bab i seminar : salah satu ragam berbicara ilmiah...

49
BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH 1.1. Teori dan Model Komunikasi Suatu proses komunikasi terjadi apabila antara dua orang atau lebih saling menjalin hubungan satu sama lain. Dalam hubungan itu seorang berinteraksi dengan orang lain, saling memadukan atau saling menukar informasi, ide, dan pendapat, saling menyatakan perasaan, serta secara bersama-sama dapat membuat rencana untuk memecahkan problema yang mereka hadapi. Secara disadari ataupun tidak, komunikasi dilakukan dengan saling mengirim dan menerima pesan, baik berupa pesan "ujaran" maupun "nirujar". Dalam komunikasi penerima pesan tidak pasif, tetapi juga aktif menyambut pesan. Penerima pesan bahkan dapat menyampaikan pesan balikan, dan bertukar kedudukan menjadi pengirim pesan. Dalam prakteknya, komunikasi dapat berlangsung antara seseorang dan massa. Pada dasarnya, yang terjadi dalam komunikasi adalah pemindahan maksud, makna atau informasi dari pengirim pesan kepada penerimanya dengan disengaja ataupun tidak. Proses komunikasi akan mengenai sasarannya apabila penerima pesan dapat menangkap makna atau informasi seperti yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan. Namun sebaliknya, bila makna atau informasi yang dikirim oleh pengirim pesan menjadi berubah atau tidak dapat ditangkap sama sekali oleh penerima pesan, komunikasi dapat dikatakan tidak berhasil. Apabila diperhatikan kejadian sebenarnya, komunikasi adalah suatu proses yang bergerak sekaligus secara "linier", "menebar, "menyusut", dan "berputar". Secara "linier" dalam arti proses komunikasi berlangsung terus-menerus dari orang ke orang seakan tanpa putus-putusnya. Secara "menebar" dalam arti dari satu orang ke beberapa atau banyak orang dan seterusnya, secara "menyusut" dalam arti dari banyak orang ke satu orang. Sedangkan secara "berputar" pengirim dan penerima pesan terus menerus saling bertukar kedudukan. Peristiwa komunikasi ternyata merupakan jaringan yang sulit untuk dibayangkan karena sangat rumit dan kompleks. Namun demikian, dalam kerumitannya itu sebenarnya dapat diidentifikasi adanya

Upload: trandan

Post on 02-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

BAB I

SEMINAR : SALAH SATU RAGAM

BERBICARA ILMIAH

1.1. Teori dan Model Komunikasi

Suatu proses komunikasi terjadi apabila antara dua orang atau lebih saling

menjalin hubungan satu sama lain. Dalam hubungan itu seorang berinteraksi dengan

orang lain, saling memadukan atau saling menukar informasi, ide, dan pendapat,

saling menyatakan perasaan, serta secara bersama-sama dapat membuat rencana

untuk memecahkan problema yang mereka hadapi. Secara disadari ataupun tidak,

komunikasi dilakukan dengan saling mengirim dan menerima pesan, baik berupa

pesan "ujaran" maupun "nirujar". Dalam komunikasi penerima pesan tidak pasif,

tetapi juga aktif menyambut pesan. Penerima pesan bahkan dapat menyampaikan

pesan balikan, dan bertukar kedudukan menjadi pengirim pesan.

Dalam prakteknya, komunikasi dapat berlangsung antara seseorang dan

massa. Pada dasarnya, yang terjadi dalam komunikasi adalah pemindahan maksud,

makna atau informasi dari pengirim pesan kepada penerimanya dengan disengaja

ataupun tidak. Proses komunikasi akan mengenai sasarannya apabila penerima pesan

dapat menangkap makna atau informasi seperti yang dimaksudkan oleh si pengirim

pesan. Namun sebaliknya, bila makna atau informasi yang dikirim oleh pengirim

pesan menjadi berubah atau tidak dapat ditangkap sama sekali oleh penerima pesan,

komunikasi dapat dikatakan tidak berhasil.

Apabila diperhatikan kejadian sebenarnya, komunikasi adalah suatu proses

yang bergerak sekaligus secara "linier", "menebar”, "menyusut", dan "berputar".

Secara "linier" dalam arti proses komunikasi berlangsung terus-menerus dari orang

ke orang seakan tanpa putus-putusnya. Secara "menebar" dalam arti dari satu orang

ke beberapa atau banyak orang dan seterusnya, secara "menyusut" dalam arti dari

banyak orang ke satu orang. Sedangkan secara "berputar" pengirim dan penerima

pesan terus menerus saling bertukar kedudukan. Peristiwa komunikasi ternyata

merupakan jaringan yang sulit untuk dibayangkan karena sangat rumit dan kompleks.

Namun demikian, dalam kerumitannya itu sebenarnya dapat diidentifikasi adanya

Page 2: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

struktur dasar komunikasi yang terjalin dari unsur-unsurnya yang sangat pokok dan

umum.

Adapun struktur dasar tersebut selanjutnya akan digambarkan sebagai model-

model komunikasi. Sedangkan unsur-unsur yang ada didalamnya mencakup : (a)

orang atau manusia yang berperan sebagai pengirim (sumber) maupun penerima

pesan, (b) pesan, (c) saluran, (d) bising, (e) konteks, (f) balikan, dan (g) pengaruh.

a. Orang atau Manusia

Dalam setiap kontak komunikasi melibatkan orang atau manusia di dalamnya.

Baik antar pribadi, dalam sekelompok kecil dan dalam komunikasi umum, terdapat

di antaranya semua tipe pengirim pesan (sender) serta penerima pesan (receivers).

Pengirim pesan tidak selalu dalam kedudukannya yang tetap, tetapi ia dapat bertukar

kedudukan menjadi penerima pesan. Demikian pula sebaliknya ia dapat bertukar

kedudukan menjadi pengirim pesan. Setiap kontak komunikasi merupakan

pengiriman dan penerimaan pesan secara timbal balik, dan bergulir terus menerus.

Apabila kita hanya sebagai pengirim pesan, maka kita hanya mengeluarkan

sinyal-sinyal (tanda) tanpa pernah berhenti untuk mempertimbangkan siapa orang

yang sedang kita pengaruh. Sedangkan jika kita hanya sebagai penerima pesan, kita

tidak lebih dari sekadar penampung sinyal-sinyal yang dikirim oleh orang lain tanpa

memberi kesempatan kepada mereka untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya

pada kita. Namun ternyata suatu komunikasi yang efektif tidak bekerja dengan cara

sedemikian itu. Pesan "ujaran" maupun "nirujar" yang kita kirimkan sebagian

ditentukan atau dipengaruh oleh pesan yang kita terima dari orang-orang lain.

b. Pesan

Dalam setiap kamunikasi, baik komunikasi antar perseorangan, komunikasi

dalam kelompok kecil, dan komunikasi umum, setiap orang akan mengirimkan dan

menerima pesan "ujaran" maupun "nirujar". Apa yang kita bicarakan, kata-kata yang

kita gunakan untuk menyatakan pikiran dan perasaan kita., suara yang kita

timbulkan, bagaimana cara kita duduk, ekspresi muka dan mungkin bahkan sentuhan

ataupun penciuman, kesemuanya memberikan informasi. Dapat pula kita nyatakan

bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan penerima pesan adalah

merupakan pesan potensial sejauh di antara mereka menafsirkan perilaku tersebut.

Page 3: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

Apabila seseorang tersenyum, meringis, berteriak, atau berpaling muka, maka itu

berarti bahwa seseorang itu mengkomunikasikan sesuatu dan kamunikasi yang

dilakukannya benar-benar telah berlangsung.

Dalam komunikasi, kita dapat pula menyatakan pikiran dan perasaan kita

dalam wujud tanda-tanda atau sistem tanda. Yaitu, tanda-tanda atau sistem tanda bisa

mewakili pikiran dan perasaan kita, serta dapat ditangkap oleh orang lain kepada

siapa tanda itu dikirim. Tanda-tanda atau sitem tanda yang mewakili isi pikiran dan

perasaan kita itulah yang biasanya disebut pesan. Pesan sebagai sistem tanda dapat

berupa sistem tanda bahasa, sistem tanda rupa (seni rupa), sistem tanda bunyi

(musik), dan sebagainva.

c. Saluran

Disamping mengirim dan menerima pesan "ujaran" ataupun "nirujar", kita

juga mengirim dan menerima pesan melalui hampir semua indera kita. Oleh karena

itu, kita dapat dikatakan sebagai komunikator yang bersaluran banyak

(multichnanneled communicator). Kita menerima pesan bunyi seperti waktu kita

mendengar kebisingan suara di pasar, menerima pesan penglihatan seperti ketika

melihat bagaimana seorang memandang, menerima pesan rasa ketika menikmati

lezatnya makanan, menerima pesan bau ketika mencium wewangian yang dipakai

seseorang, dan menerima pesan rabaan ketika memegang-megang kain di toko bahan

pakaian. Contoh ini menunjukkan bahwa ternyata begitu banyak saluran komunikasi.

Kita dapat memilih salah satu saluran dengan mengabaikan saluran yang lain, atau

menggunakan semua saluran secara sekaligus sesuai dengan efektifitas komunikasi.

d. Bising

Dalam perspektif komunikasi, kebisingan adalah segala sesuatu yang dapat

mengalihkan perhatian atau mengurangi kemampuan kita untuk mengirim dan

menerima pesan. Dengan demikian, walaupun kita telah terbiasa dengan kebisingan

suara tertentu atau sekelompok suara, seorang komunikator yang cukup awas akan

mengetahui bahwa kebisingan juga dapat ditimbulkan oleh ketidak nyamanan fisik,

suasana hati, atau oleh keadaan lingkungan. Jadi kebisingan mencakup segala

"distraksi". yaitu, seperti suara sirine yang keras, bau yang menusuk, ataupun

Page 4: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

ruangan yang panas. Di samping itu, juga faktor-faktor perseorangan seperti

prasangka, lamunan, dan semacam perasaan tak puas.

e. Konteks

Komunikasi selalu berada dalam suatu konteks atau tatanan, yaitu mencakup

tatanan lingkungan, dan budaya. Sekali waktu konteks bersifat sangat alami sehingga

sulit untuk dikenal. Namun di saat yang lain konteks membuat kesan yang

sedemikian rupa dalam diri kita, yaitu seakan memegang kendala cukup besar atas

perilaku yang kita perbuat. Jelasnya, lingkungan akan mempengaruhi cara kita

bertindak terhadap orang lain atau cara kita berkomunikasi dengan mereka.

Lingkungan tertentu sedikit atau banyak akan menyebabkan perubahan sikap

ketubuhan kita seperti cara kita berbicara. Suatu fakta yang tak dapat diabaikan

adalah tanpa kita sadari, keadaan tempat dan waktu seringkali mempengaruhi proses

komunikasi.

f. Balikan

Pada waktu kita berkomunikasi dengan satu orang atau lebih kita juga

menerima informasi balikan. Isyarat-isyarat ujaran maupun nirujar yang kita

bayangkan sebagai reaksi atau komunikasi yang kita jalankan, adalah berfungsi

sebagai balikan. Balikan menyadarkan kepada kita tentang bagaimana kita

berkomunikasi.

