bab i pendahuluan - rsuhaji.jatimprov.go.idrsuhaji.jatimprov.go.id/images/download/lkj ip 2014...
TRANSCRIPT
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa
merupakan prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan
serta cita-cita bangsa bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan
kepemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna,
berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)yang
baik diharapkan mendorong terwujudnya sebuah penyelenggaraan kepemerintahan
yang baik bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) di
Indonesia sebagaimana telah diamanahkan oleh rakyat melalui Tap MPR Nomor IX
Tahun 1998. Salah satu bagian dari Implementasi SAKIP adalah Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 dilaksanakan berdasarkan
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminitrasi
Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010.
1.2 Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5234) ;
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 2
3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Tahun 2006
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4663) ;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 19 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4815);
5. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja
Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah ;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja
dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Pelaporan Kinerja Instansi;
10. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.
135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akhir Kinerja
Instansi Pemerintah;
11. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 135/ M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akhir
Kinerja Pemerintah;
12. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur
Tahun 2009 – 2014.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 3
1.3 Tujuan
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya sebagai SKPD di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Timur memenuhi kewajiban menyusun LAKIP dengan harapan dapat
bermanfaat dalam rangka :
1. Mendorong Rumah Sakit Umum Haji Surabaya untuk dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya secara baik dan benar, yang didasarkan kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, dan dapat dipertanggung-
jawabkan kepada seluruh masyarakat pengguna fasilitas kesehatan dan kepada
Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai provider.
2. MenjadikanRumah Sakit Umum Haji Surabaya yang akuntabel,
sehinggadapatberperansecaraefisien, efektifdan responsive
terhadapaspirasimasyarakatdanlingkungan yang tentram, tertib, dankondusif ;
3. Menjadikanmasukandanumpanbalikdaripihak-pihak yang
berkepentingandalamrangkameningkatkankinerjaRumah Sakit Umum Haji
Surabaya gunamembantumeningkatkan kualitas pelayanankepadamasyarakatdan
mendukung tugas dan fungsi Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam bidang
kesehatan.
4. Terpeliharanyakepercayaanmasyarakat, khususnya di
JawaTimurterhadappenyelenggaraanRumah Sakit Umum Haji Surabaya dalam
upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan Islami yang selaras
dalam mendukung program kerja bidang kesehatan PemerintahProvinsiJawaTimur.
1.4 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
1.4.1 Sejarah dan Perkembangan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya diresmikan pada tanggal 17 April 1993
oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Suharto, pada saat itu pendirian RSU
Haji merupakan monumental yaitu untuk mengenang para syuhada yang gugur
diterowongan Mina. Awal berdirinya Rumah sakit Haji Surabaya adalah RSU kelas C
Non Pendidikan dengan SK Gubernur No. 136 Tahun 1997, kemudian pada tahun
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 4
1998 terjadi peubahan kelas dari kelas C menjadi kelas B Non Pendidikan dengan SK
Menkes No. 1006/Menkes/SK/IX/1998 tanggal 21 September 1998.
Dalam perjalanannya Rumah Sakit Umum Haji Surabaya mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dunia yang terus berubah. Manajemen rumah sakit telah melakukan perubahan –
perubahan yang bersifat mendasar dan teknis agar dapat bersaing dengan rumah
sakit lain yang ada sebelumnya dan banyaknya bermunculan rumah sakit baru yang
berlabel skala Internasional. Rumah Sakit Umum Haji Surabaya harus secara terus
menerus meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Peningkatan mutu tersebut antara lain adalah :
a. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Timur tanggal 30 Desember 2008 nomor :
118/441/KPTS/013/2008 tentang Penetapan Rumah sakit Umum Haji
Surabaya sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
b. Berdasrkan SK Menkes No. 1003/Menkes/SK/X/2008 tanggal 30 Oktober
2008 tentang peningkatan status RSU haji menjadi RS kelas B Pendidikan.
c. Secara fisik telah diselesaikannya pembangunan Gedung Diagnostik Terpadu
pada tahun 2009.
d. Bersertifikat standard manajemen mutu dengan standar Internasional (ISO
9001 – 2000) sejak tahun 2009.
e. Pada tahun 2010 telah dilakukan proses pembangunan gedung IGD, bedah
sentral dan rawat inap maskin guna penambahan kapasitas tempat Tidur
(TT).
f. Rumah Sakit Umum Haji Surabaya telah terakreditasi untuk 16 (enam belas)
pelayanan plus pada tahun 2011 oleh KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit)
g. Operasionalisasi Bank Darah yang tergabung pada Instalasi Patologi Klinik
dan 2 lantai pada gedung rawat inap maskin untuk pelayanan IGD,
Hemodialisa, ICU dan VK bersalin serta operasionalisasi peralatan canggih
MRI (Magnetic Resonance Imaging) di Instalasi Radiologi untuk lebih
mendukung mutu diagnosa kepada pasien pada Tahun 2011.
h. Pada tahun 2012 dilakukan operasionalisasi pelayanan Angiografi di Instalasi
Radiologi, pelayanan Fetomaternal,dan Poli VCT(Voluntary Counseling
Testing) Darrul Hafidz untuk penderita HIV/AIDS.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 5
i. Tahun 2013 telah dilaksanakan beberapa program pengembangan
pelayanan, yaitu di Instalasi Rawat Inap melaksanakan renovasi ruang Isolasi
(Shofa IV per Agustus 2013), Peningkatan kualitas pelayanan Neonatus 7
tempat tidur dan 3 tempat tidur transisi (per Agustus 2013), dan penyediaan
pelayanan Hemofilia one day care sebanyak 2 tempat tidur (TT) per
September 2013.Penambahan ruang kelas I dari 9 TT menjadi 15 TT
j. Pelayanan Rawat Intensif dilakukan penambahan tempat tidur dari 7 TT
menjadi 9 TT per Maret 2013,
k. Pelayanan Garaha Nur Afiyah per Februari 2013 telah dilakukan PKRS secara
kontinyu (2x setiap bulan), pelayanan Depo Farmasi 24 jam.
l. Pelayanan Hemodialisis per April 2013 telah meakukan penambahan mesin
dari 12 mesin HD menjadi 14 buah.
m. Pelayanan Gizi, pada Tahun 2013 per 1 Juli telah mengoperasionalkan
poliklinik Obesitas.
n. Pelayanan Gawat Darurat pada tahun 2013 telah melaksanakan inovasi
pelayanan home care, pelayanan non emergency pagi dan menambah
kemampuan pelayanan PONEK dari 5 TT menjadi 10 TT.
o. Pelayanan Rehab Medik pada tahun 2013 melaksanakan pelayanan cardiac
rehab dan geriatri.
p. Pelayanan Bedah Sentral, tahun 2013 ini telah melaksanakan peningkatan
kualitas ruang operasi bedah endolaparaoscopic dan bedah mikrolaring. Per
Agustus 2013 telah melakukan relokasi kamar operasi Mata ke ruang IGD
lama
q. Pada Instalasi Rawat Jalan tahun 2013 telah melaksanakan relokasi klinik VCT
serta renovasi pojok laktasi.
r. Tahun 2013 melakukan renewal ISO 9001-2000, mempersiapkan akreditasi
RS versi 2012 (JCI), Pengiriman wakil Kelompok Budaya Kerja ke ajang
Konvensi Internasional di Taiwan, peningkatan kompetensi SDM secara
formal/informal.
s. Tahun 2014 telah dibuka pelayanan Diabetes Terpadu di Rawat Jalan, di
Instalasi rawat Inap telah dilakukan pengembangan pelayanan yaitu Ruang
Perawatan Stroke (Stroke Corner) dengan 6 Tempat Tidur (TT), Ruang
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 6
perawatan diabetes 16 TT, Ruang Perawatan Jantung 13 TT. Pelayanan ICCU
di Instalasi Perawatan Intensif 3 TT. Peningkatan Pelayanan Observasi di IGD
dengan tambahan 1 TT menjadi 3 TT.
Dengan dicapainya banyak perkembangan tersebut diharapkan Rumah Sakit
Umum Haji Surabaya dapat mewujudkan Visi dan Misinya.
1.4.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Tugas pokok Rumah Sakit Umum Haji Surabaya adalah memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna.
Sedangkan didalam menunjang penyelenggaraan tugas pokok, maka Rumah Sakit Umum
Haji Surabaya mempunyai fungsi antara lain:
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit
2. Pemeliharaan dan penigkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan tingkat ketiga sesuai
kebutuhan medis
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan
4. Penyelenggaraanpenelitiandanpengembangansertapenapisanteknologibida
ngkesehatandalamrangkapeningkatanpelayanankesehatandenganmemperh
atikanetikailmupengetahuanbidangkesehatan;
5. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan
6. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur dan atau Kepala
Dinas Kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 7
1.4.3 Struktur Organisasi
Gambar 1.1 Struktur Organisasi RSU Haji Surabaya
A. Direktur
B. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan
1) Bidang Pelayanan Medik :
a) SeksiPengembanganPelayananMedik
b) Seksi Monitoring danEvaluasiPelayananMedik
2) Bidang Keperawatan :
a) Seksi Pengembangan Keperawatan
b) Seksi Pengembangan dan Monitoring Evaluasi Pelayanan Keperawatan
C.Wakil Direktur Penunjang Medik dan Pendidikan Penelitian
1) Bidang Penunjang Medik
a) Seksi Pengembangan Fasilitas Medik dan Keperawatan
b) Seksi Rekam Medik
2) Bidang Pendidikan dan Penelitian
a) Seksi Pendidikan dan Pelatihan
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 8
b) Seksi Penelitian dan Pengembangan
D. WakilDirekturUmumdanKeuangan
1) Bagian Tata Usaha
a) Sub BagianUmum, RumahTangga, Hukum, HumasdanPemasaran
b) Sub BagianKepegawaian
c) Sub Bagian Perlengkapan
2) Bagian Perencanaan Program dan Evaluasi
a) Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran
b) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
c) Sub Bagian Hukmas
3) Bagian Keuangan dan Akuntansi
a) Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi
b) Sub Bagian Perbendaharaan
c) Sub Bagian Penerimaan Pendapatan
E. Komite - Komite dan Tim :
1. Komite Keperawatan
2. Komite Medik
3. Patient Savety
4. K3RS
5. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI )
6. Satuan Pengendalian Internal ( SPI )
7. Cost Containment
8. KBK (Kelompok Budaya Kerja)
F. Instalasi - Instalasi :
1. IGD
2. Instalasi Rawat Jalan ( IRJ )
3. Instalasi Rawat Inap (IRNA)
4. Instalasi Intensif Care Unit ( ICU )
5. Instalasi Bedah Sentral ( IBS )
6. Instalasi Graha Nuur Afiyah
7. Instalasi Rehabilitasi Medik
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 9
8. Instalasi Gigi dan Mulut
9. Instalasi Hemodialisa
10. Instalasi Farmasi
11. Instalasi Patologi Klinik
12. Instalasi Patologi Anatomi
13. Instalasi Radiologi
14. Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS)
15. Instalasi Sanitasi
16. Instalasi Gizi
17. Instalasi Forensik
18. Instalasi Pengendali Kerjasama
19. Instalasi Sistem Informasi Manajemen(SIM)
20. Instalasi Pusat Pencucian dan Sterilisasi (PSP)
21. Instalasi Pembinaan Rohani dan Jasmani
1.4.4. Fasilitas Pelayanan
Produk jasa yang ditawarkan adalah pelayanan jasa kesehatan,
meliputi :Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar,
Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga
Berencana.
a. Pelayanan Medik Spesialis meliputi Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi, Mata, Telinga Hidung Tenggorokan,
Syaraf, Jantung dan PembuluhDarah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa,
Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf,Bedah Plastik
b. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi,
Radiologi,Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.
c. Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut terdiri dari Pelayanan
Konservasi/Endodonsi, dan Periodonti.
d. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 10
e. Pelayanan Medik Subspesialis yang meliputi Penyakit Dalam
(Endokrin,Gastroentrohepatologi, Nefrology), Kesehatan Anak (Tumbuh
Kembang, Respirology), Obstetri dan Ginekologi (Vetomaternal)
f. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif, Pelayanan
Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
g. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa
Boga /Dapur, Pengelolaan Limbah, Ambulance, Pemulasaraan Jenazah
RSU Haji Surabaya juga menyajikan pelayanan jasa lainnya selain jasa pelayanan
kesehatan diatas yaitu :
a. Pendidikan dan pelatihan
b. Penyelenggaraan penelitian
Pelayanan jasa kesehatan yang belum ada di RSU Haji Surabaya, yaitu
Kedokteran Forensik dan Bedah Mulut. Instalasi Forensik di RSU Haji Surabaya baru
melaksanakan pelayanan pemulasaraan jenazah, belum ada fasilitas penyimpanan
jenazah dan bedah forensik, untuk Bedah Mulut pelayanan terbatas pada kasus-kasus
yang dapat diselenggarakan oleh dokter gigi umum dengan pelatihan ketrampilan khusus
di bidang Bedah Mulut karena belum ada tenaga dokter gigi spesialis Bedah Mulut.
