bab i pendahuluan - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan...

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan gambaran nyata sebuah kehidupan tentang perjalanan manusia dengan berbagai permasalahan yang menyelimutinya. Sastra bermanfaat karena di dalamnya terkandung gagasan-gagasan berupa ajaran, petuah-petuah dan pengetahuan-pengetahuan. Penciptaan karya sastra bagi seorang pengarang tentu mengedepankan nilai estetik, keaslian, keutuhan, dan ungkapan. Hal ini penting karena sebuah karya sastra tidak hanya dinikmati oleh pengarangnya tetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra disebutkan bahwa karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindhan dalam isi, dan ungkapannya (Sadjiman, 1990:68). Sastra merupakan hasil ekspresi manusia yang indah, sama kedudukannya dengan seni, dan diciptakan untuk dinikmati penikmatnya (pembaca). Wellek dan Warren dalam Kurniawan (2012:1) mendefinisikan sastra sebagai karya imajinatif yang bermediakan bahasa yang mempunyai nilai estetik dominan. Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 1984:1). Sastra yang dilahirkan pengrang diharapkan mampu memberikan kepuasan estetik dan intelektual bagi pembaca, seorang pengarang mengekspresikan hal-hal yng dialaminya dalam kehidupan nyata dan dituangkan kedalam karya-karya berwujud tulisan. Arti dari 1

Upload: doanthu

Post on 03-May-2019

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan gambaran nyata sebuah kehidupan tentang perjalanan

manusia dengan berbagai permasalahan yang menyelimutinya. Sastra bermanfaat

karena di dalamnya terkandung gagasan-gagasan berupa ajaran, petuah-petuah

dan pengetahuan-pengetahuan. Penciptaan karya sastra bagi seorang pengarang

tentu mengedepankan nilai estetik, keaslian, keutuhan, dan ungkapan. Hal ini

penting karena sebuah karya sastra tidak hanya dinikmati oleh pengarangnya

tetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh

masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra disebutkan

bahwa karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti

keorisinilan, keartistikan, keindhan dalam isi, dan ungkapannya (Sadjiman,

1990:68). Sastra merupakan hasil ekspresi manusia yang indah, sama

kedudukannya dengan seni, dan diciptakan untuk dinikmati penikmatnya

(pembaca). Wellek dan Warren dalam Kurniawan (2012:1) mendefinisikan sastra

sebagai karya imajinatif yang bermediakan bahasa yang mempunyai nilai estetik

dominan.

Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dinikmati, dipahami dan

dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 1984:1). Sastra yang dilahirkan

pengrang diharapkan mampu memberikan kepuasan estetik dan intelektual bagi

pembaca, seorang pengarang mengekspresikan hal-hal yng dialaminya dalam

kehidupan nyata dan dituangkan kedalam karya-karya berwujud tulisan. Arti dari

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

2

sebuah karya sastra ditentukan oleh maksud si pengarang (Sugihastuti, 2011:13).

Karya sastra mempunyai tiga komponen yang saling berhubungan erat yaitu

pengarang, pembaca dan masyarakat penikmatnya. Pengarang merupakan bagian

dari masyarakat yang menciptakan karya sastra dan inspirasi dari kehidupan

masyarakat. Jadi karya sastra terlahir, terinspirasi dari masyarakat (Sayuti,

2000:126).

Menurut ragamnya, karya sastra dibedakan menjadi tiga jenis yaitu prosa,

puisi dan drama. Secara umum konvensi yang paling dasar adalah penggolongan

jenis-jenis teks sastra menjadi tiga genre, yakni prosa, puisi, dan drama (Budianta,

2006:16).

Cerita fiktif atau cerita rekaan merupakan jenis karya sastra berbentuk

prosa. Roman adalah karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya

menurut watak dan isi jiwa masing-masing (KBBI, 2007:961). Roman adalah

bentuk prosa yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka

dukanya. Pelaku utama sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai

dewasa bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek

kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-

cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas

seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.

Objek dalam penelitian ini adalah roman Dahuru Ing Loji Kepencil.