Balikan terdari dari balikan positif dan balikan negatif. Balikan positif adalah

balikan yang mendorong diri kita untuk tetap bersikap atau menjalankan tindakan

yang sedang dilakukan dalam komunikasi. Sedangkan sebaliknya, balikan negatif

adalah yang mengkoreksi diri kita agar meniadakan atau mengubah sikap dan

tindakan yang sedang kita jalankan itu. Baik balikan positif maupun negatif dapat

timbul dari sumber-sumber internal dan exsternal. Balikan yang berasal dari sumber

internal yaitu balikan yang kita berikan kepada diri kita sendiri berdasarkan hasil

pemantauan kita atas perilaku atau kinerja kita selama berkomunikasi. Sedangkan

balikan yang berasal dari sumber external yaitu balikan yang berasal dari orang lain

yang terlibat dalam komunikasi. Jadi sebenarnya balikan menyatakan kepada kita

Page 5: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

tentang bagaimana kita harus berkomunikasi secara efektif agar sasarannya dapat

tercapai.

g. Pengaruh

Suatu pengalaman komunikasi selalu mempunyai pengaruh pada diri kita dan

pada diri orang lain atau dengan siapa kita berinteraksi. Pengaruh dapat bersifat

emosional, fisik, kognitif, atau kombinasi ketiganya. Setiap komunikasi, baik antar

perseorangan, dalam kelompok kecil, ataupun dalam komunikasi massa, dapat

menimbulkan perasaan gembira, sedih ataupun marah. Komunikasi dapat

menyebabkan seseorang berkelahi, beradu pendapat, atau menjadi apatis.

Komunikasi dapat pula melahirkan pemahaman-pemahaman baru,

meningkatkan pengetahuan, melahirkan kesunyian, dan kebimbangan. Akibat atau

hasil dari peristiwa komunikasi dapat pula berupa kombinasi dari ketiga pengaruh

tersebut. Karena pengaruh-pengaruh tersebut tidak selalu, mudah diamati, maka

nampaknya justru menunjukkan bahwa reaksi komunikasi lebih dari apa yang bisa

dilihat dan di dengar.

Unsur-unsur komunikasi seperti yang telah dipaparkan di atas, dalam proses

komunikasi terjalin satu sama lain secara sistemik berstruktur. Adapun sistem jalinan

itu dapat diambarkan dalam model-model komunikasi sebagai berikut :

Gambar diatas adalah model yang dirujuk dari karya seorang peneliti

komunikasi Gerald R. Miller. Model tersebut menggambarkan bagaimana seseorang

(source-encoder) mengirimkan pesan (message) kepada orang lain (receiver-decoder)

Referent Source =

encoder

Comunication

Skill

Attitudes

Experiences

Verbal

Stimuli

Physical

Stimuli

Vocal

stimuli

Receiver =

Decoder

Comunication

Attitudes

Experiences

Feeback

Context

Page 6: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

mengenai suatu objek keadaan, pengalaman atau gagasan (referent). Pesan yang

dikirim paling tidak berupa tiga unsur, yaitu rangsang ujaran (kata), rangsang fisik

(sikap tubuh, ekspresi muka, gerak), dan rangsang suara (aksen, tinggi rendahnya

suara, tekanan suara). Seorang yang telah menerima pesan, yang secara disadari

ataupun tidak telah dikirim oleh seorang pengirim pesan, akan menanggapi pesan

tersebut dalam berbagai sikap (dengan balikan positif atau negatif). Baik pesan yang

dikirim (source's message) maupun tanggapan penerimanya (receiver's response)

dipengaruhi oleh kanteks komunikasi (contest), keahlian komunikasi setiap

pelakunya (communication skills), sikap attitudes, dan pengalamannya di masa

lampau (past experiences), kebisingan (noise) tidak tertera dalam model ini, tetapi

pada dasarnya dapat dikatakan, bahwa besarnya penyimpangan antara pesan yang

dikirim dan diterima adalah bergantung kepada kehadiran kebisingan.

Dari gambar diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa pesan sumber dapat

diterima oleh penerima pesan karena pesan berada di dalam medan pengalaman baik

sumber maupun penerima pesan.

Gambar di atas menunjukkan secara lebih eksplisit bahwa proses komunikasi

lebih merupakan perputaran kejadian yang berlangsung satu arah (one-way event).

Setiap pelaku komunikasi nampak diperlakukan sebagai enconder sekaligus decoder.

Selain itu setiap pelaku komunikasi masing-masing bertindak sebagai Interpreter

yang mencoba memahami pesan yang mereka terima dengan cara yang berbeda. Hal

Page 7: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

ini disebabkan karena setiap orang dipengaruhi oleh suatu medan pengalaman atau

kerangka acuan psikologis (sebagai bentuk kebisingan) yang selalu mengikutinya di

mana pun ia berada.

Model komunikasi pada gambar di atas mengkombinasikan kelebihan model-

model yang ada sebelumnya. Pada model ini komunikasi merupakan suatu proses

melingkar, tanggungjawab pengiriman dan penerimaan pesan dibagi bersama di

antara para komunikator. Menurut model ini, pesan atau sejumlah pesan dapat

dikirimkan melalui satu saluran atau lebih, dan interaksi yang terjadi berada dalam

pengaruh atau konteks tertentu (definite cotext). Dalam gambar terlihat bahwa

kebisingan dapat memasuki proses interaksi di setiap titik, kebisingan dapat

mempengaruhi kemampuan mengirim maupun menerima yang dimiliki oleh pihak-

pihak yang berinteraksi. (Widjodirjo, 1994 : 349 - 357).

1.2. Berbicara Dalam Situasi Formal

Berbicara dalam situasi formal, tidaklah semudah yang dibayangkan orang.

Walaupun secara alamiah setiap orang mampu berbicara, namun berbicara secara

formal atau dalam situasi resmi sering menimbulkan kegugupan sehingga gagasan

yang dikemukakan menjadi tidak teratur. Dengan demikian diperlukan persiapan dan

keterampilan melalui bimbingan serta latihan yang intensif untuk mengekspresikan,

menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara harus

mempersiapkan diri sebaik mungkin. Persiapan ini menyangkut persiapan pokok

Page 8: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

pembicaraan yang dipilih dan hal-hal yang berhubungan dengan kelengkapan bahan

pembicaraan tersebut antara lain :

1.2.1. Persiapan Pembicaraan Formal

Topik pembicaraan merupakan salah satu penunjang keefektifan berbicara.

Memilih topik pembicaraan merupakan kegiatan yang pertama sekali dilakukan.

Topik diperoleh dari berbagai sumber, seperti pengalaman, pengamatan, pendapat,

penalaran, dan khayalan. Topik-topik ilmiah bersumber dari pengalaman,

pengamatan dan penalaran.

Dalam memilih topik terutama dalam pembicaraan ilmiah, ada beberapa hal

yang perlu dipertimbangan :

a. Topik yang dipilih hendaknya menarik untuk dibicarakan.

b. Topik jangan terlalu luas dan jangan terlalu sempit, karena akan memudahkan

kita mencari informasi sehingga masalah dapat betul-betul dikuasai.

c. Topik yang dibahas hendaknya ada manfaatnya bagi pendengar, untuk

menambah ilmu pengetahuan atau yang berkaitan dengan profesi.

d. Topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui sehingga dapat merangsang

pendengar.

1.2.2. Menentukan Tujuan, Bahan dan Kerangka

Tujuan ini dapat dinyatakan dalam dua cara jika pembicara ingin

mengembangkan gagasan yang merupakan tema dari seluruh pembicaraan.

Perumusan tujuan dapat memberikan arah pengembangan pembicaraan.

Mengumpulkan bahan yang berupa contoh-contoh, perbandingan, sejarah,

kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian atau pembuktian, angka-angka,

kutipan-kutipan dan sebagainya yang dapat membantu mengembangkan gagasan.

Menyusun kerangka berarti memecahkan topik ke dalam sub topik. Kerangka

ini menjadi pedoman bagi kita dalam berbicara, sehingga pembicaraan memerlukan

persiapan secara tertulis, dalam bentuk makalah.

Page 9: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

1.3. Rambu-Rambu Berbicara

Suksesnya sebuah pembicaraan sangat tergantung kepada pembicara dan

pendengar.

Untuk itu dituntut beberapa persyaratan kepada seorang pembicara dan pendengar.

Di bawah ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :

a. Menguasai masalah yang dibicarakan.

b. Mulai berbicara kalau situasi sudah mengijinkan.

c. Pengaranan yang tepat akan dapat memancing perhatian pendengar.

d. Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat.

e. Pandangan mata dan gerak-gerik harus sesuai dengan mimik,

f. Sopan santun dan memelihara rasa persaudaraan.

g. Suara hendaknya dapat didengar oleh pendengar dalam ruangan dimaksud.

Begitu juga rambu-rambu dalam berdebat bagi pembicara :

a. Pembicara seyogyanya mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pokok

pembicaraan.

b. Mempunyai kemampuan menganalisis

c. Mengerti prinsip-prinsip argumentasi

d. Mempunyai keterampilan dalam membuktikan kesaiahan.

e. Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan dan mempengaruhi orang lain.

Begitu juga bagi yang bertanya memiliki rambu-rambu sebagai berikut :

a. Penanya harus mengerti proposisi/usul sebelum ditanyakan kepada pembicara.

b. Harus bersungguh-sungguh mencari informasi melalui pertanyaan itu.

c. Jangan menguji pembicara dengan berpura-pura bertanya.

d. Penanya hendaknya memikirkan dan merumuskan pertanyaan sebelum diucapkan

agar pertanyaan yang disampaikan menjadi jelas, singkat dan padat,

e. Hindarkan pertanyaan yang ditunggangi prasangka emosional.

f. Ajukan bertanyaan secara wajar, sehingga tidak membingungkan pembicara.

g. Pertanyaan harus mempunyai tujuan untuk mendapatkan informasi, meluruskan

masalah atau meninjau fakta yang telah disampaikan pembicara sebelumnya.

Page 10: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

1.4. Pokok-pokok Berdiskusi

Diskusi merupakan suatu bentuk tukar pikiran; suatu bentuk pembicaraan

secara teratur dan terarah. Diskusi sendiri memberikan manfaat sebagai pelaksanaan

demokrasi, pengujian sikap toleransi, latihan berfikir, dan pengejawatahan sikap

intelijensia dan kreatif. Dengan demikian diskusi merupakan tempat mempertajam

pengertian dan pendapat, ia menjadi tempat menyiasati, menganalisa dan

menyelesaikan masalah.

Bentuk-bentuk diskusi bisa berupa seminar, panel, simposium, wawancara,

braistroming dan yang lainnya yang disesuaikan dengan bentuk diskusi yang dipilih.

1.5. Pengertian Seminar

Kata seminar berasal dari bahasa Latin ‘semin' yang berarti biji atau benih.