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur
Nomor 188/ 441/ KPTS/ 013/ 2008 tanggal 30 Desember 2008 ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD). RSU Haji Surabaya sebagai Badan Layanan Umum Daerah
harus meningkatkan kinerja manfaat, kinerja pelayanan dan kinerja keuangan.
Pengelolaan rumah sakit harus profesional dengan menerapkan pola pengelolaan
keuangan yang fleksibel serta menonjolkan produktifitas, efisiensi dan efektifitas.
Pelaksanaan penyelenggaraannya bertanggung jawab langsung melalui Sekretaris Daerah
Provinsi Jawa Timur kepada Gubernur.
Sumber pendapatan dan biaya rumah sakit berasal dari anggaran fungsional
(jasa layanan), APBD dan APBN. Pengembangan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
berdasarkan Renstra BisnisRSU Haji 2009 – 2014yang ada, tahun 2014 Rumah Sakit
Umum Haji Surabaya melanjutkan pelaksanaanpembangunan gedung rawat inap maskin
enam lantai sesuai dengan perencanaan. Pada awal pembangunannya menggunakan
anggaran APBN untuk lantai 1 s.d. 3 pada gedung Rawat Inap Maskin 6 lantai tersebut,
Penyelesaian pembangunannya direncanakan selesai pada akhir tahun 2014 dengan
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 11
menggunakan dana APBD sehingga pada saat selesai akan diserahterimakan sebagai aset
milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur.
Pada Tahun 2014 di RSU Haji Surabaya telah dilakukan kalibrasi terhadap alat
yang telah dioperasionalkan, sebanyak 325 unit alat. Hal ini merupakan salah satu
program rutin dalam upaya pengendalian mutu pelayanan melalui penjaminan akurasi
dan keamanan dalam penggunaan peralatan kesehatan di rumah sakit.
1.4.5. Ketenagaan
Kondisi ketenagaan di RSU Haji Surabaya sampai dengan akhir Desember 2014
adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Jumlah KaryawanRSU Haji Surabaya tahun 2014 (Desember) berdasarkan
Nama Jabatan
No. Nama Jabatan PNS BLUD Jumlah %
1. Dokter Umum 21 6 27 2,54
2. Dokter Spesialis 75 0 75 7,04
3. Dokter Gigi Umum 5 0 5 0,47
4. Dokter Gigi Spesialis 7 0 7 0,66
5. Keperawatan 255 91 346 32,49
6. Non Perawatan 97 78 175 16,43
7. Tenaga Teknis dan Administrasi
244 158 402 37,75
8. Pejabat Struktural 28 0 28 2,63
Total jumlah Tenaga :
732
(68,73%)
333
(31,27%)
1065
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah tenaga yang ada di RSU Haji Surabaya per
bulan Desember 2014 adalah sebanyak 1065 orang, terdiri dari Tenaga PNS sebanyak
732 orang(68,73%) dan Tenaga BLUD sebanyak 333 orang(31,27%). Jumlah tenaga
terbanyak adalah golongan Tenaga Teknis dan administrasi (37,75%), Tenaga
keperawatan (32,49%) dan Non Perawatan (16,43%).
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 12
Tenaga PNS terbanyak adalah golongan nama jabatan tenaga keperawatan
(34,84%) dan tenaga Teknis dan Administrasi(33,33%). Tenaga BLUD (Badan Layanan
Umum Daerah) terbanyak adalah golongan Tenaga Teknis dan Administrasi(47,45%).
Tabel 1.2 Jumlah Tenaga di RSU Haji Tahun 2014 berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat
pendidikan PNS yang ada BLUD jumlah pegawai
1 SD 5 4 9
2 SMP 7 2 9
3 SMA 189 112 302
4 D1 9 4 13
5 D3 272 129 405
6 S1 / D4 134 81 215
7 S2 110 1 112
8 S3 6 0 6
Jumlah 732 333 1065
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa tenaga terbanyak adalah dari tingkat pendidikan
D3(38,03%), SMA(28,36%) dan S1(20,19%).
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 13
Tabel 1.3 Jumlah Tenaga Dokter Spesialis di RSU Haji Surabaya Tahun 2014
No. Dokter Spesialis PNS yang ada BLUD jumlah
1 SPESIALIS PENYAKIT DALAM 8 0 8
2 SPESIALIS BEDAH UMUM 2 0 2
3 SPESIALIS UROLOGI 1 0 1
4 SPESIALIS BEDAH SYARAF 1 0 1
5 SPESIALIS BEDAH PLASTIK 1 0 1
6 SPESIALIS BEDAH ORTHOPAEDI 3 0 3
7 SPESIALIS OBGYN 8 0 8
8 SPESIALIS SYARAF 5 0 5
9 SPESIALIS JANTUNG 6 0 6
10 SPESIALIS PARU 4 0 4
11 SPESIALIS ANAK 7 0 7
12 SPESIALIS RADIOLOGI 6 0 6
13 SPESIALIS PATHOLOGI KLINIK 2 0 2
14 SPESIALIS MIKROBIOLOGI 1 0 1
15 SPESIALIS PATHOLOGI ANATOMI 1 0 1
16 SPESIALIS REHABILITASI MEDIS 3 0 3
17 SPESIALIS ANESTESI 3 0 3
18 SPESIALIS MATA 4 0 4
0,85 0,85
28,36
1,22
38,03
20,19
10,520,56 SD
SMP
SMA
D1
D3
S1 / D4
S2
S3
Gambar. 1.2 Persentase Jumlah Tenaga berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSU Haji Surabaya Tahun 2014
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 14
19 SPESIALIS THT 3 0 3
20 SPESIALIS KULIT DAN KELAMIN 6 0 6
21 KEDOKTERAN JIWA 0 0 0
22 KONSULTAN ICU 0 0 0
JUMLAH 75 0 75
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah tenaga dokter spesialis di RSU Haji Surabaya
pada tahun 2014 adalah sebanyak 75 orang dengan 20 macam spesialisasi. Spesialisasi yang
memiliki jumlah tenaga terbanyak adalah spesialisasi Obsgyn, Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Jantung dan Radiologi.Pada Tahun 2014sebanyak 6 orang dokter spesialis telah
diterima sebagai PNS sehingga terdapat pengalihan status dari dokter BLUD menjadi
PNS.Tenaga spesialis Kedokteran jiwa di RSU Haji tidak ada lagi disebabkan oleh tenaga yang
sudah purna tugas dan belum ada penggantinya.Jumlah tenaga dokter spesialis di RSU Haji
Surabaya relatif lengkap dan berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
RSU Haji termasuk dalam golongan RS kelas B dengan SDM terlengkap.
1.5 Permasalahan-permasalahan di RSU Haji Surabaya dan Pemecahannnya
Rumah Sakit merupakan satuan kerja dengan karakteristik tersendiri yang
padat karya dan padat modal dengan multi jenis tenaga dan fungsi serta kinerja yang
bersentuhan langsung dengan masyarakat sebagai pengguna jasanya. Karakteristik
organisasi rumah sakit tersebut memerlukan dukungan dari berbagai pihak (internal
dan eksternal) agar keberadaannya tetap eksis dan dipilih masyarakat sebagai tempat
memperoleh pelayanan kesehatan baik berupa layanan promotif, preventif dan
kuratif. Dukungan internal merupakan modal tak terpisahkan sebagai investasi
intangible organisasi yaitu dukungan dari SDM RS yang berkomitmen kuat terhadap
penyelenggaraan fungsi RS. Dukungan eksternal merupakan dukungan dari pelanggan
dan provider RS. Kurang optimalnya dukungan akan menimbulkan permasalahan-
permasalahan di organisasi RS.
Permasalahan-permasalahan utama di RSU Haji Surabaya pada Tahun 2014
adalah sebagai berikut :
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 15
1. Persiapan pelaksanaan penilaian Akreditasi RS Versi 2012 pada awal Tahun
2015yang harus segera dilaksanakan
2. Tingkat Hunian RS yang belum memenuhi target
3. Pemetaan dan alokasi SDM RS berdasarkan kompetensi yang belum optimal
4. Keterbatasan jenis Obat pada Pengadaan dengan metode E-Catalog
5. Aturan pengelolaan keuangan BLUD yang belum diterapkan secara fleksibel pada
pola penganggaran
6. SIM RS yang belum terintegrasi optimal dengan unit kerja maupun unit layanan
7. Belum terlaksananya audit eksternal RS
a. Persiapan pelaksanaan Penilaian Akreditasi RS versi 2012 pada tahun 2015
yang harus segera dilaksanakan
Akreditasi RS versi 2012 merupakan salah satu persyaratan yang harus segera
dipenuhi oleh RS sebagai penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penilaian
Akreditasi versi 2012 yang direncanakan pelaksanaannya pada awal tahun 2015
menuntut RS untuk melakukan pemenuhan dan perbaikan-perbaikan sesuai dengan
standart. Banyaknya hal yang harus dipenuhi merupakan permasalahan bagi RS
mengingat adanya keterbatasan anggaran dan kemampuan SDM RS untuk
mempersiapkan selain keterbatasan waktu yang relatif singkat, sehingga dibutuhkan
penyusunan prioritas sebagai solusi permasalahan. Penggerakan SDM RS sebagai
pelaksana kegiatan di unit kerja yang berkomitmmen untuk mendukung pelaksanaan
akreditasi juga merupakan permasalahan dan tantangan pihak manajemen dalam
memelihara dan mewujudkannya.
b. Tingkat Hunian RS yang belum memenuhi target
Tingkat hunian RS/ BOR di RSU Haji Surabaya pada tahun 2014 masih belum
dapat memenuhi target. Hal ini merupakan permasalahan RS yang prioritas untuk
diselesaikan mengingat capaian BOR selama 4 tahun terakhir (2011 s.d. 2014) belum
dapat memenuhi target. Hanya pada tahun 2010 capaian BOR melebihi dari target.
Capaian BOR yang rendah merupakan akibat dari adanya pemberlakuan kebijakan
baru RS untuk meningkatkan kualitas pelayanan yaitu kebijakan tentang pemisahan
pasien berdasar jenis kelamin dan jenis penyakit infeksius dan non infeksius sejak
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 16
tahun 2012. Capaian BOR yang rendah pada tahun 2011 merupakan dampak dari
adanya renovasi besar di ruang pelayanan utama dan ICU sehingga ruangan rawat
inap pasien tidak dapat dipergunakan untuk pelayanan. Pada tahun 2014 capaian BOR
RS masih belum memenuhi target, ini disebabkan oleh adanya banyak kerusakan di
ruang rawat inap yang memerlukan renovasi, sehingga tempat tidur di ruangan tidak
dapat digunakan untuk merawat pasien, selain itu juga akibat dari belum terpenuhinya
pengadaan kamar operasi sesuai kebutuhan. Kamar operasi yang tersedia saat ini
hanya 3 kamar sedangkan kamar operasi yang ideal untuk RS sebanyak 5 kamar, hal ini
mengakibatkan daftar tunggu operasi sangat panjang. Apabila jumlah kamar operasi
dapat tersedia sesuai kebutuhan, hal ini akan mendukung peningkatan tingkat hunian
RS yang berasal dari pasien pasca operasi.
c. Penyediaan dan alokasi SDM RS berdasarkan kompetensi yang kurang optimal
Persentase tenaga berdasarkan jenisnya di RS yang terbesar masih didominasi
oleh jenis tenaga teknis dan administrasi(37,75%). Kebutuhan tenaga terbesar bagi RS
adalah dari jenis tenaga keperawatan. Telah diselesaikannya pembangunan gedung
ICCU dan ruang jantung memerlukan tambahan SDM agar dapat segera
dioperasionalkan. Operasional pelayanan ICCU dan ruang perawatan penyakit jantung
ini memerlukan tenaga keperawatan dengan keahlian khusus kurang lebih 20 orang.
Hal ini menjadi kendala bagi RS karena adanya peraturan berupa larangan untuk
mengangkat pegawai baru/pegawai BLUD. Adanya aturan tersebut mengakibatkan
pelayanan belum dapat beroperasi secara optimal.
d. Keterbatasan jenis Obat pada Pengadaan dengan metode E-Catalog
Pengadaan obat bagi RS merupakan hal yang sangat utama guna mendukung
pelayanan prima kepada pelanggan. Metode pengadaan obat melalui E-Catalog sangat
mendukung bagi efisiensi penganggaran RS maupun efisiensi waktu dalam
pengadaannya yang sangat menguntungkan RS. Permasalahan timbul karena jenis
obat yang ada dalam E-Catalog sangat terbatas/ hanya 1 merek untuk 1 jenis obat. Hal
ini ternyata tidak didukung dengan baik oleh kemampuan penyedia barang dalam
penyediaannya untuk kebutuhan obat seluruh Indonesia sehingga menimbulkan
kekosongan obat. RS tidak mungkin apabila tidak ada obat untuk pasien sehingga
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 17
melakukan pengadaan di luar E- Catalog. Harga obat di luar E-Catalog sangat mahal
sedangkan klaim BPJS untuk obat berdasarkan harga obat menurut E-Catalog, hal ini
menjadi kendala untuk jenis obat yang banyak dibutuhkan bagi masyarakat.
e. Aturan pengelolaan keuangan BLUD yang belum diterapkan secara fleksibel
pada pola penganggaran
Pola pengelolaan keuangan BLUD yang fleksibel sangat mendukung terhadap
penyelenggaraan RS yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan sesuai dengan
amanah pembentukan BLUD bagi organisasi RS yang lebih mengedepankan
kepentingan masyarakat. Di Propinsi Jawa Timur sampai dengan tahun 2014, pola
pengelolaan keuangan BLUD belum dilaksanakan secara optimal terutama prinsip
fkleksibiitas pada pola penganggaran. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi RS dalam
memenuhi berbagai kebutuhannya. Adanya pola penganggaran yang terinci dalam
perencanaan penganggaran membuat RS tidak fleksibel menggunakan anggaran untuk
kebutuhan-kebutuhan tidak terduga, seperti adanya kerusakan fasilitas sarana
prasarana tidak dapat dilakukan perbaikan dengan segera apabila dalam perencanaan
anggaran kerusakan tersebut belum tercantum dalam dokumen anggaran, kerusakan
dapat dilakukan perbaikan menunggu saat dilaksanakannya perubahan anggaran
dalam dokumen anggaran. Selain permasalahan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas
juga permasalahan pengalihan penggunaan anggaran, sebagai contoh permasalahan
yang terjadi adalah adanya bantuan anggaran APBN bagi RS. Dana APBN yang
diberikan kepada RS tentu diprioritaskan untuk kebutuhan alat medis yang prioritas
dilaksanakan mengingat sudah tersedia sarana gedung dan SDM yang telah siap untuk
melaksanakan pelayanan tersebut. Namun sebelumnya RS sudah merencanakan
dalam dokumen anggaran kebutuhan tersebut. Bantuan dana APBN yang turun
setelah disahkannya dokumen anggaran/DPA membuat penganggaran menjadi
tumpang tindih terhadap perencanaan kebutuhan namun hal ini tidak dapat segera
mengalihkan anggaran untuk kebutuhan alat medis yang lain, namun harus menunggu
waktu adanya perubahan anggaran.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 18
f. SIM RS yang belum terintegrasi optimal dengan unit kerja maupun unit layanan
Dukungan data yang akurat dan terpercaya sangat diperlukan dalam pengelolaan
RS yang akuntabel dan transparan, untuk itu intergrasi SIM RS dengan seluruh unit
kerja atau unit layanan sangat dibutuhkan. Keakuratan data dengan dukungan sim
yang terintegrasi akan berimbas pada meningkatknya pendapatan RS. Seluruh pihak
dapat melihat kinerja yang telah dilaksanakan dan hasil yang didapatkan secara real.
Di RSU Haji Surabaya SIM RS belum terintegrasi secara optimal sehingga permasalahan
antar unit tentang ketidakcocokan data sering timbul, selain data pelayanan juga data
keuangan belum dapat diakses di unit layanan secara real. Hal ini menimbulkan
kurangnya kepercayaan unit terhadap pengelolaan manajemen RS scara efektif. Belum
terintegrasinya SIM saat ini disebabkan oleh belum terlaksananya secara optimal
pemetaan kebutuhan terhadap sistim informasi di seluruh unit RS terhadap kapasitas
SIM RS.
g. Belum terlaksananya audit eksternal RS
Status RS sebagai Badan Layanan Umum/BLUD mengamanahkan untuk
dilaksanakannya audit eksternal segera setelah ditetapkan sebagai BLUD, apabila tidak
ingin satus sebagai BLUD dicabut kembali. Sejak ditetapkan sebagai BLUD pada tahun
2008 sampai dengan tahun 2014 RSU Haji Surabaya belum dapat melaksanakan audit
eksternal keuangan RS hal ini terjadi oleh karena RS belum secara optimal
melaksanakan sistim akrual basis. Kesulitan penerapan sistim ini juga diakibatkan dari
belum terintegrasinya SIM RS yang akan sangat mendukung dalam penyediaan
datanya.
1.6 Sistimatika Laporan
Sistematika penyajian LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 adalah
sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan pada aspek
strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issue) yang sedang dihadapi
organisasi.
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 19
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut diakukan
analisis capaian sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target
jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atau efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian perjanjian kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan reaisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
Perjanjian Kinerja.
BAB IV. PENUTUP
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya.
LAMPIRAN
1. Matriks Renstra
2. Penetapan Kinerja
3. Pengukuran Kinerja es 2 sd. Es 4
4. Lain-lain yang dianggap perlu
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 20
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2/*
014
Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses
perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin di capai selama kurun waktu tertentu
berisivisi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang dilaksanakan melalui kebijakan dan
program rumah sakit sebagai SKPD di lingkungan Provinsi Jawa Timur.
RENSTRA Rumah Sakit Umum Haji Surabaya merupakan perencanaan jangka panjang
yang perlu dijabarkan dalam perencanaan operasional, dan berjangka pendek dalam satu
tahunan berupa Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit dan Rencana Kerja Tahunan
Rumah Sakit.
RENSTRA Rumah Sakit Umum Haji SurabayaTahun 2009 – 2014 dibuat berdasar
padaRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009 – 2014 yang
ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur tanggal 20 Mei 2009 nomor 38 Tahun
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 21
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa
Timur Tahun 2009 – 2014.
1. V ISI
Visi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya adalah sebagaimana berikut :
“ Rumah Sakit Pilihan Masyarakat Prima dan Islami dalam Pelayanan, Pendidikan
dan Penelitian ”,
Bahwa Rumah Saki Umum Haji Surabaya dicita-citakan sebagai rumah sakit yang selalu
menjadi pilihan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi
standar dan berkualitas prima serta memiliki karakteristik Islami sesuai dengan sejarah
pendiriannya yang melaksanakan pelayanan dengan sepenuh hati, mengedepankan
kepentingan pelanggan atau pasien dan menjunjung tinggi profesionalisme demi
keikutsertaan rumah sakit dalam mewujudkan derajad kesehatan masyarakat Jawa timur
yang tinggi dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, selain itu juga sebagai rumah sakit
pendidikan yang berkewajiban memberikan pendidikan berkualitas kepada calon dokter
serta menyelenggarakan penelitian berkualitas untuk pengembangan pelayanan dan
pendidikan.
2. MISI
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan yang merupakan
penjabaran dari visi yang telah ditetapkan. Misi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya adalah
sebagaimana berikut :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,pendidikandan penelitiansesuai
perkembangan IPTEKDOK
2. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar rumah sakit kelas B Pendidikan
3. Meningkatkan kemandirian rumah sakit
3. TUJUAN
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
tertentu. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta
didasarkan pada isu dan analisis strategis antara lain :
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 22
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian yang berkualitas
2. Mewujudkan sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan
3. Mewujudkan kemandirian rumah sakit
4. SASARAN STRATEGIS
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan oleh RSU Haji surabayadalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan bagian
integral dalam proses perencanaan strategis yang berfokus pada tindakan dan alokasi
sumber daya dalam kegiatan atau aktivitas, yang terdiri antara lain :
1) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dengan
indikator :
a. Bed Occupancy Rate (BOR)
b. Average Length of Stay (ALOS)
c. Bed Turn Over (BTO)
d. Turn Over Interval (TOI)
b. Net Death Rate (NDR)
c. Gross death Rate (GDR)
d. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
2) Meningkatnya kualitas SDM rumah sakit pendidikan, dengan Indikator :
3) Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar Rumah Sakit Kelas B
Pendidikan, dengan indikator :
a. Persentase pemenuhan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai dengan
standar RS kelas B pendidikan
b. Persentase pemenuhan kebutuhan bahan/obat pasien RS
4) Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit, dengan indikator :
a. Cost Recovery Rate (CRR)
b. Tingkat Kemandirian Keuangan Rumah Sakit
a. Persentase kelulusan Dokter Muda lulus tepat waktu
b. Rata-rata jam Pelatihan karyawan /tahun
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 23
2.2 Indikator Kinerja Utama Tahun 2014
Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/9/M.PAN/5/2007 tentang pedoman umum penetapan Indikator Kinerja Utama
di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka RSU Haji Surabaya menetapkan Indikator
Kinerja Utama yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai
berikut :
a. Bed Occupancy Rate (BOR)
b. Average Length of Stay (ALOS)
b. Bed Turn Over (BTO)
c. Turn Over Interval (TOI)
d. Net Death Rate (NDR)
e. Gross Death Rate (GDR)
f. Indeks Kepuasan Masyarakat
g. Persentase kelulusan DM tepat waktu
h. Rata –rata jam pelatihan karyawan /tahun
i. Persentase pemenuhan sarana dan prasarana RS
j. Persentase pemenuhan obat/farmasi kebutuhan pasien Rs
k. Cost Recovery Ratio (CRR)
l. Tingkat Kemandirian Keuangan RS
Tabel 2.1 Hubungan antara Misi, Tujuan, dan Sasaran Rumah Sakit Umum Haji
Surabaya Tahun 2009-2014 (REVIU RENSTRA)
MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 24
1. Meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan,
pendidikandan
penelitiansesuai
Perkembangan
IPTEKDOK
1. Mewujudkan
pelayanan kesehatan,
pendidikan dan
penelitian yang
berkualitas
1.Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
2. Meningkatnya kualitas SDM
rumah sakit
2. Meningkatkan sarana
dan prasarana sesuai
standar rumah sakit
kelas B Pendidikan
1. Mewujudkan sarana
dan prasarana sesuai
standar RS Kelas B
Pendidikan
1. Meningkatnya sarana dan
prasarana sesuai standar RS
Kelas B Pendidikan
3 Meningkatkan
kemandirian rumah
sakit
1. Mewujudkan
kemandirian rumah
sakit
1. Meningkatnya kemandirian
keuangan rumah sakit
TABEL 2.2 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) RSU Haji Surabaya Tahun 2014
(REVIU RENSTRA)
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 25
1 Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan
kepada masyarakat
1. BOR
2. ALOS
3. BTO
4. TOI
5. NDR
6. GDR
7. IKM
%
Hari
Kali
Hari
%o
%o
-
70
7
48
1,5
≤25
≤45
81,26
2 Meningkatnya kualitas SDM Rumah Sakit Pendidikan
1. Persentase kelulusan Dokter Muda( DM) tepat waktu
2. Rata-rata jam pelatihan karyawan per tahun
%
Jam/th
90
6
3 Meningkatnya sarana prasarana rumah sakit susuai standar RS kelas B pendidikan
a. Persentase pemenuhan alat medis sesuai dengan standar RS kelas B pendidikan
b. Persentase pemenuhan kebutuhan bahan/obat pasien RS
%
%
65
100
4 Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit
1. CRR (Cost Recovery Rate)
2. Persentase Tingkat kemandirian keuangan RS
%
%
100
65
2.3 Penetapan Kinerja/ Perjanjian Kinerja
Penetapan/Perjanjian Kinerja merupakan pelaksanaan Instruksi Presiden
Nomor 5 Tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi, dan sesuai
dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 26
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, dokumen Penetapan Kinerja / Perjanjian Kinerja
merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja / kesepakatan kinerja/perjanjian
kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu
berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh RSU Haji Surabaya
Untuk menjamin tercapaianya sasaran dan target secara optimal dan tepat waktu,
visi dan misi RSU Haji Surabaya harus menjadi acuan sekaligus landasan penyusunan
strategi. Dari visi dan misi tersebut kemudian dirumuskan sasaran strategis RSU Haji
SurabayaTahun 2013 telah ditetapkan dan dikelompokkan sebagaimana tertuang
dalam Matriks Reviu kedua Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2009-2014.
Rencana Strategis RSU Haji Surabaya memuat 4 (empat) sasaran strategis.
Keempat sasaran strategis tersebut sebagai berikut : (1). Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, (2).Meningkatnya kualitas SDM RS
Pendidikan, (3).Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B
Pendidikan, (4).Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit,
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 27
TABEL 2.3 PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA TAHUN 2014
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
PROGRAM /KEGIATAN
ANGGARAN
(rupiah)
Meningkatnya
kualitas pelayanan
kesehatan kepada
masyarakat
1. BOR
2. ALOS
3. BTO
4. TOI
5. NDR
6. GDR
7. IKM
70 %
7 hari
48 kali
1,5hari
≤25%o
≤45%o
81, 26
Program Upaya Kesehatan Perorangan a. Peningkatan Kualitas Pelayanandi Rumah Sakit. b. Peningkatan Pelayanan Rawat Inap Utama di Rumah Sakit c. Peningkatan Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit d. Peningkatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit e. Peningkatan Pelayanan Promosi Kesehatan f. Pembinaan Dewan Pengawas pada BLUD g. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik b. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan kendaraan
dinas/operasional c. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan d. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor e. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga f. Penyediaan makanan minuman g. Biaya operasional pelayanan h. Peningkatan pelayanan adm perkantoran
10.292.824.750,00 250.119.250,00 515.505.500,00
4.100.000.000,00 3.507.266.000,00
530.810.000,00 194.105.000,00
1.195.019.000,00
47.469.270.339,00 3.588.000.000,00
127.400.000,00
1.039.520.000,00 649.505.750,00
2.066.539.450,00 532,975,000,00
37.355.344.139,00 2.109.986.000,00
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 28
LANJUTAN TABEL 2.3 PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA TAHUN 2014
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
PROGRAM /KEGIATAN
ANGGARAN
(rupiah)
Meningkatnya kualitas SDM Rumah Sakit Pendidikan
1. Persentase
Kelulusan DM
tepat waktu
2. Rata-rata jam
pelatihan karyawan per tahun
90 %
6 jam/th
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur a. Pendidikan dan Pelatihan Formal b. Pelatihan dan Kursus tenaga Profesii baik medis,
paramedis maupun non medis
Program Sumber Daya Kesehatan a. Penelitian Kesehatan Rumah Sakit
1.821.988.690,00
338.200.000,00
1.483.788.690,00
158,450,000,00
158,450,000,00
Meningkatnya sarana prasaran rumah sakit sesuai standar Rumah Sakit kelas B pendidikan
1. Persentase terpenuhinya alat kedokteran Rumah Sakit
65 %
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/RumahSakitJiwa/RumahSakitParu-paru/RumahSakit Mata
a. Pengembangan ICU, ICCU, NICU
b. Pengadaan Alat kedokteran
c. Pengadaan Perlengkapan rumah tangga rumah sakit
13.655.897.810,00
10.500.000.000,00
1.888.000.000,00
1.267.897.810,00
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 29
LANJUTAN TABEL 2.3 PENETAPAN KINERJA RSU HAJI SURABAYA TAHUN 2014
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
PROGRAM /KEGIATAN
ANGGARAN
(rupiah) Meningkatnya sarana
prasarana rumah
sakit sesuai standar
Rumah Sakit kelas B
pendidikan
2. Persentase
pemenuhan
bahan/ obat
farmasi
100 % Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah sakit Paru-paru/Rumah
Sakit Mata
a. Pemeliharaan rutin/berkala rumah
b. Pemeliharaan rutin/berkala instalasi pengelolaan
limbah rumah sakit
c. Pemeliharaan rutin/berkala meubeler rumah sakit
d. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit
e. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung rumah sakit
f. Pemeliharaan sarana dan prasaran rumah sakit
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
h. Peningkatan Pelayanan Farmasi
5.356.080.000,00
789.710.000,00
512.520.000,00
95.300.000,00
550.210.000,00
3.138.340.000,00
270.000.000,00
37.273.996.411,00
37.273.996.411,00
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 30
LANJUTAN TABEL 2.3 PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA TAHUN 2014
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
PROGRAM /KEGIATAN
ANGGARAN
(rupiah)
Meningkatnya
kemandirian rumah
sakit
a. CRR
b. Tingkat
kemandirian
keuangan RS
90 %
60 %
Program peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Pengadaan Meubelair
b. Pengadaan Alat Kantor dan Rumah Tangga
c. Pemeliharaan Rutin/berkala Alat-alat Besar Pembantu
d. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan, Monitoring dan
Evaluasi
4.767.522.000,00
510.073.000,00
1,912.359.000,00
1.797.867.500,00
547.222.500,00
Surabaya, 30Januari 2014
Direktur RSU Haji Surabaya
dr. RESTU KURNIA TJAHJANI,MKes. Pembina Utama Muda
Nip. 19590829 198703 2 002
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 31
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014
Pengukuran kinerja merupakan salah satu kegiatan manajemen kinerja khususnya
membandingkan kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan
menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan (Pasal 1 butir 2, Permen PAN No. 09
Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Instansi Pemerintah)
Tingkat capaian kinerja Rumah sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 berdasarkan hasil
pengukurannya dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1 Misi I, Tujuan 1, Sasaran Strategis 1, Indikator dan Realisasi Kinerja
RSU Haji Tahun 2014
Misi I : Mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian sesuai perkembangan
IPTEKDOK
Tujuan Menyediakan pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian yang berkualitas
Sasaran strategis 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Indikator Kinerja
Target Realisasi/capaian
Capaian
(%)
2014 2009 2010 2011 2012
2013
2014
BOR (persentase pemakaian tempat tidur pada satu tahun waktu tertentu
70% 77,79 83,03 64,06 60,49 64,85 67,91 97,01
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 32
Lanjutan Tabel 3.1 Misi 1, Tujuan 1, Sasaran Strategis 1, Indikator dan Realisasi Kinerja RSU Haji
Misi I : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian sesuai perkembangan
IPTEKDOK
Tujuan Mewujudkan pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian yang berkualitas
Sasaran strategis 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Indikator Kinerja
Target Realisasi/capaian Capaian
(%) 2014 2009 2010 2011 2012 2013 2014
ALOS (rata-rata lama perawatan seorang pasien)
7
hari
5,2
5,2
5,2
4,76
4,8
5
71,43
BTO ( Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam satu satuan waktu tertentu)
48 kali
59,8
61,4
49
49,68
57,2
58,4
82,19
TOI ( rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi sampai berikutnya)
1,5 hari
1,36
0,95
2,73
2,97
2,26
2,02
134,67
NDR (angka kematian >= 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar)
≤25 %o
11,8
22,5
24
16,6
17,9
18,6
134,40
GDR ( angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar)
≤45 %o
25
24,4
29,5
24,99
27,8
29,3
153,58
IKM ( tingkat kepuasanmasyarakat melalui survei kpd terhadap pelayanan publik yang dilakukan)
81,26 - 80,25 78,1 80,02 84,43 81,62 100,44
Rata-rata persentase capaian indikator kinerja pada sasaran strategis I adalah : 110,53
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 33
Lanjutan Tabel 3.1 Misi 1, Tujuan 1, Sasaran Strategis 2, Indikator dan Realisasi Kinerja RSU Haji
Misi I : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian sesuai perkembangan
IPTEKDOK
Tujuan Mewujudkan pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian yang berkualitas
Sasaran strategis 2 Meningkatnya kualitas SDM rumah sakit pendidikan
Indikator Kinerja
Target Realisasi/capaian
Capaian
(%) 2014
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Persentase kelulusan DM tepat waktu
90 % 85,23 80,11 81,70 88,45 89,85
95,26 105,84
Rata-rata jam pelatihan karyawan per tahun
6 jam/ th
- 2,5 2 3 4 20 333,3
Rata-rata persentase capaian indikator kinerja pada sasaran strategis II adalah : 219,42
Tabel 3.2 Misi 2, Tujuan, Sasaran Strategis 3, Indikator dan Realisasi Kinerja RSU Haji Tahun 2014
Misi II : Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar Rumah Sakit kelas B Pendidikan
Tujuan Mewujudkan sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan
Sasaran strategis 3 Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan
Indikator Kinerja
Target Realisasi/capaian
Capaian
(%) 2014
2009
2010
2011
2012
2013 2014
a. Persentase
pemenuhan alat
medis sesuai standar
Rumah Sakit kelas B
pendidikan
65% - 35,95 40,14 45,60 60,67 79,42 122,18
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 34
Lanjutan Tabel 3.2 Misi 2, Tujuan , Sasaran Strategis 3, Indikator dan Realisasi Kinerja RSU Haji Tahun 2014
Misi II : Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar Rumah Sakit kelas B Pendidikan
Tujuan Menyediakan sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan
Sasaran strategis 3 Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan
b. Persentase
pemenuhan
bahan/obat pasien RS
100 % - 100 100 100 100 100
Rata-rata persentase capaian indikator kinerja pada sasaran strategis III adalah : 111,09
Tabel 3.3 Misi 2, Tujuan , Sasaran Strategis, Indikator dan Realisasi Kinerja RSU Haji Tahun 2014
Misi III : Meningkatkan Kemandirian Rumah Sakit
Tujuan Mewujudkan kemandirian rumah sakit
Sasaran strategis 4 Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit
Indikator Kinerja
Target Realisasi/capaian
Capaian
(%) 2014
2009
2010
2011
2012
2013 2014
a. CRR
100% 99,08 70,07 103,65 99,36 103,20 105,76 105,76
b. Tingkat Kemandirian Keuangan RS
65 % 32,98 33,23 57,76 57,46 62,31 63,35 97,46
Rata-rata persentase capaian indikator kinerja pada sasaran strategis IV adalah : 101,61
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 35
3.2 ANALISA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014
Sesuai Rencana Strategis Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Provinsi Jawa Timur
tahun 2009-2014, terdapat 3 (tiga) misi dan 3 (tiga) tujuan, serta 4 (empat) sasaran strategis,
adapun analisa dari ketiga sasaran strategis untuk mencapai tiga tujuan dan tiga misi dari
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Provinsi Jawa Timur, akan diuraikan sebagai berikut :
3.2.1. SASARAN STRATEGIS 1
“ Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat”
Upaya untuk mencapai misi pertama, yaitu Meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan pendidikan dan penelitian sesuai perkembangan IPTEKDOKserta dapat mencapai
tujuan “ Mewujudkan pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang berkualitas ‘
maka ditetapkan sasaran strategis pertama, yaitu : Meningkatnya kualitas pelayanan
kesehtan kepada masyarakat, dalam sasaran strategis ini terdapat 7 (tujuh) Indikator Kinerja
Utama (IKU) yang dapat diukur dengan rumusan atau formula tertentu. Indikator tersebut
diantaranya adalah:
a. BOR (Bed Occupancy Rate) adalahpersentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu, hal ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari
tempat tidur rumah sakit. Target BOR Rumah Sakit Umum Haji Surabaya pada tahun 2014
adalah sebesar 70%, angka capaian pada tahun 2014, yaitu sebesar 67,97%, atau tingkat
pencapaiannya adalah 97,01%, capaian BOR RSU Haji Surabaya tersebut masih kurang bagus
dibandingkan dengan standar (Depkes RI, 2005) yaitu Antara 60 - 85 %, hal ini bisa disebabkan
karena pada tahun 2014 sering terjadi kerusakan baik pada tempat tidur maupun ruangan.
Disamping itu juga karena adanya ketidaksesuaian antara tempat tidur dengan data yang ada
di rekam medik. Namun perlu juga ditingkatkan terus agar penggunaan tempat tidur bisa
lebih efisien, walaupun terdapat kebijakan rumah sakit yang bertujuan untuk terus
meningkatkan mutu pelayanan dengan adanya pemisahan ruang perawatan berdasarkan
jenis kelamin pria dan wanita, pembagian ruang perawatan pasien yang dibedakan
berdasarkan jenis penyakit infeksius dan non infeksius. Adanya kebijakan tersebut
berpengaruh langsung pada penggunaan tempat tidur (TT) yang ada, sehingga kedepan perlu
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 36
dilakukan evaluasi tentang upaya efisiensi tingkat hunian tempat tidur tersebut.
Gambar 3. 1 Realisasi BOR (Bed Occupancy Rate) RSU Haji Surabaya tahun 2009-2014
b. ALOS (Average Length Of Stay) yaitu rata-rata lama perawatan seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit. Target ALOS Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Pada Tahun 2014
adalah sebesar 7 (tujuh) hari, sedangkan realisasi atau capaian pada Tahun 2014, yaitu
sebesar 5 hari, hal ini dikarenakan adanya perawatan One Day Surgery (ODS) atau pasien One
Day Care (ODC) juga karena kurang ketatnya rumah sakit terhadap indikasi pasien masuk
rawat inap. Disamping itu juga dimungkinkan karena kasus yang ada di RSU Haji Surabaya
merupakan kasus-kasus yang relatif kurang berat sehingga sebagian besar memerlukan
perawatan yang tidak terlalu lama, selain itu juga memberikan gambaran mutu pelayanan di
RSU Haji cukup baik, karena standar (Depkes, 2005) antara 6 – 9 hari. Hal ini juga merupakan
hasil dari upaya peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya yang
semakin baik dengan penerapan dan diperolehnya standart ISOO 9001 – 2008 dan persiapan
Akreditasi Rumah Sakit versi 2012.
TH. 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Target 2014Realisasi BOR
standartKemkes RI
77,79 83,03
64,06
60,49 64,85
67,97
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 37
Gambar 3.2 Realisasi ALOS (Average Length Of Stay) RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014
c. BTO (Bed Turn Over) yaitu frekuensi pemakain tempat tidur, atau dengan kata lain berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi dari pemakaian tempat tidur. Target BTO Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Pada Tahun 2014 adalah sebanyak 48 kali/tahun, sedangkan realisasi atau capaian pada
Tahun 2014 sebanyak 58,4 kali. Hal ini sangat terkait dengan ALOS kita yang juga masih
dibawah standar sehingga mempengaruhi tingginya frekuensi pemakaian tempat tidur.
Dibawah ini adalah gambar grafik realisasi BTO Rumah Sakit Umum Haji Surabaya :
4,5
4,6
4,7
4,8
4,9
5
5,1
5,2
5,2 5,2 5,2
4,764,8
5
TH. 2009 2010 2011 2012 2013 2014
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 38
Gambar 3.3 Realisasi BTO (Bed Turn Over) RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014
d. TOI (Turn Over Interval), rata-rata tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada penggunaan
tempat tidur. Target TOI Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Pada Tahun 2014 adalah 1,5 hari
sedangkan realisasi atau capaian pada Tahun 2014 sebanyak 2,02 hari, standar (Depkes, 2005)
antara 1 – 3 hari. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa kinerja di Instalasi Rawat Inap
RSU Haji Surabaya pada Tahun 2014 adalah baik, karena realiisasi/ capaian TOI masih dalam
kisaran standart Depkes. Penggunaan tempat tidur relatif efisien dan masih terdapat
kesempatan bagi petugas untuk melaksanakan prosedur pencegahan infeksi nosokomial di
rumah sakit. Namun demikian dengan melihat capaian tersebut masih dapat diupayakan lagi
peningkatan penggunaan tempat tidurnya agar makin efisien.
0
10
20
30
40
50
60
70
59,861,4
49 49,68
57,2 58,4
2009 2010 2011 2012 2013 2014
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 39
Gambar 3.4 Realisasi TOI (Turn Over Interval) RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014
e. NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Indikator ini dapat memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit,
Target NDR Rumah Sakit Umum Haji Surabaya pada Tahun 2013 adalah sebesar ≤25 o/oo,
sedangkan realisasi atau tingkat capaian pada Tahun 2014 adalah sebesar 18,6 o/oo, hal ini
memberikan gambaran yang cukup baik terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang ada di
RSU Haji Surabaya. Hasil ini juga memperlihatkan adanya keberhasilan upaya patient safety
yang makin gencar dijalankan di RSU Haji Surabaya sesuai dengan tuntutan kebutuhan
pasien/pelanggan dan akreditasi pelayanan versi 2012.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
1,36
0,95
2,73
2,97
2,26
2,02
TH. 2009 2010 2011 2012 2013 2014
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 40
Gambar 3.5 Realisasi NDR (Net Death Rate) RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014
f. GDR (Gross Death Rate), yaitu angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar,
ini juga memberikan gambaran mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien di RSU Haji
Surabaya. Target GDR Rumah Sakit Umum Haji Surabaya pada Tahun 2014 adalah sebesar ≤45
o/oo sedangkan realisasi atau capaian pada Tahun 2014 sebesar 29,3 o/oo. Hal ini
memberikan gambaran mutu pelayanan kesehatan yang ada sudah cukup baik.
0
5
10
15
20
25
3025 24,4
29,5
24,99
27,829,3
TH.2009 2010 2011 2012 2013 2014
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 41
Gambar 3.6 Realisasi GDR (Gross Death Rate) RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014
g. IKM Indeks kepuasan masyarakat, berisi tingkat kepuasan masyarakat melalui survei
terhadap pelayanan publik yang dilakukan. Target IKM Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
pada Tahun 2014 adalah sebesar 81,26 sedangkan realisasi atau capaian pada Tahun 2014
sebesar 81,62 atau kategori sangat baik, dengan persentase capaian 103,37%. Nilai IKM
mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada Tahun 2012
telah dilakukan surveiIKM pada 17 unit pelayanan di RSU Haji Surabaya, dengan nilai IKM
80,44 atau kategori baik. Hal ini dapat dikatakan merupakan cermin keberhasilan pelayanan
di RSU Haji Surabaya yangtelah dipersepsi baik oleh pelanggan yang harus dipertahankan
bahkan secara terus menerus dan berkesinambungan ditingkatkanmutu maupun jenis
layanannya sesuai dengan kebutuhan pasien/pelanggan dan kemajuan perkembangan
IPTEKDOK.
0
5
10
15
20
25
30
12
34
56
2524,4
29,524,99
27,8 29,3
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 42
Tabel 3.4 Hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat di RSU Haji Surabaya Tahun 2009 - 2014
No Unit Pelayanan Hasil
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Instalasi Radiologi 76,77 87,26 75,91 81,99 79,02 81,82
2 Instalasi Farmasi (apotek) 77,75 77,24 73,92 82,43 78,64 82,07
3 Patologi Klinik - 79,18 81,75 82,61 78,46 82,36
4 Instalasi Rawat Jalan 78,43 82,84 79,82 76,8 81,77 82,17
5 Instalasi Paviliun 80,67 81,79 78,67 - 86,63 80,44
6 ICU - 81,07 70,95 81,37 83,07 82,4
7 Instalasi bedah Sentral - 67,68 78 80,87 84,66 76,67
8 Instalasi Rehabilitasi Medik - 82,7 83,43 82,66 85,55 81,86
9 Instalasi Rawat Inap 80,52 82,31 80,1 81,02 81,87
10 Instalasi Gawat Darurat (IGD) 80,05 81,28 74,57 76,67 81
11 Hemodialisa - 76,9 85,56 88,91 82,1
12 VK Bersalin - 78,67 79,2 91,75 83,24
13 Medical Check Up - 80,34 - - -
14 Instalasi Kerjasama - 90,94 83 91,22 81,9
15 Instalasi Gilut - 73,65 86,99 81,41
16 Rekam Medik - 81,3 93,82 83,52
17 Instalasi Patologi anatomi - 87,71 82,11
18 Kosmetik Medik - 89,43 82,27
Rata-rata setiap Tahun 47,42 80,34 79,11 80,44 84,03 81,32
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 43
Gambar 3.7 Hasil Survei IKM pada 17 Unit Pelayanan di RSU Haji Surabaya tahun 2014
Pemantauan pencapaian indikator-indkator kinerja pada sasaran Strategis 1 tersebut
dilaksanakan berdasarkan sistem manajemen mutu ISO 9008-2001 dimana RSU Haji telah mendapat
sertifikasi ISO sejak Tahun 2009.
Tabel 3.5 Realisasi Indikator Kinerja Pelayanan RSU Haji dibandingkan dengan RSU lainnya
pada Tahun 2014
NO. Nama Rumah Sakit Jumlah
TT
Realisasi Indikator Kinerja Pelayanan Tahun 2014
BOR ALOS BTO TOI NDR GDR
1 RSU Haji Surabaya 235 67,91 5 58,4 2,02 18,6 29,3
2 RSUD dr. Margono Soekardjo 519 98,95 3,78 - 0,09 27,67 43,76
3 RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro 428 76,97 4,00 - 1,00 20,8 -
4 RSU dr. Moewardi 789 75,18 4,62 - 1,66 38,99 69,64
5 RSU HA Wahab Sjahranie 619 89 6 - 0,7 3 2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 44
Tabel 3.2 Menunjukkan realisasi Indikator Kinerja Pelayanan di RSU Haji Surabaya dan
beberapa rumah sakit milik pemerintah lainnya yang sama tipenya yaitu Kelas B Pendidikan pada Tahun
2014 (RSUD dr. Margono Soekardjo Purwokerto, RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten, RSU dr. Moewardi
Surakarta dan RSU HA Wahab Sjahranie Samarinda). Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa realisasi indikator
kinerja pelayanan di RSU Haji Surabaya sebagian besar telah memenuhi sesuai dalam kisaran standart
yang ditetapkan Depkes RI (Th. 2005) kecuali ALOS dan BTO. ALOS RSU Haji Surabaya lebih rendah dari
standart Depkes RI maupun target rumah sakit, namun hal ini mendukung adanya efisiensi di rumah
sakit.
Gambar 3.8 Jumlah TT RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan dengan 4 Rumah Sakit Lain milik
Pemerintah kelas B Pendidikan.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 45
Gambar 3.9 Realisasi BOR(Bed Occupancy Rate) RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan dengan
4 Rumah Sakit Lain milik Pemerintah kelas B Pendidikan.
Gambar 3.10 Realisasi ALOS (Average Length of Stay ) RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan
dengan 4 Rumah Sakit Lain milik Pemerintah kelas B Pendidikan.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 46
Gambar 3.11 Realisasi TOI(Turn Over Interval) RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan dengan 4
Rumah Sakit Lain milik Pemerintah kelas B Pendidikan.
Gambar 3.12 Realisasi NDR (Net Death Rate) RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan dengan 4
Rumah Sakit Lain milik Pemerintah kelas B Pendidikan.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 47
Gambar 3.13 Realisasi GDR (Gross Death Rate) RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan dengan 4
Rumah Sakit Lain milik Pemerintah kelas B Pendidikan.
Gbr. 3.14 Renewal Sertifikasi Sistem manajemen Mutu ISO 2001-9008 (Bulan Oktober 2013)
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 48
Gbr. 3.15 Lulus sertifikasi pada Renewal Sertifikasi Sistem manajemen Mutu ISO 2001-9008
Pencapaian sasaran strategis satu dengan indikator kinerja sebanyak 7 indikator
dilaksanakan dan didukung oleh program rumah sakit, yaitu Program Upaya kesehatan Perorangan dan
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Program Upaya kesehatan Perorangan terdiri dari 7
kegiatan yaitu : Peningkatan Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit, Peningkatan Pelayanan Rawat Inap
Utama di Rumah Sakit, Peningkatan Pelayanan laboratorium, Peningkatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit,
Peningkatan pelayanan kesehatan, Pembinaan Dewan Pengawas pada BLUD dan Peningkatan Pelayanan
kesehatan Rujukan. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran melaksanakan 8 kegiatan yaitu :
Penyediaan Jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, Penyediaan jasa pemeliharaan dan Perijinan
kendaraan, Penyediaan jasa adminstrasi Keuangan, Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor,
Penyediaan peralatan rumah tanggan, penyediaan makan dan minum, biaya operasional pelayanan dan
peningkatan pelaksanaan administrasi perkantoran. Kegiatan pada program ini dilaksanakan oleh
Bidang-bidang yang membawahi kinerja tersebut di rumah sakit.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 49
3.2.2. SASARAN STRATEGIS 2
“Meningkatnya kualitas SDM rumah sakit pendidikan”
Upaya untuk dapat mencapai misi pertama, yaitu meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan pendidikan dan penelitian sesuai perkembangan IPTEKDOKserta dapat mencapai
tujuan “ Mewujudkan pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang berkualitas ‘
maka ditetapkan sasaran strategis kedua yaitu : Meningkatnya kualitas SDM rumah sakit
pendiikan dengan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dapat diukur dengan
rumusan atau formula tertentu. Indikator tersebut diantaranya adalah:
a. Persentase Kelulusan Dokter muda yang waktu, yaitu persentase jumlah Dokter Muda (DM)
yang mengikuti kepaniteraan klinik di rumah sakit yang lulus sesuai dengan batas waktu siklus
pembelajaran. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa kesiapan para pendidik klinis yang
ada telah mempunyai kompetensi cukup sebagai pendidik klinis di rumah sakit, hasil yang
dicapai tahun 2014 adalah 95,26 % telah lulus tepat waktu dari target yang ditetapkan
sebesar 90 %, atau capaiannya adalah 105,84%.
Gambar 3.16 Tingkat kelulusan DM (Dokter Muda) di RSU Haji Surabaya tahun 2009-2013
Dari tahun 2009 s/d 2014 Tingkat Kelulusan DM FK UMM dan FK UHT memiliki Tren Naik,
meskipun terdapat penurunan pada tahun 2010 dan 2011. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
adanya kenaikan jumlah DM yang masuk ditambah dengan adanya kondisi beberapa ruangan yang di
renovasi sehingga membuat proses pembelajaran kurang kondusif.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 50
Peningkatan kualitas kelulusan ditunjang oleh berbagai faktor antara lain oleh adanya SDM
pendidik klinis yang berkualitas sesuai kompetensi maupun sarana prasaran pendukung
pembelajaran (ruang kelas, sarana praktek dan lain-lain). Untuk mengukur Tingkat Kelulusan Dokter
Muda termuat dalam Sasaran Mutu yang merupakan indikator perbaikan mutu dan kinerja
pelayanan/pendidikan, sasaran mutu yang disusun meliputi indikator yang berasal dari Standar
Pelayanan Minimal sesuai dengan Kepmenkes 129/Menkes/SK/2009.
Pada tiap satu tahun sekali dilakukan evaluasi terhadap Tingkat Kelulusan Dokter Muda
tersebut dengan menganalisis Penyebab masalah dan rencana tindak lanjut apabila target yang
ditetapkan belum memenuhi sesuai target yang telah ditetapkan.
Dengan kemampuan Dokter Muda yang berbeda-beda ada setiap siklus yang mengikuti
proses kepaniteraan klinik di RSU Haji Surabaya menyebabkan capaian Tingkat Kelulusan Dokter
Muda berbeda nilainya pada tiap tahunnya. Bakordik sebagai unit yang melaksanakan tugas
administrasi kepaniteraan klinik akan melakukan rencana tindak lanjut berupa :
1. Memotivasi DM untuk lebih giat belajar pada setiap Pembekalan DM pada awal masuk
kepaniteraan klinik.
2. Meningkatkan fasilitasi Kegiatan Belajar DM di rumah sakit dengan meningkatkan sarana
prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar, Perpustakaan dan internet online maupun
pemenuhan sarana manekin untuk praktek.
3. Memberikan Masukan ke SMF untuk lebih intensif dalam pembelajaran maupun dalam
memberikan Referat.
4. Melaksanakan pelatihan AA Plus berjenjang bagi para pendidik klinis agar para pendidik makin
berkualitas meningkatkan mutu pembelajaran/ pelaksananan kepaniteraan klinik di rumah sakit.
Tabel 3.6 Persentase Kelulusan Dokter Muda (DM) di RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2013
NO NAMA SMF PERSENTASE KELULUSAN DM (%) Rata-rata (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Ilmu Penyakit Dalam (IPD)
72,22 75,68 83,33 60,71 85 85,71 77,10
2
Obstetri dan Gynocology (OBGYN)
96,88 96,88 60 84 91,94 97,62 87,88
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 51
3 Bedah
94,87 78,57 85,96 82,61 96,36 95,24 88,94
4
Ilmu Kesehatan Anak (IKA)
92,59 61,11 100 98,39 100 100 92,02
5 Radiologi
86,84 93,55 96,43 100 97,06 95,24 94,85
6 Anastesi
94,74 100 98,55 100 100 100 98,88
7
Telinga Hidung Tenggorokan (THT)
51,61 51,61 52,63 50 60,71 61,90 54,74
8 Mata
100 96 90,48 97,06 87,50 85,71 92,79
9 Kulit
73,68 77,59 76,27 83,33 92,19 95,24 83,05
10 Syaraf
75 70,45 43,33 100 78,38 83,34 75,08
Rata-Rata (%)
85,23 80,11 81,70 88,45 89.85 90
b. Rata-rata jam pelatihan karyawan, yaitu rata-rata jumlah jam pelatihan yang diperoleh
setiap karyawan yang mendapat pelatihan sebagai syarat sesuai kompetensi. Rata-rata jam
pelatihan para karyawanpada tahun 2014 adalah 20 jam pelatihan per orang/ Tahun dari
target yang ditentukan sebesar 6 jam per orang/ Tahun atau capaiannya sebesar 333%, hal ini
terjadi karena rumah sakit dituntut untuk segera memenuhi syarat kompetensi bagi para
karyawan namun anggaran yang tersedia untuk itu sangat terbatas, sehingga perlu disusun
prioritas pemenuhan pelatihan karyawan.
Komitmen yang tinggi pada fungsi pendidikan salah satunya adalah peningkatan
kualitas para pendidik klinis. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang intens dilaksanakan
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 52
sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 dengan berbagai jenis pelatihan antara lain
Pelatihan AA Plus, Pekerti maupun berbagai Lokakarya dan seminar/ workshop pendidikan
dengan pendekatan sistim PBL (Problem Base Learning).
Gbr. 3.17 PENGEMBANGAN KETRAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL BAGI PARA PEMBIMBING KEPANITRAAN KLINIK PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER
Gbr. 3.18 LOKARYA PROSES PEMBELAJARAN KEPANITERAAN KLINIK BERBASIS KOMPETENSI
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 53
Gbr. 3.19 Rapat Yudisium Dokter
Upaya pencapaian kinerja pada indikator kinerja pada sasaran strategis dua dilaksanakan melalui
dua program yaitu Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur dan Program Sumber Daya
kesehatan. Program Peningaktan Sumber Daya Aparatur terdiri dari 2 kegiatan yaitu Pendidikan dan
Pelatihan Formal dan Kegiatan Pelatihan dan Kursus tenaga Profsi baik medis maupun non medis.
Program Sumber daya kesehatan terdiri dari 1 kegiatan yaitu : Penelitian Kesehatan rumah sakit
3.2.3. SASARAN STRATEGIS 3
“Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan”
Untuk dapat mencapai misi kedua, yaitu Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai
standar rumah sakit kelas B pendidikan, dengan tujuan “Mewujudkan sarana dan prasarana
sesuai standar RS Kelas B Pendidikan “maka ditetapkan sasaran strategis ketiga yaitu :
Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan dengan 2 (dua)
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dapat diukur dengan rumusan atau formula
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 54
tertentu.Indikator tersebut diantaranya adalah :
a. Persentase pemenuhan Alat Medis sesuai standart rumah sakit kelas B pendidikan, yaitu
persentase pemenuhan alat medis sesuai target pada setiap tahun sesuai dengan target
dalam RENSTRA Tahun 2009-2014
Realisasi pemenuhan alat medis dari Tahun 2010-2013 dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.7 Ketersediaan Alat Medis sesuai Standart Rumah Sakit Kelas B Pendidikan di
RSU Haji Surabaya Tahun 2010-2013
Tahun Target (%)
Realisasi (%)
2010 35 35,95
2011 40 40,14
2012 45 45,60
2013 60 60,67
2014 65 79,42
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa capaian pemenuhan alat medis pada Tahun 2014 adalah
122,18%. Pemenuhan alat medis dari tahun ke tahun dapat terpenuhi sesuai target dari
yang direncanakan meskipun pemenuhan tersebut masih belum memenuhi secara
standart mengingat adanya keterbatasan anggaran di rumah sakit untuk pengadaan alat
medis.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 55
Gbr. 3.20 Alat MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Gbr. 3.21 Alat CT Scan 64 Slice
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 56
Gbr. 3.22 Alat CT Scan
Gbr. 3.23 Alat Panoramic
Pemenuhan Sarana dan prasarana bagi pelayanan di RSU Haji Surabaya pada Tahun 2014
adalah memprioritaskan pelaksanaan kelanjutan pembangunan Gedung Rawat Inap
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 57
Maskin 6 Lantai yang baru terselesaikan 4 lantai dan sempat terhenti pembangunannya
selama 2 tahun, pada tahun 2014 sudah dapat diselesaikan sampai dengan lantai 4 (ICU,
ICCU dan NICU dilantai 3) sedangkan lantai 4 masih dalam tahap finishing serta
melanjutkan pembangunan sampai dengan selesai ( lantai 5 dan 6) berikutnya pada
pertengahan tahun 2014.
Gbr. 3.24 Peresmian Gedung Lantai 4 untuk ICU, ICCU dan NICU
b. Pemenuhan Bahan/Obat Rumah Sakit pada Tahun 2014 telah terealisasi 100 % sesuai dengan
kebutuhan unit pelayanan. Kebutuhan Obat maupun Bahan Habis Pakai untuk pelaksanaan
pelayanan merupakan prioritas pengadaan di rumah sakit karena kebutuhan bahan habis
pakai dan obat merupakan kebutuhan bagi pasien yang tidak dapat ditunda pemenuhannya
yang terkait langsung dengan pelaksanaan terapi dan pelayanan.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 58
Tabel 3.8 Rekapitulasi Pengeluaran Gudang Farmasi untuk Unit di RSU Haji Surabaya Tahun 2014
Pencapaian kinerja pada Sasaran Strategis 3 didukung oleh 3 Program yaitu Program
Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit, Program pemeliharaan Sarana dan
OBAT ALAT KESEHATAN REAGENSIA (Rp) (Rp) (Rp)
22 PATOLOGI ANATOMI 25.767.648 30.078.405 - 55.846.053 23 PATOLOGI KLINIK 11.593.030 666.783.547 4.812.765.150 5.491.141.728 24 PAVILYUN 1 5.121.391 14.863.776 - 19.985.167 25 PAVILYUN 2 15.132.757 44.608.223 - 59.740.981 26 PAVILYUN 3 15.861.349 32.095.804 - 47.957.154 27 PAVILYUN 4 10.508.454 28.574.827 - 39.083.281 28 PMI - - - - 29 POLI ANAK 1.293.249 3.310.982 - 4.604.231 30 POLI BAYI - - - - 31 POLI BED.PLASTIK 3.877.586 2.793.184 - 6.670.770 32 POLI BEDAH 6.299.133 16.702.966 - 23.002.099 33 POLI BEDAH MINOR - 1.482.183 - 1.482.183 34 POLI BEDAH SYARAF 337.698 5.221.933 - 5.559.631 35 POLI BRONCHOSCOPY 120.690 300.585 - 421.275 36 POLI DALAM 88.445 435.532 - 523.977 37 POLI DALAM KHUSUS - - - - 38 POLI ENDOSCOPY 27.245.010 7.468.809 - 34.713.818 39 POLI GIGI 69.957.533 11.466.812 - 81.424.345 40 POLI GIZI 450.705 149.622 - 600.327 41 POLI HAMIL 982.743 1.157.539 - 2.140.282 42 POLI JANTUNG 627.316 12.354.056 - 12.981.372 43 POLI JIWA - - - - 44 POLI KANDUNGAN 7.569.684 12.740.938 - 20.310.622 45 H C U - - - - 46 POLI KOSMETIK 113.380.669 5.146.790 - 118.527.459 47 POLI KULIT 2.476.397 2.434.088 - 4.910.485 48 POLI MATA 6.116.173 7.439.436 - 13.555.608 49 POLI ORTHOPEDI 2.097.987 10.698.955 - 12.796.942 50 POLI PALIATIF 131.476 181.761 - 313.237 51 POLI PARU 1.325.457 1.445.751 - 2.771.208 52 POLI PEGAWAI - - - - 53 POLI RESPIRO - 11.000 - 11.000 54 POLI SYARAF 3.570.291 1.117.921 - 4.688.212 55 POLI THT 3.916.352 27.116.451 - 31.032.802 56 POLI THT PAV. - - - - 57 POLI TUMBUH KEMBANG - - - - 58 POLI UROLOGI 12.062.435 5.115.834 - 17.178.269 59 PSP 1.956.534 2.854.632 - 4.811.166 60 RADIOLOGI 2.122.168 667.924.339 - 670.046.507 61 RAWAT JALAN 60.000 57.750 - 117.750 62 REHAB MEDIK 2.402.462 606.621 - 3.009.083 63 SANITASI 355.448 33.502 - 388.950 64 UGD 62.043.168 164.305.308 - 226.348.476 66 UNIT DIAGNOS + INTERVENSI 264.777.942 5.133.487.643 - 5.398.265.585 66 VK BERSALIN 15.657.004 50.800.541 - 66.457.545 67 P P G D - - - - 68 INST GIZI 1.668.680 685.454 - 2.354.134 69 DEPO PAVILIUN - - - - 70 N I C U 3.338.940 17.407.951 - 20.746.891
TOTAL 2.291.235.674,07 10.377.257.955,40 4.812.765.150,00 17.481.258.779,47
REKAPITULASI PENGELUARAN GUDANG FARMASI UNTUK UNIT RUMAH SAKIT UMUM HAJI
BULAN JANUARI - DESEMBER TAHUN 2014
NO NAMA UNIT JUMLAH
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 59
Prasarana Rumah Sakit serta Program Obat dan Perbekalan Farmasi. Program Pengadaan,
Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit terdiri dari 3 kegiatan yaitu Pengembangan ICU,
ICCU dan NICU. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit terdiri dari 6 kegiatan
pemeliharaan yaitu Pemeliharaan rutin/ brkala rumah sakit, Pemeliharaan rutin/berkala instalasi
pengelolaan limbah, pemeliharaan rutin/ berkala meubeler rumah sakit, pemeliharaan rutin/berkal
perlengkapan rumah sakit, pemeliharaan rutin/berkala gedung rumah sakit dan pemeliharaan sarana
dan prasarana rumah sakit.
3.2.4. SASARAN STRATEGIS 4
“Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit”
Untuk dapat mencapai misi ketiga, yaitu Meningkatkan Kemandirian Rumah sakit,
dengan tujuan “ Mewujudkan kemandirian rumah sakit” maka ditetapkan sasaran strategis
keempat yaitu : Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit dengan 2 (dua) Indikator
Kinerja Utama (IKU) yang dapat diukur dengan rumusan atau formula tertentu. Indikator
tersebut diantaranya adalah :
a. Cost Recovery Cost Recovery Ratio (CRR) adalah perbandingan antara penerimaan rumah
sakit dibanding seluruh biaya operasional non modal. Indikator ini menunjukkan
kemampuan rumah sakit dalam membiayai seluruh biaya operasional dari pendapatan
murni rumah sakit dalam satu tahun anggaran. Realisasi CRR pada tahun 2014 adalah
sebesar 105,76%. Capaian CRR selama kurun waktu 5 (lima) menunjukkan perkembangan
yang makin meningkat. Capaian CRR Tahun 2014telah meningkat apabila dibandingkan
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 60
dengan tahun 2013 dan telah melampaui target yang ditetapkan. yang menunjukkan
bahwa rumah sakit semakin mampu membiayai kegiatan operasionalnya.
Gambar 3.25 Realisasi Cost Recovery Rate RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014
b. Tingkat Kemandirian Keuangan adalah perbandingan penerimaan dengan seluruh
pengeluaran rumah sakit. Tingkat kemandirian keuangan rumah sakit menggambarkan
kemampuan rumah sakit untuk membiayai seluruh pengeluaran termasuk pengeluaran
investasi dengan dana yang bersumber dari pendapatan rumah sakit. Tingkat kemandirian
keuangan RSU Haji Surabaya tahun 2014 adalah sebesar 66,35% atau sebesar 97,46%
apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 dan sebesar 99,34% bila dibandingkan
dengan target. Capaian Tingkat kemandirian RSU Haji Surabaya tahun 2014 mengalami
penurunan, namun selama 4 tahun ini terlihat stabil tetapi angka capaian ini masih
dibawah nilai standart.
0
20
40
60
80
100
120
2009 2010 2011 2012 2013 2014
99,08
70,07
103,65 99,36 103,2 105,76
crr
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 61
Gambar 3.26 Realisasi Tingkat Kemandirian Keuangan RSU Haji Surabaya Tahun
2009-2014
3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN
Akuntabilitas keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja
keuangan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2014.
Kinerja keuangan diselenggarakan dengan memperhatikan capaian-capaian pelaksanaan atau
realisasi anggaran dan capaian pendapatan. Pelaksanaan dan pelaporan secara akuntabel dan
transparan merupakan pertanggung jawaban organisasi dengan prioritas yang tinggi sebagai
bentuk pertanggungjawaban kepada pemerintah maupun rumah sakit sebagai organisasi
pelayanan publik yang mengedepankan pencapaian tujuan kepemerintahan yang Good
Governance.
3.3.1 Realisasi Pendapatan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Pendapatan Rumah Sakit Umum Haji SurabayaTahun 2009-2014 dapat dilihat seperti
pada tabel berikut ini :
0
10
20
30
40
50
60
70
2009 2010 2011 2012 2013 2014
32,98 33,23
57,76 57,4662,31 63,35
Tingkat Kemandirian Rumah Sakit
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 62
Tabel 3.9 Target dan Realisasi Pendapatan Rumah Sakit Umum Haji SurabayaTahun 2009-2014
TAHUN TARGET REALISASI PROSENTASE
PENYERAPAN
2009 30.000.000.000,00 35.562.182.231,99 118,54
2010 45.000.000.000,00 52.947.868.220,70 117,66
2011 66.000.000.000,00 79.485.811.643,04 120,43
2012 80.000.000.000,00 91.543.982.350,77 114,43
2013 93.500.000.000,00 113.925.716.945,41 121,85
2014 108.250.000.000,00 139.340.320.759,64 128,66
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa realisasi pendapatan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 139.340.320.759,64atau sebesar 128,66% dari target
setelah PAPBD sebesar Rp. 108.250.000.000,00. Realisasi pendapatan ini dicapai karena
adanya peningkatan jumlah kunjungan pasien rumah sakit, pemanfaatan fasilitas rumah sakit
dengan menyewakan ruangan serta adanya dukungan pengadaan peralatan kedokteran yang
baru yang menambah peningkatan pendapatan.
Gambar 3.27 Realisasi Pendapatan RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014
Rp-
Rp20.000.000.000,00
Rp40.000.000.000,00
Rp60.000.000.000,00
Rp80.000.000.000,00
Rp100.000.000.000,00
Rp120.000.000.000,00
Rp140.000.000.000,00
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Target
Realisasi
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 63
3.3.2 Realisasi Anggaran Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Selama kurun waktu tahun 2014, pelaksanaan program/kegiatan di RSU Haji Surabaya
dibiayai dengan total anggaran sebesar Rp. 206.353.154.700,00 Berikut ditampilkan
perkembangan anggaran RSU HajiSurabaya tahun 2010 – 2014
TABEL 3.11 PAGU ANGGARAN RSU HAJI SURABAYA TAHUN 2010 – 2014
Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Total Belanja 112.175.712.897 137.277.761.692 160.656.139.900 181.330.279.300 206.353.154.700
Belanja Tidak
Langsung
26.559.857.916
23,68%
31.258.801.192
22,77%
34.234.351.000
21,31%
37.695.271.000
20,79%
41.730.306.000
20,22%
Belanja Pegawai 26.559.857.916 31.258.801.192 34.234.351.000 37.695.271.000 41.730.306.000
Belanja Langsung 85.615.854.981
76,32%
106.018.960.500
77,23%
126.421.788.900
78,69%
143.635.008.300
79,21%
164.622.848.700
79,78%
Belanja Pegawai 21.792.178.698
25,45%
26.937.077.870
25,41%
36.600.703.519
28,95%
40.861.101.425
28,45%
10.678.581.420
6,49%
Belanja Barang
dan Jasa
38.649.428.390
45,14%
54.280.859.755
51,20%
64.186.481.731
50,77%
73.985.656.113
51,51%
122.734.066.30
74,55%
Belanja Modal 25.174.247.893
29,40%
24.801.022.875
23,39%
25.634.603.650
20,28%
28.788.250.762
20,04%
31.210.200.973
18,96%
Dari tabel 3.11 diatas menunjukkan bahwa Anggaran belanja RSU Haji Surabaya dari tahun
2013ke 2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 13,79%. Besaran Belanja Tidak Langsung
mengalami penurunan pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 hal ini adalah karena anggaran
telah disesuaikan dengan kondisi riil yang ada seperti gaji maupun honor lain-lain.Untuk belanja
langsung mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2014 meski tidak terlalu besar
namun hal ini karena rumah sakit masih dalam pengembangan guna meningkatkan pelayanan
kepada pasien.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 64
3.3.3 REALISI ANGGARAN RSU HAJI SURABAYA TAHUN 2010 – 2014
Dalam 3 tahun terakhir, RSU Haji Surabaya dari pemeriksaan atas laporan keuangan yang
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. telah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu,
di antaranya telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah, adanya Sistem Pengendalian
Intern yang memadai, dipatuhi dan ditaatinya peraturan-peraturan yang berlaku serta
tercukupinya pengungkapan dalam laporan keuangan, yang mencerminkan tertatanya
pengelolaan keuangan dan kewajaran dari laporan keuanagan yang diterbitkan.Realisasi
penyerapan anggaran RSU Haji Surabaya(PAPBD) dari tahun 2010 s.d tahun 2014 dapat dilihat
sebagaimana tabel 3.10
TABEL 3.10 REALISASI ANGGARAN RSU HAJI TAHUN 2010 – 2014.
Uraian
Realisasi /Penyerapan Anggaran
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Total Belanja 109.900.025.382
137.618.553.907
159.283.200.909
182.790.792.573
203.514.542.048
Belanja Tidak Langsung
25.964.074.966
23,63%
30.192.729.358
21,94%
32.964.038.232
20,70%
36.501.011.497
19,97%
39.631.734.100
19,47%
Belanja Pegawai 25.964.074.966
30.192.729.358
32.964.038.232
36.501.011.497
39.631.734.100
Belanja Langsung
83.935.950.416
107.425.824.549
126.319.162.677
146.289.781.076
163.882.807.948
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 65
Lanjutan Tabel 3.10 Realisasi Anggaran Rsu Haji Tahun 2010 – 2014
Uraian
Realisasi /Penyerapan Anggaran
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Belanja Pegawai 22.970.799.520
27,37% 30.403.704.249
28,30% 36.982.439.580
29,28% 44.038.122.744
30,10%
9.777.396.218 5,97%
Belanja Barang dan Jasa
37.872.788.711
45,12%
53.010.321.663
49,35%
64.729.656.780
51,24%
74.831.659.510
51,15%
125.463.005.450 76,56%
Belanja Modal 23.092.362.185
27,51%
24.011.798.637
22,35%
24.607.066.317
19,48%
27.419.998.822
18,74%
28.642.406.280 17,48%
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa penyerapan anggaran di RSU Haji Surabayacapaian dari
tahun tahun 2014mencapai 98,62% hal ini menunjukkan kinerja baik dengan penyerapan
diatas 90%, hal ini menunjukkan bahwa rumah sakit sudah semakin mampu untuk efisiensi
dan efektrifitas anggaran.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 66
3.3.4 PAGU DAN REALISASI ANGGARAN RSU HAJI TAHUN 2014 (SETELAH PAPBD)
Tabel 3.11 Pagu dan Realisasi Anggaran Setelah PAPBD Tahun 2014
NO.
URAIAN
PROGRAM/KEGIATAN
PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %
BELANJA DAERAH 206.353.154.700 203.514.542.048 98.62
A BELANJA TIDAK LANGSUNG 41.730.306.000 39.631.734.100 94.97
B BELANJA LANGSUNG 164.622.848.700 163.882.807.948 99.55
I. Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran 64.017.636.344 66.477.052.712 103.84
1 Penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik 3.984.500.000 3.825.204.131 96.00
2
Penyediaan jasa pemeliharaan
dan perijinan kendaraan
dinas/operasional
127.400.000 114.659.334 90.00
3 Penyediaan jasa administrasi
keuangan 1.095.820.000 886.089.000 80.86
4 Penyediaan peralatan dan
perlengkapan kantor 556.000.000 500.561.800 90.03
5 Penyediaan peralatan rumah
tangga 4.757.200.615 4.629.834.342 97.32
6 Penyediaan makanan dan
minuman 523.200.000 520.044.400 99.40
7 Penyediaan biaya operasional
pelayanan / jaspel 49.778.575.729 53.711.339.977 107.90
8 Peningkatan Pelayanan
Administrasi Perkantoran 3.194.940.000 2.289.319.728 71.65
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 67
Lanjutan Tabel 3.11 Pagu dan Realisasi Anggaran Setelah PAPBD Tahun 2014
NO.
URAIAN
PROGRAM/KEGIATAN
PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %
II Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur 2.890.995.000 2.251.956.410 77.90
1 Pengadaan meubelaer 350.000.000 348.128.000 99.47
2 Pengadaan Alat-alat Kantor dan
Rumah Tangga 1.364.125.000 1.225.860.900 89.86
3 Pemeliharaan rutin/berkala
Alat-alat Besar Pembantu 380.000.000 375.304.860 98.76
4
Penyusunan Rencana Kerja
Tahunan, Monitoring dan
Evaluasi Program Kegiatan
796.870.000 302.662.650 37.98
III Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan 42.017.157.452 43.904.221.973 104.49
1 Peningkatan Pelayanan Farmasi
RS 42.017.157.452 43.904.221.973 104.49
IV
Program Pengadaan,
Peningkatan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-
Paru/Rumah Sakit Mata
26.925.613.473 24.562.576.289 91.22
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 68
Lanjutan Tabel 3.11 Pagu dan Realisasi Anggaran Setelah PAPBD Tahun 2014
NO.
URAIAN
PROGRAM/KEGIATAN
PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %
1 Pengadaan alat-alat kesehatan
rumah sakit 294.000.000 286.092.400 97.31
2 Pengadaan alat kedokteran 500.000.000 482.790.000 96.56
3 Pengadaan perlengkapan rumah
tangga rumah sakit 1.131.613.473 1.070.629.439 94.61
4
Peningkatan Derajat Kesehatan
Masyarakat dengan Penyediaan
Fasilitas Perawatan Kesehatan
bagi Penderita akibat Dampak
Asap Rokok
25.000.000.000 22.723.064.450 90.89
V
Program Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah
Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit
Mata
10.592.921.860 9.592.798.638 90.56
1 Pemeliharaan rutin/berkala
rumah sakit 5.085.247.750 4.646.649.791 91.38
2
Pemeliharaan rutin/berkala
instalasi pengelolahan limbah
rumah sakit
250.000.000 211.557.570 84.62
3 Pemeliharaan rutin/berkala
meubeler rumah sakit 40.000.000 39.768.795 99.42
4 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit 250.000.000 242.849.200 97.14
5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
250.000.000 247.999.020 99.20
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 69
NO.
URAIAN
PROGRAM/KEGIATAN
PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %
6. Pemeliharaan rutin/berkala gedung Rumah Sakit
4.717.674.110 4.203.974.262 89.11
VI Program Upaya Kesehatan Perorangan
14.815.198.044 14.355.113.636 96.89
1 Peningkatan Pelayanan Rawat Inap Umum di RS
494.300.000 491.805.490 99.50
2 Peningkatan Pelayanan Rawat Inap Utama di RS
1.210.580.900 1.114.544.990 92.07
3 Peningkatan Pelayanan Laboratorium di RS
5.658.615.000 5.706.873.786 100.85
4 Peningkatan Pelayanan Sterilisasi dan Laundry di RS
710.000.000 665.502.960 93.73
5 Peningkatan Pelayanan Gizi RS 3.772.027.744 3.646.805.160 96.68
6 Penyusunan Standar Pelayanan RS
563.600.000 530.434.420 94.12
7 Peningkatan Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
1.220.355.000 1.087.110.550 89.08
8 Pembinaan Dewan Pengawas pada BLUD
261.049.400 231.584.400 88.71
9 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan ( DAK )
838.670.000 797.126.880 95.05
10 Pendampingan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK)
86.000.000 83.325.000 96.89
VII Program Sumber Daya Kesehatan
3.363.326.527 2.739.088.290 81.44
1 Pendidikan dan Pelatihan Formal
453.400.000 438.657.050 96.75
2
Pelatihan dan Kursus Tenaga Profesi baik Medis, Paramedis maupun Non Medis di Dalam/di Luar RS
2.136.115.027 1.913.285.240 89.57
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 70
NO.
URAIAN
PROGRAM/KEGIATAN
PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %
3 Penelitian Kesehatan RS 241.037.500 167.382.750 69.44
4
Pendidikan dan kursus tenaga profesi baik medis paramedis maupun non medis didalam/luar
532.774.000 219.763.250 41.25
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa realisasi anggaran belanja RSU Haji Surabaya pada
tahun 2014 mencapai 98,62% dari pagu anggaran. Program pertama adalah program
administrasi perkantoran yang terdiri dari 9 kegiatan dengan realisasi penyerapan
anggaran sebesar 103,842%. Program ini menggunakan sebesar 32,66% dari keseluruhan
anggaran rumah sakit.Program kedua adalah Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
terdiri dari 4 kegiatan dengan realisasi penyerapan anggaran pada tahun 2014 adalah
sebesar 77,90%Program ini menggunakan sebesar 1,11% dari keseluruhan anggaran RSU
Haji Surabaya pada tahun 2014. Pada pelaksanaan program ini ada 1 kegiatan yang
penyerapan dananya belum maksimal sebesar 37,98%, yaitu pada kegiatan penyusunan
rencana kerja tahunan, monitoring, dan evaluasi program kegiatan. Hal tersebut
dikarenakan adanya instruksi efisiensi kegiatan rapat dan akomodasi yang harus
dilaksanakan di SKPD/Rumah sakit.Program ketiga adalah Program Pengadaan
Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-
paru/ Rumah Sakit Mata dengan realisasi sebesar 91,22%, sampai dengan bulan
Desember 2014. Pada pelaksanaan program ini ditemukan permasalahan yaitu ada
beberapa alat yang belum terpenuhi ,untuk alat radiologi yang belum terpenuhi adalah X-
ray mamografi untuk pemeriksaan payudara,MRI spectroscopy, MSCT Colonoscopy.
Selain itu juga QC (quality control) Tools radiologi untuk mendeteksi seberapa besar
terjadinya kebocoran radiasi juga masih mengalami kendala yaitu belum dikalibrasi,
sedangkan untuk alat kesehatan tidak habis pakai yang belum terpenuhi adalah
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 71
Apron,thyroid,kacamata Pb, grid untuk pelayanan IGD,casette untuk hasil pemeriksaan
namun alat tersebut sudah diusulkan untuk pengadaan alat kesehatan di tahun 2015.
Selain itu juga ditemukan permasalahan yaitu ada sedikit keterlambatan pengadaan alat
kedokteran/ alat kesehatan dari jadwal yang sudah direncanakan karena proses
pengadaan melalui lelang yang dilaksanakan oleh ULP Propinsi Jawa Timur.Program
keempat adalah Program Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dengan realisasi sebesar 90,56% sampai
dengan bulan Desember 2014. Pada pelaksanaan program ini ditemukan permasalahan
yaitu untuk distributor Alat kedokteran merupakan agen tunggal yang melayani customer
seluruh Indonesia, sehingga jika terdapat kerusakan yang berkaitan dengan program
didalam alat tersebut yang membutuhkan tekhnisi khusus dari agen utama tersebut
mengalami kesulitan untuk mendatangkan dalam waktu yang cepat. Selain itu harga dari
distributor terlalu tinggi untuk sistem kontrak service sehingga cukup memberatkan pihak
RS. Program kelima adalah Program Upaya Kesehatan Perorangan dengan realisasi
sebesar 96,89% sampai dengan bulan Desember 2014. Pada program ini ditemukan
permasalahan yaitu Head Box 2 buah tidak direalisasikan karena alat tersebut tidak
dianjurkan untuk bayi karena kurang safety.Program keenamadalah Program Sumber
Daya Kesehatanrealisasinya sebesar 81,44% sampai dengan bulan Desember 2014.Pada
program ini terdapat permasalahan yaitu ada 2 kegiatan penelitian tidak bisa terlaksana
karena keterbatasan tenaga dan kesulitan dalam mengSPJkan biaya/jasa pengujian
laboratorium, untuk pengadaan buku perpustakaan ada kendala didalam mendapatkan
rekanan yang sanggup mendapatkan buku yang sesuai dengan pesanan (DPA), sedangkan
rekanan lama tidak bisa dihubungi, ada salah satu orang yang mengundurkan diri tidak
jadi sekolah, honor kegiatan kepaniteraan klinik dari FK UHT untuk bulan Nopember dan
Desember 2014 baru dikirimkan bulan Januari 2015.
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 72
BAB IV
P E N U T U P
3.1 KESIMPULAN
Hasil pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Rumah Sakit Umum Haji Suarabaya
mencapai 125,99% yang dapat dijabarkan pada masing-masing sasaran sebagai berikut :
1. Sasaran strategis I mempunyai 7 indikator kinerja (BOR, ALOS, BTO, TOI, NDR, GDR
dan IKM), dengan capaian pada ketujuh indikatornya menunjukkan hasil yang baik
(rata-rata persentase capaiannya adalah sebesar 110,53%
2. Sasaran Strategis II mempunyai 2 indikator kinerja (Persentase kelulusan Dokter
Muda dan Rata-rata jam pelatihan karyawan per tahun), capaian indikator
kinerjanya menunjukkan hasil yang baik (rata-rata persentase capaiannya adalah
sebesar 219,00%
3. Sasaran Strategis III mempunyai 2 indikator kinerja (Persentase Pemenuhan Alat
Medis sesuai standar Rumah Sakit kelas B pendidikan dan Persentase Pemenuhan
Bahan/Obat Rumah Sakit), capaian indikator kinerjanya menunjukkan hasil sangat
baik (rata-rata persentase capaian adalah sebesar 111,09%
4. Sasaran Strategis IV mempunyai 2 indikator kinerja (Cost Recovery Rate dan Tingkat
Kemandirian Rumah Sakit), capaian Indikator kinerjanya menunjukkan hasil sangat
baik (rata-rata capaian indikator kinerjanyaadalah sebesar 101,61%
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 73
3.2 REKOMENDASI
Strategi untuk meningkatkan kinerja Rumah Sakit Umum Haji dimasa mendatang
adalah :
1. Menetapkan indikator kinerja yang lebih tepat utamanya untuk indikator
Peningkatan Kualitas SDM Rumah Sakit
2. Meningkatkan program dan kegiatan yang mendukung kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA
Dr. Restu Kurnia Tjahjani, MKes
Pembina Utama Muda Nip. 19590829 198703 2 002