bab ii edited

23
BAB II ORGANISASI PERUSAHAAN 2.1 Deskripsi Perusahaan Berawal dari perusahaan konstruksi PT Tjahja Rimba Kentjana di tahun 1970, perusahaan bertransformasi menjadi PT. Total Bangun Persada pada tahun 1981 dan merintis kiprahnya sebagai pelaksana kontruksi yang masih harus menempuh proses pematangan profesialisme dan harus berjuang keras memposisikan diri dalam kompetisi. Akumulasi pengalaman dan proses pembelajaran melahirkan konsep diferensiasi, terutama dibidang kualitas dan inovasi sebagai landasan kerja. Mempersembahkan hasil kerja yang berkualitas, bahkan di atas standar, merupakan komitmen absolut berapapun biaya yang harus dikeluarkan. Sementara diferensiasi dalam inovasi adalah dengan membawa ide-ide baru dalam desain dan konstruksi pada office dan commercial highrise buliding dengan prinsip harus menjadi yang terbaik. Dengan bisnis yang fokus, sumber daya dan dana bisa dibedayakan secara optimal. Perusahaan pun menjadi expert dan efisien sehingga bisa memberikan nilai lebih kepada pelanggan. Pada tanggal 25 Juli 2006 PT Total Bangun Persada menjadi perusahaan publik dengan nama PT Total Bangun Persada Tbk (TOTAL) dengan mencatatkan 2.750 juta lembar sahamnya di

Upload: anggreani-lukita

Post on 09-Aug-2015

68 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Edited

BAB II

ORGANISASI PERUSAHAAN

2.1 Deskripsi Perusahaan

Berawal dari perusahaan konstruksi PT Tjahja Rimba Kentjana di tahun 1970,

perusahaan bertransformasi menjadi PT. Total Bangun Persada pada tahun 1981 dan

merintis kiprahnya sebagai pelaksana kontruksi yang masih harus menempuh proses

pematangan profesialisme dan harus berjuang keras memposisikan diri dalam

kompetisi.

Akumulasi pengalaman dan proses pembelajaran melahirkan konsep diferensiasi,

terutama dibidang kualitas dan inovasi sebagai landasan kerja. Mempersembahkan hasil

kerja yang berkualitas, bahkan di atas standar, merupakan komitmen absolut berapapun

biaya yang harus dikeluarkan. Sementara diferensiasi dalam inovasi adalah dengan

membawa ide-ide baru dalam desain dan konstruksi pada office dan commercial

highrise buliding dengan prinsip harus menjadi yang terbaik. Dengan bisnis yang fokus,

sumber daya dan dana bisa dibedayakan secara optimal. Perusahaan pun menjadi expert

dan efisien sehingga bisa memberikan nilai lebih kepada pelanggan.

Pada tanggal 25 Juli 2006 PT Total Bangun Persada menjadi perusahaan publik dengan

nama PT Total Bangun Persada Tbk (TOTAL) dengan mencatatkan 2.750 juta lembar

sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dengan kode TOTL.

TOTL pernah masuk dalam komponen indeks Kompas-100.

Kini TOTAL dikenal luas sebagai perusahaan jasa pelaksana konstruksi gedung-gedung

bertingkat berkualitas seperti Masjid raya Padang, Islamic Center di Samarinda, Vihara

Mahavira Graha di Medan, Gereja Reformed Millenium dan Concert Hall di Graha

Reformed Millenium di Kemayoran, Central Park di Jakarta Barat, Perpustakaan Riau

di Pekanbaru (Riau), Apartemen The Peak di Sudirman (Jakarta Pusat), Mega Struktur

Proyek Terpadu Kemang Village di Jakarta Selatan serta Trans Studio Makassar.

Page 2: Bab II Edited

Nilai lebih dalam pelayanan yang diberikan TOTAL telah menjadi alasan utama bagi

banyak pelanggan untuk kembali mempercayakan proyek berikutnya kepada TOTAL

sebagai pelaksana konstruksi. Sekitar 75% dari total proyek yang dikerjakan berasal

dari pelanggan berulang (repeated customer), dan sekitar 25% dari pelanggan baru.

Nilai lebih yang dinikmati pelanggan TOTAL antara lain adalah peace of mind,

penyelesaian proyek tepat waktu, kualitas yang terjaga, orientasi dan kepuasan

pelanggan serta hassie free.

Dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional dan berkompetensi tinggi,

TOTAL telah menempuh perjalanan selama 40 tahun di industri konstruksi dengan

pengakuan dari berbagai kalangan yang tercermin dari penghargaan penghargaan

diantaranya :

Superbrands Awards yang diperoleh sejak tahun 2003

Penghargaan Best Contractor dari Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI) tahun

2006

Satu-satunya perusahaan konstruksi yang memperoleh peringkat terbaik dalam

menerapkan K3 se-Kabupaten Kutai Timur pada Februari 2009

Untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan, TOTAL menerapkan beberapa

kebijakan startegis dan operasional seperti efisiensi kerja dan pemanfaatan sumber daya

secara optimal. Langkah ini diyakini mampu menurunkan biaya proyek secara

keseluruhan di semua tahap tanpa menurunkan komitmen terhadap mutu dan pelayanan

kepada pelanggan. Salah satu implementasi dari konsep efisiensi adalah program Lean

Construction yang memangkas prosedur kerja yang tidak efisien seperti bongkar-pasang

dan penundaan pekerjaan yang berakibat keterlambatan waktu penyelesaian,

pemborosan bahan bangunan dan pemborosan waktu sehingga berdampak negatif

terhadap kinerja perusahaan.

TOTAL senantiasa memotivasi karyawan untuk memberikan ide dan menciptakan

berbagai penemuan di bidang konstruksi, tanpa diharuskan melalui proses-proses

standar yang kaku dan panjang. Penemuan-penemuan yang dinamakan T-TECH

(TOTAL Technology) tersebut hingga saat ini telah mencakup berbagai jenis inovasi

Page 3: Bab II Edited

untuk beragam aplikasi, antara lain kusen baja yang efisien, multi stop cor, sudutan

dinding dalam siku dan lurus.

TOTAL juga menjadi salah satu pelopor (founder) dari Green Building Council of

Indonesia (GBCI) yang merupakan lembaga mandiri yang menyelenggarakan kegiatan

penyebarluasan serta penerapan prinsip ‘hijau’ dalam perancangan, pembangunan dan

pengoperasian baik bangunan maupun lingkungan di Indonesia. Sebagai kegiatan

awalnya, GBCI menyusun “rating system”, untuk digunakan sebagai acuan dalam

memberikan penilaian atas bangunan dan lingkungannya, dan memberikan sertifikat

kelayakan “Green Building” apabila memenuhi standar yang ditetapkan.

Visi dan misi PT. Total Bangun Persada adalah menjadi perusahaan kostruksi yang

utama di Indonesia, dengan jalan menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan

infrastruktur yang bermutu dan memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja.

Serta melakukan upaya pengembangan organisasi yang berdaya saing tinggi dan sehat

dengan menerapkan standar bisnis internasional yaitu standar ISO 14001:2004 yang

memperhatikan aspek persyaratan standar internasional sistem manajemen mutu, antara

lain :

1. Tepat waktu

2. Tepat mutu

3. Tidak ada kecelakaan fatal

4. Mitra kerja profesional

5. Tenaga kerja profesional

6. Kepuasan keinginan pelanggan

Saat ini Total bngun Persada memiliki jumlah karyawan + 1100 orang termasuk 200

tenaga ahli profesional. Peningkatan mutu dan kualitas hasil pekerjaan seluruh

karyawan diterapkan melalui sistem sertifikasi ISO 14001. Sertifikasi ini diperoleh pada

tahun 2009 dan kemudian ditingkatkan lebih lanjut dengan Sertifikat ISO 14001:2004

dari SGS pada tahun 2010.

