bab i pendahuluan - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/dinkes/profil.pdf · prevalensi ispa pada...

51
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Tugas utama negara mulai dari lingkup nasional, propinsi dan kabupaten/kota adalah menyelenggarakan pembangunan. Salah satu indikator penting untuk menilai keberhasilan dalam pembangunan adalah HDI yaitu singkatan dari Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks ini terdiri dari : Indeks ekonomi (pendapatan riil per kapita), Indeks pendidikan (angka melek huruf dan lama sekolah) dan Indeks kesehatan (umur harapan hidup waktu lahir). Karena HDI ini sebagai Indikator berhasil tidaknya dalam penyelenggaraan pembangunan (nasional, propinsi ataupun kabupaten) maka HDI ini harus mengandung unsur-unsur intervensi. Intervensi diperlukan bila ternyata hasil yang dicapai tidak seperti yang diharapkan. Jenis intervensi berbeda sesuai masalah dihadapi. Intervensi untuk indeks Ekonomi; pendapatan perkapita, pertumbuhan ekonomi dan pemerataaan melalui perluasan lapangan kerja, untuk indeks Pendidikan; melek huruf dan lama sekolah berupa wajib belajar 12 tahun, dan untuk indeks kesehatan: umur harapan hidup (UHH) waktu lahir, intervensinya perlu dijabarkan dalam program yang nyata. Perlu dibuat indikator untuk dapat mengukur pencapaian UHH, yaitu Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM). Indeks ini sebagai mana juga HDI merupakan indikator komposit yang khusus menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan. Sumber datanya dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu: Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar), Rifaskes (Riset Fasilitas Kesehatan), Susenas (Survei Ekonomi Nasional). Survei Podes (Survei Potensi Desa). Terdapat 30 Indikator Pembangunan Kesehatan Masyarakat dengan bobot tertentu yang berkontribusi langsung dengan Indeks Pembangunan Manusia (HDI), yaitu : Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 1

Upload: duongcong

Post on 09-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Tugas utama negara mulai dari lingkup nasional, propinsi dan

kabupaten/kota adalah menyelenggarakan pembangunan. Salah satu

indikator penting untuk menilai keberhasilan dalam pembangunan adalah

HDI yaitu singkatan dari Human Development Index atau Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Indeks ini terdiri dari : Indeks ekonomi

(pendapatan riil per kapita), Indeks pendidikan (angka melek huruf dan lama

sekolah) dan Indeks kesehatan (umur harapan hidup waktu lahir). Karena

HDI ini sebagai Indikator berhasil tidaknya dalam penyelenggaraan

pembangunan (nasional, propinsi ataupun kabupaten) maka HDI ini harus

mengandung unsur-unsur intervensi. Intervensi diperlukan bila ternyata hasil

yang dicapai tidak seperti yang diharapkan.

Jenis intervensi berbeda sesuai masalah dihadapi. Intervensi untuk

indeks Ekonomi; pendapatan perkapita, pertumbuhan ekonomi dan

pemerataaan melalui perluasan lapangan kerja, untuk indeks Pendidikan;

melek huruf dan lama sekolah berupa wajib belajar 12 tahun, dan untuk

indeks kesehatan: umur harapan hidup (UHH) waktu lahir, intervensinya

perlu dijabarkan dalam program yang nyata. Perlu dibuat indikator untuk

dapat mengukur pencapaian UHH, yaitu Indeks Pembangunan Kesehatan

Masyarakat (IPKM). Indeks ini sebagai mana juga HDI merupakan indikator

komposit yang khusus menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan.

Sumber datanya dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu:

Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar), Rifaskes (Riset Fasilitas Kesehatan),

Susenas (Survei Ekonomi Nasional). Survei Podes (Survei Potensi Desa).

Terdapat 30 Indikator Pembangunan Kesehatan Masyarakat dengan

bobot tertentu yang berkontribusi langsung dengan Indeks Pembangunan

Manusia (HDI), yaitu :

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Kesehatan Balita

1. Prevalensi balita gizi buruk dan kurang

2. Prevalensi balita sangat pendek dan pendek

3. Cakupan penimbangan balita

4. Cakupan pemeriksaan neonatal

5. Cakupan imunisasi lengkap

6. Prevalensi balita gemuk

Kesehatan Reproduksi

1. Proporsi penggunaan ( MKJP )

2. Cakupan K4 ( 1-1-2 )

3. Prevalensi KEK ( Lila < 23,5 )

Pelayanan Kesehatan

1. Cakupan persalinan oleh nakes diFaskes

2. Kecukupan dokter per kecamatan

3. Kecukupan posyandu per desa/kel

4. Kecukupan bidan per desa

5. Cakupan kepemilikan jaminan kesehatan

Perilaku

1. Proporsi merokok

2. Proporsi perilaku cuci tangan kurang baik

3. Proporsi perilaku BAB tidak di jamban

4. Proporsi Aktivitas fisik kurang

5. Proporsi gosok gigi yang kurang baik

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 2

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Penyakit Tidak Menular

1. Prevalensi hipertensi

2. Prevalensi Cedera

3. Prevalensi Diabetes Mellitus

4. Prevalensi mengalami gangguan kesehatan jiwa

5. Prevalensi obesitas sentral dewasa

6. Prevalensi mengalami penyakit gigi mulut

Penyakit Menular

1. Prevalensi pneumonia

2. Prevalensi diare pada balita

3. Prevalensi ISPA pada balita

Kesehatan Lingkungan

1. Cakupan akses sanitasi

2. Cakupan sumber air bersih dan kecukupan air

Tujuan penentuan IPKM suatu daerah kabupaten/kota untuk

menentukan peringkat kabupaten/kota berdasarkan kemajuan pembangunan

kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan di masing-masing

kabupaten/kota, sehingga dapat dirumuskan pogram intervensi yang lebih

tepat. IPKM ini bermanfaat sebagai bahan advokasi ke para penentu kebijakan

agar terpacu menaikkan peringkat IPKM daerah dan meningkatkan sumber

daya dan program kesehatan. Bagi pemerintah pusat, IPKM dipakai sebagai

dasar penentuan alokasi dana bantuan kesehatan dari pusat ke daerah

(provinsi maupun kabupaten/kota).

Makin kecil nilai IPKM suatu daerah, makin berat masalah kesehatan di

kabupaten/kota tersebut. Kabupaten/kota dengan IPKM rendah merupakan

daerah prioritas untuk pembangunan kesehatan, agar dapat mengejar

ketertinggalan dari daerah lain. Selain itu Jenis intervensi untuk masing-

masing program bisa lebih tajam, sesuai dengan data hasil yang ada.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 3

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Untuk penajaman program dapat dilihat indikator kesehatan yang dipilih

(prevalensi penyakit, cakupan program, dll dari 30 indikator IPKM).

Untuk mewujudkan semua upaya kesehatan yang berbasis IPKM

tersebut maka dibuatlah visi dan misi sebagai pengarah. Pemerintah Kota

Ambon melalui Rencana Strategi (Renstra) Pembangunan Jangka Panjang

dan Menengah telah membuat visi dan misi menuju Ambon Sehat. Visi dan

Misi tersebut diantaranya bertujuan untuk mewujudkan perubahan perilaku

hidup masyarakat yaitu ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara

lain dengan menjaga lingkungan serta mampu menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata.

Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara

berkesinambungan tersebut, dalam lima tahun terakhir ini memperlihatkan

hasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Walaupun begitu,

keberhasilan pembangunan kesehatan belum merata. Di sana-sini masih

terdapat kekurangan yang masih harus terus dibenahi. Belum semua

Standar Pelayanan Minimal Kesehatan dipenuhi sesuai yang ditargetkan.

Belum meratanya distribusi tenaga kesehatan dan masih rendah kualitas

tenaga kesehatan yang ada merupakan permasalahan yang masih dijumpai

sampai akhir tahun 2013.

Untuk itu, pembangunan kesehatan Kota Ambon selanjutnya akan lebih

memperhatikan upaya peningkatan mutu pelayanan dengan meningkatkan

sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan pemberdayaan

masyarakat dengan tidak mengabaikan tuntutan kebutuhan masyarakat.

Melalui Kebijakan Otonomi Daerah yang turut mempengaruhi kebijakan

pembangunan di bidang kesehatan, perumusan ulang terhadap Strategi dan

Kebijakan Pembangunan dalam Bidang Kesehatan perlu dilakukan.

Pemerintah Kota Ambon, melalui strategi dan kebijakan pembangunan saat

ini, telah menyusun perencanaan pembangunan yang pelaksanaannya di

seluruh sektor mengantisipasi setiap dampak yang timbul terhadap

kesehatan, baik bagi individu, keluarga maupun masyarakat. Hal ini penting

sebab pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan investasi terhadap

sumber daya manusia bagi kepentingan bangsa di masa depan.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 4

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Sehubungan dengan itu maka pelayanan kesehatan yang disediakan,

hendaknya mengutamakan pelayanan pencegahan (preventif) dan

penyuluhan (promotif), tanpa mengabaikan tindakan pengobatan (kuratif)

dan pemulihan (rehabilitatif) kepada masyarakat.

Pelayanan kesehatan harus terus menerus dipelihara dan ditingkatkan

melalui kualitas tenaga kesehatan, ketersediaan obat, maupun sarana dan

prasarana penunjang lainnya, dalam rangka peningkatan, pemerataan dan

terjangkaunya pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Kota Ambon

Terwujudnya Ambon Sehat diharapkan tidak hanya merupakan

harapan Dinas Kesehatan Kota Ambon beserta seluruh jajarannya, tetapi

juga merupakan harapan dan dambaan seluruh warga Kota Ambon.

2. TUJUAN

2.1. Tujuan Umum Tujuan pembuatan Profil Kesehatan Kota Ambon adalah untuk

menyediakan data dan informasi akurat tentang kesehatan di daerah

ini, dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen dan sistem

informasi kesehatan yang semakin baik.

