bab i penelitian

11
1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan dan merupakan hak tiap anak untuk mendapatkannya. Salah satu bentuk pendidikan yang dapat ditempuh anak adalah pendidikan formal. Pendidikan formal di Indonesia yang sudah lama digalakkan adalah program Wajib Belajar 9 tahun dimana seharusnya anak Indonesia harus berpendidikan minimal tamatan SMP. Dewasa ini pemerintah juga sudah mulai banyak mengeluarkan program- program lain untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah digantikannya kurikulum tahun 2000 dengan kurikulum baru yang dinamakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Menurut Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Dr. Mochammad Ali (dalam Eriyanti, 2006), KBK menekankan tiga aspek, kognisi, afeksi, dan psikomotor yang lebih difokuskan pada keterampilan (skill). Kurikulum KBK ini mulai diberlakukan pemerintah sejak tahun 2004. Perbedaan utama antara KBK dengan kurikulum sebelumnya terletak pada cara atau pendekatan pembelajarannya. Jika pada kurikulum sebelumnya pendekatan pembelajarannya berbasis kandungan ilmu, maka pada KBK kandungan ilmu hanya merupakan wahana untuk mencapai kompetensi. KBK menekankan pada pencapaian kompetensi siswa, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar bukan Universitas Sumatera Utara

Upload: zainudin-aboed

Post on 01-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

dan merupakan hak tiap anak untuk mendapatkannya. Salah satu bentuk

pendidikan yang dapat ditempuh anak adalah pendidikan formal. Pendidikan

formal di Indonesia yang sudah lama digalakkan adalah program Wajib Belajar 9

tahun dimana seharusnya anak Indonesia harus berpendidikan minimal tamatan

SMP. Dewasa ini pemerintah juga sudah mulai banyak mengeluarkan program-

program lain untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya

adalah digantikannya kurikulum tahun 2000 dengan kurikulum baru yang

dinamakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Menurut Dekan Fakultas

Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Dr.

Mochammad Ali (dalam Eriyanti, 2006), KBK menekankan tiga aspek, kognisi,

afeksi, dan psikomotor yang lebih difokuskan pada keterampilan (skill).

Kurikulum KBK ini mulai diberlakukan pemerintah sejak tahun 2004.

Perbedaan utama antara KBK dengan kurikulum sebelumnya terletak pada cara

atau pendekatan pembelajarannya. Jika pada kurikulum sebelumnya pendekatan

pembelajarannya berbasis kandungan ilmu, maka pada KBK kandungan ilmu

hanya merupakan wahana untuk mencapai kompetensi. KBK menekankan pada

pencapaian kompetensi siswa, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman,

menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar bukan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB I Penelitian

2

hanya guru, serta penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar (Eriyanti,

2006).

Menurut Eriyanti (2006), perbedaan lainnya antara KBK dengan

kurikulum sebelumnya adalah proses evaluasinya. Pada KBK, proses evaluasi

kompetensi dasar siswa diukur berdasarkan standar ketuntasan belajar minimal

(SKBM). SKBM ini dibuat guru berdasarkan pengalaman keilmuan dan situasi

lingkungan yang dapat diterapkan dalam sistem pembelajaran. Untuk proses

evaluasi, siswa harus melampaui SKBM. Bila nilai yang diperoleh tidak mencapai

standar yang ditetapkan, siswa harus mengikuti ujian ulangan berkali-kali sampai

memperoleh nilai yang distandarkan. Hal ini dilakukan dengan harapan untuk

mempersiapkan para siswa-siswi supaya dapat lebih maju dan bersaing dengan

siswa-siswi dari negara lain dalam hal ilmu pengetahuannya. Selain itu juga

sangat diharapkan agar dapat menghasilkan siswa-siswi yang lebih berpotensi,

berwawasan luas dan dapat berpikir kritis (Eriyanti, 2006).

Selain itu, perbedaan lainnya adalah adanya penambahan pelajaran baru

bagi siswa SMP yaitu pelajaran kimia. Pelajaran kimia ini sebelumnya hanya

diterima siswa pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Penambahan mata

pelajaran kimia sebagai pelajaran baru pada tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) tentu ada beberapa kesulitan yang akan dihadapi siswa SMP. Salah satunya

adalah kesulitan dalam hal mengingat karena pelajaran kimia termasuk pelajaran

hafalan.

