bab i pendahuluan -...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai bentuk pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan taraf hidup masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan negara Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, yaitu “… melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…….” Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus untuk mencapai suatu tingkat kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin, untuk itu peran serta masyarakat dalam pembangunan sangat diperlukan karena merekalah objek sekaligus subjek pembangunan, sehingga berkembanglah model pembangunan partisipatif ( Sumaryadi, 2005 : 87 ). Pembangunan partisipatif merupakan pendekatan pembangunan yang sesuai dengan hakikat otonomi daerah yang meletakkan landasan pembangunan yang tumbuh berkembang dari masyarakat, diselenggarakan secara sadar dan mandiri oleh masyarakat dan hasilnya dinikmati oleh seluruh masyarakat ( Sumaryadi, 2005 : 87 ) . Salah satu ukuran yang menunjukkan kesejahteraan umum / rakyat dapat dilihat apabila kondisi kemiskinan dapat dikurangi, sehingga tepat jika yang harus dilakukan adalah melalui upaya penanggulangan kemiskinan. Permasalahan kemiskinan di Indonesia pada masa sekarang ini membutuhkan keseriusan dalam penanganannya demi mendukung pembangunan masyarakat dan bangsa secara keseluruhan, mengingat faktor kemiskinan sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya laju pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia tidak hanya terjadi di pedesaan saja tetapi juga di perkotaan saja, dan selama ini banyak pihak lebih melihat persoalan kemiskinan hanya pada tataran gejala-gejala yang tampak terlihat dari luar atau di tataran permukaan saja, yang mencakup multidimensi, baik dimensi politik, sosial, ekonomi, aset dan lain lain, namun masih belum menyentuh sampai akarnya. Akan tetapi apapun alasannya, masalah kemiskinan harus diselesaikan dengan langkah

Upload: lythu

Post on 05-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Berbagai bentuk pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah ditujukan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan taraf hidup masyarakat. Hal ini

sesuai dengan tujuan negara Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan

Undang – Undang Dasar 1945, yaitu “… melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…….”

Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian upaya yang

dilakukan secara terus menerus untuk mencapai suatu tingkat kehidupan masyarakat

yang sejahtera lahir dan batin, untuk itu peran serta masyarakat dalam pembangunan

sangat diperlukan karena merekalah objek sekaligus subjek pembangunan, sehingga

berkembanglah model pembangunan partisipatif ( Sumaryadi, 2005 : 87 ).

Pembangunan partisipatif merupakan pendekatan pembangunan yang sesuai dengan

hakikat otonomi daerah yang meletakkan landasan pembangunan yang tumbuh

berkembang dari masyarakat, diselenggarakan secara sadar dan mandiri oleh

masyarakat dan hasilnya dinikmati oleh seluruh masyarakat ( Sumaryadi, 2005 : 87 ) .

Salah satu ukuran yang menunjukkan kesejahteraan umum / rakyat dapat dilihat

apabila kondisi kemiskinan dapat dikurangi, sehingga tepat jika yang harus dilakukan

adalah melalui upaya penanggulangan kemiskinan.

Permasalahan kemiskinan di Indonesia pada masa sekarang ini membutuhkan

keseriusan dalam penanganannya demi mendukung pembangunan masyarakat dan

bangsa secara keseluruhan, mengingat faktor kemiskinan sangat mempengaruhi cepat

atau lambatnya laju pembangunan dan kemajuan suatu bangsa.

Kemiskinan yang terjadi di Indonesia tidak hanya terjadi di pedesaan saja

tetapi juga di perkotaan saja, dan selama ini banyak pihak lebih melihat persoalan

kemiskinan hanya pada tataran gejala-gejala yang tampak terlihat dari luar atau di

tataran permukaan saja, yang mencakup multidimensi, baik dimensi politik, sosial,

ekonomi, aset dan lain – lain, namun masih belum menyentuh sampai akarnya. Akan

tetapi apapun alasannya, masalah kemiskinan harus diselesaikan dengan langkah

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

2

nyata yang dimulai dengan menyelesaikan akar penyebab kemiskinan itu sendiri. Dari

data yang ada, saat ini tahun 2010 jumlah kemiskinan di Indonesia sekitar 13.5%.