2.2. Tujuan Khusus

Menjadikan Profil Kesehatan Kota Ambon sebagai bahan untuk

mengukur Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, melihat

Indikator IPKM serta penyusunan rencana pembangunan di bidang

Kesehatan di kota Ambon.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 5

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA AMBON

1. LETAK DAN BATAS WILAYAH

Secara geografisnya, letak dan batas Kota Ambon berada antara 30

- 40 LS dan 1280 - 1290 BT,dengan luas wilayah 377 km2, dan sesuai hasil

survey tata Guna Tanah tahun 1980, Luas Daratan 359,45 km2 Batas Utara :

Kabupaten Maluku Tengah (Kec, Leihitu: Desa Hitu dan Kaitetu) Batas

Selatan : Kabupaten Maluku Tengah (Kec, Salahutu, Desa Suli) Batas Barat

: Kabupaten Maluku Tengah (Kec, Leihitu Desa Hattu) .

2. LUAS DAN JARAK

Kota Ambon terbagi atas lima (5) kecamatan, luas wilayah Kota Ambon

seluruhnya 377 Km2 dan sesuai hasil survey tata Guna Tanah tahun 1980,

luas daratan Kota Ambon tercatat 359,45 Km2.. 5 (lima) kecamatan, masing –

masing dengan luas: Kecamatan Nusaniwe 88.34 km2, Kecamatan Sirimau

86.81 km2, Kecamatan Baguala 40.11 km2, Kecamatan Teluk Ambon 93.68

km2 dan Kecamatan Leitimur Selatan 50.50 km2

Jarak tempuh dari Kota Ambon ke Kecamatan adalah sebagai berikut:

a. Kecamatan Nusaniwe

 

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 6

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Yang terjauh adalah 10 Km dari Desa Latuhalat, sedangkan yang terdekat

berjarak 3 km dari Kelurahan Mangga Dua

b. Kecamatan Sirimau

Yang terjauh 8 Km dari Desa galala, sedangkan yang terdekat

1 Km dari Kelurahan Honipopu

c. Kecamatan Teluk Ambon Baguala

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 7

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Yang terjauh 17 Km dari Desa waiheru, sedangkan yang terdekat 4 Km

dari Desa Halong

d. Kecamatan Teluk Ambon

Yang terjauh adalah 36 Km dari desa Laha dan yang terdekat adalah

19 Km dari desa Hunuth

e. Kecamatan Leitimur Selatan

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 8

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Yang terjauh adalah 17 Km dari desa Leahari dan yang terdekat

adalah 5 Km dari desa Hatalae

3. TOPOGRAFI

Sebagian besar wilayah kota Ambon terdiri dari daerah berbukit yang

berlereng terjal, seluas kurang lebih 186,90 Km² atau 73% dari luas seluruh

datarannya. Wilayah daratan tersebar pada 5 (lima) Kecamatan dan

dikelompokan dalam 7 (tujuh) lokasi yaitu :

a. Pusat Kota dan sekitarnya (sebagian petuanan Desa Amahusu sampai

Latta dengan areal ketinggian 0 – 50 meter dan kemiringan 3,360

seluas 13,50 Km2 atau 5,44%.

b. Rumah Tiga dan sekitarnya dengan areal ketinggian 0 – 50 meter dan

kemiringan 3,180 seluas 4,50 Km2 atau 5,57%

c. Passo dan sekitarnya dengan areal ketinggian 0 – 50 meter dan

kemiringan 30 seluas 14,75 Km2 atau 4,74 %

d. Laha dan sekitarnya dengan areal ketinggian 0 – 50 meter dan

kemiringan 3,930 seluas 4,25 Km2 atau 1,18 %

e. Hutumury dan sekitarnya dengan areal ketinggian 0 – 50 meter dan

kemiringan 6,160 seluas 4,25 Km2 atau 9,70 %

f. Kilang dan sekitarnya dengan areal ketinggian 0 – 50 meter dan

kemiringan 5,660 seluas 3,50 Km2 atau 9,91 %

g. Sedangkan untuk ketinggian 50 – 250 meter dengan kemiringan 6,560

seluas 3,2 Km2 atau 10,30 % Latuhalat dan sekitarnya dengan areal

ketinggian 0 – 50 meter dan kemiringan 5,400 seluas 4 Km2 atau 8,57%

Peta wilayah.

4. IKLIM

Kota Ambon dipengaruhi oleh dua macam iklim yaitu iklim laut tropis

dan iklim musim. Kedua musim ini diselingi oleh musim pancaroba yang

merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Musim barat umumnya

berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret sedangkan

pada bulan April adalah musim transisi ke musim timur. Musim timur

berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, disusul oleh

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 9

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

masa pancaroba pada bulan November yang merupakan transisi ke musim

Barat. Namun oleh pengaruh pemanasan global akhir-akhir ini maka sering

terjadi pergeseran waktu terjadinya musim atau iklim di atas, sehingga kota

Ambon sudah hampir tidak mengalami dua musim dengan waktu yang sama.

5. KEPENDUDUKAN

Jumlah penduduk Kota Ambon tahun 2014 yang didapat dari hasil

pendataan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon,

sebanyak 397.602 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 200,501 jiwa atau

50,4% dan perempuan sebanyak 199.131 jiwa atau 49,6 %, dengan rincian

penduduk per kecamatan sebagai berikut :

1) Kecamatan Nusaniwe 114,190 jiwa ( 28,7 %)

2) Kecamatan Sirimau 163,527( 41,1 %)

3) Kecamatan Baguala 58,246 ( 14,6 %)

4) Kecamatan Teluk Ambon 50,997 ( 12,9 %)

5) Kecamatan Leitimur Selatan 10,642 ( 2,7 %).

Tabel 1. Kepadatan Penduduk Per Km2 Kota Ambon Tahun 2014 Kecamatan Luas Wilayah

Km2 Jumlah

Penduduk Jumlah

Rumah T Rata2

Jiwa / RT Kepadatan Penduduk

Nusaniwe 8.834.52 114,190 18.860 6,05 12.93

Sirimau 8.681.00 163,527 33.107 4,94 18.84

Baguala 4.011.00 58,246 14.805 3,93 14.52

Tel.Ambon 9.368.00 50,997 7.448 6,85 5,44

Leitimur Sel 5.050.00 10,642 2.292 4.64 2,11

Kota Ambon 35.944.5 397,602 76.512 5,20 11

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 10

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Grafik 1. Jumlah Penduduk Kota Ambon Tahun 2014

6. PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan bagian yang vital dalam kehidupan suatu

masyarakat, untuk itu pemerintah berusaha dengan sungguh-sungguh

memperhatikan sektor ini, terlihat dari sarana-prasarana pendidikan sebagai

berikut Jumlah SD sebanyak 205 buah, dengan jumlah murid 36.651 orang

dan guru 3.145 orang. Jumlah SLTP 54 buah, dengan jumlah murid 17.718

orang dan guru 1.691 orang. Jumlah SMU 36 buah, dengan jumlah murid

16.680 orang dan guru 1.874 orang. Dan jumlah SMK 14 buah dengan

jumlah murid 5.728 orang dan jumlah guru 727 orang. Jumlah Sekolah Luar

Biasa (SLB) 5 buah, dengan jumlah murid 260 dan jumlah guru 118 dan

jumlah Pesantren 1 buah.

Jumlah Perguruan Tinggi dan Universitas yang ada di Kota Ambon: Akademi

Keperawatan Politeknik kesehatan, Politeknik Negeri, Universitas Pattimura,

Universitas Kristen Indonesia Maluku, Institut Agama Islam Negeri Ambon,

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Trinitas dan Sekolah Tinggi Agama Kristen

Protestan.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 11

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Perkembangan Derajat Pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Sambungan : Kondisi Sosial Ekonomi

PENDIDIKAN 2011 2012 2013

Melek Huruf 99,61 99,62 99,64

APK-SD-SMP-SMU/SMK

103,62110,15101,60

106,8393,5196,14

106,1990,3992,52

APM-SD-SMP-SMU/SMK

82,9881,8165,31

86,8765,0867,02

95,3879,8171,96

DERAJAT PENDIDIKAN MASYARAKAT KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2013

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Ambon, 2013

7. EKONOMI

Kondisi perekonomian Kota Ambon dapat terlihat dari indikator Laju

Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang setiap tahun mengalami kenaikan yang

signifikan yang dapat dilihat pada tabael berikut ini:

Ekonomi

INDIKATOR  2012 2013*) 2014*)

PDRB (dalam jutaan)Harga KonstanHarga Berlaku

2.089.901,535.060.958,60

2.231.919,795.876.364,56

2.384.188,286.852.816,04

PENDAPATAN/KAPITAHarga KonstanHarga Berlaku

5.287.01813.186.269

5.620.71714.798.641

5.930.91917.047.099

PAD (Rp.) 57.942.444.406,74 72.674.518.644 78.810.828.205

Pertumbuhan Ekonomi 8,77 6,80 6,5 – 6,65

KONDISI SOSIAL EKONOMI KOTA AMBON 2012 – 2013 dan Perkiraan 2014

Sumber: BPS Tahun 2013 KUA Tahun 2014 LKPJ Pemerintah Kota Ambon Tahun 2013

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 12

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

8. KEADAAN LINGKUNGAN

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi

derajat kesehatan masyarakat selain faktor perilaku dan pelayanan

kesehatan. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan

indikator-indikator penentu antara lain : persentase rumah sehat, persentase

keluarga memiliki akses air bersih, persentase rumah sehat menurut

kecamatan, persentase keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar

menurut kecamatan: KK memiliki jamban, tempat sampah dan pengolahan

air limbah, tempat umum dan pengolahan makanan, persentase rumah yang

diperiksa jentik .

a. Rumah Sehat

Menurut data hasil kegiatan dari sub-bidang Kesehatan

Lingkungan Dinkes Kota Ambon, di tahun 2014 jumlah rumah secara

keseluruhan 57.165 jumlah rumah yang diperiksa / dibina sebanyak

(95,7 %) 53.589 dan rumah sehat sebanyak 44.297 (85,6%). Tahun

2013 Jumlah rumah 55.751, diperiksa /dibina 82.383, rumah sehat

47.701 (80,8%), Terjadi peningkatan jumlah rumah baik kwantitas

maupun kwalitas ( Rumah sehat. Hal ini dapat menggambarkan

membaiknya tingkat pendapatan / ekonomi masyarakat maupun tingkat

pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan (tabel

59).

b. Akses Air Bersih

Untuk akses air bersih terdiri dari beberapa sumber : 1) Air bersih

dari Perpipaan, 2) SPT, 3) SGL, 4) PMA; dan Penampungan Air Hujan

(PAH), yang semua termasuk dalam sarana air bersih yang terlindung.

untuk sarana air bersih tidak terlindung seperti sungai/kali tidak

digunakan masyarakat kota Ambon sebagai sumber kebutuhannya.

