motor induksi memiliki dua arah putaran motor, yaitu putaran searah jarum jam
(kanan), dan putaran berlawanan jarum jam (ke kiri) dilihat dari poros motor. Putaran
motor induksi tergantung jumlah kutubnya, motor induksi berkutub dua memiliki
putaran poros sekitar 2.950 Rpm, yang berkutub empat memiliki putaran poros
mendekati 1.450 Rpm.
Gambar 2.10 Putaran motor dilihat dari sisi poros
Putaran arah jarum jam (kanan) didapat dengan cara menghubungkan L1- terminal
U, L2- terminal V dan L3-terminal W. Putaran arah berlawanan jarum jam (kiri)
didapat dengan menukarkan salah satu dari kedua kabel phasa, misalkan L1- terminal
15
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 12/16
U, L2-terminal W dan L3- terminal V. Dengan memasang dua buah kontaktor, sebuah
motor induksi dapat dikontrol untuk putaran kanan, dan putaran ke kiri.
H. Pengasutan Motor Induksi
Saat motor induksi distarting secara langsung, arus awal motor besarnya antara
500% sd 700% dari arus nominal. Ini akan menyebabkan drop tegangan yang besar
pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor daya kecil sampai 5 kW, arus starting tidak
berpengaruh besar terhadap drop tegangan. Pada motor dengan daya diatas 30 kW
sampai dengan 100 kW akan menyebabkan drop tegangan yang besar dan
menurunkan kualitas listrik dan pengaruhnya pada penerangan yang berkedip.
Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor, tujuannya
agar arus starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas toleransi. Ada beberapa
cara teknik pengasutan, di antaranya:
1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)
2. Segitiga-Bintang (Start-Delta)
3.. Pengasutan Soft starting
1.Pengasutan Hubungan Langsung (DOL)
Pengasutan hubungan langsung atau dikenal dengan istilah Direct On Line ( DOL)
Lihat gambar. Jala-jala tegangan rendah 380 V melalui pemutus rangkaian atau
kontaktor Q1 langsung terhubung dengan motor induksi. Sekering berfungsi sebagai
pengaman hubung singkat, jika terjadi beban lebih diamankan oleh relay pengaman
beban lebih (overload relay).
Saat pemutus rangkaian/kontaktor di-ON-kan motor induksi akan menarik arus
starting antara 5 sampai 6 kali arus nominal motor. Untuk motor induksi dengan daya
kecil 5 kW, hubungan langsung bisa dipakai. Arus starting yang besar akan
menyebabkan drop tegangan disisi suply. Rangkaian jenis ini banyak dipakai untuk
motor-motor penggerak mekanik seperti mesin bubut , mesin bor , atau mesin freis.
Motor di starting pada tegangan nominal, akan mengalir arus mendekati arus
hubung singkat = 7 In. jika slip = 4% = 0,04. (Tst T ) = (Ist/I )2 · s = (7)2 × 0,04 = 1,96
Besarnya torsi starting = 1,96 kali torsi nominalnya. Kesimpulannya, saat arusstarting 5 s/d 6 kali arus nominal hanya menghasilkan 1,96 × torsi nominalnya.
16
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 13/16
.
Gambar 2.11
Pengawatan motor induksi Karakteristik torsi, pengasutan DOL 5
pengasutan langsung (DOL)
Karakteristik pengasutan langsung hanya sesuai untuk motor induksi berdaya
kecil, karena untuk motor daya besar akan menyebabkan pengaruh drop tegangan
yang besar. Ketika starting dimulai motor induksi akan menarik arus yang besarnya
sampai 6 kali arus nominalnya. Secara berangsur-angsur ketika kecepatan motor
mendekati nominalnya maka arus motor akan berada pada kondisi nominalnya.
Karakteristik arus fungsi putaran,pengasutan DOL
Pengasutan hubungan langsung (DOL) akan menarik arus 5 s/d 6 kali arus
nominal, menghasilkan torsi starting 1,96 kali torsi nominal .
17
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 14/16
2.Pengasutan Sakelar Bintang-Segitiga
Motor induksi dengan pengasutan segitiga-bintang dengan sakelar manual .
Rangkaian bintang-segitiga juga dapat dilaksanakan menggunakan kontaktor
secaraelektromagnetik. Motor induksi dirangkai dengan sakelar manual bintang-
segitiga.
Gambar 2.12
Pengawatan daya Star – Delta
Ketika sakelar posisi segitiga (tanda Δ), motor induksi bekerja pada tegangan
normal, arus nominal dan torsi nominal. Belitan stator mendapatkan tegangan sebesar
tegangan phasa ke phasa. Harus diperhatikan nameplate motor untuk hubungan
segitiga bintang harus disesuaikan dengan tegangan kerja yang digunakan, jika salah
menggunakan belitan akan terbakar.
Karakteristik arus fungsi putaran I = f(n) pengasutan bintang-segitiga (Gambar
1) ketika motor terhubung bintang, arus starting dua kali arus nominalnya sampai
75% dari putaran nominal. Ketika motor terhubung segitiga arus motor meningkat
empat kali arus nominalnya. Secara berangsur-angsur arus motor menuju nominal
saat putaran motor nominal.
18
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 15/16
Karakteristik torsi fungsi putaran T =f(n) pengasutan bintang-segitiga (Gambar
2) memperlihatkan ketika motor terhubung bintang, torsi starting sebesar setengah
dari torsi nominalnya sampai 75% dari putaran nominal. Ketika motor terhubung
segitiga torsi motor meningkat menjadi dua kali lipat torsi nominalnya. Secara
berangsur-angsur torsi motor mendekati nominal saat putaran motor nominal.
Karakteristik arus Karakteristik Torsi
pengasutan bintang-segitiga Pengasutan Bintang-Segitiga
Pengasutan segitiga-bintang menggunakan sakelar segitiga-bintang. Saat
hubungan segitiga arus ke stator dari arus start DOL
3.Pengasutan Soft Starting
Pengasutan soft starting menggunakan komponen solid-state, yaitu enam buah
Thyristor yang terhubung antiparalel (Gambar 5.25). Saat sakelar Q1 di-ON -kan
tegangan akan dipotong gelombang sinusoidanya oleh enam buah Thyristor yang
dikendalikan oleh rangkaian triger . Dengan mengatur sudut penyalaan triger
Thyristor , sama mengatur tegangan ke belitan stator motor. Dengan k sebagai ratio
tegangan asut dengan tegangan nominal besarnya torsi motor starting.
Karakteristik arus fungsi putaran pada pengasutan soft starting , memperlihatkan
grafik arus starting besarnya tiga kali arus nominalnya sampai motor mencapai
19
5/6/2018 Bab II Erik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-erik 16/16
putaran mendekati 85% . Arus motor berangsur-angsur menuju arus nominalnya
ketika putaran motor mendekati nominalnya.
pengasutan soft starting
Gambar 2.13
Pengawatan Karakteristik arus
pengasutan soft starting pengasutan soft starting
Karakteristik torsi fungsi putaran T = f(n) pengasutan soft starting,
memperlihatkan torsi starting sebesar setengah dari torsi nominalnya, berangsur-
angsur torsi meningkat mendekati 140% torsi saat putaran mendekati 90%
nominalnya . Secara berangsur-angsur torsi motor mendekati nominal saat putaran
motor nominal.
20