Dahuru Ing Loji Kepencil adalah sebuah judul roman yang diterbitkan oleh

penerbit Sleman Yogyakarta pada 1 Juni 2015. Roman ini terdiri dari 172 halaman

dan iii halaman. Halaman 1 sampai dengan 88 adalah teks roman Dahuru Ing Loji

Kepencil, sedangkan halaman 89 sampai172 adalah ulasan sedikit tentang roman-

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

3

roman yang lain. Roman ini dibagi menjadi beberapa bab. Bab pertama berjudul

Nglencer Mantenan terdapat pada halaman 1 sampai dengan halaman 5. Bab

kedua berjudul Apa Deri Kuwi Thing-Thing terdapat pada halaman 6 sampai

dengan 13. Bab ketiga berjudul Dhayohe Para Bregajul terdapat pada halaman 14

sampai dengan halaman 21. Bab keempat berjudul Pak Bonet Wis Pesen Kamar

Telu terdapat pada halaman 22 sampai dengan 27. Bab kelima berjudul Wong

Methekel Tumindak terdapat pada halaman 28 sampai dengan 34. Bab keenam

berjudul Para Brandal Ninggalake Latar terdapat pada halaman 35 sampai

dengan 40. Bab ketujuh berjudul Santanu Godras Getih terdapat pada halaman 41

sampai halaman 47. Bab kedelapan berjudul Joni Nyegat Ing Ndalan terdapat

pada halaman 48 sampai halaman 54. Bab kesembilan berjudul Joni Joni Kena

Apa Kowe Jon terdapat pada halaman 55 sampai dengan halaman 61. Bab

kesepuluh berjudul Mati Aku Terus Cep terdapat pada halaman 62 sampai

halaman 68. Bab kesebelas berjudul Katiyasane Deri Karnasih terdapat pada

halaman 69 sampai dengan 75. Bab keduabelas berjudul Telu Saka Lanang Papat

terdapat pada halaman 76 sampai dengan 81. Bab ketigabelas berjudul Padha-

Padha Lapur terdapat pada halaman 82 sampai dengan halaman 87.

Sebelum diterbitkan dalam bentuk roman Dahuru Ing Loji Kepencil

pernah dimuat dalam bentuk cerita bersambung pada majalah Jawa yang

pemimpin redaksinya adalah Suparta Brata sendiri. Cerita bersambung ini dimuat

pada Tabloid Jawa Anyar diterbitkan oleh Kandhang Dara Kota terbit Solo pada

tanggal 29 Juli 1993. Upaya melancarkan tabloid atau majalah baru agar

mendapatkan pasaran kepada pembaca maka ceritanya dibuat liar dan banyak

perilaku kasar (wawancara dengan Hoery, jumat 25 November 2016). Penulis

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

4

memilih objek ini karena ditulis oleh pengarang yang sangat kreatif dan jumlah

karyanya untuk pengarang sastra Jawa modern belum ada yang menandingi

jumlah karyanya (wawancara dengan Hoery, Jumat 25 november 2016).

Permasalahan yang diangkat dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya

Suparta Brata ini tentang permasalahan sosial yaitu kriminalitas. Kriminalitas

adalah berasal dari kata crime yang artinya kejahatan, bisa disebut kriminalitas

karena menunjukkan suatu perbuatan jahat atau tingkah laku kejahatan menurut

S. Wojowasito dan W. J. S. Poerwodarminta (1939). Kriminalitas secara harfiah

berasal dari kata “crimen”yang berarti kejahatan atau penjahat dan logos yang

berarti ilmu tentang kejahatan atau penjahat, ditemukan oleh seorang antropologi

Perancis P. Topinard (Santoso, 2005:9).

Pendekatan yang sesuai dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi

sastra. Sosiologi sastra ilmu yang mengkaji segala aspek kehidupan sosial

manusia. Pendekatan sosiologi sastra adalah pendekatan yang bergerak dari

faktor-faktor sosial yang terdapat dalam karya sastra dan selanjutnya digunakan

untuk memahami fenomena sosial yang ada di luar teks sastra. Pendekatan ini

melihat dunia sastra atau karya sastra sebagai mayornya dan fenomena sosial

sebagai minornya (Sangidu, 2002:27). Sosiologi dibagi menjadi tiga macam yaitu

sosiologi pengarang, yaitu pendekatan yang mempersalahkan status sosial

pengarang, ideologi pengarang, profesionalisme kepengarangan, dan lain

sebagainya penghasil sastra. Sosiologi karya sastra, pendekatan yang

mempermasalahkan isi sastra. Sosiologi pembaca, yaitu pendekatan yang

memasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra (Wellek dan Waren,

1990:111).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

5

Penelitian sejenis yang sudah penah diteliti adalah Lara Lapane Kaum

Republik diteliti oleh Krisna Pebryawan UNS tahun 2010, dengan menggunakan

Tinjauan Sosiologi Sastra tentang nilai-nilai patriotisme. Penelitian sejenis lainya

yaitu Pertiwi Chicha Kurniawati UNS tahun 2011 dengan judul novel Kelangan

Santang karya Suparta Brata tentang Konsep Hitam Putih Para Penyimpang.

Novel Asmarani karya Suparta Brata diteliti oleh Rinatri Wijayaningtyas UNS

tahun 2010 tentang konflik dan kepribadian tokoh.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah diperlukan agar sebuah penelitian tidak meluas dari

apa yang seharusnya dibahas dan supaya lebih terfokus. Permasalahan itu

nantinya akan diteliti untuk mencari pemecahan masalah. Perumusan masalah

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah struktur yang membangun roman Dahuru Ing Loji Kepencil

karya Suparta Brata berdasarkan teori struktur Robert Stanton yang meliputi

fakta-fakta cerita (alur, karakter, latar), tema, dan sarana-sarana sastra (judul,

sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme,ironi)?

2. Bagaimanakah aspek kriminalitas yang tercermin dalam roman Dahuru Ing

Loji Kepencil karya Suparta Brata?

3. Bagaimanakah relevansi aspek kriminalitas dalam roman Dahuru Ing Loji

Kepencil karya Suparta Brata di masa sekarang ini?

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menjadi faktor yang penting karena member arah yang

jelas dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian

yang hendak dicapai adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan struktur yang membangun roman Dahuru Ing Loji Kepencil

karya Suparta Brata berdasarkan teori struktur Robert Stanton yang meliputi

fakta-fakta cerita (alur, karakter, latar), tema, dan sarana-sarana cerita (judul,

sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme,ironi).

2. Mendeskipsikan aspek kriminalitas yang tercermin dalam roman Dahuru Ing

Loji Kepencil karya Suparta Brata.

3. Mendeskripsikan relevansi aspek kriminalitas dalam roman Dahuru Ing Loji

Kepencil karya Suparta Brata dimasa sekarang ini.

D. Batasan Masalah

Pembatasan masalah yang dimaksud pada hakikatnya beguna untuk

membatasi masalah, agar inti permasalahan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini tidak meluas. Penelitian ini dititikberatkan pada dua kajian yaitu: struktur yang

membangun roman Dahuru Ing Lodji Kepencil karya Suparta Brata yang meliputi

fakta-fakta cerita (alur, karakter, latar), tema, dan sarana-sarana sastra (judul,

sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme, ironi) dan mengungkap aspek

kriminalitas yang tercermin dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparta

Brata dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra serta merelevansikan ke

masa sekarang.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

7

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis

maupun praktis. Manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Manfaat teoretis

Manfaat teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memperkaya

khasanah pengetahuan dalam pengembangan penggunaan teori-teori sastra

khususnya dibidang sosiologi sastra. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah koleksi khasanah penelitian terhadap Sastra Jawa. Memberikan

gambaran sebuah model pendekatan yang dapat dipergunakan terhadap obyek-

obyek penelitian karya fiksi lainnya. Hal ini menggunakan pendekatan

struktural dimana keterkaitan antar unsur pembangunnya lebih ditekankan,

sehingga mampu mempertajam nuansa akademis bagi pembacanya.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis, pembaca dapat mengambil pelajaran dari roman ini bahwa di

era modern ini tingkat kriminalitas semakin meningkat jadi harus lebih

waspada demi keselamatan diri sendiri. Isi dapat digunakan sebagai bahan

pembinaan moral, dan lain-lain.

F. Landasan Teori

Teori diperlukan dalam proses penelitian sebuah karya sastra. Sebuah

objek penelitian bisa diteliti secara benar jika didasarkan dengan teori yang tepat

dan sesuai dengan objek kajian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

8

1. Pengertian Roman

Roman adalah karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya

menurut watak dan isi jiwa masing-masing (KBBI, 2007:961). Roman adalah

bentuk prosa yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala

suka dukanya. Roman pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa

kanak-kanak sampai dewasa bahkan sampai meninggal dunia. Roman

mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail

dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman

terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita

tersebut.

Menurut Tirtawirya (1983:101), roman mengandung banyak perbedaan

dengan novel. Roman terdapat lebih banyak pelaku cerita daripada novel.

Sebuah roman memungkinkan pengarang untuk memasukkan pelaku cerita

sebanyak mungkin. Masing-masing pelaku boleh menempuh jalan cerita

sendiri-sendiri, pokoknya nanti pada akhir cerita mereka pasti ketemu pada

satu tempat tujuan. Plot atau jalan cerita bercabang-cabang dan kecabangan

mana tentunya (mau tak mau) akan menyebabkan jalan cerita keseluruhan

menjadi longgar, tidak ketat, lamban atau tergenang.

Roman dalam pengertian modern adalah, cerita prosa yang

berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan (Van Lauwen, lewat

Jassin, 1961:70). Pengertian itu ditambah lagi dengan menceritakan tokoh

sejak dari ayunan sampai ke kubur dan lebih banyak melukiskan seluruh

kehidupan perilaku, mendalami sifat watak, dan melukiskan sekitar tempat

hidup. (Nurgiyantoro, 1994: 15-16).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

9

2. Teori Struktural

Pendekatan struktural dipandang juga sama dengan pendekatan

objektif. Struktur merupakan komponen paling utama yang membentuk karya

sastra. Kajian struktur dapat ditempuh dengan cara melakukan identifikasi,

pengkajian, dan pendeskripsian fungsi dan unsure intrinsik yang membangun

sebuah karya fiksi (Kasnadi dan Sutejo, 2010:4). Analisis struktural pada

dasarnya bertujuan untuk memaparkan secermat mungkin fungsi dan

keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama

menghasilkan sebuah keseluruhan.

Teori yang digunakan dalam menganalisis struktur roman Dahuru Ing

Lodji Kepencil karya Suparta Brata dengan menggunakan teori fiksi Robert

Stanton. Analisis strukturalnya yaitu fakta-fakta cerita yang meliputi karakter,

alur, latar, tema serta sarana-sarana sastra yang meliputi judul, sudut

pandang,gaya dan tone, simbolisme, dan ironi (Stanton, 2012:20).

a) Fakta-fakta cerita

Karakter, alur, dan latar merupakan fakta-fakta cerita. Elemen ini

jika dirangkum menjadi satu, semua elemen ini dinamakan “struktur

faktual” atau “tingkatan faktual”cerita.

1) Karakter

Karakter biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks

pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang muncul dalam

cerita. Konteks kedua, karakter merujuk pada percampuran dari

berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

10

individu-individu tersebut. Sebagian besar cerita dapat ditemukan satu

”karakter utama” yaitu karakter yang terkait dengan semua peristiwa

yang berlangsung dalam cerita. Karakter seseorang bisa diketahui dari

nama, deskripsi, eksplisit, dan komentar pengarang tentang karakter

yang bersangkutan (Stanton, 2012:33).

2) Alur

Secara umum alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa

dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-

peristiwa yang terhubung secara kasual saja. Peristiwa kasual

merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari

berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan

berpengaruh pada keseluruhan karya (Stanton, 2012:26).

Menurut Robert Stanton (2012:28), alur merupakan tulang

punggung cerita. Alur dapat membuktikan dirinya sendiri meskipun

jarang diulas panjang lebar dalam sebuah analisis. Sebuah cerita tidak

akan pernah seutuhnya dimengerti tanpa adanya pemahaman terhadap

peristiwa-peristiwa yang mempertautkan alur, hubungan kausalitas,

dan keberpengaruhnya. Sama dengan elemen-elemen yang lain, alur

memiliki hukum-hukum tersendiri, alur hendaknya memiliki bagian

awal, tengah, dan akhir yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat

menciptakan bermacam kejutan, dan memunculkan sekaligus,

mengakhiri ketegangan-ketegangan.

