bab ia-1b akhir

22
1 BAB I REAKSI KIMIA DAN ASAM BASA 1.1. Reaksi Kimia 1.1.1. Tujuan Percobaan - Mengamati terjadinya reaksi kimia - Mengetahui cara mereaksikan bahan-bahan kimia 1.1.2. Dasar Teori Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. [12] Reaksi kimia merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari satu atau berbagai jenis zat. Dalam perubahan reaksi kimia terjadi interaksi antara senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan perubahan struktur, akibat adanya dan pembentukan ikatan kimia. [13] Jenis reaksi kimia - Pembakaran Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana, misalnya CO 2 , H 2 O dan SO 2 . Reaksi propane dengan oksigen dan trietilena glikol dengan oksigen merupKn reaksi-reaksi pembakaran. C 3 H 8(g) + 5 O 2 (g) 3 CO 2 (g) + H 2 O (l) (propana) (ion oksigen) (karbondioksida) (air) - Penggabungan (sintesis) Penggabungan adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana baik unsur maupun senyawa. 2H 2 (g) + O 2(g) 2H 2 O (l) (io hidrogen) (ion oksigen) (air)

Upload: novii-hardyanto

Post on 25-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Praktikum KD

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    REAKSI KIMIA DAN ASAM BASA

    1.1. Reaksi Kimia

    1.1.1. Tujuan Percobaan

    - Mengamati terjadinya reaksi kimia

    - Mengetahui cara mereaksikan bahan-bahan kimia

    1.1.2. Dasar Teori

    Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi,

    terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. [12]

    Reaksi kimia merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat

    kimia dari satu atau berbagai jenis zat. Dalam perubahan reaksi kimia terjadi

    interaksi antara senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan perubahan

    struktur, akibat adanya dan pembentukan ikatan kimia.[13]

    Jenis reaksi kimia

    - Pembakaran

    Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung

    dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana,

    misalnya CO2, H2O dan SO2. Reaksi propane dengan oksigen dan trietilena

    glikol dengan oksigen merupKn reaksi-reaksi pembakaran.

    C3H8(g) + 5 O2 (g) 3 CO2 (g) + H2O(l) (propana) (ion oksigen) (karbondioksida) (air)

    - Penggabungan (sintesis)

    Penggabungan adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks

    terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana baik unsur maupun

    senyawa.

    2H2 (g) + O2(g) 2H2O(l) (io hidrogen) (ion oksigen) (air)

  • 2

    - Penguraian

    Penguraian adalah suatu reaksi di mana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang

    lebih sederhana.

    2Ag2O(s) 4Ag(s) + O2(s)

    (perak oksida) (ion perak) (oksigen)

    - Penggantian (perpindahan tunggal)

    Penggantian adalah suatu reaksi di mana sebuah unsur memindahkan unsur

    lain dalam suatu senyawa. [7]

    Cu(s) + 2Ag+

    (aq) Cu(aq) + 2 Ag(s) (ion tembaga) (ion perak) (ion perak) (ion tembaga)

    - Metatesis (perpindahan ganda)

    Metatesis adalah reaksi yang tidak menimbulkan perubahan bilangan oksidasi

    unsur, yang terjadi hanya pertukaran pasangan ion, contohnya:

    NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 (natrium klorida)(perak nitrat) (perak klorida) (natrium klorida)

    - Reaksi redoks

    Reaksi redoks adalah reaksi yang mengakibatkan ada unsur yang mengalami

    perubahan bilangan oksidasi. Unsur yang mengalami kenaikan bilangan

    oksidasi disebut teroksidasi dan yang turun disebut tereduksi, contohnya:

    2Na + Cl 2NaCl (natrium) (klorida) (natrium klorida)

    - Reaksi disproporsionasi

    Reaksi disprosorsionasi adalah jika satu pereaksi dapat teroksidasi dan juga

    tereduksi, contohnya:

    Cl2 + H2O HClO + HCl[1]

    (ion klorida) (ion air) (asam hipoklorit) (asam klorida)

    - Reaksi asam basa

    Reaksi asam adalah suatu reaksi dimana zat bila dilarutkan dalam air,

    mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya

    ion positif, sedangkan rekasi basa adalah suatu reaksi dimana zat bila

    dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion

    hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif, contohnya:

    HCl H+

    + Cl-

    (asam klorida) (ion hidrogen) (ion korida)

  • 3

    NaOH[8]

    Na+ + OH

    -

    (natrium hidroksida) (natrium) (hidroksida)

    - Reaksi Organik

    Melingkupi berbagai jenis reaksi yang melibatkan senyawa-senyawa yang

    memiliki karbon sebagai unsur utamanya.[13]

    contohnya:

    6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 (karbon dioksida) (air) (glukosa) (ion oksigen)

    Ciri-ciri Reaksi Kimia

    - Terjadi perubahan warna

    Sebagai contoh dapat diamati bahwa warna ungu pada larutan kalium

    permanganat (KMnO4) akan berubah jika direaksikan dengan larutan asam oksalat

    (H2C2O4). Perubahan kimia ini terjadi karena senyawa kalium permanganat

    berubah menjadi senyawa mangan sulfat (MnSO4) yang tidak berwarna. Demikian

    juga dengan tembaga karbonat (CuCO3) yang berwarna hijau akan berubah

    menjadi tembaga oksida (Cu2O) yang berwarna kehitaman dan karbon dioksida

    (CO2) setelah dipanaskan[14]

    - Terjadi perubahan suhu

    Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang

    terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antar atom pereaksi dan

    pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan

    ikatan diperlukan energi. Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk

    panas disebut dengan reaksi eksotermis, sedangkan reaksi yang menyerap energi

    panas disebut reaksi endotermis. Reaksi kimia terjadi pada suatu ruang yang

    disebut dengan sistem, tempat diluar sistem disebut dengan lingkungan. Pada

    reaksi eksotermis, terjadi perpindahan energi panas dari sistem ke lingkungan.

    Pada reaksi endotermis terjadi perpindahan energi panas dari lingkungan ke

    sistem.

    - Terjadi pembentukan endapan

    Ketika mereaksikan dua larutan dalam sebuah tabung reaksi, kadang-

    kadang terbentuk suatu sneyawa yang tidak larut, berbentuk padat, dan terpisah

    dari larutannya. Padatan itu disebut dengan endapan

  • 4

    - Terjadi pembentukan gas

    Secara sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk

    ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung dalam larutan yang

    direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dari baunya yang khas, seperti asam

    sulfida (H2S) dan amoniak (NH3) yang berbau busuk.[13]

    Kesetimbangan reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh faktor luar di

    sekelilingnya:

    1. Perubahan tekanan

    Penambahan tekanan hanya akan berarti pada gas bila disertai dengan

    perubahan volume.

    2. Perubahan temperatur

    Setiap reaksi kimia dapat menghasilkan panas (eksoterm) atau

    membutuhkan panas (endoterm).

    3. Perubahan konsentrasi

    Contoh reaksi: A + B C + D

    K =

    Jika hasil reaksi C dan D dikurangi sedikit demi sedikit saja, maka akan

    mengakibatkan mekanisme reaksi ke kanan dans egera terbentuk C dan D baru

    sehingga jumlah A dan B semakin kecil.[3]

    Sistem konsentrasi didasarkan pada volume dimana volume dari larutan

    adalah kuantitas yang diukur. Metode yang digunakan oleh analisis kimia untuk

    menyatakan kosentrasi dari suatu larutan, yaitu jumlah relatif dari larutan dan

    pelarut. Sistem molaritas dan normalitas paling sering dipergunakan. Molaritas

    adalah banyaknya mol zat terlarut per liter larutan. Hal ini didefinisikan sebagai

    berikut:

    Molaritas = jumlah mol per liter larutan

    Atau

  • 5

    Dimana M adalah molaritas, n adalh jumlah mol dalam larutan, dan V adalah

    Volume dari larutan dalam liter. Karena

    dimana g adalah gram dari zat terlarut dan BM adalah berat molekul larutan,

    menghasilkan

    Persamaan ini dapat dipecahkan untuk gram dari zat terlarut, yang menghasilkan

    g = M V BM[5]

    Asam sulfat sangat korosif dan reaksi hidrasi dengan air sangat

    eksotermis.[16]

    tambahkan asam ke dalam air daripada air ke dalam asam. Air

    memiliki massa jenis yang lebih rendah daripada asam sulfat dan cenderung

    mengapung di atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat

    pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan keras.

    Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organik dari CO(NH2)2,

    Urea larut sempurna didalam air, sifat urea adalah sangat higroskopis dan mulai

    menarik air dari udara. Bahan baku utama dalam proses produksi urea adalah gas

    alam, air dan udara. Ketiga bahan baku utama tersebut diolah untuk menghasilkan

    nitrogen (N2), hidrogen (H2) dan karbon dioksida (CO2).[19]

    Amonia juga

    digunakan untuk memproduksi urea (NH2CONH2),[20]

    Amonia dibentuk atas dasar

    reaksi gas nitrogen dan hidrogen. [19]

    Jika pupuk urea (NH3) dimasukkan ke dalam

    air, maka suhu air akan menurun (lebih dingin). Hal ini diakibatkan karena reaksi

    pupuk urea dengan air termasuk reaksi kimia yang menyerap panas (reaksi

    endoterm).[21]

    Perak membentuk ion monovalen dalam larutan yang tidak berwarna.

    Senyawa-senyawa perak (II) tidak stabil, tetapi memainkan peranan penting

    dalam proses-proses oksidasi-reduksi yang dikatalisiskan oleh perak. Perak nitrat

    mudah larut dalam air, klorida yang larut mnghasilkan endapan putih perak

    klorida.[11]

    Kalium permanganat adalah senyawa kimia organik dengan rumus

    KMnO4. Kalium permanganat adalah garam yang terdiri dari K+ dan MnO4

    - ion.

  • 6

    Sebelumnya dikenal sebagai permanganat dari kalium atau kristal, itu adalah

    sebuah agen pengoksidasi kuat. Larut dalam air untuk memberikan solusi ungu

    intens, penguapan yang memberikan prisma kristal berkilau keunguan-hitam

    Pada percobaan reaksi oksidasi ini yaitu pertama-tama

    dilakukan penambahan H2SO4 pada KMnO4. Pada KMnO4 berwarna ungu (pekat),

    sedangkan H2SO4 berwarna jernih atau bening. Kemudian penambahan H2SO4

    pada KMnO4 tidak menyebabkan terjadi perubahan warna. Warnanya masih tetap

    sama yaitu ungu (pekat). Tetapi penambahan ini terjadi perubahan suhu menjadi

    panas. Hal ini disebabkan bahwa KMnO4 mereduksi H2SO4. Penambahan Etanol

    berfungsi yaitu agar KMnO4 mengoksidasi etanol menjadi asam etanoat.[18]

  • 7

    1.1.3. Tinjauan Bahan

    a. Kalium permanganat (KMnO4)

    Bentuknya padatan dan berbau. Mudah larut dalam methanol,aseton, asam

    sulfat. Berbahaya dan bias menyebabkan iritasi pada kulit.

    massa molar : 158,034 g/mol,

    kelarutan dalam air : 6,38 g/100 ml (20 oC), 25 g/100 ml (65

    oC).

    b.Natrium hidroksida (NaOH)

    Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat,serpihan, butiran. Bersifat

    lembab, cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas.

    sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan.

    Massa molar : 39,9971 g/mol

    Kelarutan dalam air : 111 g/100 ml (20 oC)

    Kebasaan (pKb) : -2,43

    c. Asam sulfat (H2SO4)

    Penampilannya tidak berwarna, dan tak berbau. Sifat-sifat asam sulfat yang

    korosif diperburuk oleh reaksi eksotermiknya dengan air

    Massa molar : 98,08 g/mol

    Densitas : 1,84 g/cm3

    Keasaman pKa : -3

    d.Natrium klorida (NaCl)

    Natrium klorida, juga dikenal sebagai garam dapur, mempunyai bentuk

    Kristal tidak berwarna dan tidak bau, sifatnya higroskopis.

    Massa molar :53,491 g/mol

    Titik didih :1413 C, 1686 K, 2575 F 1413 C, 1686 K,

    2575 F

    Keasaman pKa :6.77.3 6.7-7.3

    Densitas :1,5274 g/cm3

    e. Perak nitrat (AgNO3)

    Bentuknya putih solit dan tidak bau, sifatnya beracun, berbahaya, korosif

    dan menyebabkan luka bakar pada setiap jaringan tubuh.

    Massa molar :169.87 mol 1 169,87 mol -1

  • 8

    Titik didih : 444 oC

    f. Urea (NH2CONH2)

    Sifatnya tidak dapat terbakar tetapi mengalami dekomposisi thermal pada

    temperatur yang tinggi akan mengeluarkan gas-gas mudah menyala dan

    beracun. pH nya 5-8.

    Keasaman pKa : 0,18

    g.Etanol (C2H5OH)

    Etanol adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak

    berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam

    kehidupan sehari-hari

    Massa molar : 46,07 g/mol

    Densitas : 0,789 g/cm3

    Titik didih : 78,4

    Keasaman pKa : 15,9

  • 9

    1.1.4. Alat dan Bahan

    A. Alat-alat yang digunakan B. Bahan-bahan yang digunakan

    - batang pengaduk

    - beakerglass

    - botol aquadest

    - corong kaca

    - Erlenmeyer

    - gelas arloji

    - karet penghisap

    - kertas saring

    - labu ukur

    - neraca analitis

    - penjepit kayu

    - pipet tetes

    - pipet volume

    - rak tabung reaksi

    - tabung reaki

    - waterbath

    - aquadest (H2O)

    - asam sulfat pekat (H2SO4)

    - etanol (C2H5OH)

    - kalium permananat (KMnO4)

    - natrium hidroksida (NaOH)

    - natrium klorida (NaCl)

    - perak nirat (AgNO3)

    - pupuk urea ((NH2)2 CO)

    1.1.5. Prosedur Percobaan

    A. Preparasi larutan

    - membuat larutan kalium peranganat 1%, 50 mL

    - membuat larutan natrium hidroksida 1 M, 50 mL

    - membuat larutan natrium klorida 0,1 M, 50 mL

    - memebuat larutan perak nirat 0,1 M, 50 mL

    B. Reaksi manghasilkan panas tinggi

    - keadaan tabung reaksi yang berisi 3 mL aquadest, masukkanlah 1 mL

    asam sulfat pekat

    C. Reaksi memerlukan panas dan menghasilkan gas

    - memasukkan sedikit pupuk urea ke dalam tabung reaksi

    - menambahkan 5 mL natrium hidroksida 1 M

  • 10

    - memanaskan tabung reaksi secara perlahan dan tes timbulya gas

    - mengamati dan catat hasilnya

    D. Reaksi menghasilkan endapan

    - menambahkan 2 mL perak nitrat 0,1 m dengan 2 mL natrium klorida

    0,1 M didalam tabung reaksi

    - mengamati endapan yang terbentuk

    - memakai kertas saring untuk menyaring endapan

    E. Reaksi memerlukan panas

    - memasukkan 2 ml larutan kalium permanganat 1% ke dalam tabung

    reaksi

    - menambahkan 1 tetes larutan asam sulfat pekat

    - menambahkan 3 tetes etanol dan memanaskan sebentar dalam

    waterbath

    - mengamati perubahan yang terjadi.

    1.1.6. Data Pengamatan

    No. Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

    1 H2O + H2SO4

    Menghasilkan panas

    dan

    tidak berwarna

    Terjadi Reaksi.

    2 (NH2)2CO+ NaOH

    Menimbulkan

    gelembung dan

    Tidak berwarna

    Terjadi reaksi

    3 AgNO3 + NaCl Terbentuk endapan

    berwarna putih Terjadi reaksi

    4

    KMnO4 + H2SO4

    Larutan 1

    Larutan1+C2H5OH

    larutan 2

    Larutan 2

    warna ungu tua

    berwarna hitam

    keunguan

    warna coklat tua dan

    terdapat endapan

    Terjadi reaksi

  • 11

    1.1.7. Persamaan Reaksi

    A.Reaksi menghasilkan panas tinggi

    H2SO4(l) + H2O(l) H3O+

    (aq) + HSO4-(aq)

    (Asam sulfat) (Air) (Hidronium) (Sulfat)

    B.Reaksi memerlukan panas dan menghasilkan gas

    (NH2)2CO(l) + NaOH(l) NaOCN(l) + NH3(g) + H2O(l) (Urea) (Natrium hidroksida) (Natrium sianat) (Amonia) (Air)

    C.Reaksi menghasikan endapan

    AgNO3(l) + NaCl(l) AgCl(s) + NaNO3(l) (Perak nitrat) (Natrium klorida) (Perak klorida) (Natrium nitrat)

    D.Reaksi memerlukan panas

    20KMnO4(aq)+ 30H2SO4(aq) 10K2SO4(aq)+20MnSO4(aq) +3H2O(l)+ 80O(g) (Kalium permanganat)(Asam sulfat) (Kalium sulfat) (Mangan sulfat) (Air) (Ion oksigen)

    12KMnO4(aq)+6H2SO4(aq)+5C2H5OH(l) 6K2SO4(l) + 12MnO(s) + (Kalium permanganat)(Asam sulfat)(Etanol) (Kalium sulfat) (Mangan dioksida)

    10CO2(g) + 11H2O(s) (Karbon dioksida) (Air)

    1.1.8. Pembahasan

    - Reaksi asam sulfat (H2SO4) dengan air (H2O) membentuk hidronium

    (H3O+)

    dan sulfat (HSO4), reaksi ini menghasilkan panas tinggi

    (eksoterm) sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa reaksi hidrasi

    dengan air sangat eksotermis, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam

    asam sulfat pekat, maka akan mendidih dan bereaksi dengan keras.

    - Reaksi urea ((NH2)2CO) dengan natrium hidroksida (NaOH) membentuk

    natrium sianida (NaOCN), amonia (NH3) dan air (H2O), reaksi ini

    menyerap panas dari sekitarnya serta menghasilkan gas sesuai dengan

    teori yang menyatakan bahwa amonia juga digunakan untuk

    memproduksi urea (NH2CONH2), amonia dibentuk atas dasar reaksi gas

    nitrogen dan hidrogen dan reaksi pupuk urea dengan air termasuk reaksi

    kimia yang menyerap panas (reaksi endoterm).

    - Reaksi perak nitrat (AgNO3) dengan natrium klorida (NaCl) membentuk

    perak klorida (AgCl) dan natrium nitrat (NaNO3), reaksi ini

  • 12

    menghasilkan endapan sesuai dengn teori yang menyatakan bahwa

    klorida yang larut menghasilkan endapan putih perak klorida.

    - Reaksi kalium permanganat (KMnO4) dengan asam sulfat (H2SO4) dan

    etanol (C2H5OH) membentuk kalium sulfat (K2SO4), mangan dioksida

    (MnO), karbon dioksida (CO2), dan air (H2O), reaksi ini memerlukan

    panas sesuai teori yang menyatakan bahwa penambahan H2SO4 pada

    KMnO4 tidak menyebabkan terjadi perubahan warna. Tetapi penambahan

    ini terjadi perubahan suhu menjadi panas. Hal ini disebabkan bahwa

    KMnO4 mereduksi H2SO4. Penambahan Etanol berfungsi yaitu agar

    KMnO4 mengoksidasi etanol menjadi asam etanoat. Setelah dipanaskan

    barulah terjadi perubahan warna ungu menjadi coklat tua.

    1.1.9. Kesimpulan

    - Terjadinya reaksi kimia dapat diamati melalui salah satu ciri reaksinya,

    antara lain mengalami perubahan warna, terbentuk endapan, terjadinya

    perubahan suhu/ panas, baik memerlukan panas (eksoterm) maupun

    reaksi yang menghasilkan panas (endoterm), serta reaksi yang dapat

    menimbulkan gas.

    - Reaksi asam sulfat (H2SO4) dengan air (H2O) membentuk hidronium

    (H3O+) dan sulfat (HSO4), yang reaksinya menghasilkan panas tinggi.

    Reaksi urea ((NH2)2CO) dengan natrium hidroksida (NaOH) membentuk

    natrium sianida (NaOCN), gas amonia (NH3) dan air (H2O), yang

    reaksinya memerlukan panas dan menghasilkan gas. Reaksi perak nitrat

    (AgNO3) dengan natrium klorida (NaCl) membentuk endapan perak

    klorida (AgCl) dan natrium nitrat (NaNO3), yang reaksinya

    menghasilkan endapan putih. Reaksi kalium permanganat (KMnO4)

    dengan asam sulfat (H2SO4) dan etanol (C2H5OH) menghasilkan kalium

    sulfat (K2SO4), mangan dioksida (MnO), karbon dioksida (CO2), dan air

    (H2O), yang reaksinya memerlukan panas.

  • 13

    1.2. ASAM BASA LARUTAN

    1.2.1. Tujuan Percobaan

    - Menentukan sifat asam dan basa suatu larutan.

    - Menentukan kekuatan asam-basa suatu larutan.

    1.2.2. Dasar Teori

    Menurut Arhenius (1887) mengatakan bahwa asam ialah zat yang di

    dalam air menghasilkan ion H+. Sedangkan basa ialah semua zat yang di dalam air

    dapat menghasilkan ion OH-.[8]

    Derajat disosiasi berbeda-beda antara satu dengan asam lainnya. Asam

    kuat berdisosiasi hampir sempurna pada pengenceran karena itu ia merupakan

    elektrolit kuat. Asam-asam kuat misalnya asam klorida dan asam nitrat. Asam

    lemah berdisosiasi hanya sedikit pada konsentrasi sedang atau bahkan pada

    kosentrasi rendah. Karena itu asam lemah adalah elektrolit lemah, misalnya Asam

    asetat. Begitu juga basa, basa kuat merupakan elektrolit kuat,[11]

    misalnya natrium

    hidroksida, barium hidroksida.[8]

    Sedang basa lemah merupakan elektrolit lemah,

    misalnya ammonium hidroksida. [11]

    Bila larutan asam direaksikan dengan larutan basa, maka sebagian dari

    ion H3O+ akan bereaksi dengan sebagian ion OH

    - basa membentuk air. Karena air

    bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Ion

    negatif sisa asam dan ion positif sisa basa akan bergabung membentuk senyawa

    ion yang yang disebut garam. Jadi reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi

    penggaraman.

    Asam + Basa = Garam + Air

    Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil

    reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam

    tergantung pada kekuatan relatif asam basa penyusunnya. Garam dari asam kuat

    dan basa kuat besifat netral. Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa,

    sedangkan garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam, contohnya natrium

    klorida bersifat netral, ammonium klorida bersifat asam, dan asam asetat bersifat

  • 14

    basa. Ukuran pH untuk asam basa jika pH kurang dari 7 larutan bersifat asam,

    sama dengan 7 larutan bersifat neral dan lebih dari 7 laruan bersifat basa.[22]

    pH adalah parameter tingkat keasaman suatu larutan. Semakin besar

    kosentrasi ion H+ atau H3O

    + semakin asam larutan tersebut.

    [3]

    pH = -log [H+] (1.2)

    Konsentrasi ion OH- juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama yaitu

    pOH.

    pOH = -log [OH-]

    [23] (1.3)

    Sifat-sifat asam adalah dalam air menghasilkan ion H+ mempunyai rasa

    masam, elektrolit, korosif dan bereaksi dengan indikator menyebabkan perubahan

    warna.

    Sifat-sifat basa adalah dalam air menghasilkan ion OH-, mempunyai rasa

    pahit dan licin, elektrolit, korosif dan bereaksi dengan indikator menyebabkan

    perubahan warna.

    Sifat-sifat garam adalah elektrolit, tidak mengubah warna kertas lakmus,

    dan jika dilarutkan melepaskan ion logam dan ion sisa asam. Reaksi penggaraman

    terjadi bila asam direaksikan dengan basa menghasilkan garam dan air.[22]

    Larutan buffer adalah suatu larutan yang mempunyai kemampuan untuk

    mempertahankan tingkat keasamannya.[3] Sifat yang paling menonjol dari larutan

    penyangga ini, pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan

    sedikit asam kuat.[23]

    Campuran suatu asam lemah dan garamnya misalnya campuran asam

    asetat dan natrium asetat. Dalam lautan demikian, natrium asetat, seperti juga

    setiap garam lainnya, hampir sempurna berdisosiasi. Tetapi, disosiasi asam asetat

    hampir dapat diabaikan karena adanya ion-ion asetat dalam jumlah yang banyak.

    CH3COOH CH3COO- + H

    +

    (asam asetat) (ion asetat) (ion hidrogen)

    Larutan ini akan mempunyai pH yang tertentu, dan pH ini akan bertahan

    baik sekali, bahkan jika ditambahkan asam atau basa dalam jumlah yang banyak

    sekali. Jika ion hidrogen (yaitu suatu asam kuat) ditambahkan, ion ini akan

  • 15

    bergabung dengan ion asetat dalam larutan untuk membentuk asam asetat yang

    tidak terdisosiasi.

    CH3COO- + H

    + CH3COOH

    (ion asetat) (ion hidrogen) (asam asetat)

    Kosentrasi ion hidrogen tidak berubah, hanya jumlah ion asetat

    berkurang, sementara jumlah asam asetat yang tidak terdisosiasi bertambah. Jadi,

    larutan demikian menunjukkan ketahanan tertentu baik terhadap asam maupun

    basa, maka inilah yang dinamakan larutan buffer atau penyangga.[11]

    Indikator adalah suatu zat yang mampu mengubah warna yang berlainan

    dengan kehadiran analit.[5]

    Sifat suatu larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator

    asam basa, yaitu zat-zat yang warnanya berbeda dalam larutan asam, basa dan

    garam. Untuk mengidentifikasi sifat dari asam, basa dan garam dengan

    menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau indikator alami.

    Secara sederhana kertas lakmus dapat digunakan untuk mengidentifikasi

    apakah larutan bersifat asam, basa atau netral adalah larutan fenolftalein, metil

    merah, metil jingga.

    Tabel 1.2.1.1. Warna lakmus dalam larutan yang bersifat asam, basa, dan

    netral.[22]

    Indikator Larutan Asam Laruta Basa Larutan Netral

    Lakmus Merah Merah Biru Merah

    Lakmus Biru Merah Biru Biru

    Fenolftalein (PP) Tidak berwarna Merah Tidak berwarna

    Metil Merah Merah Kuning Kuning

    Meil Jingga Merah Kuning Kuning

    1.2.3. Tinjauan Bahan

    a. Ammonium hidroksida

    - rumus molekul : NH4OH

    - massa molar : 35,04 g/mol

    - titik didih : 37,7 oC (25%)

  • 16

    - bentuk : cairan

    - sifat : korosif, sangat volatil

    b. Ammonium klorida

    - rumus molekul : NH4Cl

    - massa molar : 53,491 g / mol

    - densitas : 1.5274 g/cm3

    - bentuk : solid

    - warna : putih

    - keasaman pKa : 9.245

    - sifat : korosif, higroskopis

    c. Asam asetat

    - rumus molekul : CH3COOH

    - massa molar : 60,05 g/mol

    - titik didih : 37,7 oC

    - densitas : 1049 g cm-3, cairan

    - keasaman pKa : 4,76 pada 25o C

    - bentuk : cairan atau kristal

    - warna : tidak berwarna

    - sifat : korosif

    d. Asam klorida

    - rumus molekul : HCl

    - massa molar : 35,04 g/mol

    - titik didih : 110 oC

    - densitas : 1,18 g/cm3

    - keasaman pKa : -8,0

    - bentuk : padat

    - warna : putih

    - sifat : korosif

    e. Indikator fenolftalein

    - rumus molekul : C20H14O4

    - massa molar : 318,32 g mol-1

  • 17

    - warna : tidak berwarna

    - range pH : 8,3-10,0

    - sifat : iritan

    f. Indikator metil orange

    - rumus molekul : C14H14N3NaO3S

    - massa molar : 327,33 g/mol

    - bentuk : cair

    - range pH : 3,1-4,4

    g. Kalsium hidroksida

    - rumus molekul : Ca(OH)2

    - massa molar : 74,093 g/mol

    - densitas : 2.211 g/cm3

    - keasaman pKa : 12,4

    - bentuk : lembut / cair

    - warna : putih

    - sifat : korosif

    h. Natrium asetat

    - rumus molekul : CH3COONa

    - massa molar : 82,03 g/mol

    - densitas : 1.528 g/cm3

    - titik didih : 881,4 oC

    - bentuk : bubuk

    - warna : putih

  • 18

    1.2.4. Alat dan Bahan

    A. Alat-alat yang digunakan:

    - batang pengaduk

    - beakerglass

    - botol aquadest

    - corong kaca

    - gelas arloji

    - karet penghisap

    - kertas lakmus

    - kertas pH

    - labu ukur

    - neraca analitis

    - pH meter

    - pipet tetes

    - pipet volume

    - rak tabung reaksi

    - tabung reaksi

    B. Bahan-bahan yang digunakan:

    - aquadest (H2O)

    - ammonium hidroksida(NH4OH)

    - ammonium korida (NH4Cl)

    - asam asetat (CH3COOH)

    - asam klorida (HCl)

    - kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

    - natrium asetat (CH3COONa)

    - indikator fenolftalein(C20H14O4)

    - metil orange (C14H14N3NaO3S)

    1.2.5. Prosedur Percobaan

    A. Preparasi larutan

    - Membuat larutan amonium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 mL

    - Membuat larutan ammonium klorida 0,1 M sebanyak 50 ml

    - Membuat larutan asam klorida sebanyak 50 mL

    - Membuat larutan kalsium hidroksida 0,1 sebanya 50 mL

    - Membuat larutan natrium asetat 0,1 M sebanyak 50 mL.

  • 19

    B. Menguji kekuatan asam dan basa larutan dengan larutan indikator

    - Menyiapkan 8 tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi:

    Tabung A Tabung B Tabung C Tabung D Tabung E Tabung F Tabung G Tabung H

    1 mL HCL

    0,1 M

    1 mL

    CH3COOH

    0,1 M

    0,5 mL

    CH3COOH

    0,1 M+0,5

    mL

    CH3COONa

    0,1 M

    1 mL

    NH4OH

    0,1 M

    0,5 mL

    NH4OH 0,1

    M+0,5 mL

    NH4CL 0,1

    M

    1 mL NH4CL

    1 mL

    CH3COONa

    0,1 M

    1 mL Ca(OH)2

    0,1 M

    - Menguji kekuatan asam dan basa masing-masing larutan dengan

    menggunakan kertas lakmus biru dan lakmus merah.

    C. Menguji kekuatan asam dan basa, masing-masing larutan dengan indikator

    - Menyiapkan 8 tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi:

    Tabung A Tabung B Tabung C Tabung D Tabung E Tabung F Tabung G Tabung H

    1 mL HCL 0,1

    M

    1 mL

    CH3COOH

    0,1 M

    0,5 mL

    CH3COOH

    0,1 M+0,5

    mL

    CH3COONa

    0,1 M

    1 mL

    NH4OH

    0,1 M

    0,5 mL NH4OH

    0,1 M+0,5

    mL NH4CL

    0,1 M

    1 mL

    NH4CL

    1 mL

    CH3COONa

    0,1 M

    1 mL Ca(OH)2

    0,1 M

    - Menambahkan 3 tetes indikator fenolftalein masing-masing tabung

    - Mengulangi prosedur dengan mengganti indikator fenolftalein dengan

    indikator metil orange.

    D. Menguji kekuatan asam dan basa larutan dengan indikator universal dan pH

    meter

    - Menyiapkan 8 tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi:

    Tabung A Tabung B Tabung C Tabung D Tabung E Tabung F Tabung G Tabung H

    1 mL HCL 0,1

    M

    1 mL

    CH3COOH

    0,1 M

    0,5 mL

    CH3COOH

    0,1 M+0,5

    mL

    CH3COONa

    0,1 M

    1 mL

    NH4OH

    0,1 M

    0,5 mL

    NH4OH 0,1

    M+0,5 mL

    NH4CL 0,1

    M

    1 mL NH4CL

    1 mL

    CH3COONa

    0,1 M

    1 mL Ca(OH)2

    0,1 M

    - Mengukur pH masing-masing larutan kertas pH dan pH meter

    E. Analisa data

    - Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan kertas lakmus dan larutan

    indikator, ditentukan kekuatan asam basa larutan yang diuji.

  • 20

    1.2.6. Data Pengamatan

    Tabel 1.2.6.1. Analisis sifat asam basa dan nilai pH larutan

    No

    Warna kertas

    lakmus setelah

    pengujian

    Warna indikator

    setalah

    pengujian

    Hasil

    pengukuran pH

    indikator

    universal

    Hasil

    pengukuran

    pH dengan

    pH meter Merah Biru pp mo

    1 1 mL HCL 0,1 M merah merah bening merah 1

    2 1 mL CH3COOH 0,1

    M merah merah bening merah 3

    3

    0,5 mL CH3COOH

    0,1 M + 0,5 mL

    CH3COONa 0,1 M

    merah merah bening kuning 4

    4 1 mL NH4OH 0,1 M biru biru ungu kuning 10

    5

    0,5 mL NH4OH 0,1

    M +0,5 mL NH4Cl

    0,1 M

    biru biru ungu kuning 7

    6 1 mL NH4Cl merah merah bening kuning 7

    7 1 mL CH3COONa

    0,1 M merah biru ungu kuning 7

    8 1 mL Ca(OH)2 0,1 M biru biru ungu kuning 13

    Tabel 1.2.6.2. Perbandingan pH larutan menggunakan indikator universal dan pH

    meter

    Indikator Universal pH meter

    Bentuk alat uji cair kertas pH

    Waktu pengujian lama cepat

    Ketelitian lebih teliti kurang

    Ketersediaan mudah terjangkau kurang terjangkau

    Harga lebih mahal murah

  • 21

    Tabel 1.2.6.3. Analisi Data

    No Larutan Kekuatan Asam basa

    1 1 mL HCL 0,1 M Asam kuat

    2 1 mL CH3COOH 0,1 M Asam kuat

    3 0,5 mL CH3COOH 0,1 M + 0,5 mL

    CH3COONa 0,1 M Asam lemah

    4 1 mL NH4OH 0,1 M Basa lemah

    5 0,5 mL NH4OH 0,1 M +0,5 mL NH4Cl

    0,1 M Netral

    6 1 mL NH4Cl Netral

    7 1 mL CH3COONa 0,1 M Netral

    8 1 mL Ca(OH)2 0,1 M Basa kuat

    1.2.7. Pembahasan

    - Larutan asam akan memberikan perubahan warna merah pada kertas

    lakmus biru, tetap berwarna merah pada lakmus merah, bening dengan

    penambahan indikator fenolftalein, dan berubah warna menjadi orange

    dengan penambahan metil orange. Sedangkan basa akan memberikan

    perubahan warna biru pada kertas lakmus merah, tetap berwarna biru

    pada lakmus biru, ungu dengan penambahan indikator fenolftalein, dan

    berubah warna menjadi kuning dengan penambahan metil orange.

    - Larutan asam memilki derajat keasaman kurang dari 7, sedangkan basa

    memilki derajat keasaman lebih dari 7, asam lemah memiliki kekuatan

    pH antara 4-6 dan asam kuat memiliki kekuatan pH antara 0-3,

    sedangkan kekuatan basa lemah memiliki kekuatan pH antara 8-10 dan

    basa kuat antara pH 11-14, untuk mengukur kekuatan asam basa suatu

    larutan dapat ditentukan dengan menggunakan indikator universal.

  • 22

    1.2.8. Kesimpulan

    - Sifat asam basa suatu larutan dapat ditentukan dengan penambahan

    kertas lakmus merah, kertas lakmus biru, indikator fenolftalein, dan

    indikator metal orange.

    - Kekuatan asam basa suatu larutan dapat di lakukan dengan menggunakan

    indikator universal.