Page 4: Bab II Edited

Gambar 2.1 Sertifikat ISO 14001:2004 dati SGS

PT Total Bangun Persada telah terjun sebagai Kontraktor yang profesional dimana pada

tahun 1997 telah memiliki kekuatan modal mencapai US$ 300 juta. PT Total Bangun

Persada sebagai kontraktor juga telah bekerja sama dengan perusahaan konstruksi

internasional seperti Bouyges, Sembawang, Interbeton, Gammon, Shimizu, Obayashi,

dll.

Pada tahun 2010 TOTAL memperoleh kontrak proyek senilai RP 1,554 triliun, naik

4,2% dibandingkan dengan perolehan tahun 2009 sebesar Rp 1,491 triliun. TOTAL

berhasil mendapat sejumlah kontrak baru diantaranya adalah pembangunan pusat

perbelanjaan Ramayana Departement Store di berbagai daerah, Boarding House &

Kampus Universitas Bina Nusantara, Trans Studio Bandung, Sovereign Plaza, Lagoi

Bay Mall Bintan dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu.

Pelanggan berulang yang kembali mempercayakan pembangunan gedungnya kepada

TOTAL masih mendominasi dengan persentase 80% dibanding pelanggan baru yang

20%. Semantara 75% pelanggan berasal dari sektor swasta dan 25% dari sektor

Pemerintah.

Page 5: Bab II Edited

Lokasi proyek TOTAL tersebar di seluruh Indonesia. Lebih dari 700 bangunan telah

dibangun terdiri dari 6.100 unit apartemen, lebih dari 150 bangunan komersial, 15 hotel,

13 rumah sakit, 9 sekolah/kampus, 3 studio televisi, 3 resort, salah satu pabrik semen

terbesar di Indonesia dan salah satu terminal feri standar internasional di pulau Bintan.

Lebih dari 50% proyek berlokasi di Jawa dan Bali, sisanya tersebar di sumatera,

Kalimantan dan Sulawesi. Jenis-jenis proyek yang dipercayakan pada TOTAL sangat

beragam meliputi berbagai sektor. Selain itu, TOTAL juga telah banyak digunakan

jasanya oleh pemerintah daerah Kalimantan Timur maupun swasta sebagai kontraktor

pelaksana pembangunan infrastruktur pada berbagai proyek hingga saat ini. Proyek-

proyek yang dilaksanakan oleh TOTAL antara lain proyek Islamic Centre Samarinda,

Stadion Kota Bontang, Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie, Lamin Etam, dll. Dengan

demikian TOTAL secara langsung telah berpartisipasi aktif dalam pembangunan di

daerah Kalimantan Timur sebagai daerah yang baru berkembang sejak diberlakukannya

otonomi daerah.

Informasi lengkap mengenai perusahaan ini dapat dilihat pada situs resmi TOTAL. Data

singkat mengenai TOTAL adalah sebagai berikut :

1. Alamat Kantor Pusat : Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 106A, Jakarta 11440

2. Telepon : (021) 5680588, 5680569

3. Fax. : (021) 5680566

4. E-mail : [email protected]

2.2 Deskripsi Proyek

2.2.1 Deskripsi Umum

Pelaksanaan proyek Convention Hall Samarinda oleh PT Total Bangun Persada Tbk.,

mencakup kegiatan pengerjaan Struktur, Arsitektur, dan Mekanikal & Elektrikal (ME).

Data umum proyek Convention Hall Samarinda adalah sebagai berikut :

1. Pemilik/Owner : Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

2. Manajemen Konstruksi : PT. Griksa Cipta

3. Perencana Struktur : PT. Nusantara Citra

4. Kegiatan : Pembangunan Convention Hall Samarinda (CHS)

5. Tahun Anggaran : 2011

Page 6: Bab II Edited

6. Kontraktor Utama : PT. Total Bangun Persada Tbk

7. Sub Kontraktor :

Tabel 2.1 Daftar Nama Sub Kontraktor

Sub Kontraktor Spesifikasi

CV. Ulin Indah

CV. Indah Jaya

CV. Lancar Jaya

CV. Titian Suminar

PT. Bengalon Jaya Lestari

PT. Surya Mahakam

Pekerjaan Batu dan Kayu

Pekerjaan Batu

Pekerjaan Cor Beton dan Pekerjaan Batu

Pekerjaan Kayu

Pekerjaan Tiang pancang

Pekerjaan Tanah

2.2.2 Struktur Proyek Pembangunan Convention Hall Samarinda

Untuk meningkatkan kinerja serta menjamin kualitas (mutu) dalam suatu proyek maka

