partisipasi masyarakat dalam program nasional pemberdayaan...

19
45 BAB V PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN ( PNPM MP ) Dalam bab ini akan menggambarkan bentuk pelaksanaan, partisipasi masyarakat, dan kendala kendala dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan ( PNPM MP ) di Desa Pulorejo kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. 5.1. Gambaran Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan ( PNPM MP ) di Desa Pulorejo Pelaksanaan Program PNPM MP di Desa Pulorejo dilakukan berdasarkan Standar Operasional Prosedur ( SOP ) program yaitu melalui beberapa tahapan, dimana tahapan tahapan tersebut merupakan suatu siklus kegiatan yang berlangsung dalam serangkaian 3 siklus yang terdiri dari siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Dalam satu siklus kegiatan tersebut dilaksanakan dalam waktu satu tahun ( 1 tahun ) penuh dari Januari sampai Desember, kemudian siklus berikutnya merupakan tahapan lanjutan sampai siklus ke 3. Setelah siklus ke 3 yaitu pada tahun ke 4, siklus akan diulang kembali pada siklus 1 sampai siklus ke 3 dan seterusnya sampai pola pemberdayaan kemandirian masyarakat secara mandiri dapat berjalan dengan sendirinya, dan program ini telah mencapai tujuannya. Dengan kata lain, satu paket siklus ( siklus 1 3 ) membutuhkan waktu selama 3 tahun berturut - turut. Dalam penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan PNPM MP pada siklus I, yaitu siklus dimana wilayah ini untuk pertama kalinya baru menerima PNPM MP. Keberlangsungan siklus I ini berada pada kurun waktu 2011. Tahapan tahapan kegiatan dalam pelaksanaan PNPM MP di Desa Pulorejo pada siklus I antara lain : 1. Tahap Pemetaan Awal / Sosialisasi Awal Pada tahapan awal pelaksanaan PNPM MP di Desa Pulorejo ini pada prinsipnya adalah proses pembelajaran masyarakat agar mereka mampu melakukan tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di wilayahnya atas dasar kesadaran kritis terhadap substansi mengapa dan untuk apa suatu kegiatan itu harus dilakukan. Dalam sosialisasi ini pertama tama dilakukan oleh Fasilitator Kelurahan ( FasKel ) yaitu petugas dari PNPM MP.

Upload: hoangnhi

Post on 08-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

45

BAB V

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM

NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

PERKOTAAN ( PNPM MP )

Dalam bab ini akan menggambarkan bentuk pelaksanaan, partisipasi

masyarakat, dan kendala – kendala dalam pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan ( PNPM MP ) di Desa Pulorejo

kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

5.1. Gambaran Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perkotaan ( PNPM MP ) di Desa Pulorejo

Pelaksanaan Program PNPM MP di Desa Pulorejo dilakukan berdasarkan

Standar Operasional Prosedur ( SOP ) program yaitu melalui beberapa tahapan,

dimana tahapan – tahapan tersebut merupakan suatu siklus kegiatan yang berlangsung

dalam serangkaian 3 siklus yang terdiri dari siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Dalam satu

siklus kegiatan tersebut dilaksanakan dalam waktu satu tahun ( 1 tahun ) penuh dari

Januari sampai Desember, kemudian siklus berikutnya merupakan tahapan lanjutan

sampai siklus ke 3. Setelah siklus ke 3 yaitu pada tahun ke 4, siklus akan diulang

kembali pada siklus 1 sampai siklus ke 3 dan seterusnya sampai pola pemberdayaan

kemandirian masyarakat secara mandiri dapat berjalan dengan sendirinya, dan program

ini telah mencapai tujuannya. Dengan kata lain, satu paket siklus ( siklus 1 – 3 )

membutuhkan waktu selama 3 tahun berturut - turut.

Dalam penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan PNPM MP pada siklus I,

yaitu siklus dimana wilayah ini untuk pertama kalinya baru menerima PNPM MP.

Keberlangsungan siklus I ini berada pada kurun waktu 2011.

Tahapan – tahapan kegiatan dalam pelaksanaan PNPM MP di Desa Pulorejo

pada siklus I antara lain :

1. Tahap Pemetaan Awal / Sosialisasi Awal

Pada tahapan awal pelaksanaan PNPM MP di Desa Pulorejo ini pada

prinsipnya adalah proses pembelajaran masyarakat agar mereka mampu melakukan

tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di wilayahnya atas dasar kesadaran

kritis terhadap substansi mengapa dan untuk apa suatu kegiatan itu harus dilakukan.

Dalam sosialisasi ini pertama – tama dilakukan oleh Fasilitator Kelurahan ( FasKel )

yaitu petugas dari PNPM MP.

Page 2: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

46

Sosialisasi awal melalui tahapan pemetaan awal ini dilakukan untuk mengetahui

dengan jelas apa itu PNPM MP yang kemudian akan menggugah kesadaran seluruh

masyarakat desa untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program PNPM MP.

Disamping itu dengan adanya soialisasi atau pengenalan program ini akan

diperoleh data dinamika gambaran sosial / permasalahan masyarakat sekaligus

penyebarluasan dan informasi tentang adanya program PNPM MP di Desa

Pulorejo.1

Peran masyarakat dalam ikut serta menanggulangi permasalahan termasuk

permasalahan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya tidak mudah, sehingga

proses sosialisasi awal ini sudah dimulai cukup lama yaitu sejak Desember 2009

sampai dengan april 2010 meliputi pertemuan – pertemuan warga maupun

lokakarya untuk merumuskan dinamika permasalahan yang ada di Desa Pulorejo.

Dalam pertemuan – pertemuan tersebut didorong agar masyarakat berbicara

dengan bebas mengungkapkan keadaan lingkungan di Desa Pulorejo. Dengan itu

partisipasi seluruh masyarakat untuk berproses bersama – sama belajar ikut serta

memahami dan mempelajari program yang diberikan sangat diperlukan.

