bab i pendahuluan -...

Download BAB I PENDAHULUAN - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/55596-49e11... · 2 dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku organisasi

If you can't read please download the document

Upload: phungkhanh

Post on 05-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada umumnya setiap individu memiliki suatu kebutuhan hidup, mulai dari yang

    sederhana (primer) sampai kebutuhan yang lebih atau luas (tersier).Karena untuk memenuhi

    kebutuhannya, setiap individu memerlukan suatu tempat untuk memenuhi kebutuhannya.Maka

    dari itu, manusia memerlukan organisasi untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Baik itu

    organisasi di bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, dan lain lain. Dalam perilaku organisasi

    dijelaskan bagaimana perbedaan kebutuhan antar individu, karakter karakter setiap individu,

    dan komunikasi antar individu yang berpengaruh dalam pencapain tujuan itu.

    Organisasi di sebut sebagai sistem sosial karena di dalamnya terdapat sekelompok orang

    yang mempunyai hubungan keterkaitan antara satu dengan lainnya sehingga bersosialisasi

    dengan para pelaku organisasi. Dalam perilaku organisasi, individu individu harus mampu

    menyesuaikan dirinya dengan bersosialisasi dengan yang lain. Ini akan membuat tugas yang

    telah diberikan akan terasa mudah karena tugas tersebut bisa dilakukan secara bersama sama.

    Karena setiap orang mempunyai kebutuhan, maka sebaiknya dalam berperilaku organisasi

    seseorang mampu bereksistensi dengan orang lain agar mampu melaksanakan tujuan yang ingin

    dicapai.

    Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama untuk

    memenuhi kebutuhan hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu

    sifat/karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Karena manusia berbeda

    beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk mengetahui sifat sifat individu

  • 2

    dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku organisasi akan mengetahui tentang

    cara cara mengatasi masalah masalah yang ada di lingkungan organisasi.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut :

    1. Apa sebenarnya perilaku individu ?

    2. Bagaimana perbedaan individual ?

    3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individual ?

    4. Apa dan bagaimana melakukan pendekatan untuk memahami perilaku individu ?

    1.3 Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

    1. Untuk mengetahui perilaku individu.

    2. Untuk memahami perbedaan individual.

    3. Untuk memahami factor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu.

    4. Untuk mengetahui cara pendekatan terhadap pemahaman perilaku individu.

    5. Sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah perilaku organisasi.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Perilaku Individu

    Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi.Kinerja organisasi sangat

    tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya.Seluruh pekerjaan dalam perusahaan itu,

    para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya.Sehingga berbagai upaya meningkatkan

    produktivitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan.Oleh karena itu,

    pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan

    kinerjanya.

    Karyawan sebagai individu ketika memasuki perusahaan akan membawa kemampuan,

    kepercayaan pribadi, pengharapan-pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya

    sebagai karakteristik individualnya. Oleh karena itu, maaf-maaf kalau kita mengamati karyawan

    baru di kantor. Ada yang terlampau aktif, maupun yang terlampau pasif.

    Hal ini dapat dimengerti karena karyawan baru biasanya masih membawa sifat-sifat

    karakteristik individualnya. Selanjutnya karakteristik ini menurut Thoha (1983), akan

    berinteraksi dengan tatanan organisasi seperti: peraturan dan hirarki, tugas-tugas, wewenang dan

    tanggung jawab, sistem kompensasi dan sistem pengendalian. Hasil interaksi tersebut akan

    membentuk perilaku-perilaku tertentu individu dalam organisasi.

    Gibson Cs. (1996) menyatakan perilaku individu adalah segala sesuatu yang dilakukan

    seseorang, seperti : berbicara, berjalan,berfikir atau tindakan dari suatu sikap. Sedangkan

    menurut Kurt Levin, perilaku ( Behavior = B ) individu pada dasarnya merupakan fungsi dari

    interakasi antara Person/individu (P) yang bersangkutan dengan lingkungan (Enviroment = E).

