peran wali pemasyarakatan dalam melindungi hak …

93
PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI LAPAS KELAS IIA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun oleh : ANDREAS BAGAS WICAKSONO NIM: 16510028 PROGRAM STUDI ILMU SOSIATRI/PEMBANGUNAN SOSIAL JENJANG PROGRAM STRATA I SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 2020

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK WARGA BINAAN

PEMASYARAKATAN DI LAPAS KELAS IIA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun oleh :

ANDREAS BAGAS WICAKSONO

NIM: 16510028

PROGRAM STUDI ILMU SOSIATRI/PEMBANGUNAN SOSIAL

JENJANG PROGRAM STRATA I

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2020

Page 2: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

i

Page 3: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

ii

Page 4: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

iii

MOTTO

Mulat Sarira Hangrasa Wani – Amangkurat I

ꦩꦸꦭꦠ꧀ꦱꦫꦶꦫꦲꦁꦫꦱꦮꦤꦶ

Page 5: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini dipersembahkan kepada :

1. Andreas Bagas Wicaksono yang sudah mau di jerumuskan dalam berbagai hal,

untung banyak positifnya. Thanks ya bos!!

2. Pak Poniman, Mamak Upi, Pak Sukirno, Bu Suyatmi, Mbak Woro, Mbak Dika,

Mbak Lia support sytem terbaik

3. Restu Setiawan, Vitasari EW, I Putu Pande Darsana rekan pangerten

4. Assabti Nur Hudan & Estu Kakung sebagai pengampu dalam menari dan

berenang wkwkwk, Bu Ciska sebagai penasehat. Da best lah kalian gais!

5. Andrew Babel dan Julio Bali rekan haha hihi di KPN. Kacili Jaya!

6. Keluaga Sosiatri 2016 & HM Pembangunan Sosial STPMD “APMD”

Yogyakarta

7. DPD KAKPN DIY, Sanggar Seni Omah Srawung, Festival Pemuda, UKM

Padus & Marching Band, Majalah Lupos, UKM Katolik Maria Assumpta,

Lumbung Info Desa (Felix & Beben), Kelompok 27 (Mas Wardo, Mbak

Jaquline, Mas Noi, Mas Iver, Mas Deni okok, Mba Alvi) Thanks

Bukan berarti kawan atau pihak yang tidak disebutkan disini bukan

istimewa, tapi asli mager parah, nambah biaya print wkwkw. Love U guys!

Page 6: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa, atas kasih dan cinta-Nya,

penulis dapat menyelesaikan skirpsi dengan judul “Peran Wali Pemasyarakatan dalam

Melindungi Hak Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta”.

Sebagai salah satu persyaratan akademik untuk menempuh sarjana Ilmu Sosiatri pada

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

Pada penulisan skripsi, penulis menyadari masih terdapat kerkurangan baik

dalam redaksi atau tata bahasa, oleh sebab itu penulis sangat mengapresiasi dan

mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran yang membangun demi

menyempurnakan tulisan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan skirpsi, kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberi restu dalam mengerjakan skirpsi

2. Dr. Sutoro Eko Yunanto, selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta

3. Dra. Oktarina Albizzia, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Sosiatri/Pembangunan Sosial Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

“APMD” Yogyakarta.

4. Dra. MC. Candra Rusmala D, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

bekerja keras untuk membimbing saya

5. Ratna Sesotya Wedadjati, S.Psi. M. Si.Psi, selaku Dosen Penguji Samping I

yang memberikan kritik saran kontruktif

6. Dra. Anastasia Adiwirahayu, M.Si selaku Dosen Penguji II yang memberikan

kritik saran kontruktif

Page 7: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

vi

7. Bu Aulia Widya Sakina dosen muda favorit yang merangkul kawan-kawan

untuk berfikiran terbuka

8. Bapak/Ibu Dosen Ilmu Sosiatri yang membantu saya dalam mengakselerasi skill

dan kemampuan dalam bangku perkuliahan

9. Seluruh Staf dan karyawan/karyawati yang sudah mendukung perkuliahan

selama di STPMD “ADPM” Yogyakarta

10. Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM D.I. Yogyakarta Bapak Indro

Purwoko, S.H., M.H.

11. Kepala Lapas Kelas IIA Yogyakarta Bapak Satriyo Waluyo, BC.I.P., S.H., M.Si.

12. Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasayarakatan dan Perawatan Bapak Angga

Satrya, Amd.IP, S.H, M.H

13. Bapak/Ibu Wali Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

Yogyakarta

14. Warga Binaan Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta

Yogyakarta, 15 Apri 2020

Penulis

Andreas Bagas Wicaksono

Page 8: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

vii

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Motto iii

Halaman Persembahan iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Tabel i

Daftar Gambar x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 8

E. Kerangka Teori

1. Peran 9

2. Wali Pemasyarakatan 11

3. Peran Wali Pemasyarakatan 17

4. Konsep Melindungi Hak Warga Binaan Pemasyarakatan 20

5. Lembaga Pemasyarakatan 25

Page 9: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

viii

6. Perlindungan Hak Bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan 29

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian 30

2. Ruang Lingkup 31

a. Obyek Penelitian 31

b. Definisi Konseptual 31

c. Definisi Operasional 32

3. Subyek Penelitian 34

4. Teknik Pengumpulan Data 34

5. Teknik Analisa Data 42

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Lembaga 44

B. Letak Geografis 45

C. Visi dan Misi 46

D. Tujuan dan Fungsi Lembaga 47

E. Sasaran 48

F. Struktur Lembaga 49

G. Sarana dan Prasarana Layanan 52

H. Kepegawaian 54

I. Warga Binaan Pemasyarakatan 67

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Deskripsi Informan 74

Page 10: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

ix

1. Identitas Informan Wali Pemasyarakatan 76

2. Identitas Informan Warga Binaan Pemasyarakatan 77

3. Identitas Informan Kepala Sub Seksi Bimbvingan

Kemasyarakatan dan Perawatan 78

B. Analisis Data 78

1. Wali Pemasayrakatan dalam meberikan fasilitasi kepada Warga Binaa

Pemasyarakatan untuk melakukan ibadah sesuai dengan agama,

kepercayaan, perawatan rohani dan jasmani 80

2. Wali Pemasayrakatan sebagai Motivator kepada Warga Binaan

Pemasyarakatan 107

3. Wali Pemasayrakatan sebagai Komunikatro kepada Warga Binaan

Pemasyarakatan 113

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Kesimpulan 121

B. Saran 123

Daftar Pustaka 125

Lampiran

Page 11: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

x

DAFTAR TABEL

Tabel. I.1 Pemaparan tanggal dan hasil observasi 36

Tabel. II.1 Data pegawai menurut Jenis Kelamin 55

Tabel. II.2 Data pegawai menurut Penugasan 57

Tabel. II.3 Data berdasarkan Jumlah Penghuni Per-UPT Lapas

Kelas IIA Yogyakarta 57

Tabel. II.4 Data Bentuk Pidana dari Tahun 2017-2020 72

Tabel. III.1 Identitas Informan Wali Pemasyarakatan berdasar Jenis

Kelamin dan Jabatan 57

Tabel. III.2 Identitas Informan Warga Binaan Pemasayrakatan

berdasar Usia, Jenis Kelamin, Tindak Pidana 57

Tabel. III.3 Identitas Informan Kepala Sub Seksi Bimbingan

Kemasyarakatan dan Perawatan 57

DAFTAR GAMBAR

Gambar. II.1 Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan 49

Page 12: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan acap kali diidentikan dengan fisik dan ekonomi, wajar

karena hal tersebut menjadi pandangan umum bagi masyarakat. Salah satu alasan

terbesar adalah karena pendekatan pembangunan yang dikenal sejak tahun 1950-

an hingga akhir 1970-an sangat terkait dengan pendekatan ekonomi, seperti

pendekatan pertumbuhan (the growth Approach) pada era 1950-an hingga awal

1960-an; Pendekatan Pertumbuhan dan Pemerataan (the Redistibution of Growth

Approach) pada awal dasa warsa 1970-an; Pendekatan Kebutuhan Pokok (the

Basic Needs Approach) pada pertengahan dasa warsa 1970-an (Adi 2001:h.2-15).

Namun seiring perkembangannya, banyak pembangunan yang dipusatkan

kepada manusia atau dikenal dengan istilah Pembangunan Sosial. Pembangunan

Sosial menurut Midgley (1995:h.25) adalah suatu proses perubahan sosial yang

terencana dan dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai

suatu keutuhan, dimana pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi

dengan dinamika proses pembangunan ekonomi. Artinya bahwa konsep

pembangunan sosial semakin matang dimana tujuan utamanya adalah

menyejahterakan manusia dengan pusat pengembangan utamanya adalah

manusia.

Pembangunan sosial akhirnya terus relevan dengan berbagai

permasalahan sosial yang semakin kompleks di masyarakat. Indonesia sendiri

sebagai negara kepulauan terbesar semakin memiliki resiko dengan kompleksitas

Page 13: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

2

permasalahan yang tinggi. Berdasarakan data yang disadur dari Indo Barometer

mengenai Hasil Survei Soal Permasalahan Utama di Indonesia pada Maret 2017

yang menempati urutan pertama yaitu permasalahan pada perekonomian rakyat

(16 persen); harga kebutuhan pokok mahal (14.6 persen); masalah agama dan

SARA (8.3 persen); sulitnya lapangan pekerjaan (6.3 persen) ; stabilitas politik (6

Persen); pelayanan kesehatan (3.6 persen); pemberantasan korupsi (3.3 persen);

sarana prasarana pendidikan (3.1 persen); biaya pendidikan mahal (2.4 persen);

hukum belum adil (2.3 persen); infrastruktur jalan (2.2 persen). Bahkan

permasalahan sosial ini terjadi secara holistik, artinya menyasar berbagai

kalangan umur. Dampak buruk dari permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia

tersebut adalah munculnya kejahatan kriminal. Kejahatan dapat dikatakan sebagai

gejolak sosial yang tidak berdiri sendiri, tetapi terkait juga dengan masalah budaya

dan politik. Kejahatan lebih menekankan pada kondisi ekonomi yaitu kemiskinan

sehingga menimbulkan demoralisasi pada individu serta membelenggu naluri

sosialnya sehingga pada akhirnya membuat individu melakukan tindak pidana.

Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2018 dengan

judul Jumlah Tindak dan Tingkat Risiko Terjadi Tindak Kejahatan (2000-2017)

menunjukan angka yang fluktuasi pada tahun 2000 sejumlah 172.5 ribu; 2001

sejumlah 187,2 ribu; 2003 196.8 ribu sejumlah; 2004 sejumlah 220.9 ribu; 2005

sejumlah 256.5 ribu; 2006 sejumlah 299.2 ribu; 2007 sejumlah 330.4 ribu; 2008

sejumlah 326.8 ribu; 2009 sejumlah 344.9 ribu; 2010 sejumlah 332.5 ribu; 2011

sejumlah 347.6 ribu; 2012 sejumlah 341.2 ribu; 2013 sejumlah 342.1 ribu; 2014

sejumlah 325.3 ribu; 2015 sejumlah 352.9 ribu; 2016 sejumlah 357.2 ribu; 2017

Page 14: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

3

sejumlah 336.7 ribu. Bahkan menurut Badan Pusat Statistik mengenai tingkat

kerawanan kriminal di 34 provinsi, menunjukan Daerah Istimewa Yogyakarta

mnempati posisi ke 16 dari 33 Provinsi.

Artinya bahwa kasus-kasus di atas akan diarahkan pada penjatuhan pidana

atas pelaku. Pemangku kepentingan yang terlibat kemudian adalah aparat

kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan pemasyarakatan yang memiliki peran

startegis dalam mengemban tugas tersebut. Lembaga Pemasyarakatan selaku

lembaga yang akan mengadakan rehabilitasi, kemudian mengarahkan fungsi

pemidanaan yang tidak lagi sekedar penjara tetapi juga merupakan suatu usaha

rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi Warga Binaan Pemasyarakatan. Tujuan dari

kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan

agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana

sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif

berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang

baik dan bertanggung jawab. Oleh karena Warga Binaan Pemasyarakatan bukan

hanya sebagai objek melainkan sebagai subjek yang dapat bertindak diluar batas,

inilah fungsi lembaga pemasyarakatan untuk memberantas faktor-faktor yang

bertentangan dengan hukum, kesusilaan, agama, atau kewajiban-kewajiban sosial

lainnya. Sehingga pada proses ini sangat syarat akan perlindungan dan

pemenuhan berbagai macam hak dari Warga Binaan yang terlepas dari kejahatan

yang dilakukannya.

Namun sayang, proses dari pembinaan tersebut sering diwarnai dengan

adanya oknum petugas Lapas yang tidak profesional. Kegiatan tidak profesional

Page 15: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

4

ini mengacu pada tindakan-tindakan yang memicu kekerasan, ketakutan,

kegaduhan. Beberapa kasus yang kemudian pernah terjadi di Lembaga

Pemasyarakatan adalah pelanggaran terhadap Hak Warga Binaan

Pemasyarakatan. Kasus pertama yang menjadi sorotan berbagai lapisan

masyarakat dan institusi adalah kasus kekerasan di Lapas Nusakambangan.

Melansir dari tulisan Mohammad Bernie yang di unggah pada tanggal 3 Mei 2019

adalah terjadi pelanggaran hak asasi oleh petugas Lapas. Perlakukan kekerasan

kepada narapidana melalui pemborgolan di tangan dan kepala ditutup kaos dan

kemudian berjalan jongkok yang kemudian diseret untuk sesekali mendapat

bogem dari petugas. Kemudian kasus yang terjadi pada tahun 2017 yaitu kaburnya

448 tahanan dari 1780 tahanan. Kasus tersebut diduga karena adanya tindakan

diskriminatif, sewenang-wenang dan permasalahan mengenai pencukupan

kebutuhan pelayanan dasar seperti (ruang tahanan, air bersih, kesehatan,

makanan) dan kelebihan kapasitas lapas yang seharusnya hanya mampu dihuni

oleh 561 orang. Berita tersebut disadur dari artikel yang diunggah pada Jumat, 12

Mei 2017 dengan judul Komnas HAM Temukan Pelanggaran di Lapas Klas IIB

Pekanbaru melalui situs web komnasham.go.id. Kemudian pada tahun 2018

terdapat kasus dimana terjadi kekerasan Sipir kepada seorang tahanan anak (16)

di Lapas Kelas IIB Polewali Mandar. Bahkan Lembaga Bantuan Hukum

Masyarakat mencatat pada tahun 2016 terjadi 120 kematian di lembaga

pemasyarakatan, rumah tahanan, dan ruang tahanan Polri. Perihal tersebut yang

kemudian memicu Albert Wirya untuk melaporkan instansi tersebut kepada

Ombudsman. Albert menilai bahwa tingginya faktor penyakit membuat negara

Page 16: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

5

perlu memperkuat layanan kesehatan yang berkualitas baik di dalam maupun di

luar penjara. Lebih jauh lagi Albert mengatakan tidak pernah ada mekanisme

pengawasan yang efektif dan memadai untuk memastikan ketersediaan dan

aksesibilitas layanan kesehatan di dalam maupun di luar institusi penghukuman.

Kasus-kasus di atas kemudian menjadi sorotan berbagai pihak, padalah jika kita

melihat Lembaga Pemasyarakatan sangat syarat menjalankan prinsip melindungi

hak asasi dari seorang warga binaan.

Salah satu Pemasyarakatan yang masih menjalankan peran dan fungsinya

di Yogyakarta adalah Lapas Kelas IIA Yogyakarta atau sering disebut Lapas

Wirogunan. Lapas Wirogunan sendiri dalam menjalankan pelayananya

memegang erat Visi dan Misi sebagai mekanisme sistem kerja. Salah satu Misi

yang terkait dengan topik penelitian adalah Nomor 1 berbunyi Mewujudkan tertib

pelaksanaan tupoksi Pemasyarakatan secara konsisten dengan mengedepankan

penghormatan terhadap hukum dan HAM serta transparansi publik. Artinya

bahwa harkat dan martabat menjadi prioritas pertama nilai yang dijunjung. Selain

itu pada Tujuan Pemasyarakatan nomor 2 yang berbunyi Memberikan jaminan

perlindungan hak asasi tahanan yang ditahan di Rumah Tahanan Negara dan

Cabang Rumah Tahanan Negara dalam rangka memperlancar proses penyidikan,

penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan. Kemudian Tujuan nomor 3

yaitu Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan/para pihak berperkara

serta keselamatan dan keamanan benda-benda yang disita untuk keperluan barang

bukti pada tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan

Page 17: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

6

serta benda-benda yang dinyatakan dirampas untuk negara berdasarkan putusan

pengadilan.

Salah satu pemangku kepentingan di Lapas Wirogunan yang kemudian

menjalankan tugas untuk melindungi hak-hak Warga Binaan yaitu Wali

Pemasyarakatan. Tentunya dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai Wali

Pemasyarakatan, berpedoman pada kode etik dan perlindungan terhadap Warga

Binaan Pemasyarakatan. Selain melakukan pembinaan, Wali Pemasyarakatan

memiliki proyeksi besar atau yang bisa disebut tujuan dimana dapat

mengintegrasikan Warga Binaan Pemasyarakatan kepada lingkungan dan

masyarakat setelah narapidana dinyatakan bebas. Tujuan tersebut kemudian juga

dijadikan pemicu Wali Pemasyarakatan dalam memberikan upaya kuratif bagi

Warga Binaan Pemasyarakatan. Wali Pemasyarakatan di Lapas Wirogunan

sendiri dalam memberikan sebuah tindakan dibagi ke dalam 3 tahap yaitu tahap

0-1/3, 1/3-1/2, dan ½-3/4 dari masa tahanan. Tentunya sebagai salah satu

pemangku kepentingan yang bekerja dalam melindungi hak-hak Warga Binaan

Pemasyarakatan, seorang Wali Pemasyarakatan juga mengedepankan kode etik.

Kode etik pekerja sosial pada pasal 5 mengenai Mutu dan Lingkup Pelayanan poin

b adalah Mencegah Praktik pekerjaan sosial yang tidak manusiawi dan

diskriminatif, baik terhadap perorangan dan kelompok. Selanjutnya adalah BAB

IV Hubungan dengan Klien Nomor 2 poin a. Dalam menjalankan pekerjaanya,

Pekerja Sosial Profesional harus selalu melindungi kepentingan-kepentingan dan

hak-hak asasi klien. Ahwal inilah yang mendorong agar Wali Pemasyarakatan

terus melindungi dan mendorong pemenuhan hak-hak terhadap Warga Binaan.

Page 18: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

7

Dampak pemenuhan hak-hak ini adalah Warga Binaan diharapkan dapat

menyadari kesalahan sepenuhnya dan mampu terintegrasi dengan lingkungan

sosial setelah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan.

Tentunya ini tidak luput dari peran yang diberikan dari Wali

Pemasyarakatan kepada Warga Binaan Lapas Wirogunan Yogyakarta. Adapun

makna dari kata “peran” adalah suatu penjelasan yang merujuk pada konotasi ilmu

sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang

ketika menduduki suatu karakterisasi (posisi) dalam stuktur sosial.

Berdasarkan uraian di atas Penulis tertarik mengkaji lebih lanjut lagi dan

menuangkan dalam tugas akhir dengan judul “Peran Wali Pemasyarakatan dalam

Melindungi Hak Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana peran Wali

Pemasyarakatan dalam melindungi Hak Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas

Kelas IIA Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

mengetahui peran Wali Pemasyarakatan dalam melindungi Hak Warga Binaan

Pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta.

Page 19: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

8

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara Akademik

a. Memberikan sumbangan terhadap perkembangan pengetahuan pada

bidang Pembangunan Sosial dan Pelayanan Sosial

b. Penelitian tersebut dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian tersebut diharapkan mampu menjadi alat untuk

menajamkan pisau analisi peneliti; pengembangan pengetahuan

peneliti ke depan dan menjawab permasalahan yang berkaitan dengan

judul

b. Bagi Wali Pemasyarakatan

Memberikan alternatif solusi dalam menentukan tindakan dan

program intervensi terkait perlindungan hak bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan. Sehingga semakin relevan dengan visi dan misi dari

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta

c. Bagi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta

Setelah diadakan penelitian tersebut, diharapkan Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta mampu meningkatkan dan

mengevaluasi sistem dan sistem pembinaan dan perlindungan terhadap

hak bagi Warga Binaan Pemasyarakatan

Page 20: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

9

E. Kerangka Teori

1. Peran

Peran yang dikemukakan oleh Biddle dan Thomas (1994:7) adalah suatu

penjelasan yang merujuk pada konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran

sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu

karakterisasi (posisi) dalam struktur sosial. Selain itu peran adalah rumusan yang

membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.

Peran menurut Edy Suhardono (1994:15) adalah seperangkat patokan,

yang membatasi apa perilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang, yang

menduduki suatu posisi.

Paham yang digunakan untuk mengkaji teori peran ini adalah paham

strukturalis dan interaksionis (Sarlito 1994:3). Pada penjelasan peran tersebut

lebih memperlihatkan konotasi aktif-dinamis dari fenomena peran; terutama

setelah peran tersebut merupakan suatu “perwujudan peran” yang bersifat lebih

hidup serta lebih organis, sebagai unsur dari sistem sosial yang telah

diinternalisasikan oleh self dari individu pelaku peran. Dalam hal ini, pelaku peran

menjadi sadar akan struktur sosial yang didudukinya. Sehingga berusaha untuk

selalu nampak “mumpuni” dan dipersepsi oleh pelaku lainnya sebagai “tak

menyimpang” dari sistem harapan yang ada dalam masyarakatnya.

Perspektif Teori Peran yang disampaikan oleh Sarlito, dalam kehidupan

sosial nyata, membawakan peran berarti menduduki suatu posisi sosial dalam

masyarakat. Dalam hal ini seorang individu juga harus patuh pada skenario, yang

berupa norma sosial, tuntutan sosial dan kaidan-kaidah. Peran sesama pelaku

Page 21: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

10

dalam permainan drama digantikan oleh orang lain, yang sama-sama menduduki

suatu posisi sosial sebagaimana si pelaku peran. Sutradara digantikan oleh

seorang penyila, guru, orangtua, atau agen socializer.

Peran memilik makna yaitu sesuatu yang menjadi bagian atau yang

memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa.

Peran merupakan dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban

(Astrid Susanto, 1999:75).

Terkait tindakan yang dikategorikan sebagai tindakan sosial, dapat

merujuk pada prinsip pemikiran Talcott Parsons bahwa pertama, tindakan selalu

diarahkan pada tujuannya. Kedua, tindakan terjadi dalam situasi atau kondisi yang

unsur-unsurnya sudah pasti, sedang unsur-unsur yang lainnya digunakan sebagai

alat untuk mencapai tujuan. Ketiga, secara normatif tindakan tersebut diatur

berkenaan dengan penentuan alat dan tujuan. Dengan kata lain, tindakan atau

perilaku itu dipandang sebagai suatu kenyataan sosial yang terkecil dan mendasar

dalam organisasi. Unsur-unsur yang bersifat dasar dari satuan tindakan itu berupa

alat, tujuan, situasi atau kondisi, dan norma (Syawaludin 2014:13)

Menurut Horoepoetri, Arimbi dan Achmad Santosa (2003)

mengungkapkan beberapa dimensi peran sebagai berikut:

1) Peran sebagai suatu kebijakan yaitu suatu kebijaksanaan yang tepat dan baik

untuk dilaksanakan

2) Peran sebagai strategi mendalilkan bahwa peran merupakan startegi untuk

mendapat dukungan dari masyarakat

Page 22: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

11

3) Peran sebagai alat komunikasi adalah sebagai instrumen atau alat untuk

mendapatkan masukan berupa informasi dalam proses pengambilan

keputusan

4) Peran sebagai alat penyelesaian sengketa yaitu sebagai suatu cara untuk

mengurangi atau meredam konflik melalui usaha pencapaian konsensus dari

pendapat-pendapat yang ada

2. Wali Pemasyarakatan

Bahwa dalam rangka mewujudkan tujuan pembinaan terhadap Warga

Binaan Pemasyarakatan diperlukan petugas pendamping yang membantu

narapidana dan anak didik pemasyarakatan dalam berinteraksi positif dengan

petugas, keluarga maupun dengan lingkungan masyarakat. Menyikapi hal tersebut

dikeluaran sebuah keputusan dimana terdapat formasi baru di Lembaga

Pemasyarakatan yaitu Wali Pemasyarakatan.

Konsep Wali Pemasyarakatan kemudian di atur dalam Peraturan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: M. 01 PK.04.10. Tahun 2007 tentang

Wali Pemasyarakatan. Bahwa dijelaskan dalam pelaksanaan pembinaan

Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan perlu melibatkan Wali

Pemasyarakatan dalam pendampingan. Peran yang di emban oleh Wali

Pemasyarakatan kemudian sebagai fasilitator, komunikator, dan motivator.

Menurut Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor:

M. 01 PK.04.10. Tahun 2007 Pasal 1 yang dimaksud dengan Wali

Pemasyarakatan adalah petugas Pemasyarakatan selama menjalani pembinaan di

Page 23: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

12

Lembaga Pemasyarakatan. Wali Pemasyarakatan melaksanakan tugas

pendampingan selama Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan menjalani

proses pembinaan, baik dalam berinteraksi dengan sesama penghuni, petugas,

keluarga maupun anggota masyarakat.

Wali Pemasyarakatan berkewajiban untuk:

a. Mencatat identitas, latar belakang tindak pidana, latar belakang kehidupan

sosial, serta menggali potensi Narapidana dan Anak Didik

Pemasyarakatan untuk dikembangkan dan diselaraskan dengan program

pembinaan;

b. Memperhatikan, mengamati, mencatat perkembangan pembinaan,

perubahan perilaku yang positif, hubungan dengan keluarga dan

masyarakat, serta ketaatan terhadap tata tertib Lapas atau Rutan;

c. Membuat laporan perkembangan pembinaan dan perubahan perilaku

sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk kepentingan sidang Tim

Pengamat Pemasyarakatan dalam menetapkan program pembinaan lebih

lanjut;

Wali Pemasyarakatan berwenang:

a. Mengusulkan kepada Tim pengamat Pemasyarakatan agar Narapidana dan

Anak Didik Pemasyarakatan dapat diberikan program pembinaan

berdasarkan bakat, minat dan kebutuhan mengenai program pembinaan

sesuai dengan tahapan dan proses pemasyarakatan;

b. Menerima keluhan dan melakukan konsultasi jika Narapidana dan Anak

Didik Pemasyarakatan mengalami hambatan, baik dalam berinteraksi

Page 24: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

13

dengan sesama penghuni dan petugas maupun dalam mengikuti program

pembinaan

Wali Pemasyarakatan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan

kewajiban kepada Kepala Lapas atau Kepala RUTAN. Pada Peraturan Menteri

Hukum dan HAM R.I Nomor: M. 01 PK.04.10. Tahun 2007 tentang Wali

Pemasyarakatan disebutkan bahwa pada pasal 4 yaitu:

(1) Wali Pemasyarakatan diangkat dan diberhentikan oleh Kepala LAPAS atau

Kepala RUTAN

(2) Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi Wali Pemasyarakatan adalah:

a. Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan paling rendah Sekolah

Menengah Atas atau sederajad;

b. Sehat jasmani dan rohani;

c. Mempunyai pengalaman bekerja di lingkungan Pemasyarakatan paling

kurang 5 (lima) tahun; dan

d. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin.

(3) Wali Pemasyarakatan dapat diberhentikan apabila lalai terhadap tugas dan

kewajibannya serta menyalahgunakan wewenangnya.

(4) Pemberhentian sebagai Wali Pemasyarakatan dilakukan setelah

mempertimbangan dan memperhatikan tata cara pemberhentian Pegawai

Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pada Pasal 5 dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM R.I Nomor: M.

01 PK.04.10. Tahun 2007 tentang Wali Pemasyarakatan disebutkan bahwa:

Page 25: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

14

(1) Wali Pemasyarakatan wajib mendapat pendidikan dan pelatihan tentang

dasar-dasar sistem pemasyarakatan, proses pembinaan Narapidana dan Anak

Didik Pemasyarakatan serta pedoman umum perwalian dalam rangka

Pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.

(2) Sebelum Wali Pemasyarakatan mendapatakan pendidikan dan pelatihan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

memberikan bimbingan teknis tentang tugas dan kewajiban Wali

Pemasyarakatan.

Pada Pasal 6 dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM R.I Nomor: M.

01 PK.04.10. Tahun 2007 tentang Wali Pemasyarakatan disebutkan bahwa:

(1) Tugas Wali Pemasyarakaran dapat dimulai sejak seseorang masih berstatus

sebagai tahanan.

(2) Tugas perwalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpegang pada asas

praduga tidak bersalah dan tidak mencampuri hal-hal yang berkaitan dengan

teknis yudisial atas tahanan yang bersangkutan.

Berikut Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

Yogyakarta Nomor: W14.PAS.PAS.I OT 01.01 Tahun 2018 tugas Wali

Pemasyarakatan ialah:

1. Memberikan Pembinaan Awal bagi WBP yang baru masuk Lapas Kelas IIA

Yogyakarta.

2. Menelusuri dan menyalurkan minat bakat WBP dalam bidang kesenian,

olahraga, ketrampilan.

Page 26: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

15

3. Mendata, memantau dan mengevaluasi perkembangan WBP selama di dalam

Lapas Kelas IIA Yogyakarta sebagai syarat awal pengusulan program

reintegrasi sosial (Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Cuti

Bersyarat dan Asimilasi).

4. Memberikan Pembinaan Kerohanian.

5. Memberikan Pembinaan Kepribadian.

6. Memberikan Konseling terhadap permasalahan yang dihadapi Warga Binaan

Pemasyarakatan.

7. Melakukan Pendampingan.

Wali Pemasyarakatan dalam Lembaga Pemasyarakatan syarat akan

pekerjaan sosial yang dijalani. Sebelum diangkat menjadi Wali Pemasyarakatan,

Lapas atau koordinator terkait memberikan pelatihan berkaitan dengan praktik

pekerjaan sosial.

Dalam menjalankan praktik pembinaan kepada Warga Binaan

Pemasyarakatan, peneliti melihat kesamaan dengan praktik yang dikerjakan

Pekerjaan Sosial dengan menerapkan sembilan isu (persoalan) yang perlu

ditelaah dari proses pembinaan Warga Binaan Pemasyrakatan:

1. Studi sosial cause yaitu mengkaji mengenai penyebab-penyebab timbulnya

permasalahan dengan menyediakan data dan fakta

2. Studi sosial social problems merupakan tahapan pemahaman terhadap

permasalahan yang timbul

3. Studi sosial effect yaitu tahapan pengkajian terhadap akibat-akibat yang

timbul dari permasalahan

Page 27: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

16

4. Assessment (diagnosis) causes yaitu tahap mengkaji dan menilai sebab

mengapa persoalan tersebut muncul

5. Assessment (diagnosis) social problem adalah tahap mengkaji dan menilai

dan menentukan langkah-langkah sehingga persoalan tersebut tidak

menyebar dan meluas

6. Assessment (diagnosis) effect yaitu menilai, mengkaji dan menentukan

langkah-langkah apa saja dalam rangka mengatasi efek dan akibat

7. Treatment cause mengatasi penyebab berarti menyediakan langkah cara-

cara apa saja

8. Treatment social problems yaitu menyediakan langkah-langkah atau cara

baik formal maupun informal

9. Treatment effect yaitu menyediakan langkah-langkah atau cara baik atau

secara formal maupun informal

Sembilan langkah tersebut kemudian diimplementasikan ke dalam 3 kurun

waktu yaitu sepertiga, setengah, dan tiga perempat waktu masa tahanan warga

binaan sesuai dengan pembinaan di Lapas.

Dalam menjalankan sebuah proses pekerjaan sosial, Wali Pemasyarakatan

tentunya memegang erat kode etik Pekerjaaan Sosial. Berikut kode etik yang erat

hubunganya dengan perlindungan hak Warga Binaan Pemasyarakatan yaitu pada

pasal 5 mengenai Mutu dan Lingkup Pelayanan poin b adalah:

“Mencegah Praktik Pekerjaan Sosial yang tidak manusiawi dan diskriminatif, baik

terhadap perorangan dan kelompok”.

Selanjutnya adalah BAB IV Hubungan dengan Klien nomor 2 poin a yaitu

Page 28: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

17

“Dalam menjalankan pekerjaanya, Pekerja Sosial Profesional harus selalu

melindungi kepentingan-kepentingan dan hak-hak asasi klien.”

Tentunya dalam menjalankan pembinaan, Wali Pemasyarakatan

berkewajiban untuk selalu memenuhi hak dari Warga Binaan Pemasyarakatan.

Proses pemenuhan hak ini tidak lain dan tidak bukan karena Lembaga

Pemasyarakatan merupakan suatu sistem untuk membina dan merehabilitasi.

Perlindungan terhadap hak WBP kirannya sudah menjadi jiwa bagi lembaga ini,

sehingga tidak ada alasan untuk melanggar atau tidak memenuhi hak Warga

Binaan Pemasyarakatan.

3. Peran Wali Pemasayarakatan

Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pada saat menjalani masa

pidananya sering kali mengalami demotivasi, lantaran harus dapat menyesuaikan

lingkungan baru dan berhadapan dengan vonis hukum. Lingkungan baru berkaitan

dengan sistem, peraturan, interaksi kepada WBP lain, petugas lapas dan berbagai

macam pembinaan yang diberikan oleh Wali Pemasyarakatan. Oleh sebab itu

diperlukan adanya seseorang yang mampu berperan sebagai fasilitator,

komunikator, dan motivator. Melalui peran yang diemban oleh Wali

Pemasyarakatan diharapkan WBP mampu mendayagunakan pengetahuan dan

ketrampilan dalam kegiatan koreksi rehabilitasi, pembinaan, dan reintegrasi

WBP. Peran Wali Pemasyarakatan dalam menjalankan pekerjaan sosial,

kemudian di dorong dengan adanya proses melindungi hak bagi WBP. Artinya

adalah karena Wali Pemasyarakatan menjadi unsur yang sering berinteraksi

Page 29: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

18

dengan WBP, maka perlindungan dan pemenuhan terhadap hak WBP wajib untuk

dilaksanakan.

Berkaitan dengan peran Wali Pemasyarakatan sebagai fasilitator,

komunikator dan motivator akan dijelaskan sebagai berikut, yaitu:

a. Peran Wali Pemasyarakatan sebagai Fasilitator

Peran sebagai fasilitator menurut Zubaedi (2016:64) yaitu berusaha

menggali potensi sumber daya dan mengembangkan kesadaran WBP tentang

kendala maupun masalah yang dihadapai. Selain itu Wali Pemasyarakatan

bertugas memfasilitasi kesenjangan pengetahuan, sikap dan ketrampilan

yang dihadapi penerima pelayanan, juga bertugas untuk melakukan evaluasi

dan monitoring terhadap berbagai indikator capaian program bimbingan.

Menurut Barker (1987:49) sebagai fasilitator untuk mencapai tujuan

menangani tekanan situasional atau transisional yang dirasakan oleh WBP

diperlukan strategi khusus yaitu pemberian harapan; pengurangan penolakan

dan ambivalensi; pengakuan dan pengaturan perasaan-perassan,

pengidenifikasian dan pendorongan kekuatan-kekuatan personal dan asset-

asset sosial; pemilahan masalah menjadi beberapa bagian sehingga lebih

muda dipecahkan; dan pemeliharaan sebuah fokus pada tujuan dan cara-cara

pencapaiannya.

b. Peran Wali Pemasyarakatan sebagai Komunikator

Peran sebagai komunikator menurut Zubaedi (2016:64) yaitu berusaha

untuk menerima dan memberikan informasi dari berbagai sumber kepada

WBP untuk dijadikan rumusan dalam penanganan dan pelaksanaan berbagai

Page 30: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

19

program serta alternatif pemecahan masalahnya. Selain itu Wali

Pemasyarakatan bertugas untuk dapat menggugah, menggerak dan membuat

WBP agar lebih dinamis.

Peran Wali Pemasyarakatan sebagai komunikator diharapkan

memiliki integritas dalam menjaga kerahasiaan, menunjukan kompetensinya,

memiliki daya tarik, sikap optimisme, sikap tulus & jujur, pendengar yang

baik, berbagi kesempatan dan menggunakan bahasa non verbal.

c. Peran Wali Pemasyarakatan sebagai Motivator

Peran sebagai motivator menurut Zubaedi (2016:64) yaitu berusaha

memberi pengarahan tentang penggunaan berbagai teknik, strategi, dan

pendekatan dalam pelaksanaan program kepada WBP. Selain itu peran Wali

Pemasyarakatan sebagai motivator yaitu memberikan rangsangan kepada

WBP untuk menimbulkan motivasi, yang akan berguna sebagai

pelaksanakan sesuatu, pendorong, dan penggerak.

Tentunya peran yang diemban tersinergi dengan Tujuan, Fungsi dan

Sasararan Pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta yaitu mengenai

pemenuhan hak-hak dari WBP. Penjabaran dari hak-hak WBP sesuai

dengan Bab I Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan

Pemasyarakatan yaitu: Pembinaan adalah kegiatan untuk meningkatkan

kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual dan perilaku,

profesional, kesehatan jasmani dan rohani Narapidana dan Anak Didik

Pemasyarakatan.

Page 31: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

20

4. Konsep Melindungi Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Pengertian Hak menurut John Salmond yaitu dalam arti sempit, hak adalah

sesuatu yang berpasangan dengan kewajiban. Dalam arti hak kemerdekaan adalah

hak memberikan kemerdekaan kepada seseorang untuk melakukan kegiatan yang

diberikan oleh hukum namun tidak untuk menggangu, melanggar,

menyalahgunakan sehingga melanggar hak orang lain, dan pembebasan dari hak

orang lain.

Prof. Dr. Notonegoro mengemukkan bahwa hak adalah kuasa untuk

menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu

oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada

prinsipnya dapat dituntut secara paksa.

Perlindungan hukum bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dapat diartikan

sebagai upaya perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi

narapidana (fundamental rights and freedom of prisoners) serta berbagai

kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan narapidana.

Declaration against Tortue and Other Cruel in Human Degrading

Treatment or Punishment (adopted by the general assembly, 9 Desember 1975),

dengan tegas melarang semua bentuk:

“penganiayaan atau tindakan kejam lain, perlakuan dan pidana yang tidak

manusiawi dan merendahkan martabat manusia dan merupakan pelanggaran hak-

hak dasar manusia”.

Page 32: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

21

Terdapat beberapa jenis-jenis hak yang ada, yaitu hak absolut, hak legal

dan hak moral, hak positif dan hak negatif, hak khusus dan hak umum, serta hak

individual dan hak sosial, berikut penjelasannya:

a. Hak Absolut

Hak absolut adalah hak yang sifatnya mutlak tanpa pengecualian, serta

berlaku dimana saja dan tidak dipengaruhi oleh suatu keadaan atau situasi

tertentu.

b. Hak Legal dan Hak Moral

Hak legal adalah yang didasarkan berdasarakan hukum dalam salah satu

tatanan tertentu, biasanya berasal dari undang-undang, peraturan, hukum-

hukum, atau arsip legal kenegaraan lainnya. Sedangkan hak moral adalah hak

yang berperan dalam sturktur moral, umumnya didasarakan atas asas-asas atau

peraturan moral dalam kalangan masyarakat saja.

c. Hak Positif dan Negatif

Hak positif adalah hak yang sifatnya positif, jika seseorang berhak bahwa

orang lain berbuat sesuatu untuk dirinya. Sedangkan hak negatif adalah hak

yang sifatnya negatif, jika seseorang bebas untuk melakukan atau memiliki

sesuatu

d. Hak Khusus dan Hak Umum

Hak khusus dan hak yang muncul dalam suatu hubungan khusus antara

beberapa individu atau karena peranana khusus yang dimiliki oleh satu orang

terhadap orang lain, sehingga hanya dimiliki oleh satu atau beberapa orang

Page 33: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

22

saja. Sedangkan hak umum adalah hak yang dimiliki oleh semua manusia

tanpa terkecuali dan tanpa syarat tertentu, disebut juga hak asasi manusia.

e. Hak Individual dan Hak Sosial

Hak individual adalah hal yang didapatkan oleh setiap orang terhadap negara,

dimana negara tidak boleh menggangu setiap orang untuk mendapatkan hak-

hak individunya. Sedangkan hak sosial adalah hak yang dimiliki oleh tiap

anggota masyarakat dalam kaitannya untuk kepentingan bersama di dalam

suatu negara.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945, setidaknya terdapat tiga pasal yang

secara langsung menyatakan perlunya perlindungan bagi hak-hak, yakni:

1) Pasal 27 ayat 2 : Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27

ayat 2)

2) Pasal 28 : Hak mengeluarkan pendapat, berkumpul dan berserikat

(pasal 28)

3) Pasal 31 : Hak untuk mendapatkan pendidikan

Lembaga Pemasyarakatan sebagai penegak hukum kemudian relevan

terkait munculnya konsep sebuah perlindungan terhadap berbagai macam hak

WBP. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 8 ayat (1) menyatakan bahwa

petuas pemasyarakatan merupakan pejabat fungsional penegak hukum yang

melaksanakan tugas di bidang pembinaan, pengamanan dan pembimbingan

Warga Binaan Pemasyarakatan. Pelaksanan tugas dan fungsi pemasyarakatan

harus dilandaskan pada aturan hukum yang berlaku agar pemenuhan dan

perlindungan hak-hak dapat terealisasi dengan baik.

Page 34: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

23

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Lembaga

Pemasyarakatan, pada Pasal 14 ditentukan bahwa Narapidana berhak:

a. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya;

b. Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani;

c. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran;

d. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak;

e. Menyampaikan keluhan;

f. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang

tidak dilarang;

g. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;

h. Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya;

i. Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi);

j. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga;

k. Mendapatkan pembebasan bersyarat;

l. Mendapatkan cuti menjelang bebas; dan

m. Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan

yang berlaku.

Menurut Didin Sudirman, adanya hak-hak Warga Binaan Pemasyarakatan

yang dilindungi dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan merupakan sebuah upaya untuk meminimalisir terjadinya

prisonisasi dan stigmatisasi masyarakat (Didi Sudirman, 2007).

Page 35: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

24

Warga Binaan Pemasyarakatan menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menjelaskan bahwa

Warga Binaan Pemasyarakatan dimaksud adalah Narapidana, Anak Didik

Pemasyarakatan, dan Klien Pemasyarakatan, berikut urainnya:

a. Narapidana adalah Terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan

di LAPAS

b. Anak Didik Pemasyarakatan adalah:

1. Anak Pidana yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan

menjalani pidana di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18

(delapan belas) tahun;

2. Anak Negara yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan

diserahkan pada negara untuk dididik dan ditempatkan di LAPAS

Anak paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun;

3. Anak Sipil yaitu anak yang atas permintaan orang tua atau walinya

memperoleh penetapan pengadilan untuk dididik di LAPAS Anak

paling lama berumur 18 (delapan belas) tahun.

c. Klien Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Klien adalah seseorang

yang berada dalam bimbingan BAPAS

Page 36: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

25

4. Lembaga Pemasyarakatan

a. Pengertian dan Sejarah Singkat Pemasyarakatan

Konsep tentang pelaksanaan pidana penjara di Indonesia telah mengalami

perubahan yang signifikan sejak dicetuskannnya sistem pemasyarakatan oleh

Sahardjo. Dalam pidatonya yang berjudul “Pohon Beringin Pengayoman”, yang

mengemukakan konsep tentang pengakuan kepada narapidana sebagai berikut:

“dibawah pohon beringin pengayoman ditetapkan untuk menjadi

penyuluh bagi petugas dalam memperlakukan narapidana, maka tujuan pidana

penjara dirumuskan, disamping menimbulkan derita bagi terpidana karena

dihilangkannya kemerdekaan bergerak, membimbing agar bertobat, mendidik

supaya menjadi anggota masyarakat yang sosialis Indonesia yang berguna”

Melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,

yang diundangkan pada tanggal 30 Desember 1995, Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 77 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor: 13641 Sistem Pemasyarakatan sebagai sistem perlakuan terhadap Warga

Binaan Pemasyarakatan baru memperoleh pengakuan secara yuridis.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 pasal 1 angka 3 yang tertulis

“Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut LAPAS adalah tempat untuk

melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan”.

Tujuan Pemasyarakatan menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang

pemasyarakatan pasal 2, tujuan pemasyarakatan adalah sistem pemasyarakatan

diselenggarakan dalam rangka membentuk warga Binaan Pemasyarakatan agar

menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak

Page 37: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

26

mengulangi tindakan pidana sehingga dapat kembali diterima di masyarakat,

sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan

bertanggung jawab.

Fungsi Pemasyarakatan menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan pasal 3 disebutkan bahwa fungsi Pemasyarakatan adalah

menyiapkan warga binaan pemasyarakatan (narapidana, anak didik dan klien

pemasyarakatan) agar dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat,

sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan

bertanggungjawab.

Berdasarkan ketentuan Undang Undang No. 12 Tahun 1995, pemerintah

berupaya melakukan perubahan terhadap kondisi terpidana melalui proses

pembinaan dan memperlakukan narapidana secara manusiawi dan dapat

memenuhi hak-haknya.

Asas yang dilaksanakan dalam Sistem pemasyarakatan yaitu:

a. Asas pengayoman

b. Asas persamaan perlakukan dan pelayanan

c. Asas pendidikan

d. Asas pembimbingan

e. Asas pengormatan harkat dan martabat manusia

f. Asas kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan

g. Asas terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang

tertentu

Page 38: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

27

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI No M.02.PK.04.10 Tahun

1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan adalah sebagai berikut:

a. Ayomi dan berikan bekal hidup agar narapidana dapat menjalankan

peranannya sebagai warga masyarakat yang baik dan berguna

b. Penjatuhan pidana tidak lagi didasari oleh latar belakang pembalasan

c. Berikan bimbingan (bukannya penyiksaan) supaya mereka bertobat

d. Negara tidak berhak membuat mereka menjadi lebih buruk atau lebih jahat

daripada sebelum dijatuhi pidana

e. Selama kehilangan (dibatasi) kemerdekaan bergerak pada narapidana dan

anak didik tidak boleh diasingkan dari masyarakat

f. Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana dan anak didik tidak boleh

bersifat sekedar pengisi waktu

g. Pembinaan dan bimbingan yang diberikan kepada narapidana dan anak

didik adalah berdasarkan Pancasila

h. Narapidana dan anak didik bagaikan orang sakit perlu diobati agar mereka

sadar bahwa pelanggaran hukum yang pernah dilakukannya adalah

merusak dirinya, keluarganya, dan lingkungannya kemudian

dibina/dibimbing ke jalan yang benar.

a. Narapidana dan anak didik hanya dijatuhi pidana berupa membatasi

kemerdekaanya dalam jangka waktu tertentu

b. Untuk pembinaan dan bimbingan para narapidana dan anak didik maka

disediakan saran yang diperlukan

Page 39: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

28

b. Klasifikasi Lembaga Pemasyarakatan

Menurut Romli Atmasasmita Rumah Penjara sebagai tempat pelaksanaan

pidana penjara saat itu dibagi dalam beberapa bentuk antara lain:

a. Tuchtuis adalah rumah penjara untuk menjalankan pidana yang sifatnya

berat,

b. Rasphuis adalah rumah penjara dimana kepada para terpidana diberikan

pelajaran tentang bagaimana caranya melicinkan permukaan benda-benda

dari kayu dengan mepergunakan ampelas.

Pembagian rumah penjara kemudian dikategorikan berdasar berat

ringanya pidana. Berdasarkan struktur organisasi Lembaga Pemasyarakatan

berubah dengan berdasarkan pada surat keputusan Menteri Kehakiman RI No.

M.01.-PR.07,93 Tahun 1985 dalam Pasal 4 ayat (1) diklasifikasikan dalam 3 klas

yaitu:

a. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I

b. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA

c. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB

Klasifikasi Lembaga Pemasyarakatan didasarakan atas kapasitas, tempat

kedudukan dan kegiatan kerja.

Page 40: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

29

5. Perlindungan Hak Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan

Indonesia sebagai negara hukum tentunya syarat terhadap perlindungan

hak bagi seluruh rakyat. Hal tersebut merupakan salah satu ciri-ciri negara hukum

disamping Indonesia telah menandatangani berbagai dokumen terkait

perlindungan terhadap hak-hak. Pada penelitian ini, penulis memfokuskan

perlindungan hak terhadap WBP. Indonesia sebagai negara hukum dalam

melindungi hak bagi rakyatnya tidak semerta-merta hanya sebelah mata. Terbukti

dengan instansi yaitu Kementerian Hukum dan HAM dimana berfokus pada

urusan hak-hak rakyat.

Salah satu lembaga yang kemudian masih dalam naungan Kementerian

Hukum dan HAM yang berfokus pada pembinaan narapidana yaitu Lembaga

Pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan sebagai penegak hukum kemudian

relevan terkait munculnya konsep sebuah perlindungan terhadap Hak-Hak Warga

Binaan.

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 8 ayat (1)

menyatakan bahwa petuas pemasyarakatan merupakan pejabat fungsional

penegak hukum yang melaksanakan tugas di bidang pembinaan, pengamanan dan

pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. Pelaksanan tugas dan fungsi

pemasyarakatan harus dilandaskan pada aturan hukum yang berlaku agar

pemenuhan dan perlindungan hak bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dapat

terealisasi dengan baik.

Page 41: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

30

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif. Denzin & Loincoln (2009:2) menguraikan penelitian kualitatif

merupakan fokus perhatian dengan beragam metode yang mencakup pendekatan

intrepretatif dan naturalistik terhadap subjek kajiannya. Hal ini berarti bahwa para

peneliti kualitatif berupaya mempelajari benda-benda di dalam konteks alaminya

yang berupaya untuk memahami atau menafsirkan fenomena dilihat dari sisi

makna yang diletakkan manusia (peneliti) kepadanya. Penelitian kualitatif

mencakup subjek yang dikaji dan dikumpulan berbagai data empiris-studi kasus,

pengalaman pribadi, instropeksi, perjalanan hidup, wawancara, teks-teks hasil

pengamatan, historis, interaksional dan visual-yang menggambarkan saat-saat dan

makna keseharian dan problematis dalam kehidupan seseorang. Sejalan dengan

itu, para peneliti kualitatif menerapkan aneka metode yang saling berkaitan,

dengan selalu berharap untuk mendapatkan hasil yang lebih baik mengenai subjek

kajian yang sedang dihadapi.

Menurut Pierre Bourdieu (2003) metode penelitian kualitatif sebagai

dialog antara teks dan realitas beragam yang ada di sekitar kita dengan mengacu

pada perspektif teoretis. Dialog mencerminkan ada proses yang terus-menerus

berubah dan dipertanyakan dalam penyusunan asumsi-asumsi kebenaran suatu

pertanyaan, sehingga penelitian kualitatif memungkinkan terciptannya teori-teori

baru.

Page 42: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

31

2. Ruang Lingkup

a. Obyek Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:58) objek penelitian adalah sasaran ilmiah

mendapatkan data dengan tujuan dan guna tertentu tentang sesuatu hal objektif

valid dan realible tentang suatu hal (variasi tertentu). Obyek penelitian adalah

suatu obyek yang dikaji dalam penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian,

yaitu “Peran Wali Pemasyarakatan dalam Melindungi Hak Warga Binaan

Pemasyarakatan Lapas Kelas IIA Yogyakarta”

b. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah

variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga memudahkan

dalam mengoperasionalkannya di lapangan. Berdasarkan ladasan teori yang

telah dipaparkan di atas, dapat dikemukakan definisi konseptual sebagai

berikut:

1) Peran merupakan suatu fungsi yang dibawakan seseorang dalam menduduki

suatu posisi tanpa mengabaikan norma-norma. Fungsi didalam peran yaitu

membatasi perilaku yang akan dilakukan oleh seseorang

2) Wali Pemasyarakatan merupakan pelaksana pembinaan terhadap WBP pada

tingkat Lembaga Pemasyarakatan yang bertindak sebagai fasilitator,

komunikator, dan motivator

Page 43: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

32

3) Perlindungan Hak adalah sebuah upaya tindakan yang mendorong adanya

penjagaan, penghormatan dan pemenuhan terhadap hak karena bersifat

fundamental

4) Warga Binaan Pemasyarakatan merupakan sebutan bagi Narapidana, Anak

Didik Pemasyarakatan, dan Klien yang memiliki suatu kejahatan tertentu yang

sedang dalam proses rehabilitasi dan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan

dan memiliki hak dasar kecuali hilangnya kemerdekaan. Proses rehabilitasi

dan pembinaan bertujuan untuk menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan

tidak mengulangi pidana sehingga dapat terintegrasi dengan lingkungan

5) Lembaga Pemasyarakatan merupakan tempat untuk melaksanakan pembinaan

WBP dan memberantas faktor-faktor yang bertentangan dengan hukum,

kesusilaan, agama, atau kewajiban-kewajiban sosial lainnya

c. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu

variabel diukur. Dengan melihat definisi operasional suatu penelitian, maka

seorang peneliti akan dapat mengetahui suatu variabel yang akan diteliti.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat indikator-indikator yang

berhubungan dengan Peran Wali Pemasyarakatan dalam Melindungi Hak

Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta:

Page 44: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

33

1) Wali Pemasyarakatan sebagai Fasilitator kepada Warga Binaan

Pemasyarakatan

a) Wali Pemasyarakatan dalam memberikan fasilitasi kepada Warga

Binaan Pemasyarakatan untuk melakukan ibadah sesuai dengan

agama kepercayaan, perawatan rohani dan jasmani

b) Wali Pemasyarakatan dalam memberikan fasilitasi kepada Warga

Binaan Pemasyarakatan untuk mendapat perawatan rohani maupun

jasmani

c) Wali Pemasyarakatan dalam memberikan fasilitasi kepada Warga

Binaan Pemasyarakatan untuk mendapat pendidikan dan pengajaran

d) Wali Pemasyarakatan dalam memberikan fasilitasi kepada Warga

Binaan Pemasyarakatan untuk mendapat bacaan dan mengikuti

siaran media massa

e) Wali Pemasyarakatan dalam memberikan fasilitasi kepada Warga

Binaan Pemasyarakatan untuk mendapat upah atau premi atas

pekerjaan yang dilakukan

f) Wali Pemasyarakatan sebagai fasilitator kepada Warga Binaan

Pemasyarakatan untuk menerima kunjungan keluarga, penasihat

hukum, atau orang tertentu lainnya

g) Wali Pemasyarakatan dalam memberikan fasilitasi kepada Warga

Binaan Pemasyarakatan dalam mendapatkan kesempatan

berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga

Page 45: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

34

h) Wali Pemasyarakatan sebagai fasilitator bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan dalam mendapatkan hak pembebasan bersyarat

2) Wali Pemasyarakatan sebagai Motivator kepada Warga Binaan

Pemasyarakatan

a) Wali Pemasyarakatan dalam memberikan motivasi kepada Warga

Binaan Pemasyarakatan untuk mendapat pengurangan masa pidana

(remisi)

b) Wali Pemasyarakatan sebagai motivator bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan dalam mendapatkan hak pembebasan bersyarat

3) Wali Pemasyarakatan sebagai Komunikator kepada Warga Binaan

Pemasyarakatan

a) Wali Pemasyarakatan sebagai komunikator kepada Warga Binaaan

Pemasyarakatan dalam menyampaikan keluhan

b) Wali Pemasyarakatan sebagai komunikator kepada Warga Binaan

Pemasyarakatan dalam menerima kunjungan keluarga, penasihat

hukum, atau orang tertentu lainnya

3. Subyek Penelitian

Penentuan subyek dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik

pengambilan sumber data/subjek penelitian dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono 2009:54). Subyek Penelitian adalah yang Wali Pemasyarakatan yang

ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta sejumlah 8 orang. Guna

melalukan triangulasi data maka peneliti akan mewawancarai Warga Binaan

Page 46: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

35

Pemasyarakatan sejumlah 5 orang dan 1 Kepala Sub Seksi Bimbingan

Kemasyarakatan dan Perawatan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2010) teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah

mendapatkan data. Pada tahap ini, setelah masuk ke lapangan harus dilanjutkan

dengan pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai

setting, sumber dan cara. Namun, secara umum terdapat empat macam teknik

pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu: observasi atau pengamatan,

wawancara, kepustakaan, dan gabungan/triangulasi (Sugiyono, 2010). Pada

penelitian ini digunakan empat metode yaitu observasi, wawancara, kepustakaan,

dan triangulasi. Peneliti juga akan memasukan sebuah data primer maupun

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan dan

memiliki sifat orisinial. Data sekunder adalah data yang diperoleh dan

dikumpulkan oleh orang lain dan bisa juga data ini telah diolah (Kothari,

2004:95).

Berikut akan dijelaskan mengenai metode pengumpulan data yang akan

digunakan pada penelitian ini, yaitu:

a. Observasi

Menurut Burhan Bungin (2007: 115) observasi adalah kemampuan

seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra

mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Observasi dilakukan dengan

Page 47: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

36

melakukan kunjungan langsung ke lapangan untuk mengamati perilaku atau

kondisi lingkungan yang relevan (Yin, 2002 dan Sugiyono, 2010). Adapun

tujuan dilakukannya observasi adalah untuk mengetahui hal-hal baru dalam

sebuah fenomena yang akan diteliti.

Pada penelitian ini, observasi dilakukan sejak bulan November 2019,

berikut ditampilkan tabel hasil observasi:

Tabel. I.1

Pemaparan tanggal dan hasil observasi

No Tanggal Hasil Obsevasi

1 6/11/2019 Pukul 11.00 WIB peneliti sampai ke Lapas dan

menuju bangunan depan. Tampak terlihat pegawai

sibuk dengan adanya jadwal penjengukan. Peneliti

melihat mekanisme untuk menjenguk adalah

mendaftar, menitipkan barang seluruhnya ke loker,

kemudian memasuki pintu penjagaan yang terbuat

dari besi ukuran (1,5x1m). Selanjutnya peneliti

masuk ke bagian sekretarian untuk memberikan

surat, tampak pegawai juga sibuk hilir mudik

mengerjakan pekerjaan. Peneliti meningglakan

sekretariatan pukul 12.00 WIB

2 11/11/2019 Pada hari itu lapas begitu sepi tidak ada aktivitas

kunjungan, hanya beberapa petugas. Peneliti masuk

ke sekretariatan untuk menemui Mbak Tika dan

kemudian di antar menuju Bimaswat. Sebelumnya

peneliti memasukan barang dan alat komunikasi di

loker. Peneliti hanya membawa buku catatatan dan

almamater. Tampak petugas begitu ramah, dan saat

memasuki bagian kompleks pembinaan terdapat

beberapa WBP yang sedang berbincang, duduk

santai. Kemudian diarahkan ke Kantor Bimaswat

dan bertemu dengan Pak Sukamto. Tampak

beberapa WBP sedang beraktivitas di kantor

Bimaswat dengan membersihkan, menghantar

makanan, membuatkan kopi. Saat bertemu dengan

Pak Sukamto, peneliti mengobservasi mengenai

topik penelitian yaitu atensi. Didapatkan data

bahwa sistem pekerjaan Wali Pemasyarakatan

mirip dengan pekerja sosial namun disesuaikan

Page 48: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

37

dengan Lapas. Informasi pembinaan. Peneliti

meninggalkan Lapas pukul 11.45 WIB

3 20/11/2019 Peneliti hadir pukul 09.00 WIB dengan bertemu

Pak Sukamto. Suasana ramai karena terdapat jam

kunjungan. Banyak WBP yang bertemu dengan

keluarga, rekan, atau orang di suatu ruangan yang

menuju ke kantor Bimaswat. Mereka bertemu dan

duduk di karpet dengan membentuk forum-forum

kecil. Ada petugas penjaga yang siap mengecek

barang. Kemudian peneliti diarahkan menuju

Bimaswat untuk menanyakan lebih dalam terkait

pembinaan di Lapas. Pak Sukamto memberikan file

UU No 12 Tahun 1999. Pak Sukamto menjelaskan

lebih deitail terkait tugas dan fungsi WP serta

pengalaman menjadi WP. Kemudian menjelaskan

mengenai hak dan upaya perlindungan WBP di

Lapas Kelas IIA Yogyakarta.

4 17/01/2020 Pada hari itu pukul 09.10 WIB Lapas begitu lengan

dengan para pegawai yang mengenakan seragam

olahraga. Peneliti hanya bertemu dengan Mbak

Tika di Sekretariartan untuk menanyakan

perkembangan surat penelitian, karena sempat tidak

ada kabar. Bangunan ini terletak di depan dekat

dengan Jalan Tamansiswa. Khas sekali dengan

desain Belanda dimana lantai ada yang terbuat dari

kayu dan jendela besar.

5 21/01/2020 Pukul 10.15 WIB peneliti datang ke Lapas. Suasana

begitu ramai karena ada kunjungan, bisa dikatakan

hilir mudik. Berbagai penjenguk membawa

beberapa barang yang dibungkus, ada yang

membawa makanan. Kemudian peneliti bertandang

ke kompleks Lapas dan masuk ke kantor Bimaswat.

Peneliti diarahkan pada ruangan bersebelahan

dengan Bimaswat untuk bertemu dengan Bu Kandi

(WP yang menangani penelitian, magang dsb). Bu

Kandi menjelaskan mengenai tugas WP secara

general termasuk sistem yang diberlakukan di

Lapas guna melakukan perlindungan. Menjelaskan

mengenai hak dan perlindungan WBP kepada

peneliti. Pada pertemuan tersebut, peneliti juga

mengutarakan maksud dan tujuan bahwa akan

melakukan penelitian di Lapas. Selain itu

menyampaikan beberapa hal terkait perjanjian

jadwal, tali kasih kepada WBP, dan kriteria

narasumber kepada Bu Kandi. Peneliti

meninggalkan Lapas pukul 12.00 WIB

Page 49: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

38

b. Wawancara

Menurut Sugiyono (2010) Wawancara adalah proses tanya jawab lisan

antar pribadi dengan bertatap muka (face-to-face), yang dikerjakan

berlandaskan pada tujuan penelitian, serta masing-masing pihak dapat

menggunakan saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancar. Tanpa

wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh

dengan jalan bertanya langsung kepada responden.

Dalam proses wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang

berinteraksi dan memengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut adalah

pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar

pertanyaan, dan situasi wawancara. Pewawancara diharapkan menyampaikan

pertanyaan kepada responden, merangsang responden untuk menjawabnya,

menggali jawaban lebih jauh bila dikehendaki, dan mencatatnya. Bila semua

tugas ini dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka hasil wawancara menjadi

kurang bermutu. Syarat menjadi pewawancara yang baik ialah ketrampilan

mewawancarai, motivasi yang tinggi, rasa aman, artinya tidak ragu dan takut

menyampaikan pertanyaan.

Guna memperoleh validitas data, maka wawancara akan dilakukan secara

berulang terhadap informan yang berbeda dengan item atau masalah yang

sama. Sehingga data-data dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.

Penelitian diarahkan dengan panduan wawancara terstruktur. Peneliti

melakukan wawancara pada tanggal 22, 23, 28, 29, dan 30 Januari 2020

dengan 15 Narasumber yang berasal dari 8 Wali Pemasyarakatan, 5 Warga

Page 50: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

39

Binaan Pemasyarakatan, dan 1 Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan

dan Perawatan. Durasi wawancara berkisar antara 1 jam – 1 jam 30 menit

dilakukan di Kantor Bimaswat dan Kantor Kepala Kepala Sub Seksi

Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan.

c. Triangulasi

Trianguasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang

dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide

dasaranya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik

sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut

pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-berda

akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Jika ditarik

lebih ringkas lagi, triangulasi merupakan usaha mengecek kebenaran data atau

informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda

dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat

pengumpulan dan analisis data.

Tirangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah menurut

Norman K. Denkin yaitu triangulasi metode dilakukan dengan cara

membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Sebagaimana

dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara,

observasi, dan survei.

Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang

utuh mengenai informasi tertentu, peneliti menggunakan metode wawancara

Page 51: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

40

terstruktur. Atau, peneliti menggunakan wawancara dan observasi atau

pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa

menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek diharapkan diperoleh

hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini dilakukan

jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan peneliti

diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya

berupa teks atau naskah/transkip film, novel dan sejenisnya, triangulasi tidak

perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek lainnya tetap dilakukan.

Triangulasi pada penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai Warga

Binaan Pemasyarakatan dan Ketua Bimbingan dan Pemasyarakatan. Tujuan

diadakanya triagulasi adalah untuk memperoleh kebenaran yang sahih dan

kebenaran akan data.

d. Dokumentasi

Menurut Sugiyono dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan

lain sebagainya. Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni yang

dapat berupa gambar, patung, film, dan lain sebagainya.

Dokumentasi pada penelitian ini adalah dengan menghimpun berbagai

foto yang di dapat dari media sosial Lapas Kelas IIA Yogyakarta, foto yang

Page 52: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

41

diambil oleh peneliti atas ijin Kepala Lapas Kelas IIA Yogyakarta, dokumen

yang dihimpun peneliti yang diberikan oleh Wali Pemasyarakatan, Pegawai

pada bidang Kepegawaian dan Registrasi.

e. Kepustakaan

Menurut Sugiyono, studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan

referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang

berkembang pada situas sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat

penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak lepas

dari literatur-literatur ilmiah (Sugiyono, 2012:291)

Salah stau metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan dengan menggunakan buku-buku, modul, Undang-Undang,

Peraturan maupun materi hand out, jurnal, surat kabar, artikel dari internet

maupun dokumen yang diperoleh dari Lapas Kelas IIA Yogyakarta.

Pemanfaatan kepustakaan ini diperlukan, baik untuk penelitian lapangan

maupun penelitian bahan dokumentasi.

Manfaat dari studi kepustakaan antara lain: menggali teori-teori dan

konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli terdahulu; mengikuti

perkembangan penelitian sesuai dengan topik diteliti; memperoleh orientasi

yang lebih luas mengenai topik yang dipilik; menghindari dupliasi penelitian,

memanfaatkan data sekunder, dan melalui penelusuran dan penelaahan

kepustakaan, dapat dipelajari bagaimana cara mengungkapkan buah pikiran

secara sistematis, kritis dan ekonomis.

Page 53: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

42

5. Teknik Analisis Data

Tahap penelitian analisis percakapan selepas pengumpulan data

pengolahan data. Pengolahan data dalam penelitian analisis percakapan

didasarkan pada transkip percakapan sehari-hari subjek penelitian. Transkip

percakapan tersebut dibuat dengan cara seksama untuk membantu peneliti melihat

keteraturan yang terjadi dalam perbincangan tersebut.

Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diintepretasikan (Sofian Effendi). Data-data yang

diperoleh tersebut merupakan fakta empiris dalam sebuah penelitian. Proses

analisis data dimulai dengan menelaah sebuah informasi yang diperoleh melalui

observasi, wawancara, studi pustaka maupun triangulasi. Kemudian dari

keseluruhan data tersebut dikategorikan berdasar masalah dan tujuan peneliti

untuk selanjutnya dianalisis dan diambil kesimpulan. Pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan Miles dan Heberman

(dalam Bogdan dan Taylor, 1992) yaitu mencakup tigal hal:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian,

pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini

berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian.

Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu dan mengorganisasi sehingga intepretasi bisa ditarik. Data

yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, ditulis ke dalam catatan

lapangan, lalu dirangkum kembali dalam catatan substansi dengan tujuan

Page 54: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

43

memaknai hasil temuan data-data tersebut. Setelah itu ditulis dalam laporan

sementara, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal penting untuk dicari

tema dan polanya.

b. Penyajian Data

Setelah mereduksi data, hal selanjutnya adalah menyajikan data.

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk

penyajian data antara lain berupa teks naratif, matrik, grafik, jaringan, dan

bagan. Tujuan display data adalah untuk mempermudah membaca dan

menarik kesimpulan. Data yang telah melalui proses reduksi, selanjutnya

dipilih dan dikategorikan sesuai dengan tema. Data tersebut kemudian diolah

menjadi bentuk tulisan, bagan, gambar, dan tabel yang memberikan deskripsi

analitis mengenai fokus permasalahan penelitian.

c. Mengambil Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan memang telah dilakukan sejak klasifikasi data,

namun kesimpulan tersebut masih diragukan. Hal itu dikarenakan data yang

didapat masih minim dan belum lengkap. Tetapi dengan bertambahnya data

yang diperoleh, kesimpulan dapat terlihat lebih jelas, sebab data-data tersebut

semakin mendukung jawaban atas pertanyaan penelitian. Selama penelitian

berlangsung verifikasi pun harus selalu dilakukan, baik dengan mencari data-

data baru, maupun dengan melakukan wawancara beberapa kali.

Page 55: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

44

BAB II

GAMBARAN UMUM

Gambaran umum menjelaskan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta

secara luas. Adapun arti luas disini adalah menggambarkan mengenai kondisi dan data-

data terkait dengan penelitian. Kondisi dan data yang dimaksud yaitu sejarah lembaga,

letak geografis, visi dan misi, tujuan dan fungsi lembaga, sasaran program, sarana &

prasarana layanan, kepegawaian, pelaksanaan pembinaan dan karakteristik Warga Binaan

Pemasyarakatan. Melalui adanya penggambaran Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

Yogyakarta diharapkan mampu memberikan gambaran yang utuh dalam penelitian ini.

Berikut gambaran umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta:

A. Sejarah Lembaga

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta merupakan bangunan

peninggalan pemerintah kolonial Belanda. Pada awal berdiri bernama Gebangenis En

Van Bewaring atau penjara atau rumah tahanan. Sejarah kepenjaraan pada masa kolonial

dimulai sejak tahun 1872 dengan diberlakukannya Wetboek Van Strafrecht voor de

Inlaners in Nederlandsh Indie atau kitab Undang-Undang Hukum Pidana untuk orang-

orang pribumi di Hindia Belanda. Sejarah berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

Yogyakarta sampai saat ini belum diketahui secara rinci, begitu pula tahun berdiri.

Menurut penuturan petugas lapas yang sudah purna tugas bahwa Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta didirikan antara tahun 1910 sampai 1915.

Bentuk bangunan sangat kental akan ciri bangunan kolonial dengan ditandai

tembok tebal, kusen pintu dan jendela yang besar dan tinggi. Seiring perkembangannya,

bangunan dan juga ornamen dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta

Page 56: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

45

mendapat renovasi yang lebih modern. Selama berdiri hingga saat ini Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta mengalami 6 kali perubahan nama, yaitu 1)

Gevangellis En Hui Van Bewaring; 2) Pendjara Djogjakarta; 3) Kepenjaraan Daerah

Istimewa Yogyakarta; 4) Kantor Direktorat Bima Tuna Warga; 5) Lembaga

Pemasyarakatan Kelas I Yogyakarta; 6) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.

Pelaksanaan teknis Lemabaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta secara

teknis diatur dalam:

a) Keputusan Menteri Nomor N.HH.01-PK.07.2 Tahun 2009

b) Surat Dirjen Pas Nomor : Pas. PK.0702-72

c) Surat Kanwil Hukum dan HAM DIY Nomor : W22. PK.01.07.02-3902

B. Letak Geografis

Secara Geografis letak Lapas Kelas IIA Yogyakarta berada di jantung kota

Yogyakarta, tepatnya di Jl. Tamansiswa No. 6 Yogyakarta 55111 (Telepon: (0274)

376126 & 37582, Faxs: (0274) 375802, Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan,

Kota Yogyakarta, D.I. Yogyakarta. Adapun batas-batas dari wilayah Lapas Kelas IIA

Yogyakarta yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Margoyasan; sebelah

Selatan berbatasan dengan kampung Surokarsan; sebelah Barat berbatasan dengan

Kampung Bintaran; dan sebelah Timur berbatasan dengan jalan Tamansiswa.

Bentuk bangunan yang terpengaruh bangunan Belanda ini memiliki luas kurang

lebih 3,8 hektar dengan berbentuk persegi panjang memanjang dari arah Timur ke Barat.

Sebelum direnovasi terdiri dari 2 bangunan yaitu bangunan bagian pegawai teknis dan

Page 57: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

46

bangunan pegawai non teknisi. Lapas Wirogunan Yogyakarta dalam menampung Warga

Binaan Pemasyarakatan sebanyak 470 orang.

C. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta

adalah

1. Visi

Mengedepankan Lembaga Pemasyarakatan yang bersif, kondusif, tertib dan transparan

dengan dukungan petugas yang berintegrasi dan berkompeten dalam pembinaan WBP

(Warga Binaan Pemasyarakatn).

2. Misi

a. Mewujudkan tertib pelaksanaan tupoksi Pemasyarakatan secara konsisten dengan

mengedepankan penghormatan terhadap hukum dan HAM (Hak Asasi Manusia)

serta transparansi publik.

b.Membangun kerja sama dengan mengoptimalkan ketertiban stake holder dan

masyarakat dalam upaya pembinaan warga binaan pemasyarakatan.

c. Mendayagunakan potensi sumber daya manusia petugas dengan kemampuan

penguasaaan tugas yang tinggi dan inovatif serta berakhlak mulia.

Page 58: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

47

D. Tujuan dan Fungsi Lembaga

Adapun tujuan dan Fungsi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta

sebagai berikut:

1) Tujuan

a. Membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya,

menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana

sehinga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan

dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang

baik dan bertanggung jawab.

b. Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan yang ditahan di Rumah

Tahanan Negara dan Cabang Rumah Tahanan Negara dalam rangka

memperlancar proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang

pengadilan

c. Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan/para pihak berperkara serta

keselamatan dan keamanan benda-benda yang disita untuk keperluan barang bukti

pada tangkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan serta

benda-benda yang dinyatakan dirampas untuk negara berdasarkan putusan

pengadilan

2. Fungsi

Menyiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan agar dapat berintegrasi secara sehat

dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat

yang bebas dan bertanggung jawab. (Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan)

Page 59: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

48

E. Sasaran

Adapun sasaran Pembinaan dan Pembimbingan agar Warga Binaan

Pemasyarakatan adalah meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan yang pada

awalnya sebagian atau seluruhnya dalam kondisi kurang, yaitu:

1. Kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Kualitas intelektual

3. Kualitas sikap dan perilaku

4. Kualitas profesionalisme/ketrampilan; dan

5. Kualitas kesehatan jasmani dan rohani

Guna mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan sistem pemasyarakatan,

ditentukan indikator-indikator sebagai berikut:

a) Isi Lembaga Pemasyarkatan lebih rendah daripada kapasitas.

b) Menurunnya secara bertahap dari tahun ke tahun pelarian dan gangguan kamtib

c) Meningkatnya secara bertahap jumlah narapidana yang bebas sebelum waktunya

melalui proses asimilasi dan integrasi

d) Semakin menurunya dari tahun ketahun angka residivis

e) Semakin banyaknya jenis-jenis institusi sesuai dengan kebutuhan berbagai

jenis/golongan narapidana

f) Secara bertahap perbandingan banyaknya narapidana yang bekerja di bidang industri

dan pemeliharaan adalah 70:30

g) Prosentasi kematian dan sakit Warga Binaan Pemasyarakatan sama dengan prosentasi

di masyarakat

Page 60: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

49

h) Biaya perawatan dan sama dengan kebutuhan minimal manusia Indonesia pada

umumnya

i) Lembaga Pemasyarakatan dalam kondisi bersih dan terpelihara, dan

j) Semakin terwujudnya lingkungan pembinaan yang menggambarkan proyeksi nilai-

nilai masyarakat ke dalam Lembaga Pemasyarakatan dan semakin berkurangnya

nilai-nilai sub kultur penjara dalam Lembaga Pemasyarakatan

F. Sruktur Lembaga

Sturktur Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta:

Gambar. II.1

Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan

Page 61: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

50

Pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta memiliki tugas dan

fungsi masing-masing sesuai jabatan. Berikut beberapa tugas pegawai sesuai dengan

jabatan yang diemban:

a) Kepala Lembaga Pemasyarakatan

Menyelenggarakan kegiatan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

Yogyakarta

b) Seksi Pembinaan Narapidana

Tugas seksi Pembinaan Narapidana adalah melakukan bimbingan kemasyarakatan

kepada Warga Binaan Pemasyarakatan. Dalam kegiatannya, seksi Pembinaan

Narapidana dibantu oleh Sub Seksi Registrasi dan Sub Bimbingan pemasyarakatan

dan Perawatan (Bimaswat), Pembinaan Agama, Pembinaan Kesenian.

c) Seksi Kegiatan Kerja

Tugas Seksi Kegiatan Kerja adalah melaksanakan bimbingan dan pelatihan kerja

kepada Warga Binaan Pemasyarakatan. Dalam kegiatannya, Seksi Kegiatan Kerja

dibantu oleh Sub Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja serta sub Sarana

Kerja.

d) Seksi Administrasi Keamananan dan Ketertiban

Tugas Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib adalah mengatur jadwal tugas

pengamanan, penggunaan perlengkapan dan pembagian tugas pengamanan,

menerima laporan berkala di bidang keamanan dan tata tertib. Seksi ini dibantu oleh

Sub Seksi Administrasi Pelaporan

Page 62: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

51

e) Kepala Kesatuan Pengamatan Lembaga Pemasyarakatan

Tugas dari Kesatuan Pengamatan Lembaga Pemasyarakatan adalah:

1) Melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap narapidana atau anak didik

pemasyarakatan

2) Melakukan pemeliharaan dan keamanan dan ketertiban

3) Melakukan pemeliharaan dan penerimaan, penempatan, dan pengeluaran

narapidana dan anak didik pemasyarakatan

4) Melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran keamanan

5) Membuat laporan harian dan berita acara pelaksanaan pengamanan

f) Sub Bagian Tata Usaha Lembaga Pemasyarakatan

1) Urusan kepegawaian dan keuangan yang mempunyai tugas untuk urusan

kepegawaian dan keuangan

2) Urusan umum yang mempunyai tugas untuk urusan surat menyurat,

perlengkapan, dan rumah tangga

g) Program dan Akitvitas Lembaga

1) Program Strategis

2) Indikator Keberhasilan Lembaga Pemasyarakatan

3) Program Kerja Registrasi

4) Pembinaan Kepribadian

5) Pembinaan Kemandirian

6) Pendanaan dan Jaringan

Page 63: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

52

G. Sarana dan Prasarana Layanan

Adapun sarana dan prasarana guna menunjang terwujudnya visi dan misi dari

Lapas Kelas IIA Yogyakarta, berikut beberapa sarana dan prasarana:

1) Tempat Ibadah

Tempat ibadah kemudian menjadi sarana vital terutama bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta, karena salah satu hak dari WBP

yaitu dapat melaksanakan ibadah sesuai keyakinan dan kepercayaan. Oleh sebab itu

di Lapas Kelas IIA Yogyakarta terdapat Masjid yang digunakan untuk salat 5 waktu,

pengajian, baca Al-Quran dan Iqro dan kegiatan keagamaan lainnya. Sedangkan

gereja diperuntukan bagi umat Kristen dan Katolik untuk beribadah seperti kebaktian,

puji-pujian, membaca Al-Kitab dan kegiatan lainnya.

Fasilitas keagamaan ini sangat berperan penting, karena selama masa pidana WBP

menjalani masa rehabilitasi yang artinya adalah mengubah dari perilaku buruk

menjadi sadar akan kesalahan dan berbenah diri. Jadwal ibadah Kristen pada hari

Senin, Rabu untuk pendalaman Kitab Suci dan Sabtu digunakan untuk ibadah WBP

Katolik. Namun, jadwal ini bisa diikuti oleh WBP yang beragama Katolik maupun

Kristen.

2) Bimbingan Ketrampilan

Merupakan ruangan yang berfungsi untuk kegiatan-kegiatan ketrampilan yang

dimiliki oleh Warga Binaan Pemasyarakatan atau Narapidana. Ketrampilan yang

diberikan yaitu menjahit, sablon, membuat kerajinan tangan; perkayuan meliputi

membuat karja berbentuk meja, kursi, lemari dsb; kerajinnan batu seperti membuat

asbak dan patung; Pertanian dan Peternakan.

Page 64: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

53

3) Poliklinik

Poliklinik merupakan tempat untuk menangani narapidana yang sedang sakit.

Poliklinik Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta berada di dalam Lapas

dibagian utara kantor Bimbingan Pemasyarakatan dan Perawatan. Adapun fasilitas

yang dimiliki adalah 2 ruang praktik yaitu ruang poli gigi dan poli umum; satu ruang

Aula; tempat tunggu; ruang registrasi; dokter umum dan dokter gigi; satu apoteker

dengan rasio perawat berjumlah 8 yaitu 3 laki-laki dan 5 perempuan; memiliki

bangsal dan ruang obat. Poliklinik bekerjasama dengan Rumah Sakit Wirosaban.

4) Perpustakaan dan Televisi

Guna memenuhi hak mendapat bacaan dan media masa, Lapas Wirogunan

Yogyakarta memberikan pelayanan perpustakaan. Terdapat dua perpustakaan di

bagian tengah Lapas Wirogunan dan di Masjid yang mengoleksi buku agama.

Perpustakaan bekerjasama dengan Perpus daerah Provinsi D.I. Yogyakarta dengan

setiap 3 bulan sekali penggantian buku, atau hibah dari tamu yang telah bekerjasama

dengan Lapas Kelas IIA Yogyakarta.

5) Aula

Fungsi dari aula sendiri adalah digunakan untuk kegiatan yang diadakan oleh

Lembaga atau pihak luar. Adapun beberapa kegiatan tersebut yaitu pentas seni,

diklat, kunjungan studi tiru, rapat, dan pertemuan dinas lain.

6) Layanan Jadwal Kunjungan

Guna memenuhi hak dari Warga Binaan Pemasyarakatan, Lembaga Kelas IIA

Yogyakarta membuka silaturahmi selebar-lebarnya bagi WBP kepada keluarga,

rekan, atau orang tertentu yang akan menjenguk WBP tersebut. Jadwal yang

Page 65: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

54

diberikan oleh Lapas Kelas IIA Yogyakarta pada hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis

dengan waktu pendaftaran 08.00 s.d. 11.00 WIB dan waktu kunjungan pada pukul

08.30 s.d. 11.30 WIB. Durasi yang diberikan kepada WBP yang bertemu dengan

keluarga, rekan atau orang tertentu maksimal 30 menit, setelah 30 menit akan ada

pergantian kunjungan.

Syarat untuk dapat mengunjungi WBP yaitu membawa surat izin berkunjung dari

instansi yang menahan dan bagi Narapidana membawa kartu identitas yang masih

berlalku seperti KTP/SIM/KK/Paspor dengan ketentuan satu kartu identitas dapat

digunakan 2 pengunjung, berikut kelipatan. Syarat dan Ketentuan lain yang telah

ditentukan Lapas Kelas IIA Yogyakarta bagi pengunjung adalah tidak diizikan

membawa barang larangan; tidak disediakan loker untuk pengunjung, mematuhi

pertauran yang berlaku di Lapas Kelas IIA Yogyakarta; pelayanan tidak dipungut

biaya.

H. Kepegawaian

Guna menjalankan roda kepegawaian di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

Yogyakarta, memiliki pegawai yang bertugas memberikan pelayanan kepada para

WBP maupun masyarakat. Berikut di bawah ini di tampilkan data Pegawai di

Lembaga Pemasyarakatn Kelas IIA Yogyakarta pada tahun 2020 dengan jumlah

yang dikelomopkan ke dalam jenis kelamin, menurut golongan, pendidikan, dan

penugasan.

Page 66: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

55

a) Data Pegawai Menurut Jenis Kelamin

Berikut ditampilkan rasio pegawai berdasarkan jenis kelamin di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.

Tabel. II.1

Data pegawai menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Pria 115

2 Wanita 30

Total 145

Sumber Data Sekunder Terolah 2020

b) Data Pegawai Menurut Golongan

Berikut diuraikan data pegawai berdasarkan golongan di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta:

(1) Golongan II : 40 Pegawai

(2) Golongan III : 99 Pegawai

(3) Golongan IV : 7 Pegawai

c) Data Pegawai Menurut Pendidikan

Data pegawai menurut jenjang Pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut

yaitu:

(1) SLTA : 81 Pegawai

(2) Diploma : 6 Pegawai

(3) S1 : 52 Pegawai

(4) S2 : 6 Pegawai

Page 67: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

57

d) Data Pegawai Menurut Penugasan

Data pegawai berdasarkan penugasan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas

IIA Yogyakarta adalah:

Tabel. II.2

Data pegawai menurut Penugasan

No Penugasan Jumlah

1 Kepala Lapas 1

2 Kepegawaian dan Keuangan 16

3 Bagian Umum 10

4 Bimaswat

a Poliklinik 11

b Kasibinadik 1

c Staf 27

5 Registrasi 7

6 Sarana Kerja 5

7 Bimbingan Kerja 6

8 Keamanan & Ketertiban

a Pelaporan 4

b Keamanan 2

9 KPLP

a Staf 12

b Regu Penjagaan 54

Total 156

Sumber Data Sekunder terolah 2020

B. Pelaksanaan Pembinaan

Sebagai Lembaga Pemasyarakatan yang berfungsi dalam menumbuhkan,

mengembangkan, meningkatkan potensi yang ada dalam diri WBP, maka

dilansanakanlah pembinaan. Melihat tujuan penyelenggaraan sistem

pemasyarakatan adalah membentuk WBP menjadi manusia seutuhnya menyadari

kesalahannya, memperbaiki diri, tidak mengulangi tindak pidana, kembali ke

Page 68: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

58

masyarakat, aktif dalam pembangunan, hidup wajar sebagai warga Negara dan

bertaanggung jawab.

Penerapaan pelaksanaan pembinaan di Lembaga Pemasayarakatan Kelas

IIA Yogyakarta terdiri dari dua macam sebagai berikut:

a) Seksi Pembinaan Kepribadian Narapidana

Pembinaan Kepribadaian kemudian diarahkan pada penguatan

keimananan, resosialisasi nasionalisme dari Warga Binaan

Pemasyarakatam. Berikut penjelaskan mengenai pola pembinaan

kepribadian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan:

(1) Pendalaman Agama

Pendalaman agama kemudian menjadi syarat mutlak bagi WBP.

Sistem yang diterapkan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta kemudian

menerapkan dasar agama sebagai dasar pembinaan agar WBP dapat

terbangun pada sisi spiritualitas. Adapun kegiatan ini dilakukan selama

WBP menjalani masa pidana di Lapas. Adapun bagi yang beragama Islam

dengan melakukan salat 5 waktu di Masjid atau di kamar pada saat jam

tertentu. Kemudian kegiatan lain adalah belajar mengaji, pendalaman Al-

Quran dan Iqra, pengajian, atau membaca buku keagamaan di

perpustakaan Masjid. Bagi yang bertugas untuk adzan di berikan Surat

Keterangan dari Kepala Lapas yang kemudian sudah mendapat

persetujuan dari berbagai pemangku kepentingan melalui sidang TPP

(Tim Pengamat Pemasyarakatan). Pola pembinaan yang dilakukan dinilai

dari absensi kehadiran WBP, semakin rajin dapat dikatakan memiliki poin

Page 69: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

59

tinggi untuk diajukan integrasi sosial. Kemudian bagi yang beragama

Katolik dan Kristen, kegiatan ibadah dilaksanakan pada hari Senin untuk

Kristen dan Sabtu untuk Katolik, sedangkan hari Rabu untuk pendalaman

Injil bersama dengan petugas yang berasal dari beberapa gereja di

Yogyakarta. Pada hari besar seperti Paskah dan Natal Warga Binaan juga

merayakan.

(2) Upacara

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta melaksanakan

upacara setiap hari Senin diiikuti oleh pegawai dan WBP. Selain hari

Senin, upacara dilaksanakan setiap memperingati hari besar Nasional

seperti Hari Kemerdekaan Indonesia, memperingati Sumpah Pemuda, hari

Pahlawan dsb. Tujuan diadakan upacara adalah menanamkan nilai-nilai

nasionalisme melalui ceramah, disiplin dan khdimat dalam mengikuti

upacara.

(3) Pendidikan dan Konseling

Pendidikan dan Konseling kemudian dimasukan ke dalam pembinaan

kepribadian. Kegiatan pendidikan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta

kemudian terbagi menjadi pendidikan formal yaitu pada Paket B dan C

yang dapat diikuti oleh seluruh WBP dan kemudian pendidikan informal

seperti pelatihan, lokakarya dsb. Pendidikan diberikan kepada Warga

Binaan yang mau mengikuti kegiatan dengan didaftarkan oleh Wali

Pemasyarakatan kepada petugas Bimaswat yang membawahi Pendidikan

yaitu Ibu Ettty dan Bapak Sukamto.

Page 70: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

60

Konseling dilakukan WBP kepada para pegawai atau biasanya di

Lapas akan diarahkan kepada Wali Pemasyarakatan sebagai pengganti

peran vital konselor. Konseling dilaksanakan selama jam kerja dari pukul

07.30-14.00 WIB dengan Wali Pemasyarakatan atau dapat dilakukan

dengan Warga Binaan lain.

(4) Senam

Kegiatan perawatan jasmani dilakukan pada setiap pagi hari,

namun kegiatan ini tidak intens dilakasanakan dikarenakan beberapa

alasan seperti Warga Binaan lebih memilih bertemu dengan keluarga saat

jam kunjungan.

b) Pembinaan Kemandirian

Pola pembinaan kepribadian disesuaikan dengan minat dan bakat dari

WBP yang kemudian menjadi tanggung jawab Wali Pemasyarakatan dalam

penggalian hal tersebut. Penggalian data dilaksanakan pada tahap sebelum

WBP melaksanakan mapenaling (masa pengenalan lingkungan), artinya pada

tahap 0. Kegiatan menggali data atau akrab disebut assessment dari WBP oleh

Wali Pemasyarakatan dilakukan selama proses pemidanaan bukan hanya saat

WBP memasuki Lembaga Pemasyarakatan. Proses penggalian di lakukan

secara kurun waktu pemidanaan, dikarenakan WBP sendiri memiliki

dinamika selama mengikuti proses pembinaan.

Page 71: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

61

1. Bakat

Kegiatan pembinaan bakat dapat diikuti oleh seluruh Warga Binaan

melalui proses assessment dari Wali Pemasyarakatan. Pengembangan

pembinaan ini dilaksanakan melalui kegiatan musik, memainkan alat musik,

bernyanyi, sepak bola dan voli. Seluruh kegiatan terakomodir ke dalam satu

kompleks di Lapas Kelas IIA Yogyakarta. Alat band terbilang lengkap terdiri

dari satu keyboard, satu set drum, 2 gitar, dan satu set sound system. Lapangan

bola dan voli menjadi satu area yang terletak di depan belakang kantor

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.

c) Seksi Kegiatan Kerja

Guna memberikan program dan mengoptimalkan minat dan bakat dari

WBP, agar saat keluar dari Lapas mampu mandiri secara perekonomian.

Lapas Kelas IIA Yogyakarta mengadakan bimbingan dan pelatihan kerja.

Seksi Kegiatan Kerja dalam pelaksanaan dibantu oleh Seksi Bimbingan Kerja

dan Pengolahan Hasil Kerja serta sub Sarana Kerja. Macam dan bentuk

bimbingan dan latihan kerja, yaitu:

1) Persepatuan

2) Pertukangan Kayu

3) Las

4) Sablon

5) Penjahitan dan Laundry

6) Pembuatan aksesoris kado

Page 72: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

62

Pada tahap pembinaan WBP akan diberikan kesepakatan, hak, dan kewajiban

pada penjelasan masa tahanan, terdiri dari tiga Tahap yaitu:

Tahap Awal (0-1/3) terdiri dari:

1) Registrasi : Mencatat identitas WBP dan kelengkapan berkas

2) Orientasi : Pengenalan hak, kewajiban, peraturan, tata tertib dan program

Lapas

3) Identifikasi : Penggalian potensi Warga Binaan Pemasayarakatan disesuaikan

dengan program Lapas

4) Seleksi : Menyalurkan Warga Binaan Pemasyarakatan ke program yang

tepat

5) Penelitian Kemasyarakatan : Mengetahui latar belakang Warga Binaan

Pemasyarakatan

Tahap Lanjutan I

Pada tahap ini dilaksankaan dari 1/3 hingga 1/2 masa tahanan, pembinaan

yang dilakukan meliputi:

1) Agama dan budi pekerti

2) Kesadaran berbangsa dan bernegara

3) Pendidikan umum

4) Kesegaran Jasmani dan Rohani

5) Latihan Ketrampilan

Page 73: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

63

Pembinaan Tahap Lanjut II

Tahap ini dilakukan pada masa tahanan ½ hingga dua pertiga. Pada tahap

ini pola pembinaan masih sama dengan tahap sebelumnya, namun terdapat proses

reintegrasi yaitu:

1) Membangkitkan motivasi dan dorongan pada diri WBP ke arah tujuan

pencapaian tujuan pembinaan.

2) Memberikan kesempatan pada napi dan anak didik untuk pendidikan dan

ketrampilan guna mempersiapkan diri hidup mandiri di tengah masyarakat

setelah bebas menjalani pidana.

3) Mendorong masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam

penyelenggaraan pemasyarakatan.

Jenis Reintegrasi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta yang

diberikan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan adalah:

1) Asimiliasi

Proses pembinaan WBP yang dilaksanakan dengan membaurkan WBP

dan anak didik pemasyarakatan di dalam kehidupan masyarakat

2) Pembebasan Bersyarat

Proses pembinaan narapidana dan anak pidana di luar Lapas setelah

menjalani sekurang-kurangnya 2/3 masa pidananya 9 bulan. Tujuan diadakan

PB adalah memudahkan narapidana untuk berkelakuan baik selama masa

hukumannya di penjara. Pada dasarnya pembebasan bersyarat memberikan

kesempatan bagi narapidana untuk lebih cepat membaur dengan masyarakat

Page 74: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

64

dengan cara menjalani sisa waktu hukumannya di luar Lapas. Pemberian PB

adalah bagi WBP yang memiliki hukuman di atas 1 tahun.

3) Cuti Menjelang Bebas

Proses pembinaan narapidana dan anak pidana di luar Lapas setelah

menjalani 2/3 masa pidana dan selama menjalani masa pidanan berkelakuan

baik sekurang-kurangnya selama 9 bulan dari masa pengajuan usulan cuti

menjelang bebas terhadap dirinya. Syarat untuk mendapat CMB adalah secara

substansif adalah jangka cuti sama dengan remisi terakhir paling lama 6 bulan.

4) Cuti Bersyarat

Proses pembinaan di Lapas bagi narapidana dan anak pidana yang

memiliki masa tahanan kurang dari 1 tahun dan menjalani 2/3 masa pidana.

Syarat substansif yang harus dipenuhi adalah berkelakukan baik selama

menjalani pidana dan tidak pernah mendapat hukuman, disiplin sekurang-

kurangnya dalam waktu 6 bulan terkahir dan masa pidana telah dijalani dari

2/3 dari masa pidana dan jangka waktu paling lama 3 bulan dengan ketentuan

apabila selama menjalani cuti melakukan tindak pidana baru selama di luar

Lapas tidak dihitung sebagai masa menjalani pidanan.

Berikut akan dijelaskan Persyaratan Substansif dan Administratif dimana

Wali Pemasyarakatan mengambil peran dalam bagian ini:

(a) Persyaratan Substansif

1) Telah menujukan kesadaran dan penyesalan atas kesalahan yang

menyebabkan dijatuhi pidana.

2) Telah menunjukan perkembangan budi perkerti moral dan positif

Page 75: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

65

3) Berhasil mengikuti program kegiatan pembinaan dengan tekun dan

bersemangat

4) Masyarakat dapat menerima program kegiatan pembinaan dan anak

pidana yang bersangkutan

5) Berkelakukan baik selama masa pidana dan tidak pernah mendapat

hukuman untuk:

a) Asimilasi sekurang kurangnya dalam 6 bulan terkahir

b) Pembebasan Bersyarat dan Cuti Menjelang Bebas sekurang-

kurangnya 9 bulan

c) Cuti Bersyarat sekurang-kurangnya 6 bulan terakhir

Masa pidana yang telah dijalani untuk:

a) Asimilasi sekurang-kurangnya dalam waktu 6 bulan terkahir

b) Pembebasan Bersyarat, 2/3 dari masa pidananya dengan ketentuan

2/3 masa pidana tersebut tidak kurang dari 9 bulan

c) Cuti Menjelang Bebas, 2/3 masa pidana tersebut tidak kurang dari

9 bulan

d) Cuti Bersyarat, 2/3 dari masa pidana dan jangka waktu cuti

melakukan tidak pidana baru maka selama di luar Lapas tidak

dihitung sebagai masa menjalani pidana

Page 76: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

66

(b) Persyaratan Administratif

1) Kutipan putusan hakim

2) Laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing

Kemasyarakatan atau Laporan perkembangan pembinaan Narapidana dan

Anak Pidana yang di buat oleh Wali Pemasyarakatan

3) Surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian

Asimilasi, PB, CMB, dan CB terhadap Narapidana dan Anak Pidana

Pemasyarakatan yang bersangkutan

4) Salinan Register F (daftar yang memuat pelanggaran tata tertib yang

dilakukan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan selama menjalani

masa pidana) dari Kepala Lapas atau Kepala Rutan

5) Salinan daftar perubahan atau pengurangan masa pidana, seperti Grasi,

Remisi dll dari Kepala Lapas atau Kepala Rutan

6) Surat pernyataan kesanggupan dari pihak yang akan menerima Narapidana

dan Anak Didik Pemasyarakatan seperti pihak Keluarga, Sekolah,

Instansi, Pemerintah atau Swasta dengan diketahui oleh Pemerintah

Daerah setempat serendah-rendahnya Lurah atau Kepala Desa

7) Bagi Narapidana atau Anak Pidana Warga Negara Asing diperlukan syarat

tambahan:

a) Surat jaminan dari kedutaan besar/konsultan negara orang asing

yang bersangkutan bahwa narapidana dan anak didik

pemasyarakatan tidak melarikan diri atau mentaati syarat-syarat

Page 77: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

67

selama menjalani Asimilasi, Pembebasan Bersyarata, Cuti

Menjelang Bebas atau Cuti Bersyarat

b) Surat keterangan dari Kepala Kantor Imigrasi setempat mengenai

status keimigrasian yang bersangkutan.

I. WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta setidaknya mengatur 5 hak bagi

Warga Binaan Pemasyarakatan telah memenuhi persyaratan, hak-hak tersebut adalah:

1. Mengadakan hubungan terbatas dengan pihak luar;

Negara tidak berhak membuat seorang narapidana menjadi lebih buruk dari

sebelumnya. Selama menjalani masa hukumannya, seorang narapidana harus

secara berangsur-angsur diperkenalkan dengan masyarakat dan tidak boleh

diasingkan dari masyarakat. Antara lain dengan cara: surat menyurat dan

kunjungan keluarga.

2. Memperoleh remisi;

Setiap tanggal 17 Agustus, berdasarkan Keppres Nomor 5 Tahun 1987, setiap

narapidana yang berkelakuan baik, telah berjasa kepada negara, melakukan

perbuatan yang bermanfaat bagi negara atau kemanusiaan, dan narapidana

yang membantu kegiatan dinas LAPAS, akan memperoleh remisi.

3. Memperoleh asimilasi:

Selama kehilangan kemerdekaannya, seorang narapidana harus secara

berangsur-angsur diperkenalkan kepada masyarakat dan tidak boleh

diasingkan dari masyarakat. Asimilasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

Page 78: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

68

asimilasi ke dalam (yaitu, hadirnya masyarakat ke dalam LP), dan asimilasi

ke luar (yaitu, hadirnya narapidana di tengah-tengah masyarakat).

4. Memperoleh cuti;

5. Memperoleh pembebasan bersyarat;

Warga Binaan Pemasyarakatan dalam melaksanakan pembinaan di Lapas

tentunya tidak terlepas dari kewajiban yang harus dilakukan. Kewajiban ini

tentunya berpengaruh pada pemrosesan integrasi sosial yang akan dilakukan oleh

Warga Binaan Pemasyarakatan. Berikut akan dijabarkan terkait kewajiban

Narapidana:

Kewajiban Anak Didik Lembaga Pemasyarakatan menurut Kebijakan

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan R.I:

1. Mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku di Lapas (Lembaga

Pemasyarakatan)

2. Menjaga dan memelihara ketentraman dan ketertiban

3. Mengikuti petunjuk dan melaksanakan perintah petugas sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

4. Melaporkan dan memberitahukan keadaan akan hal-hal yang dapat berakibat

terganggungnya keamanan, ketertiban, dan ketentraman pada petugas

5. Menyerahkan, menitipkan, uang serta barang lain yang dilarang untuk dirinya,

agar tetap utuh, bersih, dan rapi

6. Menjaga dan memelihara tanaman dan kebersihan lingkungan

7. Menjaga dan memelihara alat-alat perlengkapan yang telah diberikan untuk

dirinya, agar tetap utuh, bersih dan rapi

Page 79: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

69

8. Mengikuti senam pagi, apel pagi, sesuai dengan jadwal yang ditentukan

9. Mengikuti program kegiatan pendidikan, bimbingan yang bersifat umum dan

khusus, yang diberikan untuk dirinya

10. Melaksanakan pekerjaan yang diberikan, diperintahkan oleh petugas atau

pejabat yang ditetapkan

11. Melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing dalam

waktu dan tempat yang ditentukan

12. Menjalin tata karma, kesopanan terhadap sesama penghuni kekeluargaan

13. Menyerahakan kembali alat-alat perlengkapan, inventaris yang pernah

dikuasainya pada saat pindah lepas dan meninggalkan Lapas (Lembaga

Pemasyarakatan)

Page 80: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

71

Berikut akan ditampilkan data Terakhir tahun 2020 bulan Februari dari website Sistem Data Base Pemasyarakatan Jumlah

Penghuni Per-UPT pada Kantor Wilayah Kemenkumham D.I. Yogyakarta Lapas Kelas IIA Yogyakarta sebagai berikut:

Tabel. II.3

Data berdasarkan Jumlah Penghuni Per-UPT Lapas Kelas IIA Yogyakarata

UPT Kanwil Tahanan Total Napi Total Tahanan

& Napi

Kapasitas % Over

Kapasitas

DL DP TD AL AP TA DL DP TD AL AP TA

Lapas

Kelas IIA

Yogyakarta

Kanwil

D.I.

Yogyakarta 4 0 4 0 0 0 4 320 0 320 0 0 0 320 324 496 0

Sumber Data Sekunder terolah 2020

Keterangan tabel :

TDL : Tahanan Dewasa Laki-Laki

TAL : Tahanana Anak Laki-Laki

NDL : Napi Dewasa Laki-Laki

NAL : Anak Laki-Laki

TDP : Tahanan Dewasa Perempuan

TAP : Tahanan Anak Perempuan

NDP : Napi Dewasa Perempuan

NAP : Anak Perempuan

Page 81: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

72

Data primer yang di dapat dari wawancara dengan Alvian Dwi Nugroho, S.H.

pada Jabatan Penelaah Status Warga Binaan Pemasyarakatan. Berikut data bentuk

pidanan dan jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan pada tahun 2017-2019, sebagai

berikut:

Tabel. II.4

Data Bentuk Pidana dari tahun 2017-2020

No Pidana Tahun

2017 2018 2019 2020

1 Pencurian 78 79 74 62

2 Perampokan 4 4 5 4

3 Penipuan 26 17 20 16

4 Penggelapan 12 13 10 1

5 Korupsi 50 29 29 30

6 Penganiyayaan 21 12 13 13

7 Pemerokosaan 4 10 8 7

8 Pembunuhan 35 33 28 28

9 Senpi/Sajam 0 2 1 0

10 Perlindungan Anak 102 128 125 118

11 Kekerasan Dalam Rumah Tangga 0 2 2 2

12 Pencucian Uang 7 3 1 1

13 Tra 0 1 1 1

14 Teroris 3 3 2 0

15 Lain-Lain 9 10 23 34

Total 351 346 342 317

WNA 0 0 1 1

Seumur Hidup 1 1 2 2

Sumber Data Sekunder terolah 2020

Berdasarkan tabel yang telah disajikan dapat dilihat total angka Warga Binaan

Pemasyarakatan mengalami penuruan pada tahun 2017 sebesar 351; tahun 2018 346;

tahun 2019 total 2019; tahun 2020 total 317. Bentuk pidana yang memuncaki angka

tertinggi adalah Perlindungan Anak. Data yang didapat dari wawancara, asal dari Warga

Page 82: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

73

Binaan Pemasyarakatan di dominasi Provinsi D.I. Yogyakarta dan sekitarnya, dan satu

WNA berasal dari Timor Leste (wawancara oleh Alvian Dwi Handoko, S.H)

Page 83: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

125

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU:

Adi, Isbandi Rukminto., 2001, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis),

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Adi, Isbandi Rukminto., 2002, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan

Kesejahteraan Sosial, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta

Astrid S. Susanto., 1985., Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bina Cipta.

Atmasasmita, Romli., 1982, Kepenjaraan Dalam Suatu Bunga Rampai, Armico,

Bandung

Barda Nawawi Arief., 1996, Kebijakan Legislatif dengan Pidana Penjara, hlm.44.,

Badan Penerbit UNDIP, Semarang

Baker, R. L., 1987., The Social Work Dictionari, Silver Spring, MD., National

Association of Social Workers

Bungin Burhan., 2001., Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis

ke Arah Ragam Varian Kontemporer., Rajawali Pers., Jakarta

C. Djisman Samosir., 2012, Sekelumit Tentang Penologi dan Pemasyarakatan,

Nuansa Aulia, Bandung

Denzin & Lincoln., 2009., Penelitian Kualitatif dan Desain Penelitian Riset.,

Pustaka Pelajar., Yogyakarta

Didin Sudirman., 2007, Reposisi dan Revitalisasi Pemasyarakatan dalam Sistem

Peradilan Pidana di Indonesia, hlm. ix., Alnindra Dunia Perkasa, Jakarta

Notonagoro., 1967., Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila., CV Radjawali.,

Jakarta

Page 84: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

126

Nusa Putra., 2013, Penelitian Kualitatif IPS, PT Remaja Rosdakarya, Jln. Ibu

Inggit Garnasish No. 40 Bandung 40252

Zubaedi., 2016, Pengembangan Masyarakat Wacana & Praktik, Kencana (Divisi

dari PRENADAMEDIA Group), Jl. Tambra Raya No. 23 Rawamangun –

Jakarta 13220

Hadari Nawawi., 1991, Metode Penelitian Bidang Sosial, UGM Press,

Yogyakarta

Kartini Kartono., 2009, Patologi Sosial, Rajawali Pers, Jakarta

Kothari., 2004., Research Methodology. Methods and Techniques., New Age

International (P), Ltd., New Delhi

Midgley, James., 1995., Social Development, the Development Perspective in

Social Welfare, Sage Publication, London

Moleong, Lexy J., 2004., Metodologi Penelitian Kualitatif., PT. Remaja

Rosdakarya., Bandung

Sarlito Wirawan Sarwono., 2010., Psikologi Remaja. PT. Raja Grafindo Persada.,

Jakarta.

Suhardono, Edy., 1994., Teori Peran: Konsep, Derivasi dan Implikasinya .

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sugeng, Syarif, Dwi dan Mira., Dasar-Dasar Praktik Pekerjaan Sosial Seni

Menjalani Profesi Pertolongan, Intrans Publishing & Wisma Kalimetro, Jl.

Joyosuko Metro 42 Malang, Jawa Timur

Sugiyono., 2012., Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,

Bandung

Page 85: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

127

JURNAL

Eko Hidayat, 2016. Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum

Indonesia, Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung. Ejournal Raden

Intan

Gray, M., 1997, “A Pragmatic Approach to Social Development, part 2”. Jurnal

Social Work/Maatskaplike Werk 33 (4)

Victorio H. Situmorang, 17 Januari 2019 “Lembaga Pemasyarakatan Sebagai

Bagian dari Penegak Hukum”. Jurnal Pusat Pengkajian dan Pengembangan

Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM

Kementerian Hukum dan HAM R.I

DOKUMEN

Berikut Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta

Nomor: W14.PAS.PAS.I OT 01.01 Tahun 2018

Cox, David., 2001, Hands-out untuk Lokakarya Pengembangan Materi

Pembangunan Sosial dalam Kurikulum Pendidikan Ilmu Kesejahteraan

Sosial. Tidak dipublikasikan

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: M. 01 PK.04.10.

Tahun 2007

Undang Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Tugas Pokok dan Fungsi Serta Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIA Yogyakarta Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM D.I.

Yogyakarta.,

Page 86: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

128

INTERNET

Daerah Mana yang Memiliki Tindak Kejahatan Terbanyak.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/18/daerah-mana-yang-

memiliki-tindak-kejahatan-terbanyak. Diakses pada tanggal 30 Oktober

2019 pukul 21.22 WIB

Hasil Suvei Soal Permasalahan Utama di Indonesia.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/03/24/permasalahan-apa-

yang-terpenting-di-indonesia-saat-ini. Diakses 30 Oktober 2019 Pukul

20.46 WIB

Metode Penelitian., http://digilib.unila.ac.id/916/10/BAB%203.pdf., diakses pada

tanggal 24 November 2019 Pukul 09.00 WIB

Jumlah Tindak dan Tingkat Risiko Terjadi Tindak Kejahatan (2002-2017).

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/22/sepanjang-2017-

terjadi-337-ribu-tindak-kejahatan-di-indonesia. Diakses 30 Oktober 2019

Pukul 21.21 WIB

Kekerasan di Nusakambangan Saat Kemneterian Urusan HAM Langgar HAM.

https://tirto.id/kekerasan-di-nusakambangan-saat-kementerian-urusan-

ham-langgar-ham-dnzV. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2019 pukul

21.35 WIB

Komnas HAM Temukan Pelanggaran Pekanbaru. Jumat, 12 Mei 2017.,

komnasham.go.id/n/329. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2019 pukul

21.40 WIB

Sejarah Kepenjaraan di Indonesia.,

http://lapassalemba.kemenkumham.go.id/profil/sejarah-pemasyarakatan.

Diakses pada tanggal 25 November 2019 Pukul 09.00 WIB

Page 87: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

129

Tujuan, Fungsi, & Sasaran Pemasyarakatan.,

http://lapaswirogunan.com/profil/tujuan-fungsi-sasaran-pemasyarakatan/.

Diakses pada tanggal 30 Oktober 2019 pukul 20.00 WIB

Visi & Misi., http://lapaswirogunan.com/profil/visi-dan-misi/. Diakses pada

tanggal 28 Oktober 2019 Pukul 19.00 WIB

Data Terakhir Julah Penghuni Per-UPT Pad Kanwil.,

http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/monthly/kanwil/db5c02f0-

6bd1-1bd1-b375-313134333039/year/2020/month/2. Diakses pada tanggal

21 Februari 2020

Penggolongan Penempatan Narapidana di Satu Sel.,

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt598d737413c6a/pen

ggolongan-penempatan-narapidana-dalam-satu-sel-lapas/. Diakses pada

tanggal 22 Feburari 2020 Pukul 09.30 WIB

Tujuan, Fungsi, & Sasaran Pemasyarakatan.,

http://lapaswirogunan.com/profil/tujuan-fungsi-sasaran-pemasyarakatan/.

Diakses pada tanggal 30 Oktober 2019 pukul 20.00 WIB

Visi & Misi., http://lapaswirogunan.com/profil/visi-dan-misi/. Diakses pada

tanggal 28 Oktober 2019 Pukul 19.00 WIB

Sejarah Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.,

http://lapasjogja.kemenkumham.go.id/index.php/profil/sejarah-satuan-

kerja. Diakses pada tanggal 15 Januari 2020 Pukul 10.00 WIB

Page 88: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

LAMPIRAN

PANDUAN WAWANCARA

WALI PEMASYARAKATAN

Nama :

Tempat Tanggal Lahir :

Pendidikan Terakhir :

1. Bagaimana proses fasilitasi dari Wali Pemasyarakatan kepada Warga Binaan untuk

melaksanakan ibadah?

2. Bagaimana fungsi yang diambil Wali Pemasyarakatan ketika memfasilitasi Warga

Binaan yang memiliki perbedaan agama?

3. Bagaimana fungsi Wali Pemasyarakatan dalam bekerjasama dengan rohaniawan?

4. Bagaimana fungsi Wali Pemasyarakatan dalam mencatat perkembangan Warga

Binaan dalam pelaksanaan ibadah?

5. Bagaimana fungsi Wali Pemasyarakatan dalam memberikan fasilitasi terkait

perawatan rohani dan jasmani kepada Warga Binaan?

6. Kendala apa yang dialami Wali Pemasyarakatan selama menjalankan tugas terkait

fasilitasi dalam perawatan rohani dan jasmani?

7. Bagaimana fungsi Wali Pemasyarakatan dalam pemenuhan hak Warga Binaan dalam

hal kesehatan dan makanan? Berapa kali jadwal dan apakah pernah mendapat keluhan

dari Warga Binaan?

8. Bagaimana proses fasilitasi Wali Pemasyarakatan terhadap Warga Binaan dalam

memperoleh pendidikan dan pengajaran?

Page 89: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

9. Bagaimana bentuk koordinasi antara tenaga pengajar dan Wali Pemasyarakatan

dalam memenuhi hak pendidikan dan pengajaran bagi Warga Binaan?

10. Bagaimana tindakan Wali Pemasyarakatan dalam menerima keluahan dari Warga

Binaan?

11. Bagaimana Wali Pemasyarakatan mengelola keluhan atau informasi yang dilakukan

oleh Warga Binaan?

12. Bagaimana fungsi Wali Pemasyarakatan dalam menyampaikan keluhan kepada pihak

terkait?

13. Bagaimana bentuk pemenuhan bahan bacaaan dan siaran bagi Warga Binaan di

Lapas, fungsi yang diemban Wali Pemasyarakatan seperti apa?

14. Seperti apa jadwal yang ditentukan dan siapa yang mengelola jadwal terkait

pemenuhan bahan bacaan dan siaran?

15. Fungsi Wali Pemasyarakatan kepada Warga Binaan dalam

mengusahakan/mempromosikan Warga Binaan agar mendapat upah/premi?

16. Usaha atau tindakan yang diambil Wali Pemasyarakatan kepada Warga Binaan yang

tidak mendapat upah/premi seperti apa?

17. Apakah Wali Pemasyarakatan juga mengelola upah/premi yang akan diberikan

kepada Warga Binaan?

18. Bagaimana proses fasilitasi Wali Pemasyarakatan kepada Warga Binaan terkait

penerimaan kunjungan keluarga, penasihat hukum atau orang tertentu?

19. Apakah ada proses pembatasan jumlah kunjungan kepada Warga Binaan baik dari

keluarga atau pihak tertentu?

Page 90: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

20. Sebagai seorang komunikator, apa yang dilakukan Wali Pemasyarakatan dalam

menyalurkan informasi kepada pihak terkait dari Warga Binaan?

21. Jenis-jenis informasi atau keluhan yang umum disampaikan oleh Warga Binaan apa

saja?

22. Bentuk motivasi yang diberikan Wali Pemasyarakatan kepada Warga Binaan terkait

dorongan agar berperilaku sesuai nilai-nilai di Lapas, supaya dapat memenuhi syarat

pengurangan masa pidana seperti apa?

23. Apakah keputusan pemberian pengurangan masa pidana terdapat unsur subyektif?

24. Bagaimana fungsi Wali Pemasyarakatan dalam mendorong agar Warga Binaan dapat

berasimilasi dengan baik?

25. Bagaimana fungsi Wali Pemasyarakatan dalam menyiapkan lingkungan masyarakat

agar proses asimilasi Warga Binaan berhasil?

26. Bagaimana fungsi Wali Pemasyarakatan dalam memonitoring kepada Warga Binaan

yang menerima cuti untuk mengunjungi keluarga?

27. Bagaimana fungsi Wali Pemasyarakatan dalam menyampaikan keinginan dari kedua

belah pihak (Warga Binaan dan pihak terkait)? Jika terdapat kendala, seperti apa

proses penyelesaian dari Wali Pemasyarakatan?

28. Bagaimana fungsi Wali Pemasyarakatan dalam proses pemberian motivasi kepada

Warga Binaan agar dapat memenuhi kriteria pembebasan bersyarat?

29. Seperti apa fungsi fasilitasi Wali Pemasyarakatan kepada Warga Binaan agar

mendapat pembebasan bersyarat?

Page 91: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

PANDUAN WAWANCARA

KEPALA LAPAS KELAS IIA YOGYAKARTA

Nama :

Tempat Tanggal Lahir :

Pendidikan Terakhir :

1. Bagaimana anda selaku pimpinan menilai perlindungan dan pemenuhan hak bagi

Warga Binaan?

2. Bagaimana anda menilai kinerja Wali Pemasyarakatan terutama dalam membantu

melindungi 12 hak Warga Binaan?

3. Bagaimana bentuk monitoring dari atasan kepada Wali Pemasyarakatan terutama

dalam melindungi ke 12 hak Warga Binaan?

4. Apakah terdapat evaluasi berkala terkait perlindungan hak dari Warga Binaan kepada

Wali Pemasyarakatan?

5. Apakah anda sebagai pimpinan juga mendapat pelaporan berkala dari Wali

Pemasyarakatan terkait proses perlindungan terhadap hak Warga Binaan?

6. Apakah fungsi Wali Pemasyarakatan sebagai seorang komunikator, fasilitator, dan

motivator sudah mampu mengakomodir perlindungan terhadap hak Warga Binaan?

7. Melalui 13 pegawai yang bertindak sebagai Wali Pemasyarakatan, menurut anda

apakah sudah mampu memenuhi jumlah rasio ideal terutama dalam perlindungan hak

bagi Warga Binaan?

8. Terkait perlindungan hak bagi Warga Binaan apakah bersumber dari pusat atau Lapas

Kelas IIA Yogyakarta memiliki kewenangan untuk membuat dan melaksanakan?

Page 92: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

PANDUAN WAWANCARA

WARGA BINAAN KELAS IIA YOGYAKARTA

Nama :

Tempat Tanggal Lahir :

Pendidikan Terakhir :

Jenis Kriminal :

Masa Tahanan :

1. Bagaimana pendapat anda mengenai fasilitasi hak beribadah dan berkeyakinan di

Lapas ini?

2. Sejauh mana anda mengetahui fungsil Wali Pemasyarakatan dalam melindungi hak

beribadah dan berkeyakinan?

3. Bagaimana pendapat anda mengenai pemenuhan perawatan rohani dan jasmani,

terutama fungsi Wali Pemasyarakatan disini seperti apa?

4. Bagaimana anda memanfaatkan akses pendidikan dan pengajaran?

5. Seberapa efektif Wali Pemasyarakatan ketika Warga Binaan menyampaikan keluhan?

Kemudian tindak lanjut dalam pengelolaan informasi/keluahan seperti apa?

6. Bagaimana respon Wali Pemasyarakatan ketika anda menyampaikan keluhan?

7. Berkaitan dengan bahan bacaan dan media massa, apakah sudah cukup

mengakomodir kebutuhan anda?

8. Bagaimana anda menilai fungsi Wali Pemasyarakatan dalam mengusahakan premi

atau upah kepada Warga Binaan?

Page 93: PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM MELINDUNGI HAK …

9. Pada saat anda menerima kunjungan dari keluarga, penasehat hukum atau orang

tertentu lainnnya, bagaimana fungsi Wali Pemasyarakatan dalam memfasilitasi anda?

10. Bagaimana penilaian anda terhadap pengaruh fungsi Wali Pemasyarakatan dalam

mengusahakan remisi bagi Warga Binaan?

11. Sejauh mana anda menilai fungsi Wali Pemasyarakatan dalam membantu Warga

Binaan berasimilasi (jika pernah)? Jika belum pernah upaya apa yang dilakukan Wali

Pemasyarakatan

12. Apakah anda pernah berkunjung atau cuti mengunjungi keluarga? fungsi yang

diambil Wali Pemasyarakat seperti apa?

13. Menurut anda bagaimana funsgi yang dilakukan Wali Pemasyarakatan kepada Warga

Binaan menjelang bebas atau akan mendapat cuti?

14. Bagaimana anda menilai pelayanan kesehatan dan makanan di Lapas Wirogunan?

Kemudian tindakan Wali Pemasyarakatan kepada Warga Binaan terkait memfasilitasi

hal tersebut seperti apa?