Data pada sub bidang kesehatan lingkungan menunjukan bahwa akses

air bersih bagi masyarakat kjota ambon mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun, dimana tahun 2014 penduduk dengan akses

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 13

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

berkelanjutan terhadap air minum berkwalitas ( layak ) mencapai

375.647 jiwa ( 96 % ) dari jumlah penduduk kota ambon sebesar

397.602 jiwa. Diharapkan sisanya akan dipenuhi ditahun 2014 dan

2015 ( Tabel 64 dan 65 )

c. Sarana Sanitasi Dasar

Untuk sanitasi dasar seperti jamban 82,1 % atau 323.858

penduduk yang akses terhadap fasilitas sanitasi dasar yang layak (

jamban sehat ) 94 % atau 47 Desa/ Kelurahan Sanitasi Total berbasis

Masyarakat (STBM ) Tahun 2014 salah satu misi Pemerintah

Kota Ambon yang membuat masalah sampah sudah semakin

membaik, karena sebagian besar telah tertangani oleh pemerintah, dan

ini sangat diharapkan agar semua masyarakat berpartisipasi aktif

mendukung program pemerintah, supaya dapat mengatasi penyakit

yang diakibatkan oleh masalah tersebut.

d. Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan

Untuk menjamin laik sehat tidaknya tempat umum dan tempat

pengelolaan makanan maka selalu dilakukan pemeriksaan rutin pada

Tempat – tempat umum (TTU ) dan Tempat Pengelolaan Makanan (

TPM ). TTU di Kota Ambon Tahun 2014 berjumlah 398 dan yang

memenuhi syarat Sanitasi sebesar 398 atau 98 %. TPM sebanyak 767

dan yang memenuhi syarat Sanitasi dan Higiene sebanyak 410 atau

54 %. Dari hasil pemeriksaan TUPM, ternyata yang sehat semakin

menurun, terutama pada TPM jenis makanan jajanan yang disebabkan

karena ketidak tersediaan sarana sanitasi dasar higiene ( Tabel...

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 14

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah pengukuran perbandingan

dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua

negara di seluruh dunia. Namun seiring dengan implementasi dan proses

intervensi dari IPM tersebut maka telah disepakati dan dibuat indikator baru

yang dikenal dengan nama Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat

atau IPKM.

IPKM dapat digunakan untuk menentukan peringkat suatu

kabupaten/kota dalam pembangunan kesehatan, selain itu dipakai sebagai

bahan advokasi ke pemerintah daerah, agar terpacu menaikkan peringkat

kesehatannya, dan juga sebagai acuan pemerintah daerah untuk membuat

program intervensi yang lebih tepat. Pemerintah pusat peringkat IPKM suatu

daerah dipakai perumusan Daerah Bermasalah Kesehatan Berat/Khusus

(DBKBK) sekaligus sebagai dasar penentuan alokasi dana bantuan

kesehatan ke daerah tersebut. Penentuan peringkat IPKM tahun 2010 ini

didapat berdasarkan hasil Riskesdas 2007 - 2008 dari 440 kabupaten/kota di

seluruh Indonesia. Hasil IPKM dengan nilai terendah atau tingkat

kesehatannya paling buruk didapati pada daerah Pegunungan Bintang,

Papua (0,247059) dan tertinggi pada kota Magelang, Jateng (0,708959),

sementara kota Ambon berada pada peringkat 43 (0,632536) dari 440

kabupaten/kota yang dinilai.

Untuk kabupaten kota di Maluku yang paling tinggi adalah kota Ambon

peringkat 43, kabupaten Maluku Tengah 199, Kabupaten Maluku Tenggara

233, sedangkan posisi bawah ada Kabupaten Buru 415, Seram Bagian

Timur 433, dan Kepulauan Aru 394 sehingga ketiga kabupaten ini dimasukan

ke dalam kategori Daerah Bermasalah Kesehatan Berat/Khusus (DBKBK).

Walaupun kota Ambon berada pada peringkat yang ‘lebih baik’ bukan

berarti tidak ada masalah kesehatan, masih cukup banyak masalah

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 15

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

kesehatan di kota Ambon, yang membutuhkan penanganan terpadu dari

semua sektor terkait, karena tanpa kerjasama yang baik tidak mungkin

masalah kesehatan dapat teratasi. Untuk itu, dalam penanganannya butuh

perhatian pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, khusus untuk

bantuan alokasi dana maupun sarana dan prasarana penunjang, termasuk

Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Selain IPKM yang menjadi sorotan pemerintah sekarang ini, hal penting

lain yang tidak dapat dilepas : upaya pencapaia MDGs 2015. Kesepakatan

negara-negara dunia yang tertuang dalam 8 (delapan ) indikator MDGs 2015

yang diantaranya terdapat 5 (lima) indikator yang berhubungan dengan

kesehatan yaitu upaya penurunan angka kemiskinan melalui penurunan

angka balita gizi buruk, upaya mengurangi tingkat kematian anak, upaya

meningkatkan kesehatan ibu; sekaligus menurunkan tingkat kematian ibu

hamil dan upaya pencegahan terhadap HIV/AIDs, malaria dan penyakit

menular lainnya, serta lingkungan hidup. Lima (5) indikator MDGs 2015 ini

dan IPKM merupakan perhatian utama bidang kesehatan.

1. ANGKA KEMATIAN BAYI

Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

indikator yang sering digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

suatu masyarakat. Dengan AKB dapat diketahui berapa jumlah bayi

yang meninggal sejak dilahirkan sampai dengan bayi berumur 1 tahun

di antara 1.000 kelahiran hidup.

AKB menggambarkan besaran masalah kesehatan di tengah-

tengah masyarakat. Besaran AKB dipengaruhi oleh pelayanan

kesehatan dan sarana prasarana pendukung serta tingkat

pendapatan/ekonomi suatu masyarakat. Pendapatan mempengaruhi

kuantitas dan kualitas asupan gizi yang pada gilirannya mempengaruhi

daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dan kematian.

. AKB kota Ambon pada tahun 2014 adalah 18 orang atau 2,2 per

1000 kelahiran hidup.atau 15 jiwa dibandingkan dengan tahun 2013

adalah 6,6 per 1000 kelahiran hidup atau 46 orang bayi, mengalami

penurunan karena adanya kerjasama dengan lintas sektor dalam kasus

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 16

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

pelacakan kasus kematian. dan peningkatan pertolongan persalinan

oleh Nakes (bidan). Dengan menurunnya kasus kematian, Diharapkan

agar masyarakat lebih memaksimalkan fungsi sarana kesehatan di

kota Ambon disertai membaiknya kualitas dan kuantitas SDM

kesehatan. maka sangat diharapkan lebih meningkatnya kinerja

petugas kesehatan, dan kerja jejaring lebih ditingkatkan, agar di tahun

depan bisa ditekan angka kematiannya. (lampiran tabel 7)

2. ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak

umur 0-5 tahun per 1000 Kelahiran Hidup. AKABA menggambarkan

masalah kesehatan anak serta faktor – faktor yang mempengaruhi

kesehatan balita seperti gizi, sanitasi, penyakit, pelayanan kesehatan,

infeksi dan kecelakaan.

Jumlah kematian balita di tahun 2013 sebesar 11 atau 9,3 per

1000 kelahiran hidup dan tahun 2014 kematian anak balita 17 atau 1,6

per 1000 kelahiran hidup. Peningkatan AKABA ini tidak terlepas dari

peranan petugas kesehatan yang kurang aktif memberikan pelayanan

di luar gedung dan tingkat pemahaman masyarakat yang lebih baik

terhadap kesehatan. (lampiran tabel 5)

3. ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)

Selain AKB, maka Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator

penting untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan suatu

daerah. Angka Kematian Ibu juga menjadi sangat penting dan menjadi

sorotan hampir di semua belahan dunia, sesuai komitmen bersama

bangsa-bangsa di dunia melalui MDGs, dimana salah satu indikator

penting adalah upaya menurunkan 2/3 AKI pada tahun 2015.

AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terjadi selama masa

kehamilan, persalinan dan masa nifas atau 42 hari sesudah melahirkan.

Secara Nasional, AKI berangsur menurun sejak tahun 1992 sampai

2007 yaitu dari angka 425 – 228 per 100.000 kelahiran hidup. AKI kota

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 17

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Ambon, tahun 2010, 49 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2011 6

kematian atau 84,3 per 100.000 kelahiran hidup, dan ditahun 2013

terjadi 4 kematian ibu atau 28,6 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun

2014 sebesar 2 ibu atau 59,9 per 100 000 kelahiran hidup. Penyebab

utama kematian adalah terlambat penanganan oleh tenaga kesehatan

dan perdarahan serta partus yang lama. (lampiran tabel 6 )

B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Angka Kesakitan adalah banyaknya penduduk yang sakit dan

mendapat pelayanan kesehatan pada fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan

yang ada di kota Ambon: puskesmas, klinik, balai pengobatan maupun

rumah sakit. Angka kesakitan merupakan data yang menunjukan jumlah

masyarakat yang sakit, yang perlu mendapat pelayanan yang konfrehensif,

supaya apabila sudah sembuh dan sehat tidak jatuh sakit lagi, dengan

demikian maka visi Indonesia sehat itu bisa terwujud. Tingkat kesakitan

penduduk suatu negara mencerminkan situasi derajat kesehatan masyarakat

di dalamnya. Dari data 10 penyakit terbanyak yang didapat dari puskesmas

se Kota Ambon, sepanjang tahun 2014, penyakit Infeksi Akut lain pada

saluran napas bagian atas masih menempati urutan teratas atau sebesar

.....31,75% diikuti dengan penyakit lain pada saluran pernapasan, sama

seperti tahun- tahun sebelumnya. Untuk penyakit lain dengan melihat ke

tahun sebelumnya, ada perubahan pola penyakit. Penyakit -penyakit

menonjol di tahun 2014 dapat dinyatakan sebagai penyakit infeksi menular

yang masih tinggi. Bagi kelompok usia produktif, kesakitan sangat

mempengaruhi produktivitas dan pendapatan keluarga, untuk perlu

upaya bersama pemerintah dan masyarakat untuk lebih meningkatkan upaya

preventif dan promotif

.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 18

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Tabel 3. Penyakit Utama di Kota Ambon Tahun 2014

Nama Penyakit Jumlah % No.

1 Infeksi Akut Lain pada Saluran Pernafasan Bag.atas 38.236 19,1

Penyakit pada sistim otot & jaringan pengikat 14.211 7,1 2

3 Penyakit lain pada saluran pernapasan bag.atas 10.481 5,2

Gastirtis 9.838 4,9 4

5 Penyakit Pulva dan Jaringan Periapikal 6.552 3,2

Tekanan Darah Tinggi 6.332 3,1 6

7 Ginggivitis dan Peny.Periodental 5.301 2,6

Penyakit Kulit Infeksi 4.604 2,3 8

9 Penyakit Kulit Alergi 4.176 2,0

Karies Gigi 3.052 1,5 10

Total angka kesakitan : 200.128

1. PENYAKIT MENULAR

Penyakit menular adalah jenis penyakit yang telah ada sejak

jaman dulu yang seharusnya sudah dapat dieliminasi atau eradikasi

seperti pada banyak negara di Eropa dan Amerika. Dibanyak negara

Asia termasuk Indonesia, masalah penyakit infeksi masih merupakan

penyakit yang dominan dalam menyumbangkan angka kesakitan dan

kematian yang cukup tinggi. Perkembangan dalam beberapa tahun

terakhir ini merebak jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

maupun bakteri yang hampir tidak dapat dibendung. Hal ini membuat

jajaran kesehatan harus berupaya untuk kerja lebih keras, dalam

menangani masalah-penyakit infeksi tersebut, yang juga harus

bargaining dengan sektor terkait, swasta maupun partisipasi

masyarakat untuk mengatasi ataupun menekan angka terularnya

penyakit. Seiring dengan itu, muncul juga permasalahan kesehatan lain

yaitu meningkatnya angka kesakitan peyakit tidak menular atau

penyakit degeneratif seperti kanker, stroke, DM, darah tinggi dan

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 19

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

penyakit jantung, termasuk gangguan gizi, yang sangat popular di

masyarakat, akibat pola hidup konsumtif dan gaya hidup yang tidak

berolah raga.

a. Penyakit Malaria Penyakit malaria merupakan bagian dari penyakit infeksi

yang cukup banyak diderita oleh masyarakat. Sampai saat ini kota

Ambon masih termasuk wilayah yang masuk dalam kategori

endemis malaria. Untuk itu penyakit Malaria terus menerus

menjadi perhatian institusi kesehatan di kota Ambon dan dibantu

oleh LSM asing Global Fund. Ini terlihat dari upaya-upaya yang

dilakukan semakin gencar untuk menuntaskan permasalahan

penyakit malaria ini. Seiring juga dengan komitmen global yang

tertuang di dalam MDGs 2015 yaitu gerakan untuk menyelesaikan

masalah malaria di tahun 2015, malaria menjadi suatu perhatian

khusus dari jajaran dinas kesehatan kota ambon, bersama

pemerintah daerah dalam penanganan maupun pencegahannya.

Jumlah Kasus malaria di kota Ambon sepanjang tahun 2014

sebanyak 108.06 kasus positif , dengan angka kesakitan (API)

4,1 per 1000 penduduk. Berarti untuk tahun 2014 terjadi

penurunan jumlah kasus malaria , walaupun tidak menunjukan

angka penurunan yang tajam.Jumlah kasus malaria di kota

Ambon sepanjang tahun 2013 sebanyak 109.22 kasus

positif,dengan angka kesakitan 4,1 tahun 2012 sebanyak 1.660

kasus positif dengan angka kesakitan 4,7. Berarti untuk tahun

2012 terjadi penurunan jumlah kasus malaria, walaupun tidak

menunjukan angka penurunan yang tajam. Angka kesakitan

penyakit malaria terjadi penurunan dalam 3 (tiga) tahun berturut-

turut, ini menunjukan bahwa kerja jejaring dengan pihak lain

sangat mempengaruhi keberhasilan sistem kesehatan di daerah.

(lampiran tabel 24).

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 20

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Grafik 7. Tren Kasus Malaria di Kota Ambon Thn 2011 - 2014

b. Penyakit TB Paru Penyakit TB paru merupakan salah satu penyakit infeksi

yang terbesar di antara penyakit infeksi lainya. Ada berbagai

penyakit infeksi TB yang bukan hanya pada paru tetapi juga TB

usus, TB kulit, TB otak dan TB kelenjar serta TB tulang. Penyakit

TB paru merupakan penyakit infeksi menular yang

perkembangannya pada dekade terakhir semakin

mengkawatirkan, sehingga penyakit TB paru ini dimasukkan

sebagai kelompok “reemerging disease” atau penyakit yang

dulunya pernah hilang atau telah berhasil ditekan tapi sekarang

muncul lagi. Untuk itu pula di dalam kesepakatan MDGs 2015,

masalah TB Paru dimasukkan sebagai salah satu indikator, yang

perlu penanganan serius di seluruh dunia, disamping malaria dan

HIV-AIDS. Salah satu upaya penanggulangan penyakit TB paru

secara nasional adalah melalui program Directly Observed

Treatment Shortcourse Chemotherapy (DOTS) yaitu upaya

pengobatan penyakit TB dengan bantuan semua pihak terkait

termasuk keluarga. Program DOTS ini juga telah dilakukan oleh

jajaran kesehatan di kota Ambon.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 21

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Keadaan penyakit TB Paru di kota Ambon selama tahun

2014 dengan jumlah kasus BTA positif 316 kasus dengan angka

kesembuhan atau success rate (SR) 49,6 %.Tahun 2013 dengan

jumlah kasus kasus BTA positif 472 kasus dengan angka

kesembuhan atau success rate (SR) 18,04%.Jumlah kasus positif

terjadi peningkatan, hal ini menunjukan bahwa penemuan kasus

TB paru dilakukan dengan adanya kegiatan swipping door to door

di kota Ambon. Menurunnya penemuan kasus TB Paru tersebut

merupakan suatu keberhasilan dari sistem suverlains yang

dilakukan oleh jajaran dinas kesehatan, dan juga bersama-sama

dengan sektor lain, swasta maupun pihak asing dengan gencar

membangun jejaring kerja untuk semakin banyak bisa ditemukan

kasus, maka diharapkan angka kesembuhan semakin tinggi bagi

penderita TB Paru yang ditemukan dan diobati (lampiran tabel 10-

12).

Tabel 4. Kasus TB Paru di Kota Ambon Thn 2014

Keadaan Penyakit TB di Kota Ambon Jumlah Penduduk 397.602

Jumlah Kasus Lama & Baru 696

Prevalensi 135

CDR 66,12

BTA (+) diobati 474

Sembuh 237(18.04)

SR 67.93

Kematian 15

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 22

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

c. Penyakit HIV-AIDs Perkembangan HIV-AIDs semakin hari semakin

mengkuatirkan oleh karena jumlah dan peningkatan kasus pada

orang muda / kalangan usia produktif terlihat jelas. Berbagai

upaya telah dilakukan untuk membendung laju insiden penyakit

ini, namun kelihatannya masih merupakan masalah tersendiri,

oleh karena penyakit infeksi ini sangat dipengaruhi oleh pola hidup

masyarakat. Tingkat keterpaparan seseorang terhadap penyakit

ini sudah sangat mengkuatirkan. Masyarakat sudah mengetahui

tentang penularannya, tetapi seiring dengan gaya hidup yang tidak

sehat, membuat mereka sendiri tidak bisa terhindar dari ancaman

penyakit ini.

Di Kota Ambon sepanjang tahun 2014 jumlah kasus HIV –

AIDS 124 kasus baru, yang terdiri dari 94 kasus HIV dan 48

kasus AIDS , jika dibandingkan tahun 2013 jumlah kasus HIV-

AIDS 146 kasus, 94 kasus HIV dan 48 kasus AIDS, Total kasus

sampai dengan tahun 2013 sebesar 1.115 orang dengan rincian

685 orang dengan HIV, 440 orang AIDS dan yang telah

meninggal sebesar 503 orang.Tahun 2013 penemuan kasus

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2012.

