bab i pendahuluan - institutional...

22
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejak perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan, cita-cita bangsa Indonesia adalah membangun sebuah negara hukum. Cita-cita negara hukum tersebut tidak bisa dipisahkan dari perkembangan UUD negara Indonesia. Hal ini dapat diketahui dengan dicantumkannya konsep negara hukum di dalam tiap-tiap UUD dan Konstitusi yang pernah dan sedang berlaku. Cita-cita negara hukum di Indonesia di mulai dari UUD 1945, Konstitusi RIS Tahun 1949, UUDS RI Tahun 1950, dan yang terakhir diatur di dalam UUD 1945 amandemen. Meskipun konsep negara hukum di Indonesia merupakan cita- cita bangsa Indonesia dan juga telah di atur dalam setiap UUD dan Konstitusi namun konsep negara hukum itu sendiri bukanlah asli dari bangsa Indonesia. Konsep negara hukum merupakan produk yang di import atau suatu bangunan yang dipaksakan dari luar (imposed from outside) yang di adopsi dan di transplantasi lewat politik konkordansi kolonial Belanda. 1 Meskipun konsep negara hukum Indonesia merupakan adopsi dan transplantasi dari negara lain, namun konsep negara hukum Indonesia berbeda dengan konsep negara hukum bangsa lain. Negara hukum Indonesia lahir bukan sebagai reaksi dari kaum liberalis terhadap pemerintahan absolut, melainkan atas keinginan bangsa Indonesia untuk membina kehidupan negara dan masyarakat 1 Satjipto Rahardjo, Negara hukum yang membahagiakan rakyatnya, Genta Publishing, Yogyakarta, 2009, hal. vii.

Upload: dangduong

Post on 05-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sejak perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan, cita-cita

bangsa Indonesia adalah membangun sebuah negara hukum. Cita-cita

negara hukum tersebut tidak bisa dipisahkan dari perkembangan UUD

negara Indonesia. Hal ini dapat diketahui dengan dicantumkannya

konsep negara hukum di dalam tiap-tiap UUD dan Konstitusi yang

pernah dan sedang berlaku. Cita-cita negara hukum di Indonesia di

mulai dari UUD 1945, Konstitusi RIS Tahun 1949, UUDS RI Tahun

1950, dan yang terakhir diatur di dalam UUD 1945 amandemen.

Meskipun konsep negara hukum di Indonesia merupakan cita-

cita bangsa Indonesia dan juga telah di atur dalam setiap UUD dan

Konstitusi namun konsep negara hukum itu sendiri bukanlah asli dari

bangsa Indonesia. Konsep negara hukum merupakan produk yang di

import atau suatu bangunan yang dipaksakan dari luar (imposed from

outside) yang di adopsi dan di transplantasi lewat politik konkordansi

kolonial Belanda.1 Meskipun konsep negara hukum Indonesia

merupakan adopsi dan transplantasi dari negara lain, namun konsep

negara hukum Indonesia berbeda dengan konsep negara hukum bangsa

lain. Negara hukum Indonesia lahir bukan sebagai reaksi dari kaum

liberalis terhadap pemerintahan absolut, melainkan atas keinginan

bangsa Indonesia untuk membina kehidupan negara dan masyarakat

1 Satjipto Rahardjo, Negara hukum yang membahagiakan rakyatnya, Genta

Publishing, Yogyakarta, 2009, hal. vii.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

2

yang lebih baik guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, menurut

cara-cara yang telah disepakati.2 Hal ini disebabkan karena latar

belakang sosial budaya bangsa Indonesia yang berbeda dengan bangsa

lain.

Bangsa Indonesia dalam pembentukan negara hukumnya di

dasarkan pada cita-cita hukum (rechtsidee) Pancasila. Menurut

Mochtar Kusumaatmadja tujuan hukum berdasarkan Pancasila adalah

“Untuk memberikan pengayoman kepada manusia, yakni melindungi manusia secara pasif (negatif) dengan mencegah tindakan sewenang-wenang, dan secara aktif (positif) dengan menciptakan kondisi kemasyarakatan berlangsung secara wajar sehingga secara adil tiap manusia memperoleh kesempatan secara luas dan sama untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya secara utuh”.

3

Mengenai konsep negara hukum yang didasarkan pada

Pancasila, Hasan Zaini mengemukakan pendapat bahwa:

“Dasar negara hukum menurut Pancasila antara lain dilandasi oleh pengakuan adanya hukum Tuhan, hukum kodrat dan hukum etis. Lain daripada itu dapat disusun kedudukan dan hubungan tiga macam hukum antara satu dengan yang lain dan terhadap negara serta hukum positif di dalam satu rangka.”

4

Guna mewujudkan cita-cita negara hukum Pancasila tersebut

maka dalam kehidupan dalam negara hukum haruslah di atur dalam

UUD. UUD dan negara hukum merupakan hal yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Suatu UUD adalah jaminan utama untuk

melindungi warga negara dari perlakuan yang sewenang-wenang.