Kepala Desa Pulorejo dalam memberikan dukungan penuh terhadap program

PNPM MP yang masuk ke desanya dengan cara memfasilitasi terselenggaranya

pertemuan pengurus RT/RW dan masyarakat dengan Tim Fasilitator. Hal ini

dilakukan sebagai bentuk partisipasi dalam memperlancar seluruh program

pemerintah yang bertujuan menangulangi segala permasalahan dalam masyarakat.2

Namun dalam pengenalan program PNPM MP ini juga ada reaksi negatif dari

warga yang pesimis dan memiliki cara pandang sempit. Walaupun jumlah warga

yang kurang responsif terhadap program ini tidak begitu banyak namun juga sempat

memberikan pengaruh terhadap warga lainnya. Pendapat dan anggapan mereka

terhadap Program PNPM MP ini adalah bagian dari skenario politik dari pemerintah

yang berkuasa untuk memperoleh citra politik dan akan menguntungkan dalam

pilihan – pilihan pada jabatan – jabatan strategis baik di legislatif maupun eksekutif.

Dapat dikatakan dalam bahasa yang tegas bahwa adanya program PNPM MP ini

1 ( Keterangan dalam wawamcara dengan Ibu Nunung Wijayanti Fasilitator kelurahan ( FasKel

Ekonomi ) / sekaligus koordinator perencanaan partisipatif PNPM MP Kelurahan Desa Pulorejo pada

tanggal 17 Februari 2012 ) 2 ( Disarikan dari wawancara dengan Kepala Desa Pulorejo Bapak Sujatmo dan Bapak Fatoni Kepala

BPD Desa Pulorejo pada tanggal 19 dan tanggal 23 Februari 2012 pada kesempatan yang berbeda ) .

Page 3: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

47

hanya menguntungkan partai tertentu saja beserta stake holdernya / pemangku

kepentingan3 .

2. Rembug Kesiapan Masyarakat ( RKM )

Pada tahapan Rembug Kesiapan Masyarakat ( RKM ) ini yang dilaksanakan

pada bulan mei 2010 melalui pertemuan RT / RW di Desa Pulorejo dengan

difasilitasi oleh Pemerintah Desa Pulorejo Pada moment ini masyarakat

dipertemukan dan digugah komitmen mereka dalam berpartisipasi untuk program

PNPM MP dengan segala konsekuensinya. Disini upaya untuk mulai membentuk /

menghasilkan relawan sesuai kriteria yang ditetapkan sudah dimulai.

Petugas FasKel Desa Pulorejo juga menjelaskan arti pentingnya relawan dalam

berhasilnya program PNPM MP ini, dimana relawan masyarakat adalah pelopor-

pelopor pengerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan

memiliki komitmen kuat pada kemajuan masyarakat di wilayahnya.PNPM Mandiri

Perkotaan mendorong masyarakat di lokasi sasaran agar membuka kesempatan

seluas mungkin bagi warga yang ikhlas, jujur, adil, peduli dan memiliki komitmen

untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan seluruh tahapan kegiatan

program sehingga bermanfaat bagi masyarakat miskin serta seluruh masyarakat di

wilayahnya4

Pada saat RKM telah direkrut sebanyak 87 orang yang bersedia dan peduli

untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan PNPM MP. Para relawan ini terdiri dari

warga mampu, warga berpendidikan, tokoh masyarakat maupun dari warga miskin

yang kesemuanya berasal dari dusun – dusun yang ada dalam wilayah administrastif

Desa Pulorejo.5

Partisipasi kesediaan para relawan yang telah terbentuk bertujuan untuk

memfasilitasi dan mengawal kegiatan PNPM MP dari mulai awal sampai akhir

program selesai6

3 (Keterangan dalam wawamcara dengan Bapak Moh. Fajar Tokoh Masyarakat Desa Desa Pulorejo

pada tanggal 07 Maret 2012 ) 4 (Keterangan dalam wawancara dengan Bapak Abdul Rohman, relawan Program PNPM MP pada

tanggal 12 maret 2012). 5 (Keterangan dalam wawancara dengan Bapak Abdul Rohman, relawan Program PNPM MP pada

tanggal 12 maret 2012). 6 (Keterangan dalam wawancara dengan Ibu Nunung Wijayanti, Koordinator Tim Perencanaan

Partisipasif, pada tanggal 12 maret 2012 ).

Page 4: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

48

Selain pembentukan relawan, moment ini juga menghimpun masyarakat peduli

dengan masalah – masalah yang ada di desa yang nantinya akan dilibatkan dalam

kegiatan PNPM MP sesuai sumber daya yang dimikikinya.

3. Refleksi kemiskinan ( RK )

Dalam kegiatan refleksi Kemiskinan ( RK ) yang dilaksanakan pada bulan Juni

2010, mulai diadakan rembugan bersama dari para relawan yang didampingi oleh

petugas FasKel dan difasilitasi oleh pemerintah desa ( Kepala Desa dan Badan

Perwakilan Desa / BPD ). Rembug dimulai dengan membahas dan mencari akar

penyebab kemiskinan dan permasalahan – permasalahan sosial yang menuntut

untuk diselesaikan bersama. Dalam rembugan ini petugas FasKel lebih

mengarahkan agar relawan lebih proaktif dalam kepekaannya mencari penyebab

akar permasalahan di daerahnya, sehingga akan dapat digugah niat bersama untuk

membangun dan menanggulangi kemiskinan bersama secara terorganisir7

Para relawan saling berbagi dan berdiskusi dengan didampingi petugas FasKel

yang memberikan arahan secara teknis. Dalam kesempatan ini para relawan

merefleksikan dan membawa permasalahan – permasalahan yang berkaitan dengan

penyebab kemiskinan di Desa Pulorejo dengan menelaah indikasi – indikasi

maupun identifikasi kemiskinan di tiap – tiap lingkungan RT mereka untuk dicari

solusi atau kemungkinan penyelesaiannya. Di sini juga dilakukan identifikasikan

calon penerima bantuan program.

Rembugan yang dilaksanakan memberikan kesempatan seluas – luasnya

kepada relawan maupun pihak pemerintah desa sebagai fasilitator untuk

mengeluarkan segala “ unek – unek “ serta berbagai usul yang ada. Selanjutnya dari

rembugan tersebut dicapai pemahaman bahwa masalah utama di Desa Pulorejo

adalah masih tingginya angka kemiskinan.

Adapun faktor – faktor yang menyebabkan kemiskinan tersebut dikategorikan

dalam 3 faktor masalah yaitu :

a. Masalah di bidang kesehatan

Masih banyak terdapat balita dan ibu hamil yang gizinya masih rendah,

kemudian prasarana kesehatan POLIDES dan perlengkapan POSYANDU

yang masih kurang memadai.

b. Masalah di bidang Pendidikan

7 ( Keterangan dalam wawancara dengan Bapak Handono Petugas FasKel PNPM MP, pada tanggal

09 april 2012 ).

Page 5: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

49

Sarana pendidikan yang ada sekarang sudah banyak yang rusak

c. Masalah di bidang Lingkungan

Masih banyak terdapat sarana dan prasarana lingkungan yang kurang baik

bahkan sampai rusak berat ( jalan, jembatan, saluran air bersih, drainase ),

rumah warga yang kurang layak huni, dan lain – lain. Masyarakat tidak

memiliki sumber dana untuk merehabilitasi sarana dan prasarana tersebut.

d. Masalah di bidang Ekonomi

Masih lemahnya sektor permodalan, rendahnya ketrampilan dan rendahnya

wawasan manajemen usaha kecil menengah ( UKM ). Dari identifikasi

permasalahan yang ada tersebut merupakan penyebab terhambatnya

kemajuan masyarakat Desa Pulorejo, sehingga bermuara pada kondisi

tidak mampu / miskin8

4. Pemetaan swadaya ( PS )

Pada rembugan relawan dan warga dalam tahapan kegiatan pemetaan swadaya

bulan Juli, dilakukan kajian dan analisa masalah yang telah dicapai dalam tahapan

refleksi kemiskinan dan kemudian dicari potensi masyarakat yang dapat

dimanfaatkan untuk membangun kesadaran akan realita dan potensi ( sosial,

ekonomi, lingkungan, nilai – nilai dll) di Kelurahan Desa Pulorejo.

Partisipasi para relawan dalam rembugan ini termasuk juga mendorong

kepada pemerintah desa untuk sekiranya dapat ikut membantu dengan sumber

pendanaan yang dapat memperkuat pelaksanaan program PNPM MP untuk

dipadukan dengan pendanaan dari program. Dalam kesempatan ini juga oleh

fasilitator dilakukan pengukuran dan analisa sejauh mana pendanaan yang

proporsional yang bisa diberikan dari Program PNPM MP. Hasil pemetaan swadaya

ini didapati bahwa sumber daya masyarakat Desa Pulorejo adalah dalam bentuk

pikiran dan tenaga serta ketrampilan, karena sebagian besar masyarakat masih

didominasi oleh pekerjaan petani, tukang bangunan dan buruh. Sedangkan bantuan

dalam bentuk pendanaan dari masyarakat masih belum memungkinkan9

Tenaga dan keahlian bertukang dari masyarakat di Pulorejo ini oleh para

relawan akan dimanfaatkan untuk membangun prasarana – prasarana lingkungan

8 (Keterangan dalam wawancara dengan Bapak Murwoto relawan PNPM MP Desa Pulorejo pada

tanggal 12 april 2012 ) 9 (Keterangan dalam wawancara dengan Bapak Harto, Masyarakat Peduli PNPM MP Desa Pulorejo

pada tanggal 17 Juli 2012).

Page 6: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

50

dan kesehatan, sehingga untuk pengerjaannya tidak harus mencari tenaga dari luar

desa. Dalam musyawarah yang dilakukan dalam pemetaan swadaya ini diberikan

kesempatan seluas – luasnya kepada masyarakat untuk memberikan usulan dan

saran yang sekiranya dapat diakomodasikan dalam penanganan segala masalah desa

yang ada. Namun dalam tahapan ini juga berlangsung agak alot yang antara lain

beberapa anggota dari beberapa RT yang pada waktu itu adalah RT 5 meminta agar

pelaksanaan penanganan masalah lingkungan terutama pembangunan sarana

transportasi di prioritaskan dahulu di lingkungannya. Adanya permintaan agar

pembangunan di prioritaskan pada beberapa lingkungan RT tersebut menuai

sanggahan dan penolakan dari beberapa RT terutama RT 6 yang berbatasan wilayah

dengan RT 5 lain yang sama – sama juga meminta agar pelaksanaan penanganan

masalah lingkungan terutama pembangunan sarana transportasi di prioritaskan

dahulu di lingkungannya.

Adanya permintaan agar pembangunan diprioritaskan pada beberapa

lingkungan RT tersebut menuai sanggahan dan penolakan dari beberapa RT yang

lain yang sama – sama juga meminta prioritas untuk dilakukan pembangunan

terdahulu di lingkungan RT mereka. Ada cara berfikir yang terlalu sempit dari

beberapa bagian masyarakat yang terlibat dalam musyawah yaitu terutama bagi di

lingungan RT yang kebetulan berada pada jalur transportasi jalur utama ( arteri )

atau penghubung dengan RT atau dusun lain, mereka merasa jalur lingkungan

mereka yang paling penting untuk diprioritaskan. Bahkan sampai ada yang

bersitegang dari yang lingkungan RT pada jalur utama kalau tidak mendapat

prioritas mereka tidak akan mau ikut dalam pengerjaan prasarana jalan di

lingkungan RT terutama yang lingkungan posisinya menjorok ke dalam / tidak jalur

penghubung dengan daerah lain karena mereka sangat jarang sekali lewat di jalur

tersebut, dan mereka juga tidak terlalu tergantung atau mengharap warga dari RT

yang dari jalur dalam ikut membantu pengerjaan pembangunan di wilayah mereka

karena mereka merasa bias mengerjakannya sendiri tanpa bantuan dari warga RT

lain.

Perdebatan semacam inilah yang terkadang terjadi untuk membahas

penyelesaian masalah desa. Namun dari pihak petugas fasilitator kelurahan maupun

pihak pemerintah desa yang ikut terlibat dalam memfasilitasi kegiatan ini selalu

menengahi dan mencari jalan tengah dan titik temu dari musyawarah tersebut. Dan

pada waktu perdebatan antar RT tersebut diselesaikan dengan disepakati

Page 7: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

51

infrastruktur yang diprioritaskan dibangun adalah RT 5 dimana RT tersebut

merupakan jalur jalan yang menghubungkan beberapa RT dan merupakan jalur

penting. Akhirnya warga RT 6 setelah mendapatkan penjelasan dari fasilitator bisa

menyadari kondisi tersebut. Sehingga kegiatan pemetaan swadaya ini berlangsung

beberapa kali dan tidak cukup sekali untuk dapat mencapai kesepakatan bersama.

Namun akhirnya dari beberapa kali pertemuan akhirnya dicapai kesepakatan10

5. Pembentukan LKM

Sesuai dengan prinsip dalam proyek PNPM-MP bahwa proyek yang akan

dilaksanakan tidak langsung diputuskan secara sepihak saja oleh tim pelaksana

kegiatannya ataupun oleh pemerintah desa setempat melainkan dengan melakukan

penggalian gagasan yang mendalam dengan melibatkan partisipasi masyarakat

secara keseluruhan agar semua kebutuhan masyarakat dapat tertampung semua.

Untuk melakukan pengendalian dan manajemen yang baik perlu dibentuk

kelembagaan yang mewadahi aspirasi masyarakat melalui pembentukan Lembaga

Keswadayaan Masyarakat ( LKM ). Pembentukan LKM di Desa Pulorejo yang

dimulai pada bulan Agustus sampai September ini difasilitasi oleh relawan yang

sebelumnya melakukan penyaringan calon anggota LKM dari utusan tiap – tiap RT.

Selanjutnya dalam tingkat dusun kembali di seleksi para utusan RT untuk

disaring pada tingkat rembugan di desa akan ditentukan siapa yang menjadi

pengurus LKM. Dalam rembugan final dihasilkan bentuk LKM di Desa Pulorejo

dengan nama LKM Rejo Mulyo dengan anggota sebanyak 13 orang dengan struktur

terdiri dari jabatan koordinator dan anggota – anggota.

LKM ini perlu dibentuk dengan tujuan menanamkan pemahaman kepada

masyarakat untuk memahami kelembaaan masyarakat yang dapat berperan sebagai

LKM dan menciptakan kesadaran kepada masyarakat akan kebutuhan

kelembagaan yang dipimpin orang – orang yang menerapkan nilai – nilai universal

kemanusiaan11

Pada lembaga LKM ini kekuasaan/kewenangan dan legitimasinya bersumber

dari warga masyarakat setempat, sehingga berkedudukan sebagai lembaga

kepimpinan kolektif dan oleh karenanya juga berperan sebagai representasi warga

yang berhimpun dalam suatu himpunan masyarakat warga setempat yang bersifat

10

( Keterangan dalam wawancara dengan Ibu Nunung Wijayanti Fasilitator Kelurahan / sekaligus

Koordinator Perencanaan Partisipasif Desa Pulorejo pada tanggal 17 Juli 2012 ) 11

(Keterangan dalam wawancara dengan Bapak Maskun koordinator LKM Mulyo Rejo Desa Pulorejo

pada tanggal 17 juli 2012. ).

Page 8: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

52

organisasi anggota atau bertumpu pada anggota, artinya keputusan tertinggi ada di

tangan anggota. Dalam kesempatan ini dibentuk juga aturan main ( AD / ART )

LKM yang sesuai dengan ketentuan dalam PNPM MP.

Setelah dibentuk LKM, petugas fasilitator dan para relawan juga

memfasilitasi pembentukan dewan pengawas dan unit – unit pengelola untuk

mendukung fungsi pengawasan dan pelaksanaan kegiatan – kegiatan PNPM MP.

Setelah itu dibentuk kelompok Swadaya Masyarakat ( KSM ) yaitu merupakan

pemanfaat / penerima program PNPM. Namun KSM ini bukan hanya penerima

manfaat program secara pasif, melainkan sekaligus sebagai pelaksana kegiatan

terkait dgn penanggulangan kemiskinan yang diusulkan untuk didanai oleh LKM

melalui berbagai dana yang mampu digalang. Terbentunya KSM berfungsi sebagai

satuan unit sosial yang saling tolong menolong dan mengembangkan diri masing –

masing anggotanya.

Kemudian dalam AD / ART LKM ini ditentukan juga agenda Rapat

Koordinasi Triwulan LKM dengan Masyarakat, dimana anggota-anggota LKM

wajib mengadakan pertemuan koordinasi triwulanan atau sesuai ketentuan AD/ART

dengan mengundang seluruh anggota KSM, dan Forum Relawan (sebagai unsur

masyarakat) untuk menyampaikan perkembangan kegiatan, membahas

permasalahan serta merencanakan kegiatan triwulan berikutnya.

6. Menyusun Program Jangka Menengah / Rencana Strategis Program

Penanganan Kemiskinan ( PJM PRONANGKIS )

Program Jangka Menengah / Rencana Strategis Program Penanganan

Kemiskinan ( PJM PRONANGKIS ) disusun disusun secara partisipatif oleh TIP

(Tim Inti Perencana) yang dibentuk oleh LKM, terdiri dari unsur LKM, relawan dan

warga peduli dan secara interaktif. PJM dapat terdiri dari investasi pembangunan

prasarana yang telah diidentifikasi dari awal survei terutama pada tahapan refleksi

kemiskinan ( RK ) yang pelaksanaannya dapat dilakukan langsung oleh LKM

dengan membentuk panitia pembangunan; atau kegiatan pembangunan prasarana

skala kecil yang dapat diusulkan oleh kelompok masyarakat dan termasuk dalam

sektor prasarana yang memang diprioritaskan12

Dalam PJM ini disusun langkah langkah pelaksanaan penanganan masalah –

masalah yang telah dirumuskan dalam refleksi kemiskinan, yang antara lain masalah

12

( Keterangan dari Bapak Maskun, Koordinator LKM Rejo Mulyo Desa Pulorejo pada tanggal 19 juli

2012 ).

Page 9: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

53

lingkungan, kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Dalam PJM yang dibuat pada

bulan November 2010 ini dirinci pola pelaksanaan penanganan masalah yang telah

dirumuskan yang meliputi kebutuhan – kebutuhan sumber dana, penerima sasaran,

pelaksana lapangan, pihak – pihak yang dilibatkan dalam pelaksanaan dan ketentuan

– ketentuan teknis lainnya.

7. Pelaksanaan Kegiatan penanganan kemiskinan dan masalah Desa Pulorejo

Pelaksanaan Kegiatan penanganan kemiskinan dan masalah Desa Pulorejo

sebagai tertuang dalam Program Jangka Menengah / Rencana Strategis Program

Penanganan Kemiskinan ( PJM PRONANGKIS ) yaitu :

a. Pelaksanaan kegiatan penanganan masalah lingkungan

Untuk penanganan masalah lingkungan sebagaimana telah dirumuskan dan

ditetapkan pada PJM PRONANGKIS dimulai pada bulan April 2011, ada

beberapa pembangunan yang antara lain :

1. Pembangunan sarana transportasi

Pembangunan sarana transportasi meliputi ; membangun jalan cor beton,

jembatan box, jalan paving blok, jalan setapak beton di beberapa titik di

beberapa lokasi yang telah ditentukan

2. Membangun Prasarana untuk mengurangi kerusakan lingkungan

Untuk mengurangi kerusakan lingkungan dibangun banyak talud pada

pinggir saluran air agar dinding saluran air yang sebagian besar masih

berupa tanah tidak longsor ketika musim hujan datang.

3. Penataan Sanitasi Lingkungan

Untuk pembangunan sanitasi dibangun saluran irigasi yang dapat mengatur

kebutuhan dan arah air agar kebutuhan air khususnya untuk areal

persawahan dapat tercukupi.

4. Antisipasi Bencana

Untuk antisipasi bencana ini belum ada bangunan bentuk fisik, namun di

siasati dengan menyiapkan cadangan sewaktu – waktu agar dapat

digunakan jika bencana datang.

Dalam pengerjaan teknis pembangunan beberapa parsarana ini

kesemuanya tidak dapat terlepas dari pemanfaatan sumberdaya yang

terdapat di Desa Pulorejo. Semua pekerja proyek adalah orang asli desa,

misalnya bagi yang memiliki keahlian sebagai tukang batu, mengerjakan yang

bagian pemasangan batu, dan tetap diberi upah kerja. Dan sebagai partisipasi

Page 10: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

54

mereka, maka upah yang mereka minta pun tidak seperti jika mereka bekerja

biasanya.

b. Pelaksanaan kegiatan penanganan masalah kesehatan

Kegiatan penanganan masalah kesehatan dilakukan mulai Juni 2011 dengan

melakukan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan untuk BALITA,

kemudian melakukan uji test air sumur. Kegiatan ini dilaksanakan oleh unit

pelaksana LKM dan relawan serta masyarakat peduli.

c. Pelaksanaan kegiatan penanganan masalah pendidikan

Untuk masalah penanganan pendidikan dilakukan dengan membangun 2

unit Taman Kanak – kanak, rehabilitasi bangunan 1 Sekolah Dasar dan

rehabilitasi 1 sekolah Madrasah Ibtidaiah. Pembangunan dan rehabilitasi ini

juga dikerjakan oleh masyarakat Desa Pulorejo dengan diberikan upah.

d. Pelaksanaan kegiatan penanganan masalah ekonomi

Kegiatan masalah ekonomi dilakukan dengan pemberian dana bergulir

yaitu pinjaman modal tanpa agunan bagi keluarga miskin yang telah tergabung

dalam Kelompok Swadaya Masyarakat ( KSM ). Selain itu diberikan

ketrampilan untuk usaha – usaha kecil kecil menengah ( UKM ) seperti

pelatihan pembuatan makanan dan pelatihan pembuatan batik. Kegiatan ini

dikerjakan oleh pihak luar yang memiliki ketrampilan yang didatangkan oleh

petugas fasilitator.

Namun dalam pelaksanaan kegiatan penanganan masalah tersebut

masih ada juga yang tidak berkontribusi ikut dalam kegiatan seperti

pengerjaan prasarana transportasi dan lingkungan. Hal ini dikarenakan ada

yang dilatari oleh upah kerja dalam proyek tersebut tidak sesuai atau ada di

bawah standar upah kerja bangunan pada umumnya, tanpa menyadari bahwa

kegiatan ini lebih dipentingkan untuk kemanfaatan maysarakat banyak.

Namun ada juga masyarakat yang tidak mau ikut serta dalam pengerjaan

kegiatan – kegiatan penanganan masalah di desa karena anggapan bahwa

proyek dan kegiatan – kegiatan itu menghasilkan keuntungan yang besar dan

akan menguntungkan pihak panitia, sementara tenaga mereka hanya dihargai

di bawah standar dari upah pada umumnya. Padahal sebenarnya setiap

tindakan yang dilakukan terutama yang ada hubungannya dengan penggunaan

keuangan program pasti dicatat dan di beritahukan secara transparan kepada

Page 11: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

55

masyarakat baik melalui pengumuman media desa maupun dalam rapat rutin

LKM dan dalam laporan pertanggungjawaban13

8. Evaluasi Pelaksanaan Program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (

PNPM MP )

Untuk evaluasi kegiatan – kegiatan dalam program PNPM MP dilakukan pada

bulan akhir selesainya siklus program yaitu pada bulan Desember. Bentuk evaluasi

tersebut adalah dengan adanya pertanggungjawaban dari LKM dengan membuat

Laporan Pertanggungjawaban dan dibawa dalam sebuah forum tahunan yaitu

Rembug Warga Tahunan ( RWT ) di tingkat Desa Pulorejo.

5.2. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Pulorejo

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan ( PNPM MP )

merupakan salah satu kebijakan publik / kebijakan pemerintah dalam bentuk / kategori

program, dimana dalam program kebijakan ini terdapat ruang dan lingkup lingkup

kegiatan pemerintah yang disahkan dan relatif khusus,serta jelas batas-batasnya untuk

mencapai tujuan program. Program ini dirancang sebagai gerakan bersama melibatkan

partisipasi seluruh elemen masyarakat yang terpadu dalam penanggulangan

kemiskinan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat

memerlukan keterlibatan berbagai pihak antara lain pemerintah, kelompok ahli, dunia

usaha, dan masyarakat luas. Semua pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan

tanggung jawabnya. Hal ini sesuai dengan prinsip – prinsip dan pengertian partisipasi,

dimana partisipasi adalah suatu keikutsertaan / keterlibatan individu dalam suatu

kelompok maupun suatu kelompok dalam suatu lingkungan masyarakat yang luas

dalam kaitannya terhadap pembangunan yang sedang dilaksanakan atau mobilisasi

masyarakat dalam pembangunan ( Soetrisno : 1995 : 221-222).

Namun mengingat sangat luasnya jangkauan dan keterkaitan antara partisipasi

dengan unsur dan elemen – elamen lainnya, maka suatu pelaksanaan partisipasi

masyarakat harus dilihat dari berbagai aspek pandang. Dengan itu, untuk melihat dan

mengetahui secara utuh bagaimana partisipasi masyarakat Desa Pulorejo dalam

Program PNPM MP, penulis melakukan analisis dengan mengidentifikasi beberapa

13

( Keterangan dari Bapak Maskun Koordinator LKM Mulyo Rejo Desa Rejosari pada tanggal 01

Agustus 2012 )

Page 12: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

56

elemen – elemen penting dalam teori tentang partisipasi masyarakat yang dipaparkan

sebagai berikut :

5.2.1. Tahapan dalam Partisipasi

Bahwa dalam suatu partisipasi masyarakat dalam pembangunan, masyarakat

terlebih lagi gerakan partisipasi yang dimotori oleh pemerintah biasanya dilakukan

melalui beberapa tahapan mulai dari perencanaan sampai evaluasi (Adi : 2001 :

208 ). Demikian juga dalam pelaksanaan Program PNPM MP Di Desa Pulorejo

scara garis besar ada beberapa tahapan yang dilalui yaitu tahapan tahap assesment (

tahap awal ) dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi awal / Pemetaan Awal ( PA

), Refleksi Kemiskinan (RK ), Rembug kesiapan Masyarakat ( RKM ), Pemetaan

Swadaya ( PS ), pembentukan LKM dan pembentukan PJM PRONANGKIS.

Dalam tahapan awal ini merupakan langkah yang dilakukan dengan

mengidentifikasi masalah dan sumberdaya yang dimiliki, sehingga

masyarakat dilibatkan secara aktif melihat permasalahan yang sedang terjadi

berdasarkan pandangan mereka sendiri. Setelah tahapan awal disusul

tahapan pelaksanaan yaitu tahapan realisasi kegiatan yang telah dirumuskan

dalam tahapan awal. Setelah tahapan pelaksanaan selesai, ada tahapan

selanjutnya yaitu tahapan evaluasi dimana dalam PNPM MP di Desa

Pulorejo dilakukan pada akhir tahun yaitu pada Rembugan Warga Tahunan (

RWT ). Dalam evaluasi ini disampaikan Laporan Pertanggungjawaban ( LPj

) oleh LKM Mulyorejo. Dalam berbagai tahapan selalu melibatkan

partisipasi warga masyarakat Desa Pulorejo baik yang berstatus anggota

LKM, relawan maupun masyarakat peduli untuk melakukan penanganan

masalah di desanya melalui program PNPM MP. Sebagaimana tahapan

partisipasi secara teoritis yang meliputi tahap assesment yang dilakukan

dengan mengidentifikasi masalah dan sumberdaya yang dimiliki, kemudian

pelaksanaan dan evaluasi telah dilakukan, namun untuk alternatif program

atau kegiatan yang dilakukan untuk memikirkan alternatif kegiatan sebagai

cadangan apabila salah satu kegiatan tidak berjalan baik tidak dilakukan. Hal

ini dikarenakan dalam program PNPM MP ini telah disusun cukup

komprehensif sehingga sudah mencakup berbagai metode untuk mengatasi

permasalahan yang ada.

5.2.2. Unsur – unsur Partisipasi

Page 13: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

57

Dalam kegiatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PNPM MP di

Pulorejo juga perlu dilihat unsur – unsur dapat dikatakan bahwa program kebijakan

ini syarat / mutlak membutuhkan adanya partisipasi masyarakat. Hal ini terlihat

dengan telah terpenuhinya 3 unsur partisipasi yang penting yaitu :

1) Adanya keterlibatan mental dan perasaan, lebih dari semata-mata atau hanya

keterlibatan secara jasmaniah.

Keterlibatan mental disini dapat dilihat pada tahap – tahap pelaksanaan

program terutama pada saat tahapan Refleksi Kemiskinan ( RK ), Rembug

kesiapan Masyarakat ( RKM ), Pemetaan Swadaya ( PS ). Disini masyarakat

Desa Pulorejo yang tergabung dalam relawan memberikan apresiasi yang

menelaah permasalahan di desanya. Bahkan terkadang ada gesekan – gesekan

antara warga untuk mendapatkan prioritas penanganan masalah.

2) Unsur kedua adalah kesediaan memberikan sumbangan kepada usaha

mencapai tujuan kelompok.

Adanya kesediaan memberikan sumbangan kepada usaha mencapai tujuan

kelompok dalam PNPM MP di Desa Pulorejo dapat dilihat berdasarkan dari data

pelaksanaan program kebijakan PNPM MP, bahwa mulai dari tahapan awal,

pelaksanaan sampai evaluasi, dimana adanya partisipasi dari masyarakat untuk

ikut serta baik dalam musyawarah, menjadi lembaga bagian dari program sampai

ikut terlibat dalam kegiatan pelaksanaan kegiatan sebagaimana telah dirumuskan

dalam PJM PRONANGKIS. Dapat dikatakan bahwa setiap keputusan yang

diambil dalam melaksanakan semua kegiatan dalam PNPM MP merupakan

keputusan bersama sebagai hasil dari musyawarah masyarakat dalam tiap tahapan

kegiatan.

3) Unsur tanggung jawab

Adanya unsur tanggungjawab juga terlihat dalam pelaksanaan partisipasi

masyarakat dalam program kebijakan PNPM MP di Desa Pulorejo. Hal ini

terlihat dari upaya pengembalian pinjaman bergulir yang diberikan pada

masyarakat penerima program kegiatan penanganan masalah ekonomi yang

terwadahi dalam Kelompok Swadaya Masyarakat ( KSM ), kemudian pembuatan

Laporan pertanggungjawaban LKM setiap tahunnya yang disampaikan dalam

Rapat Warga Tahunan ( RWT ). Bahkan setiap bulannya LKM melaporkan

kepada masyarakat desa agar dilihat masyarakat umum melalui dinding media

warga / media tempel yang ada di 5 titik strategis di Desa Pulorejo agar

Page 14: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

58

masyarakat umum dapat mengetahui apa saja yang telah dilakukan dalam

kegiatan PNPM MP secara berkala.

Berdasarkan uraian di atas, maka partisipasi tidak saja identik dengan

keterlibatan secara fisik dalam pekerjaan dan tugas saja akan tetapi menyangkut

keterlibatan diri atau ego, sehingga akan timbul tanggung jawab dan sumbangan

yang besar dan penuh terhadap pembangunan masyarakat.

5.2.3. Bentuk Partisipasi

Ada beberapa jenis partisipasi masyarakat dalam pembangunan masyarakat

( Davis dalam Sastropoetro, : 1988:16) yang antara lain dalam bentuk :

1) Pikiran (Psychological participation).