Angka yang ditampilkan belum bisa menjawab angka sebenarnya

di masyarakat karena kasus HIV-AIDS berupa gunung es (ice

break) yang muncul dipermukaan sedikit tetapi, masih ada banyak

kasus yang tidak terdeteksi. (lampiran tabel 11 )

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 23

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Grafik 8. Kasus Baru HIV-AIDs Kota Ambon Tahun 2010-2014

d. Infeksi Saluran Pernapasan Akut

ISPA pneumoni sampai saat ini masih merupakan penyakit

menular infeksi yang menyebabkan kematian balita. Rendahnya

kualitas lingkungan pemukiman, serta pengetahuan masyarakat

tentang kesehatan yang kurang, menyebabkan penyakit ini masih

menjadi ancaman yang berbahaya bagi balita. Tingginya insiden

penyakit ini tidak terlepas dari faktor penularan yang mudah terjadi

dan faktor sosio-ekonomi masyarakat. Ditahun 2014 kasus

Pneumonia 124 kasus dan semuanya ditangani ,tahun 2013

sebanyak 14 kasus yang semuanya ditangani .Kasus ISPA juga

terjadi peningkatan ditahun ini, ini tidak dapat dipungkiri juga

karena foktor – faktor penyebab yang blum bisa ditangani dengan

dengan baik (tabel 10).

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 24

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Grafik 9. Kasus Pneumoni di Kota Ambon Thn 2010-2014

e. Penyakit Kusta Kusta merupakan salah satu penyakit infeksi yang telah ada

sejak zaman sebelum masehi. Penyakit ini cukup menakutkan dan

menjadi perhatian pemerintah di seluruh dunia. Dengan adanya

perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi

pengobatan maka sebagian besar negara di dunia telah berhasil

mengeliminasi penyakit ini. Indonesia telah mencapai eliminasi

penyakit kusta sejak bulan Juni tahun 2000, namun sampai

dengan tahun 2007 terlihat peningkatan jumlah kasus hampir di

semua daerah di Indonesia. Untuk itu, WHO sengaja

memasukkan penyakit kusta sebagai bagian dari kelompok

“reemerging disease” bersama-sama penyakit TB paru, supaya

dapat menjadi perhatian serius setiap negara.

Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit Kusta antara

lain adalah melakukan penemuan penderita melalui berbagai

survei anak sekolah, survei kontak pada minimal 20 orang di

sekitar rumah penderita kusta dan pemeriksaan intensif penderita

yang datang ke pelayanan kesehatan.

Jumlah kasus penyakit kusta di Kota Ambon sampai tahun

2014 adalah 173 kasus ,yang terdiri dari kusta tipe PB ( kusta

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 25

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

kering) 6 kasus dan MB ( kusta basah) 81 kasus.Tahun 2013

adalah 82 kasus 19 untuk tipe PB (kusta kering) dan kusta tipe

MB ( kusta kering) 63 kasus. Hal ini dapat berarti, ada

peningkatan kasus penyakit kusta diakibatkan petugas

mendeteksi kasus di lapangan. Atau kemungkinan masih banyak

kasus tersembunyi di masyarakat. (lampiran tabel 14 – 17 )

Tabel 5. Kasus Kusta di Kota Ambon Tahun 2014

Keadaan Penyakit Kusta di Kota Ambon

Kasus Tercatat PB / MB 1/160

Prevalensi 3,9

Kasus yang RFT PB / MB 7 /10

Kasus Baru PB / MB 6/81

Angka Penemuan Kasus baru 34,35

f. Penyakit Potensial KLB/Wabah

i. Demam Berdarah Dengue Penyakit ini dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes

Aegypti dan Aedes Albopictus bila ada masyarakat di suatu

wilayah menderita sakit atau sebagai carier/pembawa virus.

Demam berdarah selama ini menjadi masalah setiap

tahunnya di Indonesia, dan pada tahun 2014 jumlah kasus

DBD 6 kasus dengan kasus kematian 1 orang ,tahun 2013

jumlah 26 kasus dengan kasus meninggal 2 orang. Terjadi

penurunan jumlah kasus dibandingkan tahun lalu, walaupun

demikian tetap menjadi masalah bagi masyarakat kota

Ambon. Upaya kerja keras Pemerintah Kota Ambon dan

Dinas Kesehatan kota Ambon dengan partisipasi masyarakat

terus menggalakan dan mengkampanyekan kegiatan bersih

lingkungan (3M) maka penyakit ini dapat ditekan sehingga

tidak bertambah korban dan penyebarannya tidak meluas

(lampiran tabel 21).

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 26

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

ii. Diare Diare masih merupakan penyakit masyarakat yang sulit

dieliminasi. Penyebab diare dipengaruhi oleh faktor

lingkungan yang tidak higienis serta Pola hidup. Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum secara maksimal

dimengerti oleh semua masyarakat, dan tidak dilaksanakan

dengan benar oleh masyarakat.

Kejadian diare pada balita sepanjang tahun 2014

sebanyak 2,456 kasus, tahun 2013 sebanyak 3.012

Melihat tren penurunan kasus ini dapat dibuat beberapa

kemungkinan penyebab yaitu meningkatnya kesadaran

masyarakat untuk ber-PHBS, tersedianya sarana-prasarana

lingkungan yang memadai, kebersihan lingkungan

pemukiman yang membaik (lampiran tabel 13).

Grafik 10. Kasus Diare di Kota Ambon Tahun 2012 -2014

 

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 27

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

iii. Chikungunya Penyakit ini sering dikelirukan dengan malaria ataupun

demam lainnya, sehingga jumlah sesungguhnya dari kasus

ini tidak diketahui dengan pasti, dan juga disebabkan pada

pencatatan dan pelaporan puskesmas, penyakit ini belum

masuk dalam diagnosis yang ada dalam format LB1; yang

menggunakan kode jenis penyakit berdasar ICD-9.

Sehingga penyakit ini walaupun ada, tetapi tidak termasuk

dan dilaporkan oleh fasilitas kesehatan yang ada.

g. Filariasis Bersama-sama dengan penyakit TB paru dan Kusta,

penyakit Filariasis ini masuk ke dalam kelompok penyakit yang

diperhatikan serius oleh pemerintah Kota Ambon maupun dunia;

“reemerging disease”.

Kasus Filariasis tahun 2009 sempat mengejutkan Kota

Ambon dan sejak itu langsung ditanagani serius oleh pemerintah

dan didukung oleh partisipasi masyarakat sehingga sampai

dengan tahun 2012 tidak terdapat kasus baru, dengan jalan

gerakan pengobatan masaal pencegahan filariasis selama 5 tahun

terhitung 2009 – 2013. Di tahun 2014 tidak terdapat kasus baru

yang ditemukan dan total kasus sampai dengan tahun 2014

sebanyak 171 kasus atau 45 per 100.000 penduduk. (lampiran

tabel 23)

2. PENYAKIT TIDAK MENULAR

Insiden penyakit tidak menular semakin hari semakin meningkat.

Jumlahnya semakin tinggi melebihi insiden penyakit infeksi/menular.

Peningkatan ini disebabkan beberapa hal, diantaranya perubahan pola

hidup dan konsumsi masyarakat. Pola hidup sendetarian yang serba

instan, kurang bergerak, dan mengkonsumsi makanan berlemak dan

tinggi kalori menjadi faktor predisposisi yang kuat.

Penyakit tidak menular bisa berupa penyakit jantung dan

pembuluh darah, penyakit DM, stroke dan kanker atau tumor. Juga

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 28

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

termasuk penyakit-penyakit alergi yang kasusnya akhir-akhir semakin

meningkat. Selama 3 tahun terakhir ini terjadi kecenderungan

peningkatan kasus penyakit tidak menular terutama penyakit tekanan

darah tinggi dan penyakit kulit alergi. Begitupun dengan kasus penyakit

DM dan tumor/kanker.

3. STATUS GIZI MASYARAKAT

Status Gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari

keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya.

Penyebab masalah gizi dapat berupa penyebab langsung yaitu makanan

anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Anak yang

mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam

dapat menderita kurang gizi. Demikian pada anak yang makannya tidak

cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang

penyakit. Kenyataannya, baik makanan maupun penyakit secara bersama-

sama merupakan penyebab kurang gizi. Selain itu, penyebab tidak

langsung yaitu ketahanan pangan keluarga, pola pengasuhan anak, serta

pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan

adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh

anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola

pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya,

perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial. Pelayanan

kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air bersih dan

sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh keluarga.

Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan,

pengetahuan, dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan,

pengetahuan dan ketrampilan terdapat kemungkinan makin baik tingkat

ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan anak dan

keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan

pangan keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan,

dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 29

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Penanganan masalah gizi di kota Ambon sampai saat ini tetap

diupayakan oleh pemerintah daerah, provinsi dan pusat melalui program-

program intervensi dan peningkatan kualitas keluarga. Hasilnya pada tahun

tahun 2014 ini angka gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan

sebanyak 24 orang

Grafik 12. Tren Status Gizi Balita di Kota Ambon Thn 2010-2014

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 30

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

BAB IV

UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

Untuk mencapai VISI dan MISI Pembangunan Kesehatan kota Ambon,

yaitu “Peningkatan kinerja, mutu serta manajemen pelayanan kesehatan yang

mantap dan pemberdayaan kesehatan masyarakat” maka telah dilakukan

berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat oleh segenap jajaran dinas

kesehatan dan didukung oleh masyarakat serta pemerintah daerah kota Ambon

melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan jenis pelayanan utama yang

dibutuhkan untuk mencegah dan menangani sedini mungkin kejadian

penyakit atau permasalahan kesehatan di tengah-tengah masyarakat. Jenis

pelayanan yaitu upaya pelayanan ini terdiri dari 6 program pelayanan pokok/

pelayanan wajib dan pelayanan di puskesmas, begitupun sebagian besar

rumah sakit dan klinik yang ada.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Ibu dan anak mendapat tempat prioritas sebagai sasaran

pelayanan kesehatan, dikarenakan faktor ibu sebagai salah satu

determinan penilaian keberhasilan pembangun kesehatan melalui

Angka Kematian Ibu (AKI) dan juga Ibu mempunyai peran besar dalam

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

a. ANC Ibu Hamil

Pelayanan antenatal ibu hamil merupakan pintu masuk

untuk mendapatkan kehamilan dan kelahiran berkualitas dari

seorang ibu hamil. Melalui pelayanan antenatal ibu hamil di

fasilitas kesehatan ataupun di rumah, ibu hamil diharapkan

terhindar dari permasalahan kehamilan dan persalinan sampai

masa nifas. Pelayanan anatenal ibu hamil dapat dilakukan oleh

semua tenaga kesehatan terlatih dan dukun terlatih. Indikator

penilaian keberhasilan pelayanan antenatal ibu hamil dilihat dari

cakupan pelayanan kepada ibu hamil (K1 dan K4).

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 31

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan tahun

2014 , kota Ambon secara keseluruhan untuk K4 telah mencapai

7.021 atau 75,7% .Dibandingkan 2013, kota Ambon secara

keseluruhan untuk K4 7.229 mencapai 89,9%. ini berarti tahun

2014 terjadi penurunan mutu pelayanan kepada ibu hamil

(lampiran tabel 29)

Grafik 13. Prosentase.Yan. Ibu Hamil,Bersalin,Nifas Thn 2011-2014

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten

disyaratkan sebagai salah satu upaya untuk menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI). Besarnya kasus kematian dan komplikasi

pada ibu hamil sering diakibatkan oleh pertolong persalinan yang

tidak adekuat dan kompeten. Untuk itu, sesuai standar pelayanan

minimal (SPM) kesehatan telah ditetapkan target. Tahun 2014

pertolongan persalinan oleh tenaga kompetensi adalah 6.532

atau 73,8 %, berarti tahun 2014 sedikit penurunan pelayanan

persalinan dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 6.664 atau

87,8 % (tabel 29).

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 32

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

c. Kunjungan Neonatus

Neonatus adalah bayi baru lahir sampai umur 7 hari.

Neonatus merupakan sasaran pelayanan utama pada bayi,

dikarenakan neonatus sangat rentan terhadap kejadian penyakit.

Sesuai dengan fakta di lapangan didapati 2/3 kematian pada bayi

terjadi pada masa neonatus ini. Untuk melihat pelayanan terhadap

neonatus, indikator yang dipakai adalah KN3. Nilai KN3 kota

Ambon selama tahun 2014 sebesar 6.310 atau 74,9%

dibandingkan tahu 2013 sebesar 6.374 atau 88,4%,berarti terjadi

penurunan pelayanan dan melewati standar Pelayanan Minimal

(SPM) yaitu sebesar 85% (tabel 38 ).

2. Pelayanan Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu upaya preventif

yang efektif untuk meningkatkan kualitas seorang ibu atau keluarga.

Dengan ber-KB, keluarga (ibu) akan dapat dengan baik mengatur

kehamilannya dan mencegah terjadi masalah-masalah kehamilan dan

persalinan. Pelayanan KB sangat penting untuk mendukung tingkat

kesejahteraan suatu keluarga. Melalui pelayanan KB diharapkan

keluarga yang terbentuk menjadi keluarga madani; sehat, sejahtera dan

berguna bagi orang lain. Untuk mecapai hal ini, maka semua pasangan

usia subur harus mengerti perencanaan memasuki pernikahan sampai

rencana mendapatkan jumlah anak sesuai tingkat kemampuan

keluarga. Dari pendataan selama tahun 2014 , jumlah PUS yang

menggunakan KB secara aktif sebesar 39,562 dari total PUS 71,570

tahun 2013, jumlah PUS yang menggunakan KB secara aktif sebesar

55,3 dari total PUS 71.570 orang Angka ini masih di bawah Standar

Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan yang menetapkan angka 78%.

Namun ada sedikit peningkatan dibanding tahun 2013 yaitu 76% Angka

ini masih dibawah Standar Pelayanan Minimal (SPM) . Jenis alkon yang

paling disukai adalah suntikan KB dan Pil KB, masing-masing sebesar

59,6 % dan 25,3%. Sedangkan peserta KB baru selama tahun 2014

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 33

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

sebanyak 11.229 orang, peserta KB baru tahun 2013, sebanyak 8.874

orang (tabel 33-35).

Grafik 15. Tren Cakupan Pely. KB di Kota Ambon Tahun 2010-2014

 

3. Pelayanan Imunisasi Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk

mendapatkan tingkat kesehatan masyarakat yang baik. Melalui

imunisasi anak balita, remaja dan ibu hamil diberikan proteksi untuk

mencegah penyakit-penyakit infeksi tertentu, yang bila terjadi akan

sangat mengganggu dan menyebabkan penurunan kualitas hidup

seseorang.

Pencapaian imunisasi bayi yang baik, mencerminkan tingkat

kekebalan yang dapat dicapai bayi untuk mencegah terjadinya

penyakit-penyakit tertentu yang dapat megganggu pertumbuhan dan

perkembangan anak, dan dapat menyebabkan kematian bayi-balita.

Sesuai Standar pelayanan Minimal (SPM) kesehatan, suatu

desa/kelurahan disebut desa UCI atau Universal Child Immunization

bila lebih 80% bayi di desa tersebut mendapat imunsiasi lengkap. Kota

ambon pada tahun 2014 jumlah desa kelurahan sebanyak 50 desa/kel

yang mencapai standar UCI berjumlah 45 desa kelurahan atau sekitar

90 % .Ini berarti desa UCI ditahun 2014 tidak ada perubahan , dengan

tahun 2013 berjumlah 78% desa/kelurahan .Hasil ini merupakan

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 34

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

tantangan untuk bisa bekerja semaksimal mungkin agar bisa mencapai

target secara nasional yaitu 100% ditahun berikutnya.

Grafik 16. Tren Cakupan Desa UCI di Kota Ambon Tahun 2010-2014

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

Pelayanan kesehatan rujukan dibuat untuk lebih meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan

pelayanan lanjutan setelah mendapat pelayanan dasar di puskesmas

dan fasilitas kesehatan dasar lainnya.

1. Indikator Pelayanan di Rumah Sakit Rumah sakit merupakan pusat rujukan fasilitas kesehatan untuk

penanganan lanjut kasus yang ditemui di pelayanan dasar yang tidak

bisa diselesaikan. Keberhasilan pelayanan di rumah sakit dapat dilihat

dari data pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari

perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur yang dipakai (BTO), rata-rata

selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), persentase pasien keluar

yang meninggal (GDR) dan presentase pasien keluar yang meninggal <

24 jam perawatan (NDR) (lampiran tabel 59 – 60)

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 35

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Tabel 7. Indikator Kinerja Pelayanan RS Kota Ambon Thn 2014 Rumah Sakit di Kota Ambon

Tempat Tidur

Pasien Keluar

Hari Perawatan

BOR (%)

LOS (Hari)

TOI (Hari)

GDR (%)

NDR (%)

RSUD dr.M.Haulussy 353 86225 66.9 5.1 2.5 52.1 29.2

RS Jiwa 76 24499 88 8.7 1.3 10.9 4.0

RS Hative Passo 50 9491 52.0 2.6 2.8

RS Sumber Hidup 61 15872 71.3 0.0 1.7

RS Al Fatah 100 6830 18.7 6.0 21.7 12.3 98.7

RS Bhakti Rahayu 50 - 15087 82.7 0.0 1.6 1.0 31

RS Bhayangkara 81 - 9423 31.9 4.4 9.4 13 5.6

RS TK.III dr.Latumetan

148 14292 26.5. 3.4 9.3

RS.TNI Angkatan Laut

56 260 1.3 65.5 3,1

RS. Dr.F.X.Soeharjo -

2. Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (JAMKESMAS)

Sesuai SPM, semua bentuk pelayanan kepada maskin harus

100% mencapai target yang diberikan, mulai dari pelayanan dasar

sampai kepada rujukan untuk pengobatan lanjutan seperti hemodialisa,

operasi jantung, cesar, penanganan kanker dan lain-lain, tanpa

membebankan biaya apapun kepada peserta Jamkesmas. Sejak

beberapa tahun terakhir ini, puskesmas dan RS di kota Ambon

mendapat kucuran dana APBN berupa jaminan pemeliharaan

kesehatan bagi masyarakat miskin. Pelayanan dilakukan oleh

puskesmas rawat jalan, puskesmas rawat inap dan pelayanan kelas III

di RS.

Pada tahun 2014, jumlah kunjungan rawat jalan yang

menggunakan fasilitas jamkesmas sebanyak 40.931 atau 31,8 % jika

dibandingkan dengan tahun 2013, jumlah kunjungan sebanyak 40.068

jiwa atau 65,1%, t(lampiran tabel 56). Berarti terjadi peningkatan jumlah

pasien yang dilayani di tahun 2013.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 36

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Grafik 17. Tren Cak.Yankes R.Jalan di Kota Ambon Thn 2010-2014

Sedangkan jumlah warga kota Ambon yang sudah tercaver oleh

jaminan pemeliharaan kesehatan sebagai berikut: Askes 41.563 jiwa

atau 11.61% , Jamkesmas 77.001 atau 20.09% , Jamsostek 9.760 atau

3%, Sehingga masih ada tersisa 58% penduduk kota belum terlindungi

oleh jaminan kesehatan (lampiran tabel 54).

