apresiasi sastra
TRANSCRIPT
UJIAN MID SEMESTER
PENGAJARAN KETERAMPILAN APRESIASI SASTRA
LIMA BENTUK TES DALAM PEMBELAJARAN SASTRA
Oleh:
Fitria MailisdaNIM 2008/04507
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAHFAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG2010
LIMA BENTUK TES DALAM PEMBELAJARAN SASTRA
1. Petunjuk Umum
a. Kerjakan soal-soal menulis kreatif puisi berikut ini di lembaran jawaban
yang telah disediakan.
b. Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, atau D di lembar jawaban yang
Sdr. anggap paling tepat.
c. Jawablah soal-soal esai dengan singkat dan jelas
Soal-soal Objektif
Bentuk Tes Pembelajaran Sastra
A. Puisi
Tes Berpusat Pada Teks
Puisi 1
Rendezvous
(Karya: Taufik Ismail)
Sejarah telah singgah
Ke kemah kami
Ia menegur sangat ramah
Dan mengajak kami pergi
“Saya sudah mengetuk-ngetuk
Pintu yang lain”
Katanya
“Tapia amat heran.
Mereka berkali-kali menolakku
Di ambang pintu”
Kini kami beratus ribu
Mengiringkan langkah sejarah
Dalam langkah yang seru
Dan semakin cepat
Semakin dahsyat
Menderu-deru
Dalam angina berputar
Badai peluru
Topan bukit batu
Dari puisi di atas, kerjakanlah soal-soal berikut ini
1) Berdasarkan informasi di atas, temukanlah peristiwa apa yang
dikemukakan penyair melalui puisinya?
a) Perjuangan c) Perkenalan
b) Pertemuan d) Kemerdekaan
2) Pada puisi di atas, pada bait manakah yang menyatakan pendapat dan
perasaan penyair?
a) Bait 1 c) Bait 3
b) Bait 2 d) Bait 1, 2, 3
3) Berdasarkan puisi di atas, apakah maksud dari kata “Rendezvous” itu?
a) Perkenalan c) Pertemuan
b) Perpisahan d) Perubahan
Tes Perwujudan Sastra
Puisi 2
Karangan Bunga
(Karya Taufik Ismail)
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke selemba
Sore itu
Ini dari kami bertiga
Pita hitam dalam karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang di tembak mati
Siang tadi
4) Tema kutipan puisi di atas yang tepat adalah…
a) Perjuangan mahasiswa
b) Rindu dendam
c) Peristiwa penembakkan
d) Demonstrasi mahasiswa
5) Suasana yang digambarkan dalam kutipan puisi “Karangan Bunga” di
atas adalah…
a) Ketakutan c) Berkabung
b) Kesepian d) Kebencian
6) Kata yang tepat untuk melambangkan peristiwa pada kutipan di atas
adalah…
a) Anak kecil c) Pita hitam
b) Malu-malu d) Sore itu
Tes Diskriminasi
7) Pasangan sastrawan dengan karyanya
1. Armijn Pane : Belenggu dan Nyanyi Sunyi
2. Sanusi Pane : Anak Perawan di Sarang
Penyamun
3. J. E. Tatengkeng : Rindu Dendam
4. Amir Hamzah : Dian yang Tak kunjung Padam
Berdasarkan uraian di atas, pasangan sastrawan dan karyanya yang
cocok adalah…
a) Nomor 1 c) Nomor 3
b) Nomor 2 d) Nomor 4
Tes Gaya Merespon
Puisi 3
Anak yang Angkuh
Betapa dinginnya air sungai
Dinginnya! Dinginnya!
Betapa dinginnya daging luka
Yang membaluti tulang-tulangku
Hai, anak!
Jangan bersandar di pepohonan
Masuklah, anak!
Di luar betapa dinginnya!
(Di luar angina menari putar-putar
Si anak meraba punggung dan pantatnya
Pukulan si bapak menimbulkan dendam)
Masih terlalu kecil ia
Digembungkannya dadanya kecil,
Diangkatnya tinjunya kecil
Amboi! Si Jagoan kecil
Menyusuri sungai darah
Hai, anak
Bara di matamu dihembusi angin
Masuklah, anak!