3) Latar

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

11

Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa

dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa

yang sedang berlangsung. Latar dapat berwujud dekor, waktu-waktu

tertentu (hari, bulan, tahun), cuaca, atau satu periode sejarah. Meski

tidak langsung merangkum orang-orang yang menjadi dekor dalam

cerita (Stanton, 2012:35).

b) Tema

Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan “makna” dalam

pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu

diingat. Ada banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kejadian

atau emosi yang dialami manusia seperti cinta, derita, rasa takut,

kedewasaan, keyakinan, penghianatan manusia terhadap diri sendiri,

disilusi, atau bahkan usia tua (Stanton, 2012:36-37). Tema merupakan

pernyataan generalisasi, akan sangat tidak tepat diterapkan untuk cerita-

cerita yang mengolah emosi karakter-karakternya (Stanton, 2012:37).

c) Sarana-sarana Sastra

Sarana-sarana sastra dapat diartikan sebagai metode (pengarang)

memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang

bermakna. Metode semacam ini perlu karena dengannya pembaca dapat

melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa

maksud fakta-fakta tersebut sehingga pengalamanpun dapat dibagi.

Sarana-sarana paling signifikan di antara berbagai sarana yang kita kenal

adalah karakter utama, konflik utama, dan tema utama. Tiga sarana ini

merupakan “kesatuan organis” cerita. Ketiga-tiganya terhubung demikian

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

12

erat, ketiganya menjadi focus cerita itu sendiri (Stanton, 2012:51). Sarana-

sarana sastra meliputi judul, sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme,

dan ironi.

1) Judul

Judul selalu relevan terhadap karya yang diampunya sehingga

keduanya membentuk satu kesatuan. Pendapat ini dapat diterima ketika

judul mengacu pada sang karakter utama atau satu latar tertentu

(Stanton, 2012:51).

2) Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan pusat kesadaran tempat kita dapat

memahami setiap peristiwa dalam cerita. Posisi ini memiliki hubungan

yang berbeda dengan tiap cerita, didalam atau diluar satu karakter,

menyatu atau terpisah secara emosional.

3) Gaya atau Tone

Gaya adalah cara pandang pengarang dalam menggunakan

bahasa. Campuran dari berbagai aspek seperti, kerumitan, ritme,

panjang pendek kalimat, detail, humor, kekonkretan, dan banyaknya

imaji dan metafora (dengan kadar tertentu) akan menghasilkan gaya.

Satu elemen yang sangat terkait dengan gaya adalah tone. Tone bisa

menampak dalam berbagai wujud, baik ringan, romantis, ironis,

misterius, senyap, bagai mimpi, atau penuh perasaan (Stanton,

2012:63).

4) Simbolisme

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

13

Salah satu cara untuk menampilkan gagasan dan emosi agar

tampak nyata adalah melalui “simbol”, simbol berwujud detail-detail

konkret dan faktual memiliki kemampuan untuk memunculkan

gagasan dan emosi dalam pikiran pembaca. Simbol dapat berwujud

apa saja, dari sebutir telur hingga latar cerita seperti satu objek,

beberapa objek bertipe sama, substansi fisis, bentuk, gerakan, warna,

suara, atau keharuman. Semua hal tersebut dapat menghadirkan satu

fakta terkait kepribadian seorang manusia, ambisi yang semu,

kewajiban manusia, atau romantisme masa muda (Stanton, 2012:64).

5) Ironi

Secara umum, ironi dimaksudkan sebagai cara untuk

menunjukkan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa yang telah diduga

sebelumnya. Ironi dapat ditemukan dalam hampir semua cerita

(terutama yang dikategorikan “bagus”). Bila dimanfaatkan dengan

benar ironi dapat memperkaya cerita seperti menjadikannya menarik,

menghadirkan efek-efek tertentu, humor atau pathos, memperdalam

karakter, merekatkan struktur alur, menggambarkan sikap pengarang,

dan menguatkan tema (Stanton, 2012:71).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

14

3. Pengertian Kriminalitas

Kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya kejahatan, bisa

disebut kriminalitas karena menunjukkan suatu perbuatan jahat atau tingkah

laku kejahatan oleh Wojowasito dan Poerwodarminta (1939). Kriminalitas

secara harfiah berasal dari kata “crimen”yang berarti kejahatan atau penjahat

dan logos yang berarti ilmu tentang kejahatan atau penjahat, ditemukan oleh

seorang antropologi Perancis P. Topinard (Santoso, 2005:9).