Kimia merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari tentang

materi dan perubahannya. Materi-materi kimia menyusun alam ini, contohnya

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB I Penelitian

3

plastik, kayu, batu, tanah, minyak dan karet. Udara yang dihirup, makanan dan

minuman yang dikonsumsi semuanya juga termasuk materi kimia. Mengingat di

alam ini terdapat jutaan materi yang berbeda maka mempelajari kimia merupakan

sesuatu yang penting,.

Orang dapat mengetahui sifat-sifat materi serta cara memanfaatkannya

dengan mempelajari kimia. Materi dapat berupa benda hidup maupun benda tak

hidup (benda mati). Satu hal yang harus diingat adalah bahwa semua benda yang

ada di sekitar individu tergolong materi kimia.

Materi kimia tidak hanya terdapat dalam botol-botol di laboratorium,

tetapi juga di sekitar individu. Semua hal, termasuk plastik, kayu, batu, tanah,

minyak dan karet semuanya tersusun dari materi kimia. Bahkan, udara yang

dihirup, makanan dan minuman yang dikonsumsi, pakaian yang dipakai dan lain-

lain, semuanya juga termasuk materi kimia. Para ahli telah mengidentifikasikan

dan mencatat sifat dari jutaan jenis zat. Setiap zat mempunyai sifat khas (spesifik)

yang membedakannya dari zat lain. Selain itu, antara berbagai zat juga terdapat

kemiripan sifat.

Manfaat yang didapat ketika mempelajari ilmu kimia adalah pemahaman

yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung di

dalamnya. Manfaat yang lebih jauh dari ilmu kimia adalah untuk mengubah bahan

alam menjadi produk yang lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan setiap

individu. Dunia modern sekarang adalah suatu dunia dimana seseorang menjadi

terbiasa dengan kemudahan yang diperoleh dari ilmu kimia. Misalnya, sabun,

pasta gigi, tekstil, kosmetik, pupuk, pestisida, bahan bakar, cat dan berbagai

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB I Penelitian

4

makanan olahan, semuanya adalah hasil penerapan ilmu kimia. Hampir semua

bahan keperluan setiap individu, baik langsung maupun tidak langsung pasti

mengalami sentuhan kimia.

Manfaat selanjutnya adalah pembentukan sikap. Dalam mempelajari ilmu

kimia, individu senantiasa berhadapan dengan masalah dan memecahkannya

secara sistematis. Seringkali masalah dalam ilmu kimia tergolong rumit dan

kompleks sehingga ada kesan bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang sukar.

Sebenarnya kerumitan itu akan menjadi suatu keuntungan jika disikapi dengan

benar. Individu menjadi terbiasa menghadapi dan memecahkan masalah secara

logis dan terencana. Kebiasaan itu membantu kita dalam menghadapi persoalan

hidup sehari-hari. Di atas semuanya itu, ilmu kimia akan menunjukkan kepada

semua manusia akan keteraturan alam ini, baik alam makro maupun mikro.

Kiranya semuanya akan menambah kekaguman semua manusia terhadap Sang

Pencipta.

Ilmu kimia sangat erat kaitannya dengan pengamatan dan percobaan

(eksperimen). Sebelum melakukan eksperimen, setiap orang harus mengenal alat-

alat yang akan digunakan. Individu harus mengetahui cara penggunaan setiap alat

dengan baik, mengetahui setiap unsur kimia, sifat-sifatnya dan mengetahui jenis

mana yang berbahaya dan yang tidak. Hal ini harus benar-benar diperhatikan

karena kesalahan yang kecil saja bisa dapat berakibat fatal. Misalnya,

pencampuran antara dua jenis gas yang berbeda dalam jumlah tertentu dapat

mengakibatkan terjadinya ledakan. Jadi, sebelum lebih jauh melangkah dan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB I Penelitian

5

mengenal lebih dalam mengenai kimia, siswa-siswi tersebut harus mengetahui

lebih dahulu mengenai unsur-unsur kimia.

Unsur-unsur kimia di alam ini sangatlah banyak dan mempunyai sifat-sifat

tertentu. Oleh sebab itu untuk mempermudah pemahaman unsur-unsur kimia,

seorang ahli kimia bernama Henry Moseley mengelompokkan unsur-unsur

tersebut ke dalam sebuah tabel yang disebut Sistem Periodik Modern atau Tabel

Periodik. Dan untuk mempermudah penulisan, Berzelius (dalam Sudjana, 1992)

mengusulkan suatu lambang yaitu lambang unsur atau lambang atom. Lambang

unsur-unsur kimia disusun dalam Tabel Periodik yang terdiri dari beberapa

golongan dan tingkatan. Siswa-siswi diharapkan dapat mengingat lambang unsur-

unsur kimia yang ada dalam golongan dan tingkatan tertentu untuk mempermudah

mereka memahami pelajaran selanjutnya. Jika siswa-siswi tidak mampu

mengingat lambang unsur-unsur kimia yang terdapat dalam Tabel Periodik, maka

untuk tahap pembelajaran kimia selanjutnya akan sangat sulit dilakukan. Lambang

unsur-unsur kimia dalam Tabel Periodik bukanlah hal yang mudah untuk

dipelajari. Hal ini juga dikemukakan beberapa siswa-siswi yang diwawancarai

peneliti pada saat prariset ke sekolah SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan.

Dari prariset yang dilakukan penulis, yaitu melalui wawancara dengan beberapa

siswa-siswi SMP, didapatkan data bahwa ada siswa yang mengeluh mendapat

kesulitan dalam mengingat susunan lambang unsur-unsur kimia. Namun setelah

diajarkan teknik mengingat, sebagian besar dari mereka mengaku menjadi sangat

cepat dan mudah mengingat.Oleh karena itu, untuk mempelajari lambang unsur-

unsur kimia diperlukan kemampuan mengingat yang baik. Kemampuan

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB I Penelitian

6

mengingat adalah kemampuan menyimpan informasi dan memanggil kembali

informasi. Menurut Scruggs & Mastropi (2000) kemampuan mengingat dapat

dilatih. Seringkali para pendidik mengajarkan kiat-kiat supaya para murid dapat

lebih mudah dalam mengingat. Salah satu cara yang paling sering digunakan

adalah metode mnemonics.

Metode mnemonics adalah suatu teknik untuk mengingat sesuatu dengan

menggunakan petunjuk tertentu (Morgan, King, Weisz dan Schopler, 1986).

Menurut Maltin (2005), ada beberapa jenis mnemonics, antara lain the keyword

method (metode kata kunci), the method of loci (metode loci), chunking, hierarcy

technique (teknik hirarki), first-letter technique (teknik huruf pertama atau

akronim), dan narrative technique (teknik naratif). Metode kata kunci (keyword)

adalah suatu metode di mana caranya adalah dengan menghubungkan kosa kata

baru dengan kata yang cara pengucapannya hampir sama. Metode loci adalah

suatu metode yang mengingat suatu benda dengan membayangkannya terletak

pada tempat-tempat tertentu.

Maltin (2005) memberi definisi dan penjelasan untuk setiap metode

mnemonics. Metode chunking adalah suatu metode di mana sekumpulan huruf

atau angka yang tunggal dipisah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil.

Teknik hirarki (hierarcy technique) adalah teknik mengingat dengan menyusun

sekelompok kata-kata dalam tingkatan atau hirarki tertentu. First-letter technique

atau teknik huruf pertama atau akronim adalah suatu metode yang menyingkat

atau membuat singkatan pada suatu kata untuk membentuk kata yang lebih

pendek dan gampang disebut. Teknik naratif adalah suatu metode mengingat

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB I Penelitian

7

dengan cara menyusun sekumpulan kata menjadi sebuah cerita. Metode

mnemonics yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode mnemonics

jenis teknik naratif dan metode loci. Alasan menggunakan kedua teknik adalah

bahwa kedua teknik inilah yang paling sesuai untuk lambang unsur-unsur kimia.

Banyaknya metode mengingat menunjukkan bahwa proses dan daya

mengingat itu sangat penting bagi manusia. Oleh karena itu, peneliti mencoba

untuk melakukan eksperimen untuk menguji keefektifan penggunaan metode

mengingat yaitu metode mnemonics. Penelitian akan dilakukan sekolah SMP

Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan. Hal ini dilakukan berdasarkan prariset yang

dilakukan peneliti di sekolah tersebut. Alasan lain yang turut mendukung adalah

dari wawancara dengan orang tua siswa-siswi. Hasil dari wawancara ini

menunjukkan bahwa sekolah SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan termasuk

sekolah dengan standar menengah, di mana siswa-siswi di sekolah tersebut

mempunyai rata-rata kemampuan mengingat tingkat sedang. Hal ini diperlukan

untuk menghindari bias terhadap penelitian karena kemampuan mengingat yang

terlalu tinggi ataupun kemampuan mengingat yang terlalu rendah.

I. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang

dijadikan masalah dalam penelitian ini adalah “Efektivitas metode mnemonics

untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia” dan

“Perbedaan efektivitas metode mnemonics jenis teknik naratif dan metode loci

untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia”.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB I Penelitian

8

I. C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Melihat efektivitas metode mnemonics untuk meningkatkan kemampuan

mengingat lambang unsur-unsur kimia.

2. Melihat mana yang lebih efektif, metode mnemonics jenis teknik naratif atau

metode loci.

I. D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam hal

menambah pengetahuan metode mnemonics apa yang lebih efektif untuk

meningkatkan kemampuan mengingat, khususnya untuk mengingat lambang

unsur-unsur kimia.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada :

a. Para siswa-siswi SMP

Memberikan pengetahuan mengenai adanya teknik tertentu yang dapat

digunakan dalam mengingat bahan pelajaran, khususnya lambang unsur-

unsur kimia.

b. Para guru

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB I Penelitian

9

Memberikan pengetahuan metode mengingat kepada para guru, khususnya

metode mnemonics.

I.E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai:

1. Latar belakang permasalahan : dengan diberlakukannya Kurikulum Berbasis

Kompetensi, siswa-siswi SMP dihadapkan pada mata pelajaran baru yaitu

kimia. Untuk bisa mempelajari kimia dengan baik, siswa-siswi harus

mengingat lambang unsur-unsur kimia yang tersusun dalam Tabel Periodik.

Untuk mengingat lambang unsur-unsur kimia bukanlah sesuatu yang mudah,

sehingga perlu suatu metode mengingat yaitu metode mnemonics.

2. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas metode mnemonics dan

untuk melihat metode mnemonics jenis apa yang lebih efektif.

3. Perumusan masalah.

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah efektivitas metode

mnemonics dan perbedaan efektivitas metode mnemonics jenis teknik naratif

dan metode loci untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-

unsur kimia.

4. Manfaat penelitian terdiri dari:

a. Manfaat teoritis yaitu memberi pengetahuan metode-metode mengingat.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB I Penelitian

10

b. Manfaat praktis yaitu agar siswa-siswi, orang tua, dan guru bisa

menggunakan metode mnemonics untuk membantu proses belajar

mengajar.

5. Sistematika penulisan terdiri dari bab I, II, III, IV, dan V.

Bab II. Landasan Teori. Pada bab ini akan diuraikan mengenai :

1. Landasan teori yang digunakan yaitu teori kemampuan mengingat dari dan

2. Hipotesa penelitian yaitu

a. Metode mnemonics lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan

mengingat.

b. Ada perbedaan efektivitas metode mnemonics untuk meningkatkan

kemampuan mengingat.

Bab III. Metodologi Penelitian.

1. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen.

2. Identifikasi variabel penelitian. Variabel penelitian terdiri dari :

a. Variabel bebas : metode mnemonics

b. Variabel tergantung : kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia.

3. Definisi operasional penelitian meliputi definisi kemampuan mengingat

lambang unsur-unsur kimia dan definisi metode mnemonics.

4. Subjek penelitian yaitu siswa-siswi kelas VII-A SMP Swasta Katolik Budi

Murni 3 Medan

5. Rancangan penelitian adalah multi group between subjects research design.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB I Penelitian

11

6. Instrumen / alat ukur yang digunakan yaitu tes kemampuan mengingat dengan

Tabel Periodik Kosong.

7. Prosedur penelitian, terdiri dari :

a. Tahap persiapan : peneliti membuat modul penelitian, try-out, mencari

informasi tentang sampel dan menentukan jadwal penelitian.

b. Tahap pelaksanaan : peneliti melakukan randomisasi dan mengambil data.

c. Tahap pengolahan data.

8. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik.

9. Teknik kontrol yang digunakan adalah method of removal dan method of

constancy condition.

Bab IV. Analisa dan Interpretasi Data. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai

gambaran umum subjek penelitian yang meliputi komposisi subjek yang terlibat

dalam penelitian, serta akan diuraikan hasil penelitian yang diperoleh berupa uji

normalitas, uji homogenitas varians, dan hasil utama penelitian.

Bab V. Kesimpulan, Diskusi dan Saran.

1. Kesimpulan dari penelitian ini mengenai hasil penelitian yang diperoleh. Ada

3 kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini.

2. Di dalam diskusi penelitian, peneliti menjelaskan kelemahan dan kelebihan

dari penelitian ini.

3. Saran-saran praktis ditujukan bagi penelitian selanjutnya, siswa-siswi,

orangtua dan guru.

Universitas Sumatera Utara