2) Tenaga (Physical participation).

3) Pikiran dan tenaga (Psychological dan Physical participation).

4) Keahlian (Participation with skill).

5) Barang (Material participation).

6) Uang (Money participation).

Berdasarkan data pelaksanaan PNPM MP di Desa Plorejo, bentuk

partisipasi yang cukup mendominasi adalah berupa pikiran dan tenaga dan

keahlian. Partisipasi berbentuk pikiran ini cukup terlihat pada tahapan awal yaitu

pada saat tahap – tahap pelaksanaan program terutama pada saat tahapan Refleksi

Kemiskinan ( RK ), Rembug kesiapan Masyarakat ( RKM), Pemetaan Swadaya (

PS ). Disini masyarakat berpartisipasi berupa ide, gagasan untul menangani

permasalahan di desanya.

Bentuk partisipasi dalam bentuk tenaga dan keahlian diwujudkan dalam

mendirikan proyek yang sifatnya berdikari atau proyek komuniti yang

sifatnya otonom dengan tindakan aksi massa oleh warga masyarakat

cukup terlihat pada saat pelaksanaan penanganan masalah lingkungan

yaitu dalam pembangunan sarana transportasi seperti membangun jalan

cor beton, talud saluran air, jembatan box, jalan paving blok, jalan

setapak beton, dll. Untuk pengerjaan prasarana tersebut pemanfaatan

tenaga dan sumberdaya keahlian menjadi komponen utama, terlebih lagi

dari kebanyakan penduduk Desa Pulorejo yang memiliki mata

pencaharian cukup banyak sebagai buruh bangunan. Keahlian

masyarakat seperti mereka yang profesinya sebagai tukang batu, tukang

Page 15: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

59

besi dan tukang kayu mereka cukup mendukung terselesaikannya

kegiatan berdasarkan keahlian dan tenaga mereka. Sedangkan

partisipasi dalam bentuk uang dan barang masih belum terlihat dalam

pelaksanaan PNPM MP di Desa Pulorejo.

5.2.4. Prasyarat Partisipasi

Dalam suatu tindakan partisipasi masyarakat menurut Hamidjojo dan

Iskandar ( 1999: 57) ada beberapa syarat yang mendasarinya yaitu:

1. Senasib dan sepenanggungan.

2. Keterlibatan terhadap tujuan hidup.

3. Kemahiran untuk menyesuaikan dengan perubahan keadaan.

4. Adanya prakarsawan.

5. Iklim partisipasi.

6. Adanya pembangunan itu sendiri

Untuk prasyarat partisipasi masyarakat Desa Pulorejo dalam PNPM MP

ditemukan adanya prasyarat yang mendasarinya antara lain yang cukup terlihat

adalah adanya unsur senasib dan sepenanggungan, keterlibatan terhadap tujuan

hidup, kemudian adanya prakarsawan serta adanya pembangunan itu sendiri.

Untuk prasyarat adanya iklim partisipasi kurang signifikan dengan pelaksanaan

program kebijakan PNPM MP mengingat ada atau tidak iklim partisipasi,

program kebijakan ini tetap dijalankan oleh pemerintah.

Sedangkan unsur senasib yang cukup dirasakan adalah dalam kegiatan

PNPM MP pada tahapan Refleksi Kemiskinan ( RK ), Rembug kesiapan

Masyarakat ( RKM ), Pemetaan Swadaya ( PS ). Masyarakat Desa Pulorejo

duduk bersama dalam musyawarah untuk merasakan kondisi yang mereka

rasakan dan mencari solusi penyelesaian. Keterlibatan / partisipasi masyarakat

Desa Pulorejo dalam mencari penyelesaian masalah dalam program PNPM MP

juga dapat dikatakan merupakan keterlibatan terhadap tujuan hidup., karena

permasalahan yang dibahas seperti masalah ekonomi, lingkungan, pendidikan

dan kesehatan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup masyarakat

di Desa Pulorejo dalam lingkup sosial kemasyarakatan.

Dalam keterlibatan / partisipasi masyarakat di sini sebenarnya juga

memerlukan kemahiran dalam beradaptasi dengan perubahan keadaan yaitu

adanya tuntutan pada masyarakat agar mau dan mampu menyesuaikan dengan

Page 16: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

60

keinginan bersama dari masyarakat untuk melakukan suatu perubahan menuju

kondisi masyarakat yang lebih baik melalui pelaksanaan program kebijakan

PNMP MP. Kemudian adanya prakarsawan yang mendasari partisipasi juga

cukup penting. Terkait dengan ini prakarsawan dalam program di PNPM MP di

Desa Pulorejo dilakukan oleh petugas PNPM MP dan bersama – sama dengan

pemerintah desa menggugah kesadaran berpartisipasi ikut serta dalam program

PNPM MP, yang akhirnya memunculkan relawan dan masyarakat peduli untuk

menggerakkan program PNPM MP.

5.2.6. Fungsi dan manfaat partisipasi

Partisipasi memiliki fungsi dan manfaat ( Santosa dan Heroepoetri : 2005 :

2) yang antara lain :

1) Partisipasi Masyarakat sebagai suatu Kebijakan

2) Partisipasi Masyarakat sebagai Strategi

3) Partisipasi Masyarakat sebagai Alat Komunikasi

4) Partisipasi Masyarakat sebagai Alat Penyelesaian Sengketa

5) Partisipasi Masyarakat sebagai Terapi

Dalam partisipasi program PNPM MP, semua kriteria fungsi yang ada

sudah terlihat. Selain sebagai suatu kebijakan, alat komunikasi, Alat Penyelesaian

Sengketa, partisipasi masyarakat Desa Pulorejo juga sebagai sebagai Terapi,

dimana program ini merupakan kebijakan untuk merubah cara berfikir /

paradigma masyarakat agar metode – metode yang ada dalam PNPM MP untuk

selanjutnya dipakai terus dalam kehidupan bermasyarakat , terutama untuk

menyelesaikan berbagai permasalahan dalam masyarakat. Sehingga partisipasi

masyarakat dapat menjadi suatu terapi dalam penyelesaian setiap masalah yang

dihadapi bersama masyarakat Desa Pulorejo dalam membangun desanya. Hal

tersebut dapat dilihat masyarakat mengikuti tahapan – tahapan kegiatan mulai

dari sosialisasi awal sampai evaluasi program yang dimana mekanisme teknis

sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh masyarakat Desa Pulorejo. Jadi melalui

partisipasi program PNPM MP telah merubah paradigma masyarakat dalam

menyelesaikan permasalahan bersama.

Disamping fungsi partisipasi, manfaat dari partisipasi adalah antara lain

menjadikan masyarakat yang lebih bertanggung jawab, meningkatkan proses

belajar, mengeliminir perasaan terasing, menimbulkan dukungan dan penerimaan

dari rencana pemerintah, menciptakan kesadaran politik, keputusan dari hasil

Page 17: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

61

partisipasi mencerminkan kebutuhan dan keinginan masyarakat dan menjadi

sumber dari informasi yang berguna ( Santosa dan Heroepoetri, 2005 : 2).

Dari partisipasi masyarakat Desa Pulorejo mengambarkan bahwa program

PNPM MP merupakan suatu proses belajar bagi masyarakat untuk berfikir maju

dalam menyelesaikan permasalahan desa yang ada. Adanya partisipasi dengan

melibatkan sebagian besar masyarakat dalam PNPM MP ini mengeliminir

perasaan terasing warga dengan membuka forum – forum yang melibatkan

mekanisme musyawarah bagi warga dalam memberikan gagasan dan informasi

penting untuk menyelesaikan segala permasalahan dalam masyarakat sehingga

partisipasi masyarakat ini adalah hasil cerminan kebutuhan dan keinginan

masyarakat. Dari semua rangkaian kegiatan yang merupakan pencerminan

keinginan masyarakat ini membuat masyarakat lebih bersikap bertanggung jawab

dengan apa yang telah dikerjakan. Hal ini dapat terlihat dari adanya laporan

pertanggungjawaban LKM pada akhir siklus dan laporan – laporan KSM pada

tiap 3 bulan sekali, yang kesemuanya akan dibawa dalam Rembug Warga

Tahunan ( RWT ) sebagai forum evaluasi program PNPM MP.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat Desa

Pulorejo dalam program PNPM MP setelah dianalisa menggunakan teori – teori

tentang partisipasi masyarakat dapat dikatakan telah memenuhi berbagai kriteria

dari aspek – aspek partisipasi dalam masyarakat. Dapat diartikan bahwa

masyarakat Desa Pulorejo telah benar – benar melakukan partisipasi yang cukup

dalam orientasi menyelesaikan permasalahan dan pembangunan di desanya.

5.3. Kendala terhadap partisipasi masyarakat dalam Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Pulorejo

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan

Walaupun partisipasi masyarakat Desa Pulorejo dalam program PNPM MP

telah berjalan baik namun masih saja ada kendala yang dihadapi atau ditemukan dalam

pelaksanaan partisipasi tersebut antara lain:

a. Masih adanya sikap dan rasa kecemburuan antara warga satu lingkungan

RT dan lingkungan RT lainnya dalam menentukan lokasi

pembangunanprasarana jalan, dimana mereka sama – sama ingin mendapat

prioritas pengerjaan pembangunan terlebih dulu di lingkungan lokasi paling

dekat dengan mereka. Kecemburuan ini cukup terlihat pada saat tahapan

Page 18: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

62

Refleksi Kemiskinan dan Pemetaan Swadaya, sehingga ini sempat membuat

motivasi sebagian dari mayarakat sempat menurun. Dampak dari

kecemburuan ini membuat musyawarah yang dilakukan menjadi

berlangsung lama dalam mencapai titik temu, karena mekanisme dalam

setiap tindakan pemberdayaan penanganan masalah dalam PNPM MP ini di

tentukan melalui mufakat / kesepakatan. Namun pada akhirnya ada jalan

tengah dalam menyelesaikan saling rebut priorotas ini.

b. Ada suatu tendensi atau sikap berfikir yang cukup sempit terhadap program

PNPM MP. Dalam tahapan awal atau sosialisasi awal masih ada warga yang

kurang mendukung dan enggan untuk ikut berpartisipasi dalam PNPM MP,

karena beranggapan atau memiliki praduga bahwa program ini merupakan

alat politik partai tertentu yang nantinya akan dimanfaatkan untuk

menggiring dan menjebak masyarakat untuk masuk dalam lingkaran /

dukungan politik yang bersangkutan. Persepsi yang demikian ini sempat

mempengaruhi sebagian masyarakat walaupun akhirnya dalam pertemuan –

pertemuan selanjutnya, petugas dengan berbagai cara melalukan pendekatan

dan memberikan pemahaman agar maysyarakat tidak kawatir kalau program

kebijakan ini adalah alat politik suatu kelompok politik tertentu. Petugas

menjelaskan bahwa program ini benar – benar murni program pemerintah

yang dijalankan secara profesional untuk mengatasi permasalahan

masyarakat terutama masalah kemiskinan di Desa Pulorejo.

c. Ada beberapa warga yang terlibat dalam program PNPM MP namun masih

punya persepsi sempit bahwa PNPM MP ini merupakan proyek yang dapat

di asumsikan mendapat keuntungan besar yang dikantongi oleh para

petugasnya. Walaupun ada beberapa masyarakat yang memiliki

pemahaman sedemikian itu dan mereka tidak mau ikut terlibat dalam

berpartisipasi pada program PNPM MP namun tidak membuat masyarakat

lain sebagian besar mengikuti sikap mereka, Padahal segala sesuatu yang

dilakukan mulai dari penerimaan dana sampai pengeluaran selalu di

beritahukan secara transparan di dalam pengumuman desa maupun dalam

pembukuan dan pertemuan rutin Kelompok Swadaya Masyarakat ( KSM )

dan Lembaga Keswadayaan Masyarakat ( LKM ), ditambah lagi masih

adanya laporan pertanggungjawaban setiap tahunnya dalam Rembug Warga

Tahunan ( RWT ) oleh LKM. Jadi semestinya masyarakat tidak perlu ada

Page 19: Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8410/6/T1_352009703_BAB V.pdf · kritis terhadap substansi mengapa dan untuk

63

dugaan yang berlebihan. Memang program ini diharapkan akan lebih baik

kalau menghasilkan keuntungan, namun apabila ada keuntungan dari

program, maka itu akan masuk ke kas / pendapatan LKM dan untuk

selanjutnya digunakan untuk kepentingan bersama masyarakat Desa

Pulorejo.