Kriminalitas atau tindakan criminal segala sesuatu yang melanggar

hukum atau sebuah tindakan kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang

kiminal biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh,

perampok, atau teroris. Kriminalitas sebagai gejala sosial, tidak hanya

merugikan bagi pelakunya tetapi juga masyarakat umum yaitu hilangnya

keseimbangan ketentraman dan ketertiban, secara yuridis formal, kejahatan

adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan

immoral, merugikan masyarakat sifatnya sosial dan melanggar hokum serta,

undang-undang pidana. Perumusan pasal Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) jelas tercantum kejahatan adalah bentuk perbuatan yang

memenuhi perumusan ketentuan-ketentuan KUHP. Secara sosiologis

kejahatan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang

secara ekonomis, politis dan sosial psikologis sangat merugikan masyarakat,

melanggar susila dan menyerang keselamatan warga masyarakat (baik yang

telah tercakup dalam undang-undang, maupun yang belum tercantum dalam

undang-undang pidana) (Kartono, 2001:143-144).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

15

Menurut (Syahni, 1987:11) Pengertian kriminalitas dapat dilihat dari

beberapa aspek, di antaranya sebagai berikut:

1. Kriminalitas ditinjau dari aspek yuridis adalah jika seseorang melanggar

peraturan atau undang-undang pidana dan ia dinyatakan bersalah oleh

pengadilan serta dijatuhi hukuman. Dalam hal ini jika seseorang belum

dijatuhi hukuman, berarti orang tersebut belum dianggap sebagai penjahat.

2. Kriminalitas ditinjau dari aspek sosial adalah jika seseorang mengalami

kegagalan dalam menyesuaikan diri dan berbuat menyimpang dengan

sadar atau tidak sadar dari norma-norma yang berlaku didalam masyarakat

sehingga perbuatannya tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat yang

bersangkutan.

3. Kriminalitas ditinjau dari aspek ekonomi adalah jika seseorang (atau lebih)

dianggap merugikan orang lain dengan membebankan kepentingan

ekonominya kepada masyarakat sekelilingnya sehingga ia dianggap

sebagai penghambat atas kebahagiaan pihak lain.

Kebutuhan materi yang melimpah-limpah, misalnya untuk memiliki

harta kekayaan dan barang-barang mewah, tanpa mempunyai kemampuan

untuk mencapainya dengan jalan wajar, mendorong individu untuk melakukan

tindakan kriminal (Kartono, 2001:140). Saherodji (1980) melukiskan

perbuatan itu sebagai berikut: pertama, kejahatan yang dilakukan dengan sadar

atau dengan niat artinya, bahwa perbuatan itu dilakukan betul-betul dengan

sengaja dan secara sadar, serta si pelaku benar-benar mengetahui akan

akibatnya bahwa perbuatan itu merugikan masyarakat, melanggar hukum,

sehingga perbuatan itu dapat disebut perbuatan jahat yang memenuhi unsur-

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

16

unsur yang ditentang oleh masyarakat dan Negara, kesenjangan ini merupakan

niat yang mengarah kepada tujuan jahat dan mudah menimbulkan organisasi

kejahatan didalam masyarakat. Kedua, kejahatan yang dilakukan tidak dengan

sadar atau tanpa niat, atau pelaku tidak mengetahui dengan pasti bahwa

perbuatannya itu melanggar hukum, dapat dijatuhi hukuman, serta tidak tahu

akibat apa yang ditimbulkannya.

4. Pendekatan Sosiologi Sastra

Pendekatan sosiologi sastra merupakan pendekatan yang menganggap

karya sastra sebagai bentuk pencerminan kehidupan masyarakat. Karya sastra

bisa mengungkapkan berbagai hal. Pengarang bisa masuk dalam karyanya

sendiri, menceritakan hal-hal yang diketahui dan yang ingin disampaikan,

dalam penulisan suatu karya pengarang sering menerima pengaruh dari

masyarakat terutama masyarakat pembacanya dan sekaligus menanamkan

pengaruh kepada masyarakat. Masyarakat sangat menentukan nilai karya

sastra yang hidup di suatu jaman, sementara sastrawan sendiri yang

merupakan anggota masyarakat tidak dapat mengelak dari adanya pengaruh

yang diterimanya dari lingkungan yang membesarkannya sekaligus

membentuknya (Semi, 1993:73).

Sosiologi sastra adalah ilmu yang mengkaji segala aspek kehidupan

sosial manusia. Pendekatan sosiologi sastra adalah pendekatan yang bergerak

dari faktor-faktor soasial yang terdapat dalam karya sastra dan selanjutnya

digunakan untuk memahami fenomena sosial yang ada diluar teks sastra.