Dengan demikian timbul konsep negara konstitusional (the

constitutional state), dimana UUD di anggap sebagai institusi yang

2 Bambang Arumanadi dan Sunarto, Konsepsi Negara Hukum Menurut UUD

1945, IKIP Semarang Press, Semarang, 1990, hal. 106. 3 Bernard Arief Sidharta, Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum Sebuah

Penelitian Tentang Fondasi Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum Sebagai

Landasan Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia, Mandar Maju, Bandung,

2000, Hal. 190. 4 Bambang Arumanadi dan Sunarto, Loc Cit, hal. 46-47.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

3

paling efektif untuk melindungi warganya melalui konsep rule of law

atau rechtsstaat.5 Selain itu suatu UUD memberi tahu tentang apa

maksud membentuk negara, bagaimana cita-citanya dengan bernegara,

apa yang ingin dilakukannya serta asas-asas kehidupan yang terdapat di

dalamnya. Dengan UUD, maka suatu negara sebagai komunitas

memiliki tujuan yang jelas dan akan memandu menuju apa yang di cita-

citakannya6.

Pandangan tersebut menunjukkan bahwa dengan mempelajari

UUD suatu negara, maka dapat dipahami sejarah perjuangan suatu

bangsa dalam tekadnya mewujudkan cita-cita luhur tokoh-tokoh bangsa

atau para pendiri bangsa (the founding fathers).7 Cita-cita negara

hukum oleh para pendiri bangsa (the founding fathers) Indonesia telah

di susun dalam suatu konstitusi yang disebut dengan UUD 1945. Awal

atau permulaan dari pengaturan negara hukum di Indonesia adalah

dalam UUD 1945. Pengaturan yang menyebutkan Indonesia sebagai

negara hukum tidak diatur secara eksplisit di dalam batang tubuh UUD

1945 melainkan di atur dalam Penjelasan UUD 1945. Di dalam

Penjelasan Umum UUD 1945 mengenai sistem pemerintahan negara

disebutkan bahwa:

“Sistem pemerintahan negara yang ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar ialah: I. Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat).

1. Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat) tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtsstaat).

Pemberlakuan UUD 1945 ini tidak berlangsung lama karena

adanya agresi militer Belanda. Dengan adanya tindakan agresi militer

5 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, 2009, hal. 171. 6 Satjipto Rahardjo, Loc Cit, hal. 81.

7 I Dewa Gede Atmadja, Hukum Konstitusi (Problematika Konstitusi Indonesia

Sesudah Perubahan UUD 1945), Edisi Revisi, Setara Press, Malang, 2010. Hal. 71.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

4

ini dan penahanan terhadap para pemimpin Indonesia oleh Belanda

menjadi perhatian PBB. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, PBB

membentuk suatu konferensi antara Indonesia dengan Belanda, yang

dikenal dengan sebutan Konferensi Meja Bundar (KMB). Dalam

Konferensi tersebut menghasilkan tiga persetujuan yaitu: (1)

Pembentukan negara RIS; (2) Penyerahan kedaulatan kepada RIS; dan

(3) Pembentukan uni antara RIS dengan kerajaan Belanda.8

Dengan adanya persetujuan mengenai pembentukan negara RIS,

maka secara otomatis negara Indonesia harus membuat UUD baru

untuk menggantikan UUD 1945 dan hasilnya UUD 1945 di ganti

dengan Konstitusi RIS 1949. Perkembangan selanjutnya mengenai

pengaturan negara hukum di atur dalam Konstitusi RIS 1949.

Meskipun Negara Kesatuan Republik Indonesia di ganti menjadi

Negara Republik Indonesia Serikat, namun cita-cita untuk menjadi

negara hukum tidak pernah berubah. Bahkan pengaturan mengenai

konsep negara hukum di atur lebih tegas jika dibandingkan dengan

pengaturan dalam UUD 1945. Hal ini dapat di lihat dari pengaturan

Konstitusi RIS tentang pengakuan bahwa RIS adalah negara hukum

yang di atur dalam Mukadimah Konstitusi RIS 1949 alenia keempat

yang menyatakan bahwa:

Untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan perdamaian dan kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum Indonesia merdeka yang berdaulat sempurna.

Guna memperkuat bahwa Republik Indonesia Serikat adalah

negara hukum maka Pasal 1 ayat (1) Konstitusi RIS 1949 mengatur

bahwa:

8 Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislasi, Menguatnya Model Legistimasi

Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, 2010, hal.

114.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

5

Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk Federasi.

Pelaksanaan terhadap negara hukum sebagaimana dimaksudkan

oleh Konstitusi RIS 1949 tidak bisa terlaksana dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia dikarenakan Konstitusi RIS 1949 hanya

berlaku kurang dari satu tahun karena Konstitusi RIS di ganti oleh

UUDS 1950. UUDS 1950 ini lahir karena negara Indonesia kembali

kepada negara Kesatuan. Hal ini sebagaimana di nyatakan dalam bab

menimbang UUDS 1950 bahwa:

Rakyat daerah-daerah bagian di seluruh Indonesia menghendaki bentuk susunan negara Republik Kesatuan.

Meskipun demikian, cita-cita sebagai negara hukum masih

menjadi pilihan utama dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Dan

kembali di atur secara tegas. Konsep negara hukum di tegaskan dalam

Mukadimah UUDS 1950 alinea keempat, yang menyatakan bahwa:

Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik Kesatuan, berdasarkan pengakuan Ketuhanan Yang Maha Esa, perikemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan sosial, untuk mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan, perdamaian dan kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum Indonesia merdeka yang berdaulat sempurna.

Selain di nyatakan dalam mukadimah, pernyataan bahwa

Indonesia sebagai negara hukum juga secara eksplisit dicantumkan

dalam batang tubuh UUDS 1950. Yaitu tepatnya dalam Pasal 1 ayat (1)

UUDS 1950, yang menyatakan bahwa:

Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan.

Sama seperti Konstitusi RIS 1949, penerapan negara hukum

sebagaimana di atur dalam UUDS 1950 belum sepenuhnya terlaksana

karena pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan

Dekrit Presiden yang salah satu isinya adalah kembali kepada UUD

1945.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

6

Dengan adanya dekrit Presiden tersebut maka negara Indonesia

memberlakukan kembali UUD 1945. Sehingga secara otomatis konsep

negara hukum yang di anut di Indonesia kembali kepada konsep negara

hukum sebagaimana di atur di dalam penjelasan umum UUD 1945,

yaitu Indonesia berdasarkan atas hukum “rechtsstaat” bukan negara

berdasarkan kekuasaan belaka (machtsstaat)”.

Namun rumusan dalam penjelasan umum UUD 1945 telah

menimbulkan kesimpang siuran makna atau pengertian terhadap konsep

negara hukum yang dianut di Indonesia. Kesimpang siuran tersebut

terkait dengan rumusan negara Indonesia berdasar atas hukum

(rechtsstaat). Dengan rumusan demikian maka banyak yang

mengatakan bahwa konsep negara hukum yang dianut oleh Indonesia

adalah konsep negara hukum rechtsstaat sebagaimana yang dianut di

negara-negara civil law (Belanda). Pemikiran para founding father

mengenai konsep negara hukum rechtsstaat di Indonesia karena

terpengaruh oleh kolonialisme Belanda. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Marjene yang mengatakan bahwa tipe negara hukum

Indonesia pada awal kemerdekaan (1945) berasal dari konsepsi barat

yaitu rechtsstaat. Alasannya karena diakibatkan pengaruh panjang

berlakunya hukum kolonial sampai pertengahan abad ke-20 oleh

Belanda daripada konsep common law Amerika.9

Namun ada juga kalangan yang mengatakan bahwa konsep

negara hukum Indonesia adalah konsep rule of law sebagaimana yang

dianut oleh negara-negara anglo saxon. Hal ini dikarenakan materi

muatan dalam UUD 1945 kental dengan unsur-unsur yang terdapat di

dalam konsep rule of law, misalnya tentang unsur persamaan di

9 I Dewa Gede Atmadja, Loc Cit, hal. 160.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

7

hadapan hukum dan kekuasaan peradilan yang bebas dan merdeka.

Selain kedua pendapat diatas, juga ada pendapat ketiga yang

mengatakan bahwa konsep negara hukum Indonesia bukanlah konsep

rechtsstaat maupun konsep rule of law melainkan konsep negara

hukum yang di dasarkan dan bercirikan kepada falsafah bangsa

Indonesia, yaitu Pancasila.

Dengan adanya kesimpang siuran mengenai makna atau

pengertian negara hukum dalam UUD 1945, maka para anggota MPR

berusaha untuk mengurangi kesimpang siurang tersebut dengan cara

mengubah rumusan rechtsstaat yang terdapat dalam penjelasan umum

UUD 1945. Dari hasil amandemen UUD 1945 pengaturan mengenai

negara hukum lebih lengkap jika dibandingkan dengan UUD 1945 yang

pernah berlaku sebelumnya. Melalui perubahan ketiga pada tahun

2001, ketentuan mengenai negara hukum ini dicantumkan secara tegas

di dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 amandemen yang menyebutkan

bahwa: “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.

Konsep negara hukum sebagaimana ditegaskan di dalam Pasal 1

ayat (3) UUD 1945 amandemen merupakan konsep negara hukum yang

mempunyai sifat genus begrip artinya bahwa negara hukum yang di

anut oleh UUD 1945 amandemen merupakan konsep yang umum

dalam hal ini adalah negara hukum materiil yang menggabungkan

antara konsep negara hukum rechtsstaat dan konsep negara hukum rule

of law. Melihat penegasan bahwa negara Indonesia adalah negara

hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945

amandemen. Maka konsep negara hukum Indonesia bukan lagi konsep

negara hukum rechtsstaat melainkan merupakan negara hukum yang

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

8

menggabungkan antara konsep negara hukum rechtsstaat dan konsep

negara hukum rule of law.

Dengan melihat uraian tersebut dapat diketahui bahwa

pengaturan mengenai negara hukum sebagaimana diamanatkan dalam

UUD telah menimbulkan ambiguitas atau kesimpang siuran pengertian

tentang konsep negara hukum yang dianut oleh Indonesia. Sehingga

inilah latar belakang yang dipilih dalam masalah negara hukum

Indonesia yang diteliti oleh penulis.

B. RUMUSAN MASALAH.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka obyek penelitian ini

adalah tentang negara hukum di Indonesia. Ada tiga aspek penting yang

akan disoroti melalui penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pengaturan negara hukum di dalam UUD di Indonesia?

2. Konsep negara hukum apakah yang dianut oleh Indonesia menurut

UUD 1945 pra dan pasca amandemen?

3. Apa saja unsur-unsur negara hukum Pancasila yang terkandung

dalam UUD 1945 pra dan pasca amandemen?

C. TUJUAN PENELITIAN.

Penelitian ini memiliki tujuan:

1. Menganalisis pengaturan negara hukum di dalam UUD Indonesia.

2. Menganalisis konsep negara hukum yang dianut oleh Indonesia

berdasarkan UUD 1945 pra dan pasca amandemen.

