laporan kinerjasda.pu.go.id/bwsmalukuutara/source/lakip.pdf · 1. meningkatnya budaya organisasi...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 i
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan berkah dan hidayah-Nya sehingga Laporan
Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR telah dapat diselesaikan
pada waktunya. Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
Sekretariat Jenderal sebagai salah satu Unit Organisasi Eselon 1 Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat wajib menyusun Laporan Kinerja sebagai wujud
pertanggungjawaban atas penggunaan sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan dan
sasaran Sekretariat Jenderal.
Laporan Kinerja ini merupakan history Sekretariat Jenderal sejak awal TA 2015 sampai
dengan berakhirnya TA 2015, yang meliputi tujuan dan sasaran yang harus dicapai melalui
indikator- indikator yang telah ditetapkan, pencapaian sasaran strategis dan analisis
penyebab keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran strategis tersebut.
Sekretariat Jenderal terdiri atas Biro dan Pusat, sehingga laporan kinerja yang didalamnya
terdapat pencapaian sasaran strategis Sekretariat Jenderal merupakan konsolidasi
pencapaian sasaran strategis Unit Kerja Eselon II di bawahnya. Dengan demikian
penyusunan laporan kinerja ini tidak lepas dari usulan dan tanggung jawab seluruh Unit
Kerja Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Semoga laporan kinerja ini dapat menjadi bahan untuk penyusunan Laporan Kinerja
Kementerian PUPR, dan dapat meningkatkan kinerja Sekretariat Jenderal.
Jakarta, Januari 2016
SEKRETARIS JENDERAL
TAUFIK WIDJOYONO
KATA PENGANTAR
ii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2015 adalah
perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi di Lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR di dalam mencapai
tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Tujuan Sekretariat Jenderal adalah bagian dari tujuan Kementerian PUPR 2015-2019 yaitu
tujuan ke-5 (lima) “Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan
pengawasan, kesekertariatan, serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel”.
Terkait dengan tujuan tersebut Sekretariat Jenderal mendukung dalam aspek peningkatan
kapasitas kelembagaan Kementerian PUPR untuk meningkatkan kinerja pelayanan bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
Tujuan Sekretariat Jenderal tersebut dibagi kedalam 3 (tiga) kelompok tujuan yaitu:
1. Meningkatkan manajemen fungsional yang integratif, transparan, dan akuntabel.
2. Meningkatkan manajemen sumberdaya yang dapat mendorong peningkatan kinerja
produktivitas dan profesionalitas sumber daya manusia serta mengembangkan
kelembagaan yang efektif dan efisien.
3. Meningkatkan pelayanan administrasi pimpinan yang prima dan menyediakan informasi
publik yang akurat dan handal.
Sasaran Sekretariat Jenderal adalah merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata dalam
rumusan yang lebih spesifik dan terukur. Sekretariat Jenderal memiliki 2 (dua) sasaran
strategis dengan capaian kinerja sebagai berikut:
1. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas. Dengan
indikator kinerja “tingkat kinerja dan integritas Kementerian PUPR” memiliki target
sebesar 72,25% dengan realisasi 95,66% dan capaian kinerja sebesar 132,40%.
2. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta
sarana dan prasarana. Dengan indikator kinerja “tingkat pengelolaan regulasi dan
layanan hukum, data dan informasi publik serta sarana prasarana” memiliki target
sebesar 80% dengan realisasi 108,68% dan capaian kinerja sebesar 135,85%.
Sekretariat Jenderal memiliki 8 (delapan) Indikator Kinerja Program untuk mendukung 2
(dua) sasaran strategis Kementerian PUPR yang dituangkan ke dalam Perjanjian Kinerja (PK)
dengan capaian sebagai berikut:
1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian PUPR
dicapai melalui 5 (lima) indikator yaitu:
RINGKASAN EKSEKUTIF
iii
Nilai laporan kinerja pemerintahan dengan target nilai 74 serta realisasi nilai 74 dan
capaian kinerja sebesar 100%.
Opini WTP hasil audit BPK dengan target opini WTP serta realisasi opini WTP dan
capaian kinerja sebesar 100%.
Transparansi pengelolaan dan pengadministrasian pegawai dengan target sebesar
55% publikasi serta realisasi sebesar 55% dan capaian kinerja sebesar 100%.
Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai dengan target sebesar 60%
layanan serta realisasi sebesar 70,50% dan capaian kinerja sebesar 117,50%.
Tingkat faslitasi produk hukum dan bantuan hukum dengan target sebesar 85%
fasilitasi serta realisasi sebesar 124,70% dan capaian kinerja sebesar 146,71%.
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PUPR dicapai melalui
3 (tiga) indikator yaitu:
Tingkat kenyamanan bekerja dengan target sebesar 55% serta realisasi sebesar
77% dan capaian kinerja sebesar 140%.
Tingkat layanan data dan teknologi informasi dengan target sebesar 80% serta
realisasi sebesar 80,07% dan capaian kinerja sebesar 100,09%.
Tingkat layanan informasi publik dengan target sebesar 365 layanan serta realisasi
sebesar 365 dan capaian kinerja sebesar 100%.
Saran untuk tercapainya pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal yang efektif
dan efisien untuk tahun berikutnya, yaitu upaya tindak lanjut yang perlu dilakukan antara
lain :
1. Indikator outcome dan output perlu di review sehingga benar-benar dapat
mencerminkan kinerja organisasi Sekretariat Jenderal, disamping beberapa baseline
sudah tidak sesuai lagi (Review Renstra).
2. Penyempurnaan Sistem Aplikasi Informasi Kinerja dan Keuangan serta Evaluasi
Akuntabilitas (e-Performance).
3. Menyiapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengukuran indikator kinerja.
4. Pelaksanaan penelitian RKA-KL.
5. Pengembangan tata cara Monitoring Evaluasi PHLN.
6. Pengusulan kembali agar transparansi pelaksanaan program Dana Alokasi Khusus (DAK)
masuk dalam Instruksi Presiden tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
yang dipantau oleh Kantor Staf Presiden.
7. Perlu diberikan perhatian khusus kepada tata laksana peremajaan data pegawai yang
melibatkan peran aktif unit kerja dalam wujud penguatan SIMKA dan peningkatan
kemampuan operasionalnya diantaranya menambah modul pada SIMKA
8. Penataan BMN ditertibkan administrasinya terutama pengelolaan Kendaraan Dinas
Operasional (KDO) dan inventarisasi barang lainnya sehubungan dengan pembangunan
Gedung Baru dengan diimbangi percepatan penghapusan bagi Barang Milik Negara
serta pembahasan lebih lanjut bagaimana tanggapan dan penyelesaian tindak lanjut
iv
LHP BPK-RI yang bersifat lintas sektoral termasuk temuan-temuan yang bersifat
berulang.
9. Peningkatan kinerja bidang pengelolaan BMN dan peningkatan kualitas Laporan
Keuangan untuk mempertahankan opini BPK berupa Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
terhadap Laporan Keuangan Kementerian PUPR.
10. Jumlah sampel dalam survei yang dilakukan untuk mengukur indikator tingkat
kenyamanan bekerja harus ditambah mengingat pengguna gedung utama Gedung
Kementerian PUPR adalah ribuan orang dan terdiri atas beberapa Satminkal.
11. Sosialisasi dalam hal penghematan air dan energi bagi pegawai, penggunaan bahan
konstruksi yang ramah lingkungan, serta sistem pembuangan sampah yang ramah
lingkungan dengan menggunakan teknologi hasil karya sendiri.
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
RINGKASAN EKSEKUTIF ii
DAFTAR ISI v
BAB I
PENDAHULUAN
1-1
1.1 LATAR BELAKANG 1-1
1.2 TUGAS DAN FUNGSI 1-1
1.3 STRUKTUR ORGANISASI 1-3
1.4 ISU STRATEGIS 1-10
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2-1
2.1 URAIAN SINGKAT SEKRETARIAT JENDERAL TA 2015 2-1
2.1.1 Visi dan misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2-1
2.1.2 Visi dan Misi Sekretariat Jenderal 2-2
2.1.3 Tujuan Sekretariat Jenderal 2-2
2.2 PERJANJIAN KINERJA 2-4
2.3 METODE PENGUKURAN 2-5
2.4 BAB III
TARGET TAHUN INI MENURUT RENSTRA KAPASITAS ORGANISASI
2-15 3-1
3.1. 3.1.1 3.1.2 3.1.3
SUMBER DAYA MANUSIA Pegawai Berdasarkan Golongan Pegawai Berdasarkan Pendidikan Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
3-1 3-2 3-3 3-3
3.2. SARANA PRASARANA 3-4
3.3.
DIPA 3-9
BAB IV 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 BAB V
CAPAIAN KINERJA ORGANISASI CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS PERBANDINGAN KINERJA ORGANISASI ANALISIS KINERJA ORGANISASI EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS UPAYA PENINGKATAN AKUNTABILITAS PENGAKUAN PIHAK KE-3 KEPADA SEKRETARIAT JENDERAL PENUTUP
4-1 4-1 4-11 4-13 4-17 4-20 4-24 5-1
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4
Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Cascading Sasaran Dan Program Sekretariat Jenderal Pengukuran Indikator Tingkat Fasilitasi Produk Hukum dan Bantuan Hukum Struktur Pegawai Di Lingkungan Sekretariat Jenderal Diagram Kebutuhan Pegawai Proporsi Pegawai Berdasarkan Golongan Proporsi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Proporsi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Sistem Manajemen Pelaksanaan Kegiatan Beranda Sistem e-Monitoring Skema Integrasi Aplikasi E-Monitoring, Sirup, SPSE Perbandingan Jumlah Pegawai Tahun 2014 dan 2015 Perbandingan Pagu dan Realisasi Kurva S Penyerapan Anggaran TA 2015 Perbandingan Penyerapan Anggaran Per-Bulan Tahun 2014 dan 2015
1-4 2-4 2-11 3-2 3-2 3-3 3-3 3-4 3-5 3-6 3-8 4-18 4-18 4-19 4-20
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11
Daftar Program Prioritas Nasional Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015 Alur Penginputan Laporan Yang Dipantau Presiden Metode Pengukuran Indikator Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 Tabel Pengukuran Indikator Nilai Laporan Kinerja Pemerintah Tabel Pengukuran Indikator Transparansi Pelaksanaan Program Pengukuran Indikator Tingkat Pengelolaan Dan Pengadministrasian Pengukuran Indikator Tingkat Kenyamanan Bekerja Pengukuran Indikator Tingkat Layanan Informasi Publik Proporsi Kebutuhan Pegawai Sarana Dan Prasarana Capaian Indicator Kinerja Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Capaian Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal Capaian Indikator Pengelolaan dan Pengadministrasian Pegawai Capaian Indikator Tingkat Fasilitasi Produk Hukum Dan Bantuan Hukum Capaian Indikator Tingkat Kenyaman Bekerja Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2015 Dengan Target Kinerja Tahun 2015-2019 Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Program Tahun 2015 Dengan Target Kinerja Tahun 2015-2019 Perbandingan Tugas dan Fungsi Setjen Tahun 2014 dan 2015 Perbandingan Indikator Kinerja Tahun 2014 dan 2015
1-17 1-16 2-6 2-6 2-7 2-9 2-9 2-12 2-13 3-2 3-5 4-1 4-1 4-2 4-2 4-5 4-6 4-8 4-12 4-12 4-21 4-22
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang menyebutkan bahwa
pelaporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Tujuan
pelaporan kinerja yaitu memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat
atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai upaya perbaikan yang
berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya, bahwa setiap
Unit Organisasi Eselon I Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diwajibkan
untuk menyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) Unit Organisasi Eselon I.
LaKIP Unit Organisasi Eselon I Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat merupakan pelaporan terhadap perwujudan atas kewajiban Sekretariat
Jenderal untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
Sekretariat Jenderal dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan di dalam
Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015 – 2019.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Kementerian tersebut di atas maka
Sekretariat Jenderal sebagai unit organisasi di bawah Menteri PUPR mempunyai tugas untuk
menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian PUPR. Dalam rangka
mengoptimalkan pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal melakukan peningkatan
dukungan manajemen di berbagai aspek melalui peningkatan dan pengoptimalan sumber
daya yang ada seperti aset barang milik negara, teknologi informasi, keuangan,
kelembagaan, prasarana dan sarana aparatur negara, dan lain-lain.
1.2 Tugas dan Fungsi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan umum
dan Perumahan Rakyat berdasarkan peraturan dan perundang-undangan antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 2
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN);
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
6. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
8. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum;
9. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2015 – 2019;
11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
12. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
Tugas Sekretariat Jenderal adalah menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dalam mendukung pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal melaksanakan fungsi:
1. Koordinasi kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
2. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip,
dan dokumentasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 3
4. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan advokasi
hukum;
6. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan
barang/jasa; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
1.3 Struktur Organisasi
Pada tahun 2015 ini, terdapat perubahan struktur organisasi Kementerian Pekerjaan Umum
menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta khususnya perubahan
pada unit organisasi Sekretariat Jenderal. Sebelumnya terdapat 5 (lima) biro dan 5 (lima)
pusat di bawah Sekretariat Jenderal yaitu Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Biro
Hukum, Biro Umum, Biro Keuangan, Biro Kepegawaian dan Ortala, Pusat Pengolahan Data,
Pusat Komunikasi Publik, Pusat Kajian Strategis, Pusat Pendidikan dan Pelatihan, dan Pusat
Pengelolaan BMN. Untuk periode 2015-2019, terdapat beberapa perubahan, meliputi:
1. 2 (dua) pusat yang berubah menjadi biro yaitu Biro Pengelolaan BMN dan Layanan
Pengadaan, dan Biro Komunikasi Publik;
2. 2 (dua) fungsi pusat yaitu Pusat Kajian Strategis, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan
tidak lagi berada di bawah Sekretariat Jenderal; dan
3. 1 (satu) fungsi pusat baru non eselon yang berada di bawah koordinasi Sekretariat
Jenderal, Kementerian PUPR, yang sebelumnya berada di bawah Sekretariat Jenderal
Kementerian Perumahan Rakyat yaitu Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat memiliki struktur organisasi. Sekretariat Jenderal yang di dukung oleh 7
(tujuh) biro dan 2 (dua) pusat yang secara administratif struktural berada di bawah
pembinaan Sekretaris Jenderal, namun dalam tugas memberikan masukan langsung kepada
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 4
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal
1.3.1 Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri
Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dan penyusunan administrasi anggaran, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan anggaran, fasilitasi penganggaran infrastruktur daerah, serta kerja sama luar
negeri bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri
menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan administrasi anggaran;
2. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penganggaran infrastruktur daerah;
3. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan anggaran;
4. Pelaksanan koordinasi perencanaan program dan administrasi kerja sama luar negeri;
5. Pelaksanaan kegiatan strategis kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
dan
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 5
Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri terdiri atas:
1. Bagian Administrasi Penganggaran;
2. Bagian Fasilitasi Penganggaran Infrastruktur Daerah;
3. Bagian Pemantauan dan Evaluasi; dan
4. Bagian Kerjasama Luar Negeri.
1.3.2 Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tatalaksana
Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan pengelolaan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana di Lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan perumusan, pembinaan, dan pelaksanaan perencanaan pegawai;
2. Pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian;
3. Pelaksanaan pengadaan dan seleksi pegawai;
4. Penyusunan sistem pembinaan dan pengembangan pegawai;
5. Penyiapan perumusan, pembinaan, pelaksanaan dan pemantauan mutasi pegawai;
6. Penelaahan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian;
7. Penyiapan perumusan, pembinaan, dan penataan organisasi dan tata laksana;
8. Pengelolaan data, informasi, dan arsip kepegawaian; dan
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro
Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana terdiri atas:
1. Bagian Informasi Kepegawaian dan Umum;
2. Bagian Pengembangan Pegawai;
3. Bagian Mutasi; dan
4. Bagian Organisasi dan Tata Laksana.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 6
1.3.3 Biro Keuangan
Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan penyusunan tata laksana
keuangan, perbendaharaan, akuntansi, penatausahaan Pendapatan Negara Bukan Pajak dan
Badan Layanan Umum, Laporan Keuangan Kementerian serta penetapan pejabat
perbendaharaan satuan kerja.
Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Keuangan menyelenggarakan fungsi :
1. Pembinaan tata laksana keuangan dan perbendaharaan;
2. Pembinaan dan pelaksanaan sistem akuntansi;
3. Pembinaan penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Badan Layanan
Umum;
4. Penyusunan tata laksana keuangan dan sistem akuntansi;
5. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan;
6. Pembinaan dan penatausahaan penetapan pejabat perbendaharaan satuan kerja;
7. Penatausahaan hasil pemeriksaan;
8. Penyusunan laporan keuangan Sekretariat Jenderal;
9. Penyusunan laporan keuangan Kementerian; dan
10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Biro Keuangan terdiri atas :
1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Umum;
2. Bagian Pembinaan dan Informasi Pengelolaan Keuangan;
3. Bagian Perbendaharaan; dan
4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan Keuangan.
1.3.4 Biro Umum
Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengelolaan ketatausahaan,
kerumahtanggaan dan prasarana fisik serta urusan protokoler pimpinan.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 7
Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Umum menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Menteri, Sekretaris Jenderal, Staf Ahli,
Staf Khusus, dan protokoler pimpinan kementerian;
2. Pelaksanaan pembinaan, pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan kementerian;
3. Pelaksanaan urusan kesehatan, keamanan dan ketertiban lingkungan serta urusan dalam
dan angkutan pegawai;
4. Pelaksanaan urusan utilitas, bangunan gedung, rumah jabatan serta sarana dan
prasarana lingkungan;
5. Pelaksanaan penatausahaan barang milik negara Sekretariat Jenderal; dan
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Biro Umum terdiri atas :
1. Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol;
2. Bagian Administrasi Perkantoran;
3. Bagian Rumah Tangga; dan
4. Bagian Prasarana Fisik.
1.3.5 Biro Hukum
Biro Hukum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan pembinaan penyusunan
peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum dan perumahan, pemberian
advokasi hukum, pertimbangan hukum, penyebarluasan informasi, dokumentasi, dan produk
hukum serta fasilitasi proses penetapan dan usul pengalihan status rumah negara.
Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Hukum menyelenggarakan fungsi:
1. Koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat serta bidang terkait;
2. Pembinaan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum dan
perumahan;
3. Koordinasi pemberian advokasi dan pertimbangan hukum terkait tugas dan fungsi
Kementerian;
4. Pelaksanaan penyebarluasan informasi, dokumentasi dan produk hukum;
5. Fasilitasi proses penetapan dan usul pengalihan status rumah negara; dan
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 8
Biro Hukum terdiri atas :
1. Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan I;
2. Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan II;
3. Bagian Advokasi Hukum I; dan
4. Bagian Advokasi Hukum II;
1.3.6 Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan
Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
pembinaan dan penyelenggaraan barang milik negara dan kekayaan Negara serta layanan
pengadaan pada tingkat Kementerian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana dan program pengelolaan barang milik negara;
2. Pembinaan dan pengendalian barang milik negara;
3. Pelaksanaan pembinaan penyusunan pelaporan barang milik negara;
4. Penatausahaan barang milik negara pada tingkat Kementerian;
5. Pelaksanaan pengelolaan informasi dan dokumentasi barang milik negara;
6. Koordinasi pemantauan, evaluasi, dan pelaporan barang milik negara;
7. Koordinasi pelaksanaan sertifikasi dan perkuatan hak;
8. Pembinaan layanan pengadaan;
9. Pelayanan pengadaan secara elektronik;
10. Penyelenggaraan Sistem Informasi Pengadaan Barang/Jasa;
11. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengadaan barang/jasa; dan
12. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan terdiri atas :
1. Bagian Pengembangan Sistem BMN dan Umum;
2. Bagian Pengelolaan BMN I;
3. Bagian Pengelolaan BMN II; dan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 9
4. Bagian Layanan Pengadaan.
1.3.7 Biro Komunikasi Publik
Biro Komunikasi Publik memiliki tugas melaksanakan pembinaan dan penyelenggaraan
komunikasi publik di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Komunikasi Publik menyelenggarakan fungsi :
1. Pembinaan pelayanan komunikasi publik;
2. Pengelolaan dan pelayanan informasi publik kementerian;
3. Penyiapan perumusan strategi dan evaluasi komunikasi;
4. Penyelenggaraan publikasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
5. Pengelolaan dan penyebarluasan informasi;
6. Pengelolaan perpustakaan dan dokumentasi kegiatan Kementerian;
7. Penyiapan bahan laporan pimpinan dan koordinasi hubungan antar lembaga; dan
8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Biro Komunikasi Publik terdiri atas:
1. Bagian Pelayanan Informasi Publik dan Umum;
2. Bagian Hubungan Masyarakat;
3. Bagian Publikasi dan Perpustakaan; dan
4. Bagian Pelaporan Pimpinan dan Hubungan Antar Lembaga.
1.3.8 Pusat Data dan Teknologi Informasi
Pusat Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan,
pengembangan, pengelolaan, penyediaan data dan teknologi informasi, serta
penyelenggaraan sistem informasi untuk mendukung manajemen kementerian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Data dan Teknologi Informasi menyelenggarakan
fungsi :
1. Penyusunan rencana dan program pembinaan, pengembangan, pengelolaan data dan
teknologi informasi;
2. Pembinaan dan pengembangan sistem informasi;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 10
3. Penyelenggaraan dan pengelolaan pengamanan data dan informasi,;
4. Pengendalian mutu sistem dan teknologi informasi;
5. Pengelolaan dan penyediaan data dan informasi geospasial dan statistik; dan
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.
Pusat Data dan Teknologi Informasi terdiri atas:
1. Bagian Program dan Umum;
2. Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Sistem Informasi; dan
3. Bidang Integrasi Data dan Layanan Teknologi Informasi.
1.3.9 Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan
Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan merupakan unit organisasi non eselon
yang mempunyai tugas melaksanakan penyaluran dan pengelolaan dana pembiayaan
perumahan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan
menyelenggarakan fungsi :
1. Pelayanan pembiayaan perumahan;
2. Pengelolaan keuangan;
3. Pengelolaan operasi kegiatan;
4. Pengelolaan urusan umum dan hukum;
5. Pelaksanaan pemeriksaan intern; dan
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan terdiri atas:
1. Direktur Utama;
2. Direktur Layanan;
3. Direktur Keuangan;
4. Direktur Operasi;
5. Direktur Umum dan Hukum; dan
6. Satuan Pemeriksaan Intern.
1.4 Isu Strategis
Kementerian PUPR yang dalam hal ini Sekretariat Jenderal memiliki posisi yang strategis
dalam memberikan dukungan manajemen dan melaksanakan tugas teknis lainnya
Kementerian PUPR, sebagai penggerak dari peningkatan sarana dan prasarana aparatur di
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 11
Lingkungan Kementerian PUPR serta untuk membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Beberapa isu strategis di lingkungan Sekretariat
Jenderal yaitu:
1.4.1 Peningkatan Kualitas Dukungan Kesekretariatan
Dalam rangka peningkatan kualitas dukungan kesekretariatan Kementerian PUPR melalui
Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “dukungan manajemen peningkatan
kualitas kesekretariatan sebagai upaya mengimplementasikan program
pembangunan Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat”.
Sebagai upaya penerapan kebijakan dan strategi Peningkatan kualitas penyelenggaraan
administrasi dan pemberdayaan aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, dilakukan melalui kegiatan pembinaan pegawai awal karier CPNS,
penyusunan Sistem Organisasi dan Tata Laksana (SOTK) 2015-2019, dan kegiatan
pendukung lainnya.
Kemudian untuk meningkatkan kualitas pembinaan pengelolaan kearsipan serta
pengembangan sistem aplikasi tata naskah elektronis Kementerian PUPR telah dilakukan
pengembangan sistem kearsipan elektronik melalui web-site e-Office yang memudahkan
kegiatan pengelolahan kearsipan serta pengembangan tata naskah elektronik yang
sistematis, dinamis dan akurat.
Sebagai dukungan revitalisasi pelayanan administrasi dilakukan dengan tata laksana
administrasi yang baik melalui aplikasi e-Monitoring untuk meningkatkan transparansi
informasi pelaksanaan pembangunan termasuk progress pelaksanaan anggaran.
1.4.2 Peningkatan Dan Pengelolaan Bidang Keuangan
Di dalam pelaksanaan kegiatan di Lingkungan Sekretariat Jenderal tentu diperlukan tata
kelola keuangan yang baik, sebagai upaya mendukung peningkatan dan pengelolaan bidang
keuangan maka dirumuskan kebijakan “peningkatan kinerja pengelolaan bidang
keuangan Kementerian”.
Sebagai upaya peningkatan kepatuhan terhadap peraturan pengelolaan keuangan dilakukan
melalui penyusunan laporan keuangan kementerian yang akrual untuk di implementasikan
secara menyeluruh, dengan penerapan basis akuntansi dan aplikasi pada TA 2015 yang
akan digunakan sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan tahun mendatang
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 12
serta sebagai upaya penyelesaian tindak lanjut atas hasil pemeriksaan BPK-RI sebagai upaya
untuk mempertahankan opini WTP.
Dalam kegiatan peningkatan kualitas penatausahaan PNBP dengan memperhatikan NSPK
dalam rangka meningkatkan kualitas pelaporan dan penatausahaan PNBP di Lingkungan
Kementerian PUPR maka telah dikembangkan aplikasi TRPNBP (Target dan Realisasi PNBP)
sebagai alat bantu untuk pembinaan akuntansi dan perbendaharaan.
1.4.3 Peningkatan Citra Kementerian
Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan infrastruktur yang sesuai dengan tugas dan
fungsi Kementerian PUPR agar masyarakat mengetahui kinerja dan perannya sebagai bagian
untuk mendukung roda perekenomian melalui Sekretariat Jenderal maka dirumuskan
kebijakan “peningkatan citra positif kementerian”.
Sebagai bentuk dukungan peningkatan penyebarluasan informasi penyelenggaraan
infrastruktur serta peningkatan kualitas atas keterbukaan informasi public dan pelayanan
publik maka telah dipublikasikan peran serta Kementerian PUPR melalui berbagai media
(koran, televise, web-site, seminar, dan media sosial lainnya).
Di dalam upaya penyebarluasan dan pengelolaan informasi di Lingkungan Kementerian
PUPR maka telah di lakukan peningkatan pengelolaan perpustakaan kementerian yang data
serta informasinya telah terintegrasi dan dapat dilihat pada web-site www.pu.go.id.
1.4.4 Peningkatan Kualitas Pengelolaan BMN
Sebagai bentuk pengadaan, pengelolaan dan pengawasan BMN maka Kementerian PUPR
melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “peningkatan kualitas pengelolaan
BMN dan layanan pengadaan barang dan jasa”.
Dalam upaya pengawasan, pengendalian dan pengelolaan atas BMN maka telah dilakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan layanan pengadaan barang/jasa serta pengembangan
Norma, Standard, rosedur dan Kriteria (NSPK) yang lebih mendalam sebagai kegiatan
pelaksanaan pengelolaan BMN yang akuntabel dan dinamis di Lingkungan Kementerian
PUPR.
1.4.5 Peningkatan Pelayanan Administrasi Dan Bantuan Hukum
Dalam upaya meningkatkan kepatuhan hukum di Lingkungan Kementerian PUPR melalui
Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “peningkatan pelayanan administrasi dan
pembentukan peraturan perundangan serta bantuan hukum”.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 13
Sebagai bentuk peningkatan tata kelola bantuan hukum maka telah dilakukan peningkatan
kordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam upaya penanganan perkara dan masalah hukum.
Sebagai bentuk dukungan penyebarluasan peraturan perundang-undangan Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat maka telah dilakukan kegiatan pembinaan,
perencanaan, harmonisasi dan publikasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan
serta telah dilakukan pengelolaan jaringan dokumen dan informasi hukum dengan kegiatan
pengelolaan, pendampingan dan pembinaan bantuan hukum.
1.4.6 Pembinaan pengelolaan dan penyediaan data spasial/peta dan data
literal/numerik bidang PUPR serta penyelenggaraan sistem informasi
mendukung manajemen Kementerian
Dalam rangka pengolahan data dan teknologi informasi di Lingkungan Kementerian PUPR
maka melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “pembinaan pengelolaan dan
penyediaan data spasial/peta literal/numerik Bidang PUPR serta
penyelenggaraan sistem informasi mendukung manajemen Kementerian” sebagai
dukungan kemudahan dan kehandalan dalam proses bisnis kementerian maka telah
dilakukan peningkatan penyediaan infrastruktur teknologi informasi yang handal, terintegrasi
dan penyajian data yang terkini.
Untuk mendukung seluruh Unit Organisasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya yang
tercantum di dalam Permen No. 15 Tahun 2015 maka telah dilakukan kegiatan penyediaan
data dan informasi spasial dan statistik yang disajikan secara definitif yang dapat di akses
oleh seluruh Unit Organisasi di Lingkungan Kementerian PUPR.
Selain itu juga sebagai bentuk penyediaan informasi kepada pimpinan dalam proses
pengambilan keputusan dalam penetapan kebijakan (Decision Support System) di
Lingkungan Kementerian PUPR maka telah dikembangkan aplikasi sistem informasi.
1.4.7 Penciptaan kelembagaan yang efektif, efisien, dan sinergis
Di dalam proses penciptaan kelembagaan yang diharapkan dan sesuai dengan yang
diamanatkan di dalam reformasi birokrasi maka Kementerian PUPR melalui Sekretariat
Jenderal merumuskan kebijakan “penciptaan kelembagaan Kementerian PUPR yang
efektif, efisien dan sinergis”.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 14
Pada Tahun 2015 terdapat perubahan nomenklatur dan penggabungan antara 2
Kementerian (PU dan PERA) maka di dalam perjalanannya telah dilakukan kegiatan
penyempurnaan atas struktur organisasi yang baru di Lingkungan Kementerian PUPR.
Di dalam penyempurnaan struktur organisasi yang baru terkait perubahan nomenklatur
tersebut maka telah dilakukan penajaman tugas dan fungsi dari organisasi serta
penggunaan instrument fregmentasi dalam penajaman tugas dan fungsi tersebut agar
terdapat diferensiasi dan tidak terjadi tumpeng tindih pekerjaan yang diarahkan sebagai
bentuk penciptaan alur kerja yang sinergis antar Unit Organisasi di Lingkungan Kementerian
PUPR.
1.4.8 Penguatan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi
Dalam bentuk penguatan kapasitas dan tatakelola maka Kementerian PUPR melalui
Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “penguatan kapasitas pengelolaan
reformasi birokrasi”.
Sebagai bentuk penguatan kapasitas sesuai dalam program yang tercantum di dalam
reformasi birokrasi maka telah dilakukan kegiatan penguatan kelembagaan dan tatakelola
pengelolaan atas reformasi birokrasi nasional.
Sehubungan dengan telah dilaksanakannya kegiatan di dalam road map reformasi Birokrasi
2010-2014, maka Kementerian PUPR telah melakukan penyempurnaan dan penyusunan
atas penyempurnaan kebijakan grand design dan road map reformasi birokrasi nasional.
Setelah dilakukan penyusunan grand design dan road map atas reformasi birokrasi di
Lingkungan Kementerian PUPR maka telah dilakukan sistem evaluasi atas pelaksanaan
program reformasi birokrasi nasional.
1.4.9 Penerapan Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang transparan,
kompetitif, dan berbasis merit
Di dalam penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara yang sesuai dengan kebijakan yang
ada maka Kementerian PUPR melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan
“penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang transparan, kompetitif
dan berbasis dengan merit”.
Sebagai bentuk pencapaian target kinerja yang sesuai dengan rencana maka dilakukan
perencanaan komposisi dan kebutuhan pegawai secara akurat sesuai dengan bobot dan
kebutuhan pegawai pada seluruh Unit Organisasi.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 15
Dalam upaya penerimaan pegawai yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan di
Lingkungan Kementerian PUPR maka telah disusun penerapan sistem rekrutmen dan seleksi
pegawai yang obyektif, transparan, kompetitif dan berbasis ICT. Di dalam kebutuhan
pegawai yang terdapat di Unit Organisasi yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dibutuhkan maka dilakukan penerapan sistem penempatan pegawai yang sesuai dengan
pendekatan kompetensi.
1.4.10 Penguatan Kebijakan Bidang Kepegawaian
Sebagai bentuk pendisplinan pegawai pada seluruh Unit Organisasi maka Kementerian PUPR
melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “penguatan kebijakan bidang
kepegawaian yang dapat menyentuh seluruh lapisan pegawai”.
Sebagai bentuk penguatan disiplin kepada seluruh lapisan pegawai maka telah dilakukan
internalisasi dan penegakan disiplin pegawai.
Sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian dan juga sebagai upaya meningkatkan kinerja
pegawai maka telah dilakukan kegiatan perumusan/pengembangan model penghargaan
pegawai yang dapat memunculkan motivasi dan meningkatkan kinerja.
Di dalam pelaksanaan kegiatan di Lingkungan Kementerian PUPR kepada pegawai yang
membutuhkan bimbingan maka dilakukan pengembangan model mentoring dan konseling
untuk seluruh lapisan pegawai.
1.4.11 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Dalam rangka pemberian dukungan atas kegiatan seluruh Unit Organisasi maka
Kementerian PUPR melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “peningkatan
kualitas pelayanan publik”. Sebagai upaya meningkatkan kerjasama kemitraan antara
pemerintah dan swasta maka telah dilakukan penguatan kerangka kebijakan kelembagaan
pelayanan di Lingkungan Kementerian PUPR, peningkatan pelayanan publik yang lebih
terintegrasi, dan memastikan implementasi kebijakan secara konsisten sebagaimana
diamanatkan UU Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Selain itu penerapan teknologi informasi dan komunikasi pelayanan publik, dalam hal ini
penerapan quick wins pelayanan publik, penyempurnaan kebijakan reformasi birokrasi
(menyelaraskan road map dengan Renstra), pelaksanaan inovasi pelayanan publik,
pemantapan penerapan SPM yang terintegrasi dalam perencanaan dan penganggaran, serta
penguatan kapasitas pengendalian kinerja pelayanan publik, yang meliputi pemantauan,
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 16
evaluasi, penilaian, dan pengawasan, termasuk pengawasan oleh masyarakat merupakan
beberapa hal yang dilakukan dalam mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik.
1.4.12 Penerapan e-government untuk mendukung bisnis proses pemerintahan
dan pembangunan yang efisien, efektif, transparan, dan terintegrasi
Untuk mendukung bisnis proses pemerintahan dan pembangunan yang telah terbina saat ini
maka Kementerian PUPR melalui Sekretariat Jenderal merumuskan kebijakan “penerapan
e-government untuk mendukung bisnis proses pemerintahan dan pembangunan
yang efisien, efektif, transparan dan terintegrasi” dengan melakukan beberapa
strategi yaitu penguatan kebijakan atas e-Government, penguatan sistem dan infrastruktur
e-Government yang terintegrasi, peningkatan kapasitas kelembagaan dan kompetensi SDM,
Penetapan quick wins penerapan e-government, Pengendalian pegembangan sistem dan
infrastruktur e-government.
1.4.13 Program Prioritas Infrastruktur PUPR
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Tahun 2015 memiliki Rencana
Aksi Nasional (RAN). Rencana Aksi Nasional tersebut dipantau oleh Kantor Staf Presiden
melalui sistem KSP yang berbasis situs beralamatkan https://10.03.3./monitoring, yang
dilaporkan melalui Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri, Sekretariat
Jenderal. Sistem KSP ini digunakan untuk memasukkan data awal matriks pemantauan,
laporan capaian triwulanan berikut pengunggahan data dukung, serta digunakan sebagai
alat verifikasi oleh KSP. Sistem hanya dapat diakses menggunakan user name dan password
yang telah diberikan pada masing-masing K/L penanggungjawab.
Terdapat 4 Rencana Aksi Nasional yang dipantau oleh Sistem KSP yaitu :
a. Rencana Aksi Nasional Prioritas Janji Presiden Tahun 2015 (16 Rencana Aksi);
b. Inpres Nomor 7 Tahun 2015 (Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun
2015) (5 Rencana Aksi);
c. Keppres Nomor 9 dan 10 Tahun 2015 mengenai Program Penyusunan Rancangan
Peraturan Pemerintah dan Rancangan Peraraturan Presiden (RPP dan RaPerpres) (8
Rencana Aksi).
d. Inpres Nomor 10 Tahun 2015 tentang Aksi Hak Asasi Manusia Tahun 2015 (4 Rencana
Aksi).
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 17
Tabel 1.1 Daftar Program Prioritas Nasional Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun 2015
No Uraian Item Pemantauan Instansi Pemantau
Sistem Penanggungjawab
1. RKP (Program Prioritas Nasional) 16 Rencana Aksi KSP KSP
2.
Inpres No.7 Tahun 2015 (Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi)
5 Rencana Aksi KSP BAPPENAS
3.
Keppres Nomor 9 dan 10 Tahun
2015 tentang Program Legislasi
Nasional (Prolegnas) Tahun
2015
8 Rencana Aksi KSP BPHN
4.
Inpres Nomor 10 Tahun 2015
tentang Rencana Aksi Nasional
Hak Asasi Manusia (RANHAM)
Tahun 2015
4 Rencana Aksi KSP Kementerian Hukum
dan HAM
5. Pariwisata (Dukungan 25 KSPN) 25 KSPN Manual Kementerian Pariwisata
6. Industri 14 Kawasan Industri Manual KSP
Pemantauan rencana Aksi Nasional Tahun 2015 melalui sistem KSP dilakukan dalam B06,
B07, B09, dan B12, dengan alur penginputan sebagai berikut :
Tanggal 20 – 25 bulan bersangkutan dilakukan penginputan data progress prioritas
nasional rencana aksi dalam e-Monitoring online yang merupakan sistem yang dimiliki
Kementerian PUPR;
Tanggal 22 – 23 bulan bersangkutan dilakukan workshop inputing dan verifikasi data
pelaporan terhadap unit kerja terkait;
Tanggal 25 bulan bersangkutan dilaksanakan rapat validasi bahan laporan yang
dipimpin oleh Eselon 1 yang biasanya dipimpin oleh Bapak Staf Ahli Menteri Bidang
Keterpaduan dan Pembangunan;
Tanggal 25- 27 bulan bersangkutan dilakukan pernbaikan data setelah validasi dan
penyajian data dukung;
Tanggal 28 bulan bersangkutan hingga tanggal 5 bulan berikutnya, K/L memasukkan
data dukung dan capaian ke dalam sistem pemantauan KSP;
Tanggal 7 – 15 bulan berikutnya merupakan masa verifikasi oleh KSP
Tanggal 28 bulan berikutnya dilakukan pelaporan kepada Presiden/ Wakil Presiden
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 18
Gambar 1.2. Alur Pengiputan Laporan yang Dipantau Presiden
Hasil Capaian Rencana Aksi Nasional Prioritas Janji Presiden Kementerian PUPR Tahun 2015
hanya ada terdapat 1 Rencana Aksi yang berpotensi Merah dari 23 ukuran keberhasilan dan
22 ukuran keberhasilan lainnya telah tercapai di tahun 2015. Rencana Aksi Pengaturan,
Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,
dengan kriteria 4 SPAM pada ukuran keberhasilan 1: tercapainya 4 Kawasan Regional
yang terfasilitasi (4 SPAM Regional), dengan capaian yang diinputkan sebesar
98,25%. Hal ini terjadi karena:
a. Pengadaan dan Pemasangan IPA Beton SPAM Regional Kapasitas 250 L/detik
Banjarbakula:
- Permasalahan proses perizinan penebangan pinus oleh pemda setempat pada
awal pekerjaan sehingga mengakibatkan keterlambatan selama 3 bulan dan
perkerjaan baru dimulai bulan April 2015. Saat ini masih dalam proses
perpanjangan kontrak.
b. SPAM Regional Pasigala Kap 300 L/detik Pasigala:
- Penolakan masyarakat setempat sehingga menghambat pekerjaan IPA dan jalur
pemasangan pipa.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 19
- Kontur tanah yang miring sehingga mengakibatkan perubahan atau penyesuaian
desain unit air baku yang dibangun oleh Ditjen SDA belum selesai sehingga
mengakibatkan uji coba tidak dapat dilakukan diakhir tahun.
Inpres No. 7 Tahun 2015 (Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015). Dari
16 Rencana Aksi Kementerian PUPR Tahun 2015 tidak terdapat nilai yang berpotensi
merah. Hal ini telah engindikasikan bahwa program prioritas Kementerian PUPR di tahun
2015 telah tercapai.
Rencana Aksi Program Penyusunan PP dan Perpres Prioritas Tahun 2015 berdasarkan
Keppres Nomor 9 Tahun 2015 dan Keppres Nomor 10 Tahun 2015, target capaian B12
adalah 100% yaitu tersampaikannya RPP/RPerpres kepada Presiden untuk penetapan.
Namun demikian, ada beberapa RPP/RPerpres yang belum mencapai target 100%, yang
antara lain:
1) RPP tentang Pemberdayaan Lembaga Jasa Keuangan serta Pelaksanaan Kemudahan
dan/atau Bantuan Pembiayaan dalam Sistem Pembiayaan Perumahan dan Kawasan
Permukiman, dengan capaian yang diinputkan sebesar 90%. Hal ini terjadi karena
terkendala pada proses pengharmonisasian, masih menunggu persetujuan substansi
dari Otoritas Jasa Keuangan karena materi substansi RPP tersebut bersinggungan
dengan pengaturan yang berlaku di Otoritas Jasa Keuangan.
2) RPP tentang Rumah Negara, dengan capaian yang diinputkan sebesar 90%. Hal ini
terjadi karena terkendala pada proses pengharmonisasian bilateral dengan Kementerian
Keuangan, masih menunggu persetujuan substansi dari Kementerian Keuangan karena
materi substansi RPP tersebut bersinggungan dengan pengaturan tentang pengelolaan
BMN/BMD yang menjadi kewenangan Kementerian Keuangan.
3) Raperpres tentang Perubahan Perpres Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pembiayaan
Sekunder Perumahan, dengan capaian yang diinputkan sebesar 80%. Hal ini terjadi
karena terkendala pada proses pengharmonisasian, Kementerian Keuangan meminta
waktu untuk rapat internal di Kementerian Keuangan terkait urgensi pembinaan dan
pengawasan kepada PT. SMF, penugasan khusus kepada PT. SMF serta penunjukan
Komisaris PT. SMF, yang mana PT. SMF ini sebagai perusahaan yang ditugaskan dalam
pembiayaan sekunder perumahan.
4) Raperpres tentang Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman, dengan capaian yang diinputkan sebesar 25%. Hal ini terjadi
karena terkendala pada amanat/delegasi pengaturan terhadap ketentuan Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman baru
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB I | 20
diamanatkan dalam RPP tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman, sehingga pembahasan Raperpres ini menunggu RPP tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman ditetapkan dan diundangkan.
Hasil Capaian Inpres Nomor 10 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi
Manusia (RANHAM) Kementerian PUPR Tahun 2015 adalah terdapat 1 dari 2 Rencana Aksi
yang mendapat capaian merah, yaitu Rencana Aksi Peningkatan Penyediaan Air Bersih,
pada:
a) Ukuran Keberhasilan 1: tersedianya sarana dan prasarana air bersih di
perkotaan dengan sistem penyediaan air minum (SPAM) di kawasan
masyarakat berpenghasilan rendah. Hasil verifikasi dari Direktorat Jenderal
Hak Asasi Manusia melalui sistem pemantauan KSP sebesar 20%, dengan
alasan klaim capaian disesuaikan karena data dukung tidak menunjukan tercapainya
target 479 kota.
b) Ukuran Keberhasilan 2: terlaksananya pelayanan melalui SPAM di desa. Hasil
verifikasi dari Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia melalui sistem
pemantauan KSP sebesar 10%, dengan alasan klaim capaian disesuaikan menjadi
10% karena tidak ada data dukung yang menunjukan target tercapai 1449 desa.
c) Ukuran Keberhasilan 3: terlaksananya pemberian fasilitas air bersih di Daerah
Kawasan Khusus (3T dan Daerah Pemekaran Baru). Hasil verifikasi dari
Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia melalui sistem pemantauan KSP
sebesar 20%, dengan alasan klaim capaian disesuaikan menjadi 20% karena tidak
ada data dukung yang menunjukan target tercapai.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 1
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1 URAIAN SINGKAT RENSTRA SEKRETARIAT JENDERAL TA 2015
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas kementerian tersebut di atas maka
Sekretariat Jenderal, sebagai unit organisasi di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, mempunyai tugas untuk menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Untuk mengoptimalkan
pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal melakukan peningkatan dukungan
manajemen di berbagai aspek melalui peningkatan dan pengoptimalan sumber daya yang
ada seperti aset barang milik negara, teknologi informasi, keuangan, kelembagaan,
prasarana dan sarana aparatur negara, dan lain-lain.
Untuk mewujudkan pembangunan visi pembangunan nasional tahun 2015-2019 menjadi
Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong
melalui pembangunan nasional yang lebih cepat, kuat, inklusif serta berkelanjutan, maka
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjabarkan visi pembangunan
nasional tersebut ke dalam visi, misi, sasaran Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat sesuai dengan peran, tugas dan fungsinya serta dengan
mempertimbangkan pencapaian pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat periode tahun 2010-2014, potensi dan permasalahan, tantangan utama
pembangunan yang dihadapi lima tahun ke depan serta sasaran utama dan arah kebijakan
pembangunan nasional dalam RPJMN tahun 2015.
Oleh karena itu visi dan misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun
2015-2019 adalah:
2.1.1 Visi dan Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Terwujudnya infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang handal dalam
mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 2
Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Menyelenggarakan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan
tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan
yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat,
menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang
berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.
Berdasarkan turunan dari visi dan misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat maka visi dan misi Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut:
2.1.2 Visi dan Misi Sekretariat Jenderal
Visi Sekretariat Jenderal
Terwujudnya Sekretariat Jenderal sebagai pendukung penyelenggaraan bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang berkualitas, bersih dan terdepan.
Misi Sekretariat Jenderal
Mewujudkan tata kelola sumber daya organisasi yang profesional, akuntabel, dan
inovatif untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat yang handal.
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang handal diartikan sebagai
tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang produktif dan cerdas,
berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan,
memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna
mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.
2.1.3 Tujuan Sekretariat Jenderal
Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian, pengawasan,
kesekretariatan, serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan
pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efisien,
transparan dan akuntabel.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 3
Untuk peningkatan kapasitas kelembagaan aparatur dan peran dukung sarana dan
prasarana bagi terwujudnya sistem perencanaan yang berkualitas, pelaksanaan kegiatan
yang optimal, dan responsibilitas evaluasi pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat dalam mewujudkan tata kelola sumber daya organisasi yang efektif,
efisien, transparan, dan akuntabel, maka Sekretariat Jenderal melaksanakan 2 (dua)
sasaran strategis yaitu :
1) Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas;
2) Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik,
serta sarana dan prasarana.
Sasaran Kementerian PUPR tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program, yang
meliputi:
Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian
PUPR. Indikator kinerja programnya sebagai berikut:
Nilai laporan kinerja pemerintah;
Opini WTP hasil audit BPK;
Transparansi pelaksanaan program;
Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai;
Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum.
Tersedianya dukungan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PUPR. Indikator
kinerja programnya sebagai berikut:
Tingkat kenyamanan bekerja;
Tingkat layanan data dan teknologi informasi;
Tingkat layanan informasi publik.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 4
Sasaran strategis Kementerian dan sasaran program di atas dapat dijabarkan tingkatnya
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Cascading Sasaran dan Program Sekretariat Jenderal
2.2 PERJANJIAN KINERJA
Dalam Penyusunan LaKIP Sekretariat Jenderal diperlukan metode pengukuran dari tiap
indikator kinerja yang terdapat di masing-masing Biro yang mengacu pada program-
program yang terdapat dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan Kementerian PUPR, maka Sekretariat
Jenderal sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan pembangunan memiliki tugas:
“Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
dan Perumahan Rakyat.”
Oleh sebab itu dalam melaksanakan tugas diemban maka Sekretariat Jenderal merumuskan
2 (dua) program kegiatan yang terdapat dalam Perjanjian Kinerja Setjen, antara lain:
1) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Kementerian PUPR, yang didalamnya memiliki 5 (lima) indikator kinerja yaitu:
Level Sekretariat Jenderal
SP 1. Tersedianya dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas
teknis lainnya Kementerian PUPR
Nilai laporan kinerja pemerintah
Opini WTP hasil audit BPK
Transparansi pelaksanaan program
Tingkat pengelolaan dan
pengadministrasian pegawai
Tingkat fasilitasi produk hukum dan
bantuan hukum
SP 2. Tersedianya dukungan sarana dan
prasarana aparatur Kementerian PUPR
Tingkat kenyamanan bekerja
Tingkat layanan data dan teknologi
informasi
SS 1. Meningkatnya budaya organisasi
yang berkinerja tinggi dan berintegritas
Indikator:
Tingkat kinerja dan integritas
Kementerian PUPR
SS 2. Meningkatnya pengelolaan
regulasi dan layanan hukum, data dan
informasi publik, serta sarana dan
prasarana
Level Kementerian PUPR
Indikator:
Tingkat pengelolaan regulasi dan
layanan hukum, data dan informasi
publik, serta sarana prasarana Tingkat layanan informasi publik
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 5
Nilai Laporan Kinerja Pemerintah, dengan target nilai 74 dengan penanggung
jawab Biro Perencanaan Anggaran dan KLN;
Opini WTP hasil audit BPK, dengan target opini WTP dengan penanggung jawab
Biro Keuangan, Biro Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan;
Transparansi pelaksanaan program, dengan target 55% publikasi dengan
penanggung jawab Biro Perencanaan Anggaran dan KLN, Pusdatin, Biro
Komunikasi Publik;
Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai, dengan target dapat
terlayaninya sekitar 60% dari jumlah penerima manfaat, dengan penanggung
jawab Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana;
Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum, dengan target sekitar 85%
dari jumlah produk dan bantuan hukum yang dapat terfasilitasi, dengan
penanggung jawab Biro Hukum.
2) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PUPR,
yang didalamnya memiliki 3 (tiga) indikator kinerja yaitu:
Tingkat kenyamanan bekerja, dengan target 55%, dengan penanggung jawab Biro
Umum, Biro Perencanaan Anggaran dan KLN;
Tingkat layanan data dan teknologi informasi, dengan target 80%, dengan
penanggung jawab Pusat Data dan Teknologi Informasi;
Tingkat layanan informasi publik, dengan target tercapainya 365 layanan, dengan
penanggung jawab Biro Komunikasi Publik.
Dalam perjalanannya seluruh Biro di Lingkungan Sekretariat Jenderal menjalankan tugas
dan fungsinya sesuai dengan target yang ditetapkan, maka kedepannya akan terus
dilakukan penyempurnaan dan perbaikan untuk mendukung fungsi Sekretariat Jenderal dan
sebagai bagian dari mendukung kegiatan pembangunan Kementerian PUPR.
2.3. METODE PENGUKURAN
2.3.1 Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Menteri PUPR Tahun 2015 dimana terdapat 2 (dua)
sasaran strategis yang didukung oleh Sekretaris Jenderal dengan cara pengukuran target
adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 6
Tabel 2.1 Metode Pengukuran Indikator Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal
1. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas dengan target
72,25%. Hasil ini didukung oleh 3 indikator kinerja program yaitu 1) Transparansi
pelaksanaan program, 2) Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai;
3) Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum.
2. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta
sarana dan prasarana dengan target 80%. Hasil didukung oleh 3 indikator kinerja
program yaitu 1) Tingkat kenyamanan bekerja; 2) Tingkat layanan dan teknologi
informasi; 3) Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum.
Indikator tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum mendukung 2 (dua) sasaran
strategis karena indikator tersebut secara program mendukung sasaran strategis 1, namun
berdasarkan pada nomenklatur sasaran strategis mendukung sasaran strategis 2.
2.3.2 Indikator Kinerja Program
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dimana terdapat 2
program dan 8 indikator kinerja program dengan metode pengukuran adalah sebagai
berikut:
NO SASARAN STRATEGIS/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN BOBOT NILAI HASIL
1)Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas % 72,25%
1. Transparansi pelaksanaan program Publikasi 30 55% 16,50%
2. Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai Layanan 15 60% 9,00%
3. Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum Fasilitasi 55 85% 46,75%
% 80,00%
1. Tingkat kenyamanan bekerja % 13 55% 7,15%
2.Tingkat layanan data dan teknologi informasi % 22 80% 17,60%
3. Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum Fasilitasi 65 85% 55,25%
1 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya Kementerian PUPR
2 Tersedianya dukungan sarana dan prasarana aparatur
Kementerian PUPR
2) Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta sarana
dan prasarana
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 7
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015
1) Indikator Nilai Laporan Kinerja Pemerintah dengan target nilai 74
Baseline yang digunakan yaitu nilai Laporan Kinerja Kementerian PU tahun 2013 oleh
Kementerian PAN dan RB berdasarkan bobot dan kriteria penilaian yang terdapat di
dalam Permen PAN RB No. 20 Tahun 2013. Baseline ini digunakan karena pada saat
penyusunan dan pengesahan indikator ini seperti tertuang dalam Renstra Kementerian
PUPR 2015-2019, penilaian atas Laporan Kinerja Kementerian PUPR tahun 2014 belum
dikeluarkan oleh Kementerian PAN dan RB. Sedangkan bobot indikator nilai laporan
kinerja tahun 2015 didasarkan pada Permen PAN RB No. 12 Tahun 2015 tentang
Pedoman Evaluasi Atas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
sehingga terdapat perbedaan bobot di tiap kriteria antara baseline dengan target tahun
2015.
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
1. Nilai laporan kinerja pemerintahan Nilai 74
2. Opini WTP hasil audit BPK Opini WTP
3. Transparansi pelaksanaan program Publikasi 55%
4. Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai Layanan 60%
5. Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum Fasilitasi 85%
1. Tingkat kenyamanan bekerja % 55%
2.Tingkat layanan data dan teknologi informasi % 80%
3. Tingkat layanan informasi publik Layanan 365
1 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya Kementerian PUPR
2 Tersedianya dukungan sarana dan prasarana aparatur
Kementerian PUPR
1) PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
2) PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 8
Tabel 2.3 Tabel Pengukuran Indikator Nilai Laporan Kinerja Pemerintah
2) Indikator Opini WTP hasil audit BPK, dengan target opini WTP.
Opini WTP diberikan oleh BPK terhadap LKKL yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim
yang berlaku di Indonesia (SAP),
2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) atas pengelolaan keuangan telah
dilaksanakan dengan baik, dan
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Disamping ketiga kriteria utama tersebut LKKL yang disajikan harus didukung dengan
bukti-bukti audit yang mencukupi, tidak terdapat ketidakpastian dan kesalahan yang
cukup berarti (no material uncertainties), pengelolaan atas cash flow dikontrol dengan
baik, dan pengelolaan atas BMN dilengkapi dengan bukti-bukti administrasi yang
lengkap. Artinya, laporan keuangan yang disajikan telah bebas dari kesalahan-
kesalahan atau kekeliruan yang sifatnya material.
Bobot (%) Nilai HasilBobot
(%)Nilai Hasil
35 26,39 30 23,381 Renstra 12,5 10,63 10 9,38
Pemenuhan Renstra 2,5 100,00 2,5 2 100,00 2,00
Kualitas Renstra 6,25 70,00 4,38 5 87,50 4,38
Implementasi Renstra 3,75 100,00 3,75 3 100,00 3,00
2. Perencanaan Kinerja Tahunan 22,5 15,76 20 14,00
Pemenuhan Rencana Kinerja Tahunan 4,5 100,00 4,5 4 100,00 4,00
Kualitas Rencana Kinerja Tahunan 11,25 50,04 5,63 10 50,00 5,00
Implementasi Rencana Kinerja Tahunan 6,75 83,41 5,63 6 83,33 5,00
20 14,57 25 16,161 Pemenuhan pengukuran 4 98,75 3,95 5 50,00 2,50
2 Kualitas Pengukuran 10 62,10 6,21 12,5 64,29 8,04
3 Implementasi Pengukuran 6 73,50 4,41 7,5 75,00 5,63
15 12,27 15 12,201 Pemenuhan pelaporan 3 80,00 2,4 3 80,00 2,40
2 Penyajian Informasi Kinerja 8 85,88 6,87 7,5 85,71 6,43
3 Pemanfaatan Informasi Kinerja 4 75,00 3 4,5 75,00 3,38
10 6,35 10 6,351 Pemenuhan Evaluasi 2 83,50 1,67 2 83,33 1,67
2 Kualitas evaluasi 5 63,64 3,18 5 63,64 3,18
3 Pemanfaatan hasil evaluasi 3 50,00 1,50 3 50,00 1,50
20 13,78 20 15,671 Kinerja yang dilaporkan (output) 5 100,00 5,00 5 100,00 5,00
2 Kinerja yang dilaporkan (outcome) 5 47,80 4,78 10 66,67 6,67
3 Kinerja yang dilaporkan (benchmark) 10 80,00 4,00 5 80,00 4,00
100 73,36 100 73,75
73,36 74,00
* Penilaian (Bobot) Baseline berdasarkan Permen Pan RB No. 20 Tahun 2013
* Penilaian (Bobot) 2015 berdasarkan Permen PAN RB No. 12 Tahun 2015
2015
d. Evaluasi Internal
e. Capaian Kinerja
TOTAL
Total Pembulatan
a. Perencanaan Kinerja
b. Pengukuran Kinerja
c. Pelaporan Kinerja
No. Indikator
Baseline
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 9
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Opini WTP menjadi salah satu indikator
karena 99% nilai neraca keuangan Kementerian PUPR berupa Aset, mengingat fungsi
yang diemban dari Kementerian PUPR adalah menyediakan sarana dan prasarana
infrastruktur sehingga tanpa adanya proses management asset yang baik tidaklah
mungkin dapat menghasilkan suatu laporan BMN yg akurat dan akuntabel.
Kinerja tahun 2015 dari indikator ini belum dapat diketahui mengingat penyusunan
Laporan Keuangan dan BMN Tahunan TA 2015 baru dilakukan tahun 2016 sejalan
dengan opini BPK yang dikeluarkan pada tahun 2016. Sejalan dengan hal tersebut, jika
data penggunaan belum didapat karena menunggu penilaian dari instansi lain, maka
digunakan asumsi.
3) Indikator Transparansi Pelaksanaan Program, dengan target 55% publikasi hasil
pelaksanaan program terdiri atas:
a. Publikasi program dan kegiatan reguler dengan bobot 75% terdiri dari:
1. Profil (provinsi dan PHLN) dengan bobot 25%.
Ukuran keberhasilan apabila profil informasi anggaran Kementerian PUPR berupa
RKA-KL, DIPA, LaKIP, Renstra dan Renstra telah dipublikasi dan telah diunduh
oleh pengunjung di website www.pu.go.id.
2. Progres pelaksanaan dengan bobot 20%
Ukuran keberhasilan apabila rencana fisik dan keuangan, realisasi fisik dan
keuangan, dan pemaketan telah dipublikasi di sistem serta dapat diakses oleh
semua pihak.
3. Program strategis dengan bobot 30%
Ukuran keberhasilan apabila program strategis dan prioritas nasional telah
dipublikasi dan dapat secara bebas diakses oleh semua pihak.
b. Publikasi program dan kegiatan DAK dengan bobot 25%
Ukuran keberhasilan DAK bidang PUPR tidak saja berupa prasarana dan sarana fisik
yang terbangun, tetapi juga terpublikasinya data usulan dan penerima bantuan DAK
bidang PUPR pada website Kementerian PUPR yang dikaitkan ke web Kantor Staf
Presiden (KSP) agar dan dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 10
Tabel 2.4 Tabel Pengukuran Indikator Transparansi Pelaksanaan Program
4) Indikator tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai, dengan
target dapat terlayaninya sekitar 60% dari jumlah penerima manfaat
Tabel 2.5
Pengukuran Indikator Tingkat Pengelolaan dan Pengadministrasian
Pegawai
Cara pengukuran indikator tersebut di atas menggunakan beberapa metode yaitu :
a. Adanya sistem informasi pegawai yang bisa diakses oleh semua pegawai
Pengukuran menggunakan survei yang ditujukan kepada pegawai di lingkungan
kementerian PUPR untuk menilai seberapa mudahnya para pegawai dalam
memperoleh informasi bidang kepegawaian.
b. Keterbukaan dalam seleksi jabatan
Pengukuran menggunakan survei yang ditujukan kepada pegawai secara
khusunya di lingkungan kementerian PUPR dan masyarakat pada umumnya,
untuk mengetahui hasil penilaian secara obyektif terkait pelaksanaan lelang
jabatan di lingkungan Kementerian PUPR
Nilai Hasil
1Adanya sistem informasi pegawai yang bisa
diakses oleh semua pegawai25 20 5
2 Keterbukaan dalam seleksi jabatan 25 60 15
3 Tingkat ketepatan layanan mutasi pegawai 25 60 15
4 Sistem rekrutmen pegawai secara terbuka 25 100 25
60%
No. Indikator BobotTarget 2015
JUMLAH CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015
Nilai Hasil Nilai Hasil
75 29,25 47,50
1. Profil (provinsi&PHLN) 25 25 6,25 60 15,00
RKA-KL 5 1,25 10 2,50
DIPA 5 1,25 10 2,50
LaKIP 5 1,25 10 2,50
RENSTRA 5 1,25 20 5,00
RENJA 5 1,25 10 2,50
2. Progres pelaksanaan 20 25 5,00 65 13,00
Rencana Fisik dan Keuangan 10 2,00 20 4,00
Realisasi Fisik dan Keuangan 10 2,00 20 4,00
Pemaketan 5 1,00 25 5,00
3. Program strategis 30 60 18,00 65 19,50
25 25 6,25 30 7,50
100 35,50 55,00
Penanggung Jawab:
a. Publikasi program & kegiatan reguler :
1. Bagian Administrasi Penganggaran : Profil (provinsi)
2. Bagian Kerjasama Luar Negeri : Profil (PHLN)
3. Bagian Pemantauan dan Evaluasi : Progres pelaksanaan dan Program Strategis
b. Publikasi program & kegiatan DAK :
1. Bagian Fasilitasi Pendanaan Infrastruktur Daerah
20
25
No. Indikator Bobot (%)Baseline 2015
Publikasi Program Reguler dan DAK
a. Publikasi program & kegiatan reguler
b. Publikasi program & kegiatan DAK
TOTAL
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 11
c. Tingkat ketepatan layanan mutasi pegawai
Pengukuran menggunakan variabel waktu dalam menyelesaikan 1 produk SK, dll
d. Sistem recruitment pegawai secara terbuka
Pengukuran menggunakan survei yang ditujukan kepada pegawai secara
khusunya di lingkungan kementerian PUPR dan masyarakat pada umumnya,
untuk mengetahui hasil penilaian secara obyektif terkait pelaksanaan rekrutmen
pegawai baru di lingkungan Kementerian PUPR
Selanjutnya untuk mengetahui besaran persentase capaian kinerja, maka masing –
masing hasil kinerja dari variabel tersebut dikalikan dengan bobot yang telah
ditentukan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Persentase Capaian Kinerja (%) =𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡𝑥
25
100
Nilai yang diperoleh kemudian diakumulasikan dengan variabel yang lain, sehingga
didapatkan persentase pencapaian hasil kinerja Sasaran Program.
5) Indikator tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum, dengan target
sekitar 85% dari jumlah produk dan bantuan hukum yang dapat terfasilitasi.
Pencapaian target tersebut memiliki 3 (tiga) indikator kompenen penilaian, yaitu:
a. Penyiapan Peraturan sebesar 30 %
b. Publikasi Peraturan sebesar 40 %
c. Keberhasilan penanganan perkara 30%
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 12
Pencapaian ketiga indikator komponen tersebut di atas dapat diperoleh dari Sasaran
Kegiatan Biro Hukum dengan prosentase seperti terlihat pada tabel dibawah:
Gambar 2.2 Pengukuran Indikator Tingkat Fasilitasi Produk Hukum Dan Bantuan Hukum
Pengukuran capaian Indikator Kinerja tersebut dapat dihitung berdasarkan capaian
target masing-masing Indikator Kinerja Kegiatan Biro Hukum yang masing-masing
mempunyai presentase dukungan yang ditetapkan berdasarkan professional
adjustment.
6) Tingkat kenyamanan bekerja, dengan target 55%.
Target 55% diperoleh dari hasil survei yang dilaksanakan melalui 4 kriteria yaitu:
a. Kepuasan kebersihan dengan membagikan kuesioner kepada penghuni gedung
b. Kepuasan keamanan dengan membagikan kuesioner kepada pegawai
c. Ketertiban parker dengan membagikan kuesioner kepada pengguna gedung atau
tempat parkir
d. Penggunaan energy dan air dilihat dari tagihan listrik dan air
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 13
Tabel 2.6 Pengukuran Indikator Tingkat Kenyamanan Bekerja
7) Tingkat layanan data dan teknologi informasi, dengan target 80%.
Cara pengukuran penetapan kinerja Pusdatin mengacu pada Perjanjian Kinerja Tahun
2015 yang mempunyai indikator kinerja berupa Tingkat Layanan Data dan Teknologi
Informasi dengan Target 80%. Indikator tersebut diukur dari Layanan Data Spasial
(Peta), Jaringan Internet dan Email Pejabat, yang dirinci sebagai berikut :
1. Layanan Data Spasial (Peta) bagi pengguna dengan bobot 30%
2. Layanan Pengguna Jaringan (LAN dan Internet) di Kampus Kementerian PUPR
dengan bobot 50%
3. Layanan penggunaan email pejabat struktural dan fungsional tertentu dengan
domain pu.go.id yang diberi bobot 20%
Perhitungan dari Layanan Data Spasial (Peta) bagi pengguna ditunjukkan dengan
jumlah permintaan peta dari pengguna, sedangkan Layanan Pengguna Jaringan (LAN
dan Internet) di Kampus Kementerian PUPR dan Layanan penggunaan email pejabat
struktural dan fungsional tertentu dengan domain pu.go.id diambil dari jumlah
permintaan email, domain, server, pengaduan gangguan jaringan internet dan server
ke Pusdatin.
8) Tingkat layanan informasi publik, dengan target tercapainya 365 layanan.
Nilai Hasil Nilai Hasil
a Kepuasan Kebersihan 25 45 11,25 55 13,75
- Kuesioner kepada penghuni gedung
b Kepuasan keamanan 25 45 11,25 55 13,75
- Kuesioner kepada pegawai
c Ketertiban Parkir 25 45 11,25 55 13,75
- Kuesioner kepada pengguna gedung/tempat parkir
d Penggunaan Energi dan Air 25 45 11,25 55 13,75
- Tagihan listrik dan air
45 55TOTAL
NO. Indikator Bobot (%)Baseline 2015
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 14
Cara pengukuran indikator kinerja program melalui:
Tabel 2.7 Pengukuran Indikator Tingkat Layanan Informasi Publik
Selain dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian kinerja program dan
capaian kinerja kegiatan, survei juga dilakukan sebagai metode pengukuran kinerja
indikator ini. Beberapa metode survei yang digunakan yaitu:
a. Survei Online Evaluasi Penyebarluasan Informasi
Survei online ini dilakukan untuk mengevaluasi penyebarluasan informasi yang
sudah dilakukan oleh Sekretariat Jenderal selama ini. Metode yang dipergunakan
adalah dengan membuat kuesioner yang disebarluaskan secara online melalui
www.surveykita.com, kemudian para responden mengisi secara online. Survei ini
dilaksanakan mulai bulan Agustus hingga Oktober. Adapun materi yang dibahas
diantaranya:
Media yang paling banyak diakses;
Kesadaran responden atas keberadaan Kementerian PUPR;
Seberapa jauh responden mengetahui nama Menteri Kementerian PUPR;
Bagaimana responden mendapatkan informasi tentang Kementerian PUPR;
Bidang PUPR yang paling banyak diketahui responden melalui media;
2015-2019 2015
Layanan 1,825 365
1Jumlah peliputan
kegiatan KementerianLiputan 1,825 365
2 Jumlah publikasi Publikasi 300 60
2Jumlah bahan inforamsi
pimpinanBuku 1 200
3Jumlah permintaan
informasi
Permintaan
informasi1390 330
2 Pengelolaan administrasi
perkantoran4
Jumlah bulan layanan
perkantoranBulan 60 12
Tingkat layanan informasi
publik
Tersedianya dukungan sarana dan
prasarana aparatur Kementerian PUPR
INDIKATOR KINERJA
Kegiatan penyelenggaraan dan pembinaan informasi publik
Penyelenggaraan dan
pembinaan informasi publik
1
NO SASARAN PROGRAM/KEGIATAN SATUANTARGET
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 15
Intensitas informasi tentang Kementerian PUPR yang didapat responden melalui
media;
Bagaiman responden menganggap informasi tentang program Kementerian
PUPR menarik atau tidak;
Menilai kualitas pengemasan informasi;
Apakah informasi yang disebarluaskan dapat dipahami;
Apakah informasi yang disampaikan oleh Kementerian PUPR sudah cukup
sesuai;
Seberapa puas responden atas informasi yang disampaikan.
b. Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Pengguna Layanan Informasi
Kepuasan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pelayanan publik karena masyarakat adalah
konsumen dari produk layanan yang dihasilkannya. Oleh karena itu, penyelenggara
pelayanan publik harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat
sehingga mencapai kepuasan masyarakat dan lebih jauh lagi kedepannya dapat
dicapai kesetiaan masyarakat.
Demikian terhadap Unit Pelayanan Informasi Publik di Kementerian PUPR. Unit
Pelayanan Informasi Publik perlu berupaya menyajikan indeks kepuasan masyarakat
secara rutin, yang diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai kualitas
pelayanan di instansi pemerintah kepada masyarakat. Indeks tersebut diperoleh
berdasarkan pendapat masyarakat, yang dikumpulkan melalui survei kepuasan
masyarakat terhadap unit pelayanan informasi publik di Kementerian PUPR.
Survei ini memiliki maksud dan tujuan yaitu mengukur tingkat kepuasan publik atas
layanan informasi yang telah diselengarakan oleh Unit Pelayanan Informasi Publik di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui indeks kepuasan
masyarakat. Data kajian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner atau angket.
Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini dilakukan
dengan cara menyebarkan kuesioner melalui email [email protected]
kepada orang-orang atau lembaga yang meminta informasi melalui Kementerian
PUPR yang terdapat pada data rekapitulasi pelayanan informasi publik. Selain itu
kuesioner juga disebarkan melalui aplikasi google docs yang dapat memudahkan
penyebaran kuesioner ini. Dari 225 responden yang terdapat pada data rekapitulasi,
terdapat 61 data yang tidak valid, dan hanya ada 50 responden yang
mengembalikan data kuesioner kepada email [email protected].
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB II | 16
c. Survei Persepsi Media
Metode survei ini dilakukan dengan aplikasi khusus yang mengumpulkan hasil
pemberitaan media kurang lebih 300 media baik cetak maupun online. Adapun yang
dikaji adalah seberapa sering media memberitakan Kementerian PUPR dan
narasumber yang paling banyak memberikan pengaruh terhadap pemberitaan
media. Dalam survei ini bisa dilihat perhari, perbulan dan pertahun. Hasil dari survei
ini akan menjadi bahan sebagai penyusunan strategi komunikasi khususnya ke
media kedepan. Diharapkan dengan survei ini, Kementerian PUPR akan dapat
menghadapi isu yang berkembang di media.
2.4 TARGET TAHUN INI MENURUT RENSTRA
Target Renstra sama dengan target yang ada dalam Perjanjian Kinerja Sekretaris Jenderal.
Hal ini karena isi dari Perjanjian Kineja mengikuti Renstra Kementerian PUPR Tahun 2015-
2019.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 1
BAB III
KAPASITAS ORGANISASI
3.1 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan asset terpenting dalam rangka mewujudkan good
governance, diperlukan sumber daya aparatur yang profesional dan kompeten untuk
menentukan keberhasilan organisasi pemerintah.
Secara garis besar, pengertian (SDM) Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja
sebagai penggerak suatu organisasi, baik dalam institusi maupun perusahaan dan berfungsi
sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Adapun struktur SDM
(Sumber Daya Manusia) di Lingkungan Sekretariat Jenderal dengan rincian.
Didalam mendukung seluruh pelaksanaan pekerjaan yang terdapat di Lingkungan
Sekretariat Jenderal terdapat banyak hal yang menjadi faktor pendukung dari pencapaian
kinerja yang telah diraih saat ini, salah satunya adalah kualitas dan kuantitas dari Sumber
Daya Manusia yang mendukung pelaksanaan pekerjaan tersebut. Berdasarkan data yang
tercatat Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tersebar di Lingkungan Sekretariat
Jenderal adalah sebanyak 716 orang.
Dengan susunan pegawai yang menduduki posisi Struktural tersebut terdapat sebanyak 152
orang, pegawai yang menduduki posisi Jabatan Fungsional Umum sebanyak 485 orang
dan pegawai yang
menduduki posisi
Jabatan Fungsional
Tertentu sebanyak
79 orang.
Gambar 3.1. Struktur Pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 2
Namun dengan jumlah pegawai yang tidak bertambah dan bobot pekerjaan yang semakin
meningkat tersebut tidak diimbangi dengan pertambahan jumlah pegawai yang memadai.
Sesuai dengan peta jabatan Sekretariat Jenderal tersebut terdapat kebutuhan SDM
sebanyak 151 orang, dengan kebutuhan pegawai pada Jabatan Fungsional Umum
sebanyak 150 orang dan Jabatan Fungsional Tertentu sebanyak 1 orang.
Tabel 3.1. Proporsi Kebutuhan Pegawai
Gambar 3.2 Diagram Kebutuhan Pegawai
3.1.1 Pegawai Berdasarkan Golongan
Kondisi SDM (Sumber Daya Manusia) di Lingkungan Sekretariat Jenderal dapat digambarkan
melalui jumlah pegawai berdasarkan kriteria golongan. Pada tahun 2015 jumlah pegawai di
Lingkungan Sekretariat Jenderal tercatat sebanyak 716 orang yaitu:
Pegawai yang terdata dalam Golongan 4 (empat) sebanyak 92 orang (12.84%).
Pegawai yang terdata dalam Golongan 3 (tiga) sebanyak 476 orang (66.48%).
Pegawai yang terdata dalam Golongan 2 (Dua) sebanyak 100 orang (14%).
Pegawai yang belum terdata sebanyak 48 orang (6.70%).
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 3
Gambar 3.3. Proporsi Pegawai Berdasarkan Golongan
3.1.4 Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Gambar 3.4. Proporsi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Dari hasil data pegawai di Lingkungan
Sekretariat Jenderal, Pada tahun 2015
klasifikasi data pegawai berdasarkan
tingkat pendidikan di Lingkungan
Sekretariat Jenderal diketahui dengan
rincian:
Tingkat pendidikan SD-SLTA sebanyak 187 orang (26,12%).
Tingkat pendidikan D1-D3 sebanyak 55 orang (7,7%).
Tingkat pendidikan S1 sebanyak 296 orang (41,34%).
Tingkat pendidikan S2 sebanyak 126 orang (17,59%).
Tingkat pendidikan S3 sebanyak 4 orang (0,55%).
pegawai yang belum terdata sebanyak 48 orang (6,7%).
3.1.5 Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Klasifikasi pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal berdasarkan jenis kelamin sebanyak
716 orang. Dari jumlah tersebut pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal didapatkan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 4
hasil bahwa pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal didominasi oleh laki-laki sebesar
455 orang (63,55%) dan perempuan sebesar 261 orang (36,45%).
Gambar 3.5 Proporsi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
3.2 SARANA PRASARANA
3.2.1 Aset
Sarana dan prasarana Sekretariat Jenderal meliputi semua Barang Milik Negara (BMN) yang
dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Yang
dimaksud dengan perolehan lainnya yang sah antara lain:
1. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
3. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan Undang-Undang; atau
4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
ketentuan hukum tetap.
Sebagai upaya pencapaian target indikator yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja (PK)
Sekretariat Jenderal terdapat banyak aspek yang mendukung tercapainya indikator kinerja
tersebut yang salah satunya adalah dari aspek sarana dan prasarana. Jumlah sarana dan
prasarana yang telah tercatat didalam laporan Barang Milik Negara (BMN) yaitu:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 5
Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana
Pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal berada di gedung utama Kementerian PUPR
Lantai 3 sampai dengan lantai 9, serta dukungan ruangan didalam tempat bekerja memadai.
3.2.2 Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Di dalam sistem manajemen pelaksanaan pekerjaan, terdapat rangkaian proses mulai dari
perencanaan, pemrograman, penganggaran, dan pelaksanaan, yang mana monitoring dan
evaluasi berperan dalam setiap tahapannya.
Gambar 3.6 Sistem Manajemen Pelaksanaan Kegiatan
BUDGETING
SINKRONISASI
PLANNING
PROGRAMINGIMPLEMENTING
MONEV
MO
NEV
MONEV
MO
NEV
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 6
Sekretariat Jenderal telah membangun sistem informasi yang berfungsi sebagai sarana
untuk mendukung dan meningkatkan kelancaran proses pelaksanaan kegiatan, diantaranya
pemanfaatan teknologi informasi untuk proses pelelangan/tender secara elektronik dan
sistem pemantauan pelaksanaan dan penyerapan anggaran secara elektronik. Sekretariat
Jenderal memiliki perangkat server dan aplikasi yang mendukung pelaksanaan pekerjaan
sehingga tercapai efisiensi.
a) Pemantauan Pelaksanaan Pekerjaan Secara Elektronik (eMonitoring)
Telah dikembangkan sistem pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan berbasis
elektronik (eMonitoring) yang merupakan upaya untuk mendapatkan data yang lengkap,
akurat, dan terkini terkait pelaksanaan pembangunan bidang PUPR. Data yang dimasukkan
ke dalam eMonitoring adalah data yang akurat atau sesuai dengan kondisi sebenarnya
sehingga data tersebut menjadi akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sistem eMonitoring tersebut berisikan data progress pelaksanaan kegiatan yang tersebar di
1.208 Satker Kementerian PUPR di seluruh Indonesia. Data tersebut digunakan sebagai
bahan pelaporan kepada pimpinan, baik dari Kepala Satker kepada pimpinan unit organisasi
maupun dari pimpinan unit organisasi kepada Menteri PUPR. Selain itu, data tersebut juga
digunakan sebagai bahan pelaporan oleh Menteri kepada Kementerian/Lembaga lain seperti
Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, Kantor Staf Presiden, dan Kementerian
Dalam Negeri.
Dengan adanya sistem eMonitoring, pelaporan data progress pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dapat dilakukan secara cepat dan akurat sehingga membantu pengambilan
keputusan oleh pimpinan
dengan tepat. Dengan
banyaknya manfaat yang
diperoleh dengan sistem
pemantauan secara
elektronik tersebut,
bahkan sistem
eMonitoring direplikasi
oleh
Kementerian/Lembaga
lain seperti Kementerian
Perdagangan, Gambar 3.7. Beranda Sistem eMonitoring
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 7
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kejaksaan
Agung, Sekretariat Negara, dan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu.
b) Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa secara elektronik (eProcurement)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan proses
pengadaan barang/jasa secara elektronik (eProcurement) sejak tahun 2002. Pelaksanaan
eProcurement dilakukan secara bertahap dari sisi penerapan transaksi elektronik dan
wilayah cakupan implementasinya. Implementasi disesuaikan dengan kondisi Sumber Daya
Manusia dan infrastruktur teknologi komunikasi di suatu wilayah. Setiap tahunnya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan proses pelelangan yang
mendahului tahun anggaran (lelang dini). Proses lelang dini dilakukan dengan tujuan untuk
mempercepat penyelesaian pekerjaan dan juga penyerapan anggaran.
Pada tanggal 16 Januari 2015 telah diterbitkan Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Di dalam pasal 108 disebutkan K/L/D/I mempergunakan Sistem
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik yang dikembangkan oleh LKPP.
Menanggapi hal ini Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengirimkan surat
No.PA.01.06-Mn/98 tanggal 9 Februari 2015 kepada Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) terkait Penerapan Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE) di Kementerian PUPR dengan poin utama Sistem eProcurement Kementerian PUPR
telah digunakan luas oleh baik domestik maupun internasional, proses pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang dilakukan untuk mendukung Inpres No. 1 Tahun 2015 agar
pelaksanaan lelang konstruksi paling lambat bulan Maret 2015, dan untuk memindahkan
penggunaan proses lelang dari sistem eProcurement ke SPSE memerlukan waktu yang lama
dan Kementerian PUPR berencana untuk melaksanakan migrasi sistem secara bertahap.
Surat ini mendapat tanggapan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui
surat Sekretaris Kementerian yang berisi bahwa penerapan SPSE di Kementerian PUPR
dapat diterapkan secara bertahap kemudian LKPP melalui Surat Kepala LKPP menyatakan
menyambut baik rencana penerapan secara bertahap. Dengan demikian pelaksanaan
pelelangan TA. 2015 tetap menggunakan sistem eProcurement Kementerian PUPR.
Untuk Tahun Anggaran (TA) 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
telah memulai proses pengadaan barang/jasa untuk TA 2015 di bulan Oktober 2014.
Pelaksanaan eProcurement di TA 2015 melibatkan 848 Pokja dan kurang lebih 16.651 yang
tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah paket yang diumumkan melalui sistem eProcurement
sebanyak 14.894 paket dengan nilai 81.7 triliun rupiah dengan rincian paket
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 8
Pelelangan/Seleksi/Pemilihan sebanyak 13,284 paket dengan nilai 80.1 triliun dan paket
pengadaan/penunjukan langsung/ePurchasing sebanyak 1,610 paket dengan nilai 1.6 triliun
rupiah.
Kementerian PUPR telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) No.57 Tahun 2015 tentang
Pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah Secara Elektronik (eProcurement), di
dalam SE tersebut diatur bahwa Sistem eProcurement digunakan untuk pelelangan paket
pekerjaan TA 2015 dan SPSE digunakan untuk pelelangan paket pekerjaan di TA 2016.
Dalam melakukan migrasi dari sistem eProcurement ke SPSE LKPP telah dilakukan beberapa
hal:
a. Mengusulkan perbaikan fitur di SPSE ke LKPP agar sesuai dengan Sistem eProcurement
Kementerian PUPR dan dapat digunakan di Kementerian PUPR seperti : Integrasi aplikasi
eMonitoring, Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) dan SPSE,
penambahan fitur bahasa Inggris, filter pencarian data per provinsi dan unit organisasi.
Fitur ini perlu ditambahkan agar pengguna sistem tetap mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan sistem mengingat fitur-fitur ini sebelumnya sudah ada di sistem
eProcurement Kementerian PUPR. Beberapa fitur yang diusulkan tersebut sudah
diakomodir oleh LKPP seperti tersedianya fitur bahasa Inggris, integrasi
eMonitoring+SIRUP+SPSE sesuai skema berikut :
Gambar 3.7. Skema Integrasi Aplikasi Emonitoring+SIRUP+SPSE
b. Melakukan sosialisasi dan pelatihan penggunaan SPSE kepada Pokja ULP dan Penyedia
Jasa. Pelatihan dilakukan untuk memastikan pengguna dapat menggunakan sistem
dengan baik karena terdapat beberapa perbedaan penggunaan SPSE bila dibandingkan
dengan Sistem eProcurement Kementerian PUPR seperti: kode akses Ketua Pokja yang
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB III | 9
sangat menentukan dalam pelaksanaan eProcurement, dokumen pengadaan yang tidak
dapat dihapus setelah di-upload, pemberian penjelasan online, penggunaan Aplikasi
Pengaman Dokumen (Apendo) untuk membuka dokumen penawaran dan sebagainya.
Pelaksanaan dan Pengelolaan SPSE dilakukan secara terpusat di Pusat Data dan Teknologi
Informasi (Pusdatin) Kementerian PUPR oleh Tim Pengelola LPSE yang ditetapkan melalui
Surat Keputusan Menteri No. 467/KPTS/M/2015 Tentang Tim Pengelola LPSE Kementerian
PUPR. Pelaksanaan eProcurement TA 2016 telah dimulai sejak bulan Agustus 2015 melalui
aplikasi SPSE.
3.3 DIPA
Pada TA 2015 sesuai dengan nomor DIPA SP DIPA-033.01-0/2015 yang di tanda tangani
oleh Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan pada tanggal 14 November 2014, Sekretariat
Jenderal mendapatkan alokasi pagu anggaran sebesar Rp. 869.097.984.000,- (Delapan
Ratus Enam Puluh Sembilan Milyar Sembilan Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus Delapan
Puluh Empat Ribu Rupiah). Pagu anggaran tersebut terbagi pada 2 program Sekretariat
Jenderal yaitu:
1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian
PUPR sebesar Rp. 569.097.984,-
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PUPR sebesar
Rp. 300.000.000,-
Sedangkan DIPA APBN-P pada Tahun 2015 menjadi sebesar
Rp. 656.856.089.000,- (Enam Ratus Lima Puluh Enam Milyar Delapan Ratus Lima Puluh
Enam Juta Delapan Puluh Sembilan Ribu Rupiah). Hal ini dikarenakan adanya perubahan
struktur organisasi berdasarkan Permen PUPR No. 15 Tahun 2015, dimana terdapat 2 (dua)
unit kerja eselon 2 di lingkungan Sekretariat Jenderal yang dihilangkan yaitu Pusat Kajian
Strategis (Pustra) yang dilikuidasi sedangkan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)
pindah ke Unit Organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) serta
adanya revisi anggaran di Satker-Satker di Lingkungan Sekretariat Jenderal.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 1
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
merupakan perwujudan atas kewajiban dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun
kegagalan pelaksanaan misi Sekretariat Jenderal untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis. Perwujudan pertanggungjawaban kinerja tersebut dihitung
berdasarkan target-target yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal
Tahun 2015.
4.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
4.1.1 Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Sekretariat Jenderal memiliki 2 (dua) sasaran strategis dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 4.1
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal
1. Sasaran meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas dengan
target 72,25%, realisasi 95,66% sehingga kinerja 132,40%.
Tabel 4.2
Capaian Indikator Sasaran Strategis 1
1Meningkatnya budaya organisasi
yang berkinerja tinggi dan
berintegritas
Tingkat kinerja dan integritas
Kementerian PUPR72,25% 95,66% 132,40%
2
Meningkatnya pengelolaan
regulasi dan layanan hukum, data
dan informasi publik, serta sarana
dan prasarana
Tingkat pengelolaan regulasi dan
layanan hukum, data dan
informasi publik serta sarana
prasarana
80% 108,68% 135,85%
No KinerjaSasaran Strategis Target RealisasiIndikator Kinerja
NO SASARAN STRATEGIS/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN BOBOT TARGET NILAI REAL
1)Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas % 72,25% 95,66%
1. Transparansi pelaksanaan program Publikasi 30 16,50% 55,00% 16,50%
2. Tingkat pengelolaan dan
pengadministrasian pegawai
Layanan 15 9,00% 70,50% 10,58%
3. Tingkat fasilitasi produk hukum dan
bantuan hukum
Fasilitasi 55 46,75% 124,70% 68,59%
1 Tersedianya dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya
Kementerian PUPR
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 2
2. Sasaran meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik,
serta sarana dan prasarana dengan target 80%, realisasi 108,68% sehingga kinerja
135,85%.
Tabel 4.3
Capaian Indikator Sasaran Strategis 2
Dari hasil capaian tersebut di atas, terlihat bahwa kinerja Sekretariat Jenderal melebihi target
yang telah ditentukan.
4.1.2 Capaian Kinerja Program
Sekretariat Jenderal memiliki 2 sasaran program dan 8 indikator kinerja program dengan
penjelasan sebagai berikut:
Tabel 4.4
Capaian Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal
NO SASARAN STRATEGIS/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN BOBOT TARGET NILAI REAL
% 80,00% 108,68%
1. Tingkat kenyamanan bekerja % 13 7,15% 77,00% 10,01%
2.Tingkat layanan data dan teknologi
informasi
% 22 17,60% 80,07% 17,62%
3. Tingkat fasilitasi produk hukum dan
bantuan hukum
Fasilitasi 65 55,25% 124,70% 81,06%
2) Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi
publik, serta sarana dan prasarana
2 Tersedianya dukungan sarana dan
prasarana aparatur Kementerian PUPR
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI KINERJA
1) PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1. Nilai laporan kinerja pemerintahan Nilai 74 74 100,00%
2. Opini WTP hasil audit BPK Opini WTP WTP 100,00%
3. Transparansi pelaksanaan program Publikasi 55% 55% 100,00%
4. Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai Layanan 60% 70,50% 117,50%
5. Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum Fasilitasi 85% 124,70% 146,71%
1. Tingkat kenyamanan bekerja % 55% 77,00% 140,00%
2.Tingkat layanan data dan teknologi informasi % 80% 80,07% 100,09%
3. Tingkat layanan informasi publik Layanan 365 365 100,00%
2) PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2 Tersedianya dukungan sarana dan prasarana aparatur
Kementerian PUPR
1 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya Kementerian PUPR
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 3
1) Indikator Nilai Laporan Kinerja Pemerintah dengan target nilai 74
Capaian dari indikator kinerja ini adalah berdasarkan penilaian Kementerian PAN dan RB atas
LaKIP Kementerian PUPR TA 2015, namun Biro PAKLN optimis nilai 74 dapat dicapai dengan
upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu:
Kementerian PUPR telah membentuk Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, suatu
unit organisasi Eselon 1 baru untuk meningkatkan kualitas SDM Kementerian PUPR.
Penyampaian LaKIP disampaikan tepat waktu dan sesuai dengan format PermenPAN RB
No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LaKIP sudah mengikuti rekomendasi Kementerian PAN RB berdasarkan surat Menteri PAN
dan RB no. B/3988/M.PANRB/12/2015 Tanggal 11 Desember 2015 tentang Hasil Evaluasi
Atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Semua Eselon 1 telah menyusun LaKIP
Semua Eselon 2 telah menyusun LaKIP
Semua Eselon 1 telah menyusun Perjanjian Kinerja
Semua Eselon 2 telah menyusun Perjanjian Kinerja
Laporan Rencana Aksi (T0) serta Laporan Monev Kinerja (T1-T4) telah disusun
Selalu dilakukan evaluasi berjenjang (cascading)
Telah dilakukan system penilaian kinerja melalui e-Performance
2) Indikator Opini WTP hasil audit BPK, dengan target opini WTP
Salah satu yang menjadi tolak ukur BPK RI memberikan opini atas laporan pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan negara di Kementerian PU, adalah mengenai Aset. BPK
berpendapat Kementerian PU sudah berhasil melakukan inventarisasi dan penilaian yang
sangat signifikan sehingga Saldo Akhir Aset Kementerian PU yang pada Neraca tahun 2011
audited baru mencapai Rp 555 triliun, pada tahun 2012 telah meningkat menjadi 729.029
triliun.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 4
Upaya pengelolaan BMN yang baik di Kementerian PU tidak berhenti setelah memperoleh
Opini WTP- DPP. Beberapa usaha terus ditingkatkan karena pengelolaan BMN yang baik
merupakan hal yang vital dalam upaya meraih opini WTP. Hal ini bisa dilihat dari
tercapainya target nilai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan
Keuangan Kementerian PU TA 2013 dan Laporan Keuangan Kementerian PUPR TA 2014. Ini
merupakan suatu prestasi yang cukup luar biasa dan telah lama dinantikan. Hal ini
menunjukkan ada perbaikan dalam pengelolaan, penatausahaan dan pelaporan kinerja
keuangan (khususnya disini kinerja pengelolaan BMN) di Kementerian PUPR dibandingkan
periode-periode sebelumnya. Artinya kegiatan Biro Pengelolaan BMN dan Layanan
Pengadaan dengan memberikan pembinaan, pendampingan dan fasilitasi penatausahaan
dan pelaporan memberikan hasil yang baik. Diharapkan opini WTP tersebut dapat
dipertahankan atas Laporan Keuangan tahun 2015.
3) Indikator Transparansi Pelaksanaan Program, dengan target 55% publikasi dengan
realisasi 55% sehingga kinerja 100% dengan rincian sebagai berikut:
1. Transparansi pelaksanaan program reguler yaitu a) Profil informasi anggaran Kementerian
PUPR berupa RKA-KL, DIPA, LaKIP, Renstra Kementerian PUPR Tahun 2015-2019, dan
Rencana Kerja telah dipasang di website www.pu.go.id. Sedangkan hanya Renstra
Kementerian PUPR 2015-2019 yang telah diakses oleh 4.939 pengunjung (Pusdatin,
2016); b) Progres pelaksanaan berupa rencana fisik dan keuangan, realisasi fisik dan
keuangan, dan pemaketan telah dipublikasi di sistem serta dapat diakses oleh semua
pihak; c) program strategis dan prioritas nasional telah dipublikasi dan dikaitkan ke web
KSP agar dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat.
2. Transparansi pelaksanaan program Dana Alokasi Khusus (DAK) telah dilakukan dimana
transparansi proses pengusulan, kriteria penerima program, sampai dengan penyaluran
DAK termasuk salah satu kegiatan yang dipantau oleh Kantor Staf Pesiden (KSP) yang
tertuang dalam Instruksi Presiden No. 7 tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Kementerian PUPR. Ukuran keberhasilan DAK bidang PUPR tidak
saja berupa prasarana dan sarana fisik yang terbangun, tetapi juga terpublikasinya data
usulan dan penerima bantuan DAK bidang PUPR pada website Kementerian PUPR yang
dikaitkan ke web KSP agar dan dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat. Terdapat
tiga target Triwulan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Kementerian PUPR
2015 dalam Inpres 7 tahun 2015 yaitu (B07, B09, dan B12).
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 5
4) Indikator Tingkat Pengelolaan Dan Pengadministrasian Pegawai dengan target
60% layanan, hasil pelaksanaan tercapai 70,5% sehingga kinerja sebesar 117,5% dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 4.5
Capaian Indikator Pengelolaan Dan Pengadministrasian Pegawai
Hasil analisa indikator sasaran program (outcome), menunjukkan bahwa pencapaian telah
terpenuhi sebesar 117% dari target, yaitu peningkatan sebesar 10,5 persen dari 60
persen. Hasil pengukuran indikator sasaran program berlandaskan pada hasil kuesioner
yang kemudian diolah dan menghasilkan nilai persentase seperti yang telah diuraikan
pada tabel di atas. Untuk lebih jelasnya dari masing – masing variabel maka dapat dirinci
pencapaiannya sebagai berikut :
a) Variabel adanya sistem informasi yang dapat diakses oleh semua pegawai
menunjukkan pencapaian sebesar 50%, hal ini mengandung pengertian bahwa 50%
pegawai di lingkungan Kementerian PUPR sudah mendapatkan akses terhadap sistem
informasi (SIMKA).
b) Variabel keterbukaan seleksi jabatan bermakna bahwa pelaksanaan lelang jabatan
telah dilaksanakan dengan pencapaian sebesar 70%, hal itu berdasarkan dari sebaran
kuesioner yang menyimpulkan bahwa sebagian besar atau sebesar 70% seleksi
jabatan untuk jabatan Eselon II dan I kemarin telah dipublikasi secara umum kepada
masyarakat. Hal tersebut bias dibuktikan bahwa adanya pejabat yang menduduki
beberapa jabatan sekarang yang berasal dari akademisi dan praktisi professional
yang berasal dari masyarakat umum.
c) Variabel tingkat ketepatan waktu pelayanan diukur berdasarkan perbandingan antara
standarisasi pelayanan pemrosesan suratkeputusan (SK) yang ada di wilayah
Kementerian PUPR dengan realisasi pelaksanaan pemrosesan surat yang sebenarnya.
NilaiHasil
(%)Nilai
Hasil
(%)
1Adanya sistem informasi pegawai yang bisa
diakses oleh semua pegawai25 20 5 50 12,5
2 Keterbukaan dalam seleksi jabatan 25 60 15 70 17,5
3 Tingkat ketepatan layanan mutasi pegawai 25 60 15 62 15,5
4 Sistem rekrutmen pegawai secara terbuka 25 100 25 100 25
60 70,5
Realisasi 2015
JUMLAH CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015
No. Indikator Bobot
Target 2015
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 6
Standar pengukuran pelayanan mutasi dikatakan baik (100%) apabila dalam
memberikan pelayanan pemrosesan adalah maksimal 1 jam. Hasil pencapaian kinerja
indikator sasaran program pada variabel ini di tahun 2015 menunjukkan pencapaian
sebesar 62%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada jarak untuk mencapai 100%
pelayanan yang baik.
d) Variabel sistem rekrutmen pegawai yang dilaksanakan secara terbuka pada tahun
2015 ditunjukkan melalui keberadaan sistem rekrutmen yang selama ini dilaksanakan
secara terbuka, melibatkan masyarakat, bekerjasama dengan konsorsium perguruan
tinggi dalam pembuatan soal dan penilaian. Sehingga sudah dapat dipastikan bahwa
sistem rekrutmen pegawai PUPR dilaksanakan secara terbuka. Atau dengan kata lain
sistem tersebut 100% telah dilaksanakan. Hal itu selaras dengan apa yang telah
ditargetkan.
5) Indikator tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum, dengan target
sekitar 85% dari jumlah produk dan bantuan hukum yang dapat terfasilitasi dengan hasil
pelaksanaan tercapai 124,70% sehingga kinerja sebesar 146,71% dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 4.6
Capaian Indikator Tingkat Fasilitasi Produk Hukum Dan Bantuan Hukum
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 7
a. Penyusunan Produk Hukum dan Pembinaan Hukum
Jumlah produk hukum yang diproses berhasil melampaui target yang telah ditetapkan
dengan mencapai 57 (lima puluh tujuh) dokumen peraturan perundang-undangan yang
berhasil difasilitasi penyusunannya, ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, dan diundangkan di Kementerian Hukum dan HAM. Peraturan
perundang-undangan tersebut terdiri dari 3 Peraturan Pemerintah, 3 Peraturan Presiden
dan 51 Peraturan Menteri. Sedangkan SDM yang dibina dalam penyusunan peraturan
perundang-undangan sebanyak 330 orang.
b. Bantuan hukum, opini hukum, pendampingan dan pembinaan hukum
Jumlah perkara di Kementerian PUPR yang ditangani berhasil mencapai target 40
(empat puluh) dokumen perkara yang ditangani dari target sebanyak 40 (empat puluh)
dokumen. Untuk Indikator Kinerja Kegiatan jumlah opini hukum, MoU, dan perjanjian
kerja sama yang disusun berhasil memfasilitasi 21 (dua puluh satu) dokumen dari target
25 (dua puluh lima) dokumen, dan untuk indikator jumlah SDM yang dibina Biro Hukum
berhasil melakukan pembinaan kepada 633 (enam ratus tiga puluh tiga) orang SDM
yang dibina dari target 315 (tiga ratus lima belas) orang SDM.
c. Pengelolaan jaringan dokumentasi dan informasi hukum
Dalam kegiatan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (SJDIH), terdapat 3
(tiga) prosedur dalam kegiatannya, yaitu antara lain (1) alur penayangan dan
penyimpanan peraturan perundang-undangan, (2) alur perpustakaan, dan (3) alur
layanan perpustakaan sistem tertutup. Dari target capaian sebesar 100% (seratus
persen) dari target yang ditetapkan (60 (enam puluh) dokumen yang ditayangkan dan
40 (empat puluh) orang SDM yang dibina).
6) Tingkat kenyamanan bekerja, dengan target 55% dan hasil 77% sehingga kinerja
sebesar 140% dengan perhitungan hasil survei sebagai berikut:
Sesuai survei yang telah dilakukan oleh Biro Umum kepada para pegawai sebagai pengguna
sarana dan prasarana mengenai 4 kriteria yaitu kepuasan kebersihan dengan nilai
memuaskan sebesar 80%, kepuasan keamanan dengan nilai memuaskan sebesar 76%,
ketertiban parkir dengan nilai memuaskan sebesar 76% serta penggunaan energy dan air
dengan hasil yang memuaskan sebesar 76%. Namun perlu diketahui bahwa jumlah sampel
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 8
survei yang dilakukan masih sedikit hanya kepada 25 responden setiap kriteria. Hal ini
dinilai belum mencukupi mengingat pengguna gedung utama Gedung Kementerian PUPR
adalah ribuan orang dan dari beberapa Satminkal.
Tabel 4.7
Capaian Indikator Tingkat Kenyamanan Bekerja
7) Indikator Tingkat layanan data dan teknologi informasi, dari target 80% ternyata
menunjukkan hasil 80,07% sehingga kinerja sebesar 100,09% dengan perhitungan sebagai
berikut:
= (60% x capaian fisik) + (40% x hasil)
= (60%x capaian fisik) + (40% (Bobot (%) x Jumlah permintaan Data spasial) + (Bobot
(%) x Jumlah permintaan layanan jaringan internet) + (Bobot (%) x Jumlah
permintaan layanan Email))
= (60%x97,38%) + (40% x ((30% x 52) + (50% x 63) + (20% x 35)))
= 58,43% + 21,64%
= 80,07%
8) Tingkat layanan informasi publik, dari target tercapainya 365 layanan dengan hasil 365
layanan sehingga kinerja 100% dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Jumlah Peliputan Kegiatan Kementerian
Seiring dengan kondisi lingkungan strategis dan intensitas kegiatan pimpinan serta
kewajiban Kementerian untuk menjelaskan berbagai hal terkait dengan bidang tugas ke-
PUPR-an, maka capaian output ini dapat melebihi target yang ditentukan. Besarnya
pencapaian tersebut terutama karena banyaknya liputan yang harus dilakukan terutama
Nilai Hasil Nilai Hasil
a Kepuasan Kebersihan 25 55 13,75 80 20
- Kuesioner kepada penghuni gedung
b Kepuasan keamanan 25 55 13,75 76 19
- Kuesioner kepada pegawai
c Ketertiban Parkir 25 55 13,75 76 19
- Kuesioner kepada pengguna gedung/tempat parkir
d Penggunaan Energi dan Air 25 55 13,75 76 19
- Tagihan listrik dan air
55 77
Realisasi 2015
TOTAL
NO. Indikator Bobot (%)Target 2015
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 9
terkait dengan berbagai kegiatan pimpinan ke lapangan, peresmian dan kegiatan
kementerian juga kejadian bencana. Pada Tahun 2015 kinerja kegiatan Peliputan
Kegiatan Kementerian mencapai 100% dari target yang ditetapkan.
2. Jumlah Publikasi
Apabila dilihat pencapaiannya, realisasi untuk output ini sangat jauh diatas target. Hal ini
terjadi karena banyak faktor yang diantaranya adalah kondisi lingkungan strategis dan
kebijakan untuk memperbanyak spot penayangan iklan di media elektronik dan media
cetak lainnya. Disadari ataupun tidak, politik pencitraan (baik perorangan maupun
institusi) masih menjadi langkah manjur untuk menjelaskan tentang kinerja yang telah
dilakukan. Demikian juga dengan PUPR yang memperbanyak publikasi melalui media
elektronik ataupun cetak sehingga secara output tercapai sebesar 100% dari target yang
telah ditetapkan.
3. Jumlah Bahan Informasi Pimpinan
Output ini secara khusus digunakan untuk mendukung pimpinan Kementerian (Menteri
dan Pejabat Tinggi Madya) dalam hal penyediaan dokumen infomasi atau bahan rapat
yang akan disampaikan ke berbagai rapat dengan stakeholder, yaitu sidang kabinet,
raker dan RDP dengan DPR/DPD, rapat dengan menko, dan lain-lain. Intensitas rapat
sangat tergantung dari masing-masing stakeholder, dan untuk tahun 2015 realisasi
output mencapai 100%. Beberapa kejadian bencana dan kebijakan lainnya yang
memerlukan koordinasi telah membuat frekuensi rapat dan sidang menjadi meningkat
sangat signifikan.
4. Jumlah Permintaan Informasi
Pelayanan informasi kepada masyarakat dilakukan sepanjang tahun termasuk
menghadapi tuntutan dari para pemohon informasi. Berbagai kegiatan yang dilakukan
dalam upaya menunjang pelaksanaan UU No. 14 tahun 2008 antara lain melalui
Workshop Keterbukaan Informasi Publik dan tata kelola informasi publik di lingkungan
Kementerian PU yang ditunjang dengan review terhadap peraturan internal sebagai
dasar pelaksanaan UU KIP yang dianggap tidak sesuai lagi karena adanya reorganisasi di
lingkungan Kementerian PUPR. Kinerja output ini mencapai 129,09% dari target yang
telah ditetapkan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 10
Pencapaian Kinerja Outcome (hasil/manfaat)
Tingkat pencapaian indikator kinerja manfaat (outcome) yaitu perbandingan antara target
outcome yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja dengan realisasi yang dapat dicapai
sampai berakhirnya tahun anggaran seperti yang terlihat pada Tabel Pengukuran Kinerja.
Terdapat beberapa survei yang dilakukan oleh pihak internal untuk menilai kinerja indicator ini
yaitu, diantaranya
a) Survei Online Evaluasi Penyebarluasan Informasi
Survei ini dilaksanakan mulai bulan Agustus hingga Oktober dengan metode yang
dipergunakan adalah quisioner yang disebarluaskan secara online melalui
www.surveikita.com, kemudian para responden mengisi secara online. Secara singkat, hasil
dari survei ini adalah
Media yang paling banyak diakses responden adalah Internet, TV dan Social Media
Kesadaran Responden atas keberadaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan
Rakyat sudah cukup tinggi.
Responden juga sudah banyak yang tahu nama Menteri Kemen PUPR, meski masih ada
beberapa responden yang tidak mengetahuinya.
Mayoritas responden mendapatkan informasi tentang Kementerian PUPR melalui berita
di TV, Koran, Radio dan Internet (web dan social media).
Bidang PUPR yang paling banyak diketahui responden melalui media adalah Jalan, Jalan
Tol, dan Jembatan.
Intensitas informasi tentang Kementerian PUPR yang didapat responden melalui media
masih cukup rendah.
Mayoritas responden menganggap informasi tentang program Kementerian PUPR
menarik untuk dikonsumsi.
Secara kualitas pengemasan informasi, mayoritas responden menganggap kualitasnya
biasa saja.
Menurut mayoritas responden, informasi yang disampaikan Kementerian PUPR bisa
dipahami.
Jika dilihat dari kebutuhan responden, mayoritas responden menganggap bahwa
informasi yang disampaikan oleh Kementerian PUPR sudah cukup sesuai.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 11
Berdasarkan tingkat kepuasan, mayoritas responden menganggap biasa saja.
b) Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Pengguna Layanan Informasi
Survei ini dilakukan terhadap Unit Pelayanan Informasi Publik di Kementerian PUPR. Unit
Pelayanan Informasi Publik perlu berupaya mengukur tingkat kepuasan publik atas layanan
informasi yang telah diselenggarakan oleh Unit Pelayanan Informasi Publik Kementerian
PUPR. Adapun hasil dari survei ini diantaranya
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dari hasil Survei Kepuasan Masyarakat terhadap
Pelayanan Informasi Publik Unit Pelayanan Informasi Publik Kementerian PUPR Tahun
2015 sebesar 67,91.
Nilai sebesar 67,91 menunjukan nilai mutu pelayanan Baik (B) berarti Kinerja unit
pelayanan Pelayanan Informasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Tahun 2015 adalah Baik.
Dalam peningkatan kualitas pelayanan perlu, diprioritaskan pada unsur yang mempunyai
nilai paling rendah (merah pudar), unsur yang mempunyai nilai menengah harus tetap
ditingkatkan (kuning) sedangkan unsur yang mempunyai nilai cukup tinggi harus tetap
dipertahankan (hijau).
Berdasarkan data survei tersebut, dapat dikatakan bahwa penyebarluasan informasi
maupun pelayanan informasi publik sudah termasuk kategori baik dan respon media pun
sangat baik dalam memberitakan isu-isu yang berhubungan dengan infrastruktur PUPR.
4.2 Perbandingan Kinerja Organisasi
Kinerja organisasi perlu dilakukan perbandingan untuk dilakukan evaluasi baik dengan tahun
sebelumnya maupun dengan target di tahun yang akan datang. Sub bab ini membahas hal
tersebut dengan rincian sebagai berikut:
4.2.1 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 Dengan Tahun Sebelumnya
Dalam melakukan perbandingan capaian kinerja antara Kinerja TA 2015 dengan Kinerja TA
2014 maka hal ini tidak dapat dilakukan karena indikator kinerja sasaran strategis dan program
Sekretariat Jenderal di kedua tahun ini sangatlah berbeda dikarenakan perubahan organisasi.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 12
4.2.2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 Dengan Renstra Kementerian
PUPR Tahun 2015-2019
Dari tabel di bawah terlihat bahwa capaian kinerja Sekretariat Jenderal melebihi target
yang terdapat dalam Renstra Kementerian PUPR Tahun 2015-2019.
Tabel 4.8
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2015
Dengan Target Kinerja Tahun 2015-2019
Hal yang sama juga terjadi pada Indikator Kinerja Program dimana capaian tahun 2015 telah
melebihi target yang terdapat dalam Renstra Kementerian PUPR Tahun 2015-2019
Tabel 4.9
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Program Tahun 2015
Dengan Target Kinerja Tahun 2015-2019
2015 2015-20191 Meningkatnya budaya organisasi yang
berkinerja tinggi dan berintegritas
Tingkat kinerja dan integritas Kementerian PUPR % 72,25 94,5 95,66
2 Meningkatnya pengelolaan regulasi dan
layanan hukum, data dan informasi publik,
serta sarana dan prasarana
Tingkat pengelolaan regulasi dan layanan hukum,
data dan informasi publik, serta sarana dan
prasarana
% 80 100 108,68
REALISASI
2015NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN
TARGET
2015 2015-2019
1. Nilai laporan kinerja pemerintahan Nilai 74 78 74
2. Opini WTP hasil audit BPK Opini WTP WTP WTP
3. Transparansi pelaksanaan program Publikasi 55% 100% 55%
4. Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian
pegawai
Layanan 60% 100% 70,50%
5. Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan
hukum
Fasilitasi 85% 100% 124,70%
1. Tingkat kenyamanan bekerja % 55% 100% 77,00%
2.Tingkat layanan data dan teknologi informasi % 80% 100% 80,07%
3. Tingkat layanan informasi publik Layanan 365 1825 365
TARGETNO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN
1 Tersedianya dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian
PUPR
2 Tersedianya dukungan sarana dan prasarana
aparatur Kementerian PUPR
REALISASI
2015
1) PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
2) PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 13
4.3 Analisis Kinerja Organisasi
4.3.1 Kekuatan
1. Pelaksanaan pemanfaatan teknologi dan informasi/TI dalam rangka e-Government ( e-
Procurement, e-Perpustakaan, e-Office/Tata Naskah Dinas Elektonik, e-Recruitment, e-
Monitoring, e-Performance, sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum(SJDIH),
SIMKA, Sistem Informasi dan Data BMN (SINDAB), Sistem Pelaporan Program Prioritas
Nasional).
2. Tersedianya data dan informasi (peta tematik, citra, infrastruktur, bencana, statistik
infrastruktur pekerjaan umum, SIGI) yang dapat digunakan dan di unduh oleh pengguna
layanan secara online.
3. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan audit atas LK TA 2014.
4. Publikasi informasi mengenai infrastruktur PUPR yaitu melalui media cetak, elektronik dan
media sosial bahkan berdasarkan Survei Online Evaluasi Penyebarluasan Informasi
Kesadaran Responden atas keberadaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat
sudah cukup tinggi dan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Pengguna Layanan Informasi
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menunjukan nilai mutu pelayanan Baik (B).
5. Dukungan sumber dana yang memadai (DIPA) maupun sarana dan prasarana yang baik
dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga menghasilkan kinerja yang optimal.
6. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Pengelolaan BMN.
4.3.2 Kelemahan
1. Data kepegawaian belum terkini (masih banyak perbedaan data).
2. Nilai Laporan Kinerja Kementerian PUPR Tahun 2104 sebesar 68,12 turun sebesar 5,24 poin
dari nilai Kinerja Tahun 2013 sebesar 73,36.
3. Masih terdapat temuan BPK RI terutama pencatatan penyusutan dan penatusahaan Aset
tetap, persediaan, KDP, Aset Tak Berwujud, Aset Lain-lain dan Hibah.
4. Terdapat beberapa kegiatan yang belum disusun SOP (Standar Operasional Prosedur)-nya
5. Kualitas Sumber Daya Manusia belum sesuai kebutuhan.
6. Masih terdapat indikator kinerja yang belum sepenuhnya berorientasi hasil dan belum
dimanfaatkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) di level eselon II dan di bawahnya (SKP).
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 14
7. Sistem aplikasi pemantauan capaian kinerja anggaran belum secara optimal dimanfaatkan
sebagai alat monev secara berkala atas hambatan dan pencapaian target kinerja di dalam
PK.
8. Hasil evaluasi akuntabilitas belum digunakan sepenuhnya untuk perbaikan pelaksanaan
manajemen kinerja di lingkungan Kementerian PUPR.
4.3.3 Peluang
1. Perubahan Struktur Organisasi Kementerian PUPR.
2. Pasca diterbitkannya UU Aparatur Sipil Negara.
3. Pasca dibatalkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air beserta
seluruh peraturan pelaksanaannya berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
83/PUU-XI/2013 yang diputus pada hari Rabu tanggal 18 Februari 2015.
4. Keterbukaan Informasi Publik.
4.3.4 Ancaman
1. Kebijakan moratorium dari Menpan dan RB.
2. Pembaruan kebijakan oleh Kementerian Keuangan, khususnya dengan penerapan SPAN,
SILABI (Sistem Laporan Bendahara Instansi), pengenalan SAIBA (Sistem Akuntansi Instansi
Berbasis Akrual).
3. SAPK merupakan produk dari BKN yang digunakan setiap Kementerian/Lembaga dalam
membantu menyediakan data - data pegawai guna kepentingan kepangkatan namun sistem
jaringan yang menjadi kendala.
4. PMK No. 246 Tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan penggunaan barang milik negara
yang berakibat menambahnya persyaratan administrasi sehingga dokumen penetapan rumah
negara dan usulan pengalihan status harus dikembalikan.
4.3.5 Analisis Penyebab Keberhasilan
Dalam menunjang keberhasilan capaian indikator kinerja di Tahun 2015, beberapa hal yang
telah dilakukan Sekretariat Jenderal atas pemenuhan capaian indikator kerberhasilannya yang
terkandung dalam Perjanjian Kinerja (PK) yaitu:
1. Pelaksanaan pemanfaatan teknologi dan informasi/TI dalam rangka mendukung e-
Government ( e-Procurement, e-Perpustakaan, e-Office/Tata Naskah Dinas Elektonik, e-
Recruitment, e-Monitoring, e-Performance, sistem jaringan dokumentasi dan informasi
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 15
hukum (SJDIH), SIMKA, Sistem Informasi dan Data BMN (SINDAB), Sistem Pelaporan
Program Prioritas Nasional).
2. Tersedianya data dan informasi (peta tematik, citra, infrastruktur, bencana, statistik
infrastruktur pekerjaan umum, SIGI) yang dapat digunakan dan di unduh oleh pengguna
layanan secara online.
3. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan audit atas Laporan Keuangan TA 2014.
Hal ini didapatkan karena Setjen berupaya meningkatkan kualitas Laporan Keuangan
Kementerian PUPR salah satunya mengadakan Rapat Kerja Terbatas bidang akuntansi
pemerintahan dalam rangka penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual.
4. Publikasi informasi mengenai infrastruktur PUPR yaitu melalui media cetak, elektronik dan
media sosial. Bahkan berdasarkan Survei Online Evaluasi Penyebarluasan Informasi
Kesadaran Responden atas keberadaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan
Rakyat sudah cukup tinggi dan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Pengguna Layanan
Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menunjukan nilai mutu pelayanan Baik (B).
5. Telah dilakukan pembinaan kerjasama dengan media massa.
6. Dukungan sumber dana yang memadai (DIPA) maupun sarana dan prasarana yang baik
dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga menghasilkan kinerja yang optimal.
7. Terdapat Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Pengelolaan BMN.
8. Tertanganinya jumlah perkara di Kementerian PUPR yaitu sebanyak 40 kasus.
9. Terdapat 57 peraturan perundang-undangan yang berhasil difasilitasi penyusunannya.
10. Diselesaikannya Permen tunjangan kinerja yang digunakan sebagai kelengkapan berkas
dalam pembayaran tunjangan kinerja di Lingkungan Kementerian PUPR.
11. Penerbitan peraturan Menteri Bidang Tata Naskah Dinas dan Kearsipan serta pemanfaatan
asset bangunan gedung kantor di Lingkungan Kementerian PUPR.
12. Telah diselenggarakan kegiatan administrasi dan pembinaan jabatan terkait perubahan
struktur organisasi Kementerian sesuai dengan Permen PU No. 15 Tahun 2015.
13. Telah dilaksanakan seleksi lelang jabatan para pejabat dalam mengisi posisi struktural pasca
bergabungnya Kementerian PU dan Kementerian PERA.
14. Peningkatan pemeliharaan bangunan gedung kantor Kementerian PUPR telah sesuai dengan
target yaitu sebesar 37.623 m2.
15. Telah dikelolanya data dan informasi dari sektor audio visual.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 16
16. Telah dilakukan pengembangan secara signifikan atas mini theatre dari sektor audio visual
Pusdatin.
17. Telah terlayaninya program layanan data spasial bagi para penggunanya.
4.3.6 Analisis Kelemahan
1. Data kepegawaian belum terkini (masih banyak perbedaan data).
Perlu diberikan perhatian khusus kepada tata laksana peremajaan data pegawai yang
melibatkan peran aktif unit kerja dalam wujud penguatan SIMKA dan peningkatan
kemampuan operasionalnya diantaranya menambah modul pada SIMKA
2. Nilai Laporan Kinerja Kementerian PUPR Tahun 2014 sebesar 68,12 turun sebesar 5,24 poin
dari nilai Kinerja Tahun 2013 sebesar 73,36.
Upaya yang dilakukan yaitu menyampaikan LaKIP tepat waktu dan sesuai dengan format
PermenPAN RB No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta
menindaklanjuti rekomendasi Kementerian PAN dan RB berdasarkan surat Menteri PAN dan
RB no. B/3988/M.PANRB/12/2015 Tanggal 11 Desember 2015 tentang Hasil Evaluasi Atas
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
3. Masih terdapat temuan BPK RI terutama pencatatan penyusutan dan penatusahaan Aset
tetap, persediaan, KDP, Aset Tak Berwujud, Aset Lain-lain dan Hibah.
Penataan BMN ditertibkan administrasinya terutama pengelolaan Kendaraan Dinas
Operasional (KDO) dan inventarisasi barang lainnya sehubungan dengan pembangunan
Gedung Baru dengan diimbangi percepatan penghapusan bagi Barang Milik Negara serta
pembahasan lebih lanjut bagaimana tanggapan dan penyelesaian tindak lanjut LHP BPK-RI
yang bersifat lintas sektoral termasuk temuan-temuan yang bersifat berulang.
4. Belum tersedianya secara lengkap Standard Operation Procedure (SOP) dalam acuan
pelaksanaan pekerjaan di lingkungan Setjen.
5. Kualitas Sumber Daya Manusia belum sesuai kebutuhan
Beban pekerjaan yang semakin tinggi sedangkan kuantitas sumber daya manusia terbatas.
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu peningkatan kualitas dari sumber daya yang ada.
Oleh karena itu dilaksanakan peningkatan kompetensi baik melalui tugas belajar atau izin
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 17
belajar sesuai jurusan yang dibutuhkan maupun diklat-diklat sesuai kompetensi yang
dibutuhkan.
6. Masih terdapat indikator kinerja yang belum sepenuhnya berorientasi hasil dan belum
dimanfaatkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) di level eselon II dan di bawahnya (SKP).
7. Sistem aplikasi pemantauan capaian kinerja anggaran belum secara optimal dimanfaatkan
sebagai alat monev secara berkala atas hambatan dan pencapaian target kinerja di dalam
PK.
8. Hasil evaluasi akuntabilitas belum digunakan sepenuhnya untuk perbaikan pelaksanaan
manajemen kinerja di lingkungan Kementerian PUPR.
4.4 Efisiensi dan Efektivitas
4.4.1 Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Manusia
Dengan adanya perubahan struktur organisasi berdasarkan Permen PUPR NO. 15 Tahun 2015,
dimana terdapat 2 (dua) unit kerja eselon 2 di lingkungan Sekretariat Jenderal yang dihilangkan
yaitu Pusat Kajian Strategis (Pustra) yang dilikuidasi sedangkan Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(Pusdiklat) pindah ke Unit Organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM).
Dengan adanya hal tersebut maka terdapat pengurangan jumlah pegawai dengan perbandingan
seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Perbandingan Jumlah Pegawai Tahun 2014 dan 2015
0
56
354
98
177
63
47
217
38
118
60
1228
48
91
94
62
46
178
41
51
105
716
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
PNS BELUM DI DATA PENEMPATANNYA
PUSTRA
PUSDIKLAT
BIRO PAKLN
BIRO KEPEG DAN TL
BIRO KEUANGAN
BIRO HUKUM
BIRO UMUM
BIRO PBMN DAN LP
BIRO KOMPU
PUSDATIN
TOTAL
TAHUN 2015 TAHUN 2014
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 18
Berdasarkan analisis beban kerja tahun 2015, Sekretariat Jenderal masih kekurangan 151
pegawai, kekurangan terjadi khususnya pada Jabatan fungsional Umum. Hal ini sejalan dengan
adanya beberapa perbedaan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal pada tahun 2014 dan 2015
dengan perbandingan seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Perbandingan Tugas dan Fungsi Setjen Tahun 2014 dan 2015
4.4.2 DIPA
Pagu Sekretariat Jenderal Tahun
Anggaran 2015 turun hampir 2,5 (dua
setengah) kali lipat dibandingkan
dengan tahun 2014 yaitu dari 1,639
triliun menjadi 0,656 triliun. Total pagu
sebesar 0,656 triliun tersebut dibagi
rata di 8 unit kerja, berbeda dengan
tahun 2014 yang didistribusikan
kepada 10 unit kerja eselon 2. Hal ini
No PERMEN PU Nomor 08/PRT/M/2010 PERMEN PUPR Nomor 15/PRT/M/2015
Tugas :
Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum.
Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
Fungsi :
1 Koordinasi kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum; Koordinasi kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
2 Koordinasi dan penyusunan rencana dan program
Kementerian Pekerjaan Umum;
Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan
anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
3 Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi
Kementerian Pekerjaan Umum;
Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang
meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan
masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
4 Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata
laksana, kerjasama dan hubungan masyarakat;
Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
5 Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan dan bantuan hukum;
Koordinasi dan penyusunan peraturan
perundangundangan serta pelaksanaan advokasi
hukum;
6 Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan
negara; dan
Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan
negara dan layanan pengadaan barang/jasa; dan
7 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri
Pekerjaan Umum.
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Tugas :
Fungsi :
Gambar 4.2 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran
2014 2015
RENCANA 1.639.751.216 656.856.089
REALISASI 1.508.825.613 527.631.021
92,02%
80,33%
0
500.000.000
1.000.000.000
1.500.000.000
2.000.000.000
RENCANA REALISASI
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 19
dikarenakan adanya perubahan struktur organisasi berdasarkan Permen PUPR No. 15 Tahun
2015, dimana terdapat 2 (dua) unit kerja eselon 2 di lingkungan Sekretariat Jenderal yang
dihilangkan yaitu Pusat Kajian Strategis (Pustra) yang dilikuidasi sedangkan Pusat Pendidikan
dan Pelatihan (Pusdiklat) pindah ke Unit Organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) serta adanya revisi anggaran di Satker-Satker di Lingkungan Sekretariat
Jenderal.
Gambar 4. 3 Kurva S Penyerapan Anggaran TA. 2015
Sebagaimana telah
diketahui bahwa
Kementerian PUPR
merupakan kementerian
hasil gabungan (merger)
antara Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Kementerian Perumahan Rakyat, sehingga adanya perubahan nomenklatur ini cukup signifikan
berpengaruh pada penataan internal unit organisasi di Kementerian PUPR. Adapun dalam hal
penyerapan anggaran, terdapat beberapa hambatan pada semester pertama di tahun 2015,
dimana satuan kerja belum sepenuhnya dapat menyerap anggaran kecuali untuk anggaran
operasional sampai dengan penataan nomenklatur selesai. Disamping itu penetapan APBN
Perubahan yang baru selesai pada triwulan pertama dengan nomenklatur yang baru dan diikuti
dengan proses admnistrasi lanjutan (penetapan SDM pelaksana) telah berimplikasi pada
keterlambatan penyerapan anggaran. Paket-paket kontraktual memerlukan amandemen
kontrak untuk dapat memulai ataupun melanjutkan pelaksanaan akibat dari berubahnya
RKAKL/DIPA, dengan demikian secara efektif pelaksanaan pembangunan dan kegiatan di
Sekretariat Jenderal baru dimulai pada bulan Mei dan Juni 2015.
Penyerapan anggaran efektif per bulan yaitu terhitung sejak bulan Juni sampai Desember 2015.
Rata-rata penyerapan per bulan pada tahun 2015 tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata
penyerapan tahun 2014 seperti terlihat pada gambar di bawah ini yaitu:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 20
Gambar 4.4 Perbandingan Penyerapan Anggaran Per Bulan Tahun 2014 dan 2015
Dalam kurun waktu yang cukup singkat, Sekretariat Jenderal melakukan upaya percepatan
untuk mencapai target hingga berhasil mencapai hasil yang cukup baik yaitu 80,33% pada akhir
tahun 2015. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mempercepat penyerapan anggaran antara
lain: 1) Penyiapan disain dan proses lelang pada Tahun (T)-1 sesuai Instruksi Menteri PUPR
Nomor 3 Tahun 2015 tanggal 27 Juli 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Anggaran TA. 2015
dan Pelelangan Dini TA. 2015; 2) Penyelenggaraan Rapat Kerja Kementerian; 3) Masa laku
pejabat perbendaharaan minimal tiga tahun.
4.5 Upaya Peningkatan Akuntabilitas
Berdasarkan hasil evaluasi Kementerian PAN dan RB, tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya serta kualitas pembangunan
budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di
Kementerian PUPR sudah menunjukkan hasil yang baik. Meskipun demikian, masih terdapat
beberapa catatan penting yang perlu diperbaiki, di antaranya yaitu: 1) Masih terdapat indikator
kinerja yang belum sepenuhnya berorientasi hasil dan belum dimanfaatkan dalam Perjanjian
Kinerja (PK) di level eselon II dan di bawahnya (SKP); 2) Sistem aplikasi pemantauan capaian
kinerja anggaran belum secara optimal dimanfaatkan sebagai alat monev secara berkala atas
hambatan dan pencapaian target kinerja di dalam PK; dan 3) Hasil evaluasi akuntabilitas belum
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
2015 1,56 4,16 8,55 12,71 16,25 26,62 33,18 39,79 46,81 55,91 64,81 80,33
2014 0,56 1,78 3,63 6,9 11,67 16,11 21,49 24,76 29,48 34,19 37,61 92,02
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2015 2014
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 21
digunakan sepenuhnya untuk perbaikan pelaksanaan manajemen kinerja di lingkungan
Kementerian PUPR.
Dalam rangka peningkatan akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal, telah dilakukan upaya
perbaikan sebagai berikut:
1. Penyempurnaan Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan terwujudnya kinerja,
tercapainya hasil program dan hasil kegiatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, indikator kinerja harus selaras antar
tingkatan unit organisasi. Selain itu, indikator kinerja yang digunakan harus memenuhi kriteria
spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan sesuai dengan kurun waktu tertentu.
Sekretariat Jenderal telah berupaya untuk menyusun indikator kinerja yang lebih berorientasi
hasil, spesifik, dan terukur dalam Rencana Strategis dari level Sekretariat Jenderal sampai level-
level di bawahnya. Indikator kinerja yang disusun telah disesuaikan dengan pedoman dari
Kementerian PAN dan RB bahwa indikator kinerja pada tingkat Kementerian sekurang-
kurangnya adalah indikator hasil (outcome) sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsinya
masing-masing; indikator kinerja pada tingkat unit organisasi eselon I adalah indikator hasil
(outcome) dan atau keluaran (output) yang setingkat lebih tinggi dari keluaran (output) di
bawahnya; dan indikator kinerja pada unit kerja eselon II sekurang-kurangnya adalah indikator
keluaran (output).
Tabel 4.10 Perbandingan Indikator Kinerja Tahun 2014 dan Tahun 2015
TAHUN 2014 TAHUN 2015
SASARAN
STRATEGIS/INDIKATOR
KINERJA
TARGET SASARAN
STRATEGIS/INDIKATOR
KINERJA
TARGET
1. Meningkatnya Koordinasi, Administrasi dan
Kualitas Perencanaan, Pengaturan, Pengelolaan
Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)
1. Meningkatnya budaya organisasi yang
berkinerja tinggi dan berintegritas
Jumlah Dokumen Perencanaan
dan Pemrograman (Jangka
Menengah dan Tahunan)
8 Renja Satminkal Tingkat kinerja dan integritas
Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
72,25%
1.315 RKAKL
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 22
TAHUN 2014 TAHUN 2015
SASARAN
STRATEGIS/INDIKATOR
KINERJA
TARGET SASARAN
STRATEGIS/INDIKATOR
KINERJA
TARGET
1 RKP
1 Nota Keuangan
21 Dokumen
Kajian Kebijakan
Penyusunan Dokumen Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja, Keuangan
dan Barang Milik Negara (BMN)
dan Laporan Triwulan
1 Laporan
Keuangan Kementerian
11 Dokumen Evaluasi
3 Laporan BMN
Kementerian PU
Jumlah Peraturan Perundang-
Undangan Bidang PU dan
Permukiman
20 Dokumen
2. Meningkatnya Kualitas Prasarana, Pengelolaan
Data, Informasi dan Komunikasi Publik
2. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan
layanan hukum, data dan informasi
publik, serta sarana dan prasarana
Jumlah Peta Profil Infrastruktur
dan Jaringan Local Area Network
(LAN)
588 Peta Tematik Tingkat pengelolaan regulasi
dan layanan hukum, data dan
informasi publik, serta sarana
dan prasarana
80,00%
4.000 Orang
Jumlah Layanan Informasi Publik 230 Buku
190 Temu Pers
Luas Bangunan Gedung Kantor
Kementerian PU yang
Ditingkatkan dan Dipelihara
37.623 m²
1 Unit Gedung
Indikator kinerja pada tingkat Sekretariat Jenderal pada tahun 2015 telah disusun sesuai
ketentuan yaitu sekurang-kurangnya adalah indikator hasil (outcome). Meskipun demikian, akan
dilakukan pembenahan kembali melalui review Renstra Kementerian PUPR tahun 2015-2019
yang pada saat ini masih dalam proses penyusunan. Selain itu, saat ini sedang disusun
Rancangan Permen PUPR mengenai pedoman SAKIP dan mengenai penetapan IKU
Kementerian PUPR yang akan mengatur cara pengukuran IKU, baseline, serta penanggung
jawab pengukurannya.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 23
2. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Aksi Kinerja
Rencana Aksi Kinerja (T0) merupakan penjabaran secara periodik atas sasaran dan target yang
tertuang di dalam Perjanjian Kinerja. Rencana Aksi ini menjadi acuan dalam melakukan
pemantauan dan evaluasi pencapaian kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja
secara berkala yaitu setiap triwulan. Rencana Aksi ini berisikan mengenai pendahuluan,
perjanjian kinerja, kapasitas organisasi, dan target pencapaian indikator kinerja per triwulan.
Setelah disusun T0, dilakukan pengukuran kinerja triwulanan yang dituangkan dalam dokumen
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Triwulanan (T1-T4). Dokumen tersebut berisi realisasi kinerja
pada triwulan yang bersangkutan, dibandingkan dengan target yang telah ditentukan pada T0.
Data dasar yang digunakan dalam pengukuran kinerja triwulanan dapat menggunakan data
realisasi fisik dan keuangan di sistem eMonitoring yang terintegrasi dengan ePerformance.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan Rencana Aksi Kinerja, saat ini sedang dilakukan proses
revisi Peraturan Menteri PU Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri dan
Peraturan Menteri PU Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Melalui
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
3. Penyempurnaan Sistem Aplikasi Informasi Kinerja dan Keuangan serta Evaluasi Akuntabilitas
Sesuai tugas Sekretariat Jenderal dalam menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, harus dilakukan pemantauan dan
evaluasi hasil dan capaian terhadap sasaran dan target tahunannya, baik terhadap Rencana
Kinerja Program maupun Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pada
evaluasi tahun berjalan dilakukan dengan memantau perkembangan tingkat penyerapan dan
identifikasi faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga
dimungkinkan untuk dilakukan berbagai perbaikan yang bertujuan meningkatkan atau
akselerasi penyerapan anggaran. Didalam pelaksanaan perlu juga untuk melakukan reviu
tentang pemantauan dan evaluasi kegiatan-kegiatan tahun 2015 per unit organisasi (eselon I),
yang kemudian akan menjadi bahan penyusunan kinerja kementerian, khususnya dalam hal
proses penyerapan anggaran dan hal-hal yang menghambat dalam pelaksanaannya.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 24
Oleh karena itu, untuk lebih mendapatkan hasil penilaian yang akurat dan akuntabel
berdasarkan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, disusun perangkat lunak (aplikasi)
yang dapat mengolah dan menampilkan kinerja organisasi (satuan kerja) sehingga dapat
diperoleh hasil kalkulasi yang tepat sasaran dan akan dibuat menjadi online (ePerformance).
Di dalam sistem ePerformance, yang akan disempurnakan di tahun 2016, akan ditampilkan
mengenai target kinerja, capaian kinerja, cara pengukuran, serta penanggung jawab yang
terintegrasi dengan data realisasi fisik dan keuangan di dalam sistem eMonitoring. Di dalam
sistem ePerformance tersebut juga akan ditampilkan tabel berisi perbandingan kinerja tahun ini
dengan tahun lalu, perbandingan kinerja tahun ini dengan target jangka menengah (Renstra),
dan perbandingan kinerja tahun ini dengan target nasional. Informasi tersebut akan terinput
secara sistematis dan dapat dipantau secara berkala oleh Pimpinan.
4. Penjabaran IKU Unit Kerja ke dalam Ukuran Kinerja Individu Pegawai
Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014, Perjanjian Kinerja
merupakan dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai (SKP). Untuk itu, maka indikator
kinerja pada level Sekretariat Jenderal perlu diturunkan ke dalam indikator kinerja di level unit
organisasi (eselon I) dan unit kerja (eselon II), sampai ke dalam ukuran kinerja individu
pegawai (SKP eselon III, eselon IV, dan staf). Dengan demikian akan terwujud suatu cascading
kinerja secara sinergis dan selaras yang memperlihatkan bahwa keberhasilan Kementerian
merupakan wujud kontribusi kinerja dari seluruh individu pegawai.
4.6. Pengakuan Pihak Ke-3 Kepada Sekretariat Jenderal
Beberapa pengakuan dari pihak luar instansi Kementerian PUPR yang telah didapatkan oleh
Sekretariat Jenderal adalah:
a. Kementerian PUPR mendapatkan Opini WTP atas audit Laporan Keuangan TA 2014 oleh BPK.
b. Kementerian PUPR mendapatkan penghargaan atas keberhasilannya menyusun dan
menyajikan Laporan Keuangan TA 2014 dengan Capaian Standar Tertinggi dalam Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah oleh Menteri Keuangan.
c. Sertifikat Pengakuan Sistem Manajemen Biro Hukum Kementerian PUPR (ISO 9001:2008)
tanggal 1 September 2015.
d. Sertifikat Pengakuan Implementasi dan Pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu (ISO
9001:2008 / SNI ISO – 9001:2008) dengan ruang lingkup kegiatan Penyediaan Data Bidang
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB IV | 25
PUPR, Pembinaan, Pengembangan, Pengelolaan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Manajemen Kementerian serta Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi.
e. Juara 1 Kategori Stand terbaik dalam Pameran Hari Air Dunia Tahun 2015.
f. Juara 1 Kategori Kementerian/Lembaga Dalam Pameran 5th Indonesia Climate Change
Education Forum.
g. Piagam penghargaan terbaik kedua pameran nasional potensi daerah SAIL TOMINI 2015.
h. Peringkat ke-2 (dua) Kategori Kementerian Dalam Keterbukaan Informasi Badan Publik
Tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Komisi Informasi Pusat di Istana Negara pada Tahun
2015.
i. Peringkat terbaik pertama dalam pemilihan Unit Kearsipan Kementerian Terbaik Tingkat
Nasional Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Arsip Nasional RI.
j. Penghargaan sebagai pemenang 1 lomba toilet publik kantor terbersih di Kantor
Pusat/Utama Kementerian dan Lembaga.
k. Penghargaan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI atas bangunan gedung hemat
energi gedung hijau dalam acara penghargaan efisiensi Energi Nasional ke-4 (empat) Tahun
2015.
l. Kementerian PU mendapatkan penghargaan kategori Continous Improvement atau tata
kelola berkesinambungan yang sangat baik dalam ajang BMN Award yang diselenggarakan
Kementerian Keuangan RI
m. Kementerian PU mendapatkan juara pertama dengan kategori sertifikasi barang milik negara
dari Menteri Keuangan RI.
n. Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian PUPR mendapatkan piagam terbaik I
kategori penyerapan DIPA Non belanja pegawai dan bantuan sosial semester I TA 2015 dari
KPPN Jakarta V serta mendapatkan kartu SAKTI (Satker Tidak Antri).
o. Piagam National Procurement Award 2015 pada kategori kepemimpinan pada transformasi
pengadaan secara elektronik.
p. Sistem aplikasi e-Monitoring telah digunakan oleh Kementerian/Lembaga lain yaitu
Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Sosial, Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Sekretariat Negara. Kementerian/Lembaga yang telah
menggunakan e-Monitoring tetap dipantau pelaksanaannya untuk menjaga stabilitas dan
konsistensi penggunaan aplikasi e-Monitoring Kementerian/Lembaga.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB V | 1
BAB V
PENUTUP
5.1. Permasalahan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 mengacu pada Perjanjian Kinerja (PK)
Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR dengan mengikuti Permen PAN dan RB Nomor 53 tahun
2014. Penilaian kinerja dilaksanakan mengikuti struktur berjenjang dimulai dari sasaran strategis
dan program. Secara umum Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR telah dapat mencapai Visi
dan Misi organisasi dengan memenuhi 2 (dua) sasaran strategis yang ditetapkan. Adapun
sasaran-sasaran tersebut dalam operasionalisasinya diwujudkan dalam bentuk program dan
kegiatan yang dilaksanakan oleh 8 (delapan) unit kerja eselon II dan 1 fungsi pusat baru non
eselon yang berada di bawah koordinasi Sekretariat Jenderal yaitu Pusat Pengelolaan Dana
Pembiayaan Perumahan. Program pada eselon II tersebut mencakup 2 (dua) program dengan
nilai pencapaian kinerja baik dan memuaskan, yang dipresentasikan secara kualitatif dan
kuantitatif berupa kegiatan fisik dan non-fisik.
Dari kedelapan indikator kinerja utama Sekretariat Jenderal, kesemuanya telah dicapai dengan
kinerja baik, bahkan dengan adanya dinamika perubahan dapat melampaui target. Secara rinci
capaian tersebut adalah: 1) Nilai laporan kinerja pemerintahan dengan capaian 100%, 2) Opini
WTP hasil audit BPK dengan capaian 100%, 3) Transparansi pelaksanaan program dengan
capaian 100%, 4) Tingkat pengelolaan dan pengadministrasian pegawai dengan capaian
117,5%, 5) Tingkat fasilitasi produk hukum dan bantuan hukum dengan capaian 146,71%, 6)
Tingkat kenyamanan bekerja dengan capaian 140%, 7) Tingkat layanan data dan teknologi
informasi dengan capaian 100,09%, serta 8) Tingkat layanan informasi publik dengan capaian
100%.
Dalam pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal untuk Tahun 2015 masih terdapat
permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaan dan pelaksanaan Renstra yang mengakibatkan
belum terselenggaranya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan
Sekretariat Jenderal seperti :
1. Data kepegawaian belum terkini dan masih terdapat perbedaan data;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB V | 2
2. Masih terdapat indikator kinerja yang belum sepenuhnya berorientasi hasil dan belum
dimanfaatkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) di level eselon II dan di bawahnya (SKP);
3. Sistem aplikasi pemantauan capaian kinerja anggaran belum secara optimal dimanfaatkan
sebagai alat monev secara berkala atas hambatan dan pencapaian target kinerja di dalam PK;
4. Hasil evaluasi akuntabilitas belum digunakan sepenuhnya untuk perbaikan pelaksanaan
manajemen kinerja di lingkungan Kementerian PUPR.
5. Masih terdapat temuan BPK RI terutama pencatatan penyusutan dan penatusahaan Aset tetap,
persediaan, KDP, Aset Tak Berwujud, Aset Lain-lain dan Hibah.
6. Terdapat beberapa kegiatan yang belum disusun SOP (Standar Operasional Prosedur)-nya
7. Kualitas Sumber Daya Manusia belum sesuai kebutuhan.
5.2. Saran Tindak Lanjut
Untuk tercapainya pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal yang efektif dan efisien
untuk tahun 2015 maka perlu dilakukan upaya tindak lanjut antara lain :
1. Indikator outcome dan output perlu di review sehingga benar-benar dapat mencerminkan
kinerja organisasi Sekretariat Jenderal, disamping beberapa baseline sudah tidak sesuai lagi
(Review Renstra).
2. Penyempurnaan Sistem Aplikasi Informasi Kinerja dan Keuangan serta Evaluasi Akuntabilitas
(e-Performance).
3. Menyiapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengukuran indikator kinerja.
4. Pelaksanaan penelitian RKA-KL.
5. Pengembangan tata cara Monitoring Evaluasi PHLN.
6. Pengusulan kembali agar transparansi pelaksanaan program Dana Alokasi Khusus (DAK)
masuk dalam Instruksi Presiden tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi yang
dipantau oleh Kantor Staf Presiden.
7. Perlu diberikan perhatian khusus kepada tata laksana peremajaan data pegawai yang
melibatkan peran aktif unit kerja dalam wujud penguatan SIMKA dan peningkatan
kemampuan operasionalnya diantaranya menambah modul pada SIMKA
8. Penataan BMN ditertibkan administrasinya terutama pengelolaan Kendaraan Dinas
Operasional (KDO) dan inventarisasi barang lainnya sehubungan dengan pembangunan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 BAB V | 3
Gedung Baru dengan diimbangi percepatan penghapusan bagi Barang Milik Negara serta
pembahasan lebih lanjut bagaimana tanggapan dan penyelesaian tindak lanjut LHP BPK-RI
yang bersifat lintas sektoral termasuk temuan-temuan yang bersifat berulang.
9. Peningkatan kualitas dari sumber daya yang ada. Oleh karena itu dilaksanakan peningkatan
kompetensi baik melalui tugas belajar atau izin belajar sesuai jurusan yang dibutuhkan
maupun diklat-diklat sesuai kompetensi yang dibutuhkan.
WORKSHOP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TA 2015
WORKSHOP PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (LaKIP) TAHUN 2015 DI CIREBON
KEGIATAN BIRO BPAKLN
RAPAT KERJA
(RAKER) TAHUN 2015
KONSINYASI DELEGASI IRAK
PELAJARI PENERAPAN
DESENTRALISASI
KEMENTAERIAN PUPR
KEGIATAN BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORTALA
PENANDATANGANAN
SERTIJAB MENTERI
LAMA KE YANG BARU
KEGIATAN PEMBINAAN
JAFUNG DALAM RANGKA
PENGEMBANGAN SDM
KEGIATAN BIRO KEUANGAN
PELAKSANAAN
PENINGKATAN SDM
PENINGKATAN KAPASITAS
SDM BIDANG AKUNTANSI
PEMERINTAH
KEGIATAN PUSDATIN
BIMBINGAN TEKNIS
PENGELOLAAN INFORMASI
PUBLIK
BIMBINGAN TEKNIS
KERJASAMA SUMBER
DAYA MANUSIA
Sertifikat Pengakuan Implementasi dan Pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu
(ISO 9001:2008 / SNI ISO – 9001:2008) dengan ruang lingkup kegiatan
Penyediaan Data Bidang PUPR, Pembinaan, Pengembangan, Pengelolaan
Teknologi Informasi untuk Mendukung Manajemen Kementerian serta
Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi.
ISO 9001:2008 / SNI ISO – 9001:2008
Biro Hukum Kementerian PUPR berhasil
mendapatkan Sertifikasi ISO 9001:2008 per
tanggal 1 September 2015.
Kementerian PUPR mendapatkan penghargaan atas
keberhasilannya menyusun dan menyajikan laporan
keuangan TA 2014 dengan Capaian Standar Tertinggi
dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
dari Menteri Keuangan.
Piagam Penghargaan Terbaik Dua Pameran
Nasional Potensi Daerah SAIL TOMINI 2015
dilaksanakan pada tanggal 16-19 September 2015,
bertempat di Teluk Tomini Sulawesi Tengah
Juara I Stand Terbaik Pameran
Hari Air Dunia Tahun 2015
dilaksanakan pada tanggal 9-10 Mei
2015 di Jakarta
Juara I Kategori Kementerian/Lembaga dalam pameran 5th Indonesia
Climate Change Education Forum yang dilaksanakan pada tanggal 14-17 Mei
2015 di Jakarta
Peringkat ke-2 kategori Kementerian dalam Keterbukaan Informasi
Badan Publik 2015 yang dilaksanakan oleh Komisi Informasi Pusat,
diserahkan di Istana Negara, 15 Desember 2015
Peringkat 1 Kearsipan Terbaik
Peringkat terbaik pertama dalam pemilihan Unit Kearsipan
Kementerian Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2015 yang
diselenggarakan oleh Arsip Nasional RI. Kegiatan tersebut
dilaksanakan pada tanggal 13 Juli - 14 Agustus 2015 di
Jakarta.
Piagam penghargaan yang diterima oleh Kementerian PUPR
ditetapkan oleh Keputusan Kepala ANRI Nomor 225 Tahun 2015
berdasarkan UU Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan PP
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanan UU Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia memberikan Piagam
Penghargaan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat sebagai: “Pemenang I Lomba Toilet
Publik di Kantor Pusat/Utama Kementerian dan Lembaga”
pada tanggal 23 November 2015 di Jakarta.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Memberikan Penghargaan
Keikutsertaan Kepada: Gedung Utama Kementerian PU-PR Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi
Gedung Hijau pada : Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Ke-4 Tahun 2015, Sebagai “Pemenang
I”, Gedung Utama Kementerian PU-PR Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi
Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Ke-4 Tahun 2015“
BMN AwardPenghargaan Kategori Continuous Improvement atau Tata Kelola
Berkesinambungan Terbaik
Kementerian PUPR dinilai dalam tahun berjalan telah berupaya secara optimal
sehingga tercapai peningkatan kinerja yang progresif dan signifikan dalam
mengelola Barang Milik Negara.
Juara pertama dengan Kategori Sertipikasi Barang Milik Negara
Penghargaan diberikan dalam rangka memberikan apresiasi kepada Kementerian\Lembaga selaku pengguna
barang yang telah menunjukkan peningkatan kinerja di bidang Pengelolaan Barang Milik Negara. Kegiatan
penghargaan yang digelar tersebut melibatkan 86 Kementerian/Lembaga yang digolongkan ke dalam 3
kelompok berdasarkan jumlah satuan dan tiap katergori dipilih 3 Kementerian/Lembaga dengan peringkat terbaik
dari masing-masing kelompok. Penilaian di dasarkan pada pertimbangan; opini pemeriksaan BPK-RI, Deviasi
nilai BMN, Kompleksitas pengelolaan asset, nilai BMN dan jumlah satuan kerja
Piagam Terbaik I kategori Penyerapan DIPA Non
Belanja Pegawai dan Bantuan Sosial Semester I TA
2015 dari KPPN Jakarta V
Kartu Sakti (Satker Tidak Antri)
dari KPPN Jakarta V
Piagam National Procurement Award 2015
pada kategori Kepemimpinan Pada Transformasi Pengadaan Secara
Elektronik di Jakarta, diberikan oleh Kepala LKPP