Pendekatan ini melihat dunia sastra atau karya sastra sebagai mayornya dan

fenomena sosial sebagai minornya (Sangidu, 2002:27). Sosiologi merupakan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

17

disiplin ilmu tentang masyarakat yang melandaskan pada tiga paradigma,

paradigma fakta sosial yang berupa lembaga-lembaga dan struktur sosial yang

dianggap sebagai sesuatu yang nyata, yang berada diluar individu, paradigma

definisi sosial yang memusatkan perhatian pada cara-cara individu dalam

mendefinisikan situasi sosial dan efek-efek dari definisi itu terhadap tindakan

yang mengikutinya, dalam paradigma ini yang dianggap sebagai pokok

persoalan sosiologi bukanlah fakta-fakta sosial yang objektif, melainkan cara

pandang subjektif individu dalam menghayati fakta-fakta sosial tersebut,

paradigma perilaku manusia sebagai subjek yang nyata. Hal tersebut

diungkapkan oleh Ritzer (dalam Kurniawan, 2012:4).

Menurut Damono (1978:2), ada dua kecenderungan utama dalam

analisis sosiologis terhadap sastra, yaitu pertama, pendekatan yang

mendasarkan pada anggapan bahwa sastra merupakan cermin proses sosial

ekonomis belaka. Pendekatan ini bergerak dari factor-faktor di luar sastra

untuk membicarakan sastra; sastra hanya berharga dalam hubungannya

dengan faktor-faktor di luar itu sendiri. Hal ini jelas bahwa teks sastra tidak

dianggap utama, ia hanya merupakan epiphenomenon (gejala kedua). Kedua,

pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan.

Metode yang digunakan dalam sosiologi sastra ini adalah analisis teks untuk

mengetahui strukturnya, untuk kemudian dipergunakan memahami lebih

dalam lagi gejala sosial di luar sastra.

Sosiologi dibagi menjadi tiga macam yaitu sosiologi pengarang, yaitu

pendekatan yang mempersalahkan status sosial pengarang, ideologi

pengarang, profesionalisme kepengarangan, dan lain sebagainya yang

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

18

menyangkut sebagai penghasil sastra. Sosiologi karya sastra, pendekatan yang

mempermasalahkan isi sastra dan apa yang menjadi tujuannya. Penelaahannya

bertolak dari teks sastra itu sendiri. Sosiologi pembaca, yaitu pendekatan yang

memasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra (Wellek dan Waren,

1990:111). Hubungan antara ketiga komponen tersebut sangatlah erat, karena

pengarang merupakan anggota masyarakat.

G. Sumber Data dan Data

1. Sumber data

Sumber data primer merupakan sumber data utama, sedangkan sumber

data sekunder adalah sumber data kedua. Sumber data primer dalam penelitian

ini adalah roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparta Brata diterbitkan

oleh Penerbit Azzagrafika Yogyakarta, cetakan pertama pada tanggal 1 Juni

2015. Sumber data sekunder berasal dari informan yaitu J.F.X. Hoery selaku

sahabat pengarang serta buku sosiologi kriminalitas kriminalitas remaja dan

kriminologi.

2. Data

Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data

primer dalam penelitian ini adalah Teks roman Dahuru Ing Loji Kepencil

karya Suparta Brata berupa unsur-unsur intrinsik menurut Robert Stanton yang

meliputi fakta-fakta cerita (alur, karakter, latar), tema, dan sarana-sarana cerita

(judul, sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme, dan ironi). Data sekunder

atau data pendukung dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dengan

J.F.X. Hoery selaku sahabat pengarang tentang roman Dahuru Ing Loji

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

19

Kepencil serta teks mengenai aspek-aspek kriminalitas yang meliputi aspek

yuridis, sosial dan ekonomi dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya

Suparto Brata.

H. Metode dan Teknik Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian terhadap roman

Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparta Brata tersebut adalah penelitian sastra

yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif yang

dilakukan ini diharapkan dapat membantu memperoleh informasi yang akurat

dalam penelitian terhadap roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparta

Brata.

2. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan data yang digunakan, maka teknik pengumpulan yang

dilakukan adalah sebagai berikut.

a) Teknik Content Analysis atau Analisis Isi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik Content Analysis atau analisis isi, yaitu menganalisis

isi yang terdapat dalam karya sastra. Analisis isi dalam karya sastra adalah

pesan-pesan yang dengan sendirinya sesuai dengan hakikat sastra. Analisis

isi teks dalam roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparta Brata.

Teknik ini digunakan untuk mengambil data literal. Data yang

membangun unsur intrinsik struktur roman Dahuru Ing Loji Kepencil

karya Suparta Brata dengan teori struktural Robert Stanton, sehingga

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

20

didapat data kategoris yang berupa: fakta-fakta cerita (alur, karakter, latar),

tema, dan sarana-sarana cerita (judul, sudut pandang, gaya dan tone,

simbolisme, dan ironi).

b) Teknik Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data adalah wawancara.

Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab antara pewawancara (pencari

informasi) dengan pihak yang diwawancarai atau narasumber (Tim

Edukatif, 2006;152). Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara

dengan sahabat pengarang roman Dahuru Ing Loji Kepencil yaitu J.F.X.

Hoery yang bertempat tinggal di Jl. Diponegoro 59 B, Padangan,

Bojonegoro, Jawa Timur.

c) Teknik Studi Pustaka

Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik

kepustakaan atau sumber pustaka yang berupa buku-buku referensi yang

relevan dengan topik penelitian yaitu aspek kriminalitas dan sosiologi

sastra.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan.

a) Reduksi data

Reduksi data adalah merampingkan dengan memilih data yang

dipandang penting, menyederhanakan, dan mengabstrasikanya (sangidu,

2007:73). Analisis data dimulai setelah mengumpulkan data-data dari

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

21

struktur roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparta Brata yang

menggunakan teori Robert Stanton yang meliputi fakta-fakta cerita (alur,

karakter, latar), tema, dan sarana-sarana cerita (judul, sudut pandang, gaya

dan tone, simbolisme, dan ironi). Selain itu mencari referensi terkait

dengan masalah yang diangkat. Hasil dari pencarian dijadikan sebagai data

sosiologi sastra. Setelah semua data diperoleh, selanjutnya dilakukan

reduksi data yang sesuai dan tepat.

b) Sajian Data

Tahap selanjutnya setelah melakukan reduksi data atau pemilihan

data yaitu penyajian data. Sajian data adalah menyajikan data secara

analistis dan sintetis dalam bentuk uraian dari data-data yang terangkat

disertai dengan bukti-bukti tekstual yang ada (Sangidu, 2007:74). Sajian

data mengenai unsur struktural roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya

Suparta Brata yang menggunakan teori Robert Stanton yang meliputi

fakta-fakta cerita (alur, karakter, latar), tema, dan sarana-sarana cerita

(judul, sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme, dan ironi) serta aspek

sosiologi.

c) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Tahap selanjutnya setelah melakukan reduksi data dan sajian data

dari data-data yang telah terkumpul adalah penarikan kesimpulan.

Kesimpulan yang sudah diperoleh, tahap selanjutnya adalah melakukan

verifikasi. Verifikasi dan simpulan adalah melihat kembali pada catatan-

catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan selanjutnya membuat simpulan-

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

22

simpulan sementara (Sangidu, 2007:74). Penarikan kesimpulan

merumuskan apa yang sudah didapatkan dari reduksi data maupun

kegiatan pengumpulan data.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diperlukan untuk memperoleh gambaran

keseluruhan dari penelitian. Sistematika penelitian dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Batasan Masalah

E. Manfaat Penelitian

F. Landasan Teori

G. Sumber Data

H. Metode dan Teknik

I. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Struktur roman Dahuru Ing Loji Kepencil karya Suparta Brata berdasarkan

teori struktur Robert Stanton yang meliputi fakta-fakta cerita (alur,

karakter, latar), tema, dan sarana-sarana cerita (judul, sudut pandang, gaya

dan tone, simbolisme,ironi).

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filetetapi juga untuk dipahami, dihayati, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat pembacanya, pengertian sastra dalam kamus istilah sastra

23

B. Aspek kriminalitas yang tercermin dalam roman Dahuru Ing Loji kepencil

karya Suparta Brata.

C. Rrelevansi aspek kriminalitas dalam roman Dahuru Ing Loji kepencil

karya Suparta Brata ke masa sekarang.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN