laporan kinerjasda.pu.go.id/bwsmalukuutara/source/lakip.pdf · 1. meningkatnya budaya organisasi...

113
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL TA 2015

Upload: others

Post on 05-Feb-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL

TA 2015

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 i

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan berkah dan hidayah-Nya sehingga Laporan

Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR telah dapat diselesaikan

pada waktunya. Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,

Sekretariat Jenderal sebagai salah satu Unit Organisasi Eselon 1 Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat wajib menyusun Laporan Kinerja sebagai wujud

pertanggungjawaban atas penggunaan sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan dan

sasaran Sekretariat Jenderal.

Laporan Kinerja ini merupakan history Sekretariat Jenderal sejak awal TA 2015 sampai

dengan berakhirnya TA 2015, yang meliputi tujuan dan sasaran yang harus dicapai melalui

indikator- indikator yang telah ditetapkan, pencapaian sasaran strategis dan analisis

penyebab keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran strategis tersebut.

Sekretariat Jenderal terdiri atas Biro dan Pusat, sehingga laporan kinerja yang didalamnya

terdapat pencapaian sasaran strategis Sekretariat Jenderal merupakan konsolidasi

pencapaian sasaran strategis Unit Kerja Eselon II di bawahnya. Dengan demikian

penyusunan laporan kinerja ini tidak lepas dari usulan dan tanggung jawab seluruh Unit

Kerja Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal.

Semoga laporan kinerja ini dapat menjadi bahan untuk penyusunan Laporan Kinerja

Kementerian PUPR, dan dapat meningkatkan kinerja Sekretariat Jenderal.

Jakarta, Januari 2016

SEKRETARIS JENDERAL

TAUFIK WIDJOYONO

KATA PENGANTAR

ii

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2015 adalah

perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan misi di Lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR di dalam mencapai

tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

Tujuan Sekretariat Jenderal adalah bagian dari tujuan Kementerian PUPR 2015-2019 yaitu

tujuan ke-5 (lima) “Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan

umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan

pengawasan, kesekertariatan, serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung

penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang

efektif, efisien, transparan, dan akuntabel”.

Terkait dengan tujuan tersebut Sekretariat Jenderal mendukung dalam aspek peningkatan

kapasitas kelembagaan Kementerian PUPR untuk meningkatkan kinerja pelayanan bidang

pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

Tujuan Sekretariat Jenderal tersebut dibagi kedalam 3 (tiga) kelompok tujuan yaitu:

1. Meningkatkan manajemen fungsional yang integratif, transparan, dan akuntabel.

2. Meningkatkan manajemen sumberdaya yang dapat mendorong peningkatan kinerja

produktivitas dan profesionalitas sumber daya manusia serta mengembangkan

kelembagaan yang efektif dan efisien.

3. Meningkatkan pelayanan administrasi pimpinan yang prima dan menyediakan informasi

publik yang akurat dan handal.

Sasaran Sekretariat Jenderal adalah merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata dalam

rumusan yang lebih spesifik dan terukur. Sekretariat Jenderal memiliki 2 (dua) sasaran

strategis dengan capaian kinerja sebagai berikut:

1. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas. Dengan

indikator kinerja “tingkat kinerja dan integritas Kementerian PUPR” memiliki target

sebesar 72,25% dengan realisasi 95,66% dan capaian kinerja sebesar 132,40%.

2. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta

sarana dan prasarana. Dengan indikator kinerja “tingkat pengelolaan regulasi dan

layanan hukum, data dan informasi publik serta sarana prasarana” memiliki target

sebesar 80% dengan realisasi 108,68% dan capaian kinerja sebesar 135,85%.

Sekretariat Jenderal memiliki 8 (delapan) Indikator Kinerja Program untuk mendukung 2

(dua) sasaran strategis Kementerian PUPR yang dituangkan ke dalam Perjanjian Kinerja (PK)

dengan capaian sebagai berikut:

1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian PUPR

dicapai melalui 5 (lima) indikator yaitu:

RINGKASAN EKSEKUTIF

iii

Nilai laporan kinerja pemerintahan dengan target nilai 74 serta realisasi nilai 74 dan

capaian kinerja sebesar 100%.

Opini WTP hasil audit BPK dengan target opini WTP serta realisasi opini WTP dan

capaian kinerja sebesar 100%.

Transparansi pengelolaan dan pengadministrasian pegawai dengan target sebesar

55% publikasi serta realisasi sebesar 55% dan capaian kinerja sebesar 100%.

Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai dengan target sebesar 60%

layanan serta realisasi sebesar 70,50% dan capaian kinerja sebesar 117,50%.

Tingkat faslitasi produk hukum dan bantuan hukum dengan target sebesar 85%

fasilitasi serta realisasi sebesar 124,70% dan capaian kinerja sebesar 146,71%.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PUPR dicapai melalui

3 (tiga) indikator yaitu:

Tingkat kenyamanan bekerja dengan target sebesar 55% serta realisasi sebesar

77% dan capaian kinerja sebesar 140%.

Tingkat layanan data dan teknologi informasi dengan target sebesar 80% serta

realisasi sebesar 80,07% dan capaian kinerja sebesar 100,09%.

Tingkat layanan informasi publik dengan target sebesar 365 layanan serta realisasi

sebesar 365 dan capaian kinerja sebesar 100%.

Saran untuk tercapainya pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal yang efektif

dan efisien untuk tahun berikutnya, yaitu upaya tindak lanjut yang perlu dilakukan antara

lain :

1. Indikator outcome dan output perlu di review sehingga benar-benar dapat

mencerminkan kinerja organisasi Sekretariat Jenderal, disamping beberapa baseline

sudah tidak sesuai lagi (Review Renstra).

2. Penyempurnaan Sistem Aplikasi Informasi Kinerja dan Keuangan serta Evaluasi

Akuntabilitas (e-Performance).

3. Menyiapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengukuran indikator kinerja.

4. Pelaksanaan penelitian RKA-KL.

5. Pengembangan tata cara Monitoring Evaluasi PHLN.

6. Pengusulan kembali agar transparansi pelaksanaan program Dana Alokasi Khusus (DAK)

masuk dalam Instruksi Presiden tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

yang dipantau oleh Kantor Staf Presiden.

7. Perlu diberikan perhatian khusus kepada tata laksana peremajaan data pegawai yang

melibatkan peran aktif unit kerja dalam wujud penguatan SIMKA dan peningkatan

kemampuan operasionalnya diantaranya menambah modul pada SIMKA

8. Penataan BMN ditertibkan administrasinya terutama pengelolaan Kendaraan Dinas

Operasional (KDO) dan inventarisasi barang lainnya sehubungan dengan pembangunan

Gedung Baru dengan diimbangi percepatan penghapusan bagi Barang Milik Negara

serta pembahasan lebih lanjut bagaimana tanggapan dan penyelesaian tindak lanjut

iv

LHP BPK-RI yang bersifat lintas sektoral termasuk temuan-temuan yang bersifat

berulang.

9. Peningkatan kinerja bidang pengelolaan BMN dan peningkatan kualitas Laporan

Keuangan untuk mempertahankan opini BPK berupa Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

terhadap Laporan Keuangan Kementerian PUPR.

10. Jumlah sampel dalam survei yang dilakukan untuk mengukur indikator tingkat

kenyamanan bekerja harus ditambah mengingat pengguna gedung utama Gedung

Kementerian PUPR adalah ribuan orang dan terdiri atas beberapa Satminkal.

11. Sosialisasi dalam hal penghematan air dan energi bagi pegawai, penggunaan bahan

konstruksi yang ramah lingkungan, serta sistem pembuangan sampah yang ramah

lingkungan dengan menggunakan teknologi hasil karya sendiri.

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

RINGKASAN EKSEKUTIF ii

DAFTAR ISI v

BAB I

PENDAHULUAN

1-1

1.1 LATAR BELAKANG 1-1

1.2 TUGAS DAN FUNGSI 1-1

1.3 STRUKTUR ORGANISASI 1-3

1.4 ISU STRATEGIS 1-10

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2-1

2.1 URAIAN SINGKAT SEKRETARIAT JENDERAL TA 2015 2-1

2.1.1 Visi dan misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2-1

2.1.2 Visi dan Misi Sekretariat Jenderal 2-2

2.1.3 Tujuan Sekretariat Jenderal 2-2

2.2 PERJANJIAN KINERJA 2-4

2.3 METODE PENGUKURAN 2-5

2.4 BAB III

TARGET TAHUN INI MENURUT RENSTRA KAPASITAS ORGANISASI

2-15 3-1

3.1. 3.1.1 3.1.2 3.1.3

SUMBER DAYA MANUSIA Pegawai Berdasarkan Golongan Pegawai Berdasarkan Pendidikan Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

3-1 3-2 3-3 3-3

3.2. SARANA PRASARANA 3-4

3.3.

DIPA 3-9

BAB IV 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 BAB V

CAPAIAN KINERJA ORGANISASI CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS PERBANDINGAN KINERJA ORGANISASI ANALISIS KINERJA ORGANISASI EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS UPAYA PENINGKATAN AKUNTABILITAS PENGAKUAN PIHAK KE-3 KEPADA SEKRETARIAT JENDERAL PENUTUP

4-1 4-1 4-11 4-13 4-17 4-20 4-24 5-1

LAMPIRAN

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4

Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Cascading Sasaran Dan Program Sekretariat Jenderal Pengukuran Indikator Tingkat Fasilitasi Produk Hukum dan Bantuan Hukum Struktur Pegawai Di Lingkungan Sekretariat Jenderal Diagram Kebutuhan Pegawai Proporsi Pegawai Berdasarkan Golongan Proporsi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Proporsi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Sistem Manajemen Pelaksanaan Kegiatan Beranda Sistem e-Monitoring Skema Integrasi Aplikasi E-Monitoring, Sirup, SPSE Perbandingan Jumlah Pegawai Tahun 2014 dan 2015 Perbandingan Pagu dan Realisasi Kurva S Penyerapan Anggaran TA 2015 Perbandingan Penyerapan Anggaran Per-Bulan Tahun 2014 dan 2015

1-4 2-4 2-11 3-2 3-2 3-3 3-3 3-4 3-5 3-6 3-8 4-18 4-18 4-19 4-20

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11

Daftar Program Prioritas Nasional Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015 Alur Penginputan Laporan Yang Dipantau Presiden Metode Pengukuran Indikator Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 Tabel Pengukuran Indikator Nilai Laporan Kinerja Pemerintah Tabel Pengukuran Indikator Transparansi Pelaksanaan Program Pengukuran Indikator Tingkat Pengelolaan Dan Pengadministrasian Pengukuran Indikator Tingkat Kenyamanan Bekerja Pengukuran Indikator Tingkat Layanan Informasi Publik Proporsi Kebutuhan Pegawai Sarana Dan Prasarana Capaian Indicator Kinerja Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Capaian Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal Capaian Indikator Pengelolaan dan Pengadministrasian Pegawai Capaian Indikator Tingkat Fasilitasi Produk Hukum Dan Bantuan Hukum Capaian Indikator Tingkat Kenyaman Bekerja Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2015 Dengan Target Kinerja Tahun 2015-2019 Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Program Tahun 2015 Dengan Target Kinerja Tahun 2015-2019 Perbandingan Tugas dan Fungsi Setjen Tahun 2014 dan 2015 Perbandingan Indikator Kinerja Tahun 2014 dan 2015

1-17 1-16 2-6 2-6 2-7 2-9 2-9 2-12 2-13 3-2 3-5 4-1 4-1 4-2 4-2 4-5 4-6 4-8 4-12 4-12 4-21 4-22

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang menyebutkan bahwa

pelaporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang

dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Tujuan

pelaporan kinerja yaitu memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat

atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai upaya perbaikan yang

berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya, bahwa setiap

Unit Organisasi Eselon I Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diwajibkan

untuk menyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) Unit Organisasi Eselon I.

LaKIP Unit Organisasi Eselon I Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat merupakan pelaporan terhadap perwujudan atas kewajiban Sekretariat

Jenderal untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi

Sekretariat Jenderal dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan di dalam

Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015 – 2019.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Kementerian tersebut di atas maka

Sekretariat Jenderal sebagai unit organisasi di bawah Menteri PUPR mempunyai tugas untuk

menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian PUPR. Dalam rangka

mengoptimalkan pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal melakukan peningkatan

dukungan manajemen di berbagai aspek melalui peningkatan dan pengoptimalan sumber

daya yang ada seperti aset barang milik negara, teknologi informasi, keuangan,

kelembagaan, prasarana dan sarana aparatur negara, dan lain-lain.

1.2 Tugas dan Fungsi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan umum

dan Perumahan Rakyat berdasarkan peraturan dan perundang-undangan antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 2

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (SPPN);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

6. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan;

8. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum;

9. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) 2015 – 2019;

11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;

12. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat;

13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat.

Tugas Sekretariat Jenderal adalah menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dalam mendukung pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal melaksanakan fungsi:

1. Koordinasi kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

2. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat;

3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,

kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip,

dan dokumentasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 3

4. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan advokasi

hukum;

6. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan

barang/jasa; dan

7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

1.3 Struktur Organisasi

Pada tahun 2015 ini, terdapat perubahan struktur organisasi Kementerian Pekerjaan Umum

menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta khususnya perubahan

pada unit organisasi Sekretariat Jenderal. Sebelumnya terdapat 5 (lima) biro dan 5 (lima)

pusat di bawah Sekretariat Jenderal yaitu Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Biro

Hukum, Biro Umum, Biro Keuangan, Biro Kepegawaian dan Ortala, Pusat Pengolahan Data,

Pusat Komunikasi Publik, Pusat Kajian Strategis, Pusat Pendidikan dan Pelatihan, dan Pusat

Pengelolaan BMN. Untuk periode 2015-2019, terdapat beberapa perubahan, meliputi:

1. 2 (dua) pusat yang berubah menjadi biro yaitu Biro Pengelolaan BMN dan Layanan

Pengadaan, dan Biro Komunikasi Publik;

2. 2 (dua) fungsi pusat yaitu Pusat Kajian Strategis, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan

tidak lagi berada di bawah Sekretariat Jenderal; dan

3. 1 (satu) fungsi pusat baru non eselon yang berada di bawah koordinasi Sekretariat

Jenderal, Kementerian PUPR, yang sebelumnya berada di bawah Sekretariat Jenderal

Kementerian Perumahan Rakyat yaitu Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor

15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja, Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat memiliki struktur organisasi. Sekretariat Jenderal yang di dukung oleh 7

(tujuh) biro dan 2 (dua) pusat yang secara administratif struktural berada di bawah

pembinaan Sekretaris Jenderal, namun dalam tugas memberikan masukan langsung kepada

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 4

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal

1.3.1 Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri

Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi dan penyusunan administrasi anggaran, pemantauan, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan anggaran, fasilitasi penganggaran infrastruktur daerah, serta kerja sama luar

negeri bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri

menyelenggarakan fungsi:

1. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan administrasi anggaran;

2. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penganggaran infrastruktur daerah;

3. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan anggaran;

4. Pelaksanan koordinasi perencanaan program dan administrasi kerja sama luar negeri;

5. Pelaksanaan kegiatan strategis kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

dan

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 5

Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri terdiri atas:

1. Bagian Administrasi Penganggaran;

2. Bagian Fasilitasi Penganggaran Infrastruktur Daerah;

3. Bagian Pemantauan dan Evaluasi; dan

4. Bagian Kerjasama Luar Negeri.

1.3.2 Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tatalaksana

Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan

pembinaan dan pengelolaan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana di Lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan, pembinaan, dan pelaksanaan perencanaan pegawai;

2. Pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian;

3. Pelaksanaan pengadaan dan seleksi pegawai;

4. Penyusunan sistem pembinaan dan pengembangan pegawai;

5. Penyiapan perumusan, pembinaan, pelaksanaan dan pemantauan mutasi pegawai;

6. Penelaahan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian;

7. Penyiapan perumusan, pembinaan, dan penataan organisasi dan tata laksana;

8. Pengelolaan data, informasi, dan arsip kepegawaian; dan

9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro

Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana terdiri atas:

1. Bagian Informasi Kepegawaian dan Umum;

2. Bagian Pengembangan Pegawai;

3. Bagian Mutasi; dan

4. Bagian Organisasi dan Tata Laksana.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 6

1.3.3 Biro Keuangan

Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan penyusunan tata laksana

keuangan, perbendaharaan, akuntansi, penatausahaan Pendapatan Negara Bukan Pajak dan

Badan Layanan Umum, Laporan Keuangan Kementerian serta penetapan pejabat

perbendaharaan satuan kerja.

Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Keuangan menyelenggarakan fungsi :

1. Pembinaan tata laksana keuangan dan perbendaharaan;

2. Pembinaan dan pelaksanaan sistem akuntansi;

3. Pembinaan penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Badan Layanan

Umum;

4. Penyusunan tata laksana keuangan dan sistem akuntansi;

5. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan;

6. Pembinaan dan penatausahaan penetapan pejabat perbendaharaan satuan kerja;

7. Penatausahaan hasil pemeriksaan;

8. Penyusunan laporan keuangan Sekretariat Jenderal;

9. Penyusunan laporan keuangan Kementerian; dan

10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.

Biro Keuangan terdiri atas :

1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum;

2. Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan;

3. Bagian Perbendaharaan; dan

4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan Keuangan.

1.3.4 Biro Umum

Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengelolaan ketatausahaan,

kerumahtanggaan dan prasarana fisik serta urusan protokoler pimpinan.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 7

Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Umum menyelenggarakan fungsi :

1. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Menteri, Sekretaris Jenderal, Staf Ahli,

Staf Khusus, dan protokoler pimpinan kementerian;

2. Pelaksanaan pembinaan, pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan kementerian;

3. Pelaksanaan urusan kesehatan, keamanan dan ketertiban lingkungan serta urusan dalam

dan angkutan pegawai;

4. Pelaksanaan urusan utilitas, bangunan gedung, rumah jabatan serta sarana dan

prasarana lingkungan;

5. Pelaksanaan penatausahaan barang milik negara Sekretariat Jenderal; dan

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.

Biro Umum terdiri atas :

1. Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol;

2. Bagian Administrasi Perkantoran;

3. Bagian Rumah Tangga; dan

4. Bagian Prasarana Fisik.

1.3.5 Biro Hukum

Biro Hukum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan pembinaan penyusunan

peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum dan perumahan, pemberian

advokasi hukum, pertimbangan hukum, penyebarluasan informasi, dokumentasi, dan produk

hukum serta fasilitasi proses penetapan dan usul pengalihan status rumah negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Hukum menyelenggarakan fungsi:

1. Koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum dan

perumahan rakyat serta bidang terkait;

2. Pembinaan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum dan

perumahan;

3. Koordinasi pemberian advokasi dan pertimbangan hukum terkait tugas dan fungsi

Kementerian;

4. Pelaksanaan penyebarluasan informasi, dokumentasi dan produk hukum;

5. Fasilitasi proses penetapan dan usul pengalihan status rumah negara; dan

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 8

Biro Hukum terdiri atas :

1. Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan I;

2. Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan II;

3. Bagian Advokasi Hukum I; dan

4. Bagian Advokasi Hukum II;

1.3.6 Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan

Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,

pembinaan dan penyelenggaraan barang milik negara dan kekayaan Negara serta layanan

pengadaan pada tingkat Kementerian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana dan program pengelolaan barang milik negara;

2. Pembinaan dan pengendalian barang milik negara;

3. Pelaksanaan pembinaan penyusunan pelaporan barang milik negara;

4. Penatausahaan barang milik negara pada tingkat Kementerian;

5. Pelaksanaan pengelolaan informasi dan dokumentasi barang milik negara;

6. Koordinasi pemantauan, evaluasi, dan pelaporan barang milik negara;

7. Koordinasi pelaksanaan sertifikasi dan perkuatan hak;

8. Pembinaan layanan pengadaan;

9. Pelayanan pengadaan secara elektronik;

10. Penyelenggaraan Sistem Informasi Pengadaan Barang/Jasa;

11. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengadaan barang/jasa; dan

12. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan terdiri atas :

1. Bagian Pengembangan Sistem BMN dan Umum;

2. Bagian Pengelolaan BMN I;

3. Bagian Pengelolaan BMN II; dan

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 9

4. Bagian Layanan Pengadaan.

1.3.7 Biro Komunikasi Publik

Biro Komunikasi Publik memiliki tugas melaksanakan pembinaan dan penyelenggaraan

komunikasi publik di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Komunikasi Publik menyelenggarakan fungsi :

1. Pembinaan pelayanan komunikasi publik;

2. Pengelolaan dan pelayanan informasi publik kementerian;

3. Penyiapan perumusan strategi dan evaluasi komunikasi;

4. Penyelenggaraan publikasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

5. Pengelolaan dan penyebarluasan informasi;

6. Pengelolaan perpustakaan dan dokumentasi kegiatan Kementerian;

7. Penyiapan bahan laporan pimpinan dan koordinasi hubungan antar lembaga; dan

8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.

Biro Komunikasi Publik terdiri atas:

1. Bagian Pelayanan Informasi Publik dan Umum;

2. Bagian Hubungan Masyarakat;

3. Bagian Publikasi dan Perpustakaan; dan

4. Bagian Pelaporan Pimpinan dan Hubungan Antar Lembaga.

1.3.8 Pusat Data dan Teknologi Informasi

Pusat Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan,

pengembangan, pengelolaan, penyediaan data dan teknologi informasi, serta

penyelenggaraan sistem informasi untuk mendukung manajemen kementerian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Data dan Teknologi Informasi menyelenggarakan

fungsi :

1. Penyusunan rencana dan program pembinaan, pengembangan, pengelolaan data dan

teknologi informasi;

2. Pembinaan dan pengembangan sistem informasi;

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 10

3. Penyelenggaraan dan pengelolaan pengamanan data dan informasi,;

4. Pengendalian mutu sistem dan teknologi informasi;

5. Pengelolaan dan penyediaan data dan informasi geospasial dan statistik; dan

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.

Pusat Data dan Teknologi Informasi terdiri atas:

1. Bagian Program dan Umum;

2. Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Sistem Informasi; dan

3. Bidang Integrasi Data dan Layanan Teknologi Informasi.

1.3.9 Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan

Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan merupakan unit organisasi non eselon

yang mempunyai tugas melaksanakan penyaluran dan pengelolaan dana pembiayaan

perumahan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan

menyelenggarakan fungsi :

1. Pelayanan pembiayaan perumahan;

2. Pengelolaan keuangan;

3. Pengelolaan operasi kegiatan;

4. Pengelolaan urusan umum dan hukum;

5. Pelaksanaan pemeriksaan intern; dan

6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan terdiri atas:

1. Direktur Utama;

2. Direktur Layanan;

3. Direktur Keuangan;

4. Direktur Operasi;

5. Direktur Umum dan Hukum; dan

6. Satuan Pemeriksaan Intern.

1.4 Isu Strategis

Kementerian PUPR yang dalam hal ini Sekretariat Jenderal memiliki posisi yang strategis

dalam memberikan dukungan manajemen dan melaksanakan tugas teknis lainnya

Kementerian PUPR, sebagai penggerak dari peningkatan sarana dan prasarana aparatur di

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 11

Lingkungan Kementerian PUPR serta untuk membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Beberapa isu strategis di lingkungan Sekretariat

Jenderal yaitu:

1.4.1 Peningkatan Kualitas Dukungan Kesekretariatan

Dalam rangka peningkatan kualitas dukungan kesekretariatan Kementerian PUPR melalui

Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “dukungan manajemen peningkatan

kualitas kesekretariatan sebagai upaya mengimplementasikan program

pembangunan Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat”.

Sebagai upaya penerapan kebijakan dan strategi Peningkatan kualitas penyelenggaraan

administrasi dan pemberdayaan aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan, dilakukan melalui kegiatan pembinaan pegawai awal karier CPNS,

penyusunan Sistem Organisasi dan Tata Laksana (SOTK) 2015-2019, dan kegiatan

pendukung lainnya.

Kemudian untuk meningkatkan kualitas pembinaan pengelolaan kearsipan serta

pengembangan sistem aplikasi tata naskah elektronis Kementerian PUPR telah dilakukan

pengembangan sistem kearsipan elektronik melalui web-site e-Office yang memudahkan

kegiatan pengelolahan kearsipan serta pengembangan tata naskah elektronik yang

sistematis, dinamis dan akurat.

Sebagai dukungan revitalisasi pelayanan administrasi dilakukan dengan tata laksana

administrasi yang baik melalui aplikasi e-Monitoring untuk meningkatkan transparansi

informasi pelaksanaan pembangunan termasuk progress pelaksanaan anggaran.

1.4.2 Peningkatan Dan Pengelolaan Bidang Keuangan

Di dalam pelaksanaan kegiatan di Lingkungan Sekretariat Jenderal tentu diperlukan tata

kelola keuangan yang baik, sebagai upaya mendukung peningkatan dan pengelolaan bidang

keuangan maka dirumuskan kebijakan “peningkatan kinerja pengelolaan bidang

keuangan Kementerian”.

Sebagai upaya peningkatan kepatuhan terhadap peraturan pengelolaan keuangan dilakukan

melalui penyusunan laporan keuangan kementerian yang akrual untuk di implementasikan

secara menyeluruh, dengan penerapan basis akuntansi dan aplikasi pada TA 2015 yang

akan digunakan sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan tahun mendatang

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 12

serta sebagai upaya penyelesaian tindak lanjut atas hasil pemeriksaan BPK-RI sebagai upaya

untuk mempertahankan opini WTP.

Dalam kegiatan peningkatan kualitas penatausahaan PNBP dengan memperhatikan NSPK

dalam rangka meningkatkan kualitas pelaporan dan penatausahaan PNBP di Lingkungan

Kementerian PUPR maka telah dikembangkan aplikasi TRPNBP (Target dan Realisasi PNBP)

sebagai alat bantu untuk pembinaan akuntansi dan perbendaharaan.

1.4.3 Peningkatan Citra Kementerian

Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan infrastruktur yang sesuai dengan tugas dan

fungsi Kementerian PUPR agar masyarakat mengetahui kinerja dan perannya sebagai bagian

untuk mendukung roda perekenomian melalui Sekretariat Jenderal maka dirumuskan

kebijakan “peningkatan citra positif kementerian”.

Sebagai bentuk dukungan peningkatan penyebarluasan informasi penyelenggaraan

infrastruktur serta peningkatan kualitas atas keterbukaan informasi public dan pelayanan

publik maka telah dipublikasikan peran serta Kementerian PUPR melalui berbagai media

(koran, televise, web-site, seminar, dan media sosial lainnya).

Di dalam upaya penyebarluasan dan pengelolaan informasi di Lingkungan Kementerian

PUPR maka telah di lakukan peningkatan pengelolaan perpustakaan kementerian yang data

serta informasinya telah terintegrasi dan dapat dilihat pada web-site www.pu.go.id.

1.4.4 Peningkatan Kualitas Pengelolaan BMN

Sebagai bentuk pengadaan, pengelolaan dan pengawasan BMN maka Kementerian PUPR

melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “peningkatan kualitas pengelolaan

BMN dan layanan pengadaan barang dan jasa”.

Dalam upaya pengawasan, pengendalian dan pengelolaan atas BMN maka telah dilakukan

monitoring dan evaluasi pelaksanaan layanan pengadaan barang/jasa serta pengembangan

Norma, Standard, rosedur dan Kriteria (NSPK) yang lebih mendalam sebagai kegiatan

pelaksanaan pengelolaan BMN yang akuntabel dan dinamis di Lingkungan Kementerian

PUPR.

1.4.5 Peningkatan Pelayanan Administrasi Dan Bantuan Hukum

Dalam upaya meningkatkan kepatuhan hukum di Lingkungan Kementerian PUPR melalui

Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “peningkatan pelayanan administrasi dan

pembentukan peraturan perundangan serta bantuan hukum”.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 13

Sebagai bentuk peningkatan tata kelola bantuan hukum maka telah dilakukan peningkatan

kordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam upaya penanganan perkara dan masalah hukum.

Sebagai bentuk dukungan penyebarluasan peraturan perundang-undangan Bidang

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat maka telah dilakukan kegiatan pembinaan,

perencanaan, harmonisasi dan publikasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan

serta telah dilakukan pengelolaan jaringan dokumen dan informasi hukum dengan kegiatan

pengelolaan, pendampingan dan pembinaan bantuan hukum.

1.4.6 Pembinaan pengelolaan dan penyediaan data spasial/peta dan data

literal/numerik bidang PUPR serta penyelenggaraan sistem informasi

mendukung manajemen Kementerian

Dalam rangka pengolahan data dan teknologi informasi di Lingkungan Kementerian PUPR

maka melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “pembinaan pengelolaan dan

penyediaan data spasial/peta literal/numerik Bidang PUPR serta

penyelenggaraan sistem informasi mendukung manajemen Kementerian” sebagai

dukungan kemudahan dan kehandalan dalam proses bisnis kementerian maka telah

dilakukan peningkatan penyediaan infrastruktur teknologi informasi yang handal, terintegrasi

dan penyajian data yang terkini.

Untuk mendukung seluruh Unit Organisasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya yang

tercantum di dalam Permen No. 15 Tahun 2015 maka telah dilakukan kegiatan penyediaan

data dan informasi spasial dan statistik yang disajikan secara definitif yang dapat di akses

oleh seluruh Unit Organisasi di Lingkungan Kementerian PUPR.

Selain itu juga sebagai bentuk penyediaan informasi kepada pimpinan dalam proses

pengambilan keputusan dalam penetapan kebijakan (Decision Support System) di

Lingkungan Kementerian PUPR maka telah dikembangkan aplikasi sistem informasi.

1.4.7 Penciptaan kelembagaan yang efektif, efisien, dan sinergis

Di dalam proses penciptaan kelembagaan yang diharapkan dan sesuai dengan yang

diamanatkan di dalam reformasi birokrasi maka Kementerian PUPR melalui Sekretariat

Jenderal merumuskan kebijakan “penciptaan kelembagaan Kementerian PUPR yang

efektif, efisien dan sinergis”.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 14

Pada Tahun 2015 terdapat perubahan nomenklatur dan penggabungan antara 2

Kementerian (PU dan PERA) maka di dalam perjalanannya telah dilakukan kegiatan

penyempurnaan atas struktur organisasi yang baru di Lingkungan Kementerian PUPR.

Di dalam penyempurnaan struktur organisasi yang baru terkait perubahan nomenklatur

tersebut maka telah dilakukan penajaman tugas dan fungsi dari organisasi serta

penggunaan instrument fregmentasi dalam penajaman tugas dan fungsi tersebut agar

terdapat diferensiasi dan tidak terjadi tumpeng tindih pekerjaan yang diarahkan sebagai

bentuk penciptaan alur kerja yang sinergis antar Unit Organisasi di Lingkungan Kementerian

PUPR.

1.4.8 Penguatan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi

Dalam bentuk penguatan kapasitas dan tatakelola maka Kementerian PUPR melalui

Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “penguatan kapasitas pengelolaan

reformasi birokrasi”.

Sebagai bentuk penguatan kapasitas sesuai dalam program yang tercantum di dalam

reformasi birokrasi maka telah dilakukan kegiatan penguatan kelembagaan dan tatakelola

pengelolaan atas reformasi birokrasi nasional.

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya kegiatan di dalam road map reformasi Birokrasi

2010-2014, maka Kementerian PUPR telah melakukan penyempurnaan dan penyusunan

atas penyempurnaan kebijakan grand design dan road map reformasi birokrasi nasional.

Setelah dilakukan penyusunan grand design dan road map atas reformasi birokrasi di

Lingkungan Kementerian PUPR maka telah dilakukan sistem evaluasi atas pelaksanaan

program reformasi birokrasi nasional.

1.4.9 Penerapan Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang transparan,

kompetitif, dan berbasis merit

Di dalam penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara yang sesuai dengan kebijakan yang

ada maka Kementerian PUPR melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan

“penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang transparan, kompetitif

dan berbasis dengan merit”.

Sebagai bentuk pencapaian target kinerja yang sesuai dengan rencana maka dilakukan

perencanaan komposisi dan kebutuhan pegawai secara akurat sesuai dengan bobot dan

kebutuhan pegawai pada seluruh Unit Organisasi.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 15

Dalam upaya penerimaan pegawai yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan di

Lingkungan Kementerian PUPR maka telah disusun penerapan sistem rekrutmen dan seleksi

pegawai yang obyektif, transparan, kompetitif dan berbasis ICT. Di dalam kebutuhan

pegawai yang terdapat di Unit Organisasi yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang

dibutuhkan maka dilakukan penerapan sistem penempatan pegawai yang sesuai dengan

pendekatan kompetensi.

1.4.10 Penguatan Kebijakan Bidang Kepegawaian

Sebagai bentuk pendisplinan pegawai pada seluruh Unit Organisasi maka Kementerian PUPR

melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “penguatan kebijakan bidang

kepegawaian yang dapat menyentuh seluruh lapisan pegawai”.

Sebagai bentuk penguatan disiplin kepada seluruh lapisan pegawai maka telah dilakukan

internalisasi dan penegakan disiplin pegawai.

Sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian dan juga sebagai upaya meningkatkan kinerja

pegawai maka telah dilakukan kegiatan perumusan/pengembangan model penghargaan

pegawai yang dapat memunculkan motivasi dan meningkatkan kinerja.

Di dalam pelaksanaan kegiatan di Lingkungan Kementerian PUPR kepada pegawai yang

membutuhkan bimbingan maka dilakukan pengembangan model mentoring dan konseling

untuk seluruh lapisan pegawai.

1.4.11 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Dalam rangka pemberian dukungan atas kegiatan seluruh Unit Organisasi maka

Kementerian PUPR melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “peningkatan

kualitas pelayanan publik”. Sebagai upaya meningkatkan kerjasama kemitraan antara

pemerintah dan swasta maka telah dilakukan penguatan kerangka kebijakan kelembagaan

pelayanan di Lingkungan Kementerian PUPR, peningkatan pelayanan publik yang lebih

terintegrasi, dan memastikan implementasi kebijakan secara konsisten sebagaimana

diamanatkan UU Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Selain itu penerapan teknologi informasi dan komunikasi pelayanan publik, dalam hal ini

penerapan quick wins pelayanan publik, penyempurnaan kebijakan reformasi birokrasi

(menyelaraskan road map dengan Renstra), pelaksanaan inovasi pelayanan publik,

pemantapan penerapan SPM yang terintegrasi dalam perencanaan dan penganggaran, serta

penguatan kapasitas pengendalian kinerja pelayanan publik, yang meliputi pemantauan,

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 16

evaluasi, penilaian, dan pengawasan, termasuk pengawasan oleh masyarakat merupakan

beberapa hal yang dilakukan dalam mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik.

1.4.12 Penerapan e-government untuk mendukung bisnis proses pemerintahan

dan pembangunan yang efisien, efektif, transparan, dan terintegrasi

Untuk mendukung bisnis proses pemerintahan dan pembangunan yang telah terbina saat ini

maka Kementerian PUPR melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “penerapan

e-government untuk mendukung bisnis proses pemerintahan dan pembangunan

yang efisien, efektif, transparan dan terintegrasi” dengan melakukan beberapa

strategi yaitu penguatan kebijakan atas e-Government, penguatan sistem dan infrastruktur

e-Government yang terintegrasi, peningkatan kapasitas kelembagaan dan kompetensi SDM,

Penetapan quick wins penerapan e-government, Pengendalian pegembangan sistem dan

infrastruktur e-government.

1.4.13 Program Prioritas Infrastruktur PUPR

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Tahun 2015 memiliki Rencana

Aksi Nasional (RAN). Rencana Aksi Nasional tersebut dipantau oleh Kantor Staf Presiden

melalui sistem KSP yang berbasis situs beralamatkan https://10.03.3./monitoring, yang

dilaporkan melalui Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri, Sekretariat

Jenderal. Sistem KSP ini digunakan untuk memasukkan data awal matriks pemantauan,

laporan capaian triwulanan berikut pengunggahan data dukung, serta digunakan sebagai

alat verifikasi oleh KSP. Sistem hanya dapat diakses menggunakan user name dan password

yang telah diberikan pada masing-masing K/L penanggungjawab.

Terdapat 4 Rencana Aksi Nasional yang dipantau oleh Sistem KSP yaitu :

a. Rencana Aksi Nasional Prioritas Janji Presiden Tahun 2015 (16 Rencana Aksi);

b. Inpres Nomor 7 Tahun 2015 (Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun

2015) (5 Rencana Aksi);

c. Keppres Nomor 9 dan 10 Tahun 2015 mengenai Program Penyusunan Rancangan

Peraturan Pemerintah dan Rancangan Peraraturan Presiden (RPP dan RaPerpres) (8

Rencana Aksi).

d. Inpres Nomor 10 Tahun 2015 tentang Aksi Hak Asasi Manusia Tahun 2015 (4 Rencana

Aksi).

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 17

Tabel 1.1 Daftar Program Prioritas Nasional Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun 2015

No Uraian Item Pemantauan Instansi Pemantau

Sistem Penanggungjawab

1. RKP (Program Prioritas Nasional) 16 Rencana Aksi KSP KSP

2.

Inpres No.7 Tahun 2015 (Aksi

Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi)

5 Rencana Aksi KSP BAPPENAS

3.

Keppres Nomor 9 dan 10 Tahun

2015 tentang Program Legislasi

Nasional (Prolegnas) Tahun

2015

8 Rencana Aksi KSP BPHN

4.