Kalau jumlah penduduk di Indonesia saat ini sebanyak 238 juta jiwa, maka 13.5%

dari 238 juta adalah sekitar 55 juta jiwa masih hidup dalam kemiskinan1

Langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan pengentasan

kemiskinan dalam masyarakat tersebut adalah dengan mengeluarkan kebijakan

Program Pengentasan Kemiskinan di berbagai sektor kehidupan secara merata dan

berkesinambungan baik di pedesaan maupun di perkotaan di Perkotaan.

Negara adalah organisasi kekuasaan yang berwenang untuk merumuskan dan

melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk demi

kepentingan masyarakat ( Budiarjo, 1993 : 4 ) .

Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh negara melalui pemerintah untuk

mengentaskan kemiskinan dalam bentuk suatu program kegiatan adalah dengan

menciptakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan atau

disebut PNPM MP.

Kebijakan program PNPM MP ini merupakan pembangunan yang bersifat

partisipasif kerena melibatkan peran serta masyarakat dalam menciptakan daya upaya

untuk mencapai tujuan program.. Pembangunan partisipatif erat kaitannya dengan

pemberdayaan masyarakat, dimana pada pembangunan partisipatif diperlukan upaya

dan langkah-langkah untuk mempersiapkan masyarakat guna memperkuat

kelembagaan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian,

dan kesejahteraan dalam suasana keadilan yang berkelanjutan untuk meningkatkan

harkat dan martabatnya serta mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan. Upaya tersebut merupakan salah satu wujud nyata dari

pemberdayaan masyarakat ( Sumaryadi, 2005 :111 ) .

Selama ini banyak program – program kebijakan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, yang antara antara lain :

a. Program pemerintah (Jaring Pengaman Sosial/ JPS,

Evaluasi Program Pemberdayaan Potensi Ekonomi Masyarakat Desa Nelayan /

P3EMDN, Program Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi / P4K, Peningkatan Keberdayaan Masyarakat / PPKM, Percepatan

Pembangunan Sanitasi Permukiman / PPSP, Pusat Informasi dan Konseling

1 Diunduh dari http://www.jawapos.com/ mengutip dari data BPS tahun 2010, dikutip tanggal 17

Februari 2012

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

3

Kesehatan Reproduksi Remaja / PIK - KKR, Inpres Desa Tertinggal / IDT,

Pemberdayaan ekonomi kerakyatan, Usaha Ekonomi Desa, Program

pengentasan kemiskinan daerah pantai, dan Program pemulihan keberdayaan

masyarakat).

b. Program penyertaan partisipasi masyarakat / dunia usaha ( Tabungan Keluarga

Sejahtera / Takesra, Keluarga Pra Sjahtera dan Keluarga Sejahtera/

Kukesra,Kredit Pengembangan Kemitraan Usaha Prokesra / KPKU Prokesra,

dan Program kredit Pengentasan Kemiskinan / Taskin, Dana Karya Abadi /

DAKAB, Pengembangan Sumber Daya Manusia.

c. Program Bantuan Luar Negeri ( Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan / P2KP

dan Program Pengembangan Kecamatan / PPK ).

d. Skim Kredit ( Kredit Usaha Tani / KUT, Kawasan Keselamatan Operasi

Penerbangan / KKOP, Kredit Modal Kerja Badan perkreditan Rakyat Syari’ah /

KMKBPR/Syari’ah, Kredit modal kerja usaha kecil menengah KMK-UKM,

kredit penerapan teknologi tepat guna / KPTTG, dan Kredit Penerapan

Teknologi Produk Unggulan Daerah / KPTPUD).2

Program – program penanggulangan kemiskinan tersebut masih dirasakan

kurang dalam merespon akar penyebab kemiskinan. Untuk itu pemerintah melalui

Departemen Pekerjaan Umum dengan sub bidang direktorat jendral Cipta Karya

sebagai penyelenggara kegiatan / program PNPM MP.

Sebenarnya PNPM MP ini bukan merupakan program penanggulangan kemiskinan

yang baru, namun program ini adalah kelanjutan dari Program Penanggulangan

Kemiskinan Perkotaan ( P2KP ) yang telah dimulai sejak tahun 1999, kemudian pada

tahun 2008 program ini diperluas dan dikemas lagi dalam suatu Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat yang karena sasaran programnya adalah masyarakat

miskin di perkotaan maka dinamakan dengan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan. PNPM Mandiri Perkotaan ini adalah program

pemerintah yang secara substansi berupaya dalam penanggulangan kemiskinan

melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya,

termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat

terbangun "gerakan kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan

berkelanjutan", yang bertumpu pada nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip universal.

2 Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

4

Pendanaan dari program ini sebelumnya ( pada program P2KP ) hanya

bersumber dari hibah dan pinjaman lunak dari Bank Dunia, tetapi pada program

PNPM MP sekarang berasal dari berbagai sumber yaitu selain dari hibah dan

pinjaman dari bank dunia juga berasal dari APBN, APBD dan sumber lain yang tidak

mengikat.

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan sebagai suatu program kebijakan

pemerintah yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan masyarakat

adalah sejalan dengan konsep Negara kesejahteraan ( Welfate State ) yang dianut oleh

Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD’45 pada alinea ke 4 dengan

landasan falsafah pancasila dimana tujuan akhir yaitu untuk mewujudkan

kesejahteraan negara.

Sehubungan dengan konsep negara sejahtera tersebut, maka tugas-tugas

pemerintah menjadi semakin luas dalam kehidupan masyarakat dalam rangka untuk

mengurus dalam menata berbagai fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam kehidupan

bersama (kepentingan umum / public service ). Sehingga dapat dikatakan bahwa

negara merupakan pihak yang harus bertanggungjawab atas segala permasalahan yang

terjadi dalam masyarakat ( Ridwan, 1990 : 20 ) .

Selaras dengan hal tersebut, kondisi masyarakat Indonesia yang semakin modern

tidak dapat terlepas dari masalah – masalah sosial yang selalu menyertainya seperti

masalah lingkungan, pengangguran, kemiskinan, sumber daya, kerawanan sosial dan

lain sebagainya. Kesemua permasalahan yang timbul di dalam masyarakat tersebut

merupakan agenda politik pemerintah untuk mendapatkan penyelesaiannya dengan

menuangkannya melalui proses politik guna menghasilkan kebijaksanaan-

kebijaksanaan politik pemerintah yang dibuatnya.

Kebijakan pemerintah atau sering disebut kebijaksanaan publik adalah

tindakan – tindakan atau keputusan – keputusan yang dibuat oleh pemerintah (

Bambang, 1994 : 25 ) . Suatu kebijakan pemerintah didasari dari adanya kondisi sosio

– politik yang berkembang dan menuntut adanya penyelesaian secara komprehensif.

Tujuan – tujuan penting kebijaksanaan pemerintah pada umumnya sebagai fungsi

sentral dari negara bagi seluruh masyarakat di daerah kekuasaannya adalah :

1. Memelihara ketertiban umum

2. Memajukan perkembangan dari masyarakat dalam berbagai hal

3. Memperpadukan berbagai aktivitas

4. Menunjuk dan membagi berbagai benda material maupun non material

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

5

Dapat dikatakan bahwa prinsip dari kebijaksanaan pemerintah adalah

kepentingan umum ( publik ) yang merupakan implementasi dari suatu cita – cita

politik ( Bambang, 1994 : 12 ) .

Dengan demikian cukup dapat dipahami bahwa kebijaksanaan pemerintah

merupakan usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan sarana tertentu dengan

sarana tertentu dan dalam urutan waktu tertentu.

Kebijaksanaan pemerintah itu dapat ditetapkan secara jelas dalam peraturan

perundang – undangan atau dalam bentuk pidato – pidato pejabat pemerintah atau

juga berupa program – program dan tindakan – tindakan yang dilakukan oleh

pemerintah ( Bambang, 1994 : 22 ) .

Ditetapkannya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan ( PNPM MP ) sebagai suatu kebijaksanaan pemerintah Indonesia dalam

upaya menanggulangi masalah sosial yaitu kemiskinan khususnya dengan sasaran

masyarakat yang tinggal di perkotaan adalah salah satu langkah yang diharapkan

mampu menekan sampai semaksimal mungkin angka kemiskinan agar laju

pembangunan dapat terus berlanjut mencapai tujuan negara.

Legitimasi yang mendasari pelaksanaan Kebijakan Program PNPM MP

adalah Dasar 1945 yang tertuang dalam beberapa pasal yaitu :

Pasal 27 ayat (2) " tiap – tiap warga negara berhak atas pekerjaan

danpenghidupan yang layak bagi kemanusiaan " ;

Pasal 28 H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan

kesehatan ;

Ayat (2) setiap orang mendapatkan kemudahan dan perlakuan

khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat

yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.

Ayat(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang

memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh

sebagai manusia yang bermartabat ;

Ayat (4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan

hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara

sewenang – wenang oleh siapapun.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

6

Pasal 34 menyebutkan " fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

negara".

Pada Pasal 34 tersebut diatas yang semula ayat tunggal, pada amandemen

keempat UUD 45 dipertegas lagi dengan menambah ayat-ayat baru, sehingga pasal

34 menjadi empat ayat. Ayat (2) berbunyi " negara mengembangkan sistem jaminan

bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

sesuai dengan martabat kemanusiaan".

Selain itu, landasan legitimasi pelaksanaan program penanggulangan

kemiskinan tersebut juga diperkuat dengan tingkatan yang lebih implementatif dalam

Undang – Undang No. 5 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional

(Propenas), dimana substansinya disebutkan empat strategi penanggulangan

kemiskinan, yaitu :

1. Penciptaan kesempatan (create opportunity) melalui pemulihan ekonomi

makro, pembangunan yang baik, dan peningkatan pelayanan umum.

2. Pemberdayaan masyarakat (people empowerment) dengan meningkatkan akses

terhadap sumber daya ekonomi dan politik.

3. Peningkatan kemampuan (increasing capacity) melaui pendidikan dan

perumahan.

4. Perlindungan sosial (social protection) untuk mereka yang memiliki cacat

fisik, fakir miskin, kelompok masyarakat yang terisolir, serta terkena pemutusan

hubungan kerja (PHK), dan korban konflik sosial.

Sejalan dengan komitmen penanggulangan kemiskinan di Indonesia tersebut

selaras dengan himbauan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang telah

disepakati pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium di Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB), New York tahun 2000 yang menetapkan upaya mengurangi separuh

dari kemiskinan di dunia sebagai Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium

Development Goals) yang harus dicapai pada tahun 2015. Tujuan tersebut

dilaksanakan melalui 8 jalur sasaran yang meliputi :

Memberantas kemiskinan dan kelaparan

Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Menurunkan angka kematian anak

Meningkatkan kesehatan ibu

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

7

Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lain

Menjamin kelestarian lingkungan hidup

Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Komitmen atas sasaran dan target tersebut disepakati juga oleh pemerintah

Indonesia yang ikut menandatangani dokumen Rencana Pelaksanaan KTT

Pembangunan Berkelanjutan untuk menjadi acuan dalam melaksanakan pembangunan

di Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Berkelanjutan di

Johannesburg, Afrika Selatan, bulan September 2002. Dengan demikian, konsensus

bangsa Indonesia dan maupun komitmen internasional untuk memberantas

kemiskinan dalam rangka pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.

Faktor tersebut membutuhkan peran pemerintah dan semua perangkat negara

bersama dengan berbagai unsur masyarakat memikul tanggungjawab utama untuk

mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan sekaligus pengentasan kemiskinan

paling lambat tahun 2015 ( Sutrisna, 2001 : 17 ) . Dalam penjabaran yang lebih jelas

melalui Peraturan presiden Nomor 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan secara legitimasi semakin memperkuat pelaksanaan program

penanggulangan kemiskinan PNPM MP.

Korelasi pentingnya pengorganisasian tersebut, dalam program PNPM MP ini

secara organisatoris, birokrasi yang menjadi leading sector atau pelaksana program

adalah Departemen Pekerjaan Umum yang menyerahkan pelaksanaan kegiatan secara

operasional kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya di bawah atap Departemen

Pekerjaan Umum.

Dalam pengertian teknis operasional, ada 3 pokok tindakan / kegiatan yang

dilaksanakan dalam PNPM MP kepada penerima sasaran program ini yaitu adalah

masyarakat miskin di perkotaan yaitu berupa :

1. Bantuan Langsung Masyarakat

2. Pijaman Bergulir

3. Dana Pendampingan

Dalam pelaksanaan pembangunan sangat diperlukan keterpaduan dari

berbagai elemen yang terkait. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah

mengikutsertakan rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan yang berwawasan

pemberdayaan. Masyarakat local ( setempat ) dengan pengetahuan serta

pengalamannya menjadi modal yang sangat besar dalam melaksanakan pembangunan,

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

8

karena masyarakat lokal-lah yang mengetahui apa permasalahan yang dihadapi serta

potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Masyarakat memiliki kedaulatan yang cukup

luas untuk menentukan orientasi dan arah kebijakan pembangunan yang dikehendaki.

Nilai-nilai kedaulatan selayaknya dibangun sebagai kebutuhan kolektif masyarakat

dan bebas dari kepentingan individu dan atau golongan 3 .

Partisipasi publik dalam kebijakan pembangunan di negara-negara yang

menerapkan demokrasi termasuk di Indonesia bukanlah hal yang baru. Sebagai suatu

konsep dan praktek pembangunan, konsep partisipasi baru dibicarakan pada tahun 60-

an ketika berbagai lembaga internasional mempromosikan partisipasi dalam praktek

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. Di Indonesia, landasan hukum

pelaksanaan partisipasi masyarakat adalah UUD 1945 yang menyebutkan bahwa

partisipasi adalah hak dasar warga negara, dan partisipasi politik sebagai prinsip dasar

demokrasi. Presiden Suharto sejak tahun 1966 menerapkan konsep partisipasi

masyarakat dalam program pembangunan dan sesuai dengan paradigma pemerintahan

Orde Baru yang sentralistik, seluruh kebijakan pembangunan dilakukan secara “top-

down”. Inisiatif dalam menetapkan kebijakan pembangunan berasal dari atas (pejabat

berwenang) tanpa melibatkan masyarakat dan stakeholder lainnya. Dalam kaitan ini,

masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan terutama dalam membantu dana

maupun tenaga. Pada saat itu partisipasi dipandang sebagai proses mobilisasi yaitu

penggerakkan masyarakat dalam kegiatan pembangunan. Meskipun model ini

memiliki keunggulan karena pelaksanaan pembangunan dapat dilakukan secara cepat,

namun kelemahan yang dijumpai adalah masyarakat sering merasa tidak memiliki dan

tidak merasakan manfaat dari kegiatan pembangunan itu 4 .

Perlunya keterlibatan masyarakat ini dianggap sangat penting, karena

pembangunan yang terlalu menekankan peranan pemerintah birokrasi yang biasanya

bercirikan top down mendapat kritikan tajam, dimana kurang peka terhadap

kebutuhan lokal. Dari pada itu, pelaksanaan pembangunan yang mengutamakan

masyarakat dalam pelaksanaan program-program pembangunan, berarti memberikan

peluang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengarahkan sumber daya, potensi,

merencanakan serta membuat keputusan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan

3 Diunduh dari http://rekompakjrf.org/download/pelembagaan_partisipasi_masyarakat_desa_

melalui_pembang unan_bkm.pdf. Diunduh pada hari Jum‟at 17 januari 2012, pukul 14:22 4 Diunduh dari http://rekompakjrf.org/download/pelembagaan_partisipasi_masyarakat_desa_

melalui_pembang unan_bkm.pdf. Diunduh pada hari Jum‟at 18 Maret 2012, pukul 14:22

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

9

pembangunan yang akan mensejahterakan mereka, sehingga mereka berdaya (

Conyers, 1991 : 87 ) .

Seiring dalam kerangka pemerintahan daerah yang mengutamakan prinsip

desentralisasi, secara substantif menempatkan partisipasi masyarakat sebagai

instrumen yang sangat penting dalam sistem pemerintahan daerah dan berguna untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan sosial, menciptakan rasa memiliki

pemerintahan, menjamin keterbukaan, akuntabilitas dan kepentingan umum,

mendapatkan aspirasi masyarakat, dan sebagai wahana untuk agregasi kepentingan

dan mobilisasi dana, sehingga pada intinya ada ruang yang sangat luas pada

partisipasi masyarakat dalam menentukan kebijakan publik dan implementasinya 5.

Penyertaan masyarakat sebagai subjek pembangunan adalah suatu

keniscaayaan dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Ini berarti

masyarakat diberi peluang untuk berperan aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan

hingga evaluasi setiap tahap pembangunan yang diprogramkan. Terlebih apabila kita

akan melakukan pendekatan pembangun dengan semangat lokalitas. Masyarakat lokal

dengan pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar dalam

melaksanakan pembangunan, karena masyarakat lokal-lah yang mengetahui apa

permasalahan yang dihadapi serta potensi yang dimiliki oleh daerahnya.

Masyarakat memiliki kedaulatan yang cukup luas untuk menentukan orientasi

dan arah kebijakan pembangunan yang dikehendaki. Nilai-nilai kedaulatan

selayaknya dibangun sebagai kebutuhan kolektif masyarakat dan bebas dari

kepentingan individu dan atau golongan. Di Indonesia, rencana pembangunan secara

nasional diberikan tempat central kepada pembangunan pedesaan. Hal ini disebabkan

karena kurang lebih 80 % penduduk Indonesia berdiam di pedesaan. Sehingga dengan

demikian, upaya perencanaan pembangunan masyarakat pedesaan tidaklah lepas dari

setiap program pembangunan nasional.

Pembangunan desa sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

mempunyai arti strategis, karena desa secara keseluruhan merupakan basis atau

landasan negara RI yang diukur dalam kancah pembangunan nasional, serta

keterkaitan dengan kondisi-kondisi sosial masyarakat yang masih terbelakang

5 Diunduh dari http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=ijptuncen-gdl-res- 1994-

jan-1046- pada tanggal 17 Januari 2012

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

10

merupakan tantangan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang adil dan

merata6

Program kebijakan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan melalui

PNPM MP juga dilaksanakan di Desa Pulorejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten

Grobogan melalui mekanisme yang ada pada pedoman pelaksanaan PNPM Mandiri

Perkotaan. Pelaksanaan program partisipatif ini melibatkan masyarakat untuk terlibat

langsung mulai dari pembentukan kelembagaan program sampai pada pelaksanaan

kegiatan – kegiatan program menurut standart operasional procedure ( SOP ) dalam

PNPM MP..

Dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatannya, lembaga masyarakat

yang terbentuk dalam program ini mendapatkan pendampingan dari fasilitator

kelurahan dan pendamping dari petugas PNPM MP yang bertujuan untuk penyiapan,

pengembangan, dan kemampuan kelembagaan masyarakat di tingkat kelurahan untuk

dapat mengkoordinasikan dan memberdayakan masyarakat dalam melaksanakan

program pembangunan.

Dengan melihat upaya pengentasan kemiskinan dari pemerintah melalui

PNPM MP di Desa Pulorejo ini perlu dilihat bagaimana dan sejauh mana partisipasi

partisipasi masyarakat setempat terhadap pelaksanaan PNPM MP di wilayahnya,

mengingat pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam PNPM MP ini cukup terkait

dengan berbagai factor baik yang berasal pelaksana program ataupun penerima

sasaran maupun dari para pemangku kepentingan yang lain ( Stake Holder ) lainnya.

Dari fenomena yang terjadi dalam masyarakat antara harapan dan

ketidaksesuaian kenyataan dalam setiap pelaksanaan partisipasi masyarakat terhadap

suatu kebijakan pemerintah dalam kerangka pencapaian cita – cita politik negara,

menyiratkan bahwa selalu ada permasalahan sosio politik yang mewarnainya dan

menuntut adanya tindakan nyata untuk menyelesaikannya. Bertitik tolak dari

permasalahan sebagaimana dalam latar belakang masalah diatas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul :

“ PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM

NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (

PNPM MP ) DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN “

6 Diunduh pada http://digilib.itb.ac.id/ pada tanggal 17 Februari 2012

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

11

( Studi Di Desa Pulorejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan )

1.2. Rumusan Masalah

Dari fenomena masalah yang ada, penulis merumuskan masalah yang akan

diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Pulorejo

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan ?

2. Apa saja yang menjadi kendala terhadap pelaksanaan partisipasi

masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan di Desa Pulorejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Pulorejo

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

2. Menjelaskan kendala - kendala pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa

Pulorejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran pengembangan ilmu pengetahuan

pada umumnya dan Ilmu Sosiologi pada khususnya.

b. Untuk membuka kemungkinan dan menambah bahan referensi serta

bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada Pemerintah dan

masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan PNPM Mandiri Perkotaan

yang akan datang.

b. Sebagai bahan masukan dalam rangka pemberdayaan sumberdaya

masyarakat melalui kualitas partisipasi masyarakat yang ideal dalam

pelaksanaan Program kebijakan PNPM Mandiri Perkotaan.

1.5. Batasan Penelitian

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/2/T1_352009703_BAB I.pdf · Buku Pedoman PMPM Mandiri Perkotaan edisi Juli 2009 . 4 Pendanaan dari

12

Untuk menghindari kekaburan masalah, dalam penelitian ini di berikan

batasan dengan meliputi :

1. Fokus penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk melihat bagaimana partisipasi masyarakat

Desa pada pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perkotaan ( PNPM MP ).

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di ambil di Desa Pulorejo Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Grobogan.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dibatasi hanya pada tahun 2011 yaitu pada siklus 1

(tahapan tahun pertama / awal ) dalam PNPM MP di Desa Pulorejo, dan data

yang diambil dilakukan mulai Januari sampai Desember 2011.