bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/bab i.pdf · 2018. 10. 30. · 1 bab i...

19
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km 2 merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya. 1 Sampai dengan tahun 2016 Kota Malang memiliki angka hasil proyeksi jumlah penduduk yang mencapai 856.410 jiwa. 2 Kota Malang dikenal sebagai Kota Pendidikan karena memiliki puluhan perguruan tinggi negeri dan swasta. Bahkan 8 (delapan) universitas di Malang masuk dalam daftar 100 Besar Perguruan Tinggi Indonesia Non-Politeknik Tahun 2017 versi Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Kota Malang memiliki 50 perguruan tinggi yang meliputi 3 perguruan tinggi negeri dan 47 perguruan tinggi swasta yang mencakup akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. 3 Selain itu, Kota Malang ditunjang oleh situasi kota yang tenang, penduduknya ramah, harga makanan yang relatif murah dan fasilitas pendidikan yang memadai sangat cocok untuk belajar/menempuh pendidikan. 4 1 BPS Kota Malang, 2017, Kota Malang Dalam Angka 2017, BPS Kota Malang, Kota Malang, hlm. 3. 2 Ibid, hlm. 35. 3 Wahida Rahmania Arifah, 10 Oktober 2017, Kampus Swasta Bertebaran di Malang, Mana yang Banyak Dilirik Mahasiswa?, http://www.malangtimes.com/baca/21623/19700101/070000/kampus -swasta-bertebaran-di- malang-mana-yang-banyak-dilirik-mahasiswa-/ di akses pada 20 Januarii 2018, pukul 15.00 WIB 4 Pemkot Malang, 2017, Sejarah Malang, http://malangkota.go.id/sekilas-malang/sejarah- malang/

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota terbesar kedua di

Provinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya.1 Sampai dengan tahun 2016

Kota Malang memiliki angka hasil proyeksi jumlah penduduk yang mencapai

856.410 jiwa.2 Kota Malang dikenal sebagai Kota Pendidikan karena

memiliki puluhan perguruan tinggi negeri dan swasta. Bahkan 8 (delapan)

universitas di Malang masuk dalam daftar 100 Besar Perguruan Tinggi

Indonesia Non-Politeknik Tahun 2017 versi Kementerian Riset dan

Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Kota Malang memiliki 50

perguruan tinggi yang meliputi 3 perguruan tinggi negeri dan 47 perguruan

tinggi swasta yang mencakup akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan

universitas.3 Selain itu, Kota Malang ditunjang oleh situasi kota yang tenang,

penduduknya ramah, harga makanan yang relatif murah dan fasilitas

pendidikan yang memadai sangat cocok untuk belajar/menempuh

pendidikan.4

1 BPS Kota Malang, 2017, Kota Malang Dalam Angka 2017, BPS Kota Malang, Kota

Malang, hlm. 3.

2 Ibid, hlm. 35.

3 Wahida Rahmania Arifah, 10 Oktober 2017, Kampus Swasta Bertebaran di Malang, Mana

yang Banyak Dilirik Mahasiswa?,

http://www.malangtimes.com/baca/21623/19700101/070000/kampus -swasta-bertebaran-di-

malang-mana-yang-banyak-dilirik-mahasiswa-/ di akses pada 20 Januarii 2018, pukul 15.00 WIB

4 Pemkot Malang, 2017, Sejarah Malang, http://malangkota.go.id/sekilas-malang/sejarah-

malang/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

2

Dampaknya kemudian adalah banyak pendatang yang merupakan

mahasiswa berasal dari luar Kota Malang yang kemudian menyewa tempat

tinggal (kos) di Kota Malang. Setiap tahun, ratusan ribu mahasiswa

memasuki Malang. Tahun 2015 lalu, ada sekitar 21.500 mahasiswa menyerbu

dua kampus negeri ternama di Kota Malang. Tahun 2016, dari satu kampus

negeri saja ada 12 ribu mahasiswa baru. Dari akumulasi jumlah mahasiswa di

lima perguruan tinggi negeri di Kota Malang, jumlahnya mencapai 131

ribu. Jumlah tersebut berasal peminat dari perguruan tinggi negeri. Tentu bila

ditambah dengan 47 perguruan tinggi swasta di Malang, maka akumulasi

jumlah mahasiswa di Kota Malang lebih dari 131 ribu.5 Hingga awal Pebruari

2018, belum diperoleh data tentang jumlah mahasiswa di Kota Malang di

tahun 2017. Namun, pertumbuhan jumlah mahasiswa yang berasal dari luar

Kota Malang rata-rata per tahun mencapai 41.311 orang.6 Artinya jumlah

mahasiswa di perguruan tinggi negeri di Kota Malang diperkirakan lebih dari

172 ribu (131 ribu + 41 ribu), jumlah ini belum ditambah dengan perguruan

tinggi swasta yang jumlahnya lebih banyak lagi.

Seiring dengan banyaknya pendatang yang berasal dari luar Kota Malang

yang sebagian besar merupakan mahasiswa yang menempuh pendidikan di

Kota Malang, dinilai bahwa bisnis rumah kos merupakan usaha yang

memiliki potensi dan keuntungan yang sangat besar. Pajak rumah kos

5 Wahida Rahmania Arifah, Op.cit.

6 Rido Lingga, 20 Mei 2017, Hunian Apartemen Bagi Mahasiswa Hadir di Kota Malang,

http://rri.co.id/jakarta/post/berita/394870/metropolitan/hunian_apartemen_bagi_mahasiswa_hadir_

di_kota_malang.html

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

3

merupakan bagian dari kategori pajak hotel yang memiliki potensi yang

sangat menjanjikan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Malang.

Seperti yang termuat dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Malang

Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, yang kemudian direvisi dengan

Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Perda Kota

Malang No. 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah.

Pada Pasal 4 ayat (1) Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 Tentang

Perubahan atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah

diatur tentang objek pajak hotel di Kota Malang, yang berbunyi:

Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan

pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang

sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan.7

Salah satu objek pajak hotel tersebut adalah rumah kos dengan jumlah

kamar lebih dari sepuluh kamar. Pajak rumah kos tersebut diatur dalam Pasal

4 ayat (3) huruf d Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan

atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, yang

berbunyi:

Termasuk dalam objek Pajak Hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

adalah:

a. motel;

b. losmen;

c. rumah penginapan;

d. rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh);

e. ruang apartemen yang berubah fungsi sebagai hotel maupun tempat

kost; dan/atau

7 Lihat Pasal 4 ayat (1) Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Perda

Kota Malang No. 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

4

f. kegiatan usaha lainnya yang sejenis.8

Perda tersebut menunjukkan bahwa pajak rumah kos hanya diberlakukan

pada rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh), dengan tarif

sebesar 5% (lima persen).9 Pengenaan pajak rumah kos berdasarkan Pasal 4

ayat (3) huruf d Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan

atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah dalam

pelaksanaannya dianggap masih kurang optimal. Hal ini terlihat dari masih

banyaknya kendala yang menghambat pelaksanaan Perda tersebut. Buktinya

adalah Pemerintah Kota Malang kemudian melakukan revisi atas Perda

tersebut dengan mengeluarkan Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015

Tentang Perubahan Atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010 Tentang

Pajak Daerah. Dalam penjelasan Perda No. 2 Tahun 2015 tersebut diketahui

bahwa maksud revisi atau perubahan atas Perda No. 16 Tahun 2010 tersebut

untuk mengakomodir masukan-masukan dari masyarakat yang juga

merupakan subjek pajak dan penyesuaian terhadap potensi pemasukan

melalui pajak daerah demi kepentingan masyarakat Kota Malang. Adapun

beberapa perubahan dalam Perda No. 2 Tahun 2015 tersebut yang berkaitan

dengan besaran tarif pajak adalah untuk menyesuaikan dengan ketentuan

8 Lihat Pasal 4 ayat (3) huruf d Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas

Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah.

9 Pasal 7 angka (2) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pajak

Daerah

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

5

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yakni Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.10

Selain itu, kurang optimalnya pelaksanaan Pasal 4 ayat (3) huruf d Perda

Kota Malang No. 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Perda Kota Malang

No. 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah terlihat dari banyaknya faktor yang

menyebabkan terhambatnya pelaksanaan Perda tersebut. Hasil penelitian

Anggreani,11 menunjukkan bahwa kendala Dinas Pendapatan Daerah

(Dispenda) Kota Malang dalam mengoptimalisasi penerimaan pendapatan

asli daerah dari sektor pajak kos setelah diberlakukannya Perda No. 16 Tahun

2010 tentang Pajak Daerah, yaitu: para pemilik kos keberatan untuk

membayar pajak, pada saat pembayaran pemilik kos tidak tertib, dan tidak

adanya sanksi yang mengikat secara pasti.

Hasil yang cukup berbeda ditunjukkan dalam hasil penelitian Selly

Novicadisa dkk,12 bahwa yang menjadi faktor penghambat pemungutan pajak

hotel kategori rumah kos oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota

Malang adalah peraturan yang belum efektif dan tingkat kesadaran pemilik

kos yang rendah. Hasil tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Winda,13 yang

menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi implementasi pemungutan

10 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah, penjelasan umum.

11 Winda Dyah Anggreani, 2014, Optimalisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari

Sektor Pajak Kost (Studi Terkait Pemberlakuan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2010 di Dinas

Pendapatan Kota Malang, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang. 12 Selly Novicadisa, Sjamsiar Sjamsuddin, dan Suryadi, 2016, Implementasi Kebijakan

Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Kos di Kota Malang, Jurnal Administrasi Publik, Vol.

6, No. 1, hlm. 69-76.

13 Winda Pratami, 2016, Implementasi Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16 Tahun 2010

tentang Pajak Daerah (Studi pada Pemungutan Pajak Hotel Kategori Rumah Kos), Skripsi,

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

6

pajak hotel kategori rumah kos di Kota Malang adalah adanya beberapa

aspek yang belum terpenuhi, di antaranya sumber daya petugas masih kurang

sehingga kesulitan dalam melakukan pendataan, rendahnya kesadaran dari

pemilik rumah kos untuk membayar pajak serta belum ada standar

operasional prosedur secara khusus yang mengatur pemungutan pajak hotel

kategori rumah kos.

Hasil-hasil penelitian tersebut memang dapat saling melengkapi untuk

menunjukkan sejauhmana penerapan pajak rumah kos berdasarkan Pasal 4

ayat (3) huruf d Perda No. 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Perda Kota

Malang No. 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Namun penerapan pajak

rumah kos tersebut mengkaji Perda tersebut secara keseluruhan. Berbeda

dengan penelitian ini yang hanya mengkaji pelaksanaan pengenaan pajak

rumah kos hanya berdasarkan pada Pasal 4 ayat (3) huruf d Perda No. 2

Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010

tentang Pajak Daerah.

Selain itu, penelitian-penelitian sebelumnya belum mengkaji tentang

sejauhmana pemenuhan asas kemanfaatan, keadilan dan kepastian hukum

dari penerapan pajak rumah kos berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf d Perda

No. 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun

2010 tentang Pajak Daerah. Menurut Gustav Radbruch bahwa tujuan hukum

adalah untuk mencapai keadilan, kepastian hukum dan memeberikan manfaat

bagi masyarakat, dan oleh karena itulah hukum harus dinamis dan sesuai

dengan perkembangan pada masa ini agar tercapailah tujuan hukum yang

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

7

dimaksud yaitu bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka pencapaian

ketertiban dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.14

Terkait dengan asas kemanfaatan, pajak rumah kos sangat bermanfaat

untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang. Sebanyak

786 wajib pajak kamar kos telah menyumbang PAD di Kota Malang sekitar

Rp 2 miliar pada tahun 2015.15 Di tahun-tahun berikutnya kontribusi tersebut

akan ditingkatkan sebab BP2D berencana untuk menaikkan target pajak kos-

kosan. Tahun 2018 target pajak kos-kosan naik Rp 500 juta dari tahun

sebelumnya.

Menurut M. Thorik, Sekretaris BP2D Kota Malang bahwa tahun 2018 ini

target pajak kos-kosan Rp 2,5 miliar. Tahun depan (2018) target pajak

tersebut sebesar Rp 3 miliar. Target pajak tersebut dipastikan tercapai.

Apalagi, bisnis kos-kosan saat ini bertumbuh di Kota Malang. Meskipun

jumlah wajib pajak untuk kos-kosan tahun 2018 mengalami penurunan, yaitu

dari 902 wajib pajak menjadi 877 wajib pajak. Penurunan tersebut

dikarenakan adanya tempat kos yang sudah beralih fungsi menjadi hunian

atau rumah biasa.16

Namun asas kemanfaaatan tersebut berbeda halnya dengan manfaat yang

diperoleh oleh wajib pajak yakni pemilik rumah kos lebih dari 10 kamar di

Kota Malang. Hasil penelitian Prastiwi dan Yuniningsih (2017) menunjukkan

14 Ahmad Zaenal Fanani, Teori Keadilan dalam Perspektif Filsafat Hukum dan Islam, Liberty,

Surabaya , 2006.

15 Surya Malang, 19 Februari 2016, Dispenda Data 400 Rumah Kos Calon Wajib Pajak, untuk

Apa? http://suryamalang.tribunnews.com/2016/02/19/dispenda-data-400-rumah-kos-calon-wajib-

pajak-untuk-apa

16 Malang Post, 7 Oktober 2017, Tahun Depan Target Pajak Kos-kosan Naik,

https://www.malang-post.com/berita/kota-malang/tahun-depan-target-pajak-kos-kosan-naik

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

8

bahwa pemilik rumah kos merasa setelah mereka membayar pajak tidak

merasakan manfaat yang diterima. Penerimaan manfaat setelah membayar

pajak kos belum terpenuhi. Artinya terdapat indikasi bahwa pajak rumah kos

tidak memberikan manfaat secara langsung bagi pemilik rumah kos.

Sebagaimana dikemukakan oleh Rochmat Soemitro bahwa pajak adalah iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum. Dijelaskan bahwa “dapat dipaksakan” berarti bahwa

utang pajak tidak dibayar maka utang itu tidak dapat ditagih dengan

menggunakan kekerasan, seperti surat paksa dan sita, dan juga penyanderaan;

terhadap pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan adanya jasa timbal balik

tertentu seperti halnya di dalam retribusi.17

Terkait dengan asas keadilan, pemberlakuan pajak kos-kosan oleh Badan

Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota Malang dinilai kurang adil. Pasalnya,

penarikan Pajak hanya dibebankan kepada pengelola yang menyewakan

minimal sepuluh kamar. Padahal berdasarkan temuan di lapangan, banyak

sekali tempat kos yang hanya kurang dari sepuluh kamar. Tetapi harga setiap

kamarnya jauh lebih tinggi daripada harga pada umumnya. Menurut Ade

Herawanto, Kepala BP2D Kota Malang bahwa jika pajak hanya diberlakukan

kepada pemilik kos-kosan yang punya sepuluh kamar, hal ini tidak adil.

Sedangkan ada yang di bawah sepuluh kamar tapi pendapatannya jauh

17 Sri Pudyatmoko, 2009, Pengantar Hukum Pajak, Andi, Yogyakarta, hlm. 2.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

9

lebih besar. Kepala BP2D mengaku masih belum dapat menarik pajak

dengan mengacu pada omzet. Karena aturan resminya memang masih

belum ditetapkan. BP2D masih belum bisa menarik berdasarkan omzet

karena aturannya belum ada. Saat ini masih mengajukan perubahan

sebanyak 26 Peraturan Wali Kota (Perwal) Malang terkait pajak. Hal ini

n disesuaikan dengan perubahan penamaan lembaga dari nantinya aka

kosan hanya -ini penetapan tarif pajak kos Dispenda menjadi BP2D. Saat

berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2015 yang

merupakan perubahan Perda Nomor 16 Tahun 2010.18

Terkait dengan asas kepastian, Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D)

Kota Malang telah menghimpun daftar rumah kos yang memiliki kamar di

bawah sepuluh unit. Hasilnya, sebanyak 400-an rumah kos terdata. Rumah-

rumah itu adalah yang memiliki omzet di atas atau sama dengan rata-rata

omzet rumah kos sudah dikenakan pajak, alias yang memiliki kamar di atas

sepuluh. Langkah ini diambil setelah Diretorat Jendral (Dirjen) Pajak

Pertimbangan Keuangan Kementrian Keuangan akan mengusulkan revisi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retibusi

Daerah. Melalui pendataan lebih awal, Badan Pelayanan Pajak Daerah

(BP2D) Kota Malang berharap ketika revisi dijalankan, penerapan sistem

pengenaan pajak kos-kosan dapat langsung dimulai. Apabila pendataan tak

dimulai sejak dini, Kepala Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Ade

Herawanto khawatir implementasi di lapangan bakal molor jika rencana itu

18 Malang Today, 22 Februari 2017, Pajak Kos-kosan Tidak Adil,

https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/pajak-kos-kosan-tidak-adil/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

10

teramini. Sementara menurut Dwi Cahyo TY, Kabid Penagihan Badan

Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota Malang bahwa kalau pun misalnya

revisi gagal, pendataan ini juga tak akan mubadzir, bisa dipakai untuk

keperluan lain.19

Dari sekitar 400 rumah kos yang terdaftar, Dwi Cahyo TY menyebut

bahwa lebih dari separohnya terletak di daerah kampus, terutama di daerah

Kecamatan Lowokwaru. Selain itu, ada juga rumah kos serupa di daerah

sekitar pusat perbelanjaan. Tarif kamar kos yang didata itu rata-rata Rp 1 juta

per kamar per bulan. Usulan perubahan UU itu muncul setelah beberapa

Dispenda mengusulkan penerapan pajak berasas keadilan. Dwi Cahyo TY

menyebut bahwa tak sedikit rumah kos beromzet besar namun tak dikenakan

pajak hanya karena jumlah kamar kosnya di bawah ketentuan. Di sisi lain,

ada rumah kos yang omzetnya lebih kecil harus membayar pajak karena

jumlah kamarnya di atas sepuluh. Contohnya di Lowokwaru ada. Satu kamar

dijual Rp 1 juta. Tapi pemilik rumah itu hanya menyewakan delapan

kamar kos. Jadi dia bebas dari pajak. Dalam rencana yang diusulkan, besaran

pajak yang akan dikenakan pada rumah kos dengan jumlah kamar di bawah

sepuluh sebesar lima persen dari omzet. Besaran ini sama dengan ketentuan

bagi rumah kos yang sudah menjadi wajib pajak.20

Menurut M. Thorik, Sekretaris BP2D Kota Malang bahwa saat ini

pajak kos-kosan sebesar 5 persen dari nilai omzet. Namun demikian,

tidak semua tempat kos dikenai pajak. Sebaliknya, hanya tempat kos yang

19 Surya Malang, Op.cit.

20 Ibid.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

11

memiliki minimal 10 kamar atau lebih yang dikenai pajak. Perda Pajak

mengacu pada undang-undang perpajakan yang di dalamnya telah

mengatur semuanya, termasuk siapa saja yang dikenakan pajak tempat

kos. Memang untuk saat ini tidak lagi efektif. Apalagi banyak tempat kos

dengan jumlah sedikit tapi omzet atau pendapatannya sangat besar.

Menurut M. Thorik bahwa hal ini juga yang ingin direvisi. Sehingga

pajak tempat kos harusnya tidak hanya mengacu pada jumlah kamar,

melainkan juga omzet perbulan.21 Dari keterangan tersebut di atas, maka

dapat terlihat bahwa belum terlihat adanya kepastian hukum terkait tarif dan

pelaksanaan pajak rumah kos di Kota Malang dikarenakan adanya usulan

rencana untuk merevisi tentang hal-hal tersebut.

Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk mengkaji tentang

pelaksanaan pengenaan pajak rumah kos dalam Pasal 4 ayat (3) huruf d Perda

Kota Malang No. 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Perda Kota Malang

No. 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Selain itu, akan dikaji pula

sejauhmana pemenuhan asas kemanfaatan, keadilan dan kepastian hukum atas

pelaksanaan Perda tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka

peneliti terdorong untuk melakukan penelitian terkait permasalahan tersebut

melalui pendekatan yuridis sosiologis dengan judul: Penerapan Pajak

Rumah Kos Berdasarkan Pasal 4 Ayat (3) Huruf d Perda Kota Malang

No. 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Perda Kota Malang No. 16

Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah Ditinjau dari Azas Kemanfaatan,

21 Malang Post, Op.cit.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

12

Keadilan dan Kepastian Hukum (Studi di Wilayah Hukum Kota

Malang).

B. Rumusan masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas, permasalahan yang diteliti dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan pajak rumah kos dalam pasal 4 ayat (3) huruf d

Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Perda Kota

Malang No. 16 Tahun 2010?

2. Bagaimana penerapan pajak rumah kos tersebut ditinjau dari asas

kemanfaatan, keadilan dan kepastian hukum?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah maka tujuan penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mengkaji penerapan pajak rumah kos berdasarkan

pasal 4 ayat (3) huruf d Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 tentang

Perubahan atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010.

2. Untuk mengetahui dan mengkaji pemenuhan asas kemanfaatan, keadilan

dan kepastian hukum atas pelaksanaan pengenaan pajak rumah kos

tersebut.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dilakukannya penelitian hukum ini antara lain:

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

13

1. Secara teoritis

a. Memberikan sumbangsih pemikiran dalam studi tentang faktor

penerapan Pasal 4 ayat (3) huruf d Perda Kota Malang No. 2 Tahun

2015 tentang Perubahan atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010

Tentang Pajak Daerah kategori rumah kos pada pemilik rumah kos di

sekitar Kota Malang.

b. Sebagai referensi dalam pengembangan ilmu hukum khususnya

mengenai aspek yuridis dan sosiologis atas faktor penyebab

terhambatnya pelaksanaan Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 pada

pemilik rumah kos dan dapat menjadi acuan untuk penelitian

berikutnya.

2. Secara Praktis

a. Dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka pelaksanaan Perda

Kota Malang No. 2 Tahun 2015 guna mencapai target anggaran

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang.

b. Penulis dapat mengaplikasikan ilmu hukum yang diperoleh di bangku

kuliah di lapangan, khususnya tentang pelaksanaan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan bagi penulis untuk mengembangkan teori

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

14

berkaitan dengan permasalahan yang diangkat, serta sebagai syarat

akademis untuk mendapat gelar sarjana (S1) di bidang Ilmu Hukum.

2. Bagi Pemilik Kos

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemilik rumah kos yang

memiliki kamar lebih dari 10 (sepuluh) sebagai objek pajak rumah kos di

Kota Malang mendapat masukan dan informasi tentang penerapan Pasal 4

ayat (3) huruf d Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 tentang Perubahan

atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah

berdasarkan asas kemanfaatan, keadilan dan kepastian hukum atas

pelaksanaan pasal tersebut.

3. Bagi Instansi Terkait

Dengan adanya penelitian ini mahasiswa dapat memberikan

masukan berupa sumbangan pemikiran yang rasional dan profesional bagi

Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota Malang terkait penerapan

Pasal 4 ayat (3) huruf d Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 tentang

Perubahan atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010 Tentang Pajak

Daerah berdasarkan asas kemanfaatan, keadilan dan kepastian hukum atas

pelaksanaan pasal tersebut.

F. Metode Penelitian

Dalam penulisan hukum ini menggunakan metode penelitian yang sesuai

untuk memperoleh data-data atau bahan-bahan sehingga akan mempermudah

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

15

analisa dan pengambilan sebuah kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

1. Metode Pendekatan

Penulis menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis. Pada

penelitian hukum yang sosiologis, hukum dkonsepkan sebagai pranata

sosial yang secara riil dikaitkan dengan variabel-variabel sosial yang

lain.22 Kegunaan penelitian hukum sosiologis adalah untuk mengetahui

bagaimana hukum itu dilaksanakan termasuk proses penegakan hukum

(law enforcement).23 Variabel sosial yang diteliti adalah pelaksanaan

pengenaan pajak rumah kos ditinjau dari asas kemanfaatan, keadilan dan

kepastian hukum.

2. Lokasi Penelitian

Dalam penulisan hukum ini penulis memilih lokasi penelitian untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam membantu penulisan hukum ini,

yaitu: di Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota Malang dan pemilik

rumah kos yang menjadi objek pajak di Kota Malang. Pemilihan lokasi ini

dikarenakan pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota Malang

dianggap memahami tentang pelaksanaan pengenaan pajak rumah kos, dan

pemilik rumah kos dipilih karena sebagai wajib pajak khususnya pajak

rumah kos yang memiliki lebih dari 10 kamar.

22 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2006, Pengantar Metode Penelitian Hukum, RajaGrafindo

Persada, Jakarta, hlm. 133.

23 Ibid, hlm. 134.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

16

3. Sumber Data

Dalam penulisan hukum ini penulis memerlukan 2 (dua) jenis data

yang meliputi:

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi

penelitian yang berfungsi sebagai data utama, yaitu hasil

wawancara peneliti pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D)

Kota Malang dan pemilik rumah kos di Kota Malang.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kepustakaan

dan dokumentasi. Data dokumentasi berupa salinan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan hukum ini penulis mempergunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut:

a. Data primer akan dikumpulkan dengan:

1) Wawancara (interview)

Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan jalan mengadakan wawancara dengan pihak yang

diteliti. Informan yang akan diwawancarai adalah pihak Badan

Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota Malang yakni Niluh Ekap selaku

Kepala Sub Bidang Pendataan dari bidang pendaftaran, pendataan, dan

penetapan dan 10 pemilik rumah kos sebagai wajib pajak.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

17

2) Studi Dokumen

Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data dengan cara

menggandakan, menyalin, atau menfotokopi sejumlah dokumen atau

arsip tertulis yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Dokumen tersebut seperti Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015

Tentang Perubahan Atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010

Tentang Pajak Daerah, dokumen subjek dan objek pajak rumah kos di

Kota Malang, dan sebagainya.

b. Data sekunder akan dikumpulkan dengan teknik studi kepustakaan yaitu:

mempelajari sumber data sekunder yang diperoleh dari pustaka yang

berupa buku-buku literatur dan dokumentasi yang sumbernya berupa

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.24 Data sekunder di

antaranya adalah jurnal-jurnal penelitian sebelumnya tentang pajak rumah

kos dan buku-buku literatur tentang hukum pajak.

5. Analisa Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah suatu analisa dengan

cara pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dari data primer dan

sekunder secara jelas, sehingga nantinya dapat ditarik suatu kesimpulan dari

berbagai masalah yang ada.25 Berdasarkan data tersebut penulis dapat

mendeskripsikan pelaksanaan pengenaan pajak rumah kos dalam Pasal 4 ayat

24 Sudikno Mertokusumo, 2009, Penemuan Hukum Sebagai Sebuah Pengantar, Penerbit Andi,

Yogyakarta, hlm. 37

25 Ibid, hlm. 65

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

18

(3) huruf d Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas

Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010 ditinjau dari asas kemanfaatan,

keadilan dan kepastian hukum.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini disusun sedermikian rupa

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dijelaskan tinjauan umum tentang pajak,

peraturan daerah tentang pajak rumah kos, dan asas kemanfaatan,

keadilan, dan kepastian hukum.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya

mengenai pelaksanaan pengenaan pajak rumah kos dalam pasal 4

ayat (3) huruf d Perda Kota Malang No. 2 Tahun 2015 tentang

Perubahan atas Perda Kota Malang No. 16 Tahun 2010, dan

pemenuhan asas kemanfaatan, keadilan dan kepastian hukum atas

pelaksanaan pengenaan pajak rumah kos tersebut.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38867/2/BAB I.pdf · 2018. 10. 30. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Malang dengan luas 110.06 km2 merupakan kota

19

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari

permasalahan yang diteliti sesuai dengan tujuan penulisan disertai

saran dari penulis.