Di luar betapa dinginnya!
(Daun-daun kecil pada gugur
Dan jatuh atas rambutnya.
Si anak di jalan tolak pinggang
Si jantan kecil dan angkuh
8) Apakah tema dari puisi di atas?
a) Perlawanan c) Kemarahan
b) Dendam d) Keangkuhan
9) Apakah yang dimaksud dengan “Bara di matamu dihembus angin”?
a) Dendam yang sangat besar
b) Kemarahan yang meluap-luap
c) Kemarahan yang lenyap karena tiupan angina
d) Permohonan maaf si Anak kepada bapaknya
Tes Kecanggihan Bahasa
10) Penyair yang memandang bahwa kata adalah pengertian itu sendiri,
yang tidak membelenggu puisi adalah….
a) Taufik Ismail c) Chairil Anwar
b) Sutardji Calzoum Bachri d) Putu Wijaya
B. Prosa
Tes berpusat pada teks
Prosa 1
Perjalanan Dua Pencari Alamat
Potongan kertas buram berukuran kurang lebih 5 X 5 CM itu
dipegangnya sedemikian erat, mengesankan sebagai barang yang sangat
berharga. TARDI, d/a H. RAHIM, Jalan Lingkar Luar Barat, Gang
Langgar, RT. 003/RW. 05, No. 192, Kelurahan Kebon Bambu, Jakarta
BArat. Entah sudah berapa kali Atun membacakan alamat suaminya yang
tertulis dalam potongan kertas itu kepada sekian banyak orang yang
ditemuinya, tetapi perjalanan pencariannya tak kunjung selesai juga.
………………………………………………………………………………
Kurang lebih satu jam Atun mencari, Tanya sana-sini, balik sana
balik sini, rumah nomor dua puluh delapan akhirnya berhasil juga
ditemukan.
“Nama saya memang Rahim, tetapi saya tidak punya pabrik mebel.
Alamat suami ibu itu persisnya di mana?”
Atun menunjukkan potongan kertas berisi catatan alamat itu.
“Ooo… sini kebun Randu, bukan kebon Bambu. Ibu keluar lagi ke
jalan raya, naik mikrolet ke terminal. Di sana ganti bis. Tanya saja mana
yang jurusan Jalan Lingkar Luar Barat.”
Atun mulai berpengharapan. Setelah kurang dari lima jam
melanglang lewat belasan jalan, menembus kemacetan, naik turun bus
kota, metromini, mikrolet, bajaj, toyoko, bemo, paling tidak kali ini ia
mulai menemukan titik terang.
Untuk kesekian kalinya Atun membacakan alamat yang tertulis
pada potongan kertas itu.
“Ooo… saya tahu yang dimaksud!” tiba-tiba Pak Sofyan berseru
keras. “Haji Rahim pengusaha mebel ini dulu memang tinggal di daerah
ini, tetapi waktu itu kelurahan Kebon Bambu masih kampong. Betul juga
kalau dia tinggal di Gang Langgar. Persis seberang rumahnya ada langgar.
Akan tetapi, itu dulu, sebelum kebakaran besar tahun lalu. Gara-gara
kebakaran itu, rumah Haji Rahim boleh dibilang rata dengan tanah.
Puluhan mebel habis, persediaan kayu seluruhnya ludes. Akhirnya satu
kelurahan dibongkar buat dibangun sekalian jadi rumah susun yang
sekarang ini. Haji Rahim nggak tahu pindah kemana.”
Harapan Atun putus sudah. Ia tak tahu mesti ke mana lagi.