Grafik 18.Jaminan Pemeliharaaan Kesehatan di Kota Ambon Thn 2014

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 37

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

3. Penanganan Penyalahgunaan NAPZA Penyalahgunaan NAPZA atau narkotika, psikotropika dan zat

adiktif lainya, semakin hari semakin menunjukan peningkatan di

masyarakat. Penyalahgunaan NAPZA tidak mengenal strata baik dari

segi ekonomi, usia, pendidikan, desa dan kota. Penyalahgunaan

NAPZA menimbulkan dampak buruk yang sangat luas dan mendalam

terhadap para pelaku, keluarga, masyarakat dan bangsa. Secara fisik

menimbulkan gangguan kesehatan fisik, termasuk gangguan fungsi

jantung, otak, hati, ginjal, paru-paru serta organ reproduksi.

C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Status gizi merupakan salah satu indikator kesehatan yang

berpengaruh terhadap derajat kesehatan. Masalah gizi yang umum ditemui

adalah Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kurang Yodium

(GAKY), Anemi Gizi, dan Kurang Vitamin A yang pada umumnya menyerang

kelompok usia rawan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, anak usia

sekolah, wanita usia subur (WUS) dan golongan ekonomi rendah.

1. Balita Dengan Gizi Buruk

Balita yang tumbuh dalam keadaan gizi yang tidak memadai atau

gizi buruk akan mengalami permasalahan kompleks tidak saja semasa

mengalami keadaan tersebut tetapi juga ketika usia dewasa. Sesuai

peneltian para ahli gizi, balita yang tumbuh dengan BB yang kurang

dan sangat kurang cenderung akan mengalami penyakit-penyakit

degeneraitf lebih cepat dari pada seharusnya. Dapat berupa hipertensi,

DM, stroke, penyakit jantung, kanker dan sebagainya.

Berdasarkan hasil kegiatan bulanan penimbangan balita pada

tahun 2014, kasus balita gizi buruk 24 kasus sedangkan pada tahun

2013 kasus balita gizi buruk ditemukan 28 kasus, sedangkan keadaan

gizi kurang sebesar 116 kasus atau 10,32 %. Pencapaian kota Ambon

ini tentu saja tidak membuat besar kepala oleh karena masalah gizi

kurang masih cukup banyak yang perlu mendapat perhatian ekstra.

Kondisi ini disebabkan bukan karena keadaan rawan pangan

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 38

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

(kekurangan bahan makanan) tetapi karena pengetahuan ibu/keluarga

yang kurang, pola asuh yang salah dan faktor ekonomi keluarga

sehingga mempengaruhi asupan gizi pada balita. Penanganan masalah

gizi di kota Ambon sampai saat ini tetap diupayakan oleh pemerintah

daerah, provinsi dan pusat melalui program-program intervensi dan

peningkatan kualitas keluarga. (lampiran tabel 27, 44, 45)

Grafik 19. Tren Cak. Kasus Gizi Kota Ambon Tahun 2012-2014

 

 

2. Kapsul Vitamin A Perbaikan gizi masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung

keberhasilan pembangunan secara keseluruhan, karena dengan gizi

yang baik maka masyarakat bisa beraktivitas dan sehat sehingga akan

menambah income perkapita.

Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan

oleh balita yang sedang tumbuh.Balita yang kekurangan vitamin A akan

menyebabkan gangguan kekebalan tubuh sehingga gampang

terserang bermacam-macam penyakit seperti campak, diare atau

penyakit infeksi lain dan yang paling sering adalah gangguan

penglihatan sampai dapat menyebabkan kebutaan. Pemberian vitamin

tidak saja difokuskan ke balita tetapi juga diberikan kepada ibu nifas

atau selesai melahirkan. Vitamin A yang diberikan ada 2 jenis yaitu

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 39

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

kapsul biru untuk bayi berumur 6 bulan - 12 bulan dan kapsul merah

kepada balita dan ibu nifas sebanyak 2 kali.

Cakupan pemberian Vitamin A pada balita di Kota Ambon tahun

2014 sebesar 23,988 atau 57,40 % dibandingkan tahun 2013 sebesar

29.207 atau 59,37% berarti terjadi penurunan ditahun 2014 (tabel 44).

Grafik 20. Tren Cakupan Vit A Balita Kota Ambon Thn 2010-2014

3. Pemberian Tablet Fe Program pemerintah untuk memberikan tablet Fe (Fe sulfat 320 mg

dan asam folat 0,5 mg) bagi semua ibu hamil sebanyak satu tablet per

hari selama 90 hari, oleh karena telah diperkirakan jumlah tersebut

mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilan yaitu 1000

mg di samping yang berasal dari makanan yang dimakan ibu hamil

sehari-hari.

Pemberian tablet Fe sangat diperlukan oleh ibu hamil untuk

mencegah komplikasi kebidanan seperti perdarahan selama kehamilan

dan persalinan, abortus, bayi lahir dengan berat rendah, cacat saat

lahir, dan kelainan lain yang dapat menyebabkan kematian pada ibu

maupun bayinya.

Tabel Fe di berikan pada ibu Hamil paling kurang sebanyak 90

tabel selama masa kehamilan 9 bulan .Cakupan pemberian Fe ibu

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 40

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

hamil di kota Ambon tahun 2014 sebesar 7.887 atau 85.06%,

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar

7.225 atau 90.4 %, (tabel 32 ).

Grafik 21. Tren Cak. Fe Bumil Kota Ambon Tahun 2010-2014

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 41

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

BAB V

SUMBER DAYA KESEHATAN

Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia kesehatan tetap menjadi

sorotan selain pelayanan yang ada, oleh karena tanpa didukung oleh SDM yang

cukup dan berkualitas maka pelayanan yang diberikan tidak akan berdampak

maksimal untuk memperbaiki derajat kesehatan suatu daerah. Secara singkat

mengenai situasi sumber daya kesehatan dirincikan menurut sarana, tenaga dan

pembiayaan kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan yang dapat disajikan pada saat ini meliputi

puskesmas dan jaringannya, rumah sakit (Rumah Sakit Umum dan Rumah

Sakit Khusus) serta sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

(UKBM) dan lain-lain.

1. UPTD Puskesmas dan Jaringannya

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas

Kesehatan Kota Ambon yang melaksanakan tugas operasional

pembangunan kesehatan. Pembangunan puskesmas di tiap kecamatan

memiliki peran yang sangat penting dalam memulihkan kesehatan

masyarakat.

Jumlah Puskesmas tahun 2014 yaitu 22 buah yang terdiri dari 21

Puskesmas non perawatan dan 1 puskesmas perawatan, Puskesmas

pembantu 35 buah dan Poskesdes 50 buah dan didukung dengan

sarana transportasi Puskesmas Keliling sebanyak 22 unit, Ambulance 2

unit, Kendaraan operasional Dinas 6 Unit dan roda dua 97 yang

tersebar di 5 kecamatan di Kota Ambon untuk melayani penduduk

397,602 jiwa.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 42

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Grafik 22. Jumlah Sarana Puskesmas Kota Ambon Tahun 2010-2014

2. UPTD Dinas Kesehatan Kota Ambon a. Laboratorium

sebagai sarana pendukung pelayanan dalam rangka penegakan

diagnosa medis dan sarana pelayanan rujukan tingkat dasar yg

melayani pemeriksaan penunjang medis sekaligus merupakan salah

satu sumber pendapatan asli daerah dibidang kesehatan

b. Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan

Merupakan UPT dinas yang mempunyai fungsi mengelola obat dan

perbekalan kesehatan dalam menunjang pelayanan kesehatan.

Sarana instalasi farmasi di kota Ambon terdiri dari 2 gedung gudang

obat Pelayanan Dasar dan satu gedung bahan insektisida dan alat

kesehatan

c. Klinik Mata Kota Ambon Merupakan wujud dari kerja sama kota ambon dan kota vlisingen

belanda dalam rangka pemberian kesehatan pelayanan mata bagi

masyarakat kota ambon pada khusunya dan Maluku pada

umumnya, klinik mata telah di manfaatkan sejak tahun 2013 dan

berlokasi di Desa Passo.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 43

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

3. Rumah Sakit

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana

rumah sakit, antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas

perawatan yang biasanya diukur dengan menghitung jumlah rumah

sakit dan tempat tidur dan rasionya terhadap jumlah penduduk.

Pada tahun 2014, jumlah Rumah Sakit di Kota Ambon tidak

berubah dari data tahun 2013 yaitu sebanyak 10 rumah sakit. RSUD dr

Haulussy Ambon, dikelola Pemerintah Provinsi Maluku, RS. TNI/POLRI

terdiri dari TNI AD, TNI AL, TNI AU , dan POLRI serta Rumah Sakit

Swasta 4 unit, Rumah Sakit Khusus Daerah.

4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan

potensi dan sumber daya yang ada termasuk yang ada di masyarakat.

Upaya Kesehatan Bersumbar Daya Masyarakat (UKBM) berupa

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Kelompok Tanaman Obat

Keluarga (toga), Pos Obat Desa (POD), dan sebagainya.

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling

dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal lima

program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,

perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Untuk memantau

perkembangannya, posyandu dikelompokkan kedalam empat strata

yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama, dan

posyandu mandiri.

Pada tahun 2014 ,jumlah posyandu 289 buah, jumlah posyandu

ini meningkat dari tahun sebelumnya,namun jumlah posyandu purnama

44 dan mandiri 5 ini terjadi penurunan strata posyandu dari tahun lalu

yang jumlah purnama 41 dan mandiri 6 Posyandu pada tahun

2013.Presentase kedua jenis strata posyandu tersebut sangat perlu

untuk menentukan tingkat kemandirian dan kualitas suatu posyandu.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 44

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Dari presentase strata Posyandu ini merupakan persoalan lintas sektor,

yang mana partisipasi masyarakat yang masih kurang, kerjasama

sektor terkait belum terlalu baik. (lampiran tabel 70).

Grafik 23. Tren Strata Posyandu di Kota Ambon Tahun 2010-2014

5. Pos Kesehatan Desa ( Poskesdes )

Untuk mewujudkan desa siaga maka kriteria yang harus dipenuhi

adalah minimal 1 bangunan poskesdes, tenaga poskesdes minimal 1

orang bidan dan 2 orang kader. Pada tahun 2007 telah dibangun 10

Poskesdes, 5 unit diantaranya dibangun oleh pemerintah provinsi

Maluku (Dinas Kesehatan Provinsi Maluku) dan 5 unit lainnya dibangun

oleh Pemerintah Kota Ambon (Dinas Kesehatan Kota Ambon).

Kemudian tahun 2008 dibangun oleh Pemerintah Kota Ambon (Dinas

Kesehatan Kota Ambon) sebanyak 26 unit. Dan tahun 2009 dibangun

lagi sejumlah 14 unit sehingga total poskesdes di kota Ambon

berjumlah 50 unit. Jika dibandingkan dengan jumlah desa/kelurahan

yang ada, maka rasio poskesdes terhadap desa/kelurahan adalah

sebesar 100%. Namun sampai saat ini keberadaan poskesdes dan

desa siaga belum tampil maksimal, bahkan tidak melakukan fungsi

sesuai yang diharapkan, tidak semua poskesdes dan desa siaga

tersebut dalam status aktif, dan rata-rata pemberdayaan yang

bersumber masyarakat masih lemah,karena kurang partisipasi aktif baik

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 45

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

itu dari masyarakat maupun stackholder yang ada ditingkat kecamatan

maupun desa. Untuk itu di tahun-tahun depan masih dibutuhkan

perhatian serius Pemerintah desa dan masyarakat untuk

memaksimalkan kerja poskesdes ini. ( tabel 71 )

6. TENAGA KESEHATAN 1. Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya.

Sumber daya manusia kesehatan di puskesmas dan jaringannya

sejak beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan baik dari segi

kuantitas maupun kualitas. Jumlah tenaga kesehatan pada puskesmas

dan jaringannya sebanyak 412 orang (lampiran tabel 70-81).

Tabel 8. Ketenagaan Puskesmas Kota Ambon Tahun 2011-2012

JenisTenaga 2012 2013 2014

40 33 36 Medis

Perawat 221 212 183

112 112 104 Bidan

Farmasi 26 21 14

33 31 32 Gizi

Teknisi Medis 14 7 7

40 31 30 Sanitasi

Kesmas 13 5 6

459 499 412 Total

2. Sumber Daya Manusia Kesehatan di Rumah Sakit Berdasarkan laporan dari rumah sakit, baik dari pemerintah maupun

swasta, jumlah sumber daya manusia kesehatan yang bekerja di rumah

sakit pada tahun 2014 sebanyak 1.091orang.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 46

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Tabel 9. Ketenagaan Rumah Sakit di Kota Ambon Thn 2010-2013

JenisTenaga 2012 2013 2014

82 106 130 Medis

Perawat 437 619 694

90 99 122 Bidan

Farmasi 30 51 37

39 39 33 Gizi

Teknisi Medis 27 39 38

24 20 21 Sanitasi

Kesmas 17 17 16

746 990 1091 Total

Bila diratiokan untuk SDM kesehatan tahun 2014 di kota Ambon,

maka didapat rasio tenaga kesehatan terhadap 100.000 penduduk

sebagai berikut :

1) Ratio Dokter umum (92 orang) = 37.30 /100.000 penduduk

2) Ratio Dokter Spesialis ( 48 orang ) = 11.21 / 100.000 Penduduk

3) Ratio Dokter Gigi ( 23 orang ) = 6,78 / 100.000 Penduduk

4) Ratio Perawat ( 877 orang ) = 212.6 / 100.000 Penduduk

5) Ratio Perawat Gigi ( 21 orang ) = 6.78 / 100.000 Penduduk

6) Kefarmasian ( 51 orang ) = 18,78 / 100.000 Penduduk

7) Gizi ( 65 orang) = 18,26 / 100.000 Penduduk

8) Bidan ( 226 orang ) = 55,05 / 100.000 Penduduk

9) Kesehatan Masyarakat ( 24 orang ) = 5,73 / 100.000 Penduduk

10) Sanitarian ( 51 orang) = 13.30 / 100.000 Penduduk

Namun perhitungan kebutuhan tenaga tersebut bila dibandingkan dengan

kebutuhan berdasarkan geografis maka jumlahnya akan meningkat, mengingat

perhitungan berdasarkan ratio lebih khusus untuk daerah dengan penduduk

yang padat.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 47

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

7. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Realisasi APBD kota Ambon untuk kesehatan dari tahun ke tahun

mengalami perubahan. Pada tahun 2014 sebesar Rp 51.384.682.305

sedangkan tahun 2013 APBD Kota Ambon untuk sektor kesehatan sebesar

Rp.42.837.057.567 Pada tahun 2012, APBD kota Ambon untuk sektor

kesehatan sebesar Rp. 33.688.804.113.- atau berkisar 5,6% dari total APBD

Kota Ambon sebesar Rp. 907.658.862.907 Nilai ini sesungguhnya masih

jauh dari yang diharapkan dalam UU yaitu besar pembiayaan untuk bidang

kesehatan minimal 10% dari APBD.

Dari Pemerintah Pusat terdapat dana DAK di tahun 2014 sebesar

5.482.411.000 sedangkan tahun 2013 sebesar Rp.5.268.740.000-, juga

terdapat pembiayaan kesehatan melalui program Jamkesmas sebesar Rp

336.539.000- , Jampersal Rp. 910.080.000 dan program BOK sebesar Rp.

4.826.800.000.-

Selain anggaran yang bersumber dari APBD kota Ambon, APBN dan

Jamkesmas,dan BOK 4.826.800.000 juga terdapat sumber lain yaitu Global

Fund (GF ATM) sebesar Rp.505.676.550.- dana NLR untuk penanggulangan

penyakit kusta Rp. 5.735.500,- Dana DIPA Pusat sejumlah Rp 501.785.000

untuk penanggulangan HIV-AIDS.

Total pembiayaan kesehatan untuk tahun 2014 sebesar.........

.dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp. 63.657.625.355. berarti terjadi

peningkatan pembiayaan untuk bidang kesehatan dari tahun ke tahun.

(lampiran tabel 81).

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 48

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Tabel 10. Sumber dan Besar Pembiayaan di Dinkes K.Ambon 2014 SUMBER

BIAYA 2012 2013 2014

RUPIAH % RUPIAH % RUPIAH %

APBD KOTA 601.786.223.601 870.747.059.102 907.658.862.907

APBD KESEHATAN

33.688.804.113 42.837.057.567 72,4 51.384.682.305

% APBD KES- 4,63 KOTA

5,60

DAK 5.747.840.000 5.268.740.000 12,35 5.482.411.000

JAMKESMAS 2.694.991.000 336.539.000 5,79

BOK 4.400.000.000 4.826.800.000 9,46 4.826.800.000

Jampersal 910.080.000

LAIN-LAIN 2.000.000.000

832.144.850

4,3 511.412.050

- -

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 49

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

KESIMPULAN

Dari hasil-hasil pelayanan kesehatan di kota Ambon selama tahun

2014, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Tingkat kesehatan masyarakat kota Ambon berdasarkan hasil survei

menggunakan IPKM, membaik namun realita menggambarkan

kesehatan kota Ambon terjadi penurunan, karena diakibatkan

peningkatan beberapa kasus penyakit menular, maupun angka

insiden penyakit – penyakit infeksi lain yang meningkat.

2. Tingkat kematian ibu, mengalami peningkatan dari tahun yang lalu,

sedangkan tingkat kematian bayi dan balita menurun dibanding

tahun-tahun sebelumnya..

3. Terdapat penurunan kasus DBD jika dibandingkan dengan tahun

yang lalu di kota Ambon.

4. Tingkat insiden penyakit-penyakit infeksi meningkat, untuk jenis

penyakit infeksi tertentu seperti HIV AIDS masih cukup tinggi di Kota

Ambon.

5. Ketersediaan obat di puskesmas dan jaringannya cukup untuk

kebutuhan ,baik dalam hal jumlah maupun jenisnya.

6. Terdapat kasus gizi buruk, jika dibandingkan dengan tahun yang

lalu, dimana hanya terdapat gizi kurang, penangananya 100 %

7. Indikator-indikator seperti cakupan K4, persalinan, desa UCI yang

ada dalam SPM kesehatan sampai tahun 2014 ada sebagian yang

sudah mencapai target SPM Nasional, tetapi ada juga yang belum

mencapai target Nasional.

8. Besaran dana untuk pelayanan kesehatan yang dialokasikan oleh

pemerintah pusat maupun daerah semakin bertambah dari tahun

ke tahun

9. Besaran persentasi pembiayaan untuk kesehatan dari alokasi APBD

kota Ambon, masih rendah dibandingkan yang seharusnya diterima.

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 50

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - ambon.go.idambon.go.id/data/2016/DINKES/PROFIL.pdf · Prevalensi ISPA pada balita Kesehatan Lingkungan . 1. ... kesehatan dan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

 

Profil Kesehatan Kota Ambon 2014 51

10. Sumber daya manusia kesehatan meningkat dari sisi kuantitas,

namun secara kualitas masih jauh dari yang diharapkan, namun

secara ratio belum mencukupi kebutuhan, apalagi secara

kompetensi/professional tenaga kesehatan masih kurang.

11. Sarana dan prasarana pendukung di dinas, puskesmas dan

jaringannya perlu juga dilengkapi karena masih ada yang kurang

memadai.

12. Tingkat efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan di puskesmas

dan rumah sakit perlu ditingkatkan, khususnya dalam proaktif untuk

masalah penanganan kasus.

13. Perlu adanya peningkatan jejaring kerja dengan sektor terkait,

maupun lintas sektor secara proaktif untuk meningkatkan partisipasi

di sektor kesehatan.