bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/nindy nuraeni_bab i.pdf5,1 % dari 3,8...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi Diabetes Mellitus selalu meningkat dari tahun ke tahun. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia. Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan perubahan pola fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang melatar belakangi prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM), sehingga kejadian penyakit tidak menular semakin bervariasi dalam transisi epidemiologi (WHO, 2011). Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003, Organisasi Dunia (WHO) memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa. Pada tahun yang sama, International Diabetes Foundation (IDF) memperkirakan prevalensi Diabetes Mellitus dunia adalah 1,9% dan menjadikan Diabetes Mellitus sebagai penyebab kematian urutan ke-7 Dunia (Yusharmen, 2008). Di Amerika Serikat sebagai cerminan negara maju, menurut data National Diabetes Information Clearinghouse (NDIC, 2005) angka Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Upload: others

Post on 27-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prevalensi Diabetes Mellitus selalu meningkat dari tahun ke tahun.

WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh

dunia. Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan

perubahan pola fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat

diduga sebagai hal yang melatar belakangi prevalensi Penyakit Tidak

Menular (PTM), sehingga kejadian penyakit tidak menular semakin

bervariasi dalam transisi epidemiologi (WHO, 2011).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak

menular yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada

tahun 2003, Organisasi Dunia (WHO) memperkirakan 194 juta jiwa atau

5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita

Diabetes Mellitus dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi

333 juta jiwa. Pada tahun yang sama, International Diabetes Foundation

(IDF) memperkirakan prevalensi Diabetes Mellitus dunia adalah 1,9% dan

menjadikan Diabetes Mellitus sebagai penyebab kematian urutan ke-7

Dunia (Yusharmen, 2008).

Di Amerika Serikat sebagai cerminan negara maju, menurut data

National Diabetes Information Clearinghouse (NDIC, 2005) angka

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

2

kejadian Diabetes Mellitus mencapai 20,8 juta jiwa atau sekitar 7% dari

seluruh populasi dan yang terdiagnosa sebanyak 14,6 juta jiwa.

Di Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, Badan

Pusat Statistik memperkirakan pada tahun 2003 sudah mencapai 14 juta

orang Indonesia yang mengidap Diabetes Mellitus. Oleh karena itu

Diabetes Mellitus tercantum dalam urutan ke-4 prioritas penelitian

nasional untuk penyakit degeneratif. Angka tersebut diprediksikan terus

melonjak hingga 51 juta pada tahun 2030, dengan tingkat prevalensi yang

lebih besar pada penduduk yang tinggal dikawasan kota daripada desa

(Kementrian Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat, 2007).

Di Jawa Tengah pada tahun 2007 prevalensi Diabetes Mellitus tipe

I (Diabetes Mellittus yang tergantung insulin) sebesar 0,09% sama dengan

prevalensi tahun 2006, sedangkan prevalensi Diabetes Mellitus tipe II

(yang tidak tergantung insulin) mengalami peningkatan dari 0,74 % dari

tahun 2005 menjadi 0,83 % pada tahun 2006, dan meningkat lagi pada

tahun 2007 menjadi 0,96 %. (Dinkes Provinsi Jateng, 2008).

Diabetes Mellitus (DM) Tipe II merupakan penyakit hiperglikemi

akibat insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit

menurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap di

hasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka Diabetes Mellitus tipe II

dianggap sebagai Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).

Penyakit Diabetes Mellitus tipe II tidak dapat disembuhkan tetapi kadar

gula darah dapat dikendalikan melalui diet, olahraga, dan obat-obatan.

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

3

Untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi kronis, diperlukan

pengendalian kadar gula darah yang baik yang mempunyai sasaran dengan

kriteria nilai baik, diantaranya gula darah puasa 80-100 mg/dl, gula darah

2 jam sesudah makan 80-144 mg/dl, AIC <6,5%, kolesterol total <200

mg/dl, trigleserida <150 mg/dl, IMT 18,5-22,9 kg/m2 dan tekanan darah

<130/80 mmHg (Corwin J.E, 2001).

Purwakarta (2006), pengobatan dengan cara herbal atau tradisional

pada penyakit diabetes berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah,

memperbaiki fungsi pankreas, membangun kembali sel dan jaringan

pankreas yang rusak, meningkatkan efektivitas insulin serta

menyembuhkan komplikasi Diabetes Mellitus. Salah satu herbal yang

sesuai untuk Diabetes Mellitus, yaitu daun kersen (Muntingia calabura

L.). Pohon kersen (Muntingia calabura L.) bisa tumbuh di mana saja, di

pinggir jalan atau di halaman rumah tinggal. Sebagian orang menanam

pohon itu sebagai peneduh. Daun kersen (Muntingia calabura L.)

mempunyai manfaat untuk kesehatan, antara lain sebagai antitumor,

karena mengandung senyawa tanin, flavonoid, dan saponin. Rebusan daun

kersen (Muntingia calabura L.) menjadi antiseptik dan antiflamasi atau

antiradang.

Pemberian rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) untuk

menurunkan kadar gula penderita diabetes sudah dilakukan sejak lama.

Selain karena banyaknya khasiat yang terkandung dalam daun kersen

(Muntingia calabura L.) tumbuhan ini juga mudah didapat dan ditemui

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

4

disepanjang jalan, harganya yang murah karena sedikit bahkan jarang

sekali yang memanfaatkannya untuk kebutuhan ekonomi, selain itu

tumbuhan ini mudah untuk tumbuh dimana saja, pada segala jenis tanah

tanaman ini akan tumbuh dengan subur, tanaman ini juga selalu hijau dan

terus menerus berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Beberapa ilmuwan

yang meneliti daun kersen (Muntingia calabura L.) mengetahui bahwa

daun kersen (Muntingia calabura L.) mengandung senyawa kimia

golongan saponin dan flavonoid. Senyawa golongan flavonoid dapat

bekerja sebagai antioksidan, sehingga bisa menyekresi hormon insulin

yang diperlukan untuk metabolisme gula, daun kersen (Muntingia

calabura L.) juga berkhasiat melindungi fungsi otot jantung

(Purwonegoro, 1997).

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Purwojati

diperoleh data jumlah pasien baru Diabetes Mellitus tipe II pada tahun

2013 terdapat 129 pasien dengan rata-rata nilai GDS (Gula Darah

Sewaktu) 220mg/dL. Sedangkan untuk tahun 2014 untuk data 3 bulan

terakhir yaitu bulan Juli sebanyak 13 pasien, Agustus 16 pasien,

September 22 pasien. Dari data tersebut terlihat peningkatan jumlah pasien

Diabetes Mellitus tipe II dari bulan Juli sampai September 2014 di

Puskesmas Purwojati.

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

5

Dari pengujian data langsung pada 5 responden untuk uji coba

selama 3 hari didapat nilai GDS pasien dari GDS awal yaitu :

1. Responden I : GDS awal 102 mg/dL, setelah intervensi selama 3 hari

berturut-turut menjadi 98 mg/dL, 87mg/dL, dan 50 mg/dL.

2. Responden II : GDS awal 142 mg/dL, setelah intervensi selama 3 hari

berturut-turut menjadi 120 mg/dL, 112 mg/dL dan 98 mg/dL.

3. Responden III : GDS awal 131 mg/dL, setelah intervensi selama 3 hari

berturut-turut menjadi 128 mg/dL, 105 mg/dL dan 96 mg/dL.

4. Responden IV : GDS awal 107 mg/dL setelah intervensi selama 3 hari

berturut-turut menjadi 98 mg/dL, 80 mg/dL dan 72 mg/dL.

5. Responden V : GDS awal 249 mg/dL setelah intervensi selama 3 hari

berturut-turut menjadi 220 mg/dL, 190 mg/dL dan 142 mg/dL.

Hasil pengujian selama 3 hari berturut-turut pada 5 responden,

GDS rata-rata untuk pre intervensi pada populasi adalah 146 mg/dL, dan

setelah dilakukan intervensi dengan pemberian rebusan daun kersen

(Muntingia Calabura L,) selama 3 hari berturut-turut pada 5 responden,

rata-rata hasil GDS dihari pertama 133 mg/dL, dihari kedua 115 mg/dL

dan pada hari ke tiga 92 mg/dL.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian rebusan daun kersen

(Muntingia calabura L.) terhadap punurunan kadar gula darah sewaktu

(GDS) pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di Puskesmas Purwojati.

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

6

B. Rumusan Masalah

Penyakit Diabetes Mellitus tipe II tidak dapat disembuhkan tetapi

kadar gula darah dapat dikendalikan melalui diet, olah raga, dan obat-

obatan. Pengendalian kadar gula darah yang baik merupakan faktor kunci

dalam mencegah terjadinya komplikasi. Obat yang dapat digunakan untuk

mengontrol kadar glukosa dalam darah tersebut dapat menggunakan obat

berbahan kimia maupun obat herbal. Salah satu tanaman obat antidiabetik

yang dapat digunakan oleh masyarakat adalah daun kersen (Muntingia

calabura L.).

Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah

“Adakah pengaruh pemberian rebusan daun kersen (Muntingia calabura

L.) terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien

Diabetes Mellitus tipe II di Puskesmas Purwojati?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun kersen

(Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu

(GDS) pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di Puskesmas Purwojati.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini untuk mengetahui :

a. Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin,

pekerjaan, pendidikan dan status maternal.

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

7

b. Kadar gula darah Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun kersen (Muntingia

calabura L.).

c. Pengaruh pemberian rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.)

terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien

Diabetes Mellitus tipe II di Puskesmas Purwojati.

D. Manfaat penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat

yang dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan di bidang

kesehatan, khususnya mengenai pengaruh pemberian rebusan daun

kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah

sewaktu (GDS) pada pasien Diabetes Mellitus tipe II.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dengan cara

mengaplikasikan teori-teori Keperawatan Medikal Bedah (KMB)

yang didapat selama perkuliahan, khususnya tentang materi

Diabetes Mellitus tipe II.

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

8

b. Bagi Puskesmas

Penelitian ini dapat berguna sebagai referensi bagi

Puskesmas dalam memberikan terapi terhadap pasien Diabetes

Mellitus tipe II.

c. Bagi Masyarakat

Dapat digunakan sebagai kajian untuk mengurangi

komplikasi penyakit Diabetes Mellitus tipe II dengan membuat

sendiri rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) yang murah

namun banyak manfaat.

d. Bagi Ilmu Pengetahuan / Keperawatan

Dapat menjadi sumber data penelitian berikutnya dan bahan

pembangun bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan

penelitian sejenis yang lebih kompleks dan untuk memfokuskan

pada Terapi Alternatife / Pengobatan Tradisional sebagai wujud

penerapan dan mewujudkan tindakan mandiri perawat.

E. Penelitian Terkait

1. M. Sridhar1, K Thirupathi, G. Chaitanya, B. Ravi Kumar, dan G.

Krishna Mohan (2011) dengan judul Antidiabettic effect of leaves of

Muntingia calabura L. in normal and alloxan induces diabetic rats.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas

penggunaan rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap

kontrol gula darah pada Tikus Diabetes. Metode penelitian yang

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

9

digunakan penelitian yang digunakan penelitian quasy eksperimental

dengan bentuk rancangan non equivalen group. Hasil dari penelitian

ini secara dekskriptif tampak adanya pengaruh rebusan daun kersen

(Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah pasien

Diabetes Mellitus pada kelompok eksperimen. Dengan dosis

pemberian 50 gram/berat badan selama 14 hari. Pada dosis ini dapat

mengurangi kadar gula darah puasa pada hewan uji normal dari rata-

rata awal gula darah 83,19 mg/dl menjadi 62,62 mg/dl selama 6 jam.

Persamaan penelitian diatas dengan peneitian yang akan dilakukan

peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh daun kersen

(Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah.

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti adalah pada metode penelitian yaitu peneliti akan

menggunakan metode penelitian Quasy Experiment dengan rancangan

Non Equivalent Control Group penelitian ini menggunakan dosis 100

gram daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan takaran100 cc air

selama tujuh hari.

2. Verdayanti T.E. (2009) dengan judul Uji Efektifitas Jus Buah Kersen

(Muntingia calabura L.) terhadap penurunan Kadar Glukosa Darah

Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus), Metode penelitian yang

digunakan penelitian yang digunakan penelitian quasy eksperiment

dengan bentuk rancangan non equivalent control group. Hasil dari

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

10

penelitian ini menunjukan bahwa jus buah Muntingia calabura L.

berpengaruh dalam menurunkan glukosa darah. Pengujian terbaik yang

dapat menurunkan glukosa darah adalah pada jus buah kersen

(Muntingia calabura L.) dengan 4 dosis ml dengan menggunakan 9

butir buah kersen selama 3 minggu. Dengan membuat jus kersen tanpa

menambahkan air (100% murni buah kersen) dalam penelitian ini ia

membedakan dalam 4 dosis yaitu, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml diberikan

pada hewan uji dan hasilnya selama 21 hari mampu menurunkan gula

darah, penurunan paling tinggi pada dosis 4 ml yaitu dari tinggi dosis

214,414 dl/l menjadi 110,811 dl/l.

Persamaan penelitian diatas dengan peneitian yang akan dilakukan

peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh daun kersen

(Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah dengan

menggunakan metode penelitian Quasy Experiment dengan rancangan

Non Equivalent Control Group .

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti adalah pada dosis pemberian, peneliti pada penelitian ini

menggunakan dosis 1000 gram daun kersen (Muntingia calabura L.)

dengan takaran100 cc air selama tujuh hari.

3. Dewi, E.R. (2001) dengan judul “Pengaruh Pemberian Rebusan Daun

Kersen (Muntingia calabura L.) terhadap Regulasi Kadar Glukosa

Darah pada Mencit (Mus Musculus) dengan Diabetes Mellitus”.

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

11

Menunjukan bahwa Daun Kersen (Muntingia Callabura L) dapat

mengendalikan / meregulasi kadar gula darah pada Mencit (Mus

Musculus). Dengan menggunakan dosis 40 % 0,36 ml/25gr berat

badan mencit selama 1 minggu.

Persamaan penelitian diatas dengan peneitian yang akan dilakukan

peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh daun kersen

(Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah.

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti yaitu peneliti akan menguji langsung kepada manusia

sedangkan penelitian sebelumnya baru meneliti terhadap hewan uji

yaitu Mencit. penelitian ini menggunakan dosis 100 gram daun kersen

(Muntingia calabura L.) dengan takaran100 cc air selama tujuh hari.

4. Utama, R.P. (2011) dengan judul “Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi

Etil Asetat Daun kersen (Muntingia calabura L.) pada Mencit Diabetes

Akibat Induksi Aloksan” menunjukan bahwa fraksi etil asetat daun

kersen (Muntingia calabura L.) memiliki aktivitas sebagai

antidiabetes. Fraksi etil asetat daun kersen (Muntingia calabura L.)

dosis 240mg/kgBB memberikan efek antidiabetes terbesar

dibandingkan kelompok perlakuan yang lain. Semua kelompok

perlakuan memiliki perbedaan bermakna terhadap kontrol negatif dan

hanya fraksi etil asetat daun kersen (Muntingia calabura L.) dosis 240

mg/kgBB yang memberikan perbedaan bermakna terhadap kontrol

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

12

positif. Senyawa yang terkandung di dalam fraksi etil asetat daun

kersen (Muntingia calabura L.) adalah flavonoid, terpenoid dan

polifenol. Dengan penurunan kadar gula darah dari 189,634 dl/l

menjadi 106,974 dl/l selama 14 hari.

Persamaan penelitian diatas dengan peneitian yang akan dilakukan

peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh daun kersen

(Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah.

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti yaitu peneliti sebelumnya meneliti tentang perbandingan dosis

yang diberikan pada mencit yang mana ingin mengetahui lebih efektif

mana untuk menurunkan kdar gula darah tersebut serta perbedaan lain

peneliti akan menguji langsung kepada manusia sedangkan penelitian

sebelumnya baru meneliti terhadap hewan uji yaitu Mencit.

5. Ramdhani. R. (2008) Dengan judul “Pengaruh Ekstrak Etanol Daun

(Muntingia calabura L.). Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus

musculus L.) Swiss Webster Jantan Dewasa yang Dikondisikan”

menunjukan bahwa kadar gula darah pada mencit mengalami

penurunan yang signifikan setelah diberik ekstrak Daun kersen

(Muntingia calabura L.) selama 6 hari terus mengalami penurunan.

Dosis ekstrak yang diberikan adalah 0,039; 0,0585; 0,08775; dan

0,13mg/g bb. Perlakuan diberikan selama 15 hari. Kadar glukosa darah

seluruh mencit uji diukur setiap 5 hari sekali dengan glukometer digital

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5853/2/Nindy Nuraeni_BAB I.pdf5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20 - 79 tahun menderita Diabetes Mellitus dan pada tahun

13

Ultra One Touch. Kelompok perlakuan yang digavage dengan ekstrak

etanol daun (Muntingia calabura L.) mengalami penurunan kadar

glukosa darah pada setiap pengukuran. Penurunan kadar glukosa darah

tertinggi ditunjukkan pada pemberian ekstrak dengan dosis 0,13 mg/g

bb, diikuti oleh pemberian ekstrak dengan dosis 0,08775 mg/g bb.

Penurunan kadar glukosa darah untuk kedua dosis tersebut mulai

terlihat signifikan pada pemberian ekstrak hari ke-6 hingga hari ke-10.

Untuk dosis 0,039 dan 0,0585 mg/g bb, penurunan kadar glukosa

darah mulai terlihat signifikan pada pemberian ekstrak hari ke-11

hingga hari ke-15. Penurunan kadar glukosa darah tertinggi

ditunjukkan pada pemberian ekstrak dengan dosis 0,13 mg/g bb,

penurunan gula darah yang terlihat dari 224,513 dl/l menjadi 160,461

dl/l selama 14 hari.

Persamaan penelitian diatas dengan peneitian yang akan dilakukan

peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh daun kersen

(Muntingia calabura L.) terhadap penurunan kadar gula darah.

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti yaitu peneliti sebelumnya meneliti tentang perbandingan dosis

yang diberikan pada mencit yang mana ingin mengetahui lebih efektif

mana untuk menurunkan kdar gula darah tersebut serta perbedaan lain

peneliti akan menguji langsung kepada manusia sedangkan penelitian

sebelumnya baru meneliti terhadap hewan uji yaitu Mencit.

Pengaruh Pemberian Rebusan..., Nindy Nuraeni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015