Dari penggalan cerpen di atas, jawablah pertanyaan no. 1-3
1) Watak tokoh Atun dalam cerpen di atas adalah…
a) Keras kepala
b) Tidak mematuhi norma social
c) Setia, gigih, dan pantang menyerah
d) Sederhana dan polos
2) Kritik sosial yang ingin disampaikan pengarang dam cerpen di atas
adalah…
a) Tindakkan yang dilakukan tanpa direncanakan terlebih dahulu
b) Mengikut saja perkataan dan perbuatan orang lain tanpa
mengetahui duduk persoalannya
c) Tidak baik berbuat semena-mena terhadap orang lain
d) Mengorbankan diri sendiri demi kebahagiaan orang lain
3) Perwatakkan tokoh Atun dalam cerpen tersebut digambarkan
melalui…
a) Dialog tokoh lain tentang Aku
b) Jalan pikiran tokoh Aku
c) Keadaan sekitar
d) Pengarang menyatakan secara langsung watak tokoh Aku
Tes perwujudan sastra
Prosa 2
………………………………………………………………………………
Memang benar, Permaisuri harus melindungi pewaris takhta
sebagai anakanya sendiri. Itu sudah menjadi kewajibannya, tetapi
Yehonala tetap takut kalau-kalau hati Sakota yang sederhana telah
termakan oleh kecemburuan diam-diam atau desas-desus jahat yang
ditiupkan oleh orang-orang Kasim dan Pangeran-pangeran yang saling
bersaing. Perseteruan semacam itu sering terjadi di kota terlarang. Jika
orang rendahan bertarung, mereka juga berusaha memecah belah atasan
mereka, dengan harapan mereka pun akan ikut berebut kekuasaan. Tetapi,
demi putranya, Yehonala bertekad tidak akan membiarkan Sakota
terpisahkan darinya. Ia harus dapat memaksanya bersekutu dengan dia,
seandainya Sakota tidak mau.
4) Unsur instrinsik yang menonjol dalam kutipan di atas adalah…
a) Latar c) Suasana
b) Perwatakkan d) Sudut pandang
5) Unsur budaya yang yang disampaikan dalam kutipan di atas adalah…
a) Rasa cemburu dapat memecah belah hubungan kekerabatan
b) Para kasim dan pangeran saling bersaing dalam merebut kekuasaan
c) Rasa khawatir kalau-kalau hubungan Yehonala dan Sakota menjadi
retak
d) Perseteruan orang-orang Kasim dan para pangeran memang sering
terjadi
Tes diskriminasi
Bacalah kedua penggalan karangan prosa (Novel dan Hikayat) berikut ini
untuk menjawab pertanyaan nomor 6 dan 7
Kutipan pertama
Sengsara Membawa Nikmat
Midun, seorang pemuda miskin sangat disukai orang-orang
kampungnya karena mempunyai perangai yang baik, sopan, taat beragama,
sabar, ramah, serta pintar silat. Midun tidak sombong seperti Kacak.
Karena Midun banyak disukai orang, Kacak sangat iri dan dengki
kepadanya. Kacak sangat membencinya.dia sering mencari kesempatan
untuk mencelakakan Midun, tetapi tidak pernah berhasil. Dia selalu
mencari gara-gara agar Midun marah padanya, tetapi Midun tak pernah
menanggapinya. Midun selalu menghindar ketika diajak berkelahi. Dia
bukannya takut kalah dalam berkelahi dengan Kacak, tetapi karena tidak
senang berkelahi. Ilmu silat yang dia miliki bukan untuk dipergunakan
untuk berkelahi dan mencari musuh, tetapi untuk membela diri dan
mencari teman.
Kutipan kedua
Hikayat Maharaja Ali
Maharaja Ali, raja di Persia, mempunyai tiga orang anak, yaitu
Bahrum Syah, Thahir Syah, dan Indera Syah. Karena kelakuan anaknya
yang selalu menganggu keamanan negeri, raja beserta permaisuri dan
ketiga anaknya diusir rakyatnya dari dalam negeri itu. Dalam perjalanan
mereka dirampok dan terpisahlah mereka itu dengan anak sulungnya.
Mereka tiba di Kerajaan Raja Sardal, yang setiap hari jum’at membagikan
sedekah. Karena takut ketahuan, maka istri dan kedua anaknya disuruh
pergi meminta sedekah.
Raja Sardal tertarik akan kecantikan Putri Hainan, istri Maharaja
Ali, maka ditahanya putri itu, sedang kedua anaknya diusir pulang.
Dengan kedua anaknya, Maharaja Ali pergi meninggalkan kerajaan
itu. Ketika mereka akan menyeberangi sungai, Maharaja Ali terserang
buaya. Kepalanya hanyut terapung-apung di sungai. Kedua anaknya
dipungut oleh tukang perahu.
Sementara itu, setiap raja Sardal akan memegang Putri Hainan,
atas do’a tuan puteri, tangan raja itu menjadi lumpuh.
.............................................................................................
6) Pernyataan yang benar dari penggalan kedua karangan prosa di atas
adalah...
a) Novel termasuk ke dalam karya sastra lama dalam bidang prosa
b) Hikayat termasuk ke dalam karya sastra baru dalam bidang puisi
c) Hikayat termasuk ke dalam karya sastra lama dalam bidang prosa
d) Novel dan hikayat sama-sama merupakan karya sastra baru
7) Perbedaan yang paling menonjol dari kedua karangan prosa di atas
terlihat pada...
a) Latar atau setting c) Sudut pandang
b) Gaya bahasa d) Nilai Moral
Tes gaya merespons
Hikayat si Miskin
Ini hikayat cerita orang dahulu kala. Sekali peristiwa Allah SWT
menunjukkan kekayaannya kepada hamba-Nya. Maka adalah seorang
miskin laki-bini berjalan mencari rezekinya berkeliling negeri antah
berantah. Adapun nama raja di dalam negeri itu Maharaja Indra Dewa
namanya, terlalu amat besar kerajaan baginda itu. Beberapa raja-raja di
tanah dewa itu takhluk kepada baginda dan mengantar upeti kepada
baginda pada tiap-tiap tahun. Hatta, maka pada suatu hari baginda sedang
ramai dihadap oleh segala raja-raja, menteri hulubalang rakyat sekalian
ada di penghadapan. Maka si miskin itu pun sampailah ke penghadapan
itu. Setelah dilihat oleh orang banyak si Miskin laki-bini dengan rupa
kainnya seperti dimamah anjing rupanya, maka orang banyak itu pun
tertawa seraya mengambil kayu dan batu. Maka dilemparinyalah akan si
Miskin itu tubuhnya habis bengkak-bengkak dan berdarah. Maka orang
pun gemparlah. Maka titah baginda, “Apakah yang gempar di luar itu?”
Sembah segala raja-raja itu, “Ya, Tuanku Syah Alam, orang melempari si
Miskin, Tuanku.” Maka titah Baginda, “Suruh usir jauh-jauh!” Maka
diusir oranglah akan si Miskin itu hingga sampailah ke tepi hutan. Maka
orang banyak itu pun kembalilah. Maka hari pun malamlah. Maka baginda
pun berangkatlah masuk dalam istana itu. Maka segala raja-raja dan
menteri hulubalang rakyat sekalian itu pun masing-masing pulang ke
rumahnya.
8) Setting cerita di atas merupakan ciri bahwa cerita tersebut sebagai jenis
karya sastra lama, yaitu terlihat pada ciri...
a) Bahasa klise c) Anonim
b) Istana sentris d) Bertokoh adsurb
9) Apakah yang menjadi pokok persoalan dalam hiakayat di atas?
a) Titah raja
b) Penderitaan si Miskin
c) Orang-orang memukuli si Miskin
d) Hubungan si Miskin dengan raja
Tes kecanggihan bahasa
10) Nilai yang berkaitan dengan baik-buruknya perbuatan manusia di
dalam sebuah novel disebut...
a) Nilai sosial c) Nilai estetika
b) Nilai kebaikan d) Nilai moral
C. Drama
Tes berpusat pada teks
Penggalan Naskah Drama 1
Ny. Suro : ”Tidak kusangka yang begitu akan terjadi....”
“Ya Tuhan. Ini percobaan besar sekali”
Sutopo : (tidak sabar) “Mengapa, Bu?”
Ny. Suro : (perlahan-lahan) “Citra anak yang malang... dia sedang
dalam keadaan... (kemudian dengan tangis tertahan)... dia
sedang mengandung anak Harsono, Topo!”
Sutopo : (kaget) “Apa, Bu? Anak Harsono... (geram tampaknya)...
jahanam! Mungkin karena itu dia lari.”
Ny. Suro : “Bukan, Harsono tidak tahu.”
Sutopo : “Tidak tahu? Mengapa tidak dikatakan kepada dia ...
mengapa Citra diam saja....”
Ny. Suro : Ia masih menyangka Harsono akan pulang. Ia tidak tahu
Harsono sudah kawin.”
