bab ii edited
TRANSCRIPT
BAB II
ORGANISASI PERUSAHAAN
2.1 Deskripsi Perusahaan
Berawal dari perusahaan konstruksi PT Tjahja Rimba Kentjana di tahun 1970,
perusahaan bertransformasi menjadi PT. Total Bangun Persada pada tahun 1981 dan
merintis kiprahnya sebagai pelaksana kontruksi yang masih harus menempuh proses
pematangan profesialisme dan harus berjuang keras memposisikan diri dalam
kompetisi.
Akumulasi pengalaman dan proses pembelajaran melahirkan konsep diferensiasi,
terutama dibidang kualitas dan inovasi sebagai landasan kerja. Mempersembahkan hasil
kerja yang berkualitas, bahkan di atas standar, merupakan komitmen absolut berapapun
biaya yang harus dikeluarkan. Sementara diferensiasi dalam inovasi adalah dengan
membawa ide-ide baru dalam desain dan konstruksi pada office dan commercial
highrise buliding dengan prinsip harus menjadi yang terbaik. Dengan bisnis yang fokus,
sumber daya dan dana bisa dibedayakan secara optimal. Perusahaan pun menjadi expert
dan efisien sehingga bisa memberikan nilai lebih kepada pelanggan.
Pada tanggal 25 Juli 2006 PT Total Bangun Persada menjadi perusahaan publik dengan
nama PT Total Bangun Persada Tbk (TOTAL) dengan mencatatkan 2.750 juta lembar
sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dengan kode TOTL.
TOTL pernah masuk dalam komponen indeks Kompas-100.
Kini TOTAL dikenal luas sebagai perusahaan jasa pelaksana konstruksi gedung-gedung
bertingkat berkualitas seperti Masjid raya Padang, Islamic Center di Samarinda, Vihara
Mahavira Graha di Medan, Gereja Reformed Millenium dan Concert Hall di Graha
Reformed Millenium di Kemayoran, Central Park di Jakarta Barat, Perpustakaan Riau
di Pekanbaru (Riau), Apartemen The Peak di Sudirman (Jakarta Pusat), Mega Struktur
Proyek Terpadu Kemang Village di Jakarta Selatan serta Trans Studio Makassar.
Nilai lebih dalam pelayanan yang diberikan TOTAL telah menjadi alasan utama bagi
banyak pelanggan untuk kembali mempercayakan proyek berikutnya kepada TOTAL
sebagai pelaksana konstruksi. Sekitar 75% dari total proyek yang dikerjakan berasal
dari pelanggan berulang (repeated customer), dan sekitar 25% dari pelanggan baru.
Nilai lebih yang dinikmati pelanggan TOTAL antara lain adalah peace of mind,
penyelesaian proyek tepat waktu, kualitas yang terjaga, orientasi dan kepuasan
pelanggan serta hassie free.
Dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional dan berkompetensi tinggi,
TOTAL telah menempuh perjalanan selama 40 tahun di industri konstruksi dengan
pengakuan dari berbagai kalangan yang tercermin dari penghargaan penghargaan
diantaranya :
Superbrands Awards yang diperoleh sejak tahun 2003
Penghargaan Best Contractor dari Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI) tahun
2006
Satu-satunya perusahaan konstruksi yang memperoleh peringkat terbaik dalam
menerapkan K3 se-Kabupaten Kutai Timur pada Februari 2009
Untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan, TOTAL menerapkan beberapa
kebijakan startegis dan operasional seperti efisiensi kerja dan pemanfaatan sumber daya
secara optimal. Langkah ini diyakini mampu menurunkan biaya proyek secara
keseluruhan di semua tahap tanpa menurunkan komitmen terhadap mutu dan pelayanan
kepada pelanggan. Salah satu implementasi dari konsep efisiensi adalah program Lean
Construction yang memangkas prosedur kerja yang tidak efisien seperti bongkar-pasang
dan penundaan pekerjaan yang berakibat keterlambatan waktu penyelesaian,
pemborosan bahan bangunan dan pemborosan waktu sehingga berdampak negatif
terhadap kinerja perusahaan.
TOTAL senantiasa memotivasi karyawan untuk memberikan ide dan menciptakan
berbagai penemuan di bidang konstruksi, tanpa diharuskan melalui proses-proses
standar yang kaku dan panjang. Penemuan-penemuan yang dinamakan T-TECH
(TOTAL Technology) tersebut hingga saat ini telah mencakup berbagai jenis inovasi
untuk beragam aplikasi, antara lain kusen baja yang efisien, multi stop cor, sudutan
dinding dalam siku dan lurus.
TOTAL juga menjadi salah satu pelopor (founder) dari Green Building Council of
Indonesia (GBCI) yang merupakan lembaga mandiri yang menyelenggarakan kegiatan
penyebarluasan serta penerapan prinsip ‘hijau’ dalam perancangan, pembangunan dan
pengoperasian baik bangunan maupun lingkungan di Indonesia. Sebagai kegiatan
awalnya, GBCI menyusun “rating system”, untuk digunakan sebagai acuan dalam
memberikan penilaian atas bangunan dan lingkungannya, dan memberikan sertifikat
kelayakan “Green Building” apabila memenuhi standar yang ditetapkan.
Visi dan misi PT. Total Bangun Persada adalah menjadi perusahaan kostruksi yang
utama di Indonesia, dengan jalan menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan
infrastruktur yang bermutu dan memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
Serta melakukan upaya pengembangan organisasi yang berdaya saing tinggi dan sehat
dengan menerapkan standar bisnis internasional yaitu standar ISO 14001:2004 yang
memperhatikan aspek persyaratan standar internasional sistem manajemen mutu, antara
lain :
1. Tepat waktu
2. Tepat mutu
3. Tidak ada kecelakaan fatal
4. Mitra kerja profesional
5. Tenaga kerja profesional
6. Kepuasan keinginan pelanggan
Saat ini Total bngun Persada memiliki jumlah karyawan + 1100 orang termasuk 200
tenaga ahli profesional. Peningkatan mutu dan kualitas hasil pekerjaan seluruh
karyawan diterapkan melalui sistem sertifikasi ISO 14001. Sertifikasi ini diperoleh pada
tahun 2009 dan kemudian ditingkatkan lebih lanjut dengan Sertifikat ISO 14001:2004
dari SGS pada tahun 2010.
Gambar 2.1 Sertifikat ISO 14001:2004 dati SGS
PT Total Bangun Persada telah terjun sebagai Kontraktor yang profesional dimana pada
tahun 1997 telah memiliki kekuatan modal mencapai US$ 300 juta. PT Total Bangun
Persada sebagai kontraktor juga telah bekerja sama dengan perusahaan konstruksi
internasional seperti Bouyges, Sembawang, Interbeton, Gammon, Shimizu, Obayashi,
dll.
Pada tahun 2010 TOTAL memperoleh kontrak proyek senilai RP 1,554 triliun, naik
4,2% dibandingkan dengan perolehan tahun 2009 sebesar Rp 1,491 triliun. TOTAL
berhasil mendapat sejumlah kontrak baru diantaranya adalah pembangunan pusat
perbelanjaan Ramayana Departement Store di berbagai daerah, Boarding House &
Kampus Universitas Bina Nusantara, Trans Studio Bandung, Sovereign Plaza, Lagoi
Bay Mall Bintan dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu.
Pelanggan berulang yang kembali mempercayakan pembangunan gedungnya kepada
TOTAL masih mendominasi dengan persentase 80% dibanding pelanggan baru yang
20%. Semantara 75% pelanggan berasal dari sektor swasta dan 25% dari sektor
Pemerintah.
Lokasi proyek TOTAL tersebar di seluruh Indonesia. Lebih dari 700 bangunan telah
dibangun terdiri dari 6.100 unit apartemen, lebih dari 150 bangunan komersial, 15 hotel,
13 rumah sakit, 9 sekolah/kampus, 3 studio televisi, 3 resort, salah satu pabrik semen
terbesar di Indonesia dan salah satu terminal feri standar internasional di pulau Bintan.
Lebih dari 50% proyek berlokasi di Jawa dan Bali, sisanya tersebar di sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi. Jenis-jenis proyek yang dipercayakan pada TOTAL sangat
beragam meliputi berbagai sektor. Selain itu, TOTAL juga telah banyak digunakan
jasanya oleh pemerintah daerah Kalimantan Timur maupun swasta sebagai kontraktor
pelaksana pembangunan infrastruktur pada berbagai proyek hingga saat ini. Proyek-
proyek yang dilaksanakan oleh TOTAL antara lain proyek Islamic Centre Samarinda,
Stadion Kota Bontang, Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie, Lamin Etam, dll. Dengan
demikian TOTAL secara langsung telah berpartisipasi aktif dalam pembangunan di
daerah Kalimantan Timur sebagai daerah yang baru berkembang sejak diberlakukannya
otonomi daerah.
Informasi lengkap mengenai perusahaan ini dapat dilihat pada situs resmi TOTAL. Data
singkat mengenai TOTAL adalah sebagai berikut :
1. Alamat Kantor Pusat : Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 106A, Jakarta 11440
2. Telepon : (021) 5680588, 5680569
3. Fax. : (021) 5680566
4. E-mail : [email protected]
2.2 Deskripsi Proyek
2.2.1 Deskripsi Umum
Pelaksanaan proyek Convention Hall Samarinda oleh PT Total Bangun Persada Tbk.,
mencakup kegiatan pengerjaan Struktur, Arsitektur, dan Mekanikal & Elektrikal (ME).
Data umum proyek Convention Hall Samarinda adalah sebagai berikut :
1. Pemilik/Owner : Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
2. Manajemen Konstruksi : PT. Griksa Cipta
3. Perencana Struktur : PT. Nusantara Citra
4. Kegiatan : Pembangunan Convention Hall Samarinda (CHS)
5. Tahun Anggaran : 2011
6. Kontraktor Utama : PT. Total Bangun Persada Tbk
7. Sub Kontraktor :
Tabel 2.1 Daftar Nama Sub Kontraktor
Sub Kontraktor Spesifikasi
CV. Ulin Indah
CV. Indah Jaya
CV. Lancar Jaya
CV. Titian Suminar
PT. Bengalon Jaya Lestari
PT. Surya Mahakam
Pekerjaan Batu dan Kayu
Pekerjaan Batu
Pekerjaan Cor Beton dan Pekerjaan Batu
Pekerjaan Kayu
Pekerjaan Tiang pancang
Pekerjaan Tanah
2.2.2 Struktur Proyek Pembangunan Convention Hall Samarinda
Untuk meningkatkan kinerja serta menjamin kualitas (mutu) dalam suatu proyek maka
dibentuk suatu tim organisasi agar proyek tersebut berjalan sesuai rencana, tepat waktu,
serta dapat dipertanggung jawabkan secara profesional.
Gambar 2.2 Struktur Proyek pembangunan Convention Hall Samarinda
2.2.3 Struktur Organisasi PT. Total Bangun Persada Tbk
Personil yang terlibat dalam setiap proyek disesuaikan dengan kondisi lapangan saat
proyek berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar terpenuhinya aspek persyaratan standar
internasional sistem manajemen mutu ISO 14001:2004 sehingga diperoleh hasil
Owner(Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur)
Konsultan Pengawas(PT. Griksa Cipta)
Konsultan Perencana(PT. Nusantara Citra)
Kontraktor(PT. Total Bangun Persada Tbk)
pekerjaan dengan jaminan kualitas (quality assurance) dan kontrol kualitas (quality
control) yang dapat dipertanggungjawabkan.
Struktur organisasi PT. Total Bangun Persada pada proyek pembangunan Convention
Hall Samarinda ditunjukkan pada Gambar 2.3 :
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Total Bangun Persada Tbk pembangunan Convention Hall Samarinda
2.2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Personil
1. Owner
Owner adalah pihak yang akan memiliki bangunan tersebut. Owner merupakan
pemberi tugas yang dapat berupa perorangan, swasta/badan hukum atau instansi
pemerintah, dalam hal ini adalah Pengadilan Negeri Samarinda.
Pemberi tugas (owner) bertanggung jawab untuk :
1) Memeriksa hasil dan menyetujui hasil pekerjaan pemborong/kontrakor.
2) Menerima hasil pekerjaan.
3) Membayar harga bangunan.
Selain tersebut diatas, Owner juga memiliki kewajiban sebagai berikut :
1) Membayar semua biaya yang diperlukan kepada :
a) Perencana berupa honorarium perencanaan.
b) Kontraktor pelaksana, berupa harga dari bangunan tersebut.
c) Direksi berupa honorarium.
d) Dinas/instansi berupa :
Biaya ijin mendirikan bangunan.
Biaya pemeriksaan bahan – bahan bangunan.
Pajak.
Menunjuk biro perencanaan yang dikuatkan dengan surat perintah
tugas
Mengangkat direksi sebagai wakilnya dalam pengawasan pekerjaan
lapangan.
Penetapan kontraktor pelaksana secara lelang/penunjukan.
Menanda tangani surat persaingan kontrak antar keduanya.
2) Mengadakan kegiatan administrasi
3) Meminta pertanggungajawaban kepada konsultan pengawas atas segala
pekerjaan dilapangan.
4) Menerima proyek yang telah selasai dikerjakan oleh kontraktor
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang berkewajiban dalam mengusahakan
terwujudnya keinginan owner dalam bentuk gambar yang lengkap, dengan uraian
pekerjaan maupun syarat pelaksanaan. Seorang konsultan juga memberi saran–
saran dan masukan serta tempat bertanya bagi kontraktor pelaksana apabila
mengalami kesulitan di lapangan.
Adapun tugas dan wewenang konsultan perencana adalah :
1) Persiapan perancangan, meliputi pengumpulan data dan informasi
lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap pedoman
persyaratan (term of reference). Konsultan dengan pemerintah kota
setempat mengenai perizinan bangunan.
2) Penyusunan pra-rancangan, meliputi membuat rancangan tampak,
perancangan dan perkiraan biaya, mengurus sampai mendapatkan izin
pendahuluan atau izin prinsip (advice planning) dari pemerintah kota
setempat.
3) Penyususnan rancangan pelaksanaan, meliputi membuat perancangan
arsitektur berikut uraian teknis dan visualisasi dua atau tiga dimensi bila
diperlukan, membuat rancangan utilitas beserta uraian dan perhitungan
strukturnya.
4) Penyusunan rencana detail, meliputi membuat gambar detail, rencana kerja
dan syarat-syarat, membuat rincian volume pekerjaan dan rancangan
anggaran biaya pekerjaan konstruksi.
5) Pengawasan berkala meliputi memeriksa pelaksanaan pekerjaan secara
berkala, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul
selama masa pekerjaan konstruksi, menyusun laporan akhir perancangan.
6) Penyusunan petunjuk-petunjuk penggunaan dan perawatan bangunan.
3. Konsultan Pengawas atau Manajemen Konstruksi.
Konsultan Pengawas atau Manajemen Konstruksi bertanggung jawab untuk
memberi petunjuk pemborong pekerjaan, memeriksa bahan-bahan, waktu
pembangunan berlangsung dan akhirnya membuat penilaian opname pekerjaan
selain pada waktu lelang pekerjaan, pengawas juga dapat bertindak sebagai
panitia pelelangan.
Adapun tugas dan wewenang dari konsultan pengawas adalah sebagai berikut :
1) Sebagai wakil pemberi tugas dilapangan.
Selama masa pelaksanaan kontrak sampai pembayaran terakhir
dilaksanakan, dia berhak melakukan tindakan-tindakan atas nama pemilik
memberikan ketentuan lain secara tertulis. Segala instruksi dari pemberi
tugas kepada pemborong hanya dilakukan melalui konsultan pengawas
atau manajemen konstruksi dan konsultan pengawas wajib memberikan
saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada pemilik.
2) Administrasi umum.
Konsultan pengawas atau manajemen konstruksi berkewajiban
menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak
hingga tahap pelaksanaan selesai.
3) Pengawas pelaksanaan.
Konsultan pengawas atau manajemen konstruksi berkewajiban mengawasi
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas dan kuantitas serta laju
pencapaian volume, serta kewajiban untuk mengawasi pekerja serta
produknya, mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
Pengawas lapangan berhak untuk setiap saat memeriksa seluruh proyek
dan tempat proyek ditempat lain selama masa pelaksanaan, tanpa
mengganggu jalannya pekerjaan.
4) Interpretasi keputusan.
Apabila terdapat keraguan dalam dokumen pelaksanaan baik pemberi
tugas maupun kontraktor maka konsultan pengawas lapangan berhak
memberikan interpretasi dan keputusan pengawas lapangan harus
konsisten dengan isi dan maksud dokumen pelaksanaan.
5) Pemeriksaan dan koreksi gambar-gambar.
Pengawas lapangan wajib memberikan gambar-gambar pelaksanaan dan
contohcontoh pekerjaan perlu dipersiapkan oleh pemborong, dan akan
memberikan penjelasan yang dibutuhkan oleh pemborong serta
memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi selama pekerjaan kontruksi
berlangsung. Pengawas lapangan berhak melakukan perubahan-perubahan
serta penyesuaian yang perlu atas pekerjaan dan menertibkan berita acara
perubahan.
6) Rapat-rapat lapangan.
Konsultan pengawas berkewajiban mengadakan rapat-rapat lapangan
secara berkala dan membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan
pengawasan dengan memasukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan
harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh
pemborong serta membuat gambar-gambar yang sesuai dengan
pelaksanaan dilapangan yang dibuat oleh kontraktor dan disetujui oleh
konsultan perencana.
7) Penolakan hasil pekerjaan pemborong.
Pengawas lapangan berhak menolak pekerjaan yang dinilainya tidak sesuai
dengan dokumen pekerjaan. Bila perlu pengawas lapangan berhak
melakukan pemeriksaan khusus tes-tes seperlunya dengan mengabaikan
bahwa pekerjaan sudah dibuat atau belum.
4. Project Manager
Project Manager merupakan wakil dari kontraktor dan bertanggung jawab penuh
terhadap pelaksanaan proyek. Project Manager memiliki wewenang dalam
memutuskan kebijaksanaan dan tindakan yang harus segera diselesaikan
mengenai masalah-masalah teknis dalam pelaksanaan proyek. Project Manager
mempunyai tanggung jawab secara keseluruhan untuk merencanakan, memimpin
dan mengontrol seluruh pekerjaan proyek yang bersangkutan, agar memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan. Project Manager juga bertugas untuk
dapat menyelesaikan proyek seefisien mungkin sesuai dengan mutu, waktu dan
harga yang ditetapkan oleh pelanggan.
5. Site Manager
Site Manager yaitu seorang yang ditunjuk kontraktor pelaksana guna memimpin
dan bertanggung jawab penuh atas masalah dan pelaksanaan proyek secara
langsung dilapangan. Site manager punya wewenang dalam pengambilan tindakan
selama tidak menyimpang atau merubah dokumen kontrak proyek, tetapi jika
menyangkut masalah vital maka harus berkonsultasi pada tim ahli yang ada
diproyek, serta kegiatan pengkoordinasian yang melibatkan para staf dan
bawahannya.
Tugas dan wewenang Construction Manager (Site Manager), yaitu :
1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
2. Bertanggung jawab dalam menerjemahkan gambar rencana ke
pelaksanaan pekerjaan sebenarnya.
3. Membuat metode kerja berdasarkan metode pelaksanaan yang dibuat oleh
Project Manager.
4. Mengatur pemakaian material, upah dan peralatan.
5. Mengadakan komunikasi dengan kantor pusat jika terjadi penyimpangan
di lapangan. Setiap permasalahan yang ada, harus segera mengadakan
rapat dengan atasan untuk mencari solusi permasalahan yang ada.
6. Membuat sistem kerja, Network Planning dan Time Schedule pelaksanaan
secara baik.
7. Mengevaluasi kemajuan pekerjaan di lapangan dan menyusun laporan
kemajuan proyek.
6. Site Engineer
Site Enggineer bertanggung jawab dalam menyiapkan pembuatan gambar kerja
kegiatan teknis dilapangan untuk memberi dukungan teknis terhadap pelaksanaan
proyek. Site Enggineer bertugas untuk mengkoordinasikan semua pekerjaan yang
menyangkut masalah teknis pelaksanaan, antara lain :
1. Melakukan tinjauan kontrak atas pekerjaan tambah kurang dan instruksi
perubahan dilapangan dari pelanggan
2. Mengendalikan semua dokumen yang dikeluarkan kantor pusat dan proyek
termasuk standart teknik dan peraturan–peraturan yang diberlakukan
3. Membuat jadwal inspeksi dan pengujian
4. Mengkoordinasikan pembuatan gambar kerja agar mudah dimengerti dan
dilaksanakan
5. Mendata perubahan pekerjaan tambah kurang
6. Merencanakan sistem konstruksi Bantu untuk menunjang pelaksanaan
7. Memonitor jadwal pelaksanaan dan prosedur kerja
8. Mengkoordinasikan pembuatan laporan harian, mingguan dan bulanan
proyek
9. Mengkoordinasikan pekerjaan pengukuran, pengawas mutu
10. Memeriksa Instruksi Kerja dan Prosedur Mutu yang dibuat di proyek
11. Memonitor sistem pengendalian dokumen dan catatan yang ada di proyek.
7. Petugas Administrasi atau Dokumen
Petugas administrasi atau dokumen bertanggung jawab untuk menyimpan,
menjaga, dan mengendalikan semua dokumen atau catatan mutu yang
berhubungan dengan ISO 9001:2000 baik yang internal maupun eksternal.
8. Supervisor
Tugas bagian supervisor yaitu memahami gambar kerja rencana dan spesifikasi
teknik, melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan dan
gambar kerja design spesifikasi teknik. Disamping itu juga menyiapkan tenaga
kerja dan mengatur jadwal pelaksanaan tugas tenaga kerja sehari-hari, menjaga
dan mengusahakan daya guna dan hasil guna pemakaian bahan, tenaga dan
peralatan proyek, membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan atau
pekerjaan di lapangan.
9. Pemborong
Pemborong bisa perseorangan/badan hukum, baik pemerintah atau swasta.
Pemborong bertanggung jawab dan bertugas untuk:
1. Melaksanakan sesuai gambar bestek
2. Menyerahkan hasil pekerjaan.
10. Tukang atau Pelaksana
Tukang atau Pelaksana merupakan orang yang bertugas secara langsung
melaksanakan pekerjaan proyek. Tukang atau pelaksana merupakan seorang
teknisi dengan keahlian tertentu yang di tunjuk oleh pemborong dengan tanggung
jawab dalam pelaksanaan pekerjaan. Tenaga tukang merupakan bagian yang
terbesar dari pekerjaan suatu kontraktor. Tenaga tukang ini meliputi tukang batu,
tukang besi, dan cor.
Tenaga tukang merupakan tenaga yang mempunyai pendidikan rendah, dimana
pendidikan dan kterampilannya diperoleh dari pengalaman. Kebutuhan tenaga
kerja ini jumlahnya dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan volume
pekerjaan yang sedang dikerjakan.
Berdasarkan status kepegawaiannya, tenaga tukang dibagi menjadi :
a) Tenaga tetap kontraktor.
Tenaga tetap kontraktor adalah tenaga kerja yang menjadi karyawan suatu
perusahaan yang tetap, sedangkan penempatan dan bidang pekerjaannya
diatur oleh perusahaan.
b) Tenaga kerja harian.
Tenaga kerja harian adalah tenaga yang dibutuhkan pada suatu proyek
untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dan setiap saat dapat
diberhentikan.
c) Tenaga borongan.
Tenaga borongan adalah kelompok kerja yang dikoordinasi oleh seorang
mandor sebagai pimpinan kelompok dan merupakan tenaga lepas.
11. Kepala Gudang atau Logistik
Kepala Gudang atau Logistik adalah yang ditunjuk untuk menginventasikan
segala peralatan atau material dalam proyek juga mencatat sirkulasi bahan yang
masuk dan yang telah terpakai serta bertanggungjawab pada setiap bahan yang
dibeli apakah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Bagian logistik mempunyai
tugas membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan proyek, bekerja sama
dengan staf teknik. Disamping itu pula, juga melakukan survei dan memberikan
informasi tentang sumber dan harga dari bahan serta membuat suatu laporan
managerial tentang penggunaan peralatan, pemakaian dan persediaan bahan di
proyek.
12. Mekanik
Mekanik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keluar masuk alat proyek
dan keutuhan alat inventaris proyek. Mekanik juga bertugas untuk memperbaiki,
menjaga, merawat dan memelihara peralatan yang digunakan selama kegiatan
proyek.
13. Drafter
Drafter bertanggung jawab terhadap pembuatan gambar kerja proyek (shop
drawing). Drafter mempunyai tugas menggambar site plan dan rencana gambar-
gambar lainnya yang di inginkan oleh Site Manager dan juga hasil gambar
tersebut dapat di mengerti oleh orang-orang yang ada di lapangan. Dalam hal ini
Pelaksana, Surveyor, Mandor dan tukang.
14. Surveyor
Membuat rencana, metoda kerja, kebutuhan akan jumlah dan jenis alat yang
digunakan dalam
menentukan presisi/letak, dimensi/ukuran bagian pekerjaan. Melakukan tindakan
pengukuran, memberi tanda hasil ukuran dan menghitung pekerjaannya.