  • 4

    Dari pengertian tersebut perilaku individu dapat diartikan sebagai suatu sikap atau

    tindakan serta segala sesuatu yang dilakukan manusia atau individu itu sendiri baik yang

    dilakukan dalam bekerja maupun diluar pekerjaan seperti menulis, bertukar pendapat, berfikir

    dan sebagainya.Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga setiap manusia

    mempunyai keunikan-keunikan tersendiri.

    Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu

    dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan berperilaku

    berbeda satu sama lain, dan perilakunya akan dipengaruhi oleh masing-masing lingkungannya

    yang memang berbeda. Individu membawa sifat / ciri khas sikap ke dalam tatanan organisasi

    seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya.

    Karakteristik yang dipunyai individu ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru

    yaitu oraganisasi atau yang lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang

    mempunyai karakteristik seperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan,

    tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian, dan sebagainya.

    2.2 Perbedaan Individual

    Setiap individu pun memiliki kemampuan yang berbeda, kemampuan secara langsung

    mempengaruhi tingkat kinerja dan kepuasan karyawan melalui kesesuaian kemampuan

    pekerjaan. Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat manusia, perilaku individu akan berbeda di

    karenakan oleh kemampuan yang dimilikinya juga berbeda. Pembelajaran merupakan bukti dari

    perubahan perilaku individu. Pembelajaran terjadi setiap saat dan relatif permanen yang terjadi

    sebagai hasil dari pengalaman.

  • 5

    Meski manusia dapat belajar dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan mereka, terlalu

    sedikit perhatian yang diberikan dalam peran yang di mainkan pada evolusi pembentukan

    perilaku manusia. Para psikologi evolusioner memberitahu kita bahwa manusia pada dasarnya

    sudah terbentuk ketika dilahirkan. Kita lahir di dunia ini dengan sifat-sifat yang sudah mendarah

    daging, diasah, dan diadaptasikan terus selama jutaan tahun, yang membentuk dan membatasi

    perilaku kita. Psikologi evolusioner menentang pemahaman yang menyatakan bahwa manusia

    bebas untuk mengubah perilaku jika dilatih atau dimotivasi. Akibatnya, kita menemukan bahwa

    orang dalam tataran organisasi sering berperilaku dengan cara yang tampaknya tidak bermanfaat

    bagi diri mereka sendiri atau majikan mereka.

    Namun B.F. Skinner, dengan bangga menyatakan keyakinannya dalam membentuk

    perilaku individu dalam lingkungan, Berikan saya seorang anak pada saat kelahirannya dan

    saya dapat berbuat seperti apa yang Anda inginkan, karena itu penting bagi manajer untuk

    mengenalkan aturan-aturan perusahaan kepada karyawan baru. Misalnya dengan memberikan

    masa orientasi.

    2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Individu

    2.3.1 Kemampuan

    Kemampuan adalah kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam

    pekerjaan tertentu.Kemampuan seseirang hakikatnya tersusun dari dua faktor yaitu, kemampuan

    intelektual dan kemampuan fisik.

  • 6

    a. Kemampuan Intelektual

    Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan

    kegiatan mental.Tes IQ misalnya, dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual

    umum seseorang. Tujuh dimensi yang paling sering dikutip yang membentuk

    kemampuan intelektual adalah kemahiran berhitung, pemahaman verbal, kecepatan

    perseptual, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi ruang dan daya ingat.

    Pekerjaan mebebankan tuntutantuntutan berbeda pada pelaku untuk menggunakan

    kemampuan intelektual.Semakin banyak tuntutan pemrosesan informasi dalam pekerjaan

    tertentu, makinbanyak kecerdasan dan kemampuan verbal umum yang dibutuhkan untuk

    dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sukses.Sebaliknya, kajian seksama

    terhadap bukti mengungkap bahwa testes yang menilai kemampuan verbal, numerik,

    ruang, dan perceptual merupakan perkiraan indikator yang sahih atas kemampuan

    pekerjaan pada semua tingkat pekerjaan. Ini menjelaskan mengapa perusahaan seperti

    Microsoft menekankan penilain intelegensi calon sebagai unsur kunci dalam proses

    wawancara.

    Tabel 2.1 Dimensi kemampuan Intelektual

    No Dimensi Gambaran Contoh Pekerjaan

    1. Kemampuan

    Numerik

    Kemampuan untuk melakukan

    perhitungan cepat dan akurat

    Akuntan: Menghitung pajak

    penjualan serangkaian

    produk.

    2. Kemampuan Kemampuan memahami apa Manajer pabrik: Mengikutin

  • 7

    Verbal yang dibaca atau didengar dan

    hubungan antar kata.

    kebijakankebijakan

    korporasi.

    3. Kecepatan

    Perseptual

    Kemampuan mengidentifikasi

    persamaan dan perbedaan

    visual dengan cepat serta

    akurat.

    Penyelidik kebakaran:

    Mengidentifikasi petunjuk

    petunjuk untuk mendukung

    tuduhan kesengajaan

    pembakaran.

    4. Penalaran Induktif Kemampuann mengidentifikasi

    rangkaian logis masalah dan

    kemudian memecahkan

    masalah tersebut.

    Peneliti pasar:

    Memperkirakan permintaan

    terhadap produk tertentu

    dalam periode waktu

    berikutnya.

    5. Penalaran Deduktif Kemampuan menggunakan

    logika dan menilai implikasi

    argumentasi.

    Penyelia: Memilih diantara

    dua saran berbeda yang

    ditawarkan karyawan.

    6. Visualisasi

    Ruangan

    Kemampuan menggambarkan

    bagaimana penampakan obyek

    tertentu jika posisinya dalam

    ruangan diubah.

    Penata Interior: Menata ulang

    kantor.

    7. Memori Kemampuan mempertahankan

    dan mengingat kembali

    pengalaman masa silam.

    Awak penjualan: Mengingat

    namanama pelanggan.

  • 8

    Peneliti telah memperluas makna intelegensia melebihi kemampuan kemampuan

    mental. Buktibukti terbaru mengungkap bahwa intelegensia dapat dipahami secara

    lebih baik dengan menguraikanya menjadi empat sub-bagaian: kognitif, social, emosi dan

    budaya.Kecerdasan kognitif meliputi bakat yang sudah lama ditemukan oleh testes

    intelegensia tradisional. Kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk berhubungan

    dengan orang lain secara efektif. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk

    mengidentifikasi, memahami dan mengelola emosi.Kecerdasan budaya adalah kesadaran

    atas keberagaman antar kebudayaan dan kemampuan untuk menjalankan fungsi secara

    sukses dalam situasi lintas budaya.Metode tersebut mampu membantu menjelaskan

    mengapa orangorang disebut cerdas, orang yang mempunyai kecerdasan kognitif yang

    tinggi, tidak bisa beradaptasi dengan baik pada kehidupan sehari hari, bekerjasama

    dengan orang lain, serta berhasil ketika diberi peran kepemimpinan.

    b. Kemampuan Fisik

    Kemampuan fisik adalah kemampuan menjalankan pekerjaanpekerjaan yang kurang

    menuntut keterampilan dan lebih standar. Misalnya, pekerjaan yang keberhasilanya

    menuntut stamina, kecekatan fisik, kekutann tungkai dan bakat-bakat serupa menuntut

    manajemen untuk mengenali kapabilitas fisik seorang karyawan.Kinerja bagus karyawan

    dapat tercapai ketika manajemen memastikan tingkat pekerjaan tertentu menuntut

    masingmasing dari sembilan kemampuan itu dan kemudian menjamin bahwa

    karyawan dalam pekerjaan tersebut mempunyai kemampuan itu.

    Tabel 2.2 Sembilan Kemampuan Fisik Dasar

    Faktor faktor kekuatan

    1. Kekuatan Dinamik Kemampuan memanfaatkan kekutan otot secara

  • 9

    berulang - ulang atau terus menerus dalam waktu

    tertentu.

    2. Kekuatan Otot Bawah Kemampuan memanfaatkan kekuatan otot bagaian

    bawah tubuh (terutama otot perut).

    3. Kekuatan Statis Kekuatan untuk memanfaatka kekutan untuk

    membendung obyek-obyek eksternal.

    4. Kekuatan Eksplosif Kemampuan memanfaat energy maksimum dalam

    satu atau serangkaian kegiatan eksplosif.

    Faktor - faktor Fleksibilitas

    5. Fleksibilitas Jangkauan Kemampuan menggerakkan otot bawah atau

    belakanng sejauh mungkin.

    6. Fleksibilitas Dinamik Kemampuan melakukan gerakan - gerakan

    meregang cepat dan berulang ulang.

    Faktor faktor lain

    7. Koordinasi Tubuh Kemampuan mengkoordinasikan tindakan

    tindakan simultan anggotaanggota tubuh berbeda.

    8. Keseimbangan Kemampuan menjaga keseimbangan meski terdapat

    kekuatan yang berupaya menggoyahkan.

    9. Stamina Kemampuan mengerahkan upaya maksimum yang

    mensyratkan upaya terus menerus.

    Ketika kemampuan-pekerjaan tidak sesuai karena karyawan memiliki keterampilan

    yang jauh melebihi persyaratan untuk pekerjaan tersebut, kinerja pekerjaan kemungkinan

    akan memadahi tetapi akan terdapat ketidakefesienan dan penuruna tingkat kepuasan

  • 10

    karyawan. Kemampuan Intelektual atau Fisik tertentu yang dibutuhkan untuk melakukan

    pekerjaan dengan memadai bergantung pada persyaratan kemampuan dari pekerjaan

    tersebut. Sebagai contoh seorang pilot membutuhkan kemampuan visualisasi spasial yang

    kuat dan koordinasi tubuh yang baik. Mengarahkan perhatian hanya pada kemampuan

    karyawan atau pada persyaratan kemampuan dari pekerjaan akan mengabaikan fakta

    bahwa kinerja karyawan bergantung pada interaksi keduannya.

    Keseuaian Pekerjaan-Kemampuan

    Kemampuan intelektual atau fisik khusus yang diperlukan untuk kinerja pekerjaan

    yang memadai pada pekerjaan tertentu, bergantung pada persyaratan kemampuan yang

    diminta untuk pekerjaan itu.Misalnya, pilot peasawat terbang memerlukan kemampuan

    visualisasi ruang yang kuat; eksekutif senior memerlukan kemampuan verbal dan pekerja

    bangunan tinggi memerlukan keseimbangan.

    2.3.2 Karekteristik Biografis

    Penemuan dan analisis variablevariabel yang berdampak pada produktivitas, keabsenan,

    tingkat pengunduran diri karyawan, dan kepuasan karyawan.Faktorfaktor karakteristik yang

    jelas adalah usia, jenis kelamin, status kawin, banyaknya tanggungan dan masa kerja dalam

    organisasi.

    a. Usia

    Hubungan antara usia dan kinerja pekerjaan kemungkinan adalah isu yang semakin

    penting dalam dekade mendatang.Ada tiga alasan. Pertama, terdapat keyakinan meluas

    bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia. Banyak orang yang meyakininya dan

    bertindak atas dasar keyakinan itu.Kedua, realita bahwa angkatan kerja telah

  • 11

    menua.Misalnya, pekerja berusia 55 tahun dan yang lebih tua merupakan sektor yang

    berkembang paling cepat dari angkatan kerja dewasa ini.Ketiga adalah perundang

    undangan Amerika yang barubaru ini menyatakan bahwa dengan dengan maksud dan

    tujuan apapun, melarang perintah pension. Sebagaian besar pekerja dewasa ini tidak lagi

    harus pensiun pada usia 70 tahun.

    Bukti menunjukkan bahwa para majikan mempunyai perasaan yang campur aduk.Mereka

    melihat sejumlah kualitas positif yang dibawa orang tua ke pekerjaan mereka, khusunya

    pengalaman, pertimbangan, etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap mutu. Semakin

    tuan anda maka akan semakin kecil kemungkinan anda berhenti dari pekerjaan. Itulah

    kesimpulan yang serinmg kali ditarik berdasarkan studistudi mengenai hubungan

    antara usia dan pengunduran diri karyawan.

    Kebanyakan studi memang menunjukkan suatu hubungan yang terbalik, tetapi pengujian

    penelitian yang lebih cermat menemukan bahwa hubungan usia-keabsenan sebagaian

    merupakan fungsi apakah kemungkiran itu dapat dihindari atau tidak. Umumnya,

    karyawan tua mempunyai tingkat keabsenan dapat dihindari lebih rendah dibandingkan

    dengan karyawan yang lebih muda.Meski demikian , mereka mereka mempunyai tingkat

    kemangkiran tak terhindarkan lebih tinggi, mungkin karena kesehatan yang memburuk

    dan lamanya waktu pemulihan yang diperlukan pekerja tua bila cidera.

    Kesimpulan alamiahnya adalah tuntutan dari sebuah pekerjaan, bahwa pekerjaan

    pekerjaan yang masyarakat kerja otoot kerja yang berat, tidak cukup besar terpengaruh

    oleh kemerosotan keterampilan fisik akibat usia yang berdampak pada produktivitas atau

  • 12

    jika terjadi kemerosotan karena usia, sering diimbangi oleh keunggulan karena

    pengalaman.

    b. Jenis Kelamin

    Perbedaan antara pria dan wanita dalam hal kemampuan memecahkan masalah,

    keterampilan analisis, pendorong persaingan, motivasi, sosiabilitas atau kemampuan

    belajar.Wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang dan pria lebih agresif, serta

    berkemungkinan lebih besar dari pada wanitauntuk memiliki harapan atas keberhasilan,

    namun perbedaanperbedaan itu tidak besar.Tidak ada perbedaan yang berarti dalam

    produktivitas pekerjaan antara pria dan wanita.Sama halnya tidak ada bukti yang

    menunjukkan jenis kelamin karyawan mempengaruhi kepuasan kerja.

    c. Status Perkawinan

    Karyawan yang menikah lebih rendah tingkat keabsenanya, mempunyai tingkat

    pengunduran diri yang lebih rendah dan lebih puas dengan pekerjaan mereka dari pada

    rekan sekerjanya yang tidak menikah.Perkawinan menuntut tanggung jawab yang lebih

    besar yang mungkin membuat pekerja tetap lebih berharga dan penting.

    d. Masa Kerja

    Masa kerja diekspresikan sebagai pengalaman kerja pengalaman kerja yang menjadi

    dasar perhatian yang baik terhadap produktivitas karyawan.Kajiankajian ekstensif

    mengenai hubungan senioritas-produksivitas, mendefinisikan senioritas sebagai masa

    kerja seseorang pada pekerjaan tertentu, menunjukkan hubungan positif antara senioritas

    dan produktivitas pekerjaan.Masa kerja merupakan variabel penjelas tunggal yang paling

    penting. Semakin lama seseorang berada dalam pekerjaan, semakin kemungkinan ia akan

  • 13

    mengundurkan diri.Bukti tersebut menunjukkan bahwa masa kerja dan kepuasan saling

    berkaitan positif.

    2.3.3 Pembelajaran

    Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen yang terjadi sebagai hasil

    dari pengalaman.Terdiri dari beberapa komponen.Pertama, pembelajaran melibatkan

    perubahan.Kedua, perubahan relatif permanen.Ketiga, terfokus pada perilaku.

    Pembelajaran berlangsung ketika terjadi perubahan tindakan. Perubahan proses berfikir atau

    sikap individu, jika tidak berubah maka itu bukan merupakan pembelajaran. Sejumlah bentuk

    pengalaman diperlukan untuk pembelajaran.Pengalaman dapat diperoleh langsung lewat

    pengamatan (praktik) atau didapatkan seecara tidak langsung, misalnya dengan membaca. Jika

    pengalaman ini menghasilkan perubahan perilaku yang relatif permanen, maka dapat dikatakan

    bahwa proses pembelajaran sedang berlangsung. Teori pembelajaran ada 3, yaitu;

    a. Pengkondisian Klasik (classical condition)

    Mempelajari respon terkondisi yang melibatkan pembinaan ikatan antara rangsangan

    terkondisi dan rangsangan tak terkondisi. Menggunakan rangsangan yang berpasangan,,

    satu memaksa dan yang lain netral, rangsangan yang netral menjadi rangsangan

    terkondisi dan kemudian meneruskan sifatsifat rangsangan tak terkondisi.

