bab i18

12
 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Apap un yan g dil akukan pra kti si, seo rang men eje r,da’I Jur nal is tentunnya untuk menumbuhkan ,memu lihka n keperc ayaan ,membangun citr a pada dasra nya adalah upanya mempengaruhi pikiran public .Efek yang sangat diharapkan adalah adanya perubahan pikiran perilaku seorang mad,u khususnya bagi seorang da’I atau seorang Juru dakwah terlebih dengan perubahan dunia yang semakin pesat dan terus canggih seorang da’I juga harus dapat memanfaatkan tehnologi yang ada jika seorang dai /juru dakwah tidak mengenal bahkan menguasai maka dapat dipastikan dakwah yang dilakukan kurang maksimal. Peradaban masa kini sering disebut sebagai peradaban masyarakat informasi. Informasi menjadi suatu komoditi primer  bah kan sumber kekuas aan. Inf ormasi dapat dij adikan alat unt uk membentuk  pendapat publik (public opinion) yang mempengaruhi dan mengendalikan pikiran, sikap, dan per ila ku manusi a. Hingga pada akhirn ya, muncul sebuah anggapa n  bahwa sumber baru kekuasaan saat ini adalah “informasi di tangan banyak orang” (the new source of power is information in the hand of many), dan siapa yang menguasai media massa maka dialah pengendali atau penguasa dunia. Tak heran jika sarana atau media informasi terus berkembang begitu pesat demi meraih kepentingan di atas. Media-media tersebut hadir merepresentasikan maksud, tujuan, dan target-target tertentu. Bagi khalayak ramai, kehadiran sebuah informas i te ntu bisa menj adi sesuat u yang positif namun juga sebal iknya. Informasi terkadang membuat seseorang bergerak secara gegabah tanpa terlebih dahulu melakukan proses tabayyun yang cukup. Persoalannya menjadi semakin rumit ketia sebuah infor masi atau berit a negati f mendapatkan tempatnya di benak  pembaca, mempengaruhi dan mengendalikan gerak serta prilaku mereka. Inilah yang menjadi dasar analisa Lippmann. Menurut Lippmann, masyarakat menerima 1

Upload: ayah-hanna

Post on 11-Jul-2015

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 1/12

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Apapun yang dilakukan praktisi,seorang menejer,da’I Jurnalis tentunnya

untuk menumbuhkan ,memulihkan kepercayaan ,membangun citra pada dasranya

adalah upanya mempengaruhi pikiran public .Efek yang sangat diharapkan adalah

adanya perubahan pikiran perilaku seorang mad,u khususnya bagi seorang da’I

atau seorang Juru dakwah terlebih dengan perubahan dunia yang semakin pesat dan

terus canggih seorang da’I juga harus dapat memanfaatkan tehnologi yang ada jikaseorang dai /juru dakwah tidak mengenal bahkan menguasai maka dapat dipastikan

dakwah yang dilakukan kurang maksimal. Peradaban masa kini sering disebut

sebagai peradaban masyarakat informasi. Informasi menjadi suatu komoditi primer 

  bahkan sumber kekuasaan. Informasi dapat dijadikan alat untuk membentuk 

 pendapat publik (public opinion) yang mempengaruhi dan mengendalikan pikiran,

sikap, dan perilaku manusia. Hingga pada akhirnya, muncul sebuah anggapan

 bahwa sumber baru kekuasaan saat ini adalah “informasi di tangan banyak orang”

(the new source of power is information in the hand of many), dan siapa yang

menguasai media massa maka dialah pengendali atau penguasa dunia.

Tak heran jika sarana atau media informasi terus berkembang begitu pesat

demi meraih kepentingan di atas. Media-media tersebut hadir merepresentasikan

maksud, tujuan, dan target-target tertentu. Bagi khalayak ramai, kehadiran sebuah

informasi tentu bisa menjadi sesuatu yang positif namun juga sebaliknya.

Informasi terkadang membuat seseorang bergerak secara gegabah tanpa terlebih

dahulu melakukan proses tabayyun yang cukup. Persoalannya menjadi semakin

rumit ketia sebuah informasi atau berita negatif mendapatkan tempatnya di benak 

 pembaca, mempengaruhi dan mengendalikan gerak serta prilaku mereka. Inilah

yang menjadi dasar analisa Lippmann. Menurut Lippmann, masyarakat menerima

1

Page 2: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 2/12

 

fakta bukan sebagaimana adanya, akan tetapi apa yang mereka anggap sebagai

fakta; “kenyataan fatamorgana” atau “lingkungan palsu”. Distorsi-distorsi tidak 

hanya datang dari faktor emosional dan kebutuhan ego saja, tetapi juga dari

stereotip-stereotip, gambaran yang kita miliki tentang para tokoh figur publik, dan

 produk benda-benda.

Sejatinya, penggunaan media informasi sebagai alat komunikasi dapat

dikategorikan ke dalam lima bagian; alat penerangan massa, alat pendidikan massa,

alat mempengaruhi massa, alat hiburan, dan digunakan perorangan atau kelompok.

Pada pembahasan ini, persoalan media sebagai alat untuk mempengaruhi massa

lebih dominan. Bahkan ia mampu mencakup secara umum. Proses mempengaruhi

masa justeru dapat dilakukan melalui penerangan, edukasi, hiburan atau sebuahkelompok atau orang tertentu.

B.Rumusan Masalah

Dari kajian buku ini paling tidak penyusun dapat menambah ilmu yang ada

sebagai suplemen dalam perkuliahan .Selain itu secara spesifik mahasiswa dapat:

1. Mengerti apa yang dimaksud Metode dakwah Bil qalam atau Jurnalistik 

dalam islam ?

2. Mengetahui apa kaitanya Pres dan Jurnalis ,mengetahui apa peluang sukses

 berdakwah karena dengan menggunakan manejeman lebih tertata? serta dapat

mengimplementasikan dalam kehidupan berbangsa ,dan bermasayarakat

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui metode dakwah bil qalam atau jurnalistik 

2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah yang bersangkutan

2

Page 3: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 3/12

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pers dalam Islam (Dakwah Bil Qalam)

Jurnalistik Islami dapat dimaknakan sebagai “suatu proses meliput,

mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai

Islam, khususnya yang menyangkut agama dan umat Islam kepada khalayak, serta

 berbagai pandangan dengan perspektif ajaran Islam”. Dapat juga jurnalistik Islam

dimaknakan sebagai “proses pemberitaan atau pelaporan tentang berbagai hal

yang sarat dengan muatan dan sosialisasi nilai- nilai Islam”. Jurnalistik Islami  bisa dikatakan sebagai crusade journalism, yaitu jurnalistik yang

memperjuangkan nilai-nilai tertentu, yakni nilai-nilai Islam. Jurnalistik Islami

mengemban misi ‘amar ma'ruf nahyi munkar (Q.S. 3:104).

Jadi, jurnalistik Islami adalah upaya dakwah Islamiyah juga. Karena

 jurnalistik Islami bermisi ‘amar ma’ruf nahyi munkar, maka ciri khas jurnalistik 

Islami adalah menyebarluaskan informasi tentang perintah dan larangan Allah

SWT. Ia berpesan (memberikan message) dan berusaha keras untuk 

mempengaruhi komunikan/khalayak, agar berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.

Jurnalistik Islami tentu saja menghindari gambar-gambar ataupun ungkapan-

ungkapan pornografis, menjauh¬kan promosi kemaksiatan, atau hal-hal yang

 bertentangan dengan syariat Islam, seperti fitnah, pemutarbalikkan fakta, berita

  bohong, mendukung kemunkaran, dan sebagainya. Jurnalistik Islami harus

mampu mempengaruhi khalayak agar menjauhi kemaksiatan, perilaku destruktif,

dan menawarkan solusi Islami atas setiap masalah.

Karena jurnalistik Islami adalah jurnalistik dakwah, setiap jurnalis (wartawan)

Muslim berkewajiban menjadikan jurnalistik Islami sebagai “ideologi” dalam

 profesinya. Baik jurnalis Muslim yang bekerja pada media massa umum maupun

3

Page 4: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 4/12

 

 pada media massa Islam. Karena dakwah memang merupakan kewajiban melekat

dalam diri setiap Muslim.

B. Urgensi Manajemen Pres Dakwah

Manajeman ialah suatu proses atau kerangka kerja ,yang melibatkan

 bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang orang kearah tujuan –tujuan

atau maksud –maksud yang nyata.Manajemen adalah suatu kegiatan

,pelaksanaanya adalah “managing”sedang pelaksanaya adalah menejer jika terkait

dengan dakwah maka manajernya adalah da’I.Manajemen mempunyai tujuan

tertentu dan tidak dapat diraba ,ia berusaha untuk mencapai hasil-hasil tertentu

yang biasanya diungkapkan dengan istilah-istilah “objectives” atau hal –hal yangnyata.Mungkin manajemen dapat digambarkan sebagai tidak nyata ,karena tidak 

dapat dilihat ,tetapi hanya terbukti oleh hasi-hasil yang ditimbulkannya”otput

“atau hasil kerja memedai { perubahan ,perkembangan mad’u }.

Manajemen menurut G.R Terry “Manejeman adalah usaha-usaha untuk 

mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan

kegiatan orang lain ,buku :Principles of management.

Menurut Jhon D Milllett dalam bukunya “management The Publik” ialah

 proses pembimbibingan pengarahan serta pemberiaan fasilitas kerja kepada orang

  –orang yang diorganisir dalam kelompok –kelompok jurnal untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan .

Sedangkan Manejement (managing) pres ialah Mengatur segala komponen

 pres /baik media masa ,radio, televisi,internet dalam sebuah formasi dan aturan

langkah sehingga ia lebih efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan .

Berkomunikasi dengan perantara media masa membutuhkan kiat-kiat tersendiri

,konfrensi pres atau atau pengiriman siaran pres ( pres realis ) belum menjamin

terwujudnya komunikasi yang efektif dengan public tertentu./antara da’I dengan

mad’u sebagai juru dakwah.untuk mencegah pemborosan energi dan kata-kata

,seorang juru dakwah memerlukan ponggunaan media pres tak kalah pentingnya

4

Page 5: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 5/12

 

dengan menerapkan planning,organizing,dan controlling ( Fid back).

Dakwah sendiri ialah Upaya mengajak: Kegiatan mengajak, mendorong dan

memotivasi, orang lain untuk meniti dan berjuang ke jalan Allah.

Tugas dan kewajiban para da’i sungguh berat sesuai dengan kadar tanggung

 jawabnya. Mereka para pemelihara nilai-nilai akhlak dan suluk serta pemantau

sikap dan tindak tanduk masyarakat . Juga sebagai cermin bagi kaum muslim

untuk melihat dirinya. Dalam rangka ini, maka harus ada seleksi secara ketat bagi

orang yang akan menerjuni bidang dakwah ini, karena da’i tidak cukup alim saja,

atau Cuma pandai pidato atau cukup seorang yang lemah lembut, lincah dan

terampil saja. Tetapi ia harus memiliki juga sifat-sifat lain, diantaranya.

Manajemen Pres Dakwah sendiri ialah Proses atau kerangka kerja sebuah pres(media masa ,cetak ,maupun elektronik, terkait dengan metode dakwah dalam

rangka memanfaatkan dakwah melalui pres sehingga dakwah yang dicapai lebih

efektif dan tepat sasaran ,dengan memanfaatkan unsure unsure dakwah yang telah

di menej ( dakwah melalui media masa.

C. Pers dan Jurnalistik 

Pers. Istilah pers berasal dari bahasa Belanda yang dalam bahasa Inggris

artinya press. Secara harfiah pers berarti “cetak” dan secara maknawiah berarti

 penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publications). Pers

 juga dapat difahami sebagai sebuah kegiatan publikasi yang meggunakan media

cetak seperti surat kabar, majalah dan jenis media cetak lainnya. Dalam

 perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian

luas dan pers dalam arti sempit. Pers dalam arti luas meliputi segala penerbitan,

 bahkan termasuk media elektronik, radio siaran, dan televisi siaran. Sedangkan

 pers dalam arti sempit hanya terbatas pada media massa cetak yaitu surat kabar,

majalah, buletin dan yang semisalnya. Kenyataan bahwa radio dan televise

termasuk dalam lingkup pers ialah jika diadakan jumpa pers (press confrerence)

maka yang datang untuk meliput adalah semua media.

5

Page 6: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 6/12

 

Ada anggapan kurang tepat dikalangan akademisi bahwa jurnalistik sama dengan

  pers atau keduanya bisa dipertukarkan. Sesungguhnya tidak demikian, karena

 jurnalistik menunjukkan kepada proses kegiatan sedang pers berhubungan dengan

media. Secara etimologi jurnalistik berasal dari bahasa Perancis; journ

(catatan/laporan harian) yang secara sederhana diartikan sebagai kegiatan

 pencatatan atau pelaporan setiap hari. Dengan demikian, jika digabungkan kedua

istilah diatas dengan sebutan umum “jurnalistik pers” maka artinya adalah proses

kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah, memuat, dan

menyebarkan berita melalui media berkala pers yaitu surat kabar, tabloid atau

majalah kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.

Pada dasarnya, jurnalistik juga dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk.Diantara bentuk-bentuk Jurnalistik tersebut diantaranya; Jurnalistik Media Cetak 

(newspaper and magazine journalism) meliputi jurnalistik surat kabar harian,

mingguan, tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Selain itu terdapat pula,

Jurnalistik Media Elektronik Auditif (radio broadcast journalism) yaitu yang

  berkaitan dengan kegiatan radio siaran. Terakhir adalah Jurnalistik Media

Audiovisual (television journalism) yang berkatian dengan televisi siaran atau

 jurnalistik media on line (internet). Khusus jurnalistik di wilayah media cetak,

maka ia dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor verbal dan visual. Faktor 

verbal sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata

dalam rangkaian kalimat dan paragrap yang efektif dan komunikatif. Sementara

faktor visual, menunjukkan pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan,

mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan. Antara

kedua faktor ini tak dapat dipisahkan. Informasi atau pesan yang dikemas dengan

gaya bahasa menarik akan menimbulkan efek yang jauh lebih besar jika

mendapatkan desain yang menarik pula.

Kembali kepada persoalan pers. Secara umum pers adalah lembaga

kemasyarakatan (social institution). Sebagai lembaga kemasyarakatan pers

merupakan subsistem kemasyarakatan tempat ia berada bersama-sama dengan

6

Page 7: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 7/12

 

subsistem lainnya. Dengan demikian maka pers tidak hidup secara mandiri tetapi

mepengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya.

Hal ini secara tidak langsung karena pers lahir dalam sebuah ruangan waktu yang

tidak kosong. Artinya, founding pers di setiap lembaga pers adalah manusia-

manusia yang memiliki dan meyakini akan sebuah nilai dan misi tertentu dalam

aktifitasnya.

Hingga saat ini pers tetap dianggap sebagai the fourth estate setelah tiga lembaga

kekuasaan lainnnya yang berputar dalam pemerintahan; eksekutif, legislative, dan

yudikatif. Tiga lembaga ini mampu mengendalikan masa karena kekuasaan

formalnya, sedangkan pers mampu mempengaruhi masa karena daya persuasinya

yang kuat dan pengaruhnya yang besar kepada masyarakat. Menurut Graber halini terjadi karena media mampu menawarkan model-model perilaku. Dalam skala

 jangkauan yang luas, maka pers media cetak khususnya dapat menggerakkan

manusia untuk melakukan sesuatu dan berbuat untuk sesuatu. Keresahan

  Napoleon Bonaparte adalah contohnya. Di masanya, ia harus mengekang dan

menyensor sejumlah media massa dan mengurangi jumlah media dari 13 menjadi

4 saja plus larangan mengkritik pemerintah. Ia juga membunuh lebih dari 70

  jurnalis dengan hukuman penggal guillotine hanya karena persoalan

ketidakcocokan pemberitaan. Kebencian Nazi terhadap bangsa Yahudi juga

terlihat begitu besar salah satunya adalah sebab keberhasilan surat kabar Der 

Stuemmer pada penerbitan Mei 1934 ketika menunjukkan darah orang-orang

Jerman yang tak bersalah mengalir ke dalam piring-piring orang Yahudi.

Kebencian yang berlarut-larut itu bahkan tetap diperingati hingga hari ini.

Selanjutnya, pertanyaan yang mungkin muncul adalah sejauhmana

sesungguhnya sebuah tulisan yang dimuat melalui kegiatan jurnalistik pers

mampu memberikan efek kepada pembaca. Terlebih lagi jika efek tersebut

mendorong banyak orang secara efektif untuk mensepakati sebuah wacana hingga

kepada tingkat opini bersama. Hal ini dapat dijelaskan bila kita memahami proses

komunikasi massa, antara sebuah penyampaian pesan dan efek pesan tersebut.

7

Page 8: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 8/12

 

D. Hubungan Pres, Jurnalis, Dakwah dalam peluang Sukses berdakwah

dan solusi –solusinya.

Baru-baru ini kita mengenal sebuah istilah baru dalam dunia jurnalisitk 

dengan sebutan; jurnalistik da’wah atau jurnalistik Islami. Istilah yang

dipopulerkan oleh Asep Syamsul M. Romly, dalam bukunya “Jurnalistik 

Dakwah; Visi dan Misi Dakwah bil Qalam” menjelaskan tentang sebuah

keharusan da’wah yang diorganisir lewat media tulis menulis seperti buku, surat

kabar, majalah, dan lain-lain. Aktifitas jurnalistik yang dilakukan oleh seorang

muslim seharusnya adalah aktifitas da’wah itu sendiri. Oleh karenanya, Jurnalistik 

Islami dapat dirumuskan sebagai suatu proses meliput, mengolah, dan

menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai kebenaran yangsesuai dengan ajaran Islam, khususnya yang menyangkut agama dan umat Islam.

Istilah lain yang kemudian dimunculkan adalah da’wah bil qalam. Aep

Kusnawan dalam bukunya “Berdakwah Melalui Tulisan” menyebutkan istilah itu

dengan merujuk kepada setiap aktifitas yang berbasis penulisan di media apapun.

Ia melihat bahwa da’wah melalui tulisan merupakan bagian integral dari bidang

kajian dakwah. Ia adalah salah satu unsur dakwah yaitu media dakwah. Karena ia

merupakan media maka ukuran utama penggunaannya adalah keefektifan dan

keefesienan. Semakin efektif dan efesien suatu media, maka ia akan semakin

dipertimbangkan orang lain untuk menjadi pilihan. Oleh karena itulah tulisan

dipandang sebagai sesuatu yang efektif untuk menyampaikan pesan da’wah.

Dalam ruang informasi yang begitu luas dimana era keterbukaan menjadi hal

yang disepakati secara umum maka jurnalistik islami atau jurnalistik da’wah

harus memiliki eksistensi yang diandalkan. Hanya saja, problematika itulah yang

kini sedang diidapi oleh kaum muslimin. Kebutuhan informasi masyarakat

muslim belum diimbangi dengan lembaga informasi media yang mampu betul-

 betul memiliki keberpihakan terhadap agenda besar kaum muslimin. Sejumlah

media yang eksis saat ini tak jarang cenderung menonjolkan eksistensi kelompok 

atau ormas tertentu. Demikian pula dengan para jurnalis muslimnya. Aktifitas

8

Page 9: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 9/12

 

kerja yang mereka lakukan seringkali terikat dengan kepentingan lembaga tempat

mereka berkerja. Secara tak langsung mereka telah larut dalam garis edar yang tak 

lagi merepresentasikan tugasnya sebagai wartawan muslim. Asep Samsul dalam

 bukunya yang lain

“Jurnalitsik Praktis” menyebutkan setidaknya ada lima peranan yang harus

dambil oleh seorang jurnalis muslim yaitu;

1. Sebagai pendidik (mu’addib), yaitu menjelaskan fungsi edukasi yang

Islami.

2. Sebagai pelurus informasi (musaddid). Setidaknya ada tiga hal yang

harus diluruskan oleh jurnlais muslim. Pertama, informasi tentang ajaran

dan umat Islam. Kedua, informasi tentang karya-karya atau prestasi umatIslam. Ketiga, lebih dari itu, jurnalis muslim dituntut untuk mampu

menggali informasi kondisi umat Islam di seluruh penjuru dunia

3. Sebagai pembaharu (mujaddid). Yakni penyebar faham pembaharuan

akan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam.

4. Sebagai pemersatu (muwahhid). Yakni menjadi jembatan yang

mempersatukan umat Islam.

5. Sebagai pejuang (mujahid). Yaitu jurnalis muslim yang memiliki ruh

untuk memperjuangkan Islam dan membelanya. Melalui media massa

  jurnlais muslim berusaha keras untuk membentuk opini umum yang

mendorong penegakan nilai-nilai Islam.

Lima peran di atas jika dilakukan secara maksimal dipastikan akan banyak 

membantu roda informasi yang saat ini berbenturan terus menerus dengan

 peradaban kuffar. Di tangan jurnalis muslim ini pulalah, diharapkan terbentuk 

sebuah informasi yang mampu mendorong terciptanya opini publik berdasarkan

 pada informasi yang diferifikasi tidak hanya berdasarkan teori-teori jurnalistik 

dan mass media akan tetapi juga berdasarkan pandangan hidup (world view)

Islam yang bersumber kepada al Qur’an dan as Sunnah. Oleh karena itu, visi

da’wah jurnalitik islami atau jurnalistik da’wah adalah mempersempit ruang

9

Page 10: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 10/12

 

gerak media-media berbasis ideologi kuffar yang memiliki kemampuan teknologi

dan sumber daya manusia handal. Setidaknya, akan muncul konsumsi media yang

  berimbang di tengah-tengah masyarakat kita.

 Namun toh dalam kenyataaannya ulama kita belum banyak yang bergelut dengan

media masa ,menulis lebih banyak menggunakan tablignya ( lisan ) dari pada

menerbitkan sebuah buku mungkin 10 yang akan datang baru dapat terwujud

,sebenarnya dari beliau pandai, alim,keterbatasan lah jua kendalanya,menyesal

sekali ini sebagai renungan dan tugas fardu ain hukumnya melaksanakan .Di

negara kita sendiri belum memiliki satu wadah dakwah melaui media pres yang

dapat mewakili sebagai sarana dakwah ada tetapi sifatnya hanya satu kelompok 

komunitas saja,kebanyak berorentasi pada keuntungan semata.Solusi-solusinya dengan memperbanyak kader- kader da’I muda yang

dilengkapi dengan keahlian Aiti dan wawasan moderen karena peluang dakwah

lebih besar keberhasilanya menginggat perkembangan islam di luar negri

 persentase terbanyak tertarik melalui diskusi Tanya jawab dan penelitiaan.Umat

islam harus bersatu menghilangkan perbedaan aliran dan mewujudkan persatuan

 pres yang dapat mewakili dakwah islam sediri sehingga informasi ,bimbingan ,

 penyiaran islam dapat diakses secara mudah masih banyak solusi-solusi lainya.

10

Page 11: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 11/12

 

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari analisis pembahasan diatas dapat tersimpul bahwa Manajemen pres

dakwahsangat membatu dalam menambah suksesnya dakwah yang dilakukan oleh

 juru dakwah dalam menyebarkan ,memberi informasi tentang islam secara luas dan

onlen,dengan manajemen kegiatan dakwah menjadi tertata terarah sehingga dapt

memprediksi tujuan baik sifatnya jangka panjang maupun jangka pendek ,dengan

klaborasi pres ,manajemen, dan dakwah seorang dai akan lebih efisien dalam

  berdakwah tidak terlalu membuang-buang tenaga,jangkauan dakwah lebih luassehingga peluang lebih besar,selain dibutuhkan klharismatik seorang juru dakwah

karena ia sebagai suri tauladan ,uswah hasanah bagi umat dalam berperilaku dan

 bersikap.

B. Saran

Taklupa kami sampaikan terimakasih atas berbagai fihak khususnya dosen

  pengampu yang senantiasa memberikan motifasi sehingga tugas ini dapat selesai

walaupun masih ada beberapa yang perlu disempurnakan ,untuk itu saran dan kritik 

yang kontruktif demi kesempurnaan tugas ini selalu kami harapkan ,tak ada gading

yang retak sama seperti manusia yang banyak kekurangan yang perlu adanya

 pembenahan agar dapat meminimalisir kekurangan tersebut,teman teman Akademik 

yang membantu pengumpulan data yang sehingga makaljh ini dapat terwujud tanpa

ada sebuah sumbang suh dari teman-teman muskil makalah ini selesai.

11

Page 12: BAB I18

5/11/2018 BAB I18 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i18 12/12

 

DAFTAR PUSTAKA

Ruslan ,rosadi(1995),Pr aktik dan Solusi Publik Relation dalam situasi Krisis dan

 pemulihan Citra. Indonesia: ,Ghalia

M.Natsir. Fiqhud Da’wah, Ramadhani, 2002.  Prinsip dan Kode Etik Dakwah,

Jakarta: Akademika Presindo

File:///F;/ Kemerdekaan Pres dan Pencemaran Nama baik ,Dunia

Anggara,19/06/2010

Asep Syamsul M. Romly,  Jurnalistik Dakwah; Visi dan Misi Dakwah bil Qalam,

Bandung: Remadja Rosdakarya, 2003

12

 

iii