bab i pendahuluan -...

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surabaya sebagai kota metropolis kedua dengan keragaman sosial- budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, sehingga menjadi kota dengan aneka wajah. Selain itu, Surabaya dikenal juga sebagai kota industri, kota seribu taman, kota pahlawan maupun kota yang memiliki 6 titik lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara. Adapun 6 (enam) titik tersebut diantaranya Ndolly, Kermil-Tambak Asri, Bangunsari, Klakah Rejo, Sememi Jaya (Moroseneng), dan Jarak (Putat Jaya). „Gang Ndolly‟ yang dikenal sebagai lokalisasi terbesar baik di Surabaya maupun Asia Tenggara. Jika merunut sejarah, maka hadirnya Ndolly bukan sekedar warisan sejarah sejak zaman penjajahan, melainkan menyimpan banyak sudut pandang di antaranya patologi sosio-biologis, gender, pasar seksualitas yang mengarah pada kapitalisasi prostitusi, terlebih masuk dalam persoalan ekonomi. Dan sejarah industri seks di Surabaya sangat unik. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta dan sebagai jalur perdagangan Indonesia Timur, Surabaya pada saat penjajahan Belanda berkembang sebagai kota Pelabuhan terkemuka, pangkalan angkatan laut, pangkalan para tentara garnisun dan sebagai daerah tujuan akhir lintasan kereta api. Akibat dari perkembangan

Upload: phungnhan

Post on 04-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Surabaya sebagai kota metropolis kedua dengan keragaman sosial-

budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, sehingga menjadi kota dengan

aneka wajah. Selain itu, Surabaya dikenal juga sebagai kota industri, kota

seribu taman, kota pahlawan maupun kota yang memiliki 6 titik lokalisasi

terbesar se-Asia Tenggara. Adapun 6 (enam) titik tersebut diantaranya Ndolly,

Kermil-Tambak Asri, Bangunsari, Klakah Rejo, Sememi Jaya (Moroseneng),

dan Jarak (Putat Jaya). „Gang Ndolly‟ yang dikenal sebagai lokalisasi terbesar

baik di Surabaya maupun Asia Tenggara.

Jika merunut sejarah, maka hadirnya Ndolly bukan sekedar warisan

sejarah sejak zaman penjajahan, melainkan menyimpan banyak sudut pandang

di antaranya patologi sosio-biologis, gender, pasar seksualitas yang mengarah

pada kapitalisasi prostitusi, terlebih masuk dalam persoalan ekonomi. Dan

sejarah industri seks di Surabaya sangat unik. Sebagai kota terbesar kedua di

Indonesia setelah Jakarta dan sebagai jalur perdagangan Indonesia Timur,

Surabaya pada saat penjajahan Belanda berkembang sebagai kota Pelabuhan

terkemuka, pangkalan angkatan laut, pangkalan para tentara garnisun dan

sebagai daerah tujuan akhir lintasan kereta api. Akibat dari perkembangan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

kota ini, pada abad ke-19 Surabaya menjadi terkenal karena aktivitas

pelacurannya.1

Tjahjo Purnomo dan Ashadi Siregar (1982) menuliskan bahwa konon

pertumbuhan sebuah kota selalu diawali dengan pelacuran. Konon singgahnya

para pelaut bahari bukan untuk urusan bisnis saja, tetapi juga mencari

pengalaman seksualdi daerah yang disinggahinya. Makin asyik pengalaman

yang diperoleh, makin sering pula para pelaut singgah. Sehingga kemudian

menumbuhkan suatu kota dengan segala perlengkapannya. Pendapat ini bisa

dibuktikan dengan melihat bahwa pada mulanya para pelacur beroperasi di

daerah pesisir. Sejarah Bangunrejo di Surabaya, Kramat Tunggak di Jakarta

dan lain-lainnya tampak membenarkan premis tersebut.2

Krembangan merupakan salah satu kecamatan di Surabaya bagian Utara,

wilayahnya meliputi wilayah daratan dan wilayah perairan. Secara

administrasi di bawah kecamatan Krembangan terdiri dari 5 kelurahan, 48 RW

dan 393 RT. Lima kelurahan yang masuk dalam Krembangan adalah

Krembangan Selatan, Kemayoran, Perak Barat, Dupak dan Morokrembangan.

Untuk wilayah yang termasuk dalam kawasan pesisir hanya seluas 806,80 Ha

yang meliputi 2 (dua) kelurahan yaitu Kelurahan Morokrembangan dan

Kelurahan Perak Barat. Karena lokalisasinya berdekatan dengan pelabuhan

Tanjung Perak, sehingga tidak dipungkiri jika lahirnya lokalisasi pekerja seks

komersial (PSK) Bangunsari-Bangunrejo Kelurahan Dupak yang sudah ada 1 Hull, Terence H., Endang Sulistyaningsih dan Gavin W. Jones, Pelacuran di Indonesia : sejarah

dan Perkembangannya, 1997, Jakarta : PT Penerbit Swadaya, hal 7.

2 Purnomo, Tjahjo, Wijadi dan ashadi Siregar, DOLLY : Membedah Dunia Pelacuran Surabaya,

Kasus Kompleks Pelacuran Dolly, 1982, Surabaya : Universitas Airlangga, hal 8.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

sejak tahun 1960-an dan menjadi sangat ramai pada tahun 1970-1980-an.

Kemudian disusul dengan Lokalisasi PSK Kermil-Tambak Asri Kelurahan

Morokrembangan.

Tahun 2009 sampai sebelum penutupan lokalisasi Bangunsari, kondisi

keberadaan Lokalisasi PSK Bangunsari sudah tidak layak dan butuh segera

dialihfungsikan, dengan alasan sebagai berikut (Sumber: Arsip PCM

Krembangan) :

a) Jumlah Rumah Tangga dengan Rumah Bordil/panti pijat/kafe/tempat

hiburan sudah tidak sebanding, dengan prosentase 95 persen Rumah

Tangga dan 0,5 persen rumah bordil/panti pijat/kafe/tempat hiburan.

Jumlah 605 rumah tangga dan 82 rumah bordil.

b) Keberadaan tempat Ibadah (Bangunsari & Bangunrejo) yang terus

bertambah, dengan rincian berikut : Masjid 3 buah (Masjid Nurul Fattah,

Masjid Nurul Hidayah dan Masjid At-Taqwa), Musholla + 25 buah dan

Gereja 1 buah

c) Semakin banyaknya Sekolah atau Lembaga Pendidikan, dengan rincian

berikut : SD/SMP Muhammadiyah 11, SMP Tunas Buana, TK „Aisyiyah,

SD/TK ABA Muchsin dll. Taman Pendidikan Islam dan Al-Quran yang

menjamur di setiap masjid dan Musholla. Dengan jumlah 15 lembaga

pendidikan baik formal maupun non formal.

Kondisi serupa juga ditemui di lokalisasi Kermil-Tambak Asri dan

Morokrembangan semakin berkurang. Adapun data penurunan jumlah PSK

sebagai berikut :

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

- Tahun 1974, jumlah PSK : 4.000 Orang

- Tahun 1998, Germo : 180 Orang, PSK : 1.080 Orang

- Tahun 2009, Germo : 86 orang, PSK : 302 orang

- Tahun 2010, Germo : 86 orang, PSK : 282 orang

- Tahun 2011, Germo : 64 orang, PSK : 264 orang

- Rumah Hiburan 10 rumah, Bilyard 2 Rumah, Hotel Shortime : 6 rumah

- Tahun 2012 - Agustus PSK Bangunsari : 213, PSK Kermil : 382.

Isu terkait rencana penutupan lokalisasi di Surabaya sudah lama, hingga

berganti-ganti Walikota. Tarik ulur kebijakan tersebut tidak lepas dari campur

tangan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan di dalamnya. Yakni

kepentingan ekonomi, bagi pihak yang pro-penutupan salah satu dalihnya

bahwa pelacuran sebagai penyakit sosial dan lumbungnya maksiat sehingga

kerugiannya lebih banyak daripada untungnya, dan terkadang tanpa solusi

yang solutif atas keberlanjutan nasib para PSK (pekerja seks komersial),

mucikari maupun pelaku lainnya di dalam lokalisasi. Sementara bagi yang

kontra dengan penutupan lokalisasi adalah dalam rangka mengawetkan

kapitalisasi industri seks bagi pihak-pihak tertentu, alasannya jelas bahwa

perputaran uang di lokalisasi sangat besar. Namun terkadang dalih yang

digunakan adalah kebijakan yang tidak manusiawi jika tanpa ada konversi

secara material oleh pemerintah atas penutupan tersebut kepada seluruh

stakeholder di dalam lokalisasi tersebut. Dilematisnya pengambilan keputusan

tersebut adalah banyaknya PSK di semua titik lokalisasi Surabaya jika para

pelaku industri seks tersebut dipisahkan dari perkerjaan untuk melacurkan diri,

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

maka mereka darimana mengais rezeki, terlebih jika Pemkot Surabaya belum

menyediakan lapangan pekerjaan untuk mereka. Sementara itu, prostitusi dari

kacamata moral merupakan patologi sosial dan nihilnya moralitas dari sisi

agama (karena institusi perzinahan) belum lagi terkait efeknya bagi tumbuh

kembang anak-anak yang berada di sekitar wilayah lokalisasi, maka secara

tegas berargumen harus dibasmi. Sehingga dua alasan tersebutlah yang

menjadikan kebijakan penutupan lokalisasi hanya sekedar isapan jempol

belaka.

Pertengahan tahun 2012, gencarnya isu kebijakan penutupan lokalisasi

di Surabaya dipicu oleh terkuaknya kasus penjualan anak (trafficking) disertai

transaksi seksual yang dilakukan oleh siswa SMP/SMA, dan lebih parahnya

pelaku adalah teman si korban. Pelaku trafficking dalam kasus tersebut

merupakan subyek-subyek yang ada hubungannya dengan lokalisasi. Di

antaranya pernah tinggal di lingkungan lokalisasi, anak dari salah satu PSK

maupun germo/mucikari. Setelah dilakukan penyelidikan mendalam oleh

aparat, beberapa kasus berikutnya juga dengan pola yang sama. Sehingga hal

tersebut menjadi salah satu pemicu dicetuskannya kebijakan penutupan

lokalisasi di Surabaya. Hal tersebut dipaparkan oleh Walikota Surabaya Tri

Risma Harini dalam sebuah reality show di salah satu stasiun televisi swasta

dalam negeri terkait fenomena kebijakan penutupan lokalisasi. Sekitar bulan

Desember 2012, Pemkot Surabaya melakukan eksekusi kebijakan penutupan

lokalisasi secara bergilir, diantaranya lokasi Dupak Bangunsari, Tambak Asri

atau Kremil dan Klakah Rejo. Sehingga efek dari kebijakan tersebut Pemkot

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

Surabaya memiliki tugas lanjutan dalam rangka upaya „memberi makan‟

warganya yang harus terpaksa beralih profesi dari PSK.

Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krembangan merupakan

representasi Muhammadiyah sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia,

yang secara geografis berada di 2 Kompleks lokalisasi PSK yaitu di

Bangunsari Kelurahan Dupak dan Tambak Asri Kelurahan Morokrembangan

memberikan warna dalam gerakan dakwahnya. Keberadaan PSK menjadi

alasan untuk semakin didekati oleh PCM Krembangan dalam rangka dakwah.

Yang mana sesuai dengan prinsip Dakwah bil Hikmah (menyampaikan

dakwah dengan cara yang arif bijaksana), yaitu melakukan pendekatan

sedemikian rupa sehingga obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas

kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan/tekanan maupun konflik.

Berbasis spirit teologi al-Ma‟un, sebagai basis cita rasa dari setiap

program kerja di setiap bidang-bidangnya senantiasa melibatkan para PSK di

lingkungan PCM Krembangan baik sebelum maupun penutupan lokalisasi.

Kegiatan-kegiatan yang melibatkan para PSK diantaranya berupa pengajian

rutin untuk para PSK, pembinaan anak-anak di lingkungan lokalisasi dalam

rangka pembentengan mental mereka mengingat kondisi yang tidak sehat

untuk tumbah kembang anak di bawah umur. Perjuangan PCM Krembangan

dalam lokalisasi bukan sebagai pemain tunggal, ada juga Pimpinan Cabang

Nahdlotul Ulama (PCNU) yang ikut andil terutama dalam penempatan da‟i-

da‟i khusus yang berdakwah di lokalisasi maupun upaya solidaritas sosial

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

lainnya dalam upaya pembinaan maupun pemberdayaan para PSK untuk misi

dakwah kemanusiaan dari masing-masing lembaga tersalurkan.

Pasca kebijakan penutupan lokalisasi tersebut, Pemkot Surabaya

memulangkan para PSK ke kampung halaman masing-masing disertai

pemberian insentif sekitar 3-4 juta per orang. Namun ada juga fasilitas bagi

mantan PSK yang tidak kembali ke kampung akan mendapatkan pelatihan

ketrampilan dan fasilitas usaha dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya.

Diantaranya pelatihan tata boga dan pelatihan ketrampilan menjahit. Sekilas

program ini kelihatan menggairahkan bagi para mantan PSK, terutama bagi

mereka yang dengan sadar berkenan untuk beralih profesi. Namun program

tetaplah program, terbukti pasca pelatihan dan dibentukkan kelompok-

kelompok usaha tidak ada upaya tindak lanjut baik atas nama Dinsos maupun

Pemkot Surabaya dalam mengawal keberlangsungan usaha para mantan PSK..

Bertolak dari kondisi tersebut, PCM Krembangan bergeliat menjadikan

momentum tersebut dalam mengimplementasikan dakwah sosial

keagamaannya dengan berbekal spirit „Tauhid Sosial dalam al-Maun‟3

3 spirit gerakan sosial keagamaan Muhammadiyah yang bukan hanya terjebak dalam urusan

ubudiyah saja. Artinya ada transformasi kepatuhan beragama dalam implementasi perilaku

bersosial (sehari-hari) sbg eksternalisasi maupun universalisasi ajaran agama. Kutukan

sebagai pendusta agama ditujukan kepada individu, kelompok dan sistem yang apatis dan

tidak memiliki solidaritas sosial atas kaum mustadh‟afin. Karakteristik yang mudah dikenali

pada diri mereka adalah suka menghardik, menakut-nakuti, mengancam, menindas individu,

kelompok, masyarakat dan negara “yatim” yang tidak berdaya secara sosial, ekonomi dan

politik; mereka juga tidak peduli kepada kemiskinan dan pemiskinan; bahkan mereka sendiri

pelaku pemiskinan dan penindasan atau kompradornya; melakukan “pembiaran” atas

kemiskinan dan pemiskinan; serta tidak berdiri dalam posisi memihak kepada kaum dhuafa.3

Hal inipun juga mancaman bagi kaum agamawan yang rajin shalat atau ibadah, namun acuh

terhadap persoalan kemanusiaan di sekelilingnya, maka shalatnya mereka tidak akan

menyelamatkan mereka dari api neraka. Oleh karena itu, perlawanan atas sistem yang rakus

dan menindas hanya dapat muncul dari kesadaran keagamaan dan „shalat yang memihak‟,

yakni shalat yang memihak keadilan dan demokrasi (hak setiap orang untuk bicara dan hak

atas sarana-sarana kehidupan dan penghidupan). (Badhawy,2009:120) Bukan rahasia umum

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

Muhammadiyah. Usaha-usaha kongkrit yang dilakukan oleh para pimpinan

cabang melalui pengadaan perekrutan, penggalangan investor untuk „urun‟

permodalan usaha bagi para mantan PSK. Serta upaya pembinaan dalam

menggembleng ketrampilan para mantan PSK supaya mampu berdaya dengan

usaha baru mereka. Sementara itu agenda pembinaan religiusitasnya yang

sudah dilaksanakan sebelum penutupan lokalisasi juga tetap dilaksanakan.

Diantaranya pengajian rutin, konseling dan penyuluhan HIV/AIDS, maupun

kegiatan ramadhan bersama PSK. Adapun pembagian tugasnya dibagi

menurut teritorial pimpinan ranting Muhammadiyah di bawah PCM

Krembangan, sehingga hubungan kedekakatan dengan mitra binaan mantan

PSK lebih mudah dijalin agar upaya pemberdayaan berjalan optimal.

Berikut landasan ideologis dan fungsional „keshalihan sosial‟ yang

diaplikasikan oleh Muhammadiyah melalui amal usahanya, sebagaimana

termaktub dalam Surat al-Ma‟un ayat 1-7 :

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

lagi jika dari pemahaman teologi Al-Maun Muhammadiyah maka termanifestasikannya

lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah, Rumah Sakit maupun Pusat Kesehatan Umat

(PKU), Panti Asuhan maupun Swalayan serta amal usaha lainnya. Usaha-usaha tersebut tiada

lain dengan misi mewujudkan masyarakat Islam yang sebenr-benarnya untuk baldatun

thoyyibatun wa Rabbun ghofur (Negeri yang aman sentosa).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,

3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

6. Orang-orang yang berbuat riya4,

7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna5.

Tha‟am dari kosakata bahasa Arab yang berarti sesuatu yang dimakan,

dipergunakan pula untuk arti minum (al-Baqarah (2): 249). Dengan demikian,

kata ini merujuk pada aktivitas makan dan minum untuk memenuhi kebutuhan

jasmani. Ungkapan tersebut dapat dipahami dengan makna lebih luas, yakni

secara konseptual pemakaiannya dapat berguna untuk menggugah kesadaran

manusia khususnya orang mukmin dalam memperdulikan nasib orang-orang

melarat (arraiyah, 2007:46). Di lain pihak M. Quraish Shihab (2007:379)

menyatakan bahwa “memberi makan” hendaknya dipahami bukan sekedar

memberi pangan, namun juga pemberian bantuan yang lainnya. Hal ini

dipahami atas dasar kedudukan manusia yang terikat dengan tali persaudaraan

sehingga perlu saling membantu. Dan redaksi Ma‟un yang berarti barang

berguna, disini dimaknai lebih dalam dengan pemberian yang produktif,

bukan konsumtif. Sehingga hal inilah yang selaras dengan pola pemberdayaan

dalam rangka memandirikan maupun memberikan ketahan baik secara mental

(keyakinan dan religiusitasnya) maupun secara sosial-ekonominya.6

4 Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi

untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat. 5 Sebagian mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat

6 Fadhilah, Ana, Analisis Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Muslimah Anggota Pengajian An-

Naml Dalam Usaha Pengolahan Makanan Di Kelurahan Giwangan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta Tahun 2013, 2013, Yogyakarta : UGM, hal 5.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

Al-Ma‟un menjadi landasan filosofis dan fungsional dari

Muhammadiyah (dalam hal ini melalui PCM Krembangan) karena PSK disini

dimaknai sebagai kaum Mustadh‟afin (kaum lemah) baik secara iman maupun

modal. Sehingga dalam rangka melepaskan predikat pendusta agama, perlu

ada upaya kongkrit dalam memaknai iman dalam ranah sosial. Adapun

berderma berupa program pemberdayaan yang dilakukan oleh PCM

Krembangan terhadap para PSK maupun mantan PSK supaya mandiri (baik

secara mental dan ekonomi) merupakan bentuk nyata dari keshalehan sosial.

Dalam hal ini atas nama kaun Muslim yang mengaku beriman dan bertakwa

kepada Allah SWT. Artinya selain kewajiban pribadi atas nama hamba kepada

Sang Penciptanya, seorang Muslim yang taat akan otomatis terbebani dengan

tanggungjawab sosial.

Tafsir 8 ashnaf (pihak-pihak yang berhak menerima zakat) yang

termaktub dalam surat at-Taubah ayat 60 kontemporer, PSK dalam hal ini

lebih tepat masuk dalam kategori Riqab (budak atau hamba sahaya), yakni

mereka yang tidak memperoleh penghasilan memadai untuk menebus dirinya

sendiri kepada majikannya meski ia telah bekerja keras dengan segala daya

(al-mukatabun). Meskipun sistem perbudakan sudah dihapuskan, praktek-

prakteknya secara terselubung masih terus hidup hingga sekarang. Karena

kebutuhan zaman dan tingkat kompleksitas perbudakan kontemporer, definisi

riqab perlu diperluas meliputi mereka yang menjadi korban trafficking,

termasuk kaum perempuan untuk dieksploitasi yang tiada lain yakni pekerja

seks komersial (PSK), maupun kejahatan lainnya.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

Sehingga jelas sekali dalam surat al-Ma‟un, melalui perintah untuk

membantu dengan barang-barang yang berguna, disini mengandung makna

eksplisit maupun implisit supaya dalam menolong saudaranya yang

kekurangan, dianjurkan untuk didedikasikan berupa barang produktif (misal

modal usaha, peralatan usaha dkk) maupun program-program pemberdayaan

bagi kaum yang tuna-pendidikan, tuna-skill maupun tuna-kapital. Dan al-

Ma‟un menjadi landasan spirit keberpihakan Muhammadiyah (dalam hal ini

PCM Krembangan) terhadap kaum-kaum lemah melalui upaya

memberdayakan para mantan PSK sebagai mitra binaan dalam usaha ekonomi

maupun religiusitasnya.

Pasca program awalan Pemkot Surabaya melalui uang pesangon dan

pembekalan ketrampilan hanya sedikit menyisakan mantan PSK yang kuat

secara ekonomi. Sehingga tidak dipungkiri mengharuskan mereka kreatif

dalam memutar kebutuhan dan mencari variasi sumber pendapatan. Bahkan

dikhawatirkan para PSK dari Bangunsari berpindah tempat dalam melanjutkan

profesinya sebagai PSK, baik di lokalisasi lain maupun di tempat-tempat yang

„liar‟. Dan kemungkinan terburuk lainnya adalah bagi mantan PSK yang

secara sembunyi-sembunyi masih melakukan profesi lama mereka dalam

rangka mempertahankan diri. Sehingga butuh evaluator kritis dalam

mengevaluasi kebijakan pemkot Surabaya termasuk pengawalan

kebijakannya.

Campur tangan ormas Islam seperti Muhammadiyah melalui PCM

Krembangan menjadi alternatif fasilitator bagi para manta PSK menggeser

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

„kealphaan‟ pemerintah dalam upaya rehabilitasi sosial dan ekonomi melalui

upaya pemberdayaan ekonomi. Sehingga tepat ketika Muhammadiyah

menggunakan spirit al-Ma‟un dalam upaya keberpihakannya terhadap kaum

Mustadh‟afin. Kurang lebih selama 2 (dua) tahun ini (dari tahun 2012 sampai

2014) merupakan rentang waktu yang tidak sebentar, artinya program

pemberdayaan yang dilakukan oleh PCM Krembangan sudah bisa dievaluasi.

Dalam melakukan pembinaan dan pendampingan kepada mantan PSK,

sehingga mampu mengantarkan dari masing-masing usaha mantan PSK

berdaya, mandiri dan sustainable.

Sedangkan isu terbaru akhir-akhir ini adalah terkait rencana penutupan

gang Ndolly, sebagai lokalisasi terbesar di Surabaya sebagai titik temu

kesepakatan antara Pemkot Surabaya dengan Pemprov Jawa Timur. Di media

massa baik cetak maupun elektronik santer diberitakan bahwa tanggal 19 Juni

2014 resmi penutupan lokalisasi yang berada di daerah Putat Jaya itu akan

direalisasikan, walaupun tidak dipungkiri tarik ulur opini pro-kontra hadir

dalam iktikad pemerintah dalam memerangi patologi sosial tersebut.

Menjelang penutupan lokalisasi Ndolly, baik Pemkot Surabaya maupun

Pemprov Jatim telah gencar mengadakan pelatihan ketrampilan kepada para

PSK, dan mempersiapkan uang pesangon seperti halnya saat penutupan

lokalisasi Dupak Bangunsari dan Tambak Asri. Berharap penutupan lokalisasi

Ndolly ini akan berhasil seperti di daerah Krembangan, maka tidak salah

ketika alternatif pemberdayaan yang dilakukan oleh civil society seperti PCM

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

Krembangan menjadi prototype percontohan dalam stabilisasi perekonomian

keluarga bagi mantan PSK setempat.

Melalui penelitian ini, penulis bermaksud menspesifikasikan penelitian

ini pada lokalisasi yang sudah ditutup, khususnya di daerah Dupak Bangunsari

dan Tambak Asri Surabaya yang menjadi salah satu lahan garapan

pemberdayaan PCM Krembangan. Arah penelitiannya diarahkan pada studi

efektivitas pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh PCM Krembangan

terhadap mantan PSK. Dalam hal ini yang penulis memposisikan PCM

Krembangan sebagai subyek (agen) yang memberikan intervensi kepada

obyek yakni mantan PSK yang menjadi mitra pemberdayaan PCM

Krembangan. Dengan melihat program-program pemberdayaan dan progres

usaha baik melalui pendapatan, ketahanan ekonomi dan perkembangan

religisutas (perilaku kebergamaan) para mantan PSK yang diintervensikan

oleh PCM Krembangan. Sehingga diproyeksikan dapat melihat juga daya

survavilitas (daya tahan) para mantan PSK dengan adanya peralihan profesi

dari PSK ke profesi baru mereka dengan konversi-konersi materi dan non

materi.

1.2.Rumusan Masalah

Kurang lebih selama 1 tahun PCM Krembangan melakukan

pemberdayaan ekonomi terhadap mantan PSK pasca penutupan lokalisasi

Bangunsari dan Tambak Asri. Rentang waktu tersebut masih terbilang muda

untuk misi besar dari program pemberdayaan PCM Krembangan, karena

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

hasilnya belum dapat diamati secara menyeluruh. Tetapi yang perlu dianalisa

dalam pola pembinaan dan pendampingan baik di Bangunsari maupun

Tambak Asri adalah apakah sudah optimal dari kinerja PCM Krembangan

serta program-program yang dilakukan sudah mampu dirasakan manfaatnya

baik oleh para mantan PSK yang menjadi mitra binaan maupun warga sekitar

melalui semarak kegiatan ekonomi yang halal. Berdasarkan alur tersebut,

penulis mencoba untuk mencari jawaban atas rumusan masalah yaitu

transformasi kondisi ekonomi yang lebih mandiri serta kualitas hidup mantan

PSK sebagai salah satu indikator program pemberdayaan ekonomi PCM

Krembangan sejalan dengan misi besar Muhammadiyah. Sehingga dalam

penelitian ini perlu ada pertanyaan penelitian sebagai berikut seberapa jauh

efektivitas pemberdayaan yang dilakukan oleh PCM Krembangan terhadap

mantan PSK yang menjad mitra binaannya guna mendukung ketahanan

ekonomi mereka pasca penutupan lokalisasi Dupak Bangunsari dan Tambak

Asri Surabaya.

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah

untuk menjawab hal-hal sebagai berikut:

- Menganalisis sejauh mana efektivitas pemberdayaan yang dilakukan oleh

PCM krembangan terhadap para mantan PSK yang menjadi mitra binaan

dalam mendukung ketahanan ekonomi pasca penutupan lokalisasi dukuh

Bangunsari dan Tambak Asri Surabaya.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

- Menganalisis dampak yang ditimbulkan dari pemberdayaan terhadap

mantan PSK yang menjadi mitra binaan PCM Krembangan baik terhadap

kondisi perekonomian bagi pribadi mitra binaan, lingkungan sekitar serta

dampak secara paradigmatik maupun perilaku keberagamaan (religiusitas)

pihak-pihak yang menjadi obyek dalam program pemberdayaan tersebut.

1.4. Manfaat Penelitian

- Manfaat Teoritis : Dapat menjadi acuan teori model pemberdayaan dan

ukuran efektivitas pemberdayaan yang sangat spesifik terhadap mantan

PSK.

- Manfaat Praktis : Dapat menjadi sumbang saran kepada Pemkot setempat

dalam rangka mengalokasikan seluruh kekayaan daerah untuk

pembangunan termasuk dalam pemberdayaan bagi para mantan PSK,

termasuk bagi daerah lain yang masih belum bisa menyelesaikan

permasalahan terkait lokalisasi dan PSK. Serta mendayagunakan sumber-

sumber pendanaan dari para pemilik modal dan orang-orang kaya

khususnya di Surabaya sebagai pemodal utama sebagai bentuk keterlibatan

aktif dalam menuntaskan penyakit sosial atas kenyamanan berbisnis di

Surabaya.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

1.5.Keaslian Penelitian

Pembahasan terkait model dan efektifitas pemberdayaan ekonomi

khususnya bagi kaum perempuan dalam rangka mendukung ketahanan

ekonomi keluarga telah banyak dibahas, maupun pembahasan terkait wanita

tuna susia (dalam kajian ilmu sosial) sebagai karya ilmiah dalam pengkayaan

khasanah pengetahuan. Supaya tidak terkesan repetitif dari penelitian

sebelumnya, berikut penulis uraikan penelitian terdahulu dan beberapa poin

yang membedakan dengan pembahasan dalam penelitian ini. Tentu saja

muaranya dalam rangka memperdalam terkait persoalan di atas dan

memberikan sumbangsih untuk pembangunan bangsa.

Sebatas pengetahuan penulis, ada 1 (satu) penelitian yang secara

spesifik mengangkat judul berkaitan dengan program rehabilitasi wanita tuna

susila (WTS) melalui bimbingan sosial dan ketrampilan. Sementara itu ada 2

(dua) penelitian yang secara spesifik membahas terkait efektivitas

pemberdayaan ekonomi perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan,

termasuk 2 (dua) penelitian yang membahas terkait pemberdayaan dengan

spesifikasi pemberdayaan mandiri oleh pihak non-pemerintah dan relevansi

fak tor demografi dan sosial-ekonomi dalam pemberdayaan, dan 1 (satu)

penelitian yang membahas terkait model pemberdayaan yang fokus dalam

perspektif ekofeminisme.

Dari beberapa penelitian di atas, terdapat perbedaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis, yakni :

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

1. Pada obyek pemberdayaan yang diteliti, yakni kaum perempuan yang

beralih profesi dari pelacuran, dalam penelitian ini disebut mantan pekerja

seks komersial (PSK).

2. Pada subyek yang melakukan pemberdayaan adalah Muhammadiyah

melalui Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krembangan Surabaya.

3. Pemberdayaan yang dilakukan bukan hanya dari segi ekonominya,

melainkan diintegrasikan dengan pembinaan dari segi sosial dan

keagamaan (religiusitas)

4. Ukuran tingkat efektivitas pemberdayaan yang dilakukan oleh PCM

Krembangan.

Satu hal lagi, nilai tambah dari penelitian ini adalah mengingat rentan

waktu kebijakan penutupan lokalisasi di Kota Surabaya baru dimulai akhir

tahun 2012. Sehingga berbagai kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh

Pemkot Surabaya melalui Dinsos yang ternyata tidak meninggalkan hasil

produktif untuk kelangsungan hidup para mantan PSK menjadikan program

pemberdayaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah melalui PCM

Krembangan menjadi agen percontohan dalam keterlibatan aktifnya dalam

mengentaskan kemiskinan (baik secara ekonomi maupun religiusitas) para

mantan PSK sebagai mitra binaan PCM Krembangan. Sehingga dengan

adanya penelitian ini menjadi dokumentasi awal dalam merekam dan

mempublikasikan upaya yang dilakukan oleh civil society sebagai agen

pemberdayaan di luar Pemerintahan yang serius dalam rangka memberantas

patologi sosial (pelacuran) melalui pendampingan ekonomi dan keagamaan.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75319/potongan/S2-2014...budaya yang lahir dan hidup di dalamnya, ... sebagai pendusta agama ditujukan

Diharapkan dengan adanya evaluasi efektivitas pemberdayaan yang dilakukan

terhadap program PCM Krembangan mampu menjadikan refleksi untuk

program-program pemberdayaan di masa yang akan datang. Dan luaran

terbesar yang penulis harapkan dari hasil penelitian ini adalah adanya miniatur

model pemberdayaan terhadap para mantan PSK oleh civil society, sehingga

mereka bisa hidup mandiri dengan pekerjaan yang halal dan hidup normal

seperti warga negara biasanya. Akhirnya tidak ada alasan lagi untuk

mempertahankan adanya lokalisasi dimanapun berada khususnya di Surabaya

sebagai basis prostitusi terbesar se-Asia tenggara hanya karena alasan

ekonomi.