pendahuluan -...

21
1 BAB I PENDAHULUAN Bagian ini membahas latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, penelitian-penelitian sebelumnya dan keaslian penelitian, model penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. Latar belakang mengawali pembahasan bagian ini. 1.1 LATAR BELAKANG Sektor publik adalah sektor yang sedang berkembang di berbagai bidang serta sedang berbenah diri untuk meningkatkan kualitas dirinya. Secara bersamaan, fenomena kesadaran publik untuk meningkatkan peranan pelayan publik sedang marak di Indonesia. Kondisi ini secara langsung menimbulkan tekanan dan kebutuhan para pelaku sektor publik untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Perkembangan teknologi informasi di dunia global telah mendorong inovasi-inovasi sistem informasi di tanah air. Di sektor pemerintahan, berbagai upaya pengembangan dan penerapan sistem informasi untuk mendukung kelancaran aktivitas dan peningkatan pelayanan publik telah banyak dilakukan. Tumbuh dan berkembangnya inovasi sistem informasi cukup menggembirakan karena difungsikan untuk meningkatkan kapabilitas institusi publik. Demikian juga, peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dan stake holder yang kebutuhannya juga semakin komprehensif dan handal. Sejak keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang bertujuan agar pemerintah daerah memiliki sistem informasi keuangan daerah. SIKD ini berfungsi sebagai pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah kepada masyarakat dan menyampaikan informasi pengelolaan keuangan daerah kepada pemerintah. SIKD juga digunakan untuk mendukung penyediaan informasi keuangan daerah secara nasional. Informasi keuangan daerah yang disampaikan harus akurat, relevan dan

Upload: vuonghanh

Post on 01-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bagian ini membahas latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian,

penelitian-penelitian sebelumnya dan keaslian penelitian, model penelitian, kontribusi penelitian

dan sistematika penulisan. Latar belakang mengawali pembahasan bagian ini.

1.1 LATAR BELAKANG

Sektor publik adalah sektor yang sedang berkembang di berbagai bidang serta sedang berbenah

diri untuk meningkatkan kualitas dirinya. Secara bersamaan, fenomena kesadaran publik untuk

meningkatkan peranan pelayan publik sedang marak di Indonesia. Kondisi ini secara langsung

menimbulkan tekanan dan kebutuhan para pelaku sektor publik untuk selalu meningkatkan

kualitas pelayanannya. Perkembangan teknologi informasi di dunia global telah mendorong

inovasi-inovasi sistem informasi di tanah air. Di sektor pemerintahan, berbagai upaya

pengembangan dan penerapan sistem informasi untuk mendukung kelancaran aktivitas dan

peningkatan pelayanan publik telah banyak dilakukan. Tumbuh dan berkembangnya inovasi

sistem informasi cukup menggembirakan karena difungsikan untuk meningkatkan kapabilitas

institusi publik. Demikian juga, peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dan stake

holder yang kebutuhannya juga semakin komprehensif dan handal.

Sejak keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2005 tentang

Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang bertujuan agar pemerintah daerah memiliki

sistem informasi keuangan daerah. SIKD ini berfungsi sebagai pertanggungjawaban pengelolaan

keuangan daerah kepada masyarakat dan menyampaikan informasi pengelolaan keuangan daerah

kepada pemerintah. SIKD juga digunakan untuk mendukung penyediaan informasi keuangan

daerah secara nasional. Informasi keuangan daerah yang disampaikan harus akurat, relevan dan

Page 2: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

2

dapat dipertanggungjawabkan. Informasi keuangan daerah meliputi APBD dan realisasiannya,

neraca daerah, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan daerah, dana dekonsentrasi dan

dana tugas-tugas pembantuan, laporan keuangan perusahaan daerah, dan data yang berkaitan

dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah. Penerapannya meliputi di seluruh daerah

Provinsi, Kabupaten dan Kota. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada Menteri

Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan selanjutnya disampaikan kepada Menteri Teknis yang

terkait dan sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan PP 56 tahun 2005 tentang SIKD tersebut, pemerintah daerah melakukan

inovasi-inovasi untuk memenuhi tuntutan yang ada di dalam peraturan tersebut. Ada Pemerintah

Daerah yang bekerjasama dengan pihak penyedia jasa pembuatan sistem informasi untuk

membuat sistem informasi pengelolaan keuangan daerah. Ada juga, Pemerintah Daerah yang

bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk membuat sistem informasi pengelolaan keuangan

daerah. Akhirnya, masing-masing Pemerintah Daerah di Indonesia membuat sistem informasi

keuangan daerah dengan nama sistem pengelolaan keuangan daerah yang beragam. Sistem yang

dibuat oleh pihak penyedia jasa pembuatan sistem maupun yang dibuat oleh kalangan perguruan

tinggi menggunakan bahasa pemrograman yang tidak sama antar pemerintah daerah dengan

pemerintah daerah lainnya. Alur logika proses input (masukan) yang berbeda walaupun berasal

dari input yang sama menghasilkan output yang sama. Pada kenyataannya, sistem informasi

yang dibuat oleh pemerintah daerah tidak mampu terkoneksi dengan sistem yang ada pada

pemerintah pusat (baik program maupun datanya). Pemerintah Pusat (Kementrian Dalam Negeri

dan Kementrian keuangan dan Kementrian Teknis terkait lainnya) dengan terpaksa harus

mengetik ulang data dan informasi yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah). Lebih-lebih,

apabila seluruh data atau informasi dari seluruh pemerintah daerah ingin digabungkan se-