Inpres Nomor 10 Tahun 2015

tentang Rencana Aksi Nasional

Hak Asasi Manusia (RANHAM)

Tahun 2015

4 Rencana Aksi KSP Kementerian Hukum

dan HAM

5. Pariwisata (Dukungan 25 KSPN) 25 KSPN Manual Kementerian Pariwisata

6. Industri 14 Kawasan Industri Manual KSP

Pemantauan rencana Aksi Nasional Tahun 2015 melalui sistem KSP dilakukan dalam B06,

B07, B09, dan B12, dengan alur penginputan sebagai berikut :

Tanggal 20 – 25 bulan bersangkutan dilakukan penginputan data progress prioritas

nasional rencana aksi dalam e-Monitoring online yang merupakan sistem yang dimiliki

Kementerian PUPR;

Tanggal 22 – 23 bulan bersangkutan dilakukan workshop inputing dan verifikasi data

pelaporan terhadap unit kerja terkait;

Tanggal 25 bulan bersangkutan dilaksanakan rapat validasi bahan laporan yang

dipimpin oleh Eselon 1 yang biasanya dipimpin oleh Bapak Staf Ahli Menteri Bidang

Keterpaduan dan Pembangunan;

Tanggal 25- 27 bulan bersangkutan dilakukan pernbaikan data setelah validasi dan

penyajian data dukung;

Tanggal 28 bulan bersangkutan hingga tanggal 5 bulan berikutnya, K/L memasukkan

data dukung dan capaian ke dalam sistem pemantauan KSP;

Tanggal 7 – 15 bulan berikutnya merupakan masa verifikasi oleh KSP

Tanggal 28 bulan berikutnya dilakukan pelaporan kepada Presiden/ Wakil Presiden

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 18

Gambar 1.2. Alur Pengiputan Laporan yang Dipantau Presiden

Hasil Capaian Rencana Aksi Nasional Prioritas Janji Presiden Kementerian PUPR Tahun 2015

hanya ada terdapat 1 Rencana Aksi yang berpotensi Merah dari 23 ukuran keberhasilan dan

22 ukuran keberhasilan lainnya telah tercapai di tahun 2015. Rencana Aksi Pengaturan,

Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,

dengan kriteria 4 SPAM pada ukuran keberhasilan 1: tercapainya 4 Kawasan Regional

yang terfasilitasi (4 SPAM Regional), dengan capaian yang diinputkan sebesar

98,25%. Hal ini terjadi karena:

a. Pengadaan dan Pemasangan IPA Beton SPAM Regional Kapasitas 250 L/detik

Banjarbakula:

- Permasalahan proses perizinan penebangan pinus oleh pemda setempat pada

awal pekerjaan sehingga mengakibatkan keterlambatan selama 3 bulan dan

perkerjaan baru dimulai bulan April 2015. Saat ini masih dalam proses

perpanjangan kontrak.

b. SPAM Regional Pasigala Kap 300 L/detik Pasigala:

- Penolakan masyarakat setempat sehingga menghambat pekerjaan IPA dan jalur

pemasangan pipa.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 19

- Kontur tanah yang miring sehingga mengakibatkan perubahan atau penyesuaian

desain unit air baku yang dibangun oleh Ditjen SDA belum selesai sehingga

mengakibatkan uji coba tidak dapat dilakukan diakhir tahun.

Inpres No. 7 Tahun 2015 (Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015). Dari

16 Rencana Aksi Kementerian PUPR Tahun 2015 tidak terdapat nilai yang berpotensi

merah. Hal ini telah engindikasikan bahwa program prioritas Kementerian PUPR di tahun

2015 telah tercapai.

Rencana Aksi Program Penyusunan PP dan Perpres Prioritas Tahun 2015 berdasarkan

Keppres Nomor 9 Tahun 2015 dan Keppres Nomor 10 Tahun 2015, target capaian B12

adalah 100% yaitu tersampaikannya RPP/RPerpres kepada Presiden untuk penetapan.

Namun demikian, ada beberapa RPP/RPerpres yang belum mencapai target 100%, yang

antara lain:

1) RPP tentang Pemberdayaan Lembaga Jasa Keuangan serta Pelaksanaan Kemudahan

dan/atau Bantuan Pembiayaan dalam Sistem Pembiayaan Perumahan dan Kawasan

Permukiman, dengan capaian yang diinputkan sebesar 90%. Hal ini terjadi karena

terkendala pada proses pengharmonisasian, masih menunggu persetujuan substansi

dari Otoritas Jasa Keuangan karena materi substansi RPP tersebut bersinggungan

dengan pengaturan yang berlaku di Otoritas Jasa Keuangan.

2) RPP tentang Rumah Negara, dengan capaian yang diinputkan sebesar 90%. Hal ini

terjadi karena terkendala pada proses pengharmonisasian bilateral dengan Kementerian

Keuangan, masih menunggu persetujuan substansi dari Kementerian Keuangan karena

materi substansi RPP tersebut bersinggungan dengan pengaturan tentang pengelolaan

BMN/BMD yang menjadi kewenangan Kementerian Keuangan.

3) Raperpres tentang Perubahan Perpres Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pembiayaan

Sekunder Perumahan, dengan capaian yang diinputkan sebesar 80%. Hal ini terjadi

karena terkendala pada proses pengharmonisasian, Kementerian Keuangan meminta

waktu untuk rapat internal di Kementerian Keuangan terkait urgensi pembinaan dan

pengawasan kepada PT. SMF, penugasan khusus kepada PT. SMF serta penunjukan

Komisaris PT. SMF, yang mana PT. SMF ini sebagai perusahaan yang ditugaskan dalam

pembiayaan sekunder perumahan.

4) Raperpres tentang Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman, dengan capaian yang diinputkan sebesar 25%. Hal ini terjadi

karena terkendala pada amanat/delegasi pengaturan terhadap ketentuan Rencana

Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman baru

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 20

diamanatkan dalam RPP tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan

Permukiman, sehingga pembahasan Raperpres ini menunggu RPP tentang

Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman ditetapkan dan diundangkan.

Hasil Capaian Inpres Nomor 10 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi

Manusia (RANHAM) Kementerian PUPR Tahun 2015 adalah terdapat 1 dari 2 Rencana Aksi

yang mendapat capaian merah, yaitu Rencana Aksi Peningkatan Penyediaan Air Bersih,

pada:

a) Ukuran Keberhasilan 1: tersedianya sarana dan prasarana air bersih di

perkotaan dengan sistem penyediaan air minum (SPAM) di kawasan

masyarakat berpenghasilan rendah. Hasil verifikasi dari Direktorat Jenderal

Hak Asasi Manusia melalui sistem pemantauan KSP sebesar 20%, dengan

alasan klaim capaian disesuaikan karena data dukung tidak menunjukan tercapainya

target 479 kota.

b) Ukuran Keberhasilan 2: terlaksananya pelayanan melalui SPAM di desa. Hasil

verifikasi dari Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia melalui sistem

pemantauan KSP sebesar 10%, dengan alasan klaim capaian disesuaikan menjadi

10% karena tidak ada data dukung yang menunjukan target tercapai 1449 desa.

c) Ukuran Keberhasilan 3: terlaksananya pemberian fasilitas air bersih di Daerah

Kawasan Khusus (3T dan Daerah Pemekaran Baru). Hasil verifikasi dari

Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia melalui sistem pemantauan KSP

sebesar 20%, dengan alasan klaim capaian disesuaikan menjadi 20% karena tidak

ada data dukung yang menunjukan target tercapai.

BAB II

PERENCANAAN

KINERJA

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 1

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 URAIAN SINGKAT RENSTRA SEKRETARIAT JENDERAL TA 2015

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas kementerian tersebut di atas maka

Sekretariat Jenderal, sebagai unit organisasi di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat, mempunyai tugas untuk menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan

tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Untuk mengoptimalkan

pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal melakukan peningkatan dukungan

manajemen di berbagai aspek melalui peningkatan dan pengoptimalan sumber daya yang

ada seperti aset barang milik negara, teknologi informasi, keuangan, kelembagaan,

prasarana dan sarana aparatur negara, dan lain-lain.

Untuk mewujudkan pembangunan visi pembangunan nasional tahun 2015-2019 menjadi

Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong

melalui pembangunan nasional yang lebih cepat, kuat, inklusif serta berkelanjutan, maka

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjabarkan visi pembangunan

nasional tersebut ke dalam visi, misi, sasaran Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat sesuai dengan peran, tugas dan fungsinya serta dengan

mempertimbangkan pencapaian pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat periode tahun 2010-2014, potensi dan permasalahan, tantangan utama

pembangunan yang dihadapi lima tahun ke depan serta sasaran utama dan arah kebijakan

pembangunan nasional dalam RPJMN tahun 2015.

Oleh karena itu visi dan misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun

2015-2019 adalah:

2.1.1 Visi dan Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Terwujudnya infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang handal dalam

mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong

royong.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 2

Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Menyelenggarakan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan

tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan

yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat,

menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang

berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.

Berdasarkan turunan dari visi dan misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat maka visi dan misi Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut:

2.1.2 Visi dan Misi Sekretariat Jenderal

Visi Sekretariat Jenderal

Terwujudnya Sekretariat Jenderal sebagai pendukung penyelenggaraan bidang

pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang berkualitas, bersih dan terdepan.

Misi Sekretariat Jenderal

Mewujudkan tata kelola sumber daya organisasi yang profesional, akuntabel, dan

inovatif untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan infrastruktur pekerjaan

umum dan perumahan rakyat yang handal.

Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang handal diartikan sebagai

tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan

infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang produktif dan cerdas,

berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan,

memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna

mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.

2.1.3 Tujuan Sekretariat Jenderal

Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan

perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian, pengawasan,

kesekretariatan, serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan

pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efisien,

transparan dan akuntabel.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 3

Untuk peningkatan kapasitas kelembagaan aparatur dan peran dukung sarana dan

prasarana bagi terwujudnya sistem perencanaan yang berkualitas, pelaksanaan kegiatan

yang optimal, dan responsibilitas evaluasi pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan

perumahan rakyat dalam mewujudkan tata kelola sumber daya organisasi yang efektif,

efisien, transparan, dan akuntabel, maka Sekretariat Jenderal melaksanakan 2 (dua)

sasaran strategis yaitu :

1) Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas;

2) Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik,

serta sarana dan prasarana.

Sasaran Kementerian PUPR tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program, yang

meliputi:

Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian

PUPR. Indikator kinerja programnya sebagai berikut:

Nilai laporan kinerja pemerintah;

Opini WTP hasil audit BPK;

Transparansi pelaksanaan program;

Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai;

Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum.

Tersedianya dukungan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PUPR. Indikator

kinerja programnya sebagai berikut:

Tingkat kenyamanan bekerja;

Tingkat layanan data dan teknologi informasi;

Tingkat layanan informasi publik.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 4

Sasaran strategis Kementerian dan sasaran program di atas dapat dijabarkan tingkatnya

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Cascading Sasaran dan Program Sekretariat Jenderal

2.2 PERJANJIAN KINERJA

Dalam Penyusunan LaKIP Sekretariat Jenderal diperlukan metode pengukuran dari tiap

indikator kinerja yang terdapat di masing-masing Biro yang mengacu pada program-

program yang terdapat dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan Kementerian PUPR, maka Sekretariat

Jenderal sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan pembangunan memiliki tugas:

“Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan

dan Perumahan Rakyat.”

Oleh sebab itu dalam melaksanakan tugas diemban maka Sekretariat Jenderal merumuskan

2 (dua) program kegiatan yang terdapat dalam Perjanjian Kinerja Setjen, antara lain:

1) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Kementerian PUPR, yang didalamnya memiliki 5 (lima) indikator kinerja yaitu:

Level Sekretariat Jenderal

SP 1. Tersedianya dukungan

manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya Kementerian PUPR

Nilai laporan kinerja pemerintah

Opini WTP hasil audit BPK

Transparansi pelaksanaan program

Tingkat pengelolaan dan

pengadministrasian pegawai

Tingkat fasilitasi produk hukum dan

bantuan hukum

SP 2. Tersedianya dukungan sarana dan

prasarana aparatur Kementerian PUPR

Tingkat kenyamanan bekerja

Tingkat layanan data dan teknologi

informasi

SS 1. Meningkatnya budaya organisasi

yang berkinerja tinggi dan berintegritas

Indikator:

Tingkat kinerja dan integritas

Kementerian PUPR

SS 2. Meningkatnya pengelolaan

regulasi dan layanan hukum, data dan

informasi publik, serta sarana dan

prasarana

Level Kementerian PUPR

Indikator:

Tingkat pengelolaan regulasi dan

layanan hukum, data dan informasi

publik, serta sarana prasarana Tingkat layanan informasi publik

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 5

Nilai Laporan Kinerja Pemerintah, dengan target nilai 74 dengan penanggung

jawab Biro Perencanaan Anggaran dan KLN;

Opini WTP hasil audit BPK, dengan target opini WTP dengan penanggung jawab

Biro Keuangan, Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan;

Transparansi pelaksanaan program, dengan target 55% publikasi dengan

penanggung jawab Biro Perencanaan Anggaran dan KLN, Pusdatin, Biro

Komunikasi Publik;

Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai, dengan target dapat

terlayaninya sekitar 60% dari jumlah penerima manfaat, dengan penanggung

jawab Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana;

Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum, dengan target sekitar 85%

dari jumlah produk dan bantuan hukum yang dapat terfasilitasi, dengan

penanggung jawab Biro Hukum.

2) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PUPR,

yang didalamnya memiliki 3 (tiga) indikator kinerja yaitu:

Tingkat kenyamanan bekerja, dengan target 55%, dengan penanggung jawab Biro

Umum, Biro Perencanaan Anggaran dan KLN;

Tingkat layanan data dan teknologi informasi, dengan target 80%, dengan

penanggung jawab Pusat Data dan Teknologi Informasi;

Tingkat layanan informasi publik, dengan target tercapainya 365 layanan, dengan

penanggung jawab Biro Komunikasi Publik.

Dalam perjalanannya seluruh Biro di Lingkungan Sekretariat Jenderal menjalankan tugas

dan fungsinya sesuai dengan target yang ditetapkan, maka kedepannya akan terus

dilakukan penyempurnaan dan perbaikan untuk mendukung fungsi Sekretariat Jenderal dan

sebagai bagian dari mendukung kegiatan pembangunan Kementerian PUPR.

2.3. METODE PENGUKURAN

2.3.1 Indikator Kinerja Sasaran Strategis

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Menteri PUPR Tahun 2015 dimana terdapat 2 (dua)

sasaran strategis yang didukung oleh Sekretaris Jenderal dengan cara pengukuran target

adalah sebagai berikut:

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 6

Tabel 2.1 Metode Pengukuran Indikator Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal

1. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas dengan target

72,25%. Hasil ini didukung oleh 3 indikator kinerja program yaitu 1) Transparansi

pelaksanaan program, 2) Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai;

3) Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum.

2. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta

sarana dan prasarana dengan target 80%. Hasil didukung oleh 3 indikator kinerja

program yaitu 1) Tingkat kenyamanan bekerja; 2) Tingkat layanan dan teknologi

informasi; 3) Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum.

Indikator tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum mendukung 2 (dua) sasaran

strategis karena indikator tersebut secara program mendukung sasaran strategis 1, namun

berdasarkan pada nomenklatur sasaran strategis mendukung sasaran strategis 2.

2.3.2 Indikator Kinerja Program

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dimana terdapat 2

program dan 8 indikator kinerja program dengan metode pengukuran adalah sebagai

berikut:

NO SASARAN STRATEGIS/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN BOBOT NILAI HASIL

1)Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas % 72,25%

1. Transparansi pelaksanaan program Publikasi 30 55% 16,50%

2. Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai Layanan 15 60% 9,00%

3. Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum Fasilitasi 55 85% 46,75%

% 80,00%

1. Tingkat kenyamanan bekerja % 13 55% 7,15%

2.Tingkat layanan data dan teknologi informasi % 22 80% 17,60%

3. Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum Fasilitasi 65 85% 55,25%

1 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya Kementerian PUPR

2 Tersedianya dukungan sarana dan prasarana aparatur

Kementerian PUPR

2) Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta sarana

dan prasarana

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 7

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015

1) Indikator Nilai Laporan Kinerja Pemerintah dengan target nilai 74

Baseline yang digunakan yaitu nilai Laporan Kinerja Kementerian PU tahun 2013 oleh

Kementerian PAN dan RB berdasarkan bobot dan kriteria penilaian yang terdapat di

dalam Permen PAN RB No. 20 Tahun 2013. Baseline ini digunakan karena pada saat

penyusunan dan pengesahan indikator ini seperti tertuang dalam Renstra Kementerian

PUPR 2015-2019, penilaian atas Laporan Kinerja Kementerian PUPR tahun 2014 belum

dikeluarkan oleh Kementerian PAN dan RB. Sedangkan bobot indikator nilai laporan

kinerja tahun 2015 didasarkan pada Permen PAN RB No. 12 Tahun 2015 tentang

Pedoman Evaluasi Atas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

sehingga terdapat perbedaan bobot di tiap kriteria antara baseline dengan target tahun

2015.

NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET

1. Nilai laporan kinerja pemerintahan Nilai 74

2. Opini WTP hasil audit BPK Opini WTP

3. Transparansi pelaksanaan program Publikasi 55%

4. Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai Layanan 60%

5. Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum Fasilitasi 85%

1. Tingkat kenyamanan bekerja % 55%

2.Tingkat layanan data dan teknologi informasi % 80%

3. Tingkat layanan informasi publik Layanan 365

1 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya Kementerian PUPR

2 Tersedianya dukungan sarana dan prasarana aparatur

Kementerian PUPR

1) PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT

2) PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

RAKYAT

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 8

Tabel 2.3 Tabel Pengukuran Indikator Nilai Laporan Kinerja Pemerintah

2) Indikator Opini WTP hasil audit BPK, dengan target opini WTP.

Opini WTP diberikan oleh BPK terhadap LKKL yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim

yang berlaku di Indonesia (SAP),

2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) atas pengelolaan keuangan telah

dilaksanakan dengan baik, dan

3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Disamping ketiga kriteria utama tersebut LKKL yang disajikan harus didukung dengan

bukti-bukti audit yang mencukupi, tidak terdapat ketidakpastian dan kesalahan yang

cukup berarti (no material uncertainties), pengelolaan atas cash flow dikontrol dengan

baik, dan pengelolaan atas BMN dilengkapi dengan bukti-bukti administrasi yang

lengkap. Artinya, laporan keuangan yang disajikan telah bebas dari kesalahan-

kesalahan atau kekeliruan yang sifatnya material.

Bobot (%) Nilai HasilBobot

(%)Nilai Hasil

35 26,39 30 23,381 Renstra 12,5 10,63 10 9,38

Pemenuhan Renstra 2,5 100,00 2,5 2 100,00 2,00

Kualitas Renstra 6,25 70,00 4,38 5 87,50 4,38

Implementasi Renstra 3,75 100,00 3,75 3 100,00 3,00

2. Perencanaan Kinerja Tahunan 22,5 15,76 20 14,00

Pemenuhan Rencana Kinerja Tahunan 4,5 100,00 4,5 4 100,00 4,00

Kualitas Rencana Kinerja Tahunan 11,25 50,04 5,63 10 50,00 5,00

Implementasi Rencana Kinerja Tahunan 6,75 83,41 5,63 6 83,33 5,00

20 14,57 25 16,161 Pemenuhan pengukuran 4 98,75 3,95 5 50,00 2,50

2 Kualitas Pengukuran 10 62,10 6,21 12,5 64,29 8,04

3 Implementasi Pengukuran 6 73,50 4,41 7,5 75,00 5,63

15 12,27 15 12,201 Pemenuhan pelaporan 3 80,00 2,4 3 80,00 2,40

2 Penyajian Informasi Kinerja 8 85,88 6,87 7,5 85,71 6,43

3 Pemanfaatan Informasi Kinerja 4 75,00 3 4,5 75,00 3,38

10 6,35 10 6,351 Pemenuhan Evaluasi 2 83,50 1,67 2 83,33 1,67

2 Kualitas evaluasi 5 63,64 3,18 5 63,64 3,18

3 Pemanfaatan hasil evaluasi 3 50,00 1,50 3 50,00 1,50

20 13,78 20 15,671 Kinerja yang dilaporkan (output) 5 100,00 5,00 5 100,00 5,00

2 Kinerja yang dilaporkan (outcome) 5 47,80 4,78 10 66,67 6,67

3 Kinerja yang dilaporkan (benchmark) 10 80,00 4,00 5 80,00 4,00

100 73,36 100 73,75

73,36 74,00

* Penilaian (Bobot) Baseline berdasarkan Permen Pan RB No. 20 Tahun 2013

* Penilaian (Bobot) 2015 berdasarkan Permen PAN RB No. 12 Tahun 2015

2015

d. Evaluasi Internal

e. Capaian Kinerja

TOTAL

Total Pembulatan

a. Perencanaan Kinerja

b. Pengukuran Kinerja

c. Pelaporan Kinerja

No. Indikator

Baseline

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 9

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Opini WTP menjadi salah satu indikator

karena 99% nilai neraca keuangan Kementerian PUPR berupa Aset, mengingat fungsi

yang diemban dari Kementerian PUPR adalah menyediakan sarana dan prasarana

infrastruktur sehingga tanpa adanya proses management asset yang baik tidaklah

mungkin dapat menghasilkan suatu laporan BMN yg akurat dan akuntabel.

Kinerja tahun 2015 dari indikator ini belum dapat diketahui mengingat penyusunan

Laporan Keuangan dan BMN Tahunan TA 2015 baru dilakukan tahun 2016 sejalan

dengan opini BPK yang dikeluarkan pada tahun 2016. Sejalan dengan hal tersebut, jika

data penggunaan belum didapat karena menunggu penilaian dari instansi lain, maka

digunakan asumsi.

3) Indikator Transparansi Pelaksanaan Program, dengan target 55% publikasi hasil

pelaksanaan program terdiri atas:

a. Publikasi program dan kegiatan reguler dengan bobot 75% terdiri dari:

1. Profil (provinsi dan PHLN) dengan bobot 25%.

Ukuran keberhasilan apabila profil informasi anggaran Kementerian PUPR berupa

RKA-KL, DIPA, LaKIP, Renstra dan Renstra telah dipublikasi dan telah diunduh

oleh pengunjung di website www.pu.go.id.

2. Progres pelaksanaan dengan bobot 20%

Ukuran keberhasilan apabila rencana fisik dan keuangan, realisasi fisik dan

keuangan, dan pemaketan telah dipublikasi di sistem serta dapat diakses oleh

semua pihak.

3. Program strategis dengan bobot 30%

Ukuran keberhasilan apabila program strategis dan prioritas nasional telah

dipublikasi dan dapat secara bebas diakses oleh semua pihak.

b. Publikasi program dan kegiatan DAK dengan bobot 25%

Ukuran keberhasilan DAK bidang PUPR tidak saja berupa prasarana dan sarana fisik

yang terbangun, tetapi juga terpublikasinya data usulan dan penerima bantuan DAK

bidang PUPR pada website Kementerian PUPR yang dikaitkan ke web Kantor Staf

Presiden (KSP) agar dan dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 10

Tabel 2.4 Tabel Pengukuran Indikator Transparansi Pelaksanaan Program

4) Indikator tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai, dengan

target dapat terlayaninya sekitar 60% dari jumlah penerima manfaat

Tabel 2.5

Pengukuran Indikator Tingkat Pengelolaan dan Pengadministrasian

Pegawai

Cara pengukuran indikator tersebut di atas menggunakan beberapa metode yaitu :

a. Adanya sistem informasi pegawai yang bisa diakses oleh semua pegawai

Pengukuran menggunakan survei yang ditujukan kepada pegawai di lingkungan

kementerian PUPR untuk menilai seberapa mudahnya para pegawai dalam

memperoleh informasi bidang kepegawaian.

b. Keterbukaan dalam seleksi jabatan

Pengukuran menggunakan survei yang ditujukan kepada pegawai secara

khusunya di lingkungan kementerian PUPR dan masyarakat pada umumnya,

untuk mengetahui hasil penilaian secara obyektif terkait pelaksanaan lelang

jabatan di lingkungan Kementerian PUPR

Nilai Hasil

1Adanya sistem informasi pegawai yang bisa

diakses oleh semua pegawai25 20 5

2 Keterbukaan dalam seleksi jabatan 25 60 15

3 Tingkat ketepatan layanan mutasi pegawai 25 60 15

4 Sistem rekrutmen pegawai secara terbuka 25 100 25

60%

No. Indikator BobotTarget 2015

JUMLAH CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015

Nilai Hasil Nilai Hasil

75 29,25 47,50

1. Profil (provinsi&PHLN) 25 25 6,25 60 15,00

RKA-KL 5 1,25 10 2,50

DIPA 5 1,25 10 2,50

LaKIP 5 1,25 10 2,50

RENSTRA 5 1,25 20 5,00

RENJA 5 1,25 10 2,50

2. Progres pelaksanaan 20 25 5,00 65 13,00

Rencana Fisik dan Keuangan 10 2,00 20 4,00

Realisasi Fisik dan Keuangan 10 2,00 20 4,00

Pemaketan 5 1,00 25 5,00

3. Program strategis 30 60 18,00 65 19,50

25 25 6,25 30 7,50

100 35,50 55,00

Penanggung Jawab:

a. Publikasi program & kegiatan reguler :

1. Bagian Administrasi Penganggaran : Profil (provinsi)

2. Bagian Kerjasama Luar Negeri : Profil (PHLN)

3. Bagian Pemantauan dan Evaluasi : Progres pelaksanaan dan Program Strategis

b. Publikasi program & kegiatan DAK :

1. Bagian Fasilitasi Pendanaan Infrastruktur Daerah

20

25

No. Indikator Bobot (%)Baseline 2015

Publikasi Program Reguler dan DAK

a. Publikasi program & kegiatan reguler

b. Publikasi program & kegiatan DAK

TOTAL

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 11

c. Tingkat ketepatan layanan mutasi pegawai

Pengukuran menggunakan variabel waktu dalam menyelesaikan 1 produk SK, dll

d. Sistem recruitment pegawai secara terbuka

Pengukuran menggunakan survei yang ditujukan kepada pegawai secara

khusunya di lingkungan kementerian PUPR dan masyarakat pada umumnya,

untuk mengetahui hasil penilaian secara obyektif terkait pelaksanaan rekrutmen

pegawai baru di lingkungan Kementerian PUPR

Selanjutnya untuk mengetahui besaran persentase capaian kinerja, maka masing –

masing hasil kinerja dari variabel tersebut dikalikan dengan bobot yang telah

ditentukan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Persentase Capaian Kinerja (%) =𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡𝑥

25

100

Nilai yang diperoleh kemudian diakumulasikan dengan variabel yang lain, sehingga

didapatkan persentase pencapaian hasil kinerja Sasaran Program.

5) Indikator tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum, dengan target

sekitar 85% dari jumlah produk dan bantuan hukum yang dapat terfasilitasi.

Pencapaian target tersebut memiliki 3 (tiga) indikator kompenen penilaian, yaitu:

a. Penyiapan Peraturan sebesar 30 %

b. Publikasi Peraturan sebesar 40 %

c. Keberhasilan penanganan perkara 30%

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 12

Pencapaian ketiga indikator komponen tersebut di atas dapat diperoleh dari Sasaran

Kegiatan Biro Hukum dengan prosentase seperti terlihat pada tabel dibawah:

Gambar 2.2 Pengukuran Indikator Tingkat Fasilitasi Produk Hukum Dan Bantuan Hukum

Pengukuran capaian Indikator Kinerja tersebut dapat dihitung berdasarkan capaian

target masing-masing Indikator Kinerja Kegiatan Biro Hukum yang masing-masing

mempunyai presentase dukungan yang ditetapkan berdasarkan professional

adjustment.

6) Tingkat kenyamanan bekerja, dengan target 55%.

Target 55% diperoleh dari hasil survei yang dilaksanakan melalui 4 kriteria yaitu:

a. Kepuasan kebersihan dengan membagikan kuesioner kepada penghuni gedung

b. Kepuasan keamanan dengan membagikan kuesioner kepada pegawai

c. Ketertiban parker dengan membagikan kuesioner kepada pengguna gedung atau

tempat parkir

d. Penggunaan energy dan air dilihat dari tagihan listrik dan air

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 13

Tabel 2.6 Pengukuran Indikator Tingkat Kenyamanan Bekerja

7) Tingkat layanan data dan teknologi informasi, dengan target 80%.

Cara pengukuran penetapan kinerja Pusdatin mengacu pada Perjanjian Kinerja Tahun

2015 yang mempunyai indikator kinerja berupa Tingkat Layanan Data dan Teknologi

Informasi dengan Target 80%. Indikator tersebut diukur dari Layanan Data Spasial

(Peta), Jaringan Internet dan Email Pejabat, yang dirinci sebagai berikut :

1. Layanan Data Spasial (Peta) bagi pengguna dengan bobot 30%

2. Layanan Pengguna Jaringan (LAN dan Internet) di Kampus Kementerian PUPR

dengan bobot 50%

3. Layanan penggunaan email pejabat struktural dan fungsional tertentu dengan

domain pu.go.id yang diberi bobot 20%

Perhitungan dari Layanan Data Spasial (Peta) bagi pengguna ditunjukkan dengan

jumlah permintaan peta dari pengguna, sedangkan Layanan Pengguna Jaringan (LAN

dan Internet) di Kampus Kementerian PUPR dan Layanan penggunaan email pejabat

struktural dan fungsional tertentu dengan domain pu.go.id diambil dari jumlah

permintaan email, domain, server, pengaduan gangguan jaringan internet dan server

ke Pusdatin.

8) Tingkat layanan informasi publik, dengan target tercapainya 365 layanan.

Nilai Hasil Nilai Hasil

a Kepuasan Kebersihan 25 45 11,25 55 13,75

-      Kuesioner kepada penghuni gedung

b Kepuasan keamanan 25 45 11,25 55 13,75

-    Kuesioner kepada pegawai

c Ketertiban Parkir 25 45 11,25 55 13,75

-    Kuesioner kepada pengguna gedung/tempat parkir

d Penggunaan Energi dan Air 25 45 11,25 55 13,75

-    Tagihan listrik dan air

45 55TOTAL

NO. Indikator Bobot (%)Baseline 2015

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 14

Cara pengukuran indikator kinerja program melalui:

Tabel 2.7 Pengukuran Indikator Tingkat Layanan Informasi Publik

Selain dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian kinerja program dan

capaian kinerja kegiatan, survei juga dilakukan sebagai metode pengukuran kinerja

indikator ini. Beberapa metode survei yang digunakan yaitu:

a. Survei Online Evaluasi Penyebarluasan Informasi

Survei online ini dilakukan untuk mengevaluasi penyebarluasan informasi yang

sudah dilakukan oleh Sekretariat Jenderal selama ini. Metode yang dipergunakan

adalah dengan membuat kuesioner yang disebarluaskan secara online melalui

www.surveykita.com, kemudian para responden mengisi secara online. Survei ini

dilaksanakan mulai bulan Agustus hingga Oktober. Adapun materi yang dibahas

diantaranya:

Media yang paling banyak diakses;

Kesadaran responden atas keberadaan Kementerian PUPR;

Seberapa jauh responden mengetahui nama Menteri Kementerian PUPR;

Bagaimana responden mendapatkan informasi tentang Kementerian PUPR;

Bidang PUPR yang paling banyak diketahui responden melalui media;

2015-2019 2015

Layanan 1,825 365

1Jumlah peliputan

kegiatan KementerianLiputan 1,825 365

2 Jumlah publikasi Publikasi 300 60

2Jumlah bahan inforamsi

pimpinanBuku 1 200

3Jumlah permintaan

informasi

Permintaan

informasi1390 330

2 Pengelolaan administrasi

perkantoran4

Jumlah bulan layanan

perkantoranBulan 60 12

Tingkat layanan informasi

publik

Tersedianya dukungan sarana dan

prasarana aparatur Kementerian PUPR

INDIKATOR KINERJA

Kegiatan penyelenggaraan dan pembinaan informasi publik

Penyelenggaraan dan

pembinaan informasi publik

1

NO SASARAN PROGRAM/KEGIATAN SATUANTARGET

PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 15

Intensitas informasi tentang Kementerian PUPR yang didapat responden melalui

media;

Bagaiman responden menganggap informasi tentang program Kementerian

PUPR menarik atau tidak;

Menilai kualitas pengemasan informasi;

Apakah informasi yang disebarluaskan dapat dipahami;

Apakah informasi yang disampaikan oleh Kementerian PUPR sudah cukup

sesuai;

Seberapa puas responden atas informasi yang disampaikan.

b. Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Pengguna Layanan Informasi

Kepuasan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan

keberhasilan penyelenggaraan pelayanan publik karena masyarakat adalah

konsumen dari produk layanan yang dihasilkannya. Oleh karena itu, penyelenggara

pelayanan publik harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat

sehingga mencapai kepuasan masyarakat dan lebih jauh lagi kedepannya dapat

dicapai kesetiaan masyarakat.

Demikian terhadap Unit Pelayanan Informasi Publik di Kementerian PUPR. Unit

Pelayanan Informasi Publik perlu berupaya menyajikan indeks kepuasan masyarakat

secara rutin, yang diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai kualitas

pelayanan di instansi pemerintah kepada masyarakat. Indeks tersebut diperoleh

berdasarkan pendapat masyarakat, yang dikumpulkan melalui survei kepuasan

masyarakat terhadap unit pelayanan informasi publik di Kementerian PUPR.

Survei ini memiliki maksud dan tujuan yaitu mengukur tingkat kepuasan publik atas

layanan informasi yang telah diselengarakan oleh Unit Pelayanan Informasi Publik di

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui indeks kepuasan

masyarakat. Data kajian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner atau angket.

Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini dilakukan

dengan cara menyebarkan kuesioner melalui email [email protected]

kepada orang-orang atau lembaga yang meminta informasi melalui Kementerian

PUPR yang terdapat pada data rekapitulasi pelayanan informasi publik. Selain itu

kuesioner juga disebarkan melalui aplikasi google docs yang dapat memudahkan

penyebaran kuesioner ini. Dari 225 responden yang terdapat pada data rekapitulasi,

terdapat 61 data yang tidak valid, dan hanya ada 50 responden yang

mengembalikan data kuesioner kepada email [email protected].

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 16

c. Survei Persepsi Media

Metode survei ini dilakukan dengan aplikasi khusus yang mengumpulkan hasil

pemberitaan media kurang lebih 300 media baik cetak maupun online. Adapun yang

dikaji adalah seberapa sering media memberitakan Kementerian PUPR dan

narasumber yang paling banyak memberikan pengaruh terhadap pemberitaan

media. Dalam survei ini bisa dilihat perhari, perbulan dan pertahun. Hasil dari survei

ini akan menjadi bahan sebagai penyusunan strategi komunikasi khususnya ke

media kedepan. Diharapkan dengan survei ini, Kementerian PUPR akan dapat

menghadapi isu yang berkembang di media.

2.4 TARGET TAHUN INI MENURUT RENSTRA

Target Renstra sama dengan target yang ada dalam Perjanjian Kinerja Sekretaris Jenderal.

Hal ini karena isi dari Perjanjian Kineja mengikuti Renstra Kementerian PUPR Tahun 2015-

2019.

BAB III

KAPASITAS

ORGANISASI

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 1

BAB III

KAPASITAS ORGANISASI

3.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan asset terpenting dalam rangka mewujudkan good

governance, diperlukan sumber daya aparatur yang profesional dan kompeten untuk

menentukan keberhasilan organisasi pemerintah.

Secara garis besar, pengertian (SDM) Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja

sebagai penggerak suatu organisasi, baik dalam institusi maupun perusahaan dan berfungsi

sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Adapun struktur SDM

(Sumber Daya Manusia) di Lingkungan Sekretariat Jenderal dengan rincian.

Didalam mendukung seluruh pelaksanaan pekerjaan yang terdapat di Lingkungan

Sekretariat Jenderal terdapat banyak hal yang menjadi faktor pendukung dari pencapaian

kinerja yang telah diraih saat ini, salah satunya adalah kualitas dan kuantitas dari Sumber

Daya Manusia yang mendukung pelaksanaan pekerjaan tersebut. Berdasarkan data yang

tercatat Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tersebar di Lingkungan Sekretariat

Jenderal adalah sebanyak 716 orang.

Dengan susunan pegawai yang menduduki posisi Struktural tersebut terdapat sebanyak 152

orang, pegawai yang menduduki posisi Jabatan Fungsional Umum sebanyak 485 orang

dan pegawai yang

menduduki posisi

Jabatan Fungsional

Tertentu sebanyak

79 orang.

Gambar 3.1. Struktur Pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 2

Namun dengan jumlah pegawai yang tidak bertambah dan bobot pekerjaan yang semakin

meningkat tersebut tidak diimbangi dengan pertambahan jumlah pegawai yang memadai.

Sesuai dengan peta jabatan Sekretariat Jenderal tersebut terdapat kebutuhan SDM

sebanyak 151 orang, dengan kebutuhan pegawai pada Jabatan Fungsional Umum

sebanyak 150 orang dan Jabatan Fungsional Tertentu sebanyak 1 orang.

Tabel 3.1. Proporsi Kebutuhan Pegawai

Gambar 3.2 Diagram Kebutuhan Pegawai

3.1.1 Pegawai Berdasarkan Golongan

Kondisi SDM (Sumber Daya Manusia) di Lingkungan Sekretariat Jenderal dapat digambarkan

melalui jumlah pegawai berdasarkan kriteria golongan. Pada tahun 2015 jumlah pegawai di

Lingkungan Sekretariat Jenderal tercatat sebanyak 716 orang yaitu:

Pegawai yang terdata dalam Golongan 4 (empat) sebanyak 92 orang (12.84%).

Pegawai yang terdata dalam Golongan 3 (tiga) sebanyak 476 orang (66.48%).

Pegawai yang terdata dalam Golongan 2 (Dua) sebanyak 100 orang (14%).

Pegawai yang belum terdata sebanyak 48 orang (6.70%).

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 3

Gambar 3.3. Proporsi Pegawai Berdasarkan Golongan

3.1.4 Pegawai Berdasarkan Pendidikan

Gambar 3.4. Proporsi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Dari hasil data pegawai di Lingkungan

Sekretariat Jenderal, Pada tahun 2015

klasifikasi data pegawai berdasarkan

tingkat pendidikan di Lingkungan

Sekretariat Jenderal diketahui dengan

rincian:

Tingkat pendidikan SD-SLTA sebanyak 187 orang (26,12%).

Tingkat pendidikan D1-D3 sebanyak 55 orang (7,7%).

Tingkat pendidikan S1 sebanyak 296 orang (41,34%).

Tingkat pendidikan S2 sebanyak 126 orang (17,59%).

Tingkat pendidikan S3 sebanyak 4 orang (0,55%).

pegawai yang belum terdata sebanyak 48 orang (6,7%).

3.1.5 Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Klasifikasi pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal berdasarkan jenis kelamin sebanyak

716 orang. Dari jumlah tersebut pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal didapatkan

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 4

hasil bahwa pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal didominasi oleh laki-laki sebesar

455 orang (63,55%) dan perempuan sebesar 261 orang (36,45%).

Gambar 3.5 Proporsi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

3.2 SARANA PRASARANA

3.2.1 Aset

Sarana dan prasarana Sekretariat Jenderal meliputi semua Barang Milik Negara (BMN) yang

dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Yang

dimaksud dengan perolehan lainnya yang sah antara lain:

1. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;

2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;

3. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan Undang-Undang; atau

4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh

ketentuan hukum tetap.

Sebagai upaya pencapaian target indikator yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja (PK)

Sekretariat Jenderal terdapat banyak aspek yang mendukung tercapainya indikator kinerja

tersebut yang salah satunya adalah dari aspek sarana dan prasarana. Jumlah sarana dan

prasarana yang telah tercatat didalam laporan Barang Milik Negara (BMN) yaitu:

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 5

Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana

Pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal berada di gedung utama Kementerian PUPR

Lantai 3 sampai dengan lantai 9, serta dukungan ruangan didalam tempat bekerja memadai.

3.2.2 Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pelaksanaan Pekerjaan

Di dalam sistem manajemen pelaksanaan pekerjaan, terdapat rangkaian proses mulai dari

perencanaan, pemrograman, penganggaran, dan pelaksanaan, yang mana monitoring dan

evaluasi berperan dalam setiap tahapannya.

Gambar 3.6 Sistem Manajemen Pelaksanaan Kegiatan

BUDGETING

SINKRONISASI

PLANNING

PROGRAMINGIMPLEMENTING

MONEV

MO

NEV

MONEV

MO

NEV

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 6

Sekretariat Jenderal telah membangun sistem informasi yang berfungsi sebagai sarana

untuk mendukung dan meningkatkan kelancaran proses pelaksanaan kegiatan, diantaranya

pemanfaatan teknologi informasi untuk proses pelelangan/tender secara elektronik dan

sistem pemantauan pelaksanaan dan penyerapan anggaran secara elektronik. Sekretariat

Jenderal memiliki perangkat server dan aplikasi yang mendukung pelaksanaan pekerjaan

sehingga tercapai efisiensi.

a) Pemantauan Pelaksanaan Pekerjaan Secara Elektronik (eMonitoring)

Telah dikembangkan sistem pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan berbasis

elektronik (eMonitoring) yang merupakan upaya untuk mendapatkan data yang lengkap,

akurat, dan terkini terkait pelaksanaan pembangunan bidang PUPR. Data yang dimasukkan

ke dalam eMonitoring adalah data yang akurat atau sesuai dengan kondisi sebenarnya

sehingga data tersebut menjadi akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sistem eMonitoring tersebut berisikan data progress pelaksanaan kegiatan yang tersebar di

1.208 Satker Kementerian PUPR di seluruh Indonesia. Data tersebut digunakan sebagai

bahan pelaporan kepada pimpinan, baik dari Kepala Satker kepada pimpinan unit organisasi

maupun dari pimpinan unit organisasi kepada Menteri PUPR. Selain itu, data tersebut juga

digunakan sebagai bahan pelaporan oleh Menteri kepada Kementerian/Lembaga lain seperti

Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, Kantor Staf Presiden, dan Kementerian

Dalam Negeri.

Dengan adanya sistem eMonitoring, pelaporan data progress pelaksanaan pekerjaan di

lapangan dapat dilakukan secara cepat dan akurat sehingga membantu pengambilan

keputusan oleh pimpinan

dengan tepat. Dengan

banyaknya manfaat yang

diperoleh dengan sistem

pemantauan secara

elektronik tersebut,

bahkan sistem

eMonitoring direplikasi

oleh

Kementerian/Lembaga

lain seperti Kementerian

Perdagangan, Gambar 3.7. Beranda Sistem eMonitoring

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 7

Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kejaksaan

Agung, Sekretariat Negara, dan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu.

b) Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa secara elektronik (eProcurement)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan proses

pengadaan barang/jasa secara elektronik (eProcurement) sejak tahun 2002. Pelaksanaan

eProcurement dilakukan secara bertahap dari sisi penerapan transaksi elektronik dan

wilayah cakupan implementasinya. Implementasi disesuaikan dengan kondisi Sumber Daya

Manusia dan infrastruktur teknologi komunikasi di suatu wilayah. Setiap tahunnya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan proses pelelangan yang

mendahului tahun anggaran (lelang dini). Proses lelang dini dilakukan dengan tujuan untuk

mempercepat penyelesaian pekerjaan dan juga penyerapan anggaran.

Pada tanggal 16 Januari 2015 telah diterbitkan Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015 tentang

Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah. Di dalam pasal 108 disebutkan K/L/D/I mempergunakan Sistem

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik yang dikembangkan oleh LKPP.

Menanggapi hal ini Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengirimkan surat

No.PA.01.06-Mn/98 tanggal 9 Februari 2015 kepada Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) terkait Penerapan Sistem Pengadaan Secara Elektronik

(SPSE) di Kementerian PUPR dengan poin utama Sistem eProcurement Kementerian PUPR

telah digunakan luas oleh baik domestik maupun internasional, proses pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah yang dilakukan untuk mendukung Inpres No. 1 Tahun 2015 agar

pelaksanaan lelang konstruksi paling lambat bulan Maret 2015, dan untuk memindahkan

penggunaan proses lelang dari sistem eProcurement ke SPSE memerlukan waktu yang lama

dan Kementerian PUPR berencana untuk melaksanakan migrasi sistem secara bertahap.

Surat ini mendapat tanggapan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui

surat Sekretaris Kementerian yang berisi bahwa penerapan SPSE di Kementerian PUPR

dapat diterapkan secara bertahap kemudian LKPP melalui Surat Kepala LKPP menyatakan

menyambut baik rencana penerapan secara bertahap. Dengan demikian pelaksanaan

pelelangan TA. 2015 tetap menggunakan sistem eProcurement Kementerian PUPR.

Untuk Tahun Anggaran (TA) 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

telah memulai proses pengadaan barang/jasa untuk TA 2015 di bulan Oktober 2014.

Pelaksanaan eProcurement di TA 2015 melibatkan 848 Pokja dan kurang lebih 16.651 yang

tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah paket yang diumumkan melalui sistem eProcurement

sebanyak 14.894 paket dengan nilai 81.7 triliun rupiah dengan rincian paket

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 8

Pelelangan/Seleksi/Pemilihan sebanyak 13,284 paket dengan nilai 80.1 triliun dan paket

pengadaan/penunjukan langsung/ePurchasing sebanyak 1,610 paket dengan nilai 1.6 triliun

rupiah.

Kementerian PUPR telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) No.57 Tahun 2015 tentang

Pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah Secara Elektronik (eProcurement), di

dalam SE tersebut diatur bahwa Sistem eProcurement digunakan untuk pelelangan paket

pekerjaan TA 2015 dan SPSE digunakan untuk pelelangan paket pekerjaan di TA 2016.

Dalam melakukan migrasi dari sistem eProcurement ke SPSE LKPP telah dilakukan beberapa

hal:

a. Mengusulkan perbaikan fitur di SPSE ke LKPP agar sesuai dengan Sistem eProcurement

Kementerian PUPR dan dapat digunakan di Kementerian PUPR seperti : Integrasi aplikasi

eMonitoring, Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) dan SPSE,

penambahan fitur bahasa Inggris, filter pencarian data per provinsi dan unit organisasi.

Fitur ini perlu ditambahkan agar pengguna sistem tetap mendapatkan kemudahan dalam

penggunaan sistem mengingat fitur-fitur ini sebelumnya sudah ada di sistem

eProcurement Kementerian PUPR. Beberapa fitur yang diusulkan tersebut sudah

diakomodir oleh LKPP seperti tersedianya fitur bahasa Inggris, integrasi

eMonitoring+SIRUP+SPSE sesuai skema berikut :

Gambar 3.7. Skema Integrasi Aplikasi Emonitoring+SIRUP+SPSE

b. Melakukan sosialisasi dan pelatihan penggunaan SPSE kepada Pokja ULP dan Penyedia

Jasa. Pelatihan dilakukan untuk memastikan pengguna dapat menggunakan sistem

dengan baik karena terdapat beberapa perbedaan penggunaan SPSE bila dibandingkan

dengan Sistem eProcurement Kementerian PUPR seperti: kode akses Ketua Pokja yang

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 9

sangat menentukan dalam pelaksanaan eProcurement, dokumen pengadaan yang tidak

dapat dihapus setelah di-upload, pemberian penjelasan online, penggunaan Aplikasi

Pengaman Dokumen (Apendo) untuk membuka dokumen penawaran dan sebagainya.

Pelaksanaan dan Pengelolaan SPSE dilakukan secara terpusat di Pusat Data dan Teknologi

Informasi (Pusdatin) Kementerian PUPR oleh Tim Pengelola LPSE yang ditetapkan melalui

Surat Keputusan Menteri No. 467/KPTS/M/2015 Tentang Tim Pengelola LPSE Kementerian

PUPR. Pelaksanaan eProcurement TA 2016 telah dimulai sejak bulan Agustus 2015 melalui

aplikasi SPSE.

3.3 DIPA

Pada TA 2015 sesuai dengan nomor DIPA SP DIPA-033.01-0/2015 yang di tanda tangani

oleh Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan pada tanggal 14 November 2014, Sekretariat

Jenderal mendapatkan alokasi pagu anggaran sebesar Rp. 869.097.984.000,- (Delapan

Ratus Enam Puluh Sembilan Milyar Sembilan Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus Delapan

Puluh Empat Ribu Rupiah). Pagu anggaran tersebut terbagi pada 2 program Sekretariat

Jenderal yaitu:

1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian

PUPR sebesar Rp. 569.097.984,-

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PUPR sebesar

Rp. 300.000.000,-

Sedangkan DIPA APBN-P pada Tahun 2015 menjadi sebesar

Rp. 656.856.089.000,- (Enam Ratus Lima Puluh Enam Milyar Delapan Ratus Lima Puluh

Enam Juta Delapan Puluh Sembilan Ribu Rupiah). Hal ini dikarenakan adanya perubahan

struktur organisasi berdasarkan Permen PUPR No. 15 Tahun 2015, dimana terdapat 2 (dua)

unit kerja eselon 2 di lingkungan Sekretariat Jenderal yang dihilangkan yaitu Pusat Kajian

Strategis (Pustra) yang dilikuidasi sedangkan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)

pindah ke Unit Organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) serta

adanya revisi anggaran di Satker-Satker di Lingkungan Sekretariat Jenderal.

BAB IV

AKUNTABILITAS

KINERJA

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 1

BAB IV

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

merupakan perwujudan atas kewajiban dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun

kegagalan pelaksanaan misi Sekretariat Jenderal untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan dalam Rencana Strategis. Perwujudan pertanggungjawaban kinerja tersebut dihitung

berdasarkan target-target yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal

Tahun 2015.

4.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

4.1.1 Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Sekretariat Jenderal memiliki 2 (dua) sasaran strategis dengan capaian kinerja sebagai berikut:

Tabel 4.1

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal

1. Sasaran meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas dengan

target 72,25%, realisasi 95,66% sehingga kinerja 132,40%.

Tabel 4.2

Capaian Indikator Sasaran Strategis 1

1Meningkatnya budaya organisasi

yang berkinerja tinggi dan

berintegritas

Tingkat kinerja dan integritas

Kementerian PUPR72,25% 95,66% 132,40%

2

Meningkatnya pengelolaan

regulasi dan layanan hukum, data

dan informasi publik, serta sarana

dan prasarana

Tingkat pengelolaan regulasi dan

layanan hukum, data dan

informasi publik serta sarana

prasarana

80% 108,68% 135,85%

No KinerjaSasaran Strategis Target RealisasiIndikator Kinerja

NO SASARAN STRATEGIS/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN BOBOT TARGET NILAI REAL

1)Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas % 72,25% 95,66%

1. Transparansi pelaksanaan program Publikasi 30 16,50% 55,00% 16,50%

2. Tingkat pengelolaan dan

pengadministrasian pegawai

Layanan 15 9,00% 70,50% 10,58%

3. Tingkat fasilitasi produk hukum dan

bantuan hukum

Fasilitasi 55 46,75% 124,70% 68,59%

1 Tersedianya dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya

Kementerian PUPR

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 2

2. Sasaran meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik,

serta sarana dan prasarana dengan target 80%, realisasi 108,68% sehingga kinerja

135,85%.

Tabel 4.3

Capaian Indikator Sasaran Strategis 2

Dari hasil capaian tersebut di atas, terlihat bahwa kinerja Sekretariat Jenderal melebihi target

yang telah ditentukan.

4.1.2 Capaian Kinerja Program

Sekretariat Jenderal memiliki 2 sasaran program dan 8 indikator kinerja program dengan

penjelasan sebagai berikut:

Tabel 4.4

Capaian Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal

NO SASARAN STRATEGIS/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN BOBOT TARGET NILAI REAL

% 80,00% 108,68%

1. Tingkat kenyamanan bekerja % 13 7,15% 77,00% 10,01%

2.Tingkat layanan data dan teknologi

informasi

% 22 17,60% 80,07% 17,62%

3. Tingkat fasilitasi produk hukum dan

bantuan hukum

Fasilitasi 65 55,25% 124,70% 81,06%

2) Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi

publik, serta sarana dan prasarana

2 Tersedianya dukungan sarana dan

prasarana aparatur Kementerian PUPR

NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI KINERJA

1) PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

1. Nilai laporan kinerja pemerintahan Nilai 74 74 100,00%

2. Opini WTP hasil audit BPK Opini WTP WTP 100,00%

3. Transparansi pelaksanaan program Publikasi 55% 55% 100,00%

4. Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai Layanan 60% 70,50% 117,50%

5. Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum Fasilitasi 85% 124,70% 146,71%

1. Tingkat kenyamanan bekerja % 55% 77,00% 140,00%

2.Tingkat layanan data dan teknologi informasi % 80% 80,07% 100,09%

3. Tingkat layanan informasi publik Layanan 365 365 100,00%

2) PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2 Tersedianya dukungan sarana dan prasarana aparatur

Kementerian PUPR

1 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya Kementerian PUPR

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 3

1) Indikator Nilai Laporan Kinerja Pemerintah dengan target nilai 74

Capaian dari indikator kinerja ini adalah berdasarkan penilaian Kementerian PAN dan RB atas

LaKIP Kementerian PUPR TA 2015, namun Biro PAKLN optimis nilai 74 dapat dicapai dengan

upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu:

Kementerian PUPR telah membentuk Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, suatu

unit organisasi Eselon 1 baru untuk meningkatkan kualitas SDM Kementerian PUPR.

Penyampaian LaKIP disampaikan tepat waktu dan sesuai dengan format PermenPAN RB

No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

LaKIP sudah mengikuti rekomendasi Kementerian PAN RB berdasarkan surat Menteri PAN

dan RB no. B/3988/M.PANRB/12/2015 Tanggal 11 Desember 2015 tentang Hasil Evaluasi

Atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Semua Eselon 1 telah menyusun LaKIP

Semua Eselon 2 telah menyusun LaKIP

Semua Eselon 1 telah menyusun Perjanjian Kinerja

Semua Eselon 2 telah menyusun Perjanjian Kinerja

Laporan Rencana Aksi (T0) serta Laporan Monev Kinerja (T1-T4) telah disusun

Selalu dilakukan evaluasi berjenjang (cascading)

Telah dilakukan system penilaian kinerja melalui e-Performance

2) Indikator Opini WTP hasil audit BPK, dengan target opini WTP

Salah satu yang menjadi tolak ukur BPK RI memberikan opini atas laporan pengelolaan dan

tanggungjawab keuangan negara di Kementerian PU, adalah mengenai Aset. BPK

berpendapat Kementerian PU sudah berhasil melakukan inventarisasi dan penilaian yang

sangat signifikan sehingga Saldo Akhir Aset Kementerian PU yang pada Neraca tahun 2011

audited baru mencapai Rp 555 triliun, pada tahun 2012 telah meningkat menjadi 729.029

triliun.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 4

Upaya pengelolaan BMN yang baik di Kementerian PU tidak berhenti setelah memperoleh

Opini WTP- DPP. Beberapa usaha terus ditingkatkan karena pengelolaan BMN yang baik

merupakan hal yang vital dalam upaya meraih opini WTP. Hal ini bisa dilihat dari

tercapainya target nilai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan

Keuangan Kementerian PU TA 2013 dan Laporan Keuangan Kementerian PUPR TA 2014. Ini

merupakan suatu prestasi yang cukup luar biasa dan telah lama dinantikan. Hal ini

menunjukkan ada perbaikan dalam pengelolaan, penatausahaan dan pelaporan kinerja

keuangan (khususnya disini kinerja pengelolaan BMN) di Kementerian PUPR dibandingkan

periode-periode sebelumnya. Artinya kegiatan Biro Pengelolaan BMN dan Layanan

Pengadaan dengan memberikan pembinaan, pendampingan dan fasilitasi penatausahaan

dan pelaporan memberikan hasil yang baik. Diharapkan opini WTP tersebut dapat

dipertahankan atas Laporan Keuangan tahun 2015.

3) Indikator Transparansi Pelaksanaan Program, dengan target 55% publikasi dengan

realisasi 55% sehingga kinerja 100% dengan rincian sebagai berikut:

1. Transparansi pelaksanaan program reguler yaitu a) Profil informasi anggaran Kementerian

PUPR berupa RKA-KL, DIPA, LaKIP, Renstra Kementerian PUPR Tahun 2015-2019, dan

Rencana Kerja telah dipasang di website www.pu.go.id. Sedangkan hanya Renstra

Kementerian PUPR 2015-2019 yang telah diakses oleh 4.939 pengunjung (Pusdatin,

2016); b) Progres pelaksanaan berupa rencana fisik dan keuangan, realisasi fisik dan

keuangan, dan pemaketan telah dipublikasi di sistem serta dapat diakses oleh semua

pihak; c) program strategis dan prioritas nasional telah dipublikasi dan dikaitkan ke web

KSP agar dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat.

2. Transparansi pelaksanaan program Dana Alokasi Khusus (DAK) telah dilakukan dimana

transparansi proses pengusulan, kriteria penerima program, sampai dengan penyaluran

DAK termasuk salah satu kegiatan yang dipantau oleh Kantor Staf Pesiden (KSP) yang

tertuang dalam Instruksi Presiden No. 7 tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Kementerian PUPR. Ukuran keberhasilan DAK bidang PUPR tidak

saja berupa prasarana dan sarana fisik yang terbangun, tetapi juga terpublikasinya data

usulan dan penerima bantuan DAK bidang PUPR pada website Kementerian PUPR yang

dikaitkan ke web KSP agar dan dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat. Terdapat

tiga target Triwulan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Kementerian PUPR

2015 dalam Inpres 7 tahun 2015 yaitu (B07, B09, dan B12).

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 5

4) Indikator Tingkat Pengelolaan Dan Pengadministrasian Pegawai dengan target

60% layanan, hasil pelaksanaan tercapai 70,5% sehingga kinerja sebesar 117,5% dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 4.5

Capaian Indikator Pengelolaan Dan Pengadministrasian Pegawai

Hasil analisa indikator sasaran program (outcome), menunjukkan bahwa pencapaian telah

terpenuhi sebesar 117% dari target, yaitu peningkatan sebesar 10,5 persen dari 60

persen. Hasil pengukuran indikator sasaran program berlandaskan pada hasil kuesioner

yang kemudian diolah dan menghasilkan nilai persentase seperti yang telah diuraikan

pada tabel di atas. Untuk lebih jelasnya dari masing – masing variabel maka dapat dirinci

pencapaiannya sebagai berikut :

a) Variabel adanya sistem informasi yang dapat diakses oleh semua pegawai

menunjukkan pencapaian sebesar 50%, hal ini mengandung pengertian bahwa 50%

pegawai di lingkungan Kementerian PUPR sudah mendapatkan akses terhadap sistem

informasi (SIMKA).

b) Variabel keterbukaan seleksi jabatan bermakna bahwa pelaksanaan lelang jabatan

telah dilaksanakan dengan pencapaian sebesar 70%, hal itu berdasarkan dari sebaran

kuesioner yang menyimpulkan bahwa sebagian besar atau sebesar 70% seleksi

jabatan untuk jabatan Eselon II dan I kemarin telah dipublikasi secara umum kepada

masyarakat. Hal tersebut bias dibuktikan bahwa adanya pejabat yang menduduki

beberapa jabatan sekarang yang berasal dari akademisi dan praktisi professional

yang berasal dari masyarakat umum.

c) Variabel tingkat ketepatan waktu pelayanan diukur berdasarkan perbandingan antara

standarisasi pelayanan pemrosesan suratkeputusan (SK) yang ada di wilayah

Kementerian PUPR dengan realisasi pelaksanaan pemrosesan surat yang sebenarnya.

NilaiHasil

(%)Nilai

Hasil

(%)

1Adanya sistem informasi pegawai yang bisa

diakses oleh semua pegawai25 20 5 50 12,5

2 Keterbukaan dalam seleksi jabatan 25 60 15 70 17,5

3 Tingkat ketepatan layanan mutasi pegawai 25 60 15 62 15,5

4 Sistem rekrutmen pegawai secara terbuka 25 100 25 100 25

60 70,5

Realisasi 2015

JUMLAH CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015

No. Indikator Bobot

Target 2015

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 6

Standar pengukuran pelayanan mutasi dikatakan baik (100%) apabila dalam

memberikan pelayanan pemrosesan adalah maksimal 1 jam. Hasil pencapaian kinerja

indikator sasaran program pada variabel ini di tahun 2015 menunjukkan pencapaian

sebesar 62%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada jarak untuk mencapai 100%

pelayanan yang baik.

d) Variabel sistem rekrutmen pegawai yang dilaksanakan secara terbuka pada tahun

2015 ditunjukkan melalui keberadaan sistem rekrutmen yang selama ini dilaksanakan

secara terbuka, melibatkan masyarakat, bekerjasama dengan konsorsium perguruan

tinggi dalam pembuatan soal dan penilaian. Sehingga sudah dapat dipastikan bahwa

sistem rekrutmen pegawai PUPR dilaksanakan secara terbuka. Atau dengan kata lain

sistem tersebut 100% telah dilaksanakan. Hal itu selaras dengan apa yang telah

ditargetkan.

5) Indikator tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum, dengan target

sekitar 85% dari jumlah produk dan bantuan hukum yang dapat terfasilitasi dengan hasil

pelaksanaan tercapai 124,70% sehingga kinerja sebesar 146,71% dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 4.6

Capaian Indikator Tingkat Fasilitasi Produk Hukum Dan Bantuan Hukum

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 7

a. Penyusunan Produk Hukum dan Pembinaan Hukum

Jumlah produk hukum yang diproses berhasil melampaui target yang telah ditetapkan

dengan mencapai 57 (lima puluh tujuh) dokumen peraturan perundang-undangan yang

berhasil difasilitasi penyusunannya, ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat, dan diundangkan di Kementerian Hukum dan HAM. Peraturan

perundang-undangan tersebut terdiri dari 3 Peraturan Pemerintah, 3 Peraturan Presiden

dan 51 Peraturan Menteri. Sedangkan SDM yang dibina dalam penyusunan peraturan

perundang-undangan sebanyak 330 orang.

b. Bantuan hukum, opini hukum, pendampingan dan pembinaan hukum

Jumlah perkara di Kementerian PUPR yang ditangani berhasil mencapai target 40

(empat puluh) dokumen perkara yang ditangani dari target sebanyak 40 (empat puluh)

dokumen. Untuk Indikator Kinerja Kegiatan jumlah opini hukum, MoU, dan perjanjian

kerja sama yang disusun berhasil memfasilitasi 21 (dua puluh satu) dokumen dari target

25 (dua puluh lima) dokumen, dan untuk indikator jumlah SDM yang dibina Biro Hukum

berhasil melakukan pembinaan kepada 633 (enam ratus tiga puluh tiga) orang SDM

yang dibina dari target 315 (tiga ratus lima belas) orang SDM.

c. Pengelolaan jaringan dokumentasi dan informasi hukum

Dalam kegiatan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (SJDIH), terdapat 3

(tiga) prosedur dalam kegiatannya, yaitu antara lain (1) alur penayangan dan

penyimpanan peraturan perundang-undangan, (2) alur perpustakaan, dan (3) alur

layanan perpustakaan sistem tertutup. Dari target capaian sebesar 100% (seratus

persen) dari target yang ditetapkan (60 (enam puluh) dokumen yang ditayangkan dan

40 (empat puluh) orang SDM yang dibina).

6) Tingkat kenyamanan bekerja, dengan target 55% dan hasil 77% sehingga kinerja

sebesar 140% dengan perhitungan hasil survei sebagai berikut:

Sesuai survei yang telah dilakukan oleh Biro Umum kepada para pegawai sebagai pengguna

sarana dan prasarana mengenai 4 kriteria yaitu kepuasan kebersihan dengan nilai

memuaskan sebesar 80%, kepuasan keamanan dengan nilai memuaskan sebesar 76%,

ketertiban parkir dengan nilai memuaskan sebesar 76% serta penggunaan energy dan air

dengan hasil yang memuaskan sebesar 76%. Namun perlu diketahui bahwa jumlah sampel

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 8

survei yang dilakukan masih sedikit hanya kepada 25 responden setiap kriteria. Hal ini

dinilai belum mencukupi mengingat pengguna gedung utama Gedung Kementerian PUPR

adalah ribuan orang dan dari beberapa Satminkal.

Tabel 4.7

Capaian Indikator Tingkat Kenyamanan Bekerja

7) Indikator Tingkat layanan data dan teknologi informasi, dari target 80% ternyata

menunjukkan hasil 80,07% sehingga kinerja sebesar 100,09% dengan perhitungan sebagai

berikut:

= (60% x capaian fisik) + (40% x hasil)

= (60%x capaian fisik) + (40% (Bobot (%) x Jumlah permintaan Data spasial) + (Bobot

(%) x Jumlah permintaan layanan jaringan internet) + (Bobot (%) x Jumlah

permintaan layanan Email))

= (60%x97,38%) + (40% x ((30% x 52) + (50% x 63) + (20% x 35)))

= 58,43% + 21,64%

= 80,07%

8) Tingkat layanan informasi publik, dari target tercapainya 365 layanan dengan hasil 365

layanan sehingga kinerja 100% dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Jumlah Peliputan Kegiatan Kementerian

Seiring dengan kondisi lingkungan strategis dan intensitas kegiatan pimpinan serta

kewajiban Kementerian untuk menjelaskan berbagai hal terkait dengan bidang tugas ke-

PUPR-an, maka capaian output ini dapat melebihi target yang ditentukan. Besarnya

pencapaian tersebut terutama karena banyaknya liputan yang harus dilakukan terutama

Nilai Hasil Nilai Hasil

a Kepuasan Kebersihan 25 55 13,75 80 20

-      Kuesioner kepada penghuni gedung

b Kepuasan keamanan 25 55 13,75 76 19

-    Kuesioner kepada pegawai

c Ketertiban Parkir 25 55 13,75 76 19

-    Kuesioner kepada pengguna gedung/tempat parkir

d Penggunaan Energi dan Air 25 55 13,75 76 19

-    Tagihan listrik dan air

55 77

Realisasi 2015

TOTAL

NO. Indikator Bobot (%)Target 2015

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 9

terkait dengan berbagai kegiatan pimpinan ke lapangan, peresmian dan kegiatan

kementerian juga kejadian bencana. Pada Tahun 2015 kinerja kegiatan Peliputan

Kegiatan Kementerian mencapai 100% dari target yang ditetapkan.

2. Jumlah Publikasi

Apabila dilihat pencapaiannya, realisasi untuk output ini sangat jauh diatas target. Hal ini

terjadi karena banyak faktor yang diantaranya adalah kondisi lingkungan strategis dan

kebijakan untuk memperbanyak spot penayangan iklan di media elektronik dan media

cetak lainnya. Disadari ataupun tidak, politik pencitraan (baik perorangan maupun

institusi) masih menjadi langkah manjur untuk menjelaskan tentang kinerja yang telah

dilakukan. Demikian juga dengan PUPR yang memperbanyak publikasi melalui media

elektronik ataupun cetak sehingga secara output tercapai sebesar 100% dari target yang

telah ditetapkan.

3. Jumlah Bahan Informasi Pimpinan

Output ini secara khusus digunakan untuk mendukung pimpinan Kementerian (Menteri

dan Pejabat Tinggi Madya) dalam hal penyediaan dokumen infomasi atau bahan rapat

yang akan disampaikan ke berbagai rapat dengan stakeholder, yaitu sidang kabinet,

raker dan RDP dengan DPR/DPD, rapat dengan menko, dan lain-lain. Intensitas rapat

sangat tergantung dari masing-masing stakeholder, dan untuk tahun 2015 realisasi

output mencapai 100%. Beberapa kejadian bencana dan kebijakan lainnya yang

memerlukan koordinasi telah membuat frekuensi rapat dan sidang menjadi meningkat

sangat signifikan.

4. Jumlah Permintaan Informasi

Pelayanan informasi kepada masyarakat dilakukan sepanjang tahun termasuk

menghadapi tuntutan dari para pemohon informasi. Berbagai kegiatan yang dilakukan

dalam upaya menunjang pelaksanaan UU No. 14 tahun 2008 antara lain melalui

Workshop Keterbukaan Informasi Publik dan tata kelola informasi publik di lingkungan

Kementerian PU yang ditunjang dengan review terhadap peraturan internal sebagai

dasar pelaksanaan UU KIP yang dianggap tidak sesuai lagi karena adanya reorganisasi di

lingkungan Kementerian PUPR. Kinerja output ini mencapai 129,09% dari target yang

telah ditetapkan

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 10

Pencapaian Kinerja Outcome (hasil/manfaat)

Tingkat pencapaian indikator kinerja manfaat (outcome) yaitu perbandingan antara target

outcome yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja dengan realisasi yang dapat dicapai

sampai berakhirnya tahun anggaran seperti yang terlihat pada Tabel Pengukuran Kinerja.

Terdapat beberapa survei yang dilakukan oleh pihak internal untuk menilai kinerja indicator ini

yaitu, diantaranya

a) Survei Online Evaluasi Penyebarluasan Informasi

Survei ini dilaksanakan mulai bulan Agustus hingga Oktober dengan metode yang

dipergunakan adalah quisioner yang disebarluaskan secara online melalui

www.surveikita.com, kemudian para responden mengisi secara online. Secara singkat, hasil

dari survei ini adalah

Media yang paling banyak diakses responden adalah Internet, TV dan Social Media

Kesadaran Responden atas keberadaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan

Rakyat sudah cukup tinggi.

Responden juga sudah banyak yang tahu nama Menteri Kemen PUPR, meski masih ada

beberapa responden yang tidak mengetahuinya.

Mayoritas responden mendapatkan informasi tentang Kementerian PUPR melalui berita

di TV, Koran, Radio dan Internet (web dan social media).

Bidang PUPR yang paling banyak diketahui responden melalui media adalah Jalan, Jalan

Tol, dan Jembatan.

Intensitas informasi tentang Kementerian PUPR yang didapat responden melalui media

masih cukup rendah.

Mayoritas responden menganggap informasi tentang program Kementerian PUPR

menarik untuk dikonsumsi.

Secara kualitas pengemasan informasi, mayoritas responden menganggap kualitasnya

biasa saja.

Menurut mayoritas responden, informasi yang disampaikan Kementerian PUPR bisa

dipahami.

Jika dilihat dari kebutuhan responden, mayoritas responden menganggap bahwa

informasi yang disampaikan oleh Kementerian PUPR sudah cukup sesuai.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 11

Berdasarkan tingkat kepuasan, mayoritas responden menganggap biasa saja.

b) Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Pengguna Layanan Informasi

Survei ini dilakukan terhadap Unit Pelayanan Informasi Publik di Kementerian PUPR. Unit

Pelayanan Informasi Publik perlu berupaya mengukur tingkat kepuasan publik atas layanan

informasi yang telah diselenggarakan oleh Unit Pelayanan Informasi Publik Kementerian

PUPR. Adapun hasil dari survei ini diantaranya

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dari hasil Survei Kepuasan Masyarakat terhadap

Pelayanan Informasi Publik Unit Pelayanan Informasi Publik Kementerian PUPR Tahun

2015 sebesar 67,91.

Nilai sebesar 67,91 menunjukan nilai mutu pelayanan Baik (B) berarti Kinerja unit

pelayanan Pelayanan Informasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Tahun 2015 adalah Baik.

Dalam peningkatan kualitas pelayanan perlu, diprioritaskan pada unsur yang mempunyai

nilai paling rendah (merah pudar), unsur yang mempunyai nilai menengah harus tetap

ditingkatkan (kuning) sedangkan unsur yang mempunyai nilai cukup tinggi harus tetap

dipertahankan (hijau).

Berdasarkan data survei tersebut, dapat dikatakan bahwa penyebarluasan informasi

maupun pelayanan informasi publik sudah termasuk kategori baik dan respon media pun

sangat baik dalam memberitakan isu-isu yang berhubungan dengan infrastruktur PUPR.

4.2 Perbandingan Kinerja Organisasi

Kinerja organisasi perlu dilakukan perbandingan untuk dilakukan evaluasi baik dengan tahun

sebelumnya maupun dengan target di tahun yang akan datang. Sub bab ini membahas hal

tersebut dengan rincian sebagai berikut:

4.2.1 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 Dengan Tahun Sebelumnya

Dalam melakukan perbandingan capaian kinerja antara Kinerja TA 2015 dengan Kinerja TA

2014 maka hal ini tidak dapat dilakukan karena indikator kinerja sasaran strategis dan program

Sekretariat Jenderal di kedua tahun ini sangatlah berbeda dikarenakan perubahan organisasi.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 12

4.2.2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 Dengan Renstra Kementerian

PUPR Tahun 2015-2019

Dari tabel di bawah terlihat bahwa capaian kinerja Sekretariat Jenderal melebihi target

yang terdapat dalam Renstra Kementerian PUPR Tahun 2015-2019.

Tabel 4.8

Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2015

Dengan Target Kinerja Tahun 2015-2019

Hal yang sama juga terjadi pada Indikator Kinerja Program dimana capaian tahun 2015 telah

melebihi target yang terdapat dalam Renstra Kementerian PUPR Tahun 2015-2019

Tabel 4.9

Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Program Tahun 2015

Dengan Target Kinerja Tahun 2015-2019

2015 2015-20191 Meningkatnya budaya organisasi yang

berkinerja tinggi dan berintegritas

Tingkat kinerja dan integritas Kementerian PUPR % 72,25 94,5 95,66

2 Meningkatnya pengelolaan regulasi dan

layanan hukum, data dan informasi publik,

serta sarana dan prasarana

Tingkat pengelolaan regulasi dan layanan hukum,

data dan informasi publik, serta sarana dan

prasarana

% 80 100 108,68

REALISASI

2015NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN

TARGET

2015 2015-2019

1. Nilai laporan kinerja pemerintahan Nilai 74 78 74

2. Opini WTP hasil audit BPK Opini WTP WTP WTP

3. Transparansi pelaksanaan program Publikasi 55% 100% 55%

4. Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian

pegawai

Layanan 60% 100% 70,50%

5. Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan

hukum

Fasilitasi 85% 100% 124,70%

1. Tingkat kenyamanan bekerja % 55% 100% 77,00%

2.Tingkat layanan data dan teknologi informasi % 80% 100% 80,07%

3. Tingkat layanan informasi publik Layanan 365 1825 365

TARGETNO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN

1 Tersedianya dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian

PUPR

2 Tersedianya dukungan sarana dan prasarana

aparatur Kementerian PUPR

REALISASI

2015

1) PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT

2) PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 13

4.3 Analisis Kinerja Organisasi

4.3.1 Kekuatan

1. Pelaksanaan pemanfaatan teknologi dan informasi/TI dalam rangka e-Government ( e-

Procurement, e-Perpustakaan, e-Office/Tata Naskah Dinas Elektonik, e-Recruitment, e-

Monitoring, e-Performance, sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum(SJDIH),

SIMKA, Sistem Informasi dan Data BMN (SINDAB), Sistem Pelaporan Program Prioritas

Nasional).

2. Tersedianya data dan informasi (peta tematik, citra, infrastruktur, bencana, statistik

infrastruktur pekerjaan umum, SIGI) yang dapat digunakan dan di unduh oleh pengguna

layanan secara online.

3. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan audit atas LK TA 2014.

4. Publikasi informasi mengenai infrastruktur PUPR yaitu melalui media cetak, elektronik dan

media sosial bahkan berdasarkan Survei Online Evaluasi Penyebarluasan Informasi

Kesadaran Responden atas keberadaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat

sudah cukup tinggi dan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Pengguna Layanan Informasi

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menunjukan nilai mutu pelayanan Baik (B).

5. Dukungan sumber dana yang memadai (DIPA) maupun sarana dan prasarana yang baik

dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga menghasilkan kinerja yang optimal.

6. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Pengelolaan BMN.

4.3.2 Kelemahan

1. Data kepegawaian belum terkini (masih banyak perbedaan data).

2. Nilai Laporan Kinerja Kementerian PUPR Tahun 2104 sebesar 68,12 turun sebesar 5,24 poin

dari nilai Kinerja Tahun 2013 sebesar 73,36.

3. Masih terdapat temuan BPK RI terutama pencatatan penyusutan dan penatusahaan Aset

tetap, persediaan, KDP, Aset Tak Berwujud, Aset Lain-lain dan Hibah.

4. Terdapat beberapa kegiatan yang belum disusun SOP (Standar Operasional Prosedur)-nya

5. Kualitas Sumber Daya Manusia belum sesuai kebutuhan.

6. Masih terdapat indikator kinerja yang belum sepenuhnya berorientasi hasil dan belum

dimanfaatkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) di level eselon II dan di bawahnya (SKP).

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 14

7. Sistem aplikasi pemantauan capaian kinerja anggaran belum secara optimal dimanfaatkan

sebagai alat monev secara berkala atas hambatan dan pencapaian target kinerja di dalam

PK.

8. Hasil evaluasi akuntabilitas belum digunakan sepenuhnya untuk perbaikan pelaksanaan

manajemen kinerja di lingkungan Kementerian PUPR.

4.3.3 Peluang

1. Perubahan Struktur Organisasi Kementerian PUPR.

2. Pasca diterbitkannya UU Aparatur Sipil Negara.

3. Pasca dibatalkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air beserta

seluruh peraturan pelaksanaannya berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

83/PUU-XI/2013 yang diputus pada hari Rabu tanggal 18 Februari 2015.

4. Keterbukaan Informasi Publik.

4.3.4 Ancaman

1. Kebijakan moratorium dari Menpan dan RB.

2. Pembaruan kebijakan oleh Kementerian Keuangan, khususnya dengan penerapan SPAN,

SILABI (Sistem Laporan Bendahara Instansi), pengenalan SAIBA (Sistem Akuntansi Instansi

Berbasis Akrual).

3. SAPK merupakan produk dari BKN yang digunakan setiap Kementerian/Lembaga dalam

membantu menyediakan data - data pegawai guna kepentingan kepangkatan namun sistem

jaringan yang menjadi kendala.

4. PMK No. 246 Tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan penggunaan barang milik negara

yang berakibat menambahnya persyaratan administrasi sehingga dokumen penetapan rumah

negara dan usulan pengalihan status harus dikembalikan.

4.3.5 Analisis Penyebab Keberhasilan

Dalam menunjang keberhasilan capaian indikator kinerja di Tahun 2015, beberapa hal yang

telah dilakukan Sekretariat Jenderal atas pemenuhan capaian indikator kerberhasilannya yang

terkandung dalam Perjanjian Kinerja (PK) yaitu:

1. Pelaksanaan pemanfaatan teknologi dan informasi/TI dalam rangka mendukung e-

Government ( e-Procurement, e-Perpustakaan, e-Office/Tata Naskah Dinas Elektonik, e-

Recruitment, e-Monitoring, e-Performance, sistem jaringan dokumentasi dan informasi

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 15

hukum (SJDIH), SIMKA, Sistem Informasi dan Data BMN (SINDAB), Sistem Pelaporan

Program Prioritas Nasional).

2. Tersedianya data dan informasi (peta tematik, citra, infrastruktur, bencana, statistik

infrastruktur pekerjaan umum, SIGI) yang dapat digunakan dan di unduh oleh pengguna

layanan secara online.

3. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan audit atas Laporan Keuangan TA 2014.

Hal ini didapatkan karena Setjen berupaya meningkatkan kualitas Laporan Keuangan

Kementerian PUPR salah satunya mengadakan Rapat Kerja Terbatas bidang akuntansi

pemerintahan dalam rangka penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual.

4. Publikasi informasi mengenai infrastruktur PUPR yaitu melalui media cetak, elektronik dan

media sosial. Bahkan berdasarkan Survei Online Evaluasi Penyebarluasan Informasi

Kesadaran Responden atas keberadaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan

Rakyat sudah cukup tinggi dan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Pengguna Layanan

Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menunjukan nilai mutu pelayanan Baik (B).

5. Telah dilakukan pembinaan kerjasama dengan media massa.

6. Dukungan sumber dana yang memadai (DIPA) maupun sarana dan prasarana yang baik

dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga menghasilkan kinerja yang optimal.

7. Terdapat Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Pengelolaan BMN.

8. Tertanganinya jumlah perkara di Kementerian PUPR yaitu sebanyak 40 kasus.

9. Terdapat 57 peraturan perundang-undangan yang berhasil difasilitasi penyusunannya.

10. Diselesaikannya Permen tunjangan kinerja yang digunakan sebagai kelengkapan berkas

dalam pembayaran tunjangan kinerja di Lingkungan Kementerian PUPR.

11. Penerbitan peraturan Menteri Bidang Tata Naskah Dinas dan Kearsipan serta pemanfaatan

asset bangunan gedung kantor di Lingkungan Kementerian PUPR.

12. Telah diselenggarakan kegiatan administrasi dan pembinaan jabatan terkait perubahan

struktur organisasi Kementerian sesuai dengan Permen PU No. 15 Tahun 2015.

13. Telah dilaksanakan seleksi lelang jabatan para pejabat dalam mengisi posisi struktural pasca

bergabungnya Kementerian PU dan Kementerian PERA.

14. Peningkatan pemeliharaan bangunan gedung kantor Kementerian PUPR telah sesuai dengan

target yaitu sebesar 37.623 m2.

15. Telah dikelolanya data dan informasi dari sektor audio visual.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 16

16. Telah dilakukan pengembangan secara signifikan atas mini theatre dari sektor audio visual

Pusdatin.

17. Telah terlayaninya program layanan data spasial bagi para penggunanya.

4.3.6 Analisis Kelemahan

1. Data kepegawaian belum terkini (masih banyak perbedaan data).

Perlu diberikan perhatian khusus kepada tata laksana peremajaan data pegawai yang

melibatkan peran aktif unit kerja dalam wujud penguatan SIMKA dan peningkatan

kemampuan operasionalnya diantaranya menambah modul pada SIMKA

2. Nilai Laporan Kinerja Kementerian PUPR Tahun 2014 sebesar 68,12 turun sebesar 5,24 poin

dari nilai Kinerja Tahun 2013 sebesar 73,36.

Upaya yang dilakukan yaitu menyampaikan LaKIP tepat waktu dan sesuai dengan format

PermenPAN RB No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta

menindaklanjuti rekomendasi Kementerian PAN dan RB berdasarkan surat Menteri PAN dan

RB no. B/3988/M.PANRB/12/2015 Tanggal 11 Desember 2015 tentang Hasil Evaluasi Atas

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

3. Masih terdapat temuan BPK RI terutama pencatatan penyusutan dan penatusahaan Aset

tetap, persediaan, KDP, Aset Tak Berwujud, Aset Lain-lain dan Hibah.

Penataan BMN ditertibkan administrasinya terutama pengelolaan Kendaraan Dinas

Operasional (KDO) dan inventarisasi barang lainnya sehubungan dengan pembangunan

Gedung Baru dengan diimbangi percepatan penghapusan bagi Barang Milik Negara serta

pembahasan lebih lanjut bagaimana tanggapan dan penyelesaian tindak lanjut LHP BPK-RI

yang bersifat lintas sektoral termasuk temuan-temuan yang bersifat berulang.

4. Belum tersedianya secara lengkap Standard Operation Procedure (SOP) dalam acuan

pelaksanaan pekerjaan di lingkungan Setjen.

5. Kualitas Sumber Daya Manusia belum sesuai kebutuhan

Beban pekerjaan yang semakin tinggi sedangkan kuantitas sumber daya manusia terbatas.

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu peningkatan kualitas dari sumber daya yang ada.

Oleh karena itu dilaksanakan peningkatan kompetensi baik melalui tugas belajar atau izin

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 17

belajar sesuai jurusan yang dibutuhkan maupun diklat-diklat sesuai kompetensi yang

dibutuhkan.

6. Masih terdapat indikator kinerja yang belum sepenuhnya berorientasi hasil dan belum

dimanfaatkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) di level eselon II dan di bawahnya (SKP).

7. Sistem aplikasi pemantauan capaian kinerja anggaran belum secara optimal dimanfaatkan

sebagai alat monev secara berkala atas hambatan dan pencapaian target kinerja di dalam

PK.

8. Hasil evaluasi akuntabilitas belum digunakan sepenuhnya untuk perbaikan pelaksanaan

manajemen kinerja di lingkungan Kementerian PUPR.

4.4 Efisiensi dan Efektivitas

4.4.1 Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Manusia

Dengan adanya perubahan struktur organisasi berdasarkan Permen PUPR NO. 15 Tahun 2015,

dimana terdapat 2 (dua) unit kerja eselon 2 di lingkungan Sekretariat Jenderal yang dihilangkan

yaitu Pusat Kajian Strategis (Pustra) yang dilikuidasi sedangkan Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(Pusdiklat) pindah ke Unit Organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM).

Dengan adanya hal tersebut maka terdapat pengurangan jumlah pegawai dengan perbandingan

seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 4.1 Perbandingan Jumlah Pegawai Tahun 2014 dan 2015

0

56

354

98

177

63

47

217

38

118

60

1228

48

91

94

62

46

178

41

51

105

716

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

PNS BELUM DI DATA PENEMPATANNYA

PUSTRA

PUSDIKLAT

BIRO PAKLN

BIRO KEPEG DAN TL

BIRO KEUANGAN

BIRO HUKUM

BIRO UMUM

BIRO PBMN DAN LP

BIRO KOMPU

PUSDATIN

TOTAL

TAHUN 2015 TAHUN 2014

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 18

Berdasarkan analisis beban kerja tahun 2015, Sekretariat Jenderal masih kekurangan 151

pegawai, kekurangan terjadi khususnya pada Jabatan fungsional Umum. Hal ini sejalan dengan

adanya beberapa perbedaan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal pada tahun 2014 dan 2015

dengan perbandingan seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Perbandingan Tugas dan Fungsi Setjen Tahun 2014 dan 2015

4.4.2 DIPA

Pagu Sekretariat Jenderal Tahun

Anggaran 2015 turun hampir 2,5 (dua

setengah) kali lipat dibandingkan

dengan tahun 2014 yaitu dari 1,639

triliun menjadi 0,656 triliun. Total pagu

sebesar 0,656 triliun tersebut dibagi

rata di 8 unit kerja, berbeda dengan

tahun 2014 yang didistribusikan

kepada 10 unit kerja eselon 2. Hal ini

No PERMEN PU Nomor 08/PRT/M/2010 PERMEN PUPR Nomor 15/PRT/M/2015

Tugas :

Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unit organisasi di lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum.

Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unit organisasi di lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat.

Fungsi :

1 Koordinasi kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum; Koordinasi kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat;

2 Koordinasi dan penyusunan rencana dan program

Kementerian Pekerjaan Umum;

Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan

anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat;

3 Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi

yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,

keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi

Kementerian Pekerjaan Umum;

Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang

meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,

kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan

masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

4 Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata

laksana, kerjasama dan hubungan masyarakat;

Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

5 Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-

undangan dan bantuan hukum;

Koordinasi dan penyusunan peraturan

perundangundangan serta pelaksanaan advokasi

hukum;

6 Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan

negara; dan

Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan

negara dan layanan pengadaan barang/jasa; dan

7 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri

Pekerjaan Umum.

Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Tugas :

Fungsi :

Gambar 4.2 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran

2014 2015

RENCANA 1.639.751.216 656.856.089

REALISASI 1.508.825.613 527.631.021

92,02%

80,33%

0

500.000.000

1.000.000.000

1.500.000.000

2.000.000.000

RENCANA REALISASI

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 19

dikarenakan adanya perubahan struktur organisasi berdasarkan Permen PUPR No. 15 Tahun

2015, dimana terdapat 2 (dua) unit kerja eselon 2 di lingkungan Sekretariat Jenderal yang

dihilangkan yaitu Pusat Kajian Strategis (Pustra) yang dilikuidasi sedangkan Pusat Pendidikan

dan Pelatihan (Pusdiklat) pindah ke Unit Organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia (BPSDM) serta adanya revisi anggaran di Satker-Satker di Lingkungan Sekretariat

Jenderal.

Gambar 4. 3 Kurva S Penyerapan Anggaran TA. 2015

Sebagaimana telah

diketahui bahwa

Kementerian PUPR

merupakan kementerian

hasil gabungan (merger)

antara Kementerian

Pekerjaan Umum dan

Kementerian Perumahan Rakyat, sehingga adanya perubahan nomenklatur ini cukup signifikan

berpengaruh pada penataan internal unit organisasi di Kementerian PUPR. Adapun dalam hal

penyerapan anggaran, terdapat beberapa hambatan pada semester pertama di tahun 2015,

dimana satuan kerja belum sepenuhnya dapat menyerap anggaran kecuali untuk anggaran

operasional sampai dengan penataan nomenklatur selesai. Disamping itu penetapan APBN

Perubahan yang baru selesai pada triwulan pertama dengan nomenklatur yang baru dan diikuti

dengan proses admnistrasi lanjutan (penetapan SDM pelaksana) telah berimplikasi pada

keterlambatan penyerapan anggaran. Paket-paket kontraktual memerlukan amandemen

kontrak untuk dapat memulai ataupun melanjutkan pelaksanaan akibat dari berubahnya

RKAKL/DIPA, dengan demikian secara efektif pelaksanaan pembangunan dan kegiatan di

Sekretariat Jenderal baru dimulai pada bulan Mei dan Juni 2015.

Penyerapan anggaran efektif per bulan yaitu terhitung sejak bulan Juni sampai Desember 2015.

Rata-rata penyerapan per bulan pada tahun 2015 tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata

penyerapan tahun 2014 seperti terlihat pada gambar di bawah ini yaitu:

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 20

Gambar 4.4 Perbandingan Penyerapan Anggaran Per Bulan Tahun 2014 dan 2015

Dalam kurun waktu yang cukup singkat, Sekretariat Jenderal melakukan upaya percepatan

untuk mencapai target hingga berhasil mencapai hasil yang cukup baik yaitu 80,33% pada akhir

tahun 2015. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mempercepat penyerapan anggaran antara

lain: 1) Penyiapan disain dan proses lelang pada Tahun (T)-1 sesuai Instruksi Menteri PUPR

Nomor 3 Tahun 2015 tanggal 27 Juli 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Anggaran TA. 2015

dan Pelelangan Dini TA. 2015; 2) Penyelenggaraan Rapat Kerja Kementerian; 3) Masa laku

pejabat perbendaharaan minimal tiga tahun.

4.5 Upaya Peningkatan Akuntabilitas

Berdasarkan hasil evaluasi Kementerian PAN dan RB, tingkat efektivitas dan efisiensi

penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya serta kualitas pembangunan

budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di

Kementerian PUPR sudah menunjukkan hasil yang baik. Meskipun demikian, masih terdapat

beberapa catatan penting yang perlu diperbaiki, di antaranya yaitu: 1) Masih terdapat indikator

kinerja yang belum sepenuhnya berorientasi hasil dan belum dimanfaatkan dalam Perjanjian

Kinerja (PK) di level eselon II dan di bawahnya (SKP); 2) Sistem aplikasi pemantauan capaian

kinerja anggaran belum secara optimal dimanfaatkan sebagai alat monev secara berkala atas

hambatan dan pencapaian target kinerja di dalam PK; dan 3) Hasil evaluasi akuntabilitas belum

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des

2015 1,56 4,16 8,55 12,71 16,25 26,62 33,18 39,79 46,81 55,91 64,81 80,33

2014 0,56 1,78 3,63 6,9 11,67 16,11 21,49 24,76 29,48 34,19 37,61 92,02

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2015 2014

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 21

digunakan sepenuhnya untuk perbaikan pelaksanaan manajemen kinerja di lingkungan

Kementerian PUPR.

Dalam rangka peningkatan akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal, telah dilakukan upaya

perbaikan sebagai berikut:

1. Penyempurnaan Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan terwujudnya kinerja,

tercapainya hasil program dan hasil kegiatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, indikator kinerja harus selaras antar

tingkatan unit organisasi. Selain itu, indikator kinerja yang digunakan harus memenuhi kriteria

spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan sesuai dengan kurun waktu tertentu.

Sekretariat Jenderal telah berupaya untuk menyusun indikator kinerja yang lebih berorientasi

hasil, spesifik, dan terukur dalam Rencana Strategis dari level Sekretariat Jenderal sampai level-

level di bawahnya. Indikator kinerja yang disusun telah disesuaikan dengan pedoman dari

Kementerian PAN dan RB bahwa indikator kinerja pada tingkat Kementerian sekurang-

kurangnya adalah indikator hasil (outcome) sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsinya

masing-masing; indikator kinerja pada tingkat unit organisasi eselon I adalah indikator hasil

(outcome) dan atau keluaran (output) yang setingkat lebih tinggi dari keluaran (output) di

bawahnya; dan indikator kinerja pada unit kerja eselon II sekurang-kurangnya adalah indikator

keluaran (output).

Tabel 4.10 Perbandingan Indikator Kinerja Tahun 2014 dan Tahun 2015

TAHUN 2014 TAHUN 2015

SASARAN

STRATEGIS/INDIKATOR

KINERJA

TARGET SASARAN

STRATEGIS/INDIKATOR

KINERJA

TARGET

1. Meningkatnya Koordinasi, Administrasi dan

Kualitas Perencanaan, Pengaturan, Pengelolaan

Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)

1. Meningkatnya budaya organisasi yang

berkinerja tinggi dan berintegritas

Jumlah Dokumen Perencanaan

dan Pemrograman (Jangka

Menengah dan Tahunan)

8 Renja Satminkal Tingkat kinerja dan integritas

Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat

72,25%

1.315 RKAKL

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 22

TAHUN 2014 TAHUN 2015

SASARAN

STRATEGIS/INDIKATOR

KINERJA

TARGET SASARAN

STRATEGIS/INDIKATOR

KINERJA

TARGET

1 RKP

1 Nota Keuangan

21 Dokumen

Kajian Kebijakan

Penyusunan Dokumen Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja, Keuangan

dan Barang Milik Negara (BMN)

dan Laporan Triwulan

1 Laporan

Keuangan Kementerian

11 Dokumen Evaluasi

3 Laporan BMN

Kementerian PU

Jumlah Peraturan Perundang-

Undangan Bidang PU dan

Permukiman

20 Dokumen

2. Meningkatnya Kualitas Prasarana, Pengelolaan

Data, Informasi dan Komunikasi Publik

2. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan

layanan hukum, data dan informasi

publik, serta sarana dan prasarana

Jumlah Peta Profil Infrastruktur

dan Jaringan Local Area Network

(LAN)

588 Peta Tematik Tingkat pengelolaan regulasi

dan layanan hukum, data dan

informasi publik, serta sarana

dan prasarana

80,00%

4.000 Orang

Jumlah Layanan Informasi Publik 230 Buku

190 Temu Pers

Luas Bangunan Gedung Kantor

Kementerian PU yang

Ditingkatkan dan Dipelihara

37.623 m²

1 Unit Gedung

Indikator kinerja pada tingkat Sekretariat Jenderal pada tahun 2015 telah disusun sesuai

ketentuan yaitu sekurang-kurangnya adalah indikator hasil (outcome). Meskipun demikian, akan

dilakukan pembenahan kembali melalui review Renstra Kementerian PUPR tahun 2015-2019

yang pada saat ini masih dalam proses penyusunan. Selain itu, saat ini sedang disusun

Rancangan Permen PUPR mengenai pedoman SAKIP dan mengenai penetapan IKU

Kementerian PUPR yang akan mengatur cara pengukuran IKU, baseline, serta penanggung

jawab pengukurannya.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 23

2. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Aksi Kinerja

Rencana Aksi Kinerja (T0) merupakan penjabaran secara periodik atas sasaran dan target yang

tertuang di dalam Perjanjian Kinerja. Rencana Aksi ini menjadi acuan dalam melakukan

pemantauan dan evaluasi pencapaian kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja

secara berkala yaitu setiap triwulan. Rencana Aksi ini berisikan mengenai pendahuluan,

perjanjian kinerja, kapasitas organisasi, dan target pencapaian indikator kinerja per triwulan.

Setelah disusun T0, dilakukan pengukuran kinerja triwulanan yang dituangkan dalam dokumen

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Triwulanan (T1-T4). Dokumen tersebut berisi realisasi kinerja

pada triwulan yang bersangkutan, dibandingkan dengan target yang telah ditentukan pada T0.

Data dasar yang digunakan dalam pengukuran kinerja triwulanan dapat menggunakan data

realisasi fisik dan keuangan di sistem eMonitoring yang terintegrasi dengan ePerformance.

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan Rencana Aksi Kinerja, saat ini sedang dilakukan proses

revisi Peraturan Menteri PU Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan

Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri dan

Peraturan Menteri PU Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan

Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Melalui

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

3. Penyempurnaan Sistem Aplikasi Informasi Kinerja dan Keuangan serta Evaluasi Akuntabilitas

Sesuai tugas Sekretariat Jenderal dalam menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, harus dilakukan pemantauan dan

evaluasi hasil dan capaian terhadap sasaran dan target tahunannya, baik terhadap Rencana

Kinerja Program maupun Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pada

evaluasi tahun berjalan dilakukan dengan memantau perkembangan tingkat penyerapan dan

identifikasi faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga

dimungkinkan untuk dilakukan berbagai perbaikan yang bertujuan meningkatkan atau

akselerasi penyerapan anggaran. Didalam pelaksanaan perlu juga untuk melakukan reviu

tentang pemantauan dan evaluasi kegiatan-kegiatan tahun 2015 per unit organisasi (eselon I),

yang kemudian akan menjadi bahan penyusunan kinerja kementerian, khususnya dalam hal

proses penyerapan anggaran dan hal-hal yang menghambat dalam pelaksanaannya.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 24

Oleh karena itu, untuk lebih mendapatkan hasil penilaian yang akurat dan akuntabel

berdasarkan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, disusun perangkat lunak (aplikasi)

yang dapat mengolah dan menampilkan kinerja organisasi (satuan kerja) sehingga dapat

diperoleh hasil kalkulasi yang tepat sasaran dan akan dibuat menjadi online (ePerformance).

Di dalam sistem ePerformance, yang akan disempurnakan di tahun 2016, akan ditampilkan

mengenai target kinerja, capaian kinerja, cara pengukuran, serta penanggung jawab yang

terintegrasi dengan data realisasi fisik dan keuangan di dalam sistem eMonitoring. Di dalam

sistem ePerformance tersebut juga akan ditampilkan tabel berisi perbandingan kinerja tahun ini

dengan tahun lalu, perbandingan kinerja tahun ini dengan target jangka menengah (Renstra),

dan perbandingan kinerja tahun ini dengan target nasional. Informasi tersebut akan terinput

secara sistematis dan dapat dipantau secara berkala oleh Pimpinan.

4. Penjabaran IKU Unit Kerja ke dalam Ukuran Kinerja Individu Pegawai

Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014, Perjanjian Kinerja

merupakan dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai (SKP). Untuk itu, maka indikator

kinerja pada level Sekretariat Jenderal perlu diturunkan ke dalam indikator kinerja di level unit

organisasi (eselon I) dan unit kerja (eselon II), sampai ke dalam ukuran kinerja individu

pegawai (SKP eselon III, eselon IV, dan staf). Dengan demikian akan terwujud suatu cascading

kinerja secara sinergis dan selaras yang memperlihatkan bahwa keberhasilan Kementerian

merupakan wujud kontribusi kinerja dari seluruh individu pegawai.

4.6. Pengakuan Pihak Ke-3 Kepada Sekretariat Jenderal

Beberapa pengakuan dari pihak luar instansi Kementerian PUPR yang telah didapatkan oleh

Sekretariat Jenderal adalah:

a. Kementerian PUPR mendapatkan Opini WTP atas audit Laporan Keuangan TA 2014 oleh BPK.

b. Kementerian PUPR mendapatkan penghargaan atas keberhasilannya menyusun dan

menyajikan Laporan Keuangan TA 2014 dengan Capaian Standar Tertinggi dalam Akuntansi

dan Pelaporan Keuangan Pemerintah oleh Menteri Keuangan.

c. Sertifikat Pengakuan Sistem Manajemen Biro Hukum Kementerian PUPR (ISO 9001:2008)

tanggal 1 September 2015.

d. Sertifikat Pengakuan Implementasi dan Pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu (ISO

9001:2008 / SNI ISO – 9001:2008) dengan ruang lingkup kegiatan Penyediaan Data Bidang

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 25

PUPR, Pembinaan, Pengembangan, Pengelolaan Teknologi Informasi untuk Mendukung

Manajemen Kementerian serta Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi.

e. Juara 1 Kategori Stand terbaik dalam Pameran Hari Air Dunia Tahun 2015.

f. Juara 1 Kategori Kementerian/Lembaga Dalam Pameran 5th Indonesia Climate Change

Education Forum.

g. Piagam penghargaan terbaik kedua pameran nasional potensi daerah SAIL TOMINI 2015.

h. Peringkat ke-2 (dua) Kategori Kementerian Dalam Keterbukaan Informasi Badan Publik

Tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Komisi Informasi Pusat di Istana Negara pada Tahun

2015.

i. Peringkat terbaik pertama dalam pemilihan Unit Kearsipan Kementerian Terbaik Tingkat

Nasional Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Arsip Nasional RI.

j. Penghargaan sebagai pemenang 1 lomba toilet publik kantor terbersih di Kantor

Pusat/Utama Kementerian dan Lembaga.

k. Penghargaan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI atas bangunan gedung hemat

energi gedung hijau dalam acara penghargaan efisiensi Energi Nasional ke-4 (empat) Tahun

2015.

l. Kementerian PU mendapatkan penghargaan kategori Continous Improvement atau tata

kelola berkesinambungan yang sangat baik dalam ajang BMN Award yang diselenggarakan

Kementerian Keuangan RI

m. Kementerian PU mendapatkan juara pertama dengan kategori sertifikasi barang milik negara

dari Menteri Keuangan RI.

n. Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian PUPR mendapatkan piagam terbaik I

kategori penyerapan DIPA Non belanja pegawai dan bantuan sosial semester I TA 2015 dari

KPPN Jakarta V serta mendapatkan kartu SAKTI (Satker Tidak Antri).

o. Piagam National Procurement Award 2015 pada kategori kepemimpinan pada transformasi

pengadaan secara elektronik.

p. Sistem aplikasi e-Monitoring telah digunakan oleh Kementerian/Lembaga lain yaitu

Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Sosial, Kementerian

Kelautan dan Perikanan, Sekretariat Negara. Kementerian/Lembaga yang telah

menggunakan e-Monitoring tetap dipantau pelaksanaannya untuk menjaga stabilitas dan

konsistensi penggunaan aplikasi e-Monitoring Kementerian/Lembaga.

BAB V

PENUTUP

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB V | 1

BAB V

PENUTUP

5.1. Permasalahan

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 mengacu pada Perjanjian Kinerja (PK)

Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR dengan mengikuti Permen PAN dan RB Nomor 53 tahun

2014. Penilaian kinerja dilaksanakan mengikuti struktur berjenjang dimulai dari sasaran strategis

dan program. Secara umum Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR telah dapat mencapai Visi

dan Misi organisasi dengan memenuhi 2 (dua) sasaran strategis yang ditetapkan. Adapun

sasaran-sasaran tersebut dalam operasionalisasinya diwujudkan dalam bentuk program dan

kegiatan yang dilaksanakan oleh 8 (delapan) unit kerja eselon II dan 1 fungsi pusat baru non

eselon yang berada di bawah koordinasi Sekretariat Jenderal yaitu Pusat Pengelolaan Dana

Pembiayaan Perumahan. Program pada eselon II tersebut mencakup 2 (dua) program dengan

nilai pencapaian kinerja baik dan memuaskan, yang dipresentasikan secara kualitatif dan

kuantitatif berupa kegiatan fisik dan non-fisik.

Dari kedelapan indikator kinerja utama Sekretariat Jenderal, kesemuanya telah dicapai dengan

kinerja baik, bahkan dengan adanya dinamika perubahan dapat melampaui target. Secara rinci

capaian tersebut adalah: 1) Nilai laporan kinerja pemerintahan dengan capaian 100%, 2) Opini

WTP hasil audit BPK dengan capaian 100%, 3) Transparansi pelaksanaan program dengan

capaian 100%, 4) Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai dengan capaian

117,5%, 5) Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum dengan capaian 146,71%, 6)

Tingkat kenyamanan bekerja dengan capaian 140%, 7) Tingkat layanan data dan teknologi

informasi dengan capaian 100,09%, serta 8) Tingkat layanan informasi publik dengan capaian

100%.

Dalam pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal untuk Tahun 2015 masih terdapat

permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaan dan pelaksanaan Renstra yang mengakibatkan

belum terselenggaranya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan

Sekretariat Jenderal seperti :

1. Data kepegawaian belum terkini dan masih terdapat perbedaan data;

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB V | 2

2. Masih terdapat indikator kinerja yang belum sepenuhnya berorientasi hasil dan belum

dimanfaatkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) di level eselon II dan di bawahnya (SKP);

3. Sistem aplikasi pemantauan capaian kinerja anggaran belum secara optimal dimanfaatkan

sebagai alat monev secara berkala atas hambatan dan pencapaian target kinerja di dalam PK;

4. Hasil evaluasi akuntabilitas belum digunakan sepenuhnya untuk perbaikan pelaksanaan

manajemen kinerja di lingkungan Kementerian PUPR.

5. Masih terdapat temuan BPK RI terutama pencatatan penyusutan dan penatusahaan Aset tetap,

persediaan, KDP, Aset Tak Berwujud, Aset Lain-lain dan Hibah.

6. Terdapat beberapa kegiatan yang belum disusun SOP (Standar Operasional Prosedur)-nya

7. Kualitas Sumber Daya Manusia belum sesuai kebutuhan.

5.2. Saran Tindak Lanjut

Untuk tercapainya pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal yang efektif dan efisien

untuk tahun 2015 maka perlu dilakukan upaya tindak lanjut antara lain :

1. Indikator outcome dan output perlu di review sehingga benar-benar dapat mencerminkan

kinerja organisasi Sekretariat Jenderal, disamping beberapa baseline sudah tidak sesuai lagi

(Review Renstra).

2. Penyempurnaan Sistem Aplikasi Informasi Kinerja dan Keuangan serta Evaluasi Akuntabilitas

(e-Performance).

3. Menyiapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengukuran indikator kinerja.

4. Pelaksanaan penelitian RKA-KL.

5. Pengembangan tata cara Monitoring Evaluasi PHLN.

6. Pengusulan kembali agar transparansi pelaksanaan program Dana Alokasi Khusus (DAK)

masuk dalam Instruksi Presiden tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi yang

dipantau oleh Kantor Staf Presiden.

7. Perlu diberikan perhatian khusus kepada tata laksana peremajaan data pegawai yang

melibatkan peran aktif unit kerja dalam wujud penguatan SIMKA dan peningkatan

kemampuan operasionalnya diantaranya menambah modul pada SIMKA

8. Penataan BMN ditertibkan administrasinya terutama pengelolaan Kendaraan Dinas

Operasional (KDO) dan inventarisasi barang lainnya sehubungan dengan pembangunan

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB V | 3

Gedung Baru dengan diimbangi percepatan penghapusan bagi Barang Milik Negara serta

pembahasan lebih lanjut bagaimana tanggapan dan penyelesaian tindak lanjut LHP BPK-RI

yang bersifat lintas sektoral termasuk temuan-temuan yang bersifat berulang.

9. Peningkatan kualitas dari sumber daya yang ada. Oleh karena itu dilaksanakan peningkatan

kompetensi baik melalui tugas belajar atau izin belajar sesuai jurusan yang dibutuhkan

maupun diklat-diklat sesuai kompetensi yang dibutuhkan.

LAMPIRAN

PERJANJIAN

KINERJA

SEKRETARIAT

JENDERAL TA 2015

DOKUMENTASI

WORKSHOP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

TA 2015

WORKSHOP PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH (LaKIP) TAHUN 2015 DI CIREBON

KEGIATAN BIRO BPAKLN

RAPAT KERJA

(RAKER) TAHUN 2015

KONSINYASI DELEGASI IRAK

PELAJARI PENERAPAN

DESENTRALISASI

KEMENTAERIAN PUPR

KEGIATAN BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORTALA

PENANDATANGANAN

SERTIJAB MENTERI

LAMA KE YANG BARU

KEGIATAN PEMBINAAN

JAFUNG DALAM RANGKA

PENGEMBANGAN SDM

KEGIATAN BIRO UMUM

PEMBINAAN KERJASAMA

DAN KOORDINASI BIRO

UMUM TAHUN 2015

PELATIHAN P3K

KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI PUBLIK

KUNJUNGAN

KERJA DENGAN

KOMISI V DPR RI

TEMU PERS

KEGIATAN BIRO KEUANGAN

PELAKSANAAN

PENINGKATAN SDM

PENINGKATAN KAPASITAS

SDM BIDANG AKUNTANSI

PEMERINTAH

KEGIATAN BIRO HUKUM

RUMAH NEGARA

KEGIATAN PUSDATIN

BIMBINGAN TEKNIS

PENGELOLAAN INFORMASI

PUBLIK

BIMBINGAN TEKNIS

KERJASAMA SUMBER

DAYA MANUSIA

KEGIATAN SNVT PS4BUL

PENGAKUAN

PIHAK KE-3

Sertifikat Pengakuan Implementasi dan Pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu

(ISO 9001:2008 / SNI ISO – 9001:2008) dengan ruang lingkup kegiatan

Penyediaan Data Bidang PUPR, Pembinaan, Pengembangan, Pengelolaan

Teknologi Informasi untuk Mendukung Manajemen Kementerian serta

Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi.

ISO 9001:2008 / SNI ISO – 9001:2008

Biro Hukum Kementerian PUPR berhasil

mendapatkan Sertifikasi ISO 9001:2008 per

tanggal 1 September 2015.

Kementerian PUPR mendapatkan penghargaan atas

keberhasilannya menyusun dan menyajikan laporan

keuangan TA 2014 dengan Capaian Standar Tertinggi

dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah

dari Menteri Keuangan.

Piagam Penghargaan Terbaik Dua Pameran

Nasional Potensi Daerah SAIL TOMINI 2015

dilaksanakan pada tanggal 16-19 September 2015,

bertempat di Teluk Tomini Sulawesi Tengah

Juara I Stand Terbaik Pameran

Hari Air Dunia Tahun 2015

dilaksanakan pada tanggal 9-10 Mei

2015 di Jakarta

Juara I Kategori Kementerian/Lembaga dalam pameran 5th Indonesia

Climate Change Education Forum yang dilaksanakan pada tanggal 14-17 Mei

2015 di Jakarta

Peringkat ke-2 kategori Kementerian dalam Keterbukaan Informasi

Badan Publik 2015 yang dilaksanakan oleh Komisi Informasi Pusat,

diserahkan di Istana Negara, 15 Desember 2015

Peringkat 1 Kearsipan Terbaik

Peringkat terbaik pertama dalam pemilihan Unit Kearsipan

Kementerian Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2015 yang

diselenggarakan oleh Arsip Nasional RI. Kegiatan tersebut

dilaksanakan pada tanggal 13 Juli - 14 Agustus 2015 di

Jakarta.

Piagam penghargaan yang diterima oleh Kementerian PUPR

ditetapkan oleh Keputusan Kepala ANRI Nomor 225 Tahun 2015

berdasarkan UU Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan PP

Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanan UU Nomor 43 Tahun 2009

tentang Kearsipan.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia memberikan Piagam

Penghargaan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat sebagai: “Pemenang I Lomba Toilet

Publik di Kantor Pusat/Utama Kementerian dan Lembaga”

pada tanggal 23 November 2015 di Jakarta.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Memberikan Penghargaan

Keikutsertaan Kepada: Gedung Utama Kementerian PU-PR Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi

Gedung Hijau pada : Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Ke-4 Tahun 2015, Sebagai “Pemenang

I”, Gedung Utama Kementerian PU-PR Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Ke-4 Tahun 2015“

BMN AwardPenghargaan Kategori Continuous Improvement atau Tata Kelola

Berkesinambungan Terbaik

Kementerian PUPR dinilai dalam tahun berjalan telah berupaya secara optimal

sehingga tercapai peningkatan kinerja yang progresif dan signifikan dalam

mengelola Barang Milik Negara.

Juara pertama dengan Kategori Sertipikasi Barang Milik Negara

Penghargaan diberikan dalam rangka memberikan apresiasi kepada Kementerian\Lembaga selaku pengguna

barang yang telah menunjukkan peningkatan kinerja di bidang Pengelolaan Barang Milik Negara. Kegiatan

penghargaan yang digelar tersebut melibatkan 86 Kementerian/Lembaga yang digolongkan ke dalam 3

kelompok berdasarkan jumlah satuan dan tiap katergori dipilih 3 Kementerian/Lembaga dengan peringkat terbaik

dari masing-masing kelompok. Penilaian di dasarkan pada pertimbangan; opini pemeriksaan BPK-RI, Deviasi

nilai BMN, Kompleksitas pengelolaan asset, nilai BMN dan jumlah satuan kerja

Piagam Terbaik I kategori Penyerapan DIPA Non

Belanja Pegawai dan Bantuan Sosial Semester I TA

2015 dari KPPN Jakarta V

Kartu Sakti (Satker Tidak Antri)

dari KPPN Jakarta V

Piagam National Procurement Award 2015

pada kategori Kepemimpinan Pada Transformasi Pengadaan Secara

Elektronik di Jakarta, diberikan oleh Kepala LKPP

BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT