bab i - selesai.docx

108
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama akuntansi adalah untuk memberikan informasi keuangan yang dipergunakan pihak manajemen perusahaan maupun pihak-pihak lain di luar perusahaan, seperti pemegang saham dan kreditur dalam rangka pengambilan keputusan. Bagi manajemen perusahaan, akuntansi sebenarnya adalah alat untuk memberikan informasi tentang kejadian-kejadian yang berisifat finansial dalam satu periode tertentu (Mulyadi 2001:215). Dengan demikian pihak manajemen mampu menguasai keadaan perusahaan dan dapat menguasai jalannya perusahaan. Pada perusahaan yang masih kecil pengelolaan aset yang diolah tentunya masih terbatas, sehingga cara dan teknik pengelolaan aset yang konvensional mungkin masih memadai digunakan untuk melayani seluruh kebutuhan perusahaan. Namun, dengan semakin berkembangnya 1

Upload: rumi

Post on 23-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - SELESAI.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan utama akuntansi adalah untuk memberikan informasi keuangan yang

dipergunakan pihak manajemen perusahaan maupun pihak-pihak lain di luar

perusahaan, seperti pemegang saham dan kreditur dalam rangka pengambilan

keputusan. Bagi manajemen perusahaan, akuntansi sebenarnya adalah alat untuk

memberikan informasi tentang kejadian-kejadian yang berisifat finansial dalam

satu periode tertentu (Mulyadi 2001:215). Dengan demikian pihak manajemen

mampu menguasai keadaan perusahaan dan dapat menguasai jalannya perusahaan.

Pada perusahaan yang masih kecil pengelolaan aset yang diolah tentunya

masih terbatas, sehingga cara dan teknik pengelolaan aset yang konvensional

mungkin masih memadai digunakan untuk melayani seluruh kebutuhan

perusahaan. Namun, dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan

diikuti pula dengan semakin kompleknya pengelolaan aset yang dimiliki.

Perkembangan dunia usaha yang begitu pesat telah mendorong para usahawan

yang bergerak dibidang industri, dagang dan jasa untuk mengembangkan cara-

cara inovatif dalam pengelolaan informasi untuk mencapai tujuan perusahaan

secara optimal dengan memperhatikan efesiensi dan efektifitas usaha.

Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia usaha yang semakin maju,

peranan akuntansi dalam dunia usaha sebagai sistem informasi keuangan

sangatlah penting. Akuntansi merupakan suatu sistem yang mengukur aktivitas-

1

Page 2: BAB I - SELESAI.docx

aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut dalam bentuk laporan-laporan dan

mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan, sehingga akuntansi

perlu diselenggarakan berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku

(Baridwan 2004:257). Akuntansi keuangan bertujuan menghasilkan laporan

keuangan untuk kepentingan pihak luar. Sedangkan sistem akuntansi berhubungan

dengan perencanaan catatancatatan dan laporan akuntansi serta pengembangan

prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan, mencatat dan meringkas data

akuntansi.

Aset adalah suatu harta kekayaan yang dimiliki setiap perusahaan yang

harus mendapat perhatian secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pengawasan

yang begitu besar terhadap aset tetap (Soemarso 2005:19). Pengawasan yang baik

terhadap aset tetap merupakan penunjang terjaminnya kegiatan operasional

perusahaan. Bila terjadi kesalahan atau kerusakan atas aset tetap disebabkan

karena kurangnya perawatan atau perhatian yang diberikan terhadap aset tersebut

oleh perusahaan yang bersangkutan, maka dampak yang ditimbulkan adalah

kerugian ekonomis yang sangat besar.

Hampir semua perusahaan menginvestasikan modalnya dalam bentuk harta

yang bersifat tahan lama dalam kegiatannya yang sering disebut sebagai aset. Aset

yang dimiliki perusahaan biasanya berupa tanah, gedung dan kendaraan yang

dikenal sebagai aset tetap. Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan teknologi

yang semakin maju, pemanfaatan aset tetap berwujud dalam kegiatan operasi

perusahaan dapat berbeda atau tidak sesuai dengan yang diharapkan karena

berbagai sebab. Suatu aset tetap berwujud tidak dapat digunakan secara terus

2

Page 3: BAB I - SELESAI.docx

menerus karena suatu aset tetap berwujud mempunyai suatu batas tertentu hingga

suatu saat tidak dapat berfungsi lagi, sehingga perlu dilakukan suatu penarikan

atas aset tetap berwujud tersebut. Penarikan (retirements) aset tetap berwujud

dapat dilakukan dengan cara dijual, ditukarkan dengan aset lain atau dibuang

begitu saja. Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan

oleh entitas. Kebijakan manajemen aset suatu entitas dapat meliputi pelepasan aset

yang bersangkutan setelah jangka waktu tertentu atau setelah pemanfaatan

sejumlah proporsi tertentu dari manfaat ekonomik masa depan yang melekat pada

aset. Oleh karena itu, umur manfaat dari suatu aset dapat lebih pendek dari umur

manfaat dari aset tersebut. Estimasi umur manfaat suatu aset merupakan hal yang

membutuhkan pertimbangan berdasarkan pengalaman entitas terhadap aset yang

serupa (PSAK No. 16 Tahun 2011:16.17).

“Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam

produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain,

atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari

satu periode” (PSAK No 16 Tahun 2011:16.2). Sebagaimana menurut PT PLN

(Persero) “aset tetap adalah merupakan aset berwujud termasuk material cadang

dan hak atas tanah yang dimiliki dan atau dikuasai oleh perusahaan, untuk

digunakan dalam fungsi pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik,

untuk digunakan menunjang kegiatan dari pada fungsi-fungsi tersebut, dan untuk

disewakan kepada pihak ketiga dan diharapkan dapat digunakan selama lebih dari

satu tahun.

3

Page 4: BAB I - SELESAI.docx

Sedangkan pengertian aset tetap Menurut Peraturan Menteri Negara Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) pada undang-undang nomor 19 tahun 2003 tentang

Badan Usaha Milik Negara dan undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, maka memutuskan pada Nomor Per-02/MBU/2010 tentang

Tata Cara Penghapusanbukuan dan pemindahtanganan Aset Tetap Badan Usaha

Milik Negara pada pasal 1, “Aset Tetap adalah aset berwujud yang digunakan

dalam operasi BUMN tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan

normal perusahaan dan masa manfaat lebih dari satu tahun”.

PT. PLN (Persero) berdasarkan Surat Edaran Perusahaan listrik Negara

Nomor : 025/E/87/DIR/1998, menyatakan bahwa : “Aset tetap merupakan aset

berwujud termasuk material cadangan dan hak atas tanah yang dimiliki dan atau

dikuasai oleh perusahaan”, yaitu :

1. Untuk digunakan dalam fungsi pembangkitan, transmisi dan distribusi listrik.

2. Untuk menunjang kegiatan fungsi tersebut diatas.

3. Untuk disewakan kepada pihak ketiga, dan diharapkanakan dapat digunakan

selama lebih dari satu tahun, dan harga perolehan diatas jumlah minimal yang

ditetapkan direksi.

Maka dapat disimpulkan bahwa Aset Tetap adalah aset yang berwujud yang

digunakan dalam operasi perusahaan dan umur manfaat nya lebih dari satu tahun

tidak untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Aset tetap berwujud PT.

PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar merupakan aset yang

bernilai paling besar dan paling penting yang dimiliki perusahaan tersebut. Hal ini

dapat dilihat dari posisinya pada laporan keuangan yang diletakkan pada posisi

4

Page 5: BAB I - SELESAI.docx

teratas di atas kas dan bank. Wewenang pengelolaan aset tetap berwujud pada

PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar berada sepenuhnya

pada kebijakan PT. PLN (Persero) Pusat, begitu pula sistem penarikan aset tetap

berwujud pada PT PLN (Persero).

Penarikan Aset tetap berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara

Cabang Makassar harus mengikuti peraturan perundang-undangan pemerintah

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Nomor Per-02/MBU/2010 tentang Tata

Cara Penghapusanbukuan dan pemindahtanganan Aset Tetap Badan Usaha Milik

Negara pada pasal 1. Pada pasal ini Peraturan Menteri Negara badan Usaha Milik

Negara ini yang dimaksudkan dengan :

1. Penghapusanbukuan aset tetap adalah setiap tindakan menghapuskan aset

tetap BUMN dari pembukuan atau neraca BUMN.

2. Pemindahtanganan aset tetap adalah setiap tindakan mengalihkan aset tetap

BUMN yang mengakibatkan beralihnya hak kepemilikan atas aset tetap

dimaksud kepada pihak lain.

Berdasarkan kajian diatas, bahwa Sesuainya peraturan perundang-undangan

pemerintah tentang Penarikan aset tetap berwujud pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar terjadi karena kondisi fisik aset yang

tidak memungkinkan untuk dioperasikan, tidak ekonomis, penggantian dan akan

direlokasi. Aset tetap berwujud yang tidak memiliki manfaat ekonomik, ditarik

dari operasi dan harga perolehan beserta akumulasi penyusutan dipindahkan

sebagai aset tetap tidak beroperasi. Penarikan aset tetap pada PT. PLN (Persero)

5

Page 6: BAB I - SELESAI.docx

Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar ada 2 (dua) macam yaitu penghapusan

dan relokasi.

Dengan mengetahui permasalahan pada sistem penarikan aset tetap

berwujud PT. PLN (Persero) yang terpusat, dan perbedaan antara teori dengan

kenyataan pada sistem penarikan aset tetap berwujud terutama prosedur penarikan

aset tetap berwujud dan pengendalian internnya, penulis ingin melakukan

pengkajian lebih mendalam mengenai “ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR

PENARIKAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT. PLN (PERSERO)

WILAYAH SULTANBATARA CABANG MAKASSAR”. Pengkajian ini

diharapkan akan bermanfaat bagi penulis untuk mengetahui secara lebih

mendalam permasalahan mengenai sistem dan prosedur penarikan aset tetap

berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar dan dapat

memberikan masukan bagi PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang

Makassar sebagai bahan evaluasi agar sistem penarikan aset lebih sederhana dan

tidak melalui prosedur yang panjang serta agar dapat menerapkan pengendalian

intern yang lebih baik sehingga sistem dan prosedur penarikan aset tetap berwujud

pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar akan lebih

handal.

6

Page 7: BAB I - SELESAI.docx

1.2 Rumusan Masalah

Pokok Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini di rumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem dan prosedur penarikan aset tetap berwujud pada

PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar.

2. Bagaimana pengendalian intern aset tetap berwujud pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar.

3. Apakah Sistem dan prosedur aset tetap berwujud pada PT. PLN (Pesero)

Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar berdasarkan PSAK No. 16.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji dan

mendekripsikan menegenai :

1. Sistem dan Prosedur penarikan aset tetap berwujud pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar.

2. Pengendalian intern atas Penarikan aset tetap berwujud pada PT. PLN

(Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar

3. Untuk mengetahui dan membandingkan sistem dan prosedur pada PT. PLN

(Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar.

7

Page 8: BAB I - SELESAI.docx

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Akademisi

a. Menerapkan teori akuntansi tetap khususnya mengenai penarikan aset

tetap berwujud berdasarkan PSAK.

b. Sebagai sumbangan informasi pemikiran dan kajian bagi civitas

akademik.

2. Bagi PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar

Hasil-hasil analisis yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan masukan dan pertimbangan khususnya mengenai penarikan

aset tetap berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang

makasar.

3. Bagi Pihak Lain

Agar dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan baru tentang

akuntansi aset tetap berwujud khususnya sistem penarikan aset tetap

berwujud pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar.

8

Page 9: BAB I - SELESAI.docx

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran singkat, penelitian ini dibagi dalam enam bab

yang secara garis besarnya bab demi bab disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini tinjauan pustaka yang menguraikan teori-teori yang

relevan, yang melandasi, dan mendukung penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini metode penelitian yang menguraikan tempat penelitian,

jenis dan obyek penelitian, sumber data dan teknik penentuan data,

serta metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan Gambaran umum perusahaan yang berisi

tentang sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan,

struktur organisasi perusahaan dan job description masing-masing

devisi yang terdapat pada perusahaan dan bab ini merupakan hasil

penelitian dan pembahasan.

9

Page 10: BAB I - SELESAI.docx

BAB V PENUTUP

Pada bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan

peneltian, keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi penulis pada

saat melakukan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.

10

Page 11: BAB I - SELESAI.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aset Tetap Berwujud

Pengertian akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan

melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan

keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi

tersebut.

Pengertian aset tetap Menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) pada Nomor Per-02/MBU/2010 tentang Tata Cara

Penghapusanbukuan dan pemindahtanganan Aset Tetap Badan Usaha Milik

Negara pada pasal 1, “Aset Tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam

operasi BUMN tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal

perusahaan dan masa manfaat lebih dari satu tahun”. Sedangkan menurut Standar

Akuntansi Keuangan “aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk

digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan

kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk

digunakan selama lebih dari satu periode”. (PSAK No 16 Tahun 2011:16.2).

Pengertian aset tetap menurut Soemarso (2005: 20) : “aset tetap adalah aset

berwujud (tangible fixed asset) yang: (1) masa manfaatnya lebih dari satu tahun;

(2) digunakan dalam kegiatan perusahaan; (3) dimiliki tidak untuk dijual kembali

dalam kegiatan normal perusahaan serta; (4) nilainya cukup besar”. Sedangkan

menurut Baridwan (2004:271) mendefinisikan “aset tetap adalah aset - aset

11

Page 12: BAB I - SELESAI.docx

berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan

perusahaan normal”. Jadi aset tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki

perusahaan yang bersifat relatif permanen untuk kegiatan menghasilkan barang

dan jasa, mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan bukan untuk dijual

dalam rangka melaksanakan kegiatan normal perusahaan.

aset tetap diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing perolehan

akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Cara perolehan aset tetap adalah

sebagai berikut :

1. Pembelian tunai : aset tetap dibel secara tunai dicatat sebesar kas yang

dikeluarkan untuk pembelian aktiva tersebut di tambah dengan biaya-biaya

yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian aset tersebut, dikurangi

dengan potongan harga yang diberikan baik dalam pembelian dalam jumlah

besar ataupun karena pembayaran yang dipercepat.

2. Pembelian secara kredit dan jangka panjang (Gabungan) : Saat ini

kebanyakan transaksi pembelian aset tetap dilakukan dengan kredit jangka

panjang. Sisa utang biasanya dibuktikan melalui surat berharga, bukti hutang

hipotik dan lain-lain. Utang ini biasanya dibayar dengan beberapa kali

angsuran dan ditambah dengan bunga.

3. Pembelian dengan surat berharga : Pembelian aset tetap dengan surat

berharga adalah dengan pengeluaran obligasi atau saham milik perusahaan

untuk ditukar dengan aset tetap. aset tetap tersebut harus dicatat sebesar harga

pasar obligasi atau saham pada saat pembelian. Nilai surat berharga tersebut

dicatat sesuai dengan nilai pari atau nilai nominalnya. Selisih antara harga

12

Page 13: BAB I - SELESAI.docx

perolehan aset tetap dengan nilai ominal saham atau nilai obligasi dicatat

sebagai agio atau disagio dari saham atau obligasi tersebut.

4. Aset tetap yang diperoleh dari hadiah/donasi : aset yang di peroleh dari

sumbangan hakekatnya tidak menyebabkan pengeluaraan modal. Kalaupun

ada hanyalah biaya untuk memindahkan aktiva tetap tersebut hingga dapat

digunakan sesuai dengan tujuanya.

5. Aset yang dibangun sendiri

Beberapa pertimbangan perusahaan membangun aktivanya seniri antara lain:

a. Memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai atau menganggur,

b. Anggapan hemat biaya atau cost saving,

c. Ingin mendapatkan mutu yang lebih baik,

d. Untuk segera memenuhi kebutuhan, karena perusahaan lain tidak dapat

memenuhi tepat pada saat yang diperlukan.

6. Aset tetap yang diperoleh secara pertukaran : aset tetap diperoleh dari

perusahaan lain dengan cara pertukaran dari masing-masing perusahaan yang

saling membutuhkan antara aset tetap perusahaan yang satu dengan aset

perusahaan lain jika itu dipandang lebih ekonomis.

2.2 Sistem Penarikan Aset Tetap Berwujud

“Sistem merupakan suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk

melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan” (Baridwan

2004:3). Sedangkan Mulyadi (2001:2) mendefinisikan “sistem sebagai

sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi

13

Page 14: BAB I - SELESAI.docx

bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Jadi sistem merupakan gabungan

beberapa unsur yang saling berkaitan yang bekerjasama untuk mencapai tujuan

tertentu. Sistem dibuat untuk ditaati karena sistem merupakan pedoman dalam

melakukan suatu kegiatan.

Penarikan adalah hal (perbuatan, cara, dsb) menarik (Kamus Besar Bahasa

Indonesia 2002:1021). Sedangkan Soemarso (2005:44): “Penarikan aset tetap

adalah aset tetap yang tidak sah dipakai lagi dapat ditarik dari pemakaiannya.

Penarikan (retirements) dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aset

lain atau dibuang begitu saja (dihapuskan)”.

“Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam

produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain,

atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari

satu periode” (PSAK No 16 Tahun 2011:16.2). Mulyadi (2001:591)

mendifinisikan “aset tetap sebagai kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,

mempunyai masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh

perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual

kembali”. Jadi aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki perusahaan yang

bersifat relatif permanen untuk kegiatan menghasilkan barang dan jasa,

mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan bukan untuk dijual dalam

rangka melaksanakan kegiatan normal perusahaan.

14

Page 15: BAB I - SELESAI.docx

Sistem penarikan aset tetap berwujud adalah gabungan beberapa unsur yang

saling berkaitan yang bekerjasama untuk menarik kekayaan berwujud perusahaan

yang sudah tidak terpakai lagi. Sistem penarikan aset tetap berwujud dibuat

sebagai pedoman dalam penarikan aset tetap berwujud yang sudah tidak dapat

dipakai.

2.3 Prosedur Penarikan Aset Tetap Berwujud

2.3.1 Penarikan Aset Tetap Berwujud

“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan

beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin

penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”

(Mulyadi 2001:5). Moekijat (2000:121) mendefinisikan “prosedur sebagai

serangkaian tugas yang saling berhubungan, yang merupakan urutan menurut

waktu dan cara tertentu untuk melaksanakan pekerjaan yang harus diselesaikan”.

Jadi prosedur merupakan serangkaian tugas yang berurutan menurut waktu dan

cara tertentu, yang dikerjakan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih

untuk menangani transaksi perusahaan yang sama yang terjadi berulang-ulang.

Soemarso (2005:44): “Penarikan aset tetap adalah aset tetap yang tidak sah

dipakai lagi dapat ditarik dari pemakaiannya”. Penarikan (retirements) dapat

dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aset lain atau dibuang begitu saja

(dihapuskan). Prosedur penarikan aset tetap berwujud adalah serangkaian tugas

untuk menangani cara menarik aset tetap berwujud yang sudah tidak terpakai lagi.

Ada dua alasan yang menyebabkan aset tetap berwujud ditarik dari

penggunaannya. Alasan pertama adalah alasan fisik seperti kerusakan atau

15

Page 16: BAB I - SELESAI.docx

habisnya umur fisik yang diakibatkan pemakaian operasional dan kerusakan yang

disebabkan berlalunya waktu, serta kemunduran fisik yang disebabkan faktor-

faktor klimatik. Alasan kedua yaitu alasan fungsional yang membatasi masa

manfaat aktiva tetap berwujud seperti keusangan aktiva karena adanya pengenalan

teknologi baru dalam perekonomian yang semakin maju. Aset tetap berwujud

dapat ditarik dari penggunaannya dengan dijual, ditukarkan, membuat aset yang

baru, dan dibuang begitu saja (dihapuskan). Saat aset tetap berwujud dilepaskan,

penyusutan yang belum dicatat untuk periode yang bersangkutan dicatat sampai

tanggal pelepasan. Dengan demikian nilai buku pada tanggal pelepasan dapat

dihitung dari selisih antara harga perolehan aset tetap dengan akumulasi

penyusutan. Jika harga pelepasan lebih besar dari nilai bukunya, selisih tersebut

dianggap sebagai keuntungan dan sebaliknya. Keuntungan dan kerugian

dilaporkan pada perhitungan laba rugi sebagai pendapatan dan laba lain-lain atau

beban dan kerugian lain-lain pada tahun pelepasan aset tetap berwujud tersebut.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan suatu

aset tetap ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil pelepasan neto, jika

ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut (PSAK No. 16 Tahun 2011:16.21).

Soemarso (2005:44): “Penarikan aset tetap adalah aset tetap yang tidak sah

dipakai lagi dapat ditarik dari pemakaiannya”.

1. Penarikan aset tetap berwujud dengan penjualan.

Apabila aset tetap berwujud dijual, nilai bukunya dihitung sampai dengan

tanggal penjualan. Nilai buku ini kemudian dibandingkan dengan hasil penjualan

yang diterima. Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian

16

Page 17: BAB I - SELESAI.docx

karena penjualan aset tetap berwujud. Keuntungan atau kerugian yang berasal dari

penjualan aset tetap berwujud disajikan sebagai pendapatan atau biaya lain-lain

dalam perhitungan laba rugi.

2. Aset tetap berwujud melalui penukaran.

Penukaran aset tetap berwujud dapat dilakukan dengan aset sejenis ataupun

dengan aset yang tidak sejenis. Dalam penukaran aset harus ditentukan nilai

tukarnya terlebih dahulu. Selisih nilai tukar aset lama dengan harga aset baru

merupakan jumlah yang harus dibayar. Selisih antara nilai tukar dengan nilai buku

merupakan keuntungan atau kerugian.Jika nilai tukar lebih besar dari nilai buku,

maka diperoleh keuntungan dansebaliknya jika nilai tukar lebih kecil dari nilai

buku dianggap kerugian. Keuntungan (kerugian) karena penukaran aset tetap

berwujud dilaporkan sebagai pendapatan (biaya) lain-lain.

3. Penarikan aset tetap berwujud melalui penghapusan.

Aset tetap berwujud dihapuskan kalau aset tetap berwujud tidak dapat dijual

atau ditukarkan. Apabila aset tetap berwujud belum disusutkan penuh akan

menghasilkan kerugian sebesar nilai buku. Aset tetap berwujud juga dapat

dihapuskan karena kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti kebakaran dan

bencana alam.

Tata Cara penarikan aset tetap menurut Peraturan Perundang-undangan

Pemerintah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Nomor Per-02/MBU/2010

tentang Tata Cara Penghapusanbukuan dan pemindahtanganan Aset Tetap Badan

Usaha Milik Negara pada pasal 3 dan pasal 13, adalah sebagai berikut :

17

Page 18: BAB I - SELESAI.docx

1. Kondisi tertentu sebagimana dimaksudkan yang meliputi penghapusbukuan

terhadap aset tetap yang :

a. Hilang,

b. Musnah,

c. Rusak tidak dapat dipindahtangankan (total lost),

d. Biaya pemindahtangannya lebih besar daripada nilai ekonomis yang

diperoleh dari pemindahtangan tersebut,

e. Dibongkar atau dibangun kembali atau dibangun menjadi aset tetap yang

lain yang anggarannya telah ditetapkan oleh RUPS/Menteri mengenai

pengesahan RKAP,

f. Dibongkar atau dibangun kembali sehubungan dengan adanya program

lain yang direncanakan dalam RAKP,

g. Berdasarkan peraturan perundang-undangan atau putusan pengadilan yang

berkekuatan hokum tetap, aset tetap tersebut tidak lagi menjadi milik atau

dikuasai oleh BUMN.

2. Pemindahtanganan dengan cara yang hanya dilakukan oleh BUMN, apabila;

a. Pemindahtanganan dengan cara penjualan, tukar menukar,ganti rugi dan

aset tetap dijadikan Penyertaan Modal yang tidak dapat dilakukan,

b. Aset tetap yang dipindahtangankan nilainya tidak signifikan terhadap nilai

total aset BUMN yang bersangkutan,

c. Tidak mengganggu kegitan operasional/bukan aset teap produktif BUMN.

18

Page 19: BAB I - SELESAI.docx

2.3.2 Dokumen yang Digunakan dalam Penarikan Aset Tetap Berwujud

Dokumen yang digunakan dalam penarikan aset tetap berwujud menurut

Mulyadi (2001:600) adalah:

1. Surat permintaan transfer aset tetap : berfungsi sebagai permintaan dan

pemberian otorisasi transfer aset tetap.

2. Surat permintaan penghentian aset tetap : berfungsi sebagai permintaan dan

pemberian otorisasi penghentian pemakaian aset tetap.

3. Surat perintah kerja : berfungsi sebagai perintah dilaksanakannya pekerjaan

tertentu mengenai aset tetap dalam hal ini digunakan untuk perintah kerja

pembongkaran aset tetap yang dihentikan pemakaiannya dan sebagai catatan

yang dipakai untuk mengumpulkan biaya pembuatan aset tetap.

4. Bukti memorial : dokumen yang dipakai sebagai dokumen sumber untuk

pencatatan transaksi pemberhentian aset tetap.

2.3.3 Fungsi atau Bagian yang Terkait dalam Penarikan Aset Tetap

Berwujud

Menurut Mulyadi (2001:608) fungsi yang terkait dalam transaksi

penarikan aset tetap berwujud adalah:

1. Fungsi pemakai : berfungsi mengelola pemakaian aset tetap.

2. Fungsi riset dan pengembangan : bertanggung jawab mengajukan usulan

investasi aset tetap dan melakukan studi kelayakan setiap usulan investasi dari

berbagai fungsi lain.

19

Page 20: BAB I - SELESAI.docx

3. Direktur yang bersangkutan : berfungsi memberikan persetujuan terhadap

usulan investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi yang diajukan oleh

unit organisasi yang ada di bawah wewenangnya.

4. Direktur Utama : bertanggung jawab memberikan otorisasi terhadap semua

mutasi aset tetap.

5. Fungsi aset tetap : bertanggung jawab atas pengelolaan aset tetap dan

berwenang dalam penempatan, pemindahan dan penghentian aset tetap.

6. Fungsi akuntansi : bertanggung jawab dalam pembuatan dokumen sumber

(bukti kas keluar dan bukti memorial) dan penyelenggaraan jurnal yang

bersangkutan dengan aset tetap.

2.3.4 Bagan Alir Sistem Penarikan Aset Tetap Berwujud

Bagan alir sistem penarikan aset tetap berwujud menurut Mulyadi (2001:629)

dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

20

Page 21: BAB I - SELESAI.docx

21

Page 22: BAB I - SELESAI.docx

2.4 Akuntansi dan Catatan-Catatan dalam Penarikan Aset Tetap Berwujud

Akuntasi sebagai, proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan

informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang

jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut, Dari definisi

di atas dapat mengandung dua pengertian, yaitu :

1. Kegiatan akuntansi, merupakan proses yang terdiri dari indentifikasi,

pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi.

2. Kegunaan akuntansi, bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh

akuntansi di harapkan bergunakan dalam penilaian dan pengambilan

keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.

Untuk menghasilkan informasi ekonomi, perusahaan perlu menciptakan suatu

metode pencatatan, penggolongan, analisis, dan pengendalian. Transaksi serta

kegiatan-kegiatan keuangan, kemudian melaporkan hasilnya.

Adapun catatan aakuntansi yang dipakai dalam penarikan aset tetap berwujud

menurut Mulyadi (2001:68) adalah :

1. Kartu aset tetap : merupakan buku pembantu aset tetap yang digunakan untuk

mencatat secara rinci segala data yang bersangkutan dengan aset tetap tertentu.

2. Jurnal umum : untuk mencatat transaksi harga pokok aset tetap yang telah

selesai dibangun, biaya-biaya untuk pemasangan dan pembongkaran aset

tetap, penghentian pemakaian aset tetap dan depresiasi aset tetap.

3. Register bukti kas keluar : untuk mencatat transaksi pembelian aset tetap dan

pengeluaran modal yang berupa kas.

22

Page 23: BAB I - SELESAI.docx

2.5 Pengendalian Intern Aset Tetap Berwujud

2.5.1 Sistem pengendalian Intern

Pengendalian intern menekankan tujuan yang hendak dicapai oleh

perusahaan dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan

demikian, pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam

perusahaan yang mengolah informasi secara manual, dengan mesin pembukuan

mapun dengan komputer. Menurut Mulyadi (2001:163) mendefinisikan “bahwa

sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-

ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen”. Jadi sistem pengendalian intern merupakan

alat pengendalian yang dilaksanakan manajemen dalam organisasi perusahaan

yang menekankan pada tujuan yang hendak dicapai seperti untuk menjaga

kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

meningkatkan efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang

telah ditetapkan sebelumnya.

2.5.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001:163-164) sistem pengendalian intern berdasarkan

tujuannya dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

1. Pengendalian intern Akuntansi (internal accounting control).

Pengendalian intern akuntansi meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi sehingga dapat

23

Page 24: BAB I - SELESAI.docx

memberikan jaminan kekayaan para investor atau kreditur yang ditanamkan dalam

perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

Pengendalian intern akuntansi disebut juga preventive control yang dibuat untuk

mencegah terjadinya ketidakefisienan.

2. Pengendalian intern administratif (internal administrative control).

Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan

dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian intern administratif disebut juga

feedback control yang dibuat untuk memperoleh informasi mengenai hasil operasi

apakah pelaksanaan pekerjaan menyimpang dari rencana dan apakah ada atau

tidak ketidakefisienan dalam pelaksanaan operasi.

Sedangkan menurut Baridwan (2004:29): “berdasarkan tujuan pengendalian

intern di atas maka pengendalian intern”, dalam arti luas termasuk pengawasan

yang dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Pengendalian akuntansi (accounting control)

b. Pengendalian administrastif (administrative control)

2.5.3 Unsur Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian intern yang baik menurut Mulyadi (2001:164-171)

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

24

Page 25: BAB I - SELESAI.docx

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi.

Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam praktik

yang sehat adalah:

a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus

dipertanggungjawabkan yang berwenang.

b. Pemeriksaan mendadak (suprised audit)

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan oleh satu orang atau satu unit

organisasi dari awal sampai akhir.

d. Perputaran jabatan.

e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.

g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas mengecek efektivitas unsur-

unsur pengendalian intern yang lain.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Unsur pengendalian intern pada pengelolaan aktiva tetap berwujud terdiri atas

organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat.

1. Organisasi

a. Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi aset tetap.

b. Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aset tetap

harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara

independen.

25

Page 26: BAB I - SELESAI.docx

2. Sistem otorisasi.

a. Surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi

reparasi, surat permintaan penghentian pemakaian aset tetap, dan surat

permintaan transfer aset tetap diotorisasi oleh Direktur yang

Bersangkutan dan Direktur Utama.

b. Surat perintah kerja diotorisasi oleh Kepala Departemen yang

Bersangkutan.

c. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi.

d. Bukti memorial diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi.

3. Prosedur pencatatan.

Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar, atau

bukti memorial, atau surat permintaan transfer aset tetap yang dilampir dengan

dokumen pendukung yang lengkap, yang diotorisasi pejabat yang berwenang.

4. Praktik yang sehat

a. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aset tetap dengan kartu

aset tetap.

b. Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi

dalam aset tetap.

c. Penutupan asuransi aset tetap terhadap kerugian.

d. Kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal (capital

expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).

26

Page 27: BAB I - SELESAI.docx

2.6 Kerangka Pikir Penelitian

PT.PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar, PT.PLN

(Persero) merupakan salah satu perusahaan milik pemerintah, yang bertanggung

jawab atas pengelolaan serta pemeliharaan sarana sistem pengaturan pengendalian

tenaga listrik dan juga merupakan suatu asset penting yang harus dijaga dengan

baik. Dimana perusahaan ini bergerak dibidang penyedia listrik Negara, maka

dituntut harus memberikan sarana dan prasarana yang baik seperti penjualan

tenaga listrik.