Page 3: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

3

Indonesia. Hasilnyapun tidak secara cepat dan tepat dapat disajikannya informasi pengelolaan

keuangan daerah secara nasional. Halim et al. (2012) menunjukkan bahwa dari 524 pemerintah

daerah (pemda) di Indonesia, sebanyak 361 Pemda (68,89%) telah menggunakan sistem

informasi keuangan dan 163 Pemda (31,11%) belum secara pasti menggunakan sistem informasi

keuangan.

Sistem dan teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus dimiliki untuk

membantu kegiatan operasional suatu organisasi atau perusahaan agar bisa bersaing dengan

perusahaan lain. Kemampuan bersaing yang ditingkatkan dari sisi pelayanan kepada konsumen

hingga waktu pelayanan yang lebih cepat secara kualitas dan kuantitas dan tertib administrasi

organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan atau

organisasi yang lebih baik. Baig dan Gururajan (2011) merumuskan bahwa teknologi informasi

merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan organisasi bisnis.

Pemerintah selaku perumus dan pelaksana kebijakan APBN berkewajiban untuk terbuka

dan bertanggungjawab terhadap seluruh hasil pelaksanaan pembangunan. Salah satu bentuk

tanggung jawab itu diwujudkan dengan penyediaan informasi keuangan yang komprehensif

kepada masyarakat luas. Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan sistem informasi keuangan

daerah yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Hasil akhirnya adalah sistem

informasi yang mampu mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, transparan, serta

mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif. Pemerintah bertugas untuk

menyelenggarakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) guna menjawab

kebutuhan informasi keuangan yang diperlukan oleh masyarakat publik. Sedangkan, pemerintah

daerah wajib menyampaikan data dan informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah kepada

Pemerintah dengan SIPKD tersebut.

Page 4: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

4

SIPKD yang dikembangkan dengan basis teknologi informasi, didesain sedemikian rupa

sehingga mampu menjadi sarana untuk pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan referensi, serta

proses komunikasi data dan informasi keuangan daerah. Kemanfaatan yang lebih tinggi adalah

sebagai fungsi koordinasi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri dan

pemerintah daerah serta para pemilik atau pengguna informasi keuangan daerah lainnya.

Kementerian Dalam Negeri melalui Badan Adminstrasi Keuangan Daerah (BAKD) pada

tahun 2009 bekerja sama dengan pihak ketiga membuat sistem informasi keuangan daerah

dengan nama Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Tujuan penciptaan ini

adalah untuk keseragaman dalam pengelolaan keuangan daerah pada seluruh pemerintah daerah

di Indoensia. Demikian juga, sistem ini untuk mengintegrasi data dan informasi dengan sistem

yang ada di pemerintah pusat. Surat Edaran nomor 900/122/BAKD tahun 2010, SIPKD wajib

diterapkan di 171 pemerintah daerah di Indonesia yang nantinya diharapkan untuk dapat

diterapkan pada seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Sebanyak 11 pemerintah Provinsi

Lampung daerah telah diwajibkan untuk menerapkan SIPKD dengan pemberian hardware dan

software secara gratis. Demikian juga, pemberian pelatihan bagi operator atau pengguna SIPKD

serta adanya petugas pendamping yang dikirim ke daerah selama 18 bulan.

SIPKD merupakan aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah

daerah untuk meningkatkan efektifitas implementasi berbagai regulasi bidang pengelolaan

keuangan daerah. Penerapnnya mendasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan,

akuntabel dan auditabel. Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi

dari Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan

daerah. Tujuan utamanya adalah untuk penguatan persamaan persepsi sistem dan prosedur

Page 5: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

5

pengelolaan keuangan daerah khususnya dalam penginterprestasian dan pengimplementasian

berbagai peraturan perundang-undangan bidang keuangan.

Penggunaan aplikasi SIPKD ditujukan kepada seluruh pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota di Indonesia. Penyelenggaran SIPKD dilaksanakan dalam rangka membantu

untuk memudahkan pemerintah daerah dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan dan

penatausahaan akuntansi dan pelaporan maupun pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Davis dan Venkatesh (2000) menyatakan investasi yang mahal di bidang sistem dan

teknologi informasi tetapi menghasilkan tingkat pengembalian yang rendah. Hasil investasi

tersebut ditunjukkan dengan tidak efektif, tidak efisien dan tidak berkelanjutan di dalam

penerapannya. Wiyono et al. (2008) menandai bahwa beberapa proyek pengadaan jasa

pengembangan sitem informasi pada instansi pemerintah terjadi banyak kegagalan seperti Sistem

Informasi Mahkamah Agung Republik Indonesia (SIMARI), Sistem Informasi Kejaksaan

Republik Indonesia (SIMKARI) dan berbagai proyek pembuatan situs web pemerintah daerah

yang telah menghabiskan dana besar namun dengan kualitas web yang sederhana dan terkadang

lambat untuk diakses. Penanggung jawab kegagalan ini masih memerlukan kejelasan lebih

lanjut.

Kesuksesan sistem dan teknologi informasi yang telah dibuat dan diterapkan menjadi lebih

sukses, apabila para penggunanya mempergunakan untuk meningkatkan kinerjanya. Sistem dan

teknologi informasi tidak akan bermanfaat lebih, apabila para penggunanya tidak menangani

untuk memperoleh kinerja yang lebih baik. Keberhasilan penerapan teknologi informasi tidak

terlepas dari peran pengguna sistem informasi untuk menerima sistem yang dikembangkan atau

diterapkan dalam pengelolaan (Venkatesh et al. 2003). Seddon (1997) mengisyaratkan bahwa

kinerja individu adalah pendapat pengguna atas sistem aplikasi khusus yang digunakan untuk

Page 6: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

6

meningkatkan kinerja mereka di dalam organisasi. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai untuk melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan

tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2011).

Terpakainya SIPKD merupakan wujud dari keberterimaan teknologi pada sektor publik

pada umumnya dan pemerintah daerah pada khususnya. Penerapan SIPKD belum

memperhatikan pemberdayaan perilaku pengguna SIPKD. Kementerian Dalam Negeri melalui

BAKD melaksanakan pelatihan kepada pengguna SIPKD sebelum penerapannya agar pengguna

SIPKD mudah menggunakan dan mengetahui manfaat SIPKD untuk pengelolaan keuangan

daerah. Pelatihan ini menimbulkan sikap pengguna SIPKD yang positif terhadap hadirnya

SIPKD, sehingga kesuksesan impelementasi SIPKD tidak diragukan lagi. Kesuksesan sistem

informasi dalam era sekarang sudah tidak diragukan lagi mengingat banyaknya para ahli

pembuat sistem informasi dan teknologi informasi. Kinerja sistem informasi melihat dari sisi

kemudahan penggunaan dan dari sisi kebergunaan yang akhirnya tercermin pada sikap dari

pengguna sistem untuk menggunakan sistem informasi yang diwajibkan. Penelitian ini meyakini

bahwa cara atau metoda diperlukan untuk memanipulasi perilaku pengguna SIPKD agar dapat

berkinerja dengan baik dan berkelanjutan menggunakannya. Venkatesh et al. (2003) menyatakan

perlunya penelitian keberterimaan teknologi pada sektor publik dan menyatakan diperlukan

adanya pemberdayaan perilaku pengharapan dalam model penerimaan sistem dan teknologi

informasi. Pemberdayaan perilaku membantu untuk mengantisipasi perubahan dalam niatan

sehingga para penggunanya dapat mengubah kinerja perilaku. Davis (1989), Venkatesh dan

Davis (2000), dan Venkatesh et al. (2003) menyimpulkan bahwa penerimaan pengguna atas

sebuah sistem informasi sering diindikasikan sebagai faktor yang menentukan kesuksesan

penggunaan teknologi.

Page 7: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

7

Pada beberapa dekade yang lalu, gagalnya penerapan tekonologi informasi di organisasi

sektor publik karena aspek teknisnya. Aspek teknis tersebut seperti kualitas teknologi informasi

yang buruk yang banyak mengandung kesalahan-kesalahan sintak, kesalahan-kesalahan logik,

dan bahkan kesalahan-kesalahan informasi. Walaupun pada saat ini kualitas teknis sistem

informasi telah membaik, kegagalan penerapan sistem masih terdengar di beberapa perusahaan

(Jogiyanto, 2007). Sistem informasi dan teknologi informasi yang diterapkan pada organisasi

masih bisa gagal karena melibatkan komponen dalam organisasi yang bersama-sama dengan

perilaku manusia. Manusia berinteraksi untuk menggunakan teknologi informasi dan dalam

interaksi ini menimbulkan masalah keperilakuan (behavioral). Kegagalan terjadi karena manusia

menolak atau tidak ingin menggunakan teknologi informasi secara berkelanjutan. Beberapa

penelitiaan terdahulu menunjukkan bahwa perusahaan khususnya manager perlu untuk

memahami faktor-faktor yang memicu perilaku individual terhadap teknologi informasi

(Jogiyanto, 2007). Pemerintah perlu memahami faktor-faktor yang memicu perilaku para

pengguna SIPKD untuk berkinerja dengan baik dan penggunaannya berkelanjutan.

Penelitian perilaku pengguna teknologi informasi telah dilakukan sejak tahun 1980-an.

Jogiyanto (2007) mengelompokkan penelitian-penelitian sistem informasi kedalam dua aliran.

Aliran yang pertama adalah aliran yang memfokuskan penelitian pada penerimaan, adopsi, dan

penggunaan dari sistem informasi. Aliran ini juga fokus pada anteseden-anteseden atau

penyebab-penyebab perilaku. Sedangkan, aliran yang kedua fokus pada kesuksesan

implementasi di tingkat organisasi.

Aliran pertama dikelompokan lagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok yang

anteseden-anteseden perilaku berupa suatu perasaan (affect) dan kognitif (cognitive). Contohnya

adalah sikap, norma-norma, dan persepsi terhadap penggunaan. Untuk menjelaskan interaksi

Page 8: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

8

individual-individual dengan sistem informasi dan teknologi informasi diperlukan teori dan

model yang valid. Beberapa teori dan model dari enam penelitian-penelitian dikelompokkan

beserta anteseden-antesedennya yang berupa perasaan dan kognitif antara lain, Theory of

Reasoned Action (TRA) oleh Fishbein dan Ajzen (1975), Theory of Acceptance Model (TAM)

oleh Davis (1989), dan Theory of Planned Behavior (TPB) oleh Ajzen (1991). Untuk aliran

pertama, pengukuran keberhasilan sistem dengan menggunakan model penerimaan pengguna

sistem informasi atau teknologi informasi yang paling banyak digunakan oleh peneliti-peneliti

yaitu, Technology Acceptance Model (TAM).

TAM merupakan model pendekatan yang disusun oleh Davis (1989) untuk menjelaskan

penerimaan teknologi yang digunakan oleh para pengguna teknologi. TAM juga digunakan oleh

Venkatesh et al. (2003) yang telah menguji perilaku pengguna dan penerimaan sistem dari

berbagai perspektif. TAM mengadopsi Theory of Reasoned Action (TRA) sebagai landasan

pemahaman yang lebih baik untuk mengidentifikasi perilaku pengguna di dalam penerimaan dan

pemanfaatan teknologi informasi (Davis, 1989, dan Davis et al. 1989).

TAM dinilai mampu memberikan kontribusi terbaik untuk memprediksi dan menjelaskan

penerimaan pengguna pada teknologi komputer dalam organisasi (Venkatesh dan Davis, 1989).

Sedangkan, kelompok kedua adalah kelompok yang anteseden-anteseden perilaku lebih berupa

suatu proses, misalnya proses penilaian, proses partisipasi dan keterlibatan serta proses

mencocokkan teknologi dengan tugasnya.

TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan pengguna terhadap

suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk mengidentifikasi faktor-

faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi di dalam suatu organisasi.

TAM menjelaskan hubungan sebab-akibat antara keyakinan dalam wujud manfaat suatu sistem

Page 9: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

9

informasi dan kemudahan penggunaannya. Selanjutnya, TAM merumuskan akhir dari keyakinan

ke dalam perilaku, tujuan atau keperluan, dan penggunaan aktual dari para pengguna suatu

sistem informasi.

Teori penguatan (reinforcement theory) adalah teori yang membahas secara spesifik

tindakan-tindakan untuk memanipulasi perilaku. Teori penguatan ini untuk membentuk perilaku

tertentu (behavior shaping) yang berteori bahwa konsekuensi tindakan perlu diatur dan

tergantung kepada tujuan para pelaku (Gudono, 2012). Teori ini digunakan untuk merancang

perubahan-perubahan perilaku manusia di dalam organisasi. Suatu jenis perilaku seorang

karyawan bisa dirancang agar terjadi berulang-ulang untuk berperilaku positif dengan cara

merangsang karyawan dengan stimulus tertentu (yang memperkuat perilaku tertentu). Suatu

jenis perilaku negatif dapat dihilangkan tentunya dengan stimulus tertentu juga (yang

melemahkan perilaku tertentu). Teori penguatan mengabaikan perasaan, sikap, harapan dan

variabel lain yang diketahui mempengaruhi perilaku.

Di dalam penelitian ini, beberapa alat motivasi pada teori penguatan digunakan untuk

memodifasi TAM. TAM modifikasian ini dapat memberikan stimulus bagi pengguna SIPKD

yaitu kondisi yang memfasilitasi (facilitating of condition), tekanan institusi dan Insentif.

Venkatesh et al. (2003) menunjukkan bahwa faktor kondisi yang memfasilitasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi yang

akhirnya meningkatkan kinerja individual. Kondisi yang memfasilitasi (facilitating of condition)

dan kinerja individual dalam konteks pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi

dapat dimasukkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan sistem informasi

dan teknologi informasi. Demikian juga, teknologi dapat secara dominan mempengaruhi kinerja

individu.

Page 10: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

10

Penerapan SIPKD yang pada hasil akhirnya merupakan output dari kinerja pengguna

SIPKD tidak terlepas dari kondisi yang memfasilitasi. Wujudnya dapat berupa panduan

penggunaan SIPKD, kolega yang membantu jika ditemukan kesulitan dalam melaksanakan

SIPKD, adanya orang yang secara khusus mendampingi untuk menggunakan SIPKD dan sistem

yang tanggap terhadap peraturan pengelolaan keuangan yang cepat berubah.

Kinerja organisasi tercermin dari kinerja para anggota organisasi dan termasuk di

dalamnya penetapan target-target yang harus dipenuhi oleh anggota organisasi. Target-target ini

merupakan tekanan bagi anggota organisasi karena merupakan tuntutan yang harus dilakukan.

Ehrenberg dan Bognanno (1990) mengargumentasikan bahwa tekanan kerja yang tinggi dapat

menyebabkan turunnya kinerja karyawan dan dapat mengakibatkan menurunnya moral kerja,

kedisiplinan, prestasi kerja, dan turunnya tingkat kualitas kerja. Hal tersebut tentunya karena

pekerjaan tidak dikerjakan dengan sepenuh hati oleh karyawannya. Daniel and Metzb (2015)

dalam penelitiannya menunjukkan bahwa tekanan kerja yang tinggi berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariely et al. (2009)

yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tekanan dalam organisasi tidak dapat

mempengaruhi kinerja.

Organisasi di dalam peningkatan gairah kerja pegawainya sering memberikan insentif

sebagai tambahan penghasilan berupa uang, barang dan sebagainya. Fungsinya adalah sebagai

alat perangsang. Dessler (2009) menyimpulkan bahwa insentif adalah peningkatan gaji yang

dihadiahkan kepada seorang karyawan pada satu waktu yang ditentukan dalam bentuk gaji pokok

yang lebih tinggi, yang biasanya didasarkan secara eksklusif pada kinerja individual. Insentif

umumnya dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan

dengan memanfaatkan perilaku pegawai yang mempunyai kecenderungan untuk bekerja

Page 11: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

11

seadanya atau tidak optimal. Dengan demikian, pemberian insentif yang diberikan kepada

karyawan membuat kinerja maksimal yang dihasilkan pegawai guna menunjang kinerja

perusahaan.

Luthans (2006) menjelaskan bahwa meskipun insentif tidak selalu bersifat finansial,

namun ada dugaan bahwa pemberian insentif sangatlah penting bagi karyawan. Bahkan, insentif

telah menjadi kewajiban dan kebijakan organisasi untuk selalu menjalankan prinsip insentif yang

tepat. Studi ini memahami bahwa karyawan akan menginginkan pekerjaan mereka dihargai oleh

perusahaan. Demikian pula sebaliknya, perusahaan seharusnya dapat memberikan feedback yang

setimpal atas hasil kinerja karyawan. Pemberian insentiflah yang dapat memicu atau memotivasi

karyawan untuk dapat bekerja sungguh-sungguh. Kepuasan kerja akan tercipta dengan

sendirinya dan selanjutnya dapat meningkatkan kinerja karyawan yang berkaitan langsung

dengan kinerja organisasi.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, penelitian ini penting dilakukan untuk menguji

secara empiris beberapa faktor yang diduga mempengaruhi kinerja pengguna SIPKD. Penelitian

ini merupakan penelitian survei pada 11 pemerintah daerah. Rinciannya adalah 10 pemerintah

daerah kabupaten/kota dan satu pemerintah daerah provinsi yang ada di provinsi Lampung yang

semuanya telah menggunakan SIPKD. Terdapat tujuh konstruk di dalam penelitian ini yang

mewakili konsep keberterimaan sistem informasi atau TAM dan teori penguatan institusi yaitu

pelatihan, persepsi kebergunaan SIPKD, persepsi kemudahan penggunaan SIPKD, sikap atas

teknologi, kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi, dan insentif yang hasil akhirnya adalah

kinerja pengguna SIPKD.

Terdapat perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya

menguji keberterimaan teknologi dalam konteks lingkungan bisnis atau privat. Penelitian ini

Page 12: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

12

melakukan pengujian penerapan keberterimaan teknologi di sektor publik. Penelitian ini juga

melanjutkan penelitian Venkatesh et al. (2003), khususnya pada pemerintah daerah yang

menerapkan sistem dan teknologi informasinya dalam setting wajib, padahal pada sektor privat

bersifat sukarela. Penelitian ini juga menghadirkan teori penguatan institusional yang diharapkan

untuk mampu memperkuat atau memberikan stimulus perilaku positif bagi para pengguna

SIPKD. Alat motivasinya adalah kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi dan insentif

berbeda. Tandasnya, Venkatesh et al. (2003) mengharapkan adanya penelitian lanjutan dengan

memasukkan konstruk pengharapan.

Penelitian ini merupakan sebuah model yang dapat mengukur kesuksesan implementasi

SIPKD yang berakibat pada peningkatan kinerja pengguna SIPKD. Variabel-variabel lain yang

relevan juga perlu dipertimbangkan bahwa kinerja tidak semata-mata dipengaruhi oleh dukungan

sistem informasi dan teknologi informasi tetapi juga ditentukan oleh faktor-faktor lain yang

mempengaruhi perilaku pengguna system. Dengan demikian, faktor-faktor tersebut juga mampu

menimbulkan sikap positif terhadap sistem yang dihadirkan.

1.2 MASALAH PENELITIAN

Technology Acceptance Model (TAM) sudah banyak diteliti sejak ditemukan pertama kali

oleh Davis (1986), sehingga sudah mapan dalam penerapan untuk menilai keberterimaan

teknologi yang dihadirkan ataupun teknologi informasi yang telah ada. Venkatesh et al. (2003)

menyatakan perlunya penelitian TAM pada sektor publik serta perlunya memasukkan konstruk

pengharapan. Penelitian ini merupakan penelitian keberterimaan teknologi yaitu SIPKD yang

menggunakan analisis teori TAM yang dimodifikasi dengan Teori Penguatan (Reinforcement

Theory). Harapan pengimbuhan ini adalah untuk memberikan stimulus bagi pengguna SIPKD

sehingga dapat berkinerja dengan baik. Peningkatan kinerja pengguna SIPKD semestinya

Page 13: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

13

diinginkan oleh institusi pemerintah daerah. Dari paparan sebelumnya, penelitian ini

mengungkapkan pertanyaan penelitian yaitu “apakah TAM yang dimodifikasi dengan Teori

Penguatan (kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi dan insentif) lebih mampu

menunjukkan pengaruh positif pada kinerja pengguna SIPKD?” Lebih spesifik, permasalahan

yang dijawab dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

Di Level Model

Studi ini mengimbuhkan penguatan institusional (Reinforcement Institutional

Theory) ke dalam model TAM. TAM yang belum sempurna menjadi lebih baik ketika

mempertimbangkan penguatan institusional.

Di Level Asosiasi

Secara spesifik, studi ini menguji asosiasi antar konstruk yang terdapat di dalam

model TAM modifikasian. Modifikasiannya adalah dalam hal yang lebih khusus untuk

teori penguatan institusional dengan rinian uji sebagai berikut.

1. Apakah terdapat pengaruh positif pelatihan SIPKD terhadap persepsi kebergunaan

SIPKD?

2. Apakah terdapat pengaruh positif pelatihan SIPKD terhadap persepsi kemudahan

penggunaan SIPKD?

3. Apakah terdapat pengaruh positif persepsi kemudahan penggunaan SIPKD terhadap

sikap atas persepsi kebergunaan SIPKD?

4. Apakah terdapat pengaruh positif persepsi kegunaan terhadap sikap atas teknologi

kebergunaan SIPKD?

5. Apakah terdapat pengaruh positif persepsi kemudahan penggunaan SIPKD terhadap

sikap atas teknologi pengguna SIPKD?

Page 14: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

14

6. Apakah terdapat pengaruh positif sikap atas teknologi terdapat kinerja pengguna

SIPKD?

7. Apakah terdapat pengaruh positif kondisi yang memfasilitasi terhadap kinerja

pengguna SIPKD?

8. Apakah terdapat pengaruh positif tekanan instansi terhadap kinerja pengguna

SIPKD?

9. Apakah terdapat pengaruh positif insentif terhadap kinerja pengguna SIPKD?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh keberterimaan

teknologi informasi keuangan dengan menggunakan TAM modifikasian dengan Teori

Penguatan. Wujud penguatannya adalah kondisi yang memfasilitasi, tekanan instansi dan

insentif. Ketiga faktor yang dimodifikasikan ke dalam model TAM tersebut ditujukan untuk

berpengaruh secara positif terhadap kinerja pengguna SIPKD, dan selanjutnya mampu

menguatkan model TAM. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Di Level Model

Penelitian bertujuan untuk memberikan bukti empiris bahwa teori penguatan

institusional (reinforcement institutional theory) yang digabungkan ke dalam model

TAM mampu menjadikan model TAM yang lebih sempurna dan lebih baik. Ketika TAM

dimodifikasi dengan teori penguatan institusional, perilaku individual dalam berteknologi

informasi semakin dapat dijelaskan atau semakin menjadi kuat adanya.

Di Level Asosiasi

Page 15: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

15

Secara spesifik, studi ini menganalisis asosiasi yang terdapat dalam model TAM

modifikasian. Oleh karena ada pengimbuhan teori penguatan, asosiasi di antara konstruk

penelitian yang terrinci adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis pengaruh pelatihan SIPKD terhadap persepsi kebergunaan SIPKD.

2. Menganalisis pengaruh pelatihan SIPKD terhadap persepsi kemudahan

penggunaan SIPKD.

3. Menganalisis pengaruh pengaruh persepsi kemudahan penggunaan SIPKD

terhadap persepsi kebergunaan SIPKD?

4. Menganalisis pengaruh persepsi kebergunaan terhadap terhadap sikap atas

teknologi pengguna SIPKD?

5. Menganalisis pengaruh persepsi kemudahan penggunaan SIPKD terhadap sikap

atas teknologi pengguna SIPKD?

6. Menganalisis pengaruh sikap atas teknologi terdapat kinerja pengguna SIPKD?

7. Menganalisis pengaruh kondisi yang memfasilitasi terhadap kinerja pengguna

SIPKD?

8. Menganalisis pengaruh tekanan institusi terhadap kinerja pengguna SIPKD?

9. Menganalisis pengaruh insentif terhadap kinerja pengguna SIPKD?

1.4 PENELITIAN SEBELUMNYA DAN KEASLIAN PENELITIAN

Penulis memperjelas kepentingan penelitian ini dan relevansinya dengan penelitian sebelumnya.

Penulis menyajikan beberapa riset yang digunakan sebagai kajian dan perbandingan serta tindak

lanjut dalam penelitian ini. Demikian juga, penulis menunjukkan keaslian penelitian ini yang

dirinci dengan berbagai penelitian atau tulisan yang dijadikan landasan konsep, pemikiran, dan

rujukan untuk pengembangan topik penelitian ini.

Page 16: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

16

Penelitian ini mencoba melanjutkan penelitian Venkatesh (2003) yang menyatakan

perlunya penelitian TAM pada sektor publik. Penelitian ini memodifisi model TAM dengan

teori penguatan dengan menggunakan tiga alat motivasi yaitu kondisi yang memfasilitasi,

tekanan institusi dan insentif pada sektor publik khususnya pemerintah daerah.

Penelitian Meso dan Musa, (2008) dengan judul penelitian Extending the ICT

Technological Culturation Model: The Role of Accessibility and Perceived Socio-Economic

Prospects on ICT Diffusion meneliti penerimaan teknologi dari sisi model difusi, sehingga

tindakan dalam penelitian ini melihat penerimaan SIPKD dengan sisi Technologi Acceptance

Model (TAM).

Penelitian Philip, Fei Wu (2009) dengan judul penelitian User Acceptance of Emergency

Alert Technology: A Case Study menunjukkan bahwa akar dari kesuksesan atau kegagalan dari

sistem informasi eksekutif bisa ditandai dari berbagai faktor organisasional dan budaya

ketimbang factor-faktor teknis. Berbasis faktor-faktor tersebut, penelitian tersebut menguji

Executive Information System (EIS) bagi manager eksekutif dan menemukan signifikasi,

sehinga tindakan dalam penelitian ini mendapatkan masukkan untuk lebih fokus pada

keperilakuan. Hal ini adalah perilaku pengguna SIPKD. Penggunaan Teori Penguatan ditujukan

untuk memberikan stimulus kepada pengguna SIPKD agar berperilaku positif.

Penelitian Yarbrough dan Smith (2007) dengan judul penelitian Technology Acceptance

among Physicians: A New Take on TAM mengulas adopsi teknologi dari sisi subyek (pelaku)

para medisian yang relatif cenderung tertinggal dari sisi teknologi. Dengan pemberian

pemahaman yang cukup, mereka ternyata mau menerima dan menunjukkan peningkatan

efisiensi sehingga tindakan dalam penelitian ini adalah jika terdapat faktor-faktor yang bisa

meningkatkan efisiensi. Hal tersebut juga dapat digunakan sebagai penanda awal tentang penentu

Page 17: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

17

sebuah kebergunaan ataupun kesediaan untuk mengadopsi. Dengan kata lain, mereka mau

menerima hadirnya sebuah sistem dan bersikap positif atas hadirnya sebuah sistem yang pada

akhirnya berkinerja lebih baik.

Penelitian Cho (2008) dengan judul Assesing User Attitudes Toward Mobile Commerce In

The U.S. Vs Korea: Implication For M-Commerce CRM menunjukkan hasil implementasi dan

kesuksesan TAM untuk kajian penjualan secara elektronik. Penelitian ini merumuskan tindakan

yang diambil yakni adanya faktor lingkungan yang harus menjadi perhatian hingga lingkungan

privat berbeda dengan lingkungan bisnis.

Penelitian Lippert (2005) dengan judul penelitian Evaluating Supply Chain Context-

Specific Antecedents of Post-Adoption Technology Performance mengevaluasi kinerja pasca

adopsi teknologi. Beberapa tindakan yang diambil dalam penelitian ini berfungsi sebagai

pembanding pasca adopsi yaitu situasi hampir mirip dengan penerapan sistem mandatory.

Penelitian Venkatesh et al. (2003) dengan judul penelitian User Acceptance of

Information Technology: Toward a Unified View mengungkapkan hasil tentang Unified Theory

of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Vankantesh memberikan saran-saran riset atas

TAM yang diterapkan di sektor publik dan pengamatan pengaruh atas factor-faktor lainnya. Oleh

karena itu, penelitian ini melanjutkan saran tindakan-tindakan dalam Venkatesh tentang

penerapan TAM pada sektor publik dan memodifikasi TAM dengan teori penguatan yang

menggunakan variabel kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi dan insentif.

Penelitian Benbasat dan Barki (2007) dengan judul penelitian “Qua Vadis TAM?”

difungsikan untuk mengeksplorasi faktor-faktor konsekuensi TAM. Banyak riset yang

kehilangan arah dengan asal mencatut TAM. Riset banyak mengamati aspek-aspek yang kurang

penting yang akhirnya malah kehilangan kajian terhadap “what makes IT useful?” Penelitian ini

Page 18: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

18

bertindak untuk mengeksplorasi pengaruh TAM modifikasian dengan teori penguatan yang

berpengaruh positif terhadap kinerja.

Penelitian Pynoo et al. (2006) dengan judul penelitian Attitude as a Measure for

Acceptance: Monitoring IS Implementation in a Hospital Setting menunjukkan bahwa efek

Behavioral Intention (BI) dalam setting kondisi voluntary (sukarela) berbeda dengan kondisi

mandatory (wajib/telah menggunakan). ATT (Attitude toward Technology) atau sikap atas

teknologi adalah ukuran yang lebih baik untuk digunakan dalam bandingannya dengan BI

(Behavioral Intention) atau niatan berperilaku. Penelitian Chau dan Hu (2001) menyatakan

bahwa tekanan dari manajemen puncak dapat memberikan pengaruh positif atas penerimaan

sistem informasi. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah bahwa SIPKD merupakan

sistem informasi yang kehadirannya dalam setting mandatory sehingga menggunakan ATT

(Attitude toward Technology) atau sikap atas teknologi sebagai variabel tapat untuk digunakan.

Penelitian Kelley et al. (2013) dengan judul The Impact of Incentives on Exercise

Behavior: A Systematic Review of randomized Controlled Trial menyatakan bahwa insentif

dalam jangka pendek bisa digunakan untuk meningkatkan prestasi. Tindakan yang diambil dalam

penelitian ini adalah penggunaan insentif sebagai alat motivasi untuk peningkatan kinerja

pengguna SIPKD.

Penelitian Skinner (1953) dalam bukunya yang berjudul The Behavior of organisms. New

York: Appleton; 1938 adalah teori penguatan. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah

menerapkan teori penguatan sebagai alat modifikasi perilaku kepada para pengguna SIPKD yang

digabungkan dengan teori TAM.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam hal-hal sebagai

berikut.

Page 19: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

19

1. Penelitian ini mengamati TAM sampai dengan pengukuran kinerja yang dihasilkan oleh

pegawai pemerintahan (PNS).

2. Penelitian ini mencari dan menghadirkan determinan-determinan yang paling mendasar

dalam kinerja dan untuk mengukur keberterapan model TAM sehingga di kemudian hari

determinan-determinan tersebut bisa digunakan sebagai asumsi-asumsi yang diperlukan

(required assumptions) sebelum menerapkan dan berharap hasil atas kinerja yang lebih baik.

3. Penelitian ini mengambil setting given (sistem yang telah ada).

4. Penelitian ini melibatkan Reinforcement theory (teori penguatan) sebagai teori penghubung

dari basis model TAM generik yang dipandang dapat digabungkan untuk menghadirkan

model penerimaan system dan teknologi informasi yang bisa sampai pada kinerja yang dapat

dikondisikan.

1.5 MODEL PENELITIAN

Gambar 1.1 Model Penelitian

Pelatihan

PersepsiKebergunaan

Sikap AtasTeknologi

KinerjaPengguna SIPKD

H7 Kondisi yangMemfasilitasi

H8

H90,111

TekananInstitusi

Insentif

H4H1

H6

H2 H5

H3

PersepsiKemudahanPenggunaan

Page 20: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

20

1.6 KONTRIBUSI PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat memberikan kontribusi baik secara teori maupun

praktik dan diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang keberterimaan teknologi pada

sektor publik khususnya pemerintah daerah. Kontribusinya meliputi faktor-faktor yang

mendukung penerapan sistem informasi yang dihadirkan hingga peningkatan kinerja pengguna

sistem informasi. Penelitian ini menciptakan model baru untuk kesuksesan kinerja pengguna

sistem informasi di Pemerintah Daerah dengan memanipulasi perilaku pengguna sistem

informasi. Penelitian ini memodifikasi Technology Acceptance Model (TAM) dengan Teori

Penguatan yang menggunakan alat motivasi yaitu kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi

dan insentif.

Penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi praktik yang dapat membantu

pengambil kebijakan di tingkat pusat dalam menyiapkan kebijakan atau regulasi untuk

keberterimaan sistem informasi pada pemerintah daerah. Kontribusinya meliputi proses

manipulasi perilaku pengguna sistem informasi sehingga sistem yang diwajibkan dapat

berkelanjutan penggunaannya. Demikian juga, kebijakan oleh pemerintah daerah untuk

mensukseskan penerapan sistem informasi dengan tetap memperhatikan proses manipulasi

perilaku pengguna sistem informasi tersebut.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan disertasi ini disusun dalam struktur atau sistematika sebagai berikut. Bab I berisi

pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian,

penelitian sebelumnya dan keaslian penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan.

Page 21: PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96135/potongan/s3-2016...organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan

21

Bab II berisi landasan teori dan pengembangan hipotesi. Bab ini menjelaskan tentang

Technologi Aceptance Model (TAM), pelatihan, persepsi kebergunaan teknologi informasi,

persepsi kemudahan penggunaan teknologi informasi serta sikap atas teknologi. Selanjutnya, bab

ini berkandungan Teori penguatan yang terdiri dari kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi

dan insentif, perumusan hipotesis untuk setiap variable, Sistem Informasi Keuangan daerah

(SIPKD), serta Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dan Kinerja Pengguna

SIPKD

Bab III adalah metoda penelitian. Bab ini membahas tentang populasi dan sampel,

sumber dan teknik pengumpulan data, model penelitian, definisi operasionalisasi variabel,

analisis penelitian dan asumsi penelitian.

Bab IV berisi analisis hasil penelitian yang menjelaskan tentang hasil penelitian dan

pembahasannya. Penyajian hasil beserta pembahasan terbagi dalam sub bab, yaitu pengumpulan

data, hasil pendistribusian kuesioner, karakteristik responden penelitian, pengujian validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian, pengujian asumsi klasik, uji goodness of fit dan uji-F dan uji-t

statistik dan pengujian hipotesis penelitian.

Bab V adalah penutup. Pada bab ini menjelaskan tentang simpulan penelitian, implikasi

penelitian, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya.