bab i pendahuluan -...

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organizational Citizenship Behavior (OCB) semakin mendapat perhatian baik dari kalangan akademis maupun praktisi organisasional. Hal ini tidak terlepas dari semakin pentingnya perilaku ini dalam menunjang keefektifan organisasional. Katz (1964) mengisyaratkan peran penting OCB bagi organisasi ketika menemukakan bahwa tanpa keterlibatan karyawan di dalam perilaku-perilaku peran ekstra, organisasi akan menjadi sebuah sistem sosial yang rapuh dan segera akan tergilas dalam persaingan (Robinson dan Morrison, 1995). Bahkan dikatakan perilaku ini menjadi semakin penting dalam kondisi dimana basis kompetisi telah bergeser dan tergantung pada produktivitas, fleksibilitas, kecepatan untuk merespon perubahan, serta kemampuan berinovasi. Seperti kondisi yang kita hadapi saat ini. Penelitian terkini mengungkapkan bahwa ketertiban karyawan dalam OCB memiliki hubungan yang positif dengan out come organisasional, seperti kinerja dan unit kerja penjualan. Selain itu Bolino, Turnelly, dan Bloodgood (2002) menyatakan bahwa OCB berpeluang untuk mendukung terciptanya sosial kapital dalam organisasi, yang selanjutnya akan meningkatkan kinerja organisasional sekaligus menciptakan sumber keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya penelitian-penelitian untuk menggali lebih dalam anteseden yang membentuk perilaku ini. Namun Konovsky dan Pugh (1994)

Upload: ngonguyet

Post on 11-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Organizational Citizenship Behavior (OCB) semakin mendapat perhatian

baik dari kalangan akademis maupun praktisi organisasional. Hal ini tidak terlepas

dari semakin pentingnya perilaku ini dalam menunjang keefektifan organisasional.

Katz (1964) mengisyaratkan peran penting OCB bagi organisasi ketika

menemukakan bahwa tanpa keterlibatan karyawan di dalam perilaku-perilaku

peran ekstra, organisasi akan menjadi sebuah sistem sosial yang rapuh dan segera

akan tergilas dalam persaingan (Robinson dan Morrison, 1995). Bahkan dikatakan

perilaku ini menjadi semakin penting dalam kondisi dimana basis kompetisi telah

bergeser dan tergantung pada produktivitas, fleksibilitas, kecepatan untuk

merespon perubahan, serta kemampuan berinovasi. Seperti kondisi yang kita

hadapi saat ini. Penelitian terkini mengungkapkan bahwa ketertiban karyawan

dalam OCB memiliki hubungan yang positif dengan out come organisasional,

seperti kinerja dan unit kerja penjualan. Selain itu Bolino, Turnelly, dan

Bloodgood (2002) menyatakan bahwa OCB berpeluang untuk mendukung

terciptanya sosial kapital dalam organisasi, yang selanjutnya akan meningkatkan

kinerja organisasional sekaligus menciptakan sumber keunggulan kompetitif yang

berkesinambungan.

Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional

mendorong munculnya penelitian-penelitian untuk menggali lebih dalam

anteseden yang membentuk perilaku ini. Namun Konovsky dan Pugh (1994)

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

2

menyatakan bahwa perkembangan teori-teori OCB masih terkesan lamban.

Pernyataan ini diperkuat oleh Podsakoff et al., 2000; dalam Cardena, Lawrence &

Bentler, 2003) yang menyatakan bahwa penelitian-penelitian berkaitan dengan

faktor-faktor yang mempengaruhi OCB masih berada pada tahapan awal.

Akibatnya, basis teori untuk membuat justifikasi mengenai peran penting OCB

bagi keefektifan organisasional juga masih lemah (Bolino et al., 2002). Untuk itu

masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai OCB, khususnya

mengenai anteseden-anteseden yang membentuk perilaku ini. Kenyataan ini

menarik minat penulis untuk melakukan penelitian lebih lama mengenai anteseden

OCB.

Mitchell, Holto, Lee, Sablynski, dan Erez (2001) mengemukakan konsep

baru berkaitan dengan ikatan (attachment) antara karyawan dengan organisasi

yang disebut dengan job embeddedness sebagai anteseden OCB. Konsep job

embeddedness menggambarkan bagaimana seorang karyawan terikat dengan

pekerjaan serta organisasi dimana dia bekerja karena akumulasi pengaruh aspek-

aspek yang berasal dari dalam pekerjaan (on-the-job) mau dari luar pekerjaan (off-

the-job) dalam (1) hubungan formal dan informal antara individu dengan

organisasi serta dengan individu lain di dalam organisasi (link to organization)

maupun dengan komunitas dimana dia tinggal (link to community). (2) kecocokan

antara individu dengan organisasi (fit to organization) maupun dengan komunitas

dimana dia tinggal (fit to community). (3) persepsi manfaat psikologis maupun

material yang diperoleh dengan menjadi bagian dari organisasi dan komunitas

yang sulit untuk dikorbankan oleh individu (organizational related sacrifice and

community related sacrife).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

3

Mitchell et al., (2001) mengemukakan bahwa makin kuat jalinan hubungan

dan kecocokan antara individu karyawan dengan lingkungan di dalam organisasi

maupun dengan komunitas di luar komunitas di luar organisasi, serta semakin

besar penggorbanan yang harus di lakukuan jika meninggalkan organisasi maupun

komunitas disekitarnya, maka semakin kuat pula individu tersebut

mempersepsikan dirinya terikat dengan organisasi maupun dengan pekerjaannya.

Ikatan antara karyawan dengan pekerjaan dan organisasinya ini selanjutnya

mampu mempenggaruhi perilaku-perilaku individu. Individu yang merasa ada

ikatan yang kuat (embedded) antara dirinya dengan pekerjaan organisasinya

cenderung memiliki intensi turnover serta perilaku turnover yang rendah

dibandingkan individu yang kurang merasa ada ikatan antara dirinya dengan

organisasi.

Persepsi ikatan karyawan pada pekerjaan dan organisasi, seperti yang

dicerminkan pada konsep job embeddedness ini, juga berpeluang mendorong

karyawan untuk terlibat dalam perilaku-perilaku peran ekstra yang memberikan

kemanfaatan bagi keefektifan organisasi, khususnya OCB. Namun dugaan ini

belum teruji secara empiris. Oleh karenanya dalam penelitian ini akan di uji

bagaimana peran job embeddedness dalam memprediksikan ketertiban karyawan.

Penelitian job embeddedness diduga memiliki hubungan yang positif dengan

OCB. Meskipun demikian, kausalitas hubungan antara job embeddedness dan

OCB diduga di mediasi oleh variabel yang mencerminkan kepedulian atau rasa

tanggung jawab karyawan terhadap organisasi, sebagai perwujudan atau

manifestasi sikap dari terbentuknya persepsi keterikatan karyawan pada organisasi

tempat dia bekerja.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

4

O’Reilly dan Chatman (1989) mengemukakan bahwa ikatan psikologis

antara karyawan dengan organisasi dapat menumbuhkan kepedulian karyawan

akan kemakmuran organisasi serta kesediaan karyawan untuk secara sukarela

mencurahkan upaya demi kepentingan organisasi. Shore dan Wayne (1993)

mengemukakan bahwa perilaku peran ekstra seperti OCB cenderung akan

dilakukan karyawan ketika mereka merasa ada semacam kewajiban untuk

membalas tindakan positif yang dilakuakan oleh organisasi.

Persepsi embeddeness individu pada organisasi, sebagai bentuk keterkaitan

individu terhadap organisasi. dapat mendorong timbulnya kepedulian atau rasa

tanggung jawab individu terhadap organisasi. Hal ini dapat disebabakan karena

individu yang embedded akan mempersepsikann dirinya sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari organisasinya (Mitchell et al., 2001). Persepsi ini akan

mendorong individu untuk merasa bahwa kepentingan-kepentingan organisasi,

sebagai tekanan dalam hubungan yang embedded ini, menjadi salah satu

kewajiban atau tanggung jawabnya. Perasaan kepedulian terhadap organisasi ini

selanjutnya diduga akan mendorong karyawan untuk terlibat dalam OCB, sebagai

bentuk aktualisasi perilaku yang diarahkan demi keefektifan organisasional.

Pengujian peran job embeddeness dalam konteks organisasi masih relatif jarang

dilakukan di Indonesia. Sehubungan dengan belum adanya pengunaan yang secara

spesifikasi menguji peran job embeddedness terhadap OCB, pengembangan

hipotesis dengan hubungan positif job embeddeness dan OCB akan dikaji dengan

menggunakan beberapa konsep sikap (attitude) yang memiliki kemiripan dengan

job embeddedness serta telah memperoleh dukungan empiris sebagai konsep yang

memilki hubungan positif dengan OCB, yaitu komitmen organisasional akan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

5

kepuasan kerja

Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan

judul “Pengaruh Job Embeddedness Terhadap Organizational Citizenship

Behavior (OCB) Pada BANK BUKOPIN Jakarta”.

1.2 Alasan Pemilihan Judul

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dengan judul “Pengaruh Job

Embeddedness Terhadap Organization Citizenship Behavior (OCB) pada Bank

BUKOPIN”. Penulis memilih judul diatas dengan beberapa alasan:

1. Bahwa judul yang diangkat relevan dengan ilmu yang di dapat oleh penulis

yaitu, ilmu Ekonomi Manajemen dengan konsentrasi Manajemen Sumber

Daya Manusia (MSDM).

2. Bahwa judul di atas belum banyak dijadikan objek penelitian di kampus dan

releven untuk diangkat sebagai topik penelitian.

3. Penulis ingin mengetahui dan membuktikan apakah terdapat pengaruh dari job

embeddedness terhadap organization citizenship behavior (OCB) di BANK

BUKOPIN Jakarta..

1.3 Rumusan Masalah

Pengaruh job embeddeness terhadap OCB menarik untuk dikaji menggingat

arti penting OCB bagi keefektifan organisasional. Salah satu keunikan yang ada

dalam konsep job embeddeness ini adalah terlibatnya pengukuran terhadap aspek-

aspek diluar lingkungan organisasi dan sekaligus aspek-aspek yang dibentuk oleh

lingkungan organisasional sebagai pendorong seseorang untuk terikat pada

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

6

organisasi dimana dia bekerja. Hal ini membuka peluang untuk menggali

bagaimana dampak akumulasi kekuatan-kekuatan dari luar maupun dari dalam

lingkungan kerja yang mendorong karyawan untuk terikat dengan organisasi dan

pekerjaanya, pada keterlibatan karyawan dalam perilaku-perilaku citizenship.

Fokus pertama dalam penelitian ini adalah untuk menguji kemungkinan

hubungan atau korelasi positif antara job embeddedness dengan OCB.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah

yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

Apakah job embeddedness memiliki hubungan yang positif dengan perilaku-

perilaku citizenship para pekerja pada BANK BUKOPIN Jakarta dalam penelitian

ini.

1.4 Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan menghindari hal-hal yang

tidak sesuai dengan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang diteliti

pada :

1. Penelitian dilakukan pada karyawan yang bekerja di BANK BUKOPIN yang

beralamat di Jl. MT. Haryono KAV 50-51 Jakarta.

2. Job Embeddedness merupakan akumulasi kekuatan yang berasal dari faktor-

faktor dalam maupun dari luar lingkungan kerja, mendorong karyawan untuk

bertahan (terikat) dengan pekerjaan serta institusi tempat dia bekerja saat ini.

Terdapat enam dimensi pembentuk embedded, yaitu : (1) hubungan formal

dan informal antara individu dengan organisasi dan dengan individu lain

dalam organisasi (link to organization); (2) hubungan antara individu dengan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

7

komunitas dimana dia tinggal (link to community); (3) persepsi kecocokan dan

kenyamanan antara individu dengan organisasi (fit to organization); (4)

persepsi kecocokan dan kenyamanan dimana dia tinggal (fit to community);

(5) manfaat psikologis maupun material yang diperoleh dengan menjadi

bagian dari organisasi dan sulit untuk dikorbankan oleh individu karyawan

(organization related sacrifice); (6) manfaat psikologis maupun material yang

diperoleh dengan menjadi bagian dari masyarakat dan sulit untuk dikorbankan

oleh komunitas dia tinggal (community related sacrifice).

3. Oganizational citizenship Behavior (OCB) merupakan perilaku-perilaku yang

dilakukan secara sukarela dan secara sengaja oleh karyawan untuk menunjang

keefektifan organisasional, dan merupakan bentuk perilaku yang tidak secara

formal diakui dalam sistem reward organisasi (Organ, 1988 dalam Robinson

& Morrison, 1995). Terdapat tiga dimensi dalam OCB ini, yaitu : altruism

(sifat mementingkan orang lain), concientiousness (perilaku-perilaku yang

ditujukan sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan serta kebijakan

organisasi), loyalty (kesetiaan).

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini diharapkan akan membantu para praktisi sumber daya

manusia dalam membuat kebijkan-kebijakan yang dapat mendorong karyawan

untuk terlibat dalam perilaku-perilaku peran ekstra. Selanjutnya, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori-teori mengenai

OCB, khususnya anteseden-anteseden yang membentuk perilaku ini.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

8

1.6. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berarti dan

pengetahuan mengenai pengaruh job embeddedness terhadap organization

citizenship behavior (OCB).

2. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan sarana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh

selama menuntut ilmu di bangku perkuliahan dan manambah wawasan atau

menambah pengetahuan penulis khususnya dalam bidang perilaku

organisasional dan sumber daya manusia ke dalam kondisi yang riil.

3. Bagi pihak Lain / Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan pengetahuan dan

wawasan para pembaca dan dapat berguna sebagai bahan masukan untuk

membahas berbagai masalah khususnya mengenai pengaruh job

embeddedness terhadap OCB.

1.7 Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual merupakan kerangka berfikir yang berfungsi sebagai

penuntun alur pikir dan dasar penelitian ini yang secara diagramik adalah:

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Penelitian : Pengaruh Job Embeddedness Terhadap Organizational Citizenship Behavior

Job Embeddedness • Link to organization • Link to community • Fit with organization • Fit with community • Organizational sacrifice • Community sacrifice

Organizational Citizenship behavior

• Altruism • Conscientiousness • Loyalty

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

9

1.8 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara dari perumusan masalah yang harus

di buktikan kebenarannya. Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka

penulis mengajukan hipotesis sementara. Penelitian ini merupakan penelitian

empiris yang bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh job embeddeness

terhadap organizational citizenship behavior dan membantu para praktisi sumber

daya manusia dalam membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong

karyawan untuk terlibat dalam perilaku-perilaku peran ekstra. Selanjutnya,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori-

teori mengenai OCB, khususnya anteseden-anteseden yang membentuk perilaku

ini.

Berdasarkan landasan teori dan permasalahan yang akan diteliti maka

hipotesis alternatif yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :

Adanya hubungan yang positif antara job embeddedness dengan perilaku-perilaku

citizenship karyawan.

1.9. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini metodologi penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagai

berikut :

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu Bank BUKOPIN di Jakarta yang

beralamat di Jl. M.T. Haryono KAV 50-51 Jakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari 20 April 2006 sampai 26 April 2006.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

10

3. Populasi Dan Sampel

Populasi :

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi

dalam jumlah ini adalah semua karyawan Bank Bukopin yang berjumlah 250

orang karyawan.

Sampel :

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek

sesungguhnya dalam penelitian, dimana jumlah sampel lebih sedikit dari

jumlah populasi. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak

200 sampel atau responden yang merupakan karyawan Bank Bukopin Jakarta.

Metode pengambilan sampel yang di pakai adalah metode “simple random

sampling”, dimana setiap unsur dalam populasi di ikut sertakan sebagai

sampel.

Ukuran yang sesuai untuk AMOS adalah antara 100-200 sampel (Hair

dalam Ferdinand,2000).

4. Sumber Data dan Jenis Data

Data Primer :

Merupakan informasi yang dikumpulkan langsung oleh penulis dari

sumbernya. Dalam hal ini penulis bertindak sebagai pengumpul data sehingga

data yang diperoleh dapat dipercaya. Pada penelitian ini data primer diperoleh

dari riset lapangan dengan melalui instrument kuisioner, wawancara dan

observasi. Kuisioner dilakukan dengan terlebih dahulu mempersiapkan daftar

pertanyaan atau kuisioner yang dicobakan pada responden atau karyawan

Bank Bukopin Jakarta. Dengan cara ini responden atau karyawan membaca

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

11

semua pertanyaan yang ada, kemudian memilih salah satu jawaban yang

tersedia yang mana dirasa paling sesuai menurutnya. Oleh karena data yang

diperoleh dari perusahaan bersifat kualitatif maka data tersebut perlu

dikuantitatifkan untuk menjaga kebenaran di masa yang akan datang. Untuk

itu pemilihan atas jawaban yang dilakukan dengan menggunakan “skala

likert”. Skala Likert merupakan skala yang berisi lima tingkat jawaban

mengenai kesetujuan responden terhadap statement atau pernyataan yang

dikemukakan mendahului opsi jawaban yang disediakan. Dalam skala likert

yang asli, tingkat kesetujuan terhadap statement dalam angket dikelompokkan

sebagai berikut: (Ghozali, Imam, 2001:132).

Alternatif Jawaban Keterangan Nilai Jawaban

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 1.1. Skala Likert

Data Sekunder :

Informasi yang dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder yang diperoleh

melalui literatur-literatur, buku, jurnal, artikel, yang berhubungan dengan

penelitian.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

12

1.10. Metode Analisis Data

Metode ini menggunakan alat pengukur kuantitatif seperti : uji validitas dan

reliabilitas kuesioner, analisis prosentase, dan analisis SEM.

1.10.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Analisis validitas dan reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui

kuesioner yang diberikan kepada responden valid dan reliabel. Suatu alat ukur

dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu.

Sedangkan suatu alat ukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu

gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi

alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama.

1.10.2. Analisis Prosentase

Analisis prosentase adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

profil dari responden yang diteliti. Untuk menganaliti profil responden yang

mana, yang paling banyak jumlahnya atau memiliki nilai prosentase tertinggi

berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, masa kerja. Rumus analisis

prosentase adalah sebagai berikut (Bowen & Staar, 1982) :

%100×Χ

=N

p

Dimana :

p = nilai persentase

X = jumlah responden dengan karakteristik tertentu

N = jumlah responden keseluruhan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

13

1.10.3. Analisis SEM

Structural Equation Model adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal

yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif

rumit, sebagai teknik multivarian yang mengkombinasikan dengan analisis

regresi dan analisis faktor untuk menilai sebuah rangkaian dari interelasi

ketergantungan secara bersama. SEM telah luas dikenal dalam penelitian-

penelitian manajemen melalui berbagai nama antara lain : causal analysis,

causal modeling, simultaneous equation modeling atau analisis struktur

kovarians. Seringkali SEM juga disebut Confirmatory Factor Analysis.

Salah satu program komputer yang bisa digunakan untuk analisis SEM

adalah program AMOS (Analysis of Moment Structure), yang merupakan

salah satu program canggih saat ini untuk mengolah model-model

penelitian yang multidimensi dan berjenjang.

SEM cocok digunakan untuk :

• Menguji kesesuaian model sekaligus hubungan kausalitas antar faktor

yang dibangun/diamati dalam model tersebut.

• Menguji kesesuian/ketepatan sebuah model berdasarkan data empiris

yang diteliti.

• Mengkonfirmasi unidimensionalitas dari berbagai indikator untuk

sebuah konstruk/konsep/faktor.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

14

1.10.3.1. Konvensi SEM

Beberapa konvensi yang berlaku dalam diagram SEM adalah sebagai berikut :

1. Variabel terukur (Measured variable)

Variabel ini disebut juga observed variables, indicator variables, atau

manifest variables, yang digambarkan dalam bentuk segi empat atau bujur

sangkar.

2. Faktor

Faktor adalah sebuah variabel bentukan yang dibentuk melalui indikator-

indikator yang diamati dalam dunia nyata (Ferdinand, 2002 : 10). Oleh karena

itu variabel bentukan disebut juga latent variables, construct atau unobserved

variables, yang digambarkan dalam bentuk diagram lingkar atau oval atau

elips.

3. Hubungan antar variabel

Hubungan antar variabel dinyatakan melalui garis (Ferdinand, 2002 : 11).

Karena itu bila tidak ada garis berarti tidak ada hubungan langsung yang

dihipotesakan.

Bentuk-bentuk hubungan antar variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Garis dengan anak panah satu arah (→)

Garis ini menunjukkan adanya hubungan yang dihotesiskan antara dua

variabel, dimana variabel yang dituju oleh anak panah merupakan variabel

dependen. Dalam SEM terdapat dua kelompok hipotesis dengan anak

panah satu arah, yaitu :

• Hipotesa mengenai dimensi faktor.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

15

Dimensi-dimensi sebuah faktor akan terlihat dalam diagram SEM

melalui anak panah satu arah yang digunakan. Anak panah dari

variabel laten yang menuju ke variabel indikator (variabel dependen),

secara bersama-sama dihipotesakan sebagai dimensi dari sebuah

konsep atau faktor.

• Hipotesa mengenai hubungan regresi.

Hipotesa mengenai pengaruh satu atau beberapa variabel independen

terhadap satu atau beberapa variabel dependen, dinyatakan pula

dalam satu anak panah satu arah. Anak panah satu arah dari variabel

dependen menuju variabel independen menunjukkan hipotesa yang

menyatakan bahwa ada penggaruh variabel dependen terhadap variabel

independen.

b. Garis dengan anak panah dua arah (↔)

Garis ini menunjukkan hubungan yang tidak dianalisis. Anak panah dua

arah ini dalam pemodelan SEM digunakan untuk menggambarkan

kovarians atau korelasi antara dua buah variabel.

1.10.3.2 Uji Kesesuaian dan Uji Statistik

Dalam analisis SEM tidak ada alat uji tunggal untuk mengukur atau

menguji hipotesis mengenai model (pendapat Hair dalam Ferdinand, 2005 : 84).

Umumnya terdapat berbagai fenis fit index yang digunakan untuk mengukur

derajad kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data yang disajikan.

Para peneliti diharapkan untuk melakukan pengujian dengan menggunakan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

16

beberapa fit index untuk mengukur kebenaran model yang diajukannya. Tabel 1.2.

berikut ini disajikan Goodness-of-fit indices (Ferdinand, 2005 : 92).

Goodness of fit index Cut-off value Significance probability Diharapkan kecil

Chi - square ≥ 0,05 RMSEA ≤ 0,08

GFI ≥ 0,90 AGFI ≥ 0,90

CMIN / DF ≤ 2,00 TLI ≥ 0,95 CFI ≥ 0,95

Tabel 1.2. Goodness-of-fit Index

Dari tabel 1.2. disajikan Goodness-of-fit indices dan berikut ini adalah

beberapa indeks kesesuaian dan cut-off valuenya untuk digunakan dalam menguji

apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak

1. χ2 (chi – square statistic)

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah

likelihood - Ratio chi – square statistic (χ2). Chi – square ini bersifat sangat

sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karena itu bila jumlah

sampel cukup besar yaitu melebihi 200 sampel, maka statistik chi – square

harus didampingi oleh alat uji lainnya (pendapat Hair dalam Ferdinand,

2005:84). Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai

chi – squarenya rendah. Semakin kecil nilai χ2 semakin baik model itu (karena

dalam uji beda chi-square, χ2 = 0, berarti benar-benar tidak ada perbedaan, H0

diterima) dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar

p>0,05 atau p>0,10 (pendapat Hulland dikutip dalam Ferdinand). Program

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

17

Amos akan memberikan nilai chi-square dengan perintah \cmin dan nilai

probabilitas dengan perintah \p, serta besarnya degree of freedom dengan

perintah \df.

2. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk

mengkompensasi chi – square statistic dalam sampel yang besar (pendapat

Baumgarter & Homburg dalam Ferdinand). Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi

(pendapat Hair dalam Ferdinand). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama

dengan 0,08 merupakan indeks yang dapat diterimanya model yang

menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degree of freedom.

Program Amos akan memberikan nilai RMSEA dengan perintah \rmsea.

3. GFI (Goodness of fit index)

Indeks kesesuaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang

dari varians dalam matriks kovarian sampel yang dijelaskan oleh matriks

kovarians populasi yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-

statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0

(perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better

fit”. GFI yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0,90. Program Amos akan

memberikan nilai GFI dengan perintah \gfi.

4. AGFI (Adjusted Goodness of fit index)

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

18

Tanaka dan Huba dalam Ferdinand menyatakan bahwa GFI adalah

analog dari R2 dalam regresi berganda. Fit index ini dapat diadjust terhadap

degress of freedom yang tersedia (Ferdinand, 2005:87).

Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI

mempunyai nilai ≥ 0,90, ini pendapat dari Hair dan Hulland (Ferdinand, 2005

: 88). Perlu diketahui bahwa baik GFI maupun AGFI adalah kriteria untuk

memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks

kovarians sampel.

Nilai sebesar 0,95 dapat diinterprestasikan sebagai tingkatan yang baik

(good overall model fit) sedangkan besaran nilai antara 0,90 – 0,95

menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit). AGFI yang diharapkan adalah

sebesar ≥ 0,90. Program Amos akan memberikan nilai AGFI dengan perintah

\agfi.

5. CMIN / DF

The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi dengan

degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN / DF, yang umumnya

dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur

tingkat fitnya sebuah model. Menurut Arbuckle, dalam hal ini CMIN / DF

tidak lain adalah statistik chi – square, χ2 dibagi DF nya sehingga disebut χ2

relatif. Nilai χ2 relatif kurang dari 2,00 atau bahkan kurang dari 3,00 adalah

indikasi dari acceptable fit antara model dan data (Ferdinand, 2005 : 89).

Program Amos akan memberikan nilai CMIN / DF dengan perintah \cmindf.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

19

6. TLI (Tuckor Lewis Index)

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan

sebuah model yang diuji terhadap baseline model (pendapat Baumgartner &

Homburg dalam Ferdinand). Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan

untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95 (menurut pendapat

Hair dalam Ferdinand), dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a

very good fit (menurut Arbuckle). TLI yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0,95.

Program Amos akan memberikan nilai TLI dengan perintah \tli.

7. CFI (Comparative Fit Index)

Menurut Arbuckle, besaran indeks CFI adalah pada rentang nilai sebesar

0 – 1 yang mengindikasikan tingkat fit yang tinggi (a very good fit). Nilai

yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,95 (Ferdinand, 2005 : 91).

Keunggulan dari indeks ini adalah bahwa indeks ini besarnya tidak

dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur

tingkat penerimaan sebuah model. Menurut Hulland seperti dikutip dalam

Ferdinand bahwa dalam penilaian model, indeks TLI dan CFI sangat

dianjurkan untuk digunakan karena indeks-indeks ini relatif tidak sensitif

terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi pula oleh kerumitan model

(Ferdinand, 2005 : 92). Program Amos akan memberikan nilai CFI dengan

perintah \cfi.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

20

Sistematika Penulisan

Secara sistematika, penulisan skripsi ini terdiri dari lima (V) bab yang

dapat diuraikan sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan

Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, alasan

pemilihan judul, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka konseptual, hipotesis, metodologi

penelitian, metode analisis data, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Dalam bab ini dikemukakan mengenai teori-teori yang berhubungan

dengan penelitian tersebut, antara lain pengertian job embeddedness,

yang meliputi definisi dan karakteristik job embeddedness, dimensi-

dimensi pembentuk job embeddedness, dan dampak job embeddedness

terhadap perilaku karyawan. Pengertian oganizational citizenship

behavior (OCB), yang meliputi : definisi dan karakteristik oganizational

citizenship behavior, dimensi perilaku oganizational citizenship

behavior, arti penting oganizational citizenship behavior bagi

organisasi. Serta penelitian terdahulu.

Bab III Gambaran Umum Perusahaan

Dalam bab ini dikemukakan mengenai sejarah singkat perusahaan,

lokasi perusahaan, visi dan misi struktur organisasi, jam kerja, gaji,

kegiatan sosial kemasyarakatan, layanan bank, divisi komersial, divisi

treasury dan international banking, keuntungan bank, dan struktur

organisasi

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11024018/339a006d3...Peran penting OCB dalam mendukung keefektifan organisasional mendorong munculnya

21

Bab IV Analisis Data

Dalam bab ini dikemukakan mengenai pengolahan data dan analisis data

serta penafsiran hasil analisis yang diperoleh dari kuesioner.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Merupakan bab akhir dalam rangkaian penelitian yang berisi tentang

kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasn penelitian, dan saran yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran