bab i penelitian (si)

Upload: steric-zeytra

Post on 19-Jul-2015

199 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Plastik bukanlah menjadi benda yang asing lagi bagi kita karena hampir setiap waktu kita

bisa menjumpainya, baik di lingkungan rumah maupun di luar rumah sepanjang kita melakukan aktifitas. Plastik itu sendiri merupakan polimer bercabang atau linear yang dapat dilelehkan atau dilunakkan dengan menggunakan api atau suhu panas lainnnya. Dengan kata lain, plastic memiliki derajat kekristalan yang lebih rendah daripada serat. Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Tiap tahun, kebutuhan akan plastik semakin bertambah. Pada tahun 2005 plastik dicetak sebanyak 220 juta ton. Terbayang bukan, betapa banyaknya kebutuhan orang akan plastik sebab hampir semua bahan dan alat yang kita gunakan terbuat dari plastik, semisal botol, sandal, tas, keranjang, ember, dan gelas. Plastik menjadi primadona karena dianggap awet, kuat, dan ringan. Meski bersifat hampir sama dengan logam (awet dan kuat), logam dianggap terlalu berat dan mahal. Akhirnya, hal itu yang membuat kebutuhan plastik di dunia semakin tinggi. Berbahayanya plastik terkait erat dengan sifatnya yang non-biodegradable, yakni tak akan pernah bisa di uraikan oleh organisme pengurai di alam. Yang terjadi hanyalah, plastik menjadi potongan-potongan kecil di alam dan itupun memerlukan proses yang sangat lama yang bisa mencapai 1000 tahun, tergantung dari jenis dan kondisi plastiknya. Walaupun plastik menjadi sangat kecil seperti partikel debu, tetap saja ia adalah plastik.. Artinya bahan plastik akan selamalamanya berada di alam, dan akan menimbulkan polusi lingkungan, baik di darat, laut, maupun udara. Seiring dengan meningkatnya kesadaran untuk pelestarian lingkungan, kebutuhan bahan plastik biodegradabel mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010, diproyeksikan produksi plastik biodegradabel akan mencapai 1.200.000 ton atau menjadi 1/ 10 dari total produksi bahan plastik. Industri plastik biodegradabel akan berkembang menjadi industri besar di masa yangSteric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA I- 1

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

akan dating (Pranamuda H, 2009). Bioplastik itupun dapat digunakan layaknya plastik konvensional biasa, namun akan hancur terurai oleh aktifitas mikroorganisme menjadi hasil akhir berupa air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan terbuang ke lingkungan tanpa meninggalkan sisa yang beracun. Karena sifatnya yang dapat kembali ke alam, plastic biodegradabel merupakan bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan (Worldcentric, 2009; Pranamuda H, 2009). Plastik biodegradable itu sendiri ada dua jenis yaitu plastik dengan bahan baku petrokimia (non-renewable resources) dengan bahan aditif dari senyawa bio-aktif yang bersifat biodegradabel, dan kelompok kedua adalah dengan keseluruhan bahan baku dari sumber daya alam terbarukan (renewable resources) seperti dari bahan tanaman pati dan selulosa serta hewan seperti cangkang atau dari mikroorganisme yang dimanfaatkan untuk mengakumulasi plastik yang berasal dari sumber tertentu seperti lumpur aktif atau limbah cair yang kaya akan bahan-bahan organik sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme tersebut (Wikipedia, 2009; Adam S dan Clark D, 2009). 1.2 Perumusan Masalah Dilihat dari besarnya dampak buruk yang ditimbulkan dari sampah plastik dilingkungan, dalam penelitian ini ingin mengetahui kandungan-kandungan bahan pembuat plastik yang ramah dan tidak mencemari lingkungan. Dalam meningkatkan jumlah penduduk, penggunaan plastik yang banyak tidak dapat dihindari sehingga harus membuat plastik yang terbuat dari bahan alami agar tetap menjaga lingkungan.

1.3

Tujuan PenelitianI- 2

Steric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguji pembuatan plastik dengan pati durian 2. Mengetahui kandungan-kandungan apa saja yang terdapat dalam plastik biodegradable dan plastic lokal yang beredar di pasaran 3. Mempelajari pengaruh kandungan pati pada plastik 1.4 Batasan Masalah Adapun Batasan-batasan dalam penelitian ini adalah : 1. Pembuatan plastik dari pati durian 2. Waktu degradasi plastik sebagai variasi

1.5

Hipotesa Dengan penambahan pati durian dapat membuat plastik biodegradable yang waktu

degradasinya lebih baik dari plastik biodegradable pasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKASteric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA I- 3

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

2.1 Polimer Hart (1983) dalam bukunya, Organic Chemistry, menyebutkan bahwa polimer (poly = banyak,meros = bagian) adalah molekul raksasa yang biasanya memiliki bobot molekul tinggi, dibangun dari pengulangan unit-unit. Molekul sederhana yang membentuk unit-unit ulangan ini dinamakan monomer. Sedangkan reaksi pembentukan polimer dikenal dengan istilah polimerisasi. Polimer digolongkan menjadi dua macam, yaitu polimer alam (seperti pati, selulosa, dan sutra) dan polimer sintetik (seperti polimer vinil). Plastik yang kita kenal sehari-hari sering dipertukarkan dengan polimer sintetik. Ini dikarenakan sifat plastik yang mudah dibentuk (bahasa latin; plasticus = mudah dibentuk) dikaitkan dengan polimer sintetik yang dapat dilelehkan dan diubah menjadi bermacam-macam bentuk. Padahal sebenarnya plastik mempunyai arti yang lebih sempit. Plastik termasuk bagian polimer termoplastik, yaitu polimer yang akan melunak apabila dipanaskan dan dapat dibentuk sesuai pola yang kita inginkan. Setelah dingin polimer ini akan mempertahankan bentuknya yang baru. Proses ini dapat diulang dan dapat diubah menjadi bentuk yang lain. Golongan polimer sintetik lain adalah polimer termoset (materi yang dapat dilebur pada tahap tertentu dalam pembuatannya tetapi menjadi keras selamanya, tidak melunak dan tidak dapat dicetak ulang). Contoh polimer ini adalah bakelit yang banyak dipakai untuk peralatan radio, toilet, dan lain-lain.

Gambar 1. Struktur bakelit

Perkembangan Polimer SintetikSteric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA I- 4

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

Penemuan dan pengembangan polimer sintetik didasari pada adanya beberapa keterbatasan yang ditemukan manusia pada pemanfaatan polimer alam. Sebagai contoh, polimer alam seperti karet alam memiliki beberapa keterbatasan seperti berbau, lunak dan lengket jika suhu udara terlalu panas, keras dan rapuh jika suhu udara terlalu dingin, berbau, dan sering melekat pada saat pengolahannya. Selain itu ketersediaan yang terbatas di alam menjadi faktor pembatas pemanfaatannya. Indonesia sendiri bersama Malaysia menjadi negara pemasok kebutuhan karet terbesardidunia. Karena beberapa keterbatasan tersebut, manusia mengganti penggunaan karet alam dengan polimer sintetik seperti poliisoprena (polimer dari isoprena; 2-metil-1,3-butadiena), suatu zat yang memiliki sifat seperti karet alam namun bahan ini tidak dipanen dari kebun karet. Selain itu masih ada contoh karet sintetik yang dewasa ini banyak dimanfaatkan seperti neoprena (polimer dari kloroprena) yang digunakan untuk insulator kawat dan kabel,butadiena stirena (kopolimer dari 1,3-butadiena (75%) dan sirena (25%)) yang banyak digunakan oleh industri ban kendaraan bermotor. nCH2 = CHC6H5 + 3nCH2 = CH - CH = CH2 radikal bebas inisiator

Gambar 2. Reaksi pembentukkan SBR Contoh lain dari polimer alam yang mulai diganti penggunaannya adalah serat untuk keperluan tekstil. Serat seperti kapas, wol, dan sutera meskipun sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan baku dalam industri tekstil, tetapi karena keterbatasan ketersediaan dan memiliki kelemahan dalam hal ketahanan terhadap regangan dan kerutan serta serangan ngengat (sejenis serangga), mulai digantikan oleh polimer sintetik seperti poliakrilonitril (Orlon, Acrilan, Creslan), poliester (dacron), dan poliamida (nylon). Selain itu untuk lebih memuaskan selera, manusia juga telah mengembangkan polimer sintetik untuk industri tekstil yang terbuat dari bahan tahanapi

Steric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

I- 5

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

Gambar 3. Struktur nilon Polimer sintetik lain yang perkembangannya sangat pesat adalah plastik. Kemudahan dan keistimewaan plastik sedikit banyak telah dapat menggantikan bahan-bahan seperti logam dan kayu dalam membantu kehidupan manusia. Sejak ditemukan oleh seorang peneliti dari Amerika Serikat pada tahun 1968 yang bernama John Wesley Hyatt, plastik menjadi primadona bagi dunia industri. Produksinya di seluruh negara lebih dari 100 juta ton per tahunnya. Contoh plastik yang banyak digunakan dalam kehidupan kita adalah polietilena (bahan pembungkus, kantong plastik, mainan anak, botol), teflon (pengganti logam, pelapis alat-alat masak), polivinilklorida (untuk pipa, alat rumah tangga, cat, piringan hitam),polistirena (bahan insulator listrik, pembungkus makanan, styrofoam, mainan anak), dan lain-lain.

Gambar 3. Beberapa contoh struktur polimer plastic Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik membuat kehidupan kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan dan kenyamanan dari produk yang mereka hasilkan. Bahkan plastik dianggap sebagai salah satu ciri kemunculan zaman modern yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis dan nyaman. Namun, beberapa laporan ini menguak sisi lain dari kemudahan yang diberikan oleh bahan-bahan yang terbuat dari polimer sintetis. Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Bahan pelembut ini kebanyakannya terdiri atas kumpulan ftalat (ester turunan dari asam ftalat). Beberapa contoh pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan, acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di(-2ethylhexyl) phthalate (DEHP) yang digunakan dalam industri pengepakan film (Sheftel, 2000). Namun, penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan.Steric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA I- 6

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

Sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik). Di Jepang, keracunan PCB menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai yusho. Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas. Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat. Contoh lain bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan bahan pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun 1998 menunjukkan bahwa DEHA dengan konsentrasi tinggi (300 kali lebih tinggi dari batas maksimal DEHA yang ditetapkan oleh FDA/ badan pengawas obat makanan AS) terdapat pada keju yang dibungkus dengan plastik PVC (Awang MR, 1999). DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati (Awang MR, 1999). Meskipun dampak DEHA pada manusia belum diketahui secara pasti, hasil penelitian yang dilakukan pada hewan sudah sepantasnya membuat kita berhati-hati. Berkaitan dengan adanya kontaminasi DEHA pada makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Eropa telah membatasi ambang batas DEHA yang masih aman bila terkonsumsi, yaitu 18 bpj (bagian per sejuta). Lebih dari itu dianggap berbahaya untuk dikonsumsi. Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).

2. 2 Pati Starch (pati) atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam panjang. Sumber pati utama di Indonesia adalah beras disamping itu dijumpai beberapa sumber pati lainnya yaitu : jagung, kentang, tapioka, sagu, gandum, dan lain-lain.Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting (WikipediaIndonesia). Menurut Wikipedia Indonesia, pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika. Dalam bentukSteric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA I- 7

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

aslinya secara alami pati merupakan butiran-butiran kecil yang sering disebut granula. Bentuk dan ukuran granula merupakan karakteristik setiap jenis pati, karena itu digunakan untuk identifikasi (Hill dan Kelley, 1942). Selain ukuran granula karakteristik lain adalah bentuk, keseragaman granula, lokasi hilum, serta permukaan granulanya (Hodge dan Osman, 1976). Pati tersusun paling sedikit oleh tiga komponen utama yaitu amilosa, amilopektin dan material antara seperti, protein dan lemak (Bank dan Greenwood, 1975). Umumnya pati mengandung 15 30% amilosa, 70 85% amilopektin dan 5 10% material antara. Struktur dan jenis material antara tiap sumber pati berbeda tergantung sifat-sifat botani sumber pati tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa pati biji-bijian mengandung bahan antara yang lebih besar dibandingkan pati batang dan pati umbi (Greenwood, 1975). Sifat birefringence dari granula pati adalah sifat merefleksikan cahaya terpolarisasi sehingga di bawah mikroskop terlihat hitam-putih. Pada waktu granula mulai pecah sifat birefringence ini akan hilang. Kisaran suhu yang menyebabkan 90% butir pati dalam air panas membengkak sedemikian rupa sehingga tidak kembali ke bentuk normalnya disebut Birefringence End Point Temperature atau disingkat BEPT (Winarno, 1984). Secara mikroskopik terlihat bahwa granula pati dibentuk oleh molekul-molekul yang membentuk lapisan tipis yang tersusun terpusat. Granula pati bervariasi dalam bentuk dan ukuran, ada yang berbentuk bulat, oval, atau bentuk tak beraturan demikian juga ukurannya, mulai kurang dari 1 mikron sampai 150 mikron ini tergantung sumber patinya.

2.3 Plastik Plastik merupakan bahan polimer rantai panjang dengan atom yang mengikat satu sama lain, rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang. Dalam kehidupan manusia plastik banyak digunakan. Hampir setiap produk seperti makanan dan minuman, menggunakan plastik sebagai kemasan. Sedangkan produk rumah tangga banyak yang menggunakan bahan dasar plastik karena plastik mempunyai keunggulan seperti ringan tetapi kuat, transparan, tahan air serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Saat ini plastik yang digunakan merupakan polimer sintetik dari bahan baku minyak bumi yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan adanya alternatif bahan plastik yang diperoleh dari bahan yang mudah didapat dan tersedia di alam dalam jumlah besar dan murah tetapi mampu menghasilkan produk dengan kekuatan yang sama atau bahkan lebih baik. Plastik berbahan pati memiliki dua kekurangan yaitu rendahnya kekuatan mekanik serta bersifat hidrofilik. Untuk mengatasi kekurangan ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan, salah satunya adalah pencampuran pati dengan polimer sintesis atau polimer lain seperti polipropilen.Steric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA I- 8

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

Namun hasilnya hanya pati saja yang dapat terdegradasi, polimer sintetis yang digunakan sebagai campuran tetap sulit didegradasi, sehingga masih menimbulkan masalah lingkungan. Selanjutnya cara lain adalah pencampuran pati dengan selulosa, gelatin dan jenis biopolimer lainnya yang dapat memperbaiki kekurangan dari sifat plastik berbahan pati (Weiping Ban, 2006). Penggunaan biopolimer seperti selulosa digunakan untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan ketahanan air film plastik. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Weiping Ban tahun 2006, penambahan kandungan biopolimer campuran dibawah 10 % tidak memiliki kenaikan yang cukup signifikan terhadap nilai kekuatan mekanik dan ketahanan air. Dengan kandungan selulosa yang semakin besar sebagai campuran pati dalam film plastik diharapkan kekuatan mekanik dan ketahanan air akan semakin meningkat. Untuk itu perlu dilakukan penambahan kandungan biopolimer pencampur dan mencari formulasi pati selulosa terbaik dalam pembuatan bioplastik agar pengaruh jumlah selulosa menjadi signifikan sehingga dapat memperbaiki kekuatan mekanik dan ketahanan air plastik berbahan pati. Metode lain untuk memanfaatkan pati sebagai bahan baku bioplastik selain mencampur pati dengan biopolimer seperti selulosa juga dapat dilakukan dengan melarutkan plasticizer dengan larutan pati. Kedua metode di atas dapat dipadukan untuk menghasilkan film plastik yang memiliki kekuatan mekanik dan fisik yang lebih baik. Untuk itu perlu dilakukan penambahan plasticizer seperti gliserol dan mencari konsentrasi gliserol pada campuran-pati selulosa terbaik.

2.4 FTIRSteric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA I- 9

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

Pada dasarnya Spektrofotometer FTIR (Fourier Trasform Infra Red) adalah sama dengan Spektrofotometer IR dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran dari Spektrofotometer FTIR adalah dari persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (17681830) seorang ahli matematika dari Perancis. Fourier mengemukakan deret persamaan gelombang elektronik sebagai :

f(t) = a0 + a1 cos w0t + a2 cos 2w0t + + b1 cos w0t + b2 cos 2w0t dimana : - a dan b merupakan suatu tetapan - t adalah waktu - adalah frekwensi sudut (radian per detik) ( = 2 f dan f adalah frekwensi dalam Hertz) Atom-atom dalam suatu molekul tidak diam melainkan bervibrasi. Bila radiasi infra merah yang kisaran energinya sesuai dengan frekuensi vibrasi rentangan (stretching) dan vibrasi bengkokan (bending) dari ikatan kovalen dalam kebanyakan molekul dilewatkan dalam suatu cuplikan, maka molektul-molekul akan menyerap energi tersebut dan terjadi transisi diantara tingkat energi vibrasidasar dan tingkat vibrasi tereksitasi (Hendayana, dkk., 1994). Namun demikian tidak semua ikatan dalam molekul dapat menyerap energi infra merah meskipun mempunyaiSteric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA I- 10

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

frekuensi radiasi sesuai dengan gerakan ikatan. Hanya ikatan yang mempunyai momen dipol dapat menyerap radiasi infra merah (Sastrohamidjojo, 1992). Umumnya daerah radiasi infra merah (IR) terbagi dalam daerah IR dekat (14290-4000 cm-1), IR jauh (700-200 cm-1) dan IR tengah (4000-666 cm-1). Daerah yang paling banyak digunakan untuk keperluan penyidikan terbatas pada daerah IR tengah (Silverstein et al., 1986). Vibrasi rentangan dapat dibedakan vibrasi rentangan simetri dan vibrasi rentangan asimetri. Sedangkan vibrasi bengkokan dibedakan menjadi guntingan (scissoring), kibasan (waging), pelintiran (twisting) dan goyangan (rocking). Ragam vibrasi rentangan dan bengkokan ditunjukkan oleh Gambar berikut :

Gambar 1. Vibrasi rentangan : (a) Rentangan simetri, (b) rentangan asimetri. Vibrasi bengkokan : (c) Guntingan, (d) Goyangan, (e) Kibasan dan (f) Pelintiran (Sastrohamidjojo, 1992) Contoh spektra FTIR :

Steric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

I- 11

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

Cara membaca spektra FTIR : 1. Tentukan sumbu X dan Y-sumbu dari spektrum. X-sumbu dari spektrum IR diberi label sebagai "bilangan gelombang" dan jumlahnya berkisar dari 400 di paling kanan untuk 4.000 di paling kiri. X-sumbu menyediakan nomor penyerapan. Sumbu Y diberi label sebagai "transmitansi Persen" dan jumlahnya berkisar dari 0 pada bagian bawah dan 100 di atas. 2. Tentukan karakteristik puncak dalam spektrum IR. Semua spektrum inframerah mengandung banyak puncak. Selanjutnya melihat data daerah gugus fungsi yang diperlukan untuk membaca spektrum. 3. Tentukan daerah spektrum di mana puncak karakteristik ada. Spektrum IR dapat dipisahkan menjadi empat wilayah. Rentang wilayah pertama dari 4.000 ke 2.500. Rentang wilayah kedua dari 2.500 sampai 2.000. Ketiga wilayah berkisar dari 2.000 sampai 1.500. Rentang wilayah keempat dari 1.500 ke 400. 4. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah pertama. Jika spektrum memilikiSteric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA I- 12

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

karakteristik puncak di kisaran 4.000 hingga 2.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh NH, CH dan obligasi OH tunggal. 5. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah kedua. Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.500 hingga 2.000, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan rangkap tiga. 6. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah ketiga. Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.000 sampai 1.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan rangkap seperti C = O, C = N dan C = C. 7. Bandingkan puncak di wilayah keempat ke puncak di wilayah keempat spektrum IR lain. Yang keempat dikenal sebagai daerah sidik jari dari spektrum IR dan mengandung sejumlah besar puncak serapan yang account untuk berbagai macam ikatan tunggal. Jika semua puncak dalam spektrum IR, termasuk yang di wilayah keempat, adalah identik dengan puncak spektrum lain, maka Anda dapat yakin bahwa dua senyawa adalah identik.

Tabel daerah gugus fungsi pada IR :

Steric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

I- 13

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

Steric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

I- 14

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

Steric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

I- 15

Perbandingan Sifat Fisik dan Mekanik Plastik Pati Durian dengan Plastik Biodegradable Lokal

Steric (114070020) Faizar Satia Insanu (114090005) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

I- 16