1) Pada teks drama di atas, kita dapat menemukan pemakaian gaya
bahasa. Temukanlah gaya bahasa apakah itu dan pada dialog manakah
ia terdapat?
a) Metonimia pada dialog 1 c) Elipsis pada dialog 3
b) Hiperbola pada dialog 2 d) Ironi pada dialog 4
2) Bagaimanakah pengarang menggambarkan perwatakkan tokoh “Citra”
pada kutipan naskah drama di atas?
a) Secara langsung oleh tokoh utama
b) Secara tidak langsung, tetapi melalui dialog tokoh lain
c) Melalui gaya dan bahasa tokoh utama
d) Secara langsung oleh pengarang
Tes perwujudan sastra
3) Masalah yang terdapat pada kutipan drama di atas adalah...
a) Kegelisahan tokoh utamanya
b) Kebimbangan tokoh utamanya
c) Kekagetan tokoh “Sutopo”
d) Kehamilan tokoh “Citra”
4) Nilai yang paling menonjol dalam kutipan drama di atas adalah...
a) Sosial c) Budaya
b) Psikologis d) Moral
5) Amanat yang terdapat dalam kutipan drama di atas adalah...
a) Kenikmatan membawa kesengsaraan
b) Jangan terlalu percaya dengan orang lain
c) Pikirkanlah segala resiko dari perbuatan
d) Hendaklah berhati-hati dalam perkataan
Tes diskriminasi
6) Unsur instrinsik apakah yang membedakan antara drama dengan prosa?
a) Tema c) Konflik
b) Sudut pandang d) Latar
Tes gaya merespons
Penggalan naskah drama 2
Kaswara : “Aku tidak puas dengan pekerjaan yang biasa, Rini. Bagi
orang lain sesudah kantor ditutup maka pekerjaan itu
selesai. Aku ingin membuat penemuan baru (penuh nafsu
tangan dikepal). Penemuan baru yang diperlukan
masyarakat kita.”
Rini : “Tidak peduli betapa terhimpitnya hidup istrimu! Pernah
Engkau ingin menggali saluran di bawah permukaan laut
yang berbulan-bulan lamanya. Setelah itu tercapai, kini
ingin penemuan pula.”
7) Konflik dalam kutipan tersebut adalah...
a) Kaswara merasa dihalangi istrinya dalam mewujudkan cita-citanya
b) Rini merasa tidak diperhatikan suaminya
c) Cita-cita Kaswara yang tidak pernah terwujud
d) Suami-istri yang tidak saling mencintai
8) Bagaimanakah watak tokoh Kaswara dalam kutipan di atas?
a) Ambisius dan tidak cepat puas
b) Rajin
c) Sombong
d) pemarah
Tes kecanggihan
9) Berikut ini yang menjadikan ciri-ciri khas dari sebuah drama, kecuali...
a) Adanya penonton c) Adanya dialog
b) Adanya konflik d) Adanya gerak
10) Dalam sebuah drama ada tokoh yang memiliki peran sebagai sesuatu
yang diperebutkan oleh peran lion dan mars. Peran ini disebut
dengan...
a) Peran Earth c) Peran Mars
b) Peran Sun d) Peran Moon
Soal Esai
Kerjakanlah soal esai berikut ini dengan singkat dan tepat!
1) Bacalah dalam hati penggalan puisi di bawah ini!
O, Tuan... jangan kami dicibirkan
Jika sedekah tidak diberi,
Cukup sudah sengsara badan,
Jangan lagi tusuk hati
Menurut pendapat Anda, apakah yang ingin disampaikan penyair dalam
puisinya?
2) Dari kutipan Hikayat Maharaja Ali, pada soal sebelumnya, rumuskanlah
dengan bahasa Anda sendiri ciri-ciri dari sebuah hikayat!
3) Carilah dua buah naskah drama yang berbeda, kemudian bandingkanlah
pokok permasalahan yang terdapat pada masing-masing naskah drama!
4) Jelaskanlah fungsi gerak dan dialog dalam sebuah drama!
5) Carilah sebuah topik yang Anda senangi! Kemudian rumuskanlah topik
tersebut menjadi sebuah puisi yang indah dan menarik.
Selamat Menempuh Ujian.....
Kunci Jawaban
1. Objektif
A. Puisi
1) A 6) C
2) B 7) C
3) C 8) D
4) C 9) B
5) C 10) B
B. Prosa
1) C 6) C
2) A 7) A
3) B 8) B
4) B 9) B
5) A 10) D
C. Drama
1) C 6) B
2) B 7) B
3) D 8) A
4) B 9) B
5) C 10) B
2. Esai
1) Menurut saya, penyair ingin menegaskan bahwa semua orang miskin,
seperti pengemis juga manusia yang punya harga diri. Mereka juga
mempunyai keinginan untuk dihormati. Mereka lebih baik menderita
karena tidak makan daripada disakiti hatinya. Jadi, janganlah pernah
membuat seorang pengemis atau siapapun merasa tersakiti oleh perbuatan
kita. Di mata Allah, derajat semua orang itu sama.
2) Ciri-ciri hikayat, yaitu sebagai berikut :
a) Tuhan yang dijunjung tinggi mula-mula yaitu Dewata Mulia Raya,
kemudian diganti dengan Raja Syah Alam atau Allah SWT.
b) Plotnya selalu menceritakan Dewa-Dewi atau Bidadari yang turun ke
dunia untuk menjadi raja atau anak raja.
c) Kalau mereka lahir sebagai anak raja, kelahiran mereka akan disertai
oleh gejala alam yang luar biasa.
d) Sastra zaman peralihan ini biasanya mempunyai dua buah judul, yaitu
satu judul Hindu dan satu judul Islam.
3) Membandingkan dua buah naskah drama
Naskah drama 1 :
Ny. Suro : ”Tidak kusangka yang begitu akan terjadi....”
“Ya Tuhan. Ini percobaan besar sekali”
Sutopo : (tidak sabar) “Mengapa, Bu?”
Ny. Suro : (perlahan-lahan) “Citra anak yang malang... dia sedang
dalam keadaan... (kemudian dengan tangis tertahan)... dia
sedang mengandung anak Harsono, Topo!”
Sutopo : (kaget) “Apa, Bu? Anak Harsono... (geram tampaknya)...
jahanam! Mungkin karena itu dia lari.”
Ny. Suro : “Bukan, Harsono tidak tahu.”
Sutopo : “Tidak tahu? Mengapa tidak dikatakan kepada dia ...
mengapa Citra diam saja....”
Ny. Suro : Ia masih menyangka Harsono akan pulang. Ia tidak tahu
Harsono sudah kawin.”
Naskah drama 2 :
Kaswara : “Aku tidak puas dengan pekerjaan yang biasa, Rini. Bagi
orang lain sesudah kantor ditutup maka pekerjaan itu
selesai. Aku ingin membuat penemuan baru (penuh nafsu
tangan dikepal). Penemuan baru yang diperlukan
masyarakat kita.”
Rini : “Tidak peduli betapa terhimpitnya hidup istrimu! Pernah
Engkau ingin menggali saluran di bawah permukaan laut
yang berbulan-bulan lamanya. Setelah itu tercapai, kini
ingin penemuan pula.”
Kedua penggalan novel di atas pada dasarnya memiliki pokok
permasalahan yang sama, yaitu konflik rumah tangga. Tetapi, pada
penggalan drama ke-1, konflik yang dialami tokoh utama digambarkan
oleh dialog antar-tokoh lain. Sedangkan pada penggalan naskah drama ke-
2, konflik dapat dilihat dari percakapan antar-tokoh utama.
4) Gerak dan dialog dalam drama berfungsi sebagai :
a) Menggambarkan watak diri
b) Memperjelas watak tokoh lain
c) Memberi isyarat peristiwa yang mendahului
d) Memberi isyarat peristiwa yang akan datang
5) Membuat puisi dengan topik Ibu
Do’a Untuk Ibu
Ibu,
Segala damba
Mencari tanda
Rindu di belukar
Membantu
Hilang suara
Ke mana kini
Merapat dekap
Menggapai langit
Ke pagi lelap
Tinggal kelambu
Bisu
Berdebu
Bangunlah, Ibu
Bayimu yang dulu, kini
Hilang lampu