3. Menganalisis unsur-unsur negara hukum Pancasila yang terkandung

di dalam UUD 1945 pra dan pasca amandemen.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

9

D. MANFAAT PENELITIAN.

Dengan demikian hasil penelitian ini dapat memberi andil

dalam bentuk pemikiran ilmiah di bidang hukum terutama hukum tata

negara khususnya yang membahas negara hukum dan sangat

diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai konsepsi negara

hukum Indonesia yang selama ini dikatakan bahwa Indonesia adalah

negara hukum.

E. KEASLIAN PENELITIAN.

Sebagai sebuah penelitian yang mempunyai fokus kajian pada

negara hukum bukanlah suatu yang baru. Bahkan buku yang menulis

tentang negara hukum sudah sangatlah banyak. Dari hasil penelusuran

peneliti ada 2 buku yang mungkin hampir bisa dikatakan mempunyai

kajian negara hukum di Indonesia.

Pertama, adalah buku yang berjudul “Konsepsi Negara

Hukum Menurut UUD 1945” yang ditulis oleh Bambang Arumanadi

dan Sunarto yang ditulis pada tahun 1990. Fokus penulisan bukunya

pada negara hukum menurut UUD 1945 yaitu mengenai indikasi

Negara hukum dalam UUD 1945, penjabaran UUD 1945 dalam

peraturan perundangan, konsepsi hukum nasional Indonesia dan negara

hukum Indonesia dalam arti materiel.

Kedua adalah buku yang berasal dari disertasi yang ditulis oleh

Muhammad Tahir Azhary dengan judul “Negara Hukum Suatu Studi

tentang Prinsip-prinsipnya dilihat dari segai Hukum Islam,

Implementasi pada Periode Negara Madinah dan Masa kini”.

Disertasi yang ditulis oleh Muhammad Tahir Azhary tersebut yang

mempunyai kaitan dengan tesis dari peneliti adalah mengenai

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

10

penerapan prinsip-prinsip Negara hukum pada masa kini yaitu

khususnya negara hukum yang diterapkan di Indonesia.

Perbedaan tesis ini dengan kedua buku yang ditulis oleh

Bambang Arumanadi – Sunarto dan Muhammad Tahir Azhary terletak

pada fokus kajian penelitiannya. Tesis ini memfokuskan kajiannya pada

konsep negara hukum di Indonesia dan juga unsur-unsur negara hukum

apa saja yang diatur di dalam UUD 1945 pra dan pasca amandemen.

F. TINJAUAN PUSTAKA.

Penelitian Hukum dalam rangka penulisan tesis dimulai dari

pembahasan mengenai sejarah munculnya konsep negara hukum.

Sejarah latar belakang munculnya konsep negara hukum di setiap

negara berbeda-beda. Konsep negara hukum sudah ada sejak zaman

Yunani kuno, tepatnya sejak zaman Plato. Pemikiran Plato mengenai

negara hukum yaitu mengenai konsep “bahwa penyelenggaraan negara

yang baik adalah yang didasarkan pada pengaturan (hukum) yang baik

yang disebutnya dengan istilah “nomoi”. Gagasan dari Plato ini

seterusnya dikembangkan lagi oleh muridnya yang bernama

Aristoteles. Menurut Aristoteles negara yang baik ialah negara yang

diperintah dengan konstitusi10

dan berkedaulatan hukum.

Konsep negara hukum mulai muncul kembali pada abad ke-17

yang berawal dari kehidupan bernegara yang mempunyai pemerintahan

10

Menurut Aristoteles ada tiga unsur yang harus dipenuhi untuk terciptanya

pemerintahan yang berkonstitusi, yaitu pertama pemerintahan dilaksanakan untuk

kepentingan umum; kedua pemerintah dilaksanakan menurut hukum yang

berdasarkan pada ketentuan-ketentuan umum, bukan hukum yang dibuat secara

sewenang-wenang yang menyaksikan konvensi dan konstitusi; ketiga, pemerintahan

berkonstitusi berarti pemerintahan yang dilaksanakan atas kehendak rakyat, bukan

berupa paksaan dan tekanan yang dilaksanakan pemerintahan despotic. Ridwan HR,

Hukum Administrasi Negara, Rajawali Press, Jakarta, 2010, hal. 2.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

11

monarkhi (kerajaan) absolut.11

Yaitu pemerintahan yang di pimpin oleh

raja yang memerintah sesuai dengan kehendaknya sendiri tanpa harus

bertanggung jawab kepada siapapun termasuk kepada rakyat. Bahkan

kekuasaan seorang raja ini meliputi bidang pembuatan UU (legislatif),

menjalankan atau melaksanakan UU (eksekutif) dan juga bidang

penegakan hukum (yudikatif). Dengan kata lain dalam suatu negara

yang memegang kekuasaan tertinggi atau pemegang kedaulatan adalah

raja (souvereignity of the king).

Dengan kekuasaan yang hanya berada disatu tangan yaitu maka

akan terjadi penindasan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan

oleh raja. Sebagaimana yang dikatakan oleh Lord Acton bahwa

kekuasaan cenderung untuk menjadi sewenang-wenang, dan kekuasaan

mutlak, kesewenang-wenangan juga cenderung mutlak (power tends to

corrupts and absolute power corrupts absolutely). Inilah hukum besi

kekuasaan yang jika tidak dikendalikan dan dibatasi menurut prosedur

konstitusional, dapat menjadi sumber malapetaka.12

Untuk melawan

kekuasaan yang mutlak dari raja dan untuk menghindari malapeka yang

akan ditimbulkan oleh kesewenang-wenangan tersebut maka

diperlukan suatu pemerintahan berdasarkan konstitusi. Dalam

konstitusi, hukum menjamin adanya hak-hak dan kebebasan warga

negara dan menuntut supaya raja taat kepada hukum. Agar terwujudnya

hak dan kebebasan warga negara dan hak asasi manusia serta ketaatan

raja kepada hukum, maka kekuasaan raja harus dibatasi dalam suatu

hukum konstitusi.

11

Dalam pemerintahan monarkhi absolut ini raja dipilih secara turun temurun. 12

Jimly Asshidiqqie, Konstitusi Dan Konstitusionalisme Indonesia, Edisi kedua,

Cet. Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, 2010.hal. 138.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

12

Guna membatasi kekuasaan raja tersebut, Montesquieu

mengemukakan konsep yang disebut dengan Trias politica. Dalam

konsep trias politica ini, kekuasaan dipisahkan (separation of Power)

menjadi 3 kekuasaan, yaitu: Kekuasaan legislatif; Kekuasaan eksekutif;

dan Kekuasaan yudikatif. Dengan munculnya pemerintahan konstitusi

tersebut maka turut muncul gagasan Negara Hukum.

Negara hukum oleh D. Mutiara dalam bukunya yang berjudul

Ilmu Tata Negara Umum, di definisikan sebagai berikut:

“Negara hukum ialah negara yang susunannya diatur dengan sebaik-

baiknya dalam undang-undang sehingga segala kekuasaan dari alat-alat

pemerintahannya didasarkan hukum. Rakyat tidak boleh bertindak

sendiri-sendiri menurut semaunya yang bertentangan dengan hukum.

Negara hukum itu ialah negara yang diperintahi bukan oleh orang-

orang, tetapi oleh undang-undang (the state not governed by men, but

by laws). Karena itu, didalam negara hukum, hak-hak rakyat dijamin

sepenuhnya oleh negara dan terhadap negara, sebaliknya, kewajiban-

kewajiban rakyat harus dipenuhi seluruhnya dengan tunduk dan taat

kepada segala peraturan pemerintah dan undang-undang Negara”.13

Dalam bukunya yang berjudul “Negara Hukum”, Joeniarto

merumuskan asas negara hukum atau asas the rule of law sebagai

berikut:

“Asas the rule of law, mempunyai arti bahwa dalam penyelenggaraan

negara, tindakan-tindakan penguasanya harus didasarkan hukum, bukan

berdasarkan kekuasaan atau kemauan penguasa dan bertujuan

melindungi kepentingan masyarakatnya, yaitu perlindungan terhadap

hak-hak asasi anggota-anggota masyarakatnya dari tindakan sewenang-

wenang”.14

Sudargo Gautama dalam bukunya berjudul “Pengertian

Tentang Negara Hukum”, memberikan pengertian bahwa:

“Suatu Negara hukum ialah suatau negara, dimana perseorangan

mempunyai hak terhadap negara, dimana hak-hak asasi manusia diakui

oleh undang-undang, dimana untuk merealisasikan perlindungan hak-

hak ini kekuasaan negara dipisah-pisahkan hingga badan

13

Mukthie Fadjar, Tipe Negara Hukum, Bayumedia, Malang, 2005, hal. 6. 14

Op cit, hal. 8.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

13

penyelenggara, badan pembuat undang-undang dan badan-badan

peradilan berada pada pelbagai tangan, dan dengan susunan badan

peradilan yang bebas kedudukannya, untuk dapat memberi

perlindungan semestinya kepada setiap orang yang merasa hak-haknya

dirugikan, walaupun andaikata hal ini terjadi oleh alat negara sendiri”.15

Beberapa definisi tentang negara hukum yang sudah dijelaskan,

diketahui bahwa gagasan mengenai cita negara hukum selalu dikaitkan

dengan konsep rule of law dan rechtsstaat16

. Selain itu negara hukum

juga dikaitkan dengan apa yang disebut dengan nomokrasi17

. Dalam

nomokrasi yang dibayangkan sebagai penentu dalam penyelenggaraan

kekuasaan adalah norma atau hukum. Karena itu, nomokrasi berkaitan

erat dengan ide kedaulatan hukum atau prinsip hukum sebagai

kekuasaan tertinggi.18

Pada zaman modern konsep negara hukum di Eropa Kontinental

disebut dengan rechtsstaat. Konsep rechtsstaat dikembangkan oleh

Julius Stahl. Oleh Julius Stahl negara hukum rechtsstaat mempunyai

empat unsur, yaitu (1) Perlindungan terhadap HAM; (2) Pembagian

Kekuasaan; (3) Pemerintahan berdasarkan UU; (4) Peradilan Tata

Usaha Negara.

Adapun dalam istilah anglo saxon (Inggris dan Amerika

Serikat) yang menganut sistem hukum common law, konsep negara

hukum dikenal dengan istilah rule of law yang dikembangkan oleh A.V

Dicey. Di Amerika Serikat prinsip rule of law ini mempunyai jargon

15

Sudargo Gautama, Pengertian Tentang Negara Hukum, Alumni, Bandung,

1983, hal. 21. 16

Istilah yang digunakan untuk menyebut rule of law maupun rechtsstaat di

Amerika Serikat adalah government under law sedangkan di Perancis digunakan

istilah Le principe de la legalite atau la regle du droit.. 17

Nomokrasi berasal dari kata nomos dan cratos. Nomos artinya norma sedangkan

cratos artinya kekuasaan. 18

Jimly Asshidiqie, Negara Hukum Indonesia, Ceramah Umum dalam Rangka

Pelantikan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Alumni Universitas Jayabaya, Jakarta, 23

Januari 2010.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

14

“rule of law, and not of man”, yang berarti bahwa sesungguhnya yang

dianggap sebagai pemimpin adalah hukum itu sendiri, bukan orang.19

Oleh A.V Dicey konsep rule of law mempunyai unsur-unsur sebagai

berikut: (1) Supremasi hukum (supremacy of law); (2) Persamaan di

depan hukum (equality before the law); dan (3) Terjaminnya HAM

dalam UUD (Constitution based on individual right).

Berdasarkan unsur-unsur rechtsstaat yang dikemukakan oleh

Julius Stahl maupun unsur-unsur rule of law yang dikemukakan oleh

A.V Dicey tersebut, maka dapat dilihat adanya perbedaan antara

konsep rechtstaat dengan konsep rule of law. Perbedaan tersebut

adalah pada konsep rechtsstaat, Peradilan Administrasi Negara

merupakan suatu sarana yang sangat penting dan sekaligus pula ciri

yang menonjol pada rechtsstaat itu sendiri. Sedangkan dalam rule of

law, peradilan administrasi tidak diterapkan, karena kepercayaan

masyarakat yang demikian besar kepada peradilan umum. Pada konsep

rule of law hukum ditegakkan secara adil dan tepat. Karena semua

orang mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum, maka

ordinary court dianggap cukup untuk mengadili semua perkara

termasuk perbuatan melanggar hukum oleh pemerintah.20

Bahkan di

zaman modern ini, lahir negara hukum materiil (dinamis) yaitu konsep

negara hukum telah menggabungkan asas-asas rechtsstaat yang

dikembangkan oleh Julius Stahl dengan asas-asas rule of law yang

dikembangkan oleh A.V. Dicey.

19

Jimly Asshidiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme, Loc Cit, hal. 125. 20

Muhammad Tahir Azhary, Negara Hukum Suatu Studi Tentang Prinsip-

Prinsipnya Dilihat Dari Segi Hukum Islam, Implementasinya Pada Periode Negara

Medinah Dan Masa Kini, Kencana, Jakarta, 2004, hal. 90-91. Lihat juga Bambang

Arumanadi dan Sunarto, Loc Cit, hal. 41-42.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

15

Konsep mengenai negara hukum juga dikembangkan di negara-

negara sosialis, yang dikenal dengan nama socialist legality. Socialist

legality merupakan suatu konsep yang dianut di negara-negara komunis

atau sosialis yang tampaknya hendak mengimbangi konsep rule of law

dan rechtsstaat yang dipelopori oleh negara-negara anglo saxon dan

negara-negara Eropa kontinental. Dalam socialist legality yang di

inginkan adalah adanya realisasi dari sosialisme sebagai sumber yang

paling menentukan meliputi segala aktivitas organ negara

pemerintahan, pejabat pemerintah dan warga negara.21

Oleh

Muhammad Tahir Azhary, Socialist legality mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut: (1) Perwujudan sosialisme; (2) Hukum adalah alat

dibawah sosialisme; (3) Penekanan pada sosialisme. Realisasi

sosialisme ketimbang hak-hak perorangan.22

Konsep negara hukum bukan hanya monopoli negara-negara

barat, karena sebelum konsep itu lahir di Eropa barat pada abad 17-18,

Islam juga telah mengembangkan konsep negara hukum. Islam

menetapkan bahwa yang harus berkuasa yang setinggi-tingginya

didalam negara adalah hukum. Di dalam ajaran Islam sebagaimana

diatur di dalam al-Qur’an, jika suatu negara tidak berdasarkan hukum

maka negara itu zalim (diktaktor), otokrasi yang berlaku sewenang-

wenang; negara fasik (negara anarkhi), kacau balau dan tidak teratur

dimana pemerintahannya tidak sanggup menjamin keamanan.23

Menurut Ibnu Khaldun dalam Islam ada dua macam bentuk

negara hukum yaitu (1) Siyasah Diniyah diterjemahkan sebagai

Nomokrasi Islam; (2) Siyasah Aqliyah diterjemahkan sebagai

21

Mukthie Fadjar, Loc Cit, hal. 21. 22

Muhammad Tahir Azhary, Loc cit, hal. 101. 23

Mukthie Fadjar, Loc Cit, hal. 23.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

16

nomokrasi sekuler. Sedangkan Negara Hukum Islam „Siyasah Diniyah‟

atau nomokrasi Islam itu sendiri yang oleh Muhammad Tahir Azhary,

mempunyai Prinsip-prinsip utama berikut ini: (1) Prinsip kekuasaan

sebagai amanah; (2) Prinsip musyawarah; (3) Prinsip keadilan; (4)

Prinsip persamaan; (5) Prinsip pengakuan dan perlindungan setiap hak

asasi manusia; (6) Prinsip peradilan bebas; (7) Prinsip perdamaian; (8)

Prinsip kesejahteraan; (9) Prinsip ketaatan rakyat.24

Sementara itu menurut Jimly Asshidiqqie, dijaman modern ini

konsep mengenai negara hukum sudah sangat berkembang.

Perkembangan itu dapat dilihat dengan adanya penggabungan antara

konsep negara hukum rechtsstaat dengan konsep negara hukum rule of

law. Sehingga oleh Jimly Asshidiqie dirumuskan adanya tiga belas

prinsip pokok negara hukum yang ideal bagi negara hukum Indonesia

dan merupakan pilar-pilar utama yang menyangga berdiri tegaknya

suatu negara hukum dalam arti yang sebenarnya. Ketiga belas prinsip

negara hukum tersebut adalah: (1) Supremasi Hukum (Supremacy of

Law); (2) Persamaan dalam hukum (equality before the law); (3) Asas

legalitas (due process of law); (4) Pembatasan kekuasaan; (5) Organ-

organ eksekutif independen; (6) Peradilan bebas dan tidak memihak;

(7) Peradilan tata usaha negara; (8) Peradilan tata negara (constitutional

court); (9) Perlindungan HAM; (10) Bersifat demokratis

(democratische rechtsstaat); (11) Berfungsi sebagai sarana

mewujudkan tujuan bernegara (welfare rechtsstaat); (12) Transparansi

dan kontrol sosial; (13) Berketuhanan Yang Maha Esa.25

24

Muhammad Tahir Azhary, Loc Cit, hal. 85. 25

Jimly Asshidiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme di Indonesia, Loc Cit, hal.

127-134.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

17

G. METODE PENELITIAN

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian hukum yang digunakan adalah penelitian hukum

normatif dengan pertimbangan bahwa titik tolak penelitian analisis

terhadap UUD 1945 pra dan pasca amandemen dalam pengaturan

mengenai Negara hukum. Selain itu peneliti juga melakukan studi

kepustakaan bukan saja terhadap UUD tetapi juga buku-buku mengenai

negara hukum, buku-buku yang mempunyai kaitan dengan negara

hukum risalah pembentukan UUD 1945 dan juga risalah amandemen

UUD 1945 yang diharapkan bisa membantu peneliti untuk menemukan

unsur-unsur negara hukum dan pengaturan negara hukum di Indonesia.

2. Pendekatan Masalah

Sehubungan tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian

hukum normatif maka peneliti menggunakan empat pendekatan

(approach), yaitu pendekatan Undang-Undang (statute approach),

pendekatan konseptual (conceptual approach), pendekatan sejarah

(historical approach) serta pendekatan perbandingan (comparative

approach).

a. Pendekatan Perundang-Undangan (Statute approach)26

.

Pendekatan perundang-undangan digunakan oleh peneliti untuk

meneliti dan menganalisis berbagai peraturan perundang-undangan

yang mengatur mengenai Negara hukum.

Dalam hal ini, pendekatan undang-undang digunakan untuk:

26

Menurut Johnny Ibrahim penelitian normatif harus menggunakan pendekatan

perundang-undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang

menjadi focus sekaligus tema sentral suatu penelitian. Johnny Ibrahim, Teori dan

Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing, Malang, 2010, Hal.

302.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

18

Meneliti dan menganalisis pengaturan konsep negara hukum dalam

tiap-tiap UUD.

Meneliti dan menganalisis konsep Negara hukum yang diatur UUD

1945 pra dan pasca amandemen.

Meneliti dan menganalisis pengaturan dan ketentuan mengenai

unsur-unsur negara hukum yang diatur dalam UUD 1945 pra dan

pasca amandemen.

b. Pendekatan Konseptual „conceptual approach‟.

Pendekatan konseptual digunakan dalam penelitian ini untuk

meneliti dan menganalisis apa yang dimaksud dengan konsep negara

hukum Indonesia menurut UUD 1945 pra dan pasca amandemen.

Pendalaman ini diperlukan untuk membedakan karakter beberapa

konsep negara hukum. Sebagaimana diketahui bahwa konsep negara

hukum terdiri dari:

Negara hukum kontinental yang disebut dengan rechtsstaat;

Negara hukum common law dengan istilah yang digunakan rule of

law,

Konsep Negara hukum sosialis atau yang disebut sebagai socialist

legality; dan

Negara hukum Islam atau Nomokrasi Islam yang disebut sebagai

siyasah diniyah.

Oleh karena itu penulis perlu menelaah pandangan-pandangan

sarjana hukum dari berbagai negara mengenai hal tersebut.27

c. Pendekatan Sejarah (historical approach).28

27

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2010, hal. 137. 28

Menurut pendapat Peter Mahmud pendekatan sejarah dilakukan dalam kerangka

pelacakan sejarah lembaga hukum dari waktu ke waktu dan selain itu juga yang

sangat membantu peneliti untuk memahami filosofi dari aturan hukum dari waktu ke

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

19

Dengan menggunakan pendekatan sejarah (historical

approach), penulis bermaksud menelusuri latar belakang sejarah

mengenai munculnya konsep dan unsur-unsur negara hukum dalam

ketatanegaraan di Indonesia yang di atur dalam UUD 1945 pra dan

pasca amandemen.

d. Pendekatan Perbandingan (comparative approach).

Dengan menggunakan pendekatan perbandingan, penulis

bermaksud untuk melakukan studi perbandingan terhadap konsep dan

unsur-unsur negara hukum yang terdapat di dalam UUD 1945 pra dan

pasca amandemen.

3. Bahan Hukum

Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan

dengan kajian yang dilakukan oleh peneliti mengenai negara hukum.

Bahan-bahan hukum tersebut adalah:

a. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat

dan terdiri dari norma dasar atau kaidah dasar yaitu pembukaan

UUD 1945, peraturan dasar, peraturan perundang-undangan, bahan

hukum yang tidak dikodifikasi, yurisprudensi dan traktat.29

Sehingga disini penulis memfokuskan penelitian pada Undang-

Undang Dasar 1945. Selain itu penulis juga akan menggunakan

undang-undang yang mempunyai kaitan dengan negara hukum,

waktu dan juga dapat memahami perubahan serta perkembangan filosofi yang

melandasi aturan hukum tersebut. ibid.

Sedangkan Satjipto Rahadjo mengemukakan bahwa penelitian normative yang

menggunakan pendekatan sejarah memungkinkan seorang peneliti untuk memahami

hukum secara lebih mendalam tentang suatu system atau lembaga, atau suatu

pengaturan hukum tertentu sehingga dapat memperkecil kekeliruan, baik dalam

pemahaman maupun penerapan suatu lembaga atau ketentuan hukum tertentu. Johnny

Ibrahim, Loc Cit, hal. 318. 29

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu

Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2010, hal. 13.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

20

yaitu antara lain UU Tentang Pokok-Pokok Kekuasaan

Kehakiman, UU tentang Mahkamah Agung, UU Tentang

Mahkamah Konstitusi, UU Tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD,

dan lain-lain.

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang

memberikan penjelasan mengenai hukum primer, seperti

rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitan, hasil karya dari

kalangan hukum, pendapat para sarjana hukum.30

Dalam penelitian

mengenai negara hukum bahan hukum sekunder diperoleh dari

buku-buku teks yang membahas mengenai negara hukum maupun

buku-buku yang ada kaitannya dengan negara hukum, pendapat

para sarjana mengenai konsep negara hukum dan juga naskah

komprehensif perubahan Undang-Undang Dasar 1945.

c. Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder.

Misalnya kamus, ensiklopedia, website dan lain-lain.31

4. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum

Pengumpulan bahan hukum (baik bahan hukum primer, bahan

hukum sekunder maupun bahan hukum tertier) yang diperlukan untuk

penelitian ini dikumpulkan berdasarkan topik-topik permasalahan yang

telah dirumuskan dan dikaji menurut pengklasifikasian permasalahan

menurut sumber dan hierarkinya secara komprehensif.

5. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum

Dari bahan hukum yang diperoleh dalam studi kepustakaan,

aturan-aturan perundang-undangan maupun dalam artikel, maka penulis

30

Ibid. 31

Ibid.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

21

menguraikan dan menghubungkan sedemikian rupa sehingga tersaji

dalam tulisan yang tersistematisasi untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah tersebut

diatas.

Cara pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif yaitu

menarik kesimpulan dari konsep negara hukum secara umum terhadap

permasalah negara hukum secara konkret yang dihadapi. Selanjutnya

bahan hukum yang ada tersebut di analisis untuk melihat negara hukum

Indonesia, dilihat dari perkembangannya, konsep negara hukumnya dan

pengimplimentasiannya dalam system ketatanegaraan di Indonesia.

H. PERTANGGUNGJAWABAN SISTEMATIKA.

Penulisan penelitian ilmiah (tesis) ini dibagi menjadi empat bab,

yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-bab sesuai dengan

pembahasan dan materi-materi yang diteliti.

Bab I sebagai pendahuluan. Bab Pendahuluan berisi latar

belakang masalah, dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, tinjauan pustaka,

metode penelitian dan yang terakhir pertanggungjawaban sistematika.

Bab II mengenai landasan teori. Di dalam Bab II ini di bahas

mengenai negara hukum. Dalam pembahasan mengenai negara hukum,

penulis melakukan pembahasan mengenai empat pokok bahasan, yaitu

mengenai (1) Negara, (2) Hukum; (3) Negara hukum dan (4) Negara

hukum Pancasila;

Bab III mengenai hasil penelitian dan analisis. Dalam hal ini

membahas kajian mengenai negara hukum Indonesia yang ditinjau dari

UUD 1945 pra dan pasca amandemen. Disini dilakukan penelitian dan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2969/2/T2_322010004_BAB I… · Suatu UUD adalah jaminan utama untuk melindungi warga negara dari

Bab I Pendahuluan

22

analisis mengenai pengaturan tentang konsep negara hukum dalam

setiap UUD atau konsitusi yang berlaku dan yang pernah berlaku di

Indonesia. Selain itu juga dilakukan penelitian dan analisis mengenai

konsep negara hukum apa yang diterapkan di Indonesia dengan

mengacu pada rumusan dan unsur-unsur negara hukum yang terdapat di

dalam UUD 1945 pra dan amandemen. Penulis juga melakukan

penelitian dan analisis terhadap unsur-unsur negara hukum yang

terdapat dalam UUD 1945 pra dan pasca amandemen dengan meninjau

dari sudut pandang sejarah munculnya unsur-unsur negara hukum

tersebut dengan mengkaji naskah persiapan UUD 1945 dan naskah

perubahan UUD 1945.

Bab IV, merupakan bab penutup. Bab penutup ini berisi

kesimpulan dan saran. Berisi rangkuman hasil penelitian dan analisis

bab-bab terdahulu sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai

konsepsi negara hukum di Indonesia. Saran-saran diberikan sebagai

sumbangan pemikiran ilmiah yang diharapkan dapat memberi masukan

untuk menambah pemahaman mengenai konsep negara hukum yang

ideal bagi Indonesia.