    Pengkondisian klasik bersikap pasif. Sesuatu terjadi dan ada yang bereaksi dengan cara

    khusus. Reaksi itu dihasilkan sebagai respon terhadap peristiwa yang khusus dan dapat

    dikenali, dengan sendirinya reaksi itu dapat menjelaskan perilaku refleksif yang

    sederhana.

  • 14

    Misalnya, para karyawan memilih untuk tiba di tempat kerja pada waktunya dan meminta

    atasan untuk membantu ketika ada masalah.

    b. Pengkondisian Operant (operant condition)

    Perilaku sukarela atau yang dipelajari sebagai lawan dari perilaku refleksif (tak

    dipelajari).Misalnya, Instruktur mengatakan jika ingin nilai tinggi dalam kuliah maka

    harus member jawaban yang benar.

    c. Pembelajaran Sosial (social learning)

    Belajar dengan mengamati apa yang terjadi pada orang lain dengan sekedar

    diberitahu mengenai sesuatu, maupun dengan mengalami secara langsung. Pembelajaran

    sosial ada empat proses yang menentukan pengaruh model pada individu.

    1. Proses Perhatian. Orang belajar dari model tertentu hanya ketika mereka mengenali

    dan menaruh perhatian pada fitur penting yang menentukan. Cenderung sangat

    terpengaruh oleh modelmodel yang menarik, muncul berulangulang penting dan

    serupa.

    2. Proses Retensi. Pengaruh model tertentu akan bergantung pada betapa baik individu

    mengingat tindakan model itu setelah model itu tidak ada lagi.

    3. Proses Reproduksi Motor. Setelah seseorang melihat perilaku baru dengan

    mengamati model itu, pengamatan itu akan berubah menjadi perbuatan. Maka proses

    ini memperlihatkan bahwa individu tersebut dapat melakukan kegiatan model itu.

    4. Proses Penguatan. Individuindividu akan termotivasi untuk memperlihatkan

    perilaku bermodel tertentu jika disediakan rangsangan positif atau hadiah.

  • 15

    2.4 Pendekatan Pendekatan Untuk Memahami Perilaku Individu

    Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah;

    pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis.Berikut penjelasan ketiga pendekatan

    tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa

    lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.

    1. Penekanan.

    Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan

    menimbang.Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari

    lingkungan itu sendiri.

    Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam

    perilaku manusia.Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat

    menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.

    Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan

    sesuatu perilaku.Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang

    berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

    2. Penyebab Timbulnya Perilaku

    Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau

    ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang

    lingkungan.

    Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli

    lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut

    pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang

    dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.

  • 16

    3. Proses.

    Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah

    proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan

    akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat

    mengurangi ketidak sesuaian tersebut.

    Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang

    respon yang ditentukan oleh sejarah.Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut

    menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang.Dalam pendekatan psikoanalitis,

    keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah

    pengamatan Superego.

    4. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku.

    Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu

    hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari

    pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses

    masuknya dalam sistem.

    Teori reinforcement bersifat historic.Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu

    adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.Menurut pendekatan

    psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif penting

    bagi perilakunya.Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh

    interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.

  • 17

    5. Tingkat dari Kesadaran.

    Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam

    kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami,

    dipertimbangkan sangat penting.

    Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas

    mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan

    kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja

    diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan

    dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.

    Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak

    sadar.Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.

    6. Data.

    Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada

    dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.

    Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik

    yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.

    Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti

    penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas,

    teknik proyektif, dan hipnotis.

  • 18

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Setiap Individu adalah pribadi yang unik.Manusia pada hakekatnya adalah kertas kosong

    yang di bentuk oleh lingkungan mereka.Perilaku manusia merupakan fungsi dari interaksi antara

    person atau individu dengan lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu sama lain karena

    ditentukan oleh masing masing lingkungan yang memang berbeda.

    Secara biografis individu memiliki karakteristik yang jelas bisa terbaca, seperti usia, jenis

    kelamin, status perkawinan, yang semua itu memiliki hubungan signifikan dengan produktivitas

    atau kinerja dalam suatu organisasi dan merupakan isu penting dalam dekade mendatang. Dari

    kajian beberapa bukti riset, memunculkan kesimpulan bahwa usia tampaknya tidak memiliki

    hubungan dengan produktivitas. Dan para pekerja tua yang masa kerjanya panjang akan lebih

    kecil kemungkinannya untuk mengundurkan diri. Demikian pula dengan karyawan yang sudah

    menikah, angka keabsenan menurun, angka pengunduran diri lebih rendah serta menunjukkan

    kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada karyawan yang bujangan.

    Setiap individu pun memiliki kemampuan yang berbeda, kemampuan secara langsung

    mempengaruhi tingkat kinerja dan kepuasan karyawan melalui kesesuaian kemampuan

    pekerjaan. Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat manusia, perilaku individu akan berbeda di

    karenakan oleh kemampuan yang dimilikinya juga berbeda. Pembelajaran merupakan bukti dari

    perubahan perilaku individu.Pembelajaran terjadi setiap saat dan relatif permanen yang terjadi

    sebagai hasil dari pengalaman.

  • 19

    Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda beda. Di dalam organisasi setiap

    orang mempunyai tujuan yang sama. Seluruh pekerjaan di dalam organisasi dilakukan para

    anggota yang akan menentukan keberhasilannya. Jika seorang ikut dalam organisasi, dia akan

    memperoleh suatu tujuan yang membuat ia dapat kepuasan dalam melakukan pekerjaannya.

    Organisasi sangat berpengaruh terhadap individu, karena setiap individu mempunyai kebutuhan -

    kebutuhan tertentu dalam dirinya demi mempertahankan kelangsungan hidupnya di masa depan.

    Karena kebutuhan, setiap individual berorganisasi.Misalnya, dalam perusahaan setiap individu

    mempunyai karakteristik yang berbeda, karena mereka mempunyai kebutuhan yang berbeda

    pula. Kebutuhan kebutuhan tersebut yang membuat mereka termotivasi untuk melakukan

    pekerjaan tersebut lebih baik, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam diri individu,

    terdapat perilaku perilaku yang betentangan yang disebut dengan konflik.Jika seseorang

    mempunyai konflik atau masalah, mungkin mereka mengalami kesulitan untuk mengambil

    keputusan yang tepat.Disinilah peran seorang pemimpin dalam organisasi dibutuhkan. Setiap

    individu mempunyai masalah yang berbeda beda dalam pekerjaannya dan karakter sifat yang

    berbeda beda. Ada yang menanggapi masalah tersebut dengan akal sehatnya dan ada pula yang

    dengan sifat emosionalnya.Jadi seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi dengan baik

    terhadap bawahannya, perbedaan karakter setiap individu dalam menghadapi masalah harus

    melalui pendekatan pendektan yang berbeda pula.Di butuhkan kemampuan dan kecerdikan

    seorang pemimpin, agar bawahannya tersebut dapat bekerja dengan baik kembali.

    3.2 Saran

    Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan

    dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya

    pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah

  • 20

    ini.Kami banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun

    kepada penulis demi kesempurnaan dalam penulisan dan penyusunan makalah

    kedepannya.Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca

    pada umumnya.

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    P.Robbins, Stephen, Timothy A. Judge.2008.Perilaku Organisasi buku 1: jakarta, salemba

    empat.

    Thoha, Miftah. 1983. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali

    Pers.

    Winardi,j.2004.Manajemen Perilaku Organisasi.Bandung: Prenada Media.

    http://agungpia.multiply.com/journal/item/23/Dasar-dasar_Perilaku_Individu

    http://candupendidikan.wordpress.com/2012/06/03/dasar-dasar-perilaku-individual/

    http://www.slideshare.net/DharaniKassapa/dasardasar-perilaku-individu-perilaku-organisasi

    http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1847754-perilaku-organisasi-konsep-dasar-dan/