bab ifinish

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemeriksaan klinis pasien seharusnya diawali dengan melakukan evaluasi umum secara keseluruhan. Amati pasien pada saat menuju ke dental chair. Dari sikap pasien dapat diketahui secara pasti meskipun tidak melalui perkataan dan segala sesuatu yang tampak pada pasien. Dengan berjabat tangan, pasien dengan ukuran tangan yang agak ekstrim kemungkinan memiliki penyakit acromegali. Adanya pembengkakan pada pergelangan kaki mungkin mengindikasikan adanya edema yang berhubungan dengan masalah ginjal atau jantung. Riwayat kesehatan umum dan gigi seharusnya diketahui sebelum dilakukan pemeriksaan awal. Melalui pengamatan dan palpasi yang dilakukan pada wajah, pemeriksa dapat mengamati simetris atau tidaknya wajah (figur 1). Adanya ketidaksimetrisan pada wajah, yang secara jelas kemungkinan disebabkan oleh masalah gigi geligi, khususnya berhubungan dengan nyeri. Adanya abses pada gigi atau jaringan periodontal merupakan penyebab umum, adanya pembengkakan pada wajah. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh adanya trauma Pemeriksaan klinis merupakan sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda 1

Upload: pande-surya

Post on 23-Jun-2015

783 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB Ifinish

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pemeriksaan klinis pasien seharusnya diawali dengan melakukan evaluasi umum

secara keseluruhan. Amati pasien pada saat menuju ke dental chair. Dari sikap pasien

dapat diketahui secara pasti meskipun tidak melalui perkataan dan segala sesuatu yang

tampak pada pasien. Dengan berjabat tangan, pasien dengan ukuran tangan yang agak

ekstrim kemungkinan memiliki penyakit acromegali. Adanya pembengkakan pada

pergelangan kaki mungkin mengindikasikan adanya edema yang berhubungan dengan

masalah ginjal atau jantung. Riwayat kesehatan umum dan gigi seharusnya diketahui

sebelum dilakukan pemeriksaan awal. Melalui pengamatan dan palpasi yang dilakukan

pada wajah, pemeriksa dapat mengamati simetris atau tidaknya wajah (figur 1). Adanya

ketidaksimetrisan pada wajah, yang secara jelas kemungkinan disebabkan oleh masalah

gigi geligi, khususnya berhubungan dengan nyeri. Adanya abses pada gigi atau jaringan

periodontal merupakan penyebab umum, adanya pembengkakan pada wajah. Selain itu,

bisa juga disebabkan oleh adanya trauma

Pemeriksaan klinis merupakan sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa

tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit, merupakan bagian dari prosedur

mengumpulkan data untuk menegakan diagnosa, inspeksi secara visual dan palpasi

merupakan teknik paling sering digunakan. Daerah yang akan diperiksa harus diobservasi

untuk melihat adanya perubahan ukuran, warna, tekstur, dan bentuk.

Pemeriksaan klinis dibagi menjadi 2 yaitu :

Pemeriksaan subyektif (anamesis)

Pemeriksaan obyektif (ekstra oral dan intra oral )

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan ekstra oral ?

2. Apa saja teknik dalam pemeriksaan ekstra oral ?

1

Page 2: BAB Ifinish

3. Bagaimana tanda pemeriksaan ekstra oral pada muka, pipi, bibir, sudut mulut,

kelenjar limfe, dan kelenjar parotis ?

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui pengertian pemeriksaan ekstra oral

2. untuk mengetahui teknik yang digunakan padapemeriksaan ekstra oral

3. untuk mengetahui tanda-tanda pemeriksaan ekstra oral pada muka, pipi, bibir,

sudut mulut, kelenjar limfe, dan kelenjar parotis

2

Page 3: BAB Ifinish

BAB IIISI

2.1 Pengertian pemeriksaan ekstra oral

Pemeriksaan klinis dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Pemeriksaan subyektif

Pemeriksaan klinis yang dilakukan dengan cara interview atau wawancara

atau tanya jawab terhadap hal-hal tertentu yang berkaitan dengan keluahan

penyakitnya pada penderita, tindakan tersebut bisa disebut dengan istilah

anamesis.

2. Pemeriksaan objektif

- intra oral

- ekstra oral

Pemeriksaan ekstra oral adalah pemeriksaan yang dilakukan di daerah di

sekitar mulut bagian luar. Meliputi bibir, hidung, mata, telinga, wajah, kepala,

dan leher. Pemeriksaan ektra oral dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan

yang terlihat secara visual atau terdeteksi dengan palpasi. Seperti adanya

kecacatan,pembengkakan, benjolan, luka, cedera, memar, fraktur, dislokasi dll.

2.2 Teknik pemeriksaan ekstra oral

Teknik dalam pemeriksaan ekstra oral dibagi menjadi 2 yaitu :

1. inspeksi / visual

inspeksi dapat dilakukan dengan melakukan observasi untuk melihat

adanya perubahan ukuran, warna, tekstur, bentuk

2. palpasi

palpasi dilakukan untuk mebandingkan struktur yang normal dan yang

mengalami kelainan.

2.3 Tanda-tanda pemeriksaan ekstra oral

1. Keadaan Umum Penderita

3

Page 4: BAB Ifinish

Meliputi : tinggi badan dan bentuk tubuh yang dapat dikaitkan dengan status

gizi penderita, ekstremitas atas seperti tangan dan jari serta ekstemitas bawah

misalnya bagaimana cara berjalan, pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tekanan

darah, denyut nadi, pernafasan, dan suhu

2. Muka / wajah

Melalui pengamatan dan palpasi yang dilakukan pada wajah, pemeriksa dapat

mengamati simetris atau tidaknya wajah. Adanya ketidaksimetrisan pada wajah,

yang secara jelas kemungkinan disebabkan oleh masalah gigi geligi, khususnya

berhubungan dengan nyeri. Adanya abses pada gigi atau jaringan periodontal

merupakan penyebab umum, adanya pembengkakan pada wajah. Selain itu, bisa

juga disebabkan oleh adanya trauma.

3. Bibir

Bibir periksa secara visual dan palpasi. Vermilion border seharusnya halus dan

lembut. Kerusakan aktinik pada bibir (actinic cheilitis), terutama pada bibir bawah

bermanifestasi pada perubahan atrofi yang berkaitan dengan eritema atau

leukoplakia dengan penebalam epitelium. Kedua perubahan ini sering ditemukan

secara simultan pada area yang berdekatan dengan vermilion border. Maserasi dan

cracking pada sudut mulut (angular chelitis) dianggap disebabkan oleh:

• Infeksi lokal, terutama melibatkan Candida albicans

4

Page 5: BAB Ifinish

• Defisiensi nutrisi, terutama vitamin B kompleks

• Penutupan rahang berlebih disebabkan karena kehilangan gigi (bruxism, gigi,

protesa usang)

Penyakit pembengkakan pada bibir abtara lain adalah :

a. Angioedema yaitu suatu penyakit keturunan, yang menyebabkan serangan

pembengkakan bibir yang berulang

b. Eritema multiformis yaitu luka bakar karena sinar matahari atau cidera

Bagian eksternal bibir terdiri dari garis batas vermilion (merah bibir) dan kulit

bibir. Otot – otot yang mengontrol bibir dapat dievaluasi ketika bercakap-cakap.

Pada saat istirahat kedua bibir bersentuhan secara normal. Jika mereka terpisah,

dapat merupakan indikasi bernafas melalui mulut, mendorong lidah, atau sejumlah

permasalahan lain seperti obstruksi nasal / rheumatoid atritis. Garis bibir atau

ujung gigi rahang atas, harus diperhatikan saat sedang istirahat dan ketika pasien

tersenyum. Jika pasien sama sekali tidak menampakkan giginya pada saat

tersenyum, alasan yang dapat ditentukan mungkin malu karena penampilan giginya

yang dapat mempengaruhi rencana perawatan. Tepi vermilion harus diperiksa

warna, tekstur dan fisurenya. Pemeriksaan visual dapat memperlihatkan adanya

pembesaran unilateral / bilateral pada bibir.

Bila ada pembengkaan bibir, memeriksa bibir bawah dengan menarik bibir

bawah kearah bawah dan memeriksa bibir atas dengan menariknya ke atas untuk

melihat apakah ada perubahan warna, benjolan, pembengkaan. Menekan dengan

lembut bibir untuk merasakan apakah keras, lunak atau ada fluktuasi.

4. Sudut mulut

Sudut mulut diperiksa secara visual dan palpasi. Pemeriksaan sudut mulut

menentukan adanya kelainan seperti keilitis angularis. Keilitis angularis

merupakan kondisi umum yang terlihat sebagai inflamasi pada salah satu atau

kedua ujung mulut. Keilitis angularis dapat disebabkan karena adanya bakteri,

trauma atau alergi.

5

Page 6: BAB Ifinish

5. Pipi

Melihat pipi dan apakah ada pembengkaan bentuknya simetris atau tidak.

Ketidaksimetrisan pada pipi disebabkan salah satunya adalah abses dari gigi geligi

serta adanya trauma yang dapat menyebabkan pembengkakan pada pipi. Bila ada

pembengkaan pipi, meraba pipi memakai empat jari dengan menekan pipi secara

lembut untuk merasakan adanya benjolan/ pembengkaan dan menilai apakah

keras, lunak, ada fluktuasi atau tidak.

6. Kelenjar limfe

Daerah di sekeliling telinga dapat dipalpasi untuk melihat letak limpha nodus.

Limpha nodus preauricularr berada didepan tragus dan mungkin tertekan di antara

ujung jari dan mandibula. Sedangkan limpha nodus postauricularr terletak di

balakang telinga dekat dengan perlekatan musculus sternomastoid. Palapasi digital

dibuat dengan menekan mandibula.Banyaknya limphadenopati pada daerah ini

dapat menyebabkan infeksi dari kulit kepala daerah temporal atau frontal atau

mata. Hal ini juga dapat disebabkan oleh infeksi sistemik dengan kuman atau virus

seperti German measles (rubella), chicken pox (varicella), dan infeksi

mononukleusis. Pemeriksaan limphadenopati dapat dimulai dengan palpasi pada

leher. Tata caranya harus dijelaskan padapasien dan dilakukan dari belakang

dengan membuka sedikit kerah baju yang dikenakan pasien.Semuanodus

6

Page 7: BAB Ifinish

submental submandibula auricullar posterior dan servikal harus dipalpasi

bergantian.Vertebra cervikalis harus di palpasi dan gerak leher harus diperiksa

dalam gerakan lateral dan rotasi.

Memeriksa kelenjar getah bening di bawah rahang bawah dengan cara meraba

menggunakan jari telunjuk dan jari tengah menekan dengan lembut menyusuri

dari belakang telinga ke submandibula sampai arah depan/dagu untuk menemukan

adanya pembesaran kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening juga memiliki

makna klinis. Mereka menjadi meradang atau pembesaran di berbagai kondisi,

yang dapat berkisar dari sepele, seperti infeksi tenggorokan, mengancam hidup

seperti kanker. Kelainan kelenjar limfe lainnya misalnya pembengkakan limfe

node servikal karena virus dan bakteri serta limfe denitis tuberculosis.

7. Kelenjar Ludah

Terdapat tiga pasang besar kelenjar ludah di dalam mulut. Sepasang kelenjar

ludah yang paling besar, disebut kelenjar parotid, terletak persis di belakang sudut

pada mulut, di bawah dan di depan mata. Dua pasang yang lebih kecil, kelenjar

sublingual dan kelenjar submandibular, terletak di dalam lantai mulut. Sebagai

tambahan kelenjar besar ini, banyak kelenjar ludah kecil yang terbagi-bagi

sepanjang mulut. Semua kelenjar tersebut menghasilkan ludah, yang membantu

mencerna makanan sebagai bagian proses pencernaan.

7

Page 8: BAB Ifinish

Berbeda dibandingkan kanker, dua jenis besar gangguan yang mempengaruhi kelenjar

ludah : satu yang mengakibatkan kerusakan kelenjar ludah, dimana tidak cukup ludah

dihasilkan, dan satu lagi mengakibatkan pembengkakan kelenjar ludah. Ketika aliran

ludah tidak mencukupi atau hampir tidak ada, mulut terasa kering. Keadaan ini disebut

mulut kering (xerostomia). Kerusakan kelenjar ludah : penyakit dan gangguan tertentu,

sama seperti obat-obatan tertentu, bisa menyebabkan kelenjar ludah menjadi rusak dan

dengan demikian mengurangi produksi ludah. Penyakit-penyakit termasuk penyakit

Parkinson, infemakanan tertentu, seperti makanan asam. Kadangkala bahkan memikirkan

mengenai makan makanan ini bisa meningkatkan produksi ludah. Pembengkakan

kelenjar ludah : pembengkakan kelenjar ludah bisa terjadi pada pembuluh yang

membawa ludah dari kelenjar ludah menuju mulut terhalang. Nyeri bisa terjadi,

khususnya selama makan. Penyebab yang paling umum penyumbatan adalah batu. Batu

kelenjar ludah paling umum pada orang dewasa; 25 % batu-batuan tersebut lebih dari

satu. Batu bisa terbentuk dari garam yang terkandung di dalam ludah. Penyumbatan

membuat ludah kembali ke dalam empedu, menyebabkan kelenjar ludah membengkak.

Penyumbatan pembuluh dan kelenjar terisi dengan ludah yang mandek bisa terinfeksi

dengan bakteri. Gejala-gejala khas pada pembuluh ludah yang tersumbat adalah

pembengkakan yang memburuk hanya sebelum waktu makan atau terutama sekali ketika

seseorang makan acar (rasa acar asam merangsang aliran ludah, tetapi jika pembuluh

tersumbat, ludah tersebut tidak mempunyai tempat dan kelenjar tersebut bengkak)

Penyakit gondok, infeksi bakteri tertentu, dan penyakit-penyakit lainnya (seperti AIDS,

sindrom sjorgren, diabetes mellitus, dan sarcoidosis) kemungkinan disertai oleh

pembengkakan pada kelenjar ludah besar. Pembengkakan bisa juga terjadi dari kanker

atau tumor pada kelenjar ludah. Pembengkakan terjadi dari tumor biasanya lebih kuat

8

Page 9: BAB Ifinish

dibandingkan dengan infeksi. Jika tumor tersebut adalah kanker, kelenjar tersebut bisa

terasa seperti batu keras dan kemungkinan tetap kuat mengelilingi jaringan. Kebanyakan

tumor tidak bersifat kanker bisa diangkat. Luka pada bibir bagian atas-misal, tidak

sengaja tergigit-bisa membahayakan kelenjar ludah kecil yang ditemukan di sana dan

menyumbat aliran ludah. Akibatnya, kelenjar yang terkena bisa bengkak dan membentuk

kecil, gumpalan lembek (mucocele) yang tampak kebiruan. Gumpalan tersebut biasanya

muncul dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

Kelenjar ludah terdiri dari 3 macam yaitu kelenjar parotis, kelenjar

submandibularis dan kelenjar sublingualis.

A, Kelenjar parotisGlandula Parotis terletak berlawanan dengan batas luar dari Ramus Mandibula

dan memanjang kebagian dari musculus sternomastoid. Bagian superior dari glandula ini

di mulai dari bawah tragus dari telinga dan berakhir di anteror (di bawah batas dari

mandibula). Meskipun glandula yang normal susah diperiksa dengan palpasi, namun

palpasi dapat di lakukan pada tempat tertentu yang mengalami glandula hiperplastik,

nodul pada glandula dimana akan timbul rasa sakit. Kelenjar parotis harus di palpasi dan

segala pembesaran atau pelunakan harus diperhatikan. Pada pembesaran parotis yang

sejati ada defleksi kearah luar dari bawah lobus telinga. Kelainan pada kelenjar ini antara

lain parotitis, gendongan(mumps), tumor kelenjar parotis.

B. Kelenjar submandibularisKelenjar ini terletak disebelah dalam korpus mandibula dan mempunyai

ductus ekskretoris(ductus whartoni) yang bermuara pada dasar rongga mulut pada

9

Page 10: BAB Ifinish

prenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah. Merupakan kelenjar yang memproduksi air

liur terbanyak. Kelainan pada kelenjar ini misalnya penyumbatan karena kerusakan

ductus atau penyumbatan ductus.

C. Kelenjar sublingualisKelenjar ini merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar-kelenjar ludah

besar. Terletak pada dasar rongga mulut, dibawah mukosa dan mempunyai saluran

keluar(ductus sekretorius) yang disebut ductus rifinus. Kelenjar ini terletak pada dasar

rongga mulut dibelakang muara ductus warthoni pada frenulum lidah. Kelainan pada

kelenjar ini bisa terdapat syndrom sjorgen karena sydrom ini terjadi secara autoimun.

10

Page 11: BAB Ifinish

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pemeriksaan Klinis merupakan bagian dari prosedur mengumpulkan data untuk

menegakkan diagnosa. Metode untuk mendapatkan informasi ini mungkin berbeda-beda

untuk setiap dokter gigi, tetapi pendekatan yang dipilih haruslah konsisten dari satu

penderita ke penderita yang lainnya sehingga dengan demikian tidak ada bagian yang

terabaikan.Untuk melakukan pengenalan terhadap permasalahan yang ada, seorang

dokter gigi harus dapat mengidentifikasikan anatomi normal beserta variasi-variasi

anatomi yang sering diketemukan.

Inspeksi secara visual dan palpasi merupakan tehnik paling sering digunakan.

Daerah yang akan diperiksa harus diobservasi untuk melihat adanya perubahan ukuran,

warna, tekstur, dan bentuk.

Dalam pemeriksaan Ekstra Oral yang diperiksa meliputi : keadaan umum, muka,

bibir, sudut mulut, pipi, kelenjar parotis, kelenjar limfe.

11

Page 12: BAB Ifinish

DAFTAR PUSTAKA

http://www.indonesiaindonesia.com/f/10652-kelainan-bibir-mulut-and-lidah/http://mbahgendeng.com/kuliah-kedokteran/ringkasan-kuliah-anak-2.htmlhttp://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina2.pdfhttp://community.um.ac.idTINJAUAN KLINIS PENYAKIT MULUT,medika widya,lewis M A O, lamey P-JBuku diagnosis dan terapi penyakit gigi dan mulutDiktat dasar ilmu penyakit mulut

12