Aset tetap berwujud bisa saja tidak bermanfaat lagi bagi perusahaan karena

beberapa sebab, adanya kerusakan, usang, dan lain-lain. Maka aset tersebut akan

ditarik oleh pihak perusahaan, menurut Soemarso (2005:44): “Penarikan Aset

tetap adalah aset tetap yang tidak sah dipakai lagi dapat ditarik dari

pemakaiannya. Penarikan (retirements) dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan

27

PT. PLN (PERSERO)

Sistem dan prosedur Penarikan aset tetap berwujud

Aset Tetap Berwujud

Sistem dan Prosedur PenarikanAset Tetap Berwujud sesuai

dengan PSAK

Aspek-aspek Pengendalian InternalPenarikan Aset Tetap Berwujud

Page 28: BAB I - SELESAI.docx

dengan aset lain atau dibuang begitu saja (dihapuskan)”. Sistem penarikan aset tetap

berwujud di PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar yaitu

perubahan status aset operasi menjadi aset tidak beroperasi dengan syarat-syarat

yang dibuat oleh pihak PT. PLN (Persero). Prosedur penarikan aset tetap

berwujud merupakan serangkaian tugas yang berurutan menurut waktu dan cara

tertentu, yang dikerjakan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih untuk

menangani transaksi perusahaan yang sama yang terjadi berulang-ulang. Prosedur

penarikan aset tetap berwujud di PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang

Makassar yaitu harus diketahui oleh pihak yang berkepentingan atau tertinggi

untuk melakukan penarikan aset tetap berwujud di PLN.

Aspek-aspek Pengendalian internal menekankan tujuan yang hendak dicapai

oleh perusahaan dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.

Dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik

dalam perusahaan. Pengendalian Internal pada penarikan aset tetap berwujud di

PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar yaitu harus memantau

dengan hati-hati dan diteliti apabila melakukan penarikan aset tetap berwujud di

PLN agar bisa menjaga aset yang masih bisa dipakai oleh pihak PLN.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16 Tahun

2011:16.2) “Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan

dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak

lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih

dari satu periode”. Menurut PT. PLN (Persero) berdasarkan Surat Edaran

Perusahaan listrik Negara Nomor : 025/E/87/DIR/1998, menyatakan bahwa :

28

Page 29: BAB I - SELESAI.docx

“Aset tetap merupakan aset berwujud termasuk material cadangan dan hak atas

tanah yang dimiliki dan atau dikuasai oleh perusahaan”, yaitu :

1. Untuk digunakan dalam fungsi pembangkitan, transmisi dan distribusi listrik.

2. Untuk menunjang kegiatan fungsi tersebut diatas.

3. Untuk disewakan kepada pihak ketiga, dan diharapkanakan dapat digunakan

selama lebih dari satu tahun, dan harga perolehan diatas jumlah minimal yang

ditetapkan direksi.

29

Page 30: BAB I - SELESAI.docx

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada PT. PLN (Persero) Sultanbatara Cabang

Makassar yang beralamat Jl. Mangonsidi No. 2 Makassar 9011.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang menggambarkan

keadaan sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan ini dilakukan dengan

mengawasi dan mempelajari secara langsung di PT. PLN (Persero) Wilayah

Sultanbatara Cabang Makassar. Studi ini dimaksudkan untuk memperoleh

data-data perusahaan khususnya hal-hal yang berkaitan dengan penarikan aset

tetap berwujud.

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data

1. Data Primer diperoleh dari wawancara langsung mengenai sistem dan

prosedur prosedur penarikan aset tetap berwujud di PT. PLN (Persero) Wilayah

Sultanbatara Cabang Makassar.

2. Data Sekunder diperoleh dari studi pustaka literatur, internet, dan

dokumen yang berkaitan dengan analisis sistem dan prosedur penarikan aset tetap

berwujud pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar.

30

Page 31: BAB I - SELESAI.docx

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan observasi dan

wawancara langsung mengenai sistem dan prosedur prosedur penarikan aset tetap

berwujud di PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar.

2. Dokumentasi

Dokumen artinya barang-barang tertulis. Dalam metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan, dsb. (Suharsimi 2009:135). Dalam penelitian ini

penulis mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan sistem

penarikan aset tetap berwujud dan pencatatan akuntansinya pada PT. PLN

Wilayah Sultanbatara (Persero) Cabang Makassar.

3. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari sumber literatur

serta referensi, yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Teknik Penyajian Data

Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul untuk

kemudian dapat memberikan interpretasi dalam pengolahan untuk menjamin

apakah data tersebut dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya.

3.4.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis penyusunan

tugas akhir ini adalah deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif yaitu

31

Page 32: BAB I - SELESAI.docx

analisis yang tidak didasarkan pada perhitungan statistik yang berbentuk

kuantitatif (jumlah) tetapi dalam pernyataan dan uraian yang selanjutnya akan

disusun secara sistematis. Adapun susunan teknik analisis yang akan dilakukan

oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis tentang sistem dan prosedur-prosedur penarikan aset tetap

berwujud yang diterapkan pada PT. PLN (Persero) Sultanbatara Cabang

Makassar.

2. Menganalisis unsur-unsur pengendalian internal pada sistem dan prosedur

penarikan aset tetap berwujud di PT. PLN (Persero) Sultanbatara Cabang

Makassar dan membandingkan dengan unsur-unsur pengendalian internal

yang dimukakan oleh Mulyadi.

3. Menganalisis sistem dan prosedur penarikan aset tetap berwujud pada PT.

PLN (Persero) Sultanbatara Cabang Makassar berdasarkan PSAK No.16.

32

Page 33: BAB I - SELESAI.docx

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Berikut ini merupakan tahun-tahun penting dalam sejarah kelistrikan di

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat :

Tahun 1914: Dibangun pembangkit listrik yang pertama di Makassar

dengan menggunakan mesin uap yang dikelolah oleh suatu lembaga yang disebut

Electriciteit Weizen yang berlokasi di Pelabuhan Makassar.

Tahun 1925: Dibangun pusat listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan

kapasitas 2 MW di tepi sungai Jeneberang daerah Pandang-Pandang,

Sungguminasa dan hanya mampu beroperasi hingga tahun 1957.

Tahun 1946: Dibangun pusat listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berlokasi

di bekas lapangan sepak bola Bontoala yang dikelolah N.V.Nederlands Gas

Electriciteit Maatschappy (N.V.NEGEM).

Tahun 1949: Seluruh pengelolaan kelistrikan dialihkan ke N.V.Ovesseese

Gas dan Electriciteit Gas dan Electriciteit Maatschappy (N.V.OGEM).

Tahun 1957: Pengusahaan ketenagalistrikan di kota Makassar

dinasionalisasi oleh Pemerintah RI dan dikelolah oleh Perusaah Listrik Negara

(PLN) Makassar namun wilayah operasi terbatas hanya di kota Makassar dan

daerah luar kota Makassar antara lain Majene, Bantaeng, Bulukumba, Watampone

dan polopo untuk pusat pembangkitnya ditangani oleh PLN cabang luar kota dan

33

Page 34: BAB I - SELESAI.docx

pendistribusiannya oleh PT. MPS (Maskapai untuk Perusahaan-perusahaan

setempat). PLN Makassar inilah kelak merupakan cikal bakal PT.PLN (Persero)

Wilayah VIII sebagaimana yang kita kenal dewasa ini.

Tahun 1961: PLN pusat membentuk unit PLN Exploitasi VI dengan

wilayah kerja meliputi Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang

berkedudukan di Makassar.

Tahun 1973: Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan

Tenaga Listrik No.01/PRT/1973 tentang Struktur Organisasi dan Pembagian

Tugas Perusahaan Umum. PLN Exploitasi VI berubah menjadi PLN Exploitasi

VIII.

Tahun 1975: Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik mengeluarkan

Peraturan Menteri No. 01/PRT/1973 yang didalamnya disebutkan bahwa

perusahaan mempunyai unsur pelaksana yaitu Proyek PLN Wilayah. Oleh karena

itu, Direksi Perum Listrik Negara menetapkan SK No. 010/DIR/1976 yang

mengubah sebutan PLN Exploitasi VIII menjadi Wilayah VIII.

Tahun 1994: Berdasarkan PP No. 23 Tahun 1994 maka status PLN

Wilayah VIII berubah menjadi Persero maka juga berubah namanya menjadi PT.

PLN (Persero) Wilayah VIII. Perubahan ini mengandung arti bahwa PLN semakin

dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya.

Tahun 2001: Sejalan dengan kebijakan restrukturisasi sektor ketenaga

listrikan, PT. PLN (Persero) Wilayah VIII diarahkan menjadi Strategic Business

Unit/Investment Centre dan sebagai tindak lanjut, sesuai dengan keputusan

Direksi PT. PLN (Persero) No. 01.K/010/DIR/2001 tanggal 8 Januari 2001, PT.

34

Page 35: BAB I - SELESAI.docx

PLN (Persero) Wilayah VIII berubah menjadi PT. PLN (Persero) Unit Bisnis

Sulawesi Selatan dan tenggara 11. Tahun 200x Wilayah Sulsel dan Sultra

Tahun 2006: Berubah menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat.

4.1.2 Visi, Misi, Motto, dan Nilai Perusahaan

1. Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh –kembang, unggul

dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insan.

2. Misi

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berpotensi

pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan

ekonomi.

d. Menjadikan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

3. Motto

“Elektricity For a Better Life”

(Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik)

35

Page 36: BAB I - SELESAI.docx

4. Nilai-nilai Perusahaan

a. Saling Percaya (Mutual Trust)

b. Integritas (Integrity)

c. Peduli (Care)

d. Pembelajar (Learner)

36

Page 37: BAB I - SELESAI.docx

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian antara lain :

1. Manajer Cabang

Membina merumuskan, menyusun, mengarahkan kebijakan teknis dan

administrasi pada bagian-bagian yang terkait berdasarkan program kerja dan

target untuk pencapaian sasaran perusahaan.

Tanggung Jawab Utama :

a. Merumuskan sasaran kerja dan konsep kebijakan teknis cabang berdasarkan

program kerja dan target pengusahaan sesuai kebijakan PLN Wilayah.

37

Page 38: BAB I - SELESAI.docx

b. Menyusun usulan rencana Anggaran Operasi dan Investasi Cabang sebagai

rencana tahun akan datang.

c. Kewajiban dan tanggung jawab pokoknya membuat, menganalisa dan

mengevaluasi kinerja cabang dalam rangka mencapai target-target yang telah

ditetapkan.

d. Memeriksa dan menanda tangani bukti-bukti pengesahan, penerimaan dan

pengeluaran uang cabang.

2. Asisten Manajer Keuangan

Merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan, dan mengevaluasi aktifitas-

aktifitas pada fungsi keuangan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi unit

kerjanya sehingga dapat tercipta sistem pengelolaan keuangan yang transparan,

kredibel, dan akuntabel.

Tanggung Jawab Utama :

a. Mengkoordinasi penugasan dan aktifitas Bagian Keuangan agar berjalan

secara prosedural dan sinergistis sehingga proses pengelolaan keuangan

pembiayaan dapat terselanggara secara tertib dan protektif.

b. Mengkoordinasi proses penyusunan RKAP secara sinergistis sehingga dapat

disusun anggran yang logis dan layak untuk mendukung operasional

perusahaan dalam mencapai kinerja ditargetkan.

c. Melakukan pengendalian anggaran operasi dan investasi secara sistematis dan

terukur sesuai dengan proyeksinya secara efektif dengan deviasi yang selalu

dapat teridentifikasi dengan baik, serta pengeladalian cash flow secara

38

Page 39: BAB I - SELESAI.docx

transparan dan prosedural agar dana yang tersedia dapat terserap secara

terencana dan efektif.

3. Supervisor Pengendalian Anggaran & Keuangan

Merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan dan mengevaluasi

pelaksanaan aktifitas pada fungsi anggaran dan keuangan yang terkait dengan

tugas pokok dan fungsi unit kerjanya sehingga sistem pengelolaan anggaran dan

keuangan dapat terselenggara secara tertib dan kridibel.

Tanggung Jawab Utama :

a. Mengendalikan realisasi anggran/cashflow secara proposional dan konsisten

agar penyerapan anggaran dapat terselenggara secara tertib dan disiplin.

b. Menyiapkan rencana/skedul pembayaran dan penerimaan kas secara periodik;

tahunan, triwulanan, bulanan, mingguan, dan harian serta mendeteksi

penyimpangan saat realisasinya agar keseimbangan kas terjaga dan defisit kas

terantisipasi.

c. Membantu melakukan analisa dan evaluasi terhadap laporan realisaasi

cashflow berikut identifikasi deviasinya dalam upaya penyerapan anggran

yang konsisten dan relevan.

d. Memverifikasi perhitungan asuransi dan pajak-pajak perusahaan serta

mengatur pembayarannya sehingga dapat dilakukan secara tepat waktu dan

akurat.

4. Supervisor Pengendalian Pendapatan

39

Page 40: BAB I - SELESAI.docx

Merencanakan, mengkoordinasi, mengedalikan dan mengevaluasi pelaksanaan

pengendalian pendapatan dan pemantauan aliran kas receipt yang terkait dengan

tugas pokok dan fungsi unit kerjanya sehingga sistem proteksi pendapatan dan

penerimaan kas dapat terselenggara secara kredibel.

Tanggung Jawab Utama :

a. Memantau realisasi aliran kas receipt berdasarkan skema aliran kas receipt

yang elah didesain secara efektif dan proktektif sejak darai payment point

sampai dengan rekening bank kantor wilayah untuk mengetahui apakah

kecepatan aliran kas receipt telah sesuai dengan durasi waktu yang telah

ditetapkan dengan jumlah dana yang mengalir tidak terudasi tanpa alasan yang

jelas.

b. Mengverifiksi transaksi pengeluaran dan penerimaan kas receipt perusahaan

berikut dokumen pendukungnya untuk mencegah terjadinya kekeliruan

pengklasifikasian, kelalaian dan penyimpangan.

c. Memantau pelaksanaan mekanisme transfer keluar otomatis dan transfer

masuk agar mekanisme tersebut berjalan sebagaimana mestinya.

5. Supervisor Akuntansi

Merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan dan mengevaluasi

pelaksanaan proses akuntansi yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi unit

kerjanya sesuai dengan kebijakan dan standar yang berlaku, sehingga informasi

yang dihasilkan dapat tersaji secara akurat, informati dan tepat waktu.

Tanggung Jawab Utama :

40

Page 41: BAB I - SELESAI.docx

a. Menjalankan sistem akuntansi perusahaan yang berdasarkan kebijakan

akuntansi perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b. Memantau pelaksanaan internal control perusahaan, dan melakukan upaya-

upaya yang terkait dengan peningkatan sistem internal control, termasuk

dengan melakukan verifikasi bukti transaksi, rekonsiliasi data dan laporan,

dan melakukan invetarisasi fisik, serta menyajikan laporan kepada

manajemen.

c. Menjalankan sistem akuntansi aktiva tetap, PDP, aset lain-lain, persediaan

dan BBM untuk meningkatkan kualitas informasi pertanggung jawaban

pengelolaan aset, investasi dan persediaan.

d. Membuat jurnal entri untuk pencatatan akrual dan koreksi sesuai ketentuan.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Sistem Penarikan Aset Tetap Berwujud

1. Sistem Penarikan Aset Tetap Berwujud menurut PSAK

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16 Tahun

2011:16.2) “Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan

dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada

pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan

selama lebih dari satu periode”. Menurut Baridwan (2004:291) “Penarikan

Aset tetap adalah aset tetap yang dapat dihentikan pemakaiannya dengan cara

dijual, ditukarkan ataupun karena rusak. Pada waktu aset tetap diberhentikan

dari pemakaiannya maka semua rekening yang berhubungan dengan aset tetap

tersebut dihapuskan”.

41

Page 42: BAB I - SELESAI.docx

PT. PLN (Persero) berdasarkan Surat Edaran Perusahaan listrik Negara

Nomor : 025/E/87/DIR/1998, menyatakan bahwa : “aset tetap merupakan aset

berwujud termasuk material cadangan dan hak atas tanah yang dimiliki dan

atau dikuasai oleh perusahaan”, yaitu :

a. Untuk digunakan dalam fungsi pembangkitan, transmisi dan distribusi

listrik.

b. Untuk menunjang kegiatan fungsi tersebut diatas.

c. Untuk disewakan kepada pihak ketiga, dan diharapkanakan dapat

digunakan selama lebih dari satu tahun, dan harga perolehan diatas jumlah

minimal yang ditetapkan direksi.

Penarikan Aset tetap berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara

Cabang Makassar harus mengikuti peraturan perundang-undangan pemerintah

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Nomor Per-02/MBU/2010 tentang

Tata Cara Penghapusanbukuan dan pemindahtanganan Aset Tetap Badan

Usaha Milik Negara pada pasal 1. Pada pasal ini Peraturan Menteri Negara

Badan Usaha Milik Negara ini yang dimaksudkan dengan :

1. Penghapusanbukuan aset tetap adalah setiap tindakan menghapuskan aset

tetap BUMN dari pembukuan atau neraca BUMN.

2. Pemindahtanganan aset tetap adalah setiap tindakan mengalihkan aset

tetap BUMN yang mengakibatkan beralihnya hak kepemilikan atas aset

tetap dimaksud kepada pihak lain.

Penarikan aset tetap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK No.16 Tahun 2011:16.25) yang sudah di revisi pada PSAK No. 16

42

Page 43: BAB I - SELESAI.docx

tahun 2007 dan PSAK No.47 akuntansi tanah. Penarikan aset tetap ada 3 (tiga)

macam yaitu: pembongkaran, relokasi, dan restorasi. Sedangkan Penarikan

aset tetap berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang

Makassar terjadi karena kondisi fisik aset yang tidak memungkinkan untuk

dioperasikan, tidak ekonomis, penggantian dan akan direlokasi. Penarikan aset

tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar ada 2

(dua) macam yaitu penghapusan dan relokasi.

Jadi sistem penarikan aset tetap menurut pernyataan standar akuntansi

keuangan dan sistem penarikan aset tetap berwujud PT. PLN (Persero)

Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar sudah sesuai karena menurut standar

akuntansi keuangan ada tiga macam penarikan aset tetap yang terutama yaitu

relokasi, sedangkan sistem Penarikan aset tetap pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar ada dua macam yang terutama yaitu

relokasi. Dan juga Sistem penarikan aset tetap berwujud PT. PLN (Persero)

Wilayah Sultanbatara sesuai dengan Peraturan Pemerintah Badan Usaha Milik

Negara (BUMN).

2. Syarat Sistem Penarikan Aset Tetap Berwujud

Penarikan aset tetap berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara

Cabang Makassar terjadi karena kondisi fisik aset yang tidak memungkinkan

untuk dioperasikan, tidak ekonomis, penggantian dan akan direlokasi. Aset

tetap berwujud yang tidak memiliki manfaat ekonomik, ditarik dari operasi

dan harga perolehan beserta akumulasi penyusutan dipindahkan sebagai aset

tetap tidak beroperasi.

43

Page 44: BAB I - SELESAI.docx

Penarikan aset tetap berwujud menurut PT. PLN (Persero) adalah

perubahan status aset operasi menjadi aset tidak beroperasi. Syarat-syarat

penarikan aset tetap berwujud menurut Surat Edaran Direksi Perusahaan

Listrik Negara No.015.E/870/DIR/1998, adalah sebagai berikut :

a. Untuk Aset Tetap

1. Kondisi fisik teknis dari aset yang bersangkutan tidak memungkinkan

lagi untuk dioperasikan (rusak)

2. Tidak ekonomis

3. Penggantian

4. Akan direlokasi

5. Ketinggalan IT (Teknologi)

b. Untuk Material

1. Secara fisik material tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak

ekonomis bila diperbaiki.

2. Tidak akan digunakan lagi akibat moderensasi (ketinggalan teknologi).

3. Tidak melampaui batas kegunaannya atau kadaluarsa.

4. Material lebih yang tidak akan digunakan lagi.

5. Berdasarkan penelitian tidak ekonomis jika dilanjutkan/diselesaikan

menjadi aset tetap.

c. Untuk Pekerjaan Dalam Pelaksanaan (Kecuali material) :

Berdasarkan penelitian tidak ekonomis jika dilanjutkan/diselesaikan

menjadi aset tetap.

d. Untuk Biaya pengembangan dalam rangka Pembangunan Kelistrikan:

44

Page 45: BAB I - SELESAI.docx

Berdasarkan penelitian tidak ekonomis jika dilanjutkan pembangunan

fisiknya.

Penarikan (retirements) aset tetap berwujud dapat dilakukan dengan cara

dijual, ditukarkan dengan aset lain atau dibuang begitu saja. Yang merupakan

Penarikan aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang

Makassar ada 2 (dua) macam yaitu penghapusan dan relokasi.

a. Penghapusan : aset tetap yang sudah tidak dapat digunakan lagi, tidak dipakai

lagi, dan diperbaiki karena rusak, hilang, terbakar dan kondisi fisiknya. Jurnal

yang dipakai dalam pencatatan penghapusan adalah jurnal penghapusan (J-12)

yang terdapat pada program DTE.

b. Relokasi : Pemindahan aset tetap ke unit/cabang/wilayah lain dengan

menggunakan nota pembukuan. Jurnal yang dipakai untuk pencatatn relokasi

adalah Jurnal Umum (J-97) pada program aset tetap (DTE).

Menurut Soemarso (2005:44): “Penarikan aset tetap adalah aset tetap yang

tidak sah dipakai lagi dapat ditarik dari pemakaiannya. Penarikan (retirements)

dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aset lain atau dibuang begitu

saja (dihapuskan)”. Hal ini berarti bahwa penarikan aset tetap pada PT.PLN

(persero) sama dengan pendapat Soemarso (2005:44), karena penarikan aset tetap

berwujud pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar terdiri

atas penghapusan dan relokasi.

3. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penarikan Aset Tetap Berwujud

Dokumen atau formulir yang digunakan dalam penarikan aset tetap berwujud

pada PT. PLN (Persero) adalah :

45

Page 46: BAB I - SELESAI.docx

a. Nota Dinas : Dokumen yang berisi usulan penarikan aset tetap. Digunakan

oleh bagian pemakai aset tetap berwujud untuk mengusulkan adanya

penarikan aset tetap berwujud.

b. Formulir AE.1 : Berita Acara Penelitian Aset untuk direlokasi atau dihapus.

Dokumen ini berisi mengenai penarikan aset tetap yang diajukan oleh Tim

Peneliti untuk aset di lingkungan PT. PLN (Persero) Kantor

Wilayah/Distribusi/P3B/Proyek Induk/Cabang.

c. Formulir AE.1.1 : Lampiran Berita Acara Hasil Penelitian Penarikan Aset.

d. Formulir AE.2 : Penetapan Penarikan Aset dari kegiatan Operasi untuk

direlokasi/dihapus.

e. Formulir AE.2.1 : Lampiran Penetapan Penarikan Aset dari kegiatan operasi.

f. Formulir AE.3 : Usulan Relokasi/Penghapusan Aset

g. Formulir AE.3.1 : Lampiran Relokasi/Penghapusan Aset.

h. Formulir AE.4.1 : Surat Penetapan Aset Tetap untuk Relokasi.

i. Formulir AE.5.0 : Berita Acara Penelitian Aset Tetap.

j. Formulir AE.5.1 : Relokasi.

k. Formulir AE.6.0 : SK Direksi untuk Aset Tetap Relokasi.

l. Formulir AE.6.1 : Lampiran SK Direksi untuk Aset Tetap Relokasi.

m. Formulir AE.6.2 : SK Direksi untuk Penghapusan Aset Tetap.

n. Formulir AE.6.3 : Lampiran SK Direksi untuk Penghapusan Aset Tetap.

Perbandingan Dokumen atau formulir antara PT. PLN (Persero) dengan

Mulyadi, ialah sebagai berikut :

46

Page 47: BAB I - SELESAI.docx

a. Surat Permintaan Transfer Aset Tetap (SPTAT) dan Surat Permintaan

Penghentian Aset (SPPAT) sama dengan Nota Dinas dari PT. PLN (Persero).

b. Surat Perintah Kerja (SPK) sama dengan Formulir AE.1, Formulir AE.2,

Formulir AE.3, Formulir AE.4.1, Formulir AE.5.0, Formulir AE.6.0.

c. Bukti Memorial sama dengan Formulir AE.1.1, Formulir AE.2.1,

FormulirAE.3.1, Formulir AE.5.1, Formulir AE.6.1.

Berdasarkan kajian diatas, dapat diketahui bahwa dokumen yang digunakan

PT.PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar dalam penarikan aset

tetap berwujud adalah formulir AE.1, formulir AE.1.1, formulir AE.2, formulir

AE.2.1, formulir AE.3, dan formulir AE.3.1, Formulir AE.4.1, Formulir AE.5.0,

Formulir AE.5.1, Formulir AE.6.0, Formulir AE.6.1. menurut Mulyadi

(2001:600) dokumen yang dipakai dalam penarikan aset tetap berwujud adalah

surat permintaan transfer aset tetap, surat penghentian aset, surat perintah dari

manajer cabang, dan bukti memorial. Jadi perbandingan dokumen diatas yang

digunakan PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar adanya

persamaan dengan teori yang dikemukankan oleh Mulyadi.

4. Metode dan Catatan Akuntansi yang Dipakai dalam Penarikan Aset Tetap

Berwujud.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16 Tahun 2011:

16.23) “Pemilihan metode penyusutan dan estimasi umur manfaat aset adalah hal-

hal yang memerlukan pertimbangan”. Oleh karena itu, pengungkapan metode

yang digunakan dan estimasi umur manfaat atau tarif penyusutan memberikan

informasi bagi pengguna laporan keuangan dalam me-review kebijakan yang

47

Page 48: BAB I - SELESAI.docx

dipilih manajemen dan memungkinkan perbandingan dengan entitas lain. Untuk

alasan yang serupa, juga perlu diungkapkan:

a. Penyusutan, apakah diakui dalam laba rugi atau diakui sebagai bagian dari

biaya perolehan aset lain, selama suatu periode; dan

b. Akumulasi penyusutan pada akhir periode.

Metode yang digunakan dalam penarikan aset tetap berwujud

adalah Metode Garis Lurus (straightline method). Dalam metode ini, biaya

penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama,

sepanjang masa manfaat aset tetap. Depresiasi tiap tahun dihitung dengan rumus:

Depresiasi =

Dimana : HP = Harga Perolehan

NS = Nilai Sisa

n = Taksiran Umur Kegunaan

Pada waktu menarik suatu aktiva tetap, maka harus diketahui nilainya.Untuk

itu digunakan formulasi untuk menghitung nilai buku aktiva tetap pada saat

ditarik sehingga dapat diketahui berapa nilai aktiva tetap tersebut. Formulasi

untuk menghitung nilai buku sebuah aktiva tetap adalah:

48

Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan

Page 49: BAB I - SELESAI.docx

Catatan akuntansi yang dipakai PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara

Cabang Makassar, pada penarikan aset tetap berwujud adalah :

1. Jurnal Umum (J-97), untuk mencatat relokasi aset tetap

Gambar 5.1 Jurnal Umum (J-97)

Sumber PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar

2. Jurnal Penghapusan (J-12), untuk mencatat adanya penghapusan aset tetap

berwujud. Dalam penghapusan aset tetap berwujud, nilai buku suatu aset tetap

49

           

  PT. PLN (Persero)  

  WILAYAH SULTANBATARA  

  CABANG MAKASSAR  

   

  JURNAL UMUM (J-97)  

  KETERANGAN SUMBER DANA DEBET KREDIT  

                                 

           

Page 50: BAB I - SELESAI.docx

berwujud sudah tidak dicantumkan lagi karena aset tetap tersebut sudah

dihilangkan.

             PT. PLN (Persero)    WILAYAH SULTANBATARA    CABANG MAKASSAR  

   

  JURNAL PENGHAPUSAN (J-12)  

  KETERANGAN PERUSAHAAN DEBET KREDIT  

                                            

Gambar 5.2 Jurnal Penghapusan (J-12)

Sumber PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar

3. Jurnal Penyusutan, untuk mencatat besarnya penyusutan aset tetap. Dalam

jurnal penyusutan masih tercantum besar nilai buku atau nilai ekonomis aset

tetap.

           

  PT. PLN (Persero)  

  WILAYAH SULTANBATARA  

  CABANG MAKASSAR       JURNAL PENYUSUTAN (J-11)    KETERANGAN PERUSAHAAN DEBET KREDIT             

                                 

Gambar 5.3 Jurnal Penyusutan (J-11)

Sumber PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar

4. Kartu aset Tetap, merupakan buku pembantu aset tetap yang digunakan untuk

mencatat secara rinci segala data yang bersangkutan dengan aset tetap tertentu.

  PT. PLN (Persero)        WILAYAH SULTANBATARA    CABANG MAKASSAR    KARTU ASET TETAP    HALAMAN    Kode Akun : Lokasi :    Nama Pemeriksa : No. Aset Tetap :    Nama/Jenis/Type Aset : Nilai Perolehan :    Bln/Thn Perolehan :  

50

Page 51: BAB I - SELESAI.docx

  Masa Manfaat :  

  Bln/Thn Dibukukan :    Bukti Pembukuan :  

  Pemakai :  

  Jumlah Fisik  

  Bulan/Tahun Beban Akumulasi Nilai Buku      Penyusutan Penyusutan    

           

                      

  Mengetahui/menyetujui     

   

  (SPV.AKUNTANSI)      

Gambar 5.4 Kartu Aset Tetap

Sumber PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar

Berdasarkan kajian diatas, dapat diketahui bahwa catatan akuntansi yang

digunakan PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara terdiri atas jurnal umum,

jurnal penghapusan, jurnal penyusutan, kartu aset tetap. Menurut Mulyadi

(2001:608) catatan akuntansi yang digunakan dalam penarikan aset tetap, jurnal

umum dan registrasi bukti kas keluar. Jadi dokumen yang dipakai oleh PT. PLN

(Persero) Wilayah sudah sesuai dengan Mulyadi (2001:600) meskipun tidak

terdapat registrasi bukti kas keluar.

4.2.2 Bagian/Fungsi yang terkait dalam Penarikan Aset tetap Berwujud.

Bagian yang terkait dalam penarikan aset tetap berwujud pada PT. PLN

(Persero) Wilayah Sultanbatara adalah :

1. Fungsi Pemakai : berfungsi mengelola pemakaiaan aset tetap.

2. Manajer Cabang : bertanggung jawab memberikan otorisasi terhadap semua

mutasi aset tetap.

3. Tim Peneliti : bertanggung jawab mengajukan usulan investasi aset tetap dan

melakukan studi kelayakan setiap usulan investasi dari berbagai fungsi lain.

51

Page 52: BAB I - SELESAI.docx

4. Bagian Akuntansi : bertanggung jawab dalam pengelolaan aset tetap,

penetapan aset tetap, pencatatan dan penyelenggaraan jurnal yang berkaitan

dengan aset tetap.

Berdasarkan kajian diatas, dapat diketahui bahwa fungsi yang terkait

dalam penarikan aset tetap berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara

Cabang Makassar terdiri dari fungsi pemakai, manajer cabang, tim peneliti, dan

Bagian akuntansi. Di dalam fungsi yang terkait, PT. PLN (Persero) Wilayah

Sultanbatara Cabang Makassar tidak terdapat bagian aset tetap yang bertugas atas

pengelolaan aset tetap dan berwenang dalam penempatan, pemindahan dan

penghentian aset tetap. Tetapi PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang

Makassar bagian aset tetap juga merangkap sebagai bagian akuntansi. Hal ini

kurang sesuai dengan Mulyadi (2001:608) yang menyatakan bahwa sebaiknya

bagian akuntansi terpisah dari bagian aset tetap, sehingga bagian aset tetap

PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar perlu dipisahkan dari

bagian akuntansi agar pengendalian aset tetap berwujud berjalan dengan baik.

4.2.3 Prosedur Penarikan Aset Tetap Berwujud

1. Proses penarikan aset tetap berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah

Sultanbatara Cabang Makassar.

Penarikan aset tetap berwujud menurut PT. PLN (Persero) adalah

perubahan status operasi menjadi aset tidak beroprerasi. Syarat-syarat

penarikan/penghapusan aset tetap berwujud menurut Surat Edaran Direksi

Perusahaan Listrik Negara No. 015.E/870/DIR/1998 adalah kondisi fisik dari

52

Page 53: BAB I - SELESAI.docx

aset yang bersangkutan tidak memungkinkan lagi untuk dioperasikan, tidak

ekonomis, penggantian, dan akan direlokasi.

Berdasarkan gambar 5.5, dapat dijelaskan bahwa :

c. Pemakai

Pada waktu akan menarik suatu aset tetap bagian pemakai aset tetap

membuat nota dinas sebanyak 2 (dua) rangkap. Lembar pertama diarsip

menurut nomor secara permanen dan lembar kedua diserahkan ke tim peneliti

penarikan aset tetap yang terdiri atas unsur teknik (Pembangkit,

transmisi,distribusi), perbekalan akuntansi dan administrasi yang dikoordinasi

atau diketuai Asisten Manajer SDM dan Administrasi.

d. Tim Peneliti

Nota dinas lembar kedua yang diterima tim peneliti dari bagian pemakai,

tim peneliti membuat berita acara penelitian penarikan aset tetap (Formulir

AE.1) dan lampiran berita acara hasil penelitian penarikan aset tetap (Formulir

AE.1.1) sebanyak 2 (dua) rangkap, kemudian diserahkan ke manajer cabang

(pimpinan) untuk diberikan otorisasi. Setelah formulir AE.1 dan formulir

AE.1.1 mendapat otorisasi dari manajer cabang dan menerima penetapan

penarikan aset tetap (Formulir AE.2) dan lampiran penetapan penarikan aset

tetap (Formulir AE.2.1), tim peneliti membuat usulan penarikan aset tetap

(Formulir AE.3) dan lampiran penetapan penarikan aset tetap (Formulir AE.3)

dan lampiran penetapan penarikan aset tetap (Formulir AE.3.1). Formulir

AE.1, formulir AE.1.1, formulir AE.2, formulir AE.2.1, formulir AE.3, dan

formulir AE.3.1 lembar pertama diserahkan ke PT. PLN (Persero) Wilayah

53

Page 54: BAB I - SELESAI.docx

Sulselrabar atau kantor wilayah untuk mendapatkan persetujuan apakah aset

tetap tersebut dihapuskan atau tidak. Formulir AE.1, formulir AE.1.1, formulir

AE.2, formulir AE.2.1, formulir AE.3, dan formulir AE.3.1 lembar kedua

diserahkan ke bagian Akuntansi sebagai dasar pembekuan penarikan aset

tetap.

e. Manajer Cabang

Formulir AE.1 dan formulir AE.1.1 yang diterima manajer cabang dari tim

peneliti, manajer cabang memberikan otorisasi dalam penetapan penarikan

aset tetap (Formulir AE.2) dan lampiran penetapan penarikan aset tetap

(Formulir AE.2.1). Formulir AE.2 dan formulir AE.2.1 kemudian dikirimkan

bersama AE.1 dan formulir AE.1.1 ke tim peneliti penarikan aset tetap.

Manajer cabang dibantu control intern meneliti usulan penarikan aset tetap.

Dari formulir AE.1, formulir AE.1.1, formulir AE.2, formulir AE.2.1, formulir

AE.3, formulir AE.3.1 yang diterima bagian akuntansi dari tim peneliti

penarikan aset tetap PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang

Makassar.

f. Bagian Akuntansi

Setelah menerima Formulir AE.1, formulir AE.1.1, formulir AE.2,

formulir AE.2.1, formulir AE.3, dan formulir AE.3.1 lembar kedua, bagian

akuntansi membukukan dokumen-dokumen tersebut dalam jurnal umum (J-

97) untuk relokasi dan jurnal penghapusan (J-12) untuk penghapusan aset

tetap. Kemudian Formulir AE.1, formulir AE.1.1, formulir AE.2, formulir

54

Page 55: BAB I - SELESAI.docx

AE.2.1, formulir AE.3, dan formulir AE.3.1 lembar kedua diarsip secara

permanen urut nomor oleh bagian akuntansi.

55

Page 56: BAB I - SELESAI.docx

2. Prosedur Relokasi Aset Tetap Berwujud

Relokasi aset tetap adalah pemindahan aset tetap didalam satu

unit/cabang/wilayah. Relokasi aset tetapbisa berupa aset tetap masih beroperasi

atau aset tetap tidak beroperasi :

a. Unit setingkat cabang : menyiapkan formulir AE.1 sebanyak 3 (tiga) rangkap,

kemudian di distribusikan ke kantor wilayah.

b. Unit setingkat kantor wilayah : menerima formulir AE.1 lembar pertama dan

lembar ke dua dari unit setingkat cabang dan mengevaluasi aset tetap yang

diusulkan untuk ditarik, lembar ke dua diberikan ke direktur administrasi.

Berdasarkan hasil evaluasi diatas, unit setingakat cabang hasil evaluasi diatas,

unit setingkat wilayah menyusun berita acara penelitian aset tetap tak beroperasi

atau disingkat dengan BAP AT (AE. 2), daftar aset tetap yang ditarik (AE.3), dan

penetapan aset tetap untuk direlokasi (AE.4.1). Formulir AE.2, AE.3, dan AE.4.1

56

Page 57: BAB I - SELESAI.docx

masing-masing dibuat sebanyak 2 (dua) rangkap dan didistribusikan sebagai

berikut:

1. Lembar pertama formulir Formulir AE.2, AE.3, dan AE.4.1 diserahkan

kepada unit setingkat cabang.

2. Lembar ke dua Formulir AE.2, AE.3, dan AE.4.1diserahkan kepada

direktur administrasi.

c. Direktur administrasi : menerima formulir AE.2, AE.3, dan AE.4.1 lembar ke

dua. Direktur administrasi menetapkan tim untuk melakukan evaluasi dan

penelitian guna relokasi aset tetap.

Relokasi aset tetap yang telah ditetapkan di tuangkan pada formulir berita

acara penelitian aktiva tetap (AE.5.0), relokasi (AE.5.1), surat keputusan

direksi untuk direlokasi aset tetap (AE.6.0), dan lampiran formulir relokasi

aset tetap (AE.6.1).

Formulir AE.5.0, AE.5.1, AE.6.0, AE.6.1 masing-masing dibuat sebanyak 2

(dua) rangkap :

1. Lembar pertama Formulir AE.5.0, AE.5.1, AE.6.0, AE.6.1 diserahkan

kepada unit setingkat cabang.

2. Lembar ke dua Formulir AE.5.0, AE.5.1, AE.6.0, AE.6.1 disimpan dalam

arsip.

d. Unit setingkat cabang : menerima lembar pertama Formulir AE.5.0, AE.5.1,

AE.6.0, AE.6.1 dari unit setingkat wilayah.

57

Page 58: BAB I - SELESAI.docx

Berdasarkan pada formulir diatas unit setingkat cabang menyiapkan

memo, dan setelah menyetujui formulir diatas unit setingkat cabang

meneruskan foermulir tersebut kepada akuntansi aset tetap.

e. Bagian Akuntansi : menerima Formulir AE.5.0, AE.5.1, AE.6.0, AE.6.1 dari

unit setingkat cabang.

Berdasarkan pada formulir diatas, bagian akuntasi melakukan pencatatan

ke dalam kartu aset tetap dan membuat jurnal. Jurnal yang telah dibuat

tersebut dikirimkan kepada akuntansi umum.

58

Page 59: BAB I - SELESAI.docx

3. Prosedur Penghapusan Aset Tetap Berwujud

Penghapusan aset tetap adalah aset yang sudah tidak dapat beroperasi lagi

yang sudah disetujui dengan ketentuan atau syarat-syarat dari pihak PT. PLN

(Persero). Berikut ini penjelasan prosedur penghapusan aset tetap PT. PLN

(Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar :

a. Direktur Administrasi : pada lembar ke dua formulir AE.1, AE.2, AE.3, dan

AE.4.1 dilakukan evaluasi terhadap aset tetap yang akan dihapuskan.

Setelah evaluasi dilakukan, didistribusikan sebagai berikut :

1. Lembar pertama formulir AE.5.0 dan AE.5.2 diserahkan ke General

Manager agar disetujui.

2. Lembar pertama formulir AE.6.2 dan AE.6.3 diserahkan ke pimpinan

satuan.

59

Page 60: BAB I - SELESAI.docx

3. Lembar ke dua formulir AE.5.0, AE.5.2, AE.6.2, AE.6.3 diserahkan ke

pimpinan satuan wilayah.

4. Lembar ke tiga formulir AE.5.0, AE.5.2, AE.6.2, AE.6.3 disimpan ke

dalam arsip.

b. Pimpinan Satuan Wilayah : menerima lembar pertama formulir AE.6.2 dan

AE.6.3. menyiapkan dan menandatangani memo persetujuan penghapusan.

Pimpinan satuan wilayah menerima juga lembar ke dua formulir AE.5.0,

AE.5.2, AE.6.2, AE.6.3 untuk disimpan sebagai arsip di kantor wilayah.

c. Pimpinan Sektor/Cabang : menerima memo dari pimpina wilayah dan

membuat catatan seperlunya.

d. General Manager : menerima lembar pertama formulir AE.5.0 dan AE.5.2

untuk disetujui. Setelah mendapat persetujuan dari general manager, maka

disiapkan SP (Surat Permohonan) kepada Menteri Pertambangan dan Energi

setelah ditanda tangani general manager.

e. Direktur administrasi : menerima SK menteri Pertambangan dan energi

tentang penghapusan aset tetap dari General manager PT. PLN (Persero)

Wilayah Sulselrabar.

60

Page 61: BAB I - SELESAI.docx

61

Page 62: BAB I - SELESAI.docx

4.2.4 Perlakuan Akuntansi untuk Penarikan Aset Tetap berwujud pada

PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar

Berdasarkan penetapan penarikan aset tetap dari kegiatan operasi

(Formulir AE.2 dan AE.2.1) yang diterima dari kantor

wilayah/distribusi/KITLUR/P3B, maka PT. PLN (Persero) setingkat cabang

segera memindahkan akun aset tetap (AT) operasi dan akun terkait menjadi aktiva

tetap tidak beroperasi (ATB) dengan jurnal sebagai berikut :

a. Perlakuan akuntansi atas aset tetap yang ditarik dan usulkan dihapus :

1. Pemindah bukuan aset tetap ke aset tetap yang akan dihapus

Debet Kredit

1 00 4 05 111 Harga Perolehan AT

Yang akan dihapus

Rp. xx -

1 xx 2 xx xxx Aset Tetap - Rp. xx

62

Page 63: BAB I - SELESAI.docx

2. Pemindah bukuan akumulasi penyusutan aset tetap ke akumulasi aset tetap

yang akan dihapus

Debet Kredit

1 xx 2 xx xxx Akum. Penyusutan AT Rp. xx -

1 00 4 05 112 Akum. Penyusutan AT

yang akan dihapus

- Rp. xx

3. Pengakuan kerugian pada saat penetapan penarikan aset tetap disetujui

pemimpin PT. PLN (Persero) wilayah/distribusi/KITLUR/P3B untuk

dihapus.

Debet Kredit

7 00 2 00 901 Rugi akibat percepatan

penyusutan AT akan dihapus

Rp. xx -

1 00 4 05 112 Akum. Penyusutan AT yang

akan dihapus

- Rp. xx

b. Perlakuan akuntansi atas aset tetap yang ditarik dan diusulkan untuk direlokasi

antar satuan administrasi wilayah/distribusi setelah mendapat persetujuan

Direksi/PimpinanWilayah/Distribusi/KITLUR/P3B/Proyek Induk.

1. Pemindah bukuan aset tetap ke aset tetap yang akan direlokasi.

Debet Kredit

1 00 4 05 211 Harga Perolehan AT Yang

akan direlokasi

Rp. xx -

1 xx 1xx xxx Aset Tetap - Rp. xx

63

Page 64: BAB I - SELESAI.docx

2. Pemindah bukuan akumulasi aset tetap ke akumulasi aset tetap yang akan

direlokasi.

Debet Kredit

1 xx 2 xx xxx Akum. Penyusutan AT Rp. xx -

1 00 4 05 112 Akum. Penyusutan AT yang

akan direlokasi

- Rp. xx

4.2.5 Pengendalian Intern Aset Tetap Berwujud PT. PLN (Persero)

Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar

Pengendalian intern menekankan tujuan yang hendak dicapai oleh

perusahaan dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.

Dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik

dalam perusahaan yang mengolah informasi secara manual, dengan mesin

pembukuan mapun dengan komputer. dengan pengendalian intern yang memadai

diharapkan dapat mencegah dan menghindari kecurangan dalam sistem akuntansi

terutama pada penarikan aset tetap berwujud.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001:163) mendefinisikan “bahwa sistem

pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan

keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya

kebijakan manajemen”.

64

Page 65: BAB I - SELESAI.docx

Sistem pengendalian intern aset tetap berwujud yang ada pada PT. PLN

(Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar agar aset tetap berwujud dapat

dikelola dengan baik, sebagai berikut :

1. Organisasi

Unsur organisasi, fungsi pemakai pada PT. PLN (Persero) berdasarkan

kebijakan PT. PLN Pusat yaitu berdasarkan peraturan Direksi PT. PLN (Persero)

No.015.E/870/DIR/1998 tentang penarikan aset operasi menjadi aset tidak

beroperasi. Bagian akuntansi dan bagian aset tetap pada PT. PLN (Persero)

Sultanbatara Cabang Makassar masih berada dalam satu bagian yaitu pada bagian

akuntansi.

2. Sistem Otorisasi

PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar semua keputusan

sepenuhnya pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar, karena aset tetap

berwujud di PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar sangat

bernilai. Bila terjadi penarikan aset tetap berwujud harus ada persetujuan dari

PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar.

3. Pencatatan

Dalam pencatatan penarikan aset tetap berwujud pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar harus disamakan dengan kartu aset tetap

yang didasakan pada kas/bank, nota pembukuan, dan usulan penarikan aset tetap

berwujud harus diotorisasi. Pencatatan penarikan aset tetap berwujud akan dicatat

pada bagian akuntansi PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar

dilakukan secara manual dan komputerisasi.

65

Page 66: BAB I - SELESAI.docx

4. Praktik yang Sehat

a. Proses penarikan aset tetap yang dilakukan oleh tim peneliti yang ditunjuk

langsung oleh Manajer Cabang yang terdiri dari supervisor logistik,

supervisor pengendalian anggaran dan keuangan, dan supervisor

akuntansi.

b. Hanya tim peneliti penarikan aset tetap yang berhak menandatangani surat

berita acara penarikan aktiva tetap yang akan diajukan ke kantor wilayah.

c. Sebelum itu tim peneliti aset tetap akan mengadakan penelitian dengan

fisik barang yang diusulkan penghapusannya, yang dapat diketahui masih

layak atau tidak layak aset tersebut dioperasikan.

d. Penetapan penarikan aset tetap hanya akan dikeluarkan oleh PT. PLN

(Persero) Wilayah Sulselrabar atau kantor wilayah dengan menggunakan

formulir AE.2.

Namun sistem dan prosedur penarikan aset tetap berwujud PT. PLN

(Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar masih memiliki kekurangan,

kekurangan tersebut terjadi langsung dilapangan belum dapat disesuaikan oleh

sistem yang sudah ada dimana barang sudah tidak dapat beroperasi tapi harus ada

surat penetapan dari manajer cabang dan kantor wilayah (AE.1, AE.2, AE.3),

untuk itu aset tetap tersebut belum bisa direalisasikan atau ditarik karena harus

menunggu surat penetapannya keluar.

Berdasarkan kajian diatas, unsur pengendalian intern aset tetap berwujud

PT PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar terdiri atas Organisasi,

Sistem otorisasi, pencatatan, dan praktik yang sehat. Hal ini tidak jauh beda

66

Page 67: BAB I - SELESAI.docx

dengan pendapat Mulyadi (2001:612). Walaupun unsur-unsur pengendalian intern

yang ada pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar, tetapi

masih terdapat kelemahan yaitu:

a. Pada unsur organisasi, bagian akuntansi yang seharusnya terpisah dari bagian

aset tetap, tetapi tidak terpisah dari bagian aset tetap dan disatukan bersama

bagian akuntansi. Sehingga harus dipisahkan agar tidak terjadi kesalahan dan

keliruan dalam pencatatan maupun pengawasan aset tetap berwujud.

b. Pada unsur praktik yang sehat, sistem dan prosedur penarikan aset tetap

berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar masih

memiliki kekurangan, kekurangan tersebut terjadi langsung dilapangan belum

dapat disesuaikan oleh sistem yang sudah ada dimana barang sudah tidak

dapat beroperasi tapi harus ada surat penetapan dari manajer cabang dan

kantor wilayah (AE.1, AE.2, AE.3), untuk itu aset tetap tersebut belum bisa

direalisasikan atau ditarik karena harus menunggu surat penetapannya keluar.

Dengan adanya kelemahan pada pengendalian intern aset tetap berwujud,

PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara perlu memperbaiki kekurangan yang

ada. Sehingga pengelolaan sistem dan prosedur aset tetap berwujud lebih baik

lagi.

67

Page 68: BAB I - SELESAI.docx

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan uraian yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya tentang Analisis Sistem dan Prosedur Aset Tetap Berwujud pada

PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar, maka penulis

menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem penarikan aset tetap menurut pernyataan standar akuntansi keuangan

(PSAK No.16) dan sistem penarikan aset tetap berwujud PT. PLN (Persero)

Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar sudah sesuai karena menurut standar

akuntansi keuangan (PSAK No.16) ada tiga macam penarikan aset tetap yang

terutama yaitu direlokasi, sedangkan sistem Penarikan aset tetap pada PT.

PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar ada dua macam yang

terutama yaitu direlokasi. Dan juga Sistem penarikan aset tetap berwujud PT.

68

Page 69: BAB I - SELESAI.docx

PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

2. Prosedur penarikan aset tetap berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah

Sultanbatara Cabang Makassar masih kurang baik dikarenakan harus melalui

persetujuan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar untuk mengeluarkan

surat penetapan penarikan aset tetap berwujud. Kebijakan dan peraturan-

peraturan yang berkaitan dengan penarikan aset tetap berwujud berada

sepenuhnya pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar.

3. Pengendalian intern aset tetap berwujud pada PT. PLN (Persero) Wilayah

Sultanbatara Cabang Makassar terdiri atas unsur organisasi, sistem otorisasi,

prosedur catatan, dan praktik yang sehat. Walaupun unsur-unsur pengendalian

intern yang ada pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang

Makassar, tetapi masih terdapat kelemahan yaitu:

a. Pada unsur organisasi, bagian akuntansi yang seharusnya terpisah dari

bagian aset tetap, tetapi tidak terpisah dari bagian aset tetap dan diasatukan

bersama bagian akuntansi. Sehingga harus dipisahkan agar tidak terjadi

kesalahan dan keliruan dalam pencatatan maupun pengawasan aset tetap

berwujud.

b. Pada unsur praktik yang sehat, sistem dan prosedur penarikan aset tetap

berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara Cabang Makassar

masih memiliki kekurangan, kekurangan tersebut terjadi langsung

dilapangan belum dapat disesuaikan oleh sistem yang sudah ada dimana

barang sudah tidak dapat beroperasi tapi harus ada surat penetapan dari

69

Page 70: BAB I - SELESAI.docx

manajer cabang dan kantor wilayah (AE.1, AE.2, AE.3), untuk itu aset

tetap tersebut belum bisa direalisasikan atau ditarik karena harus

menunggu surat penetapannya keluar.

5.2 Saran

Dari simpulan yang telah diuraikan tersebut, ada beberapa hal yang dapat

dijadikan pertimbanganoleh pihak PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatara

Cabang Makassar, sebagai berikut :

1. Seharusnya PT. PLN (Persero) Wilayah Sultanbatra Cabang Makassar

memisahkan bagian aset tetap dari akuntansi, serta memperbaiki kekurangan-

kekurangan yang ada. Sehingga pengelolaan aktiva tetap berwujud khususnya

pada penarikan lebih baik lagi.

2. Pada prosedur penarikan aset tetap berwujud PT. PLN (Persero) Wilayah

Sultanbatara Cabang Makassar lebih cekatan, disiplin, dan professional

khususnya mengenai prosedur penarikan aset tetap berwujud sehingga proses

penarikannya tidak terlalu lama.

70

Page 71: BAB I - SELESAI.docx

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2004. Sistem Akuntansi. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Baridwan, Zaki, 2004. Intermediate Accounting. Penerbit BPFE, Yogyakarta

Harahap, Sofyan Safri 2002. Akuntansi Aktiva tetap. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Handoko, 2011. Tafsir PSAK 16: Aset Tetap Paragraf 16c. http://rogonyowosukmo.wordpress.com/2011/06/14/tafsir-psak-16-aset-tetap-paragraf-16-c/. Diakses pada tanggal 20 April 2012.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Standar Akuntansi Keuangan. http://www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/exposure.php?id=79. Diakses pada tanggal 13 April 2012.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Yogyakarta : Salemba Empat.

Moekijat,2000, Sistem Akuntansi, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tata Cara Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara. 2010. Jakarta. http://www.bumn.go.id/category/produk-hukum/peraturan menteri/menteri-bumn-peraturan-menteri/page/2/. Diakses pada tanggal 28 Mei 2012.

71

Page 72: BAB I - SELESAI.docx

PT. PLN (Persero). Edaran Dereksi Perusahaan listrik Negara. 1998. Jakarta

PT. PLN (Persero). Pedoman Sistem dan Prosedur Akuntansi Umum, Volume V.

Jakarta.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta

Soemarso, S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5. (revisi). Jakarta :

Selemba Empat

Suharsimi dan Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian. Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta

Tunggal, Amin W. 1995. Struktur Pengendalian Intern. Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta : Erlangga.

Wilkinson, Joseph W. 1993. Sistem Akuntansi dan Informasi. Edisi Ketiga, Jilid

Satu, Cetakan Pertama, Diterjemahkan Maulana Agus. Jakarta:

Binarupa Asara

www.pln.co.id diakses pada tanggal 25 Februari 2012

72