dibentuk suatu tim organisasi agar proyek tersebut berjalan sesuai rencana, tepat waktu,

serta dapat dipertanggung jawabkan secara profesional.

Gambar 2.2 Struktur Proyek pembangunan Convention Hall Samarinda

2.2.3 Struktur Organisasi PT. Total Bangun Persada Tbk

Personil yang terlibat dalam setiap proyek disesuaikan dengan kondisi lapangan saat

proyek berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar terpenuhinya aspek persyaratan standar

internasional sistem manajemen mutu ISO 14001:2004 sehingga diperoleh hasil

Owner(Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur)

Konsultan Pengawas(PT. Griksa Cipta)

Konsultan Perencana(PT. Nusantara Citra)

Kontraktor(PT. Total Bangun Persada Tbk)

Page 7: Bab II Edited

pekerjaan dengan jaminan kualitas (quality assurance) dan kontrol kualitas (quality

control) yang dapat dipertanggungjawabkan.

Struktur organisasi PT. Total Bangun Persada pada proyek pembangunan Convention

Hall Samarinda ditunjukkan pada Gambar 2.3 :

Page 8: Bab II Edited

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Total Bangun Persada Tbk pembangunan Convention Hall Samarinda

Page 9: Bab II Edited

2.2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Personil

1. Owner

Owner adalah pihak yang akan memiliki bangunan tersebut. Owner merupakan

pemberi tugas yang dapat berupa perorangan, swasta/badan hukum atau instansi

pemerintah, dalam hal ini adalah Pengadilan Negeri Samarinda.

Pemberi tugas (owner) bertanggung jawab untuk :

1) Memeriksa hasil dan menyetujui hasil pekerjaan pemborong/kontrakor.

2) Menerima hasil pekerjaan.

3) Membayar harga bangunan.

Selain tersebut diatas, Owner juga memiliki kewajiban sebagai berikut :

1) Membayar semua biaya yang diperlukan kepada :

a) Perencana berupa honorarium perencanaan.

b) Kontraktor pelaksana, berupa harga dari bangunan tersebut.

c) Direksi berupa honorarium.

d) Dinas/instansi berupa :

Biaya ijin mendirikan bangunan.

Biaya pemeriksaan bahan – bahan bangunan.

Pajak.

Menunjuk biro perencanaan yang dikuatkan dengan surat perintah

tugas

Mengangkat direksi sebagai wakilnya dalam pengawasan pekerjaan

lapangan.

Penetapan kontraktor pelaksana secara lelang/penunjukan.

Menanda tangani surat persaingan kontrak antar keduanya.

2) Mengadakan kegiatan administrasi

3) Meminta pertanggungajawaban kepada konsultan pengawas atas segala

pekerjaan dilapangan.

4) Menerima proyek yang telah selasai dikerjakan oleh kontraktor

Page 10: Bab II Edited

2. Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah pihak yang berkewajiban dalam mengusahakan

terwujudnya keinginan owner dalam bentuk gambar yang lengkap, dengan uraian

pekerjaan maupun syarat pelaksanaan. Seorang konsultan juga memberi saran–

saran dan masukan serta tempat bertanya bagi kontraktor pelaksana apabila

mengalami kesulitan di lapangan.

Adapun tugas dan wewenang konsultan perencana adalah :

1) Persiapan perancangan, meliputi pengumpulan data dan informasi

lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap pedoman

persyaratan (term of reference). Konsultan dengan pemerintah kota

setempat mengenai perizinan bangunan.

2) Penyusunan pra-rancangan, meliputi membuat rancangan tampak,

perancangan dan perkiraan biaya, mengurus sampai mendapatkan izin

pendahuluan atau izin prinsip (advice planning) dari pemerintah kota

setempat.

3) Penyususnan rancangan pelaksanaan, meliputi membuat perancangan

arsitektur berikut uraian teknis dan visualisasi dua atau tiga dimensi bila

diperlukan, membuat rancangan utilitas beserta uraian dan perhitungan

strukturnya.

4) Penyusunan rencana detail, meliputi membuat gambar detail, rencana kerja

dan syarat-syarat, membuat rincian volume pekerjaan dan rancangan

anggaran biaya pekerjaan konstruksi.

5) Pengawasan berkala meliputi memeriksa pelaksanaan pekerjaan secara

berkala, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul

selama masa pekerjaan konstruksi, menyusun laporan akhir perancangan.

6) Penyusunan petunjuk-petunjuk penggunaan dan perawatan bangunan.

3. Konsultan Pengawas atau Manajemen Konstruksi.

Konsultan Pengawas atau Manajemen Konstruksi bertanggung jawab untuk

memberi petunjuk pemborong pekerjaan, memeriksa bahan-bahan, waktu

pembangunan berlangsung dan akhirnya membuat penilaian opname pekerjaan

Page 11: Bab II Edited

selain pada waktu lelang pekerjaan, pengawas juga dapat bertindak sebagai

panitia pelelangan.

Adapun tugas dan wewenang dari konsultan pengawas adalah sebagai berikut :

1) Sebagai wakil pemberi tugas dilapangan.

Selama masa pelaksanaan kontrak sampai pembayaran terakhir

dilaksanakan, dia berhak melakukan tindakan-tindakan atas nama pemilik

memberikan ketentuan lain secara tertulis. Segala instruksi dari pemberi

tugas kepada pemborong hanya dilakukan melalui konsultan pengawas

atau manajemen konstruksi dan konsultan pengawas wajib memberikan

saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada pemilik.

2) Administrasi umum.

Konsultan pengawas atau manajemen konstruksi berkewajiban

menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak

hingga tahap pelaksanaan selesai.

3) Pengawas pelaksanaan.

Konsultan pengawas atau manajemen konstruksi berkewajiban mengawasi

pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas dan kuantitas serta laju

pencapaian volume, serta kewajiban untuk mengawasi pekerja serta

produknya, mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.

Pengawas lapangan berhak untuk setiap saat memeriksa seluruh proyek

dan tempat proyek ditempat lain selama masa pelaksanaan, tanpa

mengganggu jalannya pekerjaan.

4) Interpretasi keputusan.

Apabila terdapat keraguan dalam dokumen pelaksanaan baik pemberi

tugas maupun kontraktor maka konsultan pengawas lapangan berhak

memberikan interpretasi dan keputusan pengawas lapangan harus

konsisten dengan isi dan maksud dokumen pelaksanaan.

5) Pemeriksaan dan koreksi gambar-gambar.

Pengawas lapangan wajib memberikan gambar-gambar pelaksanaan dan

contohcontoh pekerjaan perlu dipersiapkan oleh pemborong, dan akan

memberikan penjelasan yang dibutuhkan oleh pemborong serta

Page 12: Bab II Edited

memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi selama pekerjaan kontruksi

berlangsung. Pengawas lapangan berhak melakukan perubahan-perubahan

serta penyesuaian yang perlu atas pekerjaan dan menertibkan berita acara

perubahan.

6) Rapat-rapat lapangan.

Konsultan pengawas berkewajiban mengadakan rapat-rapat lapangan

secara berkala dan membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan

pengawasan dengan memasukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan

harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh

pemborong serta membuat gambar-gambar yang sesuai dengan

pelaksanaan dilapangan yang dibuat oleh kontraktor dan disetujui oleh

konsultan perencana.

7) Penolakan hasil pekerjaan pemborong.

Pengawas lapangan berhak menolak pekerjaan yang dinilainya tidak sesuai

dengan dokumen pekerjaan. Bila perlu pengawas lapangan berhak

melakukan pemeriksaan khusus tes-tes seperlunya dengan mengabaikan

bahwa pekerjaan sudah dibuat atau belum.

4. Project Manager

Project Manager merupakan wakil dari kontraktor dan bertanggung jawab penuh

terhadap pelaksanaan proyek. Project Manager memiliki wewenang dalam

memutuskan kebijaksanaan dan tindakan yang harus segera diselesaikan

mengenai masalah-masalah teknis dalam pelaksanaan proyek. Project Manager

mempunyai tanggung jawab secara keseluruhan untuk merencanakan, memimpin

dan mengontrol seluruh pekerjaan proyek yang bersangkutan, agar memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan. Project Manager juga bertugas untuk

dapat menyelesaikan proyek seefisien mungkin sesuai dengan mutu, waktu dan

harga yang ditetapkan oleh pelanggan.

5. Site Manager

Site Manager yaitu seorang yang ditunjuk kontraktor pelaksana guna memimpin

dan bertanggung jawab penuh atas masalah dan pelaksanaan proyek secara

Page 13: Bab II Edited

langsung dilapangan. Site manager punya wewenang dalam pengambilan tindakan

selama tidak menyimpang atau merubah dokumen kontrak proyek, tetapi jika

menyangkut masalah vital maka harus berkonsultasi pada tim ahli yang ada

diproyek, serta kegiatan pengkoordinasian yang melibatkan para staf dan

bawahannya.

Tugas dan wewenang Construction Manager (Site Manager), yaitu :

1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh pelaksanaan pekerjaan di

lapangan.

2. Bertanggung jawab dalam menerjemahkan gambar rencana ke

pelaksanaan pekerjaan sebenarnya.

3. Membuat metode kerja berdasarkan metode pelaksanaan yang dibuat oleh

Project Manager.

4. Mengatur pemakaian material, upah dan peralatan.

5. Mengadakan komunikasi dengan kantor pusat jika terjadi penyimpangan

di lapangan. Setiap permasalahan yang ada, harus segera mengadakan

rapat dengan atasan untuk mencari solusi permasalahan yang ada.

6. Membuat sistem kerja, Network Planning dan Time Schedule pelaksanaan

secara baik.

7. Mengevaluasi kemajuan pekerjaan di lapangan dan menyusun laporan

kemajuan proyek.

6. Site Engineer

Site Enggineer bertanggung jawab dalam menyiapkan pembuatan gambar kerja

kegiatan teknis dilapangan untuk memberi dukungan teknis terhadap pelaksanaan

proyek. Site Enggineer bertugas untuk mengkoordinasikan semua pekerjaan yang

menyangkut masalah teknis pelaksanaan, antara lain :

1. Melakukan tinjauan kontrak atas pekerjaan tambah kurang dan instruksi

perubahan dilapangan dari pelanggan

2. Mengendalikan semua dokumen yang dikeluarkan kantor pusat dan proyek

termasuk standart teknik dan peraturan–peraturan yang diberlakukan

3. Membuat jadwal inspeksi dan pengujian

Page 14: Bab II Edited

4. Mengkoordinasikan pembuatan gambar kerja agar mudah dimengerti dan

dilaksanakan

5. Mendata perubahan pekerjaan tambah kurang

6. Merencanakan sistem konstruksi Bantu untuk menunjang pelaksanaan

7. Memonitor jadwal pelaksanaan dan prosedur kerja

8. Mengkoordinasikan pembuatan laporan harian, mingguan dan bulanan

proyek

9. Mengkoordinasikan pekerjaan pengukuran, pengawas mutu

10. Memeriksa Instruksi Kerja dan Prosedur Mutu yang dibuat di proyek

11. Memonitor sistem pengendalian dokumen dan catatan yang ada di proyek.

7. Petugas Administrasi atau Dokumen

Petugas administrasi atau dokumen bertanggung jawab untuk menyimpan,

menjaga, dan mengendalikan semua dokumen atau catatan mutu yang

berhubungan dengan ISO 9001:2000 baik yang internal maupun eksternal.

