bab ia

Download BAB  Ia

If you can't read please download the document

Upload: tony-arifianto

Post on 28-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

2

1

BAB IPENDAHULUAN Latar Belakang

Obesitas sudah menjadi sebuah epidemi di Negara maju. Ukuran objektif obesitas biasanya dinilai dari nilai IMT, dimana ukuran international untuk obesitas adalah IMT 30 kg/m2, sedangkan untuk ukuran orang Asia obesitas didefinisikan dengan nilai IMT25kg/m2. Obesitas memiliki hubungan yang erat dengan tingginya kejadian penyakit kardiovaskular. Obesitas dapat meningkatkan kadar trigliserid yang buruk untuk kesehatan jantung dan menurunkan kadar high density lipoprotein (HDL) yang bersifat kardioprotektif. Selain itu, seiring meningkatnya obesitas, meningkat juga angka hipertensi. Obesitas juga dapat menyebabkan disfungsi diastolik dan berhubungan dengan memburuknya fungsi sistolik (Nursalim, 2011).Obesitas adalah merupakan kunci penting dari terjadinya peningkatan kejadian penyakit jantung koroner (PJK). Peningkatan berat badan dengan indeks masa tubuh lebih dari 30 kg/m2 meningkatkan risiko PJK 4 kali lipat, baik pada laki-laki ataupun wanita. Pada tahun 1988, American heart association (AHA) mengklasifikasikan obesitas sebagai faktor risiko modifikasi mayor untuk PJK. Pada awalnya obesity dianggap sebagai faktor yang memberikan kontribusi pada risiko PJK melalui faktor lain berhubungan seperti hipertensi, dislipidemia, dan diabetes. Pada tahun-tahun terakhir telah dapat dibuktikan bahwa distribusi jaringan lemak berpengaruh pada tingginya risiko PJK. Risiko penyakit jantung dan penyakit metabolik lain yang dikenal dengan sindrom metabolic sangat berhubungan dengan obesitas sentral/android/ visceral/upper body obesity dibandingkan dengan obesitas ginoid/lower body obesity (Gotera, 2006).Walaupun obesitas merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner, hal yang berbeda ditemukan pada kasus gagal jantung. Berdasarkan beberapa studi, pasien gagal jantung dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) yang lebih tinggi memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan mereka dengan IMT yang lebih rendah. Selain itu, analisis dari beberapa studi oleh Oreopoulos et al menyimpulkan bahwa IMT yang lebih tinggi berhubungan dengan prognosis yang lebih baik pada pasien gagal jantung (Nursalim, 2011).Penelitian yang dilakukan Hariadi (2005), dimana hasil penelitian terhadap 270 sampel menunjukkan bahwa dari 52 penderita obesitas disertai hipertensi ditemukan 25 (48,1 %) yang menderita penyakit jantung koroner, lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak menderita penyakit jantung koroner yaitu 27 (51,9 %). Sebaliknya dari 107 yang normal ditemukan 81 (75,7 %) yang tidak menderita penyakit jantung koroner lebih banyak dibandingkan yang menderita menderita penyakit jantung koroner.Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai (p=0,007) lebih kecil a (0,05) dengan demikian dapat dinterpretasikan bahwa terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan hipertensi terhadap kejadian penyakit jantung koroner.Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Studi Deskriptif Obesitas Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung Koroner di RSUD RAA Soewondo Pati

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: bagaimana gambaran obesitas sebagai faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner di RSUD RAA Soewondo Pati?

Tujuan PenelitianTujuan UmumMengetahui obesitas sebagai faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner di RSUD RAA Soewondo Pati.Tujuan Khusus

Mendeskripsikan obesitas sebagai faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner di RSUD RAA Soewondo Pati

Manfaat PenelitianBagi PenelitiBagi peneliti dapat sebagai sarana untuk menambah pengetahuan serta pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah, khususnya penelitian tentang obesitas sebagai factor risko terjadinya penyakit jantung koroner.Bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi perawat tentang obesitas sebagai factor risko terjadinya penyakit jantung koroner serta dapat menjadi rujukan intervensi dalam melakukan perawatan kepada pasien jantung koroner.Institusi Pendidikan

Manfaat bagi institusi pendidikan antara lain sebagai tambahan kepustakaan tentang obesitas sebagai factor risko terjadinya penyakit jantung koroner.