Dengan demikian seminar dapat diartikan tempat benih-benih kebijaksanaan

disemikan. Secara umum seminar diartikan sebuah pertemuan yang mendiskusikan

tentang kebijaksanaan yang akan dipakai sebagai landasan untuk memecahkan

masalah yang bersifat teknis.

Seminar adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu

masalah tertentu dengan prasaran serta tanggapan melalui suatu diskusi untuk

mendapat keputusan bersama (Parera, 1982 : 71).

Masalah-masalah tersebut dibahas dalam suatu seminar dengan tujuan untuk

mendapatkan pemecahannya. Oleh karena itu, peserta seminar terdiri atas orang-

orang yang berkecimpung dalam masalah tersebut, sehingga dapat memberikan

pandangan dan pendapat yang tepat dalam pemecahan masalah. Semua itu dilakukan

dalam koridor ilmiah walaupun topik pembicaraannya adalah hal-hal yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan utamanya adalah mencari jalan

pemecahan, oleh sebab itu diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan,

baik usul, saran, resolusi maupun rekomentasi.

Di Perguruan Tinggi, khususnya Perguruan Tinggi Negeri dikenal suatu

bentuk seminar yang disebut seminar akademik mahasiswa. Seminar akademik

mahasiswa adalah pertemuan para mahasiswa untuk mengkomunikasikan dan

mendiskusikan hasil penelitian institusional atau studi mereka dan mediskusikan

Page 11: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

masalah-masalah yang hendak diteliti pada penelitian, pengalaman, dan saling

membantu dalam memecahkan masalah.

Dalam forum ini juga mahasiswa dapat saling membantu mengidentifikasi

masalah baru dan mengembangkan rencana penelitian berikutnya. Dengan demikian,

seminar merupakan suatu forum yang mendorong diadakannya penelitian, kegiatan

studi tertentu dan mengungkapkan/pengalaman mahasiswa.

Diatas telah dikemukakan bahwa seminar merupakan suatu forum pertemuan,

ilmiah. Dalam pertemuan tersebut diadakan pembahasan tanggapan dari para peserta

melalui diskusi. Baik dalam penyampaian prasaran maupun dalam diskusi diperlukan

data dan fakta untuk dapat membuktikan bahwa pendapatnya benar. Menyusun

argumentasi bukanlah suatu hal yang mudah, karena diharuskan menyiapkan bahan

secukupnya. Proses pengumpulan bahan-bahan untuk argumentasi itu sendiri

merupakan latihan keahlian dan keterampilan tersendiri dalam memperoleh

informasi-informasi yang tepat untuk suatu obyek persoalan. Informasi diperoleh

mungkin melalui observasi, riset, bibliografi dan lain-lain. Data, fakta dan informasi

itu tentu masih harus diseleksi, dipilih mana yang diperlukan sesuai dengan objek

atau persoalan bagaimana menyampaikan dalam pembicaraan atau penyajiannya

dalam suatu bentuk rangkaian yang logis dan menyakinkan.

Evaluasi :

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami seminar merupakan

salah satu ragam berbicara secara formal yang memiliki beberapa persyaratan yang

harus terpenuhi.

Soal :

1. Sebutkan persiapan-persiapan dan hal-hal yang berhubungan dengan

kelengkapan bahan pembicaraan !

2. Sebutkan rambu-rambu berbicara dalam rangka situasi formal !

3. Sebutkan bentuk-bentuk diskusi !

4. Sebutkan keterkaitan seminar dengan penelitian !

Page 12: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

BAB II

LlNGKUP FORUM AKADEMIK

Lingkup forum akademik mencakup pengertian tentang forum akademik,

kegiatan forum akademik dan tahapan forum akademik.

2.1. Pengertian Tentang Forum Akademik

Adapun yang dimaksud dengan forum akademik adalah pertemuan

sekelompok warga sivitas akademika yang terjadwal untuk membahas secara ilmiah

tentang sesuatu topik dengan tujuan menumbuhkan dan memupuk kemampuan, sikap

ilmiah dan sikap profesional melalui pemahaman yang lebih obyektif tentang topik

yang dibahas.

2.2. Kegiatan Forum Akademik

Kegiatan forum akademik meliputi penyampaian dau pembahasan hasil

penelitian, inovasi, bahasan, literatur, isu dalam masyarakat, hasil pengamatan

terhadap suatu studi kasus, hasil karya ilmiah dan partisipasi serta penyelenggaraan

lomba karya ilmiah, dengan pendekatan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

2.3. Fungsi Forum Akademik

Adapun beberapa fungsi dari forum akademik bagi mahasiswa tersebut antara

lain :

a. Sebagai sarana pendidikan bagi mahasiswa untuk memperluas wawasannya,

kesempatan berkonsultasi dalam mencari pemecahan masalah yang dihadapinya

secara ilmiah.

b. Sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan dirinya dan

berkomunikasi secara efektif dan efisien.

c. Sebagai sarana bagi mahasiswa untuk lebih dini menghayati nilai, norma, etika

dan tradisi ilmiah serta sikap profesional.

d. Sebagai sarana melatih mahasiswa untuk mengorganisasikan kegiatan akademik

secara cermat dan bertanggung jawab.

Page 13: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

e. Sebagai sarana perguruan tinggi untuk menciptakan "academic milieu" yang amat

diperlukan bagi sivitas akademika dalam rangka meningkatkan mutu dan

relevansinya.

Forum akademik bagi mahasiswa seyogyanya memperhatikan juga hal-hal

sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan kegiatan tersebut hendaknya atas inisiatif para mahasiswa.

b. Pemilihan tema atau topik untuk forum akademik tersebut hendaknya juga

berdasarkan usulan para mahasiswa.

c. Pengorganisasian forum akademik tersebut seyogyanya dilakukan oleh para

mahasisiva dengan arahan para dosen sesuai dengan tujuan pengembangan

kemahasiswaan di masa yang akan datang.

d. Sebagai sarana pendidikan bagi mahasiswa maka, forum akademik ini lebih

mementingkan proses dari pada outputnya, maka sejak perencanaan kegiatan

sampai dengan perumusan hasil kegiatan tersebut hendaknya dilakukan oleh para

mahasiswa sendiri dengan bimbingan dosen sesuai dengan keperluan.

Buku Pedoman Penyelenggaraan Forum Akademik bagi mahasiswa disusun

dengan harapan :

a. Agar pengembangan penalaran keilmuan bagi mahasiswa yang menjadi prioritas

program pengembangan kemahasiswaan di selenggarakan di perguruan tinggi

baik negeri maupun swasta dapat terus di tingkatkan baik frekuensi maupun

mutunya.

b. Penyimpangan atau kerancuan dalam pemilihan atau penggunaan wahana

akademik di dalam penyelenggaraan forum akdemik dapat dihindari.

c. Penyelenggaraan forum akademik yang semakin di minati oleh para mahasiswa

agar dapat lebih efisien dan efektif, sehingga menunjang proses peningkatan

mutu, relevansi pendidikan tinggi di Indonesia.

2.4. Tahapan Penyelenggaraan Forum Akademik

2.4. l . Tahapan Persiapan

Yang meliputi : menentukan tujuan, topik bahasan, waktu kegiatan peserta

kegiatan, serta sumber daya yaitu pembicara, dana dan sarana. Pembuatan usulan

kegiatan sendiri dari panitia pengarah & panitia penyelenggara.

Page 14: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

a. Penentuan tujuan :

Perencanaan atas forum akademik berbeda dengan perencanaan pertemuan

umum, konferensi atau konvensi dalam satu hal pokok yang menonjol yaitu

mengenai tema dan tujuannya.

b. Penentuan Penentuan waktu dan tempat

Waktu Forum Akademik sebaiknya dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa sejarah

atau nasional, umpamanya : Bulan Bahasa, Hari Ibu, Hari Pendidikan Nasional.

Jika Forum Akademik itu lebih kecil penentuan waktu perlu diperhatikan

sehingga dapat dihadiri oleh peserta. Begitu juga mengenai penentuan tempat

harus dipertimbangkan masalah transportasi, kapasitas dan biaya.

c. Penentuan Bentuk dan Pola Forum Akademik :

Bentuk dan pola Forum Akademik adalah tentang "apa" dan "bagaimana"nya

Forum Akademik dipolakan apa yang akan disampaikan dalam Forum

Akademik. Adanya pengharapan dari penyelenggara mampu peserta yang harus

dipelajari, diperbaiki dan di alami serta bagaimana mereka akan dapat

memperolehnya. Bentuk dan pola dirumuskan akan menjadi bagian sangat

penting berkait dengan pengharapan-pengharapan tersebut. Seperti halnya

sekelompok peserta yang baru mengikuti Forum Akademik untuk pertama

kalinya mungkin belum berpengalaman di dalam partisipasi kelompok.

d. Penentuan fasilitas

Segala kebutuhan atau fasilitas bagi keiancaran forum akademik hendaknya

dipersiapkan sebaik-baiknya seperti : tempat duduk, cahaya yang cukup terang

dan sirkulasi udara menyegarkan dalam ruangan, alat-alat peraga (visual, audio

visual) yang diperlukan dan publikasi.

Tempat mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelancaran forum

akademik. Tempat yang ideal untuk melaksanakan forum akademik adalah : bersih,

rapi, dan luas.

2.4.2. Tahap Pelaksanaan Forum Akademik

Kesuksesan atau kegagalan suatu forum akademik sangat tergantung kepada

bagaimana pelaksanaan forum akademik tersebut. Dalam hal ini pihak-pihak yang

menentukan adalah para fungsionaris dan para peserta forum akademik. Para

Page 15: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

fungsionaris terdiri atas pimpinan, sekretaris dan peserta Forum Akademik. Tahap

pelaksanaan forum akademik berupa penyelenggaraan kegiatan sesuai rencana.

2.4.3. Tahapan pelaporan Forum Akademik

Setelah forum akademik selesai maka panitia pelaksana harus membuat

laporan lengkap terdiri dari :

1) Laporan penyelenggaraan forum akademik akademik yang meliputi :

a. Keseluruhan penyelenggaraan forum akademik

b. Jalannya persidangan forum akademik

c. Penggunaan dana penyelenggaraan forum akademik

2) Laporan substantif atau proceeding forum akademik meliputi :

a. Kumpulan materi atau makalah yang dibahas oleh para pembicara dan

masing-masing disertai dengan ringkasan / abstraknya.

b. Pertanyaan peserta dan jawabannya.

c. Rangkuman dari setiap persidangan.

d. Kesimpulan umum dari keseluruhan forum akademik.

e. Perumusan dan rekomendasi yang dihasilkan.

Laporan lengkap diselesaikan paling lama 10 (sepuluh) hari setelah selesainya

forum akademik dalam suatu format teknis sesuai dengan standar laporan yang

berlaku di masing-masing perguruan tinggi, dan disampaikan kepada pimpinan

perguruan tinggi serta instansi lain yang terkait. Untuk para pembicara utama hanya

di beri laporan substantif (proceeding) forum akademik saja.

Evalusi

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami pengertian forum

akademik; fungsi forum akademik dan tahapan penyelenggaraan forum akademik.

Soal :

1. Apakah yang dimaksud dengan forum akademik ?

2. Apakah fungsi forum akademik ?

3. Sebutkan tahapan-tahapan forum akademik !

Page 16: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

BAB III

BENTUK DAN METODA FORUM AKADEMIK

Masyarakat ilmiah mengenal tradisi yang dibakukan tentang berbagai metoda

dan bentuk forum akademik. Bentuk dan metoda yang akan dipergunakan tergantung

kepada beberapa faktor, di antaranya : tujuan forum, sasaran yang akan dicapai dan

sarana yang tersedia. Untuk mempermudah pemahaman akan dibagi menjadi dua

kelompok.

Kelompok Bentuk dan Metoda Utama, yaitu kegiatan yang dapat berdiri

sendiri dan sering dipergunakan, antara lain : studium generate (ceramah umum

ilmiah), panel, simposium, forum akademik, diskusi kelompok dan lokakarya.

Kelompok Bentuk dan Metoda Tambahan, yaitu kegiatan yang membantu

atau mendukung forum bentuk dan metoda utama, kelompok ini terdiri dari :

pemeranan, studi kasus, curah pendapat, kolokium, sidang/seksi kelompok studi

kecil, studi lapangan dan simulasi.

3.1. Kelompok Utama

3.1.l. Studium Generale (Ceramah Umum Ilmiah)

a. Pengertian

Studium generate merupakan suatu bentuk dan metoda penyampaian

infarmasi ilmiah secara lisan tentang suatu topik tertentu oleh seorang yang

berkualifikasi, dengan maksud memberi wawasan umum dan memperluas

wawasan ilmiah serta mengembangkan sikap interdisiplin tentang satu bidang

ilmu kepada para ilmuwan / calon ilmuwan dengan latar belakang ilmu yang

beragam dan berbeda dengan penceramah.

b. Penggunaan dan jalannya Kegiatan

Studium generale biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi

dalam rangka memberikan pengertian tentang suatu konsep kepada kelompok

orang yang jumlahnya mencapai ratusan orang sesuai dengan fasilitas yang

tersedia.

Bilamana pembicara menguasai teknik berbicara di muka umum dengan

baik, dan mampu menggunakan alat bantu peraga, maka studium generale

Page 17: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

bermanfaat sebagai suatu metoda penambah ilmu. Disamping itu keuntungan

lainnya dapat digunakan pada kelompok yang berjumlah besar.

Sebaliknya kerugian metoda ini ialah sangat tergantung kepada

kemampuan penceramah. Pembicara yang menoton (datar) dapat membuat para

pendengar menjadi bosan dan informasi yang disampaikan tidak akan

diperhatikan. Waktu penyampaian ceramah umum ilmiah yang ideal ialah sekitar

30 sampai 60 menit. Sering kali setelah selesai ceramah dilakukan tanya jawab

dengan peserta.

3.1.2. Panel/Diskusi Panel

a. Pengertian

Panel atau disebut juga diskusi panel ialah suatu pembicaraan atau

pertukaran pikiran yang dilakukan oleh panelis, yaitu orang yang menguasai

masalah yang didiskusikan di hadapan sekelompok hadirin.

Diskusi panel pada prinsipnya melibatkan beberapa panelis yang

mempunyai keahlian bidang masing-masing dan bersepakat mengutarakan

pendapat serta pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan

pendengar (Arsjad, 1991 : 37). Dengan demikian masalah yang didiskusikan

dapat memberikan berbagai penerangan atau perluasan wawasan kepada

pendengar tentang masalah-masalah yang sedang hangat di masyarakat.

b. Penggunaan dan Talannya Kegiatan

Bentuk dan metode panel digunakan untuk membahas suatu topik secara

mendalam dan diharapkan pembahasan itu dapat diikuti oleh hadirin untuk

diambil manfaatnya.

Pada diskusi panel, yang berdiskusi ialah panelis yang jumlahnya antara 3

(tiga) sampai 6 (enam) orang. Proses diskusi diatur oleh moderator yang berperan

sangat menentukan kelancaran jalannya diskusi. Disini tidak diperlukan ceramah

atau pembacaan makalah oleh para panelis. Biasanya moderator akan

melontarkan suatu topik dan para panelis diminta untuk mengutarakan

pemikirannya secara singkat dalam alokasi waktu yang sama, misalnya masing-

masing 10 menit kemudian dilanjutkan dengan bertukar pikiran secara aktif dan

spontan tentang topik tersebut. Dalam kegiatan ini para hadirin hanya dapat

Page 18: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

mengamati jalannya diskusi atau dilibatkan dalam tanya jawab, setelah diskusi

antar panelis. Waktu yang baik untuk diskusi panel ialah sekitar 45 menit.

Metoda ini mempunyai keuntungan yaitu topik dapat dibahas secara

mendalam dari berbagai sudut pandang oleh para panelis yang tentunya

menguasai bidang tersebut.

Kekurangannya ialah kesulitan dalam mencari moderator yang baik. Selain

itu apabila kemampuan panelis tidak berimbang, maka salah satu panelis dapat

mendominasi diskusi tersebut. Pada akhir diskusi tidak perlu ada kesimpulan.

Moderator dapat membuat rangkuman umum tentang hal yang dibicarakan.

Bilamana waktu cukup tersedia maka panel dapat dilanjutkan dengan

forum, sehingga seluruh kegiatan ini disebut juga sebagai panel dan forum

(panel-forum)

Pada panel forum, setelah para panelis berdiskusi; para peserta

dipersilahkan untuk berdiskusi dengan para panelis melalui moderator. Dengan

metoda ini akan diperoleh banyak pendapat berharga yang disampaikan oleh para

hadirin.

3.1.3. Simposium

a. Pengertian

Simposium merupakan suatu pertemuan terbuka dengan beberapa

pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek berbeda tetapi

saling berkaitan tentang suatu topik.

Simposium hampir sama dengan panel, hanya lebih bersifat formal.

Pemrasaran harus menyampaikan masalah yang disoroti dari sudut pandang

keahlian masing-masing. Masalah yang dibahas mempunyai ruang lingkup yang

luas, sehingga perlu ditinjau dari berbagai sudut atau aspek ilmu untuk

mendapatkan perbandingan (Arsjad. 1991 : 38).

b. Penggunaan dan Jalannya Kegiatan

Metoda simposium digunakan bilamana diinginkan untuk memberikan

informasi suatu topik atau masalah tertentu dengan cara yang lebih terorganisir

dengan membahasnya dari berbagai aspek.

Page 19: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

Para pembicara yang menyampaikan pandangannya berjumlah 2 (dua)

sampai 4 (empat) orang. Masing-masing berbicara dalam jangka waktu 5 (lima)

sampai 20 (dua puluh) menit. Berbeda dengan diskusi panel, yang para

pembicaranya berbicara dari tempat duduk masing-masing, maka pada

simposium seringkali pembicara dari mimbar khusus dihadapan para hadirin

dengan jumlahnya cukup besar.

Setelah para pembicara selesai menyampaikan pandangannya, tidak ada

diskusi. Keuntungan dari metode ini ialah para pendengar dapat mengikuti dari

banyak aspek mengenai suatu topik tertentu, namun karena tidak ada diskusi,

maka tidak ada partisipasi para pendengar.

Pada akhir simposium tidak perlu ada kesimpulan, tetapi moderator

membuat rangkuman tentang hal yang dibicarakan. Bilamana partisipasi hadirin

diperlukan maka selesai simposium, kegiatan dapat dilanjutkan dengan forum.

Kegiatan ini disebut sebagai simposium dan forum (simposium-forum). Dengan

penggabungan ini maka pendapat hadirin yang berharga dapat disampaikan dan

perhatian hadirin pun dapat ditingkatkan.

3.1.4. Seminar

a. Pengertian

Seminar merupakan pertemuan suatu kelompok terdiri dari 5 (lima) sampai

30 (tiga puluh) orang yang dengan sistematis mempelajari suatu topik khusus

dibawah pimpinan seorang ahli dan berwenang dalam bidang tersebut dalam

rangka pemecahan suatu permasalahan.

b. Penggunaan dan Jalannya Kegiatan

Metoda seminar digunakan untuk mempelajari dan mendalami suatu topik.

Seminar dipimpin oleh seorang ahli dalam bidang yang akan dibahas. Para

peserta forum akademik sebaiknya mempunyai latar belakang dan pengetahuan

yang sama. Karena adanya bimbingan seorang ahli, maka seminar sangat baik

digunakan untuk menambah pengetahuan bagi para peserta.

Proses jalannya forum seminar didahului oleh pimpinan sidang membuka

forum seminar dan menyampaikan kata pengantar untuk menjelaskan tujuan dan

masalah yang akan dibahas dalam forum seminar. Setelah itu peserta yang telah

Page 20: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

mempersiapkan diri (pemrasaran) menyampaikan hasil penelitian atau berbagai

aspek dari topik forum seminar. Selanjutnya diminta peserta lain yang telah

mempelajari makalah untuk menyampaikan pandangannya, kemudian dilanjutkan

dengan diskusi untuk mensitesiskan laporan yang dikemukakan atau

penyampaikan berbagai pendapat. Pimpinan forum seminar menyimpulkan hasil

forum seminar dan memperbaiki berbagai kekeliruan yang mungkin terdapat baik

dalam laporan maupun diskusi. Lama waktu untuk suatu forum seminar berkisar

2 jam.

3.1.5. Diskusi Kelompok (Diskusi Ilmiah)

a. Pengertian

Diskusi kelompok (diskusi ilmiah) ialah pertemuan sekelompok orang

yang bertujuan membahas suatu topik dan mengarah kepada suatu pemecahan

masalah (secara ilmiah). Pembahasan ini dipimpin oleh seorang pemimpin

diskusi. Diskusi kelompok di perguruan tinggi lazimnya disebut diskusi ilmiah

artinya dalam mendekati dan memecahkan masalah dilakukan malalui metoda

ilmiah tertentu.

b. Penggunaan dan Jalannya Kegiatan

Diskusi kelompok digunakan dengan tujuan agar semua peserta dapat

berpartisipasi aktif menyampaikan pendapat. Diskusi kelompok sangat tepat

untuk mengeksplorasi atau mengidentifikasi suatu masalah dan mencari

pemecahannya, dengan demikian jumlah peserta dibatasi antara 8 (delapan)

sampai 12 (dua belas) orang agar lebih efektif.

Jauh dari sebelum diskusi dilaksanakan pimpinan diskusi telah

mempersiapkan diri dan bahan diskusi telah disampaikan kepada peserta

sehingga mereka pun dapat menyiapkan diri. Untuk menjamin kelancaran diskusi

maka selain pimpinan sidang perlu disediakan pencatat, nara sumber dan

pengamat diskusi. Lama diskusi berkisar antara 60 - 90 menit.

Page 21: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

3.1.6. Lokakarya (Workshop)

a. Pengertian

Lokakarya merupakan pertemuan yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan peserta dengan menggunakan berbagai jenis

metoda forum akademik. Pada lokakarya, orang yang memiliki minat dan

masalah yang sama bertemu dengan para ahli untuk memperoleh pengetahuan

dan latihan secara langsung.

Masalah yang dibahas mempunyai ruang lingkup tertentu dan dibahas

secara mendalam. Pesertanya adalah orang-orang dalam bidang sejenis dengan

tujuan ingin mengevaluasi suatu proyek yang sudah dilaksanakan, ingin

mengadakan pembaharuan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat

serta bertukar pengalaman dalam meningkatkan kemampuan kerja (Arsjad, 1991

: 37-39).

b. Penggunaan dan Jalannya Kegiatan

Topik tokakarya lebih ditentukan oleh para pesertanya berdasarkan minat

dan kebutuhan mereka sendiri, namun dapat pula berdasarkan penugasan dari

organisasi.

Lokakarya dimulai dengan sidang pleno, pengarahan diberikan dengan

tehnik ceramah, pemutaran film, demonstrasi dan sebagainya untuk seluruh

perserta. Kemudan kelompok besar itu akan dipecah menjadi kelompok kecil

untuk menjalani latihan praktek. Disamping itu dapat juga menjadi kelompok

kerja (work group) yang ditugaskan untuk membuat tugas tertentu seperti

membuat program, menyusun rancangan peraturan dan sebagainya.

Dalam melaksanakan tugasnya, kelompok kecil ini menggunakan pula

berbagai macam metoda forum akademik lokakarya sangat bervariasi, dapat

berlangsung 1 (satu) hari atau lebih. Lokakarya menghasilkan suatu keputusan

dan rekomendasi untuk diberikan kepada pemberi tugas.

Page 22: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

3.2. Kelompok Metoda Tambahan

3.2.1. Pemeranan (Role Play)

a. Pengertian

Pemeranan (role play) merupakan suatu metoda dengan beberapa orang

memerankan sebuah situasi atau kondisi tertentu dalam hidup manusia, yang

akan dipakai sebagai bahan analisis oleh kelompok.

b. Penggunaan dan Jalannya Kegiatan

Pemeranan digunakan untuk mengubah sikap dan membantu kelompok

memahami suatu masalah. Pemain terdiri dari anggota kelompok itu sendiri yang

sedang mempelajari suatu topik, Mereka mencoba memvisualisasikan sebagai

bentuk hubungan antar manusia. Sebagai contoh dapat dimainkan atau di

pertunjukkan dengan percakapan antara dosen dengan mahasiswa dan ketua

jurusan tentang disiplin belajar. Masing-masing pemeran dapat menyampaikan

pandangannya yang sesuai dengan kedudukannya dan mengusulkan berbagai cara

pemecahan masalah.

Suatu keuntungan dengan metoda ini ialah dampak emosional yang

muncul pada setiap penonton ataupun pemain. Metoda ini akan membawa peserta

lebih dekat dan lebih terlibat kepada situasi atau suasana nyata yang berkaitan

dengan masalah tersebut, sehingga peserta akan lebih mengerti perasaan dari

berbagai individu yang diperankan.

3.2.2. Studi Kasus

a. Pengertian

Studi kasus ialah suatu pertemuan kelompok membahas suatu kasus

tertentu yang diajukan oleh seorang pembicara. Yang dimaksud dengan kasus

ialah suatu gambaran tentang suatu kejadian atau masalah yang melibatkan dua

orang atau lebih.

b. Penggunaan dan Jalannya Kegiatan

Pembahasan suatu kasus sangat bermanfaat melatih anggota kelompok

untuk mengingat, dari mereka dituntut untuk menggunakan semua

pengetahuannya dalam melakukan analisis dan memecahkan suatu masalah.

Page 23: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

Jalannya kegiatan dimulai dari seorang pembicara akan menyampaikan

sebuah kasus yang terjadi diantara beberapa orang. Selanjutnya para anggota

kelompok akan mendiskusikan, menganalisis secara rinci berbagai faktor dan

alternatif pemecahan masalah yang di gambarkan pada cerita tersebut. Upaya

pemecahan masalah dalam studi kasus terbatas pada data yang terdapat dalam

kasus itu saja. Kasus itu selain disampaikan secara verbal dapat pula berbentuk

film, video, rekaman suara atau tertulis.

3.2.3. Curah Pendapat (Brain Storming, Idea Inventory)

a. Pengertian

Curah pendapat merupakan suatu cara pemecahan masalah yang menuntut

anggota kelompok untuk menyumbangkan semua gagasan dengan cepat dan

spontan yang terpikirkan pada saat itu.

Yang dimaksud dengan brain storming adalah aktifitas dari kelompok

orang yang memproduksi/menciptakan gagasan yang baru sebanyak-banyaknya

(Arsjad; 1991 : 39).

Dengan bentuk brain storming ini diharapkan tercetus gagasan-gagasan

atau kritik sebanyak-banyaknya. Makin banyak gagasan atau kritik semakin baik

dalam hal ini, peserta berlatih untuk meningkatkan gagasan.

b. Penggunaan dan Jalannya Kegiatan

Curah pendapat dilakukan sebagai bagian dari suatu diskusi dan diperlukan

inventarisasi beberapa gagasan alternatif sebelum membuat suatu keputusan.

Metoda ini digunakan pula untuk meningkatkan partisipasi anggota kelompok

secara maksimal.

Waktu yang disediakan untuk melaksanakan curah pendapat berkisar

antara 5-15 menit. Setiap orang secara bebas menyampaikan pendapatnya dan

pendapat itu tidak boleh dikritik oleh orang lain. Pendapat dicatat oleh pencatat.

Setelah gagasan dicatat, maka periode curah pendapat dianggap selesai dan

kelompok kembali mendiskusikan hal yang sudah diinventarisasikan tadi.

Page 24: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

3.2.4. Kolokium

a. Pengertian

Kolokium adalah modifikasi dari metoda diskusi panel yang melibatkan

para nara sumber atau ahli dalam diskusi dengan wakil hadirin.

b. Penggunaan dan Jalannya Kegiatan

Metoda ini digunakan dengan melibatkan paling sedikit 1 (satu) orang nara

sumber atau ahli dan 4 (empat) orang dari peserta. Wakil peserta terebut bertugas

mengajukan pertanyaan; opini, tanggapan dan melemparkan "issue" untuk

dibahas oleh para ahli. Moderator bertugas mengarahkan jalannya pertemuan

sedangkan hadirin yang lainnya hanya ikut mendengarkan.

3.2.5. Sidang / Seksi Kelompok Studi Kecil (Buzz Session)

a. Pengertian

Dalam metoda ini suatu kelompok pendengar yang besar dibagi

menjadi beberapa kelompok studi kecil (buzz group) yang terdiri dari kurang

lebih 12 (dua belas) orang. Kelompok kecil ini melakukan diskusi membahas hal

yang baru di dengar dalam ceramah sebelumnya atau membahas tugas yang

diberikan kepadanya.

b. Penggunaan dan lalannya Kegiatan

Metoda ini digunakan dengan cara melibatkan seluruh pendengar dalam

diskusi sehingga masing-masing pendengar dapat lebih mendalami bahan yang di

ceramahkan sebelumnya. Tiap kelompok akan membahas hal yang sama secara

simultan dalam jangka waktu pendek yang disediakan oleh penyelenggara,

biasanya selama 10- 20 menit.

Setelah selesai diskusi, tiap kelompok akan menunjuk juru bicaranya.

Kemudian seluruh kelompok kembali ke kelompok yang besar dan masing-

masing juru bicara kelompok studi kecil ini secara bergiliran mengajukan

pertanyaan atau komentar.

Page 25: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

3.2.6. Studi Lapangan (Field Trip)

a. Pengertian

Studi lapangan suatu kegiatan kunjungan ilmiah yang direncanakan dengan

baik ke suatu obyek atau lokasi yang diminati untuk maksud pengamatan

langsung dan studi,

b. Penggunaan dan jalannya Kegiatan

Metoda studi lapangan digunakan bilamana diinginkan untuk memperoleh

pengamatan langsung dan studi dari suatu hal yang sulit dilangsungkan tanpa

melihat obyeknya. Selain itu studi lapangan dimaksudkan untuk membangkitkan

minat studi, mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh atau melihat suatu

pelaksanaan suatu teori di lapangan.

Studi lapangan dipimpin/dikoordinasikan oleh orang yang berpengetahuan

luas mengenai obyek yang akan dilihat. Koordinator ini akan menjawab

pertanyaan dan bahkan menunjukkan hal yang luput dari penglihatan para peserta

studi lapangan. Acapkali koordinator dibantu oleh seorang pemandu yang

mengenal betul mengenai lokasi / obyek yang dikunjungi. Pemandu akan

membantu menunjukkan tempat yang diminati, mengurus prosedur, memberikan

kemudahan dan lain-lain.

Kegiatan studi lapangan akan dilanjutkan dengan analisis, interprestasi

atau diskusi tentang obyek yang dikunjungi ataupun tentang informasi yang telah

diperoleh.

Agar hasil dari studi lapangan dapat optimal, jumlah peserta sebaiknya

tidak terlalu besar. Jumlah yang disarankan adalah lebih kecil dari 30 (tiga puluh)

orang.

Page 26: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

Keterkaitan Antar Metode Pertemuan Ilmiah

Page 27: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

Matriks Berbagai Metode Forum Akademik

No Metode

Peserta Pembicara/Nara

Sumber

(jumlah Orang)

Waktu

(Menit)

Partisipasi Hadirin Makalah Hasil

Kesimpulan

Jumlah Homogen

Heterogen Ada Tidak ada Ada

Tidak

ada

1. Ceremah Ilmiah/Studium General 30-200 Ho/He 1 30-120 - √ √ √ -

2. Panel 30 Ho/He 3-6 45 - √ - √ Rangkuman

3. Simposium 30 Ho/He 2-4 60 - √ √ - Rangkuman

4. Panel Forum 30 Ho/He 3-6 90 √ - - √ Rangkuman

5. Simposium Forum 30-200 Ho/He 2-4 90-sehari √ - √ - Rangkuman

6. Seminar 5-30 Ho 1-6 120 √ - √ - Kesimpulan

7. Dikusi Kelampok 80-12 Ho Semua 60-90 √ - √ √ Kesimpulan

8. Pemeranan 30 Ho/He 20-30 - √ - √

9. Studi Kasus 30 Ho/He 1 90-120 √ - - √ Kesimpulan

10. Curah Pendapat 30 Ho/He Semua 5-10 √ - - √

11. Kolokium 30 Ho 1-8 45-60 - √ - √ Rangkuman

12. Sidangi Sesi/Kelompok Kecil (Buzz

Session)

+/-12 Ho/He Semua 10-20 √ - - √

13. Lokakarya/Workshop +/-30 Ho Tergantung

metode

1-beberapa

hari

tergantung

kebutuhan

√- - √ - Kesimpulan/

Rekomendasi

14. Studi Lapangan 30 - - - √ -

Page 28: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

*) Mengingat jumlah mahasiswa di tiap perguruan tinggi dan peserta forum akademik dewasa ini cenderung bertambah, maka tentang jumlah peserta

dapat ketubuhan asalkan masih dalam kewajaran (tidak menjadi rapat umum atau pertemuan massal).

Page 29: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

Evaluasi

Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan bentuk dan

metode forum akademik sesuai dengan tujuan, sasaran, dan sarana yang tersedia.

Soal :

1. Apakah perbedaan kelompok bentuk utama dan kelompok bentuk tambahan ?

2. Sebutkan pengertian, penggunaan dan jalannya kegiatan :

a. Studium generate (ceramah umum ilmiah).

b. Panel

c. Simposium

d. Forum akademik

e. Diskusi kelompok

f. Lokakarya

g. Kolokium

h. Simulasi.

Page 30: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

BAB IV

KETENTUAN PENYELENGGARAAN

FORUM AKADEMIK

Kegiatan forum-forum akademik ini diselenggarakan dengan memperhatikan

ketentuan-ketentuan yang ada.

4.1. Usulan Kegiatan

Forum akademik seperti, diskusi, panel dan lain-lain yang akan di

selenggarakan, di dasarkan kepada suatu usulan yang jelas dengan pengarahan

pembimbing. Usulan kegiatan forum-forum akademik akademik tersebut berisi hal-

hal sebagai berikut :

a. Latar belakang penyelenggaraan forum yang di usulkan.

b. Dasar hukum perundang-undangan yang dijadikan acuan.

c. Tujuan dan sasaran.

d. Lingkup permasalahan pokok dan penjabarannya materi.

e. Kriteria peserta, pembicara dan nara sumber.

f. Kepanitiaan

g. Perincian dan sumber pembiayaan.

Usulan kegiatan tersebut diajukan dalam format teknis sesuai dengan yang

diberlakukan di perguruan tinggi bersangkutan.

4.2. Ketentuan Penyelenggaraan

Dalam upaya mencapai efisiensi dan efektifitas suatu forum akademik, maka

hal-hal pokok yang secara umum berlaku antara lain sebagai berikut :

a. Penyelenggara

Penyelenggara menghormati ketentuan yang diatur oleh masing-masing

perguruan tinggi.

b. Pembimbing

Dalam keseluruhan proses penyiapan dan penyelenggaraan di bimbing oleh

seorang atau beberapa orang dosen yang dinilai berkemampuan di dalam lingkup

bidang pokok/kajian forum akademik.

Page 31: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

c. Penitia Pengarah

Panitia pengarah terdiri dari dosen dan mahasiswa sesuai dengan disiplin topik

yang dibahas.

d. Pembicara Utama

Seorang tokoh yang memberikan pengarahan pokok (keynote address) tentang

lingkup bidang yang mempunyai kaitan dengan lingkup forum forum akademik

akademik.

e. Pembicara dalam forum akademik

Pembicara dalam forum senimar adalah orang-orang yang ahli yang menguasai

bidang yang dibahas. Bilamana pembicara lebih dari satu orang, maka paling

sedikit satu pembicara di usahakan dari kalangan mahasiswa (dari fakultas/

jurusan/program studi yang relevan dengan topik yang di bahas). Hal ini

dimaksudkan untuk melatih mahasiswa mengemukakan pendapatnya secara baik.

f. Nara Sumber

Nara sumber terdiri dari tenaga profesional yang hanya dapat memberikan

informasi dan meluruskan pendapat yang mungkin menyimpang dari kebenaran

ilmiah.

g. Peserta

Peserta forum akademik adalah para mahasiswa dan para peminat lain yang

diundang.

h. Peninjau

Peninjau adalah pengunjung forum akademik yang mengamati dan mengikuti

forum akademik secara pasif. Dalam hal pengarah, pembicara utama, nara

sumber, peserta dan peninjau yang berasal dari luar perguruan tinggi yang

bersangkutan, maka pengundangnya adalah rektor atau pejabat yang

mewakilinya.

i. Kepanitiaan

Keanggotaan panitia di tetapkan oleh Pimpinan Fakultas/Perguran Tinggi

(atas usul Lembaga Kemahasiswaan yang terkait atau penyelenggara). Struktur

atau susunan kepanitiaan di sesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan untuk

menyelenggarakan forum akademik tertentu. Tugas panitia adalah

Page 32: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan membuat laporan tentang

penyelenggaraan forum akademik dengan dibimbing oleh pembimbing.

Bilamana diperlukan, karena lingkup permasalahan cukup luas, dapat

dibentuk suatu panitia pengarah yang tersendiri dari pembimbing yang dinilai

memiliki kemampuan.

Struktur dan susunan keanggotaan panitia forum akademik dikemukakau

dalam usulan kegiatan, sesuai dengan ketentuan berlaku di perguruan tinggi

bersangkutan.

4.3. Personalia Forum Forum akademik Akademik

Dalam rangka pelaksanaan forum akademik perlu disusun suatu personalia

forum akademik yang sesuai dengan bentuk dan metoda yang dipakai. Personalia ini

merupakan unsur mengelola, keseluruhan proses forum akademik berdasarkan

bentuk dan metoda forum akademik tertentu.

a. Moderator

Seseorang yang diminta atau ditunjuk untuk memimpin sidang, mengatur,

mengarahkan serta merangsang kegairahan pembicaraan dalam diskusi.

Moderator dapat diminta atau di tunjuk dari kalangan ahli, staf pengajar atau

mahasiswa yang dinilai berkemampuan.

b. Sekretaris Sidang

Seseorang (dosen/mahasiswa senior) yang di tugasi untuk membantu

moderator di dalam merangkum, menyeleksi pertanyaan dan membuat risalah

suatu sidang. Sekretaris dapat berperan pula sebagai pelapor.

c. Notulis

Seorang mahasiswa yang ditugasi untuk mencatat semua pembicaraan dan

pertanyaan di dalam forum akademik.

4.4. Peran dan Fungsi Para Fungsionaris

Kesuksesan atau kegagalan suatu forum akademik sangat tergantung kepada

bagaimana pelaksanaan forum akademik tersebut. Dalam hal ini pihak-pihak yang

menentukan adalah para fungsionaris forum akademik. Para fungsionaris forum

Page 33: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

akademik itu terdiri dari atas pimpinan, sekretaris, dan peserta forum akademik. Di

bawah ini akan diuraikan peranan para fungsionaris itu.

1. Peranan Pemimpin forum akademik (diskusi)

Pemimpin forum akademik memainkan peranan penting dalam proses suatu

forum akademik. Ia mewarnai seluruh situasi forum akademik. Di sini akan

tampak dengan jelas gaya kepemimpinan seorang dalam memimpin suatu forum

akademik. Gaya kepemimpinan yang mungkin akan timbul :

a. Otoriter

Pemimpin forum akademik mendominasi seluruh proses diskusi.

b. Liberal

Pemimpin forum akademik membiarkan para peserta mengeluarkan

pendapatnya sebebas-bebasnya.

c. Demokratis

Pemimpin memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada para peserta

untuk mengemukakan pendapat-pendapatnya dalam batas-batas tertentu.

d. Manipulasi diplomatis

Pemimpin diskusi memaksakan secara halus pendapat-pendapatnya untuk

disetujui oleh para peserta.

Dalam memimpin, pemimpin forum akademik mempunyai tugas sebagai

berikut :

a. Menjelaskan tujuan dan maksud forum akademik

b. Menjamin kelangsungan forum akademik secara teratur dan tertib

c. Memberikan anjuran, dan ajakan agar setiap peserta betul-betul berperan serta

dalam diskusi tersebut.

d. Menyimpulkan, merumuskan setiap pembicaraan dan kemudian membuat

kesimpulan alas persetujuan dan kesepakatan bersama.

e. Menyiapkan laporan.

Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut di alas, diperlukan seorang

pemimpin forum akademik yang baik. Pemimpin forum akademik yang baik

adalah memiliki kriteria sebagai berikut :

Page 34: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

a. Mampu berpikir jelas dan cepat.

Berpikir jelas berarti mampu mengungkapkan gagasannya dengan jelas

dan mudah dipahami orang lain. Berpikir cepat berarti mampu mengikuti cara

berpikir para peserta yang beraneka-ragam itu.

b. Bersikap tidak kaku (luwes).

Ini berarti bahwa ia harus mampu mengutarakan pikiran dengan jelas. Ia

harus mampu berkomunikasi dengan baik dan lancar dengan para peserta.

c. Mempunyai kesanggupan menganalisis.

Pemimpin harus dapat memperjelas masalah-masalah dengan

menunjukkan berbagai segi yang perlu diperhatikan dalam diskusi. Ia harus

mampu menganalisis pendapat para peserta sehingga akhirnya sampai kepada

kesimpulan yang dapat mengatasi masalah.

d. Berpandangan objektif.

Pemimpin harus berlaku dan bersikap tidak memihak dan berpandangan

objektif. Ia harus yakin bahwa setiap orang memperoleh perhatian dari

anggota yang lain.

e. Tidak boleh berprasangka.

Pemimpin yang memihak akan mengalami kesulitan dalam mencari

titik temu bagi pihak-pihak yang bertentangan.

f. Bersikap sabar.

Pemimpin harus dapat menahan kejengkelan jika terjadi kemacetan

dalam proses pembicaraan.

g. Cerdik dalam menangani masalah yang timbul pada peserta.

Pemimpin yang cerdik mempunyai kesanggupan untuk mengatasi masalah

yang timbul pada peserta tanpa harus menyinggung salah seorang peserta.

h. Mempunyai keseimbangan dan pengendalian diri

Pemimpin harus menanamkan kepercayaan ke dalam kelompoknya

terhadap kemampuannya dalam memimpin diskusi. Dia harus menahan diri

dan tidak menonjolkan diri, mendominasi pembicaraan, mengemukakan

pendapat pribadi secara berlebihan, dan berkuliah.

Page 35: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

i. Mempunyai rasa humor.

Rasa humor dapat mengurangi ketegangan dan akan menimbulkan

kebebasan dalam mengemukakan pendapat.

2. Peranan Sekretaris.

Disamping pemimpin forum akademik, sekretaris pup memegang peranan

penting, artinya turut menentukan berhasil atau tidaknya suatu forum akademik.

Sekretaris forum akademik mempunyai tugas.

a. Mencatat hasil-hasil forum akademik yang dicapai.

b. Mencatat proses atau prosedur forum akademik yang berlangsung.

c. Membantu pimpinan forum akademik menyimpulkan dan merumuskan hasil

forum akademik.

3. Peranan Peserta.

Dinamika dan aktivitas forum akademik terletak pada tangan para peserta.

Karena itu peranan dan tugas serta sikap para peserta sangat menentukan. Untuk

dapat menjadi peserta yang baik hendaknya diperhatikan hal-hal berikut :

a. Menguasai masalah yang disajikan.

Hal ini dapat dicapai dengan cara mempersiapkan diri, misalnya giat

melengkapi data dengan cara mempelajari berbagai sumber. Menguasai

masalah yang diseminarkan dengan demikian berarti mempunyai bahan

pembicaraan.

b. Mendengarkan pembicaraan dengan penuh perhatian.

c. Menunjukkan rasa solidaritas dan partisipasi.

