bab ii bpsanitasi soppeng

28
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. BATAS ADMINISTRATIF Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan, 49 desa, 39 Lingkungan, 124 Dusun, 438 Rukun Kampung, dan 1.163 Rukun Tetangga dengan batas wilayah : a. Sebelah Utara : Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Wajo b. Sebelah Timur : Kebupaten Wajo dan Kabupaten Bone c. Sebelah Selatan : Kabupaten Bone d. Sebelah Barat : Kabupaten Barru 1 Gambar 2.1 Peta Administratif Provinsi Sulawesi Selatan

Upload: dblack-dbugiez

Post on 27-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

2.1. BATAS ADMINISTRATIFKabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan, 49 desa, 39 Lingkungan, 124 Dusun, 438 Rukun Kampung, dan 1.163 Rukun Tetangga dengan batas wilayah :a. Sebelah Utara : Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Wajob. Sebelah Timur : Kebupaten Wajo dan Kabupaten Bone c. Sebelah Selatan : Kabupaten Boned. Sebelah Barat : Kabupaten Barru

KECAMATANLUAS(km2)

PERSENTASE

BANYAKNYA DESA/KELURAHANDESA KELURAHAN JUMLAH

1

Gambar 2.1Peta Administratif Provinsi Sulawesi Selatan

Tabel 2.1Luas daerah dan pembagian daerah administrasi Kab. Soppeng

Page 2: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

(%)Marioriwawo 300 20.00 11 2 13Lalabata 278 18.50 3 7 10Liliriaja 96 6.40 5 3 8Ganra 57 3.80 4 - 4Citta 40 2.70 4 - 4Lilirilau 187 12.50 8 4 12Donri-donri 222 14.80 9 - 9Marioriawa 320 21.30 5 5 10

JUMLAH 1500 100 49 21 70

2

Sumber: Buku Soppeng Dalam Angka tahun 2011

Gambar 2.2Peta administratif batas kecamatan Kabupaten Soppeng

Gambar 2.3Peta administratif batas desa Kabupaten Soppeng

Page 3: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

2.2. KONDISI DEMOGRAFIS

Penduduk Kabupaten Soppeng pada tahun 2011 tercatat sebanyak 223.826 jiwa yang terdiri dari laki-laki 105.436 jiwa dan perempuan 118.390 jiwa. Penduduk tersebut tersebar diseluruh desa/kelurahan dalam wilayah Kabupaten Soppeng dengan kepadatan 149 jiwa/km2. Kecamatan terpadat adalah Kecamatan Liliriaja yaitu sekitar 280 jiwa/km2 dan yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan Marioriawa sekitar 87 jiwa/km2.Dilihat dari perkembangan jumlah penduduk dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu periode 2007-2011 terdapat penurunan jumlah penduduk sebesar 1.54 %. Pada tahun 2007 berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Kabupaten Soppeng jumlah penduduk yang tercatat sebanyak 227.273 jiwa Penduduk Kabupaten Soppeng yang terdiri dari laki-laki 106.923 jiwa dan perempuan 120.350 jiwa. Penurunan tersebut disebabkan disamping berhasilnya program pemerintah dalam menekan angka kelahiran juga disebabkan oleh semakin meningkatnya kualitas pendidikan di Kabupaten Soppeng yang mengakibatkan terjadinya perpindahan penduduk dalam pencarian kapangan pekerjaan di daerah lain

KECAMATAN JUMLAH PENDUDUKLUAS(km2)

KEPADATAN PENDUDUK PER KM2

Marioriwawo 44.310 300 147Lalabata 44.269 278 159Liliriaja 26.964 96 280Ganra 11.301 57 198Citta 7.999 40 199

3

Tabel 2.2Jumlah Penduduk perkecamatan dan rata-rata kepadatannya

Page 4: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

Lilirilau 38.202 187 204Donri-donri 22.920 222 103Marioriawa 27.861 320 87

JUMLAH

2011 1500 1500 1492010 1500 1500 1542009 1500 1500 1532008 1500 1500 152

2007 1500 1500 151

KECAMATANJENIS KELAMIN

RATIO JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Marioriwawo 20.909 23.847 44.756 87Lalabata 21.501 23.213 44.714 92Liliriaja 12.787 14.449 27.236 88Ganra 5.242 6.173 11.415 84Citta 3.651 4.428 8.079 82Lilirilau 18.133 20.454 38.587 88

4

Sumber: Buku Soppeng Dalam Angka tahun 2011

Tabel 2.3Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Ratio Jenis Kelamin

Gambar 2.4Peta kepadatan penduduk Kabupaten Soppeng

Page 5: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

Donri-donri 10.808 12.343 23.151 87Marioriawa 13.466 14.675 28.141 91

JUMLAH

2011 106.497 119.502 226.079 892010 105.436 118.390 223.829 892009 108.115 122.629 230.744 882008 106.806 122.696 229.502 872007 107.350 120.831 228.181 89

KECAMATAN

TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

Marioriwawo 45.138 45.402 45.646 44.310 44.756Lalabata 42.398 42.636 42.865 44.269 44.714Liliriaja 26.773 26.931 27.074 26.964 27.236Ganra 11.650 11.721 11.800 11.301 11.415Citta 9.157 9.211 9.259 7.999 8.079Lilirilau 40.298 40.531 40.748 38.202 38.587Donri-donri 24.540 24.682 24.813 22.920 23.151Marioriawa 28.227 28.388 28.539 27.861 28.141

JUMLAH 228.181 229.502 230.744 223.826 226.079

KECAMATAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Marioriwawo 44,304 43,857 43,414 42,976 42,543 Lalabata 45,646 46,597 47,567 48,558 49,570 Liliriaja 27,316 27,397 27,478 27,559 27,641 Ganra 11,220 11,028 10,840 10,655 10,473 Citta 7,483 6,930 6,419 5,945 5,506 Lilirilau 37,494 36,431 35,399 34,396 33,421 Donri-donri 22,310 21,500 20,720 19,968 19,243 Marioriawa 27,939 27,738 27,538 27,340 27,143

5

Sumber: Buku Soppeng Dalam Angka tahun 2011

Sumber: Buku Soppeng Dalam Angka tahun 2011

Tabel 2.4Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2006-2010

Tabel 2.5Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Proyeksinya 5 tahun kedepan

Page 6: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

Gambar 2.5Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Soppeng

JUMLAH 223,712 221,479 219,376 217,397 215,540

2.3. KONDISI GEOGRAFIS DAN TOPOGRAFI

Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak antara 40 06’ Lintang Selatan dan 40 32’ Lintang Selatan dan antara 1190 47’ 18” Bujur Timur dan 1200

06’ 13” Bujur Timur. Letak Kabupaten Soppeng di depresiasi Sungai Walanae yang terdiri dari daratan dan perbukitan. Dengan luas daratan 700 km2 berada pada ketinggian rata-rata kurang lebih 60 m di atas permukaan laut. Perbukitan yang luasnya 800 km2 berada pada ketinggian rata-rata 200 m di atas permukaan laut. Ibukota kabupaten Soppeng yaitu Kota Watansoppeng berada pada ketinggian 120 m di atas permukaan laut. Gunung yang tertinggi yang di dalam wilayah Kabupaten Soppeng yaitu gunung Nene Conang dengan ketinggian 1.463 m. Puluhan sungai-sungai yang terletak di Kabupaten Soppeng yang cukup banyak berpotensi untuk mengairi tanah-tanah pertanian di sekitarnya. Sungai-sungai tersebut antara lain :Sungai Langkemme, berhulu di Gunung Lapacu bermuara di Sungai walannae, sungai tersebut melalui Dusun Umpungeng, Dusun Langkemme, Dusun Cenranae, dusun Soga ke Sungai Walannae.Jenis-jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Soppeng antara lain Litosol, Gromusol, Mediteran Coklat, Regusol, Alluvial, Litosol Coklat Tua; dengan variasi penyebaran jenis tanah pada setiap kecamatan.

6

Sumber: Buku Soppeng Dalam Angka tahun 2011

Page 7: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

Gambar 2.6Peta Tata Guna Tanah di Kabupaten Soppeng

No. NAMA DAS LUAS (Ha)DEBIT (m3/det)

Maksimum Minimum1 Walanae 25.568,67 110 80.52 Batu-batu 13.018,42 30 223 Pising 6,68 1,3 0,94 Kiru-kiru 855,63 2,5 0,55 Padangang 18.654,92 43 356 Lawo 14.188,03 56 407 Mario-Walanae 12.206,59 51 328 Malanroe 18.236,49 1,5 0,59 Langkemme 8.071,69 50 30

7

Tabel 2.6Daerah Aliran Sunga (DAS) di Wilayah Kabupaten Soppeng

Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Soppeng dan Data Dinas PSDA Kab. Soppeng

Page 8: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

2.4. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

2.4.1 Pengelolaan Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah merupakan seluruh penerimaan yang berasal dari daerah itu sendiri dan alokasi dari pemerintah pusat sebagai hak pemerintah daerah yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

2.4.1.1 Pendapatan Asli Daerah.

Salah satu sumber pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Dalam kurun waktu 2007-2010, PAD mengalami kenaikan rata-rata 4,64 persen per tahun dan mengalami peningkatan sangat signifikan tahun 2011 yang mencapai 30.3 %. Retribusi daerah masih merupakan penyumbang terbesar terhadap PAD dengan kontribusi yang mencapai rata-rata 49,75 persen selama periode 2007-2011 dan bertumbuh rata-rata 17,62 persen per tahun.

2.4.1.2 Dana Perimbangan

Pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat. Dalam kurun waktu 2007-2010 pendapatan daerah yang bersumber dari Dana Perimbangan mengalami kenaikan rata-rata 3,01 persen dan meningkat sebesar 12,7 % tahun 2011. Meskipun pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan PAD, namun kontribusinya terhadap total pendapatan daerah jauh lebih besar dibandingkan dengan PAD. Kontribusi Dana Perimbangan

8

Gambar 2.7Peta Kondisi Geologi di Kabupaten Soppeng

Page 9: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

mencapai angka rata-rata 86,34 persen per tahun selama lima tahun terakhir, sementara PAD hanya penyumbang sebesar 4,07 persen, selebihnya bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.

2.4.1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri atas Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Realisasi pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam kurun waktu 2006-2011 menunjukkan kenaikan yang signifikan, dengan rata-rata kenaikan mencapai 113,9 %.

2.4.2 Pengelolaan Belanja Daerah

Belanja daerah sebagai salah satu instrumen penting dalam mewujudkan visi misi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, olehnya itu tentu saja kebijakan yang terkait dengan pengelolaan belanja daerah diarahkan pada upaya pemenuhan pelaksanaan kebijakan strategis dan program-program prioritas yang menunjang pencapaian visi, misi dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.

2.4.2.1 Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung diarahkan pada upaya pemenuhan belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa, belanja bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan belanja tidak terduga. Rata-rata pertumbuhan realisasi belanja tidak langsung kurun waktu 2007-2011, menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan yakni 11,50 persen.

2.4.2.2 Belanja Langsung

Komposisi belanja langsung yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja modal yaitu belanja yang diperuntukkan bagi pelaksanaan program-program pembangunan dan mencerminkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD lingkup pemerintah Kabupaten Soppeng. Tabel 3.2 diatas menunjukkan rata-rata pertumbuhan realisasi belanja langsung dari 2007 s/d 2011 mengalami pertumbuhan yang negatif dengan rincian untuk belanja pegawai dengan rata-rata pertumbuhan realisasi 6,94 persen, untuk belanja barang dan jasa dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,07 persen sedangkan pada belanja modal turun rata-rata 8,52 persen

NO. ANGGARAN 2006 2007 2008 2009 2010 2011

A Pendapatan

9

Tabel 2.7Ringkasan Realisasi APBD 6 Tahun Terakhir

Page 10: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

1Pendapatan asli daerah (PAD)

11,266,106,312 15,821,801,661 17,460,780,983 16,104,247,623 16,531,437,645 21,551,766,287

2 Dana Perimbangan325,463,397,87

7364,303,221,06

6392,132,343,171 401,071,742,260

397,522,593,650

448,094,072,116

3Lain-lain pendapatan yang sah

5,389,408,621 8,358,266,957 38,657,223,368 51,633,764,936 90,618,295,232129,677,629,81

1

Jumlah Pendapatan342,118,912,81

0388,483,289,68

4448,250,347,522 468,809,754,819

504,672,326,527

599,323,468,214

B Belanja

1 Belanja Tidak Langsung203,994,054,59

5178,505,541,85

0246,185,947,840 276,687,811,369

335,503,653,462

365,245,404,957

2 Belanja Langsung116,934,840,86

3185,901,920,70

7218,156,302,426 226,990,251,654

159,354,010,744

209,075,848,225

Jumlah Belanja320,928,895,45

8364,407,462,55

7464,342,250,266 503,678,063,023

494,857,664,206

574,321,253,182

Surplus/Defisit Anggaran

21,190,017,352 24,075,827,127 (16,091,902,744) (34,868,308,204) 9,814,662,321 25,002,215,032

Pertumbuhan (%) 13.54

2.4.3 Pengalokasian Anggaran Sanitasi

Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi yang terdiri dari drainase, pengelolaan limbah dan persampahan di Kabupaten Soppeng selama 5 tahun terakhir memiliki proporsi yang hanya bekisar di 1,24 %. Tahun 2007, proposi anggaran sanitasi terhadap belanja total di Kabupaten Soppeng hanya berkisar di angka 1,55 %. Begitu pula di tahun 2008 hanya berkisar pada angka 1,26 %. Pada tahun 2009, proporsinya menurun di angka 0,94 % . Proporsi tersebut sangat menurun di Tahun 2010 yang hanya mencapai 0.46 % dari total belanja dengan pengalokasian anggaran terbesar di dinas PU sebesar 61,2 % dari total penganggaran sanitasi di tahun 2010. Proporsi tersebut meningkat di tahun 2011 dengan capaian 1,98 % dari total belanja dan ini adalah persentase tertinggi dari proporsi belanja sanitasi terhadap belanja total. Peningkatan tersebut diakibatkan adanya pembangunan peningkatan sarana TPA dan juga pembangunan IPAL pada Rumah Sakit Kabupaten Soppeng.

NO SUBSEKTOR/SKPDTAHUN

2007 2008 2009 2010 2011

A AIR LIMBAH

1 PU 808,725,000 965,030,000 1,405,720,000

2 Lingkungan Hidup 166,827,000 455,757,500 62,880,000 136,620,000 263,847,000

3 Kebersihan 570,820,000 225,000,000 165,000,000 165,000,000

4 Dinas Kesehatan 1,648,907,700

10

Tabel 2.8Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk 6 Tahun Terakhir

Sumber: Dokumen Laporan Realisasi Keuangan Kabupaten Soppeng Tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011

Page 11: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

B PERSAMPAHAN

1 PU 881,720,000 546,500,000 250,000,000 4,533,900,000

2 Lingkungan Hidup 45,252,000 12,978,000 59,700,000

3 Kebersihan 1,518,030,000 1,102,030,000 449,100,000 1,587,951,000

C DRAINASE

1 PU 4,464,731,900 2,602,910,000 2,137,216,572 438,417,750 1,631,092,400

D ASPEK PHBS

(pelatihan, sosialisasi, pendampingan, komunikasi)

1 PU

2 Dinas Kesehatan 117,256,000 148,649,500 114,602,150 128,947,200 78,835,000

3 BPMD

4 Humas SETDA

5 Bappeda

TOTAL BELANJA MODAL SANITASI

5,630,534,900 5,842,667,000 4,745,705,722 2,296,092,950 11,374,953,100

TOTAL BELANJA MODAL SANITASI DARI APBD MURNI (bukan pendamping)

4,340,471,000 4,801,614,091 3,585,955,723 1,418,792,953 3,710,747,700

TOTAL BELANJA APBD364,407,462,557 464,342,250,266 503,678,063,023 494,857,664,206 574,321,253,182

PROPORSI BELANJA MODAL SANITASI TERHADAP BELANJA TOTAL (%)

1.55 1.26 0.94 0.46 1.98

PERTUMBUHAN BELANJA SANITASI (%)

- 3.76 -18.75 -51.61 395.4

RATA-RATA PERTUMBUHAN (%) 82.19

JUMLAH PENDUDUK228,181 229,502 230,744 223,825 226,079

BELANJA MODAL SANITASI PER PENDUDUK (Rp) 24,675.74 25,458.02 20,566.97 10,258.43 50,314.06

SKPD APBD II (Rp) APBD I (Rp) DAK (Rp) APBN (Rp)

PU 3,498,238,000.00 100,000,000.00 1,290,063,900.00KLH 166,827,000.00DINKES 117,256,000.00DKP 458,150,000.00

SUBSEKTOR NILAI (Rp)

DRAINASE 4,464,731,900.00

AIR LIMBAH 378,612,000.00

11

Sumber: Dokumen Laporan Monitoring dan evaluasi Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten SoppengTabel 2.9

Anggaran Belanja Modal Sanitasi Tahun 2007

Page 12: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

PERSAMPAHAN 669,935,000.00

PROMOSI PHBS 117,256,000.00

SKPD APBD II (Rp) APBD I (Rp) DAK (Rp) APBN (Rp)

PU 2,201,022,091.00 248,500,000.00 474,090,910.00 225,797,000.00

KLH 114,592,500.00   341,165,000.00  

DINKES 148,649,500.00      

DKP 2,088,850,000.00      

SUBSEKTOR NILAI (Rp)

DRAINASE 2,602,910,000.00

AIR LIMBAH 1,051,577,500.00

PERSAMPAHAN 2,039,530,001.00

PROMOSI PHBS 148,649,500.00

SKPD APBD II (Rp) APBD I (Rp) DAK (Rp) APBN (Rp)

PU 1,888,696,573.00 147,495,000.00 689,749,999.00 470,000,000.00

KLH 108,132,000.00

DINKES 114,602,150.00

DKP 1,327,030,000.00

SUBSEKTOR NILAI (Rp)

DRAINASE 2,137,216,572.00

AIR LIMBAH 1,121,605,000.00

PERSAMPAHAN 1,372,282,000.00

PROMOSI PHBS 114,602,150.00

SKPD APBD II (Rp) APBD I (Rp) DAK (Rp) APBN (Rp)

PU 526,147,753.00   877,299,997.00  

KLH 149,598,000.00      

DINKES 128,947,200.00      

DKP 614,100,000.00      

SUBSEKTOR NILAI (Rp)

DRAINASE 438,417,750.00

12

Tabel 2.10Anggaran Belanja Modal Sanitasi Tahun 2008

Tabel 2.11Anggaran Belanja Modal Sanitasi Tahun 2009

Tabel 2.12Anggaran Belanja Modal Sanitasi Tahun 2010

Page 13: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

AIR LIMBAH 1,271,670,000.00

PERSAMPAHAN 427,078,000.00

PROMOSI PHBS 158,927,200.00

SKPD APBD II (Rp) APBD I (Rp) DAK (Rp) APBN (Rp)

PU 1,202,844,000.00 270,800,000.00 1,155,200,000.00 4,941,868,400.00

KLH 255,417,000.00 68,130,000.00

DINKES 228,735,700.00 1,499,007,000.00

DKP 1,752,951,000.00

SUBSEKTOR NILAI (Rp)

DRAINASE 1,631,092,400.00

AIR LIMBAH 3,518,474,700.00

PERSAMPAHAN 6,146,551,000.00

PROMOSI PHBS 78,835,000.00

2.4.4 Pengelolaan Keuangan Daerah

Peningkatan efektifitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Soppeng adalah sebuah tuntutan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dirumuskan dalam periode 2011-2015. Pengelolaan keuangan daerah yang dimaksud meliputi pengelolaan pendapatan, pengelolaan belanja dan pengelolaan penerimaan. Untuk menghasilkan pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan efektif terutama terkait dengan proyeksi peningkatan pendapatan daerah, belanja pemerintah, dan defisit anggaran yang tidak melampaui ambang batas sesuai dengan peraturan yang ada. Penetapan asumsi-asumsi yang mendasari rencana pengelolaan keuangan daerah menjadi prasyarat yang harus dipenuhi.

Kondisi pengelolaan keuangan daerah selama periode 2006-2011 ditunjukkan pada Tabel 2.8. Kondisi dimaksud sekaligus juga menjadi angka berbagai indikator ekonomi makro daerah dan pokok-pokok kebijakan fiskal Kabupaten Soppeng.

NO. ANGGARAN 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1

PDRB Harga Konstan(dalam juta rupiah)

953,606.76 1,004,853.08 1,082,806.02 1,156,498.05 1,207,984.421,304,050.64

(angka sementara)

13

Tabel 2.14Data Perekonomian Umum Daerah 6 Tahun Terakhir

Tabel 2.13Anggaran Belanja Modal Sanitasi Tahun 2011

Page 14: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

2

Pendapatan Perkapita Penduduk Kabupaten 6,131,382 6,972,591 8,718,841 10,359,683 12,189,646

14,195,790(angka

sementara)

3 Upah Minimum Regional Kab. (Rp./bulan) 612,200 672,300 740,520 905,000 1,000,000 1,100,000

4 Inflasi (%) baru dihitung oleh BPS pada tahun 2012

5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6.63 5.37 7.76 6.81 4.457.95

(angka sementara)

TAHUN INDEKS KEMAMPUAN FISKAL/RUANG FISKAL DAERAH (IRFD)

2006 10,875,973.09

2007 16,933,689.34

2008 7,893,140.61

2009 8,426,401.03

2010 7,260,458.07

2011 10,403,469.48

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng bertumbuh pada kisaran di atas 4 - 7 persen per tahun selama 6 tahun terakhir. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tercapai melalui dua sisi, yaitu sisi penawaran (supply side) dan sisi permintaan (demand side). Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomidicapai melalui peningkatan sektor keuangan, sektor bangunan dan konstruksi, sektor perdagangan, sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor pertambangan dan penggalian. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi bersumber dari peningkatan investasi pemerintah khususnya di bidang infrastruktur, pembentukan modal domestik bruto, dan konsumsi masyarakat.

2.5. TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

RTRW Kabupaten Soppeng disusun dengan memperhatikan dinamika pembangunan yang berkembang antara lain tantangan globalisasi, otonomi dan aspirasi daerah, keseimbangan perkembangan antar kabupaten, kondisi fisik wilayah kabupaten yang rentan terhadap bencana alam di wilayah Kabupaten, dampak pemanasan global, dan peran teknologi dalam memanfaatkan ruang.

14

Sumber: BPS Kabupaten Soppeng dan Kantor Transduknaker Kabupaten Soppeng

Tabel 2.15Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten 6 Tahun Terakhir

Sumber: Dinas DPPKAD Kabupaten Soppeng

Page 15: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

Untuk mengantisipasi dinamika pembangunan tersebut, upaya pembangunan Kabupaten juga harus ditingkatkan melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang lebih baik agar seluruh pikiran dan sumber daya dapat diarahkan berhasil guna dan berdaya guna.RTRW Kabupaten Soppeng memadukan, menyerasikan tata guna tanah, tata guna udara, tata guna air, dan tata guna sumber daya alam lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi dan disusun melalui pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat lingkungan alam dan lingkungan sosial. Untuk itu, penyusunan RTRW Kabupaten Soppeng ini didasarkan pada upaya untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten, antara lain meliputi perwujudan ruang wilayah Kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta perwujudan keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah, yang diterjemahkan dalam kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang wilayah Kabupaten. Struktur ruang wilayah Kabupaten mencakup sistem pusat perkotaan Kabupaten, sistem jaringan transportasi Kabupaten, sistem jaringan energi Kabupaten, sistem jaringan telekomunikasi Kabupaten, dan sistem jaringan sumber daya air Kabupaten. Pola ruang wilayah Kabupaten mencakup kawasan lindung dan kawasan budi daya termasuk kawasan andalan dengan sektor unggulan yang prospektif dikembangkan serta kawasan strategis Kabupaten.Selain rencana pengembangan struktur ruang dan pola ruang, RTRW kabupaten Soppeng ini juga menetapkan kriteria penetapan struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis Kabupaten; arahan pemanfaatan ruang yang merupakan indikasi program utama jangka menengah lima tahun; serta arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas indikasi arahan, arahan insentif dan disinsentif, dan arahan sanksi.

Adapun Strategi pengembangan kawasan perdesaan dan perkotaan terdiri atas :

a. mengembangkan kawasan perdesaan dan perkotaan dengan mengacu pada karakteristik secara fisik-morfologi dan kegiatan ekonominya;

b. mengembangkan kawasan sesuai dengan potensi wilayah yang dimiliki untuk perdesaan dengan berbasis pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan sedangkan untuk perkotaan diarahkan berdasarkan hirarki kekotaan yakni pusat pelayanan, aksebilitas, fasilitas dan pemusatan kegiatan ekonomi wilayah;

c. mendorong kawasan perkotaan dan perdesaan serta pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya;

Strategi untuk peningkatan akses pelayanan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi:

a. meningkatkan interkoneksi dan akses pelayanan dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kawasan wilayah dengan wilayah sekitarnya;

b. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensil dan belum terlayani oleh pusat pertumbuhan eksisting;

c. membangun dan mengembangkan kawasan agropolitan sebagai andalan pengembangan kawasan perdesaan; serta

d. membangun, mengembangkan dan mengintegrasikan jalur kawasan tujuan pariwisata dan daya tarik wisata secara optimal dan sinergi dengan perkembangan wilayah.

Strategi untuk peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur serta jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi dan sumber daya air meliputi:

15

Page 16: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

a. meningkatnya kualitas dan kapasitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat;

b. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan yang masih terisolir;

c. meningkatkan jaringan energi dengan lebih menumbuh-kembangkan pemanfaatan sumber daya terbarukan yang ramah lingkungan dalam sistem kemandirian energi area mikro, dibanding pemanfaatan sumber daya yang tak terbarukan.

d. meningkatkan kualitas dan kapasitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air.

16

Gambar 2.8Peta Pusat Pelayanan Kabupaten Soppeng

Gambar 2.9Peta Pola Ruang kabupaten Soppeng

Page 17: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

2.6. KONDISI SOSIAL BUDAYA KABUPATEN SOPPENG

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Dimana sumber daya tersebut tercipta melalui tingkat pendidikan yang memadai. Di Kabupaten Soppeng jumlah sarana pendidikan tahun 2011 teerdiri dari SD Negeri sebanyak 255 buah dan swasta 2 buah, SLTP Negeri 31 buah dan swasta7 buah, SMU Negeri 8 buah dan swasta 4 buah, SMK Negeri 5 buah dan swasta 3 buah, MI Negeri 1 buah dan swasta 17 buah, MTs Negeri 1 buah dan swasta 28 buah serta Madrasah Aliyah Negeri 2 buah dan swasta 4 buah. Status pendidikan penduduk umur 5 tahun keatas di Kabupaten Soppeng tahun 2010 terdiri dari tidak pernah bersekolah 11,78% dan bersekolah 22,04% dan tidak bersekolah lagi 66,19%.

KECAMATAN

TK SD SLTP SMU SMK MI MTS MA

Neg

eri

Swas

ta

Neg

eri

Swas

ta

Neg

eri

Swas

ta

Neg

eri

Swas

ta

Neg

eri

Swas

ta

Neg

eri

Swas

ta

Neg

eri

Swas

ta

Neg

eri

Swas

ta

Marioriwawo - 13 51 - 5 1 1 - 1 - - 7 1 6 - -

Lalabata 1 13 38 1 5 1 3 2 2 3 - 3 - 3 1 1

Liliriaja 2 7 34 - 4 1 1 1 1 - - - - 5 - 1

Ganra - 3 13 1 1 2 - - - - - 2 - 2 - 1

Citta 2 3 9 - 3 - - - - - - 2 - 3 - 1

Lilirilau - 10 52 - 5 1 1 1 - - - 2 - 3 - -

Donri-donri - 8 29 - 3 1 1 - - - - 1 - 3 - -

Marioriawa - 3 29 - 5 - 1 - 1 - 1 - - 3 1 -

Jumlah2011 5 60 255 2 31 7 8 4 5 3 1 17 1 28 2 4

2010 2 60 256 2 31 7 8 4 5 3 1 20 1 24 2 4

17

Tabel 2.16Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Soppeng

Sumber: Buku Soppeng dalam Angka tahun 2011

Page 18: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah dan pendekatan yang sistematis, terpadu dan menyeluruh untuk mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga secara layak dan bermartabat. Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan warga Soppeng pada tahun 2008 sebesar 25.600 jiwa (11,22%), dan pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 22,780 jiwa (9,95%). Penurunan tingkat kemiskinan ini dapat tercapai berkat kerjasama yang baik antara pemerintah, pelaku dunia usaha, dan masyarakat sebagai pilar dari good governance. Pada tataran operasional, pemerintah dan pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya penanggulangan kemiskinan paling tidak dalam 4 tahun terakhir. Terkait dengan data BPS mengenai angka kemiskinan dan berbagai bantuan dan perlindungan social yang dilaksanakan oleh pemerintah, maka pendataan program perlindungan social yang akan dilaksanakan pemerintah pada tahun ini Sangat tepat untuk dapat diperoleh hasil data terpadu rumah tangga dan keluarga sasaran yang akan dipergunakan untuk berbagai program bantuan dan perlindungan sosial yang akan dilaksanakan oleh pemerintah pada tahun 2012-2014.

Kecamatan KK

miskin KK

miskin KK

miskin KK

miskin KK

miskin

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

SOPPENG 12,497 12,497 12,497 15,440 15,440

Marioriwawo 2,645 2,645 2,645 3,158 3,158

Lalabata 1,460 1,460 1,460 2,714 2,714

Liliriaja 1,512 1,512 1,512 1,840 1,840

Ganra 743 743 743 629 629

Citta 416 416 416 640 640

Lilirilau 1,877 1,877 1,877 2,198 2,198

Donri-Donri 1,921 1,921 1,921 1,879 1,879

Marioriawa 1,922 1,922 1,922 2,382 2,382

18

Tabel 2.17Jumlah Penduduk Miskin Perkecamatan di Kabupaten Soppeng

Sumber: Data kantor BPS Kabupaten Soppeng

Page 19: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

Kecamatan Rumah Jumlah

Rumah Jumlah

Rumah Jumlah

Rumah Jumlah

Rumah Jumlah

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

SOPPENG 55,875 55,927 57,124 60,036 61,713

Marioriwawo 10,552 10,662 11,819 11,885 11,994

Lalabata 10,385 10,385 10,805 10,885 11,376

Liliriaja 6,858 6,858 6,330 6,330 6,929

Ganra 2,746 2,757 2,806 3,365 3,372

Citta 2,211 2,124 2,205 2,205 2,205

Lilirilau 9,764 9,782 9,797 10,438 10,960

Donri-Donri 6,125 6,125 6,128 6,828 6,828

Marioriawa 7,234 7,234 7,234 8,100 8,049

2.7. KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

Dalam hal pelaksanaan program-program yang terkait sanitasi, dari aspek kelembagaan daerah telah dibentuk beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mendukung program dimaksud yang terdiri dari 14 Dinas, 6 Badan, 5 kantor, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan 8 kecamatan. Dari lembaga Perangkat Daerah tersebut di dalamnya terdapat lembaga-lembaga yang terkait dengan program sanitasi antara lain:1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Badan ini merupakan leading sektor dalam setiap pelaskanaan perencanaan pembangunan di daerah dimana dalam pelaskanaan program yang berkaitan dengan sanitasi BAPPEDA merumuskan dan menyusun strategi yang mana menyatukan semua stakeholder terkit sanitasi dan menggabungkan semua kontribusi dari SKPD untuk menyelesaikan masalah sanitasi secara bersama-sama.

2) Dinas Pekerjaan Umum

19

Tabel 2.18Jumlah Rumah Penduduk Perkecamatan di Kabupaten Soppeng

Sumber: Soppeng Dalam Angka tahun 2011

Page 20: BAB II BPSanitasi Soppeng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SOPPENG

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG

Lembaga ini dibentuk dalam rangka membangun sarana prasarana umum. Pembangunan sarana ini juga termasuk sarana sanitasi seperti bak sampah, pengadaan kontainer sampah, TPA, IPLT, drainase dan lain-lain. Bidang yang bertanggung jawab dalam pembangunan sarana sanitasi adalah bidang keciptakaryaan

3) Dinas KesehatanDians ini dalam program sanitasi berfungsi mewadahi urusan-urusan di bidang kesehatan masyarakat, sehingga dalam upaya peningkatan kesehatan lingkungan dan masyarakat dapat menjadi sarana pendukung bagi terciptanya program-program kesehatan.

4) Dinas KebersihanDinas ini dalam program pengembangan sanitasi terkait dalam pengelolaan alur distribusi sampah dan limbah. Kebijakan mengenai penyaluran persampahan dari rumah-rumah ke TPA, penyedotan lumpur tinja dan kebersihan lingkungan menjadi wewenang SKPD ini.

5) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM & PD)Tak bisa dipungkiri, permasalahan sanitasi juga berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam penanganannya. Selama ini penanganan masalah sanitasi mengalami permasalahan terutama dama pengoperasionalannya dan pemeliharannya sehingga sarana yang terbangun tidak memiliki aspek keberlanjutan dalam fungsi dan kegunaannya. Perlu keterlibatan masyarakat dalam penuntasan masalah sanitasi dan untuk itu SKPD ini memiliki fungsi yang penting sebagai ujung tombak penguatan pemberdayaan dan kelembagaan masyarakat agar mendukung penyelesaian masalha sanitasi di masyarakat.

6) Kantor Lingkungan HidupDalam penyusunan strategi penanganan permasalahan sanitasi, kondisi lingkungan daerah sangat memegang peran penting. Dampak lingkungan sangat terkait dengan permasalahan sanitasi. Oleh karena itu, keberadaan SKPD yang mengurusi lingkungan berperan penting pula terhadap kebijakan pembangunan sanitasi.

7) Bagian Hubungan Masyarakat SETDA Kab. SoppengAspek komunikasi dan informasi menjadi penting saat permsalahan sanitasi menjadi hal yang tidak populer dimasyarakat. Dimana masalah sanitasi menjadi isu yang tidak penting dan tampak pada hasil usulan musrenbang dari masyarakat yang menempatkan usulan pembangunan sarana sanitasi sebgaia hal yang jarng diusulkan. Untuk itu SKPD ini sangat penting untuk memberikan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat akan pentingnya arti sanitasi yang baik dan akibat buruk akibat sanitasi buruk.

Selain dari SKPD diatas, ada beberapa juga SKPD yang tekait dengan permasalahan sanitasi diantaranya Dinas Pendidikan yang memiliki kaitan dengan pembangunan sarana sanitai di sekolah-sekolah dan bagaimana menanamkan kpada anak sekolah tentang pentingnya masalah sanitasi. Dinas Koperindag yang bisa menjadi penaggungjawab dalam pengembangan sektor industrin dalam pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dan pengembangan usaha yang berkaitan pengelolaan sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis. Tapi melihat dari permasalahan yang terjadi di kabupaten Soppeng, ketujuh SKPD diatas memiliki kaitan langsung dengan permasalahan sanitasi di Kabupaten Soppeng.

20