8. Supervisor

Tugas bagian supervisor yaitu memahami gambar kerja rencana dan spesifikasi

teknik, melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan dan

gambar kerja design spesifikasi teknik. Disamping itu juga menyiapkan tenaga

kerja dan mengatur jadwal pelaksanaan tugas tenaga kerja sehari-hari, menjaga

dan mengusahakan daya guna dan hasil guna pemakaian bahan, tenaga dan

peralatan proyek, membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan atau

pekerjaan di lapangan.

9. Pemborong

Pemborong bisa perseorangan/badan hukum, baik pemerintah atau swasta.

Pemborong bertanggung jawab dan bertugas untuk:

1. Melaksanakan sesuai gambar bestek

2. Menyerahkan hasil pekerjaan.

Page 15: Bab II Edited

10. Tukang atau Pelaksana

Tukang atau Pelaksana merupakan orang yang bertugas secara langsung

melaksanakan pekerjaan proyek. Tukang atau pelaksana merupakan seorang

teknisi dengan keahlian tertentu yang di tunjuk oleh pemborong dengan tanggung

jawab dalam pelaksanaan pekerjaan. Tenaga tukang merupakan bagian yang

terbesar dari pekerjaan suatu kontraktor. Tenaga tukang ini meliputi tukang batu,

tukang besi, dan cor.

Tenaga tukang merupakan tenaga yang mempunyai pendidikan rendah, dimana

pendidikan dan kterampilannya diperoleh dari pengalaman. Kebutuhan tenaga

kerja ini jumlahnya dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan volume

pekerjaan yang sedang dikerjakan.

Berdasarkan status kepegawaiannya, tenaga tukang dibagi menjadi :

a) Tenaga tetap kontraktor.

Tenaga tetap kontraktor adalah tenaga kerja yang menjadi karyawan suatu

perusahaan yang tetap, sedangkan penempatan dan bidang pekerjaannya

diatur oleh perusahaan.

b) Tenaga kerja harian.

Tenaga kerja harian adalah tenaga yang dibutuhkan pada suatu proyek

untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dan setiap saat dapat

diberhentikan.

c) Tenaga borongan.

Tenaga borongan adalah kelompok kerja yang dikoordinasi oleh seorang

mandor sebagai pimpinan kelompok dan merupakan tenaga lepas.

11. Kepala Gudang atau Logistik

Kepala Gudang atau Logistik adalah yang ditunjuk untuk menginventasikan

segala peralatan atau material dalam proyek juga mencatat sirkulasi bahan yang

masuk dan yang telah terpakai serta bertanggungjawab pada setiap bahan yang

dibeli apakah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Bagian logistik mempunyai

tugas membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan proyek, bekerja sama

Page 16: Bab II Edited

dengan staf teknik. Disamping itu pula, juga melakukan survei dan memberikan

informasi tentang sumber dan harga dari bahan serta membuat suatu laporan

managerial tentang penggunaan peralatan, pemakaian dan persediaan bahan di

proyek.

12. Mekanik

Mekanik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keluar masuk alat proyek

dan keutuhan alat inventaris proyek. Mekanik juga bertugas untuk memperbaiki,

menjaga, merawat dan memelihara peralatan yang digunakan selama kegiatan

proyek.

13. Drafter

Drafter bertanggung jawab terhadap pembuatan gambar kerja proyek (shop

drawing). Drafter mempunyai tugas menggambar site plan dan rencana gambar-

gambar lainnya yang di inginkan oleh Site Manager dan juga hasil gambar

tersebut dapat di mengerti oleh orang-orang yang ada di lapangan. Dalam hal ini

Pelaksana, Surveyor, Mandor dan tukang.

14. Surveyor

Membuat rencana, metoda kerja, kebutuhan akan jumlah dan jenis alat yang

digunakan dalam

menentukan presisi/letak, dimensi/ukuran bagian pekerjaan. Melakukan tindakan

pengukuran, memberi tanda hasil ukuran dan menghitung pekerjaannya.