Sikap emosional dan berprasangka tidak baik terhadap pembicara hendaknya

dihindari.

d. Dapat menangkap gagasan utama dan memahami gagasan penunjang

pembicaraan seseorang.

e. Dapat membuat usul dan sugesti.

f. Dapat meminta pendapat dan informasi sebanyak mungkin.

g. Dapat mengajukan pertanyaan dan dapat meminta dasar pendirian seseorang.

Page 36: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

h. Jika mengajukan keberatan dapat mengajukan contoh dan argumen, hal ini

tidak berarti menentang pendapat orang lain.

i. Ikut menyimpulkan hasil forum akademik.

Demi kesuksesnya suatu forum akademik atau diskusi, perlu diperhatikan

perilaku para peserta yang tidak diinginkan dalam suatu forum akademik atau

diskusi :

a. Peserta yang suka berbicara sendiri atau bersama-sama dan tidak mau

mendengarkan orang lain berbicara, meskipun apa yang dikatakan orang lain

itu sebenarnya baik dan menarik.

b. Peserta yang berbicara berkepanjangan dan tidak ada relevansinya dengan

pokok masalah dibahas.

c. Peserta yang memberikan usulan sampingan dan menyimpang dari pokok

masalah yang dibahas.

d. Peserta yang pesimistis, yaitu bersikap masa bodoh terhadap apa yang di

bahas. Biasanya hal semacam itu bersumber dari pen galaman-pengalaman

yang tidak menyenangkan mengenai diskusi-diskusi atau seminar-seminar

yang pernah mereka ikuti waktu-waktu yang lalu.

4.5. Tanda Penghargaan

Sebagai ucapan terima kasih atas partisipasi dari pembicara, peserta, panitia,

donatur dan sebagainya, penyelenggara memberikan tanda penghargaan berbentuk

plakat, vandel, piagam atau bentuk lainnya. kepada pembicara dan peserta yang

mengikuti dan memenuhi syarat yang telah ditentukan, dan di tanda tangani oleh

pimpinan perguruan tinggi. Apabila di pandang perlu dapat ditanda tangani pula oleh

panitia pengarah dan ketua lembaga kemahasiswaan penyelenggara forum akademik.

Evaluasi :

Mahasiswa diharapkan dapat membuat proposal untuk menyelenggarakan

forum akademik.

Page 37: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

Soal :

1. Apakah yang mendasari usulan untuk penyelenggaraaan kegiatan forum

akademik. ?

2. Sebutkan pokok-pokok ketentuan untuk menyelengarakan forum akademik. !

3. Sebutkan personalia forum akademik !

4. Sebutkan peran masing-masing personalia forum akademik. !

5. Sebutkan dan jelaskan gaya kepemimpinan forum akademik . !

Page 38: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

BAB V

ALAT BANTU PANDANG DENGAR

Jumlah peserta dan gaya pengaturan tata ruang akan mempengaruhi peralatan

pandang dengar yang dibutuhkan. Gaya pengaturan tata ruang akan menentukan

kebutuhan peralatan yang signifikan pula. Alat pandang dengar itu antara lain :

Microphone (mimbar, genggam, weriles), OHP (Over Head Projector), Slide

Projector, Proyek Film dan Peralatan Video.

5.1. Peralatan Dengar

Mikrofon Mimbar yaitu mikrofon yang dipasang di mimbar dan tidak dapat

dipindah-pindahkan. Si pembicara harus mendekati mikrofon itu. Jenis ini sangat

buruk untuk kebutuhan forum akademik; karena pembicara terpaku pada satu tempat.

a. Mikrofon Genggam : memungkinkan pemakaiannya bergerak dari satu tempat ke

tempat lain. Mikrofon itu dapat ditempatkan pada standar, yang dapat di sekrup

pada mimbar atau dapat pula bebas berdiri (jenis tangkai pendek didudukkan di

atas meja jenis yang bertangkai panjang berdiri beberapa kaki tingginya dan

dapat disesuaikan dengan ketinggian pemakainya). Penggunaan mikrofon itu

untuk keperluan forum akademik sedikit mengganggu ruang gerak pembicara

karena pembicara sukar menulis pada papan tulis atau jika memperagakan

sesuatu.

b. Mikrofon Bandul Kalung yaitu mikrofon yang dikaitkan (biasanya dengan seutas

tali) melingkar di leher pembicara/pelatih dan kabel mikrofon. Cara ini

menyebabkan letak mikrofon berada kira-kira setinggi tulang leher di dada.

c. Mikrofon Jepit : memiliki penjepit serupa dengan penjepii dasi, yang serasi

dengan kecilnya mikrofon itu. Kemudian mikrofon itu dijepitkan pada baju

pembicara pada tengahtengah dada. Jika mikrofor itu bekerja sesuai dengan

kebutuhan dan mikrofon itu tidak goyang atau jatuh, maka jenis ini sangat

menyenangkan dipakai pada forum-forum akademik .

d. Mikrofon Wireless yaitu mikrofon yang kadang-kadang cenderung peka terhadap

gangguan dari stasiun radio atau citizen band radio di wilayah itu. Jika ruangan

forum akademik dibuat dengan kontruksi baja, kontruksi itu dapat menangkal

masuknya gangguan ke dalam amplifier.

Page 39: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

Itulah jenis-jenis mikrofon yang dapat dipergunakan dalam forum-forum

akademik sesuai dengan anggaran pembiayaan. Semua boleh dipakai, namun ada

satu aturan utama yang harus dimiliki menyediakan mikrofon yang baik dan slap

dipakal.

5.2. Peralatan Pandang

Sebuah forum akademik yang berhasil biasanya menggunakan beberapa alat

bantu pandang. Jenis-jenis alat bantu pandang ini adalah :

a. Film Strip yaitu proyektor film strip bersuara memiliki layar bawaan yang ditaruh

didepan dan dibelakang proyeksi. Prove ktor-proyektor film strip dapat juga

digunakan untuk kelompok yang lebih besar dengan bayangan diproyeksikan

pada layar pandang biasa yang ditempatkan di depan ruangan. Kelemahan dari

film strip di atas adalah bahwa anda tidak dapat mengubah urutan yang sudah

anda atur, sebagaimana halnya dalam penggunaan slide.

b. Over Head Projector (OHP) adalah media yang sangat populer sebagai alat bantu

pandang (visual) untuk suatu forum akademik . Alat ini mudah dipindahkan dan

dapat digunakan untuk menghadapi segala jenis ukuran kelompok. Dengan alai

ini gambar atau tulisan diproyeksikan ke atas layar sesuai ukuran dengan

kelompok. Seorang yang ahli dapat menggunakan OHP untuk hal sederhana

sampai yang rumit. Bahan sajian yang ditulis pada transparansi dengan pen

maker sudah dapat diterima. Perlengkapan yang anda butuhkan adalah : mika

atau plastik jernih, pen maker, spidol, kuas dan bola lampu cadangan.

c. Slide Projector yaitu unit yang memiliki layar dan bisa dipasang di depan atau

dibelakang proyeksi dan dapat menghasilkan suara pengiring sepanjang gambar

slide. Penggunaan alai ini dalam forum akademik akan sangat menarik perhatian.

Keuntungannya urutan gambar bisa dirubah, dihilangkan serta ditambah menurut

keinginan. Beberapa slide dapat dibuat dari foto, atau dirancang menyerupai film

strip dengan menuliskannya pada transparansi yang dipotong dan dipersiapkan

untuk slide. Perlengkapan yang harus dimilikinya adalah bola lampu persediaan,

slide tambahan, duplikat pita kaset dengar. Kerugian dari penggunaan alai ini

adalah bahwa ruangan harus dibuat menjadi gelap.

Page 40: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

d. Proyektor film sangat dianjurkan digunakan dalam forum akademik, karena dapat

digunakan untuk ruangan yang cukup besar. Keburukannya menggunakan film

ini adalah ruangan harus dibuat menjadi gelap dan tidak dapat menghentikan film

dengan mudah.

e. Peralatan video sangat efektif dan menjadi makin populer. Jumlah orang dalam

kelompok yang menggunakan peralatan ini tergantung kepada gaya penyajian,

bahan dan keahlian pembicara. Diperlukan banyak latihan untuk dapat

menggunakan peralatan ini dengan sempurna.

Evaluasi :

Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan alat bantu pandang dengar

dalam berbagai forum akademik disesuaikan dengan jumlah peserta dan gaya

pengaturan ruangan.

Soal :

1. Sebutkan peralatan dengar !

2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan berbagai peralatan dengar tersebut. !

3. Sebutkan peralatan pandang. !

4. Sebutkan kelebihan dan kekurangan berbagai peralatan pandang tersebut. !

Page 41: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

BAB VI

GAYA PENATAAN RUANGAN DAN PEMILIHAN TEMPAT SEMINAR

Sebelum dapat melakukan pemilihan fasilitas forum akademik maka

diperlukan keputusan umum gaya penataan ruang. Adapun tujuh gaya yang paling

umum dipakai yaitu : Amphitheater, Ruang Kelas, Banquet, Theater, Bentuk "U",

Hanya Kursi Saja dan Duduk di Lantai/Tanah

6.1. Gaya Penataan Ruang Forum akademik

6.1.1. Gaya Amphitheater

Gaya ini dapat kita temukan baik dalam fasilitas teater atau fasilitas

pendidikan. Dalam kedua jenis fasilitas ini para peserta akan dapat memandang

wilayah depan jelas dimana Pb/PI akan berada di gedung itu.

Beberapa hal yang negatif pada gaya tata ruang ini adalah :

a. Terpancang pada tempat duduk yang sudah tidak dapat diubah (tidak fleksibel).

b. Jika anda tidak mengisi semua tempat duduk akan ada perasaan hampa.

c. Peserta yang duduk di deretan depan harus mengangkat kepalanya untuk melihat

ke atas panggung.

d. Pb/PI yang memimpin forum akademik haruslah orang yang berpengalaman

dengan jenis tata ruang ini jika tidak, ia akan mendapat kesulitan dalam hal

penyajiannya, mungkin ia akan tidak dapat memelihara kontak mata dengan para

peserta

Gaya Amphitheater

Page 42: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

6.1.2. Gaya Ruang Kelas

Gaya ruangan kelas menunjuk kepada tempat duduk yang memiliki meja dan

kursi diatur berderetan menghadap ke depan dimana Pb/PI akan bekerja.

Kebaikan-kebaikan tata ruang gaya ruangan kelas adalah : penataan model ini

secara relatif dapat dilakukan dengan cepat. Diagram ruangan dengan gaya ini sudah

dipahami oleh kebanyakan petugas tata ruang. Para peserta memiliki tempat untuk

menulis yang menyenangkan, juga secangkir kopi atau segelas air dapat ditempatkan

dengan mudah.

Kekurangan penataan ruangan menurut gaya ruang kelas adalah :

a. Tidak mudah untuk menggilir tempat duduk dan berinteraksi dengan orang-orang

lain dalam penataan ruangan seperti ini. Dengan menggantungkan pada luasnya

ruangan dan jumlah peserta, gaya ini akan menyulitkan jika kita akan

menyongsong atau mengisi suatu tempat dengan cepat.

b. Jika pesatnya sedikit; dengan menggunakan gaya ini dapat tercipta perasaan

hampa di dalam ruangan.

Gaya Ruang Kelas

Page 43: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

6.1.3. Gaya Meja Bundar Jamuan Resmi

Gaya ini adalah gaya yang sering kita temukan pada sebuah pesta atau

jamuan resmi (banquet).

Kebaikan-kebaikan gaya tata ruang adalah :

a. Gaya ini merangsang berlangsungnya interaksi dan pertukaran tempat diantara

peserta.

b. Gaya ini mendatangkan respon yang kurang terstruktur.

c. Jika orang-orang enggan terlibat dalam latihan-latihan atau bercakap-cakap, amat

sulitlah untuk dapat berpartisipasi

d. Penataan meja bundar tidak memiliki kepala, awal atau akhir setiap orang

berkedudukan sama.

Kekurangan-kekurangan pada tata ruang gaya penjamuan resmi adalah :

a. Penataan kursi gaya meja bundar didalam sebuah ruangan tidak menampung

peserta banyak yang dapat ditampung dengan gaya teater atau ruang kelas.

b. Tidak semua penyedia fasilitas memiliki meja bundar dan taplaknya. Menyewa

barang-barang perlengkapan lainnya tidak selalu mudah.

Meja Bundar Jamuan Resmi

Daerah Pb/P1 Daerah Pb/P1

Page 44: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

6.1.4. Gaya Meja – Meja Dalam Bentuk “U”

Istilah gaya teater berarti bahwa tempat duduknya hanya terdiri dari kursi

saja, yang ditempatkan didalam deretan-deretan seperti pada sebuah teater. Tujuan

utama dengan tata ruang ini adalah agar dapat ditempatkan jumlah maksimal kursi

pada satu ruangan. Sayangnya, dengan gaya ini terdapat banyak kursi, dan

kekurangannya lebih banyak dari pada kebaikannya karena :

a. Pada peserta tidak memiliki tempat untuk menulis selain apa yang dapat di bawa

dan ditaruh di pangkuan.

b. Sedikit kesempatan untuk berinteraksi.

c. Untuk forum akademik yang sesungguhnya, pada peserta akan merasa tertolak

jika mereka harus duduk terus sepanjang waktu.

d. Sulit untuk memperoleh pandangan yang bebas ke depan. Anda harus

menggunakan trap jika peserta forum akademik lebih dari 40 (empat puluh)

orang.

Gaya Teater

6.1.5. Gaya Meja - Meja Dalam Bentuk "U"

Meja-meja persegi panjang, didalamnya kursi-kursi mengelilingi dan kosong

pada satu ujung meja membentuk tata ruang yang sangat manis. Tempatkan

kelompok meja dan kursi itu dalam bentuk U, seperti terlihat di dalam diagram.

Page 45: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

Penataan dengan gaya itu memberi perasaan hubungan yang akrab dan intim. Bentuk

ini baik sekali untuk berinteraksi. Satu-satunya kekurangannya adalah .jika peserta

berjumlah besar akan tidak efektif memakai gaya ini.

Gaya Meja Bentuk "U"

6.1.6. Gaya Hanya Kursi Saja

Jika forum akademik di rancang santai, dengan lebih banyak interaksi di

antara para peserta, maka menggunakan kursi saja akan memberikan gaya yang

menarik. Salah satu kekurangan gaya ini adalah tidak adanya tempat untuk menulis

kecuali kursi langsung berisi tempat menulis. Keuntungannya adalah penataan kursi

saja adalah bentuk terbaik untuk kelompok-kelompok kecil.

Gaya Hanya Karsi Saja

Page 46: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

6.1.7. Gaya Duduk di Lantai

Gaya duduk di lantai bukanlah gaya yang digunakan untuk acara yang

berlangsung lama. Gaya ini merupakan selingan dari norma dan dapat diterima

sebagai suatu bagian dari suatu forum akademik. Dengan menggunakan gaya utama

model yang manapun; maka sebagai selingan dapat dibentuk kelompok-kelompok

dengan gaya duduk di lantai atau tanah. Duduk di lantai juga merupakan

penyeimbangan yang baik. Kepribadian yang mendominan cenderung berkurang dan

semua orang cenderung lebih santai terbuka jika duduk dilantai.

Jika anda merencanakan duduk diatas lantai atau tanah, siapkanlah semacam

tikar atau lembaran alas duduk untuk kenikmatan dan kebersihan. Namun

sebelumnya harus ada pemberitahuan tentang hal ini supaya peserta berpakaian yang

sesuai.

Untuk dapat duduk dengan lebih nyaman maka digunakan tikar yang berisi

bahan empuk atau bantal. Dalam keadaan sangat terdesak tikar dari anyaman sejenis

buluh boleh dipergunakan namun hal itu akan tetap jauh dari harapan.

Berikanlah kepada para peserta sesuatu yang keras untuk menulis (majalah),

map forum akademik, atau map untuk menyimpan kertas tulis).

6.2. Pemilihan Tempat Forum akademik

Pemilihan tempat fasilitas forum akademik merupakan tugas yang penting

dalam rangka memperoleh hasil yang maksimal. Disamping itu, sebuah fasilitas yang

memenuhi kebutuhan dan pengharapan akan memicu keberhasilan forum forum

akademik dengan baik. Berikut ini tipe-tipe umum tentang wilayah yang anda hadapi

yakni :

6.2.1. Pusat-Pusat Konvensi

Biasanya pusat-pusat konvensi memiliki gedung-gedung yang dapat

menampung kelompok-kelompok peserta dengan jumlah besar. Jika mengadakan

forum akademik yang akan dibagi dalam sidang-sidang, maka anda mungkin akan

memilih menggunakan sebuah pusat konvensi. "Tetapi jika forum akademik anda

merupakan satu-satunya peristiwa utama; maka pusat konvensi memiliki banyak

Page 47: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

keburukan karena si pengelola tempat juga suka dan siap menjual blok-blok ruangan

besar.

6.2.2. Pusat Konferensi

Ada begitu banyak jenis pusat konferensi sehingga sulit untuk memberikan

gambaran yang paling tepat. Setiap jenis penyedia fasilitas yang memiliki variasi dan

pengalaman, perlengkapan dan kemampuan yang berbeda. Pada umumnya, sebuah

pusat konferensi menyediakan fasilitas yang perhatian umumnya terpusat pada

penyelenggaraan konferensi, rapat dan forum akademik untuk jumlah kelompok kecil

sampai menengah.

6.2.3. Hotel dan Motel

Ada lebih banyak hotel dan motel yang dapat digunakan untuk forum

akademik dari pada fasilitas jenis apapun, dan fasilitas semacam inilah yang paling

umum di pakai. Ada keuntungan dan kerugian yang menonjol dalam menggunakan

jenis fasilitas ini. Kerugiannya adalah sebagai berikut :

a. Fasilitas ini juga menjuai makanan, minuman dan kamar tidur bukan hanya

ruangan-ruangan untuk pertemuan (rapat saja).

b. Staf hotel/motel jarang yang mengerti tentang tata ruang (walaupun kita berikan

sebuah diagram).

c. Pelayanan dan sikapnya sangat bervariatif, sehingga perlu mengorbankan waktu

lagi untuk memberikan petunjuk-petunjuk.

6.2.4. Daerah Peristirahatan

Hal yang pertama dipertimbangkan jika hendak menyelenggarakan forum

akademik di daerah peristirahatan adalah tujuan dan tema forum akademik anda.

Kelebihan dan kekurangan daerah peristirahatan sangat berbeda-beda dan hal-hal

berikut ini mungkin akan membantu mengambil keputusan jika ingin

menyelenggarakan forum akademik di tempat semacam ini.

a. Waktu penanggalan perlu diperhatikan, agar cuaca dan letak geografis tidak

menjadi penghalang bagi peserta yang hadir.

b. Tidak semua daerah peristirahatan dapat memberi akomodasi logistik.

Page 48: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

c. Daerah peristirahatan pada umumnya tidak berada di lokasi yang cocok untuk

forum akademik -forum akademik satu hari.

6.2.5. Universitas, Perguruan Tinggi dan Sekolah

Fasilitas sekolah mungkin juga memudahkan pengambilan keputusan anda.

Fasilitas itu mendatangkan tanggapan yang berprogram dari para peserta.

Universitas, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah hampir tidak pernah memiliki

fasilitas untuk makan dan minum kopi sewaktu istirahat. Fasilitas pendidikan adalah

paling cocok untuk forum akademik satu hari.

6.2.6. Kapal Pesiar

Kapal pesiar adalah salah satu tempat yang memungkinkan pergantian

suasana bersantai. Segala sesuatunya disediakan bagi anda : makanan, hiburan dan

akomodasi. Suasana didalam kapal pesiar itu tidak sangat kondusif untuk pokok

forum akademik yang serius. Tetapi tergantung pada siapa pesertanya dan tujuannya.

Fasilitas ini dapat menjadi alternatif yang menyenangkan.

Evaluasi :

Mahasiswa diharapkan mampu menata ruang forum akademik dengan

berbagai gaya penataan.

Soal :

1. Sebutkan berbagai gaya penataan ruang forum akademik

2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan penataan :

a. Gaya amplitheater

b. Gava ruang kelas

c. Gaya meja bundar jamuan resmi

d. Gaya teater

e. Gaya meja bentuk "U"

f. Gaya hanya kursi saja

g. Gaya duduk di lantai

Page 49: BAB I SEMINAR : SALAH SATU RAGAM BERBICARA ILMIAH …blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/PROSEDUR-SEMINAR-BUKU... · bahwa apa yang dilakukan dan dikatakan oleh pengirim dan

DAFTAR PUSTAkA

Hasan, Fuad, Prof, Dr. 1989. Catatan Kemandirian dan Kebebasan Akademik,

Pengarahan pada Rakernas Pembantu Rektor Bidang Kamanusiaan, Jakarta.

____________, 1992. Sambutan Pada Forum akademik Nasional Hasil-Hasil

Penelitian Perguruan Tinggi, Cisarua.

Ichsan, M. Achad, Drs. 1985. Mahasiswa dan Kebebasan Akademik, YP2LPM

Hanindita, Malang.

Team Ditmawa. 1988. Pedoman Umum Penyelenggaraan Pertemuan Ilmiah, Jakarta.

Murray, Sheila. 1992. How to Organize and Manage Seminar, Howard Morhain,

London.

Djajadisastra, Yusuf Drs. 1981. Metode-metode Pengajar, Angkasa, Bandung.

Arsjad. Maidar G & Mukti US. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia, Erlangga, Jakarta.

Parera, Drs. 1982. Belajar Mengemukakan Pendapat, Erlangga, Jakarta.

Wirjodirdjo, Budihardjo. 1994. Aspek Komunikasi Dalam Dunia "Pakerisan "Jawa

dalam Seni Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni No. IV/04-Oktober BP,

ISI Yogyakata.