bab i18
TRANSCRIPT
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 1/12
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Apapun yang dilakukan praktisi,seorang menejer,da’I Jurnalis tentunnya
untuk menumbuhkan ,memulihkan kepercayaan ,membangun citra pada dasranya
adalah upanya mempengaruhi pikiran public .Efek yang sangat diharapkan adalah
adanya perubahan pikiran perilaku seorang mad,u khususnya bagi seorang da’I
atau seorang Juru dakwah terlebih dengan perubahan dunia yang semakin pesat dan
terus canggih seorang da’I juga harus dapat memanfaatkan tehnologi yang ada jikaseorang dai /juru dakwah tidak mengenal bahkan menguasai maka dapat dipastikan
dakwah yang dilakukan kurang maksimal. Peradaban masa kini sering disebut
sebagai peradaban masyarakat informasi. Informasi menjadi suatu komoditi primer
bahkan sumber kekuasaan. Informasi dapat dijadikan alat untuk membentuk
pendapat publik (public opinion) yang mempengaruhi dan mengendalikan pikiran,
sikap, dan perilaku manusia. Hingga pada akhirnya, muncul sebuah anggapan
bahwa sumber baru kekuasaan saat ini adalah “informasi di tangan banyak orang”
(the new source of power is information in the hand of many), dan siapa yang
menguasai media massa maka dialah pengendali atau penguasa dunia.
Tak heran jika sarana atau media informasi terus berkembang begitu pesat
demi meraih kepentingan di atas. Media-media tersebut hadir merepresentasikan
maksud, tujuan, dan target-target tertentu. Bagi khalayak ramai, kehadiran sebuah
informasi tentu bisa menjadi sesuatu yang positif namun juga sebaliknya.
Informasi terkadang membuat seseorang bergerak secara gegabah tanpa terlebih
dahulu melakukan proses tabayyun yang cukup. Persoalannya menjadi semakin
rumit ketia sebuah informasi atau berita negatif mendapatkan tempatnya di benak
pembaca, mempengaruhi dan mengendalikan gerak serta prilaku mereka. Inilah
yang menjadi dasar analisa Lippmann. Menurut Lippmann, masyarakat menerima
1
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 2/12
fakta bukan sebagaimana adanya, akan tetapi apa yang mereka anggap sebagai
fakta; “kenyataan fatamorgana” atau “lingkungan palsu”. Distorsi-distorsi tidak
hanya datang dari faktor emosional dan kebutuhan ego saja, tetapi juga dari
stereotip-stereotip, gambaran yang kita miliki tentang para tokoh figur publik, dan
produk benda-benda.
Sejatinya, penggunaan media informasi sebagai alat komunikasi dapat
dikategorikan ke dalam lima bagian; alat penerangan massa, alat pendidikan massa,
alat mempengaruhi massa, alat hiburan, dan digunakan perorangan atau kelompok.
Pada pembahasan ini, persoalan media sebagai alat untuk mempengaruhi massa
lebih dominan. Bahkan ia mampu mencakup secara umum. Proses mempengaruhi
masa justeru dapat dilakukan melalui penerangan, edukasi, hiburan atau sebuahkelompok atau orang tertentu.
B.Rumusan Masalah
Dari kajian buku ini paling tidak penyusun dapat menambah ilmu yang ada
sebagai suplemen dalam perkuliahan .Selain itu secara spesifik mahasiswa dapat:
1. Mengerti apa yang dimaksud Metode dakwah Bil qalam atau Jurnalistik
dalam islam ?
2. Mengetahui apa kaitanya Pres dan Jurnalis ,mengetahui apa peluang sukses
berdakwah karena dengan menggunakan manejeman lebih tertata? serta dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan berbangsa ,dan bermasayarakat
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui metode dakwah bil qalam atau jurnalistik
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah yang bersangkutan
2
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 3/12
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pers dalam Islam (Dakwah Bil Qalam)
Jurnalistik Islami dapat dimaknakan sebagai “suatu proses meliput,
mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai
Islam, khususnya yang menyangkut agama dan umat Islam kepada khalayak, serta
berbagai pandangan dengan perspektif ajaran Islam”. Dapat juga jurnalistik Islam
dimaknakan sebagai “proses pemberitaan atau pelaporan tentang berbagai hal
yang sarat dengan muatan dan sosialisasi nilai- nilai Islam”. Jurnalistik Islami bisa dikatakan sebagai crusade journalism, yaitu jurnalistik yang
memperjuangkan nilai-nilai tertentu, yakni nilai-nilai Islam. Jurnalistik Islami
mengemban misi ‘amar ma'ruf nahyi munkar (Q.S. 3:104).
Jadi, jurnalistik Islami adalah upaya dakwah Islamiyah juga. Karena
jurnalistik Islami bermisi ‘amar ma’ruf nahyi munkar, maka ciri khas jurnalistik
Islami adalah menyebarluaskan informasi tentang perintah dan larangan Allah
SWT. Ia berpesan (memberikan message) dan berusaha keras untuk
mempengaruhi komunikan/khalayak, agar berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.
Jurnalistik Islami tentu saja menghindari gambar-gambar ataupun ungkapan-
ungkapan pornografis, menjauh¬kan promosi kemaksiatan, atau hal-hal yang
bertentangan dengan syariat Islam, seperti fitnah, pemutarbalikkan fakta, berita
bohong, mendukung kemunkaran, dan sebagainya. Jurnalistik Islami harus
mampu mempengaruhi khalayak agar menjauhi kemaksiatan, perilaku destruktif,
dan menawarkan solusi Islami atas setiap masalah.
Karena jurnalistik Islami adalah jurnalistik dakwah, setiap jurnalis (wartawan)
Muslim berkewajiban menjadikan jurnalistik Islami sebagai “ideologi” dalam
profesinya. Baik jurnalis Muslim yang bekerja pada media massa umum maupun
3
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 4/12
pada media massa Islam. Karena dakwah memang merupakan kewajiban melekat
dalam diri setiap Muslim.
B. Urgensi Manajemen Pres Dakwah
Manajeman ialah suatu proses atau kerangka kerja ,yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang orang kearah tujuan –tujuan
atau maksud –maksud yang nyata.Manajemen adalah suatu kegiatan
,pelaksanaanya adalah “managing”sedang pelaksanaya adalah menejer jika terkait
dengan dakwah maka manajernya adalah da’I.Manajemen mempunyai tujuan
tertentu dan tidak dapat diraba ,ia berusaha untuk mencapai hasil-hasil tertentu
yang biasanya diungkapkan dengan istilah-istilah “objectives” atau hal –hal yangnyata.Mungkin manajemen dapat digambarkan sebagai tidak nyata ,karena tidak
dapat dilihat ,tetapi hanya terbukti oleh hasi-hasil yang ditimbulkannya”otput
“atau hasil kerja memedai { perubahan ,perkembangan mad’u }.
Manajemen menurut G.R Terry “Manejeman adalah usaha-usaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan
kegiatan orang lain ,buku :Principles of management.
Menurut Jhon D Milllett dalam bukunya “management The Publik” ialah
proses pembimbibingan pengarahan serta pemberiaan fasilitas kerja kepada orang
–orang yang diorganisir dalam kelompok –kelompok jurnal untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan .
Sedangkan Manejement (managing) pres ialah Mengatur segala komponen
pres /baik media masa ,radio, televisi,internet dalam sebuah formasi dan aturan
langkah sehingga ia lebih efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan .
Berkomunikasi dengan perantara media masa membutuhkan kiat-kiat tersendiri
,konfrensi pres atau atau pengiriman siaran pres ( pres realis ) belum menjamin
terwujudnya komunikasi yang efektif dengan public tertentu./antara da’I dengan
mad’u sebagai juru dakwah.untuk mencegah pemborosan energi dan kata-kata
,seorang juru dakwah memerlukan ponggunaan media pres tak kalah pentingnya
4
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 5/12
dengan menerapkan planning,organizing,dan controlling ( Fid back).
Dakwah sendiri ialah Upaya mengajak: Kegiatan mengajak, mendorong dan
memotivasi, orang lain untuk meniti dan berjuang ke jalan Allah.
Tugas dan kewajiban para da’i sungguh berat sesuai dengan kadar tanggung
jawabnya. Mereka para pemelihara nilai-nilai akhlak dan suluk serta pemantau
sikap dan tindak tanduk masyarakat . Juga sebagai cermin bagi kaum muslim
untuk melihat dirinya. Dalam rangka ini, maka harus ada seleksi secara ketat bagi
orang yang akan menerjuni bidang dakwah ini, karena da’i tidak cukup alim saja,
atau Cuma pandai pidato atau cukup seorang yang lemah lembut, lincah dan
terampil saja. Tetapi ia harus memiliki juga sifat-sifat lain, diantaranya.
Manajemen Pres Dakwah sendiri ialah Proses atau kerangka kerja sebuah pres(media masa ,cetak ,maupun elektronik, terkait dengan metode dakwah dalam
rangka memanfaatkan dakwah melalui pres sehingga dakwah yang dicapai lebih
efektif dan tepat sasaran ,dengan memanfaatkan unsure unsure dakwah yang telah
di menej ( dakwah melalui media masa.
C. Pers dan Jurnalistik
Pers. Istilah pers berasal dari bahasa Belanda yang dalam bahasa Inggris
artinya press. Secara harfiah pers berarti “cetak” dan secara maknawiah berarti
penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publications). Pers
juga dapat difahami sebagai sebuah kegiatan publikasi yang meggunakan media
cetak seperti surat kabar, majalah dan jenis media cetak lainnya. Dalam
perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian
luas dan pers dalam arti sempit. Pers dalam arti luas meliputi segala penerbitan,
bahkan termasuk media elektronik, radio siaran, dan televisi siaran. Sedangkan
pers dalam arti sempit hanya terbatas pada media massa cetak yaitu surat kabar,
majalah, buletin dan yang semisalnya. Kenyataan bahwa radio dan televise
termasuk dalam lingkup pers ialah jika diadakan jumpa pers (press confrerence)
maka yang datang untuk meliput adalah semua media.
5
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 6/12
Ada anggapan kurang tepat dikalangan akademisi bahwa jurnalistik sama dengan
pers atau keduanya bisa dipertukarkan. Sesungguhnya tidak demikian, karena
jurnalistik menunjukkan kepada proses kegiatan sedang pers berhubungan dengan
media. Secara etimologi jurnalistik berasal dari bahasa Perancis; journ
(catatan/laporan harian) yang secara sederhana diartikan sebagai kegiatan
pencatatan atau pelaporan setiap hari. Dengan demikian, jika digabungkan kedua
istilah diatas dengan sebutan umum “jurnalistik pers” maka artinya adalah proses
kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah, memuat, dan
menyebarkan berita melalui media berkala pers yaitu surat kabar, tabloid atau
majalah kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
Pada dasarnya, jurnalistik juga dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk.Diantara bentuk-bentuk Jurnalistik tersebut diantaranya; Jurnalistik Media Cetak
(newspaper and magazine journalism) meliputi jurnalistik surat kabar harian,
mingguan, tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Selain itu terdapat pula,
Jurnalistik Media Elektronik Auditif (radio broadcast journalism) yaitu yang
berkaitan dengan kegiatan radio siaran. Terakhir adalah Jurnalistik Media
Audiovisual (television journalism) yang berkatian dengan televisi siaran atau
jurnalistik media on line (internet). Khusus jurnalistik di wilayah media cetak,
maka ia dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor verbal dan visual. Faktor
verbal sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata
dalam rangkaian kalimat dan paragrap yang efektif dan komunikatif. Sementara
faktor visual, menunjukkan pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan,
mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan. Antara
kedua faktor ini tak dapat dipisahkan. Informasi atau pesan yang dikemas dengan
gaya bahasa menarik akan menimbulkan efek yang jauh lebih besar jika
mendapatkan desain yang menarik pula.
Kembali kepada persoalan pers. Secara umum pers adalah lembaga
kemasyarakatan (social institution). Sebagai lembaga kemasyarakatan pers
merupakan subsistem kemasyarakatan tempat ia berada bersama-sama dengan
6
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 7/12
subsistem lainnya. Dengan demikian maka pers tidak hidup secara mandiri tetapi
mepengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya.
Hal ini secara tidak langsung karena pers lahir dalam sebuah ruangan waktu yang
tidak kosong. Artinya, founding pers di setiap lembaga pers adalah manusia-
manusia yang memiliki dan meyakini akan sebuah nilai dan misi tertentu dalam
aktifitasnya.
Hingga saat ini pers tetap dianggap sebagai the fourth estate setelah tiga lembaga
kekuasaan lainnnya yang berputar dalam pemerintahan; eksekutif, legislative, dan
yudikatif. Tiga lembaga ini mampu mengendalikan masa karena kekuasaan
formalnya, sedangkan pers mampu mempengaruhi masa karena daya persuasinya
yang kuat dan pengaruhnya yang besar kepada masyarakat. Menurut Graber halini terjadi karena media mampu menawarkan model-model perilaku. Dalam skala
jangkauan yang luas, maka pers media cetak khususnya dapat menggerakkan
manusia untuk melakukan sesuatu dan berbuat untuk sesuatu. Keresahan
Napoleon Bonaparte adalah contohnya. Di masanya, ia harus mengekang dan
menyensor sejumlah media massa dan mengurangi jumlah media dari 13 menjadi
4 saja plus larangan mengkritik pemerintah. Ia juga membunuh lebih dari 70
jurnalis dengan hukuman penggal guillotine hanya karena persoalan
ketidakcocokan pemberitaan. Kebencian Nazi terhadap bangsa Yahudi juga
terlihat begitu besar salah satunya adalah sebab keberhasilan surat kabar Der
Stuemmer pada penerbitan Mei 1934 ketika menunjukkan darah orang-orang
Jerman yang tak bersalah mengalir ke dalam piring-piring orang Yahudi.
Kebencian yang berlarut-larut itu bahkan tetap diperingati hingga hari ini.
Selanjutnya, pertanyaan yang mungkin muncul adalah sejauhmana
sesungguhnya sebuah tulisan yang dimuat melalui kegiatan jurnalistik pers
mampu memberikan efek kepada pembaca. Terlebih lagi jika efek tersebut
mendorong banyak orang secara efektif untuk mensepakati sebuah wacana hingga
kepada tingkat opini bersama. Hal ini dapat dijelaskan bila kita memahami proses
komunikasi massa, antara sebuah penyampaian pesan dan efek pesan tersebut.
7
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 8/12
D. Hubungan Pres, Jurnalis, Dakwah dalam peluang Sukses berdakwah
dan solusi –solusinya.
Baru-baru ini kita mengenal sebuah istilah baru dalam dunia jurnalisitk
dengan sebutan; jurnalistik da’wah atau jurnalistik Islami. Istilah yang
dipopulerkan oleh Asep Syamsul M. Romly, dalam bukunya “Jurnalistik
Dakwah; Visi dan Misi Dakwah bil Qalam” menjelaskan tentang sebuah
keharusan da’wah yang diorganisir lewat media tulis menulis seperti buku, surat
kabar, majalah, dan lain-lain. Aktifitas jurnalistik yang dilakukan oleh seorang
muslim seharusnya adalah aktifitas da’wah itu sendiri. Oleh karenanya, Jurnalistik
Islami dapat dirumuskan sebagai suatu proses meliput, mengolah, dan
menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai kebenaran yangsesuai dengan ajaran Islam, khususnya yang menyangkut agama dan umat Islam.
Istilah lain yang kemudian dimunculkan adalah da’wah bil qalam. Aep
Kusnawan dalam bukunya “Berdakwah Melalui Tulisan” menyebutkan istilah itu
dengan merujuk kepada setiap aktifitas yang berbasis penulisan di media apapun.
Ia melihat bahwa da’wah melalui tulisan merupakan bagian integral dari bidang
kajian dakwah. Ia adalah salah satu unsur dakwah yaitu media dakwah. Karena ia
merupakan media maka ukuran utama penggunaannya adalah keefektifan dan
keefesienan. Semakin efektif dan efesien suatu media, maka ia akan semakin
dipertimbangkan orang lain untuk menjadi pilihan. Oleh karena itulah tulisan
dipandang sebagai sesuatu yang efektif untuk menyampaikan pesan da’wah.
Dalam ruang informasi yang begitu luas dimana era keterbukaan menjadi hal
yang disepakati secara umum maka jurnalistik islami atau jurnalistik da’wah
harus memiliki eksistensi yang diandalkan. Hanya saja, problematika itulah yang
kini sedang diidapi oleh kaum muslimin. Kebutuhan informasi masyarakat
muslim belum diimbangi dengan lembaga informasi media yang mampu betul-
betul memiliki keberpihakan terhadap agenda besar kaum muslimin. Sejumlah
media yang eksis saat ini tak jarang cenderung menonjolkan eksistensi kelompok
atau ormas tertentu. Demikian pula dengan para jurnalis muslimnya. Aktifitas
8
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 9/12
kerja yang mereka lakukan seringkali terikat dengan kepentingan lembaga tempat
mereka berkerja. Secara tak langsung mereka telah larut dalam garis edar yang tak
lagi merepresentasikan tugasnya sebagai wartawan muslim. Asep Samsul dalam
bukunya yang lain
“Jurnalitsik Praktis” menyebutkan setidaknya ada lima peranan yang harus
dambil oleh seorang jurnalis muslim yaitu;
1. Sebagai pendidik (mu’addib), yaitu menjelaskan fungsi edukasi yang
Islami.
2. Sebagai pelurus informasi (musaddid). Setidaknya ada tiga hal yang
harus diluruskan oleh jurnlais muslim. Pertama, informasi tentang ajaran
dan umat Islam. Kedua, informasi tentang karya-karya atau prestasi umatIslam. Ketiga, lebih dari itu, jurnalis muslim dituntut untuk mampu
menggali informasi kondisi umat Islam di seluruh penjuru dunia
3. Sebagai pembaharu (mujaddid). Yakni penyebar faham pembaharuan
akan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam.
4. Sebagai pemersatu (muwahhid). Yakni menjadi jembatan yang
mempersatukan umat Islam.
5. Sebagai pejuang (mujahid). Yaitu jurnalis muslim yang memiliki ruh
untuk memperjuangkan Islam dan membelanya. Melalui media massa
jurnlais muslim berusaha keras untuk membentuk opini umum yang
mendorong penegakan nilai-nilai Islam.
Lima peran di atas jika dilakukan secara maksimal dipastikan akan banyak
membantu roda informasi yang saat ini berbenturan terus menerus dengan
peradaban kuffar. Di tangan jurnalis muslim ini pulalah, diharapkan terbentuk
sebuah informasi yang mampu mendorong terciptanya opini publik berdasarkan
pada informasi yang diferifikasi tidak hanya berdasarkan teori-teori jurnalistik
dan mass media akan tetapi juga berdasarkan pandangan hidup (world view)
Islam yang bersumber kepada al Qur’an dan as Sunnah. Oleh karena itu, visi
da’wah jurnalitik islami atau jurnalistik da’wah adalah mempersempit ruang
9
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 10/12
gerak media-media berbasis ideologi kuffar yang memiliki kemampuan teknologi
dan sumber daya manusia handal. Setidaknya, akan muncul konsumsi media yang
berimbang di tengah-tengah masyarakat kita.
Namun toh dalam kenyataaannya ulama kita belum banyak yang bergelut dengan
media masa ,menulis lebih banyak menggunakan tablignya ( lisan ) dari pada
menerbitkan sebuah buku mungkin 10 yang akan datang baru dapat terwujud
,sebenarnya dari beliau pandai, alim,keterbatasan lah jua kendalanya,menyesal
sekali ini sebagai renungan dan tugas fardu ain hukumnya melaksanakan .Di
negara kita sendiri belum memiliki satu wadah dakwah melaui media pres yang
dapat mewakili sebagai sarana dakwah ada tetapi sifatnya hanya satu kelompok
komunitas saja,kebanyak berorentasi pada keuntungan semata.Solusi-solusinya dengan memperbanyak kader- kader da’I muda yang
dilengkapi dengan keahlian Aiti dan wawasan moderen karena peluang dakwah
lebih besar keberhasilanya menginggat perkembangan islam di luar negri
persentase terbanyak tertarik melalui diskusi Tanya jawab dan penelitiaan.Umat
islam harus bersatu menghilangkan perbedaan aliran dan mewujudkan persatuan
pres yang dapat mewakili dakwah islam sediri sehingga informasi ,bimbingan ,
penyiaran islam dapat diakses secara mudah masih banyak solusi-solusi lainya.
10
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 11/12
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari analisis pembahasan diatas dapat tersimpul bahwa Manajemen pres
dakwahsangat membatu dalam menambah suksesnya dakwah yang dilakukan oleh
juru dakwah dalam menyebarkan ,memberi informasi tentang islam secara luas dan
onlen,dengan manajemen kegiatan dakwah menjadi tertata terarah sehingga dapt
memprediksi tujuan baik sifatnya jangka panjang maupun jangka pendek ,dengan
klaborasi pres ,manajemen, dan dakwah seorang dai akan lebih efisien dalam
berdakwah tidak terlalu membuang-buang tenaga,jangkauan dakwah lebih luassehingga peluang lebih besar,selain dibutuhkan klharismatik seorang juru dakwah
karena ia sebagai suri tauladan ,uswah hasanah bagi umat dalam berperilaku dan
bersikap.
B. Saran
Taklupa kami sampaikan terimakasih atas berbagai fihak khususnya dosen
pengampu yang senantiasa memberikan motifasi sehingga tugas ini dapat selesai
walaupun masih ada beberapa yang perlu disempurnakan ,untuk itu saran dan kritik
yang kontruktif demi kesempurnaan tugas ini selalu kami harapkan ,tak ada gading
yang retak sama seperti manusia yang banyak kekurangan yang perlu adanya
pembenahan agar dapat meminimalisir kekurangan tersebut,teman teman Akademik
yang membantu pengumpulan data yang sehingga makaljh ini dapat terwujud tanpa
ada sebuah sumbang suh dari teman-teman muskil makalah ini selesai.
11
5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 12/12
DAFTAR PUSTAKA
Ruslan ,rosadi(1995),Pr aktik dan Solusi Publik Relation dalam situasi Krisis dan
pemulihan Citra. Indonesia: ,Ghalia
M.Natsir. Fiqhud Da’wah, Ramadhani, 2002. Prinsip dan Kode Etik Dakwah,
Jakarta: Akademika Presindo
File:///F;/ Kemerdekaan Pres dan Pencemaran Nama baik ,Dunia
Anggara,19/06/2010
Asep Syamsul M. Romly, Jurnalistik Dakwah; Visi dan Misi Dakwah bil Qalam,
Bandung: Remadja Rosdakarya, 2003
12
iii