bab i pengantar.doc

8
1 PENGANTAR Materi : LATAR BELAKANG & DASAR PEMIKIRAN Maksud dan Tujuan Landasan Hukum Ruangi Lingkup TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN Mahasiswa Memahami Latar Belakang Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan / Kewiraan TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN Mahasiswa dapat menjelaskan Dasar Pemikiran Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan / kewiraan. Mahasiswa dapat menjelaskan Maksud dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan / kewiraan. Mahasiswa dapat menyebutkan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan / kewiraan. Mahasiswa dapat menjelaskan Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan / kewiraan.

Upload: dina-chamidah

Post on 24-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENGANTAR.doc

1

PENGANTAR

Materi : LATAR BELAKANG & DASAR PEMIKIRAN

Maksud dan Tujuan Landasan Hukum Ruangi Lingkup

TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN

Mahasiswa Memahami Latar Belakang Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan / Kewiraan

TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN

Mahasiswa dapat menjelaskan Dasar Pemikiran Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan / kewiraan.

Mahasiswa dapat menjelaskan Maksud dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan / kewiraan.

Mahasiswa dapat menyebutkan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan / kewiraan.

Mahasiswa dapat menjelaskan Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan / kewiraan.

Page 2: BAB I PENGANTAR.doc

2

A. PENGANTAR

Bangsa, Indonesia menyadari jati dirinya sebagai suatu bangsa, yang. mendiami kepulauan Nusantara dengan berbagai karakteristiknya, yakni suatu bangsa, yang sarat dengan ke bhinekaan serta berbagai dimensi kemajemukannya.

Negara kepulauan yang terbatang luas ini, secara empirik telah ditunjukan oleh pengalaman sejarahnya, yang selalu dalam kerangka kesatuan wilayah. Mulai dari Zaman kedatuan Sriwijaya hingga kemjaan Majapahit upaya menyatukan wilayah Nusantara telah dilakukan. Namun zaman juga mencatat bahwa tantangan untuk menyatukan wilayah kerap kali menguji keinginan penyatuan wilayah. Sebagai bukti bahwa Kerajaan di Nusantara pernah gagal dalam mempertahankan eksistensinya, sehingga masyarakat bangsa menjadi pecah dan porak poranda. Akibatnya penjajah dengan leluasa menginjakkan kakinya selama, tiga, setengah abad lamanya.

Realitas ini temyata membuahkan kesadaran baru, yang berkembang melalui kebangkitan nasional (1908) dan diteruskan sumpah pemuda sebagai wujud keinginan generasi muda menuangkan satu tekad (1928), dan puncaknya adalah Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945.

Mencermati realitas, ini, maka, diperlukan upaya-upaya tertentu, agar setiap warga, bangsa memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tanah aimya. Kesadaran ini harus tumbuh dan berkembang sebagai wujud tanggung jawab, dan bukan hanya sebagai kepentingan sesaat belaka.

Sisi lain yang harus diagendakan menjadi perhatian adalah kemajuan dibidang ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Dalam praktik kehidupan kemajaun ilmu pengetahuan teknologi dan seni disamping memiliki segudang keunggulan ternyata memiliki dampak pengiring negatif kepada eksistensi bangsa.Terkait dengan globlisasi yang ditandai dengan semakin kuatnya pengaruh institusi kemasyarakatan internasional, negara-negara, maju yang serta merta ikut mengatur percaturan perpolitikan, pereokonomian, social budaya hingga, pertahanan dan keamanan global. Realita, ini akan mengkondisi tumbuhnya berbagi konflik kepentingan, baik antara negera Maja dan negara berkembang, antara negara berkembang dan berbagai institusi intemasional, maupun antar negara berkembang. Sisi lain isu global yang manifestasinya berbentuk demokratisasi, hak asasi manusia, dan lingkungan, hidup turut serta mempengaruhi keadaan nasional.

Globalisasi yang disertai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetuhuan teknologi dan seni, utamanya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi, membuat dunia menjadi transparan seolah menjadi hamparan luas yang tanpa batas. Kondisi ini raerciptakan struktur baru, yakni struktur global. Kondisi inilah yang memberikan pengaruh secara tajam dengan menyentuh sector kehidupan, mulai dari pola pikir, pola tindak dan pola laku masyarakat Indonesia. Pada gilirannya akan mempengaruhi kondisi mental spritual Bansa Indonesia.

Untuk mengatasi segala kemungkinan tersebut diperlukan pembekalan kepada, segenap warga bangsa suatu kemampuan bela negara sehingga berbagai kemungkinan yang sengaja mengancam kelangsungan hidupa bangsa mampu di cegah secara, dini. Kemampuan kemampuan ini dituangkan dalam bentuk pendidikan pendahuluan bela, negara (PPBN) yang tujuannya untuk menigkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia telah bersepakat bahwa pendidikan bela negara melalui wama, negara yang berstatus mahasiswa dilakukan pendidikan kewarganegaraan/kewiraan.

Page 3: BAB I PENGANTAR.doc

3

1.2. PENGERTIAN

Pendidikan Kewiraan/kewarganegaraan adalah suatu pola pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan para mahasiswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran/atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang

Pendidikan Kewiraan/kewarganegaraan lebih menitikberatkan kepada kemampuan penalaran ilmiah yang bersifat konigtif dan afeklif tentang bela negara dalam rangka ketahanan nasional.

Pendidikan Kewiraan /kewarganegaraan dilakukan secara kritis, analitis melalui dialog ionteraktif dan bersifat partisipatoris agar tumbuh kesadaran berbangsa, dan bemegara secara, rasional dan untuk meyakini kebenaran serta, ketepatan konsepsi bela negara dalam aplikasi pandangan hidup bangsa.

1.3. LANDASAN HUKUM

Landasan Ideal : PancasilaLandasan Konstitusional : UUD 1945Landasan Operasional : UU No. 20/1982 tentang Ketcntuan-Kctcntuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara

Republik Indonesia :Pasal 18 Hak dan Kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya belanegara diselenggarakan melalui pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bagian tidak tcrpisahkan dalam sistem pendidikan nasional. Pasal 19 ayat 2, Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu:a) Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan dalam gerakan

pramuka.b) Tahap lanjutan dalam bentuk Pendidikan kewiraan pada, tingkat pendidikan tinggi.

Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam / Pangab Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Menteri

Pertahanan Keamanan/Pangab Nomor :

Surat Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam Skep bersama Nomor :

tanggal 1 Februari 1985 bahwa Pendidikan Kewiraan dimaksudkan ke

dalam kelompok Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) pada semua Perguruan Tinggi di Indonesia.

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor : 267/DIKTI/KEP/2000, Tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan Pada Pergurtuan Tinggi.

1.4. MUKSUD DAN TUJUAN

Page 4: BAB I PENGANTAR.doc

4

MAKSUD,: Pendidikan Kewiraan / kewarganegaraan dirancang dengan maksud upaya untuk mcmberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warganegara dengan negara Berta pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Meningkatkan wawasan berfikir mahasiswa sebagai warganegara Indonesia, yang sadar akan dirinya yang mengemban misi pejuang pemikir-pemikir pejuang, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan keamanan nasional. Disamping hal tersebut jugs dimaksudkan sebagai usaha menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara demi terwujudnya aspirasi peduangan nasional dengan tujuan untuk memupuk kesadaran Bela Negara. Selanjutnya out-put yang diharapkan adalah terciptanya calon pemimpin nasional mass datang, dengan muatan kemampuan sebagai berikut :1) Mampu menghayati dan mengimplementasikan Wawasan Nusantara dan Ketahanan

Nasional. .2) Mampu memahami politik dan strategi Nasional serta mampu menyebarkan dan

melaksanakan materi-materi GBHN sesuai dengan bidang prqfesinya.3) Mampu berperan serta dalam sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

TUJUAN :Pendidikan kewiraan / Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi bertujuan untuk1. dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara santun

[modesty], jujur [Honesty] dan demokratis serta ikhlas [sincerely] sebagai warganegara terdidik dalah kehidupannya selaku warganegara Republik Indonesia yang bertanggung jawab.

2. menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional secara kritis dan bertanggung jawab.

3. memupuk sikap, dan perilaku cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa.

Page 5: BAB I PENGANTAR.doc

5

1.5. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

Kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang harus dimiliki seorang sebagai syarat untuk dapat dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerj'aan tertentu. Kompetensi lulusan pendidikan kewiraan/kewarganegaraan adalah seperangkat tindakan cerdas[smart], penuh tanggungjawab seorang dari seorang warga negara dalam berhubungan dengan negara, dan memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan, menerapkan konsepsi Falsafah bangsa, wawasan Nusantara, dan Ketahanan nasional. Sifat cerdas yang dimaksud tampak pada kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak, sedangkan sifat tanggung jawab diperlihatkan sebagai kebenaran tindakan ditilik dari nilai ilmu pengetahuan dan teknologi, etika ataupun kepatutan ajaran agama daan budaya.Pendidikan Kewiraan/Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental. bersifat cerdas, penuh tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku yang : beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilainilai falsafah

bangsa berbudi pekerti iuhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bersikap professional yang dijiwai oleh kesadaran beta negara. aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk kepentingan kemanusiaan

bangsa dan negara.Melalui pendidikan kewiraan/kewarganegaraan, warganegara Republik Indonesia, diharapkan mampu : memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara bersinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945. Pada saatnya dapat menghayati hakikat konsepsi Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional, patriotik dan cinta tanah air dalam melaksanakan profesinya.Diharapkan melalui Pendidikan Kewiraan/kewarganegaraan mahasiswa akan menjadi manusia Indonesia seutuhnya, sehingga setelah menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni tidak kehilangan jatidirinya

1.6. RUANG LINGKUP :Pendidikan Kewiraan memiliki lima pokok bahasan seperti bagan berikut

1. Pengantar Pendidikan kewiraan/kewarganegaraan :Mengerti, memahami, mendalami dan menghayati Pendidikan Kewarganegaman serta Pendidikan Pendahuluan Belanegara.

2. Wawasan Nusantara :

Page 6: BAB I PENGANTAR.doc

6

Mengkaji cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dalam rangka menentukan sikap Bangsa Indonesia demi kelangsungan hidup, keutuhan Bangsa dan Wilayahnya serta jati diri Bangsa, yang disebut Wawasan Nusantara dengan tujuan memahami, menghayati dan mampu . menjelaskan pentingnya wawasan nasional bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya.

3. Ketahanan Nasional :Mengkaji konsepsi Bangsa Indonesia tentang upaya meningkatkan ketahanan bangsa yang meliputi seluruh aspek kehidupan bangsa (ideology, politik, ekonomi, sosial, budaya, hamkam negara) dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatran dan gangguan demi kelangsungan hidup Bangsa dan Negara, yang disebut Ketahanan Nasional dengan tujuan agar dapat memahami, menghayati, mampu menjelaskan arti pentingnya Ketahanan Nasional, mampu menaplikasikan Berta mengembangkannya dalam mencapai tujuan Nasional.

4. Politik Strategi NasionalMengkaji masalah Kebijakan MPR dan Rencana Pelaksanaannya oleh Pemerintah dalam pengelolaan Negara, yang discbut Politik dan Strategi Nasional dengan tujuan agar dapat memahami dan menghayati Polstranas, mengetahui proses penyusunan Polstranas dan memahami pelaksanannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Page 7: BAB I PENGANTAR.doc

7